Anda di halaman 1dari 6
KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 507 JK/X-XII2/12/2011 TENTANG PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) DI LINGKUNGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, » Menimbang bahwa dalam rangka mewujudkan good governance dan kepedulian di lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Anggota/pejabat/pegawai pada Pelaksana BPK perlu melaporkan setiap dugaan pelanggaran Kode Etik BPK serta disiplin pegawai yang terjadi di Lingkungan 8K; b. bahwa sehubungan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu. ~adanya—penanganan —_pelaporan pelanggaran (whistleblowing) secara efektif di ingkungan BPK; ©. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang perlu menetapkan Penanganan Pelaporan Pelanggaran (whistleblowing) di Lingkungan BPK dengan suatu Keputusan; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); Menetapkan 2. Peraluran Pemerintan Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450), 3, Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disipiin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 4. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Majelis Kehormatan Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 50), 5. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Kode Etk Badan Pemeriksa Keuagan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 98) 6. Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 31/SKII-VIl 3/8/2008 tanggal 31 Agustus 2006 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan, Keputusan, dan Naskah Dinas Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; 7. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/K/I-VI.3/7/2007 tanggal 13. Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa kevangan Republik Indonesia 8. Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor 504/K/X-Xill.2/12/2011 tanggal 7 Desember 2011 tentang Petunjuk Teknis Penanganan Dan Penjatuhan Hukuman Atas Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pada Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL = TENTANG. PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) DI LINGKUNGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 4 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Pelanggaran adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan yang melanggar Kode Etik BPK daniatau peraturan disiplin pegawai baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. 2. Pelapor Pelanggaran yang selanjutnya disebut whistleblower adalah setiap orang di jingkungan BPK yang melaporkan dugaan pelanggaran Kode Etik BPK dan/atau disiplin pegawai 3. Pengaduan adalah informasi yang disampaikan oleh whistleblower sehubungan dengan adanya Pelanggaran 4. Saluran Pengaduan adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pengaduan 5. Satuan Tugas Kepatuhan Internal, yang selanjutnya disingkat Satgas adalah pejabat dan/atau pegawai yang terdiri dari unsur Inspektorat Utama, Biro SOM, dan Ditama Binbangkum yang ditetapkan dengan Kepulusan Sekretaris Jenderal__untuk menerima, mengelota, dan menindaklanjuti Pengaduan 6. Penanganan pelaporan pelanggaran adalah aktivitas Satgas. Pasal 2 Setiap Anggota/pejabat/pegawai di lingkungan BPK yang melihat atau mengetahui adanya pelanggaran Kode Etik BPK dan/atau aisiplin pegawai, wajib menyampaikan pengaduan kepada Satgas. BABII PENYAMPAIAN PENGADUAN Pasal 3 (1) Pengaduan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung kepada Satges (2) Penyampaian pengadun secara langsung dapat dilakukan melalui saluran pengaduan yang berupa help desk yang disediakan oleh Satgas, (3) Penyampaian pengaduan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui saluran pengaduan berupa telepon, faksimili, layanan Pesan singkat (SMS), kotak pengaduan, surat elektronik (emai), dan PO BOX, yang disediakan oleh Satgas. (4) Pengaduan disampaikan secara: a. Full disclosure yaitu whistleblower bersedia mengungkapkan identitas secara lengkap dan bersedia identitasnya diketahui dalam rangka tindak lanjut pelaporan. b. Anonymous — yaitu whistleblower tidak mengungkapkan identitas namun pengaduan disertai dengan data yang cukup untuk ditindak lanjuti (5) Pengaduan yang disampaikan paling kurang memuat kasus posisi yang merinci a, dugaan pelanggaran; b._pelaku pelanggaran: . waktu pelanggaran; d. tempat pelanggaran; dan ©. bagaimana pelanggaran dilakukan (8) Satgas wajib mempublikasikan saluran pengaduan yang dimiliki ‘melalui media komunikasi BPK. BABII PENANGANAN PENGADUAN Pasal 4 (1) Dalam penanganan pengaduan, Satgas mempunyai tugas sebagai berikut: @._mengadministrasikan pengaduan; dan b,_menganalisis pengaduan; (2) Dalam hal hasil analisis pengaduan disimpulkan bahwa Permasalahan yang diadukan merupakan pelanggaran disiplin Pegawai maka pengaduan diteruskan kepada Sekretaris Jenderal selaku Pejabat Pembina Kepegawaian; (3) Dalam hal hasil analisis pengaduan disimpulkan bahwa Permasalahan yang diadukan merupakan pelanggaran Kode Etik ‘maka pengaduan diteruskan kepada Panitera Majelis Kehormatan Kode Etik Pasal 5 Satgas melakukan pemantauan atas perkembangan pengaduan yang telah diteruskan kepada Sekretaris Jenderal dan Panitera Majelis Kehormatan Kode Etik BABIV PERLINDUNGAN DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA WHISTLEBLOWER Pasal 6 (1) Satgas wajib memberikan perlindungan kepada whistleblower. (2) Perindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan @__menjaga kerahasiaan identitas whistleblower. dan b. memberi bantuan kepada whistleblower apabila_ meminta perlindungan kepada aparatur negara di luar BPK Pasal 7 Dalam hal pengaduan yang disampaikan terbukti benar maka whistleblower dapat diberikan penghargaan berdasarkan Keputusan Sekretaris Jenderal Pasal 8 Mekanisme pemberian perlindungan dan penghargaan_ terhadap whistleblower akan diatur dengan Keputusan Sekretaris Jenderal. BABV PENJELASAN ATAS STATUS PENGADUAN, Pasal 9 Whistleblower bethak mengetahui perkembangan pengaduan yang disampaikan BAB VI SANKSI Pasal 10 Anggota/pejabatipegawai pada Pelaksana_ BPK yang _ tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan BAB VII KETENTUAN PENUTUP. Pasal 11 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Pada tanggal Desbmber 2011 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDQNESIA SEKRETIARIS JENDERAL, HENDAR RISTRIAWAN NIP. 195803211978021001

Anda mungkin juga menyukai