Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah singkat berdirinya Majlis Ta’lim Assa’idah

Majlis Ta’lim Assa’idah adalah majlis ta’lim yang berada di Desa

Banjarejo, RT/RW 034/011 Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang provinsi

Jawa Timur, berdiri sekitar 32 tahun yang lalu yaitu pada tahun 1991. Pada saat

sebelum berdirinya Majlis Ta’lim Assa’idah ini, kegiatan pengajian hanya

dilakukan beberapa orang saja pelaksanaannya pun di rumah Ny. Hj. Hamidah,

kemudian KH. Subadar Anwar Membentuk sebuah kegiatan pengajian rutin yang

bernama Majlis Ta’lim Assaidah, beliaulah yang pertama merintis pengajian

tersebut. Tanah majlis ta’lim merupakan hibah dari tanah waris yang di berikan

kepada Ny. Hj. Muflihah ( istri dari KH. Subadar Anwar). Proses pembangunan

nya pun dari swadaya masyarakat yang ada di daerah tersebut. Masyarakat saling

bahu-membahu membantu agar majlis ta’lim segera terbentuk.

Kemudian setelah terbentuknya lembaga majlis ta’lim ini barulah banyak

pengikutnya dan kegiatan semakin rutin dilakukan. Tetapi, walaupun telah ada

sebelumnya dan baru terbentuk pada tahun 1991, namun Majlis Ta’lim Assa’idah

ini baru mendapat piagam dan diakui oleh Kementerian Agama kantor Kabupaten

Malang pada tanggal 09 Februari 2020 dengan Nomor Statistik Majelis Taklim

(NMST): 510035070200.

Gagasan KH. M. Subadar Anwar untuk mendirikan majlis ta’lim

dikarenakan beliau ingin membimbing masyarakat disekitarnya dalam pendidikan

dan pengajaran di bidang agama Islam dengan cara mengajarkan kepada mereka
dan menjelaskan tentang hukum-h ukum Islam. Majlis Ta’lim Assa’idah yang

didirikan oleh KH. M. Subadar Anwar dalam rangka melaksanakan pendidikan

agama Islam atau biasa dikenal dengan istilah pengajian, memang dikhususkan

untuk kaum Ibu-Ibu. Namun dalam perkembangannya banyak sekali yang

berminat dan bukan dari kaum anak saja tapi juga dari kalangan ibu-ibu. Akhirnya

KH. M. Subadar Anwar mewariskan kepemimpinannya kepada menantunya H.

Muhammad Zakaria dengan dukungan istri Alm. KH. Subadar Anwar yaitu Ny.

Hj. Muflihah Sa’id, untuk memimpin pengajian khususnya kaum Ibu- ibu.

1. Tujuan Majlis Ta’lim Assa’idah

Tujuan didirikannya Majlis Ta’lim Assa’idah adalah untuk meningkatkan

keimanan dan ketakwaaan masyarakat kepada Allah, memajukan dan

mengembangkan syiar agama Islam baik ubudiyah maupun amaliyah, turut serta

mencerdaskan kehidupan umat Islam dalam menghadapi era globalisasi dan

perdagangan bebas baik di tingkat Asean dan tingkat dunia, terciptanya kerukunan

antar warga, mempererat tali sillaturahmi dan mempertebal semangat

kekeluargaan, masyarakat dapat mencari ilmu pengetahuan di Majlis Ta’lim

Assa’idah, meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) anggota majlis

ta’lim untuk tampil dan berperan dalam pembangunan bangsa negara dan agama.

2. Identitas Majlis Ta’lim Assa’idah

Nama Lembaga : MT. Assa’idah

Alamat : Jl. KH. Hasyim Asy’ari

Desa/Kelurahan : Banjarejo

Kecamatan : Pagelaran
Kabupaten : Malang

Propinsi : Jawa Timur

Penyelenggara/yayasan: “ASSA’IDAH”

Berdiri sejak : Tahun 1991

Nomor Statistik Majelis Taklim

(NSMT):

5 1 0 0 3 5 0 7 0 2 0 0

3. Sarana dan Prasarana Majlis Ta’lim Assa’idah

Sarana dan Prasarana merupakan komponen dari pendidikan yang sangat

mendukung untuk berhasilnya suatu pendidikan. menurut data yang penulis

peroleh dari observasi di Majelis Taklim Assifa memiliki sarana dan prasarana

yang memadai yang mendukung proses kegiatan belajar mengajar diantaranya

yaitu alat tulis, Iqro dan Al-Qur‟an, lemari, white Board, lekar, ruang tempat

mengaji, dan Kamar mandi.

4. Pengajar dan Anggota Majlis Ta’lim Assa’idah

Pada saat ini jumlah pengajar di Majlis Ta’lim Assa’idah berjumlah 5

orang. Ny. Hj. Muflihah Sa’id memimpin pengajian khusus kaum ibu-ibu, di

dampingi oleh menantunya H. Muhammad Zakarian dan 3 Ustadz yang ikut andil

dan berpartispasi mensyiarkan pendidikan agama islam lewat pengajian rutin satu

pekan sekali yang biasa kita kenal dengan Majlis Ta’lim, yang mana saat ini

anggota majlis ta’lim tersebut berjumlah 50 anggota.

5. Materi dan Metode


Materi yang dikaji di Majlis Ta’lim Assa’idah adalah pengetahuan dasar

ajaran agama seperti belajar membaca Al-qur‟an (Tajwid), Hadits, Fiqih dan

Akhlak. Sedangkan metode yang digunakan di Majlis Ta’lim Assa’idah adalah

Ceramah, karena metode ini dapat menjaring banyak audiens dan

penyampaiannya sangat simple. Metode lain yang mereka gunakan adalah metode

tanya jawab dan praktek ibadah. Namun demikian, didalam majlis ta’lim ini tidak

menutup kemungkinan metode-metode lain tetap mereka gunakan dan disesuaikan

dengan materi yang diberikan.

Tabel 4.1. Jadwal Pelajaran

NO NAMA HARI MATA PELAJARAN NAMA USTADZ

1. Rabu Pahing Fiqih Ny. Hj. Muflihah Sa’id

2. Rabu Pon Akhlaq Ustd Ahmad Qorib H

3. Rabu Wage Tauhid Ustd. Fatahillah

4. Rabu Kliwon Tasawwuf Ustd H. Muhammad Z

5. Rabu Legi Sholawat dan Dalailul Khoirot Sy. Fatimah Assegaf

A. Pembahasan

1. Peran Majlis Ta’lim dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Anggota

Majlis Talim Assa’idah

Sikap keagamaan berarti segala tindakan dan perbuatan yang dilakukan

seseorang yang berkaitan dengan agama. Semuanya dilakukan karena adanya

kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran, kebaktian dan kewajiban-kewajiban

yang berkaitan dengan kepercayaan. Adapun peran majlis ta’lim dalam


menumbuhkan sikap keagamaan yaitu sebagai berikut:

a. Membiasakan diri berdo’a sebelum dan sesudah melakukan aktivitas

Hasil penelitian mengenai Membiasakan diri berdo‟a sebelum dan sesudah

melakukan aktivitas yang telah diterapkan di Majlis Ta’lim Assa’idah dapat

dilihat dari hasil wawancara berikut:

Sebelum para Jama’ah memulai pengajian, saya harap para jamaah


sudah mengambil air wudhu, ketika sudah siap untuk belajar barulah
kami melakukan do‟a bersama-sama. Saya selaku guru pasti
memimpin para jamaah dalam membaca do‟a dan memberikan
arahan. Begitu setiap harinya, baik ketika akan mulai belajar atau
sesudah belajar kami melakukannya bersama-sama. Saya juga
memberikan penjelasan kepada para jamaah pentingnya berdo‟a agar
segala aktivitas yang kita lakukan mendapat ridho dari Allah Swt.
sehingga dapat menjadi manfaat dan kebaikan nantinya.1
Hal tersebut serupa dengan peneliti temui saat observasi bahwa ketika

akan memulai kegiatan belajar semua jamaah duduk rapi menghadap ke guru,

kemudian guru memimpin doa, pada saat pelaksanaan berdoa masih ada yang

berdoanya kurang tertib, seperti berbicara dengan teman, ada juga yang

berbicara sendiri sehingga mengganggu ibu-ibu lain yang sedang berdoa. Hal

yang dilakukan Ny. Hj. Muflihah yaitu setelah selesai berdoa memberikan

nasihat kepada semua Jamaah Muslimat, agar serius dalam berdoa,

menyampaikan juga pentingnya berdoa.

Dapat disimpulkan bahwa membaca doa sebelum dan sesudah

1
Hasil Wawancara dengan Ny. Hj. Muflihah selaku Pengajar Majlis Ta’lim Assa’idah pada 14

juni 2022, pukul 14.00 WIB.


melakukan aktvitas merupakan salah satu kegiatan yang biasa dilakukan oleh

anggota Majlis Ta’lim Assa’idah. Aktivitas-aktivitas tersebut seperti saat

memulai dan sesudah mengikuti pengajian. Membaca doa ini dilakukan setiap

hari dan terus menerus sehingga menimbulkan suatu pembiasaan yaitu

anggota terbiasa untuk membaca doa sebelum dan sesudah aktivitas.

Membiasakan anggota membaca doa bersama ini dapat menumbuhkan sikap

keagamaan untuk selalu membaca do‟a ketika hendak melakukan segala

aktivitas baik di dalam lingkungan pengajian atau di luar lingkungan

pengajian. Pentingnya do‟a selain sebagai ibadah dalam rangka berdzikir

sekaligus munajat kepada Allah Swt. do‟a juga menjadi auto sugesti bagi

setiap anggota majlis ta’lim untuk belajar dengan sungguh-sungguh serta

mengharap ridho Allah Swt.

b. Mengucapkan salam saat datang atau bertemu dengan guru.

Dalam agama Islam, mengucapkan salam sangat diwajibkan bagi

sesama kaum muslim. Tentu saja sebagai makhluk ciptaan Allah Swt.

manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan hubungan,

persahabatan dan kecintaannya kepada sesama. Dengan demikian

menngucapkan salam merupakan langkah awal untuk membina hubungan

baik antara dua manusia yang membawa beragam pesan seperti

persahabatan, ketulusan, kerendahan hati, do’a kebaikan kepada lawan bicara.

Hasil penelitian mengenai anggota yang mengucapkan salam saat

datang atau bertemu dengan guru dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:

Mengucapkan salam memang saya biasakan dalam kegiatan proses


belajar mengajar. Setiap masuk ruangan pasti mengucapkan salam dan
dibalas dengan ucapan salam yang keluar dari bibir anak. Pada waktu
selesai belajar pun sebagai guru saya tidak lupa untuk mengucapkan
salam kepada anak. Intinya dalam membiasakan anak mengucapkan
salam sudah dilakukan ketika anak datang ke majelis taklim hingga
anak pulang tujuannya agar anak terbiasa mendengar kata-kata salam
dan tidak ragu untuk menjawabnya sehingga kebiasaan tersebut
terbawa ketika mereka berada di luar lingkungan majelis dan dapat
melekat dalam diri anak.2

Hal tersebut serupa dengan peneliti temui saat observasi bahwa antara
guru dan anggota majelis taklim saling mengucapkan dan membalas salam.
Saat anggota majlis terlambat datang mereka tidak lupa mengucapkan salam
ketika masuk ke ruang pengajian, kemudian menghampiri guru lalu
bersalaman. Hal ini memperkuat data wawancara dengan Ny. Hj. Muflihah
bahwa jamaah selalu diajarkan untuk mengucapkan salam.

Sejalan dengan wawancara yang peneliti lakukan, Ny. Hj. Muflihah pun

menjelaskan bahwa:

Ibu – ibu muslimat saya biasakan untuk berjabat tangan atau masyhur

dengan istilah salaman tidak hanya kepada saya saja tetapi kepada orang

yang di temui, dimanapun berada, terutama yang kenal dan sering bertemu

seperti anggota keluarga mereka, kerabat atau tetangga dekat.3

Hasil wawancara dengan anggota majelis taklim sesuai dengan yang ibu Ny.

Hj. Muflihah sampaikan, berikut hasil wawancara:

Iya, kami sudah terbiasa mengucapkan salam dan bersalaman jika bertemu

2
Hasil Wawancara dengan Ny. Hj. Muflihah selaku Pengajar Majlis Ta’lim Assa’idah pada 14 juni
2022, pukul 14.00 WIB.

3
Hasil Wawancara dengan Ny. Hj. Muflihah selaku Pengajar Majlis Ta’lim Assa’idah pada 14 juni
2021 pukul 14.00 WIB
dengan sesama anggota majlis ta’lim atau kerabat dan tetangga sekitar.4

Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa di Majlis

Ta’lim Assa’idah diajarkan untuk menngucapkan salam dan bersalalaman ketika

bertemu dengan siapapun yang ia kenal. Hal ini dilakukan dan dibiasakan agar

mereka terbiasa di praktekkan dalamn kehidupan sehari-hari.

c. Menanamkan sikap saling memaafkan

Islam selalu mengajarkan umatnya untuk saling memaafkan. Tentunya

dengan memaafkan dan sabar ukhuwah islamiyah akan tetap terwujud. Hal ini

tertuang dalam sebuah hadits dan surat-surat di dalam Al-Qur‟an. Saling

memaafkan juga dicontohkan sejak zaman Nabi Muhammad Saw. beliau dikenal

sebagai orang yang paling baik akhlak dan perangainya. Berkat kebaikannya,

Nabi Muhammad Saw. tak hanya di segani oleh kawan tetapi juga lawan.

Kebencian tidak pernah beliau balas dengan amarah dan dendam, melainkan

kesabaran.

Hasil penelitian mengenai menanamkan sikap saling memaafkan yang

telah diterapkan di Majlis Ta’lim Assa’idah dapat di lihat dari hasil wawancara

berikut:

Pertama, ketika ada salah satu anggota majlis ta’lim berselisih faham atau
saling menyindir satu sama lain, maka saya selaku ketua di majlis ini akan
memanggil para ibu-ibu yang terlibat, kemudian menanyakan duduk
permasalahnya. Setelah itu barulah saya meminta pendapat dan arahan
kepada pemimpin majlis untuk memberikan arahan dan wejangan kepada
mereka untuk meminta maaf dan saling memaafkan. Tidak lupa saya juga
memberikan nasihat-nasihat yang baik kepada mereka agar selalu
4
Hasil Wawancara dengan Ibu Mariyeh selaku Anggota Majlis Ta’lim Assa’idah pada 14 juni 2021,
pukul 14.00 WIB
menerapkan sikap-sikap kebaikan dan lebih memikirkan lagi ketika bersikap
kepada orang lain.5

Berselisih faham, menyindir dan saling menggunjing dialami oleh beberapa

anggota majlis ta’lim sesuai dengan hasil wawancara oleh salah satu anggota,

mengatakan bahwa:

Pernah saling menyindir dan saling menyalahkan sesama anggota majlis,

sampai terlihat betul perubahan sikap dari anggota majlis yang saling

berseteru, namun hal ini tidak berlangsung lama karna tenaga pengajar dan

pimpinan majlis sangat peka dan tanggap atas masalah yang terjadi di

tengah- tengah kami.6

Pembiasaan untuk saling memaafkan ini selalu diterapkan oleh majlis

ta’lim agar para anggota majlis ta’lim selalu bersikap dan berakhlak yang baik

seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.. Pentingnya menumbuhkan

sikap saling memaafkan sejak dini agar anak tidak memiliki sikap pendendam

kepada orang lain, selalu berfikir sebelum bertindak dan melakukan segala

sesuatu. Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara berikut:

Anggota jamaah yang kerap berseteru akan kesulitan mengatur emosinya


sehingga untuk menyelesaikan masalahnya yang paling sederhana sekalipun
ia tidak mampu melakukannya. Dampaknya setiap masalah yang timbul
akan berimbas ke anggota keluarga dirumah, sering uring-uringan, mendidik
anak tidak sepenuh hati dan hatinya selalu di penuhi rasa amarah.
Penanaman u’budiah dan akhlak sangat berperan penting untuk
kelangsungan kehidupan sehari hari para anggota majlis ta’lim. 7
5
Hasil Wawancara dengan Ibu Azizah selaku Ketua Majlis Ta’lim Assa’idah pada 14 juni 2022, pukul
14.00 WIB
6
Hasil Wawancara dengan Ibu Mariyeh selaku Anggota Majlis Ta’lim Assa’idah pada 14 juni 2021,
pukul 14.00 WIB
7
Hasil Wawancara dengan Ustdz. H. Muhammad Z selaku Pengajar Majlis Ta’lim Assa’idah pada
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa dengan pengontrolan dan

pengawasan tersebut dapat membuat perilaku keagamaan anggota majlis ta’lim

selalu meningkat.

2. Upaya dan kendala guru Majlis Ta’lim Assa’idah dalam menumbuhkan

sikap keagamaan anggota

Dalam mengatasi beberapa permasalahan terkait sikap keagamaan,

maka dibutuhkan peran guru untuk menumbuhkan dan membentuk sikap

keagamaan tersebut. Adapun peran yang dilakukan seorang guru dalam

membentuk sikap keagamaan anggota majelis taklim, yaitu sebagai berikut:

a. Metode yang digunakan guru ketika mengajar

Metode merupakan salah satu cara yang digunakan dalam

menumbuhkan dan membentuk sikap keagamaan anggota majelis taklim.

Penggunaan metode ini harus tepat agar sikap keagamaan anggota majelis taklim

mampu terbentuk dengan baik. Hasil penelitian mengenai guru menggunakan

metode untuk menumbuhkan dan membentuk sikap keagamaan, dapat dilihat dari

hasil wawancara berikut:

Metode yang saya gunakan untu menumbuhkan dan membentuk sikap


keagamaan salah satunya seperti penerapan akhlak. Metode yang biasanya
digunakan yaitu ceramah. Saya memberikan materi, lalu memperagakan
materi yang saya berikan, tidak lupa memberikan hikmah atau pesan baik
yang terdapat dalam materi tersebut. contoh tadi seperti bagaimana tata cara
berinteraksi yang baik, bagaimana tata cara berbicara dan bersikapnya,
bagaimana bersikap sabar dan saling memaafkan ketika berbuat salah.8

14 juni 2021, pukul 14.00 WIB


8
Hasil Wawancara dengan Ustdz. H. Muhammad Z selaku Pengajar Majlis Ta’lim Assa’idah pada 14
juni 2021, pukul 14.00 WIB
Metode ceramah, adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran kepada

anggota/jamaah dengan cara penuturan lisan secara langsung, dimana melalui

metode ceramah anggota diberikan nasehat atau arahan untuk membentuk sikap

keagamaan para anggota mejelis taklim. Kemudian metode ceramah juga dapat

memberikan pemahaman yang lebih mudah kepada setiap anggota, karena

terkadang ada anggota yang memiliki cara memahami pelajaran tersendiri seperti

metode ceramah yang langsung disampaikan kepada anggota dan disini hanya

guru yang aktif kemudian apabila ada yang belum dipahami maka anggota

diberikan kesempatan untuk bertanya.

Metode tanya jawab, adalah metode yang dilakukan untuk meningkatkan

aspek kognitif anggota sehingga dengan metode ini dapat meningkatkan keaktifan

anggota, menjawab perasaan penasaran anggota terhadap sutau permasalahan, dan

menambah wawasan yang luas.

Metode demonstrasi atau praktek, pada metode praktek ini anggota

diharapkan mampu membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang bersifat

keagamaan seperti: bagaimana tata cara berinteraksi yang baik, bagaimana tata

cara menerapkan praktek keagamaan sesuai tuntunan yang berlaku, bagaimana

tata cara menerapkan nilai-nilai religi di kehidupan sehari-hari dan bagaimana

menjadi pribadi insani yang sesuai dengan syariat islam.

b. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sikap keagamaan.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan keagamaan adalah untuk memberikan

kesempatan kepada masyarakat khususnya anggota majlis untuk memperoleh

pengalaman dalam menjalankan apa yang diperintahkan oleh agama Islam,


terutama berkaitan dengan rukun Islam, untuk selanjutnya menjadi kebiasaan para

jamaah untuk selalu mengamalkan ajaran syariat agama Islam serta berakhlak

baik.

Manfaat diadakannya kegiatan keagamaan yaitu: memberikan kesempatan

kepada masyarakat untuk mengamalkan ajaran syariat agama Islam,

meningkatkan pengayaan pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat jamaah,

melatih jamaah hidup bermasyarakat, meningkatkan keimananan dan ketakwaan

kepada Allah Swt, meningkatkan akhlak yang baik, mencetak manusia yang

religius.

Hasil penelitian mengenai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sikap

keagamaan yang telah diterapkan di Majlis Ta’lim Assa’idah dapat di lihat dari

hasil wawancara berikut:

Kegiatan yang rutin kita lakukan yaitu membaca bersama yasin, tahlil dan
istghosah, pengajian kitab, pembacaan tawassul kepada para jamaah
muslimat yang telah mendahului dan di tutup dengan sholat berjamaah.
Kegiatan membaca burdah dan sholawat nabi yang dilakukan di Majlis
Ta’lim Assa’idah sangat bagus untuk melatih motorik para jamaah,
kesabaran, fokus, merangsang kreativitas, meningkatkan pengetahuan
mendendangkan nada, dan tidak lupa juga untuk lebih mendekatkan diri
kepada Allah dan nabi Muhammad SAW melalui sholawat yang di
kumandangkan.9

Berdasarkan hasil wawancara, menunjukkan bahwa mengadakan

pengajian tidak hanya melalui kegiatan mengaji saja tetapi terdapat kegiatan

seperti Isra Mi‟raj Nabi Muhammad Saw. melalui kegiatan tersebut dapat

9
Hasil Wawancara dengan Ustdz. H. Muhammad Z selaku Pengajar Majlis Ta’lim Assa’idah pada 14 juni
2021, pukul 14.00 WIB
meningkatkan pengetahuan terhadap ilmu agama serta rasa cinta terhadap Allah,

Al-Qur‟an , dan Rasulullah.

Sejalan dengan hasil wawancara dengan Ibu Anis mengatakan bahwa:


Biasanya kami memulai dan mengahiri pengajian dengan do’a, membaca
surat- surat yang rutin dibaca setiap satu minggu sekali seperti surat yasin,
surat waqiah, surat al-mulk dan pembacaan istighosah dan tahlil dan di tutup
dengan rutinitas sholat ashar berjamaah.10

Hal serupa dikatakan oleh Ibu Halimah, hanya ada sedikit penambahan,

bahwa:

Saya senang karena di majlis ta’lim ini banyak kegiatan seperti pembacaan
sholawat nabi dan sholawat dalailul khoirot serta pembacaan burdah
sebelum majlis dimulai sembari menunggu jamaah hadir.11

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya yang

dilakukan guru dalam menumbuhkan dan membiasakan sikap keagamaan para

anggota yaitu pertama, dalam setiap pembelajarannya tidak hanya sekedar

menyampaikan materi tetapi juga dipraktekkan agar para jamaah mudah memahami.

Kedua, mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat menumbuhkan serta

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang agama,

menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, Rasulullah, dan Al-Qur‟an serta

berakhlakuk karimah.

3. Adapun Kendala yang dihadapi guru dalam menumbuhkan sikap keagamaan pada

anggota Majlis Ta’lim Assa’idah.

10
Hasil Wawancara dengan Ibu Anis selaku Anggota Majlis Ta’lim Assa’idah pada 15 juni 2022,
pukul 15.00 WIB
11
Hasil Wawancara dengan Ibu Halimah selaku Anggota Majlis Ta’lim Assa’idah pada 15 juni 2022,
pukul 15.00 WIB
a. Terdapat Jamaah Majlis yang Susah Mengikuti Kegiatan Keagamaan

Hasil penelitian mengenai terdapat peserta didik yang susah mengikuti

kegiatan keagamaan dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:

Bagi masyarakat yang rajin datang pasti sudah biasa mengikuti kegiatan
keagamaan. Namun bagi yang jarang datang sangat susah untuk mengikuti
kegiatan keagamaan. Kita harus usaha dulu, mereka harus di ajak-ajak dulu,
melalui pendekatan personal atau menanyakan langsung mengapa jamaah
terkait tidak hadir, Maka pendekatan seperti ini merupakan tugas kita semua
sebagai tenaga pengajar untuk selalu mengingatkan jamaahnya.12

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa kesadaran anggota

apabila mengikuti kegiatan keagamaan masih rendah, contohnya seperti

mengikuti kegiatan keagamaan, mementingkan pekerjaan di rumah sehingga

enggan menghadiri majlis ta’lim dengan alasan capek atau sibuk . Hal tersebut

sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti terdapat beberapa anggota

yang terlambat datang ke majelis taklim. Dari permasalahan tersebut terdapat

salah satu cara untuk mengatasinya, yaitu dengan adanya pengontrolan dan

pendekatan yang dilakukan oleh mudzirul majlis. Hal tersebut di dukung oleh

hasil wawancara berikut:

Alhamdulillah selalu meningkat siklus kehadirannya terutama


meningktanya kesadaran masyarakat akan kurang dan rendahnya minat
masyarakat karena kita bisa mengontrol di setiap harinya karena setiap hari
kita bisa monitor di group whatsapp, yang terpenting setelah adanya
pengarahan dan pendekatan personal yang bisa mendorong jamaah agar
lebih rajin menghadiri majlis ta’lim kecuali ada udzur atau halangan
tertentu yang tidak bisa di ganggu gugat, jika demikian maka bisa
12
Hasil Wawancara dengan Ny. Hj. Muflihah selaku Pemimpin Majlis Ta’lim Assa’idah pada 20 juli
2022, pukul 16.00 WIB
menginfokan ke pengurus majlis ta’lim terkait.13

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa dengan pengontrolan ,

perhatian dan pengarahan tersebut rendahnya minat dan kemauan mendalami

pendidikan agama selalu meningkat.

b. Terdapat Anggota yang Pengetahuan Agamanya Kurang

Hasil penelitian mengenai terdapat anggota yang pengetahuan agamanya kurang

dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:

Kendala yang dihadapi adalah tidak semua di dalam keluarga personal


masyarakat menerapkan perilaku islami, sehingga perilakunya tersebut
terbawa ke lingkungan pengajian. Selain itu Pendidikan agama yang
minim. sehingga perlu dididik lebih intensif agar bisa membiasakan
perilaku yang baik dan bersikap sesuai dengan ajaran yang dicontohkan
Rasulullah.14

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa anggota yang berada di

Majlis Ta’lim Assa’idah ini berasal dari sekolah yang minim terhadap

pengetahuan agamanya. Sehingga perlu bimbingan yang intensif.

Cara mengatasi kendala tersebut yaitu dengan menerapkan kegiatan

keagamaan di Majelis Taklim seperti adanya program takhsinul Makhroj, Praktek

shalat, membiasakan bacaan dzikir yang mudah di hafal, tadarus Al-Qur‟an, dan

kajian agama atau mengaji. Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara berikut:

Upaya yang dilakukan majlis ta’lim dalam menumbuhkan sikap keagamaan

13
Hasil Wawancara dengan Ny. Hj. Muflihah selaku Pemimpin Majlis Ta’lim Assa’idah pada 20 juli
2022, pukul 16.00 WIB
14
Hasil Wawancara dengan Ny. Hj. Muflihah selaku Pemimpin Majlis Ta’lim Assa’idah pada 20 juli
2022, pukul 16.00 WIB
anggota adalah dengan memasukkan program keagamaan dalam setiap

kegiatan, misalnya pembiasaan membaca surah pendek, pembiasaan sholat,

pembiasaan membaca doa. Kegiatan rutin yang dilakukan adalah

pembacaan ayat qursi, beberapa ayat Al-baqarah, dan praktek ubudiyah,

kegiatan hari besar Islam dan lain sebagainya.15

Dari pernyataan diatas tersebut dapat diketahui bahwa program

keagamaan yang diterapkan meru\akan salah satu upaya yang dilakukan untuk

menumbuhkan sikap keagamaan pada setiap anggota dan menunjang pengetahuan

agamanya.

15
Hasil Wawancara dengan Ny. Hj. Muflihah selaku Pemimpin Majlis Ta’lim Assa’idah pada 20 juli
2022, pukul 16.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai