BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri
dan akan selalu membutuhkan orang lain. Sudah menjadi fitrah manusia itu hidup
bersama, bukan individu. Oleh karena itu, dalam kehidupannya, manusia selalu
berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu
yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, secara
mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu yang
mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam
masyarakat. Sosiolinguistik dapat didefinisikan sebagai kajian tentang bahasa
dalam hubungannya dengan masyarakat.
Linguistik dalam hal ini juga berciri sosial sebab bahasa pun berciri sosial,
yaitu bahasa dan strukturnya hanya dapat berkembang dalam suatu masyarakat
tertentu. Aspek sosial dalam hal ini mempunyai ciri khusus, misalnya ciri sosial
yang spesifik dan bunyi bahasa dalam kaitannya dengan fonem, morfem, kata,
kata majemuk, dan kalimat.
3
penelitiannya dimasuki dari bidang linguistik; sedangkan istilah sosiologi bahasa
digunakan kalau penelitian itu dimasuki dari bidang sosiologi. Fishman dalam
mengkaji masalah ini menggunakan judul Sosiolinguistik (1970), kemudian
menggantinya dengan sosiologi bahasa, Sociology of Language dalam Rokhman
(1972). Artikel yang ditulis Fishman dalam Rokhman (ed. 1972:45-58) memang
membahas Sosiolinguistik di bawah judul Sosiologi Bahasa. Dikatakannya bahwa
”ilmu ini meneliti interaksi antara dua aspek tingkah laku manusia: penggunaan
bahasa dan organisasi tingkah laku sosial”. J.A. Fishman mengatakan kajian
sosiolinguistik lebih bersifat kualitatif, sedangkan kajian sosiologi bahasa bersifat
kuantitatif. Jadi sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perincian-perincian
penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian
bahasa/dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa/dialek tertentu
yang dilakukan penutur, topik, dan latar pembicaraan, sedangkan sosiologi bahasa
lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial, yang saling bertimbal-balik
dengan bahasa/dialek.
Identitas sosial dari penutur antara lain dapat diketahui dari pertanyaan apa
dan siapa penutur tersebut, dan bagaimana hubungannya dengan lawan tutur.
Dengan demikian identitas penutur dapat berupa anggota keluarga (ayah, ibu,
kakak, adik, paman, dan sebagainya), dapat berupa teman karib, atasan atau
bawahan (di tempat kerja), guru, murid, tetangga, pejabat, orang yang dituakan,
1
Dittmar dalam Rokhman 1976:128
4
dan sebagainya. Identitas penutur itu dapat mempengaruhi pilihan kode dalam
bertutur.
Identitas sosial dari pendengar tentu harus dilihat dari pihak penutur.
Dengan demikian identitas pendengar itu pun dapat berupa anggota keluarga
(ayah, ibu, adik, kakak, paman, dan sebagainya) teman karib, guru, murid,
tetangga, pejabat, orang yang dituakan, dan sebagainya. Identitas pendengar atau
para pendengar juga akan mempengaruhi pilihan kode dalam bertutur.
5
namanya dialek varietas, atau ragam, mempunyai fungsi sosialnya masing-
masing.
6
yang mana sosiolinguistik itu. Perkembangan ilmu bahasa di Rusia, pandangan
yang berpengaruh adalah bahwa sosiolinguistik merupakan salah sebuah cabang
tersendiri dari ilmu pengetahuan yang interdisipliner.
7
2.4 Manfaat Sosiolinguistik
8
2.5 Alih kode dan Campur Kode
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
10