Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alifa Futuhul Azifah

NIM : 215030107111081

Mata kuliah : Kewarganegaraan/6CO

1. Akhir-akhir ini Negara Kesatuan Republik Indonesia sedang mendapatkan ancaman


terkait dengan adanya kelompok masyarakat yang menggugat realitas perbedaan atau
kebhinekaan, analisis menurut pendapat kalian apa yang sedang terjadi dan
bagaimana solusi yang bisa di lakukan ?
2. UUD 1945 sebagai produk kesepakatan politik sangat mungkin untuk dilakukan
perubahan atau amandemen, menurut anda setujukah jika UUD di amandemen lagi
dan apa berikan rasionalitas jawaban anda?
3. Setujukah anda apabila UU KPK itu di revisi, kemukakan jawaban anda secara jelas,
apabila setuju apa alasannya dan apabila tidak setuju apa alasannya?
4. Akhir-akhir ini marak sekali gerakan radikalisme di lingkup kampus yang mencoba
untuk mengganti falsafah dasar negara Indonesia, data dari BNPT 24% mahasiwa
Indonesia sudah terpapar gerakan radikalisme, menurut anda apa penyebab
mahasiswa itu larut dalam gerakan radikalisme dan solusi apa yang paling efektif
untuk menangkal gerakan tersebut?

Jawaban :

1. Menurut pendapat saya tentang adanya ancaman terkait dengan kelompok


masyarakat yang menggugat realitas perbedaan atau kebhinekaan karena
adanya gejala intoleransi agama yang disertai dengan munculnya radikalisme
serta fundamentalisme agama. Intoleransi agama yang mengancam
kebhinekaan karena merupakan suatu Tindakan diskriminasi, pengabadian dan
larangan atau pengutamaan yang didasari pada agama dan kepercayaan.
Akibat dari adanya ancaman inilah peniadaan atau pengurangan pengakuan
atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan yang mendasar atas dasar
kesetaraan. Kasus ini pada umumnya didominasi oleh kekerasan/penyerangan,
penyebar kebencian, pembatasan berfikir dan berkeyakinan, penyesatan dan
pelaporan kelompok yang sesat, pembatasan aktivitas atau ritual keagamaan,
pemaksaan kenyakinan, dan konflik tempat ibadah.

 Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menguatkan kebhinekaan


dengan menerapkan sikap toleransi saling menghargai yang berbeda
kepercayaan, berbeda suku bangsa dan ras dan dapat dilakukan dengan
ikhtiar untuk mengurangi bnerbagai ancaman terhadap bangsa, dapat
dilakukan nya juga dengan menegakkan hukum secara tegas terhadap
perilaku Tindakan kekerasan dan memaksakan kehendak yang
mengatasnamakan agama, ormas-normas agama harus didorong untuk
mengedepankan dialog dan kerja sama dalam berbagai bidang social
dan kebudayaan sehingga toleransi yang baik bisa bertumbuh secara
menyeleluruh, dan menambahkan nilai-nilai toleransi diajarkan sejak
kecil dan diajarkan kepada anak – anak dari jenjang Sekolah Dasar
sampai Perguruan tinggi.

2. Setuju, karena alasan – alasan yang mendari membuat dilakukan nya


perubahan atau amandemen yang alas an historis sejak ejak semula dalam
sejarahnya UUD 1945 memang dibuat oleh para pendiri negara kita (BPUPKI,
PPKI) sebagai UUD yang bersifat sementara, karena dibuat dan ditetapkan
dalam suasana tergesa-gesa. Alasan filosofis, adalah UUD 1945 terdapat
mencampuradukan berbagai gagasan yang saling bertentangan, seperti antara
paham kedaulatan rakyat dengan paham integralistik, antara negara hukum
dengan paham negara kekuasaan. Alasan teoritis, dari pandangan teori
konstitusi keberadaan konstitusi bagi suatu negara pada hakikatnya adalah
untuk membatasi kekuasaan negara agar tidak bertindak sewenang-wenang.
Tujuannya dilakukan perubahan atau amnademen ini sangatlan pentikng
karena untuk memperbarui redaksi dan substansi konstitusi agar sesuai dengan
kondisi ideologi,ekonomi,politik,social dan budaya, serja kondisi pertahanan
dan keamanan bangsa sesuai pada zamannya. Dan juga menjadikan UUD
sebagai norma atau aturan dasar perjuangan demokratisasi bangsa yang terus
bergulir untuk dapat mengembalikan paham konstitunasionalisme, sehingga
dapar jaminan dan perlindungan HAM dapat ditenggakan, anatomi kekuasaan
agar tunduk pada hukum, dan terciptanya peradilan yang bebas. Dan juga
untuk menghindari pembaruan hukum atau reformasi hukum di bagian yang
kurang.
3. Tidak Setuju , karena jika UU KPK substansi RUU KPK versi DPR
melemahkan posisi KPK. Beberapa bentuk pelemahan tersebut di antaranya
adalah, hapusnya kewenangan penuntutan KPK, pembatasan masa kerja KPK
hanya 12 tahun, KPK hanya bisa menangani perkara korupsi dengan kerugian
negara Rp 50 miliar ke atas, KPK harus mendapatkan izin ketua pengadilan
negeri untuk melakukan penyadapan terhadap target pelaku terduga koruptor.
Yang pertama, percepatan RUU KPK dicurigai karena barter dengan regulasi
lain. Salah satu regulasi yang masuk daftar prioritas oleh Pemerintah dan DPR
RI adalah RUU KUHP. Namun, proses pembahasan RUU KUHP sendiri
masih pada pembahasan awal dan jauh dari kata selesai. Muncul kecurigaan
publik bahwa masuknya RUU KPK yang menjadi inisiatif DPR pada
penghukung 2015 ini adalah karena pertukaran kepentingan (barter) dengan
RUU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) yang merupakan usul inisiatif
pemerintah. Dan yang ke Ketiga, pembahasan di DPR sangat mungkin tidak
terkontrol atau menjadi bola liar. Meski Pemerintah dan DPR setuju Revisi
UU KPK terbatas hanya empat isu tersebut, namun DPR melalui Firman
Soebagyo, Wakil Ketua Baleg menyatakan tidak bisa memastikan bahwa
pembahasan RUU KPK hanya akan mengakomodasi usul KPK. Artinya
sangat mungkin isu krusial lain akan dibahas bahkan disahkan oleh DPR.
Keempat, pengusulan RUU KPK tanpa disertai dengan Naskah Akademik.
Padahal Pasal 43 ayat (3) UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, mewajibkan adanya Naskah Akademik dalam
proses penyusunan peraturan perundang-undangan. Tanpa adanya Naskah
Akademik, maka proses legislasi RUU KPK dapat dikatakan cacat prosedural
dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.Kelima, Revisi UU KPK dicurigai
merupakan agenda atau upaya balas dendam dari pihak-pihak yang terganggu
dengan kerja KPK memberantas korupsi. Bahkan, banyak pihak menduga
bahwa usulan Revisi UU KPK merupakan titipan para koruptor atau pihak-
pihak yang berpotensi menjadi tersangka KPK. Bukan rahasia bahwa banyak
politisi di DPR tidak menyukai keberadaan KPK. Dalam catatan ICW,
terdapat sedikitnya 82 politisi dari berbagai Partai Politik yang dijerat oleh
KPK. Rencana DPR dan Pemerintah untuk melanjutkan Revisi UU KPK
terhadap KPK perlu dilawan. Jika KPK berhasil dilemahkan, maka akan
menjadi dampak yang buruk bagi upaya pemberantasan korupsi di negeri ini.
Koruptor akan kembali berjaya dan negeri ini akan bertambah sengsara.

4 . Menurut saya penyebabnya adalah kalangan mahasiswa memang dinilai


merupakan sasaran yang paling mudah terpengaruh oleh penyebaran radikalisme
karena hal ini dapat menyebar dengan cepat melalui media social. Dan faktornya
karena mahasiswa juga kurang dalam berwawasan agama, dan kurangnya
berwawasan dalam kebangsaan. Dan hal ini harus didorong untuk menanggulangi
radikalisme yang masuk ke kampus.

 Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan konten –


konten positif di lingkup kampus. Selain itu juga dosen juga harus
memberi arahan kepada mahasiswa dan pemahaman yang secara
menyeluruh terkait dengan islam agar tidak menyebarkan ajaran islam
yang salah. Dan tokoh agama dan masyarakat harus saling Kerjasama
untuk menangkal paham radikalisme ini. Dengan melakukan
pencegahan dari dalam umat beragama sehingga benih radikalisme
tidak tumbuh.

Anda mungkin juga menyukai