ASSEGAF
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
ABSTRAK
Habib Syech Assegaf merupakan seorang ulama asal Solo Jawa Tengah, beliau merupakan
sosok ulama yang di sukai oleh kalangan pemuda. Beliau merupakan sosok ulama yang
memiliki kharisma yang sangat luar biasa. Ciri khas yang sangat melekat di dalam diri Habib
Syech Assegaf adalah setiap kali beliau berdakwah beliau selalu memulainya dengan bacaan
sholawat Nabi Muhammad SAW dan diingiri dengan musik khas Timur Tengah. Habib
Syech Assegaf lahir pada tanggal 20 September 1961 di Solo Jawa Tengah, sejak kecil beliau
sudah menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya yang pergi ke Arab Saudi untuk
mencari rezeki. Habib Syech merupakan sosok yang dapat menyejukkan hati orang-orang
lewat sholawatnya. Di tengah riuhnya kegelisahan dan juga masalah di tengah-tengah
masyarakat, Habib Syech dapat menyejukan hati mereka dan juga mengajak masyarakat
untuk bersholawat bersamanyam. Metode yang di gunakan Habib Syech merupakan cara
yang sangat ampuh, mengingat sholawat adalah salah satu lagu rohani yang dapat
menenangkan hati, selain itu sholawat juga mempunyai manfaat yang sangat luar biasa bagi
setiap orang yang membacanya antara lain dapat menyejukkan hati dan pikiran, mendapatkan
syafaat Rasulullah SAW dan juga akan di sukai oleh Allah SWT.
Rumusan Masalah
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dakwah merupakan salah satu metode penyebaran agama yang sudah ada sejak
zaman Rasulullah SAW, dakwah dapat di artikan sebagai suatu hal guna menyerukan atau
mengajak orang lain untuk memahami dan memeluk agama islam, dakwah umumnya
dilakukan oleh para ulama di masa sekarang. Banyak ulama yang sudah melaksanakan
dakwah di masyarakat contohnya seperti Gus Miftah, Gus Baha dan Habib Syech Assegaf
namun kali ini penulis akan berfokus pada metode dakwah yang biasa di lakukan oleh Habib
Syech Assegaf. Penulis adalah salah satu orang yang sangat mengukai berbagai metode
dakwah yang di lakukan oleh Habib Syech Assegaf. Terdapat beberapa hal yang
melatarbelakangi dan membuat penulis sangat ingin membuat sebuah artikel tentang metode
dakwah yang di lakukan oleh Habib Syech Assegaf, dimana metode tersebut umumya sangat
di sukai oleh masyarakat dan terbukti ampuh dalam menyebarkan agama islam. Adapun
beberapa metode yang sering di gunakan oleh Habib Syech Assegaf antara lain sebelum
memulai dakwahnya beliau selalu memulai dengan bacaan sholawat yang di iringi oleh musik
Timur Tengah, melakukan pengajian rutin di rumah beliau tidak hanya itu beliau juga
menyebarkan pengajian tersebut lewat kanal youtube yang dimilikinya, mendirikan mejelis
sholawat yang bernama Ahbaabul Mustofa yang didirikan oleh Habib Syech Assegaf pada
tahun 1998 di Solo Jawa Tengah, serta pembawaan materi dakwah yang sangat mudah di
pahami oleh masyarakat. Hal itu merupakan hal yang melatarbelakangi penulis untuk
memulai membuat sebuah artikel yang berjudul “METODE DAKWAH YANG
DIGUNAKAN OLEH HABIB SYEKH ASSEGAF”. Penulis berharap agar artikel yang
dibuatnya dapat bermanfaat bagi orang-orang yang ingin mengetahui tentang berbagai
metode dakwah yang di lakukan oleh Habib Syech Assegaf.
Kajian Pustaka
Persamaan yang signifikan darj ketiga jurnal di atas adalah bagaimana cara atau
metode dakwah yang baik dan benar bagi kelangsungan penyebaran agama islam,
Habib Syech Assegaf juga merupakan seorang ulama yang sangat di sukai oleh
masyarakat karena metode dakwah yang dipakai oleh beliau, beliau adalah sososk
ulama yang snagat menghargai keragaman budaya yang dimiliki oleh NKRI, selain itu
Habib Syech juga di ketahui membuat sebuah majelis sholawat yang di kenal dengan
Ahbaabul Mustofa yang didirikan dilingkungan rumah beliau yang bertempat di
kabupaten Solo.
Pembahasan
Habib Syech Assegaf lahir di Solo Jawa Tengah pada tanggal 20 September
1961, beliau lahir dari pasangan Abdul Qodir bin Abdurrahman dan Bustar Binti
Umar Al-Qaziri. Sejak kecil Habib Syech sangat menyukai pelajaran tentang agama,
beliau juga mempunyai ketekunan, disiplin dan orang yang tak mengenal lelah dalam
mempelajari ilmu agama. Pendidikan beliau bermula di salah satu SD di Ponorogo
dan melanjutkan jenjang pendidikan di SMP Al-Islam, setelah lulus di SMP Al-Islam
Habib Syech melanjutkan SMA di SMA Al-Islam akan tetapi karena keterbatasan
ekonomi Habib Syech mengakhiri masa SMA-nya . Sejak kecil beliau sudah menjadi
tulang punggung keluarga karena ayahnya yang pergi ke Arab Saudi untuk mencari
rezeki. Orang yang menginspirasi beliau adalah ayah dan ibunya sendiri, beliau sangat
kagum dengan sifat ayahnya yang sangat mencintai masjid. Sehabis sholat magrib
menjelang isya’ beliau senantiasa membaca wirid dan mengikuti halaqah keilmuan
bersama ayahnya. Meskipun saat sakit sedang sakit ayah Habib Syech tetap
mengimami di masjidayah Habib Syech mengatakan bahwa masjid adalah istri
pertamanya sehingga beliau mempunyai kecintaan terhadap masjid sangat besar,
akhirnya ayah Habib Syech benar-benar di berikan oleh Allah Ayah Habib Syech
wafat seusai sujud terakhir sholat Jum’at. Sosok Habib Syech kecil juga sering
membersihkan masjid baik mulai dari menyapu,mengepel dan lainnya, hal ini yang
menjadikan Habib Syech sangat mencintai masjid dari kecil, sifat beliau yang satu ini
perlu di contoh oleh kaum muda sekarang mengingat banyak anak muda yang lebih
mementingkan tongkrongannya daripada pergi ke masjid. Selain dari ayah tercinta
Habib Syech juga mendapatkan pendidikan dari pamannya yaitu Alm. Habib Ahmwd
bin Abdurrahman Assegaf. Habib Syech mengakui bahwa pendidikan yang di berikan
oleh pamannya sangat berkesan bagi kebaikan mental beliau. Habib Syech selalu
dicavi dan di maki oleh pamannya meskipun beliau tidak melakukan kesalahan, hal
itu di peruntukan untuk membantu meningkatkan daya tahan mental Habib Syech.
Saat sedang melakukan pendidikan dengan pamannya Habib Syech mengaku tidak
kuat dengan pendidikan pamannya yang sangat berat, setelah Habib Syech
menghubungi salah satu temannya yang mendampingi pamannyanke Indonesia
barulah Habib Syech tau bahwa pelajaran yang di berikan pamannya semata-mata
hanya untuk membuat Habib Syech lebih kuat di masa depan. Tidak hanya itu berkat
bimbingan dari Alm. Al Imam, Al Arifbillah, Al-Habib Muhammad Anis bin Alwiy
Al-Habsy seorang Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom al Habsyi juga
menjadikan Habib Syech sangat Istiqomah untuk menjalankan dakwah
mahabbaturrosul. Berkat penyampaian materi yang mudah di pahami serta sering
mengajak masyarakat untuk mencintai Nabi Muhammad SAW kini sosok Habib
Syech menjadi sosok ulama idola bagi kaum remaja dan bahkan masyarakat luas.
2. Pengajian
Habib Syech Assegaf juga mengajarkan ajaran islam lewat pengajian
sebagai saalah satu metodenya. Pengajian Habib Syech biasanya di laksanakan
usai beliau bersholawat bersama jama’ahnya beliau senantiasa menyampaikan
tentang pentingnya berbuat baik kepada manusia dan hal-hal lain tentang
keislaman. Pengajian sendiri adalah sebuah kegiatan belajar tentang ilmu
agama islam yang dilaksanakan di kalangan masyarakat luas. Pengajian juga
biasanya dilaksanakan di masjid atau rumah-rumah warga. Pengajian juga
merupakan salah satu metode dakwah yang di nilai efektif dan dapat di
lakukan hampir setiap ada kesempatan. Secara bahasa pengajian berasal dari
kata At-ta’llimu yang artinya belajar. Menuntut ilmu dari orang yang
mempunyai banyak ilmu merupakan keharusan yang wajib di lakukan oleh
setiap umat muslim di dunia. Jadi dapat di simpulkan bahwa pengajian adalah
suatu kegiatan untuk menuntut ilmu agama atau memoerdalam iomu agama
kepada orang yang lebih memahami tentang ilmu agama. Pada zaman dulu
orang-orang sering melaksanakan pengajian di masjid atau musholla terdekat,
hal ini di maksudkan agar masyarakat tidak merasa kejauhan untuk menuntut
ilmu. Masyarakat terutama yang tinggal di tanah hawa juga sangat mengenal
dengan kegiatan pengajian itu sendiri sehingga hampir disetiap masjid-masjid
di isi dengan pengajian rutin. Pengajian di zaman Nabi Muhammad SAW di
hadiri oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Sedangkan di tanah
Indonesia atau lebih tepatnya di tanah jawa sudah ada sejak zaman Walisongo
mulai menyebarkan agama islam di tanah jawa, tidak ada yang tahu pasti
kapan pengajian ini sendiri di ciptakan namun pengajian merupakan sarana
untuk menggali ilmu agama lebih mendalam, tentunya hal ini sudah ada sejak
zaman Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan berbagai ilmu agama
yang beliau terima dari Allah SAW.
3. Majelis Taklim
Habib Syech Assegaf juga mendirikan sebuah majelis sholawat sendiri
yang di beri nama “Ahbaabul Mustofa” majelis ini pertama kali di bentuk pada
tahun 1998 yang mempunyai nama awal majelis Rotibul Haddad, Mauilid
Simthudurorb Habib Syech Assegaf dan juga Burdah yang di laksanakan di
kampung Mertodranan kota Solo Jawa Tengah. Pada awal berdirinya majelis
inj hanya beranggotakan lima sampai enam orang saja, tujuan awal berdirinya
majelis ini adalah untuk mempermudah sekaligus mengajak paara anggotanya
untuk meneladani dan juga agar para jamaahnya lebih mencintai Nabi
Muhammad SAW dan manjadi kan Nabi Muhammad SAW sebagai idola yang
sangat di cintai oleh para jama’ah majelis tersebut. Rutinitas dari majelis yang
di kelola oleh Habib Syech sendiri adalah setiap malam sabtu kliwon di
Purwodadi yang berada di Masjid Agung Purwodadi, malam rabu pahing
berada di Masjid Agung Kudus, sabtu legi berada di halamana Masjid Agung
Jepara, malam minggu pahing berada di Masjid Assakinah, Puro Asri Sragen,
malam jum’at pahing di ponpes Minhanjuttamyiz,Timoho daerah Jogjakarta,
sedangkan untuk malem minggu legi verada di halaman masjid Surakarta.
Majelis taklim sendiri adalah wadah atau suatu lembaga pendidikan non
formal untuk mendalami ilmu agama terutama agama islam. Masjelis taklim
biasanya di selenggarakan secara berkala dan mempunyai cakupan pengikut
yang luas dan banyak. Majelis taklim terdiri dari dua suku kata yaitu majelis
yang berarti tempat duduk,dewan dan sidang sedangkan taklim dapat di
artikan sebagai pengajaran. Majelis taklim juga di kenal dnegan nama halaqah
di negara lain dan zawiyah dalam tradisi tasawuf. Umumnya masjelis taklim di
gunakan untuk mengkaji ilmu keagamaan baik dari aspek teologi, tasawuf
maupun filsafat. Majelis taklim juga merupakan salah satu metode dakwah
yang cocok di Indonesia mengingat warga Indonesia suka berkumpul
bersama-sama untuk merundingkan suatu hal ataupun hanya untuk mengobrol.
Penggunaan majelis taklim sangat cocok apalagi majelis adalah lembaga
pendidikan non-formal dan masyarakat yang mengikuti majelis tersebut atas
dasar kecintaan terhadap ilmu agama dan tanpa paksaan, tentunya banyak
masyarakat yang lebih fokus mempelajari ilmu agama di majelis daripada di
sekolahnya masing-masing. Kegiatan masjelis biasanya tergantung pada
pengurus majelis , biasanya majelis tidak hanya membahas tentang agama saja
maleinkan masa depan, kehidupan sosial masyarakat,lingkungan, cara
memperoleh kesejahteraan hidup atau hal yang lainnya. Sedangkan masjelis
yang di kelola oleh Habib Syech adalah tipe majelis yang berfokus kepada hal
agama atau untuk mengajak masyarakat agar lebih mencintai Nabi
Muhammad SAW.
KESIMPULAN
Habib Syech merupakan seorang ulama yang terkenal sholawat nya beliau
adalah seorang ulama yang di sukai oleh masyarakat, bahkan anak-anak kecil juga
mengenal beliau sebagai seorang ulama yang sering mengajak jama’ahnya untuk
bersholawat. Beliau adalah pendiri dari majelis Ahbaabul Mustofa yang di dirikan
pada tahun 1998 di Solo Jawa Tengah. Metode dakwah yang di bawakan oleh beliau
juga merupakan metode dakwah yang di senangi oleh masyarakat luas. Beliau adalah
sosok ulama yang tidak ganya menyampaikan apa yang beliau dakwahkan akan tetapi
juga mengamalkan apa yang beliau sampaikan. Habib Syech Assegaf juga sukses
meyakinkan masyarakat dengan segala perbuatan ataupun perkataan beliau.
DAFTAR PUSTAKA
Abqary, Ridwan. 2010. 101 Info Tentang Sedekah. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Fatih Syuhud, Ahmad. 2019. Doa, Dzikir dan Sholawat Khoirot. Malang: Pustaka
Alkhoirot.
Nizar, Samsul. 2013. Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di
Nusantara. Jakarta: Prenadamedia Group.
Ramadhan, Fadli. 2019. Dzikir Pagi & Petang. Yogyakarta: Fillah Books.
Zainal Abidin, Ahmad. 2019. Habib Syech. Yogyakarta: Laksana