HK Bisnis Kel 3
HK Bisnis Kel 3
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Kontrak Bisnis Syariah
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 3
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini antaralain:
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip saling menguntungkan dalam berbisnis
islam?
2. Bagaimana gambaran umum mengenai prinsip saling menguntungkan dalam
kontrak bisnis Islam?
3. Apa saja dasar hukum dalam etika berbisnis?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah iniyakni:
1. Mengetahui dan mengerti apa yang dimaksud dengan prinsip saling
menguntungkan dalam kontrak bisnis Islam
2. Mengetahui gambaran umum tentang prinsip saling menguntungkan dalam
bisnis Islam
3. Mengetahui dasar hukum dalam etika bisnis
4. Mengetahui hal-hal yang dapat menguntungkan dalam transaksi berbisnis
5. Mengetahui prinsip-prinsip dan ketentuan ekonomi dan bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Saling merupakan bentuk adverb (kata keterangan) yang merupakan kata untuk
menerangkan suatu perbuatan yang berbalas-balasan.1 Sedangkan dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) menguntungkan berasal dari kata untung yang
memiliki beberapa arti, yaitu:
a. suatu keadaan yang telah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa bagi
perjalanan hidup seseorang.
b. Mujur, bahagia.
c. Laba yang diperoleh dalam berdagang dan sebagainya.
d. Guna, manfaat, faedah.2
Meng-untung-kan berarti memberi (mendatangkan) laba; menjadikan
beruntung (mujur, berbahagia); memberi keuntungan (manfaat, faedah, dan lain-
lain)
Secara garis besar saling menguntungkan dapat dikatakan dengan suatu
kejadian dimana dari kedua pihak tidak ada yang merasa dirugikan dan pihak-
pihak tersebut memperolah manfaat ataupun faedah dari suatu kejadian. Dengan
demikian prinsip saling menguntungkan dalam berbisnis dapat diartikan dengan
tidak adanya kerugian antara dua belah pihak yang melakukan kotrak bisnis,
serta juga dengan adanya kontrak tersebut timbul manfaat dan keuntungan antara
dua belah pihak.
3
Imam Buchori & Siti Musfiqoh, Sistem Ekonomi Islam, (Surabaya: UINSA Press, 2014), hlm. 136-137
tidak baik dan menimbulkan satu kemelaratan, yang mungkin juga terjadi di
dunia ini. Dengan demikan menurut Islam, bisnis yang saling
menguntungkan adalah, bukan hanya dengan melakukan ukuran yang benar
dan timbangan yang tepat, namun juga untuk menghindari segala bentuk fan
praktek-praktek kecurangan.4
3. Mengikuti Perilaku Yang Baik/Benar
Perilaku yang baik mengandung kerja yang baik sangatlah dihargai dan
dianggap sebagai suatu investasi bisnis yang benar-benar menguntungkan.
Karena hal itu akan menjamin adanya kedamaian di dunia dan juga
kesuksesan akherat. Perpaduan tentang bagaimana perilaku seorang itu
diukur dan dinilai telah dipaparkan oleh Al-Qur’an . maka orang-orang yang
beriman, standar ukuran perilaku mereka hendaknya selalu diselaraskan
dengan perilaku Rasulullah SAW.5
Menurut Dr. Muhammad Syafii Antonio, seorang pakar ekonomi syariah, ada
beberapa konsep dasar yang harus dijalankan untuk bisa menjalankan bisnis sesuai
dengan hukum-hukum syariat dan perlu diterapkan agar terhindar dari sikap merugikan
salah satu pihak demi mencapai keuntungan pribadi:6
4
Ibid, hlm. 138-139
5
Ibid, hlm. 140
6
Heri Kusdianto, Konsep dan Pengertian Bisnis Syariah, pojokbisnis.com
Sedangkan maysir adalah segala sesuatu yang bersifat untung-untungan
sehingga mengandung unsur perjuadian di dalamnya
Karena itu, dalam bisnis syariah segala sesuatu harus sudah jelas sejak
awal dan dijelaskan dalam akad transaksi. Baik dari sisi akadnya maupun sebab
atau risiko yang akan diterima karena adanya akad tersebut
4. Ada Ijab Qabul Antara Penjual Dan Pembeli
Ijab qabul dalam bisnis syariah adalah serah terima yang jelas yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli.
Dengan dilaksanakannya ijab qabul atau akad, maka baik penjual dan
pembeli telah memiliki kesepakatan yang jelas. Kesepakatan yang jelas ini
merupakan bentuk kesepakatan bersama sehingga transaksi yang dilakukan
antara penjual dan pembeli dapat berlangsung dengan jelas dan tidak merugikan
salah satu pihak.
5. Perdagangan Harus Dilakukan Secara Adil
Dalam menjalankan bisnis syariah, konsep keadilan menjadi sesuatu
yang penting dan harus selalu dipegang oleh para pelaku bisnis. Dengan adanya
konsep keadilan ini maka baik penjual ataupun pembeli akan terbebas dari
kedzaliman atau sikap aniaya dan sewenang-wenang yang dapat merugikan
salah satu pihak.
Artinya:
Ini berarti bahwa setiap orang paling tidak ha rus menahan diri sehingga
tidak merugikan siapa pun. Sabda ini menuntut pebisnis, bahkan semua
yang berinteraksi dengan pihak lain, untuk memperlakukan mitranya
sebagaimana ia ingin diperlakukan.
8
Gemala Dewi, hukum Perikatan di Indonesia, (Depok: PREDAMEDIA. 2018). Halaman 38.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sholikhin, Ahmad Irfan. 2013. Buku PIntar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.
Suma, Muhammad Amin. 2005. Hukum Keluarga Islam Di Dunia. Jakarta: PT. Jakarta
Grafindo Persada
Tutik, Triwulan Titik. 2015. Hukum Perdata Dari sistem Hukum Nasional. Jakarta:
Kencana.