DAFTAR ISTILAH HFACS - Rev1
DAFTAR ISTILAH HFACS - Rev1
1. KERUGIAN
Adalah segala dampak merugikan yang disebabkan oleh insiden, mencakup penyakit akibat kerja,
cedera, kerusakan properti, gangguan proses kerja, dan pencemaran lingkungan.
2. INSIDEN
Adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan atau tidak dikehendaki, disebabkan oleh beberapa
faktor dan dapat mengakibatkan kerugian pada manusia, lingkungan, proses kerja dan/atau properti
perusahaan. Insiden mencakup hampir celaka (near miss) dan kecelakaan (accident).
Adalah tindakan dari pekerja yang secara langsung dapat menyebabkan insiden, baik berupa
kegagalan/kekeliruan atau pelanggaran.
Adalah kegagalan yang terjadi pada aktvitas atau proses kerja rutin yang melibatkan
keterampilan (skill) pekerja. Kegagalan ini terjadi akibat tindakan yang tidak disadari
atau tidak disengaja karena berkurangnya perhatian atau kewaspadaan pekerja saat
operasi kerja (ex: tidak memperhatikan adanya bahaya – slip), kegagalan ingatan (ex:
secara tidak sadar melewati tahapan dalam melakukan rutinitas kerja – lapses), postur
kerja, serta teknik/cara kerja yang tidak sesuai.
AE101 – Pengoperasian: Kondisi dimana proses operasi kerja atau pelaksanaan aktivitas
yang bersifat rutin tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh pekerja, seperti
memundurkan unit tanpa terlebih dahulu memastikan kondisi sekitar, tanpa disadari
tidak mengoper gigi pada saat kondisi tertentu.
AE102 – Postur kerja: Kondisi dimana postur tubuh atau posisi anggota tubuh saat
melaksanakan pekerjaan tidak sesuai, seperti menempatkan tangan di titik jepit dan
bekerja dengan postur janggal.
AE202 – Prioritas kerja: Kondisi dimana pekerja tidak menentukan prioritas dalam
melakukan operasi atau aktivitas, seperti mengabaikan peringatan bahaya, melakukan
pekerjaan dengan terburu-buru, melakukan aktivitas tanpa mengikuti prosedur kerja
yang ada.
AE204 – Penilaian situasi: Kondisi dimana pekerja menganalisa situasi yang terjadi
dengan tidak tepat sehingga pekerja keliru dalam menentukan prosedur untuk
mengatasi situasi tersebut
AE205 – Persepsi: Kondisi dimana pekerja menentukan tindakan yang tidak tepat
karena ketidaksesuaian menginterpretasikan situasi yang diakibatkan oleh proses
penerimaan informasi terganggu, seperti tidak tepat dalam memperkirakan jarak karena
kondisi lingungan yang buruk, interpretasi rambu peringatan tidak tepat.
Adalah kegagalan yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan oleh pekerja tidak tepat
(incorrect action) karena keliru dalam mendiagnosa atau mengenali permasalahan yang
tidak biasa dihadapi, di mana prosedur untuk menangani situasi juga tidak tersedia.
Kegagalan ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan atau pengalaman pekerja.
AE301 – Proses Informasi: Kondisi di mana pekerja melaksanakan tindakan yang tidak
benar saat menghadapi situasi yang tidak dikenalinya karena tidak memiliki kemampuan
untuk membuat keputusan yang tepat pada kondisi tertentu (misalnya panik dan
tertekan).
AE302 – Pengetahuan bahaya dan risko: Kondisi di mana pekerja melakukan tindakan
yang tidak benar saat menghadapi situasi yang tidak biasa dikarenakan pekerja tidak
memiliki pengetahuan mengenai potensi bahaya dan risiko yang ada pada situasi
tersebut.
AE303 – Prosedur: Kondisi di mana pekerja melakukan tindakan yang tidak benar saat
mengatasi situasi yang terjadi dikarenakan tidak adanya prosedur penanganan atau
prosedur yang ada tidak memadai.
Adalah tindakan pengabaian terhadap peraturan dan undang-undang yang berlaku secara
sengaja. Berdasarkan frekuensi dan reaksi (sanksi) dari manajemen, pelanggaran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
Adalah pengabaian prosedur dan peraturan secara sengaja yang sering terjadi dan
digolongkan sebagai pelanggaran ringan dan sering kali ditoleransi oleh pihak yang
berwenang (manajemen).
Adalah pengabaian prosedur dan peraturan secara sengaja yang tergolong sebagai
pelanggaran berat dan tidak diterima atau ditoleransi oleh pihak yang berwenang
(manajemen).
AVx03 – Peraturan & prosedur kerja: Kondisi di mana pekerja secara sengaja
mengabaikan atau tidak mengikuti ketentuan yang diatur dalam peraturan dan
standar/prosedur kerja, seperti mengoperasikan unit tanpa Kimper atau SIO, memasuki
area kerja yang bukan wewenangnya.
AVx04 – Traffic management: Kondisi di mana pekerja secara sengaja mengabaikan atai
tidak mengikuti ketentuan dalam prosedur traffic management, seperti rambu-rambu
lalu lintas operasi pertambangan, mengoperasikan unit/sarana melewati batas
kecepatan.
Adalah kondisi yang mempengaruhi performa kerja dan dapat memicu terjadinya tindakan tidak
selamat. Kondisi tersebut antara lain faktor lingkungan, faktor personal, dan kondisi operator.
Adalah faktor fisik ataupun teknologi yang mempengaruhi pekerjaan, kondisi kerja, dan
tindakan pekerja serta memicu tindakan tidak selamat.
PE101 – Energi: Daya atau tenaga yang merupakan potensi bahaya dan
memiliko risiko untuk menimbulkan kerusakan, seperti kebakaran atau ledakan
dan tenaga listrik pada peralatan bertegangan tinggi dan instalasi listrik.
PE106 – Ergonomik: Kondisi peralatan kerja atau desain pekerjaan yang berisiko
terhadap faktor manusia (ketidaksesuaian antara interaksi pekerja dengan
desain alat/peralatan), seperti getaran, bising, ruang gerak bekerja terbatas.
PE107 – Kondisi lainnya: Keadaan tertentu yang terdapat di area kerja dan
memiliki potensi bahaya, seperti confined space, banjir atau luapan air, hewan
lair, suhu ekstrim, dan kondisi cuaca.
4.1.2 Lingkungan Teknologi (Technological Environment) – PE2xx
PE201 – Alat pelindung diri: Alat pelindung diri tidak tersedia atau alat
pelindung yang ada tidak memadai, baik dalam kondisi rusak atau tidak sesuai
standar.
PE202 – Pelindung mesin & safety device: Pelindung peralatan kerja berupa
guarding mesin serta perangkat proteksi keselamatan (safety device) tidak
tersedia atau tidak memadai (rusak atau di bawah standar).
PE204 – Alat dan peralatan: Kondisi alat atau peralatan kerja yang
mempengaruhi proses operasi kerja, seperti alat/peralatan kerja rusak dan
lifetime alat/peralatan kerja habis (aus).
PE205 – Desain: Rancangan awal alat/peralatan kerja yang tidak sesuai sehingga
mempengaruhi proses kerja
Adalah kondisi individu yang mempengaruhi performa kerja dan pengambilan tindakan
selamat, meliputi kondisi mental, fisiologis, serta keterbatasan mental dan fisik pekerja.
Adalah kondisi mental dan sikap individu yang mengalami penurunan atau menyimpang
dari kondisi biasanya. Kondisi mental yang buruk dapat menghilangkan kepekaan
terhadap situasi sehingga mempengaruhi kinerja dan menimbulkan tindakan tidak
selamat. (ex: kondisi psikologis)
Adalah kondisi fisiologis individu yang, meliputi kondisi medis atau fisik yang mengalami
penurunan atau menyimpang dari kondisi biasanya sehingga mempengaruhi performa
pekerja dan memicu timbulnya tindakan tidak selamat. (ex: dehidrasi, gangguan tidur,
kelelahan, cedera)
PC201 – Kondisi medis: Faktor kesehatan pekerja yang tidak mendukung performa
pekerja untuk bekerja secara optimal, seperti dehidrasi karena kurang mengkonsumsi
air minum, belum sembuh dari cedera, dalam keadaan sakit, dalam masa pengobatan
dokter.
Adalah kondisi di mana terdapat keterbatasan/gangguan pada kondisi fisik atau mental
secara permanen sehingga terdapat ketidaksesuaian antara kapasitas individu dengan
kebutuhan pekerjaan. (ex: ingatan, proses berfikir, kekuatan fisik)
PC302 – Kekurangan sensori: Keadaan di mana fungsi indra sensori pekerja memiliki
keterbatasan atau gangguan secara permanen, seperti buta warna, tuli, hearing damage
PC303 – Keterbatasan fisik: Keadaan di mana kapasitas atau kapabilitas fisik pekerja
memiliki kekurangan secara permanen atau semi-permanen (cacat), seperti kemampuan
koordinasi motorik lambat, antropometri (ukuran tinggi, berat, kekuatan, dll.) yang tidak
sesuai, sensitif atau alergi terhadap zat.
Adalah proses interaksi antar pekerja dalam melaksanakan operasi kerja, baik dalam
tingkat individu/personal, tim/unit, ataupun manajemen/organisasi, yang dapat memicu
timbulnya tindakan tidak selamat. (ex: tidak dilaksanakan briefing, tidak ada komunikasi
potensi bahaya)
PP101 – Koordinasi: Pengaturan hubungan kerja sama antar pekerja atau tim yang
saling terkait dalam suatu operasi/aktivitas yang mendukung performa kerja, seperti
pembagian tugas dan tanggung jawab dalam tim kerja.
PP102 – Komunikasi: Proses pengiriman dan penerimaan pesan antar pekerja atau tim
kerja saat operasi/aktivitas berlangsung sehingga mempengaruhi performa kerja, seperti
briefing sebelum bekerja, komunikasi hazard, peringatan bahaya, penyampaian instruksi
kerja, dll.
Adalah kesiapan individu secara fisik untuk sesuai dengan ketentuan kepegawaian
sebelum melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Pekerja bertanggung jawab dalam
memastikan kesiapan diri sebelum mulai bekerja sesuai ketentuan yang berlaku. (ex:
kurang tidur, dalam pengaruh obat-obatan atau alkohol)
PP201 – Kurang tidur: Jumlah waktu tidur pekerja kurang dari ketentuan jumlah waktu
tidur dalam prosedur kerja.
PP202 – Nutrisi kurang memadai: Kondisi di mana asupan nutrisi atau pola makan
pekerja tidak memadai untuk mendukung performa kerja yang optimal.
PP203 – Kebugaran fisik tidak memadai: Gagal memastikan kesiapan fisik pekerja
sebelum aktivitas kerja dimulai.
Adalah ketidaksesuaian tindakan dari setiap orang yang berada pada posisi pimpinan (pengawas
operasional ataupun pimpinan manajemen) yang dapat mempengaruhi kinerja dan tindakan pekerja
di tingkat operasional. Tindakan kepemimpinan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
LI001 – Pembimbingan/pendampingan
LI004 – Insentif
Adalah keadaan dimana kondisi atau perilaku berisiko yang diketahui oleh pimpinan, baik
yang teridentifikasi atau dilaporkan pekerja, namun tindakan perbaikan untuk menurunkan
risiko tersebut tidak dilakukan atau tidak memadai. (ex: proses identifikasi bahaya dan risiko
tidak memadai)
LC002 – Kebijakan/prosedur
Adalah tindakan pengabaian prosedur dan peraturan kerja yang dilakukan oleh setiap orang
yang berada dalam posisi pimpinan secara sengaja. (ex: memberikan instruksi kerja yang
tidak sesuai dengan prosedur, memberikan tugas kepada pekerja yang tidak berwenang)
Adalah kondisi atau tindakan di tingkat organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja keselamatan
operasi. Kondisi organisasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
Adalah kondisi sistem pengelolaan sumber daya organisasi yang dapat mempengaruhi
kinerja operasional, mencakup alokasi dan pemeliharaan aset organisasi yang terdiri dari
sumber daya manusia, asset keuangan dan peralatan/fasilitas.
Adalah kondisi organisasi yang merujuk pada berbagai aspek manajerial yang
mempengaruhi kinerja operasional, antara lain struktur organisasi, budaya organisasi, dan
kebijakan organisasi. (ex: alur komunikasi dan komando organisasi, nilai organisasi)
Adalah sistem yang mengatur proses operasi organisasi, mencakup sistem operasi, sistem
prosedur, dan sistem pengawasan.
7. FAKTOR EKSTERNAL
Kebijakan dan peraturan dari tingkat pemerintah yang berkaitan dengan pengaturan dan
pengawasan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja di organisasi
Tekanan atau tuntutan dari lingkungan di luar organisasi yang mempengaruhi kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja organisasi, yakni masyarakat sekitar dan perusahaan
pemilik (owner)