Ma 5
Ma 5
LAPORAN PRAKTIKUM
DEWATERING
NIRA LA BAUCE
09320190001
C1
MAKASSAR
2021
ZUL FAHMI NIRA LA BAUCE
09320180181 09320190001
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DEWATERING
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara dan Nikel
terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia
menjadi eksportir terdepan batubara dunia. Kegiatan pengolahan bahan galian ini
bertujuan untuk membebaskan dan memisahkan mineral berharga dari mineral yang
tidak berharga atau mineral pengotor sehingga setelah dilakukan proses pengolahan
bahan galian dihasilkan konsentrat yang bernilai tinggi dan tailing yang tidak
berharga. Metode pengolahan bahan galian yang dipakai bermacam-macam
tergantung dari sifat kimia, sifat fisika, sifat mekanik dari mineral itu sendiri.
Pengolahan bahan galian merupakan pengolahan mineral dengan dengan tujuan
untuk memisahkan mineral berharga dengan gangguenya dilakukan secara meknis,
menghasilkan produk yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan yang kadarnnya
rendah (tailing). Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral
processing/mineral dressing) adalah suatu prosses pengolahan dengan memanfaatkan
perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian
yang bersangkutan. Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut dengan
pencucian batubara (coal washing) atau preparasi batubara (coal preparation).
Indonesia memiliki potensi dan cadangan bahan galian yang cukup besar dan
menyebar hampir merata di seluruh wilayah.Yang dimaksud dengan bahan galian
adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian golongan C
dan batubara (coal).Untuk saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan
dialam sudah jarang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan
siap utntuk dilebur atau dimanfaatkan. System dewatering sangat penting dan dapat
mempengaruhi perubahan biaya keseluruhan bagunanan.
Pada laboratorium pengolahan bahan galian kita telah melakukan proses
pengeringan dengan menggunakan oven dengan suhu masing-masing 40⁰, 80⁰ dan
120⁰. Karena peranan sistem dewatering sangat penting sehingga perlunya analisis
biaya yang dikeluarkan untuk biaya dewatering ( Ardi,rio. 2008).
1.3.1 Alat
a. Oven;
b. Cawan;
c. Kaos Tangan;
d. Neraca Analitik;
e. Sendok Kecil.
1.3.2 Bahan
a. Pasir Besi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dewatering
menjadi lebih efisien. Sedikitnya dua metode yang sering digunakan dalam proses
pengeringan yaitu thickening dan filtration. Kemampuan operasi dengan
menggunakan metode ini dipengaruhi oleh variasi ukuran butir.
Dalam kegiatan mine dewatering juga tidak lepas dari pemompaan yang
dilakukan sehingga dalam kegiatan pemompaan ini perlu sekali dilakukan perhitungan
pemompaan yakni head-head pompa agar dapat diketahui debit pompa yang real
sehingga dengan diketahui debit pompa yang real tersebut maka dapat dilakukan
perhitungan dari lamanya pemompaan dan berapa pompa yang mungkin akan
dibutuhkan dalam kegiatan mine dewatering. Dengan dilakukannya kegiatan mine
dewatering dengan baik maka proses kegiatan penambangan akan dapat berjalan
dengan lancar dan baik (Adnyano & Bagaskoro, 2020).
biaya operasi dan pemeliharaan. Sedangkan biaya tidak langsung dewatering yaitu,
overhead subkontraktor, asuransi pekerjaan dan cadangan keuntungan spesialisasi
subkontraktor ( Adnyano, A. I. A., & Bagaskoro, M. (2020).
2. Discs filter
Discs filter terdiri dari beberapa cakram yang sebagian tercelup dalam
lumpur (slurry), dan tertanan pada saft secara teratur. Masing-masing cakram
dibagi menjadi segmen-segmen. Kelemahannya adalah tidak mampu mencuci
secara efektif, namun hal ini tidak penting dalam proses filtrasi konsentrat.
pemukiman lebih cocok menggunakan metode cut off ini. Nuraida, Z., & Herumurti,
W. (2021).
1. Menjaga agar dasar galian tetap kering. Untuk mencapai tujuan tersebut
biasanya air tanah diturunkan elevasinya 0,5 – 1 m dibawah dasar galian
2. Mencegah erosi buluh. Pada galian tanah pasir (terutama pasir halus dibawah
ZUL FAHMI NIRA LA BAUCE
09320180181 09320190001
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DEWATERING
muka air tanah) rembesan air kedalam galian dapat mengakibatkan tergerusnya
tanah pasir akibat aliran air
3. Mencegah resiko sand boil. Pada saat dilaksanakan galian, maka perbedaan
elevasi air didalam dan diluar galian semakin tinggi
4. Mencegah resiko terjadinya kegagalan upheave. Bila tekanan air dibawah
lapisan tanah lebih besar daripada berat lapisan tanah tersebut maka lapisan
tanah tersebut dapat terangkat atau mangalami failure
5. Mencaga gaya uplift terhadap bangunan sebelum mencapai bobot tertentu.
Pada bangunan-bangunan yang memiliki basement, maka pada saat bobot
bangunan masih lebih kecil daripada gaya uplift dari tekanan air, dewatering
harus tetap dijalankan hingga bobot mati dari bangunan melebihi gaya uplift
tersebut.
6. Mencegah rembesan
7. Memperbaiki kestabilan tanah
8. Mencegah pengembungan tanah
9. Memperbaiki karakteristik dan kompaksi tanah terutama dasar (Tim Asisten,
2020),
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3. Pada proses dewatering ini, kita harus mengsetting ovennya terlebih dahulu
sesuai dengan ketentuan dan tatacara yang diajarkan, yaitu menekan tombol
on, lalu kita menekan tombol yang berkaitan dengan temperature sama halnya
dengan waktu, masukkan masing-masing suhu dan waktu yang diinginkan lalu
tekan tombol tengah. Lalu masukkan sampel tersebut di dalam oven.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berat
BERAT AWAL
NO Temperatur Waktu Akhir MC (%)
(gr)
(gr)
4.2 Pembahasan
= 65,08%
2. Untuk Temperatur 80º
1000 𝑔𝑟−338,9 𝑔𝑟
20′ = 𝑥 100%
1000 𝑔𝑟
= 66,11%
3. Untuk Temperatur 120º
1000 𝑔𝑟−487,6 𝑔𝑟
30′ = 1000 𝑔𝑟
𝑥 100%
= 51,24%
4.2.2 Untuk Menghitung Tabel Kedua
1. Untuk Temperatur 40º
1000 𝑔𝑟−487,3 𝑔𝑟
10′ = 𝑥 100%
1000 𝑔𝑟
= 51,27%
2. Untuk Temperatur 80º
1000 𝑔𝑟−337,2 𝑔𝑟
20′ = 𝑥 100%
1000 𝑔𝑟
= 66,18%
3. Untuk Temperatur 120º
1000 𝑔𝑟−485,6 𝑔𝑟
30′ = 𝑥 100%
1000 𝑔𝑟
= 51,44%
4.2.3 Untuk Menghitung Tabel Ketiga
1. Untuk Temperatur 40º
1000 𝑔𝑟−487,4 𝑔𝑟
10′ = 𝑥 100%
1000 𝑔𝑟
= 51,26%
2. Untuk Temperatur 80º
1000 𝑔𝑟−338,3 𝑔𝑟
20′ = 𝑥 100%
1000 𝑔𝑟
= 65,17%
3. Untuk Temperatur 120º
1000 𝑔𝑟−342,2𝑔𝑟
30′ = 𝑥 100%
1000 𝑔𝑟
= 65,78%
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum pengolahan bahan galian mata acara dewatering telah kita
lakukan kegiatan pengeringan menggunakan oven dengan berat awal 1000 gr. Suhu
dan waktu yang digunakan yaitu masing-masing 40 derajat untuk 10 menit, 80 derajat
untuk 20 menit dan 120 derajat untuk 30 menit. Proses dewatering ini dibagi menjadi
3 sesi untuk setiap berat awal.
Metode praktikum pengolahan bahan galian mata acara dewatering yaitu
dimana disini kita mengurangi kadar air pada suatu material dengan menggunakan
oven kemudian material yang tadi mau kita keringkan dimasukkan ke dalam oven
kemudian diatur suhu dan waktunya.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ardi,rio. 2008. Unjuk kerja Magnetic separator pada proses pemisahan mineralbesi
dari mineral pengotornya. Jurusan Teknik Metalurgi : Cilegon
Lorenza, A., Sentosa, G. S., & Iskandar, A. (2019). Pemodelan Pumping Test Sebagai
Dasar Perhitungan Dewatering Pada Proyek Di Sudirman. Jmts: Jurnal Mitra
Teknik Sipil, 2(2), 161-172.
Nuraida, Z., & Herumurti, W. (2021). Perencanaan Tipikal Unit Pengolahan Lumpur
Tinja Skala Kecil Kota Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 9(2), D203-D209.