Anda di halaman 1dari 24

PANCASILA DAN PENGETAHUAN ILMIAH

Oleh :

MOH. YANTO
NIMKO : 2015.074.29.155

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAZHATUT THULLAB
KABUPATEN SAMPANG
2019
PANCASILA DAN PENGETAHUAN ILMIAH

A.       Landasan perkuliahan dan pengertian pancasila

Seluruh warga Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah seharusnya

mempelajari,mendalami dan mengembangkan serta mengamalkan pancasila dalam

kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara sesuai dengan kemampuan

masing-masing.Tingkatan-tingkatan pelajaran mengenai pancasila yang dapat di

hubungkan dengan tingkat-tingkat pengetahuan ilmiah.Tingkatan pengetahuan ilmiah

yakni pengetahuan deskriptif,pengetahuan kausal,pengetahuan normatif dan

pengetahuan esensial.

Tujuan pendidikan pancasila adalah membentuk watak bangsa yang kukuh,juga

untuk memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma

pancasila.Tujuan perkuliahan pancasila adalah agar mahasiswa memahami,menghayati

dan melaksanakan pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga

negara RI,juga menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah

dasar kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara yang hendak di atasi dengan

pemikiran yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

B.       Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah

Pengetahuan di katakan ilmiah jika memenuhi syarat-syarat ilmiah yakni

berobjek,bermetode,bersistem dan bersifat universal.Berobjek terbagi dua yakni objek

material dan objek formal.Objek material berarti memiliki sasaran yang di kaji,disebut

juga pokok soal (subject matter) merupakan sesuatu yang di tuju atau di jadikan bahan

untuk di selidiki.Sedangkan objek formal adalah titik perhatian tertentu yang

merupakan titik pusat perhatian pada segi-segi tertentu sesuai dengan ilmu yang

bersangkutan.Bermetode atau mempunyai metode berarti memiliki seperangkat


pendekatan sesuai dengan aturan–aturan yang logis.Metode merupakan cara bertindak

menurut aturan tertentu.Bersistem atau bersifat sistematis bermakna memiliki

kebulatan atau keutuhan yang bagian-bagiannya merupakan satu kesatuan yang saling

berhubungan dan tidak berkontradiksi sehingga membentuk kesatuan

keseuruhan.Bersifat universal atau dapat di katakan bersifat objektif,dalam arti bahwa

penelusuran kebenaran tidak di dasarkan oleh alasan rasa senang atau tidak

senang,setuju atau tidak setuju,melainkan karena alasan yang dapat di terima oleh akal.

Pengetahuan Pancasila sebagai salah satu bidang ilmu yang menganalisis Pancasila melalui

penalaran dan analisis yang mendalam terhadap nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Seperti

berbagai ilmu yang lain pengetahuan Pancasila juga bersifat ilmiah. Pancasila itu dapat kita

sebut sebagai pengetahuan yang bersifat ilmiah jika memenuhi syarat-syarat ilmiah yakni

berobjek, bermetode, bersistem, dan bersifat universal.

1. Berobjek

Suatu objek dari ilmu pengetahuan terbagi dua yakni objek material dan objek formal. Objek

material berarti memiliki sasaran yang dikaji, disebut juga pokok soal (subject matter)

merupakan sesuatu yang dituju atau dijadikan bahan untuk diselidiki. Obyek material

Pancasila adalah suatu obyek yang merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian Pancasila

baik yang bersifat empiris maupun non empiris. Bangsa Indonesia sebagai kausa material

(asal mula nilai-nilai Pancasila), maka obyek material pembahasan Pancasila adalah bangsa

Indonesia dengan segala aspek budaya dalam bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Obyek

material empiris berupa lembaran sejarah, bukti-bukti sejarah, benda-benda sejarah dan

budaya, Lembaran Negara, naskah-naskah kenegaraan, dsb. Obyek material non empiris

meliputi nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral, nilai-nilai religius yang tercermin dalam

kepribadian, sifat, karakter dan pola-pola budaya.


Sedangkan objek formal adalah titik perhatian tertentu (focus of interest, point of view)

merupakan titik pusat perhatian pada segi-segi tertentu sesuai dengan ilmu yang

bersangkutan.Obyek formal  Pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu dalam

pembahasan Pancasila. Pancasila dapat dilihat dari berbagai sudut pandang misalnya : Moral

(moral Pancasila), Ekonomi (ekonomi Pancasila), Pers(Pers Pancasila), Filsafat (filsafat

Pancasila), dsb.

1. Bermetode

Bermetode atau mempunyai metode berarti memiliki seperangkat pendekatan sesuai dengan

aturan-aturan yang logis dimana metode itu sendiri merupakan cara bertindak menurut aturan

tertentu. Metode dalam pembahasan Pancasila sangat tergantung pada karakteristik obyek

formal dan material Pancasila. Salah satu metode adalah “analitico syntetic” yaitu suatu

perpaduan metode analisis dan sintesa. Oleh karena obyek Pancasila banyak berkaitan dengan

hasil-hasil budaya dan obyek sejarah maka sering digunakan metode “hermeneutika” yaitu

suatu metode untuk menemukan makna dibalik obyek, demikian juga metode “koherensi

historis”   serta metode “pemahaman penafsiran” dan interpretasi. Metode-metode tersebut

senantiasa didasarkan atas hukum-hukum logika dalam suatu penarikan kesimpulan.

1. Bersistem

Bersifat atau bersifat sistematis bermakna memiliki kebulatan dan keutuhan yang bagian-

bagiannya merupakan satu kesatuan yang yang saling berhubungan dan tidak berkontradiksi

sehingga membentuk kesatuan keseluruhan. Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan

sesuatu yang bulat dan utuh. Bagian-bagian dari pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu

kesatuan antara bagian-bagian saling berhubungan baik hubungan interelasi  saling hubungan

maupun interdependensi (saling ketergantungan). Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus


merupakan suatu kesatuan dan keutuhan (majemuk tunggal) yaitu ke lima sila baik rumusan,

inti dan isi dari sila-sila Pancasila merupakan kesatuan dan kebulatan.

1.  Bersifat universal

Bersifat universal atau dapat dikatakan bersifat objektif, dalam arti bahwa penelusuran

kebenaran tidak didasarkan oleh alasan rasa senang atau tidak senang, setuju atau tidak

setuju, melainkan karena alasan yang dapat diterima oleh akal.. Kebenaran suatu pengetahuan

ilmiah harus bersifat universal artinya kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, keadaan,

situasi, kondisi maupun jumlah. Nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau dengan kata lain

intisari,esensi atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila pada hakekatnya bersifat

universal.

Berdasarkan berbagai ciri-ciri pengetahuan ilmiah tersebut maka dapat kita ketahui bahwa

Pancasila telah memiliki dan memenuhi syarat-syarat sebagai pengetahuan ilmiah sehingga

dapat dipelajari secara ilmiah.

Namun selain itu masih ada beberapa bukti lagi yaitu

1. Memiliki kausa

Pengetahuan pancasila mengandung beberapa kausa atau sebab musabab, dalam teori ini di

jelaskan bahwa pengetahuan pancasila terdiri dari causa, yang paling pas mencirikan bahwa

pengetahuan pancasila ilmiah adalah Causa Formalis karena causa ini menjelaskan bahwa

pancasila ialah formulasi dari pemikiran dari anggota BPUPKI, jadi tentu pemikiran ini di

dasarkan atas analisis seperti ilmu-ilmu yang mengandung unsur ilmiah. Dengan demikian

kita sebagai mahasiswa juga harus tetap menggali dan menganalisis bagaimana Pancasila

tersebut.
1. Mengandung kebenaran

Sesuatu hal yang bersifat ilmiah pasti akan mengandung sebuah kebenaran karena merupakan

hasil penelitian dan kebenaran. Dalam hal pengetahuan Pancasila analisis dikhususkan untuk

mencari sebuah kebenaran,  dari lima prinsip hidup manusia. Namun kebenaran ini harus

tetap kita uji dengan berbagai metode ilmiah sehingga dapat dicapai kebenaran yang

mendekati mutlak.

1. Berangkat dari hipotesis

Bukti selanjutnya bahwa pengetahuan pancasila berangkat dari dari sebuah hipotesis atau

sebuah teori yang mesti harus di kaji lagi. Teori-teori lain seperti teori-teori pengetahuan

alampun mengkaji teori yang ada dalam kebatangan ilmunya. Sifat ilmu dikatakan ilmiah

yaitu bagaimana ilmu tersebut dalam kajianya menganalisis teori yang ada, meneliti kembali

teori tersebut, hal-hal tersebut ada dalam pengetahuan pancasila. Dalam pengetahuan

pancasila yang mesti di kaji lagi teorinya adalah makna dari sila-sila pancasila.

Dengan dibuktikannya pengetahuan  Pancasila sebagai salah satu pengetahuan ilmiah melalui

analisis syarat suatu ilmu maupun berbagai tambahan buktinya maka dapat disimpulkan

bahwa penegtahuan Pancasila tersebut memang bersifat ilmiah. Oleh sebab itu kita dalam

mempelajarinya haruslah dengan cara-cara ilmiah sehingga Pancasila dapat secara penuh

menjadi suatu pengetahuan ilmiah yang benar-benar ilmiah.


ASAL MULA PANCASILA

A.       Teori asal mula pancasila

Asal mula pancasila dasar filsafat Negara dibedakan :

      Causa materialis (asal mula bahan) ialah berasal dari bangsa Indonesia sendiri,terdapat

dalam adat kebiasaan,kebudayaan dan dalam agama-agamanya.

      Causa formalis (asal mula bentuk atau bangun) di maksudkan bagaimana pancasila itu

di bentuk rumusannya sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang Undang Dasar

1945.

      Causa efisien (asal mula karya) ialah asal mula yang meningkatkan pancasila dari calon

dasar negara menjadi pancasila yang sah sebagai dasar negara.

      Causa finalis (asal mula tujuan) adalah dari tujuan perumusan dan pembahasan

pancasila yakni hendak di jadikan sebagai dasar negara.

Unsur-unsur pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri,walaupun secara

formal pancasila baru menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18

Agustus 1945,namun jauh sebelum tanggal tersebut bangsa Indonesia telah memiliki

unsur-unsur pancasila dan bahkan melaksanakan di dalam kehidupan mereka.

 Di dalam Indonesia tidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada Tuhan,bukti-

buktinya seperti bangunan peribadatan,kitab suci dari berbagai agama dan aliran

kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Hal ini menunjukkan kepercayaan

Ketuhanan Yang Maha Esa.

 Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah,sopan santun,lemah lembut dengan sesama

manusia,bukti-buktinya misalnya bangunan padepokan,pondok-


pondok,Ramayana,Malin Kundang,Danau Toba dan lain-lain.Semua mengindikasikan

adanya kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Bangsa Indonesia memiliki ciri-ciri guyub,rukun,bersatu dan kekeluargaan,bukti-

buktinya seperti candi Borobubur,candi Prambanan dan sebagainya,tulisan sejarah

tentang pembagian kerajaan,Kahuripan menjadi Daha dan Jenggala,Negara Nasional

Sriwijaya,semboyan bersatu teguh bercerai runtuh,bersatu laksana sapu lidi dan lain-

lain.Hal ini menunjukkan adanya sifat persatuan.

 Unsur-unsur demokrasi sudah ada dalam masyrakat kita,bukti-buktinya seperti

bangunan balai Agung dan Dewan Orang-orang Tua di Bali untuk musyawarah,Negri di

Minangkabau dengan syarat adanya balai.Hal ini menggambarkan sifat demokratis

Indonesia.

 Dalam hal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam menunaikan tugas

hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku adil terhadap sesama,bukti-buktinya

adanya bendungan air,tanggul sungai,lumbung desa,tulisan sejarah kerajaan

Kalingga,Sejarah Raja Erlangga dan sebagainya.

B.       Asal mula pancasila secara pormal

BPUPKI terbentuk pada tanggal 29 April 1945.Adanya Badan ini memungkinkan

bangsa Indonesia dapat mempersiapkan kemerdekaannya secara legal,untuk

merumuskan syarat-syarat apa yang harus di penuhi sebagai negara yang

merdeka.Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dilantik

pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan bala tentara Jepang di

Jawa).

Badan penyelidik ini mengadakan sidang hanya dua kali.Sidang pertama pada

tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945,sedangkan sidang kedua 10 Juli sampai 17
Juli 1945.Pada sidang pertama M. Yamin dan Soekarno mengusulkan tentang dasar

negara,sedangkan Soepomo mengenai paham negara integralistik.

Hari terakhir sidang BPUPKI tanggal 17 Juli 1945,merupakan sidang penutupan

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan selesailah tugas

Badan tersebut.Pada tanggal 9 Agustus 1945 di bentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI).Sidang pertama PPKI 18 Agustus 1945 berhasil mengesahkan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan menetapkan :

 Piagam Jakarta sebagai rancangan Mukaddimah Hukum Dasar oleh BPUPKI pada

tanggal 14 Juli 1945 dengan beberapa perubahan,di sahkan sebagai Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

 Rancngan Hukum Dasar yang telah di terima oleh BPUPKI pada tanggal 16 Juli 1945

setelah mengalami berbagai perubahan,di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia.

 Memiliki Presiden dan Wakil Presiden yang pertama,yakni Ir. Soekarno dan Drs. Moh.

Hatta.

 Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai Badan

Musyawarah Darurat.

PENTINGNYA PENDIDIKAN PANCASILA PADA

PERGURUAN TINGGI

Dalam sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik

Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai


dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di

balik legitimasi ideologi Negara Pancasila.

A.       Landasan Pendidikan Pancasila

1.      Landasan Historis

Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila sebelum di

rumuskan dan di sahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif historis telah

di miliki oleh bangsa Indonesia sendiri.Asal mula nilai-nilai pancasila di gali dari bangsa

Indonesia sendiri atau bangsa Indonesia sebagai kausa maretialis pancasila.

2.      Landasan Kultural

Nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila bukanlah merupakan suatu hasil

konseptual seseorang saja melainkan hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri,yang di

angkat dari nilai cultural yang di miliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses

refleksi filosofis para pendiri negara.

3.      Landasan Yuridis

Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi di dasari oleh Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.Pancasila adalah mata kuliah yang

memdidik warga negara akan filsafat negaranya.

4.      Landasan Filosofis

Pancasila adalah dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa

Indonesia.Secara filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan,konsekuensinya

rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara.

B.       Tujuan Pendidikan Pancasila


Dalam UU No 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional dan juga termuat

dalam SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002,di jelaskan bahwa tujuan Pendidikan

Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang di harapkan terwujud dalam

kehidupan yaitu perilaku yang mencerminkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa yang terdiri atas berbagai golongan agama dan budaya.Tujuan pendidikan di

artikan sebagai seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab pada

kompetensi mahasiswa pada bidang profesi masing-masing.Kompetensi Pendidikan

Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual yang berlandaskan nilai-nilai

pancasila.

Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beragama

dengan sikap dan perilaku yang memiliki tanggung jawab sesuai dengan hati

nuraninya,mampu mengenali masalah hidup dan cara pemecahannya,mengenali

perubahan dan perkembangan ilmu pendidikan,memiliki rasa persatuan yang tinggi.

1.       Pengertian Pancasila Secara Ilmiah

a.         Berobjek

Semua ilmu pengetahuan itu harus memiliki objek,”objek formal” Pancasila adalah

suatu sudut pandang tertentu dalam pembahasan Pancasila,atau dari sudut pandang

apa Pancasila itu di bahas.

b.        Bermetode

Metode adalah seperangkat cara atau sistem pendekatan dalam rangka

pembahasan masalah guna mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat objektif.

c.         Bersistem
Dalam suatu pengetahuan ilmiah harus mempunyai hubungan

(interalasi),maupun saling ketergantungan (inetrdependensi).Pancasila sendiri adala

suatu kesatuan dan keutuhan “majemuk tunggal” yaitu kelima sila itu baik

rumusannya,inti dan isi dari sila-sila Pancasila itu merupakan suatu kesatuan dan

kebulatan.

d.        Bersifat Universal

Universal artinya kebenaran tidak terbatas oleh

waktu,ruang,keadaan,situasi,kondisi maupun jumlah tertentu.Perkataan inti sari,esensi

atau makna yang terdalam dari sila-sila Pamcasila hakikatnya adalah bersifat universal.

2.        Pengertian Pancasila Secara Etimologis

Secara etimologis istilah pancasila berasal dari Sansekerta dari India (bahasa

kasta Brahmana),bahasa rakyat biasa adalah Prakerta.Dalam bahasa Jawa di artikan

“susila” yang memiliki hubungan moralitas.Secara etimologis kata “Pancasila” yang di

maksudkan ialah dasar yang memiliki lima unsur atau lima aturan tingkah laku yang

penting.Ajaran Pancasila menurut Budha adalah merupakan lima aturan (larangan)

atau five moral principles,yang harus di taati dan di laksanakan oleh para penganutnya.

3.       Pengertian Pancasila Secara Historis

Perumusan Pancasila di awali ketika sidang BPUPKI pertama Dr. Radjiman

Widyodiningrat,megajukan suatu masalah yaitu tentang suatu rumusan dasar negara

Indonesia yang akan di bentuk pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI oleh Ir.

Soekarno berpidato secara lisan mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia

dengan istilah Pancasila,yang artinya lima dasar.


4.       Pengertian Pancasila Secara Terminologi

Pancasila berhasil di proklamasikan pada tanggal 17 Agutus 1945 yang telah

berhasil melahirkan negara Republik Indonesia,dan berhasil di sahkan pada tanggal 18

agustus 1945 dengan UUD 1945.

FUNGSI DAN KEDUDUKAN PANCASILA

A.       Pancasila sebagai pandangan hidup

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia,di lihat dari kedudukannya

Pancasila mempunyai kedudukan yang tinggi,yakni sebagai cita-cita dan pandanga

hidup bangsa dan negara Republik Indonesia.Dilihat dari fungsinya,Pancasila

mempunyai fungsi utama sebagai dasar negara Republik Indonesia.Di lihat dari segi

materinya Pancasila di gali dari pandangan hidup bangsa Indonesia,yang merupakan

jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

Secara yuridis-konstitusional,Pancasila adalah dasar Negara. Karena itu Pancasila

sering di sebut dan di pahami sebagai : 1) Jiwa Bangsa Indonesia. 2) Kepribadian Bangsa

Indonesia. 3) Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. 4) Dasar Negara Republik Indonesia.

5) Sumber Hukum atau Sumber Tertib Hukum bagi Negara Republik Indonesia. 6)

Perjajnian Luhur Bangsa Indonesia pada saat mendirikan negara. 7) Cita-cita dan tujuan

bangsa Indonesia. 8) Filsafat Hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia.

Sebutan yang beraneka ragam itu mencerminkan kenyataan bahwa Pancasila

adalah daasr negara yang bersifat terbuka.Pancsila tidak bersifat kaku,melainkan luwes

karena mengandung nilai-nilai universal dan prakits serta bersumber pada nilai-nilai

budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia.Maka keanekaragaman fungsi Pancasila


tersebut merupakan konskuensi logis dari esensinya sebagai satu kesatuan sistem

filsafat milik sendiri yang di pilih oleh bangsa Indonesia untuk di jadikan dasar negara.

B.       Pancasila sebagai dasar negara

Meskipun nama “Pancasila” tidak secara eksplisit di sebutkan dalam UUD 1945

sebagai dasar negara,tetapi pada alenia keempat Pembukaan UUD 1945 itu secara jelas

di sebutkan bahwa dasar negara Indonesia adalah keseluruhan nilai yang di kandung

Pancasila.

Dengan demikian tepatlah pernyataan Darji Darmodiharjo (1984) bahwa secara

yuridis-konstitusional “Pancasila adalah dasar negara yang di pergunakan sebagai dasar

mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara.

Pernyataan tersebut sesuai dengan posisi Pancasila sebagai sumber tertinggi

tertib hukum atau sumber dari segala sumber hukum.Dengan demikian,segala hukum di

Indonesia harus bersumber pada Pancasila,sehingga dalam konteks sebagai negara

yang berdasarkan hukum,Negara dan Pemerintah Indonesia tunduk kepada Pancasila

sebagai kekuasaan tertinggi.

C.        Pancasila sebagi ideolagi bangsadan negara indonesia

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara maka Pancasila pada hakikatnya bukan

hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok

orang sebagai mana ideologi-ideologi lain di dunia,namun Pancasila di angkat dari nilai-

nilai istiadat,nilai-nilai kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam

pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara.Dengan kata

lain.unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila sesungguhnya di angkat


dari ppandangn hidup masyarakat Indonesia sendiri,sehingga bangsa ini merupakan

kausa materialis (asal bahan) pancasila.

Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup

Ideologi merupakan suatu sistem pemikiran (system of thought),maka ideologi

terbuka itu merupakan suatu sistem pemikiran terbuka.Sedangkan ideologi tertutup

adalah merupakan pemikiran yang tertutup.Suatu ideologi tertutup dapat di kenali dari

beberapa ciri khas ideologi itu,bukan cita-cita yang sudah hidup dalam

masyarakat,melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang mendasari

suatu program untuk mengubah dan membaharui masyarakat.Jadi,ciri khas ideologi

tertutup adalah bahwa betapa pun basarnya perbedaan antara tuntutan berbagai

ideologi yang memungkinkan hidup dalam masyarakat itu,akan selalu ada tuntutan

mutlak bahwa orang akan selalu taat kepada ideologi tersebut.Ciri ideologi terbuka

adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak di paksakan dari luar,moral dan budaya

masyarakat itu sendiri sebagai catatan pada rezim orde baru masih menggunakan

ideologi tertutup yang pada akhirnya proses ideologisasi dalam rangka pensejahteraan

masyarakat terjadi desideologi dalam arti terpaku pada kepentingan politik kuasa.

PANCASILA DAN PERMASALAHAN AKTUAL


A.       Pancasila dan permasalahan sara

Konflik ini dapat berupa konflik vertikal misalnya antara si kuat dengan si

lemah,antara penguasa dengan rakyat,antara mayoritas dengan minoritas dan

sebagainya.Sementara itu konflik horisontal di tunjukkan misalnya konflik antar umat

beragama,antar suku,antar ras,antar golongan dan sebagainya.Jurang pemisah ini

merupakan potensi bagi munculnya konflik.

Beberapa prinsip yang dapat di gali dari pancasila sebagai alternatif pemikiran

dalam rangka menyelesaikan masalah SARA ini antara lain :

   pancasila merupakan paham yang mengakui adanya pluralitas kenyataan,namun mencoba

merangkumnya dalam satu wadah ke-indonesiaan.

   Sumber bahan pancasila adalah di dalam tri prakara,yaitu dari nilai-nilai keagamaan,adat

istiadat dan kebiasaan dalam kehidupan bernegara yang di terima oleh

masyarakat.Dalam konteks ini pemikiran tentang toleransi,kerukunan,persatuan dan

sebgainya idealnya di gali dari nilai-nilai agama,adat istiadat,dan kebiasaan kehidupan

bernegara yang di terima oleh masyarakat.

B.       Pancasila dan permasalahan HAM

Hak asasi manusia menurut perserikatan Bangsa-Bangsa adalah hak yang melekat

pada kemanusiaan,yang tanpa hak itu mustahil manusia hidup sebagaimana layaknya

manusia.Denan demikian eksistensi hak asasi manusia di pandang sebagai aksioma

yang bersiafat given,dalam arti kebenarannya seyogianya dapat di rasakan secara

langsung dan tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut (Anhar Gonggong,dkk, 1995).

Masalah HAM merupakan masalah yang kompleks,setidak-tidaknya ada tiga

masalah utama yang harus di cermati dalam membahas masalah HAM,antara lain :

1.         HAM merupakan masalah yang sedang hangat di bicarakan karena :


  Topik HAM merupakan salah satu di antara tiga masalah utama yang menjadi perhatian

dunia.Ketiga topik yang memprihatinkan itu antara lain HAM,demokratisasi dan

pelestarian lingkungaan hidup.

  Isu HAM selalu di angkat oleh media massa setiap bulan Desember sebagai peringatan di

terimanya Piagam Hak Asasi Manusia oleh Sidang Umum PBB pada tanggal 10

Desember 1948.

  Masalah HAM secara khusus kadang di kaitkan denagn hubungan bilateral antara negara

donor dan penerimaan bantuan.Isu HAM sering di jadikan alasan untuk penekanan

secara ekonomis dan politis.

2.         HAM sarat dengan masalah tarik ulur antara paham universalisme dan

partikularisme.Paham universalisme menganggap HAM itu ukurannya bersifat

universal di terapkan di semua penjuru dunia.Sedangkan paham partikularisme

memandang bahwa setiap bangsa memiliki persepsi yang khas tentang HAM sesuai

dengan latar belakang historis kulturalnya,sehingga setiap bangsa di benarkan memiliki

ukuran dan kriteria tersendiri.

3.         Ada tiga tataran diskusi HAM yaitu tataran filosois,yang melihat HAM sebagai prinsip

moral umum dan berlaku universal karen menyangkut ciri kemanusiaan yang paling

asasi.Tataran ideologis yang melihat HAM dalam kaitannya dengan hak-hak

kewarganegaraan,sifatnya partikular,karena terkait dengan bangsa atau negaar

tertentu.Tataran kebijakan praktis sifatnya sangat partikular karena memperhatikan

situasi dan kondisi yang sifatnya insidental.

Pandangan bangsa Indonesia tentang hak asasi manusia dapat di tinjau dalam

Pembukaan UUD 1945,Batang Tubuh UUD 1945,Tap-Tap MPR dan Undang Undang.Hak
asasi manusia dalam Pembukaan UUD 1945masih bersifat sangat umum,uraian lebih

rinci di jabarkan dalam Batang Tubuh UUD 1945,antara lain :

   Hak atas kewenangan (pasal 26 ayat 1 dan 2).

   Hak kebebasan beragama (pasal 29 ayat 2).

   Hak atas kedudukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1).

   Hak atas kebebasan berserikat,berkumpul dan mengeluarkan pendapat (pasal 28).

   Hak atas pendidikan (pasal 31 ayat 1 dan 2).

   Hak atas kesejahteraan sosial (pasal 27 ayat 2,pasal 33 ayat 3,dan pasl 34).

C.        Pancasila dan permasalahan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang telah terjadi pada masa Orba ternyata idak

berkelanjutan karena terjadinya berbagai ketimpangan ekonomi yang besar,baik antar

golongan,antara daerah dan antara sektor akhirnya melahirkan krisis ekonomi.Krisis ini

berawal dari perubahan kurs dolar yang begitu tinggi,kemudian menjalar ke krisis

ekonomi dan akhirnya krisis kepercayaan pada segenap sektor tidak hanya ekonomi.

Sistem ekonomi Indonesia yang berlandaskan diri pada filsafat pancasila serta

konstitusi UUD 1945,dan landasan operasionalnya GBHN sering di sebut Sistem

Ekonomi Pancasila.Sistem ekonomi pancasila di bangun di atas landasan komstitusional

UUD 1945,pasal 33 yang mengandung ajaran bahwa :

  Roda kegiatan ekonomi bangsa di gerakkan oleh rangsangan-rangsangan ekonomi,sosial

dan moral.

  Seluruh warga masyarakat bertekad untuk mewujudkan kemerataan sosial yaitu tidak

membiarkan adanya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial.


  Seluruh pelaku ekonomi yaitu produsen,konsumen dan pemerintah selalu bersemangat

nasionalistik yaitu dalam setiap putusan-putusan ekonominya menomorsatukan tujuan

terwujudnya perekonomian nasional yang kuat dan tangguh.

  Koperasi dan bekerja secara koopratif selalu menjiwai pelaku ekonomi warga

masyarakat.Demokrasi ekonomi di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

  Perekonomian nasional yang amat luas terus-menerus di upayakan adanya

keseimbangan antara perencanaan nasional dengan peningkatan desentralisasi serta

otonomi daerah hanya melalui partisipasi daerah secara aktif aturan main keadilan

ekonomi dapat berjalan selanjutnya menghasilkan suatu keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

PANCASILA DAN PEMBUKAAN UUD 1945

A.       Pengertian pancsila dan UUD 1945

Pancasila yang bararti lima dasar atau lima asas adalah nama daasr negara

kita,Negara Republik Indonesia.

Secara harfiah pancasila dapat di jabarkan dalam dua kata yaitu panca yang

berarti lima dan sila yang berarti dasar atau rangkaian kata-kata tersebut mempunyai

makna lima dasar.


Adapun yang di amksud dengan undang-undang dasar menurut UUD 1945 adalah

hukum dasar tertulis.maka sebaagi hukum UUD itu mengikat,baik bagi pemerintah,bagi

lembaga negara maupun lembaga masyarakat.Sebaagi hukum dasar UUD itu berisikan

norma-norma,aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang harus di laksanakan.

B.       Hubungan pancasila dan pembukaan UUD 1945

Antara pembukaan UUD 1945 dengan pancasila terdapat dua hubungan yang

berbeda,yaitu :

1.         Secara Formal

  Rumusan pancasila sebagai dasar negara RI adalah sebagaimana tercantum dalam

pembukaan UUD 1945.

  Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945 dengan demikian memiliki kedudukan yang

kuat,tetap dan tidak berubah serta melekat pada kelangsungan hidup Negara RI.

2.         Secara Material

Seperti di ketahui bahwa proses perumusan dan pembukaaan UUD 1945 yang

pertama kali di bahas oleh BPUPKI adalah terlebih dahulu bahasan mengenai dasar

filsafat pancasila,baru kemudian membahas pembukaan UUD 1945.

Jadi hubungan antara UUD 1945 dengan pancasila ialah bahwa pembukaan UUD

1945 memuat pancasila sebagai dasar,jadi pembukaan UUD 1945 adalah pancasila.

C.        Kedudukan hakiki pembukaan UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 secara formal tidak dapat di hapus.Hal ini dapat di lihat

bahwa suatu ketentuan hukum hanya dapat di ubah oleh badan yang membentuknya

atau badan yang lebih tinggi kedudukannya dari badan tersebut.


Pembukaan UUD 1945 dengan demikian secara hakiki mempunyai kedudukan

sebagai berikut :

  Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan sebagai pernyataan kemerdekaan yang

terperinci.

  Pembukaan UUD 1945 mengandung dasar rangka dan suasana bagi negara dan tertib

hukum Indonesia.

  Pembukaan UUD 1945 memuat sendi-sendi mutlak bagi kehidupan negara.

  Pembukaan UUD 1945 mengandung pengakuan atas adanya bermacam-macam hukum.

PELAKSANAAN PANCASILA

A.       Pemikiran dan pelaksanaan pancasila

Berbagai bentuk penyimpangan terhadap pemikiran dan pelaksanaan Pancasila

terjadi karena di langgarnya prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan.Prinsip-prinsip itu

dapat di bedakan menjadi yaitu prinsip di tinjau dari segi intrinsik (ke dalam) dan

prinsip di tinjau dari segi ektrinsik (ke luar).Pancasila dari segi intrinsik harus

konsisten,koheren dan koresponden,sementara segi ektrinsik pancasila harus mampu

menjadi penyalur dan penyaring kepentingan horisontal maupun vertikal.

Ada beberapa pendapat yang mencoba menjawab jalur-jalur apa yang dapat di

gunakan untuk memikirkan dan melaksanakan pancasila.Pranarka (1985) menjelaskan

adanya dua jalur formal pemikiran pancasila yaitu jalur pemikiran politik kenegaraan

dan jalur pemikiran akademis.Sementara Prof Notonagoro (1974) menjelaskan dua

jalur pelaksanaan pancasila yaitu jalur objektif dan subjektif.


Jalur pemikiran kenegaraan yaitu menjabarkan pancasila sebagai ideologi

bangsa,dasar negara dan sumber hukum di jabarkan dalam berbagai ketentuan hukum

dan kebijakan politik.Para penyelenggara negara ini berkewajiban menjabarkan nilai-

nilai pancasila ke dalam perangkat perundang-undangan serta berbagai kebijakan dan

tindakan.Tujuan penjabaran pancasila dalam konteks ini adalah untuk menganbil

keputusan konkret dan praktis.Metodologi yang di gunakan adalah memandang hukum

sebagai metodologi,sebagai mana yang telah di atur oleh UUD.

Pemikiran politik kenegaraan tujuan utamanya adalah untuk mengambil

keputusan atau kebijakan,maka lebih mengutamakan aspek pragmatis sehingga

kadang-kadang kurang memperhatikan aspek koherensi,konsistensi dan

korespondensi.Akibatnya kadang berbagai kebijakan justru kontra produktif dan

bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.Dengan demikian pemikiran akademis

berfungsi sebagai sumber bahan dan kritik bagi pemikiran politik

kenegaraan.Sebaliknya kasus-kasus yang tidak dapat di pecahkan oleh para pengambil

kebijaksanaan merupakan masukan yang berharga bagi pemgembangan pemikiran

akademis.

Jalur pemikiran ini sanagt terkait dengan jalur palaksanaan.Pelaksanaan pancasila

dapat di klasifikasikan dalam dua jalur utama yaitu pelaksanaan objektif dan

subjektif,yang keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan.

Pelaksanaan objektif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi nilai-nilai

pancasila pada setiap aspek penyelenggaraan negara,baik di bidang legislatif maupun

yudikatif,dan semua bidang kenegaraan dan terutama realisasinya dalam bentuk

peraturan perundang-undanagan negara Indonesia.Pelaksanaan subjektif artinya

pelaksanaan dalam pribadi setiap warga negara,setiap individu,setiap penduduk,setiap

penguasa dn setiap orang Indonesia.Menurut Notonagoro pelaksanaan pancasila secara


subjektif ini memegang peran sangat penting,karena sangat menentukan keberhasilan

atau kegagalan pelaksanaan pancasila.Pelaksanaan subjektif ini menurut Notonagoro di

bentuk secara berangsur-angsur melalui proses pendidikan,abik pendidikan formal,non

formal maupun informal di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Pelaksanaan pancasila secara objektif sebagai Dasar Negara membawa implikasi

wajib hukum,artinya ketidakrataan pada pancasila dalam artian ini dapat di kenai

sanksi yang tegas secara hukum,sedangkan pelaksanaan pancasila secara subjektif

membawa implikasi wajib moral,artinya sanksi yang muncul lebih sebagai sanksi dari

hati nurani atau masyarakat.

B.       Repormasi pemikiran dan pelaksanaan pancasila

Reformasi secara sempit dapat di artikan sebagai menata kembali keadaan yang

tidak baik menjadi keadaan yang lebih baik.Reformasi kadang di salah artikan sebagai

suatu gerakan demonstrasi yang radikal,”semua boleh”,penjarahan atau “pelengseran”

penguasa tertentu.Berapa catatan penting yang harus di perhatikan agar orang tidak

salah mengartikan reformasi antara lain sebagai berikut :

  Reformasi bukan revolusi.

  Reformasi memerlukan proses.

  Reformasi memerlukan perubahan dan berkelanjutan.

  Reformasi menyangkut masalah struktural dan kultural.

  Reformasi mensyaratkan adanya skala prioritas dan agenda.

  Reformasi memerlukan arah.

Beberapa faktor yang mendorong munculnya gerakan reformasi antara lain :


           Akumulasi kekecewaan masyarakat terutama ketidakadilan di bidang hukum,ekonomi

dan politik.

           Krisis ekonomi yang tak kunjung selesai.

           Bangkitnya kesadaran demokrasi.

           Merajalelanya praktek KKN.

           Kritik dan saran perubahan yang tidak di perhatikan.

Kritik yang paling mendasar yang di alamatkan pada pancasila tidak sesuai antara

teori dengan kenyataan,antara pemikiran dengan pelaksanaan.Maka tuntutan reformasi

adalah meletakkan pancasila dalam satu kesatuan antara pemikiran dan

pelaksanaan.Gerakan reformasi mengkritik kecenderungan di gunakannya pancasila

sebagai alat kekuasaan,akhirnya hukum di letakkan di bawah kekuasaan.Pancasila di

jadikan mitos dan di gunakan untuk menyingkirkan kelompok lain yang tidak sepaham.

Berbagai bentuk penyimpangan terutama dalam pemikiran politik kenegaraannya

dan dalam pelaksanaannya di mungkinkan terjadi karena beberapa hal,di antaranya :

1.         Adanya ketidakkonsistenan dalam pembuatan hukum atau perundang-undangan

dengan filosofi,asas dan norma hukumnya.Kenyataan ini membawa implikasi pada

lembaga-lembaga tertinggi dan tinggi negara tidak dapat memerankan fungsinya secara

optimal.

2.         Kelemahan yang terletak pada penyelenggara negara adalah maraknya tindakan KKN

serta pemanfaatan hukum sebagai alat legitimasi kekuasaan dan menyingkirkan lawan-

lawan politik dan ekonominya.

Anda mungkin juga menyukai