Anda di halaman 1dari 73

VITAMIN

Penggolongan Vitamin berdasarkan Kelarutan


1. Vitamin yang larut dalam minyak: Vitamin A,D,
E, K, F.
2. Vitamin yang larut dalam air: B1, B2, B6, B12, C,
asam folat, asam Nikotinat, Nikotinamid, Asam
Pentotenat, Biotin, Inositol, P, Rutine.
3. Non identified Vitamin
Vit B3 (sesuai asam pentotenat), Vit B4
(campuran arginin dan lisin), Vit B5 (sesuai
dengan Nikotinamid), Vit B7 terdapat pada kulit
padi yang larut dalam methanol/etanol, Vit B8
(asam adenilat (coenzim pada dehidrogenasi
asam lemak = adenin)), dan Vit L1 dan L2
(lactotion Vitamin).
Sifat-Sifat Umum

Umumnya vitamin itu dapat dijadikan bentuk kristal,


kecuali beberapa vitamin yang berupa cair, misalnya:
▪ Vitamin D : substansi berupa minyak
▪ Vitamin K : substamnsi berupa minyak yang
berwarna kuning.
▪ Asam pentotenat: substansi berupa minyak
berwarna kuning kental.
Vitamin Larut Lemak
• Molekul ini tidak dapat disintesis oleh tubuh dalam
jumlah yang cukup sehingga diperlukan sumber dari
makanan
• Dapat diserap secara efisien bila terdapat penyerapan
lemak yang normal
• Diangkut ke hati melalui sistem limfe dan disimpan
di berbagai jaringan tubuh
• Terdiri dari : A, D, E, K
Vitamin A
CH3
H3 C CH3

CH3 CH3

CH2 OH

Sinonim: Axeroptol
Vitamin A adalah suatu alkohol yang diturunkan dari ½
mol betakaroten.
Karakteristik
• Dalam makanan, vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk
ester retinil

• Didalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk


ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alkohol), retinal
(aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam).

• Vitamin A tahan terhadap panas cahaya dan alkali, tetapi tidak


tahan terhadap asam dan oksidasi

• Proses memasak normal tidak merusak retinol atau karotenoid.


Wortel harus dimasak untuk memudahkan pencernaan sehingga
dapat menyediakan lebih banyak karoten untuk diserap
Retinol (I) dan Retinal (II)

8
Karotenoid

9
b - Carotene
CH3
CH3 CH3 CH3
H3 C

CH3
CH3 CH3 CH3
CH3

Oxidation

CH3 CH3 O
H3 C CH3
C H

CH3 Retainal

- 2H

CH3 CH3
H3 C CH3
CH2 OH

CH3 Retinol (Vitamin A)


Sifat Vitamin A:
Sebagai garam asetat berupa bubuk kuning muda/
kristal.
Tidak berbau, rasa seperti minyak ikan.
Larut baik dalam minyak/lemak.
Mudah dioksidasi pada berbagai suhu, bila
dipanaskan diluar pengaruh O2 → dapat tahan
Sangat peka terhadap cahaya matahari.
Reaksi:
▪ Reaksi Carr dan Price:
Lar Vit A dalam kloroform + lar SbCl3 dalam CHCl3 → biru (tidak
stabil) yang akan berubah menjadi ungu cokelat (sesudah
beberapa menit).
Catatan: warna ini diganggu oleh beta karoten dan kholesterin.
▪ Dengan fosfowolframat dalam etilaseta → biru
▪ Dengan gliserol 1,3 diklorohidrin ( yang diaktifkan dulu dalam
SbCl3 ) → biru
• Zat + AgNO3 menjadi merah rosa
• Larutan zat dalam air : jingga
• Flurosensi akan terlihat warna hijau kuning pupus.
▪ UV max 328 nm
Vitamin D
• Collum,Hesz,Sherman = penemu vitamin D tahun 1921
• Dengan percobaan minyak ikan (cod liver oil) untuk
mengatasi rakhitis. Didalam minyak ikan tersebut
ditemukan vitamin D
• Banyak negara memfortifikasi vitamin D dalam susu untuk
pencegahan riketsia
• Vitamin D relatif stabil dalam makanan
• Vitamin D merupakan prohormon = harus diubah dahulu
menjadi hormon = kalsitriol
• 4 jenis vitamin D :
vitamin D1 : ergosterol
vitamin D2 : ergokalsiferol
vitamin D3 : kolekalsoferol
vitamin D4
Pro Vitamin D
Rumus stuktur:
Ada beberapa macan vitamin D, tergantung dari provitamin D
nya:
a. Ergosterol, bila diradiasi dengan UV → lumisterol →
protachysterol → tachysterol → Vitamin D2
b. 7-dehidrokholestrol, bila diradiasi dengan UV → Vitamin D3.
Vitamin D

ergocalciferol

colecalciferol
Vitamin D2 (Ergokalsiferol)

• Sinonim : Viosterol • Kelarutan : Larut dalam


• Rumus molekul : C28H44O kloroform (1:0,7), etanol
95% (1:2), eter (1:2),
• Berat Molekul : 396,66 aseton (1:10), praktis tidak
• Titik Leleh : 1150 – 1180 C larut dlm air
• Pemerian : Hablur tidak • Fungsi : Sumber vitamin D
berwarna atau serbuk putih,
tidak berbau, tidak berasa Identifikasi Kimia
• 5 mg zat + 2 ml larutan
antimon (III) klorida P →
hangatkan dalam WB
merah
Vitamin D3 (Kolekalciferol)

• Rumus molekul : C27H44O Identifikasi


• Berat Molekul : 334,64 • 0,5 ml larutan zat dalam 5 ml
• Titik Leleh : 840 – 880 C CHCL3 + 0,3 ml Asam Asetat
anhidrat + 0,1 ml H2SO4(p)
• Pemerian : Putih, tidak kocok kuat-kuat → warna
berbau, terurai oleh cahaya merah terang violet biru -
matahari dan udara hijau
• Kelarutan : Larut dalam
kloroform, etanol 95%, dan
minyak lemak, praktis tidak
larut dlm air
• Fungsi : Antirakhitis
Reaksi:
a. Larutan provitamin D dalam CHCl3 + larutan SbCl3
bebas air → merah
b. Larutan provitamin D dalam CHCl3 + H2SO4 p →
lapisan asam (merah tua) dan lapisan CHCl3 tidak
berwarna.
c. Laratun provitamin D dalam CHCl3 + anhidrat asan
asetat + H2SO4 p beberapa tetes → merah → biri
ungu sampai hijau.
d. 7-dehidroesterol + Pb tetraasetat dalam suasana
asam trikloasetat → merah. Cara: zat yang
mengandung 7-dehidroesterol/esternya dilarutkan
dalam CHCl3 + 1 tts asam trikloroasetat + 1 tts lar
Pb-tetraasetat → merah

Pereaksi: trikloroasetat 90% + air 10% dan 0,25 lar Pb


tetraasetat dalam H Ac glasial, haru dibuat r.p
Vitamin E
Penting sebagai antioksidan = menangkap radikal
bebas

2 jenis vitamin E
• Tokoferol: , b, , 
• Tokotrienol: , b, , 
Struktur kimia
• Vitamin E terdiri dari cincin kromanol (chromanol ring) dan
rantai samping fitil (phytyl) untuk tokoferol dan farnesyl
untuk tokotrienol
• , b, ,  tokoferol atau tokotrienol dibedakan berdasarkan
posisi gugus metil pada rantai sampingnya
•  tokoferol mempunyak 3 pusat asimetris pada posisi 2, 4,
dan 8 dan mempunyai aktivitas biologis tertinggi

22
Sifat kimia
• Tidak berbau dan berwarna
• Vitamin E sintetik biasanya berwarna kuning muda hingga
kecoklatan
• Larut dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut
organik
• Bertindak sebagai anti oksidan
• Agak tahan panas dan asam
• Tidak tahan alkali, sinar ultraviolet dan oksigen
• Rusak bila bersentuhan dengan minyak tengik, timah dan
besi
• Tidak hilang karena pemasakan dengan air
Identifikasi
1) Reaksi Marquis: identifikasi gugus aromatis
Zat + 3 tetes formaldehid + H2SO4(p) → cincin warna

2) Aqua brom: identifikasi ikatan rangkap


Zat + aqua brom → warna aqua brom hilang

3) 10 mg zat dalam 10 ml etanol + 2 ml HNO3 sambil di aduk ,


dipanaskan pada suhu 750 selama 15 menit → merah cerah
atau jingga
Vitamin K
• Kelompok vitamin K merupakan turunan dari naftokuinon
(naphthoquinone) yang mempunyai rantai samping yang
berbeda-beda
• Vitamin K1 atau phylloquinone atau phytomenadione (juga
disebut phytonadione)
• Vitamin K2 (menawuinone, menatetrenone) dihasilkan oleh
bakteri dalam usus besar dan kekurangan vitamin ini jarang
terjadi kecuali jika usus mengalami gangguan, tidak mampu
menyerap, atau terjadi penurunan mikrobia usus karena
penggunaan antibiotik
• Ada tiga jenis vitamin K sintetik yaitu K3, K4, dan K5 yang
terutama digunakan untuk pakan hewan peliharaan (K3) dan
antikapang (K5)

27
Phylloquinone (Vitamin K1)

Vitamin K1 (phylloquinone). Kedua jenis vitamin K


mengandung cincin naphthoquinone dan rantai
samping alifatik . Phylloquinone mempunyai rantai
samping phytyl

28
Menaquinone (Vitamin K2)

Vitamin K2 (menaquinone). Pada vitamian K2, rantai


samping terdiri dari sejumlah residu isoprenoid tidak
jenuh dengan jumlah residu yang berbeda-beda

29
Struktur Kimia
• Semua kelompok vitamin K mempunyai cincin naftokuinon
(naphtoquinone) yang mengandung gugus metil, serta
berbagai variasi rantai samping alifatik yang terikat pada
posisi 3
• Phylloquinone (vitamin K1) mempunyai beberapa rantai
samping isoprenoid, dan satu bersifat tidak jenuh
• Menaquinones mempunyai sejumlah rantai samping
sioprenoid yang bersifat tidak jenuh
• Naftokuinon merupakan gugus fungsional sehingga peran
vitamin K semuanya sama

30
Sifat kimia
• terdapat di alam dalam dua bentuk, keduanya terdiri atas
cincin 2 metilnaftakinon dengan rantai samping dalam posisi 3
• Vitamin K1 mempunyai rantai samping fitil dan hanya
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang berwarna hijau
• Vitamin K2 merupakan sekumpulan ikatan yang rantai
sampingnya terdiri dari beberapa satuan isopren
• Melakinon disintesis oleh bakteri dalam saluran cerna
• meladion merupakan bentuk vitamin K sintetik yang terdiri
atas cincin naftakinon tanpa rantai samping, oleh karena itu
bersifat larut air
• cukup tahan terhadap panas, tidak rusak oleh cara memasak
biasa
• tidak tahan terhadap alkali dan cahaya.
Identifikasi Kimia
1) Reaksi Warna
• 50 mg zat + 5 ml air + 75 mg Na bisulfit P → kocok kuat
→ larutan tidak berwarna
• Larutan tidak berwarna + air 50 ml (campur) → larutan
• 2 ml larutan + 2 ml campuran etanol (95%) P dan
ammonia 1:1 (kocok) → + 2 tetes etil sianoasetat P →
terjadi warna biru tua keunguan + 1 ml NaCl P 30 % b/v
→ hijau → kuning.

2) Serapan IR
• Zat dikeringkan diatas Silika gel P selama 4 jam dan
didispersikan dalam K bromida P → absorbsi maksimum
sama seperti menadion PK.
• Gugus benzen, keton, metil pada spektra IR.
3). Serapan UltraViolet (gugus kromofor pada menadion)
• Larutan 0,0005 % b/v dalam etanol (95%) P
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama pada menadion PK, daya serap
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan, pada maksimum lebih kurang 250 nm tidak
berbeda dari 3, 0 %.
4) Susut pengeringan
• Tidak lebih dari 0,3 %, pengeringan vakum diatas
fosfopentoksida P selama 4 jam.
5) Sisa pemijaran
• Tidak lebih dari 0,1 %.
Vitamin Larut Air

34
Reaksi pendahuluan beberapa vitamin larut air

Vitamin
Vitamin AgNO
AgNO33 FeCl
FeCl33 NaOH
NaOH P-DAB
P-DAB HCl
HCl fluoresensi
fluoresensi
Vitamin
Vitamin BB11 -- -- →↓
→↓ Merah
Merah rosa
rosa --
kuning
kuning
Vitamin
Vitamin BB22 M
M Kersen
Kersen -- -- -- Kung
Kung hijau
hijau
Vitamin
Vitamin BB66 -- Mrh
Mrh Coklat
Coklat -- -- --
Vitamin
Vitamin CC Reduksi
Reduksi -- →↓
→↓ rosa
rosa -- --
As.
As. -- Kuning
Kuning Cklt
Cklt -- -- --
Pantotenat
Pantotenat
Nikotinami
Nikotinami -- Kuning
Kuning Cklt
Cklt kuning
kuning Kuning
Kuning --
dd →↓
→↓ NH
NH33
Asam
Asam Folat
Folat -- -- -- -- Hijau
Hijau (dalm
(dalm
H
H22SO
SO44
Vitamin B1 (Thiamin)
• Bentuk fosfat dari tiamin berperan dalam berbagai proses
dalam sel
• Yang paling terkenal adalah tiamin pirofosfat (TPP), koenzim
pada katabolisme gula dan asam amino
• Struktur thiamin mengandung cincin pyrimidine dan cincin
thiazole yang dihubungkan dengan jembatan metilen
• Tidak stabil terhadap panas, tapi stabil selama
pembekuanTidak stabil terhadap uv, iradiasi gamma
• Berperan pada reaksi Maillard

36
Struktur Thiamin

thiazole
pyrimidine

37
SIFAT FISIKA DAN KIMIA
1. Kristal putih, larut air
2. Senyawa mengandung unsur C,H,O, S dan N
3. Mudah dioksidasi
4. Rusak oleh pemanasan dan basa
5. Stabil pada suasana asam dan kering
6. Dalam perdagangan dalam bentuk: hidroklorida dan
mononitrit.
Pemerian : Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : larut dalam air, gliserol, dan methanol, praktis
tidak larut dalam eter, benzene, dan kloroform.
Titik Lebur : 248oC
Identifikasi Gugus dan Reaksi Warna

1) Pirolisa : bau dedak


2) Sulfur dilakukan destruksi Lassaigne terlebih dahulu, karena
unsur S masih terdapat dalam inti aromatis.
1 ml larutan zat + 1 ml Pb asetat + 1 ml NaOH → kuning
Panaskan di penangas air → cokelat → dinginkan → endapan
cokelat-hitam
3) Cl
• Reaksi Beilstein: bersihkan kawat Cu, pipihkan. Masukan
ke dalam zat → pijar pada nyala api hijau
4) Fluorosensi
• Reaksi Thiokrom
Zat + 100 cc air + 5 cc K4Fe(CN)6 1% + 100 cc NaOH 10% →
merah + isobutyl alcohol → fluoresensi biru ungu. Dengan
penambahan asam, fluoresensi akan hilang, sedangkan
dengan penambahan basa, akan terjadi fluoresensi lagi.
5) Calomel reduksi.
• Zat + calomel ditiupkan uap air → abu-abu.
6) Reaksi Warna
a) Zat + NaOH : kuning + KMnO4 → hijau
b) Reaksi Nessler : kuning hitam
c) Zat + NaOH + K3Fe(CN)6 + amil alkohol jika dikocok,
berfluoresensi biru ungu pada lapisan amil alkohol
THIAMIN DETERMINATION
pyrimidine thiazole

H 3C N NH 2 S CH 2CH 2OH

N N
CH 2 CH 3

K 3 Fe(CN)6
Oxidatio n

H 3C N N S CH 2CH 2OH

N N
CH 2 CH 3
THIOC HROME (Fluo rescent)
Excite thiochrome at 365 nm and measure the absorbance at 435 nm
Identifikasi Kimia
1) Reaksi Faraday
• 100 mg zat dalam tabung reaksi + serbuk CaO → panaskan
sampai berpijar, dinginkan. Ujung tabung ditempel lakmus
merah yang basah → lakmus merah menjadi biru → positif
ada N
2) Reaksi Marquis
Untuk menentukan adanya gugus aromatis
• Zat + formalin 3 tetes + H2SO4 (p) → terbentuk cincin
warna-warni
3) Reaksi dengan aquabrom K4Fe(CN)6
Untuk menentukan adanya ikatan rangkap
• Zat + aquabrom tetes demi tetes hingga warna Br
menghilang
4) Reaksi Diazo
Untuk menentukan adanya gugus OH
• Zat + diazo A : diazo B (4:1) + NaOH 2N →
panaskan di waterbath sampai merah.
• Untuk membedakan dengan fenol, gunakan
amil alkohol, apabila terdapat alkohol maka
warnanya tetap merah
5) Reaksi Beckman
Untuk membedakan alkohol 1o, 2o, 3o
• Zat + H2SO4(p) + K2Cr2O7
untuk alkohol 1o direaksikan dengan pereaksi shift
6) Reaksi Esterifikasi Lucas
1 ml zat + lucas I + lucas II (6 ml) → kocok, dinginkan
Amati reaksi yang terjadi :
• 1o = tidak keruh
• 2o = setelah 5 menit terjadi kekeruhan
• 3o = reaksi cepat (langsung keruh)
7) Reaksi dengan Pb
• Untuk mengetahui adanya S
• Larutan zat + Pb (II) asetat 10% + 2ml NaOH 6N →
kuning. Dengan pemanasan akan terbentuk
endapan cokelat.
8) Reaksi untuk mengetahui adanya gugus nitro
• Zat + diphenilamin + H2SO4 → biru
Vitamin B2 (Riboflavin)
• Riboflavin mudah diserap tubuh dan berperan
terutama sebagai kofaktor pada FAD dan FMN
• Berperan pada berbagai proses dalam sel dan
metabolisme energi dari karbohidrat, lemak, dan
protein
• Sumber: susu, keju, sayuran berdaun, hati, kacang-
kacangan, tomat, jamur, khamir
• Riboflavin rusak oleh cahaya

45
Riboflavin Powder and Solution

46
Struktur Kimia

47
Sifat –sifat Umum
1. Kristal kuning kehijauan, berbentuk runcing
2. Larut air, tahan panas
3. Tahan sinar matahari
4. Stabil dalam lingkungan asan
5. Tidak mudah teroksidasi
6.Kelarutan : Sangat sukar larut air, sangat mudah
larut basa, tidak larut dalam gliserol, sukar larut
dalam CHCl3
7. Titik leleh : 290oC
8. pH : 4-5
Identifikasi Kimia
1) Reaksi warna
Warna zat asal : kuning
• H2SO4(p) → merah jingga
• HNO3(p) → hijau kuning
• HCl(p) → hijau kuning
• CH3COOH(p) → kuning keruh
2) Fluorosensi
Zat + air → fluoresensi hijau, bila ditambahkan asam atau
basa, maka fluoresensi hilang
3) Frohde → merah
4) Liebermann Bouchard → kuning kehijauan (-)
5) Salkowski → merah (+)
6) Cuprifil → biru (+)
7) Marquis → jingga + gas
8) KMnO4 → merah keunguan
9) Nessler → endapan
10) Diazo merah
11) Uji anion (NO3)- → cincin coklat (-)
12) AgNO3 → jingga kemerahan , dilakukan di plat tetes
13) Fehling → endapan merah
14) Reaksi Kristal
- Dragendorf
- Bouchardat
- Mayer
- Asam Pikrat
- Sublimasi
Vitamin B6 (piridoksin)

• Berperan sebagai koenzim untuk metabolisme karbohidrat,


lemak, dan protein yang berujung pada pelepasan energi
• Berperan pada metabolisme asam amino dan sistem imun
tubuh
• Terdapat 6 bentuk umum yang sering dijumpai, yaitu
piridoksal (PL), piridoksin (PN), piridoksamine (PM),
piridoksal 5'-fosfat (PLP), piridoksin 5'-fosfat (PNP), dan
pridoksamin 5'-fosfat (PNP)
• Sumber utama vitamin ini adalah sayur-sayuran

52
Piridoksin

53
Bentuk-bentuk piridoksin

54
Identifikasi Umum
• Berat Molekul : 205,64
• Rumus molekul : C8H11NO3, HCl
• Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk
hablur putih ; tidak berbau; rasa asin
• Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol
(95%), praktis tidak larut dalam eter.
• Fungsi : Berperan dalam metabolisme asam amino dan
glikogen dan dalam kerja hormon steroid.
Identifikasi Kimia
1) Masukkan 1 ml larutan yang mengandung 100 µg sample ke
dalam dua tabung reaksi (A dan B), tambahkan 2 ml larutan
natrium asetat 20% b/v. Pada tabung A, tambahkan 1 ml air
dan campurkan. Pada tabung B, tambahkan 1 ml larutan
asam borat 4% b/v dan campurkan. Dinginkan kedua tabung
hingga mencapai suhu lebih kurang 20OC. Pada masing-
masing tabung tambahkan dengan cepat 1 ml larutan
diklorokinonklorimida 0,5% b/v dalam etanol. Dalam tabung
A terjadi warna biru, yang segera memucat dan setelah
beberapa menit berubah menjadi merah. Dalam tabung B
tidak terjadi warna biru.
2) Pada 2 ml larutan 0,5% b/v tambahkan 0,5 ml larutan
fosfowolframat dan terbentuk endapan putih.
3) Zat + Diazo A + Diazo B + NaOH terbentuk warna
kuning yang berubah menjadi warna jingga merah.
4 Identifikasi klorida
• Reaksi Beilstein: bersihkan kawat Cu, pipihkan. Masukan
ke dalam zat à pijar pada nyala api à hijau
• Larutan zat + AgNO3 akan terbentuk endapan, bila
ditambahkan NH4OH endapan akan larut.
5) 2 ml larutan 0,5% b/v + 0,5 ml larutan fosfowolframat →
endapan putih
6) Reaksi kristal
- Dragendorf
- Fe Kompleks
Vitamin B12 (Sianokobalamin)

• Vitamin B12 terdiri dari berbagai jenis dan sianokobalamin


hanya salah satunya
• Sianokobalamin merupakan vitamer yang paling umum dari
kelompok vitamin B12
• Sianokobalamin paling stabil.
• Vitamin B12 yang lain yaitu hydroxocobalamin dihasilkan
oleh bakteri dan berubah menjadi sianokobalamin pada
saat pemurnian dengan menggunakan karbon aktif yang
secara alami mengandung sianida sehingga terbentuk
sianokobalamin

58
• Berperan dalam proses pertumbuhan
• Sumber utama: hewani
• Stabil pada pH 4-6 dan suhu tinggi. Kondisi alkali dan
pereduksi menyebabkan tidak stabil
• Struktur terdiri dari cincin tetrapirol membentuk
komplek dan ditengahnya terdapat Cobalt
Sianokobalamin
• vitamin dg struktur plg
besar dan paling kompleks
•Mengandung ion metal →
Co
• bentuk kofaktor : metil
kobalamin
• tdk mempy fungsi vital dlm
metabolisme
•Berperan dlm metabolisme
leusine

60
Identifikasi Umum

• Berat Molekul : 1355,35


• Rumus molekul : C63H88CoN14O14P
• Pemerian : Hablur berwarna pink, atau kristal warna merah
tua
• Kelarutan : Agak sukar larut dalam air dan etanol 95%; praktis
tidak larut dalam kloroform, eter dan aseton. Kelarutan Vit B12
dalam air pada pH 4-7, pada suhu kamar → stabil.
• Diproduksi dari hasil fermentasi oleh bakteri stereptomycetes
• Fungsi : anti anemia pernisiosa.
Identifikasi Kimia
1) Zat dalam cawan porselen dengan ±10 mg K2SO4 dan 2 tetes H2SO4
encer. Panaskan hingga kemerahan. Biarkan dingin, tambahkan 2
tetes air, tambahkan 10 tetes larutan jenuh amonium tiosianat dan
0,5 ml benzil alkohol, kocok dan terbentuk warna biru yang larut
dalam lapisan benzil alkohol.

2) Zat + 50 mg Kalium pirosulfat di dalam crussible porselen.


Dinginkan, tambahkan 3 ml air, larutkan dengan pemanasan.
Tambahkan 1 tetes phenolphthalein dan tambahkan larutan NaOH
(100 mg/ml) tetes demi tetes sampai tepat berwarna pink.
Tambahkan 500 mg sodium asetat, 0,5 ml asam asetat 1 N dan 0,5 ml
larutan garam nitroso R (2 mg/ml). Bila positif, akan terbentuk warna
merah atau jingga merah. Warna merah akan tetap bila ditambahkan
0,5 ml HCl dan dipanaskan selama 1 menit.
3) Identifikasi Cobalt
a. Sample + KNO3 dalam asam → endapan kuning
b. Larutan zat dalam air + asam oksalat,dipanaskan
dengan api kecil hingga mendidih, di atas tabung
diletakkan kertas benzidin → kertas menjadi
biru, terbentuk senyawa siano
2. VITAMIN C
• Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang
larut dalam air dan memiliki peranan penting
dalam menangkal berbagai penyakit
• Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia
dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.
• Vitamin C termasuk golongan vitamin
antioksidan yang mampu menangkal berbagai
radikal bebas
• Sifat vitamin C sangat mudah teroksidasi oleh
panas, cahaya, dan logam
• Sumber utama: buah-buahan seperti jeruk
64
Asam ascorbat

Lebih dikenal sebagai = vitamin C


Berasal dari glukosa dari siklus asam uronat
Identifikasi Umum
• Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau agak kuning;
tidak berbau; rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat
laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering mantap di
udara, dalam larutan cepat teroksidasi.
• Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam
eter P dan dalam benzen P.
• Suhu lebur : lebih kurang 190o
• Sisa pemijaran : tidak lebih dari 0,1%
Stabilitas
• Asam askorbat (I) mempunyai gugus hidroksil asam (pK1 =
4.04, pK2 = 11.4 at 25◦C).
• Asam askorbat dengan mudah teroksidasi menjadi asam
dehidroaskorbat (II) yang dalam media air ada dalam
bentuk hemiketal terhidrasi (IV)
• Aktivitas biologi II lebih rendah dibandingkan I
• Aktivitasnya hilang sama sekali ketika cincin lakton
dehidroaskorbat terbuka secara irreversibel, berubah dari II
menjadi asam 2,3 diketogulonat (III)

67
68
Oksidasi asam askorbat
• Oksidasi asam askorbat menjadi asam dehidroaskorbat dan
prodk degradasi lanjutannya, tergantung dari keberadaan
oksigen, pH, suhu, dan adanya logam berat
• Logam seperti, Cu2+ dan Fe3+, menyebabkan destruksi lebih
cepat

Ascorbic Acid Dehydroascorbic Acid

CH2 OH CH2 OH
HOCH O HOCH O
-2 H
O O
+2 H

HO OH O O

69
• Pada kondisi pH rendah tanpa oksigen, terbentuk asam
diketogulonat yang terdegradasi lebih lanjut menjadi
furfural, redukton, asam furankarboksilat yang
menyebabkan warna coklat

• Vitamin C dapat mengalami reaksi seperti reaksi Maillard


dengan asam amino membentuk warna coklat yang tidak
diinginkan

70
Identifikasi Kimia

1) Mereduksi kuat larutan Iod 0,1 N


2) Menghilangkan warna larutan dikhlorofenolindofenol
3) Reaksi warna:
Larutan dalam air + NaOH 0,1 N ad as. Lemah + 1 tetes FeSO4 → ungu
4) Larutan + CuSO4 + NaOH → biru ungu
5) Larutan + Na nitroptrussida + NaOH → kuning tapi apabila + HCl → biru
6) Larutan + NaOH + CuAc → jingga
7) Spot Test
• Zat + FeSO4 + NaHCO3 → Ungu apabila + asam →warna hilang
Tetapi apabila + basa → warna ungu ada lagi
8) Reaksi Cuprifil (+)
9) Zat + Na2CO3 + 1 tetes Ferrosulfat → hilang dengan penambahan asam
Uji Warna Pada Asam askorbat (Vitamin C)

• Asam Askorbat + Perak nitrat (amoniakal ) → Hitam


• Asam Askorbat + Pereaksi Benedict → Merah
Asam Askorbat + Larutan Iodium (coklat – ungu ) →
Warna Hilang (bening)

Anda mungkin juga menyukai