Anda di halaman 1dari 13

LEARNING JOURNAL

Pelatihan : Latsar CPNS

Angkatan : XXIV

Nama Peserta : dr. Winda Anastesya

Nomor Daftar Hadir : 17

Materi : NASIONALISME

A. POKOK PIKIRAN
a) Definisi Nasionalisme

Nasionalisme merupakan Suatu sikap politik dari masyarakat


suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah
serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat
suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang
mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
Nasionalisme juga merupakan implementasi rasa cinta dan
bangga sebagai warga negara Indonesia terhadap bangsa dan
negaranya dengan tetap menghormati dan menghargai bangsa lain.
Nasionalisme sebagai seorang ASN harus memahami dan memiliki
kesadaran untuk mengimplementasikan nilai-nilai nasionalisme. Nilai
dasar Nasionalisme mengharuskan ASN untuk lebih
mengedepankan kepentingan Nasional daripada kepentingan pribadi
atau kelompok. Semangat Nasionalisme yang tinggi dari ASN dalam
menjalankan tupoksinya selalu berorientasi pada nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai Way of life bangsa Indonesia. Nilai-Nilai Luhur
Pancasila sebagaimana yang terdapat dalam dalm setiap Sila
haruslah menjadi pola perilaku Setiap ASN untuk menghargai
keaneka ragaman suku,budaya dan agama sebagaimana dalam
semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam memberikan pelayanan
ASN yang professional.
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan
Pancasila sebagai dasar dalam menjalankan tugasnya dibagi
menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari Pancasila.
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran,
transparan, etos kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis,
tenggang rasa, persamaan derajat, saling menghormati, tidak
diskriminatif.
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela
berkorban, menjaga ketertiban, mengutamakan kepentinngan
publik, dan gotong royong.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan memiliki nilai musyawarah
mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat, dan bijaksana.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai
bersikap adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan
sederhana.

Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan


fungsi dan tugas antara lain pada ranah berikut:
1. Kebijakan publik

Sebagai ASN, kita harus memiliki nilai kepublikan yang memiliki


orientasi pada kepentingan public, menempatkan kepentingan
public, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya serta
kepentingan nasional diatas kepentingan sectoral atau golongan.
2. Pelayanan publik

Sebagai ASN kita harus memiliki integritas tinggi dalam melayani


yang disesuaikan dengan kode etik ASN. Bersikap adil, tidak
diskriminatif, profesional dan berintegritas dalam memberkan
pelayanan kepada masyarakat. Selain itu ASN harus menjunjung
tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan,
akuntabel, dan memiliki kinerja yang memuaskan publik.
3. Sebagai Perekat dan Pemersatu bangsa

Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme yang kuat,


memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kedaulatan negara
dan pemersatu bangsa serta mengupayakan sutuasi yang damai
di seluruh Indonesia dan terus menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk menjaga agar pelayanan publik dan pelaksanaan fungsi


pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan secara kontinyu
dan relatif stabil, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang
profesional dan cukup independen dari struktur politik
pemerintahan negara. Di samping itu, mendorong
profesionalisme dan sifat melayani dari ASN yang berintegritas
tinggi juga bertujuan untuk mengatasi sifat kecenderungan
birokrasi yang dapat mengalami kemunduran dalam pelayanan
publik, yang disebut sebagai patologi birokrasi.
Patologi ini membuat birokrasi juga dapat memiliki
kecenderungan mengutamakan kepentingan sendiri,
mempertahankan status quo dan resisten terhadap perubahan
serta melakukan pemusatan kekuasaan. Akibatnya muncul
kesan bahwa birokrasi cenderung lebih banyak berkutat pada
aspek-aspek prosedural ketimbang mengutamakan
substansinya, sehingga lambat dan dapat menghambat
kemajuan. Untuk menghindari kecenderungan patologis tersebut
maka perlu diatur agar ASN dapat bekerja secara lebih
profesional serta memegang prinsip sebagai pelaksana kebijakan
publik dan memberikan pelayanan publik yang prima sebagai
pemersatu bangsa. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik dipahami
sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Selain profesional dan melayani ASN juga dituntut harus memiliki
integritas tinggi, yang hal ini merupakan bagian dari kode etik
dan kode perilaku yang telah diatur di dalam UU ASN.
Berdasarkan pasal 5 UU ASN ada dua belas kode etik dan kode
perilaku ASN yang menjadi acuan etika birokrasi pemerintahan.
Etika ini dapat dijadikan pedoman, referensi, petunjuk tentang
apa yang harus dilakukan oleh aparat birokrasi dalam
menjalankan kebijakan politik, dan sekaligus digunakan sebagai
standar penilaian apakah perilaku aparat birokrasi dalam
menjalankan kebijakan politik dapat dikatakan baik atau buruk.
Etika birokrasi penting sebagai suatu panduan norma bagi aparat
birokrasi dalam menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat.
Etika birokrasi harus menempatkan kepentingan publik di atas
kepentingan pribadi, kelompok, dan organisasinya. Etika harus
diarahkan pada pilihan-pilihan kebijakan yang benarbenar
mengutamakan kepentingan masyarakat luas.

B. IMPLEMENTASI DAN PENERAPAN NASIONALISME PADA ASN


Nasionalisme merupakan sikap yang mencerminkan memilii tekad
yang sama untuk mecapai suatu tujuan, cinta tanah air, tidak
membeda bedakan ras, suku, agama dan golongan. Sama
penerapannya dalam dunia kesehatan terutama saya sebagai
seorang dokter di Puskesmas Makunjung, mengamalkan
nasionalisme dalam nilai-nilai Pancasila di antara nya ;
 Sila pertama dimana memiliki nilai jujur, bertanggung jawab,
religious. Dimana dalam memberikan pelayanan kita harus
jujur, bertanggung jawab dalam melakukan suatu tindakan
atau pelayanan. Di tempat kerjapun kita pasti memiliki
keberagaman suku, agama ataupun budaya, dimana kita
harus saling menghormati adanya keberagaman itu.
 Sila kedua dimana memiliki nilai menjunjung tinggi HAM,
bersikap adil, tenggang rasa, persamaan derajat, saling
menghormati, tidak diskriminatif. Dalam memberikan
pelayanan kesehatan pun kita harus dapat melakukan atau
memberikan pelayanan yang adil, saling menghormati dan
tidak membedakan kelas. Pelayanan yang diberikan merata
dan professional, saling meghormati anata sesaam profesi
pun dapat kita lakukan untuk saling memiliki tanggung jawab
dan tenggang rasa.
 Sila ketiga memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban,
menjaga ketertiban, mengutamakan kepentinngan publik,
dan gotong royong. Di tempat kerja pun kita dapat
mengimplementasikan sila ini dengan saling bergotong
royong dalam kebersihan, gotong royong dalam memberikan
pelayanan agar mencapai tujuan yang maksimal.
 Sila keempat hendaknya kita implementasikan sebagai
perwujudan dari Pancasila adalah dengan mengambil
keputusan yang bersifat muswarah dan mufakat. Saling
menghormati pendapat orang lain pun merupakan salah satu
wujud dari nilai sila tersebut.
 Sila kelima hendakanya dalam pelayanan kita memiliki nilai
bersikap adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja keras,
dan sederhana agar kita dapat meberikan pelayanan yang
prima dan profesional terhadap masyarakat dan lingkungan
kita.

Perwujudan nila nila nasionalisme tersebut akan


memudahkan saya, rekan dan masyarakat serta lingkungan
saya agar dapat memberikan sebuah pelayanan public yang
ramah, adil, dan bertanggung jawab. Sebagai seorang ASN
kita wajib memiliki integritas tinggi dalam memberikan
pelayan ke masayarakta agar tercapai nya suatu kondisi
kesehatan yang optimal baik jasmani, mental dan rohani.
Suatu pelayanan harus diberikan secara maksimal oleh
aparat pemerintah hingga tercapai kepuasaan pelanggan
atau dalam hal ini adalah masyarakat umum yang disebut
sebagai pelayanan prima. Sederhananya, pelayanan prima
(exellent service) dapat didefinisikan sebagai pelayanan
yang sesuai dengan standar pelayanan dan memuaskan
pelangggan. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang
dapat memberi kepuasan yang optimal dan terus-menerus
bagi pelanggan. Dengan demikian, suatu pelayanan
dikatakan bersifat prima jika telah memenuhi SPM.
Keberadaan standard layanan minimum (SPM) ini sangat
penting menjadi ukuran suatu layanan disebut sebagai
pelayanan prima. SPM merupakan ukuran yang telah
ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik.
Dengan kata lain, SPM adalah tolok ukur yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan yang
diberikan oleh aparat pemerintah dalam hal ini adalah ASN
kepada masyarakat untuk menyelenggarakan pelayanan
yang berkualitas.
LEARNING JOURNAL

Pelatihan : Latsar CPNS

Angkatan : XXIV

Nama Peserta : dr. Winda Anastesya

Nomor Daftar Hadir : 17

Materi : ETIKA PUBLIK

A. POKOK PIKIRAN
a) Definisi Etika Publik

Etika sebenarnya dapat dipahami sebagai sistem penilaian


perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan
yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang
buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nilai- nilai yang dianut (Catalano, 1991).

Pengertian Kode Etik


Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-
ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.
A. Kode Etik Aparatur Sipil Negara
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10.Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain.
11.Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN.
12.Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

B. Nilai-Nilai Dasar Etika Publik


Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
programpemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10.Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11.Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12.Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14.Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat karir.

C. Definisi Dan Lingkup Etika Publik


Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.

D. Dimensi Etika Publik


Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:

1. Dimensi kualitas pelayanan publik. Etika publik menekankan


pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga etika
publik membentuk integritas pelayanan publik
2. Dimensi Modalitas. Unsur-Unsur modalitas dalam etika publik
yakni akuntabilitas, transparansi dan netralitas.
3. Dimensi Tindakan integritas public. tindakan yang sesuai dengan
nilai, tujuan dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral
yang tercermin dalam kesederhanaan hidup.

Nilai-nilai etika harus selalu melekat baik sebagai ASN maupun sebagai
anggota masyarakat, Setiap aktifitas baik sebagai ASN maupun
masyarakat biasa harus selalu menerapkan nilai-nilai etika dan berhati-
hati agar aktifitas tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai etika
yang harus selalu dijunjung dan ditegakkan. Etika publik menekankan
akuntabilitas, transparansi, dan netralitas para ASN untuk mencapai
pelayanan publik yang berkualitas, relevan, dan berpihak pada
kepentingan rakyat. Seorang ASN diharapkan memiliki kekuatan
integritas moral publik. Secara singkat, pelayan publik itu dituntut
memiliki karakter-karakter moral publik seperti kejujuran, tanggung
jawab, ketulusan dan melayani.

B. IMPLEMENTASI DAN PENERAPAN ETIKA PUBLIK PADA ASN


Seluruh bidang memerlukan etika dalam pelayanan kepada masyarkat.
Nilai dasar etika public yang harus di miliki oleh seorang ASN, anatara
lain bertanggung jawab, tidak diskriminatif/ netralis, professional, jujur,
cepat, akurat, santun, tanggap, dan transparansi. Dalam praktik
kedokteran sehari-hari yang bisa kita terapkan adalah dengan cara
senantiasa bertanggung jawab pada setiap pasien yang kita layani,
selain itu tidak membeda-bedakan pasien yang akan kita tangani.
Melayani seluruh pasien dengan sikap professional yang tinggi.
Melakukan seluruh tindakan sesuai dengan SOP yang berlaku. Perlunya
sikap tanggap darurat saat menerima pasien kegawatdaruratan.
Penjelasan kondisi penyakit pasien dengan jelas dan terapi yang akan
kita berikan sert tata laksanan apa yang akan kita lakukan merupan
bentuk transparansi kita kepada pasien. Selain itu menjunjung tinggi nilai
dasar etika publik dalam memberikan pelayanan, kode etik kedokteran
merupakan landasan utama dalam menjalan tugas sebagai seorang
dokter. Menjaga kerahasiaan pasien merupakan salah satu kode etik
kedokteran yang harus di patuhi dan di laksanakan bagi setiap dokter
yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan sumpah dokter yang
berlaku.

Anda mungkin juga menyukai