Anda di halaman 1dari 4

HEPATITIS AKUT MISTERIUS

DISUSUN OLEH :

REFIKA FAIZA FAHRUDIN / 207221005 / S1 FARMASI ALIH JENJANG

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


S1 FARMASI ALIH JENJANG
UNIVERSITAS AL IRSYAD CILACAP
2022
Hepatitis merupakan kondisi peradangan hati atau liver. Hepatitis dapat disebabkan
oleh infeksi virus (paling sering hepatitis A, B, C), bakteri, parasit, bahan kimia,
penyalahgunaan obat, pengobatan tertentu, dan gangguan kekebalan tubuh.
Peradangan hati yang terjadi akibat hal tersebut diatas bisa menyebabkan luka yang
merusak fungsi hati secara akut (kurang dari 6 bulan) maupun kronis (lebih dari 6 bulan).
Tahap tahapnya setelah hati mengalami peradangan lalu mengalami fibrosis, bila tidak
tertangani berlanjut menjadi sirosis dan tahap akhir bisa menjadi tumor (karsinoma). Pada
tahap peradangan fungsi hati sudah mulai berkurang dimana ditandai dengan pemerikaan
enzim hati yaitu SGOT/SGPT meningkat. Bila sudah meningkat 10 kali lipat dari normal
yaitu > 500 u/L digolongkan sudah berat (severe) Dikatakan menjadi fulminan (gagal hati)
apabila pada pemeriksaan INR (International Normalized Ratio (INR) yaitu rasio normal
berstandar internasional rekomendasi oleh WHO yang sering digunakan untuk pengukuran
masa protrombin) terjadi peningkatan > 1.5 kali dengan disertai adanya ensefalopati (istilah
yang digunakan untuk kerusakan atau malfungsi otak. Gejalanya bisa bervariasi, dari yang
ringan hingga parah seperti Linglung, Kejang, Tremor, Sulit menelan, hilang ingatan, sulit
fokus dan konsentrasi, Mudah mengantuk, Mata bergerak tidak terkendali bila sudah parah
dapat menjadi koma) setelah dilakukan penyuntikan Vitamin K (untuk menyingkirkan
penyebab defesiensi Vitamin K) atau peningkatan INR lebih dari 2 kali tanpa disertai adanya
ensefalopati.
Penyebab hepatitis misterius ini masih terus diselidiki. Sampai sekarang para ilmuwan
menduga penyebab yang paling mungkin adenovirus (keluarga virus yang memiliki inang
vertebrata. termasuk golongan virus DNA famili Adenoviridae , bentuk virus ini ikosahedral
dengan diameter virion 70-100 nm dan genom 36-38kb) tapi masih memungkinkan penyebab
yang lain walaupun sebenarnya adenovirus biasanya tidak membuat anak-anak tidak sehat
secara serius. Analisis genetik sampel dari beberapa anak telah menemukan jenis virus yang
disebut AAV-2 tetapi biasanya juga tidak menyebabkan penyakit. Para ilmuwan masih
mengawasi jenis adenovirus ini yaitu tipe F41. Penyebaran penularan hepatitis akut ini
dimungkinkan terjadi melalui fekal oral (makanan/minuman yang terkontaminasi yang
dikonsumsi penderita).
Penderita hepatitis biasanya tidak merasakan gejala sampai beberapa minggu atau
telah terjadi gangguan fungsi hati. Pada penderita hepatitis akibat infeksi virus, gejala akan
muncul setelah masa inkubasi, yakni sekitar 2 minggu sampai 6 bulan. Gejala umum yang
muncul pada penderita hepatitis adalah: mual dan muntah, mudah lelah, feses berwarna
pucat, urine berwarna gelap, nyeri perut, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan, sklera/kulit
menjadi kuning dan penurunan berat badan.
Klasifikasi kasus hepatitis akut berat oleh WHO yang sekarang dilaporkan :
1. Klasifikasi pertama adalah kasus terkonfirmasi (confirmed) yang secara jelas
disebutkan bahwa belum ada definisinya. Klasifikasi ini terjadi karena memang
sampai sekarang dunia belum tahu pasti apa penyebab hepatitis yang sekarang ini
merebak, mungkin ada perubahan pada adenovirusnya; apakah ada virus-virus lain
yang juga bersama- sama berperan menimbulkan penyakit; serta apakah ada faktor

1
lain seperti toksin, pencemaran makanan atau aspek lingkungan atu apakah mungkin
ada hal tertentu pada pasien yang terkena penyakit ini apakah mungkin adanya
peningkatan kerentanan kepekaan anak-anak sesudah relatif rendahnya sirkulasi
adenovirus selama pandemi Covid-19.
2. Klasifikasi kedua adalah probable, yaitu pasien yang menunjukkan gejala penyakit
hepatitis akut (tanpa adanya virus hepatitis A sampai E). Lalu, pasien ini juga
memiliki kadar serum transaminase >500 IU/L (AST atau ALT), yang berumur di
bawah 16 tahun, terjadi sejak Oktober 2021.
3. Klasifikasi ketiga yaitu “epi-linked” atau ada hubungan epidemiologik. Kondisi yang
masuk dalam kelompok ini adalah seseorang yang menunjukkan gejala penyakit
hepatitis akut (tanpa adanya virus hepatitis A sampai E). Umur berapa saja, yang
punya kontak erat atau langsung (close contact) dengan kasus probable.
Untuk mendiagnosis hepatitis, perlu dilakukan melakukan tanya jawab tentang gejala dan
riwayat kesehatan pasien (anamnesis) dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada
pemeriksaan fisik, adanya perubahan warna di bagian putih mata (sklera) dan menekan perut
bagian kanan atas. Setelah itu dilakukan pemeriksaan lebih lanjutan untuk memastikan
diagnosis, meliputi: Tes fungsi hati, Gula darah di aliran darah, Tes antibodi virus hepatitis
(Hepatitis A-E, untuk pemeriksaan Hepatitis D-E dibeberapa tempat sulit untuk dilakukan),
Pemeriksaan faktor koagulasi (PT/INR, APTT) berfungsi untuk menentukan apakah hepatitis
bersifat akut atau kronis, Test PCR untuk mendeteksi virus non A-E, USG perut, untuk
mengetahui jenis kelainan pada organ hati, seperti kerusakan hati, pembesaran hati, atau
tumor hati, biopsi hati, untuk menentukan penyebab kerusakan di jaringan parenkim hati
(peradangan-fibrosis-sirosis).
Untuk pengobatan hepatitis misterius ini masih belum dapat dilakukan secara pasti karena
penyebabnya yang masih belum jelas . Pada tahap awal dilakukan observasi ketat terhadap
gejala gejala yang didapatkan. Bila didapatkan gejala mual, muntah, diare tahap awal kita
memberikan oralit untuk mencegah dehidrasi. Bila gejala berlanjut sebaiknya dibawa ke
fasilitas lengkap untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam hal Penanganan hepatitis misterius sebaiknya memperhatikan hal hal berikut:
Waspada gejala awal gejala awal hepatitis akut ini biasanya berupa gangguan saluran cerna
yang bisa diikuti dengan demam ringan. Gejala awalnya adalah gejala saluran cerna, seperti
tadi diare, mual ,muntah, sakit perut, dan demam ringan.
Segera periksa jika ada Agar tidak panik jika mendapati adanya gejala hepatitis akut pada
anak, segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat (puskesmas atau fasilitas layanan
kesehatan termasuk rumah sakit) untuk bisa ditangani dengan tepat.
Pencegahan yang dapat di lakukan untuk menghindari penyakit hepatitis yaitu : 1). Mencuci
tangan, 2.) Minum air bersih dan matang, 3). Konsumsi makanan yang bersih dan matang
penuh, 4). Membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya, 5). Menggunakan alat
makan sendiri-sendiri, 6). Memakai masker dan menjaga jarak.
Sumber : dr. Sumardi Fransiskus S, Sp. A (K), M. Biomed (Spesialis Anak Konsultan Pencernaan,
Hati dan Saluran bilier RS EMC Sentul)

2
https://emc.id/id/care-plus/seputar-hepatitis-misterius-pada-anak

Anda mungkin juga menyukai