bahagia, tetapi orang yang tak pernah bersyukur akan selalu merasa
kurang dalam setiap yang dilakukanya atau yang dilakukan orang lain.
Adela Maulida Lika sebagai Uni Adel : tersangka kasus penipuan yang
tidak menerima keputusan dengan mudah
Haidar Faiz Gumay sebagai Abah Haidar : tukang batagor keliling
Aby Nursal Alkindi sebagai Aby: pengemis pura-pura buta dan tak
Angelika Sinta Dewi sebagai Bi Enji : tukang sapu yang selalu ikut
Regita Prihana Dewi sebagai Nyai Ita : tukang koran yang baik hati dan
ramah
abah haidar
Rahmat Alholik sebagai Rahmat : saksi di pengadilan yang suka
pada kebaikan
Banyak orang berdemo ingin gaji bulananya naik. Tapi nyatanya usaha
kedua itu 50 persen benar. Buktinya, koruptor. Sudah kaya, masih ingin
uang. Mereka para koruptor tak melihat orang bawahan mereka. Dan
adapun para orang kaya yang rela mengeluarkan banyak uang demi tak
yang dikuatkan dengan adanya barang bukti yang berhasil disita bahwa
sejak bulan Januari 2020 sampai dengan bulan Januari 2021 telah terjadi
3 kali)
Uni Adel : “permisi pak, saya mohon ringan kan hukuman saya..”
Hakim : “maaf bu, tidak bisa. Ini sudah keputusan hakim” (lalu pergi)
Uni Adel : (mengejar) “pak tolong, saya mohon. Ini ada banyak uang
Hakim itu tak tergiur ternyata. Hukuman, memang harus berjalan adil.
uang dalam koper. Dengan begitu, orang bawahan akan merasa adil.
Tetapi, seadil apapun pemerintah bagi orang miskin yang jauh akan
bersyukur pasti tak akan pernah tau keadilan itu. Setelah melihat orang
Laurens : “bah beli batagornya satu aja ya, gak pake timun, gak pake
saos, gak pake sambel, gak pake pangsitnya. Bumbunya agak banyak
Abah Haidar : “alah ni segini mulu dari kemaren! Kapan kaya kali saya!
Tuhan mah gak pernah adil sama kita!” (memberi batagor pada
Abah Haidar)
Dani : “iya bah! Kapan ya saya kaya. Duit segini aja. Cape saya! Cape!
Orang kaya dapet apa yang mereka pengen mang! Serba sengsara!
Aby : “iya ya! Kapan kali saya jadi kaya. Bosen saya jadi orang miskin.
Gak bisa berbuat apa-apa. Masa saya kemarin ngemis ke mobil fortuner
gak dikasih! Alah dasar orang kaya pelit! Mobil bagus tapi kere ngasih
Bi Enji, pelanggan lain dan anak abah haidar yang sedang makan
Bi Enji : “Tuhan gak adil, saya kan pengen jadi orang kaya!”
kalau hujan maupun panas. Lah ini jalan kaki mulu (memasang wajah
murung)
Dzaki : udahlah tok kamu mah emang muka nya cocok jadi orang susah
(ketawa)
Sendy : iya tok terima aja keadaan. banyakin bersyukur kamu tuh
Laurens : (tersenyum) “haha, bukan gak adil, kaliannya aja yang kurang
Abah Haidar : “ya neng kan orang kaya, mana tau penderitaan kita!”
Haidar)
Lalu datanglah Dica untuk membeli batagor Abah Haidar.
Abah Haidar : “ya tetep gak abis.. uangnya juga belum balik modal..“
Laurens : “eh Helal, belum pulang?” (melihat tangan Helal yang sedang
menghitung uang)
uangnya ke dompet)
Laurens : “cie cie, abis ngitung uang nih. Dapet berapa hari ini?
Segini aja saya syukur daripada ndak dapet sama sekali. Soalnya ini
kerumah Laurens.
Laurens : “eh iya nih aku engga naik angkot pulang dari
Nyai Ita dan Helal : “ada apa di pengadilan neng, mbak?” (bersamaan)
Laurens : “haha, engga tadi aku disuruh jadi saksi buat temenku
Nyai Ita : “dih si neng, engga apa-apa neng saya mah engga keberatan
Laurens : “ohh iya ya. Lupa. Helal, kita pulang duluan ya..”
Ternyata, tak semua orang miskin itu gila ingin punya banyak uang.
untuk tak berkata bahwa mereka miskin. Karna mereka tak pernah
miskin ilmu, tak pernah miskin kasih sayang, tak pernah miskin hati,
dan yang paling penting mereka memiliki Tuhan. Karna Tuhan selalu
menjaga mereka dari uang. Menjaga mereka dari keserakahan harta.
Semua karna uang. Kaya karna uang, miskin karna uang. Serakah karna
uang, bersyukur karna uang. Tinggal pilih saja. Uang, atau Tuhan yang