Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

METODE PENELITIAN

Tentang

“Pengantar Metode Penelitian”

Di Susun Oleh

Kelompok 2 :

GEBY FRISKA NANDA (2014080026)

Dosen Pengampu:

Dr. Milya Sari, S.Pd.M.Si

JURUSAN TADRIS IPA (KONSENTRASI FISIKA)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1443 H/ 2022 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Metode Pendidikan pada semester V, dengan judul “Pengantar Metode Penelitian”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Milya Sari, S.pd.M.Si sebagai
dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian.

Dengan membuat makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami materi


yang di bahas. Kemudian kami juga berharap, semoga makalah kami dapat memberi
informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama mahasiswa sebagai calon pendidik.

Padang, 2 September 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
2.1 Pengantar Metodologi Penelitian ............................................................................... 3
2.1.1 Pola Berfikir Ilmiah dan Non ilmiah ................................................................. 3
2.1.2 Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Penelitian Pendidikan ...................................... 7
2.1.3 Jenis- Jenis Penelitian di Bidang Pendidikan ................................................... 9
2.1.4 Komponen Proposal Penelitian ........................................................................ 11
2.1.5 Tahapan atau Prosedur Penelitian Pendidikan .............................................. 12
2.1.6 Hambatan- Hambatan dalam Penelitian Pendidikan dan Solusinya ........... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 16
3.2 Saran........................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Secara garis
besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir
alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh
alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu
secara teratur dan cermat. Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk
berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin. Seseorang yang tidak
berpikir, berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh
kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam,
dan arti keberadaan dirinya di dunia.
Suatu penelitian ilmiah dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun
kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun matematik
yang sering dikenali sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan
kualitatif lebih mendasarkan pada penalaran logis (logical reasoning). pemahaman
interpretasi terhadap obyek penelitian Bahkan pada saat ini sesuai dengan
perkembangannya pendekatan kuantitatif ini tidak ada artinya sama sekali bila tanpa
menggunakan pendekatan analisis kualitatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Pola Berfikir Ilmiah dan Non ilmiah
2. Bagaimana Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Penelitian Pendidikan
3. Bagaimana Jenis - Jenis Penelitian di Bidang Pendidikan
4. Bagaimana Komponen Proposal Penelitian
5. Bagaimana Tahapan atau Prosedur Penelitian Pendidikan
6. Bagaimana Hambatan- Hambatan dalam Penelitian Pendidikan dan Solusinya

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa itu Pola Berfikir Ilmiah dan Non ilmiah
2. Untuk Mengetahui Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Penelitian Pendidikan

1
3. Untuk Mengetahui Jenis- Jenis Penelitian di Bidang Pendidikan
4. Untuk Mengetahui Komponen Proposal Penelitian
5. Untuk Mengetahui Tahapan atau Prosedur Penelitian Pendidikan
6. Untuk Mengetahui Hambatan- Hambatan dalam Penelitian Pendidikan dan
Solusinya

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengantar Metodologi Penelitian
Pengertian Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang
tepatuntuk melakukan sesuatu dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi
metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara
seksama untuk mencapai suatu tujuan.1 Metodologi penelitian merupakan
sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu
disiplin ilmu.

Penelitian sendiri berasal dari kata bahasa inggrisyang terdiri dari dua kata
re yang berarti lagi atau kembali dan search yang berarti mencari atau menguji
secaracermat dan hati-hati untuk mencoba atau membuktikan. Secara bersama
sama duakata tersebut (research) berarti studi atau penyelidikan yang dilakukan
secara hati hati, sistematis, sabar dalam satu bidang pengetahuan, yang dilakukan
untukmenemukan fakta atau prinsip.2

2.1.1 Pola Berfikir Ilmiah dan Non ilmiah


Berpikir ilmiah adalah cara yg dipergunakan oleh manusia dengan
memakai beberapa tahapan untuk mencapai konklusi sah dari tujuan yang
ditentukan. Berfikir ilmiah adalah proses berfikir yang sistematis serta
prosedural.untuk mempermudah pemahaman, langkah pertama kita harus dapat
membedakan berfikir dan menalar.Berpikir (thingking) merupakan proses
menghubungkan pengalaman dan pengertian yang dimiliki oleh manusia dari
aktivitas kejiwaannya, untuk mencapai suatu kesimpulan yang sahih(Suyanto,
dkk, 2007: 3).Secara umum pola berpikir bisa dibagi menjadi 2 pola:
1. Deduksi, pola berpikir deduksi ialah proses berpikir yang menggunakan premis
premis umum kemudian bergerak kepremis-premis khusus atau proses berpikir
dari hal yang umum menuju hal yang khusus. Pola berpikir deduksi, banyak

1
Drs. Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Akasara, 2002), hlm. 1.
2
Restu Kartiko W., Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 40-41.

3
dipergunakan dalam ilmu pengetahuan sosial terutama ilmu agama serta ilmu
pengetahuan hukum. kecenderungan manusia yang berpikir deduksi, menyatakan
bahwa premis yang dipergunakan harus dianggap sahih.
2. Induksi, pola berpikir induksi merupakan lawan dari deduksi. Induksi ialah
proses berpikir dari hal-hal yang bersifat khusus menuju hal-hal yang bersifat
umum. Dasar pola berpikir induksi ialah observasi. Ilmu pengetahuan diperoleh
melalui jalan observasi dilapangan. dari pengetahuan observasi yang dilakukkan
dilapangan kemudian menjadi pengetahuan yang bersifiat spesifik
Pemikiran Ilmiah diperoleh dari pola berpikir induksi-deduksi yang
dilakukan secara bergantian dan terus menerus tanpa ada henti-hentinya. Dengan
istilah lain beripikir ilmiah, memakai pola pemikiran sitesis antara induksi dengan
deduksi. Selain pola berpikir deduksi dan induksi masih terdapat pola berpikir
yaitu pola berpikir analogis (analogical ) serta pola berpikir komparatif
(comparative thinking). Pola berpikir analogis merupakan proses beripikir yang
dilakukan oleh seseorang yang menyimpulkan bahwa sesuatu hal yang
mempunyai sifat kemiripan, maka sesuatu hal tersebut diklaim mempunyai sifat-
sifat yang sama (similarity).
Selanjutnya ialah pola berpikir komparatif, yaitu proses berpikir yang
dilakukan seseorang dengan membandingkan pengetahuan yang dimilikinya,
dengan pengetahuan atau pengalaman yang baru diperoleh. seperti hasil penelitan
yang didapatkan dibandingkan dengan penelitihan terdahulu.
➢ Pendekatan Ilmiah
Di dalam pendekatan ilmiah, dituntut untuk dilakukan cara-cara atau langkah-
langkah tertentu menggunakan tata urutan yang tertentu juga sehingga tercapai
pengetahuan yang benar atau logis. cara ilmiah ini adalah syarat mutlak untuk
timbulnya ilmu, yang bisa diterima oleh nalar dengan berpikir ilmiah. untuk dapat
berpikir ilmiah maka akan melalui 3 tahap:
l) Skeptik adalah upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta
terhadap setiap pernyataan.

4
2) Analitik,adalah kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap
permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan. Mana yang menjadi
persoalan utama dan sebagainya.
3) Kritik, yaitu berupaya untuk mengembangkan kemampuan menimbangnya
selalu obyektif. untuk ini maka dituntut supaya data dan pola berpikirnya selalu
logis. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir
setiap orang, sebab pendekatan tersebut tidak diwamai oleh keyakinan pribadi,
bias serta perasaan. Cara penyimpulannya bukan subyektif, melainkan obyektif.
Dengan pendekatan ilmiah ini orang berusaha untuk memperoleh kebenaran
ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa
saja yang menghendaki untuk mengujinya.

➢ Pendekatan non ilmiah


Pendekatan non ilmiah juga sering dilakukau manusia untuk mencari kebenaran.
Cara pendekatan ilmiah itu adalah:
- Akal Sehat (Common Sense)
Yaitu serangkaian konsep dan bagan konsep untuk penggunaan secara praktis
dalam memecahkan suatu masalah. Langkah ini sering kali digunakan orang
awam dalam mengatasi suatu persoalan, sehingga walaupun akal sehat ini sering
benar tetapi dapat pula menyesatkan.
Sebagai contoh misalnya akal sehat mengenai peranan hukuman dan ganjaran
dalam pendidikan. Pada abad ke-19 menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak
pendidik hukuman yaitu alat utama dalam pendidikan. Penemuan ilmiah ternyata
membantah kebenaran akal sehat tersebut. Hasil-hasil penelitian dalam bidang
psikologi dan pendidikan menunjukkan bahrva bukan hukuman yang merupakan
alat
utama dalam pendidikan, melainkan ganjaran. Akal sehat banyak digunakan oleh
orang awam dalam mempersoalkan sesuatu hal.
- Prasangka

5
Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang
yang melakukannya. Hal yang demikian itu menyebabkan akal sehat mudah
beralih menjadi
prasangka. Dengan akal sehat orang cenderung mempersempit pengamatannya
karena diwarnai oleh pengamatannya itu, dan cenderung mengkambing hitamkan
tidak mengendalikan keadaan yang juga dapat terjadi pada keadaan lain. Orang
sering cenderung melihat hubungan antara dua hal sebagai hubungan sebab akibat
yang langsung dan sederhana, padahal sesungguhnya gejala yang diamati itu
adalah akibat dari berbagai hal. Dengan akal sehat orang cenderung ke arah
pembuatan generalisasi yang terlalu luas, yang lalu merupakan prasangka.
- Otoritas ilmiah dan kewibawaan
Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya berpendidikan tinggi dan
dianggap memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Otoritas kewibawaan yaitu
orang-orang dipilih atau dianggap sebagai pemimpin masyarakat. sebab orang-
orang itu memiliki karisma. Pendapat dari orang atau lembaga ilmiah dan
kewibawaan sering dijadikan pegangan yang kebenarannya dianggap mutlak,
tanpa dinalar/dikaji terlebih dahulu. Keadaan ini akan berbahaya bila logika sudah
berubah menjadi fanatisme.
- Penemuan kebetulan dan coba-coba
Penemuan kebetulan dan coba-coba lebih didasarkan atas tindakan yang bersifat
untung-untungan. Tetapi walau merupakan sikap untung-untungan, banyak yang
menghasilkan manfaat. Sepanjang sejarah kehidupan manusia langkah ini sering
dilakukan dan banyak berguna bagi kemanusiaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Contoh:
- Hukum Archimedes
- Hukum Newon
- Penemuan kina sebagai obat malaria
Penemuan coba-coba (trial and error) diperoleh tanpa kepastian akan
diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau pemecahan sesuatu masalah. Usaha
coba-coba pada umumnya adalah serangkaian percobaan tanpa kesadaran akan

6
pemecahan tertentu. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan
serangkaian usaha; usaha yang berikut biasanya agak lain, yaitu lebih maju.
- Pendekatan intuirif (dorongan hati).
Langkah ini didapat melalui proses yang cepat tanpa disadari atau terpikir lebih
dulu. Pencapaian pengetahuan seperti ini sukar dipercaya sebab tidak terdapat
langkah-langkah yang sistematis dan terkendali. Jadi begitu terlintas dalam
pikiran langsung dilaksanakan tanpa direnungkan terlebih dulu manfaatnya.
Metode yang demikian itu biasa disebut metode apriori. Dalil-dalil seseorang
yang apriori cocok dengan penalaran belum tentu cocok dengan pengalaman atau
data empiris.

2.1.2 Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Penelitian Pendidikan


➢ Hakekat Penelitian Pendidikan
Tujuan : diharapkan mampu untuk:
a. Menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan penelitian pendidikan dan
memberi 2 contoh tentang topik yang dapat diteliti
b. Menjelaskan tentang pentingnya penelitian ilmiah bagi para pendidik
c. Menamai dan memberikan contoh empat cara selain metode yang digunakan
oleh ilmuwan
d. Menjelaskan pengertian metode ilmiah
e. Menjelaskan contoh tipe metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti
pendidikan
f. Mendeskripsikan arti penelitian kritis
g. Menjelaskan perbedaan antara tipe penelitian deskriptif, asosiasional dan
intervensi
h. Mendeskripsikan komponen dasar dalam proses penelitian

➢ Tujuan Penelitian Pendidikan


1. Tujuan utama penelitian yaitu memberikan gambaran secara rinci permasalahan,
fakta, dan data.

7
2. Penelitian ini menjelaskan kondisi awal yang melatarbelakangi permasalahan
yang ada.
3. Menyusun teori dasar dari beberapa aspek permasalahan dan teori penyelesaian
serta teori antar masalah yang terjadi..
4. Penelitian ini akan menduga hal-hal yang akan muncul dari masalah dan solusi
yang ada.
5. Hasil dari penelitian akan menghasilkan solusi permasalahan untuk
mengendalikan masalah yang serupa.
Jika dikaitkan dengan ilmu pengetahuan, terdapat tiga tujuan utama dalam
penelitian. Pertama adalah tujuan eksploratif. Penelitian dilaksanakan untuk
menemukan dan mengeksploasi temuan baru. Ilmu atau bidang yang diteliti
belum pernah ditemukan sebelumnya. Misalnya penelitian menghasilkan sistem
penilaian (assesment) dalam kriteria tertentu, atau model pembelajaran terbaru
untuk meningkatkan variabel tertentu. Contoh lain penelitian menghasilkan LMS
[Learning Management System) baru yang belum pernah ada untuk mendukung
pembelajaran secara blended leaning.
Tujuan yang kedua dalam penelitian merupakan tujuan verifikasi.
Penelitian dilaksanakan untuk menguji keabsahan suatu bidang yang telah ada.
Data penelitian digunakan sebagai bukti kevalidan terhadap informasi. Misalnya,
suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Problem Based Learning terhadap kemampuan literasi sains dalam Mata Pelajaran
Biologi Materi Ekosistem SMA. Contoh lain yaitu penelitian yang dilakukan
untuk menguji efektifitas penggunaan Learning Mangement System Edmodo
terhadap minat dan motivasi belajar siswa.
Terakhir. penelitian dapat bertujuan sebagai pengembangan. Penelitian
dilaksanakan untuk mengembangkan ilmu baru yang sudah ada sehingga lebih
sempurna. Sebagai contoh penelitian bertujuan untuk mengimplementasikan
metode inkuiri dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya berhasil pada pelajaran
IPA Contoh lain. penelitian tentang Sistem Penjaminan Mutu yang berhasil dalam
bisnis, digunakan dalam manajeria sekolah.
➢ Fungsi Penelitian Pendidikan

8
Pada dasarnya penelitian memiliki fungsi dalam menguji keabsahan suatu
pengetahuan. Fungsi utama ialah sebagai fungsi eksploratif. Fungsi ini memiliki
arti penelitian dapat menemukan hal baru untuk melengkap kekurangan dalam
segi pendidikan. Selain itu, penelitian berfungsi untuk menguji atau disebut juga
fungsi eksploratif yaitu untuk membuktikan kebenaran suatu teori atau fakta yang
ada dalam dunia pendidikan. Fungsi ketiga dalam penelitian pendidikan adalah
fungsi developmental atau fungsi mengembangkan hal yang sudah ada.
Selain itu fungsi penelitian pendidikan dapat ditinjau dari dua sisi yaitu
dari sisi teori dan praktik di lapangan. Dari sisi teori, penelitian ialah proses
akumulais teori-teori yang telah ada dan dipublikasikan melalui jurnal, prosiding,
bookchapter ataupun referensi. Jika teori yang ada dijabarkan dan dihubungkan
dalam peta konsep, maka akan tampak jelas bahwa beragam teori yang ada dan
sesuai dengan topik akan saling berhubungan satu sama lain atau saling
bertentangan. Meskipun, itu tidak menjadi kendala melainkan menggambarkan
khasanah ilmu pendidikan yang semakin berkembang. Selain itu, teori yang baik
mampu menjelaskan fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan. Dengan
demikian, perspektif penelitian adalah memperbaiki. menyempurnakan atau
mengubah teori yang sudah ada atau bahkan memperkaya teori menjadi lebih
baik.

2.1.3 Jenis- Jenis Penelitian di Bidang Pendidikan


Beberapa jenis penelitian di bidang pendidikan akan dijabarkan secara sederhana
yaitu:
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan suatu peristiwa,
gejala, fakta, kejadian yang terjadi dalam pendidikan. Penelitian ini fokus
pada masalah masalah aktual yang terjadi pada masa penelitian berlangsung,
Peneliti melalui penelitian deskriptif akan mendeskripsikan peristiwa tanpa
memberi perlakuan khusus terhadap aspek aspek yang ada. Variabel yang
diteliti dapat berjumlah satu variabel atau lebih dari satu variabel.
2. Penelitian Studi Kasus

9
Penelitian studi kasus pada dasarnya mengkaji secara khusus individu atau
kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Sebagai contoh,
penelitian yang mempelajari guru yang tidak disiplin dalam mengajar. Contoh
lain misal penelitian yang mengkaji minat dan motivasi belajar siswa yang
menurun pada masa pandemi. Penelitian ini dipelajari dalam kurun waktu
tertentu dan cukup lama dan dikaji secara mendalam. Dengan kata lain,
penelitian studi kasus mengungkap variabel yang menyebabkan terjadinya
masalah tersebut dari berbagai sisi dan sudut pandang
3. Penelitian Survei
Penelitian ini telah banyak digunakan untuk memecahkan masalah pendidikan
terutama dalam merumuskan kebijakan pendidikan. Tujuan utama penelitian
survei ialah mengumpulkan berbagai informasi tentang variabel dari populasi
yang ada. Sebagai contoh, di dalam kepentingan pendidikan, survei umumnya
mengungkap permasalahan yang menyangkut tingkat literasi numerasi siswa
di Sekolah Dasar, bagaimana litterasi digigital yang dimiliki pendidik, serta
bagaimana administrasi sekolah yang dilakukan kepala sekolah Pertanyaan
kuantitatil seperti itu diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pemecahan
masalah pendidikan di sekolah. Pada tahap selanjutnya dapaat pula dilakukan
perbandingan atau analisis hubungan antar variabel.
4. Studi Korelasional
Sama halnya dengan penelitian surveo dan deksriptif, studi korelasi juga
sering digunakan dalam pendidikan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui antar dua variabel atau lebih dan seberapa besar variasi dalam satu
variabel berhubungan dengan variabel lain. Sebagai contoh, peneliti ingin
mengetahui variabel mana yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik
guru. Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan,
supervisi akademik dan lain-lain) dihitung korelasinya untuk mengetahui
varaibel mana yang paling kuat hubungannya.
5. Penelitian Eksperimen

10
Penelitian eksperimen adalah metode sistematis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan sebba akibat. Penelitian eksperimen merupakan
penelitian kuantitatif yang terdiri dari dua uji, ují prasyarat dan uji hipotesis.
6. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian ini adalah penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh guru dalam
kelas. Kelas objek penelitian merupakan kelas yang diobservasi dan yang
memiliki masalah. Penelitian adalah upaya guru dalam memperbaiki atau
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Selain memeperbaiki praktik
pendidikan di kelas, penelitian ini juga untuk mengembangkan kemampuan
profesional guru.
7. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
Penelitian dan Pengembangan merupakan metode. penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk pendidikan, baik berupa bahan ajar, media
pembelajaran, model pembelajaran atau kebijakan tertentu. Penelitian ini juga
dapat dilakukan untuk menyempurnakan produk pendidikan yang pernah
dikembangkan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan mengacu pada model
model pengembangan tertentu yang disesuaikan dengan produk yang
dihasilkan. Model-model yang umum digunakan adalah 4D (Define Design,
Develop, Disseminate) Thiagaradjan, Borg dan Gall, ADDIE dan dan model
pengembangan lainnya

2.1.4 Komponen Proposal Penelitian


❖ Abstrak Penelitiandan Kata Kunci
❖ Latar Belakang Masalah
❖ Permasalahan Penelitian
❖ LiteratureReview
❖ Landasan Teori dan Kerangka Konseptual
❖ Hipotesis (Jika Ada)
❖ Metodologi Penelitian
❖ Hasil yang Diharapkan
❖ kesimpulan, saran

11
❖ Daftar pustaka

2.1.5 Tahapan atau Prosedur Penelitian Pendidikan


➢ Prosedur Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal
(angka) yang diolah melalui metode statistika. Pendekatan kuantitatif lebih
banyak digunakan pada penelitian inferensial dalam rangka pengujian hipotesis
yang menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas penerimaan atau
penolakan hipotesis. Sementara penelitian kualitatif lebih menekankan
analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis
terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan
logika ilmiah (Saifuddin Azwar, 1998:5). Penelitian kualititatif berbeda dengan
penelitian kuantitatif dari segi jenis data dan analisis yang digunakannya.
Analisa dalam prosedur penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
karena permasalahan yang akan dibahas tidak berkenaan dengan angka-angka
tetapi mendeskripsikan secara jelas dan terperinci serta memperoleh data yang
mendalam dari fokus penelitian.3
❖ Pendekatan Kuantitatif
Ciri utama pendekatan kuantitatif merupakan penerapan prosedur kerja
secara baku dan transfer data ke dalam angka-angka numerikal khususnya yang
menyangkut atribut dan kualitas subyek. Dengan analisa statistik, angka-angka ini
diolah sedemikian rupa sehingga memberi jalan kepada penarikan kesimpulan.
Prinsip umum yang digunakan penelitian kuantitatif ialah logico-
hipotetico-verifikatif sebagai ciri utama positivisme, dimana sebuah penelitian
harus memenuhi kriteria dasar rasional, emperik dan terukur.Secara umum,
prosedur baku yang biasa digunakan oleh pendekatan kuantitatif dapat
1. Penentuan dan Perumusan Masalah. Perumusan masalah adalah proses
awal dalam setiap penelitian.

3
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2006),h.4.

12
2. Perumusan Hipotesis. Hipotesis merupakan rekaan/dugaan tentang
jawaban yang hendak diteliti.
3. Pengidentifikasian dan penetapan Variabel. Variabel merupakan
komponen yang berubah atau bervariasi dari suatu fenomena.
4. Perumusan Definisi Operasional.
5. Perencanaan Desain (pola kerja) Operasional Penelitian
6. Penyusunan Instrumen Pengumpul (IPD).
7. Kerja Lapangan (field work), Pengolahan (processing) dan Analisa
Data
8. Menulis Laporan Hasil Penelitian dengan Sistematika Tertentu.
❖ Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang
berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami.

2.1.6 Hambatan- Hambatan dalam Penelitian Pendidikan dan Solusinya


- keterbatasannya jumlah dalam media teknologi informasi/ teknologi dalam
pembelajaran
solusi, memperbanyak media teknologi sesuai dengan yang di butuhkan.
ex ; dengan memfasilitasi komputer laptop yang mencukupi serta internet, jika
tidak ada internet maka susah untuk mendapatkan informasi
- keterbatasannya referensi berupa buku pelajaran yang ada pada perpustakaan
solusi memperbanyak buku referensi yang ada di perpustakaan.
ex; buku ilmu pengetahuan IPA dll
- keterbatasannya ilmu pengetahuan yang dimiliki tenaga pendidik
solusinya, memberikan trening untuk upgret ilmu pengetahuan sesuai jurusan
tenaga pendidik.
ex ; memberikan pelatihan tentang ilmu pengetahuan tentang apa yang di
bahasa.

Salah satu contoh kasus yang menjadi hambatan :


HAMBATAN PEMBELAJARAN IPA DARING DI ERA PANDEMI
COVID-19 DI SMP SEKOTA TABANAN

13
Ada 8 hambatan utama beserta solusinya yaitu :
1. Hambatan mengungkapkan pendapat ketika belajar online
- Solusinya adalah siswa harus belajar supaya pada saat guru meminta
pendapat pada siswa, siswa tidak susah menjawab dan mengemukakan
pendapatnya.
2. Hambatan sulit berkonsentrasi karena memikirkan percepatan
penjelasan materi di aplikasi google classroom
-Solusinya ialah dengan cara memberika materi pelajaran yang
dikemas dalam bentuk video beranimasi dengan cara ini tentu proses
belajar menjadi lebih menyenangkan.
3. Hambatan kurang memahami menggunakan aplikasi saat belajar online
- Solusinya adalah memberikan arahan ke siswa untuk menonton vidio di
youtube berkaitan dengan cara menggunakan aplikasi belajar online
4. Hambatan kelelahan ketika berpapasan cukup lama didepan laptop
atau hp saat belajar online
- Solusinya adalah siswa diharapkan untuk atur jarak pandang dan
pencahayaan pada layar laptop atau hp
5. Hambatan paket data internet
-Solusinya adalah siswa bisa mencari tempat wi-fi untuk bisa
mengikuti kegiatan belajar dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
6. Hambatan koneksi jaringan tidak stabil karena di daerah saya sinyal
kurang baik
- Solusinya adalah Siwa bisa melakukan pembelajaran di rumah teman
yang koneksi jaringannya bagus dengan demikian pembelajaran tetap
terlaksana.
7. Hambatan keraguan dengan kemampuan saya pada saat mengerjakan
tugas di aplikasi google classroom
- Jika tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka siswa
diharapkan untuk memberi tanggapan apakah mengerti dengan
pertanyaanya supaya tidak ragu untuk mengerjakan tugas tersebut.

14
8. Hambatan ketakutan ketika guru memberikan pertanyaan yang sulit
pada saat pembelajaran berlangsung di goggle classroom
-Solusinya adalah siswa terus belajar materi yang telah diberikan oleh para
guru, supaya pada saat guru memberikan pertanyaan yang susah,
siswa bisa menjawab pertanyaan tersebut

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berpikir ilmiah adalah cara yg dipergunakan oleh manusia dengan memakai
beberapa tahapan untuk mencapai konklusi sah dari tujuan yang ditentukan.
Berfikir ilmiah adalah proses berfikir yang sistematis serta prosedural.untuk
mempermudah pemahaman, langkah pertama kita harus dapat membedakan
berfikir dan menalar. untuk dapat berpikir ilmiah maka akan melalui 3 tahap yaitu
Skeptik, Analitik, Kritik.
Pendekatan ilmiah: Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah. Pendekatan non
ilmiah: tidak menggunakan kaidah-kaidah ilmiah. Ada dua pendekatan penelitian
Yaitu pendekatan kuantitatif merupakan anak kandung dari paradigma
positivistik. Pendekatan ini mencoba menterapkan paradigma empirisme yang
memahami kenyataan Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam
melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat
alami.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca,
penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, I. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan (Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed Method). Hidayatul Quran.

Lowang, K. M., Sudirgayasa, I. G., & Seniwati, N. P. HAMBATAN DAN SOLUSI


PEMBELAJARAN IPA DARING DI ERA PANDEMI COVID-19 DI SMP SEKOTA
TABANAN.

Mukhtazar, M. P. (2020). Prosedur Penelitian Pendidikan. Absolute Media.

Priatna, T. (2017). Prosedur penelitian pendidikan.

Restu, K. W. (2010). Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setijanto, D., Damayanti, N. A., & Bramantoro, T. (2020). Pengantar metodologi


penelitian kedokteran gigi. Airlangga University Press.

17

Anda mungkin juga menyukai