Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ULANGAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH FIQIH MUAMALAH

KONTEMPORER

Nama : Isfina Amalia

NIM : 1820210175

Kelas : ES-4E

STUDI KASUS

PRAKTIK MAKELAR DALAM JUAL BELI TANAH YANG TERJADI DI


MASYARAKAT DITINJAU DARI AKAD WAKALAH

Akad wakalah yaitu pemberian kuasa kepada orang lain atau suatu pekerjaan yang
semestinya dilakukan sendiri, namun karena suatu hal orang tersebut mengalihkan urusannya
kepada orang lain untuk dilaksanakan urusan tersebut atas nama syang memberi kuasa.

Praktek wakalah tidak hanya terjadi pada lembaga keuangan seperti perbankan saja,
melainkan pada transaksi jual beli juga. Saat ini, dalam masyarakat sering terjadi praktek
wakalah dalam bentuk berbagai jual beli, salah satunya adalah jual beli tanah.

Makelar adalah sebutan bagi orang yang bekerja menjadi perantara antara penjual dan
pembeli untuk menjualkan barang orang lain dengan mengambil upah tanpa menanggung resiko.

Makelar dibolehkan dalam islam dengan syarat-syarat tertentu dan dengan prinsip : jujur
dan amanah, beritikad baik, adanya kesepakatan bersama, dan kemitraan.

QUESTION & ANSWER (Q&A)

Question (Q) : Apakah praktik makelar sudah sesuai dengan prinsip akad wakalah?

Answer (A) :

Dalam pertanyaan tersebut saya mengambil contoh praktik jual beli tanah yang
menggunakan jasa makelar di Desa Tulakan Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Alasan
umum kenapa masyarakat Desa Tulakan menggunakan jasa makelar yaitu dikarenakan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang jual beli tanah dan akan lebih mudah urusannya jika
mereka menggunakan jasa makelar.
Pada dasarnya makelar jual beli tanah di Desa Tulakan telah memenuhi unsur-unsur
menurut syara’, diantaranya:

1. Dalam praktik makelar tanah di Desa Tulakan, pihak makelar dan pemilik tanah
saling bertemu dan membuat kesepakatan antara kedua belah pihak.
2. Dari segi objeknya, tanah bukanlah sesuatu yang dilarang maupun diharamkan,
sedangkan untuk komisinya sendiri sendiri sudah ditetapkan di perjanjian awal.
Untuk pemberian kompensasi akan diberikan ketika semua sudah terlaksana.
3. Dari segi shigat atau ijab qabul, perjanjian jual beli tanah melalui makelar di Desa
Tulakan dilakukan dengan cara lisan dan tulisan berupa surat perjanjian.

Adapun sesuatu yang bertentangan pada praktek jual beli tanah melalui makelar di Desa
Tulakan jika ditinjau dari akad wakalah antara lain:

1. Tidak diketahui penjual (orang yang mewakilkan) berapa nilai harga jual yang
dipasarkan oleh makelar (pihak yang diberi wakil).
2. Makelar melakukan penjualan di atas harga yang ditentukan pemilik tanah.
3. Makelar melakukan penekanan terhadap pihak penjual atau pembeli yang
menggunakan jasanya.
Walaupun makelar mempermudah transaksi, namun tindakannya dikatakan tidak
dibenarkan oleh syara’ karena ada unsur penekanan, dan ada unsur yang dirugikan dari
salah satu piak. Karena sitem praktek tersebut maka bisa dikatakan jual belinya tidak sah
dan tidak sesuai dengan akad wakalah.

Question (Q) : Apakah boleh pihak makelar mewwakilkan tugasnya ke orang lain?

Answer (A) :

Dalam aturan wakalah seorang makelar boleh mewakilkan ke orang lain atas seizing
orang yang mewakilkan (penjual).

Kasus mewakilkan orang lain ada 2 keadaan :

1. Orang yang yang mewakilkan (pihak penjual) melarang makelar untuk


diwakilkan ke orang lain, maka makelar tidak boleh mewakilkan kepada siapapun
tanpa ada perbedaan pendapat
2. Orang yang mewakilkan (pihak penjual) mengizinkan makelar untuk mewakilkan
ke orang lain, maka dia boleh mewakilkan ke orang lain.
Cara pembagian keuntungan juga sesuai kesepakatan antara makelar dan orang yang
diwakilkan asal tidak ada piak yang dirugikan atas akad tersebut.

Anda mungkin juga menyukai