1. Akhir-akhir ini Negara Kesatuan Republik Indonesia sedang mendapatkan ancaman
terkait dengan adanya kelompok masyarakat yang menggugat realitas perbedaan atau kebhinekaan, analisis menurut pendapat kalian apa yang sedang terjadi dan bagaimana solusi yang bisa di lakukan ? 2. UUD 1945 sebagai produk kesepakatan politik sangat mungkin untuk dilakukan perubahan atau amandemen, menurut anda setujukah jika UUD di amandemen lagi dan apa berikan rasionalitas jawaban anda? 3. Setujukah anda apabila UU KPK itu di revisi, kemukakan jawaban anda secara jelas, apabila setuju apa alasannya dan apabila tidak setuju apa alasannya? 4. Akhir-akhir ini marak sekali gerakan radikalisme di lingkup kampus yang mencoba untuk mengganti falsafah dasar negara Indonesia, data dari BNPT 24% mahasiwa Indonesia sudah terpapar gerakan radikalisme, menurut anda apa penyebab mahasiswa itu larut dalam gerakan radikalisme dan solusi apa yang paling efektif untuk menangkal gerakan tersebut?
Jawaban :
1. Menurut pendapat saya tentang adanya ancaman terkait dengan kelompok
masyarakat yang menggugat realitas perbedaan atau kebhinekaan karena adanya gejala intoleransi agama yang disertai dengan munculnya radikalisme serta fundamentalisme agama. Intoleransi agama yang mengancam kebhinekaan karena merupakan suatu Tindakan diskriminasi, pengabadian dan larangan atau pengutamaan yang didasari pada agama dan kepercayaan. Akibat dari adanya ancaman inilah peniadaan atau pengurangan pengakuan atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan yang mendasar atas dasar kesetaraan. Kasus ini pada umumnya didominasi oleh kekerasan/penyerangan, penyebar kebencian, pembatasan berfikir dan berkeyakinan, penyesatan dan pelaporan kelompok yang sesat, pembatasan aktivitas atau ritual keagamaan, pemaksaan kenyakinan, dan konflik tempat ibadah.
Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menguatkan kebhinekaan
dengan menerapkan sikap toleransi saling menghargai yang berbeda kepercayaan, berbeda suku bangsa dan ras dan dapat dilakukan dengan ikhtiar untuk mengurangi bnerbagai ancaman terhadap bangsa, dapat dilakukan nya juga dengan menegakkan hukum secara tegas terhadap perilaku Tindakan kekerasan dan memaksakan kehendak yang mengatasnamakan agama, ormas-normas agama harus didorong untuk mengedepankan dialog dan kerja sama dalam berbagai bidang social dan kebudayaan sehingga toleransi yang baik bisa bertumbuh secara menyeleluruh, dan menambahkan nilai-nilai toleransi diajarkan sejak kecil dan diajarkan kepada anak – anak dari jenjang Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi.
2. Setuju, karena alasan – alasan yang mendari membuat dilakukan nya
perubahan atau amandemen yang alas an historis sejak ejak semula dalam sejarahnya UUD 1945 memang dibuat oleh para pendiri negara kita (BPUPKI, PPKI) sebagai UUD yang bersifat sementara, karena dibuat dan ditetapkan dalam suasana tergesa-gesa. Alasan filosofis, adalah UUD 1945 terdapat mencampuradukan berbagai gagasan yang saling bertentangan, seperti antara paham kedaulatan rakyat dengan paham integralistik, antara negara hukum dengan paham negara kekuasaan. Alasan teoritis, dari pandangan teori konstitusi keberadaan konstitusi bagi suatu negara pada hakikatnya adalah untuk membatasi kekuasaan negara agar tidak bertindak sewenang-wenang. Tujuannya dilakukan perubahan atau amnademen ini sangatlan pentikng karena untuk memperbarui redaksi dan substansi konstitusi agar sesuai dengan kondisi ideologi,ekonomi,politik,social dan budaya, serja kondisi pertahanan dan keamanan bangsa sesuai pada zamannya. Dan juga menjadikan UUD sebagai norma atau aturan dasar perjuangan demokratisasi bangsa yang terus bergulir untuk dapat mengembalikan paham konstitunasionalisme, sehingga dapar jaminan dan perlindungan HAM dapat ditenggakan, anatomi kekuasaan agar tunduk pada hukum, dan terciptanya peradilan yang bebas. Dan juga untuk menghindari pembaruan hukum atau reformasi hukum di bagian yang kurang. 3. Tidak Setuju , karena jika UU KPK substansi RUU KPK versi DPR melemahkan posisi KPK. Beberapa bentuk pelemahan tersebut di antaranya adalah, hapusnya kewenangan penuntutan KPK, pembatasan masa kerja KPK hanya 12 tahun, KPK hanya bisa menangani perkara korupsi dengan kerugian negara Rp 50 miliar ke atas, KPK harus mendapatkan izin ketua pengadilan negeri untuk melakukan penyadapan terhadap target pelaku terduga koruptor. Yang pertama, percepatan RUU KPK dicurigai karena barter dengan regulasi lain. Salah satu regulasi yang masuk daftar prioritas oleh Pemerintah dan DPR RI adalah RUU KUHP. Namun, proses pembahasan RUU KUHP sendiri masih pada pembahasan awal dan jauh dari kata selesai. Muncul kecurigaan publik bahwa masuknya RUU KPK yang menjadi inisiatif DPR pada penghukung 2015 ini adalah karena pertukaran kepentingan (barter) dengan RUU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) yang merupakan usul inisiatif pemerintah. Dan yang ke Ketiga, pembahasan di DPR sangat mungkin tidak terkontrol atau menjadi bola liar. Meski Pemerintah dan DPR setuju Revisi UU KPK terbatas hanya empat isu tersebut, namun DPR melalui Firman Soebagyo, Wakil Ketua Baleg menyatakan tidak bisa memastikan bahwa pembahasan RUU KPK hanya akan mengakomodasi usul KPK. Artinya sangat mungkin isu krusial lain akan dibahas bahkan disahkan oleh DPR. Keempat, pengusulan RUU KPK tanpa disertai dengan Naskah Akademik. Padahal Pasal 43 ayat (3) UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, mewajibkan adanya Naskah Akademik dalam proses penyusunan peraturan perundang-undangan. Tanpa adanya Naskah Akademik, maka proses legislasi RUU KPK dapat dikatakan cacat prosedural dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.Kelima, Revisi UU KPK dicurigai merupakan agenda atau upaya balas dendam dari pihak-pihak yang terganggu dengan kerja KPK memberantas korupsi. Bahkan, banyak pihak menduga bahwa usulan Revisi UU KPK merupakan titipan para koruptor atau pihak- pihak yang berpotensi menjadi tersangka KPK. Bukan rahasia bahwa banyak politisi di DPR tidak menyukai keberadaan KPK. Dalam catatan ICW, terdapat sedikitnya 82 politisi dari berbagai Partai Politik yang dijerat oleh KPK. Rencana DPR dan Pemerintah untuk melanjutkan Revisi UU KPK terhadap KPK perlu dilawan. Jika KPK berhasil dilemahkan, maka akan menjadi dampak yang buruk bagi upaya pemberantasan korupsi di negeri ini. Koruptor akan kembali berjaya dan negeri ini akan bertambah sengsara.
4 . Menurut saya penyebabnya adalah kalangan mahasiswa memang dinilai
merupakan sasaran yang paling mudah terpengaruh oleh penyebaran radikalisme karena hal ini dapat menyebar dengan cepat melalui media social. Dan faktornya karena mahasiswa juga kurang dalam berwawasan agama, dan kurangnya berwawasan dalam kebangsaan. Dan hal ini harus didorong untuk menanggulangi radikalisme yang masuk ke kampus.
Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan konten –
konten positif di lingkup kampus. Selain itu juga dosen juga harus memberi arahan kepada mahasiswa dan pemahaman yang secara menyeluruh terkait dengan islam agar tidak menyebarkan ajaran islam yang salah. Dan tokoh agama dan masyarakat harus saling Kerjasama untuk menangkal paham radikalisme ini. Dengan melakukan pencegahan dari dalam umat beragama sehingga benih radikalisme tidak tumbuh.