Risiko Kredit
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika pelanggan. Risiko kredit terutama
berasal dari piutang usaha yang diberikan kepada pelanggan atas penjualan barang dan jasa.
Seperti grup menerapkan berbagai kebijakan dan praktik untuk mitigasi risiko kredit. Kebijakan
umum Grup untuk meminimalisasi risiko kredit yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:
1. Meminta jaminan dalam bentuk kas atau standby LC senilai dua bulan pemakaian gas.
2. Memilih pelanggan yang memiliki kondisi keuangan yang kuat dan reputasi yang baik.
3. Menerima pelanggan baru dan penjualan disetujui oleh pihak yang berwenang sesuai
dengan delegasi kekuasaan Grup.
Eksposur risiko kredit terhadap piutang usaha dan piutang lain-lain pada laporan posisi
keuangan adalah sebagai berikut:
Eksposur
Sehubungan dengan risiko kredit yang timbul dari aset keuangan lainnya yang
mencakup kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya dan investasi jangka pendek,
risiko kredit yang dihadapi Grup timbul karena wanprestasi dari counterparties. Grup memiliki
kebijakan untuk tidak menempatkan investasi pada instrumen yang memiliki risiko kredit tinggi
dan hanya menempatkan investasinya pada bank-bank dengan peringkat kredit yang tinggi.
Tabel berikut ini menggambarkan eksposur kredit Grup pada nilai tercatat usaha
(memperhitungkan rincian piutang pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan
operasi utama.
Grup memiliki eksposur terhadap risiko pasar, yaitu risiko suku bunga dan risiko mata
uang asing. Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu
instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Grup memiliki pinjaman
jangka pendek dan jangka panjang dengan bunga mengambang. Grup memonitor secara ketat
pergerakan suku bunga di pasar dan apabila suku bunga mengalami kenaikan yang signifikan
maka Perusahaan akan menegosiasikan suku bunga tersebut dengan para kreditur.
Pinjaman yang diterbitkan dengan tingkat bunga variabel mengekspos Grup terhadap risiko
suku bunga arus kas.
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan pinjaman Grup dengan tingkat bunga variabel.
Selama tahun 2022, jika tingkat suku bunga pinjaman bank dengan suku bunga mengambang
meningkat menurun sebesar 50 basis poin dengan semua variabel konstan, laba sebelum pajak
untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut lebih rendah/tinggi sebesar USD25.510.
Setelah krisis keuangan, reformasi dan penggantian suku bunga acuan seperti LIBOR dan
IBOR telah menjadi prioritas bagi regulator global. Masih terdapat beberapa ketidakpastian
seputar waktu dan sifat yang tepat dari perubahan ini. Grup saat ini memiliki sejumlah kontrak
yang mengacu pada LIBOR dan melampaui tahun 2021.
rates ("IBOR") (lanjutan) Saat ini diekspektasikan SOFR (Secured menggantikan LIBOR. Masih
ada perbedaan utama antara LIBOR dan SOFR. Overnight Financing Rate) akan LIBOR adalah
'term rate', yang berarti diterbitkan untuk periode pinjaman (seperti: tiga bulanan atau enam
bulanan) dan 'forward looking, karena diterbitkan pada awal periode pinjaman. SOFR
merupakan 'backward-looking rates, berdasarkan overnight rates dari transaksi aktual, dan
diterbitkan pada akhir periode overnight borrowing. Selanjutnya, LIBOR mencakup spread kredit
di atas tingkat bebas risiko, yang saat ini tidak dimiliki oleh SOFR. Untuk transisi kontrak dan
perjanjian kini yang merujuk pada LIBOR ke SOFR, penyesuaian untuk perbedaan jangka
waktu dan perbedaan kredit mungkin perlu diterapkan ke SOFR, untuk memungkinkan kedua
suku bunga acuan menjadi setara secara ekonomi pada transisi.
Pada saat pelaporan, Grup sedang meninjau metodologi untuk menghitung penyesuaian antara
LIBOR dan SOFR.
Risiko mata uang asing adalah risiko atas perubahan nilai tukar Dolar AS sebagai mata uang
pelaporan terhadap mata uang asing, khususnya Rupiah dan Yen Jepang. Risiko ini muncul
disebabkan aset dan kewajiban dan transaksi operasional Grup sebagian dilakukan dalam mata
uang Rupiah dan Yen Jepang sehingga pelemahan Dolar AS terhadap Rupiah dan Yen Jepang
dapat secara negatif mempengaruhi kinerja dan posisi keuangan Grup.
Saldo moneter dalam denominasi non Dolar AS terdapat pada kas dan setara kas, investasi
jangka pendek, piutang usaha, utang usaha, taksiran tagihan pajak, utang lain-lain, liabilitas
imbalan kerja, utang pajak, liabilitas yang masih harus dibayar dan pinjaman jangka panjang.
Grup mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret
2022 dan 31 Desember 2021.
Pada tanggal 31 Maret 2022, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing yang dimiliki
Grup didenominasikan dalam Rupiah Indonesia, Yen Jepang, dan Dolar Singapura. Deviasi
pergerakan kurs untuk mata uang tersebut adalah masing-masing sebesar 1,13%, 1,22% dan
2,69%.
Pada tanggal 31 Maret 2022, jika nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang asing meningkat
sebesar deviasi yang telah disebutkan diatas dengan semua variabel konstan, laba sebelum
pajak untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut lebih tinggi sebesar USD3.294.997,
terutama sebagai akibat kerugian/keuntungan translasi kas dan setara kas, investasi jangka
pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, taksiran tagihan pajak, utang lain-lain, liabilitas
imbalan kerja jangka pendek, liabilitas yang masih harus dibayar, utang pajak, liabilitas imbalan
kerja jangka panjang dan pinjaman dalam mata uang asing.
Pada tanggal 31 Maret 2022, jika nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang asing menurun
sebesar deviasi yang telah disebutkan diatas dengan semua variabel konstan, laba sebelum
pajak untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut lebih rendah sebesar USD3.606.178,
terutama sebagai akibat kerugian/keuntungan translasi kas dan setara kas, investasi jangka
pendek, piutang usaha, piutang lainlain, taksiran tagihan pajak, utang lain-lain, liabilitas imbalan
kerja jangka pendek, liabilitas yang masih harus dibayar, utang pajak, liabilitas imbalan kerja
jangka panjang dan pinjaman dalam mata uang asing.
Risiko harga terhadap pendapatan Grup dinilai tidak material karena seluruh pendapatan Grup
dari penjualan gas, penjualan minyak bumi, jasa sewa fiber optik, dan jasa konstruksi dilakukan
oleh Grup dengan harga final berdasarkan kontrak yang telah disepakati dengan pelanggan.
Risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Grup tidak bisa memenuhi kewajiban pada saat jatuh
tempo. Grup melakukan evaluasi dan pengawasan yang ketat atas arus kas masuk dan kas
keluar untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran kewajiban
yang jatuh tempo. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang yang jatuh tempo diperoleh dari pelunasan piutang dari pelanggan
yang memiliki jangka waktu kredit satu bulan.
Jumlah yang disertakan pada tabel merupakan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan,
termasuk pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Akibatnya, jumlah tersebut tidak akan
sesuai dengan jumlah yang disajikan pada laporan posisi keuangan, kecuali untuk utang jangka
pendek di mana pendiskontoan tidak berlaku.
d. Manajemen modal
Grup bertujuan mencapai struktur modal yang optimal untuk memenuhi tujuan usaha,
diantaranya dengan mempertahankan rasio modal yang sehat dan memaksimalkan nilai
pemegang saham.
Beberapa instrumen utang Grup memiliki rasio keuangan yang mensyaratkan rasio leverage
maksimum. Grup telah memenuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan oleh pihak luar.
Pada tanggal 31 Maret 2022 dan 31 Desemeber 2021, akun-akun Grup yang membentuk rasio
utang terhadap ekuitas adalah sebagai berikut: