Berbicara soal feminisme, ada banyak hal yang bisa di eksplorasi dari kajian
ini. Feminisme tidak hanya membahas persoalan-persoalan normatif
mengenai teori-teori tentang femisime saja akan tetapi juga sebagaimana
menggunakan teori tersebut untuk menganalisa realita di masyarakat. Salah
satunya, feminisme bisa kita pergunakan untuk membedah persoalan yang
ada dalam pemikiran filsafat yang ditengarai bias gender. Mengapa hal ini
perlu dilakukan? Kerena sebagaimana kita tahu bahwa filsafat merupakan
induk dari segala ilmu yangmana digunakan sebagai pisau analisa.
Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan –pada dasarnya menjadi dasar atau
prinsip dalam berfikir secara komprehensif – tentunya sangat berpengaruh
besar pada setiap pemikiran manusia. Secara harfiyah filsafat berarti cinta
akan kebijaksanaan, definisi cinta disini yakni sesuatu yang mengandung
konsekuensi, lalu kebijaksanaan yaitu sikap yang ditunjukkan melalui
kebenaran dan kebaikan.
Tidak hanya itu, terdapat juga misogini dalam filsafat di antaranya seperti
Aristoteles yang berkata bahwa antara laki-laki dan perempuan terdahulu
secara alamiah superior dan pemimpin sedangkan yang satu inferior dan
objek. Betapa tidak adilnya anggapan mereka tentang perempuan.