Power ESI
EHS-SOP-003
UNCONTROLLED IF HARDCOPY
1. TUJUAN
1.1. Alstom Power Energy Indonesia (APESI) telah
membuat komitmen untuk menjadi suatu Perusahaan
yang “Zero Accident”, hal ini dituangkan ke dalam
salah satu Sasaran K3LH, sehingga ketersediaan
proses, SOP dan kedisiplinan dalam menjalankannya
menjadi prasyarat tercapainya sasaran tersebut.
1.2. SOP ini dibuat agar memastikan bahwa perusahaan
memenuhi persyaratan OHSAS 18001, ISO 14001,
dan Permenaker 05 tahun 1996, yang
mengharuskan sebuah organisasi / perusahaan
mengidentifikasi semua Bahaya dan Menilai Resiko
terkait yang berada di lingkungan kerja.
1.3. Dalam rangka mendukung hal diatas kita perlu
memastikan adanya SOP yang dapat membantu kita
mengidentifikasi secara sistematis semua bahaya di
tempat kerja dan melakukan penilaian resiko pada
semua bahaya tersebut untuk menentukan tingkat
kritisnya resiko.
1.4. Membuat suatu sistem untuk mengelola resiko yang
ada di setiap area kerja.
1.5. Untuk memastikan bahwa terdapat Standard,
Prosedur, Peraturan, Rencana Pengelolaan dan
Pengendalian untuk mengurangi resiko diatas sampai
ke tingkat yang dapat diterima agar melindungi
Karyawan serta Aset Perusahaan.
2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Setiap Departemen Manager bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa proses Identifikasi Bahaya
dan Penilaian Resiko (IBPR) dilaksanakan di
bagiannya.
2.2. Setiap Departemen Manager memastikan bahwa
proses IBPR digunakan di area kerjanya agar semua
Bahaya teridentifikasi serta Resiko ternilai
2.3. Semua karyawan ikut sosialisasi agar memahami
bagian dari Profil Resiko terkait dengan pekerjaan
atau tugas yang harus mereka lakukan
2.4. Supervisor Lini Depan bertanggung jawab untuk
Berpartisipasi dalam proses IBPR agar memastikan
bahwa semua Bahaya di area kerja telah
teridentifkasi dengan baik
2.5. Supervisor Lini Depan bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa semua bawahannya memahami
bagian dari Profil Resiko terkait dengan pekerjaan
atau tugas yang harus mereka lakukan
2.6. Semua Karyawan bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa proses ‘HIRA’ dijalankan setiap
hari di tempat dimana mereka bekerja & bahwa
mereka memahami cara pengendalian resiko yang
berada.
Issued Feb/ 01/2010Rev. 0
EHS Hazard Identification and Risk Analysis
1. Purposes
1.1. Alstom Power Energy System Indonesia (APESI)
has made a total commitment to be a “Zero
Accident” organisation, in order to provide such a
process and the discipline required for
implementation, it has been incorporated into the
company’s EHS Objectives
1.2. This SOP is compiled to ensure that the company
complies with the requirements of OHSAS
18001, ISO 14001, and “Permenaker 05 tahun
1996”, that requires an organization / company to
Identify Hazards and Assess the associated Risk
within the workplace.
1.3. In order to support the above we need to ensure,
that we have a SOP in place that will assist us to
systematically Identify all the Hazards in the
working place and then to do a Risk Assessment
of those Hazards to determine the criticality of
the Risk
1.4. To provide a System to manage SHE risks on
each workplace are
1.5. To ensure that there are adequate Standards,
Procedures, Rules, Management Plans and
Controls in place to effectively reduce the
identified Risks to an acceptable level in order to
safeguard Employees and Company Property.
2. RESPONSIBILITY
2.1. Each Department Manager is responsible to
ensure that the Hazard Identification and Risk
Assessment (HIRA) process is implemented
within his/her area of responsibility.
2.2. Each Department Manager ensure that the HIRA
process is used in their departements so that all
Hazards are identified and risks are assessed.
2.3. Employees are familiarized with & understand
those portions of the Risk Profile that are
applicable to the tasks that they have to do.
2.4. Front Line Supervisors are responsible to
Participate in the HIRA process and to ensure
that the Hazards withintheir areas of
responsibility are correctly identified
2.5. Front Line Supervisors are responsible to ensure
that all subordinates understand those portions of
the Risk Profile that are applicable to the tasks
that they have to do.
2.6. All Employees are responsible to ensure that the
‘HIRA’ process is implemented on a daily basis in
the areas where they work & that they
understand how to mitigate the risks that are
present.
Page 1 of 4
 Power ESI
UNCONTROLLED IF HARDCOPY
2.7. Departemen K3L bertanggung jawab secara umum
untuk memfasilitasi proses IBPR.
3. DEFINISI
3.1. Bahaya; merupakan Benda, Bahan (Zat), Aktivitas
atau Kondisi yang mempunyai potensial untuk
menyebabkan Penyakit, Cedera, Kerusakan,
Kerugian atau Pencemaran. Dimana:-
3.1.1. Benda; berupa benda fisik seperti; meja, kursi,
truk, ban, perkakas, dll,
3.1.2. Bahan; (zat) berupa zat kimia seperti; diesel,
minyak, debu, gas, dll,
3.1.3. Aktivitas; berupa sesuatu yang sedang
dilakukan oleh karyawan atau yang tidak
dilakukan oleh karyawan (tugas / perilaku),
3.1.4. Kondisi; berupa kondisi berbahaya seperti;
lantai atau jalan yang licin & kondisi berbahaya
lainnya.
3.2. Resiko didefinisikan sebagai:-
Adanya Kesempatan atau Kemungkinan satu atau
lebih Bahaya bertemu dan mengakibatkan Kerugian
atau kemungkinan mengakibatkan kerugian apapun
(termasuk Near Miss, Cedera, Kerusakan Harta
Benda, Kerugian Prematur atau Pencemaran).
4. PROSEDUR
4.1. Semua orang yang akan berpartisipasi dalam proses
pelaksanaan IBPR, harus ikut pelatihan IBPR
sebelum berpartisipasi.
4.2. Dalam rangka memberdayakan karyawan agar bisa
berpartisipasi dalam proses IBPR sehari-hari, semua
karyawan harus mengikuti pelatihan sosialisasi IBPR.
4.3. Pada saat melakukan proses IBPR harus
menggunakan formulir standar & mengisi secara
lengkap.
4.4. Kepala Departemen harus membagi proses kerja ke
bagian lebih kecil dan menunjuk tim untuk melakukan
proses IBPR.
4.5. Semua ‘Benda’ yang berpotensi mengandung resiko
dan berada di tempat kerja, harus melewati proses
IBPR.
4.6. Semua ‘Bahan’ yang berpotensi mengandung resiko
dan berada di tempat kerja, harus melewati proses
IBPR.
4.7. Setiap aktifitas rutin & non rutin yang berpotensi
mengandung resiko yang dilakukan karyawan
ataupun kontraktor, harus melewati proses IBPR.
4.8. Semua ‘kondisi’ yang berpotensi mengandung resiko
dan berada di tempat kerja, harus melewati proses
IBPR.
EHS-SOP-003
Issued Feb/ 01/2010Rev. 0
EHS Hazard Identification and Risk Analysis
2.7. The EHS Department is generally responsible to
facilitate the HIRA process.
3. DEFINITION
3.1. Hazard; is any Item, Substance, Activity or
Condition that has the potential to cause
Occupational Disease, Injury, Damage, Loss or
Pollution. Such as:-
3.1.1. Item; refers to physical items like; tables,
chairs, truck, tyres, tools, etc,
3.1.2. Substance; refers to chemical substances
like; diesel, oils, dust, gasses, etc,
3.1.3. Activity; refers to the things that
employees do or don’t do (tasks /
behavior),
3.1.4. Condition; refers to unsafe conditions like;
slippery floors, slippery roads & other
unsafe conditions.
3.2. Risk is defined as being:-
Likelihood or Probability that one or more
Hazards can meet and result or possibly result in
a Loss of some description (including Near
Misses, Injury, Property Damage, Premature
Loss or Environmental Pollution).
4. PROCEDURE
4.1. All persons that will be involved in the HIRA
process must attend the HIRA training course,
prior to participation.
4.2. In order to empower employees to participate in
the HIRA process on a daily basis, all employees
must attend basic HIRA familiarisation training.
4.3. When conducting the HIRA process the standard
forms must be used and must be correctly
completed.
4.4. Department Heads should break down the work
process into smaller components and assign
teams to conduct the HIRA process.
4.5. All ‘Items’ that are present in the work place and
that have a risk potential, should be subjected to
the HIRA process.
4.6. All ‘Substances’ that are present in the work
place and that have a risk potential, should be
subjected to the HIRA process.
4.7. All routine & non-routine activities which are done
by employees or contractors that have a risk
potential, should be subjected to the HIRA
process.
4.8. All ‘Conditions’ that are present in the work place
and that have a risk potential, should be
subjected to the HIRA process.
Page 2 of 4
 Power ESI
UNCONTROLLED IF HARDCOPY
4.9. Untuk benda, bahan, aktivitas atau kondisi yang
spesifik dengan potensi resiko yang ekstrem,
penilaian resiko ‘Issue Based’ harus dilaksanakan.
4.10. Profil Resiko sesuai ketentuan SOP ini harus dibuat
disetiap Cabang & satu salinan harus diberikan
kepada pihak terkait di klien.
4.11. Kalau klien tetap mengharuskan dokumen mereka
digunakan, Kepala Cabang harus memastikan bahwa
informasi dari profil resiko PTTU dipindahkan pada
dokumen klien dan di serahkan pada pihak terkait.
4.12. Baigian terkait dari Profil Resiko harus diperbanyak
dan didistribusi kepada karyawan untuk
menggunakan sebagai materi referensi.
4.13. Profil Resiko harus disusun berdasarkan ilmu yang
didapat selama pelatihan IBPR dan harus
mencakup:-
4.13.1 Satu paragraf ringkas untuk setiap bagian
resiko utama,
4.13.2. Semua bahaya & resiko terkait dengan
proses kerja,
4.13.3. Semua bahaya & resiko terkait dengan
aktivitas,
4.13.4. Semua perkiraan bahaya & resiko lain
(termasuk resiko dari perusahaan tetangga /
fasilitas lain / situasi keadaan darurat / dll),
dan
4.13.5. Semua formulir IBPR (yang telah diisi) yang
standar.
4.14. Rincian Penilaian Resiko (IBPR) harus disusun untuk
setiap hal dalam daftar Profil Resiko.
4.15. Dari Proses Penilaian Resiko di atas, semua daerah
dimana resiko tidak dapat dikurangi dengan
menggunakan Hierarki Pengendalian Resiko dan oleh
karena itu membutuhkan pengendalian tambahan,
harus dicatat dalam formulir standar dan tindakan
perbaikan tambahan harus dilakukan, dipantau dan
dikelola dengan tepat.
4.16. Agar memastikan pemenuhan ketentuan SOP ini,
Departemen K3L harus berpartisipasi sebagai
fasilitator terhadap tim yang sedang melaksanakan
proses IBPR.
4.17. Setelah disetujui oleh tim, manajer terkait dapat
menandatangani IBPR, agar bisa di masukan dalam
Profil resiko Cabang.
4.18. Semua karyawan harus mengikuti sosialisasi
mengenai semua “IBPR” yang ‘Ada’, IBPR yang
‘Baru’ dan/atau IBPR yang ‘direvisi’ secara terus
menerus.
EHS-SOP-003
Issued Feb/ 01/2010Rev. 0
EHS Hazard Identification and Risk Analysis
4.9. For specific items, substances, activities &
conditions with extremely high risk potential,
special ‘Issue Based’ risk assessments should be
conducted.
4.10. A Risk Profile in accordance with this SOP must
be compiled at each Branch & a copy must be
given to the Client.
4.11. Should the client insist that their documents are
used, the Branch Manager must ensure that the
information from the PTTU Risk Profile is
transferred to the client’s documentation and
submitted to the appropriate person.
4.12. The applicable portions of the Risk Register must
be copied and distributed to all employees to use
as reference material.
4.13. The Risk Profile should be compiled based on
the knowledge gained during the HIRA training
and should include:-
4.13.1 A brief summary paragraph covering
each of the major areas of risk,
4.13.2. All process hazards & risks,
4.13.3. All activity hazards & risks,
4.13.4 All other perceived hazards & areas of
risk (including risks from neighboring
companies / other facilities / emergency
situations / etc), and
4.13.5 All the standard HIRA forms (completed
forms).
4.14. A detailed Risk Assessment (HIRA) must be
compiled for each listed item in the risk profile.
4.15. From the above Risk Assessment Process, all
areas where the risk has not been sufficiently
reduced using the Risk Control Hierarchy and
which therefore require additional controls, must
be listed (using the standard forms) & additional
remedial action/s must be implemented,
monitored and appropriately managed.
4.16. In order to ensure compliance to this SOP, the
SHE Department should facilitate the team/s that
are completing the HIRA process.
4.17. Upon approval by the team, the applicable
manager can sign-off on the HIRA, so that it can
be included in the Branch Risk Profile.
4.18. All employees must be familiarized with all
‘Existing’, all ‘New’ as well as all ‘Revised “HIRA”
information on a Continuous basis.
Page 3 of 4
 Power ESI
EHS-SOP-003
UNCONTROLLED IF HARDCOPY Issued Feb/ 01/2010Rev. 0
EHS Hazard Identification and Risk Analysis

4.19. IBPR harus dikaji ulang/direvisi secara berkala 4.19. The HIRA process should be reviewed/revised
apabila terdapat:- whenever:-
4.19.1. Penambahan atau perubahan aktivitas, 4.19.1. There are activities added or changed,
4.19.2. Penambahan atau perubahan fasilitas, 4.19.2. Facilities are added or changed,
4.19.3. Penambahan atau perubahan sistem kerja, 4.19.3. Work systems are added or changed,
4.19.4. Perubahan design atau lay-out tempat kerja, 4.19.4. The design or lay-out of work areas
are changed,
4.19.5. Jika terjadinya kecelakaan (insiden) di 4.19.5. Whenever serious Incidents occur in
tempat kerja, the work place,
4.16.6. Jika peralatan atau perkakas baru dimasuki 4.19.6. Whenever new tools or equipment
pada tempat kerja, dan enter the work place, and
4.16.7. Kapan saja bila manajemen merasa kondisi- 4.19.7. Whenever the management feels that
kondisi perlu ditinjau keabsahan terhadap conditions warrant a review of the
IBPR yang telah dilakukan. existing HIRA.
5. Form dan Catatan 5. Forms and Records

6. Pengukuran Kinerja Proses 6. Process Performance Measurements

7. Lampiran-lampiran 7. Attachments
7.1. Diagram alir penyusunan IBPR 7.1. Preparing HIRA flow diagram
8. Dokumen Terkait dan Referensi 8. Related Document and Referrence
8.1. UU No. 32/2009 8.1. UU No. 32/2009
8.2. UU No. 1/1970 8.2. UU No. 1/1970
8.3. OHSAS 18000:2007 (clause 4.3.1) 8.3. OHSAS 18000:2007 (clause 4.3.1)
8.4. ISO 14000: 2004 (clause 4.3.1) 8.4. ISO 14000: 2004 (clause 4.3.1)
8.5. ISO 9000: 2008 8.5. ISO 9000: 2008
9. Revisi 9. Revisions

REV. SECTION SUB-SEC. PARA. CHANGE REQUEST # ISSUED DATE AUTHORIZED BY

Page 4 of 4