LAPORAN TUTORIAL SEKANRIO A Kelompok 3-Dikonversi
LAPORAN TUTORIAL SEKANRIO A Kelompok 3-Dikonversi
SKENARIO A
KELOMPOK 3
Dosen pembimbing : Dr.dr. Raden Pamudji, Sp.KK
Nama anggota :
Amy Ria Annisa (702018084)
Ayu Karisma (702020010)
Azza Siti Nur Azizah (702020018)
Kemas Muhammad Roihan (702020038)
M. Dzaky Habiburrahman (702020058)
M. Fauzan Alfarezi (702020060)
Berliana Noviandini (702020064)
Nadya Angellica (702020067)
Adelia Permata Agustin (702020083)
Gina Tul Farhah (702020094)
Iktia Ica Rama Fachrani (702020119)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSTIAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial
Skenario A” sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat beriring salam selalu
tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dimasa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada:
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang menyusun dan membantu pembuatan laporan ini dan semoga
laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga
kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ......................................................................... I
DAFTARISI ....................................................................................... II
BABI 1.................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BABII .................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................... 3
DAFTARPUSTAKA ............................................................................ 28
II
BAB I
PENDAHULUAN
Pada blok II yaitu blok etika, hukum dan komunikasi medik dilaksanakan
tutorial studi kasus skenario yang berjudul “Terpaksa Aku”, yaitu: Ny. Aisyah, 35
tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke RS. Garuda dengan membawa surat
permintaan visum dari kepolisian tanpa didampingi penyidik karena mengaku
dipukul tetangga di kepala. Dokter Oding, dokter IGD RS. Garuda melakukan
pemeriksaan fisik kepada Ny. Aisyah dan mencatat di rekam medis. Setelah
dilakukan pemeriksaan, Ny. Aisyah meminta kepada Dokter Oding untuk segera
mengeluarkan hasil visum pada hari itu juga namun Dokter Oding menolak karena
hasil visum baru dapat dikeluarkan 1 minggu kemudian dan diambil oleh penyidik.
Namun karena Ny. Aisyah terus memaksa akhirnya Dokter Oding menyerahkan
hasil visum kepada Ny. Aisyah.
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Data Tutorial
Tutor : Dr.dr. Raden Pamuji, Sp.KK
Moderator : M. Dzaky Habiburrahman (702020058)
Sekretaris Meja : Ayu Karisma (702020010)
Sekretaris Papan : Nadya Angellica (702020067)
Waktu : Senin, 02 November 2020
Pukul 13.00 –15.00 WIB
Rabu, 04 November 2020
Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Peraturan Tutorial:
1. Saling menghormati antar sesama peserta tutorial.
2. Menggunakan komunikasi yang baik dan tepat.
3. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan pendapat.
4. Tidak mengaktifkan alat komunikasi selama proses tutorial berlangsung.
5. Izin saat akan keluar ruangan.
6. Tepat waktu.
Skenario A Blok II
“ Terpaksa Aku ”
Ny. Aisyah, 35 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke RS. Garuda dengan
membawa surat permintaan visum dari kepolisian tanpa didampingi penyidik karena
3
mengaku dipukul tetangga di kepala. Dokter Oding, dokter IGD RS. Garuda
melakukan pemeriksaan fisik kepada Ny. Aisyah dan mencatat di rekam medis.
Setelah dilakukan pemeriksaan, Ny. Aisyah meminta kepada Dokter Oding untuk
segera mengeluarkan hasil visum pada hari itu juga namun Dokter Oding menolak
karena hasil visum baru dapat dikeluarkan 1 minggu kemudian dan diambil oleh
penyidik. Namun karena Ny. Aisyah terus memaksa akhirnya Dokter Oding
menyerahkan hasil visum kepada Ny. Aisyah.
2.3Klarifikasi Istilah
1. Visum : Tanda pernyataan atau keterangan telah mengetahui atau
menyetujui (KBBI 2017)
2. Rekam Medis : Rekaman mnengenai hasil pengobatan terhadap pasien (KBBI
2018)
3. Penyidik : Pejabat polisi RI atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang
dibagi kewenangan khusus oleh UU untuk melakukan penyidikan (KBBI)
4. IGD : Intalasi Gawat Darurat adalah suatu unit pelayanan di RS yang
memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang mengalami penyakit akut
maupun yang mengalami penyakit trauma sesuai standar yang ditetapkan
(Jurnal FK UNAND 2019)
5. Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan tubuh untuk menilai kesehatan seseorang
(KBBI 2019)
6. Memaksa : Berbuat dengan kekerasan mendesak, menekan (KBBI V)
7. Surat Permintaan Visum : Keterangan tertulis yang dibuat dokter atas
permintaan tertulis penyidik tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang
manusia baik hidup ataupun mati dibawah sumpah dan untuk kepentingan
peradilan (Jurnal FK UNILA 2014)
4
2.4Identifikasi Masalah
1. Ny. Aisyah, 35 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke RS. Garuda
dengan membawa surat permintaan visum dari kepolisian tanpa didampingi
penyidik karena mengaku dipukul tetangga di kepala. Dokter Oding, dokter
IGD RS. Garuda melakukan pemeriksaan fisik kepada Ny. Aisyah dan
mencatat di rekam medis.
Alasan : Karena dapat menimbulkan masalah baru, yaitu dr. Oding dapat
melanggar KODEKI Sumpah Dokter dan landasan hukum mengenai
Visum.
5
2.6 Analisis Masalah
1. Ny. Aisyah, 35 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke RS. Garuda dengan
membawa surat permintaan visum dari kepolisian tanpa didampingi penyidik
karena mengaku dipukul tetangga di kepala. Dokter Oding, dokter IGD RS.
Garuda melakukan pemeriksaan fisik kepada Ny. Aisyah dan mencatat di rekam
medis.
A. Apa Makna Ny. Aisyah, 35 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke
RS. Garuda dengan membawa surat permintaan visum dari kepolisian
tanpa didampingi penyidik karena mengaku dipukul tetangga di kepala.
Dokter Oding, dokter IGD RS. Garuda melakukan pemeriksaan fisik
kepada Ny. Aisyah dan mencatat di rekam medis.
JAWAB :
6
Berdasarkan instruksi kepala kepolisian RI nomor Pol.Ins/E/20/20/IX/75
tentang tata cara permohonan dan pencabutan visum et repertum
disebutkan :
7
C. syarat yang harus ditempuh dalam meminta surat penytaan Visum ke
kepolisian ?
JAWAB :
(Arimuladi,S.U. 2005)
8
4) AUSKULTASI
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi
yang berasal dari dalam tubuh, yang meliputi frekuensi,
intensitas, durasi dan kualitasl, dengan bantuan alat yang disebut
stetoskop.
(Sugiarto,dkk.2018)
1) Aspek Administrasi
9
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena
isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan
pelayanan Kesehatan.
2) Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/ perawatan yang harus diberikan kepada seorang
pasien.
3) Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan,dalam rangka usaha menegakkan hukum serta
penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.
4) Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data/informasi yang dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
5) Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena
isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan.
6) Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebahai
bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.
7) Aspek Dokumentasi
10
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan
dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah
sakit
( Sarake, 2019)
11
4) VER penggalian jenazah. Visum ini dibuat setelah dokter selesai
melaksanakan penggalian jenazah.
5) VER psikiatri yaitu visum pada terdakwa yang pada saat
pemeriksaan di sidang pengadilan menunjukkan gejala-gejala
penyakit jiwa.
6) VER barang bukti, misalnya visum terhadap barang bukti yang
ditemukan yang ada hubungannya dengan tindak pidana,
contohnya darah, bercak mani, selongsong peluru, pisau.
12
1) Dasar hukum VeR adalah pasal 133 Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang mana menyebutkan:
a) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
b) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam
ayat .
c) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan
dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan
mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
2) Pasal 7(1) butir h dan pasal 11 KUHAP :
“Yang berwenang meminta keterangan ahli adalah penyidik dan
penyidik pembantu,Penyidik yang dimaksud adalah penyidik
sesuai dengan pasal 6(1) butir a, yaitu penyidik yang pejabat Polisi
Negara RI. Penyidik tersebut adalah penyidik tunggal bagi pidana
umum, termasuk pidana yang berkaitan dengan kesehatan dan jiwa
manusia.
3) Pasal 7(2) KUHAP:
“VeR adalah keterangan ahli mengenai pidana yang berkaitan
dengan kesehatan jiwa manusia, maka penyidik pegawai negeri
sipil tidak berwenang meminta VeR.”
4) Sanksi hukum bila dokter menolak permintaan penyidik adalah
sanksi pidana.Sesuai dengan Pasal 216 KUHP menyebutkan:
13
tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan
sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling
banyak sembilan ribu rupiah.
( Utama,W.A. 2014)
14
1) mendapatkan informasi lengkap tentang kasus dan peran dokter
didalamnya.
2) Mendapatkan informasi tentang hal lain yang mungkin diminta
dalam memberikan bukti medis berupa dokumen yang relevan dan
informasi klinis mengenai kasus kepada penyidik atau pengacara
yang meminta untuk hadir di persidangan.
15
2. Setelah dilakukan pemeriksaan, Ny. Aisyah meminta kepada Dokter Oding untuk
segera mengeluarkan hasil visum pada hari itu juga namun Dokter Oding
menolak karena hasil visum baru dapat dikeluarkan 1 minggu kemudian dan
diambil oleh penyidik. Namun karena Ny. Aisyah terus memaksa akhirnya Dokter
Oding menyerahkan hasil visum kepada Ny. Aisyah.
A. Apa Makna Setelah dilakukan pemeriksaan, Ny. Aisyah meminta kepada
Dokter Oding untuk segera mengeluarkan hasil visum pada hari itu juga
namun Dokter Oding menolak karena hasil visum baru dapat dikeluarkan
1 minggu kemudian dan diambil oleh penyidik. Namun karena Ny. Aisyah
terus memaksa akhirnya Dokter Oding menyerahkan hasil visum kepada
Ny. Aisyah.
JAWAB :
16
2) Jika yang terkena kejahatan berhak mengadu pada saat tenggang
waktu tersebut dalam ayat 1 belum habis, maka setelah saat itu,
pengaduan masih boleh diajukan hanya selama sisa yang masih
kurang pada tenggang waktu tersebut.
17
2) petugas rekam medis mencatat dalam buku ekspedisi permintaan
visum, permintaan yang sudah ada disposisinya di cari berkasnya
di ruang penyimpanan rekam medis.
“Orang yang melakukan tindak pidana karena pengaruh daya paksa, tidak
dapat dipidana.”
18
Memuat identitas pemohon VeR, tanggal dan pukul diterimanya
permohonan VeR, identitas dokter yang melakukan pemeriksaan,
identitas subjek yang diperiksa.
3) Pemberitaan (hasil pemeriksaan)
Memuat hasil pemeriksaan yang objektif sesuai dengan apa yang
diamati, terutama dilihat dan ditemukan pada korban atau benda
yang diperiksa.
4) Kesimpulan
Memuat hasil interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah dari fakta yang ditemukan sendiri oleh dokter
pembuat VeR, dikaitkan dengan maksud dan tujuan
dimintakannya VeR tersebut. Pada bagian ini harus memuat
minimal 2 unsur yaitu jenis luka dan kekerasan dan derajat
kualifikasi luka.
5) Penutup
Memuat pernyataan bahwa keterangan tertulis dokter tersebut
dibuat dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerima
jabatan atau dibuat dengan mengucapkan sumpah atau janji lebih
dahulu sebelum melakukan pemeriksaan serta dibubuhi tanda
tangan dokter pembuat VeR.
19
3) Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter
yang mengobatinya
4) Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan,
bahkan dapat menarik diri dari kontak terapeutik
5) Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan
diikutinya
6) Hak meminta pendapat dokter lain (Second opinion) tentang
penyakitnya
Kewajiban Pasien :
20
2) Berbuat baik (beneficence), berarti dapat membantu orang lain
dengan mengupayakan manfaat maksimal sambil meminimalkan
resiko.
3) Tidak merugikan (nonmaleficence), berarti jika tidak bisa
melakukan hal bermanfaat setidaknya tidak merugikan orang lain.
4) Keadilan (justice), berarti memperlakukan setiap orang sama
dalam memperoleh haknya dalam pelayanan kesehatan, tidak
dipengaruhi oleh pertimbangan keagamaan, kesukuan, perbedaan
kelamin, politik atau kedudukan social
(Hanafiah, 2017).
Pada kasus ini, etika yang tidak diterapkan oleh dokter oding adalah keadilan
(justice) dan berbuat baik (beneficence), sehingga ia memberikan hasil visum
tanpa persyaratan yang benar pada Ny. Aisyah.
1) Pasal 1
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati, dan
mengamalkan sumpah dan atau janji dokter
Artinya : Dr. Oding harus bisa mengamalkan setiap sumpah yang
sudah ia ucapkan dan tidak melakukan hal-hal yang melanggar
sumpah tersebut, salah satunya dalam hal bertindak.
2) Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan
profesinya sesuai engan standar profesi yang tertinggi
21
Artinya : dr. Oding harus bisa melakukan satndar pelayanan yang
sudah ditentukan dan tidak melakukan tindakan diluar standar
pelayanan tersebut, salah satunya memberikan informasi medis
sebelum pada waktunya
3) Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak
boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi.
Artinya : dr. Oding harus bisa mempertahankan pendiriannya
sebagai dokter dan menaati peraturan yang ada agar tidak
terpengaruh oleh hal yang bersifat paksaan atau apapun itu yang
bisa mengancam profesinya sebagai dokter karena melanggar
sumpahnya.
I. Apa isi sumpah Dokter dan sumpah keberapa yang dilanggar pada kasus
ini ?
22
JAWAB :
1) Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikemanusiaan
2) Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi
luhur jabatan kedoteran.
3) Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan
bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
4) Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat
5) Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter
6) Saya tidak akan mempergunaan pengetahuan kedokteran saya
untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan,
sekalipun diancam
7) Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat
pembuahan
8) Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien
9) Saya akan berikhtiar dengan sungguh0sungguh supaya saya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kesukuan, perbedaan
kelamin, poliitik kepartaian, atau kedudukan sosial dalam
menuanaikan kewajiban terhadap pasien
10) Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terima kasih yang selayaknya
11) Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagaimana say
asendiri ingin diperlakukan
12) Saya akan menaati dan mengamalkan kode etik kedokteran
indoneisa
13) Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan
mempertaruhkan kehormatan saya.
( Hanafiah M. Jusuf dan Amir Amri. 2018)
23
Jadi, Sumpah yang dilanggar adalah nomor 2,3,6,12,13
(Yuliani,N,2013)
24
2.7Nilai-Nilai Islam
kita sebagai seorang dokter harus bertanggung jawab dan harus menyampaiakan
amanat kepada orang yang berhak menerimanya. Sebagaimana dijelskan pada
ayat dibawah ini :
Kita sebagai manusia harus bertanggung jawab untuk menjaga amanat yang kita
dapatkan sebaik-baiknya, sebagaimana dijelaskan pada ayat dibawah ini :
ض َو ْٱل ِجبَا ِل فَأَبَيْنَ أَن يَحْ ِم ْلنَ َها َوأَ ْش َف ْقنَ ِم ْن َها َو َح َملَ َها
ِ ت َو ْٱْل َ ْر َ َضنَا ْٱْل َ َمانَة
َّ علَى ٱل
ِ س َٰ َم َٰ َو ْ ع َر َ ِإنَّا
ظلُوما َج ُهول َ َسنُ ۖ ِإنَّ ۥهُ َكان ِْ
َ َٰ ٱْلن
Artinya: "Wajib bagi setiap muslim untuk mendengar dan taat (kepada atasan),
baik ketika dia suka maupun tidak suka. Selama dia tidak diperintahkan untuk
25
bermaksiat. Jika dia diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban
mendengarkan maupun mentaatinya". (HR. Bukhari, No. 7144)
2.8Kesimpulan
dr. Oding tidak menjalankan profesinya dengan benar sebagai dokter,
karena menyerahkan hasil visum tidak sesuai dengan prosedurnya,
sehingga dia melakukan hal yang bertentangan dengan KODEKI pasal
1, 2 dan 3, sumpah dokter No. 2, 3, 6, 12 dan 13, dan KUHAP pasal
133.
26
2.9Kerangka konsep
Dugaan penganiayaan
kepada Ny. Aisyah
27
DAFTAR PUSTAKA
Arimuladi, S.U. 2005. Buku Panduan Teknis Penatalaksanaan DVI Polri, Pusat Kedokteran
dan Kesehatan polri.
Hanafiah. 2017. Buku Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi 5. Jakarta : EGC
Hanafiah dan Amir Amrih. 2018. Buku Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan . Jakarta:
EGC
Idries. 2009. Pedoman Praktis Ilmu Kedokteran Forensik Bagi Praktisi Hukum. Cetakan
1 : Jakarta
Kumean putri, 2018. Kewenangan dan kewajiban dokter forensic dalam tindak pidana
pembunuhan menggunakan zat-zat berbahaya atau racun. ejournal unsrat
Sarake, Mukhsen. 2019. Buku Ajar Rekam Medis. Universitas Hassanudin : Makassar
28
Sugiarto,dkk.2018. Basic Physical Examination :Teknik Inspeksi, Palpasi,
Perkusi,danAuskultasi. Buku Manual Keterampilan Klinik Fakultas Kedokteraan
Universitas Sebelas Maret.
Sumandari atta N, dkk, 2016. Kekuatan pembuktian rekam medis konvensional dan
elektronik. Jurnal Hukum Kesehatan. Vol. 2 | No. 2
Susanti Rika, 2013.Peran Dokter sebagai Saksi Ahli Di Persidangan. jurnal fk unad
Widowati N, dkk. 2008. Tinjauan alur prosedur pembuatan Visum Et Repertum di rumah
sakit umum daerah pandan arang. Jurnal Kesehatan. 2(1): 85-99.
29