Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS

TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTANIAN YANG


TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2020

Alrisalah Ali Hussein


Yusdi Daulay
Komara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan
Profitabilitas terhadap Harga Saham. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor
pertanian yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2010-2020. Dengan metode
purposive sampling, diperoleh sebanyak 11 perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dalam
penelitian ini. Salah satu kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
sektor pertanian yang menerbitkan laporan keuangan tahunan dari periode 2010-2020 secara
berturut-turut.
Data-data yang terkumpul dalam penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id,
xkampus.com, www.invesnesia.com, serta literatur-literatur pendukung penelitian lainnya.
Kalkukasi serta analisa dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel serta
software SPSS versi 16.00.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap harga saham, leverage tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham dengan hasil jumlah pengaruh variabel
independen sebesar 91,4% terhadap variabel dependen.

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Harga Saham.

1. PENDAHULUAN
Teori Markowitz dalam Acharya & Pedersen (2004) menerangkan bahwa investor
cenderung memilih investasi yang memberi keuntungan terbesar. Maka dari itu, aktivitas harga
saham dalam pasar modal termasuk faktor yang krusial serta investor harus memperhatikannya
karena harga saham tersebut menunjukan prestasi emiten yang sejalan dengan kinerjanya, jika
prestasi emiten semakin baik maka akan semakin besar laba yang dihasilkan dari operasi. Atas
dasar itu, harga saham harus diperhatikan oleh perusahaan saat menerbitkan saham. Definisi
harga saham adalah harga suatu saham di pasar modal pada waktu tertentu di mana pelaku pasar
berlaku sebagai penentu serta ditentukan juga oleh penawaran dan permintaan saham tersebut
(Hartono, 2000).
Ukuran perusahaan mengukur besar kecilnya suatu perusahaan, apabila ukuran
perusahaan semakin besar, maka tidak diragukan lagi tingkat keunggulan perusahaan tersebut
dari segi performa yang bagus serta kekayaannya, sehingga akan menimbulkan ketertarikan
investor untuk memberikan kepercayaan dalam bentuk penanaman modal dengan membeli
saham, inilah yang menyebabkan kenaikan harga saham (Mentari, 2012). Keuntungan
perusahaan yang berukuran besar adalah mendapatkan kemudahan untuk memperoleh
pinjaman karena nilai aset yang dijadikan agunan bernilai lebih tinggi dibandingkan perusahaan
yang berukuran kecil, tingkat kepercayaan bank pun ikut meningkat. Bentuk aset yang
dijaminkan dapat berupa aktiva tetap berwujud maupun persediaan serta piutang dagang
(Wiliandri, 2011).
Leverage merupakan gambaran penggunaan hutang di dalam perusahaan yang kemudian
akan dimanfaatkan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan tersebut (Suwardika &
Mustanda, 2017). Dengan leverage, perusahaan bisa memperoleh modal agar mencapai
keuntungan melebihi ekspektasi. Perusahaan mengharapkan dengan penggunaan hutang
tersebut akan mendapatkan respon positif dari eksternal, sehingga bagi investor hutang
merupakan tanda positif untuk meningkatkan nilai perusahaan (Hanafi, 2008). Namun, hutang
tingkat tinggi adalah hal buruk karena dikhawatirkan keuntungan perusahaan akan menurun.
Dengan kata lain, tingginya leverage mendeskripsikan bahwa investasi yang dilakukan berisiko
tinggi, tetapi leverage yang lebih rendah menggambarkan investasi yang dilakukan berisiko
rendah (Analisa, 2011).
Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas operasional perusahaan berdasarkan keuntungan
yang diperoleh dari penjualan dan investasi (Hermuningsih, 2014). Profitabilitas dapat
memberikan petunjuk yang berguna untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan dengan
menunjukan keseimbangan antara kemampuan dan pendapatan perusahaaan untuk
menghasilkan keuntungan pada tingkat operasi yang berbeda, maka profitabilitas akan
mencerminkan efektivitas serta kesuksesan keseluruhan manajemen (Kasmir, 2014).
Profitabilitas dapat digunakan untuk membandingkan antar berbagai bagian yang terdapat
dalam laporan keuangan, seperti laporan laba rugi serta laporan keuangan neraca. Melakukan
pengukuran bisa dilaksanakan dalam periode-periode dengan tujuan untuk menunjukkan
pertumbuhan perusahaan selama periode waktu tertentu, baik meningkat maupun menurun,
serta menyelidiki sebab terjadinya perubahan tersebut (Kasmir, 2014).
Berdasarkan penelitian jurnal yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage
Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2014)” oleh Zaki et al (2017),
dinyatakan bahwa ukuran perusahaan memengaruhi secara positif signifikan terhadap harga
saham, ROA memengaruhi secara positif signifikan terhadap harga saham, dan DER tidak
memengaruhi secara signifikan. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham antara Indonesia dan Malaysia” oleh Ifani et al.
(2019) menyatakan bahwa ROA memengaruhi secara positif terhadap harga saham, ukuran
perusahaan memengaruhi secara positif signifikan terhadap harga saham, serta DER tidak
memengaruhi harga saham.
Terdapat perbedaan pendapat mengenai pengaruh leverage. Pada penelitian Devi &
Badjra (2014) yang berjudul “Pengaruh ROE, Leverage, dan Nilai Pasar Terhadap Harga
Saham” menyimpulkan bahwa leverage memengaruhi secara negatif terhadap harga saham,
namun pada penelitian yang dilakukan oleh Saputra et al. (2014) berjudul “Pengaruh
Profitabilitas dan Leverage Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Aneka Industri Sub
Sektor Industri Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2009-2012)” menyatakan bahwa leverage memengaruhi secara positif terhadap harga
saham.
Sektor pertanian merupakan salah satu dari sekian banyak sektor yang ada Indonesia, di
mana sektor pertanian memegang peranan penting dalam memberikan kontribusi bagi
perekonomian Indonesia. Dalam perekonomian nasional, sektor pertanian berperan penting
karena lebih dari 40% masyarakat Indonesia menggantungkan mata pencahariannya secara
langsung maupun tidak langsung pada sektor ini (Komarudin, 2016).
Gambar 1. Grafik Perkembangan Indeks Sektoral Pertanian 2010-2020 (dalam rupiah)

Gambar 1 menunjukkan perkembangan indeks sektoral pertanian pada tahun 2010-2020


yang berfluktuatif, bahkan cenderung mengalami penurunan sepanjang tahun, dan hanya
mengalami kenaikan pada tahun 2013, 2014, dan 2016. Tahun 2011 indeks menurun sebanyak
-138,28 dari tahun sebelumnya, dilanjutkan dengan penurunan kembali pada tahun 2012 dengan
nilai yang lebih sedikit yaitu -83,1. Hal ini dikarenakan PT. Astra Agro Lestari Tbk sebagai
penyumbang nilai harga saham terbesar terus mengalami penurunan, berawal dari tahun 2010
bernilai harga saham sebesar Rp. 26.200 kemudian menurun menjadi Rp. 21.700 pada tahun
2011 karena adanya penurunan harga kontrak CPO dunia dan pada tahun 2012 menjadi Rp
19.700 karena tingginya beban pokok perusahaan.
Pada tahun 2013 indeks sektoral pertanian mengalami kenaikan menjadi sebesar 2.139,96
dengan adanya kenaikan harga saham dari PT Smart Tbk, PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk,
PT Inti Agri Resources Tbk, dan PT Astra Agro Lestari Tbk sebagai penyumbang kenaikan
terbesar dari Rp 19.700 menjadi Rp 25.100. Peningkatan indeks berlanjut ke tahun berikutnya
sebesar 211,08.
Dari tahun 2015-2020 indeks sektoral pertanian berfluktuatif tetapi cenderung mengalami
penurunan, terutama pada tahun 2015 yang mengalami anjlok sampai nilai -631,78. Dilansir
dari bareksa, sebab terjadinya fenomena ini adalah karena sektor pertanian yang dominan berisi
perusahaan kelapa sawit mengalami kesulitan akibat dari anjloknya harga komoditas pertanian
dalam taraf internasional ditambah terusiknya sektor komoditas karena adanya perlambatan
ekspor ke Cina.
Adanya penurunan yang konstan menjadi indikasi bahwa terdapat masalah serius yang
belum diatasi di dalam sektor ini. Apabila tidak kunjung diatasi, maka akan memberikan
dampak yang tidak baik pada harga saham sektor pertanian. Perusahaan dengan nilai harga
saham yang kecil akan dianggap bahwa perusahaan memiliki kinerja yang buruk. Buruknya
kinerja perusahaan akan mengakibatkan kurang tertariknya investor untuk melakukan investasi
ke perusahaan. Lambat laun, ini akan memengaruhi kondisi internal serta eksternal perusahaan,
di mana kondisi internal mengacu pada penurunan kesejahteraan para pemangku kepentingan
dan kondisi eksternal mengacu pada memburuknya daya saing perusahaan dan harga saham.

2. REVIEW LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


2.1 Ukuran Perusahaan
Menurut Traxler & Huemer (2007), definisi ukuran perusahaan adalah: “Firm size is the
criterion most frequently use for demarcating membership domains, something which
underscores the relevance of this criterion as a divide in business interest”. Menurut Riyanto
(2001), definisi ukuran perusahaan adalah: “Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya
nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva.”
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah (2008),
klasifikasi ukuran perusahaan yang terbagi ke dalam 4 jenis, klasifikasi-klasifikasi tersebut
adalah: “Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.”, “Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini”, “Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.”, “Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah,
yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.”
Kapitalisasi pasar dapat digunakan untuk menghitung ukuran perusahaan (Fama &
French, 1992). Kapitalisasi pasar dapat menunjukkan apakah suatu perusahaan dikenal oleh
masyarakat umum atau tidak. Salah satu penelitian yang menggunakan kapitalisasi pasar
sebagai indikator ukuran perusahaan dilakukan oleh Banz (1981) karena saham dengan nilai
kapitalisasi yang tinggi menjadi target investasi jangka panjang para investor melalui pasar
modal serta para trader akan mempertimbangkan untuk jual beli saham jangka pendek melalui
pasar modal. Kapitalisasi pasar ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk tumbuh
dengan bagus dengan risiko yang minimalis. Berdasarkan Ang & Robbert (1997), dasar
pengukuran kapitalisasi pasar adalah sebagai berikut:
1. Kapasitas besar adalah perusahaan yang bernilai saham pasar lebih besar atau sama
dengan Rp. 5 trilyun.
2. Kapasitas sedang adalah perusahaan yang bernilai saham Rp. 1 sampai dengan 5
trilyun.
3. Kapasitas kecil adalah perusahaan yang bernilai saham lebih kecil atau sama dengan
Rp. 1 trilyun.
Perusahaan yang termasuk berukuran besar akan mampu mendapatkan peluang akses
yang lebih besar terhadap sumber pendanaan eksternal, maka perusahaan akan mudah untuk
mendapatkan pinjaman karena perusahaan yang lebih besar berpeluang untuk menang dalam
bertahan atau bersaing dalam industri (Sugiono & Christiawan, 2015). Berdasarkan uraian di
atas, maka peneliti akan menggunakan kapitalisasi pasar untuk menemukan nilai ukuran
perusaahaan

2.2 Leverage
Menurut (Irham, 2013), pengertian rasio leverage adalah: “Mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan karena akan masuk dalam kategori extreme leverage, yaitu perusahaan terjebak
dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu
perusahaan sebaiknya harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan darimana
sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang”.
Jika leverage digunakan dengan baik dan benar, maka akan membawa keuntungan
terhadap perusahaan dalam menghadapi risiko-risiko yang mungkin terjadi, tetapi semua ini
bergantung pada operasional perusahaan. Menurut Kasmir (2014), berikut adalah manfaat dari
leverage yaitu: “untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada
pihak lainnya, untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga), untuk menganalisis keseimbangan
antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dan modal, untuk menganalisis seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang, untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva, untuk menganalisis berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. untuk menganalisis berapa dana
pinjaman yang segera akan ditagih, ada terdapat sekian kalinya modal sendiri.”
DER digunakan sebagai perhitungan rasio leverage dalam penelitian ini karena rasio
DER dapat menyediakan data kepada investor sebagai pertimbangan sebelum berinvestasi.
Data tentang penggunaan hutang oleh akan menjadi manfaat terhadap investor karena denggan
penggunaan hutang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi baik untuk memperoleh
keuntungan.

2.3 Profitabilitas
Menurut (Irham, 2013), definisi profitabilitas adalah: “Rasio ini mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi”. Menurut (Hery, 2015),
definisi profitabilitas adalah: “Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya”.
Berdasarkan definisi-definisi sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan
profitabilitas adalah untuk memberi penilaian keberhasilan serta mengetahui apakah
perusahaan mampu dalam menghasilkan keuntungan yang berhubungan dengan investasi,
penjualan, dan aktiva.
Menurut Kasmir (2014), manfaat yang diperoleh dari profitabilitas yaitu: “mengetahui
besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode, mengetahui posisi laba
perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. mengetahui perkembangan laba dari
waktu ke waktu, mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri,
mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman
maupun modal sendiri”.
ROA digunakan sebagai perhitungan rasio profitabilitas dalam penelitian ini karena
menunjukkan kemampuan modal yang ditanamkan pada seluruh aset milik perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Rasio ini memberikan data tentang kemampuan perusahaan dalam
efisiensi operasional sehari-harinya. Hasil perhitungan yang diperoleh memberikan informasi
tentang apa yang dapat dilakukan perusahaan dengan apa yang dimilikinya. Tinngginya laba
perusahaan mengakibatkan investor tertarik dengan nilai saham perusahaan dan minat untuk
berinvestasi.

2.4 Saham
Berdasarkan PSAK No. 42 (1998), saham atau efek merupakan surat berharga, seperti
obligasi, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, surat berharga komersialsurat pengakuan
hutang, dan tanda bukti utang. Menurut Darmadji & Fakhruddin (2001), definisi saham adalah
sebagai berikut: “Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut”.
Dua jenis saham yang paling terkenal di pasar modal adalah saham biasa (common stock)
dan saham istimewa (preference stock). Saham biasa (common stock) menurut Irham (2013)
adalah penjualan surat berharga dari perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (seperti
rupiah, yen, dolar) lalu bagi pemegang mendapatkan berbagai keuntungan Pemegang-
pemegang tersebut akan memperoleh dividen pada akhir tahun, yaitu salah satu bentuk laba.
Selain itu,, perusahahaan juga akan menjual surat berharga yaitu saham istimewa (preffered
stock) di mana saham ini menafsirkan nilai nominal (seperti rupiah, yen, dolar) dan pada setiap
kuartal pemegang-pemegang tersebut akan memperoleh dividen sebagai pendapatan tetap.
Sartono (2015) mengemukan bahwa: “Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau
present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima”. Darmadji & Fakhruddin (2001)
mengemukakan bahwa: “Harga saham merupakan harga yang terjadi di bursa pada waktu
tertentu. Harga saham bisa berubah naik atau pun turun dalam hitungan waktu yang begitu
cepat. Ia dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal
tersebut dimungkinkan tergantung dengan permintaan dan penawaran antara pembeli saham
dengan penjual saham”. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa
terbentuknya harga saham adalah apabila terjadi transaksi dalam pasar modal, yang ditentukan
oleh penawaran dan permintaan saham yang bersangkutan serta diikuti oleh beberapa faktor
yang memengaruhinya.
Dalam penilaian harga saham, terdapat dua model serta teknik analisis menurut Hartono
(2016), yaitu analisis fundamental yang dimulai dengan asumsi bahwa tiap investor tergolong
sebagai makhluk rasional, dan analisis teknikal di mana investor tergolong sebagai makhluk
yang tidak rasional.

2.4 Pengembangan Hipotesis


2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham
Ukuran perusahaan bisa dinyatakan dalam kapitalisasi pasar, penjualan, total aset. Ketiga
variabel ini berdasarkan Sudarmadji & Sularto (2007) dapat digunakan untuk mengetahui besar
atau kecilnya sebuah perusahaan. Ukuran perusahaan akan menjadi lebih besar seiring dengan
peningkatan nilai total, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Besarnya aset mengindikasikan
semakin banyak modal yang diinvestasikan, tinggi tingkat penjualan mengindikasikan
meningkatnya perputaran uang, dan tingginya tingkat kapitalisasi pasar mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut semakin terkenal diantara masyarakat. Fama & French (1992)
menyatakan bahwa untuk mencari nilai ukuran perusahaan, kapitalisasi pasar dapat digunakan.
Penelitian milik Achmad Husaini, Tamara Oca Viandita, Suhadak (2013) serta Nurul
Karimah (2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham.
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham

2.4.2 Pengaruh Leverage Terhadap Harga Saham


Pengertian leverage menurut Harahap (2010) yaitu suatu perhitungan yang menggunakan
hutang dan modal suatu perusahaan untuk menilai besar atau kecilnya rasio tersebut. Namun
menurut Fahmi (2014) leverage adalah suatu pengukuran yang digunakan saat menganalisa
laporan keuangan agar menunjukkan kepada kreditur jumlah jaminan yang tersedia.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus memiliki modal yang cukup supaya
lancer kinerja operasionalnya. Perusahaan dengan modal yang kurang akan menutupi
kekurangan tersebut dengan mencari dana. Dana diperoleh melalui modal baru si pemilik usaha
atau melalui peminjaman pihak luar. Hutang akan timbul sebagai akibat apabila suatu
perusahaan memberikan pinjaman kepada pihak luar perusahaan. Leverage memberi gambaran
bagaimana pendanaan suatu perusahaan akan menimbulkan reaksi pasar saham dan volume
perdagangan saham, maka dari itu leverage otomatis akan memengaruhi harga saham.
Perusahaan yang baik, menurut Harahap (2010), harus memiliki komposisi modal yang lebih
tinggi daripada hutang.
Penelitian Devi (2013) yang berjudul “Pengaruh ROE, Leverage, dan Nilai Pasar
Terhadap Harga Saham” memberi hasil bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap harga
saham. Begitu pula dalam penelitian Matriadi (2007) berjudul “Pengaruh Financial Leverage
dan Nilai Buku Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham” membuat kesimpulan bahwa
leverage berpengaruh negatif terhadap harga saham. Seharusnya, apabila hutang dikelola secara
efektif dan efisien maka harga saham akan meningkat, namun apabila keberadaan hutang tidak
dikelola secara efektif dan efisien maka harga saham akan turun.
H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap harga saham.

2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham


Menurut Suwardjono (2005) informasi yang berkaitan dengan strategi yang dirahasiakan,
rencana manajemen, kebijakan manajemen, pengembangan produk, serta lainnya yang tidak
dipublikasikan akan tercerminkan dalam angka pendapatan. Profitabilitas mengukur apakah
suatu perusahaan mampu untuk menghasilkan laba atau tidak. Nilai profitabilitas yang tinggi
menunjukkan kinerja operasional yang baik, sehingga berdampak untuk menarik minat
investor. Perubahan harga saham tergantung pada reaksi investor terhadap keuntungan yang
dihasilkan perusahaan atau dengan kata lain profitabilitas. Semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan, maka harga sahamnya akan meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian Adhitya
et al. (2014), Majanga (2015), Saputra, Handayan, & Nuzula (2012), Deitiana (2012) yang
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham.
H3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Teoritis

3. METODE PENELITIAN
“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2015). Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif,
yaitu menjelaskan serta menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan antara variabel (Singarimbun & Effendi,
1981). Dengan metode ini dijelaskan pengaruh variabel bebas yaitu Ukuran Perusahaan,
Leverage, dan Profitabilitas terhadap variabel terikat yaitu Harga Saham. Metode ini juga akan
menjelaskan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara individual
maupun bersama.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi, dilakukan dengan
mengumpulkan berbagai data berupa laporan keuangan dan harga saham perusahaan sektor
pertanian yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai 2020, diperoleh
melalui situs www.idx.co.id, xkampus.com, serta www.invesnesia.com dan literatur-literatur
lainnya yang berbubungan dengan permasalahan dalam penelitian.
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2020 serta pengambilan sampel menggunakan
metode purposive sampling sehingga terdapat 11 perusahaan dalam penelitian ini. Penelitian
ini menggunakan analisis kuantitatif sebagai metode analisis data. Setelah data diperoleh, data
akan diolah dan dianalisis menggunakan program Microsoft Excel dan software SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 16.00.
Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Sektor Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2020. Penelitian ini menggunakan teknis analisis yaitu analisis statistik
deskriptif uji asumsi klasik yaitu: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas, uji
autokorelasi, analisis regresi linier berganda, serta uji hipotesis meliputi: uji statistik F (uji
simultan), uji statistik T (uji parsial), korelasi berganda (R) dan koefisien determinasi (R2).

4. HASIL PENELITIAN
4.1 Uji Asumsi Klasik
Terdapat empat jenis uji asumsi klasik dalam penelitian ini untuk menguji kelayakan
model regresi yang ada dalam penelitian ini. Keempat pengujian yang dimaksud adalah uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, serta uji autokorelasi.

4.1.1 Uji Normalitas


Penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi variabel dependen serta variabel independen dalam model regresi, data sesuai dan
baik untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang berdistribusi
normal.

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov Test

Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022

Dari hasil di atas, nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.116 dengan nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) sebesar 0.166. Dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.166
> 0,05, artinya data terdistribusi dengan normal.
Uji normalitas juga dapat pula dideteksi menggunakan grafik P-P Plot sebagai berikut:
Gambar 3. Grafik Normal P-Plot

Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022

Data pada grafik di atas menyebar sekitar garis linear diagonal dan mengikuti garis
diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan grafik P-Plot adalah asumsi normalitas telah
terpenuhi apabila titik sebaran pengamatan menyebar di sekitar garis diagonal. Berdasarkan
dasar tersebut, asumsi normalitas dalam model regresi penelitian ini terpenuhi.

4.1.2 Uji Heteroskedastisitas


Pengujian ini dilakukan untuk melihat adanya kesamaan varians dari residual pengamatan
yang satu ke pengamatan yang lain, di mana jika tidak terjadi heteroskedastisitas artinya model
regresinya baik. Uji Glejser dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas.

Tabel 2. Hasil Uji Glejser

Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022


Data pada tabel di atas menunjukkan hasil regresi masing-masing variabel independen
dengan absolut residualnya adalah X1 sebesar 0,059, X2 sebesar 0,457, dan X3 sebesar 0,269 di
mana taraf signifikansi > 0,05 artinya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

4.1.3 Uji Multikolinearitas


Uji multikolonieritas digunakan di dalam penelitian untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara variabel independen dalam model regresi, di mana tidak terjadinya hubungan
antara variabel independen adalah model regresi yang baik. Hasil dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas dengan Tolerance dan VIF

Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa masing-masing variabel independen pada
penelitian ini memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1, yaitu untuk X1 sebesar 0,855, X2 sebesar
0,987, dan X3 sebesar 0,854 dan nilai VIF dari masing-masing variabel tidak lebih dari 10, yaitu
untuk X1 sebesar 1,169, X2 sebesar 1,014, dan X3 sebesar 1,172. Maka dapat disimpulkan
bahwa bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi penelitian ini terbebas
dari gejala multikolinearitas.

4.1.4 Uji Autokorelasi


Uji ini menentukan keberadaan korelasi di model regresi linier antara kesalahan
pengganggu di periode t dengan kesalahan pengganggu di periode t-1 (sebelumnya). Hasil dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022


Dari hasil tabel di atas, diperoleh hasil uji sebesar 0,578. Apabila dibandingkan dengan
nilai tabel menggunakan derajat kepercayaan 0,05 atau 5% dengan jumlah sampel (n) sebanyak
121, serta variabel independen (k) sebanyak 3, maka pada tabel Durbin-Watson akan
mendapatkan nilai dL sebesar 1,6529 dan dU sebesar 1,7544. Nilai DW 0,578 lebih kecil
daripada 4-dL yang sebesar 2,3471 sehingga berlaku 0 < d < d1 yang artinya terjadi gejala
autokorelasi sehingga keputusannya adalah untuk ditolak.
Uji Cochrane Orcutt digunakan untuk mengobati gejala autokorelasi serta membuktikkan
bahwa penelitian ini terhindar dari autokorelasi (Ghozali, 2016). Hasil perhitungan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi dengan Cochrane Orcutt

Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai DW sebesar 1,945. Nilai ini jika dibandingkan
dengan nilai tabel menggunakan derajat kepercayaan 0,05 atau 5% dengan jumlah sampel (n)
sebanyak 121, serta variabel independen (k) sebanyak 3, maka pada tabel Durbin-Watson akan
mendapatkan nilai dL sebesar 1,6529 dan dU sebesar 1,7544. Nilai DW yang diperoleh sebesar
1,945 terletak di antara batas atas atau dU sebesar 1,7544 dan 4-dU sebesar 2,2456
(1,7544<1.945<2,2456), maka disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi.

4.2 Analisis Regresi Linear Berganda


Tujuan dilakukannya analisis ini adalah agar mengetahui pengaruh variabel independen
yang terdapat dalam penelitian ini yaitu Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas
terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2020. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022

Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = (-1228.903) + 0.000000000572X1 + (-4.136)X2 + 517.369X3 + e
Dari persamaan regresi linier berganda di atas maka dapat diinterpretasikan apabila
Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Harga Saham sama dengan nol, maka nilai variabel Harga
Saham sebesar -1228.903.
Berdasarkan koefisien dari masing-masing variabel independen, dapat dijelaskan bahwa:
1) Ukuran Perusahaan memiliki koefisien sebesar 0.000000000572, hal tersebut
menjelaskan apabila variabel Leverage dan Profitabilitas nilainya tetap, maka
setiap Ukuran Perusahaan mengalami peningkatan sebanyak 1% Harga Saham
akan mengalami peningkatan sebesar 0.000000000572 kali dan sebaliknya.
2) Leverage memiliki koefisien sebesar -4.136, hal tersebut menjelaskan apabila
variabel Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas nilainya tetap, maka setiap
Leverage mengalami peningkatan sebanyak 1% Harga Saham akan mengalami
penurunan sebesar 4.136 kali dan sebaliknya.
3) Profitabilitas memiliki koefisien sebesar 517.369, hal tersebut menjelaskan
apabila variabel Ukuran Perusahaan dan Leverage nilainya tetap, maka setiap
Profitabilitas mengalami peningkatan sebanyak 1% Harga Saham akan
mengalami peningkatan sebesar 517.369 kali dan sebaliknya.

4.3 Uji Hipotesis


Uji hipotesis bertujuan untuk menentukan signifikansi antara pengaruh variabel
independen yaitu Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas terhadap variabel dependen
yaitu Harga Saham, baik pengaruh secara parsial dengan uji t dan secara simultan dengan uji f.

4.3.1 Uji Parsial (Uji t)


Tujuan dilakukan pengujian parsial adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
secara parsial variabel (X1), (X2), dan (X3) terhadap variabel (Y) pada perusahaan sektor
pertanian yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2010-2020. Dengan menggunakan
SPSS maka hasil perhitungan uji sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Uji Parsial (Uji t)

Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022


Dari perhitungan uji parsial (uji t) pada tabel di atas, diinterpretasikan bahwa:
1) Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai signifikansi
lebih kecil dari nilai probabilitas di mana α = 0,05 dan thitung 32.486 > ttabel |1,981|,
maka H1 diterima yang berarti bahwa (X1) secara parsial berpengaruh terhadap
(Y).
2) Leverage
Leverage memiliki nilai signifiikansi sebesar 0,827, nilai signifikansi lebih besar
dari nilai probabilitas di mana α = 0,05 dan thitung -0,219 < ttabel |1,981|, maka H2
ditolak yang berarti bahwa (X2) secara parsial tidak berpengaruh terhadap (Y).
3) Profitabilitas
Profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,696, nilai signifikansi lebih
besar dari nilai probabilitas di mana α = 0,05 dan thitung 0,392 < ttabel |1,981|, maka
H3 ditolak yang berarti bahwa (X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
(Y).

4.3.2 Uji Simultan (Uji F)


Tujuan melakukan pengujian simultan adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh secara simultan variabel (X1), (X2), dan (X3) terhadap variabel (Y) pada perusahaan
sektor pertanian yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2010-2020. Dengan
menggunakan SPSS maka hasil perhitungan uji f sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil Uji Simultan (Uji F)

Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022

Berdasarkan perhitungan uji simultan (uji F) pada tabel di atas, maka dapat
diinterpretasikan bahwa nilai signifikan untuk pengaruh Ukuran Perusahaan (X1), Leverage
(X2), dan Profitabilitas (X3) secara simultan terhadap variabel Harga Saham (Y) sebesar 0,000
< 0,05 dan nilai Fhitung 415,565 > Ftabel 2,6814657 sehingga H4 diterima yang berarti (X1), (X2),
dan (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y).

4.3.3 Analisis Koefisien Korelasi (R)


Analisis ini bertujuan untuk melakukan pengukuran kekuatan hubungan linier antara tiga
variabel atau lebih. Hasil koefisien korelasi disajikan dalam tabel berikut di bawah ini:
Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Korelasi

Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022

Tabel di atas menunjukkan hasil sebesar 0,956 atau sebesar 95,6%. Hal ini memliki arti
bahwa hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen memiliki keeratan
hubungan yang sangat tinggi atau sangat kuat.

4.3.4 Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2)


Menurut (Ghozali, 2016), tujuan analisis koefisien determinasi adalah untuk mengukur
sejauh mana model regresi mampu untuk menjelaskan variasi variabel dependen. Hasil
disajikan dalam tabel berikut di bawah ini:

Tabel 10. Hasil Koefisien Determinasi

Sumber: Output SPSS Versi 16, 2022

Tabel di atas menginterpretasikan bahwa koefisien determinasi yang terletak pada kolom
R Square sebesar 0,914. Artinya variabel Ukuran Perusahaan (X1), Leverage (X2), dan
Profitabilitas (X3) mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 91,4% serta sisa 8.6%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

4.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham


Hasil dari pengolahan data menggunakan uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel
ukuran perusahaan terhadap harga saham lebih besar dari t tabel (thitung 32.486 > ttabel |1,981|)
dan nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas (0,000 < 0,05), maka dari itu dapat
diinterpretasikan bahwa H1 diterima, yang mana artinya adalah Ukuran Perusahaan (X1) secara
parsial memiliki pengaruh terhadap Harga Saham (Y) pada perusahaan sektor pertanian yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2010-2020.
Penelitian ini mendukung hipotesis bahwa ukuran perusahaan adalah salah satu faktor
yang memengaruhi harga pasar saham. Semakin besar ukuran perusahaan, artinya hal tersebut
mendeskripsikan kondisi perusahaan yang semakin berkembang, sehingga muncul ketertarikan
investor untuk berinvestasi pada perusahaan. Untuk mengetahui nilai ukuran perusahaan salah
satunya yaitu dengan melihat nilai kapitalisasi pasar. Menurut (Sudarmadji & Sularto, 2007)
total aktiva, penjualan, serta kapitalisasi pasar merupakan indikator dari ukuran perusahaan
untuk menentukan besar atau kecilnya perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya milik Arma Yuliza (2018) yang
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham.

4.5 Pengaruh Leverage terhadap Harga Saham


Hasil dari pengolahan data menggunakan uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel
leverage terhadap harga saham lebih kecil dari nilai t tabel (thitung -0,219 < ttabel |1,981|) dan nilai
signifikansi lebih besar dari nilai probabilitas (0,827 > 0,05), maka dari itu dapat
diinterpretasikan bahwa H2 ditolak, yang mana artinya bahwa Leverage (X2) secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Harga Saham (Y) pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2020.
Leverage merupakan rasio yang dapat mengukur besaran aset perusahaan dengan kreditur
sebagai penyumbang dana. Apabila nilai leverage semakin tinggi, maka penggunaan pinjaman
untuk menghasilkan laba perusahaan semakin besar, sehingga minat investor untuk membeli
saham perusahaan menurun. Layaknya jumlah hutang yang dimiliki untuk membiayai
operasional suatu perusahaan adalah adanya alokasi hutang yang baik, yaitu seimbangnya
hutang dengan kemampuan pembayaran kewajiban. Sebaiknya, perusahaan memiliki modal
yang lebih besar daripada hutangnya. Jika pengelolaan utang tersebut efektif dalam kegiatan
operasional perusahaan, maka perusahaan berkesempatan untuk mendapat keuntungan.
Pemakaian hutang akan berdampak positif dalam kegiatan operasional perusahaan apabila
perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya tepat waktu.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya milik Sitorus, Angeline,
Sumbayak, David, dan Purba (2020) dan Saprudin dan Hasyim (2020). Hasilnya adalah variabel
leverage tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham, karena tingginya leverage artinya
perusahaan tersebut mempunyai jumlah utang yang besar sehingga mengakibatkan munculnya
risiko keuangan.

4.6 Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham


Hasil dari pengolahan data menggunakan uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel
profitabilitas terhadap harga saham lebih kecil dari t tabel (thitung 0,392 < ttabel |1,981|) dan nilai
signifikansi lebih besar dari nilai probabilitas (0,696 > 0,05), maka dari itu dapat
diinterpretasikan bahwa H3 ditolak, yang mana artinya bahwa Profitabilitas (X3) secara parsial
tidak berpengaruh terhadap Harga Saham (Y) pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia periode 2010-2020.
Penelitian ini menggunakan ROA, di mana rasio ini menghubungkan laba dengan aset
perusahaan (Weston dan Brigham, 1999). Perusahaan yang efektif dalam memanfaatkan aset
untuk menghasilkan laba adalah perusahaan yang memiliki nilai ROA yang tinggi. Semakin
tinggi nilai ROA dari suatu perusahaan, maka terefleksikan tingginya efektivitas kinerja
perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya milik Geraldy Welan, Paulina
Van Rate, Joy E. Tulung (2019) dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2017” dengan hasil variabel profitabilitas tidak
memiliki pengaruh terhadap harga saham. Investor harus melihat aset yang terdiri dari
kewajiban ditambah dengan ekuitas perusahaan, karena walaupun laba perusahaan tinggi, laba
tersebut nantinya untuk membayar kewajiban. Maka dari itu, tidak ada jaminan pengembalian
modal dari investasi saham yang akan diterima oleh investor karena keuntungan perusahaan
akan digunakan untuk membayar kewajibannya. Dengan demikian, nilai ROA perusahaan yang
tinggi tidak menjamin nilai investasi yang tinggi pula karena adanya kewajiban yang harus
dipenuhi.
4.7 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas terhadap Harga
Saham
Hasil dari pengolahan data menggunakan uji statistik F menunjukkan bahwa nilai F
hitung seluruh variabel independen terhadap harga saham lebih besar dari nilai F tabel (Fhitung
415,565 > Ftabel 2,6814657) serta nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas (0,000 <
0,05), sehingga H4 diterima yang berarti Ukuran Perusahaan (X1), Leverage (X2), dan
Profitabilitas (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Harga Saham (Y). Hasil
koefisien determintasi yang tertera pada tabel 10 menunjukkan nilai sebesar 0,914, artinya
variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas mampu
menjelaskan variabel dependen yaitu harga saham pada perusahaan sektor pertanian yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sebesar 91,4% serta sisa 8.6% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hal ini menjelaskan bahwa ukuran perusahaan,
leverage, dan profitabilitas akan memengaruhi naik turunnya harga saham.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya milik (Utami, 2017) dengan
judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas terhadap Harga Saham (Studi
Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015)” yang membuktikan variabel ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas secara simultan memiliki pengaruh terhadap harga saham.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian data serta pembahasan pada
Bab IV, yaitu:
1. Hasil penelitian ini adalah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham.
Hal ini mengindikasikan bahwa investor memperhitungkan ukuran perusahaan
apabila ingin membeli saham, karena pertumbuhan perusahaan dapat dilihat melalui
dari besar dan kecilnya perusahaan tersebut. Apabila ukuran perusahaan menjadi
semakin besar maka hal tersebut menggambarkan kondisi perusahaan yang semakin
berkembang maka akan muncul reaksi positif dari investor terhadap perusahaan.
2. Hasil penelitian ini adalah leverage tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan yang bernilai leverage tinggi memiliki hutang
dalam jumlah besar yang mengakibatkan munculnya risiko-risiko keuangan.
3. Hasil penelitian ini adalah profitabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal
ini disebabkan karena adanya perusahaan-perusahaaan yang bernilai ROA rendah,
penurunan secara drastis, dan fluktuatif seiring berjalannya tahun.
4. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa variabel ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham yang artinya seluruh variabel
independen akan memengaruhi naik turunnya harga saham.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Para Investor
Membuat pertimbangan sebelum menentukan keputusan investasi merupakan suatu
kewajiban bagi investor. Maka dari itu, beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan investor
adalah untuk memperhatikan kondisi keuangan perusahaan yang ditujukkan untuk berinvestasi
terlebih dahulu menggunakan rasio-rasio yang dapat memengaruhi harga saham seperti ukuran
perusahaan, leverage, serta profitabilitas. Dalam pengambilan keputusan tersebut, investor
diharapkan untuk menghindari dalam mengambil keputusan berinvestasi pada perusahaan yang
memiliki nilai-nilai ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas yang cenderung tidak stabil
dari tahun ke tahun.
5.2.2 Bagi Perusahaan
Perusahaan yang tergolong dalam sektor pertanian dapat mendorong kenaikan ukuran
perusahaan karena berpengaruh terhadap harga saham. Apabila perusahaan dapat
meningkatkan nilai ukuran perusahaannya setiap tahunnya, maka harga saham akan semakin
tinggi, sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya menekankan
penggunakan hutang, karena apabila hutang suatu perusahaan berlebihan maka akan
menimbulkan risiko-risiko keuangan seperti biaya modal yang meningkat, sehingga tingkat
profitabilitas perusahaan akan menurun untuk menutupi biaya hutang yang dilakukan
sebelumnya.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya


Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan populasi dan sampel dari sektor
selain pertanian, seperti food and beverages, manufaktur, property dan real estate dan lain
sebagainya agar distribusi menjadi lebih baik. Selain itu, peneliti selanjutnya juga disarankan
menggunakan periode penelitian terbaru, menambah jumlah sampel, serta menambah variabel
bebas yang tidak digunakan pada penelitian ini agar hasil pengamatan menjadi lebih akurat dan
tepat.

6. DAFTAR PUSTAKA
Acharya, V. V., & Pedersen, L. H. (2004). Asset Pricing with Liquidity Risk (No. 10814).
https://doi.org/10.3386/w10814
Analisa, Y. (2011). Pengaruh DER , CSR, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Indonesia Tahun
2006-2008). In Jurnal Ekonomi.
Ang, & Robbert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia; The Intelligent Guide to
Indonesian Capital Market. Mediasoft Indonesia, 75(1).
Banz, R. W. (1981). The relationship between return and market value of common stocks.
Journal of Financial Economics, 9(1). https://doi.org/10.1016/0304-405X(81)90018-0
Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. (2001). Pasar modal di Indonesia: pendekatan tanya jawab.
Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M.
Devi, S., & Badjra, I. (2014). Pengaruh ROE, NPM, Leverage Dan Nilai Pasar Terhadap Harga
Saham. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(2), 249–725.
Fahmi, I. (2014). Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Soal Jawab. In Alfabeta.
Fama, E. F., & French, K. R. (1992). The Cross‐Section of Expected Stock Returns. The Journal
of Finance, 47(2). https://doi.org/10.1111/j.1540-6261.1992.tb04398.x
Ghozali, I. (2016). aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 23.
Hanafi, M. M. (2008). Manajemen keuangan edisi pertama. In Yogyakatra: Ekonisia.
Harahap, S. S. (2010). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. In PT. RajaGrafindo Persada.
PT. RajaGrafindo Persada.
Hartono, J. (2000). Teori portofolio dan Analisis Investasi, edisi kedua. BPFE, Yogyakarta,
Edisi 3.
Hartono, J. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman.
Edisi 6. In Yogyakarta: BPFE. BPFE.
Hermuningsih, S. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Buletin Ekonomi
Moneter Dan Perbankan, 16(1), 126–148. https://doi.org/10.1177/027046769801800106
Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen. In PT Grasindo.
Ifani, P. A., Fujianti, L., & Astuti, S. B. (2019). Perusahaan Terhadap Harga Saham Antara
Indonesia Dan Malaysia. Jurnal Manajemen Dan Bisnis MEDIA EKONOMI, XIX(1), 153–
167. https://doi.org/10.30595/medek.v19i01.4875
Irham, F. (2013). Analisis Laporan Keuagan. In Rajawali Pers.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Satu, Cetakan Ketujuh. Raja Grafindo
Persada, V(2015).
Mentari, R. I. (2012). Dampak ROE, NPM, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham
Perusahaan Yang Tercantum dalam Indeks LQ45 BEI Periode 2010-2012. Jurnal
Akuntansi, UDINUS.
Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Riyanto, B. (2001). Dasar-dasar Pembelajaran Pembelanjaan Perusahaan. In BPFE:
Yogyakarta.
Saputra, F. R., Handayani, S. R., & Nuzula, N. F. (2014). Pengaruh Profitabilitas dan Leverage
Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Aneka Industri Sub Sektor Industri
Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 7.
Sartono, A. (2015). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. In
Revolusi Industri 4.0: Desain Perkembangan Transaksi dan Sistem Akuntansi Keuangan.
Singarimbun, M., & Effendi, S. (1981). Metode Penelitian Survai (M. Singarimbun & S.
Effendi (eds.); 1st ed.). LP3ES.
Sudarmadji, A. M., & Sularto, L. (2007). Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage
dan tipe kepemilikan perusahaan terhadap luas voluntary disclosure laporan keuangan
tahunan. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil), 2.
http://repository.gunadarma.ac.id/id/eprint/1540%0A
Sugiono, L. P., & Christiawan, Y. J. (2015). Analisa Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas
Pada Industri Ritel yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012. Journal
Business Accounting Review, 1(2).
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan Pengembangan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan R&D. In Metode Penelitian dan Pengembangan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan R&D.
Suwardika, I., & Mustanda, I. (2017). Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Properti.
None, 6(3), 254488.
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. BPFE.
Traxler, F., & Huemer, G. (2007). Handbook of Business Interest Associations, Firm Size and
Governance. A comparative analytical approach. In Routlege.
Utami, R. F. (2017). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN
PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Perusahaan
Properti dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2015).
Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pasundan.
Wiliandri, R. (2011). Pengaruh blockholder ownership dan firm size terhadap kebijakan utang
perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16(2).
Zaki, Islahuddin, & Shabiri. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Leverage Keuangan Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2014). Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,
9(2), 58–66.
Acharya, V. V., & Pedersen, L. H. (2004). Asset Pricing with Liquidity Risk (No. 10814).
https://doi.org/10.3386/w10814
Analisa, Y. (2011). Pengaruh DER , CSR, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Indonesia Tahun
2006-2008). In Jurnal Ekonomi.
Ang, & Robbert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia; The Intelligent Guide to
Indonesian Capital Market. Mediasoft Indonesia, 75(1).
Banz, R. W. (1981). The relationship between return and market value of common stocks.
Journal of Financial Economics, 9(1). https://doi.org/10.1016/0304-405X(81)90018-0
Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. (2001). Pasar modal di Indonesia: pendekatan tanya jawab.
Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M.
Devi, S., & Badjra, I. (2014). Pengaruh ROE, NPM, Leverage Dan Nilai Pasar Terhadap Harga
Saham. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(2), 249–725.
Fahmi, I. (2014). Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Soal Jawab. In Alfabeta.
Fama, E. F., & French, K. R. (1992). The Cross‐Section of Expected Stock Returns. The Journal
of Finance, 47(2). https://doi.org/10.1111/j.1540-6261.1992.tb04398.x
Ghozali, I. (2016). aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 23.
Hanafi, M. M. (2008). Manajemen keuangan edisi pertama. In Yogyakatra: Ekonisia.
Harahap, S. S. (2010). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. In PT. RajaGrafindo Persada.
PT. RajaGrafindo Persada.
Hartono, J. (2000). Teori portofolio dan Analisis Investasi, edisi kedua. BPFE, Yogyakarta,
Edisi 3.
Hartono, J. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman.
Edisi 6. In Yogyakarta: BPFE. BPFE.
Hermuningsih, S. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Buletin Ekonomi
Moneter Dan Perbankan, 16(1), 126–148. https://doi.org/10.1177/027046769801800106
Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen. In PT Grasindo.
Ifani, P. A., Fujianti, L., & Astuti, S. B. (2019). Perusahaan Terhadap Harga Saham Antara
Indonesia Dan Malaysia. Jurnal Manajemen Dan Bisnis MEDIA EKONOMI, XIX(1), 153–
167. https://doi.org/10.30595/medek.v19i01.4875
Irham, F. (2013). Analisis Laporan Keuagan. In Rajawali Pers.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Satu, Cetakan Ketujuh. Raja Grafindo
Persada, V(2015).
Mentari, R. I. (2012). Dampak ROE, NPM, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham
Perusahaan Yang Tercantum dalam Indeks LQ45 BEI Periode 2010-2012. Jurnal
Akuntansi, UDINUS.
Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Riyanto, B. (2001). Dasar-dasar Pembelajaran Pembelanjaan Perusahaan. In BPFE:
Yogyakarta.
Saputra, F. R., Handayani, S. R., & Nuzula, N. F. (2014). Pengaruh Profitabilitas dan Leverage
Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Aneka Industri Sub Sektor Industri
Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 7.
Sartono, A. (2015). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. In
Revolusi Industri 4.0: Desain Perkembangan Transaksi dan Sistem Akuntansi Keuangan.
Singarimbun, M., & Effendi, S. (1981). Metode Penelitian Survai (M. Singarimbun & S.
Effendi (eds.); 1st ed.). LP3ES.
Sudarmadji, A. M., & Sularto, L. (2007). Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage
dan tipe kepemilikan perusahaan terhadap luas voluntary disclosure laporan keuangan
tahunan. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil), 2.
http://repository.gunadarma.ac.id/id/eprint/1540%0A
Sugiono, L. P., & Christiawan, Y. J. (2015). Analisa Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas
Pada Industri Ritel yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012. Journal
Business Accounting Review, 1(2).
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan Pengembangan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan R&D. In Metode Penelitian dan Pengembangan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan R&D.
Suwardika, I., & Mustanda, I. (2017). Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Properti.
None, 6(3), 254488.
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. BPFE.
Traxler, F., & Huemer, G. (2007). Handbook of Business Interest Associations, Firm Size and
Governance. A comparative analytical approach. In Routlege.
Utami, R. F. (2017). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN
PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Perusahaan
Properti dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2015).
Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pasundan.
Wiliandri, R. (2011). Pengaruh blockholder ownership dan firm size terhadap kebijakan utang
perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16(2).
Zaki, Islahuddin, & Shabiri. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Leverage Keuangan Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2014). Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,
9(2), 58–66.

Anda mungkin juga menyukai