Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN DAN TERAPI PADA

PASIEN TETANUS
No. Dokumen : 445/ 171.1.6/SOP-
UKP/III/2017
SOP No. Revisi : 24 Maret 2017
Tgl. Terbit : 00
Halaman : 1/6

Dwi Joko Purnomo


UPT PUSKESMAS
NIP. 197003191992031005
TUNJUNG TEJA
1. Pengertian Pemeriksaan dan Terapi pada pasien tetanus adalah suatu perangkat instruksi/
langkah-langkah yang dibakukan untuk mengenal, memahami, mendiagnosa,
menatalaksana dan memilih kasus tetanus yang memerlukan rujukan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk :
a. Melakukan pemeriksaan dan memberikan terapi pada penderita tetanus
b. Mencegah komplikasi akibat tetanus
c. Mencegah kematian akibat tetanus
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No 445/041/SK-UKP/III /2017, tentang Standar Pelayanan
Klinis
4. Referensi a. PMK No. 5 tahun 2014
b. SOP Pemeriksaan dan Terapi Dinas Kesehatan Kabupaten Serang tahun
2012
5. Prosedur/ a. Dokter melakukan anamnesis didapatkan tanda-tanda :
Keluhan :
Langkah-
Manifestasi klinis tetanus bervariasi dari kekakuan otot setempat, trismus
langkah
sampai kejang yang hebat.
 Tetanus umum/generalisata
Gejala klinis dapat berupa berupa trismus, iritable,
kekakuan leher, susah menelan, kekakuan dada dan perut
(opistotonus), rasa sakit dan kecemasan yang hebat serta kejang
umum yang dapat terjadi dengan rangsangan ringan seperti sinar,
suara dan sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik.
 Tetanus neonatorumTetanus yang terjadi pada bayi baru lahir,
disebabkan adanya infeksi tali pusat, Gejala yang sering timbul adalah
ketidakmampuan untuk menetek, kelemahan, irritable diikuti oleh
kekakuan dan spasme.

b. Dokter melakukan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda


Pemeriksaan Fisik Dapat ditemukan: kekakuan otot setempat, trismus
sampai kejang yang hebat.
 Pada tetanus umum/generalisata adanya: trismus, kekakuan leher,
kekakuan dada dan perut (opisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta
ekstensi tungkai, kejang umum yang dapat terjadi dengan rangsangan
ringan seperti sinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran yang tetap
baik.
 Pada tetanus neonatorum ditemukan kekakuan dan spasme dan posisi
tubuh klasik: trismus, kekakuan pada otot punggung menyebabkan
opisthotonus yang berat dengan lordosis lumbal. Bayi mempertahankan
ekstremitas atas fleksi pada siku dengan tangan mendekap dada,
pergelangan tangan fleksi, jari mengepal, ekstremitas bawah
hiperekstensi dengan dorsofleksi pada pergelangan dan fleksi jari-jari
kaki
c. Dokter melakukan penegakan diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan riwayat imunisasi
Tingkat keparahan tetanus: Kriteria Pattel Joag
 Kriteria 1: rahang kaku, spasme terbatas ,disfagia dan kekakuan otot
tulang Belakang
 Kriteria 2: Spasme, tanpa mempertimbangkan frekuensi maupun derajat
keparahan.
 Kriteria 3: Masa inkubasi ≤ 7hari.
 Kriteria 4: waktu onset ≤48 jam.
 Kriteria 5: Peningkatan temperatur; rektal 100ºF ( > 400 C), atau aksila
99ºF ( 37,6 ºC ).
d. Dokter melakukan penatalaksanaan
 Manajemen luka
Pasien tetanus yang diduga menjadi port de entry masuknya kuman C.
tetani harus mendapatkan perawatan luka.
 Oksigen
 Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
 Antikonvulsan :Diazepam 6-8 mg/hari. Dosis maksimal diazepam
240mg/hari.
Anti Tetanus Serum (ATS) dapat digunakan, tetapi sebelumnya diperlukan
skin tes untuk hipersensitif. Dosis biasa 50.000 iu, diberikan IM diikuti
dengan 50.000 unit dengan infus IV lambat. Jika pembedahan eksisi luka
memungkinkan, sebagian
 antitoksin dapat disuntikkan di sekitar luka.
Untuk Bayi dan anak : Anti tetanus serum (ATS) 5.000-10.000 IU,
diberikan intramuskular.

e. Dokter melakukan rujukan bila terdapat kriteria rujukan


Dirujuk apabila :
 Bila tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama.
 Terjadi komplikasi, seperti distres sistem pernapasan
Pada Tetanus Neonatorum
6. Diagram Alir -

7. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan Kecuali BP Gigi

8. Dokumen
Terkait

9. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Perubahan

Historis
Perubahan
SOP PEMERIKSAAN DAN TERAPI PADA PASIEN TETANUS

DAFTAR TILIK

UPTD
PUSKESMAS
PADARINCANG

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

1 Apakah Dokter melakukan anamnesis didapatkan tanda-tanda :


Keluhan :
Manifestasi klinis tetanus bervariasi dari kekakuan otot
setempat, trismus sampai kejang yang hebat.
 Tetanus umum/generalisata
Gejala klinis dapat berupa berupa trismus, iritable,
kekakuan leher, susah menelan, kekakuan dada
dan perut (opistotonus), rasa sakit dan kecemasan
yang hebat serta kejang umum yang dapat terjadi
dengan rangsangan ringan seperti sinar, suara dan
sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik.
 Tetanus neonatorumTetanus yang terjadi pada
bayi baru lahir, disebabkan adanya infeksi tali
pusat, Gejala yang sering timbul adalah
ketidakmampuan untuk menetek, kelemahan,
irritable diikuti oleh kekakuan dan spasme?
2 Apakah Dokter melakukan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda
Pemeriksaan Fisik Dapat ditemukan: kekakuan otot
setempat, trismus sampai kejang yang hebat.
 Pada tetanus umum/generalisata adanya: trismus,
kekakuan leher, kekakuan dada dan perut
(opisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta ekstensi
tungkai, kejang umum yang dapat terjadi dengan
rangsangan ringan seperti sinar, suara dan sentuhan
dengan kesadaran yang tetap baik.
 Pada tetanus neonatorum ditemukan kekakuan dan
spasme dan posisi tubuh klasik: trismus, kekakuan
pada otot punggung menyebabkan opisthotonus
yang berat dengan lordosis lumbal. Bayi
mempertahankan ekstremitas atas fleksi pada siku
dengan tangan mendekap dada, pergelangan tangan
fleksi, jari mengepal, ekstremitas bawah
hiperekstensi dengan dorsofleksi pada pergelangan
dan fleksi jari-jari kaki?

3 Apakah Dokter melakukan penegakan diagnosa berdasarkan temuan


klinis dan riwayat imunisasi
Tingkat keparahan tetanus: Kriteria Pattel Joag?

4 Apakah Dokter melakukan penatalaksanaan


 Manajemen luka
Pasien tetanus yang diduga menjadi port de entry
masuknya kuman C. tetani harus mendapatkan
perawatan luka.
 Oksigen
 Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
 Antikonvulsan :Diazepam 6-8 mg/hari. Dosis maksimal
diazepam 240mg/hari.
Anti Tetanus Serum (ATS) dapat digunakan, tetapi
sebelumnya diperlukan skin tes untuk hipersensitif.
Dosis biasa 50.000 iu, diberikan IM diikuti dengan
50.000 unit dengan infus IV lambat. Jika pembedahan
eksisi luka memungkinkan, sebagian
 antitoksin dapat disuntikkan di sekitar luka.
Untuk Bayi dan anak : Anti tetanus serum (ATS)
5.000-10.000 IU, diberikan intramuskular?

6 Apakah Dokter melakukan rujukan bila terdapat kriteria rujukan


Dirujuk apabila :
 Bila tidak terjadi perbaikan setelah penanganan
pertama.
 Terjadi komplikasi, seperti distres sistem pernapasan
Pada Tetanus Neonatorum?
CR :………………%.

Serang,……………………
Pelaksana/ Auditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai