Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah
Analisis eksplorasi
No. yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya 1. Rendahnya minat baca (literasi) disebabkan oleh Setelah dilakukan analisis
kemampuan beberapa faktor diantaranya adalah lingkungan terhadap hasil kajian
dalam literasi yang kurang mendukung serta metode literatur, wawancara, dan
pembelajaran yang hanya mengandalkan guru
dan numerasi sebagai sumber informasi. (Elita dan Supriyanto,
hasil observasi dapat
peserta didik. 2020 ) diketahui bahwa penyebab
Elita, I. N. & A. Supriyanto. (2020). Peningkatan minat permasalahan rendahya
baca peserta didik melalui gerakan literasi sekolah belajar peserta didik adalah:
pada masa dan pasca pandemi covid. Prosiding a. Ketertarikan peserta
Seminar Nasional : Arah Manajemen Sekolah Pada
Masa Dan Pasca Pandemi Covid-19.
didik terhadap membaca
yang rendah.
2. Ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran b. Lingkungan yang kurang
yang memiliki basis operasi matematis terhadap menerapkan budaya
prestasi yang di peroleh. Hubungan tersebut juga baca.
berlaku sebaliknya. (jelatu, 2019). c. Peserta didik yang
Jelatu. S., M. E. Mon & S. San. (2019). Relasi Antara
Kemampuan Numerik Dengan Prestasi Belajar
terlalu sibuk dunia
Matematika. Ruteng. Jurnal Pendidikan. Vol. 10 (1). virtual.
Hal. 1 - 18 d. Kurang tertarik terhadap
persoalan hitungan
3. Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan matematis.
membaca diantaranya faktor fisiologis, faktor
intelektual, faktor lingkungan dan faktor psikologis
(Rahim, 2008)

Rahim, F. (2008). Pengajaran membaca di sekolah


dasar (2nd ed). Jakarta : Bumi Aksara.

Hasil wawancara dengan bapak kepala


sekolah A.R. Hartono

Pendapat narasumber
1. Kepala sekolah (drs, A.R.Hartono, M.Mpd
Faktor penyebab rendahnya literasi, salah satunya
kesempatan peserta didik dalam membaca. Peserta
didik memiliki kesadaran yang rendahnya untuk gemar
membaca baik on line maupun offline, hanya
memanfaatkan HP hanya untuk bermain main maupun
chat saja.
2. Guru Mekanisasi Pertanian (Siti Fatonah,
S.Tp)
Kurangnya motivasi atau malas dalam membaca.
peserta didik tidak mau mencoba persoalan hitung
menghitung. Kurangnya ketertarikan terhadap
membaca. Sibuk dengan perangkatnya (gawai).

3. Pendapat teman sejawat (Ismail


Fahmi.,S.Tp
Kecenderungan siswa bermain game dan menggunakan
aplikasi di luar pembelajaran. Tidak minatnya terhadap
materi yang di ajarkan, kurang motivasi untuk
membaca. Kemampuan dasar terkait matematis yang
rendah menyebabkan ketidak tertarikan.

4. Pendapat Pengawas : Pengawas SMK


( Purwanto.H.S, S,Pd.,M.Pd)
Permasalahan tentang literasi dan numerasi
harus segera dicarikan solusinya. Kurang
berkembangnya literasi didasari oleh
kurangnya bahan bacaan dan kurangnya
kemampuan maupun kemauan peserta didik
terhadap literasi. Meningkatkan kemampuan
numerasi guna meningkatkan minat peserta
didik untuk mempelajarinya.

5. Pendapat Pakar : Kepala Sekolah SDN Tuwel 3


(Arip Muslimin. S.pd. SD)
Sekolah hendaknya menyediakan waktu dan fasilitas
guna menunjang diadakannya program literasi di
sekolah. Rendahnya pengenalan tentang budaya
membaca baik dari keluarga maupun lingkungan.
Pengaruh media sosial yang tidak tepat juga
mengurangi minat baca peserta didik. Inovasi dalam
pembelajaran guna menarik minat siswa dalam belajar
baik secara literasi maupun numerasi.

2 Masalah 1. Menurut Muhamad (2016), metode discovery Setelah dilakukan analisis


kemandirian learning mampu meningkatkan rasa percaya diri terhadap hasil kajian
belajar dari peserta didik. Kemampuan representasi literatur, wawancara, dan
matematis Peserta didik dapat meningkatkan
peserta didik kepercayaan dirinya pada saat mendapatkan
hasil observasi dapat
berdasarkan pengajaran dengan metode discovery learning dari diketahui bahwa penyebab
tingkat pada menggunakan metode yang permasalahan rendahya
kepercayaan konvensional.meningkatnya rasa percaya diri dapat belajar peserta didik adalah:
diri. meningkatkan kemampuan bahasa kemampuan
matematis siswa. a. Metode pembelajaran
Muhamad, Nurdin. (2016). Pengaruh Metode
Discovery Learning Untuk Meningkatkan Reoresentasi
yang banyak melibatkan
Matematis Dan Percaya Diri Siswa. Jurnal pendidikan secara aktif peserta didik
Universitas Garut. Vol 9 (1). Hal. 9 – 22 dapat meningkatkan rasa
percaya diri.
2. Menurut pratiwi dan laksmiwati (2016), b. Peserta didik yang
Kepercayaan diri memiliki hubungan yang searah percaya diri akan
dengan kemandirian belajar. Artinya apabila
peserta didik memiliki
mempengaruhi
kepercayaan diri yang tinggi maka dapat kemandirian dalam
meningkatkan kemandirian belajar belajar.
sebaliknya apabila siswa memiliki c. Penggunaan perangkat
kepercayaan diri rendah maka dapat pintar (gawai) yang tidak
menurunkan kemandirian belajar siswa. pada porsinya berakibat
Pratiwi, I. D. & H. Laksmiwati. (2016) "Kepercayaan
menurunnya rasa
Diri dan Kemandirian Belajar Pada Siswa SMA Negeri percaya diri.
X." Jurnal Psikologi Teori dan Terapan vol 7.1 hal: d. Kondisi ekonomi sosial
43-49, dan budaya juga sangat
mempengaruhi pada
3. Orang tua berperan penting dalam meningkatkan kemandirian belajar.
rasa percaya diri peserta didik. Memberikan
motivasi demi memenuhi kebutuhan, keinginan
e. Kurangnya motivasi
dan kemauannya. Bijak dalam memuji, orang tua untuk bersosialisasi
berfokus memberikan bentuk pujian yang bijak dan berdampak pada rasa
sesuai dengan porsinya. Memberikan kritik dengan percaya diri yang rendah.
menggunakan cara yang baik. Memberikan suport
terhadap minat dan bakat dari peserta didik. Yang
paling penting adalah orang tua membangun
hubungan yang baik dan menyenangkan sehingga
peserta didik mampu menyampaikan segala macam
permasalahan yang di alami. (kartabrata dkk, 2017)
Kartabrata. Gita., najelaa shihab, ni putu erawati dan
yulia indriati, 2017, seri pendidikan orang tua
“membantu anak percaya diri”. Jakarta: Kementerian
pendidikan dan kebudayaan,

Pendapat Narasumber
1. Kepala sekolah (drs, A.R.Hartono, M.Mpd
Percaya diri dan kemandirian disebabkan oleh kondisi
sosial ekonomi orang tua peserta didik karena
berkaitan kebiasaan yang di tularkan oleh orang tua
sebagai role model. Motivasi juga mempengaruhi
kemandirian siswa dalam belajar. Peseta didik yang
kurang percaya diri biasanya siswa yang kurang
mendapatkan perhatian dari orang tua dirumah.

2. Guru (Siti Fatonah, S.Tp)


Kurang motivasi juga membuat malas belajar. Faktor
internal (intelektual) siswa juga mempengaruhi
kemandirian. Malas dalam mengerjakan tugas juga
dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa terhadap
kemampuannya dalam menyelesaikan. Guru memiliki
tugas untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta
didik.

3. Teman Sejawat (Ismail Fahmi.,S.Tp)


Peserta didik lebih berani tampil di dunia maya
dibandingkan di dunia nyata menybabkan kurangnya
rasa percaya diri di lingkungan sekitar. Tingkat
kepercayaan diri peserta didik yang rendah
berpengaruh terhadap pekerjaan (tugas) disekolah yang
tidak selesai atau menuggu teman.
4. Pengawas SMK ( Purwanto.H.S, S,Pd.,M.Pd)
Kepercayaan diri peserta didik akan berjalan
lurus dengan kemandiriannya dalam belajar.
Meningkatkan sosialisasi perlu adanya untuk
meningkatkan kepercayaan diri.

5. Pakar: Kepala Sekolah SD Negeri Tuwel 3 (Arip


Muslimin. S.Pd. SD)
Perkembangan mental peserta didik yang cenderung
menyendiri mempengaruhi dalam tingkat kepercayaan
dirinya. Tingkat kepercayaan diri ini mempengaruhi
motivasi dalam kemandirian. Kemandirian juga akan
berpengaruh pada eksplorasi kemampuan pada diri
peserta didik.

3 Rendahnya 1. Menurut Siregar dan Hayati (2022) komunikasi


Setelah dilakukan analisis
komunikasi terhadap
peserta didik dengan orang tua sangat berpengaruh hasil kajian
anatara Guru terhadap motivasi dalam belajar. Sebab dengan
literatur, wawancara, dan
adanya waktu bersama keintiman dan keakraban
dengan orang tercipta dilingkungan keluarga.
hasil observasi dapat
tua peserta Siregar, M. L. S & Rini Hayati. (2022). Hubungan
diketahui bahwa penyebab
didik. permasalahan
Komunikasi Orang Tua Dengan Motifasi Peserta Didik rendahya
Di SMK Swasta Nur Azizi Tanjung Mowara. belajar peserta didik adalah:
Eduglobal. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 1 (1)
Hal: 68 – 76. a. komunikasi yang baik
dengan peserta didik akan
2. Menurut Maulida dkk (2017), kedekatan antara meningkatkan
orang tua dan peserta didik memiliki hubungan
yang linear. Semakin dekat peserta didik dengan
kemandirian dalam
orang tua maka akan semakin tinggi belajar.
kemandiriannya, berlaku juga sebaliknya semakin b. Kedekatan antara orang
rendah kedekatan orang tua kepada peserta didik tua dan peserta didik
maka semakin rendah juga kemandiriannya. memiliki hubungan yang
Maulida, S.. Nurlaila. A. M & Uswatun Hasanah.
linear dengan
(2017). Hubungan Kelekatan Siswa Terhadap kemandirian.
Kemandirian. Jurnal Kelekatan Keluarga dan c. Komunikasi yang efektif
Pendidikan. Vol 4 (1) Hal. 1-5. terjadi antara guru dengan
3. Proses komunikasi yang efektif antara guru dan peserta didik
peserta didik akan menghasilkan ketersampaiannya meningkatkan
materi pembelajaran. Proses komunikasi dengan
melakukan interaksi antara peserta didik dengan ketersampaian materi
guru merupakan metode untuk menanamkan pembelajaran.
pengetahuan dan keterampilan kepada peserta d. Komunikasi yang baik
didik. Hal tersebut menyebabkan peserta didik antara sekolah dengan
akan semakin terampil dalam ber kegiatan di orang tua peserta didik
sekolah maupun di rumah. (Sanjaya, 2012)
mengurangi ketidak
Sanjaya, Wina. (2012). Media komunikasi samapiannya informasi.
pembelajaran. Jakarta. Kencan

Pendapat Narasumber
1. Kepala sekolah (drs, A.R.Hartono, M.Mpd
Sekolah berkomunikasi dengan orang tua dengan
menghandirkan orang tua ke sekolah dan didampingi
oleh pengurs komite. dibuatkan group whatsapp
walimurid, maupun melakukan home visit terkait
dengan informasi mengenai siswa. Walikelas juga di
beri tugas sebagai penyambung lidah dari sekolah ke
orang tua. Hal tersebut ditujukan untuk meningkatkan
jalinan komunikasi antara sekolah dengan orang tua
peserta didik.

2. Guru : (Siti Fatonah, S.Tp)


Melakukan komunikasi dengan orang tua siswa melalu
whatsapp dengan cara memasukannya kedalam group
walimurid. Harmonisasi dalam hal komunikasi peserta
didik dengan orang tua berpengaruh terhadap sikap dan
prestasi disekolah.

3. Teman Sejawat (Ismail Fahmi.,S.Tp)


Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik melalui
platform group whatsapp. Komunikasi orang tua
dengan peserta didik yang rendah mengakibatkan
ketidak teraturan hidup dalam membagi kegiatannya
antar bermain, belajar dan istirahat.
4. Pengawas SMK ( Purwanto.H.S,
S,Pd.,M.Pd)
Sekolah harus selalu melakukan komunikasi
dengan orang tua peserta didik. Komunikasi
ini digunakan untuk melakukan refleksi dan
evaluasi. Komunikasi yang baik antara orang
tua dan peserta didik harus berjalan dengan
baik. Kurangnya perhatian peserta didik akan
berdampak pada peserta didik yang kurang
terkendali dan cenderung semaunya sendiri,
sehingga berakibat pada prestasi maupun
prestasinya.

5. Pakar: Kepala SDN Tuwel 3 (Arip Muslimin.


S.Pd.SD
Menjalin hubungan dengan siswa melalui
pembelajaran yang inovatif dan interaktif untuk
meningkatkan komunikasi 2 arah antara peserta didik
dengaan guru. Peserta didik yang kurang mendapatkan
perhatian dari orang tua atau komunikasi yang tidak
efektif sangat berpengaruh terhadap prestasi peserta
didik.

4 Rendahnya 1. Faktor – faktor yang menghambat penerapan Setelah dilakukan analisis


Penerapan pembelajaran inovatif pada mapel IPS diantaranya terhadap hasil kajian
model adalah latar belakang pendidikan guru, pemahaman literatur, wawancara, dan
guru akan pembelajaran inovatif, lebih
pembelajaran mengutamakan pengajaran model
hasil
klasikal
observasi dapat
inovatif (ceramah dan diskusi) (yusrina, 2019) diketahui bahwa penyebab
Yusrina. Farida., Ba’in & Andi Suryadi. (2019), permasalahan rendahya
Hambatan Guru Menerapkan Model Pembelajaran belajar peserta didik adalah:
Inovatif Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 3
Magelang. Jurnal Penelitian dan Inovasi Pendidikan a. Latar belakang
Sejarah. Vol. 8 Hal. 55 – 56,
pendidikan dan
2. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran pemahaman guru akan
yang berorientasi pada proses atau kegiatan melatih materi yang di ajarkan
keterampilan inovatif peserta didik. Pembelajaran mempengaruhi model
inovatif harus mengarah pada pembelajaran yang pembelajaran yang
interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, diterapkan.
tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat pada
peserta didik. Guru juga hendaknya mampu
b. Metode pembelajaran
menggali minat dan bakat peserta didik tidak mengarah pada
berdasarkan karakteristiknya. penggalian minat dan
Muhali, (2019), pembelajaran inovatif abad ke 21.
bakat peserta didik.
Jurnal penelitian dan pengkajian ilmu pendidikan. Vol. c. Pengetahuan guru
3, Hal. 25 – 50 tentang berbagai jenis
metode pembelajaran
Pendapat narasumber memepengaruhi
1. Kepala sekolah (drs, A.R.Hartono, M.Mpd penerapannya.
Sekolah secara bertahap mulai memberikan bimbingan
guru untuk menerapkan pembelajaran yang inovatif.
Sekolah juga memberikan dorongan untuk guru agar
selalu melakukan inovasi terkait dengan pembelajaran.

2. Guru (Siti Fatonah, S.Tp)


Guru mengalami kesulitan menerapkan model
pembelajaran yang inovatif dikarenakan kurangnya
pembekalan kaitannya dengan pembelajaran yang
inovatif. Guru juga merasa nyaman dengan metode
yang digunakan saat ini.
3. Teman Sejawat (Ismail Fahmi.,S.Tp)
Penguasaan pembelajaran inovatif yang rendah
sehingga belum banyak di terapkan. Guru tidak melihat
peserta didik dan hanya mengajar secara monoton 1
arah. Menyamaratakan kemampuan peserta didik
4. Pengawas SMK ( Purwanto.H.S,
S,Pd.,M.Pd)
Pembelajaran dengan sentuhan teknologi perlu
diterapkan untuk menarik perhatian peserta didik.
Pembelajaran yang di lakukan belum melihat kondisi
peserta didik sehingga timbul perbedaan persepsi.
5. Pakar: Kepala Sekolah SDN Tuwel 3 (Arip
Muslimin. S.pd. SD)
Pembelajaran inovatif mulai diterapkan di sekolah
kami. Penghambat penerapan pembelajaran inovatif
disebabkan kesiapan sarana dan prasarana yang kurang
mendukung.

5 Terdapat 1. Menurut Habibullah dkk (2017), Salah satu faktor Setelah dilakukan analisis
miskonsepsi yang mempengaruhi tingkat miskonsepsi adalah terhadap hasil kajian
terhadap konsep dasar peserta didik yang menganggap literatur, wawancara, dan
perilaku benda benda mirip seperti perilaku
materi manusia, selain itu faktor bahan ajar yang tidak
hasil observasi dapat
tertentu. sesuai juga dapat mempengaruhi tingkat diketahui bahwa penyebab
miskonsepsi peserta didik. Hal tersebut dapat permasalahan rendahya
menyebabkan perbedaan konsep antara yang di belajar peserta didik adalah:
sampaikan guru dan apa yang di pahami oleh
peserta didik a. Bahan ajar yang tidak
Habibulloh. M., Budi Jatmiko & Wahono Widodo,
sesuai dengan kondisi
(2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran mental dan kesiapan
Model Guided Discovery Berbasis Lab Virtual Untuk peserta didik dalam
Mereduksi Miskonsepsi Siswa SMK Topik Efek menerima pembelajaran.
Fotolistrik. Jurnal Penelitian Fisika dan b. Keterampilan dan
Penerapannya. Vol. 7 (1) Hal: 27 - 43,
kompetensi guru akan
2. Miskonsepsi yang dimiliki siswa dapat disebabkan
oleh: (1) hasil pengamatan terhadap fenomena alam
mempengaruhi
di sekitar siswa, (2) konsep yang diajarkan tidak miskonsepsi peserta
terjangkau oleh perkembangan mental siswa. didik.
Artinya, informasi yang berasal dari luar
dan dalam kelas berpotensi sebagai sumber
miskonsepsi, jika informasi yang dicerna siswa
tidak menjadikan gambaran mental siswa menjadi
benar (Putra dkk. 2015)

Putra. Rahma Nur Bagus Andika., Amat Mukhadis &


syarif suhartadi. 2015. Miskonsepsi Transmisi Mobil
Dan Pemecahannya Menggunakan Pembelajaran Peta
Pikiran Pada Kompetensi Memelihara Ttansmisi Mobil
Siswa Smk. Jurnal Teknologi, Kejuruan dan
Pengajarannya vol. 38 (2) hal 133 – 146.
Pendapat narasumber
1. Kepala sekolah: (drs, A.R.Hartono, M.Mpd
Meningkatkan keterampilan guru akan mengurangi
perbedaan pemahaman antara guru dan peserta didik.
Sekolah memberikan bekal melalu pelatihan demi
menjaga kwalitas guru.

2. Guru: (Siti Fatonah, S.Tp)


Menjaga kompetensi guru disedakan diklat dan ada tim
managemen mutu. Sebagai bekal untuk mengurangi
miskonsepsi antara guru dan peserta didik
3. Teman Sejawat (Ismail Fahmi.,S.Tp)
Misconsepsi anatara peserta didik dan guru disebabkan
oleh ketidak sesuaiamn metode pembelajadan dengan
kondisi dan karakteristik peserta didik.

4. Pengawas SMK ( Purwanto.H.S, S,Pd.,M.Pd)


Pembelajaran yang dilaksanakan belum melihat
kondisi sosial dan budaya dari peserta didik.
Keterampilan guru dalam memberikan materi juga
mempengaruhi.
5. Pakar : Kepala Sekolah SDN Tuwel 3
(Arip Muslimin. S.pd. SD)
Miskonsepsi terjadi saat guru kurang jelas dalam
memberikan penjelasan. Peserta didik yang kurang siap
dan kurang fokus dalam menerima materi juga
mempengaruhi.

6 Rendahnya 1. Menurut Budiana dkk (2015), Pemanfaatan Setelah dilakukan analisis


penerapan teknologi informasi (TIK) kurang maksimal terhadap hasil kajian
sarana dikarenakan SDM yaitu para Guru kurang literatur, wawancara, dan
memahami terkait informasi dan teknologi terbaru
teknologi yang erat kaitannya dengan TIK. Informasi tentang
hasil observasi dapat
Informasi ragam aplikasi yang dapat di gunakan untuk diketahui bahwa penyebab
pada satuan menunjang jalannya pembelajaran juga masih permasalahan rendahya
pendidikan kurang di pahami oleh para Pendidik. belajar peserta didik adalah:
Budiana, H. R., Sjafirah, N. A., & Bakti, I. (2015).
a. Guru kurang memahami
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi penggunaan teknologi
dalam pembelajaran bagi para guru SMPN 2 Kawali informasi dalam kegiatan
desa Citeureup kabupaten Ciamis.Jurnal Aplikasi Iptek pembelajaran.
Untuk Masyarakat Vol. 4 (1) Hal 59 - 62. b. Sumber media
pembelajaran jumlahnya
2. Kendala dalam pembuatan materi pembelajaran
berbasis teknologi informasi diantaranya adalah
terbatas sebagai referensi
kesiapan guru menghadapi pembelajaran yang dan refleksi.
berbasis teknologi dan terbatasnya sumber media c. Sarana dan prasarana
pembelajaran sebagai referensi dan refleksi dari kurang merata tergantung
media pembelajaran. (syahroni dkk, 2020) dengan kondisi sosial
Syahroni, Mashud, Firstya Evi Dianastiti, and Fifit
Firmadani. Pelatihan Media Pembelajaran Berbasis
ekonomi peserta didik.
Teknologi Informasi untuk Meningkatkan d. Motivasi guru yang
Keterampilan Guru dalam Pembelajaran Jarak rendah untuk mempelajari
Jauh. International Journal of Community Service teknologi informasi.
Learning Vol 4 (3) Hal 170-178.
3. Terdapat beberapa kendala di indonesia yang
menyebabkan belum optimalnya penggunaan
internet dan teknologi informasi. Infrastruktur
telekomunikasi dan perangkat yang mengatur
operasionalnya masih sangat minim dan belum
merata pada masing masing daerah. Hal tersebut
menyebabkan ketidak siapan dunia pendidikan
menyerap teknologi informasi.(Fahyuni, 2017)

Fahyuni, Eni fariyatul, 2017, Teknologi, Imformasi


Dan Komunikasi (Prinsip Dan Aplikasi Dalam Studi
Pemikiran Islam), Usmida Press, Sidoarjo

Pendapat narasumber
1. Kepala sekolah (drs, A.R.Hartono, M.Mpd
Sekolah yang memiliki 2 kampus sehingga menjadi
kendala terkait efisiensi anggaran guna melengkapi
fasilitas penunjang pembelajaran berbasis teknologi
terbaru.

2. Guru (Siti Fatonah, S.Tp)


Teknologi informasi sangat penting terkait
tersampaikannya materi pembekajaran. Kendala teknis
sering menjadi penghalang penerapannya. Ketrampilan
dan kemauan guru menerapkan teknologi informasi
juga mempengaruhi penerapan teknologi dalam
pendidikan.

3. Teman Sejawat (Ismail Fahmi.,S.Tp)


Kemudahan adanya teknologi informasi untuk
mengakses materi namun tidak di terapkan dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM). Guru mampu
menggunakan perangkat yang berbasis IT namun
kurang konsisten dalam penerapannya.Minat dan
kemauan guru yang rendah dalam menerapkan
pembelajaran yang berbais teknologi informasi (IT).
Prasarana yang belum mendukung karena faktor
geografis sekolah yang memiliki 2 kampus yang
berjauhan.

4. Pengawas SMK ( Purwanto.H.S, S,Pd.,M.Pd)


Penguasaan IT lebih di arahkan untuk kepentingan
pembelajaran. Kemampuan guru juga di tinggkatkan
untuk menjadikan pembelajaran lebih Inovatif. Sarana
dan prasarana perlu ditingkatkan sehingga dalam
penerapannya bisa lebih optimal.

5. Pakar: Kepala Sekolah SDN Tuwel 3 (Arip


Muslimin. S.pd. SD)
Teknologi informasi (IT) sangat penting di terapkan di
setiap sekolah guna menunjang proses pembelajaran.
Sarana dan prasarana yang baik juga harus senantiasa
mengikuti perkembangan. Skil atau kemampuan guru
dalam mencari informasi sangat penting untuk dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai