Anda di halaman 1dari 26

RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS

DINAS PENDIDIKAN , PEMUDA


DAN OLAHRAGA
KABUPATEN KAIMANA

Pembangunan Rumah Guru


SMP Negeri 4 Kaimana
SPESIFIKASI TEKNIS
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PEMBANGUNAN RUMAH GURU SMP NEGERI 4 KAIMANA

Keterangan :
Spesifikasi Teknis disusun oleh Konsultan Perencana berdasar jenis pekerjaan dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya


produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantuman macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat – syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat – syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. UMUM

Kegiatan : Penginkatan Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan,Pemuda dan


Olahraga.
Pekerjaan : Pembangunan Rumah Guru SMP Negeri 4 Kaimana
Lokasi Pekerjaan :Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat

1. Kontraktor harus melindungi Pemilik Pekerjaan dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan
Kontraktor untuk pelaksanaan Pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan
oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan,
sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan kontraktor tidak
menjamin secara subtansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka

Spesifikasi Teknis | 1
kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi Calon
Penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan
kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kotrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua
barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum digunakan,
dari tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan temasuk semua
penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional Indonesia (SNI,
SII, SKSNI, dsb) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/ fabrikasi dari edisi atau revisi
terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb) atau standar negara asing (ASTM, dsb)
yang padanannya (equivalen) yang secara subtantive sama atau lebih tinggi dari Standar
Nasional yang disyaratkan. Apabila Standar Nasional untuk barang, bahan dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional
atau standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
8.1. Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 5 diatas
8.2. Pekerjaan yang tidak termasuk kontrak
8.3. Spesifikasi Umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
 UU tentang Lingkungan
 UU tentang Keselamatan Kerja
 UU/PP/SK bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja
 UU/PP yang berlaku saat ini : A.V.(Algemene Voor Warden) ,PBI (NI 2 Th
1971), A.V.E PKKI 1971, DPTI-1970, NI3 PUBB-1966, PMI NI-18 1969,
AVWI dan AVE
 Perda terkait, dsb.
b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan meperhatikan ketentuan
tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Survey
d. Hari kerja dan jam kerja
e. Gangguan dan keadaan darurat
f. Penyingkiran material.

Spesifikasi Teknis | 2
8.4. Spesifikasi Khusus :
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan Spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengedalian Lingkungan

B. SPESIFIKASI UNTUK BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI


1. Portland Cement
- Persyaratan
 Semen yang digunakan dari Portland Cement jenis II N.I.8 type I menurut A.S.T.M.
“memenuhi S 400” dan standar dari Assosiasi Cement Indonesia atau memenuhi
standar mutu dalam SNI. Penggunaan semen abu-abu/bosowa/tiga roda/conch
atau sejenis dan memiliki kualitas yang sama/serupa disarankan untuk
dipergunakan dalam pekerjaan ini.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhya dalam satu Zak Semen,
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
- Penyimpanan
 Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan berventilasi baik, diatas
lantai 30 cm. Kantong – kantong berisi semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10
lapis, atau ditumpk langsung diatas lantai. Penyimpanan semen harus selalu
terpisah untuk setiap pengiriman.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhidar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan sement harus ditinggikan
30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari sement yang telah ada agar pemaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
- Pemeriksaan
 Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas kapan dan
dimana semen itu dihasilkan. Konsultan Pengawas mengadakan pemeriksaan di
tempat penimbunan dan mengambil contoh – contoh semen timbunan tersebut
untuk keperluan pemeriksaan di Laboratorium, jika kualitasnya diragukan. Semen
yang dinyatakan afkir oleh Konsultan Pengawas, tidak boleh dipergunaan dan
harus disingkir keluar proyek. Apabila Kontraktor masih mempergunakan semen
yang diafkir tersebut untuk pekerjaan beton maka kepada Kontraktor , dapat
diperintahkan untuk membongkar beton tersebut dan harus menggantinya
dengan semen yang disetujui atas biaya Kontraktor.

Spesifikasi Teknis | 3
 Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
kontraktor hendaknya memakai semen menurut urutan kronologis yang diterima
dalam gudang penyimpanan.
2. Kerikil
- Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
- Untuk Beton mutu fc’ = 14.5 Mpa (K-175) menggunakan material kerikil beton batu
pecah (Split).
- Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material
yang tepat.
- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian – bagian yang halus, muda pecah,
keropos, tipis atau panjang – panjang, bebas dari bahan – bahan organic atau dari
substansi yang merusak.
3. Pasir
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam,
kandungan lumpur tidak lebih dari 5%.Ukuran butir pasir Pekerjaan yang
memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir maksimum
5mm. Untuk plester halus di atas plester kasar, ukuran butir pasir maksimum 1mm.
- Untuk bahan agregat (halus dan kasar) dapat dipakai agregat alami atau buatan asal
memenuhi syarat menurut PBI – 1971
- Bila dianggap perlu, dapat dilakukan pengujian butiran dengan memperhatikan
persyaratan PUBI – 1982.
- Agregat halus harus bersih, keras dan berbutir tajam, bebas dari lumpur, gumpalan
tanah/lumpur, bahan organic lainnya yang dapat mengurangi atau merusak mutu
beton
4. Air
- Air yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan Adukan Semen Pasir adalah .Air
bebas dari bahan-bahan: organis, asam alkali, garam, atau bahan-bahan lain yang
dapat mempengaruhi daya ikatan maupun mutu kekuatan adukan.
- Ph = 7 Lot 2 Technical Spesification 15
- Kadar SO4 maksimum 5g/l d. Kadar CL maksimum 15g/l e. Daya oksidasi terhadap
bahan organis dengan memakai larutan KMnO4 tidak boleh lebih dari 1mg/l.
5. Batu Belah
- Batu kali yang digunakan adalah batu belah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan
sesuai dengan syarat – syarat dalam SK.SNI 1991. Ukuran Batu Kali maksimal 20 cm.
6. Kayu yang Akan digunakan sebagai Bekisting
- Kayu tidak mengalami defotmasi, kayu harus cukup tebal
- Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape
Spesifikasi Teknis | 4
- Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
- Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua tempat
untuk bentuk dan ukuran yang dikehendaki.
- Staiger cetakan beton harus dari kayu dolken diameter 8 cm atau pipa –pipa baja dan
tidak diperkenankan mempergunakan bamboo.
7. Besi Beton
- Besi Beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U – 32 tegangan leleh
karakteristik minimum 3200 kg/cm2.
- Untuk besi Diameter diatas 12 mm (Besi Ulir) (BJTD) U-24 tegangan Leleh
Karakteristik minimum 2400 kg/cm2
- Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter 16 mm (besi ulir) (BJTD) Daya Lekat baja
tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
- Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkon dan meluruskan tulangan
harus dilakukan dalam keadaan batan dingin.
- Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh
diameter besi sesuai denga ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
 Harus ada persetujuan Direksi
 Jumlah Besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempatkan tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud
adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran
diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
8. Selimut Beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian – bagian konstruksi,
apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu
sisi pada masing – masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Kepada tiang (poer)
- Balok Sloof 4 cm
- Balok 3 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 1.5 cm
9. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah, fc’ = 14.5 (K-175). Sebelum
dilaksanakannya pekerjaan beton harus ada perhitungan mix desain untuk komposisi
campuran mutu beton yang akan dipakai sebagai pedoman untuk peekrjaan beton
tersebut.
Spesifikasi Teknis | 5
10. Dan Lain – Lain
Pada bagian beton yang ada pekerjaan lanjutan harus dibuatkan stek besi sepanjang 1m’
atau menurut petunjuk direksi (pengawas lapangan).
11. Bata
Bentuk Standar bataku adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku –siku dan
tajam, permukaanya rata dan tidak menampakkan adanya retak – retak yang merugikan.
Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar
pada suhu cukup tinggi hingga tida hacur bila direndam.

C. SPESIFIKASI UNTUK MASING – MASING PEKERJAAN


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi
1) Cakupan mengenai pekerjaan Mobilisasi tergantung dari jenis dan volume
pekerjaan yang dilaksanakan dan secara umum harus memenuhi :
 Penyewaan dan penyediaan lahan yang diperlukan untuk base camp
kontraktor selama kegiatan pelaksanaan
 Mobilisasi Tenaga Ahli/Inti yang memenuhi jaminan kualifikasi
(sertifikasi) menurut cakupan pekerjaan
 Mobilisasi semua Staf Pelaksana dan Pekerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan
2) Pengangkutan bahan material ke Lokasi Pekerjaan Kampung Bamana Distrik
Teluk Etna Kabupaten Kaimana. Dalam pelaksanaannya Pemasok harus
melakukan dengan teliti dan hati-hati sesuai dengan cara-cara pengangkutan
yang baik, memberi penahan pada saat penumpukan barang yang sifatnya
dapat merusak jenis barang yang lain
3) Pengankutan Pipa dan Accessoriesnya dilakukan dengan hati-hati dan dijaga
keamanannya
4) Semua resiko yang terjadi selama dalam pengangkutan, penyimpanan material
apabila terjadi kerusakan atau kehilangan maka penyedia jasa harus
memperbaiki atau menganti barang yang rusak atau hilang tersebut dengan
kualitas yang sama pula dan semua biaya yang timbul menjadi tanggungan
pihak penyedia jasa
5) Kegiatan demobilisasi mencakup pembongkaraan tempat kerja oleh Kontraktor
pada saat akhir periode pekerjaan, termasuk pemidahan kembali semua
instalasi, peralatan dan perlengkapan dari lokasi kerja, serta pengembalian
kondisi tempat kerja menjadi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.

Spesifikasi Teknis | 6
2. Pembersihan Lokasi
 Pembersihan lahan lokasi pekerjaan merupakan pembersihan semak belukar yang harus
ditebas.
 Tidak diperkenankan meebang pohon dengan diameter batang tidak lebih besar dari 15
cm tanpa seizing Direksi, kecuali pohon tersebut terletak dilokasi yang akan dibangun.
 Sampah dan bahan buangan lainnya hasil dari pembersihan lahan harus dibuang pada
air tempat pembuangan yang telah ditentukan.
 Air yang dibuang tidak boleh menimbulkan gangguan pada fasilitas umum yang sudah
ada serta tidak boleh mengganggu jalannya pekerjaan.

3. Pengukuran & Pasang Bowplank


Sebelum pekerjaan dimulai, patok-patok patok-patok pengukuran yang terpasang
haruslah dicek lagi.
4. Bangsal Kerja dan Gudang Bahan
 Ukuran luas kantor pemborong dan los kerja serta tempat simpan bahan bahar,
disesuaikan dengan kebutuhan dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan
dan bahaya bahan bakar, serta memperhatikan tempat yang tersetia sehingga tidak
mengganggu kelancaran kerja dan arus lalu lintas.
 Khusus untuk simpan bahan – bahan seperti kerikil, pasir harus dibuatkan kotak simpan
dipagar dengan dinding papan, sehingga masing – masing bahan tidak tercampur
dengan bahan lainnya.
 Pemborong tidak diperkenankan :
- Menyimpan alat – alat, bahan bangunan diluar pagar proyek, walaupun untuk
sementara.
- Menyimpan bahan – bahan yang ditolak direksi lapangan karena tidak memenuhi
syarat.
5. Papan Nama Proyek
Kontraktor diharuskan memasang Papan Nama Proyek pada lokasi pelaksanaan pekerjaan.

II. PEKERJAAN UTAMA


a. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
1. Pek. Galian Tanah Pondasi
 Peralatan
- Alat Gali biasa (cangkul, sekop)
 Pelaksanaan Pekerjaan
. Galian tanah yang sifatnya sementara seperti pekerjaan sodetan dikerjakan
sesuai pedoman direksi. Penimbunan kembali pada saat pekerjaan dinyatakan
selesai harus dengan petunjuk pada pasal pekerjaan timbunan tanah.
Spesifikasi Teknis | 7
- Galian tanah yang sifatnya tetap atau permanen harus dilakukan sesuai dengan
garis kemiringan yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan
petunjuk direksi.
- Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa agar keamanan
disekitarnya terjamin.
- Kelebihan galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana akibat kelalaian
dan cara kerja yang salah harus ditimbun kembali dengan batu sehingga padat
dan biaya pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor.
- Apabila direksi memandang perlu, selama pekerjaan berlangsung kontraktor
dapat diperintahkan untuk merubah bentuk, kemiringan lereng, kedalaman
maupun perintah lainnya atas izin atau persetujuan tertulis dari direksi,
kontraktor tidak dibenarkan melaksanakan galian tanah yang tidak sesuai atau
menyimpang dari gambar rencana.
- Apabila direksi memerintahkan untuk mengubah jalur galian dari rencana
semula, maka pekerjaan pembersihan untuk jalur baru tetap berpedoman pada
pasal 1 Pekerjaan Persiapan
- Apabila lokasi kerja tidak mengalami surut sempurna maka metode yang
digunakan oleh kontraktor harus menggunakan bantuan terpal dan alkon
- Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di lapangan seperti : Scovel, backhoe, dragline, trackdoser,
clam shell, pacul, sekop, pakuan, linggis atau sesuai petunjuk direksi.
2. Pek.Timbun Kembali Hasil Galian
 Bahan urugan harus bebas dari akar tumbuhan, kotoran sampah, bahan – bahan organik
dan kotoran – kotoran lainnya
 Bila dalam pelaksanaannya, kontraktor menggunakan bahan urugan yang tidak
memenuhi persyaratan, Direksi/Konsultan pengawas berhak unutk menghentikan
pekerjaan pengurungan dan mewajibkan kontraktor untuk menggali kembali urugan
dengan bahan yang tidak memenuhi syarat dan kontraktor harus menggantinya dengan
bahan urugan yang memenuhi syarat atas biaya sendiri.
3. Pek.Urugan Peninggian Lantai
 Melakukan rekomendasi material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan
pengawas.
 Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan dum
truk. Dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.
 Timbunan pilihan dihampar , yang kemudian disiram dan dipadatkan dengan stamper
sampai mencapai ketebalan dan kepadatan sesuai ketentuan dari Direksi.
 Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut untuk dibuang pada area yang
telah ditentukan.
Spesifikasi Teknis | 8
4. Pek.Urug Pasir Alas Bawah Pondasi/Lantai
 Melakukan rekomendasi material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan
pengawas.
 Pasir di hampar, kemudian di siram dan di padatakan manual sesuai ketebalan pada
gambar.
5. Pek.Batu Kosong dan Pek.Pondasi Batu Kali 1:4
- LingkupPekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
1. Pas.Batu kosong dibawah Fondasi
2. Pas. Fondasi batu belah 1 : 4
Persyaratan Bahan
1. Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran
maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
- Pedoman Pelaksanaan
Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran
untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi. Setiap pentahapan
pekerjaan Pondasi ini kontraktor harus membuat Shop Drawing dan
Direksi/Pengawas Lapangan. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila
ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-
hal yang kurang jelas. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal ±5
cm dan dipadatkan.
- Pondasi pasangan batu kali/batu belah
- Sebagai lantai kerja untuk pasangan pondasi ini dipasang aanstampang, terdiri
dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus
dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan
mengisi rongga-rongga batu kali tersebut.

b. PEKERJAAN BETON
- Lingkup Pekerjaan
1. Pek.Sloof Beton 15/20
2. Pek.Kolom Beton 12/30
3. Pek.Kolom Praktis 11/11
4. Pek.Ring Balok Beton 12/20
5. PEKERJAAN HALAMAN
Pek. Rabat Beton Keliling Bangunan t = 8 cm

Spesifikasi Teknis | 9
- Bahan dan syarat pelaksanaannya
 Mutu beton yang dipakai K-175 dan baja tulangan yang dipakai BJTD 320
MPa dan BJTP 240 MPa untuk pekerjaan sloof,kolom dan balok seperti dijelaskan
pada pasal mengena pekerjaan beton.
 Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat pada posisi sesuai dengan
gambar rencana. Dibawah beton sloof harus dibuat lantai kerja dari beton tumbuk
tebal 5 cm.
 Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
 Harus diperhatikan selebum memasang bekisting dan tulangan sloof,
pipa-pipa pembuangan air-kotor dan supply air bersih yang lewat dibawah sloof
harus sudah terpasang pada posisi yang tepat.
 Penyediaan dan pemasangan bahan lapisan kedap air pada daerah basah, serta
penyediaan dan pemasangan talang-talang air dari pipa PVC berikut klem-
klemnya
 Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal K-175 .
 Baja yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai
mutu baja minimal BJTP 240 MPa dan BJTD 320 MPa.
 Bahan-bahan lainnya dan syarat-syarat pelaksanaannya sama dengan
syarat-syarat seperti dijelaskan pada Pasal-Pasal RKS ini.
- Bahan Beton dan Syarat-syarat pelaksanaannya
 Bahan – Bahan
a) Portland Cement
b) Pasir
c) Kerikil
d) Air

- Syarat – Syarat Pelaksanaan


 Shop Drawing
Perhitungan Konstruksi sebelum melaksanak pekerjaan beton, kontraktor
diharuskan membuat:
- Membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika terdapat
kesalahan yang membahayakan, kontraktor harus melaporkan kepada konsultan
Pengawas yang selanjutnya akan meneruskan kepada Konsultan Perencana.

Spesifikasi Teknis | 10
Sebelum ada kepastian mengenai Kebenaran gambar tersebut, kontraktor tidak
diijinkan melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.
 Campuran Beton
- Dibuat dengan perbandingan volume sebagai berikut:
Campuran Penggunaan
B1 1:1 Untuk semua beton bertulang kedap air spt. plat atap,
luifel dan bak-bak
air.
B2 1:2:3 Untuk semua beton bertulang spt. Sloof, beton per,
plat lantai,
kolom balok-balok, dll.
B3 1:3:5 Untuk semua beton tak bertulang, rabat, neut, beton
angker dan batu
tepi.

- Beton dibentuk dari campuran Portland Cement, Pasir Beton, Kerikil dan Air
seperti ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah
sebaik – bainya sampai pada kekentalan yang tepat.
- Penakaran Semen dan Agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak – kotak
takaran yang sama volumenya. Banyaya air untuk campuran beton ditentukan
sedemikian rupa, sehigga mudah dikerjakan sesuai penggunannya dan akan
menghasilkan kepadatan beton yang tepat, kekedapan serta kekuatan yang
dikehendaki.
- Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk (beton
moleh) yang berkapasitas tidak kurang dari 350 Liter. Pengaduk harus rata,
sehingga warna dan kekentalanya sama setiap kali membuat adukan.
 Penulangan
- Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran, karat lepas,
serpih-serpih, minyak gemuk dan lapisan lainnya yang akan merusak atau
mengurangi daya lekat pada beton.
- Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran yang tertetra dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh diluruskan
atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya.
- Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sesuai gambar rencana/
harus diusahakan, agar posisinya tidak berubah atau bergeser pada saat beton
dipadatkan.
- Pada umumnya pengujian besi tulangan dilakukan sesuai PBI-1971 yaiitu
mempunyai kekuatan leleh minimum 3600 kg/cm2 . Jika besi tulangan tersebut

Spesifikasi Teknis | 11
tidak memenuhi kekuatan yang disyaratkan, maka kelompok yang tidak
memenuhi syarat tersebut harus disingkirkan dan tidak boleh digunakan.
 Pengecoran
- Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus mempersiapkan dengan sebaik
– baiknya segala sesuatu yang berhubungan dengna pengecoran antara lain;
meneliti kembali tulangan yang telah dikerjakan dan menyesuaikan dengan
gambar apabila terdapat kesalahan/ tulangan yang bengkok, ikatan – ikatan
yang lepas atau berobha posisinya harus dibetulkan. Meneliti semua instalasi
yang akan tertanam dalam beton, apakah sudah tertanam dengan baik.
Memberitahukan dahulu kepada Konsultan Pengawas tentang pengecoran yang
akan dilakukan/ jika tidak ada pemberitahuan tertulis atau persiapan
pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor beton dapat diperintahkan untuk
menyingkitkan beton yang akan dicorkan tersebut.
- Beton harus dicorkan sedekat – dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran suatu unit
atau bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, dan tidak boleh terputus
tanpa persetujuan dari konsultan pengawas.
- Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diijinkan mengecor pada
waktu hujan turun, kecuali Kontraktor mengambil tindakan yang yang bisa
mencegah kerusakan beton dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan menggunakan alat
penggetar. Penggetaran harus dimulai pada saat adukan dituangkan dan
dilanjutkan sampai adukan berikutnya.
- Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, hujan dan
angina sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk mencegah
pegneringan yang terlalu cepat, harus dilakukan perawatan beton sebagai
berikut :
- Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai cetakan tersebut
dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus menerus sampai permukaan beton cukup
mengeras.
 Angkuran Beton
- tempat pekerjaan, tanpa adanya kehilangan bahan yang bisa
menyebabkan perobahan nilai slump.
- Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ketempat pengecoran sependek mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya.

Spesifikasi Teknis | 12
- Beton liftdigunakan untuk angkutan vertikal, sedang untuk alat
angkut horizontal bisa menggunakan kereta dorong. Tidak diizinkan
menggunakan ember-ember secara beranting.
 Pengujian Beton
- pengujian yang representative, frekwensi pengujian ditetapkan
konsultan Pengawas berdasarkan tingkat pengecoran dan struktur.
- Meskipun hasil pengujian kubus- kubus beton seperti diuraikan diatas
memuaskan, konsultan Pengawas berhak menolak konstruksi beton
yang cacat seperti berikut :
- Konstruksi beton yang sangat keropos.
- Bentuk dan posisi beton tidak sesuai dengan yang tidak ditunjukkan dalam
gambar.
- Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata, seperti yang direncanakan.
- Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang dari 8
cm dan tidak melampaui 12 cm.
 Lobang-Lobang, Klos-klos dan angker dinding
- Kontraktor harus menentukan letak lobang-lobang, klos-klos angker
dinding dan sebagainya yang diperlukan untuk memasang rangka-rangka
pekerjaan kayu atau pipa-pipa air, listrik dan sebagainya.
- Pada sambungan dari kolom beton dengan pasangan dinding harus diberi
angker dari baja lunak diameter 10 mm sepanjang 40 cm dan
dibengkokkan ujung yang satu dimasukkan ke dalam beton sedang
sisanya dimasukkkan ke dalam pasangan dinding tembok. Angker tersebut
dipasang setiap jarak 75 cm.
 Pembuatan dan pembongkaran cetakan
- Cetakan harus dibuat rapi, kuat dan kaku, sehingga setelah dibongkar
menghasilkan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit
penghalusan. Celah-celah harus rapat sehingga adukan tidak merembes
keluar.
- Cetakan harus betul-betul aman pada kedudukannya sehingga dapat
dicegah adanya pengembangan, lengkungan/lenturan atau
lain gerakan pada waktu beton dituangkan. Penyangga cetakan harus
bertumpu pada dasar yang keras sehingga tidak ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.
- Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk konsultan Pengawas. Beton yang masih muda tidak diizinkan
untuk dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar, permukaan beton
diperiksa. Jika terdapat kemungkinan yang cacat, harus segera diperbaiki,

Spesifikasi Teknis | 13
diplester dengan campuran sedemikian rupa hingga sesuai dengan
warna, tekstur dan rupanya dengan permukaan beton yang berdekatan.
Hal ini perlu diperhatikan, terutama untuk beton exposed.
- Umumnya, diperlukan waktu minimum 2 hari sebelum cetakan dibuka
untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan disamping
lainnnya, 7 hari untuk dinding-dinding pemikul, dan 21 hari untuk balok-
balok dan plat atap.
- Bahan-bahan bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus
dikumpulkan dan disingkirkan keluar lapangan agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
- Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting ini harus
sesuai dengan P91 – 1971.
 Pedoman Pelaksanaan :
- Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971.
- Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila
ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
- Adukan beton dan Pengangkutan Pengadukan harus dilakukan dengan
mesin pengaduk (Mixer). Komposisi campuran dari masing masing
material seperti Semen, Pasir Kerikil dan Air harus sesuai dengan takaran
yang susdah disetujui pengawas/direksi serta berdasarkan Job Mix.
- Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
 Pengecoran
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat
yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada
saat beton dicor.Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka
tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive

Spesifikasi Teknis | 14
yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi
dari 1,5 m.
 Perawatan Beton
- Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan
cara sebagai berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup
beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko
pemborong.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah
selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah
disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

c. PEKERJAAN TEMBOK DAN LANTAI


1. Pek.Tembok Biasa 1 : 5
- Pemasangan dinding batako setebal ½ bata dilakukan untuk seluruh ruangan
yang tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
 Bahan
- Bata
- Pasir
- Semen dan Air
 Pekerjaan Dinding Mempunyai dua macam pasangan yaitu :
- Pasang keda air (1 Pc : 2 Ps)
- Semua pasangan bata dimulai di atas sloof sampai setinggi 30 cm diatas lantai
- Pasangan dinding seluruh keliling bangunan
- Pasangan dinding WC setinggi 150 cm diatas permukaan lantai
- Pasangan dinding septictank, pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada di atas
padangan kedap air tersebut.

Spesifikasi Teknis | 15
 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan
kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.
Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya,
tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
 Pengukuran (Uit-set) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar
dengan syarat – syarat :
- Semua pasangan dinding harus rata (horixontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
- Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun
dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat
tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.
 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus
dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran
yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama- sama dengan plesteran
seluruh bidang tembok.Lingkup Pekerjaan

2. Pekerjaan Pleteran
Lingkup Pekerjaan ;
- Pek. Plesteran Tembok Biasa 1 : 4
- Pek. Plesteran Beton 1 : 3
- Pek. Plesteran Pondasi Bagian Luar 1:4
- Pek.Acian Lantai Rabat 1 : 3
 Persyaratan Bahan
Bahan Pasir, Semen, dan Air mengikuti Persyaratan yang telah digariskan dalam
pasar Spesifikasi Bahan Konstruksi.
 Pedoman Pelaksanaan
- Sebelum plesteran dilakukan, maka :
. Dinding dibersihkan batu bata dikorek sedalam 0.5 cm

Spesifikasi Teknis | 16
. Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
.Dinding Harus dilot.
- Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC :
2 PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC : 4 PS
- Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu
tebal.
- Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
- Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang
harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
- Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
- Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanaka setelah pekerjaan penutup
atap selesai dipasang dari semua kotoran
- Dinding dibasahi dengan air
- Semua siar permukaan dinding

3. Pemasangan Lantai
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, dan dinyatakan
dalam gambar bestek. Finishing lantai dipakai Keramik yang ukuran disesuai
kan dengan gambar bestek atau ditentukan lain oleh direksi/pengawas lapangan.
 Bahan yang digunakan
- Pasir Urug
- Coran dasar lantai dengan mutu beton K-175 setebal 7 cm
- Pek.Lantai Keramik 40/40
- Pek.Lantai Keramik 20/20 untuk KM/WC
- Untuk penempatan/pemasangan material tersebut diatas disesuaikan
dengan gambar bestek serta petunjuk direksi dan pengawas lapangan.
 Pedoman Pelaksanaan
- Pada lantai baru dihampar Pasir urug setebal 5 cm disiram dengan air dan
dipadatkan pakai stamper pemadat.

Spesifikasi Teknis | 17
 Pemeriksaan
- Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan
pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah
terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
 Adukan
- Untuk perataan lantai – lantai dicor dengan beton mutu K-175 setebal 7 cm.
- Adukan untuk Granit 1 Pc : 3 Ps
- Adukan untuk pemasangan Granit yaitu semen dicampur air, sehingga didapat
campuran yang plastis.
 Pemasangan
- Adukan perekat untuk Granit harus betul – betul padat/ penuh agar tidak
terdapat rongga – ronga dibawah keramik/granit tersebut yang dapat
melemahka kontstruksi. Sambungan antara keramik/granit dengan
keramik/garnit dengan keramik lainnya harus sama lebarnya, lurus dan harus
diisi dengan air semen (tepung AFA) yang warnanya disesuaikan degnan warna
keramik atau ditentukan kemudian oleh direksi teknis. Hasil pemasangan akhir
harus rata dan waterpass dan tidak bergelombang.
- Pekerjan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat – cacat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar
sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan
sekitarnya.
- Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass.
4. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyarahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
d. Pekerjaan Kosen dan Kayu Halus
 Lingkup Pekerjaan
1. Pek.Kosen Pintu dan Jendela Kayu Besi
2. Pek. Pintu Papan Panis Klas I
3. Pas.Jendela Bingkai Kaca 5 mm
4. Pas.Ventilisasi Papan Kayu Besi
5. Pas.Jendela Kaca Mati 5 mm
 Persyaratan Bahan
- Untuk semua kusen pintu dan jendela, daun pintu, jendela dan ventilasi kayu
besi gambar dengan ukuran tertera pada gambar.
- Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang
- Julusi pintu dan jendela terbuat dari kayu kelas I/Kelas II

Spesifikasi Teknis | 18
- Kaca dipakai yaitu kaca polos T = 5 mm
 Pekerjaan Kusen Kayu
- Pembuatan Kusen Kayu harus mengikuti ketentuan dalam spesifikasi ini atu
spesifikasi lainnya dan menurut petunjuk konsultan pengawas.
- Dinding atau beton yang akan berhubungan dengan kusen kayu harus terlebih
dahulu diberi alpisan clear mathacylate lewuar atau dempul alastis agar kedap
air.
- Profil kayu yang berdekatan dengan tembok dan selesai dipasang agar diberi
lapisan pelindung yang disetujui konsultan pengawas untuk melindungi
permukaan kayu agar tidak terkena percikan adukan tau benda lain dan mudah
untuk dibersihkan dan tidak akan merusak bentuk asli permukaan aluminium
tersebut.
- Profil kayu yan digunakan harus dari profil yang dipilih dan tidka bengkon serta
cacat lain yang merugikan.
- Pekerjaan pemasangan ini harus dilakukan oleh tukan yang ahli dalam
bidangnya dan terlatih sehingga semua detail dan pertemuan runcing, halus,
rata, bersih dari goresan – goresan, bidang permukaan rangka tersebut rata,
lurus waterpasss dan betul – betul tegak (vertical).
- Seluruh rangka dapat merkat dengan baik pada dinding, dengan menggunakan
sekrup dan fisher yang sesuai dengan menurut petunjuk konsultan pengawas.
- Pemasangan jalusi kayu maupun kaca harus mengikuti petunjuk Konsultan.
- Kaca Polos T = 5 mm, ukutan type dan ketebalan kaca penempatannya harus
sesuai dengan gambar bestek.
 Rangka Kusen Kayu harus sesuai Pedoman Pelaksanaan Pengawas.
- Celah/alur untuk memasang kaca harus diberi sealant/ karet agar kedap air
sesudah kaca dipasang.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengam gambar rencana dan spesifikasi ini serta telah disahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.

e. Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap


 Lingkup Pekerjaan
1. Pek.Kuda – Kuda Kayu Klas I
2. Pek.Gording Kayu Klas II
3. Pek.Pasangan Atap Galvanum 0.3 mm
4. Pek.Nok Atap
5. Pek.Litplank Papan Kayu Klas I

Spesifikasi Teknis | 19
6. Alat Bantu Angker
- Kontraktor harus menyediakan material, peralatan dan tenaga yang cakap untuk
dapat menjamin kelancara keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Alat
pengangkat, katrol atau sejenisnya yang akan digunakan harus disetujui
Konsultan Pengawas.
 Bahan yang digunakan
Persyaratan Umum
- Semua peraturan – peraturan/normalisasi – normalisasi harus yang berlaku di
Indonesia.
- Pekerjaan Kuda – Kuda ini menggunakan kayu kelas I/Kayu besi dan untuk
gording menggunakan kayu kelas II.
- Semua pekerjaan harus dilakukan oleh pekerjaan yang professional dalam
pengerjaan kuda – kuda kayu.
- Semua pekerjaan baut (bolt) harus memenuhi syarat AISC, Spesification for
Strukturan Joint Bolt.
 Pedoman Pelaksanaan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap (parikasi), Kontraktor harus
membuat shop drawing terlebih dahulu yang mencakup tentang dimensi batang,
ukuran batang, elevasi, detail dudukkan lengkap dengan anker, detail
sambungan antar komponen lainnya seperti penutup atap maupun detail dan
informasi lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Pemasangan atal langsung pada reng dengan menggunakan baut dan paku.
- Tiap sambungan pemasangan atap diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi atau
petunjuk pengawas dan direksi, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi dan
tidak bocor.
- Pemasangan harus rapid an memenuhi syarat – syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipsang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan Gambar
Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pegawas Lapangan.
f. PEKERJAAN PLAFOND DAN RANGKA
 Lingkup Pekerjaan
1. Pek.Plafond Tripleks t = 4mm + Rangka
2. Pek. List Profil Antar Tembok dan Listplank
3. Alat Bantu dan Perancah

Spesifikasi Teknis | 20
 Persyaratan Bahan
- Untuk Rangka dan gantungan plafond di pakai balok 5/5 kelas II
- Untuk Penutup Plafond dipakai:
Tripleks T.4 mm
List Profil Plafond Tripleks engan kualitas terbaik pedoman.
 Pedoman Pelaksananan
- Rangka plafond induk menggunakan kayu dipasang dengan urutan pertama,
dipakukan pada dinding dan pada kuda – kuda. Untuk rangka pembagai
menggunakan balok kayu 5/5 channel. Gantungan plafon diletatkan/dipau
langsung pada kuda – kuda. Jarak gantungan plafond setiap jarak 60 cm.
- Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab
atas kerapian pemasangan rangka in.
- Penutup plafod tripleks dipasang pada rangka ini, dengan menggunakan paku
tripleks. Hasil akhir harus siku dan waterpass.
- Pada bagian plafond yang berhubungan dengan dinding diberi list profil kayu.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahakn oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.

g. PEKERJAAN CAT DAN FINISHING


 Lingkup Pekerjaan
1. Pek. Acian Dinding
2. Pek.Cat Tembok
3. Pek.Cat Plafond dan Plywood
4. Pek. Dempul dan Menggosok
5. Pek. Cat Kayu
 Bahan – Bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
- Meni kayu dan besi
- Plamur
- Cat bagian luar dinding bata
- Cat tembok
- Residu kualitas baik tidak luntur
 Pedoman pelaksanaan
- Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasanan plafond.
- Pekerjaan meni, residu harus betul – betul rata, berwarna sama, pengecatan
minimal 2 (dua) kali.

Spesifikasi Teknis | 21
- Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhtikan
waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
- Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
1) Pengosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu
dilap dengan kain basah hingga bersih.
2) Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul –
betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering
yang bersih.
3) Pengecatan dengan cat tembok emulsion sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
4) Pekerjan ca tembok harus menghasilkan warna merata dan sama
- Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
1) Membersihkan bidan plafond yang akan dicat.
2) Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan
yang merata sama dan tidak terdapat belang – belang atau noda – noda
mengelupas.
- Warna yang digunakan
Ditentukan oleh pemberi tugas atau pemilik dari bangunan tersebut
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjana ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.

h. PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN


Instalasi Penerangan dan Stop Kontak Lengkap dengan Stop Kabel NYM 2 x 2.5 mm
1. Instalasi Penerangan
2. Instalasi Stop Kontak
3. Lampu SE 18 Watt (Philips)
4. Lampu SE 9 Watt (Philips)
5. Saklar Ganda
6. Saklar Tunggal
7. Fush Box/Limit
 Pekerjaan Instalasi Listrik
- Pemasangan Instalasi Listrik harus sesuai dengan gambar rencana instalasi yang
dibuat oleh Instalateur yang sesuai menurut kebutuhan yang telah direncanakan
oleh Perencana instalasi tersebut dan disyahkan oleh PLN.
- Perlengkapan seperti fitting, stop kontak, kabel isolator dan sebagainya harus
bermutu baik dan telah disetujui oleh Direksi.

Spesifikasi Teknis | 22
- Pipa union harus dipasang dalam dinding tembok/beton dan diatas langit –
langit sakelar, stop kontak, panel BOX MCB, harus dipasang pada dinding
tembok/beton.
- Kabel yang dipergunakan sebagai hantaran untuk instalasi ke lampu – lampu
dan stop kontak dipakai kabel NYM yang mempunyai penampangan 3.5 mm
dengan system pemasangan di klemkan pada rangka loteng.
- Untuk pemasangan stop kontrak dilengkapi kabel arde (kabel 3 x 2.5 mm)
- Untuk sambungan dipasang Kotak Penyambung (Juntion Box)
- Banyaknya pemasangan serta jenis Bola Lampu yang dipakai sesuai dengan
gambar dan RAB.
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh instalator yang ahli dan tetap mendapat
pengakuan dari PLN serta disetujui oleh Direksi.
- Pemasangan Pipa dilakukan sebelum pekerjaan plestera dan pengecoran plat
lantai serta atap.
 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesia dipasang
sesuai dengan Gabar Rencana dan SPesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.

i. Pekerjaan Plambing dan Saniter

1. Pas.Closet Jongkok
2. Pas.Kran Air
3. Pas. Floor Drain
4. Pas.Pipa Air Bersih dan Alat Sambung
- Pas. Pipa PVC /2’’
- Pas.Pipa PVC ¾’’
5. Pas.Pipa Air Kotor dan Alat Sambung
- Pas.Pipa PVC 2’’
- Pas.Pipa PVC 3’’
6. Pek. Septitank
 Floor Drain
Floor drain yang digunakan disini harus jenis Buchet trap, water Prooved type dengan
50 mm water seal dan dilengkapi U trap.
Floor Drain terdiri dari :
Chromium Plater Bronze Cover dan Ring
PVC Nech
Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb; Outlet diameter Cover diameter 2’’

Spesifikasi Teknis | 23
 Sistem Air Bersih
Sumber air bersih diambil dari sumber air tanah berupa sumur dalam ( deep well). Air
dari deep well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki
pengendap lumpur/pasir yang terbawa dari sumur. Air dari roof tank di alirkan ke
seluruh instalasi bangunan dengan cara Grafitasi.
 Sistem Air Kotor dan Air Bekas
Untuk limbah air kotor yang berasal dari toilet dan bangunan- bangunan penunjang
masuk langsung ke septictank yang dibuat berdekatan dengan bangunan tersebut, dan
masuk ke dalam tangki resapan serta over flow diarahkan ke saluran terdekat.
A. Sanitair
1. KM/WC menggunakan Closet Duduk dan Closet Jongkok yang berkualitas baik setara
dengan Merk KIA/Amerikan Standar, Kran-kran air kamar mandi menggunakan
Stain- less Steel lengkap dengan floor drain/pembuangan pada sisi dalam. Kemudian
pada sisi luar dibungkus dengan pasangan batu bata, sesuai gambar detail.
2. Nat sambungan kramik baik vertikal maupun horizontal memakai ukuran serapat m
ung- kin sekitar 2 MM agar memberi kesan bersih.
3. Washtafel, Urinoir dan tempat sabun, yang berkualitas baik setara dengan Merk
Totoatau KIA/Amerikan Standar warna ditentukan kemudian dan sistim
pemasangannya berdasarkan gambar detail dan petunjuk teknis pemasangan dari
pabrik.
4. Septiktank memakai bahan pasangan batu bata, yang diplester licin dengan campuran
kedap air dan menggunakan perembesan/peresapan sesuai penjelasan pada
gambardetail.
5. Beerfut menggunakan bahan Gorong-gorong beton, bentuk dan ukuran sesuai
gambar.
6. Saluran keliling bangunan yang dilengkapi bak kontrol dengan menggunakan bahan
dari pasangan batu bata campuran 1 Pc : 3 Ps yang diplester licin, bentuk dan uk u-
rannya sesuai gambar kerja.Jika dibutuhkan penutup saluran, maka digunakan pl at
beton cor dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. tebal 10 CM ketinggian peil
disesuaikan dengan kebutuhan.
B. Instalasi air terdiri dari beberapa jenis sebagai berikut :
1. Air Bersih
a. Semua Instalasi air bersih maupun sambungan-sambungannya menggunakan
Pipa PVC yang berkualitas AW, dan setara dengan produksi Maspion atau
Wavin.
b. Pipa PVC diameter ½ “ untuk daerah KM/WC dan tertanam, Untuk pipa PVC
diam e-ter ¾” dan 1 “ digunakan pada pipa distribusi dan suplay air bersih.
c. Sedangkan untuk pembuangan washtafel, dan air kotor cair menggunakan
pipa PVC diameter 2” dengan sistim sambungan Lem.
d. Penggunaan lem pada sambungan pipa PVC memakai bahan EX Jepang
dalam kaleng.
2. Air Kotor / Air Buangan
Instalasi air kotor terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu air Padat dan air buangan cair dengan
uraian sebagai berikut :
a. Instalasi air kotor padat
 Instalasi air kotor padat menggunakan pipa PVC diameter 4” dengan
standar ketebalan “D” dan sambungan menggunakan ketebalan “AW”.

Spesifikasi Teknis | 24
 Penggunaan lem pada sambungan, pemasangannya seperti uraian pada
pipa airbersih (point 1).
b. Instalasi air kotor cair
 Instalasi untuk KM/WC baik vertikal maupun horizontal menggunakan
pipa PVC diameter 2.5” dengan standar ketebalan “D” dan sambungan
menggunakan ketebalan “AW”.
3. Seluruh instalasi tersebut diatas harus ditempatkan pada jalur yang telah ditetapkan
(Shap) dan memperhatikan kemiringan serta arah buangan air tersebut sesuai
petunjuk Direksi/Pengawas.
j. Pekerjaan Akhir
a. Pembersihan Akhir
Pekerjaan akhir yang berupa pembersihan akhir, dilaksanakan setelah seluruh
pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik selesai. Kontraktor diwajibkan membuang semua
sisa-sisa bahan bangunan yang tidak terpakai dari lokasi proyek, yang diakibatkan oleh
adanya pelaksanaan konstruksi fisik. Pelaksanaan pembersihan meliputi seluruh
bangunan serta halamannya sejauh lebih kuran 5 m dari masing-masing bangunan.
b. Foto Dokumentasi
 Pengambilan foto-foto proyek untuk dokumentasi terdiri dari beberapa arahyang
diatur oleh Pengawas Lapangan / Direksi.
 Semua klise (negative) foto dari proyek tersebut harus dikumpulkan dandikirim
kekantor Dinas yang bersangkutan sebagai dokumen.
 Foto-foto dalam keadaan 0 % harus diambil sebelum pekerjaan dimulaibeserta ada
papan pengenal proyek.
 Foto fisik untuk setiap pengambilan termin.
 Bahan-bahan atau laporan harian/mingguan dan bulanan setiap kalipengambilan
termin harus disampaikankekantor Dinas yang bersangkutan.
k. Penutup/Akhir
Seluruh pekerjaan dipedomani Dokumen (Bestek) sebelum dilaksankan seluruh pekerjaan
terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pengawas Lapangan. Sebelu pekerjaan ditimbang
diterimakan. Pemboorng harus memberikan sisa – sisa bangunan dan kotoran lainnya
keluar lokasi. Walaupun dalam bestek ini tidak lengkap tercantum satu per satu baik
mengenai keur bahan – bahan dan lain – nalin sebagainya.

Konsultan Perencana
CV. MBAHAM TEKNIK KONSULTAN

SYAMSUDIN KABES
DIREKTUR

Spesifikasi Teknis | 25

Anda mungkin juga menyukai