Anda di halaman 1dari 70

SKRIPSI

PEMBERIAN RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP


TEKAN DARAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN
HIPERTENSI :
LITERATURE REVIEW

JEIHAN ARCHYA

NIM : 21117070

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2021

i
PROPOSAL

PEMBERIAN RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP


TEKAN DARAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN
HIPERTENSI :
LITERATURE REVIEW

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana


keperawatan

JEIHAN ARCHYA

NIM : 21117070

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2021

ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Jeihan Archya


NIM : 21117070
Program Studi : PSIK Reg A
Judul Skripsi : Pemberian Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Tekanan
Darah Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan
Hipertensi

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawtaan Institut Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I :Yuniza, S.Kep., Ns., M.Kep ( )

Pembimbing II : Imardiani, S.Kep., Ns., M.Kep ( )

Penguji I : Miskiyah Tamar, S.Kep., Ns., M.Kep ( )

Penguji II :Sri Tirtayanti, S.Kep., Ns., M.Kep ( )

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal: Maret 2021
Rektor IKesT MP

Heri Shatriadi CP., M.Kes


NBM. 8884664

iv
HALAMAN ORISINILITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Jeihan Archya

NIM : 21117070

Tanda Tangan :

Tanggal : Maret 2021

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik IKesT Muhammadiyah Palembang, saya yang bertanda


tangan di bawah ini:

Nama : Jeihan Archya


NIM : 21117070
Program Studi : PSIK Reg A
Jenis karya : Literature Review

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


IKesT Muhammadiyah Palembang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Pemberian
Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Trimester
III Dengan Hipertensi: Literature Review. beserta perangkat yang ada (jika
diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini IKesT Muhammadiyah
Palembang berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya


Dibuat di : Palembang
Pada Tanggal: Januari 2021
Yang Menyatakan

Materai 6000

Jeihan Archya
NIM. 21117070

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Biodata
Nama : Jeihan Archya
NIM : 21117070
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : Palembang / 01 Juli 1999
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Ratu Sianum Komplek Griya Asri Ratu Sianum Blok
E15 RT/RW:005/001, Kel/Desa:Sei Buah , Kecamatan: Ilir
Timur II, Palembang.
No. Telp/Hp : +62 896-81114631
Email : Jarchyaa@gmail.com

Nama Orang Tua


Ayah : Aries Rivai
Ibu : Karyati
No Telpon : +628127887141
Alamat : Jl. Ratu Sianum Komplek Griya Asri Ratu Sianum Blok
E15 RT/RW:005/001, Kel/Desa:Sei Buah , Kecamatan: Ilir
Timur II, Palembang.

Pendidikan
Tahun 2004-2005 : Taman Kanak-Kanak Fatimah 5 Palembang
Tahun 2005-2011 : SD Negeri 52 Palembang
Tahun 2011-2014 : SMP Negeri 8 Palembang
Tahun 2014 – 2017 : SMA Negeri 5 Palembang
Tahun 2017-2021 : Program Studi Ilmu Keperawatan IKesT Muhammadiyah
Palembang

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya saya
dapat menyelesaikan literatur ini. Sholawat dan Salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta Rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan Literature Review ini
dengan judul “Pemberian Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Tekanan Darah
Pada Ibu Hamil Trimester III ”. Maka dari itu Penulis sangat membutuhkan
kritik dan saran yang membangun, di karenakan demi menyempurnakan
peyusunan literatur ini. Pada kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Heri Shatriadi CP, M.Kes selaku Rektor IKesT Muhammadiyah
Palembang.
2. Ibu Maya Fadillah, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang
3. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns., M.Kep Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan.
4. Ibu Yuniza, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing I
5. Ibu Imardiani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing II
6. Ibu Miskiyah Tamar, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Penguji I
7. Ibu Sri Tirtayanti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Penguji II
8. Kepada seluruh Dosen IKesT Muhammadiyah Palembang khususnya
bapak/ibu Dosen Ilmu Keperawatan yang senantiasa memberikan ilmunya
dalam proses belajar mengajar.
9. Kepada kedua orang tuaku Bapak Aries Rivai dan Ibu Karyati yang selalu
menjaga, mendukung, memberi semangat dan mendoakan untuk saya tetep
berjalan untuk manggapai kesuksesan ini, terimakasih tak henti-hentinya

viii
untuk setiap keringat perjuangan yang selalu ayah dan ibu berikan untuk
ku.
10. Kepada adikku tersayang M. Agoeng Abiyyi yang sudah ikut medukung
ku untuk menyelesiakan tugas akhir ini.
11. Kepada Febrian Rahmadi yang telah membantu, memberi kesabaran
mendukung dan menemani saya untuk maju menyelesaikan Skripsi ini.
12. Untuk sahabatku tersayang terimakasih sudah memberi obat kecerian,
motivasi untuk sukses disaat lelah mengerjakan Skripsi ini.
13. Teman PSIK B 2017, teman-teman satu department Keperawatan
Maternitas yang selalu memberi samangat satu sama lain dan mambantu
menyelesaikan Skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT, berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga Literature Review ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Palembang, Maret 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS...........................................iv
HALAMAN PUBLIKASI...............................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..........................................................................................xi
DAFTAR BAGAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
D. Manfaat Literature Review......................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................7
A. Konsep Kehamilan Trimester III.............................................................7
1. Pengertian Kehamilan......................................................................7
2. Perubahan Fisiologis Trimester III...................................................7
3. Perubahan Psikologis Trimester III..................................................9
4. Ketidaknyamanaan Trimester III......................................................9
5. Tanda-Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Trimester III..................11
6. Komplikasi Kehamilan Trimester III.............................................12
7. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III.....................................14
B. Konsep Tekanan Darah..........................................................................18
1. Pengertian Tekanan Darah.............................................................18
2. Fisiologis Tekanan Darah...............................................................18
3. Klasifikasi Tekanan Darah.............................................................20
4. Jenis Tekanan Darah......................................................................21

x
5. Tekanan Darah Ibu Hamil..............................................................21
6. Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah.................................21
7. Mengukur Tekanan Darah..............................................................22
C.Konsep Hipertensi..................................................................................23
1. Pengertian Hipertensi.....................................................................23
2. Manifestasi Klinis Hipertensi Dalam Kehamilan...........................23
3. Patofisiologis Hipertensi Dalam Kehamilan..................................24
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Dalam Kehamilan.27
5. Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan.......................................30
6. Faktor Resiko Hipertensi Dalam Kehamilan..................................31
D. Konsep Rendam Air Hangat..................................................................34
1. Pengertian Rendam Air Hangat......................................................34
2. Manfaat Rendam Air Hangat.........................................................34
3. Langkah-Langkah Melakukan Rendam Kaki Air Hangat..............35
4. Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat...............................................36
D. Kerangka Teori......................................................................................38
BAB III METODE LITERATURE REVIEW.............................................39
A. Strategi Penelusuran Literature Review................................................39
B. Proses Seleksi Literature Review...........................................................41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................42
A. Hasil.......................................................................................................42
B. Pembahasan...........................................................................................46
BAB V PENUTUP.........................................................................................53
A. Kesimpulan............................................................................................53
B. Saran......................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................54

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan darah...............................................................20


Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut Depkes 2016 ........................21
Tabel 3.1 Keyword PICO................................................................................39
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian.......................................................................42

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori..............................................................................38

Bagan 3.1 Proses Seleksi Literature Review...................................................41

xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai


lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 Trimester yaitu; kehamilan
trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan kedua mulai 14-28
minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).
Kehamilan Merupakan suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita
terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa). Kehamilan
merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis (Yanti, 2017).
Trimester III merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran
bayi. Pada kehamilan trimester III, anda akan merasakan banyak keluhan
yang dating silih berganti , dan itu bagian normal dari proses kehamilan
ini, sehingga nikmati dan jalani dengan semangat, karena dalam beberapa
minggu kedepan, bayi yang ditunggu-tunggu akan segera lahir (Sarwono,
2011). Adapun perubahan psikologis dan fisiologis yang dialami ibu pada
trimester III ini hingga persiapan menghadapi persalinan (Ajeng, 2012).
Pada ibu hamil Trimester III terjadi perubahan fisiologis, salah
satunya pada sistem kardiovaskular yang terjadi pada peningkatan tekanan
darah, pada peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester III dapat
menyebabkan hipertensi. Hipertensi merupakan sebagai peningkatan
kronik pada tekanan darah, yan gtekanan sistoliknya di atas 140 mmHg
dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Menurut WHO batas normal
tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik dan 80-90mmHg
tekanandiastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan
darahnya >140/90 mmHg (Fauci et al., 2012). Hipertensi merupakan
peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30 mmHg, atau
peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mmHg. Seseorang

1
2

dikatakan menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila


tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmhg [kdx0.
Penyakit tekanan darah tinggi dalam kehamilan merupakan penyakit
tekanan darah tinggi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya
pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia
kehamilan pada wanita yang sebelumnya normotensif, tekanan darah
mencapai nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg
dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal. Klasifikasi
berdasarkan The National High Blood Pressure Education Program
Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (NHBPEP)
memberikan suatu klasifikasi untuk mendiagnosa jenis Penyakit tekanan
darah tinggi dalam kehamilan, yaitu Penyakit tekanan darah tinggi kronik,
preeklampsia, preeklampsia pada Penyakit tekanan darah tinggi kronik
(preeclampsia superimposed upon chronic hypertension) dan Penyakit
tekanan darah tinggi gestasional (Ummiyati & Asrofin, 2019)
Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan morbiditas atau
kesakitan pada ibu termasuk kejang/eklampsia, pendarahan otak, edema
paru (cairan di dalam paru), gagal ginjal akut, dan pengentalan darah
didalam pembuluh darah. Serta morbiditas pada janin mengakibatkan
pertumbuhan janin terhambat, kematian janin di dalam rahim, solusio
plasenta, dan kelahiran prematur (Prawirohardjo,2011)
Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab
utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan
infeksi. Namun proporsinya telah berubah, perdarahan dan infeksi
cenderung mengalami penurunan sedangkan proporsi hipertensi dalam
kehamilan (HDK) semakin meningkat menjadi penyebab utama. Lebih
dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh
HDK (Depkes RI, 2015).
Penatalaksanaan nonfarmakologis penurunan tekanan darah yang
dapat dilakukan ibu hamil Trimeter III yaitu dengan cara rendam kaki air
hangat. Rendam kaki air hangat merupakan penggunaan air untuk
3

menyembuhkan dan meringankan berbagai keluhan. Rendam kaki adalah


terapi dengan cara merendam kaki hingga batas 10–15 cm di atas mata
kaki menggunakan air hangat pada suhu 35°–38°C selama 20–30 menit
(Ulya, 2019). Rendam kaki air hangat Air hangat pada dasarnya bekerja
dengan meningkatkan aktivitas sel (molekul) dengan cara mengalirkan
energi melalui konveksi melalui medium cair (Ummiyati & Asrofin,
2019).
Rendam kaki dengan air hangat akan merangsang saraf yang terdapat
pada telapak kaki untuk merangsang baroreseptor merupakan reflex utama
dalam menentukan control regulasi pada denyut jantung dan tekanan darah
Baroreseptor menerima rangsangan dari peregangan atau tekanan tekanan
yang berlokasi di arkus aorta dan sinus karoktikus. Pada saat tekanan
darah arteri meningkat dan arteri meregang,reseptor-reseptor ini dengan
cepat mengirim implusnya ke pusat vasomotor mengakibatkan
vasodilatasi,vena dan perubahan tekanan. Dilatasi arteriol menurunkan
tahanan perifer dan dilatasi vena menyebabkan darah menumpuk pada
vena sehingga mengurangi aliran balik vena dan dengan demikian
menurunkan curah jantung. (Ambarsari, Ermiati, & Hidayati, 2020).
Implus aferen suatu baroreseptor yang mencapai jantung akan merangsang
aktivitas saraf parasimpatis dan menghambat pusat simpatis
(kardioselator) sehingga menyebabkan penurunan denyut jantung dan daya
kontraktilitas jantung. Perubahan tekanan darah setelah dilakukan rendam
kaki air hangat disebabkan karena manfaat dari rendam kaki air hangat
yaitu mendilatasi pembuluh darah , melancarkan peredaran darah
(Ulinuha, 2017).
Hasil SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) yang dilakukan
pada tahun 2018, menunjukkan angka kematian pada perempuan yang ada
di Indonesia adalah sebesar 359 per 100.000 yang lahir hidup. Jumlah ini
meningkat jika angka ini dibandingkan pada tahun 2007 yaitu sebanyak
228 per 100.000 yang lahir hidup (Departemen Kesehatan RI, 2018).
4

Tekanan darah yang meningkat dan tinggi pada antenatal sering


terjadi dan salah satu yang menyebabkan kematian ibu intrapartum, serta
memiliki akibat serius lain saat persalinan. Hipertensi pada ibu hamil
angkanya 5% dari semua total jumlah kehamilan. Di negara sebesar
Amerika Serikat kehamilan dengan kejadian hipertensi mencapai angka 6-
10%, dimana dari angka tersebut terdapat 4 juta wanita hamil dan hal
tersebut diperkirakan 240.000 disertai hipertensi pada setiap tahunnya.
Faktor risiko stroke meningkat bila ibu juga mengidap hipertensi dan
insidennya akan semakin meningkat pada kehamilan yang mana 15%
kematian ibu hamil di negara Amerika disebabkan oleh adanya perdarahan
pada intraserebral (Kementrian Kesehatan, 2018).
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan
dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan
morbiditas ibu bersalin. Hipertensi dalam kehamilan menjadi salah satu
penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi yang
dilahirkan. Pada tahun 2013 hipertensi dalam kehamilan terjadi sekitar
10% dan meningkat menjadi 25% dapat diperkirakan sekita 500.000-
60.000 ibu hamil meninggal akibat hipertensi. Angka kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2016 menjadi peringkat 12 dari 18 negara ASEAN
dan SEARO (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Sabattani, Supriyono, &
Machmudah, 2016) terkait gambaran tekanan darah sebelum dilakukan
rendam kaki air hangat pada penderita hipertensi di Desa Kebon dalem
menyatakan bahwa 21 (100,0%) responden penderita hipertensi sebelum
dilakukan hidroterapi rendam hangat tekanan darah paling rendah 140/90
mmHg dan paling tinggi sebesar 170/110 mmHg. Dalam penelitian ini ibu
hamil penderita preeklamsi sebelum diberikan perlakuan tekanan darah
paling rendah 141/100 mmHg dan yang paling tinggi 160/98 mmHg.
Penelitian yang dilakukan oleh (Ummiyati & Asrofin, 2019) pada ibu
hamil penderita preeklamsi menunjukkan dengan terapi rendam kaki
menggunakan air hangat dapat penurunan tekanan darah paling banyak
5

mencapai 9 mmHg. Salah satu terapi alamiah Rendam kaki dengan air
hangat merupakan yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah,
mengurangi edema, meningkatkan relaksasi otot, menyehatkan jantung,
mengendorkan otot-otot, menghilangkan stres, meningkatkan
permeabilitas kapiler, sehingga bermanfaat untuk terapi penurunan
tekanan darah pada ibu hamil preeklamsi.
Penelitian yang dilakukan oleh (Umah, 2012) pengaruh terapi
rendam kaki air hangat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita
tekanan darah tinggi menyatakan bahwa rendam kaki dengan air hangat
menghasilkan energi kalor yang bersifat mendilatasi dan melancarkan
peredaran darah serta merangsang saraf yang ada pada kaki untuk
mengaktifkan saraf parasimpatis, sehingga menyebabkan perubahan
tekanan darah.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan analisis
Literature Review tentang “Pemberian Rendam Kaki Air Hangat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan
Hipertensi”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah studi
literature review adalah “Pemberian Rendam Kaki Air Hangat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan
Hipertensi”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari literature review ini untuk menganalisis pemberian
rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil
trimester III dengan hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil dari studi literatur ini dapat memberikan banyak informasi
terhadap penurunan tekanan darah yang terjadi pada ibu hamil
6

trimester III dengan hipertensi khusunya dibidang ilmu keperawatan


maternitas serta sebagai pertimbangan untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
a. Bagi pembaca
Studi literatur ini menjadi kontribusi tambahan bacaan dalam
bidang keperawatan maternitas khususnya mengenai pengetahuan
ibu hamil trimester III dengan hipertensi untuk penurunan tekanan
darah dan menjadi sumber refrensi peneliti selanjutnya.
b. Bagi Insitusi Pendidikan
Studi literatur ini dapat dijadikan sebagi refrensi bagi mahasiswa
lain, untuk dijadikan bahan untuk mengembangkan ilmu dalam
bidang keperawatan maternitas.
c. Bagi Peneliti
Studi literatur ini bermanfaat sebagai pengalaman dan menambah
wawasan dalam rangka menerapkan ilmu yang telah diperoleh
untuk masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan Trimester III


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi. Kehamilan normal berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan terbagi menjadi 3
trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Walyani, 2015).
Kehamilan merupakan persatuan antara sel telur dengan sperma
yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu
rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah
pembentukan gamet, ovulasi, penggabungan gamet dan inplantasi embrio
didalam uterus (Kemenkes RI, 2013).
Trimester ketiga merupakan keadaan mengandung embrio atau
fetus didalam tubuh pada 28–40 minggu. Pada trimester ketiga rasa
lelah,ketidaknyamanan, dan depresi ringan akan meningkat. Tekanan darah
ibu hamil biasanya meninggi, dan kembali normal setelah melahirkan
(Wardani, 2012). Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai
dari minggu ke –28 sampai minggu ke-40. Pada trimester ketiga, organ
tubuh janin sudah terbentuk. Hingga pada minggu ke –40 pertumbuhan dan
perkembangan utuh telah dicapai (Oliver, 2013).

2. Perubahan Fisiologis Trimester III

Menurut (Savira & Suharsono, 2013) , Perubahan fisiologis pada ibu


hamil trimester III sebagai berikut:

7
8

a. Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat
uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada
kehamilan tua kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan
segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan tipis.
b. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
esterogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
c. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva dan vulva
tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide).
d. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum.
e. Sirkulasi darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume
eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma
jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi
lebih rendah.
f. Sistem respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke 30, wanita hamil
bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan
ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%.
9

3. Perubahan Psikologis Trimester III


Menurut (Oliver, 2013), Perubahan psikologis pada masa kehamilan
Trimester III sebagai berikut :
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul padasaat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian, perasaan mudah terluka (sensitif) &
Libido menurun.
4. Ketidaknyamanan Trimester III
Menurut (Oliver, 2013), Ketidaknyamanan Trimester III sebagai
berikut :
a. Peningkatan Frekuensi Berkemih
Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus
karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan,
kapasitas kandung kemih berkurang dan mengakibatkan frekuensi
berkemih meningkat (Manuaba, 2010).
b. Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan
pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan
disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang
berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus.
c. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan
meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon
dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus
10

yang menekan diafragma. Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang


lebih 4 cm selama kehamilan.
d. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan
vena pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena
panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur
terlentang. Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada
pergelangankaki dan harus dibedakan dengan edema karena preeklamsi.
e. Nyeri ulu hati
Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron, Penurunan motilitas
gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang
kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan
uterus dan tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan
tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.
f. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau
ketidakseimbangan rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar
memberi tekanan pembuluh darah panggul sehingga mengganggu
sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen doturator dalam
perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
g. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang
semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah
sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan
otot dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone
(Romauli, 2011).
h. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur
dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan
11

penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang akan


menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari.
i. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan
kecemasan.

5. Tanda Bahaya dalam Kehamilan Trimester III


Menurut (Sulistyawai, 2014),tanda bahaya pada kehamilan trimester
III yaitu :
a. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan antepartum/perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut
merupakan perdarahan yang terjadi pada trimester terakhir dalam
kehamilan sampai bayi dilahirkan.
b. Sakit Kepala Hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan masalah serius adalah sakit kepala yang hebat menetap, dan
tidak hilang jika beristirahat. Kadang-kadang dengansakit kepala yang
hebat tersebut ibu merasa penglihatannya menjadi kabur dan berbayang.
c. Penglihatan Kabur
Ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama proses
kehamilankarena dipengaruhi oleh hormon. Perubahan minor (ringan)
adalah hal yang normal. Masalah penglihatan yang mengindikasikan
keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,
misalnya pandangan yang kabur atau berbayang secara mendadak.
Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang
hebat dan mungkin merupakan tanda dan gejala pre eklamsi.
d. Nyeri Abdomen yang Hebat
Nyeri abdomen yang hebat harus dibedakan dengan nyeri his seperti
pada persalinan. Pada kehamilan trimester III, jika iibu merasakan nyeri
12

yang hebat, tidak berhenti setelah beristirahat, disertai dengan tanda-


tanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin
memburuk, dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan syok, maka
harus diwaspadai akan kemungkinan solusio plasenta.
e. Bengkak pada Wajah dan Tangan
Hampir dari seluruh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang
setelah beristirahat. bengkak bisa menunjukkan adanya masalah yang
serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini merupakan
pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsia.
f. Bayi Kurang Bergerak
Janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya, minimal adalah 10
kali dalam 24 jam. Jika kurang dari ittu, maka waspada akan adanya
gangguan janin dalam rahim.
g. Keluar Ketuban Sebelum Waktunya
Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warnanya
putih keruh, yaitu air ketuban. Jika kehamilan belum cukup bulan, dapat
menyebabkan adanya persalinan preterm dan komplikasi infeksi
intrapartum.

6. Komplikasi dalam Kehamilan Trimester III


a. Diabetes Gestasional
Diabetes Gestasional merupakan diabetes yang muncul pada masa
kehamilan, dan hanya beralangsung hingga proses melahirkan. Penyebab
diabetes gestasional belum diketahui secara pasti diduga terkait dengan
perubahan hormone dalam masa kehamilan. Pada masa kehamilan,
plasenta akan memproduksi lebih banyak hormon, seperti hormone
estrogen, HPL (human placental lactogen), termasuk hormon yang
membuat tubuh kebal terhadap insulin, yaitu hormon yang menurunkan
13

kadar gula darah. Akibatnya, kadar gula darah meningkat dan


menyebabkan diabetes gestasional (Maryunani, 2016).
b. Preeklampsia
Preeklampsia merupakan salah satu kondisi penyulit kehamilan yang
ditandai utamanya dengan hipertensi. Perdarahan dan hipertensi dalam
kehamilan adalah penyebab utama kematian ibu di Negara berekmbang
(Khan KS,2016).
Preeklampsia merupakan kondisihipertensi yang didapatkan pada
usia kehamilan di atas 20 minggu pada tekanan darah ≥140/90mmHg
pada dua kali pengukuran dengan jeda waktu 4 jam, atau tekanan darah
≥160/100mmHg pada preeclampsia berat, yang diserati dengan
proteinuria dengan atau tanpa edema patologis. Jika tidak terdapat
proteinuria , preeklamsia tetap dapat didiagnosis apabila hipertensi
disertai kondisi patologis (Cunningham, 2014).
c. Eklampsia
Eklampsia merupakan komplikasi preeclampsia berat. Kejang pada
eklampsia biasanya merupakan kejang grand-mal (kejang tonik-klonik)
yang ditandai dengan penurunan kesadaran dan kontnraksi otot yang
hebat (Cunningham, 2014).
Eklampsia terjadi ketika preeclampsia berkembang dan menyerang
otak. Komplikasi ini dapat menyebabkan ibu hamil mengalami kejang,
kehilangan kesadaran, dan gelisah berat. Ini merupakan masalah yang
sangat serius karena dapat mengancam jiwa. Melahirkan menjadi satu-
satunya jalan untuk mengobati eklampsia. Jika tidak segear diobati, maka
dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin (Wiliam, 2010).
d. Perdarahan AntePartum
Perdarahan AntePartum merupakan perdarahan pervaginam yang
terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum kehamilan 28
minggu seringkali berhubungan dengan abrosi atau kelainan. Perdarahan
kehamilan setelah 28 minggu dapat disebabkan karena terlepasnya
14

plasenta secara prematur , trauma, atau penyakit saluran kelamin bagian


bawah (Putri danIsmiyatun, 2020).

7. Kebutuhan dasar ibu hamil trimester III


Menurut (Kemenkes RI, 2012), kebutuhan dasar ibu hamil trimester
III sebagai berikut :
a. Nutrisi
Pada saat memasuki kehamilan trimester ketiga terdapat beberapa zat
yang diperlukan ibu yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
kalsiumdan zat besi. Kekurangan nutrisi selama kehamilan dapat
menyebabkan anemia, abortus, Intrauterine Growth Retardation (IUGR)
dan lain-lain. Ibu hamil trimester III dianjurkan untuk mengonsumsi
tambahan energi dan protein sebesar 300-500 kalori dan 17 gram protein
b. Istirahat
Pada kehamilan trimester III, ibu hamil sering kesulitan untuk
beristirahat atau tidur dalam posisi yang nyaman dan baik dilakukan. Hal
ini dipengaruhi oleh ukuran janin yang membesar. Posisi tidur yang
dianjurkan pada ibu hamil yaitu miring kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan
sedikit menekuk dan diganjal bantal, perut bawah sebelah kiri juga
diganjal dengan bantal. Waktu yang dibutuhkanibu hamil untuk tidur
malam yaitu 6-7 jam dan tidur siang 1-2jam.
c. Pakaian
Ibu dianjurkan untuk menggunakan pakaian yang tidak ketat, bersih,
nyaman, tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut, bahan pakaian
yang mudah menyerap keringat, menggunakan sepatu dengan hak yang
rendah, mengganti pakaian minimal dua kali sehari dan mengganti
celana dalam bila secara teratur untuk mencegah terjadimya infeksi.
d. Kebersihan tubuh
Perubahan sistem metabolisme pada ibu hamil dapat mengakibatkan
peningkatan pengeluaran keringat. Selain itu, akibat peningkatan
hormon selama kehamilan menyebabkan produksi cairan vagina
15

meningkat dan menjadi lembab. Ibu hamil sebaiknya mandi minimal 2


kali sehari, keramas secara teratur, menggosok gigi minimal setelah
sarapan dan sebelum tidur, mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir sebelum makan, setelah buang air besar, dan buang air kecil
e. Stimulasi bagi pekembangan otak janin
Dua faktor yang saling terkait dalam membentuk kecerdasan adalah
faktor keturunan (genetik) dan faktor lingkungan. Dua faktor yang
salingterkait dalam membentuk kecerdasan adalah faktor keturunan
(genetik) dan faktor lingkungan. Tiga hal pokok dalam
mengembangkan kecerdasan sejak janin yaitu :
a) Kebutuhan fisik-biologis, diperoleh dengan cara pemenuhan
gizi yang cukup untuk mendukung perkembangan otak.
b) Kebutuhan emosi, pemenuhan kebutuhan ini sangat penting
untuk membentuk kecerdasan emosional dalam membina
hubungan interpersonal dengan keluarga dan masyarakat di
masa depan.
c) Kebutuhan stimulasi, rangsangan atau stimulasi diberikan
secara konsisten dengan cara melatih sistem sensorik dan
motorik anak melalui pendidikan. Stimulasi otak janin (Brain
Booster) dilakukan pada masa kehamilan yang bertujuan
meningkatkan kecerdasan bayi yang akan dilahirkan.
Stimulasi yang dapat dilakukan selama kehamilan yaitu
stimulasi dengan cara melakukan rangsanganauditori
(pendengaran) seperti mendengarkan music mozart atau
berkomunikasi dengan janin yang ada di dalam perut ibu, dan
stimulasi dengan metode sentuhan seperti usapan pada perut.
f. Perawatan payudara
Perawatan payudara sangat penting dilakukan untuk menyambut
kelahiran bayi. Dalam meggunakan bra, hindari pemakaian bradengan
ukuran yang ketat dan menggunakan bradengan bentuk yang
menyangga payudara. Puting susu yang masuk diusahakan untuk keluar
16

dengan melakukan pemijatan keluar setiap kali mandi lalu


membersihkan puting susu dapat menggunakan minyak kelapa yang
kemudian dibilas dengan air hangat. Ibu juga dapat melakukan pijatan
ringan untuk merangsang produksi ASI
g. Kebutuhan seksual
Senggama dapat dilakukan selama kehamilan hingga menjelang
persalinan jika kehamilan dalam keadaan sehat dan tidak memiliki
riwayat abortus, kelahiran prematur, ketuban pecah dini, perdarahan
pervaginam, dan plasenta previa. Pada kehamilan trimester III, libido
akan menurun akibat ukuran dan berat janin yang semakin meningkat.
Hubungan seksualjuga bermanfaat untuk persiapan otot-otot panggul
saat proses persalinan, namun hubungan seksual dianjurkan untuk
mengunakan kondom.
h. Senam Hamil
Senam hamil dilakukan dengan tujuan untuk membantu ibu
mengatasi stress, kecemasan, melatih pernafasan menjelang
persalinan, melancarkan sirkulasi darah, dan membuat tidur menjadi
lebih nyenyak. Senam hamil dimulai pada usia kehamilan sekitar 24
minggu sampai menjelang persalinan.
i. Persiapan persalinan
Menurut (Kemenkes RI, 2016) persiapan yang harus disiapkan
ibu untuk menghadapi persalinan sebagai berikut :
a) Ibu hamil dan keluarga (terutama suami) harus mengetahui
atau mengingat tanggal perkiraan persalinan. Dan
diharapkan ibu sudah siap menghadapipersalinan dengan
didampingi suami atau keluarga.
b) Ibu hamil harus memutuskan pertolongan persalinan dengan
siapa dan di fasilitas kesehatan mana.
c) Ibu hamil dan keluarga harus menyiapkan dana.
d) Keluarga perlu menyiapkan transportasi untuk membawa ibu
yang akan melahirkan ke fasilitas kesehatan.
17

e) Keluarga perlu menyiapkan calon pendonor darah yang sama


dan bersedia menjadi pendonor jika sewaktu-waktu diperlukan.
f) Ibu hamil dan keluarga perlu menyiapkan kebutuhan
persalinan seperti perlengkapan ibu bersalin, perlengkapan
bayi baru lahir, buku KIA, dan alat komunikasi.
g) Ibu hamil harus memutuskan alat kontrasepsi yang akan
digunakan.
j. Pelayanan antenatal
Menurut (Kemenkes RI, 2012), bahwa pemeriksaan kehamilan
dilakukan minimal empat kali selama kehamilan sebagai berikut :
a) Kunjungan pertama (K1) dilakukan pada trimester pertama,
pelayanan yang diberikan berupa pemeriksaan faktor resiko dan
deteksi dini penyakit.
b) Kunjungan kedua (K2) dilakukan pada trimester kedua,
pelayanan yang diberikan berupa follow uphasil
pemeriksaanyang pertama.
c) Kunjungan ketiga (K3) dilakukan pada trimester ketiga,
pelayanan yang diberikan berupa follow uphasil pemeriksaan
yang kedua dan mendeteksi adanya komplikasi menjelang
persalinan.
d) Kunjungan keempat (K4) dilakukan pada trimester ketiga,
pelayanan yang diberikan berupa follow uphasil pemeriksaan
yang ketiga dan mendeteksi adanya komplikasi menjelang
persalinan serta persiapan persalinan.
k. Tatalaksana kasus
Apabila dari pemeriksaan ditemukan faktor risiko segera dilakukan
rujukan.
l. Temu wicara (konseling)
Tatap muka ibu hamil dalam rangka melakukan konseling dari mulai
hamil sampai dengan Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi serta KB Paska Plasenta.
18

B. Konsep Tekanan Darah


1. Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan kekuatan yang dihasilkan dinding arteri


dengan memompa darah dari jantung. Darah mengalir karena adanya
perubahan tekanan, dimana terjadi perpindahan dari area bertekanan tinggi
ke area bertekanan rendah. Tekanan darah sistemik atau arterial merupakan
indicator yang paling baik untuk kesehatan kardiovaskuler. Kekuatan
kontraksi jantung mendorong darah ke dalam aorta. Puncak maksimum saat
ejeksi terjadi disebut tekanan sistolik. Saat ventrikel berelaksasi, darah yang
tetap berada di arteri menghasilkan tekanan minimum atau tekanan diastolic.
Tekanan diastolic adalah tekanan minimal yang dihasilkan terhadap dinding
arteri pada tiap waktu (Potter & Perry, 2010)

Tekanan darah merupakan tekanan yang dihasilkan oleh darah


terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan
elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan
peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya,
penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah (Ronny et al,.
2010).

2. Fisiologi Tekanan Darah


Menurut (Savira & Suharsono, 2013), Tekanan darah menggambarkan
hubungan antara curah jantung, resistensi perifer, volume darah,
kekentalan darah, dan elastisitas arteri.
a. Curah jantung
Tekanan darah bergantung pada curah jantung. Saat volume pada ruang
tertutup (seperti dalam pembuluh darah) bertambah, maka tekanan akan
meningkat. Oleh karena itu, jika curah jantung meningkat maka darah
yang dipompakan terhadap dinding arteri akan bertambah sehingga
tekanan tekanan darah meningkat. Curah jantung meningkat karena adanya
19

peningkatan frekuensi denyut jantung, kontraktilitas otot jantung atau


volume darah.
b. Resistensi perifer
Tekanan darah bergantung pada resistensi vaskuler perifer. Darah
bersikulasi melalui jaringan arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena.
Arteri dan arteriola dikeliling otot polos yang berkontraksi atau berelaksasi
untuk mengubah ukuran lumen. Ukuran tersebut akan berubah untuk
menyesuaikan diri terhadap aliran darah sesuai kebutuhan jaringan local.
Sebagai contoh, saat organ utama membutuhkan darah lebih banyak, maka
akan terjadi konstriksi arteri perifer untuk menurunkan suplai darah. Darah
bagi organ utama menjadi lebih banyak karena adanya perubahan
resistensi di perifer.
c. Volume darah
Volume darah yang bersirkulasi dalam system vaskuler memengaruhi
tekanan darah. Sebagian besar individu dewasa memiliki volume darah
sebesar 500ml. volume ini biasanya tetap. Jika terjadi peningkatan volume,
tekanan terhadap dinding arteri meningkat. Sebagai contoh, infus cairan
intravenayang cepat dan tidak terkontrol akan meningkatkan tekanan
darah. Saat volume darah berkurang (pada perdarahan atau dehidrasi)
tekanan darah akan menurun.
d. Kekentalan
Kekentalan atau viskositas darah akan mempengaruhi kemudahan aliran
darah melalui pembuluh darah kecil. Hematocrit atau persentase sel darah
merah dalam darah, menentukan kekentalan darah. Jika hematocrit
meningkat dan aliran darah melambat, maka tekanan arteri akan
meningkat. Jantung lebih kuat berkontraksi untuk memindahkan darah di
sepanjang system sirkulasi.
e. Elastisitas
Dinding arteri normal bersifat elastis dan dapat merenggang. Seiring
peningkatan tekanan dalam arteri, diameter pembuluh darah akan bertambah
untuk mengakomodasi perubahan tekanan. Distensibilitas arteri mencegah
20

fluktuasi yang besar dalam tekanan darah. Namun demikian, pada penyakit
tertentu seperti arteriosclerosis, dinding pembuluh darah kehilangan
elastisitasnya dan digantikan oleh jaringan fibrosis yang tidak dapat
meregang dengan baiksehingga resistensi terhadap aliran darah semakin
besar. Akibatnya, saat ventrikel kiri memompakan stroke volume, pembuluh
darah tersebut tidak dapat menyesuaikan diri terhadap tekanan. Volume
yang dipompakan tersebut akan melewati dinding yang kaku sehingga
terjadi peningkatan tekanan sistemik. Tekanan sistolik meningkat lebih
signifikan dibandingkan tekanan diastolic akibat penurunan elastisitas arteri.

3. Klasifikasi Tekanan Darah


a. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO-ISH (World Health
Organization-International Society of Hypertension), dan ESH-ESC
(European Society of Hypertension-European Society of Cardiology,
2014).
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


Tekanan Darah WHO-ISH ESH-ESC WHO-ISH ESH-ESC
Optimal <120 <120 <80 <80
Normal <130 120-129 <85 80-84
Tinggi-Normal 130-139 130-139 85-89 85-89
Hipertensi kelas 1 140-159 140-159 90-99 90-99
(ringan)
Cabang: 140-149 90-94
perbatasan
Hipertensi kelas 2 160-179 160-179 100-109 100-109
(sedang)
Hipertensi kelas ≥180 ≥180 ≥110 ≥110
3(berat)
Hipertensi sistolik ≥140 ≥180 <90 <90
terisolasi
Cabang: perbatasan 140-149 <90
21

b. Menurut (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016),


Klasifikasi Tekanan darah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut Depkes 2016

Klasifikasi
Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal 120-129 80-89
Normal tinggi 130-139 89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi derajat 3 > 180 > 110
(Depkes, 2016)

4. Jenis Tekanan Darah


Menurut (Vargas del Valle et al., 2016), jenis tekanan darah sebagai berikut:
a. Tekanan Darah Sistole
Tekanan darah tertinggi selama 1 siklus jantung, suatu tekanan yang
dialami pembuluh darah saat jantung berdenyut/memompakan darah
keluar jantung. Pada orang dewasa normal tekanan sistolik120
mmHg.
b. Tekanan Darah Diastole
Tekanan darah terendah selama 1 siklus jantung, suatu tekanan
yang dialami pembuluh darah saat jantung beristirahat. Pada orang
dewasa tekanan diastole berkisar 80 mmHg.
5. Tekanan Darah Ibu Hamil
Menurut (Padila, 2015), Tekanan darah ibu hamil bervariasi sesuai usia
juga faktor faktor tambahan seperti posisi ibu, kecemasan dan ukuran manset.
Selama masa pertengahan kehamilan tekanan sistolik dan diastolik menurun 5
sampai 10mmHg. Hal tersebut terjadi vasodilatasi perifer akibat perubahan
hormonal selama kehamilan.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Menurut (Taylor, 2013), Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yang pertama adalah curah jantung. Tekanan terhadap dinding arteria
lebih besar sehingga volume aliran darah meningkat.
22

Faktor kedua yang mempengaruhi tekanan darah resistensi perifer,atau


resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh (arteriol).
Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas (ketebalan) dari sel-sel
darah dan jumlah plasma darah. Visikositas darah yang sangat tinggi
menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi
oleh struktur dinding arteri. Jika dinding telah rusak, jika tersumbat oleh
endapan limbah , atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan
lebih tinggi. Tekanan darah tinggi,disebut hipertensi, yaitu akibat curah
jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi.

Menurut (Indriyani, 2013), faktor predisposisi tekanan darah yaitu usia,


keturunan, pola makan, obesitas , stress serta kehamilan. Umum meningkat
saat kehamilan berusia 20 minggu terutama pada wanita yang berat badannya
diatas normal.
7. Mengukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk atau
berbaring. Namun yang penting, lengan tangan harus dapat diletakan dengan
santai. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk akan memberikan
angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring, meskipun
selisihnya relative kecil. Pada orang yang baru bangun tidur, akan didapatkan
tekanan darah yang paling rendah, yang dinamakan tekanan darah sasal.
Tekanan darah yang diukur setelah berjalan kaki atau aktifitas fisik lainnya
akan memberikan angka yang lebih tinggi dan disebut tekanan darah kasual.
Oleh karena itu sebelum pengukuran tekanan darah, sebaiknya beristirahat
minimal 10 menit (Windi, 2017).
23

C. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal.
Secara umum tekanan darah tinggi ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg (Ardiansyah,
2012).
Hipertensi merupakan suatu keadaan adanya peningkatan tekanan
darah diatas normal angka sistolik dan diastolik di dalamarteri. Secara
umum hipertensi merupakan keadaan tanpa gejala,dimana tekanan abnormal
tinggi di arteri menyebabkan peningkatan stroke, gagal jantung, aneurisma,
serangan jantung (Triyanto, 2014).
Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau padapermulaan
nifas. Hipertensi kronis dalam kehamilan adalah adanya penyakit hipertensi
yang telah terjadi sebelum hamil ataupun sebelum usia kehamilan 20
minggu atau hipertensi yang menetap 6 minggu setelah persalinan, apapun
yang menjadi sebabnya (Indriyani, Diyan, 2013).
Hipertensi pada kehamilan merupakan tekanan darah ≥140/90
mmHg. Dibagi menjadi ringan-sedang (140 –159/90 –109 mmHg) dan berat
(≥160/110 mmHg) (Malha et al., 2018).
2. Manifestasi Klinis Hipertensi dalam Kehamilan
Menurut (Jhonson, 2014), manifestasi klinis hipertensi dalam kehamilan
sebagai berikut:
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ
yang dipengaruhi
a. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
b. Mengalami hipertensi diberbagai level.
c. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
d. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
24

e. Berpotensi gagal hati.


f. Kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
g. Meningkatnya enzim hati.
h. Jumlah trombosit menurun.
1. Patofisiologi Hipertensi dalam Kehamilan
Menurut (Prawirohardjo, 2013), Patofisiologi Hipertensi dalam
kehamilan yaitu:
a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta Pada kehamilan normal,rahim dan
plasenta mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteriuterina dan
arteriovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus miometrium
berupa arteri arkuata dan arteri arkuata memberi cabang arteri radialis.
Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan memberi
cabang arteri spiralis.
Pada kehamilan normal, dengan sebab yang belum jelas,terjadi
invasitrofoblaske dalam lapisan otot arterispiralis yang menimbulkan
degenerasi lapisan otot tersebut,sehingga terjadi dilatasi arterispiralis.
Invasitrofoblas juga memasuki jaringan sekitar arterispiralis, sehingga
jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen spiralis
mengalami distensi dan dilatasi.
Distensi dan vasodilatasi lumen arteri apiralis ini memberi dampak
penurunan tekanan darah,penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan
aliran darah pada uteroplasenta. Akibatnya, aliran darah ke janin cukup
banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin
pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan “remodeling
arterispiralis”.
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasisel-sel trofoblas
pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringa nmatriks sekitarnya. Lapisan otot
arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.
Akibatnya, arteri spiralis relatif mengalami vasokontriksi, dan terjadi
kegagalan “remodeling arteri spiralis”,sehingga aliran darah utero plasenta
menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
25

b. Teori iskemia plasenta,radikal bebas, dan disfungsi endotel


a) Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas
Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada
hipertensi dalam kehamilan terjadi kegagalan “remodeling
arteri spiralis”, dengan akibat plasenta mengalami iskemia.
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan
menghasilkan oksidan (radikal bebas)
Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerimamolekul
yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Salah satu
oksidan penting yang dihasilkan iskemia plasenta adalah
radikal hidroksil yang sangat toksis,khususnya terhadap
membran selendotel pembuluh darah.Produksi oksidan pada
manusia adalah suatu proses normal,karena oksidan memang
dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya radikal
bebas dalam darah, maka hipertensi dalam kehamilan
disebut “toxaemia”.
Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang
mengandung banyak asam lemak tidak jernih menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak
membran sel ,juga akan merusak nukleus dan protein sel
endotel. Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuhyang
bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi antioksidan.
b) Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam
kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar
oksidan, khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan
antioksi dan,misalnya vitamin E pada hipertensi dalam
kehamilan menurun,sehingga terjadi dominan kadar oksi dan
peroksida lemak yang relatif tinggi. Peroksida lemak sebagai
oksidan/radikal bebas yang sangat toksikini akan beredar di
seluruh tubuh melalui aliran darah dan akan merusak membran
26

sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami


kerusakan oleh peroksida lemak,karena letaknya langsung
berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak
asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan
terhadap oksi dan radikal hidroksil, yang akan berubah
menjadi peroksida lemak.
c) Disfungsi sel endotel
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak,maka
terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari
membran sel endotel. Kerusakan membran sel endotel
mengakibatkan terganggunya fungsi endotel,bahkan rusaknya
seluruh struktur selendotel.Keadaan ini disebut “disfungsi
endotel” (endothelial disfunction). Pada waktu terjadi
kerusakan sel endotel yang mengakibatkan disfungsi sel
endotel.
a. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Faktor imunologik berperan terhadap terjadinya hipertensi dalam
kehamilan dengan fakta sebagai berikut:
a) Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya
hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan
multigravida.
b) Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko
lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika
dibandingkan dengan suami yang sebelumnya.
a) Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya hipertensi
dalam kehamilan. Lamanya periode hubungan seks sampai saat
kehamilan ialah makin lama periode ini,makin kecil terjadinya
hipertensi dalam kehamilan.
a. Teori adaptasi kardiovaskular
Pada hamil normal pembulu darah refrakter tehadap bahan-bahan
vasopresor Refrakter. berarti pembuluh darah tidak peka tehadap
27

rangsangan bahan vasopresor, atau dibutuhkan kadar vasopresor yang


lebih tinggi untuk menimbulkan respons vasokonstriksi. Pada
kehamilan normal terjadinya refrakter pembuluh daerah terhadap bahan
vasopresor adalah akibat dilindungi oleh adanya sitensis prostaglandin
pad asel endotel pembuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa daya
rafrakter terhadap bahan vasopresor akan hilang bila diberi
prostaglandin sintensa inhibitor (bahan yang menghambat produksi

prostaglandin). Prostaglandin ini di kemudian hari ternyata adalah


prostasiklin.
Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhada
bahan vasokonstriktor,dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan
terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya, daya refrakter pembuluh
darah terhadap bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh darah
menjadi peka terhadap bahan vasopresor. Banyak peneliti telah
membuktikan bahwa peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan
vasopresor pada hipertensi dalam kehamilan sudah terjadi pada
trimester I (pertama). Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang akan
menjadi hipertensi dalamkehamilan,sudah dapat ditemukan pada
kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai
prediksiakan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hipertensi dalam Kehamilan
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan
sebagai berikut :
a. Usia
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30 tahun.
Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di
bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian
maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Dampak dari usia yang
kurang, dapat menimbulkan komplikasi selama kehamilan.
b. Faktor Keturunan
28

Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan. Hal tersebut


dapat terjadi karena terdapat riwayat keluarga dengan hipertensi dalam
kehamilan. Orang-orang dengan sejarah keluarga yang mempunyai
hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat yang
menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena
hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki
hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali
lipat.
c. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Stress
yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya
sakit kepala, sulit tidur, tukak lambung (Muhammadun, 2010).
d. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok insiden pada ibu perokok lebih rendah, namum
merokok selama hamil memiliki risiko kematian janin dan pertumbuhan
janin terhambat yang jauh lebih tinggi. Aktifitas fisik selama kehamilan
istirahat baring yang cukup selama kehamilan mengurangi kemungkinan/
insiden hipertensi dalam kehamilan.
e. Obesitas
Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki BB lebih
(overweight).Keadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang
berlebihan, banyak mengandung (lemak, protein dan karbohidrat) yang
tidak sesuai dengan kebutuhan. Pada ibu hamil yang mengalami obesitas
dianjurkan menjaga pola makan seperti banyak makan sayur–sayuran,
buah–buahan dan protein, mengurangi garam yang berlebihan,
mengurangi kalori dan berolahraga dengan teratur seperti jalan santai
minimal 30 menit, maka kemungkinan seseorang tersebut tidak
menderita penyakit hipertensi walaupun mengalami obesitas (Fitriawati,
2018).
29

f. Kurang Olahraga atau Aktifitas Fisik


Umumnya kegiatan aktivitas fisik identik dengan olahraga, tentunya
kegiatan tersebut akan menggunakan energi hingga membakar kalori.
Namun tidak semua aktifitas fisik disebut dengan olahraga, karena
aktifitas rutin yang biasa kita lakukan saat bekerja, juga melibatkan
anggota tubuh, dengan demikian bekerja juga termasuk aktifitas fisik.
Melakukan aktivitas fisik yang cukup merupakan salah satu dari sekian
banyak hal yang dikategorikan dalam pengobatan farmakologisbagi
penderita hipertensi. Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu
menguatkan jantung. Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah aktivitas
sedang yang dilakukan selama 30-60 menit setiap hari.
g. Konsumsi Garam Berlebih
Garam dalam jumlah yang normal memang diperlukan tubuh untuk
menahan cairan agar ketika dalam cuaca panas atau selepas berolahraga,
tubuh dapat mengeluarkan keringat. Namun, dalam kasus lain jika garam
yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah garam
akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya di dalam
tubuh. Konsumsi garam per hari yang dianjurkan adalah sebesar 1.5-2
gramatau setara dengan satu sendok teh. Perlu diingat bahwa sebagian
orang sensitif terhadap garam sehingga mengonsumsi garam sedikit saja
akan menaikkan tekanan darah. Membatasi konsumsi garam sejak dini
akan membebaskan Anda dari hipertensi, penyakit ginjaldan tentu saja
penyakit jantung koroner (Kemenkes RI, 2013)
h. Asupan Gizi

Terdapat beberapa kriteria makanan yaitu makanan yang harus


dihindari dan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi. Bagi
penderita hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsi beberapa
makanan seperti buah,sayur, serat, vitamin, mineraldan karbohidrat
jenis kompleks. Karena makanan ini banyak mengandung
vitamin yang dibutuhkan tubuh dan dapat menstabilkan tekanan
30

darah selain makanan–makanan yang dianjurkan di atas ada juga


beberapa makanan yang harus dihindari antara lain: Makanan yang
berkadar lemak jenuh tinggi, makanan yang diolah menggunakaan
garam natrium (keripik,makanan kering asin), makanan yang
diawetkan, Penyedap makanan, Alkohol, Narkoba, semua makanan ini
dapat meningkatkan tekanan darah.

i. Faktor kehamilan

Kehamilan ganda berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan.


Preeklampsidan eklampsi mempunyai risiko tiga kali lebih sering terjadi
pada kehamilan ganda. Dari 105 kasus bayi kembar dua, didapatkan
28,6% kejadian preeklampsi dan satu kasus kematian ibu karena
eklampsi (Fajrianti, 2018).

5. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan


Menurut (Cunningham et al., 2010), Klasifikasi Hipertensi dalam
kehamilan sebagai berikut :
a. Hipertensi Kronis
Hipertensi kronis merupakan hipertensi yang ditemukan sebelum
kehamilan atau sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu, atau hipertensi
yang ditemukan pertama kali pada usia kehamilan > 20 minggu dan tidak
kembali turun ke tekanan darah normal dalam 12 minggu setelah persalinan
(Cunningham et al., 2010).
a. Hipertensi Gestasional
Hipertensi Gestasional merupakan tekanan darah ≥140/90 mmHg pada
usia kehamilan ≥ 20 minggu, tanpa disertai adanya proteinuria. apabila
didapatkan peningkatan tekanan darah yang signifikan, maka diperlukan
pengawasan yang lebih ketat, karena kejadian eklampsia dapat mendahului
proteinuria. Tekanan darah pada kasus gestasional hipertensi berangsur
normal dalam 12 minggu setelah persalinan (Cunningham et al., 2010).
b. Preeklampsia
31

Preeklampsia merupakan peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg


disertai adanya proteinuria (300 mg/24 jam atau +1 pada pemeriksaan
dipstick). Secara umum preeklampsia dibagi menjadi 2, yaitu preeklampsia
ringan dan preeklampsia berat. Preeklampsia berat merupakan adanya
peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg
yang disertai proteinuria ≥ +2. Pada preeklampsia berat, seperti fungsi ginjal
dan fungsi hepar ditemukan meningkat, namun pada preeklampsia ringan
peningkatannya hanya minimal atau bahkan tidak ada peningkatan sama
sekali. (Cunningham et al., 2010).
a. Eklampsia
Eklampsia merupakan timbulnya kejang pada wanita penderita
preeklampsia yang tidak disebabkan oleh hal lain. Kejang pada eklampsia
bersifat general dan dapat terjadi sebelum, saat, atau sesudah persalinan
(Cunningham et al., 2010).
a. Superimposed Preeklampsia pada Hipertensi Kronis
Superimposed preeklampsia merupakan timbulnya proteinuria untuk
pertama kali (≥ 300 mg/24 jam) di usia kehamilan ≥ 20 minggu, pada wanita
hamil yang sebelumnya telah terdiagnosa dengan hipertensi (hipertensi
kronis). Jika seorang wanita menderita hipertensi dan proteinuria sebelum
usia kehamilan 20 minggu, maka diagnosis superimposed preeklampsia
dapat ditegakkan bila didapatkan peningkatan tekanan darah lebih dari
sebelumnya, peningkatan proteinuria, terjadinya trombositopenia (kurang
dari 100.000/μL) (Cunningham et al., 2010).
6. Faktor Resiko Hipertensi dalam Kehamilan
Menurut (Katsiki N et al., 2010) , Hipertensi dalam kehamilan
merupakan gangguan multifaktorial. Berikut faktor risiko dari hipertensi
dalam kehamilan yaitu :
a. Faktor Maternal
a) Usia maternal
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30
tahun. Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan
32

pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada
kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Dampak
dari usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi selama
kehamilan. Setiap remaja primigravida mempunyai risiko yang
lebih besar mengalami hipertensi dalam kehamilan dan meningkat
lagi saat usia diatas 35 tahun (Manuaba C, 2010).
b) Primigravida
Sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan
pertama. Jika ditinjau dari kejadian hipertensi dalam
kehamilan,graviditas paling aman merupakan kehamilan kedua
sampai ketiga (Katsiki Net al., 2010).
c) Riwayat keluarga
Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan. Hal
tersebut dapat terjadi karena terdapat riwayat keluarga dengan
hipertensi dalam kehamilan (MuflihanFA, 2012).
d) Riwayat hipertensi
Riwayat hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan dapat
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan,dimana
komplikasi tersebut dapat mengakibatkan superimpose preeclampsi
dan hipertensi kronis dalam kehamilan (Manuaba, 2010).
e) Tingginya indeks massa tubuh
Tingginya indeks massa tubuh merupakan masalah gizi karena
kelebihan kalori,kelebihan gula dan garam yang bisa menjadi
faktor risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti
diabetes melitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung
koroner, reumatik dan berbagai jenis keganasan (kanker)
dangangguan kesehatan lain. Hal tersebut berkaitan dengan adanya
timbunan lemak berlebih dalam tubuh (Muflihan FA, 2012).
f) Gangguan ginjal
Penyakit ginjal seperti gagal ginjal akut yang diderita pada ibu
hamil dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan. Hal
33

tersebut berhubungan dengan kerusakan glomerulus yang


menimbulkan gangguan filtrasi dan vasokonstriksi pembuluh darah
(MuflihanFA, 2012).
b. Faktor kehamilan
Faktor kehamilan seperti molahilatidosa,hydropsfetalis dan kehamilan
ganda berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan. Preeklampsi dan
eklampsi mempunyai risiko 3 kali lebih sering terjadipada kehamilan
ganda.Dari 105 kasus bayi kembar dua, didapatkan 28,6% kejadian
preeklampsi dan satu kasus kematian ibu karena eklampsi (Manuaba,
2010)
34

D. Konsep Rendam Air Hangat


1. Pengertian Rendam Air Hangat
Rendam air hangat merupakan metode terapi menggunakan air secara
eksternal atau internal dalam bentuk (air, es dan uap) dengan menggunakan
berbagai suhu dan tekanan (Goleman et al., 2019). Rendam kaki air hangat
merupakan salah satu terapi yang bermanfaat mendilatasi pembuluh darah,
melancarkan peredaran darah dan memicu saraf pada telapak kaki untuk
bekerja (Meikha, 2015).
Air hangat merupakan media terapi yang bisa mencegah dan memulihkan
seseorang dari penyakit hipertensi. Hal tersebut dikarenakan efek
hidrostatik, hidrodinamik, dan suhu hangatnya yang membuat peredaran
darah di dalam tubuh menjadi lancar. Selain dapat memperlancar peredaran
darah air hangat juga memberikan efek ketenangan bagi tubuh sehingga
keseimbangan dalam tubuh (homeostasis) dapat tercapai dengan baik (Tari,
2015).
2. Manfaat Rendam Air Hangat
Terapi rendam kaki air hangat dapat membantu meningkatkan
sirkulasi darah dengan cara memperlebar pembuluh darah sehingga dapat
memperoleh banyak oksigen yang akan dipasok ke jaringan yang
mengalami pembengkakan (Wulandari dan Arifianto, 2016).
Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan
pelebaran pembuluh darah,menurunkan kekentalan darah, menurunkan
ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan
permeabilitas kapiler (Santosa, 2015)
Manfaat dari efek hangat adalah efek fisik panas atau hangat yang
dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke segala
arah dan dapat meningkatkan reaksi kimia. Pada jaringan akan tejadi
metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh
dengan cairan tubuh.
Efek biologis panas atau hangat dapat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis
35

respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan pelebaran pembuluh


darah, menurunkan pembekuan darah, menurunkan ketegangan otot,
meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas
kapiler. Respon dari hangat inilah yang dipergunakan untuk keperluan
terapi pada berbagai kondisi dan keadaan dalam tubuh (Damayanti, 2014).
3. Langkah--langkah melakukan Rendam Kaki Air Hangat
a. Mempersiapkan alat dan bahan seperti
a) Thermometer air
b) Baskom / ember bentuk tabung dengan tinggi 44cm, diameter
47cm dan tebal 0,25cm.
c) 2 buah handuk ukuran dewasa (70x135cm)
d) Wadah air / termos yang berisi air panas 3L

b. Fase Orientasi

a) Mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan prosedur
d) Menanyakan kesiapan klien

c. Fase Kerja

a) Menjaga privasi klien


b) Berikan klien posisi duduk
c) Mengukur tekanan darah klien 10 menit sebelum dilakukan
rendam kaki menggunakan sphygmomanometer, stetoschope
dan dicatat dalam lembar penilaian observasi.
d) Siapkan ember lalu isi dengan air dingin dan air panas sampai
setengah penuh lalu ukur suhu air (35oC) dengan
thermometer air.
e) Jika kaki tampak kotor, maka disarankan untuk mencuci kaki
terlebih dahulu.
f) Celupkan dan rendam kaki sampai betis (10 menit)
g) Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun
36

maka tambahkan air panas (kaki diangkat dari ember) dan


ukur kembali suhunya dengan thermometer. Atau bisa
dengan cara lansung mengganti dengan ember yang baru
dengan suhu yang sudah diukur dan pindahkan kaki pasien
pada ember selanjutnya atau ember kedua.
h) Tutup ember dengan handuk untuk mempertahankan suhu
i) Setelah selesai (10 menit), angkat kaki dan keringkan dengan
handuk.
j) Rapikan alat

d. Fase Terminasi

a) Melakukan evaluasi tindakan


b) Menyampaikan rencana tindak lanjut
c) Catat hasil kegiatan dalam lembar observasi
d) Berpamitan
4. Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat
a. Fisiologis Rendam Air Hangat
Rendam air hangat akan berpindah ke dalam tubuh dan akan
memperlebar pembuluh darah dan menurunkan ketegangan otot
sehingga dapat memperlancar sirkulasi darah akan mempengaruhi
tekanan arteri oleh baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta
yang akan disampaikan ke implus dibawa serabut saraf membawa
isyarat dari semua bagian tubuh untuk menginformasikan keseluruh
tubuh dalam kebutuhan tubuh kepusat saraf simpatis dilanjut ke
medulla sehingga akan merangsang tekanan sistolik yaitu
renggangan otot ventrikel untuk berkontraksi (Ilkafah, 2016).
Ketika dilakukan perendaman akan merangsang saraf yang ada di
telapak kaki untuk merangsang baroreseptor, dimana baroreseptor
adalah reflek paling utama dalam meregulasi pada denyut jantung
dan tekanan darah. Baroreseptor menerima rangsangan dari
peregangan yang berlokasi di arkus aorta dan sinuskarotikus, pada
37

saat tekanan arteri meningkat dan merenggang,reseptor-reseptor ini


dengan cepat mengirim implusnya ke pusatvasomotor
mengakibatkan vasodilatasi pada arteriol, vena dan perubahan
tekanan darah (Ilkafah, 2016).
b. Hasil Penelitian

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Sabattani et al., 2016)


terkait gambaran tekanan darah sebelum dilakukan hidroterapi rendam
hangat pada penderita hipertensi di Desa Kebondalem menyatakan bahwa
21 (100,0%) responden penderita hipertensi sebelum dilakukan rendam
hangat tekanan darah paling rendah 140/90 mmHg dan paling tinggi
sebesar 170/110 mmHg. Dalam penelitian ini ibu hamil penderita
preeklamsi sebelum diberikan perlakuan tekanan darah paling rendah
141/100 mmHg dan yang paling tinggi 160/98 mmHg.

Penelitian yang dilakukan oleh (Ummiyati & Asrofin, 2019) pada


ibu hamil penderita preeklamsi menunjukkan dengan terapi rendam kaki
menggunakan air hangat dapat penurunan tekanan darah paling banyak
mencapai 9 mmHg. Salah satu terapi alamiah Rendam kaki dengan air
hangat merupakan yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah,
mengurangi edema, meningkatkan relaksasi otot, menyehatkan jantung,
mengendorkan otot-otot, menghilangkan stres, meningkatkan
permeabilitas kapiler, sehingga bermanfaat untuk terapi penurunan tekanan
darah pada ibu hamil preeklamsi.

Penelitian yang dilakukan oleh (Umah, 2012) pengaruh terapi


rendam kaki air hangat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita
tekanan darah tinggi menyatakan bahwa rendam kaki dengan air hangat
menghasilkan energi kalor yang bersifat mendilatasi dan melancarkan
peredaran darah serta merangsang saraf yang ada pada kaki untuk
mengaktifkan saraf parasimpatis, sehingga menyebabkan perubahan
tekanan darah.
38

D. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Ibu hamil Trimester III

Perubahan Fisiologis

a. Uterus
b. Serviks Uteri
c. Vagina dan Vulva
d. Mammae
e. Sistem Respirasi 1.Hipertensi Kronis
f. Sirkulasi Darah
2.Hipertensi
Gestasional
Tekanan Darah 3. Preeklampsia
Meningkat
4.Eklampsia

5.Superimposed
Preeklampsia pada
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Hipertensi Kronis
farmakologis Nonfarmakologi
s

1. Diuretika,jenis thiazide (thiaz) atau


aldosterone antagonist (aldo ant) 1. Olahraga

2. Beta blocker (BB) 2. Diet Rendah Garam

3.Calcium channel blocker atau Calcium 3. Terapi Musik Klasik


antagonist (CCB)
4. Terapi Rendam Kaki
4. Angiotensin converting enzyme Air Hangat
inhibitor (ACEI)

5. Angiotensin II receptor blocker atau


AT1 receptor Angiotensin/blocker (ARB) Penurunan Tekanan Darah

Keterangan :
: Variabel diteliti
: Tidak Diteliti
Sumber : ( Ajeng,N. 2012 , Sulistyawati. 2013 , Tari. 2015, Ilkafah. 2016 ,
Meikha. 2015, Sudoyo. 2012, Cunningham et al., 2010 ).
BAB III

METODE LITERATURE REVIEW

A. Strategi Penelusuran Literature


1. Data / Jurnal Diperoleh dari Database Elektronik
Artikel yang digunakan pada literature review ini disusun melalui
penelusuran artikel penelitian yang sudah terpublikasi dan fulltext PDF.
Semua populasi berhak menjadi sampel jika memenuhi semua kriteria inklusi
dan eksklusi yang telah ditentukan peneliti.
Data diperoleh dari database elektronik yaitu : Google Scholar,
Pubmed, , ScienceDirect yang dipublikasi antara tahun 2016-2021. Dari kata
kunci dituliskan di database yang berbeda menggunakan bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia, 8 artikel yang ditemukan. peneliti memilih sendiri artikel
sesuai dengan judul, isi dan tujuan.

2. Pertanyaan Panduan (Keyword)


Apakah pemberian rendam kaki air hangat berpengaruh terhadap
tekanan darah pada Ibu hamil Trimester III ?
Kata Kunci Bahasa Indonesia : Hipertensi Pada Ibu Hamil , Rendam Kaki
Air Hangat , Tekanan Darah
Kata Kunci Bahasa Inggris : Hypertension In Pregnant Women , Soak Feet In
Warm Water , Blood Pressure
Pencarian artikel menggunakan strategi PICO (participants, intervention,
comparison, outcome).
Strategi pencarian dalam data base
P (Participants, population, patient) Hypertension In Pregnant Women
I (Intervesion) Soak Feet In Warm Water
C (Comparasion)

O (Outcome) Blood Pressure

Tabel 3.1 Strategi pencarian pada base data

39
40

3. Kriteria artikel
a. Kriteria Inklusi
Artikel yang memiliki judul dan isi yang relevan dengan tujuan
penurunan tekanan darah, rendam kaki air hangat dan ibu hamil trimester
III berbahasa Indonesia/Inggris dan fulltext, artikel penelitian yang
dipublikasikan 2016-2021.
b. Kriteria Ekslusi
Artikel yang tidak memiliki struktur lengkap seperti tidak ada DOI,
ISSN, Publisher, Volume, halaman dan tahun <2016 dan artikel yang
tidak memenuhi kriteria inklusi.
41

B. Proses seleksi literature


Sistematika pencarian literature yang digunakan dalam metode
“Systematic Review” yaitu PRISMA Guideline
Bagan 3.1
Proses Seleksi Literature
Pubmed Google Scholar ScienceDirect
430 215 50

Artikel diidentifikasi
(n =695)
d

n
e

Ekslusi :
I

> 5 tahun terahir


(n 280=)

Artikel diidentifikasi
(n =415)
Ekslusi :
Artikel ganda
(n 12=)
S
k

n
r
i

Hasil saring
(n =403)
Ekslusi :
Tidak relevan
(n = 345)
K

y
e

a
l

Artikel full text yang layak


(n = 58)
Ekslusi :
Tidak menjawab
pertanyaan penelitian
(n =52)

Artikel yang inklusi


M

n
e

(n = 7 )
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian

No Nama penulis Judul Tujuan Metode Sampel Instrument Hasil Penelitian


(Tahun)
1. Rika Rahim & Pengaruh Rendam Untuk mengetahui pengaruh Eksperimen 17 Ibu Hamil Lembar observasi, Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Siti Saadah M & Kaki Air Hangat terapi rendam kaki air hangat dengan jenis Trimester III sphygmomanometer bahwa tekanan darah sistolik pada pada ibu
Sariestya Terhadap terhadap perubahan tekanan penelitian pre- dengan dan stetoskop. hamil yang mengalami hipertensi sesudah
Rismawati, Perubahan darah pada ibu hamil eksperimen hipertensi diberikan terapi rendam kaki hangar
2017 Tekanan Darah hipertensi. dengan seluruhnya mengalami perubahan (100%),
Ibu Hamil pendekatan one sedangkan tekanan darah diastolik sebanyak
Hipertensi group pretest- 10 orang (58,8%) mengalami perubahan dan
posttest. sebanyak 7 orang (41,2%) tidak mengalami
perubahan.
2. Christina Febri Efektivitas Untuk mengetahui efektivitas Kuantitatif Quasy 16 Ibu hamil Instrument A: identitas Dalam Penelitian ini Hasil Uji statistika
Sabattani & Rendam Kaki rendam kaki dengan air hangat Eksperiment trimester III responden yang terdiri menggunakan Mc Nemar didapatkan nilai
Machmudah & Dengan Air terhadap penurunan tekanan dengan rancangan penderita atas tanggal pengukuran, significancy 0,0001 (P<0,05), terdapat
Mamat Hangat Terhadap darah pada ibu hamil penderita one group pretest preeklamsi nomor responden, perbedaan tekanan darah pada ibu hamil
Supriyono, 2016 Penurunan preeklamsi di Puskesmas and posttest alamat, umur, usia sebelum dan sesudah diberikan rendam kaki
Tekanan Darah Ngaliyan Semarang 2016 design. kandungan, serta dengan air hangat, sehingga H0 ditolak dan
Pada Ibu Hamil pengukuran tekanan Ha diterima artinya terdapat efektivitas
Penderita darah sebelum dan rendam kaki dengan air hangat terhadap
Preeklamsia Di sesudah. penurunan tekanan darah pada ibu hamil
Puskesmas Instrument B: lembar penderita preeklamsi
Ngaliyan observasi yang
Semarang dilakukan dengan

42
menggunakan
prosedur pelaksanaan
rendam kaki dengan air
hangat.
3. Muchlishatun Efektifitas Terapi Mengukur efektifitas Repeated 21 ibu hamil Mengukur tekanan darah Hasil Penelitian ini diketahui nilai
Ummiyati & Air Hangat pemberian terapi air hangat Measures trimester III adalah tensimeter digital, Greenhouse Geisser Sig. sebesar 0,000 < α
Binti Asrofin, Terhadap terhadap penurunan tekanan Experiment yang mengalami dan hasil pengukuran (0,05). Maka H0 ditolak, artinya ada
2019 Penurunan darah pada ibu hamil yang tekanan darah dicatat dalam lembar perbedaan rata-rata penurunan tekanan darah
Tekanan Darah mengalami tekanan darah tinggi di observasi yang kemudian ibu hamil yang mengalami tekanan darah
Pada Ibu Hamil tinggi Wilayah Kerja dianalisis dengan tinggi yang signifikan dari waktu ke waktu.
Hipertensi UPTD menggunakan uji Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Puskesmas Repeated Measures pemberian terapi rendam kaki dengan air
Kertosono Anova. hangat mampu menurunkan tekanan darah
Kabupaten pada ibu hamil yang mengalami tekanan
Nganjuk. darah tinggi
4. Maslahatul Efektivitas Terapi Untuk Quasi Ibu hamil Analisis univariat dengan Hasil penelitian ini
Inayah & Tri Rendam Kaki Air mengetahui pengaruh eksperiment, Trimester III menghitung nilai mean, menunjukkan bahwa, rata-rata umur
Anonim, 2021 Hangat terhadap terapi rendam kaki air hangat dengan dengan median, standar deviasi responden untuk kelompok intervensi adalah
Perubahan terhadap perubahan penurunan pendekatan preeklampsia di dan distribusi frekuensi. 35 tahun 5 bulan, sedangkan rata-rata umur
Penurunan tekanan darah ibu hamil rancangan pre and Wilayah Dinas Analisis dilakukan kelompok kontrol adalah 36 tahun 4 bulan.
Tekanan Darah preeklampsia post test pada Kesehatan Kab / terhadap masing-masing Umur sangat berpengaruh terhadap
Ibu Hamil kelompok Kota variabel bebas dan kesehatan ibu hamil. Dalam penelitian ini
Preeklampsia intervensi dan Pekalongan. variabel terikat seperti rata-rata umur responden ≥ 35 tahun, ibu
kelompok kontrol : Umur ibu, gravida hamil dengan usia lebih dari 35 tahun dapat
(riwayat obstetri), meningkatkan risiko terjadinya
indeks massa tubuh preeklampsia.
(IMT), umur
kehamilan, pendidikan,
pekerjaan
5. Nadia Aryani& Penurunan Untuk mengetahui efektivitas Pre experimental 15 Ibu Hamil Lembar observasi, Dalam Penelitian ini berdasarkan uji
Nofri Zayani, Tekanan Darah perendaman kaki dengan air dengan rancangan trimester III tensimeter digital, paired sample T-Test pada data tekanan
2020 Wanita Hamil hangat untuk penurunan one group pretest Dengan thermometer air , ember darah sistolik serta diastolik pada wanita
Dengan hipertensi wanita hamil. posttest, yaitu Hipertensi ukuran 8L, termos hamil hipertensi sebelum dan setelah
Perendaman Kaki mengukur tekanan ukuran 2L, penutup diberikan hidroterapi perendaman kaki

43
Air Hangat darah sebelum ember dari plastik, air dengan air hangat didapatkan nilai p=0,000
dan sesudah hangat dan dingin, serta (p<0,05). Hal ini menunjukkan pemberian
diberikan terapi lap kaki hidroterapi perendaman kaki menggunakan
air hangat kepada air hangat berpengaruh terhadap penurunan
wanita hamil tekanan darah pada wanita hamil.
hipertensi selama
tiga hari.

6. Giovana Hydrotherapy Untuk mengevaluasi dampak Studi cross- 36 Ibu hamil Menggunakan perangkat Mengevaluasi 36 wanita hamil, termasuk 12
Macêdo Reduces Arterial hidroterapi, strategi sectional yang Trimester III Mobil-O-Graph® NG dengan hipertensi (HG) dan 24 kontrol
Linhares & Stiffness in pengobatan non-farmakologis, mengevaluasi dengan untuk mengukur tekanan (CG), berusia 30,4 ± 4,8 tahun dan pada usia
Antonio Vieira Pregnant Women pada AS pada kehamilan efek sesi hipertensi darah (BP), detak
kehamilan 29,2 ± 3,3 minggu. Hidroterapi
Machado & With Chronic wanita dengan CH hidroterapi jantung (HR), dan
Marcus Vinícius Hypertension standar pada AS AS sebelum dan sesudah dipromosikan pada kedua kelompok
Bolívar pada wanita hamil sesi hidroterapi yang penurunan yang signifikandi AS dinilai oleh
Malachias, 2019 dengan CH dan melibatkan peregangan, indeks augmentasi pada HR 75 bpm (AIx @
kontrol. pemanasan, penguatan, 75) (HG: 28,8 ± 7,3%, sebelumnya; 22,4 ±
dan relaksasi. Tingkat 6,9%,setelah; p = 0,024; dan CG: 29.1 ±
signifikansi yang 7.4%, sebelumnya; 22,9 ± 6,6%, setelah; p =
diadopsi dalam analisis
0,001), serta penurunan HR (HG:93,4 ± 11,8
statistik adalah 5%.
bpm, sebelumnya; 82,4 ± 10,0 bpm,
setelah; p <0,001; dan CG: 91,4 ± 13,4 bpm,
sebelumnya; 81,5 ± 12,6 bpm, setelah;p
<0,001), tetapi penurunan tekanan darah
yang tidak signifikan.

7. Elisabeth Meyta Pengaruh Rendam Untuk melihat pengaruh Penelitian Quasi 30 Ibu hamil Lembar karakteristik Hasil penelitian terdapat penurunan tekanan
Ambarsari & Kaki Air Hangat rendam kaki pada air hangat Experimental One Trimester III responden yang darah sistolik dengan rata-rata 14,43 mmHg
Ermiati & Nur dan Musik Klasik pada ibu hamil dengan Group Pre-test dengan mencakup data ibu yaitu dan penurunan tekanan darah diastolik
Oktavia Terhadap hipertensi terhadap penurunan Post-test design Hipertensi umur, pekerjaan, sebesar 10,83 mmHg dengan nilai p value
Hidayati, 2020 Tekanan Darah tekanan darah. pendidikan terakhir, 0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh

44
Ibu Hamil dengan umur kehamilan, dan terapi kombinasi terhadap penurunan
Hipertensi gravida, riwayat tekanan darah ibu hamil dengan hipertensi.
kesehatan serta terdapat
lembar observasi untuk
mencatat tekanan darah
responden.
8. Binti Asrofin & Pengaruh Untuk melihat pengaruh Penelitian kuasi 21 Ibu hamil Tensimeter digital, dan Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value
Muchlishatun Pemberian Terapi pemberian terapi air hangat eksperimen Trimester III hasil pengukuran dicatat sebesar 0,000 dengan α (0,05).
Ummiyati, 2020 Air Hangat Dan terhadap penurunan tekanan dengan dalam lembar observasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Relaksasi Nafas darah pada ibu hamil Hipertensi di pemberian terapi air hangat mempengaruhi
Dalam Terhadap hipertensi. Wilayah Kerja penurunan tekanan darah pada ibu hamil
Penurunan UPTD hipertensi setelah 2 minggu terapi.
Tekanan Darah Puskesmas
Pada Ibu Hamil Kertosono
Hipertensi Kabupaten
Nganjuk.

45
46
B. Pembahasan
Dari 7 artikel berikatan tentang Pemberian Rendam Kaki Air Hangat
Terhadap Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan
Hipertensi yang didapatkan bahwa rata-rata hasil penelitian didapatkan ada
pengaruh antara pemberian rendam kaki air hangat terhadap tekanan darah ibu
hamil trimester III. Pernyataan ini didukung oleh beberapa hasil penelitian
yang dilakukan oleh Rika Rahim, & Siti Saadah M., & Sariestya Rismawati
dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Ibu Hamil Hipertensi” pada tahun 2017 yaitu :
Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan pemberian rendam kaki air
hangat menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik pada pada ibu hamil yang
mengalami hipertensi sesudah diberikan terapi rendam kaki hangar
seluruhnya mengalami perubahan (100%), sedangkan tekanan darah diastolik
sebanyak 10 orang (58,8%) mengalami perubahan dan sebanyak 7 orang
(41,2%) tidak mengalami perubahan.
Sejalan dengan teori Kusumaastuti, 2010 berpendapat bahwa Air
hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh Pertama berdampak pada
pembuluh darah hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar,
kedua faktor pembebanan di dalam air akan menguatkan otot-otot dan
ligament yang mempengaruhi sendi tubuh, sehingga rendam kaki air hangat
dapat digunakan sebagai salah satu terapi yang dapat memulihkan otot sendi
yang kaku serta menyembuhkan stroke apabila dilakukan melalui kesadaran
dan kedisiplinan
Begitu pula dengan hasil penelitian Christina Febri Sabattani &
Machmudah & Mamat Supriyono dalam jurnal yang berjudul “Efektivitas
Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Ibu Hamil Penderita Preeklamsia Di Puskesmas Ngaliyan Semarang” pada
tahun 2016 yaitu: Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan setelah
pemberian rendam kaki air hangat menunjukkan bahwa setelah dilakukan
rendam kaki dengan air hangat pada suhu 39°C selama 15 menit berpengaruh
terhadap tekanan darah ibu hamil penderita preeklamsi. Pernyataan ini dapat

47
48

dilihat dari nilai p value 0,0001 (≤ 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima
artinya terdapat efektivitas rendam kaki dengan air hangat terhadap
penurunan tekanan darah pada ibu hamil penderita preeklamsi.
Sejalan dengan teori Putri, 2015 berpendapat bahwa merendam kaki
dengan air hangat mempunyai efek fisik panas/hangat yang dapat
menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke segala arah
dan dapat meningkatkan reaksi kimia. Pada jaringan akan terjadi metabolisme
seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan
tubuh. Efek biologis panas/hangat dapat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis
respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan pelebaran pembuluh darah,
menurunkan kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot, meningkatkan
metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas kapiler.
Hasil penelitian Muchlishatun Ummiyati & Binti Asrofin dalam jurnal
yang berjudul “Efektifitas Terapi Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Ibu Hamil Hipertensi” pada tahun 2019 yaitu : Berdasarkan Hasil
penelitian yang dilakukan bahwa pemberian rendam kaki air hangat dengan
rutin kepada ibu hamil Penyakit tekanan darah tinggi dapat menurunkan rata-
rata tekanan darah ibu hamil sebesar 3,429 mmHg pada pemberian terapi
pertama. Penurunan tekanan darah sangat signifikan terjadi setelah pemberian
terapi rendam kaki dengan air hangat setelah terapi ke-4 yaitu dengan rata-
rata penurunan sebesar 11,667 mmHg pada 2 minggu kemudian.
Sejalan dengan teori Santoso, Agung, 2015 berpendapat bahwa
Prinsip kerja terapi rendam air hangat yaitu secara konduksi dimana terjadi
perpindahan panas dari air hangat kedalam tubuh akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan penurunan ketegangan otot, sehingga dapat
melancarkan peredaran darah yang akan mempengaruhi tekanan arteri oleh
baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan
impuls yang dibawa serabut saraf yang membawa isyarat dari semua bagian
tubuh untuk menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah, volume
darah dan kebutuhan khusus semua organ ke pusat saraf simpatis ke medulla
49

sehingga akan merangsang tekanan sistolik yaitu regangan otot ventrikel


untuk segera berkontraksi.
Dan diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maslahatul
Inayah & Tri Anonim dalam jurnal berjudul “Efektivitas Terapi Rendam Kaki
Air Hangat terhadap Perubahan Penurunan Tekanan Darah Ibu Hamil
Preeklampsia” pada tahun 2021 yaitu: Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilkakuan bahwa ada perbedaan perubahan tekanan darah baik sistolik
maupun diastolik sebelum dan sesudah di berikan perlakuan terapi rendam
kaki air hangat pada kelompok intervensi. Hasil analisis data di peroleh
bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum perlakuan adalah 153 mmHg
dengan standar deviasi 14,94 dan tekanan darah diastolik 96 mmHg dengan
standar deviasi 10,75, sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik setelah
perlakuan 135 mmHg dengan standar deviasi 8,49 dan tekanan darah diastolik
88 mmHg dengan standar deviasi 7,88. Hasil uji statistik Wilcoxon
menyimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi rendam kaki air hangat
terhadap perubahan tekanan darah sistolik ibu hamil preeklampsia ( p = 0,004
; α = 0,05) dan ada pengaruh terapi rendam kaki air hangat terhadap
perubahan tekanan darah diastolik ibu hamil preeklampsia ( p = 0,011 ; α =
0,05).
Sejalan dengan teori (Inayah, Anonim, Kedungwuni, & Ii, n.d., 2021)
berpendapat bahwa Ada beberapa upaya untuk mengendalikan tekanan darah
tinggi. Cara tersebut dapat menggunakan farmakologis maupun non
farmakologis. Salah satu tindakan non farmakologis yang dapat di lakukan
untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita preeklampsia dengan
memberikan teknik hidroterapi yang salah satunya dengan tindakan rendam
kaki menggunakan air hangat.rendam kaki menggunakan air hangat akan
merangsang syaraf yang ada di kaki untuk bekerja dan berfungsi mendilatasi
pembuluh darah serta melancarkan peredaran darah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Elisabeth Meyta Ambarsari &
Ermiati & Nur Oktavia Hidayati dalam jurnal berjudul “Pengaruh Rendam
Kaki Air Hangat dan Musik Klasik Terhadap Tekanan Darah Ibu Hamil
50

dengan Hipertensi” pada tahun 2020 yaitu: Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan bahwa terdapat penurunan tekanan darah sistolik dengan rata-
rata 14,43 mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik sebesar 10,83
mmHg dengan nilai p value 0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh terapi
rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan darah ibu hamil dengan
hipertensi.
Sejalan dengan teori Harnani, Yessi dan Astri, 2017 berpendapat
bahwa rendam kaki pada air hangat menghasilkan kalor yang bersifat
melebarkan dan melancarkan pembuluh darah, serta merangsang saraf yang
berada di kaki untuk merangsang saraf parasimpatis, sehingga menyebabkan
penurunan tekanan darah. Rangsangan kalor yang berada pada air hangat
akan turut merangsang baroreseptor pula, dimana baroreseptor merupakan
kontrol utama terhadap denyut jantung dan tekanan darah. Baroreseptor akan
menerima rangsang dari tekanan yang berada pada sinus kortikus dan arkus
aorta. Saat arteri meregang dan adanya peningkatan tekanan darah arteri,
reseptor akan mengirim impuls ke pusat vasomotor yang berdampak pada
vasodilatasi arteriol dan vena. Akibat vasodilatasi arteriol, maka terjadi
penurunan tahanan perifer dan dilatasi vena akan mengurangi aliran balik
darah.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Binti Asrofin & Muchlishatun
Ummiyati dalam jurnal berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Air Hangat
Dan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu
Hamil Hipertensi” pada tahun 2020 yaitu: Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilkakuan bahwa Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value sebesar
0,000 dengan α (0,05). Bahwa pemberian terapi air hangat mempengaruhi
penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi setelah 2 minggu terapi.
Sejalan dengan teori Sabattani, 2014 Rendam kaki dengan air hangat
merupakan salah satu terapi alamiah yang bertujuan untuk meningkatkan
sirkulasi darah, mengurangi edema, meningkatkan relaksasi otot,
menyehatkan jantung, mengendorkan otot otot, menghilangkan stres,
51

meningkatkan permeabilitas kapiler, sehingga bermanfaat untuk terapi


penurunan tekanan darah pada ibu hamil preeklamsia.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Partika (2012) dalam jurnal
yang berjudul “Efektivitas Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Penderita Preeklamsia Di
Puskesmas Ngaliyan Semarang” menyatakan bahwa pemberian terapi
rendam kaki air hangat pada penderita hipertensi di Desa Bendungan
menunjukkan P value 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan adanya
pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan
darah. Umumnya, terapi rendam kaki dengan air hangat sering dilakukan
pada penderita hipertensi dan untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia,
namun tidak pernah dilakukan untuk mengatasi penurunan tekanan darah
pada ibu hamil, seperti preeklamsi.

Asumsi penulis dalam literature review ini bahwa ibu hamil trimester
III mengalami tekanan darah meningkat dikarenakan, jumlah darah di dalam
tubuh meningkat sebanyak 45 persen hal ini membuat jantung bekerja lebih
keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh,hal ini yang menyebabkan
tekanan darah meningkat. Dari beberapa artikel yang telah di review oleh
penulis bahwa ada penatalaksanaa nonfarmakologi yang dapat menurunkan
tekanan darah pada ibu hamil trimester III yaitu terapi dengan melakukan
rendam kaki air hangat. Hal ini dikarenakan rendam kaki air hangat berkaitan
dengan pembuluh darah dan menurunkan ketegangan otot sehingga dapat
memperlancar sirkulasi darah akan mempengaruhi tekanan arteri oleh
baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang akan disampaikan ke
implus dibawa serabut saraf membawa isyarat dari semua bagian tubuh untuk
menginformasikan keseluruh tubuh dalam kebutuhan tubuh kepusat saraf
simpatis dilanjut ke medulla sehingga akan merangsang tekanan sistolik yaitu
renggangan otot ventrikel untuk berkontraksi. Berdasarkan dari analisis
terhadap 8 artikel penelitian diatas dan juga berdasrkan teori yang ada, maka
52

penulis berasumsi bahwa rendam kaki air hangat dapat menurunkan tekanan
darah ibu hamil trimester III dengan Hipertensi.

Kesimpulan dari artikel pada tabel diatas didapatkan bahwa artikel


menggunakan penelitiaian Eksperimen seperti penelitian pre-eksperimen dan
Kuantitatif Quasy Eksperiment dan Repeated Measures Experiment dan
Quasi eksperiment dan didapatkan bahwa pemberian rendam kaki air hangat
terbukti berpengaruh terhadap tekanan darah, terbukti dengan adanya
perbedaan yang signifikan. Dengan rutin pemberian rendam kaki air hangat
selama 2 minggu terdapat perubahan tekanan darah pada ibu hamil trimester
III dengan hipertensi.
53

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari analisis literatur dan pembahasan yang
dikemukakan bahwa dari 8 artikel diatas terdapat 8 hasil penelitian yang
signifikan hasilnya yang berpengaruh terhadap tekanan darah ibu hamil
trimester III dengan hipertensi, faktor yang mempengaruhi yaitu dengan
pemberian rendam kaki air hangat berkaitan dengan adanya pembuluh darah
dan menurunkan ketegangan otot sehingga dapat memperlancar sirkulasi
darah sehingga pemberian rendam kaki air hangat berpengaruh terhadap
tekanan darah ibu hamil trimester III dengan hipertensi. Pemberian rendam
kaki air hangat diberikan secara berkala selama 2 minggu sehingga
mendapatkan hasil yang signifikan.
B. Saran
1. Bagi Pembaca
Studi literature ini diharapkan menjadi referensi khususnya dalam bidang
keperawatan maternitas khususnya mengenai pengetahuan ibu hamil trimester
iii dengan hipertensi untuk menurunkan tekanan darah secara non
farmakologis

2. Bagi IKesT Muhammadiyah Palembang


Studi literature ini diharapkan menjadi bahan pustaka dan referensi untuk
mengembangkan ilmu dalam bidang keperawatan maternitas.
3. Bagi Peneliti
Studi literature ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengalaman dan
menambah wawasan peneliti dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh
untuk dapat diterapkan di masyarakat.
54

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, E. M., Ermiati, E., & Hidayati, N. O. (2020). Pengaruh Rendam Kaki
Air Hangat dan Musik Klasik Terhadap Tekanan Darah Ibu Hamil dengan
Hipertensi. Journal of Nursing Care, 3(3), 221–228.

Goleman et al., 2019. (2019). Pengaruh Terapi Rendam Air Hangat Garam Epsom
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pergelangan Kaki Pada Pekerja Konveksi.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Inayah, M., Anonim, T., Kedungwuni, I., & Ii, K. (n.d.). Efektivitas Terapi
Rendam Kaki Air Hangat terhadap Perubahan Penurunan Tekanan Darah
Ibu Hamil Preeklampsia mengetahui kualitas pelayanan kesehatan baik pada
masa kehamilan maupun masa nifas . Meningkatnya derajat kesehatan ibu
merupakan salah satu tujuan. 24–32.

Keperawatan, R. M., Studi, P., Universitas, K., Indonesia, M., Effect, T., Murotal,
O., … Changes, T. (n.d.). Pengaruh Terapi Kombinasi Murotal Al- Qur ’ an
Dan Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Perubahan Tekanan Darah. 3(1),
24–29.

Malibel, Y. A. A. (2020). Chmk health journal volume 4 nomor 2,april 2020.


4(April), 0–7.

Nopriani, Y. (2019). Efektivitas Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Tekanan.


2(1).

Nopriani, Y., Primanda, Y., & Makiyah, S. N. N. (2018). The Effectiveness of the
Combination of Progressive Muscle Relaxation and Soaking Foot Warm
Water on Blood Pressure in Patients with Hypertension. Dinamika
Kesehatan, 9(2), 627–636.
55

Oliver, J. (2013). Jurnal Penelitian. Http://Perpustakaan.Poltekkes-


Malang.Ac.Id/Assets/File/Kti/1402100052/LTA_BAB_2.Pdf, 53(9), 1689–
1699.

Sabattani, Supriyono, & Machmudah. (2016). Efektivitas rendam kaki dengan air
hangat terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil penderita
preeklamsi di Puskesmas Ngaliyan Semarang. Ilmu Keperawatan Dan
Keidanan, 5(1), 1–10.

Savira, F., & Suharsono, Y. (2013).. Journal of Chemical Information and


Modeling, 01(01), 1689–1699.

Try Putra Parmana, Siringoringo, E., & Safruddin. (2020). Rendam Kaki Dengan
Air Hangat Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Jurnal
Kesehatan Panrita Husada, 5(1), 9–17.
https://doi.org/10.37362/jkph.v5i1.174

Ulya, F. hikmatul. (2019). Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil. Embrio, 11(2), 80–86.
https://doi.org/10.36456/embrio.vol11.no2.a2044

Ummiyati, M., & Asrofin, B. (2019). Efektifitas Terapi Air Hangat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Hipertensi. Conference on
Innovation and Application of Science and Technology, (Ciastech), 163–170.

Vargas del Valle, P., Piñeiro Becerra, M. S., Palomino Montenegro, H., Torres-
Quintana, M. a., Balducci, L., Ramachandran, A., … Teixeira, C. C. (2016)..
American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics, 20(1), 1–8.

Zarastika, R. (2017). Perbandingan efektivitas terapi rendam kaki air hangat dan
aroma terapi lavender terhadap penurunan tekanan darah penderita
hipertensi. Perbandingan Efektifitas Terapi Rendam Kaki Air Hangat Dan
Aroma Terapi Lavender Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi, 1–17.
56

Anda mungkin juga menyukai