Anda di halaman 1dari 4

Feminisme Menggugat Filsafat; Kritik

Hegemoni Ideologi Maskulin dalam


Pemikiran Filsafat
PMII ABDURRAHMAN WAHID November 12, 2013

pmiigusdur.com - Feminisme tidak bisa hanya dilihat dari penampilan,


namun yang ada dalam “mind”. Kelompok feminisme tidak identik dengan
berselendang atau bersarung. Feminis adalah apa yang ada dalam gagasan-
gagasannya. ”Woman is the longest revolution”

Berbicara soal feminisme, ada banyak hal yang bisa di eksplorasi dari kajian
ini. Feminisme tidak hanya membahas persoalan-persoalan normatif
mengenai teori-teori tentang femisime saja akan tetapi juga sebagaimana
menggunakan teori tersebut untuk menganalisa realita di masyarakat. Salah
satunya, feminisme bisa kita pergunakan untuk membedah persoalan yang
ada dalam pemikiran filsafat yang ditengarai bias gender. Mengapa hal ini
perlu dilakukan? Kerena sebagaimana kita tahu bahwa filsafat merupakan
induk dari segala ilmu yangmana digunakan sebagai pisau analisa.

Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan –pada dasarnya menjadi dasar atau
prinsip dalam berfikir secara komprehensif – tentunya sangat berpengaruh
besar pada setiap pemikiran manusia. Secara harfiyah filsafat berarti cinta
akan kebijaksanaan, definisi cinta disini yakni sesuatu yang mengandung
konsekuensi, lalu kebijaksanaan yaitu sikap yang ditunjukkan melalui
kebenaran dan kebaikan.

Sedangkan definisi feminisme, menurut Marry Wallstonecraff  dalam


bukunya The Right of Woman pada tahun 1972, feminisme merupakan suatu
gerakan emansipasi wanita, gerakan yang menyuarakan tentang perbaikan
kedudukan wanita dan menolak perbedaan derajat antara laki-laki dan
wanita. Feminisme berkenaan dengan pembebasan perempuan dari
penindasan kaum laki-laki pada masa itu. Serta gerakan kepercayaan
terhadap persamaan keranah publik seperti bidang sosial, politik, ekonomi,
dan lain sebagainya.  Yang perlu diketahui, filsafat feminisme ialah analisa
feminisme terhadap filsafat.  Bukan filsafat yang menganalisa feminisme,
karena sering kali hal itu justru salah diartikan. Selain itu dalam analisa
filsafat feminis juga akan melihat kenyataan dalam perspektif feminisme.

Feminisme dan Filsafat


Sebelum membahas antara filsafat dan feminis alangkah baiknya menilik
kembali awal pemunculan feminisme, yaitu tumbuh di Eropa sekitar abad ke
18. Timbulnya revolusi prancis dan revolusi industri ternyata telah
mempengaruhi tata hubungan antara laki-laki dan perempuan masyarakat
barat (baca:Eropa). Kondisi inilah yang mengakibatkan adanya pengkotak-
kotakan kaum laki-laki terserap di sektor industri, sementara perempuan
banyak di sektor domestik.

Ketidakberdayaan kaum perempuan di tengah struktur dan kultur


masyarakat industri inilah yang menjadi inspirasi munculnya gerakan
feminisme. Setiap gerakan feminisme slalu mengandung suatu kesadaran
feminis, yaitu kesadaran adanya perlakuan tidak adil terhadap perempuan,
baik dalam ranah publik maupun domestik, serta tindakan sadar untuk
mengubah kondisi tersebut oleh kaum laki-laki maupun perempuan.

Sedangkan filsafat feminisme dapat dikatakan suatu cara berfikir yang


menekankan pada pengalaman, identitas, serta cara berada dan berfikir
perempuan dilihat sama seperti pria. Ataupun soal bagaimana berfilsafat dari
sudut pandang perempuan.
Baca Lainnya
 Pelantikan Cabang Semarang, Paduan Suara LPSAP Tampil bersama Anak Desa
Brintik
 Kesetaraan Gender, Sebuah Hambatan dan Upaya
 LPSAP adakan Ardiles di Minggu Kedua Pasca MAPABA

 Kalau kita lihat dan mungkin menjadi pertanyaan, kenapa yang muncul di


permukaan hanya filsuf  laki-laki? Filsafat memiliki hubungan yang ganjil
terhadap suara perempuan, pandangan terhadap perempuan seringkali bias,
padahal sejak abad 17 ditemukan karya filosof perempuan tentang teori
moral, epistemologi, metafisika, filsafat sosial, politik, dan lain-lain. Pada
abad pertengahan hanya beberapa perempuan yang boleh ikut kuliah, abad
17 ada nama Anna maria van schruman yang ikut kuliah tapi bukan di bangku
kuliah tapi di balik tirai salah satu kelas di Universitas Utrecht.

Baru pada 1678 ada Elena Cornaro Piscopia yang menjadi perempuan


pertama peraih gelar doktor filsafat di Universitas Padua, Venecia. Sedangkan
tahun 1732, Laura Bassi meraih gelar doktor filsafat. Ia mempertahankan 49
tesis tentang filsafat alam di depan 5 profesor. Ujian Bassi tersebut di tempuh
selama 1 bulan. Kita lihat bagaimana kaum patriarkal mendominasi di dunia
filsafat, bagaimana dipersulitnya kaum perempuan untuk bisa mencapai
seperti mereka. Kendala dari filsuf perempuan juga soal publikasinya yang
kurang.

Tidak hanya itu, terdapat juga misogini dalam filsafat di antaranya seperti
Aristoteles yang berkata bahwa antara laki-laki dan perempuan terdahulu
secara alamiah superior dan pemimpin sedangkan yang satu inferior dan
objek. Betapa tidak adilnya anggapan mereka tentang perempuan.

Tema utama yang mendasari pergulatan filsafat feminisme ialah kekuasaan


kaum maskulin atas perempuan. Bagi para filsuf feminis, legitimasi
kekuasaan itu sesungguhnya tidak ada. Namun, struktur patriarkal telah
menciptakan sedemikian rupa dalam konteks sosial, historis, dan kultural.
Sehingga seolah-olah legitimasi itu tidak dapat di gugat lagi.

Kritik Feminisme terhadap Filsafat


Untuk merubah ini semua, beberapa tokoh penting yaitu Mary Daly pada
tahun 1928, ia adalah pemikir feminisme dalam bidang Agama. Tidak ragu
untuk langsung mengarahkan kritiknya pada konsep teologis Allah sebagai
Bapa. Pendekatan utama yang ia lakukan berdasarkan pada pendekatan
paham eksistensialisme dengan maksud menegaskan pengakuan dimensi
ontologisme tiap pribadi dan sekaligus pula dimensi sosialnya. Rupanya
pendekatan ini sudah mengandung benih penyamaan karakter atau sifat
Allah dengan manusia, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah perempuan.
Kemudian Dely mengubah konsep Allah menjadi ke-Allah-an. Dengan kata
lain, menjadikannya lebih abstrak supaya memberi ruang bagi proses atau
dinamika perempuan. Usaha ini berarti bahwa konsep Allah dijadikan
impersonal. Hal ini mau mengatakan Allah tidak lain adalah jelmaan wanita
itu sendiri.

Sedangkan, Luce Irigaray adalah seorang post-strukturalis Prancis pada


tahun 1930. Menurutnya, pengertian subjek dari Plato hingga Freud slalu
dibangun atas dasar maskulinitas. Ini mengakibatkan perempuan menjadi
kelas dua. Namun, tujuan Irigary tidaklah menuntut kesamaan seperti para
filsuf feminis lainnya. Yang menjadi penekanannya adalah perbedaan.
Perbedaan disini mau berkata bahwa wanita harus mempunyai logikanya
sendiri. Ketika kaum perempuan memiliki logikanya sendiri, keberadaannya
sebagai manusia yang utuh dan kesetaraannya dengan kaum maskulin
diperlihatkan sekaligus. Pemikiran Irigary yang demikian mempunyai
konsekuensi lebih lanjut yakni pengandaian adanya Tuhan yang bergender
feminin, inilah pembicaraan mengenai penghayatan peran wanita dalam
kehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung, ini merupakan akibat dari
pemikiran post-struktural yang mengatakan kebenaran itu ada dibalik
realitas ini.

Itu merupakan pemikiran beberapa tokoh dalam filsafat feminsme dalam


memandang ketuhanan dalam Agama.

Feminisme mengandung unsure gerakan, lantaran tujuan feminisme


dimaksudkan supaya pengalaman, identitas, cara berpikir, dan bertindak
dilihat sama seperti kaum pria. Gerakan ini membedakan apa yang disebut
dengan gender dan seks. Gender adalah sesuatu yang bisa diubah, sementara
seks merupakan sesuatu yang dari kodratnya tidak pernah bisa dirubah.
Meskipun demikian, gerakan feminisme tidak memisahkannya hanya
membedakan saja. Mengapa? Karena manusia selalu sudah terikat dengan
jenis kelamin dan konsep gendernya. Dengan kata lain, status tersebut perlu
diperlihatkan dengan jelas, bukan justru mengidentifikasi individu
berdasarkan pada seksualitas. Inilah poin yang menjadi kolaborasi filsafat
dan feminisme. Pengertian ini mensyaratkan perbedaan, namun tetap berada
dalam kesetaraan.

Adanya perjuangan bahwa perempuan harus mampu mengimbangi kaum


laki-laki. Oleh karena itu, perempuan perlu berfilsafat untuk menyelamatkan
keberatsebelahan pemikiran filsuf laki-laki.

Oleh: Safi’atullaila Masaroh (Ketua LPSAP Periode 2013-2014)

Anda mungkin juga menyukai