Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEPERAWATAN AGREGAT

KOMUNITAS

Disusun Oleh :
1. Mahendra Kharisma Aji (J210211222)
2. Adi Pramono (J210211098)
3. Nuzula Syifaul Khujun (J210211100)
4. Ida Fatekha Mayasari (J210211231)
5. Febi Kusuma Nugraha (J210211208)
Kelas : Transfer

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
Promosi Kesehatan
1. Definisi Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka
dapat mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. (Depkes RI,
2017).
2. Tujuan Promosi Kesehatan
Tujuan promosi kesehatan dibagi menjadi tiga tingkatan, menurut (Ahmad,
2014), yaitu berdasarkan program, pendidikan dan perilakunya.
a. Tujuan program (jangka panjang) meliputi refleksi dari fase sosial dan
epidemiologi berupa pernyataan mengenai hal-hal yang akan dicapai
dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
b. Tujuan pendidikan (jangka menengah) merupakan pembelajaran yang
harus dicapai agar perilaku yang diinginkan dalam mengatasi masalah
kesehatan dapat tercapai.
c. Tujuan perilaku (jangka pendek) merupakan gambaran perilaku yang akan
dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan
pengetahuan, sikap dan tindakan.
3. Batasan Promosi Kesehatan
Batasan promosi kesehatan menurut Notoatmodjo (2012), adalah yang
mencakup tentang :
a. Perubahan perilaku, contohnya perilaku kesehatan masyarakat bisa dinilai
dari perilaku negatif berubah menjadi perilaku positif, khususnya didalam
kesehatan masyarakat itu sendiri.
b. Pembinaan perilaku, contohnya perilaku kesehatan yang sudah hidup sehat
dan baik, harus dibina agar dipertahankan perilaku baik dalam menjaga
kesehatannya.
c. Pengembangan perilaku contohnya membiasakan hidup sehat baik anak
anak sampai orang tua.
Batasan promosi kesehatan menekankan bahwa promosi kesehatan adalah
suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam
konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku, tetapi juga
perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahan
lingkungan tidak akan efektif, perubahan tersebut tidak akan bertahan lama.
Batasan promosi kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan
kemampuan. Sehingga tujuan dari Promosi Kesehatan itu sendiri adalah
memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka dan menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan.
4. Strategi Promosi Kesehatan
Strategi utama dalam promosi kesehatan menurut Notoatmodjo (2012), yaitu
adanya upaya advokasi, dukungan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Upaya inilah yang disebut sebagai misi dalam promosi kesehatan. Secara
umum misi promosi kesehatan ini ada 3, yaitu :
a. Advokasi (advocate).
Sejalan dengan misi advokat, promosi kesehatan harus dapat membuat
kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan dan perilaku menjadi
menguntungkan bagi kesehatan. Kegiatan advokasi ini dilakukan terhadap
para pengambil keputusan dari berbagai tingkat,dan sektor terkait dengan
kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah meyakinkan para pejabat pembuat
keputusan atau penentu kebijakan, bahwa program kesehatan yang akan
dilaksanakan tersebut penting (urgent). Sasaran promkes pada tahap ini
merupakan sasaran tersier.
b. Mediasi/dukungan sosial (Mediate).
Promosi kesehatan juga mempunyai misi “mediator” atau “menjembatani“
antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra (social
support) dengan pemerintah dan lembaga non pemerintah, dunia industri
dan media, sehingga terjadi aksi terkoordinasi untuk kesehatan.
Sasarannya disebut sasaran sekunder.

c. Pemberdayaan masyarakat (Enable/Empowerment).


Promosi kesehatan mempunyai misi utama memampukan masyarakat
(enable), membuat masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatan secara mandiri, dengan menggali seluruh potensi yang ada
untuk perbaikan kesehatan, dengan memberikan pelatihan, pemberian
informasi dan lingkungan yang mendukung. Ini merupakan sasaran
utama/primer dari promosi kesehatan
5. Sasaran Promosi Kesehatan
Pelaksanaan promosi kesehatan ditujukan kepada sasaran yang telah
disesuaikan. Sasaran dalam promosi kesehatan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
(Kementerian Kesehatan, 2011):
a. Sasaran primer upaya promosi kesehatan adalah pasien, individu sehat dan
keluarga atau rumah tangga yang diharapkan dapat mengubah perilaku,
misalnya mengubah perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat menjadi
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
b. Sasaran sekunder upaya promosi kesehatan yaitu para pemuka masyarakat
baik pemuka informal seperti pemuka adat dan pemuka agama, maupun
pemuka formal seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintahan, serta
organisasi kemasyarakatan dan media massa yang diharapkan dapat turut
serta dalam upaya peningkatan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga.
c. Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan, bidang lainnya yang berkaitan
dan pihak yang memfasilitasi sumber daya.
6. Program Promosi Kesehatan
Program promosi kesehatan memiliki tiga tingkat, yaitu (Barker, 2007):
a. Kesehatan primer, cenderung berfokus pada orang-orang yang sehat dan
berfokus pada sekitar layanan seperti klinik untuk wanita, klinik bayi,
pesan seks yang aman, imunisasi anak. Tugas promosi kesehatan tingkat
ini seperti pencegahan yang bertujuan untuk mencegah penyakit dan
cedera, meningkatkan homeostasis biologis, dan self-regulation tubuh
dengan menyebarluaskan informasi kesehatan dengan selektif yang berasal
dari medis yang berkaitan dengan individu tentang faktor risiko dan
tindakan pencegahan yang terkait.
b. Promosi kesehatan sekunder, berfokus pada orang-orang yang sudah sakit
dan perawat dalam situasi ini akan berusaha untuk membantu orang
kembali ke keadaan sehat. Tujuan dari manajemen diri pasien yang
memiliki cedera atau penyakit adalah untuk memaksimalkan peluang
pemulihan secara penuh, pemulihan fungsi dan untuk meminimalkan
risiko terjadinya komplikasi atau munculnya kembali penyakit.
c. Promosi kesehatan pencegahan tersier, berfokus pada situasi di mana
seorang pasien atau klien memiliki masalah kesehatan yang sedang
berlangsung atau cacat, misalnya pada orang yang memiliki kanker yang
agresif, mereka dapat ditawarkan perawatan paliatif untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka dan menjadi sejahtera sebagai bentuk promosi
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kholid. (2014). Promosi kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo.

Barker. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish.

Departemen Kesehatan RI. (2017). Kemitraan Pemerintah dan Swasta Dalam

Pengendalian Kesehatan. Depkes RI.

Kementerian Kesehatan. (2011). Kesehatan Komunitas. Kemenkes.

Notoatmodjo. (2012). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan praktik

dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai