Anda di halaman 1dari 1
Dia memutuskan pergi ke Basrah lalu aktif berdakwah di sana Dia mendapat sambutan baik di Basrah, beroleh simpati dari pengikut. pengikutnya yang kian lama tambah berkembang. Dari sana Dia pindah ke Bagdad lalu ke tanah Syam dan terus ke Al-Ihsaa. Di Al-Ihsaa’ ia bertemu dengan Syaikhnya ialah Abdullah bin Abdul Latif al-Th: Ia berdiam beberapa lama di situ, Seterusnya berangkat ke Harimla sebab orang tuanya pindah ke sana. Syaikh’ Muhammad bin Abdul Wahhab membangkitkan gairah suasana agama dan gairah suasana duniawi sekaligus di Najed. Di tanah Najed ketika itu -sedang terjadi stagnasi, kebekuan yang semrawut kacau balau baik di bidang agama maupun keduniawian yang dilupakan sama sekali, karena itu merajalela kebodohan, tak acuh, apatis masa bodoh sudah merata disebabkan oleh penjajahan Turki dan fanatik kesukuan Jahiliyah. Yang mengerikan lagi ialah Syirik telah kembali tersebar di kalangan rakyat umum, sehingga berhala disembah beserta Allah, tak ayal lagi datanglah bencana berkali-kali melanda. Di saat-saat_ manusia telah kembali ke alam Jahiliyah itulah rupanya Allah berkenan mentaqdirkan untuk tanah Arab itu dengan lahirnya seorang pemimpin pelopor perbaikan, mengajak kepada agama Allah yang bersih dengan “hikmah kebijaksanaan dan peringatan, kadang-kadang menjatuhkan sanksi hukum dengan pedoman Al-Qur'an dan Sunnah yang memang itulah putusan idealnya. kadang-kadang dengan kekuatan dibarengi jihad. Semuanya itu dia melandasi inisiatif aktifitasnya dengan dakwah kepada pernyataan tauhid di dalam ibadah, menolong agama Allah yang bertahkim kepada Kitab Allah. Allah berjanji tiada mungkir: BS PEB OS es Bas (te) "Dan sungguh pasti Allah menolong orang yang menolong agama Allah. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. Al-Hajji: 40. Dengan adanya bersemi benih pertama untuk da’wah di negara Ayinah, sedang Amir di situ ialah Usman bin Hamdu bin Mu‘ammar Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai