Anda di halaman 1dari 10

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

MAKALAH SEMINAR RENCANA PENELITIAN

Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kuanheum Kecamatan


Kupang Barat Kabupaten Kupang
Nama : Jourdarlings M. Luttu
Nim/Semester : 1404020110/X
Pembimbing I : I Wayan Nampa Sp, M. Agb.
Pembimbing II : Ir. Lika Bernadina, M. Sc. Agr
Penguji : Ir. I Nyoman Sirma, Mp
Hari/Tgl : Senin, 20 Mei 2019
Waktu : 09:00 – Selesai
Ruang : Seminar Agribisnis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Indonesia merupakan negara agraris, Pertanian masih memegang peranan penting dari
keseluruhan perekonian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau
tenaga kerja yang masih hidup atau bekerja pada sektor pertanian. Begitu juga dengan
produk nasional bruto yang berasal dari pertanian. Tahun 2014 terdapat 40,8 juta jiwa
bekerja di sektor pertanian dari 118,2 juta jiwa total penduduk indonesia. Angka ini
menurun pada tahun berikutnya (2015) menjadi 37,75 juta jiwa yang bekerja di sektor
pertanian. Kondisi ini merupakan lanjutan trend penurunan jumlah penduduk yang bekerja
di sektor pertanian namun demikian, jumlah penduduk yang menggantungkan sumber
penghidupannya pada sektor pertanian masih relative tinggi, Kegiatan pokok dan sumber
pendapatan utama masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan bersumber pada sektor ini.
Hal ini dapat diartikan bahwa kehidupan dari sebagian besar rumah tangga penduduk
pedesaan di Indonesia masih bergantung pada sektor pertanian.
Sektor pertanian di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi sektor andalan dalam
pembangunan daerah terutama dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) Nusa Tenggara
Timur. Data (BPS NTT 2016) menunjukan bahwa pada tahun 2015 sektor pertanian
memberikan kontribusi pembentukan PDRB NTT sebesar 29,65% dan sektor pertanian
mampu menyerap tenaga kerja sebesar 61,65%, hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian
masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan wilayah Nusa Tenggara Timur.
Kabupaten Kupang adalah salah satu kabupaten yang jumlah penduduknya terus
meningkat dan juga memiliki penduduk yang sebagian besarnya bekerja di sektor
pertanian. Tercatat di tahun 2011 dari jumlah penduduk Kabupaten Kupang sebesar
310.573 jiwa, sebesar 74,10% atau sebesar 230.134,59 jiwa bekerja di sektor pertanian.
Kemudian ditahun 2015 dari jumlah penduduk sebesar 334.189 jiwa sebanyak 70,64% atau
236.071,11 jiwa yang bekerja di sektor pertanian. Walaupun presentase tenaga kerja di

1
sektor ini cenderung menurun, namun sektor pertanian inilah yang masih menjadi sumber
penyerapan tenaga kerja terbesar di Kabupaten Kupang.
Selain menyerap tenaga kerja, sektor pertanian juga berperan dalam menopang PDRB
Kabupaten Kupang. Sektor pertanian berkontribusi sebesar 45,40% di tahun 2012.
Walaupun mengalami penurunan menjadi 44,48% di tahun 2013 dan menjadi 43,73% di
tahun 2014, sektor ini masih menjadi sektor terbesar yang berkontribusi terhadap PDRB
Kabupaten Kupang.
Sub sektor palawija (jagung, kacang-kacangan dan ubi-umbian) merupakan salah satu
penopang pendapatan dari sektor pertanian pertanian. Menurut Badan Pusat Statistik
Indonesia yang termaksud dalam jenis tanaman palawija adalah tanaman jagung, kacang-
kacangan dan umbi-bimbian. Meskipun produksinya cenderung menurun, seperti pada
tanaman jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu, dan ubi jalar namun masih
terus diusahakan oleh petani. Produksi jenis tanaman palawija tertinggi di wilayah
Kabupaten Kupang; yakni ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah. Besarnya produksi
palawija ini dari tahun ketahun selalu berfluktuasi sesuai dengan kondisi iklim. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.1 Produksi Tanaman Palawija Kabupaten Kupang Tahun 2015


Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2014
No
Palawija (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
1. Jagung 62.249 54.396 69.147 59.997,2 53.933,0
2. Kacang Tanah 1.638 5.437 3.780 3.451,7 2.679,8
3. Kacang Hijau 928 928 451 172,3 139,51
4. Ubi Kayu 24.738 30.752 49.552 40.235,0 34.024,2
5. Ubi Jalar 1.470 5.691 5.131 22.404,0 54,0
Sumber, BPS Kabupaten Kupang 2015

Tabel 1.2. Produksi Kacang Tanah Di Kabupaten Kupang 2016


Tahun Produksi (Ton) Lahan (Ha) Produktifitas(Ton/Ha)
2015 1.608 1.988 8,09
2014 1.906 1.852 10.29
2013 2.063 1.823 11,32
Sumber, BPS Kabupaten Kupang 2016
Dari tabel 1.2. dapat dilihat bahwa produksi kacang tanah di Kabupaten Kupang
mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun. Dengan produktifitas yang tidak jauh
berbeda antara tahun 2013 sampai 2015. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar
2.063 ton, dan produksi terendah pada tahun 2015 sebesar 1.608 ton.
Kecamatan Kupang Barat merupakan salah satu penghasil kacang tanah terbesar di
Kabupaten Kupang selain Kecamatan Fatuleu (660,6 Ton) dan Semau Selatan (218 Ton).
Dengan luas tanam dan luas panen di Kecamatan Kupang Barat adalah terbesar yaitu 550
Ha mampu memproduksi sebanyak 660 ton di tahun 2016. Salah satu desa yang
memproduksi kacang tanah ialah desa Kuanheum.

Tabel 1.3 Produksi Kacang Tanah dan Luas Panen Desa-Desa Di Kecamatan Kupang Barat
tahun 2016 dalam ton

2
Produktifitas
No Desa Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
(Ton/Ha)
1 Manulai 3 3 1
2 Batakte 8 8 1
3 Oenesu 8 7 0,88
4 Sumlili 11 20 1,81
5 Oetmanunu 93 121 1,30
6 Oenaek 100 120 1,2
7 Tesabela 95 96 1,01
8 Lituleo 50 62 1,24
9 Tablolong 5 6 1,2
10 Kuanheum 120 150 1,25
11 Bolok 7 7 1
12 Nitneo 50 60 1.2
Sumber, Kecamatan Kupang Barat Dalam Angka 2016
Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa Desa Kuanheum adalah desa dengan produksi
kacang tanah tertinggi di Kecamatan Kupang Barat. Luas lahan panen di desa ini pada
tahun 2016 adalah sebesar 120 Ha dengan produksi sebesar 150 ton. Produksi yang lebih
besar dibandingkan desa lain di Kecamatan Kupang Barat diharapkan mampu menopang
dan memberi sumbangan terhadap pendapatan palawija di desa ini.
Berdasarkan potensi sumberdaya alamnya, Desa Kuanheun merupakan daerah yang
berpotensi sebagai salah satu penghasil kacang tanah. Dengan adanya peningkatan
produksi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pendapatan keluarga petani
kacang tanah di Desa Kuanheun. Para petani sudah menerapkan prinsip ekonomi di dalam
usahataninya, hanya saja belum pernah dilakukan penelitian tentang hal tersebut. Oleh
sebab itu dirasa perlu untuk dilakukan kajian tentang Analisis Pendapatan Usahatani
kacang tanah Di Desa Kuanheum, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa Besar Pendapatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kuanheum Kecamatan
Kupang Barat ?
2. Faktor-Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kacang Tanah di
Desa Kuanheum Kecamatan Kupang Barat ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Besarnya Pendapatan Usahatani Kacang Tanah di Desa
Kuanheum, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kacang Tanah Di
Desa Kuanheum, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
Sedangkan kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi petani kacang tanah dalam usaha perbaikan tingkat
pendapatan dan pola usahatani yang lebih efisien.

3
2. Pemerintah dan instasi terkait untuk dijadikan bahan acuan untuk mengambil
kebijakan dalam bidang pertanian.
3. Peneliti sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran.
Usahatani kacang tanah pada umumnya terdapat input dan output. Input atau faktor
produksi meliputi tenaga kerja, benih, pupuk, pestisida dan lahan. Sedangkan output adalah
hasil dari proses produksi kacang tanah. Jika hasil produksi dari usahatani kacang tanah
dikalikan dengan harga kacang tanah pada tingkat petani maka akan diperoleh peneriaman.
Selisi dari total penerimaan dan total biaya maka diperoleh pendapatan usahatani kacang
tanah.
Faktor-faktor produksi dalam berusahatan kacang tanah sangatlah berpengaruh pada
produksi yang dihasilkan petani karena jika luas lahan yang digunakan untuk berusahatani
kacang tanah besar, maka jumlah benih yang ditanam pada lahan tersebut juga banyak, dan
akan berdampak pada jumlah produksi kacang tanah yang dihasilkanpun tinggi.
Apabila benih kacang tanah yang digunakan merupakan benih unggulan, maka akan
berpengaruh pada tingkat produksi yang dihasilkan. Tenaga kerja dipergunakan untuk
pengolahan lahan, penanaman, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama, serta panen
dan pasca panen. Semakin serius petani menangani usahataninya yang dikelolanya, maka
semakin besar manfaat yang akan diperoleh petani untuk produksi kacang tanah.
Penggunaan pupuk dan pestisada sangatlah penting bagi pertumbuhan kacang tanah dan
pencegahan hama dan penyakit. Faktor-faktor produksi secara bersama-sama akan dianalisis
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap produksi kacang tanah sehingga dapat meberikan
pendapatan bagi petani.

Gambar 3.1.menunjukkan bagan tentang kerangka konsep pemikiran penelitia

4
Usahatani

Kacang Tanah

Faktor produksi :  Pengolahan lahan

 Lahan.  Penanaman

 Tenagakerja  Pemupukan

 Benih  Pengendalian OPT

 Pupuk  Panen dan pasca


panen
 Pestisida

Produksi

Biaya

Penerimaan

Pendapatan

Gambar 3.1. Kerangka Berpikir Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Usahatani Kacang Tanah di Desa Kuanheum Kecamatan Kupang Barat
Kabupaten Kupang.

3.2. Hipotesis.
Hipotesis atau dugaan sementara yang ditarik adalah:
5
Hb0 : Tidak ada pengaruh faktor-faktor produksi terhadap pendapatan usahatani kacang
tanah di Desa Kuanheun, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang
Hb1 : Ada pengaruh faktor-faktor produksi terhadap pendapatan usahatani kacang tanah di
Desa Kuanheun, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian.


Penelitin ini akan dilaksanakan di Desa Kuanheun, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten
Kupang, dari bulan mei sampai 2019.

3.4. Metode Pengambilan Sampel dan Penentuan Lokasi


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengunakan metode purposive sampling dalam menentukan lokasi penelitian yaitu di Desa
Kuanheum Kecamatan Kupang Barat dengan pertimbangan Desa Kuanheum merupakan
Kecamatan penghasil kacang tanah dengan produksi Tertinggi diantara Desa-Desa yang
berada di Kecamatan Kupang Barat.
2. Untuk menentukan petani sampel adalah seluruh keluarga petani yang menanam kacang
tanah 1 tahun terakhir. Populasi keluarga petani kacang tanah di Desa Kuanheum terdapat
349 Keluarga tani. Untuk menentukan petani responden maka dilakukan dengan rumus
Slovin (dalam Levis 2013), yaitu:
N
n=
1+ N ¿ ¿
Keterangan :
n : Besarnya Responden yang Diinginkan
N : Besarnya Populasi
e2 : Tingkat kesalahan yang ditolerir (10%)
Dari rumus diatas maka penentuan petani responden dapat diketahui dengan perhitungan
berikut:
349
n=
1+349 ¿ ¿
349
¿
4,49
¿ 77,72
¿ 78 (dibulatkan)
Dengan demikian jumlah petani responden adalah 78 keluarga tani.

3.5. Metode Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dengan metode survei, wawancara dan studi pustaka. Jenis data
yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuisioner yang telah
disiapkan sedangkan data sekunder bersumber dari instansi atau lembaga–lembaga terkait
dan perpustakaan sesuai dengan judul penelitian.

3.6. Pengamatan dan Konsep Pengukuran


Hal-hal yang diamati dalam penelitan ini adalah :
1. Identifikasi responden meliputi nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan
formal dan informal, pengalaman berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga.

6
2. Luas lahan adalah luas lahan pertanian yang digunakan dalam usahatani kacang
tanah (are).
3. Status kepemilikan lahan (are) adalah milik sendiri atau warisan.
4. Tenaga kerja yaitu jumlah hari kerja orang (HKO). Mulai dari persemaian benih,
pengolahan tanah, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit serta
panen.
5. Jumlah benih yang digunakan dalam usahatani kacang tanah (Kg).
6. Jumlah pupuk yang digunakan dalam usahatani kacang tanah (Kg).
7. Jumlah pestisida yang digunakan dalam usahatani kacang tanah (liter).
8. Harga input adalah setiap hal yang diperlukan secara teknis untuk memproduksi
suatu barang atau jasa (Rp).
9. Biaya produksi yaitu semua biaya yang digunakan atau yang dikeluarkan dalam
usahatani kacang tanah. Baik biaya tetap dan biaya variable, biaya tetap (fixed
cost) dalah biaya yang dipergunakan tidak habis dalam satu masa produksi,
misalnya pajak tanah, pajak air, penyusutan alat dan bangunan pertanian,
pemeliharaan pompa air, traktor dan lain-lain. Biaya variable atau biaya berubah
(variable cost) adalah biaya yang besar kecilnya sangat tergantung pada biaya
skala produksi, misalnya biaya pupuk, benih, obat, pemasmi hama dan penyakit,
upah tenaga kerja, biaya panen dan biaya pengolahan tanah (Rp).
10. Produksi kacang tanah adalah produksi kacang tanah selama satu tahun
menghasilkan satu periode tanam.
11. Harga output/produksi adalah harga dari kacang tanah yang dihasilkan, yang
berlaku ditingkat petani (Rp).
12. Penerimaan adalah nilai dari produk hasil usahatani kacang tanah yang diterima
petani atau total produksi dikali dengan harga kacang tanah yang berlaku ditingkat
petani (Rp).
13. Pendapatan adalah jumlah penerimaan dikurang dengan total biaya produksi (Rp).

3.7. Model dan Analisis Data.


Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian
sebagai berikut :
3.7.1. Untuk menjawab tujuan pertama yaitu untuk mengetahui besar pendapatan
yang diperoleh petani dari usahatani kacang tanah digunakan rumus pendapatan
menurut Soekartawi (1995), yaitu :
Pd = TR – TC
Dimana :
Pd = Pendapatan Usahatani kacang tanah yang diperoleh selama 1 tahun
TR = Total Penerimaan, harga pokok dikalikan dengan total produksi
usahatani kacang tanah.
TC = Biaya Produksi total yang merupakan jumlah pengeluaran selama
proses poduksi kacang tanah.
3.7.2. Untuk mengetahui tujuan kedua menurut Soekartawi (1990) ada beberapa
faktor produksi yang mempengaruhi produksi usahatani kacang tanah yaitu, Luas
lahan (Ha), Benih (Kg), Pestisida (L), Pupuk (Kg), Tenaga Kerja (HKO). Oleh
karena itu, untuk mengetahui besar pengaruh faktor produksi terhadap produksi

7
usahatani kacang tanah, maka dapat dirumuskan menggunakan rumus fungsi
produksi dari Cobb-Douglas sebagai berikut :

Y= aX1b1, X2b2,X3b3,X4b4,X5b5,.........,Xn bneµ


Dimana :
Y = Produksi usahatani kacang tanah (Kg)
X1 = Luas lahan (Ha)
X2 = Benih (Kg)
X3 = Pestisida (L)
X4 = Pupuk (Kg)
X5 = Tenaga kerja (HKO)
Xn = Berbagai input yang digunakan
a = Konstanta
e = Kesalahan (eror term)
µ = Variabel Pengganggu
b1,b2,b3,b4,b5...bn = Koefisien Regresi

Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan diatas maka fungsi tersebut


diubah bentuknya menjadi regresi linear berganda dengan cara melogaritmakan
persamaan tersebut sehingga menjadi :

Selanjutnya, dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini,


dapat diukur dengan melakukan pengujian nilai uji serempak (F –test) yang
dirumuskan oleh Gujarati (1988) sebagai berikut :
Log Y = Log a + b1 log X1 + b2 log X2 + b3 log X3 + b4 log X4 + b5 log X5 + ui

Fhit = R2 / (k-1)
(1-R2) / (n-k)
Keterangan :
R2 : koefisien determinasi
k : jumlah parameter
n : jumlah responden yang diambil
untuk pengujian F digunakan hipotesa sebagai berikut :
H0 : b1 = b2 = ....... = bi = 0
H1 : minimal salah satu b1 ≠ 0
 Jika Fhit > Ftabel, maka H0 ditolak yang berarti variabel independen secara
bersama – sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
 Bila nilai Fhit < Ftabel, maka H0 diterima yang berarti secara bersama – sama
variabel independen tidak berpengaruh nayata terhadap variabel dependen.
Kemudian melakukan perhitungan terhadap nilai koefisien determinasi (R2)
yang dirumuskan Gujarati (1988) sebagai berikut :

R2 = ESS
TSS
Keterangan :

8
ESS = Jumlah Kuadrat Regresi (expplained Sum of Squares)
TSS = Total Jumlah Kuadrat (Total Sum of Squares)
Menurut Agus dan Nano, 2016 nilai koefisien determinasi tidak pernah menurun
maka harus hati-hati membandingkan dua regresi yang mempunyai variabel depnden
Y sama, tetapi berbeda dalam jumlah variabel independen X. kehati-hatian ini perlu
karena tujuan regresi metode OLS adalah mendapatkan nilai koefisien determinasi
yang tertinggi.
Salah satu persoalan besar penggunaan koefisien determinasi R 2 dengan demikian
adalah nilai R2 selalu menaik ketika menambah variabel independen X dalam model
walaupun penambahan variabel independen X belum tentu mempunyai justifikasi atau
pembenaran dari teori ekonomi ataupun logika ekonomi. Para ahli ekonometrika telah
mengembangkan alternative lain agar nilai R2 tidak merupakan fungsi dari variabel
independen. Sebagai alternative digunakan R2 yang disesuaikan (Adjusted R2) dengan
rumus sebagai berikut :
( Σ e^ i ) /(n−k )
2

Adjusted R2=1−
∑¿ ¿
Dimana :
k = jumlah parameter, termasuk intersept
n = jumlah observasi

Terminologi koefisien determinasi yang disesuaikan ini karena disesuaikan


dengan derajat kebebasan (df) dimana ∑ê12 mempunyai df sebesar n - k dan ∑(Yi - Ȳ)2
dengan df sebesar n – 1.
Selanjutnya dilakukan pengujian nilai uji persial (t-test) yang dirumuskan dalam
Djan (1973) sebagai berikut :
Thit = bi – b0
S(bi)

Keterangan :
bi : koefisien regresi ke – i yang diduga
b0 : nilai hipotesis dari bi
S(bi) : standar devisiasi koefisiensi regresi ke – i yang diduga
Dalam uji t digunakan hipotesa sebagai berikut :
H0 : b1 = 0
H1 : b1 ≠ 0
 Jika thit ≥ ttabel, maka H0 ditolak yang berarti variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.
 Jika thit ≤ ttabel, maka H0 diterima yang berarti variabel independen secara
individual tidak mempengaruhi variabel dependen.

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1994. Kacang Tanah Kainius. Yogyakarta

9
Ahmadi.2001. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya : Jakarta
Ajul, Y. 2001. Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah Terhadap Total Pendapatan
Usahatani Di Lahan Sawah Di Kecamatan Reok Kabupaten Manggarai. Skripsi Fakultas
Pertanian Universitas Nusa Cendana. Kupang
BPS. 2016. Indikator Ekonomi Nusa Tenggara Timur. Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara
Timur. Kupang
BPS. 2015. Indikator Ekonomi Kabupaten Kupang . Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara
Timur. Kupang
BPS. 2015. Statistik pertanian Kecamatan Kupang Barat . Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara
Timur. Kupang
Gustiyana, H. 2004. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian. Salemba empat:
Jakarta.
Hernanto. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kotler, P dan Keller, K. L. 1997. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Mosher, A. T. 1991. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Penerbit CV, Jakarta..
Murad, A. 2016. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha Pembuatan Tempe
Terhadap Pendapatan Keluarga. Skripsi Fakultas Universitas Sumatra Utara. Medan.
Suryana, A. 2006. Pengembangan Agribisnis Berbasis Palawija di Indonesia: Perannya Dalam
Peningkatan Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan . Prosiding Seminar
Nasional. Bogor.
Soekartawi, dkk. 1984. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Pertanian Keci.,
Penerbit UI-Press. Jakarta.
Soekartawi. 1985. Membangun Pertanian. Penerbit Kaya Grafindo Persada, Jakarta.
Tjawiraksana dan Soeriatmadja. 1983. Usahatani, Dep. P dan K, Jakarta.

Yandianto. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung. M2S.

10

Anda mungkin juga menyukai