opportunity cost penting untuk diperhatikan pada perdagangan
internasional! Jawaban : PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Diphyana,2018) dapat didefinisikan sebagai transaksi bisnis antara pihak-pihak dari lebih satu negara. Contoh transaksi bisnis itu adalah ekspor-impor produk, pembelian bahan baku dari luar negeri, hingga investasi di negara lain. Kegiatan perdagangan internasional bisa dilakukan penduduk suatu negara dengan warga negara lain, individu-individu berlainan negara, individu dengan pemerintah negara lain, atau pemerintah satu negara dengan negara lain. Namun demikian masalah utama dalam perekonomian adalah adanya keterbatasan sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Sebagai contoh, sumber daya uang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa seperti tenaga kerja dan kapital. Apakah perusahaan akan lebih memilih mengalokasikan dananya untuk menambah sumber daya tenaga kerja atau kapital? Pada kasus tersebut, pemilihan penggunaan faktor produksi akan mengakibatkan biaya yang timbul dari hilangnya kesempatan mendapatkan alternatif lain. Hal tersebut dinamakan BIAYA OPORTUNITAS (opportunity cost) yaitu keseluruhan konsekuensi atas hilangnya kesempatan lain dan tidak merefleksikan apakah hal tersebut masuk dalam kategori transaksi moneter atau tidak. Pada pasar persaingan sempurna, biaya oportunitas dicerminkan dari harga yang disepakati antara penjual dan pembeli. Hal ini karena harga mencerminkan biaya pengganti atas kesempatan lain yang akan didapatkan oleh penjual dari kegiatan produksi. Biaya oportunitas merupakan permasalahan mengenai pemilihan faktor produksi. Dalam konteksi negara, suatu negara dapat menggunakan sumber daya dan teknologi yag ada untuk memproduksi kombinasi barang yang paling optimal (misal baju dan baja). Jika semua sumber daya dihabiskan untuk memproduksi baju maka biaya oportunitasnya adalah tidak dapat memproduksi baja begitu pula sebaliknya. Maka dari itu negara mengikuti kurva possibility frontier (PPF) untuk mendapatkan kombinasi optimal dalam produksi sehingga bisa meminimalkan biaya oportunitas. Kurva PPF merefleksikan seluruh kombinasi dua barang yang mampu dihasilkan sebuah negara dari input yang dimiliki oleh negara tersebut, teknologi yang ada dan penggunaan input secara efisien dan efektif. Dasar perdagangan internasional dianalisis melalui kurav PPF dalam dua konsep yakni konsep klasik dan konsep neoklasik. Pada konsep klasik, negara diasumsikan memiliki kurva PPF biaya tetap (constant-cost PPF) dimana untuk setiap perpindahan produksi barang tidak menambah biaya (bentuk kurva linear negatif). Sedangkan, konsep neo-klasik mengasumsikan bahwa negara memiliki kurva PPF biaya menaik (increasing cost PPF) dimana untuk setiap perpindahan produksi barang akan menambah biaya (bentuk curva cembung). Teori Opportunity Cost juga digambarkan melalui Production Possibility Curve (PPC) dimana menunjukkan kombinasi output yang dihasilkan suatu negara melalui sebuah faktor produksi secara Full Employment. PPC akan tergantung kepada Opportunity cost yang digunakan yakni PPC Constant Cost dan PPC Increasing Cost. Maka dari itu biaya oportunitas penting dalam perdagangan internasional karena suatu negara dalam memproduksi barang/jasa akan memperhatikan kombinasi produksi barang/jasa dengan jumlah paling optimal dengan mengalokasikan sumber daya paling efisien serta apakah biaya tambahan atas tambahan input tetap atau naik. Dengan demikian, karena suatu negara dalam produksi memperhatikan efisiensi alokasi sumber daya bukan kebutuhan masyarakatnya, maka hasil produksi barang/jasa bisa jadi lebih dari atau kurang dari permintaan kebutuhan masyarakat atas barang/jasa tersebut. Disinilah peran perdagangan internasional. Jika produksi negara atas suatu barang/jasa berlebih maka negara tersebut dapat melakukan ekspor dan jika produksi negara atas suatu barang/jasa kurang memenuhi kebutuhan masyarakatnya maka negara tersebut dapat melakukan kegiatan impor. Jadi biaya oportunitas penting terhadap perdagangan internasional karena dengan adanya biaya oportunitas, negara akan memproduksi barang/jasa sesuai dengan tingkat paling efisien sumber dayanya padahal alokasi paling efisien tersebut belum tentu sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Kondisi ini menyebabkan negara membutuhkan sarana untuk menjual barang/jasa yang berlebih dari kebutuhan dan membeli barang/jasa yang kurang dari kebutuhan, dimana sarana tersebut dapat tersalurkan melalui kegiatan ekspor impor dalam perdagangan internasional antara negara atau individu antar negara atau individu dengan pemerintah antar negara.
Referensi : Modul UT dan Elaborasi Mahasiswa Sendiri https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/teori-perdagangan-internasional-moderen