Makalah Manajemen Mutu Kelompok 1
Makalah Manajemen Mutu Kelompok 1
MAKALAH
Disusun oleh:
PRODI MANAJEMEN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar
lebih mengerti dan memahami tentang falsafah kualitas dan juga sistem modern di
dalamnya.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Perkembangan zaman yang begitu pesat saat ini membuat orang semakin
berlomba-lomba dalam menciptakan inovasi dalam membuat suatu produk baik
berupa barang maupun jasa.
Mereka bersaing secara ketat demi mendapatkan perhatian lebih dari setiap
konsumennya serta mencapai kepuasan pelanggan yang nantinya diharapkan agar
munculnya loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Dengan memberikan kualitas
pelayanan terbaik dalam mencapai apa yang disebut dengan customer satisfication
tidak akan cukup.
Tetapi kualitas barang/jasa yang ditawarkan juga harus mampu memberikan
jaminan mutu, sehingga mau tidak mau dapat memenuhi tuntutan konsumen
tersebut. Penerapan Sistem Manajemen Kualitas tidak dapat dihindari lagi.1
Kualitas setidaknya menjadi salah satu acuan utama dalam suatu proses.
Dengan melihat kulaitas maka espektasi awal yang kita tanam akan terealisasi
dengan baik.
Walaupun di sisi lain kita juga harus memperhatikan kuantitas dari proses
tersebut tetapi kualitas memiliki peranan penting dalam menentukan hasil yang akan
diperoleh.
2) Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud falsafah kualitas?
2. Bagaimana sistem kualitas modern?
3. Bagaimana karakteristik dari falsafah modern?
3) Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian falsafah
2. Untuk mengetahui kualitas modern
3. Untuk mengatahui karakteristik falsafah modern
1
Anonim. (n.d). Sistem manajemen kualitas (QMS) : definisi dan tahapan penerapan manajemen kualitas.
Diakses pada 10 April 2014 dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/sistem-manajemen-kualitas-qms-
definisi.html
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan
baku, proses produksi dan produk jadi.
2
Al-Darrab, I.A. (2000). Relationship Between Productivity, Efficiency, Utilization, and Quality. Work
Study, 49 (3), 97-103
5
2) Sebutkan prinsip dari 14 poin Deming yang berkaitan dengan karyawan
3) Jelaskan sejarah perkembangan manajemen kualitas
4) Apa saja prinsip dari ketiga tokoh manajemen kualitas
5) Jelaskan keempat fungsi penting manajemen kualitas
7
Optimisme Aufklarung serta perpecahan dogmatik doktriner antara
berbagai macam aliran sebagai akibat dari pergumulan filsafat modern yang
menjadi multi-aplikatif telah menghasilkan krisis budaya.
Semua itu menunjukkan bahwa perkembangan filsafat tampaknya
berjalan dalam dialektika antara pola absolutisasi dan pola relativisasi, yang
ditandai dengan lahirnya aliran-aliran dasar seperti skeptisisme,
dogmatisme, relativisme, dan realisme. Namun, di samping itu, tumbuh pula
kesadaran bahwa pengetahuan itu adalah selalu pengetahuan manusia.
Bukan intelek atau rasio yang mengetahui, manusialah yang mengetahui.
Kebenaran dan kepastian adalah selalu kebenaran dan kepastian di dalam
hidup dan kehidupan manusia.
Peradaban Eropa modern terbentang mulai dari abad -15 hingga abad
ke-19 dengan watak pemberontakannya terhadap periode pertengahan.
Bertrand Russel, sebagaimana dikutip oleh Rodliyah Khuzai,
mengemukakan lima perbedaan antara periode modern dibanding periode
pertengahan.
1. Pertama, berkurangnya otoritas gereja dan meningkatnya otoritas ilmu.
Kedua, kekuasaan gereja yang semula dominan mulai berkurang dan
digantikan fungsinya oleh raja.
Ketiga, jika abad pertengahan manusia berusaha memahami dunia (theorical
science), maka masa modern manusia berusaha mengubah dunia yaitu
(practical Science).
Keempat, jika pada masa pertengahan manusia yang berusaha memahami
dunia dan tidak sesuai dengan isi kitab suci maka akan dihukum. Tetapi
pada masa modern penolakan terhadap kitab suci dianggap sah jika
menemukan sebuah teori yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan.
Kelima, kebebasan dari otoritas gereja menimbulkan individualisme atau
bahkan anarkisme.
Berman mengidentifikasi tiga fase perbedaan secara historis perkembangan
modernitas dari abad ke-13 hingga abad ke-18.
1. Pertama, pengalaman kehidupan modern.
8
2. Kedua, revolusi Prancis dan munculnya pergolakan sosial, politik, serta
kehidupan individu yang berkenaan dengan gelombang revolusi besar pada
1790.
3. Ketiga, kemudian terjadi peleburan proses modernisasi dan perkembangan
budaya dunia modern yang lebih mempercepat perubahan di bidang sosial
dan kehidupan politik yang berdampak munculnya bentuk pengalaman baru.
Berman menyoroti modernitas dari sisi gejolak sosial politik yang terjadi.
Dia melihat struktur masyarakat Eropa modern di bangun dari beberapa
momen perubahan sosial politik yang melanda Eropa dari rentang waktu
abad 13 Masehi hingga abad 18 Masehi. Gejolak sosial politik diyakini
sebagai bagian dari dampak dinamis prinsip-prinsip perkembangan ilmu
pengetahuan.
Modernisasi juga berhubungan dengan industrialisasi. Ia petunjuk
jalan untuk memperlihatkan kunci bagi modernitasi dalam mengubah
kesadaran masyarakat. Dalam artian luas, modernisasi dapat dipahami
sebagai sebuah keberanian dan pengakuan kesadaran sebagai kekuatan
dalam dirinya. Dengan demikian, era modern ditandai dengan usaha
manusia untuk mengoptimalkan potensi diri dalam mengindera, berpikir,
dan melakukan berbagai eksprimen mengelola alam.
Ciri pengetahuan modern tidak terlepas dari dua aliran besar
pemikiran yang dikenal dengan rasionalisme dan empirisme. Kedua aliran
ini, menjadi kerakteristik epistemologi Barat yang memancing lahirnya
pemikiran-pemikiran lain, semisal kritisme, fenomenologi, positivisme,
postpositivisme, strukturalisme, postrukturalisme, posmoderen hingga teori
kritis mazhab Frankfurt.
Ragam kerakteristik pemikiran-pemikiran tersebut sebagai bagian
dari gejala renaisans, dan kaum intelektual Eropa mengalami demam
“kontras – paradigmatik”.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang
menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau
ditetapkan.
Ciri pengetahuan modern tidak terlepas dari dua aliran besar pemikiran yang
dikenal dengan rasionalisme dan empirisme. Kedua aliran ini, menjadi kerakteristik
epistemologi Barat yang memancing lahirnya pemikiran-pemikiran lain, semisal
kritisme, fenomenologi, positivisme, postpositivisme, strukturalisme,
postrukturalisme, posmoderen hingga teori kritis mazhab Frankfurt.
B. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan
makalah falsafah kualitas dan sistem kualitas modern:. Penulis menyarankan kepada
semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat.
Dengan mempelajari falsafah kualitas dapat menentukan beberapa elemen yang
lebih bik ke depannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (n.d). Sistem manajemen kualitas (QMS) : definisi dan tahapan penerapan
manajemen kualitas. Diakses pada 10 April 2014
dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/sistem-manajemen-kualitas-qms-definisi.html
11