Definisi
Memberikan minyak esensial melalui inhalasi, pemijatan, mandi ua, atau kompres
untuk meredakan nyeri, menurunkan tekanan darah, meningkatkan relaksasi dan kenyamanan
Tindakan
Observasi
- Observasi pilihan aroma terapi yang disukai dan tidak disukai
- Identifikasi tingkat nyeri, stres, kecemasan, dan alam perasaan sebelum dan
sesudah aromaterapi
- Monitor ketidaknyamanan sebelum dan setelah pemberian (mis. Mual, pusing)
- Monitor masalah yang terjadi saat pemberian aromaterapi (mis. Dematitis kontak,
asma)
- Monitor tanda-tanda vital sbelum dan sesudah aromaterapi
Terapeutik
- Pilih minyak esensial yang tepat sesuai dengan indikasi
- Lakukan uji kepekaan kulit dengan uji tempel (patch test) dengan larutan 2%pada
daerah lipatan lengan atau lipatan belakang leher
- Berikan minyak esensial dengan metode yang tepat (mis. Inhalasi, pemijatan,
mandi uap, atau kompres)
Edukasi
- Ajarkan cara menyimpan minyak esensial dengan tepat
- Anjurkan menggunakan minyak esensial secara bervariasi
- Anjurkan menghindarkan kemasan minyak esensial dari jangkauan anak-anak
Kolaborasi
- Konsultasikan jenis dan dosis minyak esensial yang tepat dan aman
Referensi
Cooke, B.,& Emst, E. (2000). Aromatherapy: a systematic review. Br J Gen Pract, 50(455),
493-496.
Davis, C., Marie, C., Kerri. H., Mark, J.,& Julie, F. (2005). The Effect Of Aromatherapy
Massage with music on the stress and Axiety Levels of Emergency Nurses.
Australasian Emergency Nursing Journal, 8, 43-50.
Greenberg, M. J., & Slyer, J. T. (2017).Effectivenes of Silexan oral lavender essensial oil
compared to inhaled lavender essential oil aromatherapy on sleep in adults:a systematic
review protocol. JBI Database of Systematic Reviews and Implementation Reports,
15(4), 961-970.
Lawless, J. (2013). The Ensiklopedia of esential oils: The Complete guide to the use of
aromatic oils in aromtherapy, herbalism, heatlh, and well being. Conari press.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F. (2014). Complementary/Alternative Theraples in
Nursing (7thed.). New York. Springer Publising Company, Inc.
Balut Tekan
Definisi
Membalut luka dengan tekanan untuk mencegah atau menghentikan perdarahan.
Tindakan
Observasi
- Monitor perban untuk memantau drainase luka
- Monitor jumlah dan warna cairan drainase dari luka
- Periksa kecepatan dan kekuatan denyut nadi distal
- Periksa akral, kondisi kulit dan pengisian kapiler distal
Terapeutik
- Pasang sarung tangan
- Tinggikan bagian tubuh yang cedera diatas level jantung, jika tidak ada fraktur
- Tutup luka dengan kasa tebal
- Tekan kasa dengan kuat diatas luka selama
- Fiksasi kasa dengan plester setelah perdarahan berhenti
- Tekan arteri (pressure point) yang mengarah kearah perdarahan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur balut tekan
- Anjurkan membatasi gerak pada area cedera
Referensi
Brocck, N. (2011). Principles of ALS Care, Massachusetts: Jones and Bartlett Publisher.
Clarke, S. & Santy-tomlinson, J. (2014). Ortopaedic and Trauma Nursing, An Evidence-
Based Approach to Muskuloskeletal Care. UK: wiley-Blackwell.
Cole, E. (2009) Trauma Care, Essential Clinical Skills for Nurses. UK: Willey-Blackwell.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8thed.).USA: Jones
& Bariett Learning.
Graves, I., & Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre- Hospital Care. New York: Oxford
University Press.
Blibioterapi
Definisi
Mengunakan literatur untuk mengekspresikan perasaan, menyelesaikan maslah secara aktif,
meningkatkan kemampuan koping atau pengetahuan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan emosional, kognitif, perkembangan, dan situasional
- Identifikasi kemampuan membaca
Terapeutik
- Tetapkan tujuan terapi (mis. Perubahan emosi, pengembangan kepribadian,
pembelajaran perilaku baru.).
- Pilih literatur (cerita, puisi, essay, artikel, buku, atau novel) berdasarkan
kemampuan membaca, atau sesuai situasi/ perasaan yang dialami
- Gunakan gambar dan ilustrasi
- Diskusikan perasaan yang diungkapkan oleh karakter dalam literatur
- Diskusikan untuk membandingkan citra, karakter, situasi, atau konsep dalam
literatur dengan situasi yang dialami
- Fasilitasi mengenali situasi dalam literatur untuk melakukan perubahan perilaku
- Lanjutkan sesi membaca dengan sesi bermain peran, baik individu maupun
kelompok
- Berikan waktu jeda beberapa menit agar pasien dapat merefleksikan bacaanya
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan proses biblioterapi
- Anjurkan membaca dengan suara yang dapat didengar, jika perlu
- Anjurkan membaca ulang
Kolaborasi
- Konsultasikan dengan pustakawan untuk penelusuran buku atau literatur yang
tepat
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatrio Nursing: Contemporary Practice (5thed.). Phiadhelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Cohen Laura J, PhD., R. N. (1994) Biblioterapy: A valid treatment modality: Resert-based
practice. Journal of Psychosocial Nursing & Mental Heart Services, 32(9), 40-44.
Retrived from https://search.proquest.cor/docview/1024133737?accountld=17242.
Linquist, R., Snyder, M & Tracy, M.F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7thed.). Ney York: Springer Publising Company, Inc.
Townsend, K.S.M. (2009) Biblioterapi: An Examination of school conselors atittudes and use
(Order No.3390599). Available from ProQues Dissertations & Theses Global.
(304840945).
Bimbingan Antisipatif
Definisi
Mempersiapkan pasien dan keluarga untuk mengantisipasi perkembangan atau krisis
situasional.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi metode penyelesaian masalah yang biasa digunakan
- Identifikasi kemungkinan perkembangan atau krisis situasional yang akan terjadi
serta dampaknya pada individu dan keluarga
Terapeutik
- Fasilitasi memutuskan bagaimana masalah akan diselesaikan
- Fasilitasi memutuskan siapa yang akan dilibatkan dalam menyelesaikan masalah
- Gunakan contoh kasus untuk meningkatkan keterampilan menyelesaikan masalah
- Fasilitasi mengidentifikasi sumber daya yang tersedia
- Fasilitasi menyesuaikan diri dengan perubahan peran
- Jadwalkan kunjungan pada setiap tahap perkembangan atau sesuai kebutuhan
- Jadwalakan tindak lanjut untuk memantau atau memberi dukungan
- Berikan nomor kontak yang dapat dihubungi, jika perlu
- Libatkan keluarga dan pihak terkait, jika perlu
- Berikan referensi baik cetak ataupuan elektronik (mis. Materi pendidikan,
pamflet).
Edukasi
- Jelaskan perkembangan dan perilaku normal
- Informasikan harapan yang realistis terkait perilaku pasien
- Latih teknik kopping yang dibutuhkan untuk mengatasi perkembangan atau krisis
situasional kolaborasi
- Rujuk ke lembaga pelayanan masyarakat jika perlu
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatrio Nursing: Contemporary Practice (5thed.). Phiadhelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Garg, P., Trinth Ha,M., East wood, J. Et al. (2017). Expaianing culturally and linguistically
diferse (CALD) parents acces of healthcare services for developmental surveillanc and
antisipatory guidance: kualitatif findings from the watch Me Grow study. BMC Health
Services Risech. DOI: 10.1186/s12913-017-2143-1.
Stuart, GW (2013). Principles and practice of psychiatric Nursing 10 (10thed.). St. Lous:
Mosby.
Townsen, M. (2014). Psyciatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medication. (9thed.).
Phiadhelphia F. A. Davice Company
Syarif Fathurozaq Wibowo
J210190125
Definisi:
mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan.
Tindakan:
a. Observasi
Mengidentifikasi masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Mengidentifikasi inisiatif individu, keluarga dan masyarakat.
b. Terapeutik
Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan.
Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan mandiri.
Libatkan kolega/teman untuk membimbing pemenuhan kebutuhan kesehatan.
Siapkan pasien untuk mampu berkolaborasi dan bekerjasama dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan.
c. Edukasi
Bimbing untuk bertanggung jawab mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah kesehatan secara mandiri.
Referensi:
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA Pearson Education
Paakkari, L. & Paakkari. O. (2012). Health literacy as a learning outcome in schools. Health
Education, 112-2,133-152
Perry, A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8th med). St Louls: Mosby
Elsevier
Paul, D. L. et al (2014). Loprinzi Association of Active Play-Related Parenting Behaviors,
Orientations, and Practices With Preschool Sedentary Behavior. American Journal of Health
Education, 45, 229-233.
Wikinson J. M. Treas. L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016) Fundamentals of Nursing
(3rd ed). Piadelphia: F. A. Davis Company
Definisi
Mengkoordinasikan penanganan gawat darurat untuk penyelamatan jiwa pasien.
Observasi:
- Monitor tingkat kesadaran
- Monitor irama jantung
- Monitor pemberian Advance Cardiac Life Support sesuai protokol yang tersedia
- Monitor kualitas resus tasi jantung paru yang diberikan (mis. kedalaman kompresi,
kecepatan kompresi, rekol dada penuh, tidak ada interupsi)
- Interpretasi EKG dengan akurat untuk pemberian kardioversi/defibrilasi yang tepat, jika
perlu
- Periksa ketersediaan obat-obat emergensi
Terapeutik:
- Panggil bantuan jika pasien tidak sadar
- Aktifkan code blue
- Pastikan nadi tidak teraba dan napas tidak ada
- Lakukan resusitasi jantung paru, jika perlu
- Pastikan jalan napas terbuka
- Berikan bantuan napas, jika perlu
- Pasang monitor jantung
- Minimalkan Interupsi pada saat kompresi dan defibrilasi
- Pasang akses vena, jika perlu
- Siapkan intubasi, jika perlu
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk melihat pasien saat resusitasi, jika perlu
- Berikan dukungan kepada keluarga yang hadir pada saat resusitasi, jika perlu
- Akhiri tindakan jika ada tanda-tanda sirkulasi spontan (mis. nadi karotis teraba, kesadaran
pulih)
- Kolaborasi pemberian defibrilasi atau kardioversi, jika perlu
- Kolaborasi pemberian epinefrin atau adrenalin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian amiodaron, jika perlu
Referensi:
Bowden, T., & Smith, D. (2017). An overview of adult cardiopulmonary resusolation
equipment Nursing Standard (2014), 31(23), 54.
Burns, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3^ ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Cook, L. (2003). Staying current on defibrillator safety, Nursing, 33(11), 44-6
ENA (2007) Emergency Nursing Core Curriculum (6 ed.). USA: Sauders Elsevier.
Kleinman, M. E., Brennan, E E. Goldberger, Z. D. Swor, RA, Terry, M., Bobrow, 8 J.,
Gazmuri, R. J.,
Travers. A. H., Rea, T. (2015). Part 5: Adult basic life support and cardiopulmonary
resuscitation and Emergercy Cardiovascular Care, Circulation, 132(suppl 2). S414-S435
Link, M.S., Berkow, L. C.. Kudenchuk, P.J., Halperin. H. R, Hess, E. P. Moltra, V. K.,
Neumar, R. W.. O'Nell, B. J.. Paxton, J. H., Silvers, S. M., White, R. D., Yarnopoulos, D.
Donnino. M. W. (2015). Part 7: Adult advanced cardiovascular life support; 2015 American
Heart Association Guidelines Update for cardiopulmonary resuscitation and Emergercy
Cardiovascular Care, Circulation, 132(suppl 2). S444-S464
Spearpoint, K. (2008). Resuscitating patients who have a cardiac arrest in hospital. Nursing
Standard (trought 2013). 23(14), 48-57.
3. Delegasi 1.13476
Definisi:
Melimpahkan wewenang dan tanggung Jawab format kepada orang lain untuk melaksanakan
kegiatan tertentu
Observasi:
- Identifikasi tugas-tugas yang dapat dilimpahkan
- Identifikasi orang yang tepat untuk didelegasikan
- Monitor kinerja dalam pelaksanaan delegasi
Terapeutik:
- Susun perencanaan delegasi
- Tetapkan tuluan dan sasaran yang realistis
- Sesuaikan tugas atau kewajiban dengan kemampuan staf
- Hindari mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan
- Kontrol dan koordinasikan pekerjaan staf dengan mengukur pencapaian tujuan berdasarkan
standar
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dilakukan delegasi
- Latih staf dengan memberikan tugas dan wewenang baik secara tertulis maupun lisan
Referensi:
Berman A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10”
ad.). USA: Pearson Education
Mueller, C & Vogelsmeier. A. (2013). Elfective Delegation: Understanding Responsibility,
Authority, and Accountability, Journal of Nursing regulation. 4 (3). 20-27.
Murray, E (2017). Nursing Leadership and Management for Patient Safety and Quality Caro.
Philadelphia: F. A Davis Company
Wikinson. J. M. Treas, L S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.).
Philadelphia F. A. Davis Comany
Definisi:
Melakukan diskusi semi terstruktur untuk mengidentifikasi suatu masalah dalam kelompok.
Observasi:
- Identifikasi kebutuhan diskusi kelompok terarah
- Identifikasi peserta diskusi
- Catat pemikiran atau ide yang muncul dalam diskusi
Terapeutik:
- Atur ruangan dengan suasana nyaman, rancang posisi tempat duduk
- Persiapkan alat (mis sistem audio, petekam, media tulis)
- Lakukan orientasi kelompok salam, peserta diminta memberikan nama dan informasi data
diri
- Lakukan kontrak waktu
- Sampaikan diskusi akan direkam
- Arahkan pertanyaan sesuai tujuan dan hindari pertanyaan yang tidak relevan
- Berikan kesempatan semua peserta untuk berpartisipasi selama diskusi
- Motivasi interaksi peserta untuk berbicara satu sama lain, tidak harus ke fasilitator
- Motivasi peserta yang enggan berbicara
- Batasi peserta yang mendominasi diskusi melalui Isyarat verbal dan nonverbal
- Tunjukkan sikap mendengar aktif agar menjadi model perilaku bagi peserta
- Lakukan eksplorasi mendalam tanpa mengarahkan peserta
- Sampaikan ringkasan secara verbal
- Berikan umpan balik diskusi berupa analisis dan laporan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur FGD
- Informasikan topik yang akan didiskusikan
Referensi:
Escalada, M. & Haong, KL. (2009). Guideline how to conduct focus group discussion: Guido
line manual for novice researchers
Mousavi Ouri A. (2016). Focus Group Discussion: A Method Ol Problem Solving in
Nursing. Saldus Dev Med Edu 13(3)
Ressel, LB. Gualda, D. M. R. & Gonzalez, R. M. B. (2016). Focus Group As A Mathod Of
Duta Collection In Nursing Research An Experiential Report. International Journal of
Qualitative Methods. 1, (2)
Walsh, T.R., Irwin, D.E., Meler, A., Varni, J.W., & Dewalt, D.A (2008)., The Use Of Focus
Groups In The Development Of The PROMIS Pediatrics Item Bant Quality of the Rasserth
An international Journal Of Only al Llo Aspecia or Treatment, Caro And Ruhabilitation,
1715). 725-735
Bradburry-Jones C. Sambrook. S. Irvine F (2009). The phenomenological focus group anon:
an oxymoron?. J. AdvNurs, 65(3) 663 71 doi:10.1111/j. 1365-2648.2008.04922.x.
Dukungan Ambulas l.06171
Definisi
Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivasi berpindah.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Tarapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu ( mis. tongkat,kruk)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik,jika perlu
- Libatkanlah kel.sedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan ( mis.berjalan dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,berjalan sesuai toleransi )
Referensi
Berman,A.,Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Funfamentals of (10th ed.). USA:
pearson Education.
Doenges,M,E. (2010). Nursing Care Plans,Guidelines for Individualizing Client Care Across
The Life Span. (8th ed.). Philladelphia :F. A. Davis Company.
Dougherty,L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G & Potter,P.A. (2014).Nursing Skills & Procedure (8th ed.). St Louis : Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M. , Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.).
Philladelphia: F.A. Davis Company.
Dukungan Berhenti Merokok l.01001
Definisi
Meningkatkan keinginan dan kesiapan proses berhenti merokok.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi keinginan berhenti merokok
- Identifikasi upaya berhenti merokok
Terapeutik
- Diskusikan motivasi penghentian merokok
- Diskusikan kesiapan perubahan gaya hidup
- Lakukam pendekatn psikoedukasi untuk mendukung dan membimbing upaya berhenti
merokok
Edukasi
- Jelaskan efek langsung berhenti merokok
- Jelaskam berbagai intervensi dengan farmakoterapi ( mis. terapi penggantian nikotin )
Referensi
Boyd. M.A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
McDade, K. & Kiviranta, M (2015) .Nursing Intervention In Supporting Smoking Cessation
and
Reducing the Risk of Lung Cancer Smoking-related comparison between Finland and new
Zealand. Seinajoki University of Applied Sciences.
Rice, V.H.,Health, L., Livingstone-Banks, J., Hartmann-Boyce (2015) Nursing Intervention for
smoking cessation.J.Cochrane Databse Syst Rev , 15, 12:CD001188. doi: 10.1002/14651858.
CDpp1188.pub5.
Stuart,G.W.(2013). Principles and Practice of Psychiatric Nurisng ( 10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend. M. (2014). Psychiatric Nursing : Assesment ,Care plans,and Medications. (9th
ed.). Philadelphia F.A. Davis Company.
Dukungan Emosional I.09256
Definisi
Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi fungsi marah,frustasi, dan amuk bagi pasien
- Identifikasi hal yang telah memicu emosi
Terapeutik
- Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas,marah dan sedih
- Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka
-Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan ( mis. merangkul,menepuk- nepuk)
- Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas,jika perlu
- Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
Edukasi
- Jelaskan konsekuensi tidak menghadap rasa bersalah dan malu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami ( mis. ansietas,marah,sedih)
- Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola respons yang
biasa digunakan
- Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perlu
Referensi
Boyd. M.A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Fernandez- Felito ,A., Lana, A., Cabello - Gutierez,L., Franco- Correia,S., Baldonedo-
Cernuda,R., & Mosteiro - Dlaz, P .(2015). Face-to-face Information and Emotional Support
Trained Nurses Reduce Pain During Screening Mammography: Result from a Randomized
Controlled Trial. Pain Management Nursing 16(6), 862-870. doi : 10.10 16/j.pmn.2015.
Norell Pajner, M., Ziegert , K., & Kihlgren, A. (2015). Older patients' in sweden and their
ecperiences of the emotional support receiver from the registered nurse-a grounded theory
study. Aging & Mental Healt, 19(1),79-85. doi 10.1080/130783.2014.917605.
Sajjad, S., Ali,A., Gul, R. B Mateen, A., & Rozi,S.(2016). The effect of individualized patient
education, along with emotional support,on the quality of life of breast cancer patients - A
pilot study. European Journal Of Oncology Nursing,2175-82. doi:
1001016/j.ejon.2016.01.00607.008
Stuart,G.W.(2013). Principles and Practice of Psychiatric Nurisng ( 10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend. M. (2014). Psychiatric Nursing : Assesment ,Care plans,and Medications. (9th
ed.). Philadelphia F.A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi apakah hipnosis diri dapat digunakan
- Identifikasi masalah yang akan diatasi dengan hipnosis diri
- Identifikasi penerimaan terhadap hypnosis diri
- Identifikasi mitos dan kesalahpahaman terhadap penggunaan hipnosis diri
- Identifikasi kesesuaian sugesti hipnosis identifikasi teknik induksi yang sesuai (mis. ilusi
pendulum Chevreul,relaksasi,relaksasi otot,latihan visualisasi, perhatikan pada pernapasan,
mengulang kata/frasa )
- identifikasi teknik pendalaman yang sesuai (mis. gerakan tangan ke wajah, teknik eskalasi,
imajinasi ,fraksinasi)
- Monitor respon terhadap hypnosis diri
- Monitor kemajuan yang dicapai terhadap tujuan terapi
Terapeutik
- Tetapkan tujuan hypnosis diri
- Buatkan jadwal latihan Jika perlu
Edukasi
-Jelaskan jenis sipnosis diri sesuai penunjang terapi modalitas (mis. hipnoterapi,
psikoterapi ,terapi kelompok, terapi keluarga)
- Ajarkan prosedur hypnosis diri sesuai kebutuhan dan tujuan
- Anjurkan modifikasi prosedur hypnosis diri frekuensi intensitas teknik berdasarkan respon
dan kenyamanan.
Referensi
Boyd,M. A. (2011).Psychiatric Nursing : Contemporary practice (5th ed). Piladelphia :
Lippincott williams & wilkins
Linquist. R., Snyder, M.& Tracy, M,F.(2014). Complementary/Alternative therapies in
Nursing (7th ed). New York:springer publishing company. Inc.
Mottern,Ron,MA,R.T.C, C.H,(2010). Using hypnosis as adjunct care in mental healyh nursing.
Journal of psychosocial Nursing & Mental health services, 48(10),
41-44,dol:http//dx.dol.org/10.3928/02793695-20100730-05.
Stuart, G.W. (2013).Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.).St.Louis:mosby.
Townsend,M.(2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans,and Medications. (9th ed).
Philadelphia:F.A.Davis Company.
Valante,S.M.(2006). Hypnosis for paln management. Journal of Psychososial Nursing &
Mental Health services, 44 (2),22-30.
Definisi
Tindakan
Observasi
Identifikasi masalah yang sebenarnya dialami kelompok
Identifkasi kelompok memiliki masalah yang sama
Identifikasi hambatan menghindari sesi kelompok (mis, stigma, cemas, tidak aman)
Identifikasi aturan dan norma yang perlu dimodifikasi pada sesi selanjutnya jika perlu
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Anderson and McFarlane. (2011). Community As Partner. Theory and Practic In Nursing.
Philadelphia: Wollors Kluwer Health/Lippincott William and Wilkins
Bergin .R.J., Gragon. S.M., Bernshaw, D., Juraskova, I., Penberthy, S., Mlleskin, L.R., Krishnesamy, M.,
Hocking, A.C., Aranda, S.K., Schofield, P.E., (2016) Developing an Evidence-Based, Nurs-Led
Psychoeducational intervention With Peer Suport In Gynecologic Oncology. Cancer Nurs , 39(2). 19-
30.
Castelein, S., Mulder, P.J., Bruggeman, R. (2006). Guided peer support groups for schizophrenia: a
nursing intervention, Psychiatr Serv. 59(3). 326. Doi:10.1176/appl.ps.59.3.326.
Creating peer support groups in mental health and related areas – WHO QualityRight training to act,
unito, and empower for mental healt (pilot version). Geneva: World Health Organization; 2017
(WHO/MSD/MHP/17.13). Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
Definisi
Tindakan observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Anderson and McFarlane. (2011). Community As Partner. Theory and Practic In Nursing.
Philadelphia: Wollors Kluwer Health/Lippincott William and Wilkins.
Bracht, N., (1990). Health promotion at the community level. Newbury Park, CA:Sege.
Salazar, M. K. S. and Primomo, J. (1994). Taking the lead in anvironmental health. American
Acociation of Occuoational Health Nurses (AAOHN). 42(7). 317-324.
Stanhope, m. & Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population-Centered Healh Care In the
Community. Elsevler Science Health Science Devision.
Dukungan kepatuhan program pengobatan I.12361
Definisi
Memfasilitasi ketepatan dan keteraturan menjalani program pengobatan yang sudah ditentukan
Tindakan observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Serman, A. Snyder, S. & Fredsen, G. (2016). Kozler & Erb’s Fundamentals of Nursing. USA: Person
Education
Dougherty, L & Lister, (2015). Manual of Clinical Nursing Procedure. UK: The Royal Maraden NHS
Foundation Trust.
Perry. A.G. & Polier, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures. St Louls: Mosby Elsevlor.
Wilkinson, J. M., Tress, L. S. Bernatt, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamental of Nursing. Phledelphia:
F.A. Devia Company.
Definisi
Tindakan observasi
Identifikasi keyakinan, masalah, dan tujuan keperawatan
Identifikasi kesembuhan jangka panjang sesuai kondisi pasien
Monitor kesehatan fisik dan mental pasien
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Frey, K.S., Hirschstein, M.K., Sneli. J.L., Edstrom, L. V. S., MacKenzie, E. P., & Brodarick, C. J. (2005).
Reducing Playground Bullying and Supporting Beilefs: An Experimental Trial of the Steps to Respect
Program, Committee for Children, Devalopmental Psychology, 41, 3. 479-491.
Judith A. Adams, Donald E, Bailey Jr., Ruth A. Anderson (2011). Nursing Roles and Strategies End-of-
Life Decision Making In Acute Care: A Systematic Review of the Literature. Nursing Research and
Practice, 15. Doi:10.1155/2011/527834.
Swanson , K.M. (1993). Nursing as Informed Caring for the Well-Being of Others. Journal of Nursing
Scholarship, 25, 352-357.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
- Identifikasi beban prognosis secara psikologis
- Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang
- Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
Terapeutik
- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
- Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi
- Diskusikan rencana medis dan perawatan
- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar anggota keluarga
- Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan perawatan jangka Panjang, jika perlu
- Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik nilai
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga (mis. tempat tinggal, makanan,
pakaian)
- Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan berduka, jika perlu
- Fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang diperlukan
untuk mempertahankan keputusan perawatan pasien
- Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan pasien dan/atau jika keluarga
tidak dapat memberikan perawatan
- Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan
- Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga
Edukasi
- Informasikan kemajuan pasien secara berkala
- Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
Referensi
Epiphaniou, E., Hamilton, D., Bridger, S., Robinson, V., Rob, G., Beynon, T., & Harding, R. (2012). Adjusting to
the caregiving role: the importance of coping and support. International Journal of Palliative Nursing,
18(11), 541-545.
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P., Steele, R., Tabacco, A., & Hanson, S.M.H. (2015). Family Health Care Nursing:
Theory, Practice, and Research (5th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Yates, P. (1999). Family coping: issues and challenges for cancer nursing. Cancer Nursing, 22(1), 63-71.
Dukungan Meditasi
Definisi
Memfasilitasi perubahan tingkat kesadaran dengan berfokus secara khusus pada pemikiran dan
perasaan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan menjalani meditasi
- Identifikasi penerimaan terhadap meditasi
- Monitor efektifitas meditasi
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang tenang
- Fasilitasi memilih kata-kata yang memiliki efek menenangkan (mis. mengulangi kata ‘satu’,
‘ikhlas’, ‘sabar’, ‘alhamdulillah’, ‘astaghfirullah’)
- Setelah selesai, mintalah pasien untuk duduk diam selama beberaa menit dengan mata
terbuka
Edukasi
- Anjurkan mengabaikan pikiran yang mengganggu
- Anjurkan duduk dengan tenang dalam posisi yang nyaman
- Anjurkan menutup mata, jika perlu
- Anjurkan memfokuskan perhatian pada saat tarik napas sambil mengucapkan kata pilihan
- Anjurkan melemaskan semua otot dan tetap rileks
- Anjurkan melakukan medikasi 1- 2 kali sehari
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Linquist, R., Snyde, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th ed.).
New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dukungan Memaafkan
Definisi
Memfasilitasi pengalihan perasaan marah dan dendam dengan empati dan kerendahan hati.
Tindakan
Observasi
- identifikasi sumber kemarahan dan kebencian
- identifikasi keyakinan yang menghambat dan membantu mengungkapkan masalah
- identifikasi perasaan marah, kapahitan, dan dendam
Terapeutik
- Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran secara empati
- Gunakan teknik kehadiran, sentuhan, dan empati, jika perlu
- Fasilitasi mengatasi hambatan pemulihan dengan cara spiritual (mis. doa, bimbingan,
bersikap bijaksana)
- Fasilitasi kegiatan ibadah, bermohon ampun/taubat kepada Tuhan (mis. sholat taubat,
pengakuan dosa)
Edukasi
- Jelaskan bahwa memaafkan adalah sebuah proses
- Jelaskan bahwa memaafkan memiliki dimensi kesehatan dan pemulihan diri
- Ajarkan teknik melepaskan emosi dan relaksasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Linquist, R., Snyde, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th ed.).
New York: Springer Publishing Company, Inc.
Recine, A. C. (2015). Designing forgiveness interventions: Guidance from five meta-analyses. Journal of
Holistic Nursing, 33(2), 161.
Quenstedt-Moe, G. (2014) Using Forgiveness as an Intervention for Healing in Woman Who Experience
Abuse. J Clinic Res Bioeth, 5. 191. doj: 10.4172/2155-9627.1000191.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dukungan Mobilisasi
Definisi
Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas pergerakan fisik.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur0
- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi diri
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk di tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life Span.
(8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Sediakan sarana yang aman dan nyaman untuk pelaksanaan ibadah (mis. tempat berwudhu,
perlengkapan sholat, arah kiblat, perlengkapan kebaktian)
- Fasilitasi konsultasi medis dan tokoh agama terhadap prosedur khusus (mis. donor,
transfusi)
- Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai sumber koping
- Fasilitasi kebutuhan diet sesuai dengan agama yang dianut (mis. tidak makan babi bagi
muslim, tidak makan daging sapi bagi hindu)
- Fasilitasi pemenuhan ritual pada situasi khusus (mis. mengadzankan bayi, pembaptisan,
pengakuan dosa, menuntun syahadat saat sakaratul maut, menghadap kiblat)
- Fasilitasi penuntunan ibadah oleh keluarga dan/atau rohaniawan
Kolaborasi
- Konsultasi medis terkait pelaksanaan ibadah yang memerlukan perhatian (mis. puasa)
- Rujuk pada rohaniawan, konseling profesi, dan kelompok pendukung pada situasi spiritual
dan ritual, jika sesuai
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA
Perason Education.
Giske,T. And Cone, P.H. (2015) Discerning the healing path-how nurses assist patient spirituality in
diverse health care settings. J Clin Nurs, 24: 2926-2935. Doi :10.1111/jocn.12907.
O’Brien, M. E. (2010). Spirituality in Nursing Standing on Holy Ground (4th ed). Canada Jones & Bartlet
Publishers.
Yousefi, H., & Abedi, H. A. (2011). Spiritual care in hospitalized patients. Iranian Journal of Nursing
and Midwifery Research, 16 (1). 125-132.
Jackson, B., Alaradi, M., Ling, J., & Lehna, C. (2016). Assessment of Home Safety in Children
From Kentuckiana. Pediatric Nursing, 42(3), 131-136.
Kaakinen, J.R, Coehlo, D.P., Steele, R., Tabacco, A., & Hanson, S.M.H. (2015). Family Health
Care Nursing: Theory, Practice, and Research (5th ed). Philadelphia: F. A. Davis
Company.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Memfasilitasu pasien dan keluarga untuk memperbaiki hubungan dengan mengklarifikasi dan
memenuhi perilaku peran tersebut
Tindakan
Observasi
Teraupetik
- Fasilitas adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan
- Fasilitas bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap perilaku
- Fasilitas diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir , jika perlu
- Fasilitas diskusi peran orang tua , jika perlu
- Fasilitas diskusi peran anak saat anak meninggalkan rumah , jika perlu
- Fasilitas diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal balik
Edukasi
Kolaborasi
- Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru
Refernsi
Boyd, M.A.(2011). Psychiatric Nursing : contemporary practice (5th ed.) Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins
Stuart, G.W. (2013). Principtes and practice of psychiatric nursing (10 th ed.) st.louis : mosbly
Townsend, M. (2014). Psychiatric nursing : assessment, care plane, and medicatios. (9 th ed)
philadelpia
Definisi
Tindakan
Observasi
Teraupetik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Berman, A., synder, S. & Fradsen, G (2018). Kozier & Erb’s fundamentals of nursing (10th ed) . USA
person education
Dougherty, L & lister, S (2015). Manual of clinical nursing procedure (9th ed.) UK : th royal marsden
NHS foundation trust
Perry, A.G. & potter. P,A (2014) nursing skills & procedures (8th ed.) st louis : mosby Elsevier
Pyl, N. & menard, P (2012). Evaluation of nurses’ perceptions on providing patient decision support
with caldiopulmonary resustication ISRN nursing, 591541, 1-8.
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Informasikan keluarga dan tenaga kesehata yang lain teknik berkomunikasi dan gunakan
secara konsisten
- Anjurkan keluarga dan staf mengajak bicara meskipun tidak mampu berkomunikasi
Kolaborasi
Referensi
Boyd, M.A (2011) pyschciatric nursing : contamporaty practice ( 5th ed.) philadelpia Lippincott
Williams & willkins
Haugen, N., gature, SJ (2010). Ulrich % canale’s nursing care planning guides (7th ed.) philadelpia
elsavier health science
Stuart, G.W . (2013) principies and practice of psychciatric nursing (10th ed.) St.louis : mosby
Townsend, M (2014) psychiatric nursing: assessment , care plane and medications. (9th ed. )
philadelpia: F.A. Davis company
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Boyd, M. A. (2011) . psychaiatric nursing : contemporary practice ( 5th ed.) philadelpia lippicontt
Williams & willins
Haugen, N, Galure, SJ (2010) Ulrich & canale’s nursing care planning guides (7th ed) philadelpia:
elseiver health science
Stuart, G.W (2013) principles ad practice of psychiatric nursing (10thed) St.Louis : Mosby
Townsend, M. (2014) psychiatric nursing : assessment , care plans and medications (9th ed)
philadelpia F.A davis company
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ed).USA:
Pearson Education.
Boyd, M.A. (2011) Psiciatric Nursing : Contenporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Stuart, G.W. (2013). Priciples and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psyciatric Nursing : Assessment, Care Pians, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ed).USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St.Louis: Elsevier
Willkinson, J. M., Treas. L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB).
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
- Dukung penggunaan toilet/commodel/pispot/urinal secara konsisten
- Jaga privasi selama eliminasi
- Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
- Bersihkan alat bantu BAK/BAB setelah digunakan
- Latih BAK/BAB sesuai jadwal, jika perlu
- Sediakan alat bantu (mis. kateter eksternal, urinal), jika perlu
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ed).USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St.Louis: Elsevier
Willkinson, J. M., Treas. L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ed).USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St.Louis: Elsevier
Willkinson, J. M., Treas. L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi ketergantungan pada "pemimpin" agama
- Identifikasi pola perilaku, pemikiran, perasaan
- Identifikasi riwayat penyalahgunaan agama dan/atau ritual, metode pemecahan masalah
dan koping, stabilitas emosional, tingkat penggunaan teknik persuasif dan manipulative
- Identifikasi tanda-tanda penganiayaan fisik, emosional, eksploitasi, atau adiksi agama
- Monitor interaksi dengan "pemimpin" agama
- Identifikasi jaringan fungsional keagamaan
- Identifikasi sumber - sumber untuk memenuhi kebutuhan religius dan dukungan individu
dan kelompok.
Terapeutik
- Tawarkan kegiatan ibadah yang sesuai untuk pemulihan bagi pasien dan keluarga /
kelompok agama
- Berikan dukungan interpersonal secara reguler sesuai kebutuhan
- Laporan dugaan penyalahgunaan terhadap rumah ibadah dan/atau otoritas hukum
Edukasi
- Rujuk konseling agama yang sesuai
- Rujuk jika ada indikasi ritual gaib.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi ketergantungan pada pemberi asuhan (mis. akibat gangguan status mental,
keterbatasan sumber ekonomi, depresi)
- Identifikasi situasi krisis keluarga yang memicu penganiayaan (mis. kemiskinan,
pengangguran, perceraian)
- Identifikasi pemberi asuhan yang menunjukkan gangguan kesehatan fisik atau mental
- Identifikasi tanda-tanda pelecehan fisik, seksual dan psikologis (mis laserasi, memar, adanya
air mani atau darah kering, harga diri rendah, depresi
- Identifikasi tanda-tanda eksploitasi (mis. Pemenuhan kebutuban dasar tidak sesuai dengan
sumber yang memadai)
- Identifikasi harapan pemberi asuhan yang tidak realistis
- Monitor interaksi pasien dan pemberi asuhan
Terapeutik
- Berikan penegasan positif tentang nilai diri
- Fasilitasi keluarga dalam mengidentifikasi strategi penanggulangan situasi stres
- Diskusikan indikasi penganiayaan dengan pasien dan pemberi asuhan secara terpisah
Edukasi
- Ajarkan cara mengatasi masalah dalam perawatan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis. takut, kuatir, sedih, kesal, marah)
- Anjurkan rawat inap untuk pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut, jika perlu
- Anjurkan penyesuainan lingkungan rumah untuk meningkatkan kemandirian
- Anjurkan melakukan program aktivitas fisik rutin dan program latihan yang sesuai
- Ajarkan perawatan mandiri melalui latihan, penguatan dan pengulangan
- Informasikan sumber daya komunitas (mis. alamat dan nomor telepon lembaga yang
memberikan bantuan layanan kesehatan lansia di rumah)
Kolaborasi
- Rujuk ke program terapi fisik atau olahraga, jika perlu
- Rujuk kepada perawat komunitas, jika perlu
- Rujuk kepada layanan hak asasi manusia, jika perlu.
Tindakan
Observasi
- identifikasi faktor risiko terkait kekerasan dalam rumah tangga (mis. riwayat kekerasan
dalam rumah tangga, pelecehan, penolakan, kritik berlebihan, perasaan tidak berharga,
kemiskinan, pengangguran, ketergantungan finansial, perselingkuhan)
- Identifikasi riwayat kekerasan dalam rumah tangga (mis. banyak luka cedera, gejala somatik
multipel, sakit perut kronis, sakit kepala kronis, nyeri panggul, kecemasan, depresi, sindrom
stres pasca trauma, dan gangguan kejiwaan lainnya)
- Identifikasi tanda dan gejala kekerasan fisik (mis. banyak luka dalam berbagai tahap
penyembuhan; laserasi yang tidak dapat dijelaskan, memar, atau bekas luka, bekas
pengikatan di pergelangan tangan atau kaki, memar pada lengan bawah; gigitan manusia)
- Identifikasi tanda dan geļala kekerasan seksual (mis, adanya air mani atau darah kering,
luka pada genital luar, perubahan perilaku atau kesehatan dramatis tanpa diketahui
etiologinya)
- Identifikasi tanda dan gejala kekerasan emosional (mis. harga diri rendah, depresi, malu
dan mengalah, perilaku terlalu hati-hati di sekitar pasangan)
- Identifikasi tanda dan gejala eksploitasi (mis. kebutuhan dasar tersedia tidak memadai
padahal sumber memadai, perampasan barang-barang pribadi, hilangnya jaminan sosial
yang tidak dapat dijelaskan, kurangnya pengetahuan tentang keuangan pribadi atau
masalah hukum)
- Identifikasi penjelasan penyebab luka yang tidak konsisten
- Identifikasi kesesuaian antara jenis cedera dan gambaran penyebabnya
- Identifikasi pemaanfaatan sumber daya masyarakat untuk pencegahan kekerasan
- Identifikasi interaksi pasangan (mis. catatan waktu dan lama kunjungan pasangan selama
rawat inap, reaksi pasangan yang sedikit atau berlebihan
- Identifikasi adanya kepatuhan ekstrim pada pasangan seperti pasrah pada prosedur rumah
sakit
- Identifikasi kemunduran progresif keadaan fisik dan emosional
- Identitas adanya kunjungan berulang ke klinik, ruang gawat darurat, atau medis karena
masalah kecil
Terapeutik
- Lakukan wawancara dengan pasien atau orang lain yang mengetahui dugaan kekeraşsan
tanpa dihadiri pasangannya
- Dokumentasikan bukti kekerasan fisik atau seksual menggunakan alat perekam dan foto
standar
- Dengarkan dengan baik saat mulai membicarakan masalahnya
- Buat rencana untuk mencatat dimana diduga terjadi kekerasan
- Tegaskan secara positif bahwa diri pasien berharga
- Dukung korban untuk mengambil tindakan dan melakukan perubahan untuk mencegah
terjadi kekerasan lebih lanjut
- Fasilitasi pasien dan keluarga dalam mengembangkan strategi mengatasi stres
- Diskusikan dengan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
hubungan
- Buat rencana keselamatan yang digunakan jika terjadi kekerasan
- Laporkan situasi dimana diduga terjadi penganiayaan sesuai undang-undang yang berlaku
Edukasi
- Anjurkan rawat inap untuk pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut, jika perlu
- Anjurkan mengekspresikan kekhawatiran dan perasaan termasuk ketakutan, rasa
bersalah, rasa malu, dan menyalahkan diri sendiri
- Informasikan mengenai penampungan korban kekerasan dalam rumah tangga, jika
perlu
Kolaborasi
- Rujuk pasien yang berisiko kekerasan atau mengalami kekerasan kepada spesialis dan/atau
layanan yang sesuai (mis. spesialis komunitas, layanan hak asasi manusia, konseling, bantuan
hukum)
Dukungan Proses Berduka
I.02028
Definisi Buku SIKI halaman
44
Memfasilitasi menyelesaikan proses berduka terhadap kehilangan yang bermakna.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kehilangan yang dihadapi
- Identifikasi proses berduka yang dialami
- Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal
- Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
Terapeutik
- Tunjukan sikap menerima dan empati
- Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
- Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
- Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama dan norma sosial
- Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. Membaca buku,
menulis, menggambar, atau bermain)
- Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
Edukasi
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar,
sepresi, dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
- Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
- Anjurkan mengekspresi perasaan tentang kehilangan
- Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi reaksi awal terhadap kematian bayi.
Terapeutik
- Lakukan kebiasaan kelahiran anak sesuai agama dan budaya (mis. Mengazankan)
- Berikan peralatan bayi termasuk catatan kelahiran anak (mis. Stempel kaki dan tangan, foto,
perlengkapan bayi)
- Libatkan orang tua dalam penyelenggaraan jenazah bayi
- Pindahkan bayi ke kamar jenazah
- Persiapkan jenazah untuk dibawa pulang oleh keluarga ke rumah duka
- Diskusikan pengambilan keputusan yang diperlukan (mis.Otopsi, konseling genetik)
- Diskusikan karakteristik berduka normal dan abnormal, termasuk presipitasi perasaan
Edukasi
- Informasikan bentuk bayi berdasarkan usia usia gestasi dan lamanya kematian
- Informasikan kelompok pendukung yang ada, jika perlu
- Anjurkan orang tua menggendong bayinya saat akan meninggal, jika perlu
- Anjurkan keluarga melihat, menggendong dan bersama bayi selama yang diinginkan
Kolaborasi
- Rujuk kepada tokoh agama (mis. Ustadz, pendeta), pelayanan sosial dan konselor, jika perlu
Referensi
Arnold, J (1995). A reconceptualization of the concept of grief for nursing: A philosophical analysis
(Order No. 9609382). Available from Nursing & Allied Health Database: ProQuest
Dissertations & Theses Global. (304215346)
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nurisng: Contemporary Practice (5ᵗʰ ed.) Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Fenstemarcher, K. H. (2001). Perinatal Loss And Bereavement In Non-Hispanic Black Adolescent
(Order No. 35000995). Available from Nursing & Allied Health Database; ProQuest
Dissertations & Theses Global. (926819260)
Stuart, G. W. (2013). Principles and Pratice of Phsychiatric Nursing (10ᵗʰ ed.) St. Louis: Mosby
Thomas-Adams, H. (2015). Child life specialist use of biblioteraphy with grieving children: How books
can be used to aid emotional expression, meaning-making and healing (Order No. 1588943).
Townsend, M. (2014). Psyciatric Nursing : Assessment, Care Plants, and Medications. (9ᵗʰ ed).
Philadelphia: F.A, Davis Company
Dukungan Sibling
I.10333
Definisi Buku SIKI halaman 45
Memfasilitasi saudara kandung untuk beradaptasi dengan kondisi saudaranya yang sakit/kondisi
kronis/berkebutuhan khusus
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pemahaman sibling tentang kondisi saudaranya
- Monitor respon sibling terhadap kesulitan adaptasi dengan kondisi saudaranya (mis. Sensitif,
menarik diri, stress)
Terapeutik
- Motivasi orang tua berbicara pada sibling tentang kondisi saudaranya secara jujur
- Libatkan orang tua saat memberikan informasi kondisi saudaranya
- Fasilitasi komunikasi antara sibling dan saudaranya
- Fasilitasi sibling untuk menjenguk saudaranya yang dirawat
- Fasilitasi orang tua untuk mengatur kebutuhan sibling di rumah
- Fasilitasi sibling unruk melihat perbedaan dan kesamaan antara dirinya dan saudaranya
- Berikan kesempatan untuk bertemu dengan sesama sibling yang memiliki masalah yang
sama
- Berikan pujian jika telah bersabar, teelah berkorban, atau telah membantu
- Komunikasikan kondisi sibling ke perawat sekolah dan guru untuk membrikan dukunga, jika
perlu
- Gunakan media untuk memfasilitasi sibling yang tidak bisa bertemu saudaranya (mis.
Telepon, foto, video)
Edukasi
- Informasikan sibling tentang kondisi saudaranya
- Informasikan sibling bahwa dia bukan penyebab kondisi yang dalami saudaranya
Referensi
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young People’s Nursing(1ˢᵗ
ed.). USA: Wiley-Blackwell
hockenberry, M. J. AND Wilson, D. (2014). Wrong’s Nursing Care of Infants and Children. St. Louis:
Mosby Elsevier
Nolbris, M.J., & Nilsson, S.(2016). Sibling Suppoter’s Experiences of Giving Support to Siblings Who
Have a Brother or a Sister With Cancer. Journal of Pediatric Oncology Nursing.
Dukungan Spiritual
I.09276
Definisi Buku SIKI halaman 46
Memfasilitasi peningkatan perasaan seimbang dan terhubung dengan kekuatan yang lebih besar
Tindakan
Observasi
- Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan
- Identifikasi pandangan tentang habungan antara spiritual dan kesehatan
- Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
- Identifikasi ketaatan dalam beragama
Terapeutik
- Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang penyakit dan kematian
- Berikan kesempatan mengekspresikan dan meredakan marah secara tepat
- Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa ketidakberdayaan
- Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual
- Diskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, jika perlu
- Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
Edukasi
- Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman, dan/ataau orang lain
- Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok pendukung
- Ajarkan metode relaksasi, meditasi, dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi
- Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis. Ustadz, pendeta, romo, biksu)
Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals os Nursing (10ᵗʰ ed). USA:
pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015) Manual of Clinical Nursing Prosudures (9ᵗʰ ed). UK: Thr Royal
Marsden NHS Foundatin Trust.
Townsend, M. (2016). Psychiatric Nursing : Assessment, Cre Plans, and Medications. (9ᵗʰ ed).
Philadelphia: F . A Davis Compny.
Wilkinson, J. M. Treans, L. S., BarmetT K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentais of Nursing (3ᵗʰ ed).
Philadelphia: F . A. Dalvis Company
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penggunaan sumber daya keuangan sesuai dengan sumber dana yang dimiliki
- Identifikasi fasilitas yang dapat dipergunakan setelah pemulangan
- Identifikasi efisiensi dan efektivitas pengunaan jaminan kesehatan
Terapeutik
- Lakukan advokasi terkait pembiayaan sesuai dengan kebijakan institusi
- Lakukan pencatatan setiap aktivitas pembiayaan
- Fasilitasi keluarga mendiskusikan upaya memperoleh sumber pembiayaan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pengurusan penjaminan biaya (mis. BPJS, JKN)
- Informasikan pembiayaan pelayanan perawatan
- Informasikan jaminan yang dapat digunakan
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10ᵗʰ ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015) Manual of Clinical Nursing Prosudures (9ᵗʰ ed). UK: Thr Royal
Marsden NHS Foundatin Trust.
Perry, A,G. & Potter, P . A. (2014). Nursing Skills & Prodedures (8ᵗʰ ed.). St Louis: Mosby
Elsevier
Wilkinson, J . M., Treas, L . S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3ʳ ͩ ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company
WHO (World Health Organization). 2000. The World Health Report 2000: Health System
Improving Perfomance. Geneva: WHO
Tindakan
Observasi
- Identifikasi persepsi tentang masalah kesehatan
- Monitor pelaksanaan tanggung jawab
Teraupeutik
- Berikan kesempatan merasakan memiliki tanggung jawab
- Tingkatkan rasa tanggung jawab atas perilaku sendiri
- Hindari berdebat atau tawar-menawar tentang perannya di ruang perawatan
- Berikan penguatan dan umpan balik positif jika melaksanakan tanggung jawab atau mengubah perilaku
Edukasi
- Diskusikan tanggung jawab terhadap profesi pemberi asuhan
- Diskusikan konsekuensi tidak melaksanakan tanggung jawab
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Princlples and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychlatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medications. (9th ed.). Philadelphia:
F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis. Kopi, teh, alkohol, makan mendekati
waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)
- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Teraupeutik
- Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. pijat, pengaturan, posisi, terapi akupresur)
- Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (mis. psikologis, gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
- Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernapasan
- Monitor status respirasi dan oksigenasi (mis. frekuensi dan kedalaman napas, penggunaan otot bantu
napas, bunyi napas tambahan, saturasi oksigen)
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Berikan posisi semi Fowler atau Fowler
- Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis. nasal kanul, masker wajah, masker rebreathing atau non
rebreathing)
- Gunakan bag-valve mask, jika perlu
Edukasi
- Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
- Ajarkan mengubah posisi secara mandir
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkhodilator, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G.. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: McGraw-Hill Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M, Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pasien dengan menanyakan minimal dua identitas (mis. nama lengkap, tanggal lahir)
Terapeutik
- Perkenalkan diri pada pasien
- Pastikan tim kesehatan yang datang merupakan tim yang menangani pasien
- Dengarkan respon yang disampaikan pasien
- Dampingi pasien selama visite
- Fasilitasi penerapan rekomendasi yang berbasis bukti untuk menyelesaikan masalah kesehatan
- Dokumentasikan hasil visite pada catatan terintegrasi
Edukasi
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk bertanya jika masih ada hal-hal uang belum dimengerti
- Informasikan perkembangan hasil visite kejadian/masalah
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M, Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). S (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Memberikan informasi tentang berat badan dan persentase lemak tubuh yang optimal
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan hubungan asupan makanan, latihan, peningkatan dan penurunan berat badan
- Jelaskan kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan
- Jelaskan risiko kondisi kegemukan (overweight) dan kurus (underweight)
-
Jelaskan kebiasaan, tradisi dan budaya, serta factor genetik yang mempengaruhi berat
badan
Edukasi Berhenti Merokok
- Anjurkan cara mengelola berat badan secara efektif I.12366
Definisi
Memberikan informasi terkait dampak merokok dan upaya untuk berhenti merokok.
Tindakan
Observasi
- identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapiutik
- Sediakan materi dan media edukasi
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan gejala fisik penarikan nikotin (mis, sakit kepala, pusing, mual, dan insomnia)
- Jelaskan gejala berhenti merokok (mis. Mulut kering, batuk, tenggorokan gatal)
- Jelaskan aspek psikososial yang mempengaruhi perilaku merokok
- Informasikan produk pengganti nikotin (mis. Permen karet, semprotan hidung, inhaler)
- Ajarkan cara berhenti merokok
Referensi
Berman. A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA: pearson
Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life Span. (8th ed.).
Philadelphia: F. A. Davia Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed.). UK: The Royal Maraden NHS
Foundation Trust.
Perry. A.G. & Potter. P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wllkinson, J. M., Treas, L S., Barnett. K. & Smith. M. H. (2016. Fundamentals of Nursing ( 3rd ed.). Philadelphia: F. A.
Davis Company
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
- Persiapan materi. Media dan alat dan formulir balans cairan
- Tentukan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan pasien dan
Keluarga.
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya.
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala dehidrasi
- Anjurkan tidak hanya minum air saat haus, jika sedang berolahraga atau beraktivitas berat
- Anjurkan memperbanyak minum
- Anjurkan memperbanyak mengkonsumsi buah yang mengandung banyak air (mis. Semangka, pepaya)
- Ajarkan cara pemberian oralit, jika perlu
- Ajarkan menilai status hidrasi berdasarkan warna urin
Referensi
Berman. A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA: pearson
Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life Span. (8th ed.).
Philadelphia: F. A. Davia Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed.). UK: The Royal Maraden NHS
Foundation Trust.
Perry. A.G. & Potter. P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wllkinson, J. M., Treas, L S., Barnett. K. & Smith. M. H. (2016. Fundamentals of Nursing ( 3rd ed.). Philadelphia: F. A.
Davis Company
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
- Monitor keberhasilan pasien melakukan peritoneal dialisis
Terapiutik
- Persiapkan materi, media dan alat peraga peritoneal dialisis
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan
- berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
- Jelaskan tentang pengendalian infeksi (cuci tangan dan prinsip steril) dalam pelaksanaan peritoneal dialisis
- Jelaskan , pengendalian tujuan dan masalah/ komplikasi peritoneal dialisis (mis. Kemerahan, bengkak, cairan
peritoneal tidak keluar)
- Jelaskan cara memonitor cairan masuk dan keluar peritoneal dialisis
- Demonstrasikan prosedur peritoneal dialisis langsung pada pasien
- Instruksikan pasien/keluarga menjelaskan dan meredemonstrasikan kembali prosedur peritoneal dialisis
Referensi
Blasen et al (2011). Fluid Status in Peritoneal Dialysis Patients: The European Body Composition Monitoring
(EuroBCM) Study Cohort. Plos One Journal, 6, 2..
Daveport, A. 2013. Does peritoneal dialysis body composition assessments using multi-frequency bioimpedance
in peritoneal dialysis patients? European Journal of Clinical Nutrition, 223-5
Dougherty & Lister (2015). The Royal Marsden manual of Clinical Nursing Procedure. 9 th ed. USA: Wiley Blackwell
Drepper, et al (2016), Overhydration Is a Strong Predictor of Mortality in Peritoneal Dialysis Patients
Independently of Cardiac Failure. Plos One Journal
Perry, A.G. & Potter, P.A (2014), Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Edukasi Diet I.12369
Definisi
Mengajarkan jumlah, jenis dan jadwal asupan makanan yang diprogramkan
Tindakan
Observasi
- Idebtifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
- Idebtifikasi tingkat pengetahuan saat ini
- Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu
- Idebtifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan
- Identifikasi keterbatasan finansial untuk menyediakan makanan
Terapiutik
- Persiapkan materi, media dan alat peraga
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
- Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
- Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
- Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika perlu
- Anjurkan mempertahankan posisi semi Fowler (30 – 45 derajat) 20-30 menit setelah makan
- Anjurkan mebgganti bahan makanan sesuai dengan diet yang diprogramkan
- Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi
- Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai
- Ajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai program
- Rekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan diet, jika perlu
Kolaborasi
- Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika perlu
Referensi
Berman. A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA: pearson
Education.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical nursing:
Assessment and management of clinical problems ( 9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier
Palnode CD, Evans CV, Senger CA, Redmond N, Lin JS. (2017). Behavional Counseling to Promote a Healthful Diet
and Physical Activity for Cardiovascular Disease Prevention in Adults Without Known Cardiovascular Disease
Risk Factors: Updated Evidence Report and Systematic Review for the US Preventive Services Task Force. 318
(2): 175-193
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing ( 3th ed.). Philadelphia: F.
A. Davis Company.
Edukasi Edema l.12370
Definisi
Memberikan informasi penanganan dan pencegahan penumpukan cairan baik pada ekstremitas
maupun seluruh tubuh.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
- Monitor kemampuan dan pemahaman pasien dan keluarga setelah edukasi
Terapeutik
- Persiapkan materi dan media edukasi (mis. Formulir balans cairan)
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
- Jelaskan tentang definisi, penyebab (penurunan fungsi ginjal, hipoalbuminemia, gagal
jantung, retensi natrium), gejala dan tanda edema (kenaikan BB drastis, penurunan output
urine, albumin darah kurang dari normal,pitting edema)
- Jelaskan cara penanganan dan pencegahan edema (mis. Timbang BB tiap hari,balans cairan,
obat diuretik, diet tinggi protein, diet rendah garam, antihipertensi)
- Instruksikan pasien dan keluarga untuk menjelaskan kembali definisi, penyebab, gejala dan
tanda, penanganan dan pencegahan edema
Referensi
Berman, A., Snyde, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed. ). USA:
Pearson Education.
Doenges , M.E. (2010) Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
- Persiapkan materi dan media edukasi
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
- Jelaskan tujuan obat yang diberikan
- Jelaskan indikasi dan kontra indikasi obat yang akan di konsumsi
- Jelaskan cara kerja obat secara umum
- Jelaskan dosis, cara pemakaian, waktu dan lamanya pemberian obat
- Jelaskan tanda dan gejala bila obat yang dikonsumsi tidak cocok dengan pasien
- Jelaskan reaksi alergi yang mungkin timbul saat atau setelah obat dikonsumsi
- Anjurkan melihat tanggal kadaluarsa obat yang akan dikonsumsi
- Anjurkan melihat kondisi fisik obat sebelum dikonsumsi
- Anjurkan untuk segera kefasilitas kesehatan terdekat jika reaksi obat yang dikonsumsi
membahayakan hidup pasien
- Ajarkan cara mengatasi reaksi obat yang tidak diinginkan
Referensi
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA:
Person Education.
Doenges , M.E. (2010) Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Persiapkan materi dan media edukasi
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
- Jelaskan kontraindikasi fisioterapi dada (mis. Eksaserbasi PPOK akut, osteoporosis)
- Jelaskan tujuan dan prosedur fisioterapi dada
- Jelaskan segmen paru-paru yang mengandung sekresi berlebihan
- Jelaskan cara modifikasi posisi agar dapat mentolerir posisi yang ditentukan
- Jelaskan alat perkusi dada pneumatik, akustik, atau listrik yang digunakan, jika perlu
- Jelaskan cara menggerakan alat dengan cepat dan kencang, bahu dan lengan lurus
pergelangan tangan kaku, di daerah yang akan dikeringkan saat pasien menghisap atau
batuk 3-4 kali
- Anjurkan menghindari perkusi pada tulang belakang, ginjal, payudara wanita, insisi, dan
tulang rusuk yang patah
- Ajarkan mengeluarkan sekresi melalui pernapasan dalam
- Ajarkan batuk selama dan setelah prosedur
- Jelaskan cara memantau efektifitas prosedur (mis. Oksimetri nadi, tanda vital, dan tingkat
kenyamanan)
Referensi
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA:
Person Education.
Doenges , M.E. (2010) Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
- Persiapkan materi dan alat peraga hemodialisis
- Buat media dan format evaluasi hemodialisis
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
- Lakukan modifikasi proses pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya dan mengemukakan perasaannya
Edukasi
- Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dampak, diet, hal-hal yang harus diperhatikan pasien
gagal ginjal
- Jelaskan pengertian, kelebihan dan kekurangan terapi hemodialisis serta prosedur
hemodialisis
- Jelaskan manfaat memonitor intake dan output cairan
- Ajarkan cara memantau kelebihan volume cairan (mis. Pitting edema, kenaikan berat badan
1kg= 1 L air, sesak napas)
- Jelaskan pentingnya dukungan keluarga
Referensi
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA:
Person Education.
Doenges , M.E. (2010) Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Rambod & Raffi. (2010) Percieved Social Support & Quality Of life in Iranian Hemodialysis Patients.
Journal of Nursing Scholarship, 42,3, 242-249.
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.
Edukasi Infertilitas
I.12374
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Bennet, L. R., Wiweko, B., Bell, L. Shafira, N., Pangestu, M., Adayana, I. P., … & Amstrong, G. (2015).
Reproductive knowledge and patient education needs among Indonesian women infertility
patients attending three fertility clinics. Patient education and counseling, 98(3), 364-369.
Blyth, E. (2012). Guidelines for infertility counseling in different countries: Is there an emerging
trend?. Human reproduction,27(7), 2046-2057.
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Cutts, B. (2005). Developing and Implementing a new bladder Irrigation chart. Nursing Standart
(through 2013), 20(8), 48-52.
Dougherty & Lister (2015). The Royal Marsden manual of Clinical Nursing Procedure. 9th ed. USA:
Wiley Blackwell.
Evans & Godfrey (2000). Bladder Washout In The Management of Long Term Catheters. British
Journal of Nursing, 9, 14, pg 900.
Potter & Perry (2015). Mosby’s Pocket Guide to Nursing Skills & Procedures. 8th ed. St. Louis: Mosby
Van, d. H., Haider, N., Taylor, C., & Subramaniam, R. (2011). Efficacy of bladder Irrigation and
surveillance program in prevention of urinary tract infections and bladder calculi in children
with an ileocystoplasty an bladder neck repair. Pediatric Surgery International, 27(7), 781-5.
doi:http://dx.doi.org/10.1007/s00383-011-2913-5
Edukasi Irigasi Kolostomi
I.12376
Definisi
Mengajarkan cara merawat dan memberihkan kolon dari feses melalui lubang buatan .
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Persiapkan materi dan medua atau alat-alat (mis. set infus, cairan irigasi, sarung tanga, dan
kantung kolostomi dan peralatan yang dibutuhkan lainnya)
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Lynn, Pamela & LaBon, Marliee. BA. (2011). Skill Checklist for Taylor’s Clinical Nursing Skills, A
Nursing Process Approach. Third edition. Wolters Kluwer. Williams, Lippincott & Wilkins.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St. Louis: Mosby Elsevier
Williams, Lippincott & Wilkins. (2013). Nursing Procedures. Sixth Edition. Wolters Kluwer Health.
Edukasi Irigasi Urostomi
I.12377
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St. Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapeuetik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Anjurkan memantau anak saat berada di tempat yang berisiko (mis. Luar rumah, balkon,
kolam renang)
- Anjurkan menutup sumber listrik yang dapat dijangkau
- Anjurkan mengatur perabotan rumah tangga
- Anjurkan memilih mainan yang sesuai dengan usia anak dan tidak berbahaya
- Anjurkan menyimpan benda berbahaya (mis, pisau, benda tajam lainnya) dan cairan
berbahaya (mis. Pembersih lantai, deterjen) di tempat yang jauh dari jangkauan
- Anjurkan memberikan pembatas pada area dapur, kamar mandi, dan kolam
- Jelaskan kepada orang tua dan anak tentang bahaya lalu lintas
- Ajarkan penggunaan sabuk pengaman saat berkendara
- Jelaskan keamanan bersepeda pada anak (mis. Menggunakan helm, menggunakan sepeda
sesuai usia)
- Anjurkan penggunaan stroller (kursi dorong anak), kursi khusus anak dengan aman
- Anjurkan tidak meletakkan anak pada tempat tidur yang tinggi
- Ajarkan anak tindakan yang dilakukan saat merasa dirinya dalam bahaya(mis. Meminta
bantuan orang dewasa, berteriak, segera berlari)
Terapeuetik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Anjurkan selalu mengawasi bayi
- Anjurkan tidak meninggalkan bayi sendirian
- Anjurkan menjauhkan benda yang berisiko membahayakan bayi (mis. Kantung plastic, karet,
tali, kain, benda benda kecil, benda tajam, pembersih lantai)
- Anjurkan memasang penghalang pada sisi tempat tidur
- Anjurkan menutup sumber listrik yang terjangkau oleh bayi
- Anjurkan mengatur perabotan rumah tangga di rumah
- Anjurkan memberikan pembatas pada area berisiko (mis. Dapur, kamar mandi, dan kolam)
- Anjurkan menggunakan kursi dan sabuk pengaman khusus bayi saat berkendara
- Anjurkan penggunaan sabuk pengaman pada stroller (kursi dorong bayi), kursi khusus bayi
dengan aman
- Anjurkan tidak meletakkan bayi pada tempat tidur yang tinggi.
Edukasi Kelompok
I.12380
Definisi Buku SIKI halaman
62
Memberikan informasi di dalam kelompok untuk memecahkan masalah kesehatan fisik dan mental.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan keselahan setiap kelompok sebagai individu dan anggota kelompok
dengan segala aspek dan latar belakang kesehatannya
Terapeuetik
- Tempatkan kelompok sesuai dengan potensi yang dimiliki
- Fasilitasi kelompok mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi
- Identifikasi perbaikan program dna program layanan kesehatan
Edukasi
- Informasikan kesehatan yang dibutuhkan kelompok
Kolaborasi
- Konsultasikan kepada pimpinan, pengambil kebijakan, organisasi pemerintah agar dapat
memberikan dukungan maksimal, kemudahan perlindungan pada upaya kesehatan sebagai
upaya penyadaran kelompok masyarakat terhadap kesehatan
- Kolaborasikan individu indiviidu, kelompok kelompok, atau organisasi organisasi untuk
pencapaian pemenuhan kebutuhan kesehatan dan berkomitmen untuk selalu
mengupayakan promotif dan preventif.
Terapeuetik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Lakukan penapisan pada ibu dan pasangan untuk menggunakan alat kontrasepsi
- Lakukan pemeriksaan fisik
- Fasilitasi ibu dan pasangan dalam mengambil keputusan menggunakan alat kontrasepsi
- Diskusikan pertimbangan agama, budaya, perkembangan, sosial ekonomi terhadap
pemilihan alat kontrasepsi
Edukasi
- Jelaskan tentang system reproduksi
- Jelaskan metode metode alat kontrasepsi
- Jelaskan aktivitas seksualitas setelah mengikut program KB
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
− Tentukan metodologi pengajaran yang sesuai dengan usia, kemampuan dan kebutuhan
− Ciptakan lingkungan yang mendukung
− Berikan petunjuk langkah demi langkah yang jelas
− Sediakan waktu untuk sesilatihan dan beri jeda istirahat untuk menghindari kelelahan
− Berikan umpan balik positif atas pencapaian
− Berikan informasi dalam bentuk tertulis (mis. Gambar,diagram), jika perlu
− Libatkan keluarga
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Frasden, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals Of Nursing (10 th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual Of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK: The Loyal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Hockenberry, Marilyn J, Wilson, David. (2014). Wong’s Nursing Care Of Infants and Children. Elsevier
Health sciences.
Perry, A.G. & Potter, P. A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals Of Nursing (3 rd ed).
Philadelphia; F. A. Davis Company.
Edukasi Komunikasi Efektif I.12387
Definisi
Tindakan
Observasi
Teraupetik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Frasden, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals Of Nursing (10 th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual Of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK: The Loyal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals Of Nursing (3 rd ed).
Philadelphia; F. A. Davis Company.
Edukasi Latihan Berkemih I.12388
Buku SIKI Hal 68
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Cutts, B. (2005). Developing and Implementing a new bladder irrigation chart. Nursing Standard
( through 2013), 20(80)/ 48-52
Evans & Godfrey (2000), Bladder Washout In The Management of Long Term Cahteters. British
Journal
of Nursing, 9, 14, 900.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual Of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK: The Loyal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Potter & Perry (2015). Mosby’s Pocket Guide to Nursing skills & procedures (8 th ed). St. Louis ;
Mosby
Van, d. H., Halder. N/. Taylor, C., & Subramaniam, R. (2011). Efficacy of bladder Irrigation and
Surveillance program in Prevention of urinary tract infections and bladder calcull in children
with
an ileocystoplasty and bladder neck repair. Pediatric international, 27 (7), 781-5.
Doi:http//dx.doi.org/10.1007/s0o383-011-2913-5
Edukasi Latihan Fisik I.12389
Definisi
Mengajarkan aktivitas fisik reguler untuk mempertahankan atau meningkatkan kebugaran dan
kesehatan.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Frasden, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals Of Nursing (10 th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual Of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK: The Loyal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals Of Nursing (3 rd ed).
Philadelphia; F. A. Davis Company.
Definisi
Mengajarkan pengelolaan suhu tubuh yang lebih normal
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan cara mengukur suhu tubuh, nadi, pernapasan dan tekanan darah pasien
- Ajarkan cara memberikan kompres hangat
- Anjurkan menggunakan selimut hipotermia sesuai kebutuhan
- Anjurkan menggunakan pakaian yang menyerap keringat
- Anjurkan intake yang adekuat
- Ajarkan cara memonitor Intake dan output cairan
- Anjurkan pemberian analgetik, jika perlu
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Definisi
Mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi dan mengelola stress akibat perubahan hidup sehari-
hari.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Definisi
Memberikan informasi dan saran tentang menyusui yang dimulai dari antepartum, intrapartum dan
postpartum.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Mengajarkan perilaku untuk meningkatkan rentang gerak, kekuatan otot dan kemampuan bergerak.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan prosedur, tujuan, indikasi, dan kontraindikasi mobilisasi serta dampak imobilisasi
- Ajarkan cara mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk mobilisasi di
rumah
- Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan mobilisasi (seperti kekuatan otot, rentang gerak)
- Demonstrasikan cara mobilisasi di tempat tidur (mis. mekanika tubuh, posisi pasien digeser
kearah berlawanan dari arah posisi yang akan dimiringkan, teknik-teknik memiringkan,
penempatan posisi bantal sebagai penyangga)
- Demonstrasikan cara melatih rentang gerak (mis. gerakan dilakukan dengan
perlahan,dimulai dari kepala ke ekstremitas, gerakan semua persendian sesuai rentang
gerak normal, cara melatih rentang gerak pada sisi ekstremitas yang parese dengan
menggunakan ekstremitas yang normal, frekuensi tiap gerakan)
- Anjurkan pasien/keluarga mendemonstrasikan mobilisasi miring kanan/miring kiri/latihan
rentang gerak sesuai yang telah didemonstrasikan
Referensi
Barclay, Ripat & Mayo (2015). Factors describing community ambulation after stroke: a mixed-
methods study Clinical Rehabilitation, 29(5), 509-521.
Dougherty & Lister (2015). The royal Marsden manual of clinical nursing procedure (9 th ed) USA:
Wiley Blackwell.
Pamela Lynn, Marilee LeBon BA (2010). Skill checklist fot taylors clinical nursing skill A nursing
process approach (3rd ed.).USA: Lippincott Williams& Wilkins.
Tindakan
Observasi
- Periksa status gizi, status alergi, program diet, kebutuhan dan kemampuan pemenuhan
kebutuhan gizi
- Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat menerima informasi
Terapeutik
- Persiapkan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi, tabel makanan penukar, cara
mengelola, cara menukar menakar makanan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi makanan, makanan yang harus dihindari,
kebutuhan jumlah kalori, jenis makanan yang dibutuhkan pasien
- Ajarkan cara melaksanakan diet sesuai program (mis. makanan tinggi protein, rendah garam,
rendah kalori)
- Jelaskan hal-hal yang dilakukan sebelum memberikan makan (mis. perawatan mulut,
penggunaan gigi palsu, obat-obat yang harus diberikan sebelum makan)
- Demonstrasikan cara membersihkan mulut
- Demonstrasikan cara mengatur posisi saat makan
- Ajarkan pasien/keluarga memonitor asupan kalori dan makanan (mis. menggunakan buku
harian)
- Ajarkan pasien dan keluarga memantau kondisi kekurangan nutrisi
- Anjurkan mendemonstrasikan cara memberikan makan, menghitung kalori, menyiapkan
makanan sesuai program diet.
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erbs fundamental of nursing (10 th ed.) USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. &Lister, S. (2015). Manual of clinical nursing procedures (9 th ed.) UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & procedures(8 th ed.). St Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L S., Barnett, K. & Smithh, M. H. (2016). Fundamentals of nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Corkin, D. Ligget,L., & Clarke, S. (2011). Care planning in children and young people nursing (1 st ed.)
USA: Willey-Blackwell.
Ricci, S.S., & Kyle. T (2009), Maternity and Pediatric Nursing. Philadelphia: Lippincott.
Memberikan informasi dan memberikan dukungan tentang nutrisi dan praktik pemberian nutrisi
pada bayi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan tanda-tanda awal rasa lapar (mis. bayi gelisah, membuka mulut dan menggelengkan
kepala, menjulur-julurkan lidah, mengisap jari atau tangan)
- Anjurkan menghindari pemberian pemanis buatan
- Anjurkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (mis. cuci tangan sebelum dan sesudah
makan, cuci tangan dengan sabun setelah ke toilet)
- Ajarkan cara memilih makanan sesuai dengan usia bayi
- Ajarkan cara mengatur frekuensi makanan sesuai usia bayi
- Anjurkan tetap memberikan ASI pada saat bayi sakit
Referensi
Berman, A, Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erbs fundamental of nursing (10 th ed.). USA:
Pearson Education.
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care planning in children and young people nursing (1 st ed.)
USA: Willey-Blackwell.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of clinical nursing procedures (9 th ed.) UK: The royal
marsden NHS Foundation Trust
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & procedures (8 th ed.) St. Louis: Elsevier Wilkonson,
J.M, Treas,L.S., Barnett,K. & Smitth,M.H (2016). Fundamentals of nursing (3 rd ed.) Philadelphia: F.A.
Dvis Company
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 ed.).
USA: Pearsorn Education.
Bornsteln, H.M. (2002). Handbook of Parenting: Chlldren and Parenting. 2nd ed. Vol 1. New
Jersey: LEA Publisher.
Gage, D.J, Everet, K.D., Bulock, L. (2006), Integrative Review of Parenting in Nursing
Research. Joumal of Nursing Scholarshlp, 38, 1, 56-62
wikinson. J. M, Treas, L. s., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3nd
ed)
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Memberikan informasi dan dukungan untuk memfasilitasi pemberian perawatan oleh pengasuh.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s fundamentals of Nursing (10 th ed). USA:
Pearson Edducation.
Dougherty,L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.
Perry, A,G, & Potter, P.A.(2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier
Taylor, C.M,.& Ralph, S.M. (2003). Nursing Diagnosis Cards (10 th ed). Philadephia : Lippincott Williams
& wilkins.
Toseland,R.W., Haigier, H.D..Monahan, D.J.(2011). Education and Support Program for Caregivers.
Springer.
Wilkinson, J.M,.Tress, L. S., Barnett, K. & Smith, M.H. (2018). Fundamental of Nursing (3th ed).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Mengajarkan pemilihan, penyiapan dan pemberian makanan serta kebutuhan modifikasi diet pada
anak.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pemahaman orang tua/keluarga tentang pemilihan jenis makanan sehat yang
sesuai usia
Teraupeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s fundamentals of Nursing (10 th ed). USA:
Pearson Edducation.
Brown, R., Ogden, J. (2004). Children Eating Attitudes and Behaviour: a study of Modelling and
Control Theories of Parental Influences. Health Education Research, 19,3,261-271.
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young People’s Nursing (1th
ed). USA: Wiley-Blackwell.
Dougherty,L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.
Perry, A,G, & Potter, P.A.(2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J.M,.Tress, L. S., Barnett, K. & Smith, M.H. (2018). Fundamental of Nursing (3th ed).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Memberikan informasi dan dukungan pada orang tua untuk memahami anak pada tahap remaja.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Potter & Perry (2015). Mosby’s Pocket Guide to Skills & Procedures (8 th ed). St. Louis : Mosby
Singer et al (2009). ESPEN Guidelines on Parenteral Nutrition: Intensive care. Journal Of Clinical
Nutrition, 28, 387-400.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, k. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals Of Nursing (3rd ed) .
Mengajarkan Tindakan pemeriksaan untuk menentukan status ovarium, uterus, atau janin
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Burden, C., Preshaw, J., White, P, Draycott, T. J., Grant, S., & Fox, R.. (2013). Usablity of virtual-
realilty simulation training in obstetric ultrasonography: a prospective cohort study. Ultrasound in
Obstetrics & Gynecology, 42(2), 213-217.
Sovio, U., white, L. R., Dacey, A., Pasupathy. D., & Smith, G. C. (2015). Screening for fetal growth
restriction with universal third trimester ultrasonography in nulliparous women in the Pregnancy
Outcome Prediction (POP) study: a prospective cohort study. The Lancet, 386(10008), 2089-2097.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
-siapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi dan pencegahan resiko
infeksi di rumah sakit maupun di rumah
-jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
Edukasi
Referensi
Berman, A. Snyder, S. &Fradesn. G. (2016). Kozier & Erb's fundamentals of Nursing (10^th ed).
USA :persson education.
Lewis, S.L., Dirksen. S. R., Heitkemper, M.M., Bucher, L. & Harding . M. M.(2014). Medical-surgical
nursing : Assessment and management of clinical problems(9^th ed). St Louis : Missouri : Mosby
Elsevier.
Perry, A.G.& Potter, P. A. (2014), Nursing skills& procedures(8^th ed). St Louis: mosby Elsevier
See, I., Shugart, A., Lamb, G., Kallen, A. J., Patel, P. R., & Sinkowitz-Cochran, R. L. (2014). Infection
control and bloodstream infection prevention : the perspective of patients receiving hemodialysis.
Nelhrol Nurs J, 41(1), 37-9,50; quiz 40. Retrieved from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24689263.
Wilkinson, J. M., S, T. L., Branett, K.,& Smith, M. H.(2016). Fundamentals of Nursing (3rd Ed.)
Philadelphia: F.A Davis Company.
Tindakan
Observasi
-periksa kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap resiko jatuh terapiutik
Terapiutik
-siapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi dan pencegahan resiko
jatuh di rumah sakit maupun di rumah
-jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
- berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
-ajarkan mengidentifikasi perilaku dan faktor yang berkontribusi terhadap resiko jatuh dan cara
mengurangi semua faktor resiko
-jelaskan pentingnya alat bantu jalan untuk mencegah jatuh seperti tongkat, Walker ataupun kruk
-jelaskan pentingnya handrail pada tangga, kamar mandi dan area jalan di rumah
-anjurkan menghindari objek yang membuat anak-anak dapat memanjat (Mis. lemari, tangga kursi
tinggi)
Referensi
Berman, A. Snyder, S. &Fradesn. G. (2016). Kozier & Erb's fundamentals of Nursing (10^th ed).
USA :persson education.
Doenges, M. E.(2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Indiyidualizing Client Care Aceoss The Span.
(8^th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Diugherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of clinical Nursing procedures (9^th ed). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Harrison. (2017). Fall Prevention Program in the community : A Nurse Practitioners Contribution. The
Journal for Nurse Practitioners, 13, 8.
Murray, V.E.(2016). Implementing a Pediatric Fall Prevention policy and progarm. Pediatric
Nursing,42(5).
Perry,A.G. & Potter, P.A(2014). Nursing skills & procedures (8^th ed). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., S, T. L., Branett, K.,& Smith, M. H.(2016). Fundamentals of Nursing (3rd Ed.)
Philadelphia: F.A Davis Company.
Tindakan
Observasi
-periksa kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap resiko luka tekan
Terapiutik
- persiapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi dan pencegahan resiko
luka tekan di rumah sakit maupun di rumah
-jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
Edukasi
-jelaskan lokasi-lokasi yang sering terjadi luka tekan (mis. tumit, tulang ekor, bahu, telinga)
-ajarkan cara mempertahankan permukaan kulit sehat, identifikasi kerusakan permukaan kulit
seperti merah, panas, bula, eksudat
-demonstrasikan cara-cara meningkatkan sirkulasi pada titik-titik lokasi tertekan (mis. Pemijatan,
ubah posisi miring kanan;miring kiri, supine)
Referensi
Berman, A. Snyder, S. &Fradesn. G. (2016). Kozier & Erb's fundamentals of Nursing (10^th ed).
USA :persson education.
Doenges, M. E.(2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Indiyidualizing Client Care Aceoss The Span.
(8^th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Diugherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of clinical Nursing procedures (9^th ed). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Elis. M. (2017). Pressure ulcer Prevention in care home settings. Nursing older people,29(3)
Perry,A.G. & Potter, P.A(2014). Nursing skills & procedures (8^th ed). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., S, T. L., Branett, K.,& Smith, M. H.(2016). Fundamentals of Nursing (3rd Ed.)
Philadelphia: F.A Davis Company.
Tayylb, C.L.(2016). Implementing a pressure ulcer Prevention bundle in and adult intensive care.
Intensive and critical nursing.37,27-36.
Edukasi pencegahan osteoporosis I.12409
Buku SIKI Halaman 82
Definisi
Tindakan
observasi
-identifikasi kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap risiko osteoporosis
Terapiutik
-persiapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi dan pencegahan resiko
osteoporosis
-jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
Edukasi
-jelaskan gejala dan proses, pemeriksaan diagnostik, konsekuensi dan terapi osteoporosi
-jelaskan strategi pencegahan osteoporosis melalui nutrisi (mis. meningkatkan asupan kalsium)
Referensi
Doenges, M. E.(2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Indiyidualizing Client Care Aceoss The Span.
(8^th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Diugherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of clinical Nursing procedures (9^th ed). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Kalkim & Deghan.(2017) Theory-based Osteoporosis Prevention education and counseling program
for women: A randomized Controiled Trial. Asian Nursing Research .11,119,127.
Pamela Lynn, Marliee LeBon BA.(2010). Skill checklists for Taylor's clinical Nursing skills a Nursing
process Approach,(3^rd Ed).USA :Lippincott Williams & wilkins
Definisi
Memberikan informasi kepada pasien tentang penggunaan alat bantu
Tindakan
Observasi
- Identifikasi aktivitas yang sulit dilakukan dengan keterbatasan yang dimiliki
- Identifikasi kemampuan pergerakan (mis. keterbatasan gerak, kekuatan otot, dan kesadaran)
Edukasi
- Ajarkan mengidentifikasi lingkungan rumah dan menyingkirkan penyebab jatuh pada klien (mis.
lantai licin, penerangan yang kurang baik)
- Jelaskan manfaat penggunaan alat bantu
- Jelaskan pilihan alat bantu yang memungkinkan
- Ajarkan cara penggunaan alat bantu
- Anjurkan memeriksa alat bantu yang digunakan secara rutin
- Anjurkan mendekatkan barang-barang yang penting di samping klien
- Anjurkan keluarga mendukung pasien menggunakan alat bantu
Referensi
Borwell, B. (1994). Nursing Managent of the Patient with a Gastro-Intestinal Fistula. Journal of Tissue
viability, 4(1), 23-26. https://doi.org /10.1016/S0965-206X(14)80236-2
Simoens, S., Van den Steen, D., Vanleene, V., De Mare, L., Moldenaers, I., Debruyne, H., Ramaekers,
D.(2007). Drawing on international experience to reform the Belgian market for ostomy
appliances. Health Policy, 80(2), 273-280. https://doi.org/10.1016/j.healthpol.2006.03.017
Yamada, Y., Vlachova, M., Richter, T., Finne-Soveri, H., Gindin, J., van der Roest, H., … Topinkova, E.
(2014). Prevalence and Correlates of Hearing and Visual Impairments in European Nursing
Homes: Results From the SHELTER Study. Journal of the American Medical Directors
Association, 15(10), 738-743.https://doi.org/10.1016/j.jamda.2014.05.012.
Definisi
Mengajaran ibu dan pasangan tentang metode atau alat yang digunakan untuk mencegah
kehamilan.
Tindakan
Observasi
- Jelaskan kepada ibu dan pasangan tentang tujuan, manfaat, dan efek samping penggunaan alat
kontrasepsi
- Jelaskan ibu dan pasangan tentang jenis-jenis alat kontrasepsi
- Jelaskan ibu dan pasangan tentang faktor risiko jika terlalu sering atau terlalu dekat jarak
persalinan
- Jelaskan ibu dan pasangan tentang usia produktif dan aman untuk melahirkan dan jarak ideal
melahirkan
- Anjurkan ibu dan pasangan memantau keluhan yang timbul selama menggunaknan alat
kontrasepsi
- Anjurkan ibu mengidentifikasi tanda-tanda masalah ginekologi
- Anjurkan ibu dan pasangan untuk merencanakan jumlah anak
- Anjurkan ibu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya sebagai pertimbangan
- Ajarkan ibu dan pasangan menghitung masa subur dan siklus menstruasi
Referensi
Atlanta (2011). Reproductive Health; Kelly Osbourne and international health groups call for
improved education on choices and usage of contraception Anonymous. Women’s Health
Weekly. 4,413.
Gunardi, E , Fernanando, & Darrel (2013). Emergency contraception - a neglected option for birth
Medical Journal of Indonesia, 22(4). 248-252.
Whelpton, P. K., Campbell, A. A., & Patterson. J. E (2015). Fertility and family planning in the United
States. Princeton University Press.
Definisi
Mengajarkan cara pengukuran nadii radialis.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan prosedur pengukuran nadi radialis
- Anjurkan dalam posisi duduk atau terlentang
- Ajarkan cara memeriksa pulsasi radial
- Ajarkan menghitung denyutan selama 60 detik, atau hitung selama 30 detik dan kalikan dengan 2
- Ajarkan menghitung frekuensi, irama dan volume denyut nadi dengan mencatat pola dan
kekuatan denyutan
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10thed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8thed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson. J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rded.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Mengajarkan cara pengukuran frekuensi respirasi.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10thed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8thed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson. J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rded.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
Edukasi :
Refrensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed,).
USA: Person Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed,). UK: The Royal
Marsden NHS
Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter. P . A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed,). St Louls: Masby Elsevier
Willkinson, J. M., Treas, L S., Bammett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A.
Davis Company
Edukasi Pengukuran Tekanan Darah
I.12415
Definisi Buku SIKI
halaman 86
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed,).
USA: Person Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed,). UK: The Royal
Marsden NHS
Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter. P . A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed,). St Louls: Masby Elsevier
Willkinson, J. M., Treas, L S., Bammett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A.
Davis Company
Edukasi Pengurangan Resiko
I.12416
Definisi Buku SIKI
halaman 87
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed,).
USA: Person Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed,). UK: The Royal
Marsden NHS
Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter. P . A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed,). St Louls: Masby Elsevier
Willkinson, J. M., Treas, L S., Bammett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A.
Davis Company
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan efek negative alcohol (mis. Kapasitas alcohol terhadap ketergantungan fisiologis
dan psikologi, pengaruh terhadap fungsi keluarga, pengaruh terhadap janin)
- Ajarkan dari konsep sederhana ke kompleks
- Anjurkan mengulang kembali informasi edukasi tentang p enyalahgunaan alkohol
Referensi
Arthur, D. (1998). Alcohol-related problems: a critical review of the literature and direction is nurse
education. Nurse Education Today, 18(6) . 477-487
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5 th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Willkins .
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychitric Nursing (10 th ed.). St.Louls: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications. (9 th ed.).
Philadelphia F. A. Davis Company.
Edukasi Penyalahgunaan Zat I.
12418
Definisi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi metode pembelajaran yang sesuai (mis. diskusi, tanya jawab, audio dan visual,
metode lisan atau tulisan)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan optimal ( mis. di ruang kelas atau
ruang terapi yang kosong )
Edukasi
- Jelaskan faktor - faktor penyebab penyalahgunaan zat (mis. faktor individu, faktor
lingkungan, keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat )
- Jelaskan gejala klinis saat menggunakan zat ( mis. jalan sempoyongan, bicara pelo, apatis,
mengantuk, agresif, curiga )
Referensi
Graham, Antonnette V. et al. (1997). Substance Abuse Education for Clinical Nurses: A
Controlled Study. The Journal of Contiuing Education in Nursing.1997: 28 (5): 217-222
Stuart, G. w. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St. Louis: Mosby.
Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medications. (9 th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Ajarkan memandikan bayi dengan memeperhatikan suhu ruangan 21- 24° C dalam waktu 5
- 10 menit, sehari 2 x
Referensi
Blume-Peytavi, U., Lavender, T., Jenerowicz, D., Ryumina, I., Stalder, J. F., Torrelo, A., & Cork, M. J
(2016). Revommendation from s European meeting on best pravtice healthy infant skin
care. Pediatric dematologi, 33(3), 331 - 321.
Quattrin, R., Kim lacobucci, A. L., Pittini, C., & Brusaferro, S. (2016). 70% Alcohol Versus Dry Cord
Care in the Umbilical Cord Care: A Case - Control Study in Italy. Medicine, 95 (14).
Schultz Camillo, B., Nietsche, E. A., Salbego, C., Goncalves Cassenote, L., Osto, D., Silva, D., & Bock, A.
(2016). Health Education Action In Primary Attention To Pregrant And Puerperal
Women: Integrative Riview. Journal of Nursing EFPE/Revista de Enfermagem UFPE, 10.
Shakya, J. (2017). Determinants of newborn care at home among the parents attending metemal and
child health clinic in maternity hospital, Thapathali, Kathmadu, Nepal. Journal of
Chitwan Medical Collage, 6 (1), 34 - 39.
Definisi
Mengajarkan pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar perawatan diri
Tindakan
Observasi
- Identifikasi metode pembelajaran yang sesuai ( mis. diskusi , tanya jawab, penggunaan alat
bantu audio atau visual, lisan, tulisan)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang kondusif pembelajaran optimal ( mis. di ruang kelas atau ruang
terapi yang kosong )
Edukasi
- Ajarkan perawatan diri, praktik perawatan diri, dan aktivitas kehidupan sehari - hari
Referensi
Stuart, G. w. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St. Louis: Mosby.
Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medications. (9 th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
White, M. L. (2010). Spirtuality and self care: Expanding self - care deficit nursing theory (Order
No.3433511). Available from Nursing & Allied Health Database; ProQuest Dissertation &
Theses Global ; Pcycology Database. (838985588).
Definisi
Tindakan
Terapeutik
Edukasi
- Anjurkan melepas gigi palsu bahian bawah terlebih dahulu kemudian gigi atas
- Anjurkan meletakan handuk pada dasar bak pembersih dan isi dengan air
- Anjurkan memeriksa gigi palsu : retak, ujung tajam atau bagian gigi yang hilang
- Anjurkan melepas gigi palsu minimal selama 1 jam, idealnya semalaman dan gigi palsu
ditempatkan dalam cairan untuk gigi palsu atau air
- Anjurkan menemui dokter gigi ketika gigi palsu ( mis. pecah, retak, terasa longgar )
- Anjurkan memeriksa kondisi bibir, mulut, lidah, langit - langit, dan dasar mulut
Referensi
Faigenblum, M. J. (2015). The denture box. An aid to denture hygiene. British Dental Journal,
215(1), 9 - 12. https://doi.org/10.103/sj.dbj.2014.1139
Milward, P., Katechia, D., & Morgan, M. Z. (2013). Knowladge of removable partial denture
wearers on denture hygiene. British Dental Journal, 215 (10), E 20-E20.
http://doi.org/10.1038/sj.bdj.2013.1095
Mylonas, P., Attrill, D. C., & Walmsley, A. D. (2016). Evaluating denture cleanliness of patients
in a regional dental hospital. British Journal of Community Nursing, 221(3), 127-130.
Edukasihttp://doi.org/10.1038/sj.bdj.2016.562
Perawatan Gips I.1242
Definisi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan bahwa gips akan terasa hangat selama proses pemasangan sampai kering
- Jelaskan perlunya membatasi aktivitas selama masa pengeringan gips
- Jelaskan tanda-tanda infeksi (mis. gips berbau busuk, eritme, demam) dan minta segera
melaporkan
- Jelaskan tanda-tanda gangguan sirkulasi atau fungsi neurologi akibat gips pada ekstremitas
yang terkena (mis. nyeri, pucat, nadi tidak teraba, parestesi, paralisis [5P]) dan laporkan
segera jika terjadi
- Anjurkan menghindari meletakan gips pada permukaan yang keras/tajam selama masa
pengeringan
- Anjurkan menghindari menekan gips selama masa pengeringan
- Anjurkan menghindari menggaruk kulit di bawah gips dengan benda apapun
- Anjurkan menggunakan alternative menggaruk (mis. gunakan udara dingin)
- Anjurkan menghindari gips terkena air/basah (mis. gunakan pelindung yang sesuai saat
mandi)
- Anjurkan memposisikan gips pada bantal
- Anjurkan meninggikan ekstremitas yang terpasang gips di atas level jantung
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Maher, A.B., Salmond, S.W., Pellinno, T.A. (2002). Orthopaedic nursing. (3rd ed.). Philadelpa: W.B.
Saunder Co.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Mengajarkan pencegahan luka dan perawatan kaki.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tingkat pengetahuan dan keterampilan perawatan kaki
Terapeutik
- Berikan brosur informasi tingkat risiko cedera dan perawatan kaki
- Fasilitasi pembuatan rencana penilaian dan perawatan kaki harian
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan factor risiko luka pada kaki (mis. panas, dingin, penipisan, kapalan)
- Jelaskan hubungan antara neuropati, cedera, dan penyakit vascular dan risiko ulserasi dan
amputasi ekstremitas bawah
- Ajarkan pemeriksaan seluruh bagian kaki setiap hari (mis. luka, kemerahan, bengkak, hangat,
kering, maserasi)
- Ajarkan memotong dan mengikir kuku secara lurus. Anjurkan mencuci kaki setiap hari
dengan menggunakan air hangat dan sabun ringan
- Anjurkan mengeringkan secara menyeluruh setelah mencuci kak, terutama diantara jari kaki
- Anjurkan menghubungi tenaga profesional kesehatan jika ada luka, infeksi atau jamur
- Anjurkan memakai sepatu bertumit rendah dan sesuai bentuk kaki
- Anjurkan memakai kaus kaki yang berbahan menyerap keringat
- Anjurkan memeriksa sepatu bagian dalam sebelum dikenakan
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Elsevier Interactive Patient Education (2017). Patient Education: Diabetes and Foot Care. USA:
Elsevier Inc.
Hingorani, A., et al (2016). The management of diabetic foot: A clinical practice guideline by the
Society for Vascular Surgery in collaboration with the American Podiatric Medical
Association and the Society foe Vascular Medicine. Journal of Vascular Surgery, 63, 2, 3S-
21S.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Memberikan informasi cara melakukan perawatan mata, mencegah atau meminimalkan ancaman
pada integritas mata dan fungsi visualnya.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan bertanya
Edukasi
- Ajarkan memonitor kemerahan, eksudat, atau ulserasi
- Anjurkan tidak menyentuh mata
- Ajarkan cara memonitor refleks kornea
- Anjurkan melepaskan lensa kontak sesuai kebutuhan
- Ajarkan cara menggunakan penutup mata
- Ajarkan cara menggunakan tetes mata lubrikasi
- Ajarkan cara memasang plester untuk menutup kelopak mata
- Ajarkan penggunaan pelembab mata
Referensi
Berman. A., Snyder, D & Fradsen, G. (2016). Kozier & erb’s Fundamental of Nursing (10’th ed). USA:
Pearson Education.
Dougherty,L.&Lister,S.(2015). Manual of Clinical Nursing Procedures(9’th ed).UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry. A.G. & Potter, P.A. (2014. Nursing Skills & Procedures (8’th ed). St Louis Mosby Elsevier
Wilkinson J. M Treas, L. S.., Barnett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3’rd ed).
Philadelpia F.A. David Company.
Edukasi Perawatan Mulut I.12428
Definisi
Memberikan informasi cara melakukan perawatan mulut pada pasien dengan kesadaran
menurun/compos mentis atau dengan alat bantu pernapasan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan bertanya
Edukasi
- Jelaskan aspek yeng perlu diidentifikasi dari komdisi mulut (mis. Luka, karies gigi, plak, sariawan
atau tumor)
- Anjurkan sikat gigi 2 kali sehari
- Anjurkan menghindari merawat mulut dengan sikat gigi jika mengalami trombositopenia
- Ajarkan memilih sikat gigi sesuai dengan kondisi
- Ajarkan cara menyikat gigi dari arah gusi keatas pada masing-masing gigi atas dan bawah
- Ajarkan penggunaan cairan antiseptik chlorhexidine/betadine gargel dalam perawatan mulut
- Ajarkan cara memantau kebersihan mulut, lidah, dan gusi.
Referensi
Berman. A., Snyder, D & Fradsen, G. (2016). Kozier & erb’s Fundamental of Nursing (10’th ed). USA:
Pearson Education.
Dougherty,L.&Lister,S.(2015). Manual of Clinical Nursing Procedures(9’th ed).UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry. A.G. & Potter, P.A. (2014. Nursing Skills & Procedures (8’th ed). St Louis Mosby Elsevier
Wilkinson J. M Treas, L. S.., Barnett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3’rd ed).
Philadelpia F.A. David Company.
Definisi
Mengajarkan cara melakukan perawatan selang urine yang terpasang dari ginjal melalui permukaan
kulit.
Tindakan
Observasi
- Periksa kesiapan dan kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
- Persiapkan materi, mefia dan alat peraga perawatan nefrostomi
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
-
Edukasi
- Jelaskan tujuan perawatan nefrostomi
- Jelaaskan masalah/komplikasi nefrostomiyang mungkin terjadi akibat pemasangan nefrostomi
- Jelaskan tanda-tanda infeksi yang harus dilaporkan (mis. Demam, pus, merah, bengkak)
- Jelaskan cara mengukur haluaran urine
- Ajarkan cara pengendalian infeksi akibat pemasangan nefrostomi
- Demonstrasikan perawatan nefrostomi
Referensi
Dougherty,L.&Lister,S.(2015). Manual of Clinical Nursing Procedures(9’th ed).UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Hautmann (2015). Nephrostomy. http://emedicine.medscape.com/article/445893-overview
Naidi, Virginia, McDonald, Liverpool Health Service (LHD) (2010). Management of patients with
Nephrostomy Tubes. NSW: Agency for Clinical Innovation
Perry. A.G. & Potter, P.A. (2014. Nursing Skills & Procedures (8’th ed). St Louis Mosby Elsevier
Definisi
Mengajarkan cara melakukan perawatan selang urine yang terpasang dari ginjal melalui permukaan
kulit..
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
Edukasi
Referensi
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014).Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier.
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- anjurkan menghindari menggunakan bahan apapun ketika membersihkan area genitalia (kecuali air
bersih)
Referensi
Capitola (2012). Incision Of Vulva and perineum: Other Incision Of Vulva And perineum Hospital
Inpatient Profiles. Operations On Vulva and perineum, 2, suppl.71.
Dougherly, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed).Uk: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Puspha, patil, Sharmilia, Pawarkar, Rupali (2013). Vulvovaginal hygiene and care Gupte, Puspha:
patil, Sharmila; Pawasker, Rupali. Indian Journal of Sexually Transmitted Diseason and AIDS, 2, 130-
133.
Perry, A. G. & Potter, P. A (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier.
Definisi
Memberikan informasi tentang perawatan selain drain dan mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- ajarkan cara memonitor karakter, konsistensi, dan jumlah drainase dl tabung drainase
Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundarmentals of Nursing (10th ed). USA:
pearson Education.
Dougherly, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier.
Willkinson, J. M, Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundarmentals of Nursing (3rd ed.).
Philladelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Memberikan informasi melakukan perawatan lubang buatan pad abdomen untuk mengalirkan feses.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- anjurkan melapor jika ditemukan herniasi, atropi, atau perburukan dari stoma
- ajarkan cara memonitor stoma (mis. Karakteristik stoma, tanda dan gejala komplikasi, karakteristik
feses)
Referensi
Berman, A., Snyder, S, & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier.
Willkinson, J. M, Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundarmentals of Nursing (3rd ed.).
Philladelphia: F. A. Davis Company.
Gangguan Memori v
Gangguan Menelan v
v
Gangguan Ventilasi Spontan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan manfaat pijat bayi
- Anjurkan menggunakan baby oil untuk memijat bayi
- Anjurkan melakukan pijat bayi dengan lembut selama ± 15 menit
- Anjurkan melakukan pijat bayi minimal 2 kali sehari (pagi dan sore)
- Anjurkan mengatur suhu ruangan sekitar 24 C
- Anjurkan menghentikan pijat beberapa menit apabila bayi BAB/BAK
- Anjurkan memijat bayi 30 menit setelah menyusu
- Anjurkan memijat lembut dengan mengusap dan sedikit tekanan
- Anjurkan membersihkan tubuh bayi setelah kegiatan pijat selesai
Referensi
Blume-Peytavi, Lavender, T ., Jenerowicz, D, Ryumina, I., Stalder, J. F, Torrelo, A., & Cork,
M,J.(2016)
Recommendation from a European roundtable meeting on best practice healty
infant skin care.
Pediatric dermatology. 33(3). 311-321
Inal, S., & Yildiz, S. (2012). The effect of baby massage on mental-motor development of
healthy full term baby. HealthMED, 578
Hockenberry, M. J. and Wilson, D. (2014). Wong’s Nursing Care of infants and Children. St.
Louis: mosby Eisevier
Klanmehr, M, Moslem, A, Moghaadam,K. B., Naghavi, M., Noghabi, S. P., & Moghadam, M.
B.
(2014), The effect of massage on serum bilirubin levels in term neonates with
hyperbilirubinemia undergoing phototherapy. Nautilus, 128, 36-41.
Roesli, U. (2013), Pedoman Memijat Bayi. Jakarta: Puspa Swara.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi kemampuan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Monitor kemampuan melakukan dan mempertahankan kebersihan diri dan lingkungan
Terapeutik
- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Praktekan Bersama keluarga cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Edukasi
- Jelaskan masalah yang dapat timbul akibat tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Ajarkan cara menjaga kebersihan
Referensi
Aderson & McFarlane (2011). Community As Partner : Theory and Practice In Nursing.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincot William & Wilkins.
Shanner-McRae, H., McRae, G., & Jas, V, (2017). Environmentally Safe Health Care Agencies:
Nursing’s Responsibility, Nightingale’s Legacy. Online Journal of Issues in Nursing.
12(2), 1. http://doi.org/10.3912/OJIN.Vol12No02Man01
Wilkinson, J. M., S, T. L., Barnett, K., & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
Ed.).
Piladelphia; F.A Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi pengalaman pembedahan dan tingkat pengetahuan tentang pembedahan
- Identifikasi harapan akan pembedahan
- Identifikasi kecemasan pasien dan keluaga
Terapeutik
- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Sediakan waktu untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan masalah
Edukasi
- Informasikan jadwal, lokasi operasi dan lama operasi akan berlangsung
- Informasikan hal-hal yang akan didengar, dilihat, atau dirasakan selama operasi
- Jelaskan rutinitas preoperasi (mis. Anestesi, diet, persiapan usus, tes laboratorium,
persiapan kulit, terapi IV, pakaian, ruang tunggu keluarga, transportasi ke ruang operasi)
- Jelaskan obat preoperasi, efek dan alas an penggunaanya
- Jelaskan tindakan pengendalian nyeri
- Jelaskan pentingnya ambulasi dini
- Anjurkan puasa minimal 6 jam sebelum operasi
- Anjurkan tidak minum minimal 2 jam sebelum operasi
- Ajarkan teknik batuk dan nafas dalam
- Ajarkan teknik mobilisasi si tempat tidur
- Ajarkan latihan kaki
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed).
USA: Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015) Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2018). Fundamentals of
Nursing
(3rd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang direkomendasikan
- Identifikasi penggunaan pengobatan tradisional dan kemungkinan efek terhadap
pengobatan
Terpeutik
- Fasilitasi informasi tertulis atau gambar untuk meningkatkan pemahaman
- Berikan dukungan untuk menjalani program pengobatan dengan baik dan benar
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada pasien selama pengobatan
Edukasi
- Jelaskan manfaat dan efek samping pengobatan
- Jelaskan strategi mengelola efek samping obat
- Jelaskan cara penyimpanan, pengisian Kembali/pembelian kembali, dan pemantauan sisa
obat
- Jelaskan keuangan dan kerugian program pengobatan, jika perlu
- Informasikan fasilitas Kesehatan yang dapat digunakan selama pengobatan
- Anjurkan memonitor perkembangan keefektifan pengobatan
- Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi
- Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak dimengerti sebelum dan sesudah pengobatan
dilakukan
- Ajarkan kemampuan melakukan pengobatan mandiri (self-medication)
Referensi
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner : Theory and Practice In Nursing.
Philadephia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott Wiliam & Wilkins.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population – Centared Health Care in
the Community (8th ed). Elseiver Science Health Science Devision.
Hornsey. J. (1991). Screening by program. Occupational Health, 43(5). 150-151.
Kozler, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. (2004). Health assessment. In Fundamentals of nursing.
Concept, processes, and practice. (7 th ed., pp. 523-825). Upper Saddle River, NJ: Prentice
Hall.
Leatherman, J., & Davidhizar, R. (1992). Health screening on a college campus by nursing student.
Journal of Community Health Nursing, 9(1), 43-51.
May, A., (1992). Implementing an annual screening program. Health Visitor, 65(7), 240-241
Smith, R. A., Cokkinides, V., von Eschenbach, A. C., Levin. B., Cohen, C., Runowicz, C. D., et al. (2002).
American Cancer Society guidelines for the early detection of cancer. CA: A Cancer Journal
for Clinicians, 52(1), 8-22.
Summer, J. (1991). Screening the elderly. Nursing Times, 87(3), 60-82.
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
Edukasi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Definisi
Memberikan informasi untuk meningkatkan aktivitas fungsional maksimal pada episode
gangguan fungsi jantung.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Informasikan pasien dan keluarga mengenai akses layanan darurat yang tersedia di
komunitas, jika perlu
- Anjurkan mempertahankan jadwal ambulasi, sesuai toleransi
- Anjurkan pasien dan keluarga mengikuti seluruh rangkaian program rehabilitasi
- Ajarkan memonitor toleransi aktivitas
- Ajarkan pasien dan keluarga modifikasi faktor resiko jantung (mis. Penghentian
merokok, diet, dan olahraga), jika perlu
- Ajarkan cara mengatasi nyeri dada (mis. Minuman nitrogliserin sublingual setiap 5
menit tiga kali dan panggil pertolongan darurat jika nyeri dada tidak berkurang)
- Ajarkan teknik latihan (mis. Pemanasan, daya tahan tubuh, dan pendinginan), jika
perlu
Definisi
Memberi informasi dalam memahami dimensi fisik dan psikososial seksualitas.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta pengaruh media
Edukasi
- Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi laki-laki dan perempuan
- Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan
- Jelaskan perkembangan emosi masa anak dan remaja
- Jelaskan pengaruh tekanan kelompok dan sosial terhadap aktifitas seksual
- Jelaskan konsekuensi negatif mengasuh anak pada usia dini (mis. Kemiskinan,
kehilangan karir dan pendidikan)
- Jelaskan risiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akbat seks bebas
- Anjurkan orang tua menjadi edukator seksualitas bagi anak-anaknya
- Anjurkan anak /remaja tidak melakukan aktifitas seksual di luar nikah
Halaman : 109-115
- Ajarkan keterampilan komunikasi asertif untuk menolak tekanan teman sebaya dan sosial
dalam aktivitas seksual
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C. & Perry, S. E. (2013). Matemity ánd Women's
Health Care- E-book. Elsevier health sciences.
Erlich, G.C.(1992). The sexual education of Eedith Warthon. USA: univ. Of california press.
Siverio Marques, S., Goldfarb, E. S., Deardort, J., & Constantine, N. A. (2017). Perspectives on .
Conceptualizing Developmentally Appropriate Sexuality Educalion. American Journal of Sexuality
Erfich, G. C. (1992). The sexual education of Edith Wharton. USA: Univ. of Californla Press.
Education, 12(1), 35-54
Definisi
Menyediakan informasi dan dukungan stimulus yang tepat di tiap tahapan usia bayi/anak.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan bayi memberikan isyarat prilaku yang menunjukkan kebutuhannya
- Jelaskan stimulus yang dapat membantu mengoptimalkan perkernbangan bayi/anak
- Ajarkan cara mengidentifikasi isyarat perilaku bayvanak (mis. lapar, tidak nyaman)
- Ajarkan cara stimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, dan bahasa sesuai
tahapan usia bayi/anak.
Referensi
gage,D.J., Everett, K.D., Bullock, L. (2006). Integrative Review of Parenting in Nursing
Research. Jourmal of Nursing Scholarship:38:1, 56-62
Hockiberry, M. J. and Wilson. D. (2014). Wong's Nursing Cara of Infants and Children. St.
Louis: Mosby Elsevier.
Taylor, C. M., & Raiph, S.M. (2003) .Nursing Diagnosis Cords (10th ed). Lippincot Williams &
Wilkins
Definisi
Tindakan Mengajarkan melakukan proses adaptasi terhadap perubahan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Sediakan matori dan media
pendidikan kesehalan
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi Jelaskan tindakan terapeutik untuk mengatasi
masalah atau gangguan fisik yang dialami
- Jelaskan kemungkinan efek samping akibat terapi/pengobatan saat ini (mis. alop perubahan
bentuk fisik, hilang minat atau hasrat)
- Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan beradaptasi terhadap tuntutan kondisi/masala
saat ini
- Ajarkan cara mengidentifikasi adanya depresi, gangguan proses pikir, dan ekspresi ide
bunuh diri -
- Ajarkan cara mengidentifikasi kesulitan adaptasi yang dialami
- Anjurkan melakukan teknik proses reminisens (mis. mendengarkan lagu lama, mengingal
peristiwa masa lalu, dan melihat foto-foto, benda kenangan) Informasikan ketersediaan
sumber-sumber (mis. konseling psikiatrik atau seksual, at prostesa, terapis okupasi)
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5" ed.). Philadelphia: Lippincott
Williama k Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10h ed.). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications. (9" ed.).
Philadelphie- F. A. Davis Company.
Definisi
Memberikan infomasi dalam mempromosikan berjalan untuk memelihara dan mengembae fungsi
tubuh.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Sediakan materi, media dan alat bantu jalan (mis, tongkat, walker, kruk)
Edukasi
- Jelaskan prosedur dan tujuan ambulasi dengan atau tanpa alat bantu
- Anjurkan menggunakan alas kaki yang memudahkan berjalan dan mencegah cedera
- Anjurkan menggunakan sabuk pengaman saat transfer dan ambulasi, jika perlu
- Ajarkan cara mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk ambulansi di
rumah
- Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan ambulasi (mis. kekuatan otot, rentang gerak)
- Ajarkan duduk di tempat tidur, di sisi tempat tidur (menjuntai), atau di kursi, sesuai
toleransi
- Ajarkan memposisikan diri dengan tepat selama proses transfer
- Ajarkan teknik ambulasi yang aman
- Ajarkan berdiri dan ambulasi dalam Jarak tertentu
- Demonstrasikan cara ambulasi tanpa alat bantu Jalan
- Dermonstrasikan cara ambulasi dengan alaf bantu (mis. walker, kruk, kursi roda, cane)\
Referensi
Barclay, Ripat & Mayo. (2015). Factors describing community ambulation after stroke: a mixed-
methods study. Clinical Rehabilitation, 29(5). 509-521.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen. G. (2016), Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Doucherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8h ed.). St Louis: Elsevier Wilkinson, J.
M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3" ed.). Philadelphia: F
A. Davis Company
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Terapeutik
- Anjurkan menggunakan media tulis (mis. daftar benda, kalender, buku catatan)
- Anjurkan menggunakan media auditorik (mis. timer, jam alam)
- Anjurkan menggunakan gambar atau tulisan-tulisan sebagai pengingat letak barang (mis.
tempat sepatu yang perlu diperbaiki)
- Anjurkan keluarga membantu untuk menciptakan lingkungan yang konsisten jarkan teknik
memori (mis, konsentrasi dan menghadirkan memori, mengulang informasi, embuat asosiasi
mental dan meletakan benda pada tempat yang benar)
- Ajarkan cara mengatur letak benda pada tempatnya
Referensi
Barman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10" ed,).
USA: Pearson Education.
Gross, A. L., Parisi, J. M., Špira, A. P.. Kuelder, A. M., Ko, J. Y., Saczynski, J. S., .. Rebok, G. W.
(2012). Memory training interventions for older adults: A meta-analysis. Aging & Mental Health,
16(6), 722-734.
Wekinson, J. M., Treas, L. S., Bamelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3" ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA
Pearson Educaton.
Dougherty, L& Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9" ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundaton Trust.
Perry, AG. & Polter, P. A. (2014). Nursing Skolls & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Rickard, B. Dunn, D.J., Brouch V.M. (2015) Breathing Techniques Associated with Impraved HesGan
Outcomes. Virginia Henderson Global Nursing e-Repasitory.
Zalman, Catherine. Vickers, Andraw., Richardson, Janet (2008) ABC of Complementary Medicine,
2nd Wiley Blackwell Publication.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Bartartnik. L. M., & Rice, M. S. (2013). Comparison of Caregiver Forces Required for Sildg a palient up
in bed Using an array of slide sheets workplace health and safety 61 (g),
393-400’http://doi.org/10.3928/21650799-20130816-52
Lees, L. (2013). A guide for HCAS on safe patient transfers. Nursing Times, 109(26), 20- 22. Ratrieved
from http://eutils.ncbi.nim.nih.gov/entrezleutils/elink.fcgi?
dbfrom=pubmed&id=23923270aap.retmode =ref&cma%3prlinks
Newfield, S. A., Hinz, M. D., Scott-Tilley, D., Sridaromont, K. L., & Maramba, P. J. (2007). Cox's Clinical
Applications of Nursing Diagnosis (5th Ed.). F.A Davis Company.
Wikinson, J. M., S, T. L., Barnett, K., & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd Ed). FA
Davis Company. Array of Slide Sheets. Workplace Health Safety. 610 400. a frcin phia: 1.12454
Tindakan
Observasi –
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9" ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014) Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Eisevier
Wilkyinson, J. M., Treas, L. S.. Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentais of Nursing (3" ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observas
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA Pearson Education.
Bridges, Elizabeth (2013) Using Functional Hemodynamic indicator to Guide Fluid Therapy. AJN,
113, 5. Crawford, Ann., Haris, Helena (2011). IV Fluid : What Nurses need to know. Lippincot
Williams and Wikins
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9h ed.). UK: The Royal
Marsce NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8h ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
( Philadeiphia: F. A. Davis Company.
Defenisi
Mengajarkan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang diberikan terapi darah .
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Referensi
Aulbsch, R. K (2013). Nurses Practices with Blood Transfusions in Medical-Surgical Patient care of
Acure U.S Hospitals the state of the science . Texas womansS University
Austin, L. P (2011). The Nurse's Knowledge of Blood Conservation as a Part of Blood Management.
Gamer.webb universiry.
Wikinsen, J. M., S. T. L. Bamett, K., & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3" ed).
Philadelphia F.A Davis Company
Mengalarkan pasien untuk mendukung keseimbangan antara produksi panas, mendapatkan panas,
dan kehilangan panas
Tindakan
Observasi
Terapeutik -
Edukasi
Referensi
Beman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 ed.). USA:
Pearson Education.
Boenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8 ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9" ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Referensl y. A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ed.). St Louis: Mosby Elsevier
wikinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Defenisi
Menyediakan informasi dan dukungan untuk menentukan kesiapan anak untuk berkemih secara
mandiri dan strategi pendampingan yang digunakan.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Monitor kemajuan pasien dalam ambulansi
Terapeutik
- Sedikan materi, media dan alat bantu jalan (mis. tongkat, walker, kruk)
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan prosedur dan tujuan ambulansi dengan atau tanpa alat bantu
- Anjurkan menggunakan alas kaki yang memudahkan berjalan dan mencegah cedera
- Anjurkan menggunakan sabuk pengaman saat transfer dan ambulansi, jika perlu
- Anjarkan cara mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk ambulansi
dirumah
- Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan ambuklansi (mis. kekuatan otot, rentang gerak)
- Ajarkan duduk ditempat tidur, disisi tempat tidur (menjuntai), atau dikursi, sesuai toleransi
- Ajarkan memposisikan diri dengan tepat selama proses transfer
- Ajarkan teknik ambulansi yang aman
- Ajarkan berdiri dan ambulansi dalam jarak tertentu
- Demonstrasikan cara ambulansi tanpa alat bantu jalan
- Demonstrasikan cara ambulansi dengan alat bantu (mis. walker, kruk, kursi roda, cane)
Referensi
Barclay, Ripat & Mayo.(2015). Factors describing community ambulation after stroke : a mixed-
methods study. Clinical Rehabilition. 29(5). 509-521
Berman, A. Snyder, S & Fradsen. G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ed.). USA
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister . S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.
Perry. AG. & Potter , P. A (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis : Elsevier
Wilkinson. J. M. Treas, L. S. Bamett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.)
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertaya
Edukasi
- Anjurkan menggunakan media tulis (mis. daftar benda, kalender, buku catatan)
- Anjurkan menggunakan media auditorik (mis. timer, jam alarm)
- Anjurkan mengguanakan gambar atau tulisan-tulisan sebagai pengingat letak barang (mis.
tempat sepatu yang perlu diperbaiki)
- Anjurkan pihak keluarga untuk membantu untuk menciptakan lingkungan yang konstiten
- Ajarkan teknik memori (mis. konsentrasi dan menghadirkan memori, mengulang informasi,
membuat asosiasi mental dan meletakan benda pada tempat yang benar
- Ajarkan cara mengatur letak benda pada tempatnya
Referensi
Berman, A, Snyder. S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA : Pearson Education.
Miller, C. A. (2009). Nursing for wellness in older adults. Philadelpia : Wolters Kluwer
Health/Lippincott Williams & Waskins.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S. Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelpia : F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan manfaat teknik napas
- Jelaskan prosedur teknik napas
- Anjurkan memposisikan tubuh senyaman mungkin (mis. duduk, baring)
- Anjurkan menutup mata dan berkonsentrasi penuh
- Anjurkan melakukan inspirasi dengan menghirup udara melalui hidung secara perlahan
- Anjurkan melakukan ekspresi dengan menghembuskan udara mulut mencucu secara
perlahan
- Demonstrasikan menarik napas selama 4 detik, menahan napas selama 2 detik, dan
menghembuskan napas selama 8 detik
Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA : Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister . S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.
Perry. AG. & Potter , P. A (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis :Mosby Elsevier
Rickard, B. Dunn, D.J. Brouch V.M. (2015) Breathing Technique Associated with improved Health
outcomes, Virginia Henderson Global Nursing e-Repostitory.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi rekomendasi aktivitas pasien
Terapeutik
- Siapkan peralatan dan area pasien akan dipindahkan
- Atur peralatan dan ketinggiannya sesuai kebutuhan dan kunci semua roda
- Peluk dan gendong bayi atau anak kecil ketika memindahkanya, sesuai kondisi
Edukasi
- Jelaskan tipe, metode bergerak/ berpindah dan kebutuhan akan bantuan
- Jelaskan jumlah orang yang cukup membantu berpindah
- Jelaskan mekanika tubuh yang tepat selama pergerakan
- Anjurkan tetap menjaga privasi dan kehormatan pasien
- Anjurkan menaikan pagar tempat tidur
- Anjurkan menggunkan alat transfer yang tepat ketika memindahkan pasien
- Ajarkan teknik memindahkan pasien dengan berbagai posisi dan alat bantu
Referensi
Bartnik, L.M., & Rice, M.S. (2013). Comparison of Caregiver Forcas Required for Sliding a Patient Up
in Bed Using an Array of Slide Sheet. Workplace Health and Safety, 61(9), 393-400,
http:/doi.org/10.3928/21650799-20130816-52
Lees, L. (2013). A guide for HCAs on safe patient transfers. Nursing Times, 109(26), 20-22. Retrived
from http:/eutils.ncbi.nim.gov/entrez/eutils/elink.fcgi?dbfrom=pubmed
&id=23923270&retmode=ref&cmd=prlinks
Newfield, S.A.,Hinz, M.D., Scott-Tilley, D.,Sridaromont, K. L., & Maramba, P. J. (2007). Cox’s Clinical
Applications of Nursing Diagnosis (5th Ed.).F.A Davis Company.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S. Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelpia : F. A. Davis Company.
Definisi
Mengajarkan penggunaan antikoagulan yang aman untuk mencegah terbentuknya trombus.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA :
Perason Education
Dougherty, L. & Lister, S (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis : Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S,. Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Definisi
Memberikan informasi pada pasien untuk mencapai keseimbangan cairan tubuh
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA :
Perason Education
Bridges, Elizabeth (2013) Using Functional Hemodynamic Indicator to Guide Fluid Therapy. AJN, 113,
5.
Crawford, Ann., Harris, Helena (2011). IV Fluid : What Nurses need to know. Lippincot Williams and
Wilkins.
Dougherty, L. & Lister, S (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis : Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S,. Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Definisi
Mengajarkan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang diberikan terapi darah.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Aulbach, R.K. (2013). Nurses practices with blood Transfusions in Medical-Surgical Patient care Units
of Acure U.S hospitals The State of of the Science. Texas Woman’sS University
Austin, L. P. (2011). The Nurse’s Knowledge of Blood Conservation as a Part of Blood Management.
Gamer-Webb University
Wilkinson, J. M., Treas, L. S,. Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Definisi
Mengajarkan pasien untuk mendukung keseimbangan antara produksi panas, mendapatkan panas,
dan kehilangan panas.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA :
Perason Education
Doegoes, M.E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Acoss The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company
Dougherty, L. & Lister, S (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis : Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S,. Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Definisi
Menyediakan informasi dan dukungan untuk menentukan kesiapan anak untuk berkemih secara
mandiri dan strategi pendampingan yang digunakan.
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan perlunya kesempatan bagi anak untuk mengamati selama proses toileting
- Jelaskan informasi terkait yang dibutuhkan orang tua
- Jelaskan tanda kesiapan orang tua/keluarga untuk melatih anak berkemih mandiri
- Anjurkan mengenalkan anak dengan peralatan dan proses latihan toilet
- Ajarkan cara memberikan pujian atas keberhasilan anak
- Ajarkan orang tua mengidentifikasi kesiapan anak untuk berkemih mandiri
- Ajarkan orang tua mengidentifikasi kesiapan anak secara psikososial
- Ajarkan strategi untuk latihan toilet
- Ajarkan cara mengajak anak ke toilet
EDUKASI VAKSIN
Definisi
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi kesiapan orang tua dalam menerima edukasi serta faktor yang menghambat
keberhasilan edukasi (mis. Faktor budaya, hambatan bahasa, kurang tertarik)
- Identifikasi pemahaman tentang tujuan pemberian vaksin
Edukasi
Definisi
Menyediakan informasi dan dukungan untuk memodifikasi makanan dengan kandungan vitamin
yang dibutuhkan.
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Definisi
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Fisioterapi Dada
I.01004
Definisi
Memobilisasi sekresi jalan napas melalui perkusi, getaran, dan drainase postural.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi indikasi dilakukan fisioterapi dada (mis. hipersekresi sputum, sputum kental dan
tertahan, tirah baring lama)
- Identifikasi kontraindikasi fisioterapi dada (mis. eksaserbasi PPOK akut, pneumonia tanpa
produksi sputum berelebih, kanker paru-paru)
- Monitor status pernapasan (mis. kecepatan, irama, suara napas, dan kedalaman napas)
- Periksa segmen paru yang mengandung sekresi berlebihan
- Monitor jumlah dan karakter sputum
- Monitor toleransi selama dan setelah prosedur
Terapeutik
- Posisikan pasien sesuai dengan area paru yang mengalami penumpukan sputum
- Gunakan bantal untuk membantu pengaturan posisi
- Lakukan perkusi dengan posisi telapak tangan ditangkupkan selama 3-5 menit
- Lakukan vibrasi dengan posisi telapak tangan rata bersamaan ekspirasi melalui mulut
- Lakukan fisioterapi dada setidaknya dua jam setelah makan
- Hindari perkusi pada tulang belakang, ginjal, payudara wanita, insisi, dan tulang rusuk yang
patah
- Lakukan penghisapan lender untuk mengeluarkan secret, jika perlu
Edukasi
Referensi
Bermen, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Willkinson. J. M., Treas, L. S., Barnett K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Fototerapi Gangguan Mood/Tidur I.
05175
Definisi
Memberikan dosis pencahayaan untuk meningkatkan mood dan/atau menormalkan jam internal
tubuh.
Tindakan
Observasi
- Periksa program medis untuk fototerapi (frekuensi, jarak, intensitas, dan durasi fototerapi)
- Monitor efek samping fototerapi (mis. sakit kepala. Kelelahan mata, mual, insomnia,
hiperaktif)
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2018). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA:
Perason Education.
Sego, Sherill, F. N. P. C., D. N. P. (2016). Bright Lihgt Therapy. The Clinical Advisor: For Nurse
Practitioner, 19(3). 105-106.
Fototerapi Neonatus
I.03091
Definisi
Memberikan terapi sinar fluorescent yang ditujukan kepada kulit neonates untuk menurunkan kadar
bilirubin
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Hockenberry, M. J. and Wilson D. (2014). Wong’s Nursing Care of Infants and Children. St Louis:
Mosby Elsevier.
Nagar, G,. Vandermeer, B., Campbell, S., & Kumar, M. (2013). Reliability of Transcutaneous Bilirubin
Devices in Preterm Infants: a systemic review. Pediatrics. Ped-2013.
Definisi
Mempertahankan suhu inti tubuh antara 32-360C dan memonitor efek samping serta mencegah
komplikasi.
Tindakan
Observasi
Monitor suhu tubuh
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor adanya menggigil
Monitor kadar elektrolit dan asam basam
Monitor intake dan output cairan
Monitor status pernapasan
Monitor hasil pemeriksaan koagulasi (mis. waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial
teraktivasi, dan jumlah trombosit)
Monitor status hemodinamik invasif (mis. PCWP, CO,SVR) jika perlu
Terapeutik
Lakukan pendinginan eksternal (mis, selimut pendingin)
Lakukan pendinginan internal (mis. Infus cairan dingin) jika perlu
Gunakan sentuhan wajah atau tangan atau pembungkus insulatif untuk mengurangi
respons menggigil, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan yang adekuat
Anjurkan asupan nutrisi yang adekuat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah atau mengendalikan menggigil
Referensi
Berman, A.,Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Bums, S. M. (2014). ACCN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency &Critical Care (8th ed.). USA: Jones & Barlett
Learning.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skill & Procedures (8th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Memberikan stimulasi kontraksi uterus untuk memulai persalinan.
Tindakan
Observasi
Identifikasi indikasi dilakukan induksi persalinan
Identifikasi riwayat obstetric (mis. usia kehamilan dan lamanya persalinan sebelumnya
dan kontraindikasi seperti plasenta previa lengkap, riwayat SG, dan kelainan structural
pelvis)
Monitor kontraksi uterus (mis. frekuensi, durasi, dan kekuatan dalam 10 menit)
Monitor kondisi ibu dan Janin sebelum induksi (mis, tanda vital, DJJ dan gerakan janin)
Monitor efek samping tindakan konduksi
Monitor DJJ selama induksi hingga persalinan
Monitor perubahan kontraksi uterus setiap 15 menit
Monitor kemajuan persalinan secara ketat
Monitor dengan partograph jika telah memasuki fase aktif
Monitor tanda-tanda insufisiensi uteriplasenta (mis. deselerasi lambat) selama proses
induksi
Terapeutik
Berikan kenyamanan selama proses induksi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat IV (mis. Oksitosin) untuk merangsang aktivitas rahim
Kolaborasi pemberian agen mekanis atau farmakologis (mis. Laminaria, balon kateter,
tablet Cytotec dan gel prostaglandin)
Kolaborasi Tindakan amniotomy, jika ada tanda inpertu (mis. dorongan meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol, vulva membuka)
Referensi
Aran, T., Osmanagaoglu, M. A., Kart, C., Guen, S., Sahin, M., & Unsal, M. A. (2012). Failed labor
induction in nulliparous women at term: the role of pelvic floor muscle strength.
International urogynecology journal, 23(8), 1105-1110.
Darney, B. G., Snowden, J. M., Cheng, Y. W., Jacob, L., Nicholson, J. M., Kaimal, A., … & Caughey,
A. B. (2013). Elective induction of labor at term compared with expectant management:
maternal and neonatal outcomes. Obstetrics and Gynecology, 122(4), 761.
Khlreddine, I., Le Ray, C., Dupont, C., Rudigoz, R.C., Bouvier-Colle, M. H., & Deneux-Tharaux, C.
(2013). Induction of labor and risk of postpartum hemorrhage in low risk parturients.
PloS one, 8(1), e54858.
Saccone, G., & Berghella, V. (2015). Induction of labor at full term in uncomplicated singleton
gestations: a systematic review and metaanalysis of randomized controlled trials.
American journal of obstetrics and gynecology, 213(5), 629-636.
Definisi
Memberikan dukungan proses menyusui segera setelah lahir.
Tindakan
Observasi
Identifikasi tanda-tanda kesiapan menyusu (mis. keluar air liur, memasukkan tangan ke
dalam mulut, bayi terjaga)
Monitor tanda vital bayi dan ibu
Monitor jalan napas bayi
Terapeutik
Buka pakaian bagian atas ibu
Keringkan tubuh bayi, kecuali bagian tangan yang akan menuntun bayi untuk mencari
puting
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap untuk kontak kulit ke kulit, diantara dua payudara
dan kepala bayi dimiringkan ke salah satu sisi
Berikan selimut pada punggung dan penutup kepala bayi
Edukasi
Anjurkan ibu membiarkan bayi mencari putting ibu
Anjurkan ibu membiarkan bayi di perut ibu sampai 1 jam atau menyusu sampai selesai
Referensi
Caruana, E. (2008). Early skin-to-skin contact for mother and their healthy newborn infants.
Journal of advanced nursing, 62(4), 439-440.
Hockenbery, M. J. and Wilson, D. (2014). Wong’s Nursing Care of Infants and Children. St. Louis:
Moeby Elsevier.
Moore, E. R., Anderson, G. C., Bergman, N., & Dowswell, T. (2012). Early skin-to-skin contact for
mothers and their healthy newborn infants. Cophrane Database Syst Rev, 5(3).
Definisi
Melakukan kanulasi dengan jarum ke pembuluh darah perifer untuk pemberian cairan, darah,
atau obat-obatan.
Tindakan
Observasi
Identifikasi vena yang akan diinsersi
Identifikasi masalah pembekuan darah atau konsumsi obat yang mempengaruhi
pembekuan darah
Terapeutik
Atur posisi senyaman mungkin
Pertimbangkan factor pemilihan pembuluh darah vena (mis. usia, tujuan, insersi vena,
pembuluh darah kurus, jauh dari persendian, kondisi ekstremitas)
Hindari memilih lokasi yang terdapat fistula atau shunt arteriovenosa, atau
kontraindikasi cannulation (mis. limfedema, mastektomi, limfektomi)
Pilih jenis jarum yang sesuai, berdasarkan tujuan
Berikan analgesia topical, jika perlu
Pasang tourniket 3 sampai 4 inci di atas tempat tusukan
Bersihkan area dengan desinfekan
Masukkan jarum sesuai prosedur, gunakan jarum dengan fitur pencegahan cedera
Tentukan penempatan yang benar dengan mengamati darah di ruang flash atau dalam
tabung
Buka tourniket sesegera mungkin
Pastikan plester jarum terpasang dengan aman
Sambungkan kateter intravena ke tabung infus
Berikan plester transparan di tempat kanulasi IV, jika tersedia
Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
Perlahankan kewaspadaan universal
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien
Anjurkan tidak menggerakkan tubuh saat dilakukan insersi
Anjurkan membuka dan menutup tangan beberapa kali kali, jika perlu
Anjurkan orang tua untuk memegang dan menghibur anak, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skill & Procedures (8th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Gunaken alat pelindung diri (APD) (sarung tangan, kacamata, dan masker), sesual kebutuhan
Atur posisi terlentang dan kepala ekstensi
Lakukan penghisapan pada daerah mulut dan orofaring, jika perlu
Pilih jenis jalan napas buatan sesuai dengan tujuan dan kondisi pasien
Masukkan oro/nasopharyngeal airway sampai ke dasar lidah atau laryngeal mask arway
(LMA) atau esophagus obturator airway (EOA)
Lakukan fiksasi jalan napas dengan plester
Auskultasi suara napas secara bilateral sebelum menggembungkan manset
Fasiltasi pemasangan selang endotrakeal dengan menyiapkan peralatan intubasi
Kembangkan manset endotrakeel /trakeostomi
Posisikan paslen sesuai kebutuhan
Lakukan hiperoksigenasi dengan 100% oksigen selama 3-5 menit, jika perlu
Auskultasi dada setelah intubasi
Stablikan selang endotrakeal/trakeostomi dengan plester
Tandai selang endotrakea pada posisi bibir atau hidung, dengan menggunakan tanda
sentimeter pada ETT
Lakukan verifikasi penempatan tabung dengan radiografi dada, pastikan kanulasi trakea 2
sampal 4 cm di atas carina.
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi memilih ukuran dan jenis selang endotrakeal (ET) atau selang trakeostomi yang
tepat
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York: McGraw-
Hill Education. Cole, E. (2009). Trauma Care, Essentiel Clinical Skills for Nurses. UK: Wiley-
Blackwell. Derr, P., McEvoy, M., & Tardff, J. (2014). Emergency & Critiçal Care (8 ed.). USA:
Jones & Barlett Leaming. ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA:
Sauders Elsevier. Graves, L, & Porter, K. (2007), Oxford Handbook of Pre-Hospital Care. New
York: Oxford University Press.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensl
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016), Kozier & Erb's Fundamentais of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potler, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louls: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Melakukan konseling Jangka pendek untuk mengatasi krisis dan mengembalikan tingkat fungsi ke
sebelum krisis atau menjadi lebih baik.
Tindakan
Observasi
Edukasi
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5h ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams& Wilkins.
Farrelly, S., Szmukler, G., Henderson, C., Birchwood, M., Marshall, M., Waheed, W.,... Thornicroft, G.
(2014) Individualisation in crisis planning for people with psychotic disorders. Epidemiology and
Psychiatrio Sclences, 23(4), 353-9. dol:http:l/dx.doi.org/10.1017/S2045796013000401
llis, Horace A, (2011). The crisis intervention team--A revolutionary tool for law enforcement: The
psychiatric- mental health nursing perspective. Journal of Psychosoclal Nursing & Mental Health
Services, 49(11). 37-43. dol:http:l/dx.dol.org/10.3928/02793695-20111004-01.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia F.A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Cutts, B. (2005). Developing and implemeriting a new bladder Irrigation chart. Nursing Standard
(through 2013), 20(8), 48-52. https://search.proquest.com/docview/2198292797accountid=25704
Dougherty & Lister (2015). The Royal Marsden manual of Clinical Nursing Procedure (9h ed.). USA:
Wiley Blackwell.
Evans & Godfrey (2000), Bladder Washout In The Management of Long Term Catheters. British
Journal of Nursing, 9, 900.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Van, d. H., Haider, N., Taylor, C., & Subramaniam, R. (2011). Efficacy of bladder irrigation and
survellance program in prevention of urinary tract infections and bladder calculi in children with an
ileocystopiasty Pediatric and bladder neck repair. Surgery International, 27(7). 781-5. Doi
http://dx.doi.org/10.1007/s00383-011-2913-5.
Definisi
Membersihkan atau membilas selang urine dan kandung kemih dari bakteri, endapan dan darah.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi indikasi irigasi kateter urine.
- Monitor intake dan output cairan.
Terapeutik
- Jaga privasi.
- Posisikan nyaman setinggi siku perawat.
- Gunakan alat pelindung diri.
- Kosongkan kantung urine dan ukur jumlah urine.
- Siapkan cairan irigasi sesuai kebutuhan atau order dengan teknik aseptik sesuai jenis
irigasinya (intermiten atau continous).
- Buka dan disinfeksi akses port kateter dengan swab alkohol.
- Klem kateter.
- Alirkan cairan irigasi kedalam kateter urine sesuai kebutuhan atau order (intermiten atau
continous).
- Buka klem kateter dan biarkan urine dan cairan irigasi mengalir keluar.
- Catat jumlah cairan irigasi dan output urine (mis. Jumlah, karakteristik).
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala serta efek jika irigasi urine tidak
mengalir lancar.
Definisi
Mengeluarkan isi kolon (feses) secara terjadwal dengan memasukkan sejumlah air dengan suhu
sama dengan tubuh/hangat.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan irigasi kolostomi.
- Monitor warna dan kondisi stoma serta kulit peristoma.
- Monitor warna, konsistensi dan jumlah feses yang keluar.
Terapeutik
- Letakkan perlak di bawah kolostomi.
- Isi kantong irigasi dengan air yang tersedia (mis. Air hangat, air khusus untuk irigasi).
- Gantung kantong irigasi pada tempat yang tinggi (mis. Di tiang infus, di dinding).
- Alirkan air ke dalam selang dan hindari adanya udara dalam selang.
- Lepaskan kantung stoma lalu pasang plastik irigasi dan masukkan ujung selang ke dalam
stoma.
- Letakkan plastik irigasi ke dalam kloset untuk memfasilitasi pengeluaran ke dalam kloset.
- Hubungkan cone-tip cateter dengan kateter dan beri jelly.
- Masukkan cone-tip ke dalam stoma dan tangan tetap memegang cone-tip.
- Alirkan air dengan aliran yang cukup (10-15 menit).
- Lambatkan aliranjika terdapat tanda-tanda kram abdomen.
- Klem kateter dan tutup stoma 15-20 menit.
- Biarkan sampai semua feses keluar setelah 40-60 menit.
- Bersihkan area stoma dengan sabun lembut dan air.
- Pasang kembali kantung stoma.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur.
Jurnal I.09279
Buku SIKI halaman 128
Definisi
Menjadikan menulis sebagai cara untuk merefleksikan dan menganalisis peristiwa, pengalaman,
pikiran, dan perasaan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tujuan yang diharapkan dari intervensi jurnal.
- Monitor capaian tujuan yang ditetapkan.
Terapeutik
- Sediakan lingkungan optimal untuk menyelesaikan tugas (mis. Posisi nyaman, pencahayaan
ruangan baik, kacamata).
- Minimalkan distraksi emosi, visual, audio, pendengaran, dan viseral.
- Berikan kesempatan memilih dan sediakan media dan metode (mis. Pulpen, pensil, spidol,
jurnal, komputer, perekam).
- Telaah jurnal yang telah dibuat pada interval waktu yang disepakati.
- Diskusikan pengalaman dan penerimaan intervensi yang sama.
- Diskusikan kemampuan untuk melanjutkan intervensi secara mandiri.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur jurnal.
- Jelaskan berbagai pendekatan penulisan jurnal dan putuskan teknik penulisan jurnal (mis.
Alur bebas, topic, atau menuliskan jurnal secara intensif).
- Informasikan waktu untuk menyelesaikan tugas jurnal.
- Anjurkan menulis tanpa interupsi sedikitnya 3 (tiga) kali seminggu selama 20 menit.
- Anjurkan menulis sesuai urutan waktu kejadian tanpa membatasi topik.
- Anjurkan menggambarkan dan menceritakan peristiwa dalam bentuk cerita, gambar, dan
hubungkan pikiran dan perasaan.
- Anjurkan mengekspresikan pikiran dan perasaan yang paling dalam.
- Anjurkan tidak terlalu berfokus pada teknik penulisan (titik koma), ejaan, struktur kalimat,
dan/atau tata bahasa.
- Anjurkan menulis tanggal entri jurnal untuk referensi dan refleksi.
Definisi
Memasukkan selang kateter urine kedalam kandung kemih.
Tindakan
Observasi
- Periksa kondisi pasien (mis. Kesadaran, tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi kandung
kemih, inkontinensia urine, refleks berkemih).
Terapeutik
- Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan tindakan.
- Siapkan pasien: bebaskan pakaian bawah dan posisikan dorsal rekumben (untuk wanita) dan
supine (untuk laki-laki).
- Pasang sarung tangan.
- Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan cairan NaCl atau aquades.
- Lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan prinsip aseptik.
- Sambungkan kateter urine dengan urine bag.
- Isi balon dengan NaCl 0,9% sesuai anjuran pabrik.
- Fiksasi selang kateter di atas simpisis atau di paha.
- Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah dari kandung kemih.
- Berikan label waktu pemasangan.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urine.
- Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter.
Edukasi
- Anjurkan saling membantu
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatrio Nursing: Contemporary Practice(5 th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Costello, J. F. (2007). Roles and strategies of nurses facilitating diabetes support groups: An
exploratory study (Order No. 3276978). Available from Nursing & Allied Health Database;
ProQuest Dissertations & Theses Global. (304817971).
Heller, T., Roccoforte, J. A. Hsieh, K,. Cook, J. A. & Pickett, S. A. (1997). Benefits of support groups for
families of adults with severe mental illness. American Journal of Orthopsychiatry, 67(2), 187-
198. doi:http://dx.doi.org/10.1037/h0080222.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Terapeutik
- Gunakan rekomendasi instansi terkait untuk menanggulangi masalah bioterorisme (mis.
WHO)
- Dapatkan pengetahuan terkini tentang alat-alat pelindung, prosedur, dan tehnik isolasi
- Gunakan peralatan pelindung (mis. Baju kabut, tutup kepala, sarung tangan, respirator)
- Kenali dan patuhi semua kebijakan, prosedur, dan protokol dekontaminasi
Kolaborasi
- Laporkan gejala yang mencurigakan kepada petugas triase dan badan kesehatan
- Konsultasi dengan ahli epidemiologi dan profesional tentang pengendalian infeksi yang tepat
Referensi
Aghaei, N., & Nesami, M. B. (2013). Bioterrorism education effect on knowledge and attitudes of
nurses. Journal of Emergencies, Trauma, and Shock, 6(2), 78-82. http://doi.org/10.4103/0974-
2700. 110747
Ayres, K. (2015). Nurses’ Self-Reported Self-Assessmentof Bioterrorism Events. Capella Univeristy.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Graves, I., & Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre-Hospital Care. New York: Oxford University
Press.
Terapeutik
- Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah didapat (mis. Kantong plastik tahan air,
kemasan gel beku kain atau handuk)
- Pilih lokasi kompres
- Balut alat kompres dingin dengan kain pelindung, jika perlu
- Lakukan kompres dingin pada daerah yang cedera
- Hindari penggunaan kompres pada jaringan yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
- Jelaskan prosedur penggunaan kompres dingin
- Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan suhu secara mandiri tanpa pemberitahuan
sebelumnya
- Ajarkan cara menghindari kerusakan jaringan akibat dingin
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A Davis Company.
Terapeutik
- Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah didapat (mis. Kantong plastic tahan air,
botol air panas, bantalan pemanas listrik)
- Pilih lokasi kompres
- Balut alat kompres panas dengan alat pelindung, jika perlu
- Lakukan kompres panas pada daerah yang cedera
- Hindari penggunaan kompres pada jaringan yang terpapar terapi radiasi
Edukasi
- Jelaskan prosedur penggunaan kompres panas
- Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan suhu secara mandiri tanpa pemberitahuan
sebelumnya
- Ajarkan cara menghindari kerusakan jaringan akibat panas
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A Davis Company.
INTERVENSI
(Hal.133-135)
Konferensi Multidimensi
I.13481
Definisi Buku SIKI halaman
133
Merencanakan dan mengevaluasi asuhan yang diberikan secara bersama dengan tenaga kesehatan
lain.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi diagnosis keperawatan saat ini
- Identifikasi perkembangan pasien terhadap pencapaian iuran/hasil yang ditetapkan
Terapeutik
- Rangkum status kesehatan pasien
- Minta masukan untuk meningkatan efektivitas intervensi keperawatan
- Revisi rencana perawatan pasien, jika perlu
- Sepakati secara bersama terkait tujuan/hasil yang ingin dicapai
- Uraikan data untuk memfasilitasi evaluasi rencana perawatan pasien
Edukasi
- Jelaskan intervensi keperawatan yang telah diimplementasikan
- Jelaskan respons pasien dan keluarga terhadap intervensi keperawatan
Konseling
I.10334
Definisi Buku SIKI halaman
133
Memberikan bimbingan untuk meningkatan/mendukung penanganan,pemecahan masalah,dan
hubungan interpersonal.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan dan beri penguatan
- Identifikasi perilaku keluarga yang mempengaruhi pasien
Terapeutik
- Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan penghargaan
- Berikan empati,kehangatan,dan kejujuran
- Tetapkan tujuan dan lama hubungan konseling
- Berikan privasi dan pertahankan kerahasiaan
- Berikan penguatan terhadap keterampilan baru
- Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah
Edukasi
- Anjurkan mengekspresikan perasaan
- Anjurkan membuat daftar alternatif penyelesaian masalah
- Anjurkan pengembangan keterampilan baru, jika perlu
- Anjurkan mengganti kebiasaan maladaptif dengan adaptif
- Anjurkan untuk menunda pengambilan keputusan saat stress
Konseling Genetika
I.10335
Definisi Buku SIKI halaman
134
Memberikan bimbingan kepada orang tua mengenai kemungkinan kelainan genetik.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pengetahuan,mitos,persepsi,dan mispersepsi tentang cacat lahir/kondisi genetik
- Identifikasi respons saat mengetahui faktor risiko genetik
Terapeutik
- Berikan privasi dan jamin kerahasiaan
- Bina hubungan terapeutik atas dasar kepercayaan dan rasa hormat
- Buat tujuan dan jadwal sesi konseling genetik
- Berikan dukungan pengambilan keputusan
- Berikan ringkasan dari sesi konseling genetik yang telah dilakukan
Edukasi
- Jelaskan perkiraan risiko berdasarkan fenotipe (Pasien Karakteristik),riwayat
keluarga(analisis silsilah),genotip (hasil Pengujian genetik)
- Jelaskan riwayat penyakit,strategi penanganan,dan strategi pencegahan
- Jelaskan pilihan pengobatan/manajemen dan pilihan penanganan risiko rekurensi
Kolaborasi
- Rujuk ke spesialis perawatan kesehatan genetik, jika perlu
- Rujuk ke sumber daya masyarakat (mis. Kelompok pendukung genetik), jika perlu
Konseling Laktasi
I.03093
Definisi Buku SIKI halaman
135
Memberikan bimbingan teknik menyusui yang tepat dalam pemberian makanan bayi.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui
- Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
- Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui
Terapeutik
- Gunakan teknik mendengarkan aktif(mis. Duduk sama tinggi,dengarkan permasalahan ibu)
- Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar
Edukasi
- Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai kebutuhan ibu
Definisi
Konsultasi I.12461
Buku SIKI halaman
137
Definisi
Memberikan pertimbangan untuk memecahkan masalah keperawatan dan/atau kesehatan yang
dialami pasien, keluarga, kelompok, atau komunitas.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tujuan konsultasi
- Identifikasi masalah yang menjadi focus konsultasi
- Identifikasi harapan semua pihak yang terlibat
- Identifikasi model konsultasi yang sesuai
- Identifikasi ekspetasi biaya, jika perlu
Terapeutik
- Fasilitasi kontrak tertulis untuk menentukan kesepakatan jadwal konsultasi
- Berikan tanggapan secara professional terhadap penerimaan atau penolakan ide
- Fasilitasi memutuskan pilihan alternative solusi
Edukasi
- Jelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien
- Jelaskan alternative solusi yang dapat dilakukan pasien/keluarga
- Jelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing solusi
- Anjurkan meningkatkan kemandirian menyelesaikan masalah
Memberikan pertimbangan untuk memecahkan masalah keperawatan dan kesehatan yaang dialami
pasien, keluarga, kelompok, atau komunitas melalui media telepon
Tindakan
Observasi
- Identifikasi apakah masalah memerlukan evaluasi lebih lanjut (gunakan protokol standart)
- Identifikasi caa menghubungi pasien/ keluarga untuk menerima telepon kembali, jika diperlukan
Terapeutik
- dapatkan informasi riwayat kesehatan masa lalu dan terapi saat ini
- Tanyakan keluhan utama dan riwayat kesehatan saat ini sesuai dengan protokol standar
Edukasi
Definisi
Tindakan
Observasi
- Monitor pelaksanaan perilaku ketidaksesuaian dan kurang komitmen untuk memenuhi kontrak
Terapeutik
- Diskusikan tujuan positif jangka pendek dan jangka panjang yang realistis dan dapat dicapai
- Diskusikan konsekuensi atau sanksi tidak memenuhi kontrak dan tujuan, jika perlu
-Tetapkan batas waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan yang realistis
- Pastikan kontrak ditandatangani oleh semua pihak yang terlibat, jika perlu
Edukasi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
-Ciptakan suasana rumah yang sehat dan mendukung perkembangan kepribadian anggota keluarga
Edukasi
-Anjurkan anggota keluarga dalam memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat
Definisi
Tindakan
Terapeutik
- Daftarkan pasien ke kamar bedah minimal 24 jam sebelum operasi, atau sesuai kebijakan institusi
- Jadwalkan ulang operasi jika kamar operasi, ICU, atau ruang rawat tidak tersedia
Edukasi
Mengajarkan kemampuan pengungkapan perasaan, kebutuhan, dan pendapat secara efektif dengan
menghargai hakorang lain.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Fasilitasi mengenali dan mengurangi distorsi kognitif yang menghalangi kemampuan asertif
- Fasilitasi membedakan perilaku asertif, pasif dan agresif
- Fasilitasi mengidentifikasi hak-hak pribadi, tanggung jawab, dan norma yang bertentangan
- Fasilitasi mengklarifikasi permasalahan dalam hubungan interpersonal
- Fasilitasi mengekspresikan pikiran dan perasaan positif dan negatif
- Fasilitasi mengidentifikasi pikiran yang merusak diri
- Fasilitasi membedakan antara pikiran dan kenyataan
- Beri pujian pada upaya mengekpresikan perasaan dan pendapat
Edukasi
Melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan laring,
trakea dan bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan napas.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kalaborasi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan arah-arah menuju kamar mandi/toilet pada pasien dengan gangguan penglihatan
- Anjurkan intake cairan adekuat untuk mendukung output urine
- Anjurkan eliminasi normal dengan beraktivitas dan olah raga sesuai kemampuan
Latihan Eliminasi Fekal I.04150
Definisi Buku SIKI halaman 143
Mengajarkan suatu kamampuan melatih usus untuk dievakuasi pada interval tertentu.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kalaborasi
NIM : J210190189
Kelas : 3C
NO : 40
Tindakan
Observasi
Teraputik
Edukasi
Kolaborasi
Mengajarkan kemampuan sugesti diri dengan perasaan senang dan kehangatan yang bertujuan
untuk relaksasi
Tindakan
Observasi
Teraputik
Edukasi
Mengajarkan kemampuan menguatkan otot-otot elevator ani dan urogenital melalui kontraksi
berulang untuk menurunkan inkontinensia urin dan ejakulasi dini.
Tindakan
Observasi
Teraputik
Edukasi
- Anjurkan berbaring
- Anjurkan tidak mengkontraksikan perut, kaki dan bokong saat melakukan latihan otot
panggul
- Anjurkan menambah durasi kontraksi-relaksasi 10 detik dengan siklus 10-20 kali, dilakukan
3-4 kali sehari
- Ajarkan mengkontraksikan sekitar otot uretra dan anus seperti menahan BAB/BAK selama 5
detik kemudian dikendurkan dan direlaksasikan dengan siklus 10 kali
- Ajarkan mengevaluasi latihan yang dilakukan dengan cara menghentikan urin sesaat saat
BAK, seminggu sekali
- Anjurkan latihan selama 6-12 minggu
Kolaburasi
- Kolaburasi rehabilitasi medik untuk mengatur kekuatan kontraksi otot dasar panggul, jika
perlu
Tindakan
Observasi
Teraputik
- Terapkan strategi pemecahan masalah sesuai dengan tingkat perkembangan dan fungsi
kognitf
- Lakukan modifikasi perilaku, sesuai kebutuhan
- Fasilitasi melakukan tindakan yang bermanfaat
- Berikan penguatan positif untuk tindakan yang berhasil dilakukan
- Motivasi memberi penghargaan pada diri sendiri
- Berikan kesempatan untuk mempraktekkan pemecahan masalah (role-play) di lingkungan
teraputik
- Sediakan model langkah-langkah strategi pemecahan masalah
- Motivasi mempraktekkan pemecahan masalah dalam situasi sosial dan interpersonal
Edukasi
- Ajarkan memberi isyarat diri untuk “berhenti dan berpikir” sebelum bertindak lanjut
Definisi
Latihan menggerakkan dinding dada untuk meningkatkan bersihan jalan napas, meningkatkan
pengembangan paru, menguatkan otot-otot napas, dan meningkatkan relaksasi atau rasa nyaman.
Tindakan
Observasi
- monitor frekuensi , irama dan kedalaman napas sebelum dan sesudah latihan
Terapeutik
- pastikan tangan di dada mundur ke belakang dan telapak tangan di perut maju ke depan saat
menarik napas
- ambil napas dalam secara perlahan melalui hidung dan tahan selama tujuh hitungan
Edukasi
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- sediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk mencegah cedera dan infeksi
Edukasi
Kolaborasi
- kolaborasi dengan rehabilitasi medik,jika perlu
Definisi
Mengajarkan kemampuan menggunakan gerakan aktif dan pasif untuk mempertahankan dan
mengembalikan kelenturan sendi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- fasilitasi mengoptimalkan posisi tubuh untuk pergerakan sendi yang aktif dan pasif
Edukasi
Kolaborasi
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- sampaikan batasan dengan kalimat positif ( misal “pakai baju anda”, dibanding “perilaku seperti itu
tidak pantas” )
- diskusikan perilaku apa yang diharapkan dalam suatu situasi, jika perlu
- sampaikan konsekuensi yang telah ditetapkan dan harapan perilaku dengan tim perawat.
- lakukan konsekuensi yang telah ditetapkan jika tidak melakukan perilaku yang diharapkan
- turunkan limit setting jika perilaku pasien mendekati perilaku yang diharapkan
Edukasi
Tindakan
Obsevasi
- Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu jantung permanen
- Monitor tanda-tanda alat pacu jantung bekerja dengan baik
- Monitor nadi perifer
- Monitor respon hemodinamik
- Monitor irama jantung, gejala aritmia, iskemia, atau gagal jantung
- Monitor komplikasi pemasangan alat pacu jantung (misal pneumotoraks, hemothoraks,
perforasi
mlokard, tamponade jantung, hematoma, pvc, infeksi, cegukan, kedutan otot)
- Monitor kegagalan alat pacu jantung
Terapeutik
- Tentukan jenis dan modus alat pacu jantung
- Libatkan keluarga dalam peralatan alat pacu jantung
Edukasi
- Jelaskan indikasi, fungsi dan komplikasi implantasi alat pacu jantung
- Anjurkan menghindari atau menggunakan alat yang menyebabkan gangguan elektromagnetik
- Anjurkan melakukan pemeriksaan rutin alat pacu jantung permanen
- Anjurkan tidak mengoperasikan kendaraan bermotor sampai diijinkan ahli kardiologi
- Anjurkan memantau alat pacu jantung secara teatur
- Anjurkan mengulang rontgrn toraksetiap tahun untuk konformasi penempatan alat pacu
jantung
- Anjurkan memakai gelang pengguna alat pacu jantung
- Anjurkan menghindari mesin defaktor
- Ajarkan cara mengenali tanda dan gejala disfungsi alat pacu jantung
Tindakan
Observasi
- Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu jantung sementara
- Identifikasi alat pacu jantung yang dibutiuhka (missal kateter vena internal atau eksternal,
unipolar, atau bipolar, transthorakik, epikardial)
- Periksa EKG 12 lead, jika perlu
- Periksa sirkulasi perifer (missal pulsa perifer, edema, pengisian kapiler), suhu kulit dan
diaforesis
- Monitor irama jantung berkelanjutan, jika perlu
- Monitor disritmia dan respons hemodinamik terhadap disritmia
- Monitor komplikasi pemasangan alat pacu jantung (misal pneumotoraks, hemotoraks,
perforasi
miokard, tamponade jantung, hematoma, infeksi
- Monitor kegagalan alat pacu jantung
Terapeutik
- Sediakan informed consent
- Siapkan alat pacu jantung yang dipilih
- Pasang elektrode alat pacu jantung transkutan eksternal
- Fasilitasi pemasangan alat pacu jantung
- Lakukan rontgen dada setelah pemasangan alat pacu jantung sementara
- Analisis kemajuan pompa jantung setelah pemasangan alat pacu jantung sementara
Edukasi
- Jelaskan indikasi, fungsi dan komplikasi implantasi alat pacu jantung
- Ajarkan tindakan pencegahan gangguan alat pacu jantung (misal pembatasan gerakan, hindari
penanganan sendiri alat pacu jantung kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan rontgen dada setelah pemasangan alat pacu jantung sementara
Manajemen Anafilaksis
I.02034
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang mengalami syok anafilaksis
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kepatenan jalan napas
- Identifikasi tanda-tanda vital (misal tekanan darah, frekuensi nadi dan napas, suhu tubuh)
- Identifikasi alergen
- Monitor tanda-tanda awal syok (misal sesak napas, kejang, aritmia, hipotensi)
- Monitor tanda-tanda hypervolemia akibat resusitasi berlebihan (terutama anak dan geriatri)
- Monitor kejadian anafilaktik berulang
Terapeutik
- Berikan posisi nyaman (misal telentang dengan kaki ditinggikan)
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Pasang infus NaCl 0,9% atau ringer laktat, sesuai kebutuhan
- Berikan oksigen via masker 10-12 L/menit
- Siapkan ruang HCU atau ICU, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan menyiapkan obat-obat alergi di rumah
- Ajarkan mencegah kejadian anafilaktik
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antihistamin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
- Kolaborasi pemberian epinefrin atau adrenalin, jika perlu
Tindakan
Observasi
- Periksa onset dan pemicu aritmia
- Identifikasi jenis aritmia
- Monitor frekuensi dan durasi aritmia
- Monitor keluhan nyeri dada (intesitas, lokasi, faktor pencetus dan faktor pereda)
- Monitor respon hemodinamik akibat aritmia
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor kadar elektrolit
Terapeutik
- Berikan lingkungan yang tenang
- Pasang jalan nafas buatan (mis. OPA, NPA, LMA, ETT)
- Pasang akses intravena
- Pasang monitor jantung
- Rekam EKG 12 sadapan
- Periksa interval QT sebelum dan sesudah pemberianobat yang dapat memperpanjang
interval QT
- Lakukan maneuver Valsava
- Lakukan masase karotis unilateral
- Berikan oksigen, sesuai indikasi
- Siapkan pemasangan ICD (Implantable Cardioverter Defibrillirator)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kardioversi, jika perlu
- Kolaborasi pemberian defibrilasi, jika perlu
Manajemen Asam-Basa I.02036
Definisi
Mengidentifikasi, mengelola dan mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan asam-basa
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab ketidakseimbangan asam-basa
- Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
- Monitor status neurologis (mis. tingkat kesadaran, status mental)
- Monitor irama dan frekuensi jantung
- Monitor perubahan pH, PaCO2 dan HCO3
Terapeutik
- Ambil spesimen darah arteri untuk pemeriksaan AGD
- Berikan oksigen, sesuai indikasi
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya gangguan asam-basa
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik, jika perlu
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab terjadinya alkalosis metabolik (mis. kehilangan asam lambung [muntah
suction lambung], terapi diuretik jangka panjang, pemberian NaHCO 3 berlebihan,
hiperkalsemia)
- Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. konfunsi, stupor, kejang, koma, refleks hiperaktif)
- Monitor dampak pernapasan (mis. hipoventilasi, bronkospasme)
- Monitor dampak kardiovaskuler (mis. aritmia, kontraktilitas menurun, penurunan curah
jantung)
- Monitor dampak saluran pernapasan (mis. mual, muntah diare)
- Monitor hasil analisa gas darah
Teraputik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Atur posisi untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat
- Pertahankan akses intravena
- Berikan cairan intravena, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya alkalosis metabolik
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian kalium jika terjadi hipokalemia (mis. NaCl+KCL)
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab terjadinya alkalosis respiratorik (mis. hiperventilasi, ansietas,
ketakutan, nyeri, demam, sepsis, tumor otak, overventilasi mekanik)
- Monitor terjadinya hiperventilasi
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor gejala perburukan (mis. periode apnea, dispnea, peningkatan ansietas, peningkatan
denyut nadi, sakit kepala, diafroresis, penglihatan kabur, hiperrefleksia, mulut kering)
- Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. parestesia, kejang)
- Monitor dampak kardiovaskuler (mis. aritmia, penurunan curaah jantung, hipeerventilasi)
- Monitor dampak saluran pernafasan (mis. nafsu makan menurun, mual, muntah)
- Monitor hasil analisis gas darah
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Pertahankan posisi untuk ventilasi adekuat
- Pertahankan akses intra vena
- Anjurkan istirahat di tempat tidur, jika perlu
- Pertahankan hidrasi sesuai dengan kebutuhan
- Berikan oksigen dengan sungkup rebreathing
- Hindari koreksi PCO2 dalam waktu terlalu cepat karena dapat terjadi asidosis metabolik
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya alkalosis respiratorik
- Ajarkan latihan napas
- Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian sedatif, jika perlu
- Kolaborasi pemberian antidepresan, jika perlu
Manajemen Asam-Basa : Asidosis Metabolik I.03096
Definisi Hal.155
Mengidentifikasi dan mengelola kondisi darah asam akibat rendahnya bikarbonat.
Tindakan
Observasi
Identifikasi penyebab terjadinya asidosis metabolik (mis. diabetes melitus, GGA, GGK,diare
berat, alkoholisme, kelaparan,ovrdosis salisilat, fistula pankreas)
Monitor pola nafas (frekuensi dan kedalaman)
Monitor intake dan output cairan
Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. sakit kepala, gelisah, defisit mental, kejang, koma)
Monitor dampak sirkulasi pernapasan (mis. Hipotensi, hipoksia, aritmia, kusmaull Kien)
Monitor dampak saluran pencernaan (mis.nafsu makan menurun, mual, muntah)
Monitor hasil analisa gas darah
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan posisi semi Fowler untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat
Pertahankan akses intra vena
Pertahankan hidrasi sesuai dengan kebutuhan
Berikan oksigen, sesuai indikasi
Eduakasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis metabolik
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika perlu
Tindakan
Observasi
Identifikasi penyebab terjadinya asidosis respiratorik (mis. PPOK, asma, cedera kepala, edema
paru, pneumonia, ARDS, pneumotoraks, henti antung, obstruksi jalan napas, depresi
pernapasan, depresi SSP, trauma dada, gagal jantung)
Monitor adanya hipoventilasi
Monitor frekuensi dan kedalaman napas
Monitor penggunaan otot bantu napas
Monitor CRT (Capillary Refill Time)
Monitor adanya indikasi asidosis respiratorik kronik (mis. Barrel chest, penggunaan otot bantu
napas, clubbing nails)
Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. penurunan kesadaran, konfusi)
Monitor hasil analisa gas darah
Monitor adanya komplikasi
Terapeutik
Pertahankan kepatenan dan bersihan jalan napas
Berikan oksigenasi aliran rendah pada kondisi hiperkapnia kronik(PPOK)
Pertahankan akses intra vena
Berikan oksigen, sesuai indikasi
Hindari koreksi hiperkapnia dalam waktu terlalu cepat karena dapat menyebabkan alkalosis
metabolik
Eduakasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis respiratorik
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan menurunkan berat badan, jika obesitas
Ajarkan latihan pernapasan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik, jika perlu
Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
Kolaborasi pemberian antidotum opiate(neloxone), jika perlu
Tindakan
Observasi
Monitor frekuensi dan kedalaman napas
Monitor tanda dan gejala hipoksia (mis. gelisah, agitasi, penurunan kesadaran)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. wheezing, mengi)
Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
Berikan posisi semi Fowler 30-45°
Pasang oksimetri nadi
Lakukan penghisapan lendir, jika perlu
Berikan oksigen 6-15 L via sungkup untuk mempertahankan Sp O2 > 90%
Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan hidrasi
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hitung darah lengkap dan AGD
Eduakasi
Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
Anjurkan bernapas lambat dan dalam
Ajarkan teknik pursued-lip breathing
Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu (mis. debu, bulu hewan, serbuk bunga,
asap rokok,polutan udara, suhu lingkungan ekstrim, alergi makanan)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi (mis. albuterol, mataproterenol)
Koalborasi pemberian obat tambahan jika tidak responsif dengan bronkodilator (mis.
prednisolone, methylprednisole, aminophylline)
Tindakan
Observasi
Moitor tekanan darah, frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan selama pengambillan darah
Terapeutik
Pertimbangkan keselamatan pasien (kontraindikasi : sepsis, infeksi, tumor, darah berisi agen
hemostasis)
Sediakan surat persetujuan tindakan
Berikan label pada kantong darah (nama, nomer rekam medis, tanggal dan waktu dimulainya
pengumpulan darah)
Gunakan darah yang dikumpulkan sesuai dengan prosedur
Pertahankan integritas darah selama pengambilan darah
Persiapkan darah untuk reinfus
Dokumentasikan waktu pengambilan darah, kondisi darah, tipe, dan banyaknya antikoagulan
serta volume darah
Pertahankan pengontrolan infeksi
Eduakasi
Jelaskan tujuan dan prosedur autotransfusi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian transfusi selama 6 jam setelah pengambilan darah
Tindakan
Observasi
Identifikasi penyebab terjadinya asidosis metabolik (mis. diabetes melitus, GGA, GGK,diare
berat, alkoholisme, kelaparan,ovrdosis salisilat, fistula pankreas)
Monitor pola nafas (frekuensi dan kedalaman)
Monitor intake dan output cairan
Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. sakit kepala, gelisah, defisit mental, kejang, koma)
Monitor dampak sirkulasi pernapasan (mis. Hipotensi, hipoksia, aritmia, kusmaull Kien)
Monitor dampak saluran pencernaan (mis.nafsu makan menurun, mual, muntah)
Monitor hasil analisa gas darah
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan posisi semi Fowler untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat
Pertahankan akses intra vena
Pertahankan hidrasi sesuai dengan kebutuhan
Berikan oksigen, sesuai indikasi
Eduakasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis metabolik
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika perlu
Referensi
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: Mc Graw-Hill
Education.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardif , J. (2014). Emergency & Critical Care ( 8th ed.). USA: Jones & Barlett
Learning.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L . & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.
Ruholl, L. (2006). Arterial blood gasses: analysis and nursing responses. MEDSURG Nursing, 15(6), 343-
351.
Tindakan
Observasi
Identifikasi penyebab terjadinya asidosis respiratorik (mis. PPOK, asma, cedera kepala, edema
paru, pneumonia, ARDS, pneumotoraks, henti antung, obstruksi jalan napas, depresi
pernapasan, depresi SSP, trauma dada, gagal jantung)
Monitor adanya hipoventilasi
Monitor frekuensi dan kedalaman napas
Monitor penggunaan otot bantu napas
Monitor CRT (Capillary Refill Time)
Monitor adanya indikasi asidosis respiratorik kronik (mis. Barrel chest, penggunaan otot bantu
napas, clubbing nails)
Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. penurunan kesadaran, konfusi)
Monitor hasil analisa gas darah
Monitor adanya komplikasi
Terapeutik
Pertahankan kepatenan dan bersihan jalan napas
Berikan oksigenasi aliran rendah pada kondisi hiperkapnia kronik(PPOK)
Pertahankan akses intra vena
Berikan oksigen, sesuai indikasi
Hindari koreksi hiperkapnia dalam waktu terlalu cepat karena dapat menyebabkan alkalosis
metabolik
Eduakasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis respiratorik
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan menurunkan berat badan, jika obesitas
Ajarkan latihan pernapasan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik, jika perlu
Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
Kolaborasi pemberian antidotum opiate(neloxone), jika perlu
Referensi
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: Mc Graw-Hill
Education.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardif , J. (2014). Emergency & Critical Care ( 8th ed.). USA: Jones & Barlett
Learning.
Doenges, M. E. (2010). Nuring Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L . & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.
Ruholl, L. (2006). Arterial blood gasses: analysis and nursing responses. MEDSURG Nursing, 15(6), 343-
351.
Simpson, H. (2004). Respiratory nursing. Interpretation of arterial blood gasses: a clinical guide for
nurses. British Journal Of Nursing, 13(9), 522-528
Tindakan
Observasi
Monitor frekuensi dan kedalaman napas
Monitor tanda dan gejala hipoksia (mis. gelisah, agitasi, penurunan kesadaran)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. wheezing, mengi)
Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
Berikan posisi semi Fowler 30-45°
Pasang oksimetri nadi
Lakukan penghisapan lendir, jika perlu
Berikan oksigen 6-15 L via sungkup untuk mempertahankan Sp O2 > 90%
Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan hidrasi
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hitung darah lengkap dan AGD
Eduakasi
Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
Anjurkan bernapas lambat dan dalam
Ajarkan teknik pursued-lip breathing
Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu (mis. debu, bulu hewan, serbuk bunga,
asap rokok,polutan udara, suhu lingkungan ekstrim, alergi makanan)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi (mis. albuterol, mataproterenol)
Koalborasi pemberian obat tambahan jika tidak responsif dengan bronkodilator (mis.
prednisolone, methylprednisole, aminophylline)
Referensi
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: Mc Graw-Hill
Education.
Famosa, A. (2018). Relationship of asthma action plans and asthmacontrol in adults with asthma.
ProQuest Dissertations & Theses Global.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L . & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.
Narmani, F. (2016). An evidence-based asthma management plan for pediatric practice settin.
ProQuest Dissertations & Theses Global.
Pinfield, J., Gaskin, K., Bentley, J., & Rouse, J. (2015). Recognition and management of asthma in
children and young people. Nursing Standard, 30(3), 50.
Redwood T, Neill SJ (2013) Diagnosis and treatment of asthma in children. Practice Nursing. 25, 5, 222-
229 Scottish Intercollegiate Guidelines Network British Thoracic Society (2014). British Guideline on
the Management of Asthma. National clinical guideline No. 141. sign.ac.uk/pdf/SIGN141.pdf.
Definisi Hal.157-158
Mengumpulkan darah yang hilang pada saat operasi dan mengembalikan darah tersebut ke dalam
tubuh
Tindakan
Observasi
Moitor tekanan darah, frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan selama pengambillan darah
Terapeutik
Pertimbangkan keselamatan pasien (kontraindikasi : sepsis, infeksi, tumor, darah berisi agen
hemostasis)
Sediakan surat persetujuan tindakan
Berikan label pada kantong darah (nama, nomer rekam medis, tanggal dan waktu dimulainya
pengumpulan darah)
Gunakan darah yang dikumpulkan sesuai dengan prosedur
Pertahankan integritas darah selama pengambilan darah
Persiapkan darah untuk reinfus
Dokumentasikan waktu pengambilan darah, kondisi darah, tipe, dan banyaknya antikoagulan
serta volume darah
Pertahankan pengontrolan infeksi
Eduakasi
Jelaskan tujuan dan prosedur autotransfusi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian transfusi selama 6 jam setelah pengambilan darah
Referensi
Bernan, A., Snyder, S. & Fredsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10thed.). USA:
Pearson Education.
Doenges, M. E. (2010). Nuring Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foudation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures. (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016) Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Intervensi I.03097-I.060189 halaman 158-160
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat mempengaruhi berat badan.
Terapeutik
- Hitung berat badan ideal pasien
- Hitung presentase lemak dan otot pasien
- Fasilitasi menentukan target berat badan yang realistis
Edukasi
- Jelaskan antara hubungan asupan makanan ,aktifitas fisik,penambahan berat badan dan
penurunan berat badan.
- Jelaskan resiko berat badan lebih dan berat badan kurang
- Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu ,jika perlu
- Anjurkan melakukan pencatatan asupan makan,aktifitas fisik dan perubahan berat
badan
Referensi
Berman,A.,Snyder,S&Fradsen,G.(2016).Kozier &Erb’s Fundamentals of Nursing ¿ed).USA: Person
Education.
Dougherty,L.Lister.S.(2015).Manual of clinical Nursing Procedures(9th ed).UK:The Royal Marsden
NHS Fundation Trust.
Ignitavicius &Workman (2016).Medical Surgical Nursing,Patient-caentered Colaborative Care (
8th ed).St Louis : Mosby Elsevier.
Wilkinson..M.,Treas,L.S.,Barnett,K.&smith,M.H (2016).Fundamentals of Nursing (3rd
ed).Philadephia :F.A.Davis Company.
Manajemen Cairan I.03098
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat
ketidakseimbangan cairan .
Tindakan
Observasi
- Monitor status hidrasi (mis.frekuensi nadi,kekuatan nadi,akral,dan pengisian
kapiler,kelembapan mukosa,turgor kulit,tekanan darah)
- Monitor berat badan harian
- Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis
- Monitor pemerikasaan laboratorium(mis.hematokrit,Na,K,Cl,berat jenis urine,BUN)
- Monitor status hemodinamik(mis.MAP,CVP,PAP,PCWP jika tersedia)
Terapeutik
- Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan ,sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena ,jika perlu kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretic,jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik,jika perlu
Referensi
Berman,A.,Snyder,S&Fradsen,G.(2016).Kozier &Erb’s Fundamentals of Nursing ¿ed).USA: Person
Education.
Dougherty,L.Lister.S.(2015).Manual of clinical Nursing Procedures(9th ed).UK:The Royal Marsden
NHS Fundation Trust.
Ignitavicius &Workman (2016).Medical Surgical Nursing,Patient-caentered Colaborative Care (
th
8 ed).St Louis : Mosby Elsevier.
Wilkinson..M.,Treas,L.S.,Barnett,K.&smith,M.H (2016).Fundamentals of Nursing (3rd
ed).Philadephia :F.A.Davis Company.
Manajemen Difibrilasi I.02038
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola aliran listrik kuat dengan metode asingkron ke jantung melalui
eletroda yang ditempatkan pda permukaan dada
Tindakan
Observasi
- Periksa irama pada monitor setelah RJP 2 menit
Terapeutik
- Lakukan resesitasi jantung paru (RJP) hingga mesin difribilator siap
- Siapkan dan hidupkan mesin difribilator
- Memasang monitor EKG
- Pastikan irama EKG henti jantung (VF atau VT tanpa nadi)
- Atur jum;ah energi dengan mode asynchrnized (360 joule untuk manofasik dan 120-200
joule untuk bifasik)
- Angkat paddle dari mesin dan oleskan jelly pada paddle
- Tempelkan paddle sternum (kanan)pada sisi kanan sternum dibawah klavikula dan paddle
apeks(kiri)pada garis midaksilaris setinggi elektroda V6
- Isi energy dengan menekan tombol charge pada paddle atau tombol charge pada mesin
difribilator dan menunggu hingga energi yang disampaikan tercapai
- Hentikan RJP saat difibrilator siap
- Teriak bahwa difibrilator telah siap (mis.”I’m clear,you’re,everybody’s clear.”)
- Berikan syok dengan menekan tombol pada kedua paddle bersamaan .
- Angkat paddle langsung dan lanjutkan RJP tanpa menunggu hasil irama muncul pada
monitor setelah pemberian difibrilasi
- Lanjutkan RJP sampai 2 menit
Referensi
Bowden,T.,&Smith,D.(2017).An Overview of adult cardiopulmonary resuscation
equipment.Nursing standard(2014+),31(23),54.
Kleinman,M.E,Brennan,E.E
Goldbenger,Z.D.,SworR.A.,Terry,M.Bobrow,B.J.,Gazmuri,R.J.,Travers,A.H.,Rea,T.(2015).part
5 :Adult basic life Support and cardiopulmonary resuscitation quality.2015 American Heart
Association Guidelines Update for Cardiopulmonary resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care.Circulation,132(suppl 2),S414-S435
Link ,M.S.,Berkow,L.C.,Kudenchuk ,P.J.,Halperin ,H.R.,Hess,E.P.,Moitra,V.K.,Neumar,R.W.,O’Neil.B.
J.,Paxton,J.H.,Silvers,S.M.,White.R.D.,Yannopoulos.D.,Donnino,M.W.(2015).Part 7:Adult Advanced
cardiovascular life Support:2015 American Heart Association Guidelines Update for
Cardiopulmonary resuscitation and Cardiovascular Care,Circulation 132(suppl):S444-S464
Spearpoint,K.(2008).Resuscitating Patients who have a cardiac arrest in hospital .Nursing
standard(though 2013),23(14),48-57
Tindakan
Observasi
- Identifikasi faktor resiko delirium (mis.usia>70tahun,disfungsi kognitif ,gangguan
pengelihatan/pendengaran,penurunan kemampuan
fungsional,infeksi,hipo/hipertermia,hipoksia,malnutrisi,efekobat,toksin,ganggguan tidur
dan stress.)
- Identifikasi tipe delirium (mis.hipoaktif,hiperaktif,campuran)
- Monitor status neurologis dan tingkat delirium
Terapeutik
- Berikan pencahayaan yang baik
- Sediakan jam dan kalender yang mudah terbaca
- Hindari stimulus sensorik berlebihan (mis.televisi ,pengumuman interkom)
- Lakukan pengekangam fisik sesuai indikasi ,sesuai indiksi
- Sediakan informasi tentang apa yang terjadi dan apa yang dapat terjadi selanjudnya
- Batasi pembuatan keputusan
- Hindari memvalidasi mispresepsi atau interpretasi realita yang tidak akurat
(mis.halusinasi,waham)
- Nyatakan presepsi dengan cara tenang ,meyakinkan dan tidak argumentative
- Fokus pada apa yang dikenali dan bermakna saat interaksi interpersonal
- Lakukan reorientasi
- Sediakan lingkungan fisik dan rutinitas harian yang konsisten
- Gunakan isyarat lingkungan untuk untuk stimulasi memori ,reorientasi ,dan meningkatkan
perilaku yang sesuai(mis.tanda,gambar,jam,kalender,dank ode warna pada lingkungan )
- Berikan informasi baru secara perlahan ,sedikit demi sedikit ,diulang-ulang
Edukasi
- Anjurkan kunjungan keluarga ,jika perlu
- Anjurkan penggunaan alat bantu sensorik (mis.kacamata,alat bantu dengar,dan gigi
palsu )
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat ansietas atau agitasi,jika perlu
Referensi
Boyd,M.A.(2011).Psychiatric Nursing :Contamporary Practice (5thed).Philadelphia:Lippincott
Williams&Wilkins.
Dahlke,Sherry.MSN,R.N.,G.N.C.,&Phinney ,Alison,PhD.,R.N.(2008).Caring for hospitalized order
adults at risk for delirium :The Silent,unspoken piece of Nursing practice .journal of
Gorontological Nursing ,34(6),41-7
Faught,D.D.(2014).Delirium :The Nurse’s Role in Prevention ,Diagnosis,and
Treatmment.MEDSURG Nursing,23(5)301-305.
Flanagan,N.M(2012).The role of family assessment in delection of delirium in the order adult in
the postacute care setting (Order No.3522859)
Robinson,S.,&Vollmer,C.(2010).Undermedication for pain and precipitation of
delirium .MedsurgNursing,19(2),79-83
Stuart ,G.W.(2013).Principles and practice of Psychiatric Nursing(10th ed.).St.Louis:Mosby.
Townsend,M.(2014).Psychiatric Nursing :Assessment,Care Plans,and Medication.(9th
ed.).Philadelphia:F.A.Davis Company.
Tindakan
Observasi
-Monitor tanda-tanda vital (mis. suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi napas dan tekanan
darah)
-Monitor intake dan output cairan
-Monitor komplikasi akibat demam (mis. kejang, penurunan kesadaran, kadar elektrolit
abnormal, ketidakseimabangan asam-basa aritmia)
Terapeutik
-Tutupi badan dengan selimut/pakaian dengat tepat (mis. selimut/pakaian tebal saat merasa
dingin dan selimut/pakaian tipis saat merasa panas)
-Lakukan tepid sponge, jika perlu
-Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
-Anjurkan tirah baring
-Anjurkan banyak minum
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
-Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
-Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder. S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister. S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.) UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Grainger, A. (2013). Principles of temperature monitoring. Nursing Standard, 27(50), 48-55.
Hunt, J. (2007). Fever management. Paediatric Nursing, 19(4), 10.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Wang, Y., & Huang, M. (2009). Using evidence-based nursing to explore the management of child
fever. Hu Li Za Zhi The Journal Of Nursing, 55(2), 10-15.
Wilkinson, J.M., Treas, L.S., Barnett K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Yong Soon, S., Sung Reul, K., Sung-Hee, Y., Sun Hwa, K Jeoung Hee, K., Hyung Jung, K., & … Kyoung-
Ok, K. (2013). Development and Evaluation of an Evidence-Based Nursing Protocol for Fever
Management in Adult Patients. Korean Journal Of Adult Nursing, 25(3) 250-262. Doi:
10.7475/kjan.2013.25.3.250.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi riwayat fisik, sosial, psikologis, dan kebiasaan
-Identifikasi pola aktivitas (mis tidur, minum obat. eliminasi, asupan oral, perawatan diri)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan aman, nyaman, konsisten, dan rendah stimulus (mis. musik tenang,
dekorasi sederhana, pen cahayaan memadai, makan bersama pasien lain)
- Orientasikan waktu, tempat dan orang
- Gunakan distraksi untuk mengatasi masalah perilaku
- Libatkan keluarga dalam merencanakan, menyediakan, dan mengevaluasi
Perawatan
- Fasilitasi orientasi dengan symbol-simbol (mis, dekorasi, papan petunjuk, foto diberi
nama, huruf besar)
- Libatkan kegiatan individu atau kelompok sesuai kemampuan kognitif dan minat
Edukasi
- Anjurkan mmperbanyak istirahat
- Ajarkan keluarga cara perawatan demensia
Referensi
Boyd, M. A. (2011), Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5" ed) Philadel phia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Fessey, Victoria, RN, BSc. P,G,C.E., M.A. (2007). Patients who present with dementia: Exploring the
knowledge of hospital nurses. Nursing OIder People (through 2013), 19(10), 29-33.
Li, Q. (2014). Ouality of care in nursing homes: The Impact of dementia, mental illness, and work
environment (Order No.3644905).
Stuart, G. W. (2013) Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10" ed.). St. Louis: Mosby.
Townsend. M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9" ed.).
Philadelphia: F. A Davis Company.
Mengidentifikasi dan mengelola gangguan adaptasi pskilologis psotpartum yang terjadi beberapa
minggu sampai beberapa bulan setelah melahirkan.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi riwayat kesehatan selama periode antepartum
-Identifikasi presepsi tentang kondisi saat ini
Terapeutik
-Libatkan orang terpenting
-Dengarkan keluhan pasien
-Gunakan distraksi untuk mengatasi masalah perilaku
-Fasilitasi merencanakan aktivitas harian (mis. nutrisi, aktivitas, istirahat, tidur)
-Rekomendasikan terlibat dalam kelompok pendukung
-Dukung tuntuk tetap berinteraksi dengan lingkungan yang dapat menjadi suport sistem
Edukasi
-Jelaskan Perawatan tentang bayi
-Anjurkan untuk meluangkan waktu sendiri
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian antidepresan, jika perlu
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S, E. (2013). Maternity and Women's Health
Care-E-Book. Elsevier Health Sciences.
Pilliteri, A. (2007). Maternal and Child Health Nursing: Care of the Childbearing and Childbearing
Family (5" ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Segre, L. S,, O'Hara. M, W., Amdt, S,, & Beck, C. T. (2010). Nursing Care for Postpartum Depression,
Part 1: Do Nurses Think thay should offer both Screening and Counseling?MCN. The
American Journal of Maternal Child Nursing, 35(4), 220-225.
http://doi.org/10.1097/NMC.0b0r13e3181dd9d81 .
Tindakan
Observasi
- Identifikasi gejala, tanda dan instruksi peritoneal dialisis (mis. pemeriksaan fisik,
laboratorium) serta kesiapan pasien dan keluarga
- Periksa berat badan, lingkar perut sebelum dan sesudah peritoneal dialisis
- Periksa alat, cairan dan hubungan kateter dan selang infus
- Periksa kepatenan kateter peritoneal dialisis
- Periksa infeksi, atropi dan komplikasi insersi kateter peritoneal dialisis
- Monitor tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh dan respon selama dialisis
- Monitor komplikasi peritoneal dialisis (mis. infeksi, stres pernapasan, perforasi atau
kebocoran cairan)
Terapeutik
- Rawat luka insersi kateter peritoneal dialisis sesuai protokol
- Hangatkan cairan peritoneal dialisis
- Atur pemasukan dan pengeluaran cairan dialisis
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur peritoneal dialisis
- Jelaskan tanda-tanda infeksi, perdarahan, kebocoran, distress pernapasan, perubahan
cairan dialisis dan nyeri abdomen
Kolaborasi
- Kolaborasi penanganan Infeksi pada luka insersi, peritonitis, obstruksi kateter peritoneal
Referensi
Blesen et al (2011). Fluid Status in Peritoneal Dialysis Patients: The European Body Composltion
Monitoring (EuroBCM) Study Cohort. Plos one Journal, 6, 2.
Doenges, M. E. (20 10). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia. F. A. Davis Company
Drepper, et al (2016). Overhydration Is a Strong Predictor of Mortaity in Peritoneal Dialysis Patients –
Independently of Cardiac Faiture. Plos One Journal.
Davenport, A. 2013. Does peritoneal dialysis affect body composition assessments using
multifrequency
bioimpedance in peritoneal dialysis patients? European Journal of Clinical Nutrition. 223-5.
Manajemen Diare
I.03101
Definisi Buku SIKI halaman
164
Mengidentifikasi dan mengelola diare dan dampaknya.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab diare (mis, inflamasi gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses
infeksi, malabsorpsi, ansietas, stress, efek obat-obatan, pemberian botol susu)
- Identifikasi riwayat pemberian makanan
- Identifikasi gejala invaginasi (mis, tangisan keras, kepucatan pada bayi)
- Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
- Monitor tanda dan gejala hypovolemia (mis, takikardia, nadi teraba lemah, tekanan darah
turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering, CRT melambat, BB turun)
- Monitor iritasi dan ulserasi kuit di daerah perianal
- Monitor jumlah pngeluaran diare
- Onitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral (mis, larutan garam gula, oralit, pedialyte, renalyte)
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena (mis, ringer asetat, ringer laktat), jika perlu
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
- Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
- Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung laktosa
- Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis, loperamide, difenoksilat)
- Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/spasmolitik (mis, papaverin, ekstrak belladonna,
mebeverine)
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses mis, atapulgit, smektit, kaolin-pektin)
Manajemen Disrefleksia
I.06190
Definisi Buku SIKI halaman
165
Mengidentifikasi dan mengelola reflex hiperaktif dan respon otonom yang tidak tepat pada lesi
servikal atau toraks.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi rangsangan yang dapat memicu disrefleksia (mis, distensi kandung kmih, kalkuli,
ginjal, infeksi, impaksi feses, pemeriksaan rectal, supositoria, kerusakan kulit)
- Identifikasi penyebab pemicu disrefleksia (mis, distensi kandung kemih, impaksi feses, lesi
kulit, stoking suportif, dan pengikat perut)
- Monitor tanda dan gejala disleksia otonom (mis, hipertensi paroksismal, bradikardia,
takikardia, diaforesis di atas tingkat cedera, pucat di bawah tingkat cedera, sakit kepala,
menggigil tanpa demam, ereksi pilomotor, dan nyeri dada)
- Monitor kepatenan kateter urine, jika terpasang
- Monitor tanda-tanda vital
Terapeutik
- Minimalkan rangsangan yang dapat memicu disrefleksia
- Berikan posisi Fowler, jika perlu
- Pasang kateter urine, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan gejala disrefleksia
- Jelaskan penanganan dan pencegahan disrefleksia
- Anjurkan pasien dan/atau keluarga jika mengalami tanda dan gejala disrefleksia
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dan anti hipertensi intravena, sesuai indikasi
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala terjadinya efek samping obat
- Identifikasi penyebab timbulnya efek samping obat (mis, usia tua, fungsi ginjal menurun,
dosis tinggi, rute pemberian tidak tepat, waktu pemberian tidak tepat)
Terapeutik
- Hentikan pemberian obat
- Laporkan efeksamping obat sesuai dengan SPO
- Berikan pertolongan pertama untuk meminimalkan efek samping, sesuai kebutuhan
Edukasi
- Jelaskan proses terjadinya efek samping obat
- Anjurkan menghentikan konsumsi obat
- Ajarkan cara meminimalkan efek samping obat
Kolaborasi
- Konsultasikan pemberian medikasi untuk penanganan efek samping
Manajemen Elektroensefalografi
I.06191
Definisi Buku SIKI halaman
166
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan diagnostic elektroensefalografi (EEG)
Tindakan
Observasi
- Identifikasi indikasi diagnostic (EEG)
- Periksa riwayat pengobatan yang dapat mengganggu hasil tes mis, antikonvulsan, penenang,
barbiturat)
Terapeutik
- Posisikan berbaring bersandar di kursi atau di tempat tidur
- Tempelkan elektroda pada kulit kepala
- Lakukan prosedur pemeriksaan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur EEG
- Informasikan pelaksana, waktu dan tempat pelaksanaan prosedur
- Informasikan elektroda tidak akan menyebabkan sengatan listrik
- Anjurkan rileks dengan mata tertutup
- Anjurkan tetap diam selama prosedur
Manajemen Elektrokonvulsif I.12454
Definisi Buku SIKI halaman
167
Mengidentifikasi dan mengelola penatalaksanaan terapi elektrokonvulsif (ECT) yang aman dan
efisien.
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda vital, status mental, oksimeter nadi, EKG sebelum dan setelah prosedur
- Monitor kesadaran dan orientasikan waktu/tempat
- Monitor efek samping pasca ECT (mis. nyeri otot, sakit kepala, mual, konfusi, disorientasi)
Terapeutik
- Berikan dukungan emosional, sesuai kebutuhan
- Puasakan sebelum prosedur
- Berikan pakaian longgar yang dapat dibuka di depan
- Lakukan persiapan pra prosedur (mis. melepas gigi palsu, perhiasan, kacamata, lensa kotak,
pemeriksaan tanda-tanda vital, pastikan telah berkemih)
- Pasang alat pemantauan (mis. EEG, EKG, oksimeter nadi, manset tekanan darah)
- Pasang alat pagar pengaman tempat tidur
- Pasang penahan gigi
- Lakukan jaw thrust selama pengiriman stimulus listrik
- Batasi stimulasi lingkungan
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ECT
Referensi
Brown, A.M. (2017). Reducing falls after electroconvulsive therapy: A quality improvement project.
Journal of Psychosocial Nursing & Mental Health Services, 55(7), 20-29.
Ebrahimi, H., Navidian, A., & Keykha, R. (2014). Effect of supportive nursing care on self esteem of
patients receiving electroconvulsive therapy: A randomized controlled clinical trial. Journal
of Caring Sciences, 3(2), 149-156.
Kumar, L. M., & Eugin, S.B. (2017). Knowledge and attitude towards ECT among care givers of
mentally ill clients and their socio demographic correlates: A cross sectional servey. Asian
Journal of Nursing Education and Research, 7(1), 12-16.
doi:http://dx.doi.org/10.5958/2349-2996.2017.000D4.0
Navidian, A., Ebrahimi, H., & Keykha, R. (2015). Supportive nursing care and satisfaction of patients
receiving electroconvulsive therapy: A randomized qontrolled clinical trial. Iranian Red
Crescent Medical Journal, 17(9), 1-7.
Rosenquist, P.B., MoCall, W. V., & Youssef, N. (2016). Charting the course of electroconvulsive
therapy: Where have we been and where are we headed? Journal of Psychosocial Nursing
& Mental Health Services, 54(12), 39-43.
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.) New York: McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Saunders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid management. Student BMJ, 18
doi:http://dx.doi.org/10.1136/sbmj.c5063.
Igguiden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standart (through 2013), 13(19),
48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry., C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.
doi:10.7748/ns2014.03.28.29.42.e5331)
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala peningkatan kadar natrium (mis. haus, demam, mual, muntah, gelisah,
peka rangsang, takikardia, letargi, konfusi, kejang)
- Identifikasi penyebab hipernatremia (mis. infus NaCl berlebihan atau hipertonis, diare, demam,
keringat berlebih, diabetes, sindrom Cushing, hiperaldosteronisme)
- Periksa tanda-tanda kelebihan cairan (mis. ortopnea, dispnea, edema, BB meningkat dalam waktu
singkat, JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugular positif
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor kadar natrium serum dan/atau urine
Terapeutik
- Pasang akses intravena, jika perlu
- Hitung defisit cairan dengan rumus: 4 mL x BB x (Na saat ini – Na target)
- Berikan cairan oral atau intravena berdasarkan protokol atau jumlah defisit cairan
- Hindari koreksi natrium secara tepat untuk menghindari risiko edema serebral
Edukasi
- Anjurkan modifikasi diet rendah natrium, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi koreksi natrium dengan kecepatan penurunan 1mEq/L/jam
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.) New York: McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Saunders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid management. Student BMJ, 18.
Igguiden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standart (through 2013), 13(19),
48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry., C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala penurunan kadar kalium (mis. kelemahan otot, interval QT memanjang,
kelelahan, parestesia, penurunan refleks)
- Identifikasi penyebab hiponatremia (mis. diare, muntah, penghisapan nasogastrik, diuretik,
hiperaldosteronisme, dialysis, peningkatan insulin)
- Monitor irama jantung, frekuensi jantung, dan EKG
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda dan gejala gagal napas (mis. PaCO₂ rendah, PaCO₂ tinggi, kelemahan otot pernapasan)
- Monitor kadar kalium serum dan/atau urine
- Monitor akses intravena terhadap flebitis dan infiltrasi
Terapeutik
- Pasang monitor jantung (terutama jika koreksi kalium >10 mEq/jam)
- Pasang akses intravena, jika perlu
- Berikan suplemen kalium, sesuai indikasi
- Hindari pemberian KCl jika haluaran urine <0,5 mL/kgBB/jam
- Hindari pemberian kalium secara intramuskuler
- Hindari pemberian kalium secara bolus
Edukasi
- Anjurkan modifikasi diet tinggi kalium (mis. pisang, sayuran hijau, tomat, coklat), jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian KCl oral (40-80 mEq/hari) pada hipokalemia ringan dan sedang (3-3,5 mEq/L),
sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian KCl intravena (10-20 mEq dalam 100 ml NaCl) selama 1 jam, pada hipokalemia
berat (<2,5 mEq/L), sesuai indikasi
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.) New York: McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Saunders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid management. Student BMJ, 18.
Igguiden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standart (through 2013), 13(19),
48-54.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assesment and management of clinical problems (9ᵗʰ ed.). St. Louis Missouri: Mosby
Elsevier.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry, C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab penurunan kadar kalsium (mis. osteoporosis, pankreatitis, gagal ginjal,
kekurangan vitamin D, diare kronis)
- Identifikasi gejala klinis hipokalsemia (mis. tetani, kebal pada bibir dan jari-jari tangan, kejang otot
pada wajah atau ekstremitas)
- Identifikasi riwayat penggunaan obat penyebab penururnan kalsium (mis. diuretik, antasida,
aminoglikosida, kafein, kortikosteroid, fospat, isoniazid)
- Monitor penurunan kadar kalsium serum
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor efek samping dari pemberian kalsium (mis. keracunan digitalis, brakikardia, henti jantung,
tromboplebitis)
- Monitor gejala psikososial (mis. konfusi, kerusakan memori, kecemasan, perilaku psikotik, depresi,
delirium, halusinasi)
- Monitor gejala kardiovaskuler (mis. penurunan kontraktilitas, penurunan curah jantung, hipotensi,
perpanjangan segmen ST, interal QT memanjang, torsade de pointes)
- Monitor gejala pencernaan (mis. mual, muntah, konstipasi, nyeri abdomen)
- Monitor gejala kulit (mis. eczema, alopesia, hiperpigmentasi)
Terapeutik
- Pertahankan akses intravena
- Berikan asupan vitamin D yang adekuat (mis. suplemen vitamin, daging)
Edukasi
- Anjurkan meningkatkan asupan kalsium (mis. ikan salmon, sardines, kerang segar, kacang-kacangan,
brokoli, bayam dan suplemen)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian kalsium, jika perlu
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.) New York: McGraw-Hill Education
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Saunders Elsevier
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid management. Student BMJ, 18.
Igguiden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standart (through 2013), 13(19),
48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry., C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer.
Konstipasi
Luaran Utama Eliminasi Fekal
Luaran Tambahan Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontinensia Fekal
Mobilitas Fisik
Nafsu Makan
Status Cairan
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri
Koping Defensif
Luaran Utama Status Koping
Luaran Tambahan Dukungan Sosial
Harga Diri
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Motivasi
Penampilan Peran
Penerimaan
Resolusi Berduka
Tingkat Ansietas
Tingkat Kepatuhan
Menyusul Efektif
Luaran Utama Status Menyusul
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Kinerja Pengasuhan
Perlekatan
Status Nutrisi Bayi
Nausea
Luaran Utama Tingkat Nausea
Luaran Tambahan Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontrol Mual/Muntah
Nafsu Makan
Status Kenyamanan
Status Menelan
Status Nutrisi
Tingkat Ansietas
Nyeri Akut
Luaran Utama Tingkat Nyeri
Luaran Tambahan Fungsi Gastrointestinal
Kontrol Nyeri
Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Perfusi Miokard
Perfusi Perifer
Pola Tidur
Status Kenyamanan
Tingkat Cedera
Manajemen Elektrolit : Hipomagnesemia
I.03109
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN essentials of critical care nursing (3 th ed). New York: McGraw-Hill
Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Care Curriculum (6th ed). USA: Saunders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid Management. Student BMJ, 18.
Iggulden, H. (1999). Dehydration and Electrolyte Disturbance. Nursing Standard (through 2013),
13(19), 48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry. C., & Farley, A. (2014) Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal college of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: springer.
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan kadar matrium serum atau plasma <135 mEq/L
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejlan penurunan kadar natrium (mis. Disorientasi, otot berkedut.
Sakit kepala, membrane mukosa kering, hipotensi postural, kejang, letargi, penurunan
kesadaran)
- Identifikasi penyebab hyponatremia (mis. Diare, muntah, penghisapan nasogastric, puasa,
infus cairan hipertonis, polydipsia, SIADH, gagal jantung, hiperaldosteronisme primer)
- Periksa tanda-tanda kelebihan cairan untuk indikasi restriksi cairan (mis. Ortopnea, dipnea,
edema, BB meningkat dalam waktu singkat, JVP/CVP menigkat, reflekss hepatojugular
positif, suara napas tambahan)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor kadar natrium serum dan/atau urine
- Monitor gejala kejang pada hyponatremia berat
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN essentials of critical care nursing (3th ed). New York: McGraw-Hill
Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Care Curriculum (6th ed). USA: Saunders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid Management. Student BMJ, 18
doi:http://dx.doi.org/10.1136/sbmj.c5063.
Iggulden, H. (1999). Dehydration and Electrolyte Disturbance. Nursing Standard (through 2013),
13(19), 48-54.
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Eliminasi Urine
I.04152
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
kolaborasi
Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Nama : Jovanka Sheilla Damayanti
NIM : J210194014
Manajemen Energi
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energi untuk mengatasi atau mencegah kelelahan dan
mengoptimalkan proses pemulihan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed). UK: The royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.
Manajemen Enuresis
Definisi
Mengidentifiksi dan mengelola kemampuan pengendalian berkemih.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi karakter enuresis, kemampuan dan kendala pengendalian berkemih
Terapeutik
- Lapisi kasur dengan perlak
- Batasi asupan cairan pada malam hari
- Jadwalkan waktu berkemih bersama pasien
- Fasilitasi proses pemeriksaan diagnostik (mis. Pemeriksaan fisik, cystoscopy,cystogtram,
laboratorium )
Edukasi
- Anjurkan berkemih sebelum tidur
- Anjurkan memberikan perhatian dalam proses penyembuhan enuresis
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat enuresis, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed). UK: The royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.
Manajemen Halusiansi
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan keamanan, kenyamanan dan orientasi realita.
Tindakan
Observasi
- Monitor perilaku yang mengidikasi halusinasi
- Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
- Monitor isi halusinasi (mis. Kekerasan atau membahayakan diri)
Terapeutik
- Pertahankan lingkungan yang aman
- Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol perilaku (mis. Limit setting,
pembatasan wilayah, pengekangan fisik, seklusi)
- Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
- Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi
Edukasi
- Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
- Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan balik
korektif terhadap halusinasi
- Anjurkan melakukan distraksi (mis. Mendengarkan musik, melakukan aktivitas dan teknik
relaksasi)
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antisietas, jika perlu.
Referensi
Trygstad, NL et al (2015). Auditory Hallucinations Interview Guide Promoting Recovery with an
Interactive Assessment Tool. Journal of Psychosocial Nursing, 53, 1.
Chaudhury, S. (2010). Hallucinations : Clinical aspect and management. Industrial Psychiatry Journal,
19(1), 5-12. http://doi.org/10.4103/0972-6748.77625
Stuart, Gail W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed). CL. Louis: Elsevier
Mosby
NIM : J210194028
MANAJEMEN HEMODIALISIS
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola proses pembersihan darah dari zat zat sampah melalui penyaringan
di luar tubuh
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Siapkan peralatan hemodialisis (mis, bahan habis pakai, blood line hemodialisis)
Lakukan prosedur dialisis dengan prinsip aseptik
Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan cairan
Atasi hipotensi selama proses dialisis
Hentikan hemodialisis jika mengalami kondisi yang membahayakan (mis, syok)
Ambil sampel darah untuk mengevaluasi keefektifan hemodialisis
Edukasi
Jelaskan tentang prosedur hemodialisis
Ajarkan pembatasan cairan, penanganan insomnia, pencegahan infeksi akses HD, dan
pengenalan tanda perburukan kondisi
Kolaborasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Doenges, M, E, (2010). Nursing Cara Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span, (8th ed.). Philadelphia: F . A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed). UK: The royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Lewis, S. L., Dirksen, S, R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M, (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th ed.). St. Louis, Missouri; Mosby
Elsevier.
Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Moaby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.
MANAJEMEN HEMOFILTRASI
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien dengan hemofiltrasi.
Tindakan
Observasi
Identifikasi kondisi pasien (mis, tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu tubuh, berat
badan, edema, keseimbangan cairan)
Monitor status hemodinamik selama prosen hemofiltrasi
Monitor ultrafiltration rate, hemodinamik dan kebocoran
Monitor tanda dan gejala infeksi
Monitor intake dan output cairan tiap jam
Terapeutik
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan fungsi ginjal, dan elektrolit sebelum terapi
Gunakan teknik steril untuk melakukan priming blood line hemofiltrasi, saat
menyambungkan arteri- blood line dan vena pasien
Bebaskan sirkuit hemofiltrasi dari udara
Berikan heparin sesuai protokol
Periksa kepatenan hubungan blood line, arteri maupun vena
Rawat lokasi insersi dan selang sesuai protokol
Hentikan hemofiltrasi jika kondisi menurun
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur hemofiltrasi pada pasien dan keluarga
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed). UK: The royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Hautmann (2015). Nephrostomy. http://emedicine.medscape.com/article/445893-overview
Ignalaviclus & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed.). St Louis; Mosby lsevier.
Naidi, Virginia, McDonald, Liverpool Health Service (LHD) (2010). Management of patients with
Nephrostomy Tubes, NSW: Agency for Clinical Innovation.
Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Mosby Elsevier.
MANAJEMEN HIPERGLIKEMIA
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah di atas normal.
Tindakan
Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis. Penyakit
kambuhan)
Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. Poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan,
malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
Monitor intake dan output cairan
Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. Penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan,
penggantian karbohidrat, dan bantuan profesional kesehatan)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu
Referensi
Ignalaviclus & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed.). St Louis; Mosby lsevier.
Lewis, S. L., Dirksen, S, R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M, (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th ed.). St. Louis, Missouri; Mosby
Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.
MANAJEMEN HIPERTERMIA
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intervena, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Grainer, A. (2013), Principles of temperature monitoring. Nursing Standart, 27(50), 48-55.
Ignalaviclus & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed.). St Louis; Mosby lsevier.
Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.
Manajemen Hiperlovemia
I.03114
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kelebihan volume cairan intravaskuler dan ekstraseluler
serta mencegah terjadinya komplikasi.
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea, dyspnea, edema, JVP/CVP
meningkat, refleks hepatojugular positif, suara napas tambahan)
- Identifikasi penyebab hipervolemia
- Monitor status hemodinamik (mis. Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP,
PCWP, CO, CI), jika tersedia
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium, BUN, hematocrit, berat jenis urine)
- Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis. Kadar protein dan albumin
meningkat)
- Monitor kecepatan infus secara ketat
- Monitor efek samping diuretic (mis. hipotensi ortortostatik, hipovolemia, hypokalemia,
hiponatremia)
Terapeutik
- Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 0
Edukasi
- Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/jam dalam 6 hari
- Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam sehari
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
- ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretic
- Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
- Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy (CRRT), jika perlu.
Referensi
Harvey, S., & Jordan, S. (2010). Diuretic therapy: implications for nursing practice. Nursing
standart, 24(43), 40-50
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed). St. Louis: Mosby Elsevier).
Ronco, C., Kaushik, M., Vaile, R., et al. (2012). Diagnosis add management of fluid overload
in heart failure and cardio-renal syndrome: the 5B approach. Seminars in Nephrology, 32(1),
129-141).
Wagner, K. D., & Hardin-Pierce, M. G. (2014). High Acuity Nursing (6th ed). Botson,
MA:Prentice Hall, Inc.
Manajemen Hipoglikemia
I.03115
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah rendah
Tindakan
Observasi
-Indentifikasi tanda dan gejala hipoglokemia
- Indentifikasi kemungkinan penyebab hipoglokemia
Terapeutik
- Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
- Berikan glucagon, jika perlu
- Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Pertahankan akses IV, jika perlu
- Hubungi layanan medis darurat, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap saat
- Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah
- Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes tentang penyesuaian program
pengobatan
- Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, da olahraga
- Ajarkan pengelolaan hipoglikemia (mis. tanda dan gejala, factor risiko, dan pengobatan
hipoglikemia)
- Ajarkan perawatan mendiri untuk mencegah hipoglikemia (mis. mengurangi insulin/agen
oral dan/atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dektstrose, jika perlu
- Kolaborasi pemberian glucagon, jika perlu
Referensi
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed). St. Louis: Mosby Elsevier).
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M, M. (2014). Medical-
surgical nursing: Assessment and Management of clinical problems (9 th ed). St. Louis,
Missouri: Mosby Elsevier.
Perkeni (2015). Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia, Jakarta
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed). St. Louis: Mosby
Elvesier)
Willkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of nursing (3rd
ed). Philadelphia: F. A. Dvis Company.
Manajemen Hipotermia
14507
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola suhu tubuh di bawah rentang normal.
Tindakan
Obervasi
- Monitor suhu tubuh
- Identifikasi penyebab hipotermia (mis. terpapar suhu lingkungan rendah, pakaian tipis,
kerusakan hipotalamus, penurunan laju metabolism, kekurangan lemak subkutan)
- Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia (Hipotermia ringan: takipnea, disartria,
menggigil, hipertensi, diuresis; Hipotermia sedang: aritmia, hipotensi, apatis, koagulopati,
refleks menurun: Hipotermia berat: oliguria, refleks menghilang, edema paru, asam-basa
abnormal)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang hangat (mis. atus suhu ruangan, incubator)
- Ganti pakaian dan/atau linen yang basah
- Lakukan penghangatan pasif (mis. selimut, menutup kepala, pakaian tebal)
- Lakukan penghangatan aktif aksternal (mis. kompres hangat, botol hangat, selimut hangat,
perawatan metode kangguru)
- Lakukan penghangatan aktif internal (mis. infus cairan hangat, oksigen hangat, lavase
peritoneal dengan cairan hangat)
Edukasi
Anjurkan makan/minum hangat
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fredsen, G. (2016). Koizer & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education.
Farley, A. & McLafferty, E. (2008). Nuring management of the patient with hypothermia.
Nursing Standard, 22, 17.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed). St. Louis: Mosby Elsevier).
Willkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of nursing (3rd
ed). Philadelphia: F. A. Dvis Company.
Manajemen Hipovolemia
I.03116
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan volume cairan intravaskuler
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, tugor kulit menurun, membrane mukosa
kering, volume urin menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, Plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah
Referensi
Burma, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: MgGraw-
Hill Education.
Casey, G. (2014). Fluid replacement therapy. Kal Tlaki: Nursing New Zealand. (2013), 20-4.
Dlehl-Oplinger, L. I., Ostrowski, S.R ., & Secher, N. H. (2010). Management of major blood
loss: an update. Acta Anassthesiologica Scandinavica, 54(9), 1049.
Johnson, A., & Ahrens, T. (2015). Stroke Volume Optimization: The new Hemodynamic
Algorithm. Critical Care Nurse, 35(1), 11-28. Doi:10,4037/ccn2015427
Mentes, J. C.& Kang, S. (2013). Hydration management. Journal of Gerontological Nursing,
39(2), 11-19. Doi:http://dx.doi.org/10.3928/00989134-20130110-01
Sandrock, J. (1997). Managing hypovolemia. Nursing, 27(2), 32aa.
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pemberian pemberian kekebalan tuhan secara aktif dan pasif.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
- Identifikasi kontrindikasi pemberian imunisasi (mis, reaksi anafilaksis terhadap vaksin
sebelumnya dan atau ada sakit parah dengan dan atau tanpa demam)
- Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan
Terapeutik
- Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral
- Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis, nama produsen, tanggal kadaluwarsa)
- Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal, dan efek samping
- Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah (mis, Hepatitis B, BCG, difteri, tetanus,
pertusis, H, influenza, polio, campak, measles, rubela)
- Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakitnamun saat ini tidak diwajibkan
pemerintas (mis, influenza, pneumokokus)
- Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus (mis, rabies, tetanus)
- Informasikan penundaan pemberian imunasisasi tidak berarti mengulang jadwal imunisasi
kembali
- Informasikan penyedia layanan Pekan Imunisasi Nasional yang menyediakan vaksin gratis
Referensi
Hockenberry, Marilyn J, Wilson, David. (2014). Wong’s Nursing Care of Infants and Childern.
Elsevier Health Sciences.
IDAI (2017), Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun, Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
https://idai.or.id/public-articels/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html.
Saitoh , Sato, Inozaki et al (2017). Effect of stepwise perinatal immunization education: A cluster-
randomized controlled trial. Vaccine, 35(12), 645-1651.
https://doi.org/10.1016/j.vaccine2017.01.069.
Terapeutik
- Sediakan pakaian dan lingkungan yang mendukung program inkontinensia urine
- Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap atau kultur
Edukasi
- Jelaskan definisi, jenis dan penyebab inkontinensia urine
- Diskusikan program inkontinensia urine (mis. jadwal minum dan berkemih, konsumsi obat
diuretik, latihan penguatan otot-otot perkemihan)
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan medis dan fisioterapis untuk mengatasi inkontinensia urine, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S, & Fradson, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ad.).
USA: Pearson Education.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapeutik
- Tempatkan satu pasien untuk satu kamar
- Pasang poster kewaspadaan standar dipintu kamar pasien
- Sediakan seluruh kebutuhan keseharian dan pemeriksaan sederhana dikamar pasien
- Dekontaminasi alat alat kesehatan sesegera mungkin setelah digunakan
- Lakukan kebersihan tangan pada 5 moment (mis. sebelum kontak dengan pasien, sebelum
tindakan aseptik, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak denga cairan tubuh pasien,
setelah kontak dengan lingkungan pasien)
- Pasang alat proteksi diri sesuai dengan SOP (mis. sarung tangan, masker, apron)
- Lepaskan alat proteksi diri segera setelah kontak dengan pasien
- Pakaikan pakain sendiri dan dicuci pada suhu 60oC
- Masukkanlah bahan-bahan linen yang terkena cairan tubuh kedalam trolly infeksius
- Minimalkan kontak dengan pasien, sesuai kebutuhan
- Bersihkan kamar dan lingkungan sekitar setiap hari dengan diinfektan (mis. clorin 0,5%)
- Batasi transportasi pasien seperlunya
- Pakaikan masker selama proses transportasi pasien
- Batasi pengunjung
- Pastikan kamar pasien selalu dalam kondisi bertekanan negatif
- Hindari pengunjung dibawah usia 12 tahun
Edukasi
- Ajarkan kebersihan tangan kepada keluarga dan pengunjung
- Anjurkn keluarga/pengunjung melapor sebelum kekamar pasien
- Anjurkan keluarga/pengunjung melakukan kebersihan tangan sebelum masuk dan sesudah
meninggalkan kamar
Referensi
Berman, A., Snyder, S, & Fradson, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ad.).
USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedure (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servical)
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterpi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benta padas dengan forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Referensi
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Clinical Care Nursing. (3th.ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
Chulay, M., & Seckel, M. (2011). Suctioning: Endotracheal tube or tracheostomy tube. Dalam D, J.
Lynn-McHale(Ed.), AACN Procedure Manual for Clinical Care(6th ed.). Philadelphia:
Saunders Elsevier.
Gosselink, R., Bott, J., Johnson, M., et al (2008). Physiotherapy for adult patients with clinical illnes:
recommendations of the European respiratory society and European society of crotical care
medicine task force on physiotheraphy for critically ill patients. Intensive Care Medicine, 34(7),
1188-1189
Siela, D. (2010). Evaluation standarts for management of artificial airways. Critical Care Nurse,
30(4), 76-78.
Wong, M., & Elliott, M (2009). The use of medical orders in acute care oxygen therapy. British
Journal of Nursing, 18(8), 462-464.
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Chulay. M., & Seckel, M. (2011). Suctioning: Endotracheal tube or tracheostomy tube.
Dalam D. J. Lynn McHale (Ed.), AACN Procedure Manual for Critical Care (6th
ed.). Philadelphia: Saunders Elsevier.
Kjonegaard, R., Fields, W., & King, M. L. (2010). Current practice in airway management A
descriptive evaluation. American Journal of Critical Care: An Official Publication,
American Association of Critical-Care Nurses, 19(2), 168-173.
Myatt, R. (2015). Nursing care of patients with a temporary tracheostomy. Nursing
Standard, 29(26). 42.
Pedersen, C. M., Rosendahl-Nielsen, M., Hjermind, J., & Egerod, I. (2009). Endotracheal
suctioning of the adult intubated patient--what is the evidence? Intensive & Critical
Care Nursing. 25(1). 21-30.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pasien yang memerlukan manajemen kasus (mis. high cost, high volume,
high
risk)
- Identifikasi sumber daya atau pelayanan yang diperlukan
- Monitor efektifitas biaya perawatan
Terapeutik
- Dapatkan persetujuan pasien atau keluarga untuk dilibatkan dalam program
manajemen kasus
- Bina hubungan dengan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain, sesuai kebutuhan
- Gunakan komunikasi efektif dengan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain
- Periksa status kesehatan pasien
- Tentukan hasil (outcome) yang akan dicapai dengan mempertimbangkan masukan dan
pasien/keluarga
- Tentukan rencana keperawatan yang akan diimplementasikan dengan
mempertimbangkan
masukan dari pasien/keluarga
- Lakukan advokasi untuk pasien, jika perlu
- Modifikasi rencana keperawatan untuk meningkatkan efektifitas biaya, jika perlu
- Dokumentasikan seluruh aktivitas manajemen kasus
- Dokumentasikan efektifitas biaya manajemen kasus
Edukasi
- Monitor efektifitas biaya perawatan
- Jelaskan peran manajer kasus kepada pasien dan keluarga
- Ajarkan pasien dan keluarga pentingnya perawatan diri
Kolaborasi
- Koordinasikan perawatan pasien dengan tenaga kesehatan lain (mis. perawat lain,
dokter, pekerja sosial, fisoterapis)
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Person Education.
Dougherty. L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden. NHS Foundation Trust.
Murray, E. (2017). Nursing Leadership and Management for Patient Safety and Quality
Care. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Kehamilan Tidak Dikehendaki I.07216
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengambilan keputusan terhadap kehamilan yang tidak
direncanakan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi nilai-nilai dan keyakinan terhadap kehamilan
- Identifikasi pilihan terhadap kehamilannya
Terapeutik
- Fasilitasi mengungkapkan perasaan
- Diskusikan nilai-nilai dan keyakinan yang keliru terhadap kehamilan
- Diskusikan konflik yang terjadi dengan adanya kehamilan
- Fasilitasi mengembangkan teknik penyelesaian masalah
- Berikan konseling kehamilan
- Fasilitasi mengidentifikasi sistem pendukung
Edukasi
- Informasikan pentingnya meningkatkan status nutrisi selama kehamilan
- Informasikan perubahan yang terjadi selama kehamilan
Kolaborasi
- Rujuk jika mengalami komplikasi kehamilan
Referensi
Cates, W., & Stone, K. (1992). Family Planning. Sexually Transmitted Diseases and
Contraceptive Choice: A Literature Update--Part I. Family Planning Perspectives,
24(2), 75-84. doi:10.2307/2135469
DiCenso, A., Guyatt, G., Willan, A., & Griffith, L. (2002). Interventions to reduce
unintended pregnancies among adolescents: systematic review of randomised
controlled trials. Bmj, 324(7351), 1426.
Whelpton, P. K., Campbell, A. A., & Patterson, J. E. (2015). Fertility and family planning in
the United States. Princeton University Press.
Tindakan
Observasi
- Monitor terjadinya kejang berulang
- Monitor karakteristik kejang (mis, aktivitas motorik, dan progresi kejang)
- Monitor status neurologis
- Monitor tanda-tanda vital
Terapeutik
- Berikan alas empuk di bawah kepala, jika memungkinkan
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Longgarkan pakaian, terutama di bagian leher
- Dampingi selama periode kejang
- Jauhkan benda-benda berbahaya terutama benda tajam
- Catat durasi kejang
- Reorientasikan setelah periode kejang
- Dokumentasikan periode terjadinya kejang
- Pasang akses IV. jika perlu
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan keluarga menghindari memasukkan apapun ke dalam mulut pasien Baringkan
pasien agar tidak terjatuh
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antikonvulsan, jika perlu
Referensi
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). Louis: Mosby Elsevier.
Lewis, S.L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding. M. M. (2014).
Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th
ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Kemoterapi
I.14511
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed). St Louis:Elsevier.
Lewis, S.L., Dirksen, S. R., Heitkemper,M M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assesment and management of clinical problems (9th ed). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.
Perry, A.G 7 Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Elsevier
Wikinson, J. M., treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing ( 3th ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Berikan penerimaan dan dukungan kepindahan ke lingkungan baru
- Letakkan bel pada tempat yang mudah dijangkau
- Sediakan ruangan yang tenang dan mendukung
- Jadwalkan kegiatan social dan kunjungan
- Fasilitasi kenyamanan lingkungan (mis. Atur suhu,selimut,kebersihan)
- Atur posisi yang nyaman (mis. Topang dengan bantal,jaga sendi selama pergerakan)
- Hindari paparan kulit terhadap iritan (mis. Feses,urin)
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:B
Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier
Shaner-McRae, H., McRae, G., & Jas, V. (2007). Environmentallyy Safe Health Care Agencies:
Nursing’s Responsibility, Nightingale’s Legacy. Online Journal of Issues in Nursing. 12(2), 1.
http://dpi.org/10.3912/OJIN.Vol12No02Man01.
Wikinson, J. M., S, T L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing ( 3th ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Gunakan label atau tanda untuk zat atau alat yang berbahaya bagi kesehatan
- Terapkan program pemerintah terkait kesehatan kerja
- Lakukan perawatan pada kondisi akut
- Latih bantuan hidup dasar terkait kegawatdaruratan kecelakaan kerja
-
Edukasi
- Informasikan pekerja terkait zat atau alat yang berbahaya bagi kesehatan
- Ajarkan tentang kesehatan dan modifikasi lingkungan kerja yang sehat
Kolaborasi
- Rujuk ke rumah sakit untuk perawatan lanjut pada cedera dan penyakit akibat pekerjaan
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:B
Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population-Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
Wikinson, J. M., treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Definisi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis. Kondisi fisik,fungsi kognitif dan riwayat perilaku)
- Monitor perubahan status keselamatan lingkungan
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Covello, V. T., & Merkhoher, M. W. (2013). Risk Assesment Methods: Approaches for Assesing
Health and Environmental Risks. Springer Science & Business Media.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population-Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
Manajemen Konstipasi
I.04155
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pencegahan dan mengatasi sembelit/impaksi.
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala konstipasi
- Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi, bentuk, volume, dan warna)
- Identifikasi faktor risiko konstipasi (is, obat-obatan, tirah baring, san diet rendah sehat)
- Monitor tanda dan gejala rupture usu dan/atau peritonitis
Terapeutik
- Anjurkan diet tinggi serat
- Lakukan masase abdomen, jika perlu
- Lakukan evakuasi feses secara manual, jika perlu
- Berikan enema atau irigasi, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan
- Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
- Ajarkan cara mengatasi kostipasi/impaksi
Kolaborasi
- Konsultasi dengan tim medis tentang penurunan/ peningkatan frekuensi suara usus
- Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th ed). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L., & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8 th
ed). St Louis: Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen lingkungan
I.14514
Definisi
Memfasilitasi dan mengelola lingkungan untuk mendapatkan manfaat terapeutik, stimulasi
sensorik, dan kesejahteraan psikologis.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi keamanan dan kenyamanan lingkungan
Terapeutik
- Atur posisi furniture dengan rapid an terjangkau
- Atur suhu lingkungan yang sesuai
- Sediakan ruang berjalan yang cukup aman
- Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman
- Sediakan pewangi ruangan, jika perlu
- Hindari pendangan langsung kekamar mandi, toilet, atau peralatan untuk eliminasi
- Ganti pakaian secara berkala
- Hindari paparan langsung dengan cahaya matahari atau cahaya yang tidak perlu
- Izinan benda-benda yang disukasi mendampingi pasien
- Fasilitas penggunaan barang-barang pribadi (mis. Piyama, jubbah, perlengkapan mandi)
- Pertahankan konsistensi kunjungan tenaga kesehatan
- Berikan bel atau alat komunikasi untuk memanggil perawat
Edukasi
- Jelaskna cara membuat lingkungan rumah yang aman
- Jelaskan cara menghadapi bahaya kebakaran
- Ajarkan pasien dan keluarga/pengunjung tenaga upaya pencegahan infeksi
Referensi
Adams, M. D., & Kanaroglou, P. S. (2016). Mapping real-time air pollution health risk environmental
management: Combining mobile and stationary air pollution monitoring with neural network
models. Journal of environment, 168, 133-141.
Drury, J. & Akins, J. (1991). Sensory/perceptual alterations. In M. Maas, K. Buckwaller, & M. Hardy
(Eds), Nursing diagnosis and interventions for the elderly (pp. 369-389). Redwood City, CA:
Addison-Wesley.
Phylar, P. A. (1989). Management of the agitated and aggressive head injury patient in an acute
hospital setting. Journal of Neuroscience Nursing, 21(6), 353-356.
Schuster, E. & Keegan, L (2000). Environment In B. Dossey, L. Keegan & C. Guzzetta (Eds.),
Holistic nursing: A handbook for practice ( 3rd ed.). Gaithersburg, MD: Aspen.
Tindakan
Observasi
- Lakukan skrining risiko gangguan kesehatan lingkungan
- Identifikasi faktor risiko kesehatan yang diketahui
Terapeutik
- Libatkan partisipasi masyarakat dalam memelihara keamanan lingkungan
Edukasi
- Promosikan kebijakan pemerintah untuk mengurangi risiko penyakit
- Berikan pendidikan kesehatan untuk kelompok risiko
- Informasikan layanan kesehatan ke individu, keluargam kelompok berisiko dan
masyarakat
Kolaborasi
- Kolaborasi salam tim multidisiplin untuk mengidentifikasi ancaman keamanan di
masyakarat
- Kolaboras dengan tim kesehatan lain dalam program kesehatan komunitas untuk
menghadapi risiko yang diketahui
- Kolaborasi dalam pengembangan program aksi masyarakat
- Kolaborasi dengan kelompok masyarakat dalam menjalankan peraturan pemerintah
Referensi
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Salazar, M. K. & Primono , J. (1994).Taking the lead in environmental health. American Association of
Occupational Health Nurses (AAOHN), 42 (7), 317-324.
Stevens, P. & Hall, J. (1993). Environmental health ini community health nursing. In J. F. Swanson &
M Albrecht (Eds.), Community health nursing: Promoting the health of aggregates (pp.587-
596). Philadelphia: Saunders.
Santhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population – Centered Health Care in
the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanggal dan waktu pulang kerumah
- Monitor kondisi lingkungan rumah untuk siap menerima pasien
Terapeutik
- Siapkan alat bantu yang dibutuhkan
- Siapkan catatan perkembangan keperawatan
- Siapkan catatan tentang obat-obatan, persediaan obat, dan alat bantu sesuai kebutuhan
- Siapkan obat yang dibutuhkan dirumah
- Siapkan rencana penanganan kedaruratan
- Lakukan pendokumentasian asuhan
- Atur jadwal kunjungan tenaga pendukung (mis. Rohaniya, pekerja social), jika perlu
- Konfirmasi pengaturan untuk transportasi ke rumah disertai pendamping, jika perlu
Edukasi
- Siapkan rencana pendidikan kesehaatan dirumah sesuai kebutuhan
Kolaborasi
- Konsultsikan dengan perawat rumah sakit tentang perawatan dirumah
Referensi
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Kelly, K. & McClelland, E. (1989). Discharge planning: home care considerations. In I. Martinson & A.
Widmer (Eds), Home care nursing. Philadelphia: Saunders.
Stanhoe, M., dan Lancaster, L. (2012). Public Health Nursing: Population – Centered Health Care in
The Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
Weiss, M. E., Bobay, K. L., Bahr, S. J., Costa, L., Hughess, R. G., & Holland, D. E. (2015). A model
for hospital discharge preparation: From case management to care transition. Journal of
Nursing Administration, (45)12, 606-614.
Manajemen Medikasi
I.14517
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan agen farmakologis sesuai dengan program
pengobatan.
Tindakan
Observasi
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluwarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani program pengobatan
Monitor keefektifan dan efek samping pemberian obat
Monitor tanda dan gejala keracunan obat
Monitor darah serum (mis. Elektrolit, protombin), jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapeutik
Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika perlu
Sediakan sumber informasi program pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat (dosis, penyimpanan, rute dan waktu
pemberian)
Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping, jika terjadi
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Koizer & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.).
USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.) UK: The Royal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Mood
I.09289
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola keselamatan, stabilisasi, pemulihan dan perawatan gangguan
mood (keadaan emosional yang bersifat sementara).
Tindakan
Observasi
Identifikasi mood (mis. tanda, gejala, riwayat penyakit)
Identifikasi risiko keselamatan diri atau orang lain
Monitor fungsi kognitif (mis. konsentrasi, memori, kemampuan membuat keputusan)
Monitor aktivitas dan tingkat stimulasi lingkungan
Terapeurik
Fasilitasi pengisian kuesioner self-report (mis. Beck Depression Inventory, skala status
fungsional), jika perlu
Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat (mis.
sandsack, terapi seni, aktivitas fisik)
Edukasi
Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya
Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan dan rehabilitas, jika perlu
Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. risiko keselamatan, difisit perawatan diri,
sosial)
Ajarkan mengenali pemicu gangguan mood (mis. situasi stres, masalah fisik)
Ajarkan memonitir mood secara mandiri (mis. skala tingkat 1-10, membuat jurnal)
Ajarkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah baru
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
Rujuk untuk psikoterapi (mis. perilaku, hubungan interpersonal, keluarga, kelompok),
jika perlu
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Davies, H., & Rees, J. (2000). Psychological effects of isolation nursing (1): Mood disturbance.
Nursing
Standard (through 2013), 14(28), 35-8.
Good, J. D. (2017). Screening for bipolar disorder in the primary care setting using the mood disorder
Question naire (Order No. 10264681). ProQuest Dissertations & Theses Global.
(1894633756).
Towensend, M. (2014). Psyciatric Nuring: Assesment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Mual
I.03117
Defenisi
Mengindentifikasi dan mengelola perasaan tidak enak pada bagian tengorok atau lambung
yang dapat menyebabkan muntah.
Tindakan
Observasi
Identifikasi pengalaman mual
Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan (mis. bayi, anak-anak, dan mereka yang
tidak dapat berkomunikasi secara aktif )
Idntifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. nafsu makan, aktivitas, kinerja,
tanggung jawab peran, dan tidur)
Identifikasi faktor penyebab mual (mis. pengobatan dan prosedur)
Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada kehamilan)
Monitor mual (mis. frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. bau tak sedap, suara, dan rangsangan
visual yang tidak menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. kecemasan, ketakutan, kelelahan)
Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna, jika perlu
Edukasi
Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis. biofeedback,
hypnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Referensi
Adlan AS, Chooi KY, Mat Adenan NA – J. Obstet. Gynaecol. Res. (2017) ; 43 (4); 662-668.
Acupressure
as adjuvant treatment for the inpatient manajement of nausea and vomiting in early
pregnensy: A doubleblind randomized controlled trial. The joumal of obstetrics and
gynaecology research.
Ignatavicius & Worekman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centred Collaborative Care
(8th
ed.). St Louis: Elsevier.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-
surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th ed.). St. Louis, Missouri:
Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Muntah
I.03118
Definisi
Mengidenfikasi, mencegah dan mengelola refleks pengeluaran isi lambung.
Tindakan
Observasi
Identifikasi karakteriskik muntah (mis. warna, konsistensi, adanya darah, waktu,
frekuensi dan durasi)
Periksa volume muntah
Identifiksi riwayat diet (mis. makanan yang disukai, tidak disukai, dan budaya)
Identifikasi faktor penyebab muntah (mis. pengobatan dan prosedur)
Identifikasi kerusakan esophagus dan faring posterior jika muntah terlalu lama
Monitor efek manajemen muntah secara menyeluruh
Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Terapeutik
Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. bau tak sedap, suara, dan stimulasi
visual yang tidak menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (mis. kecemasan, ketakutan)
Atur posisi untuk mencegah aspirasi
Pertahankan kepatenan jalan napas
Bersihkan mulut dan hidung
Berikan dukungan fisik saat muntah (mis. membantu membungkuk atau menundukan
kepala)
Berikan kenyamanan selama muntah (mis. kompres dingin di dahi, atau sediakan pakaian
kering dan bersih)
Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi minimal 30 menit setelah muntah
Edukasi
Anjurkan membawa kantong plastik untuk menampung muntah
Anjurkan memperbanyak istirahat
Ajarkan penggunaan teknik nonvarmakologis untuk mengelola muntah (mis. biofeedback,
hypnosis, relaksasi terapi music akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Referensi
Adlan AS, Chooi KY, Mat Adenan NA – J. Obstet. Gynaecol. Res. (2017) ; 43 (4); 662-668.
Acupressure
as adjuvant treatment for the inpatient manajement of nausea and vomiting in early
pregnensy: A doubleblind randomized controlled trial. The joumal of obstetrics and
gynaecology research.
Ignatavicius & Worekman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centred Collaborative Care
(8th
ed.). St Louis: Elsevier.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-
surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th ed.). St. Louis, Missouri:
Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengeluaran urine melalui akses selang dari nefron ginjal
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Naidi, Virginia, McDonald, Liverpool Health Service (LHD) (2019). Management of patients
with Nephrostomy Tubes. NSW: Agency for Clinical Innovation.
Perry, A.G & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.) St Louis: Mosby
Elsevier.
Manajemen Nutrisi
I.03119
Definisi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
Ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pemberian nutrisi tanpa melalui saluran pencernaan namun
melalui pembuluh darah.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York:
McGraw-Hil Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (8th ed.). St Louis:
Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Nyeri
I.08238
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat dan konstan.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresurm terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (8th ed.). St Louis:
Mosby Elsevier
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Elsevier.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Overdosis
I.14518
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang menunjukan efek toksik akibat mengkonsumsi satu
atau lebih obat.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Agrawal, P., Brown, C.A. (2010). An Evidence-Based Approach to Acetaminophen (Paracetamol, APAP)
Overdose. Emergency Medicine Practice, 12(9).
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed,). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Boyer, Edward W. (2012). Management of Opioid Analgesic Overdose. N Engl J Med, 367, 146-155.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed,). St.Louis: Mosby.
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ekspresi marah dengan cara adaptif dan tanpa kekerasan.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Berg, Johanna (2012). Aggression And Its Management In Adolescent Forensic Psychiatric Care. Turku:
Departement of Nursing Science, Faculty of Medicine, University of Turku, Finland, Annales Universitatis
Turkuensis
Bisconer S. W., Green M., Mallon-Czajka J. & Johnson J. S. (2006). Managing Aggression in A Psychiatric
Hospital Using A Behaviour Plan: A case Study. Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing, 2006.
Boyd, M. A. (20011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Phila delphia: Lippincott.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessmen, Care Plans, and Medications. (9th ed.). Philadelphia: F.A.
Davis Company.
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry , S. E. (2013). Maternity and Women’s Health Care E-
Book. Elsevier Health Sciences.
Baumgart, J., Nilsson, K., Evers, A. S., Kallak, T. K., & Poromaa, I. S. (2013). Sexual dysfunction in women on
adjuvant endocrine therapy after breast cancer. Menopause, 20(2), 162-168.
De Villiars, T. J., Pines, A., Panay, N., Gambacciani, M., Archer, D. F., Baber, R. J., … & Lobo, R. A. (2013).
Updated 2013 International Menopause Society recommendations on menopausal hormone therapy and
preventive strategies for midlife health. Climacteric, 16(3), 316-337.
Definisi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. lesi, gangguan metabolism, edema serebral)
- Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. tekanan darah meningkat, tekanan nadi
melebar, bradikardia, pola napas irregular, kesadaran menurun)
- Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
- Monitor CVP (Central Venous Pressure), jika perlu
- Monitor PAWP, jika perlu
- Monitor PAP , jika perlu
- Monitor ICP (Intra Cranial Pressure), jika tersedia
- Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
- Monitor gelombang ICP
- Monitor status pernapasan
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor cairan serebro-spinalis (mis. warna, konsistensi)
Terapeutik
Kolaborasi
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Nursing (3th ed.). New York: McGraw-Hill Education.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8 th ed.). USA: Jones & Barlett Learning.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Graves, I., & Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre-Hospital Care. New York: Oxford University Press.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Cantered Collaborative care (8th ed.).
St.Louis: Mosby Elsevier.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical nursing:
Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St.Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Manajemen Penyalahgunaan Zat
I. 09291
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang menunjukkan efek toksik sebagai hasil dari
mengonsumsi satu atau lebih obat
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab ketergantungan atau penyalahgunaan zat
- Identifikasi perilakuvdenial tidak efektif
- Periksa tanda dan gejala intoksifikasi
- Periksa pasien dan barang bawaannya secara acak
Terapeutik
Edukasi
- Anjurkan berfokus pada saat ini dan masa depan, bukan masa lalu
- Anjurkan pasien dan keluarga mengikuti peraturan ketat rumah sakit secara efektif
(mis. Tidak menyelundupkan zat)
- Anjurkan mengikuti program kelompok
- Anjurkan untuk berobat jalan secara teratur dan mematuhi pengobatan saat pulang
- Ajarkan keterampilan pencegahan kekambuhan, keterampilan suportif dan tugas
perkembangan
- Jelaskan bahaya menggunakan alat invasif untuk memasukkan zat dalam tubuh
(mis. Abses, HIV)
Kolaborasi
Referensi
Boyd, M.A. (2011) Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed). Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins.
Beverty K. White, Lorl L. Bouton, Sharon K. Garris Peggy T. Humphrays & Jesse R. Miltier
(2009). The Role of the Nurse Case Manager in Substance Abuse Treatment. Journal of
Addictions Nursing, 10 (3), 136-141.
Copel, L.C. (2000). Nurse clinical guide : Phsychiatric and mental health care (2nd ed.). PA :
Springhouse.
Lawis, S. L., Diriksen, S.R., Heitkemper, M.M., Bucher, L., & Harding, M. M. (2014).
Medical-surgical nursing : Assesment and management of clinical problems (9th ed.). SI,
Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Manajemen Pendarahan
I.02040
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kehilangan darah saat terjadi perdarahan.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Bradley, LD.& Gueye, N.A., 2016. The medical management of abnormal utarine bleeding in
reproductiveaged women. American Journal of Obstetrics and Gyneoology, 214(1), 31-44
Burns, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3 rd ed.) NewYork: McGraw-
Hill Education.
Deer,P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014) . Emergency & Critical Care (8 th ed.) USA: Jones &
Barlett Learning.
Donadini, M.P., Ageno, W. & Doukelis, J.D., 2012. Management of bleeding in patiens
receiving conventional or new anticoagulants: A practical and case-based approach. Drugs,
72(15), 1965-1975.
Kragh, J.F. & Dubick, M.A., 2017. Bleeding Control With Limb Tourniquest Use in the
Wildemass setting: Reviw of Science. Wilderness and Environmental Medicine, 28(2),
pp.S25-S32.
Lewis, S.L., Dirkse, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding. M. M. (2014). Medical-
surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St. Louis,
Missouri: Mosby Elsevier,
- Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis. Jumlah, nyeri dan adanya bekuan darah)
- Identifikasi penyebab kehilangan perdarahan
- Identifikasi riwayat perdarahan pada kehamilan lanjut (mis. Abruption, PIH, dan
plasenta previa)
- Identifikasi perkiraan usia gestasi menggunakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
dan USG (usia gestasi, TBJ, dan lokasi plasenta)
- Identifikasi riwayat obstetrik, jika perlu
- Periksa perineum untuk menilai warna, jumlah, konsistensi dan bau perdarahan
(COCA : Color, Odor, Consistency, Amount)
- Periksa konstraksi uterus atau peningkatan kekuatan tonus otot uterus
- Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan darah
- Monitor DJJ (mis. Frekuensi, kekuatan, irama dalam 1 menit)
- Monitor intake dan output
- Monitor CTG terhadap insufisiensi uteroplasenta (mis. Deselarasi, penurunan
variabilitas, dan tidak ditemukan akselerasi)
- Monitor hasil pemeriksaan USG (mis. Letak plasenta, usia gestasi, keadaan janin)
Terapeutik
- Resusitasi fetal jika ditemukan tanda insufisiensi uteroplasenta
- Pasang jalur intavena
- Berikan oksigen, jika perlu
- (IV line, oksigen, persiapan transfusi)
- Fasilitasi tirah baring atau pembatasan aktivitas
- Posisikan eksternitas bawah lebih tinggi
- Persiapkan untuk persalinan, jika perlu (mengancam ibu dan janin)
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Alden, K.R., Lowdennilk, D.L., Cashion, M. C., & Perry, S.E. (2013). Maternity and Women’s
Health Care E-book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk, D. L, Perry, S.E.,& Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health
Sciences
RudRA, A., ChAtteRiee, S., SenguptA, S., Wankhede, R., Nandi, B., Maltra, G., & Mitra, J.
(2010). Management of obstetric hemorrhage. Middie East J Anesthesiol, 20(4), 499-507.
- Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis. Jumlah, nyeri, dan adanya bekuan darah)
- Identifikasi penyebab perdarahan
- Identifikasi riwayat yang berhubungan dengan perdarahan pada kehamilan awal
- Identifikasi perkiraan usia gestasi menggunakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
dan USG (usia gestasi,TBJ, dan Lokasi plasenta)
- Identifikasi riwayat obstetrik, jika perlu
- Periksa vagina untuk menilai warna, jumlah, konsistensi, dan bau perdarahan
(COCA : Color, Odor, Consistency, and amount)
- Periksa kontraksi uterus atau peningkatan kekuatan tonus otot uterus
- Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan darah
- Monitor CTG terhadap insufisiensi uteroplasenta (mis. Deselerasi, penurunan
variabilitas, dan tidak ditemukan akselerasi)
- Monitor Intake dan output cairan
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Alden, K.R., Lowdermilk, D.L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013), Maternity and
Women;s Health Care E-Book, Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk,D.L., Perry, S. E., & Cushion, M.C. (2014) Maternity Nursing Elsevier Health
Sciences.
RudRA, A., ChAtleRjee, S., SenguptA, S., Whankhede, R., Nandi. B., Maitra, G., & Mitra. J.
(2010) Management of obstetric hemorrhage, Middle East J. Anesthetial, 20(4), 499-507.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis. Jumlah, nyeri dan adanya bekuan darah)
- Identifikasi penyebab kehilangan perdarahan
- Identifikasi perkiraan usia gestasi menggunakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dan USG (usia
gestasi, TBJ, dan lokasi plasenta)
- Identifikasi riwayat obsterik, jika perlu
- Periksa vagina untuk menilai warna, jumlah, konsistensi dan bau perdarahan ( COCA = Color, Odor,
Consistency, and Amount)
- Periksa kontraksi uterus atau peningkatan kekuatan tonus otot uterus
- Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan darah
- Monitor intake dan output
Terapeutik
- Posisikan ekstremitas bagian bawah lebih tinggi
- Posisikan ekstremitas bawah tinggi
- Pasang IV line
- Berikan oksigen, jika perlu
- Fasilitasi menerima proses berduka dan kehilangan
Edukasi
- Anjurkan menurunkan risiko perdarahan (mis. Pembatasan merokok, tidak berhubungan seksual,
tirah baring, manajemen konstipasi)
- Ajarkan cara mengenali perdarahan lama dan baru
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu
- Kolaborasi tindakan kuret, jika perlu
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and Women’s Health
Care
E-Book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.
RudRA, A., ChAtteRjee, S., SenguptA, S., Wankhede, R., Nandi, B., Maitra, G., & Mitra, J. (2010).
Management of obstetric hemorrhage. Middle East J Ariesthesiol, 20(4), 499-507
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengengola kehilangan darah pervaginam.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi keluhan ibu (mis. Keluar darah banyak, pusing, pandangan tidak jelas)
- Monitor keadaan uterus dan abdormen (mis. TFU di atas umbilicus, teraba lembek, benjolan)
- Monitor kesadaran dan tanda vital
- Monitor kehilangan darah
- Monitor kadar hemoglobin
Tarapeutik
- Pasang supine atau Trendeleburg
- Pasang oksimetri nadi
- Berikan oksigen via kanul nasal 3L/menit
- Pasang IV line dengan selang set transfusi
- Pasang kateter untuk mengosongkan kantung kemih
- Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian uterotonika
- Kolaborasi pemberian antikoagulan
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and Women’s Health
Care
E-Book. Elsevier Health Sciences.
Chen, M., Chang, Q., Duan, T., He, J., Zhang, L., & Liu, X. (2013). Uterine massage to reduce blood
loss
after vaginal delivery: a randomized controlled trial. Obstetrics & Gynecology,122(2, PART 1),
290-295.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Mishra, S. K., Bhat, R. R., Kavitha, J., Kundra, P., & Parida, S. (2016). Obstetrik hemorrhage in a case
of
hypertrophic obstructive cardiomyopathy with automatic implantable cardioverter
defibrillator.
Anaesthesia and intensive care management. Anesthesia, essays and researches, 10(1), 111.
Muhammad, S., & Chandraharan, E. (2015). Postpartum haemorrhage. Arias’ Practical Guide to
High-
Risk Pregnancy and Delivery: A South Asian Prespective, 389
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengengola kehilangan jumlah darah pervaginam lebih dari 500 cc, dapat
terjadi pada proses persalinan (24 jam) dan lebih dari 24 jam setelah persalinan.
Tindakan
Observasi
- Periksa uterus (mis. TFU sesuai hari melahirkan , membulat dan keras/ melembek)
- Identifikasi penyebab kehilangan darah (mis. Atonia uteri atau robekan jalan lahir)
- Identifikasi keluhan ibu (mis. Keluar banyak darah, pusing, pandangan kabur)
- Identifikasi riwayat perdarahan pada kehamilan lanjut (mis. Abruption, PIH, dan plasenta previa)
- Monitor risiko terjadinya perdarahan
- Monitor jumlah kehilangan darah
- Monitor kadar Hb, Ht, PT dan APTT sebelum dan sesudah perdarahan
- Monitor fungsi neurologi
- Monitor membrane mukosa, bruising dan adanya petechie
Tarapeutik
- Lakukan penekanan pada area perdarahan, jika perlu
- Berikan kompres dingin, jika perlu
- Pasang oksimetri
- Berikan oksigen nasal 3L/menit
- Posisikan supine
- Pasang IV line dengan selang imfus tranfusi
- Pasang kateter untuk mningkatkan kontraksi uterus
-mLakukan pijat uterus untuk merangsang kontraksi uterus
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian uterutonika, antikogulan, jika perlu
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and Women’s Health
Care
E-Book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Chen, M., Chang, Q., Duan, T., He, J., Zhang, L., & Liu, X. (2013). Uterine massage to reduce blood
loss
after vaginal delivery: a randomized controlled trial. Obstetrics & Gynecology,122(2, PART 1),
290-295.
Mishra, S. K., Bhat, R. R., Kavitha, J., Kundra, P., & Parida, S. (2016). Obstetrik hemorrhage in a case
of
hypertrophic obstructive cardiomyopathy with automatic implantable cardioverter
defibrillator.
Anaesthesia and intensive care management. Anesthesia, essays and researches, 10(1), 111.
Muhammad, S., & Chandraharan, E. (2015). Postpartum haemorrhage. Arias’ Practical Guide to
High-
Risk Pregnancy and Delivery: A South Asian Prespective, 389
Manajemen Perilaku (I. 12463)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola perilaku negative
Tindakan
Observasi
- Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
Terapeutik
- Diskusi tanggung jawab terhadap perilaku
- Jadwalkan kegiatan terstruktur
- Ciptakan dan pertahan kan lingkungan dan kegiatan perawtan konsisten setiap dinas
- Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
- Batasi jumlah pengunjung
- Bicara dengan nadah rendah dan tenang
- Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
- Cegah perilaku pasif dan agresif
- Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengandalikan diri
- Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
- Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan
- Hindari sikap mengancam dan berdebat
- Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah ditetapkan
Edukasi
- Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Darvis Company.
STANDART INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA
Definisi
Mengelola dan merawat pasien yang mengalami detokfikasi zat.
Tindakan
Observasi
-Monitor sistem respiratori dan jantung (mis. Hipertensi, takikardia, bradipnea)
-Monitor perubahan tingkat kesadaran
-Monitor intake dan output cairan
-Monitor gejala putus zat (mis. Kelelahan, gangguan sensorik, iritabel, depresi, serangan
panik, ketagihan, insomnia, agitasi, nyeri otot, menguap, kelemahan, sakit kepala, pilek,
pupil, melebar, menggigil, anisietas, keringatan, mual, muntah, tremor, psikosis, dan ataksia)
Terapeutik
-Lakukan perawatan terhadap gejala putus zat
-Berikan nutrisi adekuat (mis. Asupan oral sedikit tapi sering)
-Ciptakan lingkungan dengan stimulasi rendah (mis. Bicara dengan suara rendah dan pelan,
yakinkan pasien aman, ciptakan lingkungan nyaman, tenang, dan tidak berbahaya)
-Reorientasi realitas
-Fasilitas kegiatan sehari-hari
-Fasilitas dukungan keluarga
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur manajemen putus zat
-Anjurkan berpatisipasi pada dukungan tindak lanjut (mis. Terapi kelompok, konseling
individu, atau keluarga, program pemulihan zat)
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberiamn obat (mis. Benzodiazepin, klorpromazin. Diazepam, subsitusi
nikotin, fenobarbital, klonidin, trazodone, metadon, agonis alfa-2 adrenal, dan antipsikotik)
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychlatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Willkins.
Stuart. G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Towneend, M. (2014) Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Mengidentifikasi dan mengola respon reaksi alergi
Tindakan
Observasi
-Identifikasi penyebab dan riwayat alergi (mis. obat. makanan, debu, udara, lateks, transfusi
darah)
-Monitor gejala dan tanda reaksi alergi (mis. muka merah, urtikaria, angioedema, batuk
paroksismal, gelisah, dispnea, sianosis, wheezing atau syok)
-Monitor selama 30 menit setelah pemberian agen farmakologis (mis. antibiotik)
Terapeutik
-Pasang gelang tanda alergi pada lengan
-Hentikan paparan alergan
-Berikan bantuan hidup dasar selama terjadi syok anafilaktik
-Lakukan tes alergi
Edukasi
-Informasikan tentang alergi yang dialami
-Ajarkan cara menghindari dan mencegah paparan alergan dari lingkungan atau lainnya
-Ajarkan pertolongan pertama syok anafilaktik
Kolaborasi
-Kolaborasikan pemberian obat-obat anti alergi
Referensi
Berman,A.,Snyder,S. & Fradsen. G. (2016). Kozier & Erb’s Funddamental of Nursing (10th
ed.).
USA: Pearson Education.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8th ed.).USA: Jones
& Barlett Learning.
Ignatavicius Worloman (2015). Medical Surgical Nursing, Patient-Centrored Collaborative
Care (8th ed.). St Louls: Mosby Elsevier.
Willkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett. K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pemberian obat penenang.
Tindakan
Observasi
-Indentifikasi riwaray dan indikasi penggunaan sedasi
-Periksa alergi terhadap sedasi
-Monitor tingkat kesadaran
-Monitor tanda vital pasien
-Monitor saturasi oksigen
-Moniitor irama jantung
-Monitor efek samping obat-obatan
Terapeutik
-Berikab informed consent
-Sediakan peralatan resusitasi darurat (mis.oksien,obat-obatan,defibrillator)
-Pasang jalur IV,jika perlu
-Berikan obat sesuai protocol dan prosedur
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian sedasi
-Jelaskan efek terapi dan efek sampng sedasi
Kolaborasi
-Kolaborasi penentuan jenis dan metode sedasi
Referensi
Bums,S.M. (2014) AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York: McGraw-
HIII
Education.
Doenges, M.E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Indivuduallzing Client Care
Across
The Life Span. (8th ed.). Philedelphla: F.A. Davis Company.
Derr.P., McEvoy,M., & Tardiff,J. (2014). Emergency & Critical Care (8th ed.). USA: Jones &
Barlett Leaming. ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA:
Sauders Elsevier.
1. MANAJEMEN SENSASI PERIFER(I.06195)
#Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola ketidaknyamanan pada perubahan sensasi perifer
# Tindakan :
@ Observasi
- Identifikasi perubahan sensasi
- Identifikasi penggunaan alat pengikat, prosthesis, sepatu, dan pakaian
- Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
- Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
- Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan tekstur benda
- Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
- Monitor perubahan kulit
- Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli vena
@Terapeutik
- Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas atau dingin)
@Edukasi
@Referensi
- Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing
(10th ed). USA: Pearson Education
- Dougherty, L. and Lister, S. ed., 2015. The Royal Marsden Manual Of Clinical Nursing
Procedures(9th ed).UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
- Perry, A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby
Elsevier
- Wilkinson, J.M., Treas, L.S, Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamental of Nursing
(3rd ed). Philadelpia: F.A. Davis Company.
@ Kolaborasi
@ Referensi
- Alden, K.R., Lowdermilk, D.L., Cashion, M.C., & Perry, S.E. (2013). Maternity and
Women’s Care E-Book. Elsevier Health Science.
- Lowdermilk, D.L., Perry. S.E., Cashion. M.C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health
Science
- Green. LJ. O’Brien PMS, Panay N. (2017). Craig M On Behalf of the Royal College of
Obstricians and Gynaecologists. Management of Prementruasi Syndrome.
BJOG;124:e73-e105.
- O’Brien, S., Rapkin, A., Dennerstein, L., & Nevatte, T. (2011). Diagnosis and
Management of Premenstrual Disorders. BMJ, 342, d2994.
@ Terapeutik
@ Edukasi
@Referensi
- Berman, A., Snyder, S. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10 th ed)
USA: Pearson Education.
- Dougherty, L. and Lister, S. ed., 2015. The Royal Marsden Manual Of Clinical Nursing
Procedures (9th ed).UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
- Perry, A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby
Elsevier
- Wilkinson, J.M., Treas, L.S, Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamental of Nursing
(3rd ed). Philadelpia: F.A. Davis Company.
@ Terapeutik
@ Referensi
- Bums, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed). New York: MC
Graw-Hill Education.
- ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed). USA: Sauders Elsevier
- Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Llaw, W. (2010). The Current Situation
and Trends in the clinical Treatment of Shock. Journal of Nursing, 57(1). 11-16.
- Zadini, F., Newton, E., Abdi, A.A., Lenker, J., Zanidi, G., & Henderson, S.O. (2008). Use
of the trendelenburg position in the porcine model improves carotid flow during
cardiopulmonary resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine, 9(4), 206-211.
Terapeutik
- Lakukan reduksi ansietas (mis. anjurkan napas dalam sebelum prosedur, berikan informasi
tentang prosedur)
- Lakukan manajemen pengendalian marah, jika perlu
- Pahami reaksi marah terhadap stresor
- Bicarakan perasaan marah, sumber dan makna marah
- Berikan kesempatan untuk menenangkan diri
- Pastikan keselamatan pasien, anggota keluarga dan staf
- Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup untuk mengembalikan tingkat energy
- Gunakan metode untuk meningkatkan kenyamanan dan ketenangan spiritual
- Pastikan asupan nutrisi yang adekuat unutk meningkatkan resistensi tubuh terhadap stres
- Hindari makanan yang mengandung kafein, garam dan lemak
Edukasi
- Anjurkan mengatur waktu untuk mengurangi kejadian stres
- Anjurkan mengendalikan tuntutan orang lain dengan negosiasi atau mengatakan “tidak”
- Anjurkan memenuhi kebutuhan yang prioritas dan dapat diselesaikan
- Anjurkan latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan biologis dan emosional 30 menit
tiga kali seminggu
- Anjurkan menggunakan teknik menurunkan stres yang sesuai untuk diterapkan di rumah
sakit maupun pada situasi lainnya
- Ajarkan teknik menurunkan stres (mis. latihan pernapasan, masase, relaksasi progresif,
imajinasi terbimbing, biofeedback, terapi sentuhan, terapi murattal, terapi musik, terapi
humor, terapi tertawa, meditasi)
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M. F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, care Plans, and Medications. (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Syok (I.02048)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrient
untuk mencukupi kebutuhan jaringan.
Tindakan
Observasi
- Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
- Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
- Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
- Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformitiy/deformitas, open
wound/luka terbuka, terderness/nyeri tekan, swelling/bengkak)
Terapeutik
- Pertahankan jalan napas paten
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
- Berikan posisi syok (modified Trendelenberg)
- Pasang jalur IV
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
- Pasang selang nasogastric untuk dekompresi lambung
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 mL/kgBB pada anak
- Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The current situation and
trends in the clinical treatment of shock. Journal Of Nursing, 57(1), 11-16.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker, J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use
of The Trendelenburg Position in the Porcine Model Improves Carotid Flow During
Cardiopulmonary Resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine, 9(4), 206-211.
Manajemen Syok Anafilaktif (I.02049)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrient
untuk mencukupi kebutuhan jaringan yang disebabkan oleh dilatasi pembuluh darah masih
akibat reaksi alergi dan produksi histamine.
Tindakan
Observasi
- Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
- Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dari haluaran, turgor kulit, CRT)
- Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Terapeutik
- Pertahankan jalan napas paten
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
- Berikan posisi syok (modified Trendelenberg)
- Pasang jalur IV
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
- Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung,jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian epinefrin
- Kolaborasi pemberian dipenhidramin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
- Kolaborasi krikotiroidotomi, jika perlu
- Kolaborasi intubasi endotrabeal, jika perlu
- Kolaborasi pemberian resusitasi cairan, jika perlu
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The current situation and
trends in the clinical treatment of shock. Journal Of Nursing, 57(1), 11-16.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker, J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use
of The Trendelenburg Position in the Porcine Model Improves Carotid Flow During
Cardiopulmonary Resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine, 9(4), 206-211.
Manajemen Syok Hipovolemik (I.02050)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrient
untuk mencukupi kebutuhan jaringan akibat kehilangan cairan/darah berlebih.
Tindakan
Observasi
- Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
- Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dari haluaran, turgor kulit, CRT)
- Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
- Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformitiy/deformitas, open
wound/luka terbuka, terderness/nyeri tekan, swelling/bengkak)
- Pertahankan jalan napas paten
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
- Lakukan penekanan langsung (direct pressure) pada perdarahan eksternal
- Berikan posisi syok (modified Trendelenberg)
- Pasang jalut IV berukuran besar (mis. nomor 14/16)
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
- Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 mL/kgBB pada anak
- Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The current situation and
trends in the clinical treatment of shock. Journal Of Nursing, 57(1), 11-16.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker, J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use
of The Trendelenburg Position in the Porcine Model Improves Carotid Flow During
Cardiopulmonary Resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine, 9(4), 206-211.
I.02051
Manajemen Syok Kardiogenik
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrien
untuk mencukupi kebutuhan jaringan akibat penurunan fungsi pompa jantung.
Tindakan
Observasi
Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
MAP)
Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/ deformitas,
open wound/ luka terbuka, tenderness/ nyeri tekan, swelling/ bengkak)
Monitor EKG 12 lead
Monitor rontgen dada (mis. kongesti paru, edema paru, pembesaran jantung
Monitor enzim jantung (mis. CK, CKMB, Troponin)
Identifikasi penyebab masalah utama (mis. volume, pompa, atau irama)
Terapeutik
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The Current Situation and
Trends in the Clinical Treatment of Shock. Journal of Nursing, 57(1), 11-16.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
I.02052
Manajemen Syok Neurogenik
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrien
untuk mencukupi kebutuhan jaringan yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah
masif akibat cedera spinal dan kehilangan tonus simpatis.
Tindakan
Observasi
Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
MAP)
Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Monitor hipotermia akibat disfungsi hipotalamus
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/ deformitas,
open wound/ luka terbuka, tenderness/ nyeri tekan, swelling/ bengkak)
Terapeutik
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The Current Situation and
Trends in the Clinical Treatment of Shock. Journal of Nursing, 57(1), 11-16.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
I.02053
Manajemen Syok Obstruktif
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrien
untuk mencukupi kebutuhan jaringan yang disebabkan oleh restriksi pengisian diastolik
ventrikel kanan akibat kompresi/ penekanan pada jantung (mis. tamponade jantung),
tension pneumothorax, atau emboli paru).
Tindakan
Observasi
Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
MAP)
Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/ deformitas,
open wound/ luka terbuka, tenderness/ nyeri tekan, swelling/ bengkak)
Identifikasi penyebab sedini mungkin
Terapeutik
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The Current Situation and
Trends in the Clinical Treatment of Shock. Journal of Nursing, 57(1), 11-16.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker, J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use of the
Trendelenburg Position in the Porcine Model Improves Carotid Flow during
Cardiopulmonary Resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine. 9(4), 206-
211.
I.02054
Manajemen Syok Septik
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrien
untuk mencukupi kebutuhan jaringan yang disebabkan oleh infeksi masif dan pelepasan
endotoksin.
Tindakan
Observasi
Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
MAP)
Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/ deformitas,
open wound/ luka terbuka, tenderness/ nyeri tekan, swelling/ bengkak)
Monitor kultur (mis. darah, eksudat, urin, sputum)
Terapeutik
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The Current Situation and
Trends in the Clinical Treatment of Shock. Journal of Nursing, 57(1), 11-16.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker, J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use of the
Trendelenburg Position in the Porcine Model Improves Carotid Flow during
Cardiopulmonary Resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine. 9(4), 206-
211.
Manajemen Teknologi Kesehatan I.14521
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola berbagai perangkat teknalogi untuk memantau,
meningkatkan atau mempertahankan kesehatan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi Indikasi penggunaan peralatan untuk mendukung kesehatan pasien
- Monitor pengaruh penggunaan peralatan pada aspek fisiologis, psikologis, dan fungsi
sosial pasien
Terapeutik
- Sediakan peralatan siaga atau kegawatdaruratan, jika perlu
- Ubah atau ganti peralatan perawatan pasien, sesuai protocol
- Pertahankan peralatan dalam keadaan-baik
- Kalibrasi peralatan secara rutin, sesuai protocol
- Simpan peralatan darurat di tempat yang mudah dijangkau
- Verifikasi data yang diunduh dari peralatan biomedis ke catatan kesehatan elektronik
- Tampikan ringkasan klinis dan analisis kecenderungan data terkait kondisi pasien
- Bandingkan data kondisi pasien yang diperoleh dari peralatan dengan hasil pengkajian
perawat
- Fasilitasi pengambilan keputusan etis terkait penggunaan peralatan pendukung kehidupan,
jike perlu
- Fasilitasi interaksi antara anggota keluarga dan pasien yang menerima peralatan
pendukung kehidupan
Edukasi
- Jelaskan potensi risiko dan manfaat penggunaan peralatan
- Ajarkan cara mengoperasikan peralatan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan elektromedis untuk pengecekan peralatan secara berkala, jika perlu
- Konsultasi dengan tenaga kesehatan lainnya terkait rekomendasi peralatan yang sesual
untuk pasien
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th
ed.). USA: Pearson Education.
Kolzer, J. F., & Garcia, R. (2003). Clinical enginering in medical technology assessment. In
Engineering in Medicine and Biology Society, 2003. Proceedings of the 25th Annual
International Conference of the IEEE, 4, 3640-3643.
LI, H., Cao, p., & Zhao, Z. (2011). Study on the Situation of Medical Technlogy Evaluation
Research Results (J). Science and Technology Management Research, 5, 018.
Nguh, J. F. (2011). The Role of Information Technology in Emergency Preparedness:
Assessment of lts Utilization and Effectiveness by Local Health Dapartment (Doctoral
Dissertation, Walden University).
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola berbagai teknologl Infertilitas secara aman dan efektif.
Tindakan
Observasi
- Periksa pertumbuhan folikel dengan ultrasound
-
Terapeutik
- Siapkan untuk transfer embrio
- Lakukan tes kehamilan
Edukasi
- Jelaskan risiko, kemungkinan keguguran, kehamilan ektopik dan hiperstimulasi ovarium
- Jelaskan gejala hiperstimulasi ovarium
- Jelaskan modalitas pengobatan (mis. Inseminasi intrauterin, fertilisasi in vitro-transfer
embrio (IVF-ET), transfer intrafallopian gamet (GIFT), zigot transfer intrafallopian
(ZIFT))
- Ajarkan teknik prediksi dan pendeteksian ovulasi (mis. suhu basal dan tes urine)
- Ajarkan pemberian timulant ovulasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pelaksanaan skrining dengan tim fertilisasi in vitro
- Rujuk ke konseling prakonsepsi, jika perlu
- Rujuk konseling genetik, jika perlu
- Rujuk ke kelompok pendukung infertilitas, jika perlu
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and
Women's Heath Care E-Book. Elsevier Health Sciences.
Farqurhar, C., Rishworth, J. R., Brown, J., Nelen, W. L., & Marjoribanks, J. (2014). Assisted
reproductive technology: an overview of Cochrane Reviews. Cochrane Database Syst
Rev, 12.
Lowdermilk, D. L., Pery, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Matermity Nursing. Elsevier
Health Sciences.
Luke, B., Starn, J. E., Kosrlchuck, M., Declercq, E. R., Andarka, M, & Diop, H. (2018). Birth
Outcomes by Infertility Treatment. Analyses of the Population-Baced Cohort:
Massachusetts Outcomes Study of Aselstad Reproductive Technologies (MOSART).
The Journel of reproductive madicine, 61(3-4), 114-127.
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola efek samping perawatan radiasi.
Tindakan
Observasi
- Monitor efek samping den efek toksik terapi
- Monitor perubahan integritas kulit
- Monitor anoreksia, mual, muntah, perubahan rasa, esophagitis, dan diare
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik, anemia, dan perdarahan
Tarapeutik
- Berikan perawatan kult jika terjadi infeksi
- Batasi kunjungan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapl radiasi
- Jelaskan efek radiasi pada sel keganasan
- Jelaskan protokol proteksi kepada pasien, keluarga, dan pengunjung
- Anjurkan membersihkan mulut dengan menggunakan alat pembersih gigj, jika perlu
- Anjurkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
- Ajarkan cara mengatasi kelelahan dengan merencanakan waktu istirahat dan pembatasan
aktifitas
- Ajarkan cara mencegah infeksi (mis. menghindari keramaian, menjaga kebersihan, dan
mencuci tangan)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat untuk mengendalikan efek samping (mis. antiemetik)
Referensi
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavičlus & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louls: Mosby Elsevler.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014).
Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.).
St. Louls, Missourl: Mosby Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.) St Louis: Elsevier.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi apakah sudah membersihkan diri setelah pemerkosaan
- Identifikasi status mental, kondisi fisik (mis. pakaian, kotoran, dan debris), kejadian, bukti
kekerasan, dan riwayat ginekologis
- Identifikasi adanya luka, memar, perdarahan, laserasi, atau tanda cedera fisik lain
Terapeutik
- Berikan pendampingan selama perawatan
- Lakukan prosedur pemeriksaan pemerkosaan (mis. beri label, simpan pakaian kotor,
sekresi dan rambut vagina)
- Amankan sampel sebagai bukti proses hukum, jika perlu
- Lakukan intervensi krisis, jika perlu
- Tawarkan pengobatan pencegah kehamilan dan antibiotik profiaksis
- Rujuk ke program advokasi pemerkosaan
- Dokumentasikan sesuai dengan protocol
Edukasi
- Jelaskan proses hukum yang tersedia
- Jelaskan prosedur pemeriksaan pemerkosaan dan informed consent tindakan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan HIV, jika diindikasikan
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5 th ed.). Philadelphie:
Lippincott Williems & Wilkins.
Resnick, H., Aclerno, R., Holmes, M., Dammeyer, M., & Kilpairick, D. (2000). Emergency
evaluation and intervention with female victims of rape and other violence. Journal of
Clinical Paychology, 56(10), 1317- 1333.
Westmariand, N., & Alderson, S. (2013). The health, mental health, and well-being benefits
of rape crisis counseling. Journal of interpersonal Violence. 28(17), 3265-3282.
dol:http://dc.dol.org/10.1177/0886260513496899
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9 th
ed.). Philadelphia: F.A Davis Company
.
Nama : Sabrilla Putri Anantiya
NIM : J210194202
Nursing
I/3
1.02055
Manajemen Trombolitik
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan obat-obatan untuk menghancurkan atau
melarutkan gumpalan darah (thrombus).
Tindakan
Observasi :
Periksa kontraindikasi terapi trombolitik (mis. riwayat trauma atau
pembedahan, stroke pembedahan saraf dalam 2 bulan terakhir, ulkus
gastrointestinal).
Monitor tekanan darah (setiap 15 menit pada 2 jam pertama, setiap 30 menit
selama 6 jam berikutnya dan setiap 60 menit selama 16 jam berikutnya).
Monitor sisi insersi terhadap tanda-tanda perdarahan atau hemotama (mis.
setiap 15 menit pada 1 jam pertama, setiap 30 menit pada 1 jam kedua, dan
setiap 1 jam hingga terapi dihentikan).
Monitor respons terhadap terapi (mis. normalisasi segmen ST, nyeri dada
barkurang disritmia tidak terjadi, kadar enzim jantung menurun.
Terapeutik :
Pasang monitor jantung selama terapi tombolitik dan 12-24 jam setelahnya
Berikan oksigen untuk mempertahankan SaO, >94%
Pasang akses intravana
Berikan agen trombolitik sesuai indikasi
Hindari kepala tampat tidur >15°
Pertahankan tirah baring selama 6 jam setelah terapi
Hentikan segera infus trombolitik jika terjadi perdarahan dan alergi
Lakukan penekanan pada sisi insersi selama 30 menit jika terjadi perdarahan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian trombolitik
Jelaskan efek samping penberian trombolitik
Anjurkan ekstremitas sisi insersi tetap lurus
Anjurkan membatasi aktivitas untuk menurunkan risiko cedera dan perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan CT Scan otak setelah 12-24 jam untuk evaluasi
neurologis, jika perlu
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Castie, N. (2006). Reperfusion therapy. Emergency Nurse (through 2013), 13(9), 25-
35.
Felicilda-Reynaldo, R. (2013). Circulation savers: Thrombolytic therapy. Medsurg
Nursing, 22(6), 393-7.
Revell, D. (2001). Thrombolytic therapy: An A&E perspective. Emergency Nurse
(through 2013), 8(8), 32-8.
Tough, J., & Berry, L. (2005). Thrombolytic therapy in acute myocardial infarction.
Nursing Standard (through 2013), 19(37), 55-64.
Woods, S.L, Frooelicher, A. S. Motzer, S. U., & Bridges, E. J. (2010). Cardiac
Nursing (6th ed.). Philadelphia: Lippincott WIlliams & Wikins.
1.06198
Manajemen Unilateral Neglect
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kemampuan perseptual yang terganggu.
Tindakan
Observasi :
Periksa status mental
Periksa fungsi motorik dan fungsi sensorik - Periksa perhatian dan respons
afektif
Monitor respon abnormal terhadap tiga jenis rangsangan utama: sensorik,
visual dan pendengaran
Terapeutik :
Berikan umpan balik yang realistis tentang defisit perseptual
Lakukan perawatan kebutuhan dasar
Posisikan ekstremitas yang terkena dengan benar dan aman
Tempatkan alat yang dibutuhkan dekat dengan jangkauan
Atur ulang ingkungan sesuai dengan kebutuhan
Hindari memindahkan alat yang sudah diingat pasien
Fasilitasi melakukan aktivias sehari-hari
Edukasi :
Latih ROM akif dan/atau pasit, jka perlu
Anjurkan melakukan ROM akif dan/atau pasif secara rutin
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan terapis okupasi untuk memfasilitasi reintegrasi bagian tubuh
yang sakit
Referensi :
Berman. A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Enb's Fundamentals of
Nursing (10th ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).
UK: The Royal Marsder NHS Foundation Trust.
Ignataviclus & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered
Collaborative Care (8th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Lewis, S. L, Dirksen, S. R. Heitkemper. M. M., Bucher. L. & Harding, M. M. (2014).
Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems
(9th ed.). st Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
1,01013
Manajemen Ventilasi Mekanik
Definisi
Mengidendfikasi dan mengelola pemberian sokongan napas buatan melalui alat yang
diinsersikan ke dalam trakea.
Tindakan
Observasi :
Periksa indikasi ventilator mekanik (mis. kelelahan otot napas, disfungsi
neurologis, asidosis respiratorik).
Monitor efek ventilator ternhadap status oksigenasi (mis. bunyi paru, X ray
paru, AGO, SaO₂, SvO₂, ETCO₂, respon subyektif pasien).
Monitor kiteria perlunya penyapihan ventilator.
Monitor efek negatif ventilator (mis, deviasi trakea, barotrauma, volutrauma,
penurunan curah jantung, distensi gaster, emfisema subkutan).
Monitor gejala peningkatan pernapasan (mis, peningkatan denyut jantung atau
penapasan, peningkatan tekanan darah, diaforesis, perubahan status mental).
Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi oksigen (mis, demam,
menggigil, kejang, dan nyeri).
Monitor gangguan mokusa oral, nasal, trakea dan laring
Terapeutik :
Atur posisi kepala 45-60° untuk mencegah aspirasi
Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
Lakukan perawatan mulut secara rutin, termasuk sikat gigi setiap 12 jam
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir sesuai kebututan
Siapkan bag-valve mask di samping tempat tidur untuk antisipasi malfungsi
mesin
Berikan media untuk berkomunikasi (mis. kertas, pulpen)
Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau sesuai protokol
Dokumentasikan respon terhadap ventilator
Kolaborasi :
Kolaborasi pemilihan mode ventilator (mis. kontrol volume, kontrol tekanan
atau gabungan)
Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedatif, analgesik, sesuai kebutuhan
Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi
alveolus.
Referenisi
Burns. S M (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.) New York:
McGraw-Hill Education.
Cutler, C. & Davins, N. (2005) improving oral care in patients receving mechanical
ventilation. American Journal Of Critical Care, 14(5), 389-394.
Eldh, A. C.. Vogel, G. Söderberg. A., Blomavist, H., & Wengstrom, Y. (2013). Use of
Evidence in Clinical Guidelines and Everyday Practice for Mechanical
Ventilation in Swedish Intensive Care Units. Worldviews On Evidence-Based
Nursing, 10(4), 198-207. doi:10.1111/wvn.12008.
Mondor, E (2017) Alveoli, Airways, Volumes and Ventilators: Breathing Easier
About Mechanical Ventilation. Canadian Journal Of Critical Care Nursing,
28(2), 43.
1.09295
Manajemen Waham
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kenyamanan, keamanan, dan orientasi realitas pasien
yang
mengalami keyakinan yang keliru dan menetap yang sedikit atau sama sekall tidak
berdasar pada kenyataan.
Tindakan
Observasi :
Monitor waham yang isinya membahayakan diri sendir, orang lain dan
lingkungan
Monitor efek terapeutik dan efek samping obat.
Terapeutik :
Bina hubungan interpersonal saling percaya
Tunjukkan sikap tidak menghakimi secara konsisten
Diskusikan waham dengan berfokus pada perasaan yang mendasari waham
("Anda terlihat seperti sedang merasa ketakutan” )
Hindari perdebatan tentang keyakinan yang keliru, nyatakan keraguan sesuai
fakta
Hindari memperkuat gagasan waham
Sediakan lingkungan aman dan nyaman
Berikan aktivitas reakreasi dan pengalihan sesuai kebutuhan
Lakukan intervensi pengontrolan perilaku waham (mis. limit setting,
pembatasan wilayah, pengekangan fisik, atau sekuisi).
Edukasi :
Anjurkan mengungkapkan dan memvalidasi waham (uji realitas) dengan orang
yang dipercaya (pemberi asuhan/keluarga)
Anjurkan melakukan rutinitas harian secara konsisten
Latih manajemen stres
Jelaskan tentang waham serta penyakit terkait (mis. delirium, skizofrenia, atau
depresi), cara
mengatasi dan obat yang diberikan
Kolaborasí
Kolabarasi pemberian obat, sesuai Indikasi
Refrensi
Ansari, M., & Jahan, M. (2015). Efficacy of cognitive behaviour therapy in
management of delusion, hallucination in patients with schizophrenia. Indian
Journal of Health & Wellbeing, 6(5), 480-483.
Armish, A. A. (2017). Mental Health and Trust: Dealing with Persecutory Delusion. i-
Manager's Journal on Nursing, 7(1), 5-8.
Boyd, M. A. (5th ed.). (2008). Psychiatric nursing: Contemporary practice. lippincott
Williams & wilkins.
Townsend, M. C. (2014). Psychiatric nursing: assessment, care plans, and
medications. (9th ed.). Philadelphia F. A. Davis. Company.
Mediasi konflik
I.09296
Definisi
Memfasilitasi komunikasi konstruktif dalam penyelesaian masalah dengan cara yang dapat
diterima bersama.
Tindakan
Observasi
- Monitor alur proses mediasi
Terapeutik
- Ciptakan suasana yang netral dalam proses komunikasi
- Gunakan berbagai teknlk komunikasi (mis. mendengar aktif, parafrase, refleksi)
- Diskusikan masalah
- Fasilitasi mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah
- Fasilitasi kedua belah pihak dalam menerima penyelesaian yang disepakati
- Berikan penguatan positif terhadap upaya penyelesaian masalah
Edukasi
- Anjurkan mengungkapkan masalah yang dialami
- Anjurkan menggunakan panduan dalam proses komunikasi
Referensi
Coleman, P. T., Kugler. K. G., Mazzaro, K., Gozzi, C., El Zokm, N., & Kressel, K. (2015).
Putting the peaces together: A situated model of mediation. International Journal of Conflict
Management, 26(2), 145-171.
Definisi
Mengurangi jumlah atau pola rangsangan yang ada (baik internal atau eksternal).
Tindakan
Observasi
- Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri, kelelahan)
Terapeutik
- Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising, terlalu terang)
- Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
- Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
- Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan
Edukasi
- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur pencahayaan ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi kunjungan)
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
- Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
Referensi
Chen, Z., Veling, H., Dijksterhuis, A., & Holland, R.W. (2016). How does not responding to
appelitive stimuli cause devaluation: Evaluative conditioning or response inhibition? Journal
of Experimental Psychology:General,145(12).1687-1701.
doi:http://dx.doi.org/10.1037/xge0000236
Newman, J. P., Wallace, J. F., Strauman, T. J., Skolaski, R. L., Oreland, K. M., Mattek, P.
W., McNeel, J. (1993). Effects of motivationally significant stimuli on the regulation of
dominant responses. Journal of Personality and Social Psychology. 65(1). 165-175.
doi:http://dx.doi.org/10.1037/0022-3514.65.1.165
Townsend, M.C., (2011). Nursing Diagnoses in Psychiatric Nursing: Care Plans and
Psychotropic Medications (8th ed). Philadelphia: F.A Davis Company.
Definisi
Memanfaatkan kekuatan keluarga untuk mempengaruhi kesehatan pasien secara positif
Tindakan
Observasi
- ldentifikasi kekuatan dan sumber daya di dalam keluarga dan masyarakat
- Identifikasi kesiapan dan kernampuan anggota keluarga untuk belajar
- Identifikasi keterbatasan, kemajuan, dan implikasi perawatan
Terapeutik
- Jadilah pendengar yang baik untuk anggota keluarga
- Bina hubungan saling percaya dengan anggota keluarga
- Buat keputusan rencana perawatan bersama anggota keluarga
- Dukung kegiatan keluarga dalam mempromosikan kesehatan atau pengelolaan kondisi
- Libatkan anggota keluarga untuk mengidentifikasi layanan kesehatan dan sumber daya
masyarakat
Edukasi
- Berikan informasi kesehatan kepada keluarga, sesuai kebutuhan
Kolaborasi
- Rujuk anggota keluarga pada dukungan kelompok, jika perlu
Referensi
Deatrick, J. A. (2006). Family Partnerships in Nursing Care. In M. Craft. Rosenberg & M.
Krajieck (Eds), Nursing Excellence For Children & Families. New York: Springer
Friedman, M. M., Bowden, V. R., Jones, E. G. (2010). Family Nursing: Research, Theory
and Practice. (Fifth Edition). New Jarsey. Prentice Hall
Definisi
Mengubah pengembangan atau peningkatan keterampilan sosial interpersonal.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan sosial
- Identifikasi fokus pelatihan keterampilan sosial
Terapeutik
- Motivasi untuk borlatih keterampilan sosial
- Beri umpan balik positif (mis. pujian atau penghargaan) terhadap kemampuan sosialisasi
- Libatkan keluarga selama latihan keterampilan sosial, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial
- Jelaskan respons dan konsekuensi keterampllan sosial
- Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat masalah yang dialami
- Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi
- Edukasi keluarga untuk dukungan ketrampilan sosial
- Latih keterampilan sosial secara bertahap
Referensi
Angeiico, A. P, Crippa, J. A d. S., & Loureiro, S. R. (2013) Social anxiety disorder and social
skills: A critical review of the literature. International Journal of Behavioral Consultation and
Therapy, 7(4), 16-23. doi:http://dx.dol.org/10.1037/h0100961
Shelton, A L., Clements-Stephens, A., Lam, W. Y., Pak, D. M., & Murray, A. J. (2012).
Should social savvy equal good spatial skills? the interaction of social skills with epatial
perspective taking, Joumal of Experimental Psychology. General, 141(2), 199-205.
doi:http://ox.doi.org/10.1037/a0024817.
Townsend, M. (2014), Psychiatric Nursing :Assessment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Referensi
Definisi
Melaporkan secara tertulis dan lisan tentang kejadian apapun dalam proses perawatan pasien
yang tidak sesuai dengan hasil (outcome) pasien
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kejadian (mis, pasien jatuh; reaksi transfusi darah, kerusakan peralatan)
- Periksa dampak insiden terhadap kondisi pasien
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erd's Fundamentals of
Nursing (10" ed.). USA:
Pearson Education.
Kingston, M. J., Evans, S. M., Smith, B. J., & Berry, J. G. (2004). Attitudes of doctors
and nurses towards
incident reporting: a qualitative analysis. Medical Journal of Australia, 181(1),
36-39.
Shojania, K. G. (2008). The frustrating case of incident-reporting systems. BMJ
Quality & Safety, 17(6), 400-
402.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3a ed.),
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pelaporan Status Kesehatan I.14523
Definisi
mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan atau perawatan pasien yang telah di lakukan
pada periode tertentu
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Definisi
Tindakan
Observasi
- -Periksa keluhan utama, riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik saat masuk
- identifikasi sumber pembiayaan finansial saat masuk, jika perlu
- Identifikasi riwayat psikososial, jika perlu
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Pearson Education,
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).
UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Wikinson, J. M., Treas, L. &., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3d ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
1. PEMANTAUAN ELEKTROLIT (240)
Definisi :
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait regulasi keseimbangan elektrolit
Tindakan
Observasi
- dentifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
- Monitor kadar elektrolit serum
- Monitor mual, muntah, diare
- Monitor kehilangan cairan, jika perlu
- Monitor tanda dan gejala hipokalemia (mis. Kelemahan otot, interval QT
memanjang, gelombang T datar atau terbalik, depresi segmen ST, Gelombang U,
kelelahan, paresthesia, penurunan refleks, Anoreksia, Konstipasi, Motilitas usus
menurun, pusing, depresi pernapasan)
- Monitor tanda dan gejala hiperkalemia (mis. Peka rangsangan, gelisah, mual,
muntah,takikardia mengarah ke bradikardia, fibrilasi/takikardia ventrikel,
Gelombang T, Gelombang P datar, kompleks QRS tumpul, blok jantung
mengarah asistol)
- Monitor tanda dan gejalah hyponatremia (mis. Disorientasi, otot berkedut, sakit
kepala, membrane mukosa mengering, hipotensi postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)
- Monitor tanda gejala hypernatremia (mis. Haus, demam, mual, muntah,
gelisah,peka rangsangan, membrane mukossa mongering, takikarkdia, hipotensi,
letargi, konfusi, kejang)
- Monitor tanda dan gejala hipokalsemia (mis. Peka rangsangan, tanda Chostek
[spasme otot wajah]. Tanda Trousseau [spasme karpal], kram otot, interval QT
memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hiperkalsernia (mis. Nyeri tulang, haus, anoreksi,
letargia, kelemahan otot, segmen QT memendek, gelombang T lebar, komplek
QRS lebar, interval PR memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hipomagsernia (.mis. depresi pernapasan, apatis, tanda
Chvostek, tanda Trousseau, konfusi, disritmia)
- Monitor tanda dan gejala hipermagsernia (mis. Kelemahan otot, hiporefleks,
bradikardia, depresi SSP, letargi, koma, depresi).
Terapeutik
- Alur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
REFERENSI
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3 th ed.). New York:
McGraw-Hill Education ENA (2007). Emergency Nursing Core curriculum (6th ed).
USA: Sauders elservier.
Hinkle, C. (2011). E lectroliyte disorders in the cardiac patient. Critical Care Nursing
Clinics of North America,23(4), 635-643.
Walker,M. D. (2016). Fluid and electrolyte imbalances: interpretation and assessment.
Journal of Infusion Nursing: The Office Publication of the infusion Nurses
Society,39(6),382-368.
2. PEMANTAUAN ELEKTROLIT FETAL (241)
Definisi:
Mengumpulkan dan menganalisis data denyut jantung janin terhadap gerakan,
rangsangan eksternal, atau kontraksi uterus.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat kehamilan dan faktor risiko medis yang memerlukan
pemeriksaan janin.
- Identifikasi pengetahuan ibu tentang tujuan pemeriksaan kehamilan
- Identifikasi asupan oral, termasuk diet, merokok, dan penggunaan obat.
- Periksa tanda-tanda vital ibu
Terapeutik
- Lakukan maneuver leopard
- Pasang tokotransduser dengan tepat untuk mengamati frekuensi, durasi, dan
kekuatan kontaksi uterus
- Berikan rangsangan vibroakustik, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan elektrolit fetal
- Jelaskan tanda denyut jantung normal janin
- Informasikan hasil pemeriksaan
- Informasikan jadwal pemeriksaan kehamilan berikutnya
Referensi
Alden, K. R., Lowdemilk, D.L.,Cashion,M. C., & Perry,S. E.(2013). Maternity and
Women’s Health Care E-Book. Elsevier Health Sciences.
Sunitha, C., Rao, P. S.,Prajwal, S., & Bath, R.K. (2017).Correlation of intra partum
electrolic fatal monitoring with neonatal outcome. International Journal of
reproduction, Contraception, Obstrectic and Gynecology, 6(6),2174-2179.
Sovio, U., White, I. R., Dacey, A.,Pasupathy, D., & Smith ,G. C. (2005). Screening
for fetal growth restriction with universal third trimester ultrasonography in nulli
paraous women in the pregnancy Outcame Prediction (POP) study a prospective
cohort study. The Lancet, 386 (10008), 2089-2097
3. PEMANTAUAN HASIL LABORATORIUM (242)
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data-data hasil laboratorium
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
- Monitor hasil laboratorium yang diperlukan
- Periksa kesesuaian hasil laboratorium dengan penampilan klinis pasien
Terapeutik
- Ambil sempel darah/sputum/pus/jaringan atau lainnya sesuai protocol
- Interpretasikan hasil pemeriksaan laboratorium
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter jika hasil laboratorium memerlukan intevensi media
Referensi
Berman, A,Snyder , S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of
Nursing (10th ed.). USA : Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of clinical Nursing Procedures (9th ed).
UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St. Louis :
Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett. K. Smith M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3rd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
4. PEMANTAUAN HEMODINAMIK INVASIF
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data parameter tekanan,aliran dan oksigenasi darah
melalui perangkat yang dinsersikan melalui keteter arteri,arteri pulmonal atau vena
sentraluntuk menilai fungsi dan respon kardiovaskuler.
Tindakan
Observasi
- Monitor frekuensi dan iramam jantung
- Monitor TDR,TOD,MAP,tekanan vena sentral, tekanan arteri pulmonal,tekaknan
baji arteri paru
- Monitor curah jantung dan indeks jantung
- Monitor bentuk gelombang hemodinamik
- Monitor perfusi distal pada sisi insersi setiap 4 jam
- Monitor tanda tanda infeksi dan perdarahan pada sisi insersi
- Monitor tanda tanda komplikasi akibat pemasangan selang (mis. Pneumotoraks,
selang tertekuk, embolisme udara)
Terapeutik
- Damping pasien saat pemasangan dan pelepasan kateter jalur hemodinamik
- Lakukan tes Allen untuk menilai kolateral ulnaris sebelum kanulasi pada arteri
radialis
- Konfirmasi ketepatan posisi selang terangkai dan terpasang dengan tepat
- Konfirmasi ketepatan posisi selang dengan pemeriksaan x-ray,jika perlu
- Posisikan transduser pada atrium kanan (aksis flesbostatik) setiap 4-12 jam untuk
paru ( PAWP)
- Ganti gelang dan cairan infus setiap 24-72 jam, sesuai protokol
- Ganti balutan pada area insersi dengan tegnik steril
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
- Anjurkan membatasi gerak/aktivitas selama keteter terpasang
Referensi
Burns, S. M. (2014).AACN Essentials of Critical Care Nursing ( 3 th ed.). new York :
McGraw-Hill Education.
Elliot,D.,Aitken, L., & Chaboyer, W. (2012). ACCN’s Critical Care Nursing (2nd ed.).
Australia : Mosby Elsevier.
Jerman, H. (2007).invasive haemodynamic monitoring: the role of emergency nurses
in helping to provide critical care. Emergency Nurse, 15(1),20-23
Lavdaniti, M. (2008). Invasive and non-invasive methods for cardiac output
measurement. Internasional Journal of Caring Sciences, 1 (3), 112-117.
Scales, K., & Fernandes, T. (2010). Central venous pressure monitoring in clinical
practice. Nursing Standard (through 2013),24 (29),49-55.
Nama : Tsania Brillianty
NIM : J210194240
Referensi :
CHSE, S.F.B.R.,& C-EFM, O.B.(2015). Simulated Electronic Fetal Monitoring Device for Childbirth Educatio,
International Journal of Childbirth Education, 30(3),17.
Fetal Monitoring during Labor Ingamer Ingernarson Department of Obstetrics and Gynaecology, Luns
University Hospital, L und, Swedan Neonatology 2009;95:342-346 D OI: 10.11591000209290 Published
online: June 4, 2009
Heelan, L (2013) Fetal Monitoring : creating a culture of safety with informate coice. The journal of perinatal
education, 22(3),156
Pemantauan Neonatus
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data neonatus dan melakukan monitoring kondisi neonatus.
Tindakan :
1. Observasi
Identifikasi status kesehatan neonatus
Monitoring kesadaran atau status neurologis, cardiovaskuler, pernafasan, suhu,
warna kulit/ SpO2 dengan menggunakan formulir newborn early warning
system (NEWS)
Monitor pertumbuhan neonatus
Monitor perkembangan neonatus
Identifikasi adanya tanda tanda kekerasan, pengabaian pada neonatus
2. Teraupetik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi neonatus
Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan kepada orang tua
Informasikan hasil pemantauan kepada orang tua, Jika perlu
Referensi :
Roland, Madar, & Conolly (2010): The Newborn Early Warning (NEW) System: Development of an at risk
infant intervention system, Infant, 6(4):116-20
Hockenberry, M.J. and Wilson, D.(2014), Wong’s Nursing Care of Infants and Children, St. Loius: Mosby
Elsevier
Wilkinson, J, M, Treas, L.S., Barnott, K. & Smith, M.H. (2016): Fundamentals of Nursing (3 rd ed) Philadelphia:
F.A. Davis Company
Pemantauan Neorologis
Definisi
Mengumpumpulkan dan menganalisis data untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi
neorologis
Tindakan :
1. Observasi
Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaktivitas pupil
Monitor tingkat kesadaran ( misal menggunakan skala karena Glasgow)
Monitor tingkat orientasi
Monitor ingatan terakhir, rentang perhatian, memori masa lalu, mood, dan
perilaku
Monitor tanda-tanda vital
Monitor status: analisa gas darah, oksimetri nadi, kedalaman napas, pola
nafas, dan usaha nafas
Monitor parameter hemodinamika invasif, jika perlu
Referensi :
Doughanty L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.) UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust
Lewis, S. L, Dikson, S. R., Heikemper, H. M. Bucher, L & Harding. M. M. (2014). Medical surgical-nursing:
Assesament and management of clinical problems (9th ed.). SL Louis, Misouri: Mosby Elseviler
Perry, AG & Potter, P. A. (2014), Nursing Skils & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier
Wikinson, J. M. Treas, L S. Barnett, K & Smith, M. H. (2016) Fundamentals of Nursing (3th ed)Philadelphia:
F.A. Davis Company
Pemantauan Nutrisi
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan asupan dan status gizi
Tindakan :
1. Observasi
Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi ( misal pengetahuan
ketersediaan makanan, agama atau kepercayaan, budaya, mengunyah tidak
adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau pasca operasi)
Identifikasi perubahan berat badan
Identifikasi kelainan pada kulit ( misal memar yang berlebihan, luka yang
sulit sembuh, dan pendarahan)
Kelainan pada rambut ( misal kering, tipis, kasar dan mudah patah)
Identifikasi pola makan ( misal kesukaan atau tidak kesukaan makanan,
konsumsi makanan cepat saji, makan terburu-buru)
Identifikasi kelainan pada kuku ( misal berbentuk sendok, retak, mudah
patah, dan bergerigi)
Identifikasi kemampuan menelan ( misal fungsi motorik wajah, refleks
menelan, dan refleks gigi)
Identifikasi kelainan rongga mulut ( misal peradangan, gusi berdarah, bibir
kering dan retak, luka)
Identifikasi kelainan eliminasi ( misal diare, darah, lendir, dan eliminasi
yang tidak teratur)
Monitor mual dan muntah
Monitor asupan oral
Monitor warna konjungtiva
Monitor hasil laboratorium ( kadar kolesterol albumin serum, transferin,
Kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan elektrolit darah)
2. Teraupetik
Timbang berat badan
Ukur antropometrik komposisi tubuh ( misal indeks massa tubuh,
pengukuran pinggang, dan ukuran lipatan kulit)
Hitung perubahan berat badan
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, Jika perlu
Referensi :
Berman, A. Snydor, S. & Fradsen, G. (2016) Kozier & Erb's Fundemantals of Nuring (10th ed) USA : Pearson
Education
Dougherty L & Lister, S. (2015) Manual of Clinical Nursing Procedure (9th ed) UK The Royal Marsden NHS
Foundation Trust
Peery. AG & Potter, P. A (2014) Nursing Skills & Procedures (8th ed) St Louis Mosby Elsevier
Wakinson, J M. Treas, L S, Barrnet.K & Smih, M. H. (2016) Fundamental of Nuring (3rd ed) Philadelphia: F.
A. Davis Company
NIM : J210160038
Kelas : 1A
1. Pemantauan nyeri
a. Definisi :
Mengumpulkan dan menganalisis nyeri
b. Tindakan :
Observasi
Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
Monitor kualitas nyeri (mis, terasa tajam, tumpul, diremas-remas, ditimpa badan berat)
Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Teraupik
Edukasi
2. Pemantauan Respirasi
a. Definisi :
Mengumpu;kan dan menganalisis data untuk memastikan kepatenan jalan nafas dan keafektifan
pertukaran gas
b. Tindakan :
Obserfasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
Monitor pola nafas. (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-Stroke,
Biot, Staksik
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produk sputum
Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Palpasi kesimetrisan ekspasi paru
Auskultasi bunyi nafas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil X-ray toraks
Terapeutik
Edukasi
Tersapeutik
Edukasi
Terapeutik
Edukasi
Pasang alat pengaman (mis. Pengekang, pagar tempat tidur, pintu dengan kunci)
untuk membatasi mobilitas mobilitas fisik atau akses pada situasi yang
membahaykan, sesuai kebutuhan
Dampingi selama kegiatan di luar ruang rawat, jika perlu
Berikan tempat tidur yang rendah dan alat-alat bantaun (mis. Tangga tempat tidur,
alat penyangga), jika perlu
Berikan perabot dalam ruangan yang tidak mudah jatuh
Berikan alat untuk memanggil perawat
Respons setiap panggilan dengan segera
Edukasi
Pemberian Analgesik
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit
Tindakan
Observasi
Pasang alat pengaman (mis. Pengekang, pagar tempat tidur, pintu dengan kunci)
untuk membatasi mobilitas mobilitas fisik atau akses pada situasi yang
membahaykan, sesuai kebutuhan
Dampingi selama kegiatan di luar ruang rawat, jika perlu
Berikan tempat tidur yang rendah dan alat-alat bantaun (mis. Tangga tempat tidur,
alat penyangga), jika perlu
Berikan perabot dalam ruangan yang tidak mudah jatuh
Berikan alat untuk memanggil perawat
Respons setiap panggilan dengan segera
Edukasi
Tindakan
Observasi
Identifikasi riwayat penggunaan anastesi (kondisi fisik, respon alergi dan
kontraindikasi obat atau teknik anastesi spesifik)
Periksa keamanan pada semua peralatan anastesi sebelum anastesi diberikan
Monitor tanda vital sepanjang fase anastesi
Terapeutik
Dapatkan persetujuan tindakan (informed consent)
Pastikan ketersediaan peralatan darurat dan resusitasi yang penting
Pindahkan dari brankar ke meja operasi
Atur posisi untuk mencegah kerusakan saraf perifer
Pastikan keamanan dan keselamatan selama fase anastesi
Pertahankan kepatenan jalan napas yang adekuat selama fase anastesi
Pindahkan ke unit perawatan intensif
Berikan laporan yang komprehensif kepada staf perawat ruangan saat dipindahkan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur anastesi
Informasikan target yang diharapkan dari pemberian anastesi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anastesi, sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian obat dan cairan preanestik, sesuai indikasi
Konsultasikan hasil diagnostik dan laboratorium, berdasarkan status kesehatan dan
rencana operasi
Kolaborasi pemberian obat dan/atau cairan tambahan untuk menjaga homeostasis
fisiologis, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedurs (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Pemberian Enema
I.04158
Definisi
Memberikan larutan ke saluran gastrointestinal bagian bawah
Tindakan
Observasi
Identifikasi alasan pemberian enema (mis. pembersihan gastrointestinal, pemberian
obat, pengurangan distensi)
Identifikasi kontraindikasi enema (mis. glaukoma dan peningkatan tekanan
intrakranial)
Monitor karakter kotoran dan larutan (mis. warna, jumlah, dan penampilan)
Monitor respon terhadap prosedur termasuk tanda-tanda intoleransi (mis. pendarahan
dubur, distensi, sakit perut, palpitasi, diaphoresis, pucat, dan sesak napas, diare,
konstipasi, dan impaksi)
Terapeutik
Berikan privasi
Berikan posisi yang tepat (posisi Sims’ untuk orang dewasa dan dorsal rekumben
untuk anak-anak)
Berikan perlak di bawah pinggul dan bokong
Berikan selimut mandi dan buka hanya area rectum
Berikan suhu hangat pada larutan irigasi
Atur ketinggian tabung enema 30-45 cm (untuk enema tinggi), 30 cm (untuk enema
reguler), 7.5 cm (untuk enema rendah)
Masukkan ujung selang yang telah diberi pelumas ke dalam rectum, sedalam 7.5 – 10
cm (dewasa), 7.5 – 10 cm (remaja), 5 – 7.5 cm (anak), 2.5 – 3.75 cm (bayi)
Masukkan cairan enema
Minta pasien menahan cairan selama 2 – 10 menit
Fasilitasi membersihkan perineum
Edukasi
Jelaskan prosedur pada pasien atau keluarga, sensasi yang diharapkan selama dan
sesudah prosedur (mis. distensi dan dorongan untuk buang air besar)
Anjurkan menarim napas dalam sebelum cairan dimasukkan
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedurs (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3 th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pemberian Kesaksian
I.13485
Definisi
Memberikan keterangan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan terkait
pelayanan keperawatan.
Tindakan
Observasi
Identifikasi surat pemanggilan dilakukan oleh penyelidik/penyidik dari
Kepolisian/Kejaksaan/KPK/Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)/Pengadilan
Identifikasi surat pemanggilan ditujukan kepada pimpinan (bagi perawat yang masih
aktif)
Identifikasi surat pemanggilan diteruskan kepada yang bersangkutan (bagi perawat
yang telah pensiun)
Identifikasi dalam surat pemanggilan terdapat pasal dugaan tindak pidana yang
disangkakan
Terapeutik
Kumpulkan informasi terkait duduk perkara
Siapkan identitas diri
Siapkan kronologis permasalahan
Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
Ikuti gelar perkara
Penuhi pemanggilan sebelum dilakukan pemanggilan paksa (jika telah dipanggil
secara patut dua kali berturut-turut namun tidak hadir tanpa alasan yang sah)
Minta surat tugas atau surat perjalanan dinas, jika perlu
Kolaborasi
Koordinasikan dengan penyidik jika surat pemanggilan tidak mencamtukan pasal
dugaan tindak pidana yang disangkakan
Referensi
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (Wetboek van Strafrecht Stbl. 1915 Nomor 732)
sebagaimana telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang
Peraturan Hukum Pidana;
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3209);
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4168);
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4401);
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4635)
Tindakan
Observasi
Monitor pernapasan bayi
Monitor tanda vital dan perdarahan setelah melahirkan
Terapeutik
Berikan ibu kesempatan untuk rawat gabung (rooming in)
Fasilitasi ibu untuk posisi semi Fowler
Fasilitasi ibu menemukan posisi yang nyaman
Buka pakaian bagian atas ibu
Hindari membersihkan dada ibu dari keringat
Buka pakaian bayi, kenakan popok dan topi bayi
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap langsung di antara payudara ibu
Berikan kehangatan dengan menyelimuti punggung bayi dan kenakan topi
Berikan waktu kepada bayi apabila kegiatan menyusu dimulai
Berikan kesempatan ibu untuk memposisikan dan menggendong bayi dengan benar
Pindahkan bayi setelah bayi selesai menyusu dengan melepas sendiri puting ibu
Letakkan bayi disamping ibu atau tempat tidur bayi di samping tempat tidur ibu,
sehingga memudahkan memulai lagi kegiatan menyusui
Edukasi
Anjurkan memberi kesempatan bayi sampai lebih dari 1 jam atau sampai bayi
menunjukkan tanda-tanda siap menyusu
Referensi
Gouchon, S., Gregori, D., Picotto, A., Patrucco, G., Nangeroni, M., & Di Giulio, P. (2010).
Skin-to-skin contact after cesarean delivery: an experimental study. Nursing research, 59(2),
78-84.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier
Health Sciences.
Stevens, J., Schmied, V., Bums, E., & Dahlen, H. (2014). Immediate or early skin-to-skin
contact after a Caesarean section: a review of the literature. Maternal & child nutrition,
10(4), 456-473.
Pemberian Makanan
I.03125
Definisi
Memberikan asupan nutrisi melalui oral kepada pasien yang tidak mampu makan secara mandiri.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan (mis. simpan urinal, pispot, agar
tidak terlihat)
- Berikan posisi duduk atau semi Fowler saat makan
Edukasi
- Anjurkan orang tua atau keluarga membantu memberi makan kepada pasien
Kolaborasi
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Observasi
- Periksa posisi nasogastric tube (NGT) dengan memeriksa residu lambung atau mengauskultasi
hembusan udara
- Monitor residu lambung tiap 4-6 jam selama 24 jam pertama, kemudian tiap 8 jam selama
pemberian makan via enteral, jika perlu
- Monitor pola buang air besar setiap 4-8 jam, jika perlu
Terapeutik
- Peluk dan bicara dengan bayi selama diberikan makan untuk menstimulasi aktivitas makan
- Irigasi selang dengan 30 ml air setiap 4-6 jam selama pemberian makan dan setelah pemberian
makan intermiten
- Hindari pemberian makanan lewat selang 1 jam sebelum prosedur atau pemindahan pasien
- Hindari pemberian makanan jika residu lebih dari 150 cc atau lebih dari 110%-120% dari jumlah
makanan tiap jam
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Memberikan nutrisi melalui pembuluh darah vena baik sentral (untuk nutrisi parenteral total) atau
vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial) pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
nutrisinya melalui oral atau enteral.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi terapi yang diberikan sesuai untuk usia, kondisi, dosis, kecepatan, dan rute
- Monitor nilai laboratorium (mis. BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit, faal hepar)
Terapeutik
- Berikan label pada wadah makanan parenteral dengan tanggal, waktu, dan inisial perawat
- Hindari pengambilan sampel darah dan pemberian obat pada selang nutrisi parenteral
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pemberian Obat
I.02062
Definisi
Tindakan
Observasi
- Monitor tanda vital dan tanda laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
- Monitor efek terapeutik obat
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian
Referensi
Berman, A., Synder, S & Fradsen, G. (2016). Kozier dan Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedure (8th ed.). St. Louis : Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Farah Fadhila
J210200005 (5)
1A
258 – 260
PEMBERIAN OBAT INHALASI (I.01015)
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis berupa spray (semprotan) aerosol,uap atau
bubuk halus untuk mendapatkan efek lokal atau sistemik.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat.
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi.
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat.
- Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
- Monitor efek terapeutik obat.
- Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat.
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Kocok inhaler selama 2-3 detik sebelum digunakan
- Lepaskan penutup inhaler dan pegang terbalik
- Posisikan inhaler di dalam mulut mengarah ke tenggorokan dengan bibir ditutup rapat
Edukasi
- Anjurkan bernafas lambat dan dalam selama penggunaan nebulizer
- Anjurkan menahan nafas salama 10 detik
- Anjurkan ekspirasi lambat melalui hidung atau dengan bibir mengkerut
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping obat
- Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat.
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA:Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA:Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA:Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat
- Monitor reaksi obat yang diharapkan dan tidak diharapkan
- Monitor tanda dan gejala ekstravasasi cairan atai obat, infeksi atau emboli lemak
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Tentukan jenis dan ukuran jarum serta stylet yang benar sesuai kebutuhan
- Siapkan dosis dari ampul atau vial dengan benar
- Imobilisasikan ekstermitas
- Fasilitasi insersi akses instraoseus
- Fiksasi akses instraoseus dengan balutan dan plester
- Aspirasi akses instraoseus sebelum menyuntikkan obat untuk memastikan ketepatan
posisi ujung jarum sesuai protokol
- Sambungkan selang dengan jarum dan alirkan dengan gravitasi atau tekanan, sesuai
kecepatan aliran yang diperlukan
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, metode pemberian, efek yang diharapkan dan
efek samping sebelum pemberian
261
Referensi
Barman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentale of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Polter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat
- Periksa kecepatan tetesan untuk mengetahui ketepatan terapi
- Monitor tanda-tanda vital dan status neurologi
- Monitor fungsi motorik dan sensorik
- Monitor kebersihan lokasi insersi kateter epidural atau intratekal
- Monitor tanda-tanda infeksi pada lokasi insersi kateter epidural atau intratekal
- Monitor tanda-tanda infeksi sistem saraf pusat (mis, demam, perubahan tingkat
kesadaran, mual, dan muntah)
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Pertahankan teknik aseptik
- Aspirasi cairan spinal serebral sebelum memberikan obat
- Tandai tubing sebagai intratekal atau epidural
- Suntikkan obat secara perlahan sesuai dengan langkah prosedur
- Fiksasi kateter yang diamankan ke kulit
- Fiksasi semua sambungan selang
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tim medis jika lokasi insersi tampak tanda infeksi
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Barman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentale of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Polter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat
- Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
- Monitor efek terapeutik obat
- Monitor efek samping, foksisitas, dan interaksi obat
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
- Campurkan obat ke dalam kantung, botol, atau buret, sesuai kebutuhan
- Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
- Tempelkan label keterangan nama obat dan dosis pada wadah cairan IV
- Gunakan mesin pompa untuk pemberian obat secara kontinu, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
- Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat
Referensi
Barman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentale of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Polter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat
- Monitor efek terapeutik obat
- Monitor efek local, efek sisternik dan efek samping obat
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Cuci tanagn dan pasang sarung tanagn
- Bersihkan kulit dan hilangkan obat sebelumnya
- Oleskan agen topikal pada kulit yang tidak mengalami luka, iritasi atau sensitif
- Hindari terpapar sinar ultra violet pada kulit yang mendapat obat topical
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
- Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat
- Ajarkan teknik pemberian obat secara mandiri, jika perlu
Referensi
Barman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentale of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Polter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pemberian Obat Topikal
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis ke permukaan kulit.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
-Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
-Periksa tanggal kadaluwarsa obat
-Monitor efek teraupetik obat
-Monitor efek lokal efek sistemik dan efek samping obat
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Cuci tangan dan pasang sarung tangan
-Berikan privasi
-Bersihkan kulit
-Oleskan obat topikal pada kulit atau selaput lendir yang utuh (kecuali penggunaan obat
untuk mengobati lesi).
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
-Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat secara mandiri
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education.
Dougherty, L.& Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G.& Potler, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier.
Wilkinston, J. M., Treas, L. S., Barnett, K.& Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed). Philadelphi: F. A. Davis Company.
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education.
Dougherty, L.& Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G.& Potler, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier.
Wilkinston, J. M., Treas, L. S., Barnett, K.& Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed). Philadelphi: F. A. Davis Company.
Referensi
Ajello –Laws, L. & Rutledge, D. N., (2007). Management of Adult Patients Receiving
Intraventricular Chemotherapy for the Tretment of Leptomenimgeal Metastsis. Clinical
Journal of Oncology Nursing, 12(3), pp.429-435.
Bajaj, M., Lulic –Botica, M. & Natarajan, G., 2012. Evaluation of cerebrospinal fluid
parameters in preterm infants with intraventricular reservoirs. Journal of
Perinatology, 32(10), 786-790.
Cohen-pfeffer, J.L. et al., 2017. Intracerebroventricular Delivery as a Safe, Long-Term Route of Drug
Administration. Pediatric Neurology, 67,23-35.
http://dx.doi.org/10.1016/j.pediatrneurol.2016.10.022.
Gabay,M.P. et al,., 2012. Intra-CSF administration og chemotetherapy medications. Cancer
Chemotherapy and Pharmacology, 70(1), 1-15.
Groothuls , K.E. & Levy, R.M., 2009 . Chapter 37 – intracerebroventricular Opioid Administration
for Chronic Pain A2 – Krames, Eliiot S. In P.H. Peckham & A.R.B.T.-N. Rezai, eds, San
Diego: Academic Press 491-496.
https://www.sciencedirect.com/science/article /pii/B9780123742483000380.
Pembidaian
Definisi
Menstabilisasi, mengimobilisasi, dan memproteksi bagian tubuh yang sederhana dengan
menggunakan penopang.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kebutuhan dilakukan pembidaian (mis. fraktur, dislokasi )
-Monitor bagian distal area cedera (mis. pulsasi nadi, pengikisan kapiler, gerakan motorik
dan sensasi ) pada bagian tubuh yang cedera
-Monitor adanya pendarahan pada area cedera
-Identifikasi material bidai yang sesuai (mis. lurus dan keras, panjang bidai yang melewati
dua sendi )
Terapeutik
-Tutup luka terbuka dengan balutan
-Atasi pendarahan sebelum bidai dipasang
-Minimalkan pergerakan, terutama pada bagian yang cedera
-Berikan bantalan (padding) pada bidai
-Imobilisasi sendi di atas dan di bawah area cedera
-Topang kaki menggunakan penyangga kaki (footboard), jika tersedia
-Tempatkan ekstremitas yang cedera dalam posisi fungsional, Jika memungkinkan
-Pasang bidai pada posisi tubuh seperti saat ditemukan
-Gunakan kedua tangan untuk menopang area cedera
-Gunakan kain gendongan (sling) secara tepat
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur sebelum pemasangan bidai
-Jelaskan tanda dan gejala sindrom kompartemen (5P: pulseless, parestesia, paln,
paralisys, palor)
-Anjurkan membatasi gerak pada area cedera
Referensi
Clarke, S. & Santy-Tomlinson, J. (2014). Orthopaedic and Trauma Nursing, an Evidence-
Based Approach to musculoskeletal Care. UK : Wiley-Blackwell.
Cole, E.(2009). Trauma Care, Essential Clinical Skill for Nursing. UK: Wiley-Blackwell.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8th ed). USA: Jones
& Barlett Learning.
Graves, I., & Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre-Hospital Care. New York : Oxford
University Press.
Terapeutik
- Cegah kekurangan nutrisi dan obesitas selama usia reproduksi
- Cegah konsumsi, alcohol, rokok dan obat-obatan
- Cegah terpapar dan lingkungan radiasi dan kimiawi
- Diskusikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesuburan (mis. Usia, nutrisi, BB,
PMS)
- Diskusikan manfaat dan dampak alat kontrasepsi yang akan/telah digunakan untuk
kesuburan yang akan datang
Edukasi
- Anjurkan merencanakan kehamilan kurang dari 35 tahun
- Ajarkan pencegahan penyakit menular seksual
- Anjurkan menghindari IUD untuk menunda kehamilan pertama
- Anjurkan melakukan pemeriksaan dan pengobatan sejak dini jika memiliki riwayat
pada masalah kesuburan
Kolaborasi
- Rujuk untuk pemeriksaan masalah kesehatan yang dapat berdampak pada kesuburan
(mis. amenorrhea, diabetes, endometrios, dan penyakit tiroid)
Referensi
Lassi, Z. S., Iman, A.M., Dean, S.V., & Bhutta, Z. A (2014). Preconception care : caffeine,
smoking, alcohol, drugs and other environmental chemicsl/radiation exposure. Reproductive
Health . 11(13). S6.
Lowdermilk, D.,Chapman, A., & Chasion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health
Sciences.
Mazza, D., Chapman, A., & Michie, S. (2013). Barriers to the implementasion of
preconceprion care guidelines as perceived by general practitioners: a qualitative study. BMC
health services research, 13 (1), 36.
Terapeutik
- Bandingkan daftar alat yang ada sesuai dengan standar minimum
- Ganti persediaan dan peralatan yang hilang atau sudah tidak layak pakai
- Uji coba penggunaan alat (mis. Pengaturan laringoskop dan pemeriksaan bola lampu
laringoskop)
- Pastikan defibrillator tetap terpasang dan baterainya terisi
- Uji coba mesin defibrillator sesuai dengan protocol, termasuk uji coba pelepasan
energy rendah (kurang dari 200 joule)
- Bersihkan setelah digunakan
- Pastikan alat dalam kondisi aman
Referensi
Boron , S.W. (2015). Checklists for Hazardous Materials Emergency Preparedness.
Emergency Medicine Clicice of North America, 33(1), .213-232.
Keijzer, W.W., Agha, R.A. & Grelg, A (2017).WHO safer Surgery checklists compliance
amongst paediatric emergency plastic surgery patients in an UK hospital. Annals of Medicine
and Surgery, 21, pp. 49-52.
Mavalankar, D. et al (2004). Managing equipment for emergency obstetric care in rural
hospitals, International Journal of Gynecology & Obstetrics, 87(1). 88-97.
Nyfhus, H.B. & Kamara, M.M. (2017). Quality improvement in emergency service delivery,
Assesment of knowledge and skills amongst emergency nurses at Conneught Hospital, Sierra
Leone. African Journal of Emergency Medicine, 7(3), 113-117.
Pollack, C. V. et al(2006). Application of the TIMI Risk Score for Unstable Angina and Non-
ST Elevation Acute Coronary Syndrome to an Unselected Emergency Department Chest Pain
Population. Academic Emergency Medicine, 13(1), 13-18.
Terapeutik
- Atur posisi yang nyaman untuk pemeriksaan dan jaga privasi
- Lakukan pemeriksaan pada posisi supine
- Minta melepaskan pakaian atas
- Minta menggunakan empat posisi saat dilakukan inspeksi payudara, kedua lengan
pada samping tubuh, kedua tangan diletakkan pada pinggang sambil bahu bagian
depan dicondongkan ke depan sehingga posisi payudara terlihat menggantung, kedua
tangan di belakang kepala dengan siku dilipat
- Catat jumlah, ukuran, lokasi , konsistensi, dan pergerakan nodus
- Tempatkan gulungan handuk atau bantal kecil dibawah pundak dan letakkan tangan
bawah kepala di bawah kepala
- Lakukan pemeriksaan dengan gerakan memutar dan menekan jaringan payudara
melawan dinding dada
- Periksa empat kuadran payudara sampai ke pangkal payudara dan ulangi pada
payudara yang lainnya
- Catat adanya massa (min. lokasi, ukuran, pergerakan, konsistensi)
- Catat kesimetrisan payudara (mis. Perbedaan bentuk, ukuran, puting, kerutan atau
lekukan pada kulit)
Edukasi
- Jelaskan prosedur sebelum pemeriksaan dilakukan
- Ajarkan melakukan pemeriksaan payudara sendiri
- Anjurkan melakukan pemeriksaan mammografi secara rutin sesuai dengan usia, faktor
risiko, dan kondisi pasien.
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L. Cashion, M.C., & Perry, S. E. (2013) Maternity and
Women’s Health Care E-Book. Elsevier Health Sciences.
Feldman, J.G., Charter, A. C., Nicastri, A. D., & Hosat, S.T.(1981). Breast self-examination,
relationship to stage of breast cancer at diagnosis, Cancer, 47(11), 2740-2745
Swartz, M. H. (2014). Textbook of Physical Diagnosis E-Book: History And Examination.
Elseiver Health Sciences.
Tang, T. S., Solomon, L. J., &McCracken, L. M. (2000). Cultural barriers to Mammography,
clinical breast exam, and breast self-exam among Chineese-American Women 60 And Older,
Preventive Medicine, 31(5), 575-583
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
- Anjurkan untuk tidur nyenyak di malam hari sebelum pemeriksaan
- Anjurkan makan bergizi, satu sampai dua jam sebelum pemeriksaan (mis. Tingi
protein)
- Anjurkan menghindari makanan yang mengandung gula sebelum pemeriksaan
- Anjurkan berkemih dalam pemeriksaan
- Anjurkan rilaks selama pemeriksaan dan ikuti operator
Referensi
Boyd, M. A. (2011), Phychiatric Nursing: Contempory Practice(5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Smith, D. F.(2010). Cognitive Brain Mapping for Better or Worse. Perspectives in Biology
and Medicine, 53(3), 321-9.
Stuart, G, w. (2013). Principles and practice of phychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Miles, J., and Gilbert. (2005). A handbook of research methods for clinical and health
psychology, Oxford: Oxford Univ. Press.
Pencegahan Alergi
I.14535
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan resiko pasien mengalami reaksi alergi.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat alergi (obat, makanan, debu, udara)
- Monitor terhadap reaksi obat, makanan, lateks, transfusi darah atau produk daerah alergen
lainnya
Terapeutik
- Berikan tanda alergi pada rekam medis
- Pasang gelang tanda alergi pada lengan
- Hentikan paparan alergen
- Lakukan tes alergi sebelum pemberian obat
Edukasi
- Ajarkan menghindari dan mencegah paparan alergen
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam pencegahan alergi (mis. dokter, ahli gizi)
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.) UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Mosbay Elsevier.
Perry, A.G & Potter, P. A.(2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pencegahan Aspirasi
I.01018
Definisi
Mengidentifikasi dan mengurangi risiko masuknya partikel makanan/cairan ke dalam paru-paru.
Tindakan
Observasi
- Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan menelan
- Monitor status pernapasan
- Monitor bunyi napas, terutama setelah makan/minum
- Periksa residu gester sebelum memberi asupan oral
- Periksa kepatenan selang nasogastric sebelum memberi asupan oral
Terapeutik
- Posisikan semi Fowler (30-45 derajat) 30 menit sebelum memberi asupan oral
- Pertahankan posisi semi Fowler (30-45 derajat) pada pasien tidak sadar
- Pertahankan kepatenan jalan napas (mis. teknik head tilt chin lift, jaw thurst, in line)
- Pertahankan pengembangan balon endotracheal tube (ETT)
- Lakukan penghisapan jalan napas, jika produksi skeret meningkat
- Sediakan suction di ruangan
- Hindari memberikan makan melalui selang gastrointestinal, jika residu banyak
- Berikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak
- Berikan obat oral dalam bentuk cair
Edukasi
- Anjurkan makan secara perlahan
- Anjurkan strategi mencegah aspirasi
- Ajarkan teknik mengunyah atau menelan, jika perlu
Referensi
Daniels S. K. et al (2016). Rapid Aspiration Screening for Suspected Stroke. Achives of Physical
Medicine and Rehabilitation. 97(9), 1440-1448
Eisenstadt, E.S.(2010). Dysphagia and Aspiration Pneumonia in older adults. Journal of the American
Academy of Nurse Practitioners, 22(1), 17-22
May, N. H. et al (2017). Pharyngeal Swallowing Mecharils Secondary to Hemispheric Stroke. Journal
of Stroke and Cerebrovaskular Dieases, 26(5), 952-961
Tindakan
Observasi
- Identifikasi gejala risiko bunuh diri, (mis. gangguan mood, halusinasi, delusi, panic,
penyalahgunaan zat, kesedihan, gangguan kepribadian)
- Identifikasi keinginan dan pikiran rencana bunuh diri
- Monitor lingkungan bebas bahaya secara rutin (mis. barang pribadi, pisau cukur, jendela)
- Monitor adanya perubahan mood atau perilaku
Terapeutik
- Libatkan dalam perencanaan perawatan mandiri
- Libatkan keluarga dalam perencanaan perewatan
- Lakukan pendekatan langsung dan tidak menghakimi saat membahas bunuh diri
- Berikan lingkungan dengan pengamanan ketat dan mudah dipantau (mis. tempat tidur dekat
dengan ruang perawat)
- Tingkatkan pengawasan pada kondisi tertentu (mis. rapat staf, pergantian shift)
- Lakukan intervensi perlindungan (mis. pembatasan area, pengekangan fisik), jika diperlukan
- Hindari diskusi berulang tentang bunuh diri sebelumnya, diskusi berorientasi pada
masasekarang dan masa depan
- Diskusikan rencana menghadapi ide bunuh diri di masa depan (mis. orang yang dihubungi, ke
mana mencari bantuan)
- Pastikan obat ditelan
Edukasi
- Anjurkan mendiskusikan perasaan yang dialami kepada oang lain
- Anjurkan menggunakan sumber pedukung (mis. layanan spiritual, penyedia layanan)
- Jelaskan tindakan pencegahan bunuh diri kepada keluarga atau orang terdekat
- Informasikan sumber daya masyarakat dan profram yang tersedia
- Latih pencegahan risiko bunuh diri (mis. latihan asertif, relaksasi otot progresif)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas, atau antipsikotik, sesuai indikasi
- Kolaborasi tindakan keselamatan kepada PPA
- Rujuk ke pelayanan mental, jika perlu
Referensi
Kaniwa, l., Kawanishi, C., Suda, A., & Hirayasu, Y. (2012). Effect of educating local government
officers and healthcare and welfare professionals in suicide prevention. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 9(3), 712-21.
Nevilla, Kathleen, PhD., R.N., & Roan, Nora M, DNP,R.N., A.P.N. (2013). Suicide In hospitalized
medical surgical patients: Exploring nurses’ attitudes. Journal of Psychosocial Nursing & Mental
Health Services, 51(1), 35-43. dol:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-20121204-01.
Rebair, A., & Hullat, l. (2017). Identifying nurses’ needs in relation to suicide awareness and
prevention. Nursing Standard (2014), 31(27), 44. doi:http://dx.doi.org/10.7748/ns.2017.e10321.
Pencegahan Cedera
I.14537
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko mengalami bahaya atau kerusakan cedera
Tindakan
Observasi
- Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera
- Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera
- Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada ekstreminitas bawah
Terapeutik
- Sediakan pencahayaan yang memadai
- Gunakan lampu tidur selama jam tidur
- Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan gawat darurat (mis. penggunaan
telepon, tempat tidur, penerangan ruangan, dan lokasi kamar mandi)
- Gunakan alas lantai jika berisiko mengalami cedera serius
- Sediakan alas kaki antiselip
- Sediakan psipot atau urinal untuk eliminasi di tempat tidur, jika perlu
- Pastikan bel panggilan atau telepon mudah dijangkau
- Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau
- Pertahankan posisi tempat tidur di posisi terendah saat digunakan
- Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda dalam kondisi terkunci
- Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan
- Pertimbangkan penggunaan alarm elektronik pribadi atau alarm sensor pada tempat tidur atau
kursi
- Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang diperlukan
-
- Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai (mis. tongkat atau alat bantu jalan)
- Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi pasien
- Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi
- Jelaskan alasan intervensi penceghan jatuh ke pasien dan keluarga
- Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA. Pearson Education.
Dougherty. L, & Lister, S. (2015). Manual of Clinic Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter. P. A (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed.). Philadelphia: F . A. Davis Company.
Definisi
Mengidentifikasikan dan menurunkan hambatan resiko aliran darah akibat embolus
(mis. Bekuan darah, udara)
Tindakan
Observasi
Periksa riwayat penyakit pasien secara rinci untuk melihat factor resiko (mis. Pasca
operasi, fraktur, kemoterapi, kehamilan, pasca persalinan, imobilisasi, kelumpuhan,
edema ekstermitas, PPOK, stroke, riwayat DVT sebelumnya)
Periksa trias Virchow (status vena, hiperkoagulabilitas dan trauma yang
mengakibatkan kerusakan intima pembuluh darah)
Monitor adanya gejala baru dari mengi, hipotesis, nyeri saat inspirasi, nyeri pleuritik
Monitor sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, CRT, warna, suhu dan adanya
rasa sakit pada ektremitas)
Terapeutik
Posisikan anggota tubuh yang beresiko emboli 20o di atas posisi jantung
Pasangkan stocking atau alat kompres pneumatic intermiten
Lepaskan stocking atau alat kompres pneumatic intermiten selama 15-20 menit
setiam 8 jam
Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
Lakukan perubahan posisi selama 2 jam
Hindari memijat atau menekan otot ektremitas
Edukasi
Anjurkan melakukan fleksi dan ekstensi kaki paling sedikit 10 kali setiap jam
Anjurkan melaporkan perdarahan yang berlebihan (mis. Mimisan yang tidak biasa,
muntah darah, urin berdarah, gusi berdarah, pendarahan pervaginam, pendarahan
menstruasi yang berat, feses berdarah, nyeri atau bengkak yang tidak biasa, warna
biru atau ungu pada jari kak, nyeri di jari kaki, bisul atau bintik putih di mulut atau
tenggorokan
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan minum obat antikoagulan sesuai dengan waktu dan dosis
Anjurkan asupan makanan yang tinggi vitamin K
Anjurkan menghindari duduk dengan kaki menyilang atau duduk lama dengan kaki
terantung.
Anjurkan melakukan tindakan pencegahan (mis. Berjalan, banyak minum, hindari
alcohol, hindari imobilisasi jangka panjang)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian trombolitik, jika perlu
Kolaborasi pemberian antikoagulan dosis rendah atau atiplateletdosis tinggi (mis.
Heparin, clopidogrel, warfarin, aspirin, dipyridamole, dekstran) jika perlu
Kolaborasi pemberian prometazin intravena dalam larutan NaCI 0,9% 25 cc -50cc
dengan aliran lambat.
Referensi
Brakenridge, S.C. et al (2011). Predictors of early visual late timing of pulmonary
embolus after traumatic injury. The Americaan Journal of Surgery, 201(2), 209-215.
Donelly, J.C. & D’alton, M.E. (2013). Pulmonary embulson in pregnancy. Seminar In
Perinatology, 37(4), 225-233. http://www.
Sciencedirect.com/science/article/pii/S0146000513000499.
Fenner, L.B. & Oliver, C. (2012). Prevention of deep vein thrombosis and pulmonary
embolus. Anaesthesia & Intensive Care Medicine, 13(12), 609-612.
Mateo, R., Dutta, S. & Jaffer, A.K. (2016). Venous thromboembolism Prevention and
Perioperatvie Management Of Anticoagulants. Hospital Medicine Clinics, 5(2), 242-267.
Ortiz-Bautista, C. et al (2015). Inoperable chronic thromboembolic pulmonary
hypertension treated with riociguat: A case studylnoperable chronic thromboembolic
pulmonary hypertension. Revista Portuguesea de Cardiologia (English Edition),
34(12),p.777.e1-777.e5.
Definisi
Mengidentifikasi dan mengurangi respon hipermetabolik terhadap agen
farmakologis yang digunakan selam operasi.
Tindakan
Observasi
Identifikasi riwayat hipertermi keganasan, gangguan otot atau demam pasca operatif
Monitor tanda-tanda vital, termasuk suhu inti badan
Monitor tanda-tanda hipertermi keganasan (mis. Hipercarbia, hipertermia,
takikardia, takipnea, asidosis metabolik, aritmia, sianosis, kulit bengkok, kekakuan
otot, keringat banyak dan tekanan darah yang tidak stabil).
Monitor nilai laboratorium (mis. Peningkatan CO2 dengan penurunan saturasi
oksigen, peningkatan kalsium serum, peningkatan potassium, asidosis metabolic,
hernaturia dan mioglobinuria)
Monitor EKG
Momitor tanda-tanda komplikasi (mis. Koagulopati, gagal ginjal, hipotermia, edema
paru, hiperkalemia, sekuel neurologis, nekrosis otot dan gejala berulang setelah
pengobatan)
Monitor haluaran urine
Terapeutik
Pasang matras pendingin di bawah badan
Berikan kompres dingin
Pasang IV dua jalur
Berikan hiperventilasi dengan oksigen 100% aliran tinggi
Minimalkan rangsangan lingkungan
Sediakan alat kegawatdaruratan
Edukasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya hipertermia maligna
Kolaborasi
Kolaborasi uji diagnostic (mis. Uji kontraktur otot, uji genetic molekuler), jika perlu
Kolaborasi penggunaan agen anestesi non nitrogen (mis. Opioid, benzodiazepine,
anestetik local, nitrous oxide dan barbiturate)
Kolaborasi pemberian intubasi jalan nafas, jika perlu
Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
Referensi
Bick, J.S. et al (2016). Malignan Hypertermia during double-lung transplantation.
Journal of Cardiothoracic and Vascular Anesthesia, 30(2), pp.443-445.
Chang, C.Y. & Scher, R.L. (2003). Malignan Hypertermia and the otolaryngologist. Ear,
Nose and Throat Journal, 82(6), 433-436.
Hommertzheim, R. & Steinke, E.E. (2006). Malignan Hypertermia-The perioperative
nurse’s role. AORN Journal, 83(1), 149-164.
Kollmann-Camaiora, A.et al (2016). Clinical protocol for the management of
Malignan Hypertermia. Revista espanola de anestesiologia y reanimacion, 64(1), pp.32-40.
Rosenberg, H. &cRueffert, H. (2011). Clinical utility gene card for: Malignan
Hypertermia. European journal of human genetics : EJHG,19(6), 1-3.
Week, M., (2013). Malignan Hypertermia ; Findings from Captain James A . Lovell
Federal Health Care Center Reveals New Findings on Malignan Hypertermia, 40(4), 1-2.
PENCEGAHAN INFEKSI I.14539
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organisme patogenik
Tindakan
Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
Jelaskan dan tanda gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Referensi
Berman, A.Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10tn ed.). USA: pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK:
The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). ST Louis:
Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3th ed.). Piladelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terjatuh akibat perubahan akibat kondisi
fisik atau psikologis.
Tindakan
Observasi
Identifikasi factor risiko jatuh (mis. Usia >65 tahun, penurunan tingkat kesadaran,
defisit kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan,
neuropati)
Identifikasi factor risiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau sesuai kebijakan
institusi
Identifikasi factor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh (mis. Lantai licin,
penerangan kurang)
Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (mis. For More Scale, Humty Dumpty
Scale), jika perlu
Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya
Terapeutik
Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
Pastika roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam kondisi terkunci
Pasang handrail tempat tidur
Atur tempat tidur mekanis pada posis terendah
Tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh ke dekat dengan pantauan perawat dari
nurse station
Gunakan alat bantu berjalan (mis. Kursi roda, walker)
Dekatkan bel pemanggil dalam dalam jangkauan pasien
Edukasi
Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk untuk berpindah
Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan tubuh
Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk meningkatkan keseimbangan saat
berdiri
Ajarkan cara menggunakan bel pemanggil untuk memanggil perawat
Referensi
Berman, A.Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
tn
(10 ed.). USA: pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK:
The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). ST Louis:
Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3th ed.). Piladelphia: F. A. Davis Company.
Terapeutik
- Hindarkan pemantik api dan korek api dari jangkauan sumber api
- Jauhkan benda yang mudah terbakar dari jangkauan sumber api
- Gunakan alat – alat listrik secukupnya
- Rencanakan jalur evakuasi
Edukasi
- Anjurkan mematikan puntung rokok sebelum dibuang ketempat sampah
- Anjurkan tidak meninggalkan sumber panas atau api (mis. Kompor, lampu minyak
tanah, setrika) menyala tanpa pengawasan
- Anjurkan tidak mengisi bahan bakar sambil merokok
- Anjurkan membiasakan langsung mematikan kompor, lampu dan alat-alat listrik
setelah digunakan atau saat akan meninggalkan rumah
- Ajarkan cara memadamkan api dengan tepat
- Ajarkan cara menggunakan alat pemadam api ringan (APAR)
Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Fundamentals of Nursing (10 ͭ ͪ e.). USA:
Pearson Education.
Dougherty. L. & Lister, S. (2015), Manual of Clinica Nursing Procedures (9 ͭ ͪ ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ͭ ͪ ed.) St Louis: Mosby Elsevier
Pusat Kritis Kementrian Kesehatan RI (2017). Cara Mencegah Terjadinya Kebakaran.
Pusatkrisis.kemkes.co.id/cara-mencegah-terjadinya-kebakaran.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ͬ ͩ ed.).
Philadelphi: F. A. Davis Company
Terapeutik
- Baringkan pasien agar tidak terjatuh
- Rendahkan ketinggian tempat tidur
- Pasang side-Rail tempat tidur
- Berikan alas empuk dibawah kepala, jika memungkinkan
- Jauhkan benda-benda berbahaya terutama benda tajam
- Sediakan suction disamping tempat tidur
Edukasi
- Anjurkan segera melapor jika merasakan aura
- Anjurkan tidak berkendara
- Ajarkan keluaraga pertolongan pertama pada kejang kolaborasi
Kolaborasi
- Kolaborsi pemberian antikonvulsan, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 ͭ ͪ ed.),
USA: Pearson Education.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Hearding, M. M. (2014). Medical-
surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9 ͭ ͪ ed.). St. Louls, Missouri:
Mosby Elsevier.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & procedures (8 ͭ ͪ ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ͭ ͪ ed.).
philadelphia: F, A. Davis Compeny.
Terapeutik
- Batasi minuman yang mengandung kafein dan alkohol
- Jadwalkan rutinitas BAK
- Lakukan masase abdomen
- Berikan terapi akupresur
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan faktor risiko konstipasi
- Anjurkan minum air putih sesuai dengan kebutuhan (1500-2000 ml/hari)
- Anjurkan mengkonsumsi makanan berserat (25-30 gram/hari)
- Anjurkan meningkstkan aktivitas fisik sesuai keutuhan
- Anjurkan berjalan 15-20 menit 1-2 kali/hari
- Anjurkan menjongkok untuk memfasilitasi proses BAB
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 ͭ ͪ ed.),
USA: Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of clinical Nursing proedures (9 ͭ ͪ ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Lee, E. J. (2010). The effec of acupressure on constipation, quality of life, end depressive symtoms in
censer patients with constipation (Order No. 3584125). Available from Nursing & Allied Health
Database: ProQuest Dissertation & Theses Global, (1547381170)
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & procedures (8 ͭ ͪ ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ͭ ͪ ed.).
philadelphia: F, A. Davis Compeny.
Terapeutik
- Keringkan daerah kulit yang lembab akibat keringat, cairan luka, dan inkontinensia
fekal atau urin
- Gunakan Barier seperti lotion atau bantalan penyerap air
- Ubah posisi dengan hati-hati setiap 1-2 jam
- Buat jadwal perubahan posisi
- Berikan bantalan pada titik tekan atau tonjolan tulang
- Jaga sprai tetap kering, bersih , dan tidak ada kerutan atau lipatan
- Gunakan kasur khusus, jika perlu
- Hindari pemijatan diatas tonjolan
- Hindari pemberian lotion pada daerah yang luka atau kemerahan
- Hindari menggunakan air hangat dan sabun keras saat mandi
- Pastikan asupan makanan yang cukup terutama protein, vitamin B dan C, zat besi ,
dan kalori
Edukasi
- jelaskan tanda-tanda kerusakan kulit
- anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda kerusakan kulit
- ajarkan cara merawat kulit
Referensi
Bauer, C. (2012). Pressure Ulcer Update for Primary Care. Journal for Nurse Practitioners, 8(9), 729-
735. Griswold, L.H. et al (2017) . Validity of the Braden Scale in grading pressure ulcers in trauma
and bum patients. Journal of surgical Research, 219, 151-157 .
Karavan, M. et al (2015). Evidence-based chronic ulcer care and lower limb outcorners among pacific
northwest veterans. Wound Repair and Regeneration. 23(5), 745-752 .
Schluer, A.B, (2017). Pressure ulcers in maturing skin – A clinical perspective. Journal of Tissue
Viability, 26(1), 2-5
Stephens, M. & Bartley, C.A. (2017). Understanding the association between pressure ulcers and
sitting in adults what does it mean for me and my carers? Seating guidelines for people, carers and
health & social care professionals . Journal of Tissue Viability.
Onver, S. et al (2017). Attitudes of surgical nurses towards pressure ulcer prevention . Journal of
Tissue Viability , 26, 277-281.
Zuo, X.L & Meng, F. J. (2015). A care bundle for pressure ulcer treatment in intensive care units.
International Journal of Nursing Sciences, 2(4), 340-347.
Nama : Dhesy Hamdan Lafaiz Regitasari
NIM : J210200016
Kelas : A
Analisis tingkat risiko terkait dengan lingkungan (mis. perumahan, air, makanan, radiasi dan
kekerasan)
Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan keamanan lingkungan
Lakukan advokasi bersama masyarakat untuk desain lingkungan yang aman dan sistem
pengamanannya
Fasilitasi anggota masyarakat untuk melakukan modifikasi lingkungan yang aman
Edukasi
Infomasikan pada populasi yang berisiko terkait bahaya yang mungkin diperoleh dari
lingkungan sekitar
Kolaborasi
PENCEGAHAN SYOK
Definisi
mengidentifikasi dan menurunkan resiko terjadinya ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen
dan nutrien untuk mencukupi kebutuhan jaringan.
Tindakan
Observasi
- monitor status kardiopulmonal ( frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD, MAP)
- monitor status oksigenasi ( oksimetri nadi, AGD)
- monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
- monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
- periksa riwayat alergi
Terapeutik
- berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
- persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, Jika perlu
- Pasang jalur IV, jika perlu
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine, Jika perlu
- lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
Edukasi
Jelaskan penyebab/faktor resiko syok
jelaskan tanda & gejala awal syok
anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan gejala awal syok
anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
kolaborasi pemberian IV, jika perlu
kolaborasi pemberian transfusi darah, Jika perlu
kolaborasi pemberian anti inflamasi, Jika perlu
Referensi
Burns, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3 th ed). New York: McGraw-
HIII Education. ENA (2007). Emergency Nursing Core Cumculum (6th ed). USA: Sauders
Elsefier. Huang, G., Hu , M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw.
W. (2010). The current situations and trends in the clinical treatment of shock . Joumal Of
Nursing . 57(1), 11-16 . Lewis, S. L.,
Dirksen , S. R., Heitkemper , M. M.,. Bucher , L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assesment and management of clinical problems (9th ed.). st. Louis, missouri: Mosby
Elsevier.
PENCEGAHAN WAHAM
Devinisi
mengidentifikasi dan menurunkan resiko atau komplikasi keyakinan terhadap kesimpulan yang
keliru tentang realitas eksternal.
Tindakan
Observasi
- identifikasi kesehatan mental dan fisik
- identifikasi riwayat perawatan dan pengobatan sebelumnya
- identifikasi latar belakang budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan mental
- identifikasi pemicu terjadinya waham (mis. stres, ansietas )
- Identifikasi tujuan dan kebutuhan waham
- monitor pemulihan dan kepatuhan pengobatan
- monitor kesehatan fisik ( Mis. berat badan, ttv)
- monitor frekuensi dan intensitas waham setiap hari
Terapeutik
- yakinkan pasien berada dalam lingkungan yang aman
- validasi setiap keyakinan yang keliru
- fasilitasi pemenuhan kebutuhan waham
- motivasi mendiskusikan pikiran atau penalaran waham
Edukasi
informasikan bahwa perawat tidak menceritakan waham pasien kepada orang lain
latin kemampuan pemenuhan kebutuhan waham yang tidak terpenuhi ( misalnya, latihan
perilaku pikiran asertif)
latin mengontrol pikiran ( misalnya, Teknik distraksi pikiran)
ajarkan keluarga dalam penanganan waham di rumah
ajarkan pasien dan keluarga untuk kontrol secara teratur
Kolaborasi
kolaborasikan pemberian psikofarmaka, Jika perlu
Referensi
Boyd, M.A. (2011). psychiatrlc Nursing: kontemporary practice (5th ed,) philadelphia:
lippincott Williams dan wilkins.
Shives, L. R. (2012). Basic Concepts of Psysiatric Mental Healt Nursig Eight Edition. Lippincot
Williams & Wilkins. Wolters Kluwer
So, S. h., Freeman, D., Dunn, G., Kapur, S., Kuipers, E., Bebbington, P., Garety, P. A. (2012).
Jumping to conclusions, a lack of belief flexcibility and delusional conviction in psychosis: A
longitudinal investigation of the structure , frequenci, and relatedness of reasoning biases. Journal
Of Abnormal Psychology, 121 (1), 129-139. Doi: http://dx.doi.org/10.1037/a0025297
Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing (10th ed.). St. Louis: mosby.
Townsend. M. (2014). Psychiatric Nursing : Assesment, care plans, and Medications. (9th ed.).
philadelphia: F. A. Davis Company
PENDAMPINGAN KELUARGA
Definisi
menpendamping keluarga dan atau anggota keluarga dalam menjalani regiment pengobatan atau
menghadapi masalah kesehatan
Tindakan
Observasi
Identifikasi kebutuhan keluarga terkait masalah kesehatan keluarga
identifikasi tugas kesehatan keluarga yang terhambat
identifikasi dukungan spiritual yang mungkin untuk keluarga
Terapeutik
- yakinkan keluarga bahwa anggota keluarga nya akan di berikan pelayanan terbaik
- berikan harapan yang realistis
- Bina hubung saling percaya dengan keluarga
- Dengarkan keinginan dan perasaan keluarga
- dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan keluarga
- advokasi keluarga, jika perlu
Edukasi
- ajarkan mekanisme koping yang dapat dijalankan keluarga
Referensi
Acheampong, R. A. (2016). The family housing sector in urban Ghana: exploring the dhynamis of
tenure arrangement and the nature of family support networks. International Development
Planning Review, 38(3), 297-316. https://dot.org/10.3828/idpr.2016.17
Heller, T., Roccoforte, J. A., Hsieh, K., Cook, J. A. & pickett, S. A. (1997). Benefits of support
groups for famillies of edults with severe mental ilness. American Journal Of Orthopsychiatry,
67(2), 187,
Kaakinen, J. R., coechlo, D. P., steele, R., tabacco , A., & Hans0n, S. M. H. (2015). Family Health
Care Nursing: Theory, practlce, and recearch (5th ed.). philadelphia: F. A. Davis company.
Tindakan
Observasi
- identifikasi penerimaan orang tua/keluarga terhadap kondisi anak
Terapeutik
- Fasilitasi orang tua/ keluarga untuk mengekspresikan perasaan negatifnya
- diskusikan bersama sumber daya orang tua/keluarga
- rencanakan bersama kebutuhan anak
- dukung orang tua atau keluarga untuk menemukan kelompok pendukung dan pendidikan
terpadu maupun inklusif
- fasilitasi orang atau keluarga untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
Edukasi
- ajarkan orang tua tentang prinsip normalisasi
- berikan pembimbingan (coaching) dalam menyelesaikan masalah perkembangan dan
kesehatan anak
Referensi
Horn, M. E. Kang, J. (2012). Supporting Young Children With Multiple Disabilities: What Do We
Know and What Do We Still Need to Leam? Topics Early Child Spec Educ; 31(4): 241-248.
www.ncbi.nim.gov
Rehm, S. R., Fisher, T. L. Chesia, A. C. (2013). Parental Advocacy Styles For Special Education
Students During Transition to Adulthood. Qual Health Res;23(10):1377-1387.
Taylor, C. M., & Ralph, S. M. (2013). Nursing Diagnosis Cards (10 th ed.). lippincott williams &
wilkims.
Pendampingan Pembedahan
Defenisi
Memfasilitasi pembedahan dan mengelola paket alat bedah selama tindakan pembedahan
berlangsung.
Tindakan
Observasi
Identifikasi instrumen, perlengkapan, dan peralatan dalam kondisi lengkap dan steril
Terapeutik
Lakukan kunjungan pasien yang kan dibedah minimal sehari sebelum pembedahan untuk
memberikan penjelasan/memperkenalkan tim bedah
Siapkan peralatan dan instrumen yang dibutuhkan
Siapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai
Siapkan set instrumen steril sesuai jenis pembedahan
Siapkan cairan antiseptik/desinfektan, dan bahan-bahan sesuai keperluan pembedahan
Berikan peringatan pada tim bedah jika terjadi penyimpangan prosedur aseptik
Fasilitasi ahli bedah mengenakan gaun dan sarung tangan steril
Atur instrumen steril di meja mayo sesuai dengan urutan prosedur pembedahan
Berikan bahan desinfeksi kulit daerah yang akan disayat .
Berikan laken steril untuk prosedur draping
Berikan instrumen kepada ahli bedah sesuai urutan prosedur dan kebutuhan tindakan
pembedahan secara tepat dan benar
Siapkan benang jahitan dalam keadaan siap pakai, sesuai kebutuhan
Bersihkan instrumen dari darah pada saat pembedahan untuk mempertahankan sterilisasi
alat
dari meja mayo
Hitung kain kassa, jarum dan instrumen
Siapkan cairan untuk mencuci luka
Bersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit
Tutup luka dengan kain kasa steril
Siapkan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi, jika ada
Fiksasi drain dan kateter, jika terpasang
Ganti alat tenun, baju pasien dan penutup serta memindahkan pasien dari meja operasi ke
kereta dorong
Hitung semua instrumen sebelum dikeluarkan dari kamar operasi
Pastikan catatan dan dokumentasi pembedahan dalam keadaan lengkap
Membersihkan instrumen bekas pakai
Bungkus instrumen sesuai jenis macam, bahan, kegunaan dan ukuran
Bersihkan kamar operasi setelah pembedahan selesai
Koordinasikan dengan perawat ruangan tentang kondisi pasien dan prosedur yang telah
dilakukan
Edukasi
Informasikan hasil perhitungan jumlah alat, kain kasa dan jarum pada ahli bedah sebelum
operasi dimulai dan sebelum luka ditutup lapis demi lapis
Informasikan status dan perkembangan pasien kepada keluarga, jika perlu
Referensi
Finn, M.D. (2014). Surgical Assistance for Rapid Orthodontic Treatment and Temporary
Skeletal
Anchorage. Oral and Maxillofacial Surgery Clinics of North America, 26(4),
pp.539-550. Hwang, J.C. & McLaughlin, M.D. (2017). Surgical Assistant Use in
Vitreoretinal Surgery,
Ophthalmology Retina, 1(4), pp.278-281.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding. M. M. (2014).
Medical-
surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St.
Louis,
Missouri: Mosby Elsevier.
Paschold, M. et al. (2017). Nurse Education Today Laparoscopic assistance by operating
room
nurses: Results of a virtual-reality study. Nurse Education Today, 51, pp.68-72.
Defenisi
Memfasilitasi ibu dalam kegiatan menyusui agar dapat dipertahankan.
Tindakan
Observasi
Monitor kemampuan ibu untuk menyusui
Monitor kemampuan bayi menyusu
Terapeutik
Dampingi ibu selama kegiatan menyusui berlangsung
Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri untuk menyusui dengan menggunakan boneka
saat membantu ibu memposisikan bayinya
Dampingi ibu memposisikan bayi dengan benar untuk menyusu pertama kali
Berikan ibu pujian, informasi dan saran terhadap perilaku positif dalam menyusui
Diskusikan masalah selama menyusui (mis. nyeri, bengkak pada payudara, lecet pada
puting
dan mencari solusinya)
Edukasi
Ajarkan ibu mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu (mis. bayi mencari puting, keluar
saliva, memasukkan jari ke dalam mulutnya dan bayi menangis)
Ajarkan ibu mengeluarkan ASI untuk diolesi pada puting sebelum dan sesudah menyusul,
agar kelenturan puting tetap terjaga.
Ajarkan ibu mengarahkan mulut bayi dari arah bawah kearah puting ibu
Ajarkan posisi menyusui (mis. cross cradle, cradle, foot ball dan posisi berbaring yang
dikut
dengan perlekatan yang benar)
Ajarkan perlekatan yang benar: perut ibu dan bayi berhadapan, tangan- kaki bayi satu
garis
lurus, mulut bayi terbuka lebar dan dagu bayi menempel pada payudara ibu untuk
menghindari lecet pada puting payudara.
Ajarkan memerah ASI dengan posisi jari jam 12-6 dan jam 9-3
Informasikan ibu untuk menyusui pada satu payudara sampai bayi melepas sendiri puting
ibu.
Informasikan ibu untuk selalu mengosongkan payudara pada payudara yang belum disusui
dengan memerah ASI
Referensi
Brown, A., Raynor, P., & Lee, M. (2011). Healthcare professionals' and mothers' perceptions
of
factors that influence decisions to breastfeed or formula feed infants: a comparative
study. Journal of advanced nursing, 67(9), 1993-2003.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier
Health
Sciences.
Strong, G. D. (2011). Provider management and support for breastfeeding pain. Journal of
Obstetric, Gynecologic, & Neonatal Nursing, 40(6), 753-764.
Defenisi
Mengidentifikasi, menyusun dan memprioritaskan tujuan perawatan bersama dengan pasien
sebagai dasar untuk mengembangkan rencana perawatan.
Tindakan
Observasi
Identifikasi tujuan-tujuan yang akan dicapai
Identifikasi cara mencapai tujuan secara konstruktif
Terapeutik
Nyatakan tujuan dengan kalimat positif dan jelas Tetapkan skala pencapaian tujuan, jika
perlu Fasilitasi memecah tujuan kompleks menjadi langkah kecil yang mudah dilakukan
Berikan batasan pada peran perawat dan pasien secara jelas
Diskusikan sumber daya yang ada untuk memenuhi tujuan
Diskusikan pengembangan rencana untuk memenuhi tujuan
Prioritaskan aktivitas yang dapat membantu pencapaian tujuan
Fasilitasi dalam mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk setiap tujuan
Tetapkan batas waktu yang realistis
Diskusikan indikator pengukuran untuk setiap tujuan (mis. perilaku)
Tetapkan evaluasi secara periodik untuk menilai kemajuan sesuai tujuan
Hitung skor pencapaian tujuan Modifikasi rencana jika tujuan tidak tercapai
Edukasi
Anjurkan mengenal masalah yang dialami
Anjurkan mengembangkan harapan realistis
Anjurkan mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan sendiri
Anjurkan mengidentifikasi nilai dan sistem kepercayaan saat menetapkan tujuan
Anjurkan mengidentifikasi tujuan realistis dan dapat dicapai
Referensi
Cheng, L.S.W. (2012). The effects of mutual goal setting on the outcornes of care of the
patienis
in the community. The Hong Kong Palytechnic University.
Meyerson K.L., & Kline, K.S. (2008). Qualitative analysis of a mutual goal-setting
intervention
in participants with heart failure. Heart Lung, 38(1), 1-9.
Scott LD, Setter-Kline K, Britton AS. (2004). The effects of nursing interventions to enhance
mental health and quality of life among individuals with heart failure. Appl Nurs
Res,
17(4), 248-56.
Watson, S. V (2000). The Effect of Mutual Goal Setting on Understanding the Diagnosis of
Heart Failure in Adults. Masters Theses. 599.
http://scholarworks.gvsu.edu/theses/599
Defenisi
Mengambil darah arteri untuk mendapatkan nilai tekanan parsial oksigen, karbon dioksida
dan asam basa darah.
Tindakan
Observasi
Identifikasi order pemeriksaan darah arteri sesuai indikasi
Palpasi arteri brakialis atau radial
Lakukan tes Allen sebelum menusuk arteri radialis
Pilih ukuran dan jenis jarum yang sesuai
Pilih tabung sampel darah yang tepat
Terapeutik ·
Pertahankan kewaspadaan universal
Bersihkan area penusukan dengan antiseptik Bilas spuit dengan heparin
Keluarkan semua gelembung udara dari spuit
Stabilkan arteri dengan meregangkan kulit
Masukkan jarum langsung di atas nadi dengan sudut 45 - 60 derajat Aspirasi darah 3-5 cc
Tarik jarum setelah sampel diperoleh
Tekan area penusukan selama 5- 15 menit
Berikan label pada tabung sampel
Kirim spesimen ke iaboratorium
Dokumentasikan suhu, saturasi oksigen, metode pengiriman, lokasi penusukan, dan
pengkajian aliran darah setelah penusukan
Lakukan interpretasi hasil Edukasi Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur sebelum
pengambilan darah Informasikan hasil pemeriksaan sampel darah, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G: (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Precedures (9th ed.). UK, The
Royat Marsden NHS Foundation Trust.
Pery, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills Procedures (8h ed.). St Louis: Mosby
Elsevier.
Pengambilan Spesimen
Defenisi
Mengambil spesimen untuk pemeriksaan diagnostik
Tindakan
Observasi
- Identifikasi order pengambilan sampel sesuai indikasi
- Periksa kondisi pasien sebelum dilakukan pengambilan spesimen (mis. kesadaran, tanda-
anda vital, kondisi organ atau lokasi pengambilan)
- Monitor efek samping setelah pongambilan spesimen
Terapeutik
- Fasilitasi pasien selama proses pengambilan spesimen yang dilakukan oleh tim medis
- Terapkan prinsip aseptik dan keamanan saat melakukan pengambilan spesimen
- Tangani efek samping yang terjadi pada pasien
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur pengambilan spesimen
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian penanganan lebih lanjut
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10h
ed.). USA: Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9" ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ed.). St Louis: Mosby
Elsevier
WIkinson, J. M. Troas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3d ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pengaturan Posisi
Defenisi
Menempatkan bagian tubuh untuk meningkatkan kesehatan fisiologis dan/atau psikologis.
Tindakan
Observasi
- Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi.
- Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
- Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang tepat
- Tempatkan pada posisi terapeutik
- Tempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
- Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
- Sediakan matras yang kokoh/padat
- Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontraindikasi
- Atur posisi untuk mengurangi sesak (mis. semi-Fowler)
- Atur posisi yang meningkatkan drainage
- Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
- Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera dengan tepat.
- Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
- Tinggikan anggota gerak 20° atau lebih di atas level jantung
- Tinggikan tempat tidur bagian kepala
- Berikan bantal yang tepat pada leher
- Berikan topangan pada area edema (mis. bantal dibawah lengan dan skrotum)
- Posisikan untuk mempermudah ventilasi/perfusi (mis. tengkurap/good lung down)
- Motivasi melakukan ROM aktif atau pasif
- Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan
- Hindari menempatkan pada posisi yang dapat meningkatkan nyeri
- Hindari menempatkan stump amputasi pada posisi fleksi
- Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka
- Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
- Ubah posisi setiap 2 jam
- Ubah posisi dengan teknik leg roll
- Pertahankan posisi dan integritas traksi
- Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi
Edukasi
- Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi, jika perlu
Referensi
Borman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Roval Mana NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3 ed Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pengekangan Fisik
Defenisi
Menggunakan perangkat pengekangan mekanis untuk membatasi mobilitas fisik dan
menurunkan risiko cedera pada pasien.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan untuk dilakukan pengekangan (restrain)
- Monitor respons terhadap prosedur
- Monitor dan berikan kenyamanan psikologis
- Monitor kondisi kulit pada area pengekangan
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan aman
- Sediakan staf yang memadai untuk melakukan pengekangan
- Tunjuk staf perawat untuk mengarahkan tim dan pasien selama pengekangan
- Amankan batas jangkauan pasien
- Fasilitasi aktivitas pengalihan (mis. televisi, pengunjung, telepon seluler), Jika perlu
- Fasilitasi perubahan posisi secara berkala
- Fasilitasi kebutuhan nutrisi, eliminasi, hidrasi, dan kebersihan diri
- Libatkan dalam aktivitas untuk meningkatkan penilaian dan orientasi
- Libatkan membuat keputusan untuk beralih ke intervensi yang kurang ketat
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur dengan bahasa yang mudah dimengerti
- Jelaskan risiko dan manfaat pengekangan
- Latih rentang gerak sendi sesuai kondisi pasien
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian óbat untuk kegelisahan atau agitasi, jika perlu
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Lindsey, P. L. (2009). Psychiatric nurses' decision to restrain. Joumal of Psychosocial
Nursing and Mental Health Services, 47(9), 41-49. doi:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-
20090730-02
Moylan, Lois Biggin,PhD., R.N. (2009). Physical restraint in acute care psychiatry: A
humanistic and realistic nursing approach. Journal of Psychosocial Nursing & Mental Health
Services, 47(3), 41-7. Retrieved from https://search.proquest.com/docview/225534683?
accountid=17242
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psyhiatric Nursing: Contenporary Practice ( 5th ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Lindsey, P. L. (2009). Psychiatric nurses’ decision to restrain. Journal of Psychosocial Nursing and
Mental Health Services, 47(9), 41-49 dol:http//dx.doi.org/10.3928/02793695-20090730-02
Moylan, Lois Biggin, PhD., R.N. (2009). Physical restraint in acute care psychiatry: A humanistic and
realistic nursing approach. Journal of Psyhosocial nursing & Mental health service 47(3), 41-7.
Retrlevd from https://search.proquest.com/docvlew/225534683?accountid=17242
Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of Psychiantric nursing ( 10th ed). St.Louis: Mosby.
Townsend, M(2014). Psychiatric nursing : Assessment, care plants, and Mediciations. ( 9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pengekangan Kimiawi
Definisi
Penatalaksanaan, pemantauan, dan penghentian agen psikotropika yang digunakan untuk
mengendalikan perilaku ekstrim individu.
Tindakan
Observasi
- identivikasikebutuhan untuk dilakukan pengekangan (mis, agitasi, kekerasan)
- Monitor riwayat pengobatan dan alergi
- Monitor respon sebelum dan sesudah pengekangan
- Monitor tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, warna kulit, suhu, sensasi dan kondisi secara berkala
- Monitor kebutuhan nutrisi, cairan dan eliminasu
Tarapeutik
- Lakukan supervisi dan survelensi dalam memonitor tindakan
- Beri posisi nyaman untuk mencegah aspirasi dan kerusakan kulit
- Ubah posisi tubuh secara periodik
- Libatkan pasien dan/atau keluarga dalam membuat keputusan
edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pengekangan
- Latih rentang gerak sendi sesuai kondisi pasien
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian agen psikotropika untuk pengekangan kimiawi
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psyhiatric Nursing: Contenporary Practice ( 5th ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Currier, G. W. (2003). The controversy over “chemical restraint” in acute care psyhiatry. Journal of
Psychiatric Practice ,9(1), 59-70.
Diaz J.E. (2000). Chemical restraint. The Journal of emergency medicine. 19 (3), 289-291
https://search.proquest.com/docvlew/72424552?accountid=17242
Lindsey, P. L. (2009). Psychiatric nurses’ decision to restrain. Journal of Psychosocial Nursing and
Mental Health Services, 47(9), 41-49 dol:http//dx.doi.org/10.3928/02793695-20090730-02
Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of Psychiantric nursing ( 10th ed). St.Louis: Mosby.
Townsend, M(2014). Psychiatric nursing : Assessment, care plants, and Mediciations. ( 9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Menentukan prioritas sekelompok kegiatan melalui pengambilan keputusan dalam kondisi kritis
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kegitan-kegiatan dan ketergantungan (dependency)
- Identifikasi durasi (duration) setiap kegiatan
- Identifikasi waktu tercepat untuk memulai (early start), waktu tercepat untuk selesai lebih awal
serta waktu paling akhir
- Identifikasi proyek dan siapkan struktur rincian pecahan kerja
Tarapeutik
- Rancangan hubungan antara kegiatan
- Putuskan kegiatan yang harus lebih dahulu dan mana yang harus mengikuti yang lain
- Gambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan
- Tetapkan perkiraan waktu terpanjang melalui jaringan
- Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjaadwalan dan pengendalian proyek
- Terapkan metode analisis matematis
- Sederhanakan perencanaan dan penjadwalan proyek besar dan kompleks
- Gabungkan hipotesis durasi semua kegiatan
- Susun kerangka pikir, kerangka kegiatan dan target waktu
- Tandai tiap kegiatan dengan target waktunya sesuai prioritas
- Analisis penjadwalaan dan pengawasan kompleks yang saling berhubungan dan saling tergantung
satu sama lain
- Susun jadwal kagiatan-kegiatan dalam urutan yang praktis dan efisien
- Tentukan kemungkinan trare-off(kemungkinan pertukaraan) antara waktu dan biaya
- Tentukan probabilitas penyelesaian suaatu proyek tertentu
Referensi
Murray, E. (2017). Nursing Leadership and Management for Patient Safety and Quality Care.
Philadelphia: F. A. Davis Company
Newell, M; Grashina, M (2003). The project Management Question and Answer Book. American
Management Association, 98.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K, & Smith, M H. (2016). Fundamentals of nursing ( 3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan prioritasnya
- Identifikasi potensi atau aset dalam masyarakat terkait isu yang dihadapi
- Identifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan kesehatan
- Identifikasi pemimpin/tokoh dalam masyarakat
Terapeutik
- Berikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat untuk berpartisipasi sesuai aset yang
dimiliki
- Libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu dan masalaah
kesehatan yang dihdapi
- Libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk mendefinisikan isu kesehatan dan
mengembangkan rencana kerja
- Libatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi serta revisinya
- Libatkan anggota masyarakat dalam mengembangkan jaringan kesehatan
- Pertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat
- Perkuat komunikasi antara individu dan kelompok untuk bermusyawarah terkait daya tarik yang
sama
- Fasilitasi struktur organisasi untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi
- Kembangkan strategi dalam manajemen konflik
- Persatukan anggota masyarakat dengan cita-cita komunitas yang sama
- Bangun komitmen antar anggota masyarakat
- Kembangan mekanisme keterlibatan tatanan lokal, regional bahkan nasional terkait isu kesehatan
komunitas
Referensi
Andreson & McFarlane (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Boyd, C. P. , Hayes , L Wilson, R. L., & Bearsley-Smith, C. (2008). Harnessing the Social capital of rural
communities for youth mental health: An asset –based community development framework.
Australian Journal of Rural health, 16(4), 189-193, https://doi.org/10.1111/j.1440-
1584.2008.00996.x
Nel, H. (2015). An integration of the livehoods and asset-based community development
approaches: A South African case study. Development Southern Africa, 32(4), 511-525.
https://doi.org/10.1080/0376835x.2015.1039706
Stantope, M . dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elvisier Science Health Science Devision.
Pengenalan Fasilitas
Definisi
Memberikan informasi fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan pasien.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi pengetahuan tentang fasilitas kesehatan
Terapeutik
-Investarisasi barang milik pasien (mis. Gigi palsu, alat bantu dengar, uang tunai)
Edukasi
-Jelaskan peraturan pelayanan rumaah sakit (mis. Aktifitas harian pelayaanan di ruangan, jam
berkunjung, pemakaian pakaian pribadi pasien , prosedur masuk rawat inap, deposit pembayaran,
prosedur khusus pre danpascaaperasi)
-Jelaskan sistem keselamaatan (mis. Jalur evakuasi, lokasi pintu darurat kebakaran, penggunaan
gelangidentitas pasien, pencegahan jatuh)
-Informasikan fasilitas kamar yang digunakan (mis. Kamar mandi, sistem pemanggilan perawat,
penggunaan televisi, penggunaan telepon)
-Informasikan fasilitas fisik (mis. Lokasi ruangan, tempat tidur, kamar mandi, toilet)
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan dilakukan penghisapan
- Auskultasi suara napas sebelum dan setelah dilakukan penghisapan
- Monitor status oksigenasi (SaO2 dan SvO2), status neurologis (status
mental, tekanan intracranial, tekanan perfusi serebral) dan status
hemodinamik (MAP dan irama jantung) sebelum, selama dan setelah
tindkaan
- Monitor dan catat warna, jumlah dan konsistensi secret
Terapeutik
- Gunakan teknik aseptic (mis. Gunakan sarung tangan, kaca mata atau
masker, jika perlu)
- Gunakan procedural steril dan disposibel
- Gunakan teknik penghisapan tertutup, sesuai indikasi
- Pilih ukuran kateter suction yang menutupi tidak lebih dari setengah
diameter ETT Lakukan penghiasapan mulut, nasofaring, trakea dan/ atau
endotracheal tube (ETT)
- Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi (100%) paling sedikit 30 detik
sebelum dan setelah tindakan
- Lakukan pengisapan lebih dari 15 detik
- Lakukan pengisapan ETT dengan tekanan rendah (80 – 120 mmHg)
- Lakukan pengisapan hanya di sepanjang ETT untuk meminimalkan invasif
- Hentikan pengisapan dan berikan terapi oksigen jika mengalami kondisi-
kondisi seperti bradikardi, penurunan saturasi
- Lakukan kultur dan uji sensitifitas secret, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan melakukan teknik napas dalam, sebelum melakukan
penghisapan di nasothachel
- Anjurkan bernapas dakam dan pelan selama insersi kateter suction
Referensi
Lou, M., Jacqueline, F. & Jeffery, E. (2003). A multisite survey of suctioning
techniques and airway
management practices. American Journal of Critical Care, 12, .220-232.
Micak, R.P ., Hedge, S.D. & Hemdon, D.N. (2012). Respiratory care. Total Burn
Care. 239-248.e.2.
Pedersen, C.M. et al. (2009). Endotracheal suctioning of the adult
intubated patient, What is the evidence? Intensive and Critical Care
Nursing, 25, 21-30.
Shi, Y. et al (2017). Suction force-suction distance relation during aspiration
thrombectomy for
ischemic stroke: A computational fluid dynamics study. Physics in
Medicine, 3, 1-8.
Yuvaraja, A., Sivakumar, M.N. & Balasubramanian, K. (2016). Efficacy of
subglottic suctioning in
reducing ventilator associated pneumonia among intubated patients.
Indian Journal of Respiratory Care, 5(1), 687-690.
Definisi
Mengendalikan penyebaran infeksi dan perburukan komplikasi akibat infeksi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pasien-pasien yang mengalami penyakit infeksi menular
Terapeutik
- Terapkan kewaspadaan universal (mis. cuci tangan aseptic, gunakan alat
pelindung diri seperti masker, sarung tangan, pelindung wajah,
pelindung mata, apron, sepatu bot sesuai model transmisi
mikroorganisme)
- Tempatkan pada ruang isolasi bertekanan positif untuk pasien yang
mengalami penurunan imunitas
- Tempatkan pada ruang isolasi bertekanan negatif untuk pasien dengan
resiko penyebaran infeksi via droplet atau udara
- Sterilisasi dan desinfeksi alat-alat, furniture, lantai, sesuai kebutuhan
- Gunakan hepafilter pada area khusus untuk (mis. Kamar operasi)
- Berikan tanda khusus untuk pasien-pasien dengan penyakit menular
Edukasi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk dan/atau bersin
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of
Nursing (10th ed). USA:
Perason Education.
CDC (2017). Guideline for Disinfection and Sterilization.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/disinfection/
CDC (2017). Guideline for envinromental infection control in health care
facilities.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/environmental
Dougherty & Lister (2015). The Royal Marsden manual of Clinical Nursing
Procedure (9th ed). USA: Wiley Blackwell
Definisi
Mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi pada intraoperative.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pasien-pasien yang mengalami penyakit infeksi menular
- Periksa sirkulasi udara di kamar operasi, sesuai protokol
- Periksa alat-alat atau instrumen yang akan disterilisasi bersih dari
kotoran (mis. Darah/cairan tubuh lainnya, bebas dari karat, ketajaman)
- Periksa kelayakan alat steril yang akan digunakan untuk pembedahan
(mis. Tanggal sterilisasi/tanggal kadaluarsa, kelayakan pembungkus
instrumen
- Periksa kelayakan system laminar airflow ventilator
- Periksa kelayakan panel oksigen, dan peralatan penunjang lainnya
Teraupetik
- Terapkan kewaspadaan umum (mis. Cuci tangan aseptic, gunakan alat
pelindung diri seperti masker, sarung tangan, pelindung wajah,
pelindung mata, apron, sepatu bot sesuai model transmisi
mikroorganisme)
- Pertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
- Desinfeksi kulit dengan chlorhexidine 2% atatu sesuai protokol
- Berikan profilaksis antibiotik sesuai indikasi
- Gunakan baju, laken, alas, drape, dan pelindung luka disposibel
- Lakukan irigasi luka dengan cairan steril atau cairan povidone iodine
- Gunakan hepafilter pada area khusus (mis. Kamar operasi)
- Hindari penggunaan lampu UV untuk mensterilasi ruang bedah
- Berikan tanda khusus untuk pasien-pasien dengan penyakit menular
Referensi
Allegranzi et al (2016). New WHO recommendations on intraoperative and
postoperative measures
for surgical site infection prevention: an evidence-based global
perspective. www.thelancet.com/infection.
CDC (2017). Guideline for Disinfection and Sterilization.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/disinfection/
CDC (2017). Guideline for environmental infection control in health care
facilities.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/environmental
CDC (2017). Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of
Infection Agents in
Healthcare settings.
Dougherty & Lister (2015). Tehe Royal Marsden manual of Clinical Nursing
Procedure (9th ed). USA:
Wiley Blackwell.
Vitalea et al (2013). Practice Guideline (BPG) for surgical site infection (SSI)
prevention in high-risk
pediatric soine surgery. Journal Pediatric & Orthopaedic. 33(5), 471-8.
REFERENSI
Allegranzi et al (2016). New WHO recommendations on intreoperative and postoperative
measures for surgical site infection prevention: an evidence-based global prespective.
www.thelancet.com/infection.
CDC (2017). Guidelin for envinmental infection control in healt care facilities.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/enviromental
CDC (2017). Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of Infectious Agents in
Health care settings.
Doughenty &Lister (2015). The Royal Marsden manual of Clinical Nursing Procedure ( 9th
ed) .USA: Wiley Blackwell
Vitalea et al (2013.) Practice Guideline (BPG) for surgical site infection (SSI) prevention in high-
risk pediatric spiney surgery. Joumal Pediabric & Orthopaedic 33(5), 471-8
Definisi
mengendalikan dan mengevaluasi status kesehatan pasien secara terus menerus dan periodik,
nelahi toknologi komunikasi telepon.
Tindakan
Observasi
- Idendifikasi identitas pasien
- Tanyakan kondisi terakhir
Terapeutik
- Buatkan jadwal kontrol pasien
- Hubungi dengan telepon satu hari sebelum kontrol
- Tantarkan akah ingin mendapatkan pelayanan di rumah atau di fasiitas kesehatan
- Daftarkan pada unit pelayanan yang akan didatangi
- Siapkan pelayanan sesuai dengan perjanjian dan permintaan jenis layanan
Edukasi
- Anjurkan menghubungi call centre jika terjadi perubahan status kesehatan
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G.(2016). Kozier & Erbs Fundamentals of nursing (10th ed). USA:
Perason Edducation,
Devaraj, Sujitha Juliet., Ezra, Kirubakaran (2011) Current Trends And Fulure Challenges in Wireless
Telemedicine System. Intemational Conference on Electrovics Computer Technolgy (ICECT).
Kobayashi , Vladimer, Maret, Pierre., Muhlenbach, Fabrice, and Lherisson, Piene-Rehe (2013)
integration and Evolution of Data Mining Models in Ubiquitous Health Telemonitoring Systems.
International conference on mobile and ubiquitous systems.
Pawar , Pravin., Jones, Val., Beijnum, Bert-Jan F. van., Hemens, Hermie. (2012) A Framework For The
Cumparison Of Moble Patient Monitoring Systems. Joumal of Biomedical Informatic, 45.
Definisi
Mencegah dan mengendalikan penggunaan tembakau melalui rokok untuk menurunkan dampak
bahaya akibat konsumsi temakau.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat merokok
- Identifikasi kondisi lingkungan penyebab merokok (mis. berada di sekitar orang lain yang
merokok, sering mengunjungi tempat-tempat yang bebas merokok)
- Identifikasi aspek psikososial (mis. perasaan positif dan negatif) yang mempengaruhi
perilaku - Monitor kesiapan berhenti merokok
Terapeutik
- Buat rencana penanganan khusus dan penyelesaian masalah
- Jadwalkan pemantauan via telepon atau kunjungan rumah selama 2 tahun
- Berikan model peran tidak merokok
- Diskusikan alasan dan kendala upaya berhenti merokok
- Diskusikan gejala fisik dari withdrawal nikotin (mis. sakit kepala, pusing, mual, mudah
tersinggung, dan insomnia)
- Diskusikan gejala yang dialami setelah berhenti merokok (mis. mulut kering, batuk,
tenggorokan gatal)
- Diskusikan pembuatan rencana, pemantapan dan metode berhenti merokok
- Diskusikan kembali program berhenti merokok, bila kambuh
Edukasi
- Jelaskan gejala bahwa fisik withdrawal bersifat sementar
- Jelaskan produk pengganti tembakau (mis. patch, permen karet, semprotan hidung, inhaler)
- Anjurkan menghindari tembakau tanpa asap, dicelupkan, dan dikunyah - Anjurkan
mempertahankan gaya hidup bebas rokok (mis, buat perayaan saat berhenti, gunakan uang
merokok sebagai tabungan)
- Anjurkan menghindari diet saat mencoba berhenti merokok
- Anjurkan menyimpan daftar rencana pada tempat yang terjangkau (mis. kantong celana)
- Anjurkan berpartisipasi dalam aktivitas kelompok pendukung
- Anjurkan pasien yang merokok kembali dengan mengevaluasi program
- Latih pengembangan cara mengontrol craving (mis. habiskan waktu dengan teman yang
tidak merokok, latihan relaksasi)
- Latih cara asertif untuk mengontrol diri di lingkungan perokok
Kolaborasi
- Rujuk ke program kelompok atau terapis, jika perlu
- Kolaborasi dengan organisasi sumber daya nasional dan lokal terkait program
Referensi
Breland, A. B., Nasim, A., Irons, J. G., & Koch, J. R. (2013). Tobacco use among african-american yo
receiving behavioral healthcare services. The Joumal of Behavioral Health Services & Resoaren 40(1),
88-96.
Cai, Y., Lu, L., LI, N., Zhu, J., He, Y., Redmon, P., Ma, J. (2012). Social, psychological, and environinina
structural factors associated with tobacco experimentation among adolescents in shangna, china.
International Joumal of Environmental Research and Public Health, 9(10), 3421-36.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louls: Mosby.
Toussaint, D. W., VanDeMark, N. R., Silverstein, M., & Stone, E, (2009). Exploring Factors Related to
readiness to change tobacco use for cliens in substance abuse treadment. Journal of drug issues ,
39(2), 277-291.
Defenisi
Mengendlalikan penggunaan zat yang tidak sesuai dengan indikasi medis sehingga dapat
menimbulkan kecanduan hingga kematian.
Tindakan
Observasi
Terapeurik
- Berikan umpan balik dan dukungan positif setiap melakukan kemampuan sosial
- Diskusikan perencanakan jadwal kegiatan sehari-hari atau mingguan
- Buat jadwal pada kalender, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan mencatat aktivitas, perasaan, dan pikiran dalam sebuah jurnal
- Anjurkan segera mengatasi keinginan menggunakan zat (mis. mengendalikan keinginan, ye
menolak, mengalihkan dan menghindari)
- Ajarkan cara menghindari pengunaan zat di masa akan datang
- Ajarkan keluarga memberikan dukungan dan keterlibatan program perawatan
- Latih peningkatan motivasi (mis. latihan affirmasi, berfikir positi)
- Latih sikap/perilaku positif mengatasi masalah penggunaan zat
- Latih keterampilan sosial (mis. kontak mata, mendengarkan penuh perhatian, mengangguk,
percakapan sosial)
Kalaborasi
- Rujuk ke layanan kesehatan mental dan ketergantungan
Referensi
Boyd. M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5" ed.). Phladelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Shi ves, LR. (2012). Basic Concepts of Psychiatric-Mental Health Nursing Eighth Edition.
Wolters Kluwer. Lippincott Williaris & Wilkins.
Townsend, M. (2014). Psychlatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications. (9"
ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Videbeck, S.L (2011). Psychiatric-Mental Health Nursing. Fifth Edition. Wolters Kluwer.
Lippincott Williams & Wilkins. Philadelpia.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pengetahuan dan kemampuan ibu menghitung gerakan janin
-Hitung dan catat gerakan janin (minimal 10 kali gerakan dalam 12 jam)
HALAMAN: 304-307
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Gambarkan luka fisik dengan ukuran, warna, jenis luka, lokasi (tambahkan kedalam dan garis
lintas sesuai indikasi)
- Catat seua member segera karena tanda akan memudar dan hilang
- Bedakan laserasi dari luka insisi dan luka tusukan
- Gambarkan posisi luka tembak dengan menggunakan arah jarum jam
- Gambar setiap memar di setiap memar di sekeliling luka atau perubahan warna pada luka
tembak
- Gunakan diagram tubuh dan foto-foto untuk melengkapi laporan tertulis
- Dapatkan semua aspek yang teridentifikasi (mis. Bekas luka, tato, cat kuku, tindik pada
tubuh, lesi kulit)
- Ambil foto awal sebagai foto tubuh secara keseluruhan sebelum cedera dibersihkan
- Ambil sekumpulan foto berikutnya sebagai mid-range
- Pastikan bahwa dua foto diperoleh dengan tanda penunjuk (satu dengan penujuk dan satu
tanpa penujuk) untuk memastikan tidak ada yang tertutup dalam foto dengan penunjuk
- Pastikan foto- foto luka yang diambil tegak lurus ke permukaan kulit untuk mencegah
distorsi
- Pastikan bahwa foto mencakup skala pengukuran untuk mendapatkn sudut pandang
- Pastikan skala warna ditambahkan ke foto luka yang berwarna untuk menghindari distorsi
warna
- Cuci daerah luka dan noda kering sebelum memotret untuk menghindari pandangan sorot
yang basah
- Gambarkan pakaian (mis. Merek, ukuran), perhiasan, dan barang pribadi
- Catat dimana barang- barang ditemukan (mis. Jam logam kuning di pergelangan tangan kiri)
- Rekam informasi yang terkait dengan barang (mis. Luka tembak dengan jelaga di baju)
- Pastikan semua item dofoto
- Kumpulkan dan bungkus semua specimen dalam kanting kertas dengan label yang jelas
- Catat tanggal, waktu, jenis, dan metode pengumpulan specimen
- Gunakan protocol penyegelan semua bukti untuk semua specimen
- Catat informasi tambahan atau kejadian- kejadian yang terungkap kemudian sebagai laporan
addendum
- Rencanakan kunjungan tindak lanjut setiap hari dengan korban, jika memungkinkan
Edukasi
Refrensi
Bader, D.M.G. & Gabriel,S. (2009). Forensik Nursing: A Concise Manual. USA:CRC Press.
Berman, a., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 thed.). USA:
Perason Education.
Doughrty, L. & Lister, S (2015). Manual of Cinical Nursing Procedure (9 th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Fundation Trust.
Lewis, S.L, Dirksen, S.R., Heikemper,M.M., Bboucher, L. & Harding, M.M (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9 thed.). st. Louss, Missouri: Mocby
Elsovior.
Wllkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis, Company.
Menyatukan ujung luka dengan menggunakan jarum dan benang jahit steril.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi penjahitan luka yang dalam, wajah, sendi, atau luka yang berpotensi infeksi
Refrensi
Reynolds, T.& Cole, E. (2006). Techniques for acute wound closure. Nursing Standard, 20(21), 55.
Shirazi, M., Rahmini,M. & Noorafshan, A. (2016). Single vs. double layer suturing method repair of
the ureteral plate in the rabit model of hypospadias. Central European Journal of Urology, 69(4),
425-430.
Tanaka, A. et al (2014). Randomized controlled trial comparing subcuticular absorbable suture with
conventional interrupted suture for wound closure at elective operation of colon cancer. Surgary
(United States), 155(3), 486-492.
Yang, S., Ql-heng, T. & Yi-xin,Z., (2017). Comparison of Standard Suture vs Barbed for Closing the
porcine Knee Joint: Evaluation of Blomechanical Integrity and Permeabillity. The Joumai of
Arthroplasty, 1-5
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Ajurkan menghindari kondisi yang menyebabkan udara tertelan secara berlebihan (mis.
Mengunyah permen karet, minum minuman berkarbonasi, makan dengan cepat,
mengunyah)
- Ajurkan menghindari makanan yang menyebabkan perut kembung (mis. Kacang, kol, lobak,
bawang merah, kembang kol,timun)
- Ajurkan melakukan defekasi secara teratur
Kolaborasi
Refrensi
Berman, A., Snyder, S. &Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 thad.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister,S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9 thed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Wikinson. J.M., Treas, L.S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rded.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Tindakan
Observasi
- Periksa kemampuan untuk disapih ( meliputi hemodinamik stabil, kondisi optimal, bebas
infeksi)
- Monitor predictor kemampuan untuk mentolelir penyapihan (mis. Tingkat kemampuan
bernapas, kapasistas vital, Vd/Vt, MVV, kekuatan inspirasi, FEV1, tekanan inspirasi negatif)
- Monitor tanda- tanda kelelahan otot pernapasan (mis. Kenaikan paCO 2 mendadak, napas
cepat dan dangkal, gerakan dinding abdomen paradoks), hipoksemia, dan hipoksia jaringan
saat penyapihan
- Monitor status cairan dan elektrolit
Trapeutik
Edukasi
- Ajarkan cara pengontrolan napas saat penyapihan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat yang meningkatkan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas
Refrensi
Guilherme, l., et al. (2017). Mechanical ventilation weaning protocol medical adherence and results.
Journal of Critical Care, 41, 296-302.
Mabrouk, A.A. et al (2015). Evaluation of some predictors for successful weaning from mechanical
ventilation. Egyptian Journal of Chest Diseases and Tuberculosis, 64(3), 703-707.
Pu, L. et al (2015)weaning criticaily ili patients from mechanical ventilation: A prospective cohort
study. Journal of critical care, 30(4), p.862.e7-862.e13.
Roh, J.H. et al (2012) A weaning protocol administered by critical care Nursing for the weaning fo
patients from mechanical ventilation. Journal of critical Care, 27(6). 549-555.
Valenzuela, J. & Araneda, P. (2014). Weaning From Mechanical Ventilation in Paediatrics. State of
the Art. Archivos de Bronconeumologia, 50(3), 105-112.
Ward, D. & Fulbrook, p. (2016). Nursing Strategies For Effective Weaning of the Criticaily lll
Mechanically Ventilated Patilated Patient. Critical Care Nursing Clinics of North America, 28(4), 499-
512.
Definisi
Meningkatkan partisipasi anggota keluarga dalam perawatan emosional dan fisik
Tindakan
Observasi
- Identifikasi sumber daya fisik, emosional, dan pendidikan keluarga
- Identifikasi kebutuhan dan harapan anggota keluarga
- Identifikasi persepsi tentang situasi, pemicu kejadian, perasaan dan perilaku pasien
- Identifikasi stresor situasional anggota keluarga lainnya
- Identifikasi gejala fisik akibat stress (mis, mual, muntah, ketidak mampuan)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang nyaman
- Fasilitasi program perawatan dan pengobatan yang dijalani anggota keluarga
- Diskusikan anggota keluarga yang akan dilibatkan dalam perawatan
- Diskusikan kemampuan dan perancanaan keluarga dalam perawatan
- Diskusikan jenis perawatan di rumah
- Diskusikan cara mengatasi kesulitan dalam perawatan
- Dukung anggota keluarga untuk menjaga dan mempertahankan hubungan keluarga
- Hargai keputusan yang dibutuhkan keluarga
- Hargai mekanisme perawatan yang digunakan keluarga
Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan dan pengobatan yang dijalani pasien
- Anjurkan keluarga bersikap asertif
- Anjurkan meningkatkan aspek positif dari situasi yang dijalani pasien
Referensi
Gayathri, N., & Karthikeyan, P. (2016). The role of self-efficacy and social support in
improving life satisfaction: The mediating role of work-family enrichment. Zeithschrift Fur
Psychologie/Journal of psychology, 224(1), 25-33
dol:http://dx.doi.org/10.1027/2151-2604/a000235
Helter, T., Roccoforte, J. A., Hsieh, K., Cook, J. A., & Pickett, S. A. (1997). Benefits of
support groups for families of adults with severe mental iliness. American Journal of
Orthopsychiatry, 67(2), 187-198, doi:http://dx.doi.org/10.1037/h0080222
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P ., Steele, R., tabaccp, A., & Hanson, S.M.H. (2015). Family
Health Care Nursing. Theory, Practice, and Research (5th ed,). Philadelphia: F. A. Davis
Company.
Lim. S., & Lee. a. (2011). Work and nonwork outcomes of workplace incivility: Does family
support help? Journal of Occupational Health Psychology, 16(1), 95-111.
doi:http://dx.doi.org/10.1037/a0021726
Definisi
Meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam menjalin hubungan
Terapeutik
- Pertahankan kesabaran dan kejujuran dalam mengembangkan hubungan
- Berikan umpan balik positif terhadap aktivitas yang dilakukan
- Motivasi berpastisipasi dalam kegiatan individu, kelompok dan sosial
- Motivasi untuk mempertahankan komunikasi verbal
- Motivasi melakukan aktivitas di luar dan lingkungan baru (mis: jalan-jalan, berbelanja)
- Diskusikan perencanaan kegiatan yang akan datang
Edukasi
- Anjurkan interaksi dengan orang lain yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
- Anjurkan penggunaan alat bantu (mis: kaca mata dan alat bantu dengar)
- Anjurkan berbagi masalah dengan orang lain
- Anjurkan untuk menghormati hak orang lain
- Anjurkan mengekspresikan kemarahan secara tepat
- Anjurkan perencanaan kegiatan khusus
- Latih peningkatan kemampuan yang dimiliki
- Latih permainan peran dalam keterampilan komunikasi kolaborasi
- Rujuk ke kelompok keterampilan. Jika perlu
Referensi
Gayathri, N., & Karthikeyan, P. (2016). The role of self-efficacy and social support in
improving life satisfaction: The mediating role of work-family enrichment. Journal of
Psychology, 224(1), 25-33. doi:http://dx.doi.org/10.1027/2151-2604/a000235.
Leinonen, J. A., Solanteus, T. S., & Purnamaki, R. (2003). Social support and the quality of
parenting under economic pressure and workload in finiand; The role of family structure and
parental gender. Journal of Family Psychology, 17(3), 409-418. doi;
http://dx.doi.org/10.1037/0893-3200.17.3.409.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ad.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications, (9th
ed.). Philadalphia: F, A. Davis Company.
Definisi
Meningkatkan rasa seimbangan dan terhubung dengan kekuatan yang lebih besar.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, sesuai kebutuhan
- Identifikasi perspektif spiritual, sesuai kebutuhan
Terapeutik
- Perlakukan pasien dengan bermartabat dan terhormat
- Tunjukan keterbukaan, empati dan kesediaan mendengarkan perasaan pasien
- Yakinkan bahwa perawat selalu ada dan mendukung
- Gunakan teknik klarifikasi untuk membantu menilai keyakinan, jika perlu
- Fasilitasi mengekspresikan dan meredakan amarah secara tepat
- Motivasi meninjau kehidupan masa lalu dan fokus pada hal yang memberikan kekuatan
spiritual
- Motivasi berinteraksi dengan anggota keluarga, teman, dan lainnya
- Dorong privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual
- Motivasi partisipasi dalam kelompok pendukung
- Motivasi mengekspresikan perasaan (mis: kesepian, tidak berdaya, ansietas)
- Motivasi penggunaan sumber spiritual, jika perlu
- jadwalkan kunjungan pembimbing spiritual, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan mengingat kenangan hidup
- Anjurkan untuk berdo'a
- Ajarkan penggunaan media spiritual (mis: televisi, buku)
- Ajarkan metode relaksasi (mis: teknik nafas dalam, imajinasi terbimbing, meditasi)
Referensi
Bekelman, D. B., Dy. S. M., Becker, D. M., Wittstein, I. S., Hendricks, D. E., Yamashita, T.
E., & Gottlieb, S. H. (2007). Spiritual well-being and depression in patients with heart fallure.
Journal of General Internal Medicine, 22(4), 470-7. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s11606-
006-0044-9.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA. Perason Education.
Ellis, M. R., Thomlinson, P., Gemmili, C., & Harris, W. (2013). The spiritual needs and
resources of hospitalized primary care patients. Journal of Religion and Health, 52(4), 1306-
18. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10943-012-9575-z.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Upaya peningkatan perilaku menyusul di masyarakat melalui edukasi.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi perilaku menyusui di komunitas
- Identifikasi adanya kelompok pendukung ASI atau kader kesehatan
- Monitor berat badan bayi setiap 2 minggu atau setiap 1 bulan
Terapeutik
- Bentuk kelompok pendukung ASI dan kader terlatih, jika belum ada
- Sosialisasikan pada ibu hamil tentang ASI minimal 2 kali
- Libatkan suami, keluarga dan masyarakat sekitar untuk mendukung ibu menyusui
Edukasi
- Adakan penyuluhan tentang manfaat, posisi, perlektan dan permasalahan selama
menyusui oleh tenaga kesehatan atau kader atau kelompok pendukung ASI
- Ajurkan kader berkunjung pada ibu postpartum kurang dari 2 minggu
- Anjurkan kader mendampingi ibu selama menyusui eksklusif (6 bulan)
- Anjurkan ibu memberi makanan pendamping ASI setelah 6 bulan sampai 2 tahun
- Anjurkan memerah ASI minimal 1 bulan sebelum ibu bekerja kembali
- Ajarkan cara penyimpanan ASI dengan tepat
Referensi
Gilmore, B., & McAuliffe, E. (2013). Effectiveness of community health workers delivering
preventive intorventions for maternal and child health in low-and middle-income countries: a
systematic review. BMC public Health , 13(1). 847.
Hall, J. (2011). Effective community-based interventions to improve exclusive breast feeding
at four to six months in low-and low-middle-income countries: a systematic review of
randomised controlled trials. Midwifery, 27(4), 497-502.
WHO, 2011, Berastfeeding Counsellor Training Course.
Definisi
Mendukung pengeluaran fekal normal.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah eliminasi fekal (mis: konstipasi, inkontinensia, bising usus, skibala,
kemampuan reflek buang air besar, gangguan neurologi)
- Identifikasi makanan dan/atau obat-obatan yang dapat mengganggu eliminasi fekal
- Lakukan pemeriksaan rektal, jika perlu
Terapeutik
- Lakukan abdominal massage
Edukasi
- Jelaskan makanan yang mendukung eliminasi fekal normal (mis: tinggi serat dan cukup
air)
- Anjurkan minum air putih hangat setelah makan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian laksatif, jika perlu
- Rujuk kepada perawat rehabilitasi
Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA. Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis; Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Perantaraan Budaya
Definisi
Menghargai perbedaan dan kesamaan budaya pasien dalam memberikan asuhan separan fantang
sehat dan sakit sesuai dongan nilai-nilai budaya pasien
Tindakan
Observas
-identifikasi perbedaan konsep antara pasien dan perawat tentang proses penyakit
Terapeutik
Edukasi
Andrew, M& Beyle. J.S. (1995). Transcutural Concepts in Nursing Care d). Philasepri JB lippincot
company
Leininger. MAMCFariand M.R. (2002). Transcutural Nursing: Concepts, Theories, Research and
Praclice (3) USA MGraw HICompankes
Royal College of Nursing (2006) Transcultural Nursing Care of Adult, Section One. Understanrg
Theorefical Basis of Transcutural Nursing Care
Definisi
Mengidentikasi dan merawat pasien yang terpasang perangkat mekanis untuk menunjang fungsi
Jantung dan sirkulasi.
Tindakan
Observasi
-Monitor kekuatan nadi, warna kulit, pengsisian kapiler dan suhu pada area perifer
Terapeutik
-Lakukan latinan rentang gerak pergelangan kaki (flekai dan ekstensi) sotiap 1-2 jam
-Gunakan restrain yang lembut pada ekstemitas yang terkanulasi, jika pertu
-Pastikan balon intra aorta terisi ulang setiap 1-2 jam atau sesuai tipe mesin
-libatkan pasien dalam mengambil keputusan terkait perawatan dirinya, jika memungkinkan
Edukasi
-anjurkan harapan yang realistis pada kluarga terhadap perkembangan kondisi pasien
Referensi
Ignatavicius & Workman (2016). Modical Surgical Nursing. Pationt-Centerad Colaborudive Care St
Louls: Mosby Elsevier.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014) Medicalsurgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9" ed.). St. Louis, Missoun Mosby Esevier
Woods, S.L., Frooelicher, A. S., Motzer, S. U., & Bridgos, E. J. (2010) Cardiac Nursing (8 ea)
Phaduiphia: Lipplncott Williams & Wilkins.
Definisi
Meningkatkan penyembuhan fisik dan pisikologis sebelum dan sesudah amputasi bagian tubuh
Tindakan
Observasi
-Monitor nyeri phantom pada tungkai (mis. rasa torbakar, kram, berdenyut, rasa remuk, atau
kesemutan)
-Monitor prostesis secara teratur (mis. stabilitas, kemudahan pergerakan, efsiensi energi. tampilan
saat berjalan)
-Identifikasi modifikasi gaya hidup dan alat bantu yang ciperluian (mis. rumah dan mobil)
Terapeutik
-Posisikan stump (puntung/ujung bagian yang diamputasi) pada kesejajaran tubuh yang benar
-Hindari meletakkan stump pada posisi menggantung untuk menurunkan edema dan stasis vaskuler
-Hindari mengganti balutan stump segera setelah operasi selama tidak ada rembesan atau tanda
infeksi.
-Buat stump agar berbentuk kerucut melalui pembalutan (wrapping) agar sesuai prosthesis
-Lakukan pereda nyeri non faramologis (mis. TENS, phonophoresis, pemijatan), sesuai kebutuhan
-Diskusikan tujuan jangka panjang prógram rehabilitasi (mis, berjalan tanpa alat pendukung)
Edukasi
-Jelaskan bahwa nyeri phantom dapat terjadi beberapa minggu setelah pembedahan dan dapat
dipicu oleh tekanan pada area lain
-Ajarkan latihan pascaoperasi (mis. latihan rentang gerak, latihan napas, dan miring kiri- kanan) -
Ajarkan perawatan diri setelah pulang dari rumah sakit
-Ajarkan tanda dan gejala untuk dilaporkan ke fasilitas layanan kesehatan (mis, sakit kronis,
kerusakan kulit, kesemutan, denyut nadi tidak teraba, suhu kulit yang dingin)
Kolaboras
Referensi
Berman A. syder, S. & Fradeen, G. (2016). Kozier& Erb's Fundamentals of Nursing (10 ) USA pearson
education
Dogherty. LA Lister, S. (2015) Manual of Cinical Musing Procedures ( d.) UK: The Royal Marsden NHS
Foundation trust SL. Dsen, S. R. Heihemper, M. M. Bucher, LAHarding. M. M. (2014). Medicalsurgical
nurg Pearson Educaten Asesament an mangement of olinicel problems ( ed.) GL. Louis, Missourt
Mosby Elseier. 1 BunN suepun (9L02) HW g y g 1 RT VO M NHS Feundation Trust Pery, AG& Peter,
P.A (2014) Mraing SAl Procedures (ed.). t Lois: Elnder PhladehFA Devis Company.
Definisi
Mergidentifkasi dan meningkatkan penyermbuhan luka yang ditutup dengan jahitan, klip atau
staples
Tindakan
Observasi
-Periksa lokasi insisi adanya kemerahan, bengkak, atau tanda-tanda dehisen atau eviserasi -
Identifkasi karakteristik drainase
Terapeutik
-Usep area insisi dari area yang bersih menuju area yang kurang bersih
Edukasi
Referensi
Beman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 ed.) USA
Dougherty, L & Lister, 5. (2015). Manual of Clinicel Nursing Procedures ( ed). UK: The Royal Marnden
Lewis, S. L. Dirksen, S. R.. Heltkempet, M. M, Bucher, L. & Harding. M. M. (2014). Medical-surgical
nursing Pearson Education. NHS Foundation Trust Assessment and manegement of clinical problerns
(9* ed.). SI. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Wikinson, J. M. Treas, L. S., Barmet, K. & Smith, M. H.
(2016). Fundamentals of Nursing ( ed) Pery, AG. & Poter, P. A. (2014) Nursing Skils & Procedures (8
ed.). St Louis: Elsevie Philadelphia: F. A Davis Company.
NIM : J210200030
Tindakan :
a. Observasi
- Indentifikasi perubahan sensasi atau peningkatan nyeri pada area fraktur
- Monitor tanda – tanda infeksi ( mis. gips berbau, eritma, demam )
- Monitor tanda – tanda gangguan sirkulasi atau fungsi neurologi ( mis. nyeri,
pucat, nadi tidak teraba, parestesi, paralisis [ 5p ] )
- Monitor sirkulasi dan fungsi neurologi pada bagian proksimal dan distal dari
lokasi pemasangan gips
- Monitor tanda – tanda drainase dari luka dibawah gips
- Periksa retak atau kerusakan pada gips
b. Terapeutik
- Topang gips dengan bantal sampai gips kering
- Bersihkan kulit sekitar area pemasangan dari sisa material gips
- Atasi segera gangguan sirkulasi ( mis. Reposisi gips, lakukan rentang gerak
ekstremitas, hilangkan tekanan akibat gips )
- Posisikan gips pada bantal untuk mengurangi ketegangan
- Tinggikan ekstremitas yang terpasang gips di atas level jantung
- Gunakan arm sling untuk penopang, jika perlu
- Berikan bantalan ( padding ) pada tepi gips
- Hindari meletakkan gips pada permukaan yang keras atau tajam selama masa
pengeringan
- Hindari menekan gips selama masa pengeringan
- Hindari gips menjadi basah ( mis. gunakan pelindung yang sesuai saat mandi
atau kaus kaki atau sarung tangan pelindung )
c. Edukasi
- Informasikan gips akan terasa hangat selama proses pemasangan sampai keing
- Informasikan perlunya membatasi aktivitas selama masa pengeringan gips
- Anjurkan tidak menggaruk kulit di bawah gips
- Ajarkan cara merawat gips
Referensi :
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. ( 2016 ), Kozier & Erb’s Fundamentals of
Nursing ( 10th ed.), USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. ( 2015 ), Manual of Clinical Nursing Procedures ( 9th
ed.), UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G, & Potter, P, A. ( 2014 ). Nursing skills & Procedures ( 8th ed.), St
Louis: Elsevier
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper , M. M., Bucher, L. & Harding, M, M.
( 2014 ). Medical-surgical nursing Assessment and management of clinical
problems ( 9th ed.), St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Tindakan :
a. Observasi
- Identifikasi penyebab inkontinensial fekal baik fisik maupun psikologis ( mis.
gangguan saraf motorik bawah, penurunan tonus otot, gangguan sfingter
rektum, diare kronis, gangguan kognitif, stress berlebihan )
- Identifikasi perubahan frekuensi defekasi dan konsistensi feses
- Monitor kondisi kulit perianal
- Monitor keadekuatan evakuasi feses
- Monitor diet dan kebutuhan cairan
- Monitor efek samping pemberian obat
b. Terapeutik
- Bersihkan daerah perianal dengan sabun dan air
- Jaga kebersihan tempat tidur dan pakaian
- Laksanakan program latihan usus ( bowel training ), jika perlu
- Jadwalkan BAB di tempat tidur, jika perlu
- Berikan celana pelindung/pembalut/popok, sesuai kebutuhan
- Hindari memakan yang menyebabkan diare
c. Edukasi
- Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia fekal
- Anjurkan mencatat karakteristik feses
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat diare ( mis. Loperamide, atropin )
Referensi :
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. ( 2016 ), Kozier & Erb’s Fundamentals
of Nursing ( 10th ed.), USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. ( 2015 ), Manual of Clinical Nursing Procedures
( 9th ed.), UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G, & Potter, P, A. ( 2014 ). Nursing skills & Procedures ( 8th ed.), St
Louis: Elsevier
Wilkison, J. M., Treas, L. S., Barnett, K, & Smith, M, H. ( 2016 ),
Fundamentals of Nursing ( 3th ed. ), Philadelphia: F, A, Davis Company
Tindakan :
a. Observasi
- Indentifikasi penyebab inkontinensia urine ( mis. disfungsi neurologis,
gangguan medula spinalis, gangguan refleks destrusor, obat – obatan, usia,
riwayat operasi, gangguan fungsi kognitif )
- Identifikasi perasaan dan persepsi pasien terhadap inkontinensia urine yang
dialaminya
- Monitor keefektifan obat, pembedahan dan terapi modalitas berkemih
- Monitor kebiasaan BAK
b. Terapeutik
- Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
- Berikan pujian atas keberhasilan mencegah inkontinensia
- Buat jadwal konsumsi obat – obat diuretik
- Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap atau kultur
c. Edukasi
- Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia urine
- Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
- Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang mendukung proses berkemih
- Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam menjelang tidur
- Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta pola eliminasi urine
- Anjurkan minum minimal 1500 cc/hari, jika tidak kontraindikasi
- Anjurkan menghindari kopi, minuman bersoda, teh dan cokelat
- Anjurkan konsumsi buah dan sayur untuk menghindari konstipasi
d. Kolaborasi
- Rujuk ke ahli inkontinensia, jika perlu
Referensi :
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. ( 2016 ), Kozier & Erb’s Fundamentals
of Nursing ( 10th ed.), USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. ( 2015 ), Manual of Clinical Nursing Procedures
( 9th ed.), UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G, & Potter, P, A. ( 2014 ). Nursing skills & Procedures ( 8th ed.), St
Louis: Elsevier
Wilkison, J. M., Treas, L. S., Barnett, K, & Smith, M, H. ( 2016 ),
Fundamentals of Nursing ( 3th ed. ), Philadelphia: F, A, Davis Company
Tindakan :
a. Observasi
- Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit ( mis. perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas )
b. Terapeutik
- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
- Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
- Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
- Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
c. Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembab ( mis. lotion, serum )
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
Referensi :
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. ( 2016 ), Kozier & Erb’s Fundamentals
of Nursing ( 10th ed.), USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. ( 2015 ), Manual of Clinical Nursing Procedures
( 9th ed.), UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G, & Potter, P, A. ( 2014 ). Nursing skills & Procedures ( 8th ed.), St
Louis: Elsevier
Wilkison, J. M., Treas, L. S., Barnett, K, & Smith, M, H. ( 2016 ),
Fundamentals of Nursing ( 3th ed. ), Philadelphia: F, A, Davis Company
Terapeutik
- Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman .
- Berikan diet jantung yang sesuai (misal : batasi asupan kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
- Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi.
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai tolerasi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program
Referensi
Eckel, R.H., Jakicic, J.M., Ard, J. D., et al. (2013) AHA/ACC guideline on lifestyle
management to reduce cardiovascular risk: a report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines.
Circulation, 129(Suppl. 2), S76-S99.
Yancy, C. W., Jessup, M., Bozkurt, B., et al. (2013). ACCF/AHA guideline for the
management of heart failure: a report of the American College of Cardiology
Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines.
Circulation
Smith, S.C., Benjamin, E. J., Bonow, R.O., et at. (2011). AHA/ACCF secondary prevention
and risk reduction therapy for patient with coronary and other atherosclerotic vascular
disease: 2011 update: a guldeline from the American Heart Association and American
College of Cardiology Foundation. Circulation, 124, 2458-2473
Urden, L. D., Stacy, K. M., & Lough. M. E. (2017). Critical Care Nursing: Diagnosis and
Management. Elsevier Health Sciences
Whelton, P. K., Appel , L.J., Sacco, R. L., et al. (2012). Sodium, blood pressure, and
cardiovascular disease: further evidence supporting the American Heart Association
sodium reduction recommendations. Circulation, 126, 2880-2889.
Woods, S.L, Frooelicher, A. S., Motzer, S. U., & Bridges, E. J. (2010). Cardiac Nursing (6 ͭʰ
ed). Philadelphia Lippincott Williams & Wilkins.
Terapeutik
- Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
- Pasang akses intravena
- Puasakan hingga bebas nyeri
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stress
- Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan
- Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan, jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
- Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
- Anjurkan menghindari manuver Valsava (misal: mengedan saat BAB atau batuk)
- Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
- Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu
- Kolaborasi pemberian antiangina (misal: nitrogliserin, beta blocker, calcium channel
blocker
- Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
- Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver Valsava (misal: pelunak tinja,
antiemetik
- Kolaborasi pencegahan trombus dengan antikoagulan, jika perlu
- Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada jika perlu
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ͭʰ ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6 ʰͭ ed.). USA: Sauders Elsevier
Herkner H, Arrich J, Havel C, Mullner M (2007). Bed rest for acute uncomplicated
myocardial infarction. The cochrane Library, Issue 2j.
Howard & Steinmann (2010). Sheehy’s emergency nursing, principle & practice (6 ʰͭ ed). St.
Louis: Mosby.
Urden, L. D., Stacy, K. M., & Lough, M.E. (2017). Critical Care Nursing: Diagnosis and
Management. Elsevier Health Scienses.
Woods, S.L., Frooalicher, A.S., Motzer, S. U., & Bridges, E. J. (2010). Cardiac Nursing (6 ͭʰ
ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi budaya dan kepercayaan dalam penatalaksanaan tubuh jenazah
Teraupetik
- Laporkan pada petugas terkait bahwa pasien telah meninggal (misal: kepala ruangan,
supervisor)
- Rapatkan rahang dan tutup mata jenazah
- Posisikan lengan berada di samping tubuh atau di sedekapkan (disesuaikan dengan
agama atau kepercayaan yang dianut pasien)
- Lepaskan objek-objek eksternal dari tubuh (misal: kateter urin, kateter intravena,
sadapan monitor)
- Bersihkan tubuh jenazah secara menyeluruh
- Tutupi tubuh jenzah dengan kain bersih sampai ke dagu atau kepala
- Berikan dukungan emosional dan spiritual bagi keluarga
- Berikan privasi jika keluarga ingin melihat jenzah pasien
- Berikan label pada barang-barang pribadi jenazah
- Pindahkan jenazah ke ruangan khusus/ ruang jenazah
- Fasilitasi keluarga menjalani proses berduka
Edukasi
- Ajarkan melalui proses berduka secara bertahap, jika perlu
- Jelaskan prosedur administrasi penyerahan jenazah dan/atau barang-barang jenazah
kepada keluarga
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan rohaniawan sesuai dengan kebijakan institusi, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10ͭʰ
ed.). USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9ͭʰ ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8ͭʰ ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3ͭʰ ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi perawatan kaki yang biasa dilakukan
- Periksa adanya iritasi, retak, lesi, kapalan, kelainan bentuk, atau edema
- Periksa adanya ketebalan kuku dan perubahan warna
- Monitor tingkat kelembaban kaki
- Monitor gaya berjalan dan distribusi berat kaki
- Monitor kebersihan dan kondisi umum sepatu dan kaus kaki
- Monitor insufisiensi arteri kaki dengan pengukuran ankle-brachial index (ABI)
terutama pada usia >50 tahun
- Monitor neuropati perifer dengan tes monofilamen Semmes Weinstein
- Monitor kadar gula darah atau nilai HbA1c <7%
Teraupetik
- Keringkan sela-sela jari kaki
- Berikan pelembab kaki, sesuai kebutuhan
- Bersihkan dan/atau potong kuku, jika perlu
- Lakukan perawatan luka sesuai kebutuhan
Edukasi
- Informasikan pentingnya perawatan kaki
- Ajarkan cara mempersiapkan dan memotong kuku
- Anjurkan memakai sepatu dengan ukuran yang sesuai
- Anjurkan pemberian buuk penyerap kelembaban, jika perlu
- Anjurkan memeriksa bagian dalam sepatu sebelum dipasang
- Anjurkan memonitoring suhu kaki dengan menggunakan bagian belakang dari tangan.
- Anjurkan pentingnya pemeriksaan kaki, terutama saat sensasi berkurang
- Anjurkan menghindari penekanan pada kaki yang mengalami ulkus dengan
menggunakan tongkat atau sepatu khusus
Kolaborasi
- Rujuk podiatrist untuk memotong kuku yang menebal, jika perlu.
Referensi
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 ͭʰ ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Elsevler Interactive Patient Education (2017). Patien Education: Diabetes an Foot Care. USA:
Elsevier Inc.
Hingorani, A., et al (2016). The management of diabetic foot: A clinical practice guideline by
the Society for Vascular Surgery in collaboration with the American Podiatric
Medical Association and the Society for Vascular Medicine. Journal of Vascular
Surgery, 63, 2, 3S-21S.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ʰͭ ed.). St Louis: Elsevier
Williams, Lippincott & Wilkins (2009). Nursing Procedures. (6 ͭʰ ed.). Wollers Kluwer
Health
Wilkinson , J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3 ʰͭ ed.). Philadelphia. F.A. Davis Company.
Perawatan Kanguru I. 14599
Definisi
Melakukan tindakan merawat bayi melalui kontak kulit ke kulit antara orang tua dan bayi premature
yang sudah stabil
Tindakan
observasi
- Monitor faktor orangtua yang mempengaruhi keterlibatan dalam perawatan
Teraupetik
- Pastikan status fisiologi bayi terpenuhi dalam perawatan
- Sediakan lingkungan yang tenang, nyaman, hangat
- Berikan kursi pada orangtua, jika perlu
- Posisikan bayi telungkup tegak lurus di dada orang tua
- Miringkan kepala bayi ke salah satu sisi kanan atau kiri dengan kepala sedikit tengadah
(ekstensi)
- Hindari mendorong kepala bayi fleksi da hiperektensi
- Biarkan bayi telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi
- Posisikan pangggul dan lengan bayi dalam posisi fleksi
- Posisikan bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya
- Buat ujung pengikat tepat berada dibawah kuping bayi
Edukasi
- Jelakan tujuan dan prosedur perawatan kanguru
- Jelaskan keuntungan kontak kulit ke kulit orang tua dan bayi
- Anjurkan orangtua menggunakan pakaian yang nyaman dengan bagian depan terbuka
Refrensi
Arora, S. (2008). Kangaroo mother care. Nursing Journal of India, 99(11). 248.
CARE, P. O. K. M. (2015). Kangaroo Mother Care. Support for Parents & Staff of Prematures Babies.
http://www.kangaroomothercare.com/(accesed 19 November 2015).
Hockenberry, M. J., Wilson, D., & Rodgers, C. C. (2016). Wong’s Essentials of Pediatric Nursing E-
Book,
Elsevier Health Sciences.
Lawn, J. E., Mwansa-Kambafwhile, J., Horta, B. L., Barros, F. C., & Cousens, S. (2010). ‘Kangaroo
mother
care’lo prevent neonatal deathts due to preterm birth complication. International Journal of
epidemiology, 39(suppl_1), I144-I154.
Wilson, D., & Hockenberry, M. J. (2014). Wong’s Clinical Manual of Pediatric Nursing E-Book. Elsevier
Health Sciences.
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat kateter yang diinsersikan secara perifer untuk mengakses sirkulasi
sentral
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan penggunaan kateter (mis. pemberian obat yang mengiritasi perifer)
- Identifikasi ukuran dan jenis kateter yang sesuai
- Identifikasi vena yang mudah diakses (misal vena basilica atau sefalika)
- Pastikan tidak ada kontraindikasi pemasangan (mis. vena tidak terlihat dan teraba, infeksi
atau hematom pada kulit, sepsis, pendarahan abnormal)
- Monitor posisi ujung kateter dengan pemeriksaan sinar X
- Monitor komplikasi (mis. pendarahan, kerusakan saraf atau tendon, dekompresi jantung,
distress pernapasan, atau emboli kateter)
- Monitor tanda-tanda flebitis (mis. nyeri, kemerahan, kulit hangat dan edema)
Teraupetik
- Tentukan penempatan ujung kateter (mis. vena cava superior, vena bracheosefalikus,
pembuluh darah aksilaris atau subklavia)
- Posisikan terlentang dengan lengan sejajar tubuh
- Ukur jarak penusukan kateter
- Siapkan daerah penusukan
- Minta menoleh kearah lengan tempat insersi dengan dagu menyentuh dada
- Masukkan kateter dengan teknik steril
- Sambungkan extention tube dan lakukan aspirasi
- Bilas dengan menggunakan heparin dan normal saline
- Fiksasi kateter dengan menggunakan dressing transparan steril
- Lakukan pelepasan kateter, sesuai indikasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, dan risiko pemasangan katetersebelum pemasangan
- Anjurkan melaporkan tanda-tanda infeksi (mis. demam, menggigil, lokasi penusukan kering)
Refrensi
Berman, A., Synder, S, & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10 th ed.) USA:
Pearson Education.
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3 th ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden
NHS Foundation Trust.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6 th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St. Louise Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davies Company
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang menjalani kateterisasi urine
Tindakan
Observasi
- Monitor kepatenan kateter urine
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Monitor tanda dan gejala obstruksi aliran urine
- Monitor kebocoran kateter, selang dan kantung urine
- Monitor input dan output cairan (jumlah dan karakteristik)
Terapeutik
- Gunakan teknik aseptic selama perawatan kateter urine
- Pastikan selang kateter dan kantung urine terbebas dari lipatan
- Pastikan kantung urine diletakkan dibawah ketinggian kantung kemih dan tidak dilantai
- Lakukan perawatan perineal (perineal hygine) minimal satu hari sekali
- Lakukan irigasi rutin dengan cairan isotonis untuk mencegah kolonisasi bakteri
- Kosongkan kantung urine jika kantung urine telah terisi setengahnya
- Ganti kateter dan kantung urine secara rutin sesuai protocol atau sesuai indikasi
- Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan
- Jaga privasi selama melakukan tindakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan risiko sebelum pemasangan kateter
Refrensi
CDC (2009). Guidline for Prevention of Catheter-Associated Urinary Tract Infections.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/cauti/index.html.
Evans & Godfrey (2000). Bladder Washout In The Management of Long Term Cartheter. British
Journal
of Nursing, 9(14), 900.
Gould, D. (2015). Preventing Cartheter-associated urinary tract infection. Nursing Standart (2014+),
30(10). 50. doi:http://dx.doi.org/10.7748/ns.30.10.50.s48.
Holroyd (2017). A new solution for indwelling cartheter encrustation and blockage. JCN, 31(1), 48-52
Potter & Perry (2015). Mosby’s Pocket Guide to Nursing Skill & Procedures (8 th ed.). St. Louis: Mosby.
KEPERAWATAN 1A
J210200033
Tindakan:
Observasi
Monitor tanda-tanda vital
Terapeutik
Pertahankan postur tubuh yang benar
Edukasi
Anjurkan menghindari kelelahan
Anjurkan posisi duduk atau berdiri terlalu lama dan menyilangkan kaki pada lutut
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan USG
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Petry, S. E. (2013). Maternity and Women’s
management, and care of the pregnant woman with epilepsy. Neurology, 42(4 Suppi 5),
149-160.
Nicolaldes, K. H. (2011). A model for a new pyramid of prenatal care based on the 11 to 13
Weeks’ assessment. Prenatal diagnosis, 31(1). 3-6
Tindakan
Observasi
Identifikasi faktor risiko kehamilan (mis, persalinan prematur, preaklampsia, DM)
Terapeutik
Lakukan skrining depresi pada kehamilan
Edukasi
Anjurkan tidak membiarkan perut kosong atau terlalu penuh
Anjurkan mengkonsumsi karbohidrat kering dengan minuman hangat saat bangun tidur
Anjurkan menghindari makanan yang banyak mengandung lemak, gas, bumbu yang merangsang
mual
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (20013). Maternity and women’s
Delgado Escueta, A. V., & Janz, D. (1992). Consensus guldelines: preconception counseling,
Management, and care of the pregnant woman with epilepsy. Neurology, 42(4 Suppi 5),
149-160.
Nicolaides, K. H. (2011). A model for a new pyramid of prenatal care based on the 11 to 13
Perawatan Kenyamanan
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien untuk meningkatkan rasa nyaman
Tindakan
Observasi
Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis, mual, gatal, sesak)
Terapeutik
Berikan posisi yang nyaman
Berikan pemijatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesik, antipruritus, antihistamin jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed).
Blinderman, C. D., & Billings, J. A. (2015). Comfort care for patients in the hospital. N Engl J
Dougherly, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK. The Royal
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (3 th ed.). St Louis: Elsevier
Turkaltaub, P. C., Yearwood, E. L., & Friedmann, E (2014). Effect of a brief seated massage on
Nursing student attitudes toward touch for comfort care. The Journal of Alternative and
Wilkinson, J. M., Treas, L S., Barnett. K. & Smith , M. H. (2016). Foundamentals of Nursing
Perawatan Kuku
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat kuku agar bersih dan sehat serta tidak mengalami lesi kulit akibat
perawatan kkuku yang tidak tepat.
Tindakan
Observasi
Monitor kebersihan dan kesehatan kuku
Bersihkan kuku dengan bahan alami (mis, air putih, lemon, belimbing wuluh)
Edukasi
Anjurkan memotong dan membersihkan kuku secara rutin
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozien & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.).
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.) St Louis. Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
PERAWATAN MATA
DEFINISI
Mengidentifikasi dan merawat kesehatan mata serta mencegah terjadinya ulserasi dan pembekakan
pada mata.
TINDAKAN
Observasi
- Monitor adanya kemerahan, eksudat, atau ulserasi
- Monitor refleks kornea
Terapeutik
- Tutupi mata untuk mencegah diplopia
- Teteskan obat tetes mata, jika perlu
- Oieskan salep mata, jika perlu
- Plester kelopak mata agar tertutup, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tidak menyentuh mata
- Anjurkan tidak terpapar debu dan polusi
- Anjurkan tidak terpapar dengan cahaya terang terlalu lama (mis. layar komputer, laptop, televisi)
- Anjurkan menghindari penggunaan lensa kontak lebih dari 19 jam
- Anjurkan menghinduri membaca dengan pencahayaan redup
- Anjurkan mengkonsumsi makanan kaya vitamin A
- Anjurkan menggunakan kacamata proteksi UV atau pakai topi lebar jika sedang berada di bawah
panas terik matahari
REFERENSI
Berman, A, Snyder. S. & radsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA:pearson education.
Dougherty, L & lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry,A.G. & Potter. P. A. (2014), Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson,J. M T,reas. ,L S Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelpia:F.A.Davis Company
PERAWATAN MULUT
DEFINISI
Mengidentifikasi dan merawat kesehatan mulut serta mencegah terjadinya komplikasi.
TINDAKAN
Observasi
- ldentifikasi kondisi umum (mis. kesadaran. , alat bantu napas, hemodinamik, gangguan koagulan,
penggunaan obat antikoagulan,gigi palsu)
- Identifikasi kondisi oral (mis. luka, karies gigi, plak, sariawan, tumor)
- Monitor kebersihan mulut, lidah dan gusi
Terapeutik
- Pilih sikat gigi sesuai dengan kondisi pasien
- Hindari merawat mulut dengan sikat gigi jika mengalami trombositopenia
- Posisikan semi-Fowler atau Fowler
- Dekatkan alat-alat dalam jangkauan untuk melakukan perawatan mulut mandiri
- Fasilitasi menyikat gigi secara mandiri
- Bersihkan gigi palsu secara terpisah Sikat gigi minimal 2 kali sehari
- Sikat gigi dari arah gusi ke ke masing-masing gigi atas dan bawah
- Gunakan alat suction untuk menghisap cairan/saliva di mulut pada pasien penurunan kesadaran
- Gunakan cairan chlorhexidine atau sesuai kebijakan institusi
- Gunakan benang untuk mengangkat plak yang tidak dapat dijangkau sikat gigi
- Bersihkan alat-alat yang telah dipergunakan
Edukasi
- Jelaskan prosedur tindakan pada pasien dan keluarga
- Anjurkan mengganti sikat gigi setiap 3-4 bulan
- Anjurkan melakukan pemeriksaan gigi setiap 6 bulan
REFERENSI
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed)
USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louls. Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed)
Philadelphia: F. A. Davis Company.
PERAWATAN NEONATUS
DEFINISI
mengidentifikasi dan merawat bayi setelah lahir sampai usia 28 hari.
TINDAKAN
Observasi
- Identifikasi kondisi awal bayi setelah lahir (mis. kecukupan bulan,air ketuban jernih, bercampur
mekonium, menangis spontan, tonus otot)
- Monitor tanda vital bayi (terutama suhu)
Terapeutik
- Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) segera setelah bayi lahir
- Berikan vitamin K 1 mg intramuskuler untuk mencegah perdarahan
- Mandikan selama 5-10 menit, minimal sekali sehari
- Mandikan dengan air hangat (36-37°C)
- Gunakan sabun yang mengandung provitamin B5
- Oleskan baby oil untuk mempertahankan kelembaban kulit
- Rawat tali pusat secara terbuka (tidak dibungkus)
- Bersihkan tali pusat dengan air steril atau air matang
- Kenakan pakaian dari bahan katun
- Selimuti untuk mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia
- Ganti popok segera jika basah
Edukasi
- Anjurkan tidak membubuhi apapun pada tali pusat
- Anjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam
- Anjurkan menyendawakan bayi setelah disusui
- Anjurkan ibu mencuci tangan sebelum menyentuh bayi
REFERENSI
Caruana, E. (2008). Early skin-to-skin contact for mothers and their healthy newborn infants. Joumal
of advanced nursing, 62(4), 439-440.
Lowdermlik, D. L., Perry, S. E,& Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health
Sciences.
moore, E. R., Anderson, G. C., Bergman, N., & Dowswell, T. (2012). Early skin-to-skin contact for
mothers and their healthy newborn infants.Cochrane Database Syst Rev, 5(3).
Shaw, E., Levitt, C., Wong, S , & Kaczorowski, J. (2006). Systematic review of the literature on
postpartum care, effectiveness of postpartum support to improve maternal parenting, mental health,
quality of life, and physicai health. Birth, 33(3), 210-220.
World Heafth Organization. (1 998). Postpartum care of the mother and newbom: a practical guide:
report of a technical working group.
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang gangguan sensai dan sirkulasi pada ekstremitas
Tindakan
Observasi
- Monitor perunahan warna kulit abnormal (mis, pucat, kebiruan, keunguan, kehitaman)
- Monitor suhu ekstremitas (mis, panas, hangat, dingin)
- Monitor keterbatasan gerak ekstremitas (mis, aktif tanpa nyeri, aktif disertai nyeri, pasif
tanpa nyeri, pasif disertai nyeri)
- Monitor perubahan sensasi ekstremitas (mis, penuh, parsial)
- Monitor adanya pembengkakan
- Monitor perubahan pulsasi ekstremitas (mis, kuat, lemah, tidak teraba)
- Monitor capillary refill time
- Monitor adanya nyeri
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor adanya tanda-tanda sindrom kompartemen Terapeutik
- Elevasikan ekstremitas (tidak melebihi level jantung)
- Pertahankan kesesejajaran (align ment) anatomis ekstremitas Edukasi
- Jelaskan pentingnya melakukan pemantauan neurovaskuler
- Anjurkan menggerakkan ekstremitas secara rutin
- Anjurkan melapor jika menemkan perubahan abnormal pada pemantauan neurovaskuler
- Ajarkan cara melakukan pemantauan neurovaskuler
- Ajarkan latihan rentang gerak pasif/aktif
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing.
USA: Pearson Education
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for individualizing Client Care
Across The Life Span.
Dougherty, L. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures
Definisi
Mengidentifikasi dan memberikan asuhan pada pasca persalinan seksio sesaria
Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwaya kehamilan dan persalinan
- Monitor tanda-tanda vital ibu
- Monitor respon fisiologis (mis, nyeri, perubahan uterus, kepatenan jalan napas dan lokia)
- Monitor kondisi luka dan balutan
Terapeutik
- Diskusikan perasaan, pertanyaan dan perhatian pasien terkait pembedahan
- Pindahkan pasien ke ruang rawat nifas
- Motivasi mobilisasi dini 6 jam
- Fasilitasi kontak kulit ke kulit dengan bayi
- Berikan dukungan menyusui yang memadai, jika memungkinkan
Edukasi
- Informasikan pada ibu dan eluarga tentang kondisi ibu dan bayi
- Ajarkan latihan ekstremitas, perubahan posisi, batuk dan napas dalam
- Anjurkan ibu cara menyusui, jika memungkinkan
- Anjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi TKTP
PERAWATAN PASCAANESTESI
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien setelah menjalani anestesi general atau regional
Tindakan
Observasi
- Monitor fungsi respirasi (mis. Kepatenen jalan napas, frekuensi napas dan saturasi oksigen)
- Monitor fungsi kardiovaskuler (mis. Frekuensi nadi, tekanan darah dan EKG)
- Monitor fungsi neurovaskuler (mis. Pulsasi, motorik, sensorik)
- Monitor status mental (mis. Tingkat kesadaran)
- Monitor suhu tubuh
- Monitor nyeri
- Monitor status cairan
- Monitor mual dan muntah
- Monitor haluaran dan pengosongan urine
- Monitor drainase dan pendarahan
Terapeutik
- Berikan privasi, sesuai kebutuhan
- Sesuaikan ketinggian tempat tidur, sesuai kebutuhan
- Hangatkan tubuh pasien untuk mencegah hipotermia dan menggigil
- Berikan stimulasi verbal atau taktil
- Lakukan pengekangan
- Berikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga, jika perlu
- Dapatkan laporan dari perawat kamar bedah dan penata/dokter anestesi
- Berikan oksigen
Edukasi
- Latih teknik napas dalam dan batuk
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik
- Kolaborasi pemberian meperidine untuk pencegahan menggigit pascaanestesi
PERAWATAN PASCAPERSALINAN
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat ibi segera setelah melahirkan sampai dengan enam minggu
Tindakan
Observasi
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor keadaan lokia (mis. Warna, jumlah, bau dan bekuan)
- Periksa perineum atau robekan ( kemerahan,edema, ekimosis, pengeluaran, penyatuan
jahitan)
- Monitor nyeri
- Monitor status pencernaan
- Monitor tanda Homan
- Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
- Identifikasi adanya masalah adaptasi psikologis ibu postpartum
Terapeutik
- Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
- Masase fundus sampai kontraksi kuat, jika perlu
- Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
- Berikan kenyamanan pada ibu
- Fasilitasi ibu berkemih secara normal
- Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi secara optimal
- Diskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat selama masa postpartum
- Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis ibu postpartum
- Diskusikan seksualitas masa postpartum
- Diskusikan penggunaan alat kontrasepsi
Edukasi
- Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
- Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara rutin
- Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
- Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara nonfarmakologis (mis. Teknik distraksi, imajinasi)
- Ajarkan ibu mengurangi masalah trombosis vena
Kolaborasi
- Rujuk ke konselor laktasi, jika perlu
Referensi
Alden, K. R., Lowdermik, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and
Womens Health Care E-Book. Elsevier Health Sciences
Chalmers, B., Mangiaterra, V., & Porter,r. (2001). WHO principles of perinatal care: the
essential antenatal, perinata, and postpartum care course. Birth, 28(3),202-207
Tindakan
Observasi
Identifikasi kondisi umum (mis. fisik, psikologis, spiritual)
Terapeutik
Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan
Berikan kesempatan memenuhi kebutuhan
Berikan dukungan emosional kepada keluarga dan orang terdekat Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar (mis.cairan, nutrisi, kebersihan diri, kenyamanan)
Fasilitasi pengungkapkan pesan atau wasiat
Fasilitasi keluarga menerima kehilangan pasien
Edukasi
Ajarkan keluarga tentang proses berduka dan penanganannya
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti nyeri, jika perlu
Kolaborasi dengan rohaniawan untuk pemenuhan kebutuhan religius-spiritual
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th ed.).
USA: Perason Education.
Dougherty. L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinicai Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royai
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prccedures (8h ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
Inspeksi insisi atau robekan perineum (mis. episiotomi)
Terapeutik
Fasilitasi dalam membersihkan perineum
Pertahankan perineum tetap kering
Berikan posisi nyaman
Berikan kompres es, jika perlu
Bersihkan area perineum secara teratur
Berikan pembalut yang menyerap cairan
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda abnormal pada perineum (mis. infeksi.
kemerahan, pengeluaran cairan yang abnormal)
Kolaborasia
Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu
Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
Referensi
Beeckman, D., Verhaeghe, S., Deflóor, T. Schoonhoven, L., & Vanderwee, K. (2011). A 3-in-1
perineal care washcloth impregnated with dimethicone 3% versus water and pH neutral soap
to prevent and treat incontinence-associated dermatitis: a randomized, controlled cinical trial.
Journal of Wound Ostomy & Continence Nursing, 38(6), 627-634.
Calvert. S., & Fleming, V. (2000). Minimizing postpartum pain: a review of rasearch pertaining to
perineal care in childbearing women. Journal of advanced nursing, 32(2), 407-415.
Kettle, C., & Tohill, S. (2008). Perineal care. BMJ clinical evidence, 2008.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing-Revised Reprint-E-
Book, Elsevier Health Sclences.
Tindakan
Observasi
Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
Identifikasi Isyarat perilaku dan fislologis yang ditunjukkan bayl (mis. lapar, tidak nyaman)
Terapeutik
Pertahankan sentuhan seminimal mungkin pada bayi prematur
Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu-ragu
Minimalkan nyeri
Minimalkan kebisingan ruangan
Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi dengan anak lainnya
Fasilitasi anak barbagi dan bergantian/bergilir
Dukung anak mengekspresikan diri melalui penghargaan positif atau umpan balik atas
usahanya
Pertahankan kenyamanan anak
Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara mandiri (mis. makan, sikat
gigi, cuci tangan, memakai baju)
Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai
Bacakan cerita atau dongeng
Dukung partisipasi anak di sekolah, ekstrakurikuler dan aktivitas komunitas
Edukasi
Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang milestone perkembangan anak dan perilaku
anak Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya
Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi
Rujuk untuk konseling, jika perlu
Referensi
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young People's Nursing
(1st ed.). USA: Wiley-Blackwell.
Hockenberry, M. J. arld Wilson, D. (2014). Wong's Nursing Care of Infants and Children. St. Louis:
Mosby Elsevier.
Altimier, L., & Phillips, R. M. (2013). Newborn & infant nursing reviaws the neonatal integrative
developmental care model: Seven neuroprotective core measures for family-centered
developmenial care. Newbom & Infant Nursing Reviews, 13, 9-22.
Gage, D.J., Everet, K.D., Bulock, L. (2006). Integrative Review of Parenting in Nursing Research,
Joumal of Nursing Scholarship:38:1, 56-62
Tindakan
Observasi
Identifikasi kondisi proses persalinan
Monitor kondisi fisik dan psikologis pasien
Monitor kesejahteraan ibu (mis. tanda vital, kontraksi: lama, frekuensi dan kekuatan)
Monitor kesejahteraan janin (Gerak janin 10 x dalam 12 jam) secara berkelanjutan (DJJ dan
volume air ketuban)
Monitor kemajuan persalinan Monitor tanda-tanda persalinan (dorongan meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol, vulva membuka)
Monitor kemajuan pembukaan menggunakan partograf saat fase aktif
Monitor tingkat nyeri selama persalinan
Lakukan pemeriksaan Leopold
Terapeutik
Berikan metode alternatif penghilang rasa sakit (mis. pijat, aromaterapi, hipnosis)
Edukasi
Jelaskan prosedur pertolongan persalinan
Informasikan kemajuan persalinan
Ajarkan teknik relaksasi
Anjurkan ibu mengosongkan karndung kemih
Anjurkan ibu cukup nutrisi
Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan
Referensi
Alden, K. R., Lowdemilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Matemity and Women's
Health Care- E-Book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk, D.L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Matemity Nursing. Elsevier Health
Sciences.
Elimian, A., Lawior, P., Figueroa, R., Wiencek, V., Garry, D., & Quirk, J. G. (2003). Intrapartum
assessment of fetal well-being: any role for a fetal admission test?. The Journal of Matemal-
Fetal & Neonatal Medicine, 13(6), 408-413.
Murthy, K. S., Chakravarthy, B. K., & Kolli, B. (2015). A comparative study on maternal care
practices in tribal area and urban slums. J Evolution Medl Dent Sci, 4(43), 7477-82.
Murray, M. (2006). Antepartal and intrapartal fetal monitoring (Vol. 106). Springer Publishing
Company (book).
Ross-Davie, M., & Cheyne, H. (2014). Intrapartum support: what do women want? A literature
review. Evidence Based Midwifery, 12(2), 52-58.
Perawatan Persalinan l.07227
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola proses persalinan serta mencegah terjadinya kormplikasi.
Tindakan
Observasi
-Mengidentifikasikan kondisi proses persalinan
-Menitor kondisi fisik dan psikologis pasien
-Monitor kesejahteraan ibu (mis, tanda vital, kontraksi: lama, frekuansi dan kekuatan)
-Monitor koesejahteraan janin (Gerak janin 10x dalam 12 jam) secara berkelanjutan (DJJ dan volume
air ketuban)
-Monitor kemajuan persalinan
-Monitor tanda-tanda persalinnan (dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol,
vulva membuka)
-Monitor kemajuan pembukaan menggunakan partograf saat fase aktif
-Monitor tingkat nyeri selama persalinan
-Lakukan pemeriksaan Leopold
Terapeutik
-Berikan metode alternatif penghilang rasa sakit (mis. pljat, aromaterapi, hipnosis).
Edukasi
-Jelaskan prosedur pertolongan persalinan
-Informasikan kemajuan persalinan
-Ajarkan teknik relaksasi
-Anjurkan ibu mengosongkan kandung kemih
-Anjurkan ibu cukup nutrisi
-Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
-Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan
Referensi
Aiden, K. R., Lowdermilk, D. L, Cashion, M. C., & Perry, S. E (2013). Matemity and Women's Health
Care E-Book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk, D.L. Pery, S. E, & Cashion. M. C. (2014). Matemity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Elmian, A, Lawlor, P., Figueroa, R., Wiencek, V., Gary, D., & Quirk, J. G. (2003). Intrapartum
assessment of fetal well-belng: any role for a fetal admission test? The Journal of Matemal-
Fetal & Neonatal Madicine, 13(6), 408-413.
Marthy, K. S., Chakravarthy, B. K., & Kolli, B. (2015). A comparitive study on maternal care practices
in tribal area and urban slums. J Evolution Medl Dont Sci, 4(43), 7477-82.
Murray, M (2006). Antepartal and intracoartal fotal monitoring (Vol. 106). Springer Publishing
Company (book).
Ross-Davio, M., & Cheyne, H. (2014). Intrapartum support: what do women want? A literature
review. Evidence Based Midwifery, 12(2), 52-58.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kondisi umum pasien
-Monitor tanda-tanda vital
Referensi
Nalional Colaborating Centre for Women's and Children's Health (2014). Intrapartum care: care of
healthy women and their babies during childbirth.
LL. Q,. Yang, Z. Q., Mohammed, W., Feng, Y. L. Shi, H. B., & Zhou, X. (2014). Prophylactic uterine
artery embolization assisted cesarean section for the prevention of intrapartum hemorrhage
in high-risk patients. Cardiovascular and interventional radiology, 37(6), 1458-1463.
Soleimani, F. (2013) Antenatal and intrapartum risk factors for cerebral palsy in term and near-term
nawborns Archives of Iranian medicine, 16(4), 213.
Resae, R. L. Lappen, J. R., & Gecal, K. S., (2013). Antenatal and intrapartum care of the high-risk
infant Klaus and Fanaroff’s Care of the High-Risk Neonate. 6th ed Philadelphia, PA Elsevier
Saunders.
Perawatan Pra Seksio Sesaria l.07229
Definisi
Mengidentilikasi dan memberikan asuhan sebelum persalinan seksio sesaria.
Tindakan
- Observasi Identifikasi riwayat kehamilan dan persalinan
- Identifikesi riwayat alergi obat
- Lakukan pemerksaan laboratorium
- Monitor tanda-tanda vital bu
- Monitor denyut jantung janin selama 1 menit
Terapoutik
- Diakusikan perasaan, pertanyaan dan perhatian terkait pembedahan
- Siapkan tindakan pembedahan (mis. persiapan fiaik, persiapan psikologis)
- Pasang IV line (termasuk persiapan transfusi)
- Pasang kateter urin
Edukasi
- Jelaskan alasan perlunya pembedahan
- Anjurkan pasangan atau orang terdekat hadir saat persalinan
- Jelaskan proses persalinan seksio sesaria
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian premedikasi
Referensi
Aldan, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Matemity and Women's Health
Care- E-Book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk. D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Matemity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Kariström, A Engström-Olofsson, R., Norbergh, K G., Sjoling, M., & Hildingsson. I. (2007).
Postoperative pain after cesarean birth affects breastfeeding and infant care. Journal of
Obstetric, Gynecologic, & Neonatal Nursing, 36(5). 430-440.
Prior, E., Santhakumaran, S., Gale, C., Philpps, L, H., Modi, N., & Hyde, M. J. (2012) Breastfeeding
after cesarean delivery: a systematic review and meta-analysis of world titerature. The
American journal of clinical nutrition, ajcn-030254.
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Koziar & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA.
Pearson Education
Dougherthy, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.), UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, AG. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ed.). St Louis
Wilkinson, J. M., Treas, L S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ed. ).
Phladelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab retensi urine (mis. peningkatan tekanan uretra, kerusakan arkus refleks,
disfungsi neurologis, efek agen farmakologis)
- Monitor efek agen farmakologis (mis. atropine, belladonna, psikotik, antihistamin, oplate, calcium
channel blocker)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi/perkusi
Terapeutik
- Sediakan privasi untuk berkermih
- Berikan rangsangan berkemih (mis. mengalirkan alir keran, membilas toilet, kompres dingin pada
abdomen)
- Lakukan maneuver Crede, jika perlu
- Pasang kateter urine, jika pertu
- Fasilitasi berkemih dengan interval yang teratur
Edukesi
- Jelaskan penyebab retensi urine
- Anjurkan pasien atau keluarga mencatat output urine
- Ajarkan cara melakukan rangsangán berkemih
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen. G. (2016) Kozier & Erb's Furdamentals of Nursing (10h ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9" ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Pery. A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (6" ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M.. Treas: L S. Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ed.).
Philadelphia: F. A Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan selang
- Monitor kepatenan selang
- Monitor jumlah, warna dan konsistensi drainase selang
- Monitor kulit di sekitar insersi selang (mis. kemerahan dan kerusakan kulit)
Terapeutik
- Lakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah perawatan selang
- Berikan selang yang cukup panjang untuk memaksimalkan mobilisasi
- Kosongkan kantong penampung, sesuai indikasi
- Sambungkan selang dengan alat penghisap, jika perlu
- Ganti selang secara rutin, sesuai indikasi
Perawatan Selang
Definisi
Tindakan
Observasi
- Monitor kulit disekitar insersi selang (mis. Kemerahan dan kerusakan kulit)
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Best, C., & Hitchings, H.(2010). Enteral tube feeding : From hospital to home. British Journal of
Nursing, 19(3),174-179.
Herter, R., & Kazer, M.(2010). Best practices in urinary catheter care. Home Healthcare Nurse,
28(8), 1524 - 1525.
Mongardon, N., Tremey, B., & Marty. J.(2010). Thoracentesis and chest tube management in critical
care medicine: A multicenter survey of current practice. CHEST, 138(6), 1524 - 1525
Perry. A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures ( 8th ed .). St Louis: Mosby Elsevier.
Definisi
Tindakan
Observasi
Monitor fungsi, posisi dan kopatenan aliran selang (undulasi cairan pada selang)
Terapeutik
- Lakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah pemasangan atau perawatan selang dada
- Lakukan perawatan di area pemasangan selang setiap 48-72 atau sesuai kebutuhan
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snydar, S. & Frandsen, G (2016) Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10ed) USAP
Referensi! Education.
Briggs, D. (2010). Nursing care and management of patients with intrapleural drains, Nursing
Standart, NHS Foundation Trust .
Mongardon, N., Tremey , B ., & Marty. J. (2010). Thoracentesis and chest tube management in
critical care medicine : A multicenter survey of current practice. CHEST , 138(6), 1524 - 1525.
Perry, A.G. & Potter, P. A (2014) Nursing Skills & Procedures (8th ed) .St Louis: Elsevier Wilkinson J.
M, Troas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentais of Nursing ( 3th ed). Philladelphia: F.
A. Davis Company
Definisi
Tindakan
Observasi
- Monitor keluhan mual muntah, distensi abdomen, bising usus, cairan dan elektrolit
- Monitor keseimbangan cairan, jumlah dan karakteristik cairan yang keluar dari selang, residu
sebelum pemberian makan
Torapautik
Referensi
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G.(2016). Kazier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 ed .) Pearson
Education.
Doughherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of, clinical Nursing Procedure ( 9 ed ). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust
Perry, AG. & Potter, P. A. (2014) Nursing Skills & Procedures (8" ed.) 5t Louis Eksebis Wikinoon, J. M.,
Treas, L. S. Barnott, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ad) Philadelphia: F. A. Davis
Company.
Definisi
Tindakan
Observasi
- Monitor adanya tanda-tanda selang terlepas (mis, kemerahan pada sekitar umbilikal, adenya
bekuan/gumpalan darah pada kateter)
Terapeutik
- Lepas kateter dengan menarik kateter pelan-pelan selama 5 menit atau sesual protokol
Edukasi
Referensi
Corin, D. Liggett L, & Clarke, S. (2011). Con Planning in Children and Young People's Nursing (1"
ed.).USA: Wiley-Blackwell.
Hockenberry. M. J. and Wilson, D. (2014). Wong's Nursing Care of infants and Children St. Louis:
Mosby Elsevier,
Nowacka, et al (2011). Complication of Umbilical vein catheterization Case Report Pol Radial 76(3).
70-73. www.ncbi.nlm.nih.gov
Wilson, M., Train S.L. Barnett, K., & Smith, H.M. (2016). Fundamentals of Nursing (3N ed.).
Philadelphia: FA Davis Company.
Tindakan
Observasi
identifikasi kondisi umum (mis. Tekanan darah nadi Pernapasan dan suhu tubuh
tingkat nyeri tanggal Sirkumsisi)
periksa kondisi luka(mis. Ukuran luka jenis luka, perdarahan ,warna dasar luka,
infeksi, eksudate , bau luka, kondisi jaringan tepi luka)
Memonitor adanya pendarahan (mis. warna Balutan pembahasan darah
Monitor terjadi komplikasi pascasiskumisi (mis.concealed panis,phimosis,skin
bridge,retensi urine,flstula,nekrosis,hipospadia iatrogenik)
Monior haluaran Urine dan nyeri saat buang air kecil
Terapeutik
Terapkan teknik aseptik selama merawat luka sirkumsisi
Terapkan atraumatik care pada pasien anak anak
Rendam penis dengan cairan Antiseptik hangat hangat kuku selama 10- 15 menit
jika Balutan melekat pada penis
Lepas baru tahu secara perlahan
Ganti Balutan setiap hari atau sesuai indikasi
gunakan modem dressing sesuai dengan kondisi luka
catat perkembangan luka
Hentikan perdarahan, jika terjadi
Edukasi
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Anjurkan mempertahankan Area insisi tetap bersih dan kering
Anjurkan penggunaan celana pelindung khusus untuk mencegah nyeri akibat
Gesekan pakaian
Kolaborasi
kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Referensi
Abdulwahab & Mungadi (2013). Techiques of Male Circumcision. Journal of Surgical
Technology,5(1),1-7
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G.(2016). Kozier & clinical Nursing Procedutes (9th
ed). USA: Pearson Education.
Doughety, L, & Lister , S. (2015) Manual of clinical Nursing Procedures (9thed.). UK:
The Royal Marsden NHS Foundation Trust
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Lois:
Elsevier.
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett ,K,& Smith,M. H. (2016). Fundamentals og
Nursing (3th ed.). Philadelphia: F.A Davis Company.
Referensi
Berman, A., Snyder, S, & Fraden, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.).USA:Perason Education.
Doughety, L, & Lister , S. (2015) Manual of clinical Nursing Procedures (9thed.). UK:
The Royal Marsden NHS Foundation Trust
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Lois:
Elsevier.
Dea Ardhelia
J21020041
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamenlals of Nursing (10h ed.).
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Perry. A.G. & Polter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8h ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016) Fundamentals of Nursing (3" ed)
Mengidentifikasi dan memberikan asuhan terminasi kehamilan (melakukan aborsi spontan atau
elektif) sesuai dengan standar pelayanan yang sudah ditetapkan.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Jelaskan prosedur yang akan dijalani (mis. kuret suction, pelebaran dan kuretase, dan
evakuasi uterus)
Kolaborasi
Referensi
of Catholic health policy and the consequences for pregnant women: An analysis of
the death of Savita Halappanavar in Ireland and similar cases. Reproductive health
Hawkins, A., Stenzel, A., Taylor, J., Chock, V. Y., & Hudgins, L. (2013). Variables influencing
Kopp Kaliner, H., Gomperts, R., Salomonsson, E., Johansson, M., Marions, L., & Gemzell-
Danielsson, K. (2015). The efficacy, safety and acceptability of medical termination of
Scott, C. J., Futter, M., & Wonkam, A. (2013). Prenatal diagnosis and termination of
Tararbit, K., Bui, T. T. T., Lelong, N., Thieulin, A. C., Goffinet, F., & Khoshnood, B. (2013).
179-186.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Baman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10h
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9h ed.). UK: The
Pery, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8" ed). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnet, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
Identifikasi dan merawat bersihan dan kapatenan jalan napas serta mencegah komplikasi
kbat trakeostomi.
Tindakan
Observasi
Monitor adanya sekresi, balutan yang kotor, lembab, atau tanda dan gejala sumbatan jalan
napas yang membutuhkan pengisapan
Monitor tanda-tanda peradangan, infeksi, edema, atau sekresi yang berubah warna pada
stoma
Terapeutik .
Posisikan semi-Fowler .
Pasang sarung tangan steril, gaun, dan pelindung mata .
- Lakukan penghisapan trakeostómi, sesuai indikasi
Lepaskan balutan kotor, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Siapkan set ganti balutan steril
Pasang sarung tangan steril
Lepaskan kanula bagian dalam dengan tangan nondominan
Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan kain kasa dan/atau kapas lidi Kenngkan
kulit sekitar stoma dengan kasa steril
Lepaskan selang oksigen, jika terpasang
Pasang balutan steril dan ikatan pada trakeostomi
Edukasi
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10
Burns, S. M. (2014). AACN Essentlals of Critical Core Nursing (3" ed.). New York: McGraw
Dougherty. L. & Lister, S (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 ed.). UK: The
Pery AG. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8" ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3 ed.).
Perawatan Traksi
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang terpasang traksi untuk
mengimobilisasi dan menstabilkan bagian tubuh.
Tindakan
Observasi
Monitor kemampuan perawatan diri saat terpasang traksi
Monitor alat fiksasi eksternal
Monitor tempat insersi pen (pin)
Monitor tanda-tanda kerusakan intergritas kulit apa area penonjolan
tulang
Monitor sirkuasi, pergerakan, dan sensasi pada ekstremitas yang cedera
Monitor adanya komplikasi immobilisasi
Terapeutik
Posisikan tubuh pada kesejajaran (alignment) yang tepat
Pertahankan posisi baring yang tepat di tempat tidur
Pastikan beban traksi terpasang tepat
Pastikan tali dan katrol bebas menggantung
Pastikan tarikan tali dan beban tetap berada di sepanjang sumbu tulang
fraktur
Amankan beban traksi saat menggerakan pasien
Lakukan perawatan area insersi pin
Lakukan perawatan kulit pada area-area gesekan
Pasang trapesius (trapeze) untuk bergerak di tempat tidur, jika tersedia
Edukasi
Anjurkan perawatan alat penopang (brace), sesuai kebutuhan
Anjurkan perawatan alat fiksasi eksternal, sesuai kebutuhan
Anjurkan pentingnya nutrisi yang memadai untuk penyembuhan tulang
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of
Nursing (10th ed.). USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed)
UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M.
(2014). Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical
problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St
Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals
of Nursing (3rd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Perawatan Urostomi
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat kesehatan pasien yang menjalani urostomi
serta mencegah terjadinya komplikasi.
Tindakan
Observasi
Periksa kondisi umum (mis. kesadaran, tanda-tanda vital)
Periksa kondisi urostomi (mis, waktu pembuatan urostomi, jenis
urostomi, karakteristik urostomi, komplikasi, karakteristik urine)
Periksa kemampuan dan pengetahuan pasien terhadap urostomi
Terapeutik
Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan tindakan, jika perlu
Siapkan pasien: jaga privasi dan bebaskan area urostomi dari pakaian
Lakukan irigasi urostomi setiap 4-6 jam untuk mencegah penumpukarı
mukus yang dapat menyumbat aliran urine
Gunakan 50- 60 cc Naci 0,9% atau aquadest untuk irigasi
Terapkan teknik aseptik dan keamanan pasien selama merawat urostomi
Bebaskan urostomi dari kantung sebelumnya
Bersihkan stoma dengan air bersih hangat dan sabun
Ukur stoma dengan pedoman pengukuran
Siapkan plate dan kantung stoma baru
Gunakan pasta atau powder sesuai kebutuhan
Pasang kantung dan plate stoma yang baru dan gesper, jika perlu
Edukasi
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Ajarkan cara merawat stoma
Jelaskan tanda-tanda perburukan urostomi dan distensi kandung kemih
Kolaborasi
Kaloborasi
Kolaborasi jika terjadi herniasi, atropi, atau perburukan dari stoma
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of
Nursing (10th ed.). USA. Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015) Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.).
UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M.
(2014). Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical
problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis:
Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals
of Nursing(3rd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Perencanaan Pulang
Definisi
Memfasilitasi perencanaan kebutuhan yang diperlukan pasien sejak masuk
rumah sakit sampai setelah meninggalkan rumah sakit.
Tindakan
Observasi
Identifikasi indikasi pemulangan pasien
Identifikasi kesiapan pulang pasien
Identifikasi topik-topik pendidikan kesehatan yang dibutuhkan oleh
pasienen
Monitor respon pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan
Terapeutik
Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga
Siapkan pasien dan keluarga mendapatkan informasi tentang pelayanan
rujukan, jika akan dirujuk
Siapkan transportasi yang akan digunakan untuk pemulangan
Pastikan pasien sampai ke tempat yang dituju dengan aman
Edukasi
Jelaskan tindak lanjut perawatan dan pengobatan selanjutnya
Ajarkan cara melakukan perawatan secara mandiri di rumah
Anjurkan berperilaku hidup sehat selama di rumah
Anjurkan keluarga memberikan dukungan perawatan secara mandiri
Kolaborasi
Koordinasikan usulan perencanaan pulang kepada tim kesehatan lain
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of
Nursing (10th ed.) USA: Pearson Education.
Birjandi, A. & Lisa M. B. (2008). Discharge planning Handbook for Healthcare:
Top 10 Secrets to Unlocking a New Revenue Pipeline. London: CRC Press.
Bull, M.J. (2000). Discharge planning for older people: A Review of Current
Research. British Journal of Community Nursing, 5(2), 70.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th
ed.). UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis:
Elsevier
Shirley, A. (2008). Discharge planning begins with admission. Joumal of
Vascular Nursing, 26(3), 89.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smíth, M. H. (2016). Fundamentals
of Nursing (3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Persiapan Pembedahan
Definisi
Mengidentifikasi dan menyiapkan pasien untuk menjalani prosedur operasi
dan mencegah komplikasi serta perburukan saat prosedur operasi.
Tindakan
Observasi
Identifikasi kondisi umum pasien (mis. kesadaran, hemodinamik,
konsumsi antikoagulan jenis operasi, jenis anestesi, penyakit penyerta
(seperti DM, hipertensi. jantung, PPOK, asmal pengetahuan tentang
operasi, kesiapan psikologis)
Monitor tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh, BB, EKG
Monitor kadar gula darah
Terapeutik
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan kimia darah (mis. darah lengkap,
fungsi ginjal, fungsi hati)
Fasilitasi pemeriksaan penunjang (mis. foto thoraks, pemeriksaan x-ray)
Puasakan minimal 6 jam sebelum pembedahan
Bebaskan area kulit yang akan dioperasi dari rambut atau bulu tubuh
Mandikan dengan cairan antiseptik (mis. chlorheksidin 2%) minimal 1
jam dan maksimal malam hari sebelum pembedahan
Pastikan kelengkapan dokumen-dokumen preoperasi (mis. surat
persetujuan operasi, hasil radiologi, hasil laboratorium)
Transfer ke kamar operasi dengan alat transfer yang sesủai (mis. kursi
roda, tempat tidur)
Edukasi
Jelaskan tentang prosedur, waktu dan lamanya operasi
Jelaskan waktu puasa dan pemberian obat premedikasi (jika ada)
Latih teknik batuk efektif
Latih teknik mengurangi nyeri pascaoperatif
Anjurkan menghentikan obat antikoagulan
Ajarkan cara mandi dengan antiseptic
Kaloborasi
Kolaborasi pemberian obat sebelum pambedahan (mis. aritibiotik,
antihipertensi, antidiabelik), sesuai indikasi
Koordinasi dengan petugas gizi tentang jadwal puasa dan diet pasien
Kolaborasi dengan dokter badah jika mengalarni peningkatan suhu
tubuh, hiperglikemla, hipoglikemia atau perburukan kondisi
Koordinasi dengan perawat kamar bedah
Referensi
Allagranzi et al (2016). New WHO recommendations on intraoperative and
postoperative measures for surgical site infection prevention: an evidance-
based global perspeclive. www.thelancet.com/infection.
CDC (2017). Guideline for Disinfection and Sterilization. Last update 15 februari
2017. Diunduh pada tanggal 23 sept 2017 melalui
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/disinfection/
Dogherty, L& Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.).
UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Lewis S. L. Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L& Harding. M. M. (2014).
Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th
ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Perry, AG. & Potter, P.A. (2014) Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis:
Mosby Elsevier
Vitalea et.al (2013). Practice Guideline (BPG) for surgical site infection (SSI)
prevention in high-risk pediatric spine surgery. Journal Pediatric &
Orthopaedic. 33(5):471-8
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Siapkan peralatan
Edukasi
Referensi
Lowdermllk, D. L, Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Burden, C., Preshaw, J., White, P., Draycott, T. J., Grant, S., & Fox, R. (2013). Usability of virtual-
reality simulation training in obstetic ultrasonography: a prospective cohort study. Ultrasound in
obstetrics & Gynecology, 42(2), 213-217.
Sovio, U., White, I. R., Dacey, A., Pasupathy, D., & Smith, G. C. (2015). Screening for fetal growth
restriction with universal third trimester ultrasonography in nulliparous women in the Pregnancy
Outcome Prediction (POP) study: a prospective cohort study. The Lancet, 386(10008). 2089-2097.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Lakukan RICE (rest, ice, compression, elevation) pada cedera otot ekstremitas
- Bersihkan kulit dari racun atau bahan kimia yang menempel dengan sabun dan air mengalir
- Lepaskan gigitan serangga dari kulit menggunakan pinset atau alat yang sesuai
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
American College of Emergency Physicians (2014). First Aid Manual (5th ed). New York: DK
Publishing. Bums, S. M. (2014), AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed) New York: McGraw-
Hill Education. ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed) USA: Sauders Elsevier.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui dengan memberikan pujian
terhadap perilaku positif ibu
Edukasi
Referensi
Anderson, L., Kynoch, K., & Kildea, S. (2016). Effectiveness of breast massage in the treatment of
women with breastfeeding problems: a systematic review protocol. JBI database of systematic
reviews and implementation reports, 14(8), 19-25.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. {2014}. Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Witt, A. M., Bolman, M., Kredit. S., & Vanic, A {2016}. Therapeutic breast massage in lactation for the
management of engorgement, plugged ducts, and mastitis. Journal of human lactation. 32(1), 123-
131
Meningkatkan kesiapan keluarga untuk mencegah perkembangan atau krisis situasi akibat masalah
kesehatan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan krisis situasi atau masalah perkembangan serta dampaknya pada
kehidupan pasien dan keluarga
Terapeutik
- Fasilitasi dalam memutuskan strategi pemecahan masalah yang dihadapi keluarga
- Libatkan seluruh anggota keluarga dalam upaya antisipasi masalah kesehatan, jika
memungkinkan
- Buat jadwal aktivitas bersama keluarga terkait masalah kesehatan yang dihadapi
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Espinoza, J., Chen, A., Orozco, J., Deavenport-saman, A., & Yin, L. (2017). Effect of personal activity
trackers on weight loss in families enrolled in a comprehensive behavioral family-lifestyle
intervention program in the federally qualified health center setting: A randomized controlled trial.
Contemporary clinical trials communication, 7, 86-94, https://doi.org/10.1016/j. conctc.2017.06.004
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P., Steele, R., Tabacco, A., & Hanson, S.M.H. (2015). Family Health Care
Nursing: Theory, Practice, and Research (5th ed.) Philadelphia: F.A. Davis Company
Kilburn, J. E., Shapiro, C. J., & Hardin, J. W. (2017). Linking implementation of evidence-based
parenting programs to outcomes in early intervention. Research in Developmental Disabilities, 70,
50-58.
Referensi
Cutcliffe, J., & Hearth, K. (2002). The concept of hope in nursing 2: Hope and mental health nursing.
British Journal of Nursing, 11(13), 885.
Hollis, V., Massey, K., & Jevne, R. (2007). An introduction to the intentional use of hope. Journal of
Allied Health, 36(1), 52-6.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Towsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Referensi
Body, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Neff, K. D., & Vonk, R. (2009). Self-compassion versus global self-esteem: Two different ways of
relating to oneself. Journal of Personality, 77(1), 23-50. doi:http://dx.doi.org/10.1111/j. 1467-
6494.2008.00537.x
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia F. A. Davis Company.
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologi berupa tetesan melalui hidup untuk
mendapatkan efek lokal atau sintetik
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemungkinan alergi , interaksi, kontraindikasi obat
-Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
-Periksa tanggal kadaluarsa obat
-Monitor efek terapeutik obat
-Monitor efek lokal, efek sistematik dan efek samping obat
Terapeutik
-Lakukan prinsip enam benar (pasien,obat,dosis,waktu,rute,dokumentasi)
-Bersihkan lubang hidung dengan tisu atau kapas lidi ( cotton bud ), jika perlu
- Teteskan obat dengan jarak 1 cm di atas lubang hidung
Edukasi
-Jelaskan jenis obat, alasan pembrian, tindakan yang diharapkan, efek samping sebelum
pemberian
-Anjurkan berbaring dengan kepala hiperekstensi, jika tidak kontraindikasi
-Anjurkan tetap supine selama 5 menit setelah pemberian obat
-Ajarkan teknik pemberian obat secara mandiri, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nurshing (10 th
ed.). USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister S (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust
Perry, A.G. & Potter, P . A (2014). Nurshing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. s., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nurshing ( 3th ed.). Philadelphia: F.A Davis company
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmokologis melalui mulut untuk mendapatkan efek lokal
atau sistematik
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat (mis, gangguan
menelan, nausea/muntah, inflamasi usus, peristaltik menurun, kesadaran menurun
program puasa)
-Vertifikasi order obat sesusai dengan indiksi
-Periksa tanggal kadaluarsa obat
-Monitor efek terapeutik obat
-Monitor efek lokal, efek sistemik dan efek samping obat
-Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
-Lakukan perinsip dengan benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
-Berikan obat oral sebelum makan atau setelah makan, sesuai kebutuhan
Definisi
Mempersiapkan dan memberikan agen afrmakologis supostutoria melalui rektal
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, kontraindikasi obat
-Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
-Periksa tanggal kadaluarsa obat
-Identifikasi tanda dann gejala gangguan gastrointestinal (mis, konstipasi, diare)
-Monitor efek terapeutik dan efek samping obat
Terapeutik
-Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
-Cuci tangan dan pasang sarung tangan
-Berikan posisi sims
-Lumasi sarung tangan jari telunjuk pada tangan dominan
-Intruksi napas dalam secara lambat melalui mulut untuk merilekskan spinter anus
-Masukan obat secara mandiri, jika perlu
Referansi
Berman, A., synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th
ed,). USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clincal Nursing Procedures (9 th ed,). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter P.A. (2014. Nursing Skils & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed,). Philadelpia: F.A. Davis Company.
Pembeerian Obat Subkutan
Definisi
Menyiapkan dan menberikan obat melalui jalur subkutan
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
-Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluarsa obat
-Monitor efek terapoutik obat
-Monitor efek samping, toksistas, dan interaksi obat
Terapoutik
-Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
-Lakukan taknik aseptik
-Pilih jarum suntik yang sesuai
-Rotasikan lokasi injeksi secara sistematis
-Hindari daerah penyuntikan yang mengalami edema, massa, luka, memar, abrasi, atau
infeksi
-Gunakan daerah perut saat memberikan heparin secara subkutan
-Tusukan jarum dengan cepat pada sudut 45-90, tergantung pada ukuran tubuh
-Hindari memijat area suntikan
Edukasi
-Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
-Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara indeksi obat secara mandiri
Referensi
Berman, A., Snyder & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundarmentals of Nursing (10 th ed,).
USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clincal Nursing Procedures (9 th ed,). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skils & Procedures (8 th ed,). St Louis Elsevier.
Promosi Keamanan Berkendara I. 14575
Definisi
Memfasilitasi individu, keluarga, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perilaku untuk mengurangi risiko kecelakaan kendaraan bermotor.
Tindakan
Observasi
- ldentifikasi pengetahuan tentang keselamatan berkendara
- ldentifikasi kebutuhan keselamatan pengguna (mis. kondisi penumpang)
- ldentifikasi individu dan kelompok berisiko tinggi mengalami cedera kendaraan
- ldentifikasi bahaya keselamatan di lingkungan
- Monitor penggunaan kursi dan kursi pengaman anak
Terapeutik
- Hilangkan bahaya di lingkungan sekitar kendaraan
- Berikan literatur tentang cara meningkatkan keamanan berkendara
- Pastikan pengemudi tidak menjalankan kendaraannya sampai semua penurnpang
duduk dengan aman
- Motivasi orang tua menjadi contoh peran penggunaan sabuk pengaman
- Berikan pujian pada penggunaan kendaraan yang baik dan benar
- Dukung pemerintah menegakkan regulasi aturan keamanan berkendara
Edukasi
- Jelaskan risiko yang terkait dengan kendaraan bermotor atau pengguna kendaraan
tidak bermotor
- Infommasikan tentang peraturan berkendara dijalan raya
- Jelaskan pentingnya penggunaan alat pelindung yang tepat untuk mengurangi
risiko cedera (mis. jok mobil, tempat duduk, sabuk, helm)
- Jelaskan pentingnya selalu memakai sabuk pengaman
- Jelaskan pengunaan sabuk pengaman yang nyaman dan aman
- Jelaskan pentingnya memilih sepeda yang sesuai usia anak dan menyesuaikan
secara berkala saat anak tumbuh
- Jelaskan pentingnya selalu memakai helm
- Jelaskan pentingnya memakai sepatu dan pakaian pelindung saat berkendara
dengan sepeda atau sepeda motor
- Informasikan kelompok berisiko tinggi tentang perilaku yang dapat
membahayakan saat berkendara (mis. Minum alcohol,perilaku beresiko,tidak patuh
dgn hukum)
- Anjurkan orang tua untuk membawa kursi pengaman anak saat bepergian (mis.
Pesawat terbang, kereta api, bus)
- Ajarkan cara menggunakan kursi pengaman
- Ajarkan orang tua untuk mengamankan bayi di kursi pengaman anak dan anak-
anak di bawah 13 tahun di kursi belakang mobil
Kolaborasi
Kolaborasi dengan lembaga masyarakat dalam upaya pendidlkan keamanan
berkendara (mis. sekolah, polisi dan dinas kesehatan)
Referensi
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelohia:
Wolters Kluwer Heath/Lippincott William & Wilkins.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012) Public Health Nursing: Population -Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
Morrison, D. S., Petticrew, M., & Thomson, H. (2003), What are the most effective ways of improving
population health through transport interventions? Evidence from systematic reviews. Joumal of
Epidemiology & Community Health, 57(5), 327-333.
Otis, J., Lesage, D., Godin, G., Brown, B., Farley, C., & Lambert, J (1992). Predicting and reinforcing
children's Intentions to wear protective helmets while bicycling. Public Health Reports, 107(3) 283-
289.
Solis, G. R (1991). Evaluation of a children's safety fair. Pediatric Nursing, 17 (3) 255-258
Watts, D., OShea, N., Lle, A., Flynn, E., Trask, A, & Kelleher, D. (1997), Effect of a bicycle safety
program and free bicycłe safety program and free bicycle helmet distribution on the use of bicycle
helmets by elementary school children. Journal of Emergency Nursing, 23(5), 417-419.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kondisi umun pasien (mis. kermampuan fisk dan mental)
- Identifikasi kemandirian melakukan upaya kebersihan diri dan lingkungan
- Identifikasi pengetahuan tentang pentingnya upaya kebersihan
Terapeutik
- Pertimbangkan budaya dalam melakukan upaya kebersihan
- Pertimbangkan karakteristik pasien dan masyarakat untuk melakukan upaya
kebersihan (mis. Usia, Sosial-ekononi, pendidikan)
- Fasilitasi dalam melakukan upaya kobersihan dirl sesuai kebutuhan
- Motivasi partisipasi keluarga dan masyarakat dalam upaya promosi kebersihan
- Berikan pujian atas upaya melakukan promosi kebersihan
Edukasi
- Jelaskan manfaat kebersihan bagi kesehatan
- Ajarkan upaya-upaya peningkatan kebersihan sesuai tingkat kemandirian
Referensi
Anderson & McFarlane. (2011), Community As Partner: Theory and Practice in Nursing. Phlladelphia:
Wolters Kluwer Health / Lippincolt William & Wilkins.
Andrade, E, L., Bingenheimer, J, B., Edberg, M. C., Zoerhoff,K. L,. & Pulzer, E. M. (2017). Evaluating
the efleclivoness of a community-based hygiene promotion program in a rural Salvadoran setting.
Global Health Promotion, 1757975917695072.
Stanhope, M. & Lancaster, J, (2012). Public Health Nursing : Population – Centerod Health Care in
the Community (8th ed). Elsovier Science Health Science Devision.
Tindakan
Observasi
- ldentifikasi tingkat pemahaman pada penyakit, komplikasi dan pengobatan yang
dianjurkan
- Identifikasi perubahan kondisi kesehatan yang baru dialami
Terapeutik
- Sediakan infomasi tertulis tentang jadwal pengobatan pasien
- Libatkan keluarga sebagai pengawas minurn obat
- Atur jadwal minum obat dengan menyesuaikan aktivitas sehan-hari pasien. Jika
memungkinkan
Edukasi
- Jelaskan pentingnya mengikuti pengobatan sesuai dengan program
- Jelaskan akibat yang mungkin terjadi jika tidak mematuhi pengobatan
- Jelaskan strategi memperoien oba secara Kontinu
- Ajarkan strategi untuk mempertahankan atau memperbaiki kepatuhan
pengobatan
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016), Kozier& Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.) USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S, (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.) UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G & Potter, P. A. (2014), Nursing Skills & Procedures (8 th ed.), St Louis Mos' Bs ovier
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pengetahuan tentang latihan fisik
- Identifikasi pengalaman olahraga sebelumnya
- Identifikasi motivasi memulai atau melanjutkan program latihan
- Identifikasi hambatan untuk berolahraga
- Identifikasi ketersediaan contoh peran positif untuk mempertahankan progam
latihan
- Monitor respons terhadap program latihan
- Monitor kepatuhan menjalankan program latihan
Terapeutik
- Motivasi mengungkapkan perasaan tentang olahraga atau kebutuhan olahraga
- Motivasi memulai atau melanjutkan olahraga
- Fasilitasi mengembangkan program latihan yang sesuai kebutuhan
- Susun tujuan jangka pendek dan jangka panjang program latihan Bersama pasien
- Jadwalkan program latihan bersama dengan pasien
- Libatkan keluarga dalam merencanakan program latihan
- Tentukan frekuensi, durasi, dan intensitas program latihan
- Buat grafik kemajuan proses latihan untuk memberikan motivasi dan kepatuhan
Edukasi
- Jelaskan manfaat olahraga bagi kesehatan
- Anjurkan melakukan pemanasan dan pendinginan saat latihan
- Ajarkan jenis latihan yang sesuai
- Ajarkan teknik menghindari cedera saat berolahraga
- Ajarkan Teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan oksigen
selama latihan
Referensi
Anderson & McFarlane. (2011), Community As Partner: Theory and Practice in Nursing.
Phlladelphia: Wolters Kluwer Health / Lippincolt William & Wilkins.
Batra, A., Coxe, S., Page, T, F., Melchior,M.,& Palmer,R. C. (2016). Evaluating the factors
Associated With the Completion of a Community-Based Group Exercise Program Among Older
Women. Journal Of Aging And Physical Activity, 24(4), 649-658.
Doaltrick, J. A. (2006). Family partnerships in nursing care. In M. Craft- Rosenberg & M. Krajicek
(Eds. ), Nursing Excellence For Children & Familis, New York : Soringer.
Stanhope, M. & Lancaster, J, (2012). Public Health Nursing : Population – Centerod Health Care
in the Community (8th ed). Elsovier Science Health Science Devision.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi ungkapan verbal dan nonverbal yang tidak sesuai.
- Identifikasi masalah potensial yang dialami.
Terapeutik
- Gunakan teknik mendengarkan aktif mengenai harapan pasien.
- Diskusikan kekuatan yang dimiliki (SWOT) serta hal penting (SMART).
- Diskusikan rencana mencapai tujuan yang diharapkan.
- Diskusikan rencana perubahan diri.
- Motivasi berfikir postif dan berkomitmen dalam mencapai tujuan.
- Buat dan pilih keputusan prioritas untuk memecahkan masalah.
- Buat catatan pribadi dalam menentukan pencapaian dan menikmati setiap pencapaian.
- Diskusikan solusi dalam menhadapi masalah.
- Diskusikan solusi dalam menghadapi masalah.
- Diskusikan cara menangani situasi tidak terduga secara efektif.
- Motivasi tetap tenang saat mengadapi masalah dengan kemampuan yang dimiliki
- Motivasi efektifitas keputusan yang dibuat dalam mempengaruhi atau memperbaiki penilaian.
- Libatkan anggota keluarga dalam pencapaian tujuan.
Edukasi
- Anjurkan mengevaluasi cara pemecahan masalah yang dilakukan
- Ajarkan permecahan masalah dan situasi yang sulit (mis. mengancam jiwa)
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan tim keperawatan spesialis dalam memodifikasi intervensi
Referensi
Korit Asher. (2012). The Self Consistency Model of Subjective Confidence. American Psychological
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10h ed.), St.Louis: Mosby.
Tosterud, Randi., Petzall, Kerstin., Hedelin, Birgitta., and Hall-Lord, M.L. (2014). Psychometric Testing of.
the Norwegian version of the questionnaire, Student Satisfaction and Self Confidence in Learning, use ln
Somulation. Nurse Education in Practice, 14, 704-708
White, Krista A, PhD,R.N., C.C.R.N. (2014), Development and validation of a tool to measure self-confidence
and anxiety in nursing students during clinical decision making. Joumal of Nursing Education, 53(1). 14-22.
Doi:http://ldx.doi.org/10.3928/01484834-20131118-05
Tindakan
Observasi
- ldentifikasi keadaan emosional saat ini.
- Identifikasi respons yang ditunjukkan berbagai situasi.
Terapeutik
- Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri.
- Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau respons terhadap kondisi.
-Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri.
- Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan.
-Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar.
Edukasi
- Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri.
- Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik.
- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis. marah atau depresi).
- Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan.
- Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban.
- Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah.
- Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan.
- Anjurkan mengevaluasi kembali persepsi negatif tentang diri.
- Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelornpok sebaya.
- Ajarkan cara membuat prioritas hidup.
- Latih kermampuan positif diri yang dimiliki.
Refrensi
Boyd, M. A (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5h ed.). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Fauth, J., & Williams, E. N. (2005). The in-session self-awareness of therapist-trainees: Hindering or helpful?
Stuart G. W. (2013) Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 ed). St Louis: Mosby.
Sutlon, A. (2016). Measuring the effects of self-awareness: Construction of the self-awareness outcomes
doi:https://doi.org/10.5964/ejop.v12i4.1178.
Townsend, M(2014), Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9" ed.). Philadelphia:
Dougherty, L & Lister, S. (2015) Manual of Clinlcal Nursing Procodures (9" ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potfer, P.A. (2014), Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St. Louis: Elsevier
Wkinson, J.M Treas, L S. Banett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: Perusahaan F. A Davis.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015), Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed,). Inggris: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Pery, AG & Potter, PA (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevler Wilkinson, JM,
Treas, LS, Banett, K. & Smith, MH (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.) Philadelphia: F. A Davis Company.
Kelas : 1A
NIM : J210200054
Definisi
Tindakan
Observasi
- Monitor dampak gangguan penglihatan (mis. risiko cedera, depresi, kegelisahan, kemampuan
melakukan aktivitas sehari-hari)
Terapeutik
- Fasilitasi Peningkatan stimulasi indra lainnya (mis. aroma ,rasa, tekstur makanan)
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Börman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10” ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9” ed.) UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
OPerry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016), Fundamenitals of Nursing (3 ed.).
Philadelphia: F. A. Devis Company.
Definisi
Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor dan/atau
kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
– Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman sama
Edukasi
Referensi
Carlson, G. A., & Grant, K. E. (2008). The roles of stress and coping in explaining gender differences in
risk for psychopathology among african american urban adolescents. The Joumal of Early
Adolescence, 28(3), 375-404. Doi:http://dx.doi.org/10.1177/0272431608314663.
Marin, T. J., Holtzman, S., DeLongis, A., & Robinson, L. (2007). Coping and the response of others.
Journal of Social and Personal Relationships,
24(6),951-969.doi:http://dx.dol.org/10.1177/0265407507084192
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia : F. A. Davis Company.
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
– Anjurkan menyusui minimal 2 kali selama hamil, dan setelah melahirkan 3-4 kali
– Adakan kelas edukasi tentang manfaat dan posisi menyusui pada masa prenatal dan periode
postpartum
– Anjurkan ibu untuk memberikan nutrisi kepada bayi hanya dengan ASI ekslusif selama 6 bulan dan
dilanjutkan sampai 2 tahun
– Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin segera setelah lahir sesuai kebutuhan bayi
Referensi
Haroon, S., Das, J. K., Salam, R. A., Imdad, A., & Bhutta, Z. A. (2013) Breastfeeding promotion
interventions and breastfeeding practices: a systematic review. BMC public health, 13(3), S20.
Shouteris, H., Nagle, C., Fowler, M., Kent, B, Sahota, P., & Morris, H. (2014). Interventions designed
to promole exclusive breastfeeding in high-income countries: a systematic review. Breasffeeding
Medicine, 9(3), 113-127.
Taylor, E. C., Nickel, N. C., & Labbok, M. H. (2012). Implementing the ten steps for successful
breastfending in hospitals serving low-wealth patients. American Joumal of Public Health, 102(12),
2262-2268
Definisi
Memfasilitasi aktivitas fisik reguler untuk mempertahankan atau meningkatkan ke tingkat kebugaran
dan kesehatan yang lebih tinggi.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
– Fasilitasi dalam mengidentifikasi model peran positif untuk mempertahankan program latihan
– Fasilitasi dalam mengembangkan program latihan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan
– Fasilitasi dalam menetapkan tujuan jangka pendek dan panjang program latihan
– Berikan umpan balik positif terhadap setiap upaya yang dijalankan pasien
Edukasi
– Ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan oksigen selama latihan
fisik
Kolaborasi
– Kolaborasi dengan rehabilitasi medis atau ahli fisiologi olahraga, jika perlu
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.) USA
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.) UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A (2014), Nursing Skills & Procedures (8th ed.) St Louis: Elsevier Wikinson, J.
M, Treas, L. S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed) Philadelphia: F. A
Davis Company.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Ciptakan lingkungan yang mendukung agar pasien tidak merasa malu dan/atau
terstigmatisasi
Gunakan teknik komunikasi yang tepat dan jelas
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti
Gunakan bahasa yang sederhana
Gunakan teknik komunikasi yang memperhatikan aspek budaya, usia dan gender
Sediakan penerjemah, jika perlu
Persiapkan informasi-informasi yang akan diberikan baik secara verbal maupun non verbal
Gunakan strategi yang tepat dalam penyampaian informasi
Gunakan beberapa macam alat untuk berkomunikasi
Fasilitasi untuk bertanya dan mengklarifikasi informasi yang belum jelas
Edukasi
Referensi
Al Sayah, F., Majumdar, S. R., Williams, B., Robertson, S., & Johnson, J. A. (2013). Health Literacy and
Health Outcomes in Diabetes: A Systematic Review. Journal of General Internal Medicine, 28(3), 444-
452. https://dol.org/10.1007/s11606-012-2241-z.
Baker, D. W.(2006). The meaning and the measure of health literacy. Journal of General Internal
Medicine, 21(8), 878-883. https://dol.org/10.1111/j.1525-1497.2006.00540.x.
Frisch, A.-L., Camerini, L., Diviani, N., & Schulz, P. J. (2012). Defining and measuring health literacy:
how can we profit from other literacy domains? Health Promotion International, 27(1), 117-126.
https://dol.org/10.1093/heapro/dar043.
McCormack, L., Benn, C., Squlers, L., Barkman, N. D., Squire, C., Schillinger, D., ... Hibbard, J. (2010).
Measuring Health Literacy: A Pilot Study of a New Skills-Based Instrument. Journal of Health
Communication, 15(sup2),51-71.
Memfasilitasi penggunaan postur dan gerakan dalam aktivitas sehari-hari untuk mencegah kelelahan
dan ketegangan atau cedera muskuloskeletal
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Fasilitasi dalam memperagakan posisi tidur yang tepat
Fasilitasi dalam mengidentifikasi latihan postur tubuh yang sesuai
Fasilitasi dalam memilih aktivitas pemanasan sebelum memulai latihan atau pekerjaan yang
tidak dilakukan secara rutin
Fasilitasi dalam melakukan latihan fleksi untuk memudahkan mobilitas punggung, sesuai
indikasi
Edukasi
Jelaskan struktur dan fungsi spinal dan postur optimal dalam bergerak dan menggunakan
tubuh
Jelaskan perlunya postur yang tepat untuk mencegah kelelahan, regangan, atau cedera
Jelaskan kemungkinan penyebab nyeri otot atau sendi
Informasikan frekuensi dan jumlah pengulangan untuk setiap latihan
Anjurkan menghindari tidur dengan posisi tengkurap
Anjurkan menghindari duduk pada posisi yang sama untuk jangka lama
Anjurkan menggerakan kaki terlebih dahulu kemudian badan saat berbelok untuk berjalan
dari posisi berdiri
Ajarkan cara menggunakan postur dan mekanika tubuh untuk mencegah cedera selama
melakukan aktivitas fisik
Ajarkan cara mengubah pembebanan dari satu kaki ke kaki lainnya saat berdiri
Ajarkan penggunaan matras/kursi atau bantal, jika perlu
Kolaborasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A.(2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Foundamentals of Nursing (3th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Promosi Pengasuhan
Definisi
Memfasilitasi orang tua, anggota keluarga dan/atau pengasuh dalam memberikan dukungan dan
perawatan yang komprehensif bagi keluarga yang mengalami atau berisiko mengalami masalah
kesehatan
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Dukung ibu menerima dan melakukan perawatan pre natal secara teratur dan sedini
mungkin
- Lakukan kunjungan rumah sesuai dengan tingkat risiko
- Fasilitasi orang tua dalam memiliki harapan yang realistis sesuai tingkat kemampuan dan
perkembangan anak
- Fasilitasi orang tua dalam menerima transisi peran
- Berikan bimbingan antisipasi yang diperlukan sesuai dengan tahapan usia perkembangan
anak
- Fasilitasi orang tua dalam mengidentifikasi temperamen unik bayi
- Tingkatkan interaksi orang tua-anak dan berikan contoh
- Fasilitasi orang tua dalam mendapatkan dukungan, dan berpartisipasi dalam parent group
programs
- Fasilitasi orang tua dalam mengembangkan dan memelihara sistem dukungan sosial
- Sediakan media untuk mengembangkan keterampilan pengasuhan
- Fasilitasi orang tua mengembangkan keterampilan sosial dan koping
- Fasilitasi mengatur penitipan anak, jika perlu
- Fasilitasi penggunaan kontrasepsi
Edukasi
Referensi
Hockenberry, J. M., Wilson, D. (2013). Wong's Essentials of Pediatric Nursing 9th.ed. elsevier
Taylor, C. M., & Ralph, S. M. (2003). Nursing Diagnosis Cards (10th ed). Lippincott Williams & Wilkins
Toseland,R.W., Haigler, H. D., Monahan, D.J. (2011). Education and Support Programs for Caregivers.
Springer
Meningkatkan perubahan perilaku penderita/klien agar memiliki kemauan dan kemampuan yang
kondusif bagi kesehatan secara menyeluruh baik bagi lingkungan maupun masyarakat sekitarnya.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Anderson & McFarlane (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Healtg/Lippincott. William & Wilkins.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Perry, A. G. & Potter, P. A.(2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Stanphone, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population - Centered Health Care in
the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
Wilkinson, J. M., Treas L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Foundamentals of Nursing (3th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak.
Terapeutik
- Fasilitasi hubungan anak dengan teman sebaya
- Dukung anak berinteraksi dengan anak lain.
- Dukung anak mengekspreksikan perasaanya secara positif.
- Dukung anak dalam bermimpi atau berfantassi sewajarnya.
- Dukung partisipasi anak disekolah, ekstrakulikuler dan aktiviitas
komunitas.
- Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak.
- Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai anak.
- Bacakan cerita/dongeng untuk anak.
- Diskusikan bersama remaja tujuan dan harapannya.
- Sediakan keempatan dan alat-alat untuk menggambar, melukis, darn
mewarnai.
- Sediakan mainan berupa puzzle.
Edukasi
- Jelaskan nama-nama benda obyek yang ada di lingkungan sekitar.
- Ajarkan pengasuh milestones perkembangan dan prilaku yang dibentuk.
- Ajarkan sikap kooperatif, bukan kompetisi diantara anak.
- Ajarkan anak car meminta bantuan dari anak lain, jika perlu
- Ajarkan teknik asertif pada anak dan remaja.
- Demonstrasikan kegiatan yang meningkatkan perkembangan pada
pengasuh
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perlu
Referensi
Corkin, D., Ligget, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young
People”s Nursing (1th sd), USA : Wiley-Blackwell:
Hockenberyy, M. J. and Wilson, D. (2014). Wong”s Nursing Care of Infants and
Children. ST. Louis : Mosby Elsevier.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing; Population –
Centered Health Care in the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science
Devision.
Promosi Perkembangan Remaja
Definisi
Meningkatkan perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional dari masa anak-
anak ke masa remaja.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tahap perkembangan remaja
Terapeutik
- Sediakan bimbingan dan konseling kesehatan remaja pada remaja dan
keluarga/orang.
- Tingkatkan personal hygiene dan penampilan diri.
- Dukung parsitipasi dalam olahraga yang aman secara teratur.
- Fasilitasi kemampuan pembuatan keputusan.
- Dukung keterampilan komunikassi.
- Dukung keterampilan sikap asertif.
- Fasilitasi rasa tanggung jawab pada diri dan orang lain.
- Dukung respon anti-kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
- Dukung perkembangan dan pertahankan hubungan sosial.
- Dukung aktivitas ekstrakulikuler.
Edukasi
- Jelaskan perkembangan normal remaja
- Ajarkan untuk mengenali masalah keshatan dan penyimpangan pada
masa remaja (mis. Anemia, masalah kesehatan gigi, kematangan seksual
abnormal, alcohol, rokok, penyalahgunaan obat-obatan, gangguan citra
tubuh, harga diri rendah)
- Ajarkan strategi pencegahan penyalahgunaan obat, alcohol dan rokok
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling atau hipnoterapi jika perlu
Referensi
Corkin, D., Ligget, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young
People”s Nursing (1th sd), USA : Wiley-Blackwell.
Gage, D. J., Everett, K. D., Bullock (2006). Integrative Review of Parenting in
Nursing Research. Journal of Nursing Scholarship:38:1, 56-62. Hockbenberry, M. J.
and Wilson, D (2014). Wong”s Nursing Care of Infants and Childern. St. Louis
Mosby Elsevier.
Situarf, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed). St.
Louis: Mosby.
Promosi Perlekatan
Definisi
Meningkatkan dan mempertahankan perlekatan atau latch on secara tepat.
Tindakan
Observasi
- Monitor kegiatan menyusul.
- Identifikasi kemampuan bayi menghisap dan menelan asi.
- Identifikasi payudara ibu (mis. Bengkak,putting lecet, mastitis, nyeri pada
payudara)
- Monitor perlekatan saat menyusui (mis. Aerola bagian bawah lebih kecil
daripada aerola bagian atas, mulut bayi terbuka lebar, bibir bayi terputar
keluardari dagu bayi menempel pada payudara ibu)
Terapeutik
- Hindari memegang kepala bayi
- Diskusikan dengan ibu masalah selama proses menyusui.
Edukasi
- Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi
- Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar bayi dapat menyentuh
payudara ibu
- Anjurkan bayi yang mendekati kearah payudara ibu dari bagian bagian
bawah
- Anjurkan ibu untuk memegang payudara menggunakan jarinya seperti
huruf “C” pada posisi jam 12-6 atau 3-9 saat mengarahkan ke mulut bayi
- Anjurkan ibu untuk menyusui menunggu mulut bayi terbuka leher
sehingga aerola bagian bawah dapat masuk sempurna.
- Ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusui
Referensi
Iden, K. R., Lowdemik, d. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Materrity and
Women”s Health Care-E-Ebook, Elsevier Health Science.
Lowdemik , D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C., (2014). Materityy Nursing, Elsevier
Helath Sciences.
Viera, F., Bachion, M. M, Mota, D. D. C., & Munari, D. B. (2013). A systematic rivew
of the interventions for nelpple trauma in breastfieeding mothers.Journal of Nursing
Scholarship, 45(2), 116-125.
WHO (2011) Berastfeeding Counselfor Training Course.
Referensi
Abdollahzadeh, N., & Samami, S. (2010). The family processes. Family content and
adolescence emotional problems procidia – Social and Behavioral Science, 5, 733-
737 https://doi.org/10.10/j.sbspro.2017.07.174
Ayora, C Torres, V., de la Vara, J. L., & Petechano, V. (2016). Variability
management in process families through change pettem information and Software
Techonolgy, 74, 86-104. https://doi.org/j.insof.2016.01.007
Li, M., Jhonson, S. B., Musci, R. J., 7 Riley, A. W. (2017). Perceived neighborhood
quality, family process, and trajectories of child and adolestcent externalizing
behaviors in the Untied States. Social Science & Medicine, 192, 152-161.
https://doi.org/10.1010/j.socscimed.2017.07.027
Yeung, J. W. K., Chen, H.-F., Lo.H. H. M., & Choi, A. W. M. (2017). Relative Effects
of Parenting Pracites on Child Development in the Context of Family Processes.
Revista de Psicodidactica (English Ed), 22(2), 102-110.
https://doi.org/10.1016/j.psicoe.2017.05.003.
Definisi
Meningkatkan pengembangan, penggunaan, penguatan dan pelindung untuk faktor-faktor yang akan digunakan keluarga
dalam mengatasi stresor .
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Gail, W. (2009). A review of the resilience scale. Journal of Nursing Measurement, 17(2), 105-13.
https://search.proquest.com/206364068?accountid=17242
Kaakinen, J.R., Ceohlo, D.P., Steele, R., Tobacco, A., & Hannason, S.H.H.(2015). Family Health Care Nursing:
Theory, Practice, and Research (5th ed). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Richardson, G. E. (2002). The metatheory of resilience and resiliency. Journal of Clinical psychology,
58(3), 307-321.
Definisi
Meningkatkan pemberian pertolongan kepada pasien bersama keluarga, teman, dan masyarakat.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan program pencegahan atau pengobatan berbasis masyarakat, jika perlu
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G.(2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA :
Pearson Education.
Yeb, S., Jeng, B,. Lin, L., Ho, T., Hsiao, C., Lee, L, & Chen, S.L. (2009). Implementation and evaluation of
a nursing process support system for long-term care: A Taiwanese study. Journal of Clinical Nursing, 18(22),
3089.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K.& Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.).Philadelphia: F. A.
Davis Company.
Definisi
Meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Gaertner, A. E., Fite, P. J., & Colder, C. R.(2011). Moderating effect of intimate exchange on delinquent Socialization
https://search.proquest.com/docview/862044297?accountid=17242
Hawkins, J., Kosterman, R., Catalano, R., Hill, K., & Abbot, R.(2005). Promoting positive adult functioning through
social development intervention in childhood. Archives of Pediatric and Adolescent Medicine, 159(1), 25-32.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St. Louis: Mosby.
Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medication. (9th ed.). Philadelphia: F. A.
Davis Company.
Definisi
Meningkatkan kontak kulit antara ibu dan bayi secara langsung agar bayi dapat menyusu.
Tindakan
Observasi
-Berikan kesempatan pada bayi untuk menyusu sampai selesai tanpa interupsi
-Letakkan bayi disamping ibu atau letakkan ditempat tidur bayi disamping tempat tidur ibu
Terapeutik
-Anjurkan memberikan kesempatan menyusu lebih dari 1 jam atau sampai bayi menunjukkan bayi menunjukkan tanda
tanda siap menyusu
Referensi
Gouchon, S., Gregori, D., Picotto, A., Patrucco G., Nangeroni, M., & Di Giulio, P. (2010). Skin-to-skin contact after
Moore, Elizabeth R., Gene C. Anderson, Nils Bergman, and Therese Dowswell (2012). Early skin-to-skin contact for
Mothers and their healthy newborn infants. Cochrane Database syst Rev 5, 3.
Stevens, J., Schmied, V., Burns, E., & Dahlen, H. (2014). Immediate or early skin-to-skin contact after a Caesarean
Section: a review of the literature. Maternal & child nutrition, 10(4), 456-473.
NAMA : Mia Yuliana Permata Sari
KELAS : 1A
NIM : J210200061
ABSEN : 46
PROMOSI RESILIENS (hlm : 384)
Definisi
Meningkatkan pengembangan, pengunaan, penguatan, dan pelindung untuk
faktor faktor yang akan di gunakan keluarga dalam mengatasi stresor.
Tindakan
Observasi
- monitor penetapan peraturan, normal dan konsekuensi yang konsisten
Terapeutik
- fasilitas dukungan dan ketertiban keluarga
- kembangkan rutinitas dan tradisi keluarga ( misal rekreasi, makan bersama)
- yakinkan bahwa keluarga sebagai sumber sarana dan pendukung
- fasilitas komunikasi keluarga
- libatkan keluarga dalam aktivitas di masyarakat (misal. Sukarelawan)
-sepakati model keluarga/masyarakat dalam Berperilaku secara umum
-libatkan masyarakat dalam program remaja
- fasilitas pengembangan dan penggunaan sumber daya lingkungan
- motivasi mengejar prestasi yang di inginkan
- motivasi pencapaian perilaku kesehatan yang positif
-motivasi mengembangkan menjalin persahabatan
- motivasi mengembangkan kesadaran sosial
- motivasi remaja/keluarga/Masyarakat dlalan mengembangkan kepercayaan
diri
Edukasi
- Anjurkan keluarga terlibat dalam kegiatan Anggota keluarga lainnya
- Anjurkan keluarga memberi suasana belajar kondusif
- Anjurkan keluarga untuk menghargai prestasi yang dicapai
- Anjurkan keluarga/Masyarakat untuk menghargai kesehatan
-Anjurkan keluarga dalam menentukan harapan sesuai usia
- Anjurkan mengikuti program yang tersedia dan terjangkau
-latihan keterampilan asertif dalam membuat keputusan dan bersosialisasi.
Referensi
Garl., W. (2009). A review of the resilience scale, journal of Nursing
measurement, 17(2)., 105-13.https://search. Proquest.
Com/docview/206364068? accountid=17242
Kaakinen J, R., Coehlo, D, P., Steele, R., Tabacco, A., &Hanson, S.M.H.(2015).
Family health care nursing. Theory, practice, and Research (5th ed).
Philadelphia;F.A.Davls company
Richardson, G. E. (2002) the melatheory of resilience and resiliency. Journal id
Clinical Psycholc gy., 58(3), 307-321.
Reduksi Ansietas
I.09314
Definisi
Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.kondisi, waktu, stressor)
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan dating
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan tidak melakukan kegiatan yang kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalih untuk mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
Referensi
Boyd, M.A.(2011).Psychiatric Nursing: Contenporary Practice (5 th ed.).Philadelphia.Lippincott
Williamas & Wilkins
Kough,M.E.&Schmidt, N.B.(2012).Refinement of a brief anxiety sensivity reduction
intervention. Jurnal of Consulting and Clinical Psychology, 80(5),766-772.
https://doi.org/10.1037/a0027961.
Song, Y,& Lindquist, R.(2015). Effect of mindfullnes-Based stress reduction on depression,
anxiety, stress and mindfullnes in Korean nursing student. Nurse Education
Today,35(1),86.
Townsend,M. (2014). Psychiatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medication. (9 th ed.)
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Regulasi Temperatur
I.14578
Definisi
Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
Tindakan
Observasi
- Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5 derajat C-37,5 derajat C)
- Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu
- Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan dan nadi
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia
Terapeutik
- Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
- Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang kuat
- Bedong bayi segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
- Masukan bayi BBLR kedalam plastik segera setelah lahir (mis. Bahan polyethylene,
polyurethane)
- Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir
- Tempatkan bayi baru lahir dibawah Radiant Warmer
- Pertahankan kelembaban incubator 50% atau lebih untuk mengurangi kehilangan
panas karena proses evaporasi
- Atur suhu incubator sesuai kebutuhan
- Hangatkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan kontak dengan bayi(mis. Selimut,
kain bedong, stetoskop)
- Hindari meletakan bayi didekat jendela terbuka atau diarea aliran pendingin ruangan
atau kipas angina
- Gunakan matras penghangat, selimut hangat, dan penghangat ruangan untuk
menaikan suhu tubuh, jika perlu
- Gunakan Kasur pendingin, water circulating blankets, ice pack, atau gel pad dan
intravascular cooling chateterizaton untuk menurunkan suhu tubuh
- Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
Edukasi
- Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan heat stroke
- Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar udara dingin
- Demonstrasikan teknik perawat metode kanguru (PMK) untuk bayi BBLR
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
Referensi
Hockenberry,M.J, & Wilson D.(2009). Wong’s:Essentials pediatric nursing.
8th.ed.St.Louis:Mosby.
Taylor,C.M, & Ralph, S.M. (2003). Nursing Diagnosis Cards (10th ed).Lippincott Williams &
Wilkins.
Smith, J, Usher, K., G. Buettner,P.(2013). Aplication of Plastik Wrap to Improve
Temperatures in Infant Born Less Than 30 Weeks Gestation: A Randomized Controled Trial.
Neonatal Network; 32.4:235-45
Smith, J. Usher , K, Alcock, G.(2013). Temperature Measurement in the Preterm and Term
Neonate; A Review of the Literature. Neonatal Network; 32.1:16-25
Rehabilitasi Jantung 1.02081
Definisi
Mengelola periode pemulihan fungsi jantung setelah mengalami gangguan yang berakibat
pada ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen miokard, serta meminimalkan
kejadian serangan, perilaku beresiko dan dampak psikososial.
Tindakan
Observasi
- Monitor tingkat toleransi aktivitas
- Periksa kontraindikasi latihan (takikardia>120x/menit, TDS > 180 mmHg, TDD >110
mmHg, hipotensi ortostatik > 20 mmHg, angina, dispnea, gambaran EKG iskemia,
blok atrioventikuler derajat 2 dan 3, takikardia ventrikel)
- Lakukan skrining ansietas dan depresi, jika perlu
Terapeutik
- Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 1 (inpatient)
- Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 2 (outpatient)
- Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 3 (maintenance)
- Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 4 (long term)
Edukasi
- Jelaskan rangkaian fase-fase rehabilitasi jantung
- Anjurkan menjalani latihan sesuai toleransi
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk modifikasi faktor risiko (mis. Latihan, diet,
berhenti merokok, menurunkan berat badan)
- Anjurkan pasien dan keluarga mematuhi jadwal kontrol kesehatan
Referensi
American Collage of Sport Medicine (ACSM). (2014).ACSM’s guidelines for exercise testing
and prescription (9th ed.). Phiadelphia, PA: Lippincott Williams and Wilkins.
Burns, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York: McGraw-
Hill Education.
Kim, J. G. (2016). Phase II Cardiac Rehabilitation Participant’s Perception of Nurse Caring
Correlated With Participant’s Depressions, Anxiety, and Adherence, International
Journal Fof Human Caring, 20(4), 213-219.
Rion, J.H. (2016). The Walk to Save. Benefits of Inpatient Cardiac Rehabilitation. MEDSURG
Nursing, 25(3), 159-162
Susan, Erika, Sandra, Elizabeth (2010). Cardiac Nursing (6th ed.) Philadephia: Wolter Kluwer
Health / Lippincott Williams & Wilkins.
Rekonsiliasi Obat
I.14579
Definisi
Mengidentifikasi kesesuaian program pengobatan dengan obat yang diterima oleh pasien
untuk mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi obat yang sedang dan akan digunakan pasien, (mis. Nsms obat, dosis,
frekuensi, rute, obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan, dan dihentikan, riwayat
alergi, efek samping obat yang pernah terjadi)
Terapeutik
- Komparasikan data obat yang pernah, sedang dan akan digunakan
- Lakukan komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat
mengenai perubahan terapi yang terjadi.
Kolaborasi
- Konsultasikan kepada medis jika menemukan ketidaksesuaian
- Kolaborasi dengan apoteker yang bertanggung jawab terhadap informasi obat yang
diberikan
Referensi
Jane H. Barnstein, Patient Safety and Quality: An Evidence-Based Handbook for Nurses,
Chapter 38Medication Reconciliation, National Center for
Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine8600 Rockville Pike,
Bethesda MD, 20894 USA.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
Stephanie K. Mueller, Kelly Cunningham Sponsler, Sunil Kripalani, and Jeffrey Schnipper
(2013). Hospital- Based Medication Reconsiliation Practices: A Systematic Review,
National Center for Biotechnology Informasion, U.S. National Library of Medicine8600
Rockville Pike, Bethesda MD, 20894 USA
Restrukturisasi Kognitif
Definisi
Memfasilitasi mengubah pola pikir terdistorsi, melihat diri sendiri dan dunia secara realistis.
Tindakan
Observasi
- Fasilitasi menerima kenyataan terhadap pernyataan diri yang membangkitkan emosi (aurosal).
- Dukung sistem kepercayaan untuk melihat situasi dengan cara yang berbeda.
Edukasi
- Ajarkan mengidentifikasi stressor yang menyebabkan stres (situasi, kejadian, interaksi dengan
orang lain).
Referensi
Boy, M.A. (2011). Psychiatric Nursing. Contemporary practice (5th ed). Philadelphia: Lippilncott Williams Wilkins.
Nosal, C. (2009). The structure and regulative function of the congnitive styles: A new theory. Polls psychological bulletin, 40 (3), 122.
Doi:http://dx.doi.org/10.2478/v10059-010-0016-0.
Stuart,G.W.(2013). Principles and practice of psychiatric Nursing (10th ed). St. Louis. Mosby.
Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care plans, and Medications. (9th ed). Philadelphia: F.A. Davis company.
Resusitasi Cairan
Definisi
Tindakan
Observasi
- monitor output cairan tubuh (urine, cairan nasogastrik, cairan sel selang dada.
- monitor nilai BUN, kreatinin, protein total dan albumin, jika perlu.
Terapeutik
Kolaborasi
Referensi
Burns, S.M.(2014).AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed). New York: McGraw-Hill Education.
Derr. P. MoEvoy. M.&Tardiff, J.(2014). Emergency & Critical care (8th ed). USA: jones&barlett learning.
ENA(2007). Emergency Nursing care curriculum (6th ed). USA: sauders elsevier.
Graves, I., & Porter,k.(2007). Oxford handbook of pre-hospital care. New York: Oxford university press
Resusitasi Janin
Definisi
Memberikan tindakan yang cepat dan tepat untuk mempertahankan perfusi plasenta ke janin.
Tindakan
Observasi
-Monitor tanda-tanda denyut jantung janin normal (bradikardia, takikardia, deselerasi, deselerasi
lambat, deselerasi berkepanjangan dan pola sinusoidal)
Terapeutik
-Berikan posisi lateral kiri selama kala 2 persalinan untuk memperbaiki perfusi plasenta.
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Bullens, L. M., Van runnard heimel, p.j van der hout-van, M.B.,& oel,S.G. (2015). Intervetions for
intrauterine resuscitation in suspected fetal distress during term labor: a systematic review
obstetrical&gynecological survey, 70(8),524-539.
Hamel, M.S, Anderson, B. L. & Rouse,. D. J.(2014), oxygenfor intrauterine resuscitation: of unproved
benefit and potentially harmful, American journal of obstetrics and gynecology, 211(2),124-127.
Wilson. B., Burt, B., Baker, B., Clark, S. L., Belfort., M.,& Gandhi. M.(2016). Fetal heart rate
monitoring during surgical correction of spontaneous pneumothorax during pregnancy: lessons in
utero resuscitation. Obstetrics & gynecology.127(1),136-138.
Memberikan pertolongan pertama pada kondisi henti nafas dan henti jantung dengan teknik
kombinasi kompresi pada dada dan bantuan nafas.
Tindakan
Observasi
-monitor nadi karotis dan nafas setiap 2 menit atau 5 siklus RJP
Terapeutik
- berikan rescue breathing jika ditemukan ada nadi tetapi tidak ada nafas.
-kompresi dada 30 kali dikombinasikan dengan bantuan nafas (ventilasi) dua kali jika ditemukan
tidak ada nadi dan tidak ada nafas.
-kompresi dengan tumit telapak tangan menumpu di atas telapak tangan yang lain tegak lurus pada
pertengahan dada (seperdua bahwa sternum).
-kompresi dengan kedalaman kompresi 5 sampai 6 cm dengan kecepatan 100 sampai 120 kali per
menit.
-bersihkan dan buka jalan nafas dengan head tilt - Chin lift atau jaw thrust (jika curiga cedera
servikal).
-berikan bantuan nafas dengan menggunakan bag valve mask dengan teknik EC-Clamp.
-hentikan RJP jika ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan, penolong yang lebih mahir datang,
ditemukan adanya tanda-tanda kematian biologis, do not resuscitation (DNR)
Edukasi
-jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga atau pengantar pasien
Kolaborasi
Referensi
Burns, S.M.(2014).AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed). New York: McGraw-Hill Education.
Derr,P,. McEvoy. M. & Tarddlff, j.(2014). Emergency & critical care(8th ed). USA:jones & barlett
learning
ENA(2007). Emergency Nursing care curriculum (6th ed). USA: sauders elsevier.
Klelnman ME, Brennan EE, Goldberger ZD, swor RA, Terry M, Borbrow BJ, Gazmuri RJ, Travers AH,
Rea T.(2015). Part5: adult basic lofe suport and cardiopulmonary resuscitation quality:2015
American heart association guidelines update for cardiopulmonary resuscitation and emergency
cardiovascular care. Circulation, 132(suppt 2): S414-S435.
Woods, sl froelicher erd motzerz s.u & brigdes, E.J.(2010). Cardiac Nursing (6th ed). Philadelphia
wolter kluwer health: Lippilncott William & Wilkins.
Defenisi
Melakukan pelimpahan pelayanan kesehatan ibu hamil dan menyusui dalam mempersiapkan dan
mempertahankan menyusui untuk mendapatkan konseling, informasi dan edukasi sehingga ibu
mendapat dukungan menyusui selama di ruang perawatan atau komunitas.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi dukungan yang diterima selama kehamilan, persalinan dan pasca persalinan
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan konselor menyusui dan atau ibu yang berhasil menyusui eksklusif
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and Women's Health
Care E-Book. Elsevier Health Sciences.
Kaunonen, M., Hannula, L., & Tarkka, M. T. (2012). A systematic review of peer support interventions
for breastfeeding. Journal of cLinical Nursing, 21(13-14), 1943-1954.
Webel, A. R. Okonsky, J., Trompeta, J., & Holzemer, W.L. (2010). A systematic review of the
effectivenes
Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada sumber
pelayanan kesehatan yang lebih lengkap bagi individu, keluarga dan kelompok di masyarakat.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Fasilitasi individu, keluarga dan kelompok mempersiapkan proses rujukan (mis. administrasi,
informasi/data kesehatan)
Edukasi
Referensi
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner: Theory and Practice in Nursing Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population - Centered Health Care in
the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Division.
Definisi
Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut program perencanaan kehamilan anggota keluarga kepada
institusi pelayanan keluarga berencana.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Sepakati waktu bersama pasien dan keluarga untuk pertemuan awal program KB
Edukasi
Referensi
Allender, J.A. dan Spradley, B.W. (2005). Community health nursing promoting and protecting the
public's health. Sixth edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Anderson & McFarlane. (2011).Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Deatrick, J. A. (2006). Family partnerships in nursing care. In M. Craft- Rosenberg & M. Krajicek
(Eds.), Nursing excellence for children & families. New York: Springer.
Friedman, et al. (2010). Family Nursing: Research, Theory and Practice. (Fifth Edition). New Jersey:
Prentice Hall.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Division
Rujukan ke Perawat Enterostoma
Definisi
Melakukan kolaborasi dengan perawat enterostoma dalam penanganan pasien dengan stoma.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Siapkan resume kondisi pasien (mis. gangguan pada collon atau uretra, pekerjaan pasien, jenis dan
waktu pemasangan stoma, permasalahan stoma)
- Tuliskan dengan jelas jenis penanganan yang diharapkan dari perawat enterostoma
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S& Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, AG. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
NIM : J210200065
Kelas : 1B Keperawatan
Definisi
Melakukan kolaborasi dengan perawat enterostoma dalam penanganan pasien dengan stoma.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
-Siapkan resume kondisi pasien (mis. Gangguan pada collon atau uretra, pekerjaan pasien, jenis
dan waktu pemasangan stoma, permasalahan stoma)
-Tuliskan dengan jelas jenis penanganan yang diharapkan dari perawat enterostoma
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S.& Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.) USA.
Person Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures(9thed.). UK:The Royal
Marsden
Perry, A.G. & potter,P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8thed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas,L.S., Barnett, K. & Smith,M.H. (2016). Fundamentals of Nursing(3rd ed.).
Definisi
Pelimpahan layanan keperawatan individu kepada sumber pelayanan Kesehatan kelompok di
masyarakat
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Anderson & McFarlane.(2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing.
Philadelphia: Wolters.
Stanhope, M. dan Lancaster, J.(2012). Public Health Nursing: Population-Centered Health Care in
the
Wolfsdorf, B.A., & Zlotnick, C.(2001). After management in group therapy for women with
posttraumatic
Stress disorder and histories of childhood sexual abouse. Journal of Clinical Psychology,
57(2),169-181.
Definisi
Melimpahkan layanan program terapi individu dalam keluarga untuk menjalani terapi keluarga.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi apakah peran dan fungsi Kesehatan keluarga berjalan dengan baik
Terapeutik
-Sepakati waktu bersama pasien dan keluarga untuk pertemuan awal terapi
-Fasilitasi pasien dan keluarga menyepakati pilihan terapi dan strategi pelaksanaannya
Edukasi
-Jelaskan tujuan, manfaat dan proses terapi kepada seluruh anggota keluarga
Referensi
Anderson & McFariane.(2011). Community As Partner. Theory and Practice In Nursing.
Philadelphia:Wolters
Dale Grave,R., Calugi,S., Doll,H.A., & Fairbun,C.G.(2013). Enhanced cognitive behaviour therapy for
Friedman,et al.(2010). Family Nursing:research, Theory and Practice.(Fifth Edition). New jersey:
Prentice Hall.
Seklusi I.09315
Definisi
Memisahkan pasien dalam ruangan khusus dengan pengawasan ketat.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
-Tentukan satu anggota staf keperawatan untuk berkomunikasi dan mengarahkan staf lain
-Hindari penggunaan benda yang dapat menyakiti diri sendiri atau orang lain
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan keluarga dengan Bahasa yang mudah dipahami
Kolaborasi
Referensi
Boyd, M.A.(2011).Psychiatric Nursing: Contemporary Practice(5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
seclusion: Finding the voice of the patient to influence practice. Joumal of Psychosocial
Nursing & Mental Health Services, 51(7), 32-38. Doi:https://dx.doi.org/10.3928/02793695-
20130503-01.
Kuosmanen,L., Makkonen, P., Lehtila, H.,& Salminen,H. (2015). Seclusion experienced by mental
health
Doi:htpp://dx.doi.org/10.111/jpm.12224.
Stuart, G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed). St.Louis: Mousby.
Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications.(9th ed).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Definisi
Mendeteksi dini resiko masalah Kesehatan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan prosedur
lainnya.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
-Lakukan pemeriksaan oksimetri nadi untuk mengidentifikasi bayi yang memiliki penyakit jantung
bawaan kritis
Edukasi
-Ajarkan mengamati dan menilai perilaku bayi terkait kemampuan pendengaran bayi
Referensi
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young People’s Nursing (1 st
ed)
USA: Wiley-Blackwell.
Caroline, F.(2001). Discharge Planning from a Neonatal Unit: An Exploratory Study of Parent’s
Views.
and Socially High-Risk Infant. Journal of Perinatal & Neonatal Nursing; 13.4:67-86.
Frederic: Lippincott.
Hockenberry, M.J. and Wilson, D.(2014). Wong’s Nursing Care of Infants and Children. St. Louis:
Mosby Elsevier.
SKRINING GIZI(I.03143)
DEFINISI
Mendeteksi secara dini pasien yang beresiko mengalami malnutrisi dengan proses yang tepat
untuk mencegah penurunan status gizi.
TINDAKAN :
Observasi
1.Identifikasi status gizi dalam 1x 24 jam setelah pasien masuk rumah sakit
Terapuetik
1.Gunakan Instrumen skrining yang valid dan terpercaya
2. Lakukan skrining ulang setelah satu minggu,jika skrinning gizi menunjukan tidak beresiko
malnutrisi
Edukasi
1.Jelaskan tujuan dan prosedur skrining gizi
2.Informasikan hasil skrining gizi
Kolaborasi
1.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk dilakukan pemeriksaan lanjut,jika skrining gizi
menunjukan risiko sedang mengalami malnutrisi
2.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk dilakukan proses asuhan gizi berstandar,jika skrining gizi
menunjukan risiko tinggi mengalami malnutrisi.
Refrensi
Berman,A,Snyder,S.& Fradsen,G(2016).Kozier& Erb’s Fundamental of Nursing
(10th ed). USA: Pearson Education.
Dougherty.L & Lister ,S .(2015).Manual of Clinic Nursing Procedures (9th ed ).UK :
The Royal Marshden MHS Foundation Thrust.
Hockenberry,Mariiyn J,Wilson,David(2014).Wong’s Nursing Care Of infants and
Children.Elsevier Health Sciences.
Pery,A.G.& Potter.P.A.(2014 ).Nursing Skils&Procedures (6th ed).St Louia:Mosby
Elsevier Wikinson,J.M.Treas,L.S,Barnet,K.& Smitth,M.H (2016).Foundamental of Nursing
(3th ed.) : Philadelphia: F,A.Davis Company.
DEFINISI :
Mendeteksi secara dini kemungkinan mengalami kanker agar dapat dilakukan penanganan
sesegera mungkin.
TINDAKAN :
Observasi :
1. Identifikasi kondisi awal pasien (mis.anamnesa keluhan,usia,jenis kelamin,riwayat
kanker di keluarga,paparan karsinogenik )
Terapeutik :
1. Lakukan pemeriksaan fisik pada payudara,leher rahim,prostat,paru-paru atau organ
yang mungkin terkena kanker.
2. Fasilitas untuk melaksanakan pemeriksaan penunjang deteksi kanker baik pada
wanita maupun pria.
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur dan tujuan deteksi dini kanker
2. Jelaskan prosedur pemeriksaan penunjang
3. Anjurkan melakukan deteksi kanker secara rutin
Refrensi :
DEFINISI :
Mendeteksi dini Resiko masalah kesehatan dengan anamnesis,pemeriksaan fisik,dan prosedur
lainya.
TINDAKAN :
Observasi
1. Identifikasi target populasi skrining kesehatan.
Terapeutik
1. Lakukan informed constent skrining kesehatan
2. Sediakan akses layanan skrining (mis.waktu dan tempat )
3. Jadwalkan waktu skrining kesehatan
4. Gunakan instrument skrining yang valid dan akurat
5. Sediakan lingkungan yang nyaman selama prosedur skrining kesehatan
6. Lakukan anamnesia riwayat kesehatan,faktor risiko dan pengobatan jika perlu
7. Lakukan pemeriksaan fisik,sesuai indikasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur skrining kesehatan
2. Informasikan hasil skrining kesehatan
Kolaborasi
1. Rujuk untuk pemeriksaan diagnostic lanjut(mis.pap
smear,mamografi,prostat,EKG),jika perlu
Refrensi
Anderson&McFarlene.(2011).Comunity As Partner: Theory and Practice in
Nursing.Philadelphia : Wolters Kluwer Health/Lippincot Willian & Wilkins.
Stanhope,M.dan Lancaster,J.(2012).Public.Health Nursing :Population-Centared Health Care
in the Comunitty( 8th ed). Elaevier science Health Science Devision.
Homsey,J.(1991).Screaning by program.Occupational Health,43(5),150-151.
Kozler,B.Erb,G ,Barman,A.,& Snyder,S.(2004).Health assessment.in Fundamental of nursing
: Concepts,processes,and practice.(7 th ed.,pp.523-625).Upper Saddle River ,NJ : Prentice
Hall.
Lestherman.J.,& Davidhizar,R(1992).Health screening on a college campus by nursing
student.Journal of Comumunity Health Nursing.g(1),43-51.
May,A,(1992).Cokkinides,V,von Eschenbach,A.C,Levin,B,Cohen,C,Runowiez,C.D.,et al
(2002).American Cancer Society guidelines lor the detection of cancer. CA:A Cancer Journal
for Clinicians,52(1) ,8-22
Summer,J.(1991).Screening the elderly.Nursing Times,87(3),60-82
SKRINNING PENGANIAYAAN/PERSEKUSI(I.14582)
DEFINISI
Mendeteksi secara dini penyebab penderitaan,rasa sakit dan kematian secara sengaja.
Tindakan
1. Identifikasi adanya keluhan fisik(mis.pendarahan,luka,jejas )
2. Identifikasi adanya perubahan perilaku psikologis
3. Identifikasi konsep diri (mis.adanya rendah diri )
4. Identifikasi riwayat kekerasan (mis.pelaku,korban,saksi)
5. Identifikasi intensitas dan frekuensi penganiayaan yang dialami
6. Identifikasi perasaan selama proses skrining(mis.merasa bersalah,marah,sedih )
7. Identifikasi koping yang digunakan
8. Identifikasi dukungan orang terdekat
Terapeutik
1. Berikan lingkungan yang nyaman,aman dan privasi
2. Perhatikan kebutuhan dasar dan psikologis
3. Berikan sikap respek dan empati terhadap semua yang diungkapkan
(mis,verbal,nonverbal)
4. Hindar pemberian stigma
5. Lakukan pemerikasaan fisik
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur skrining
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemeriksaan penunjang (mis.laboratorium,forensik)
2. Rujuk ice pelayanan terkait,jika perlu
Refrensi
Observasi
Identifikasi kondi awal pasien (mis amnesia keluhan , usia jenis kelamin,
riwayat kankerdi keluarga , paparan karsinogenik)
Terapeutik
Lakukan pemeriksaan fisik pada payudara , leher Rahim , prostat , paru –paru ,
atau organ yang memungkin terkena kanker
Fasilitas untuk melaksanakan pemeriksaan penunjang deteksi kanker baik pada
wanita maupun pria
Edukasi
o Jelaskan prosedur dan tujuan deteksi dini kanker
o Jelaskan prosedur dan pemeriksaan penunjang
o Anjurkan melakukan deteksi kanker secara rutin
Referensi
Kemenkes (2015)Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan Dan Deteksi Kanker
Leher Rahim Dan Kanker Payudara Jakarta Bakti Husada
The American cancer society medical and editorial comentent (2015)American cancer
society quidanes for the early detection of cancer https;//www.cncer ….
SKRINING KESEHATAN
DEFINISI
Mendeteksi dini resiko masalah kesehatan dengan anamnesis ,
pemeriksaan fisik, dan prosedur lainya
Tindakan
Obesrvasi
Identifikasi target populasi skrining kesehatan
Terpeutik
-Lakukan Informed consent skrining kesehatan
-Sediakan akses layanan skrining (mis waktu dantempat)
-Jadwalkan waktu skrining kesehatan
Tindakan
Obersvasi
Identifikasi adanya beluhan fisik (misperdarahan ,luka,jelas)
Identifikasi adanya perubahan perilaku dan psikologis
Identifikasi konsep diri (mis adanya rendah diri )
Identifikasi riwayat kekerasaan ( mis pelaku , korban ,saksi)
Identifikasi intesilas dan frekuensi penganiayaan yang dialami
Identifikasi perasaan selama proses skrining (mis merasa
bersalah ,merasa sedih)
Identifikasi keeping yang digunakan
Identifikasi dukungan orang terdekat
Terpeutik
Berikan lingkungan yang nyaman, aman , dan privasi
Perhatikan kebutuhan dasar danpsikologis
Berikan sikap respek dan empati terhadap semua yang diungkapkan
(mis.verbal, nonverbal)
Hindari pemberian stigma
Lakukan pemeriksaan fisik
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur skrining kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan penunjang (mis laboratorium, forensik)
Rujuk ke pelayanan terkait jika perlu
Observatif
Identifikasi alas an dan keadaan saat masuk(mis putus zat , overdosis ,
intoksifikasi)
Identifikasi riwayat pengobatan/ terapi medic
Identifikasi riwayat maslaah penggunaan zat (mis perawatan di RS,
komplikasi medis/jiwa,perilaku criminal)
Identifikasi kondisi yang mengakibatkan stress ( mis kejadian ,
lingkungan )
Identifikasi factor pencetus pemakaian kembali zat
Identifikasi pemakaian zat terakhir (mis jenis ,cara pemakaian, dosis ,
dan waktu
Identifikasi konsep diri (mis gambaran diri , identifikasi peraan ideal diri,
harga diri )
Identifikasi aspek spiritiual dan religi (mis nilai keyakinan , kegiatan
ibadah)
Identifikasi mekanisme poing yang digunakan sebelum dan saat ini
Identifikasi pengetahuan mengenai penyebab dan akibat pemakaian zat
Identifikasi cara mengatasi sugest yang digunakan serta efektivas
Identifikasi system pendukung yang digunakan dn tersedia
Terapeutik
- Berikanlingkungan yang nyaman , aman dan privasi
- Perhatikan kebutuhan dasar dan psikologis
-Berikan sikap respek dan empati terhadap semua yang diungkapkan
( mis verbal , nonverbal )
- Hindari pemberian stigma
- Lakukan pemeriksaan fisik
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur skrining
Kolabrasi
-Kolaborasi pemeriksaan penunjang (mis darah,urin,MRI)
-Rujuk ke pelayanan terkait , jika perlu.
SKRINING PENYALAHGUNAAN ZAT I.09316
Definisi
Mendeteksi secara dini penggunaan zat yang tidak sesuai dengan indikasi medis sehingga
dapat menimbulkan kecanduan serta kematian.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi alasan dan keadaan saat masuk(mis. Putus zat,overdosis,intoksikasi)
- Identifikasi riwayat pengobatan/terapi medik
- Identifikasi riwayat masalah penggunaan zat(mis. Perawatan di RS,komplikasi
medis/jiwa, prilaku kriminal)
- Identifikasi kondisi yang mengakibatkan stres(mis.kejadian,lingkungan)
- Identifikasi faktor pencetus pemakaian kembali zat
- Identifikasi pemakaian zat terakhir (mis. Jenis,cara pemakaian,dosis,dan waktu)
- Identifikasi hubungan sosial dan hambatan (mis. Orang terdekat/terpercaya,
kegiatan kelompok)
- Identifikasi konsep diri(mis. Gambaran diri,identitas,peran,ideal diri, harga diri)
- Identifikasi aspek spiritual dan religi(mis. Nilai,keyakinan,kegiatan ibadah)
- Identifikasi mekanisme koping yang digunakan sebelum dan saat ini
- Identifikasi pengetahuan mengenai penyebab dan akibat pemakaian zat
- Identifikasi cara mengatasi sugest yang digunakan serta efektivitas
- Identifikasi system pendukung yang digunakan dan tersedia
Terapeutik
- Berikan lingkungan yang nyaman,aman dan privasi
- Perhatikan kebutuhan dasar dan psikologis
- Berikan sikap respek dan empati terhadap semua yang diungkapkan(mis.
Vetbal,nonverbal)
- Hindari pemberian stigma
- Lakukan pemeriksaan fisik
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur skrining
Kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan penunjang (mis. Darah,urin,MRI)
- Rujuk ke pelayanan terkait jika perlu
REFERENSI
Horgan,C.M, Garnick,D.W., Merrick,E,L & Hoyt A(2007). Health plan requirenments for
mental health and substance use screening in primary care. Journal of General internal
Medicine 22(7),930-6. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s11606-007-0208-2.
Maisto,S,A. Carey,M,O. Carey,K,B. Gordon,C,M. & Gleason J,R(2000). Use of the AUDIT and
the DAST-10 to identify alcohol and drug use disorders among adults with a severe and
persistent mental illness. Psychological assessment,12(2),186-192.
doi:http//dx.doi.org/10.1037/1040-3590.12.2.186 McCabe, Sean
Esteban,PhD.,M.S.W(2008). Screening for drug abuse among medical and nonmedical users
of prescription drugs in a probability sample of collage student. Archive of Pediatrics &
Adolescent Medicine,162(3),225.
Olfso,Mark,Tobin,J.N., Cassells,A. & Weissman (2003). Improving The Detection of Drugs
Abuse,Alcohol Abuse, and Depression in community Helath Centers. Journal of Health care
for the poor and underserved, 14(3),386-402.
http://search.proquest.com/docview/220584422?accountid=17242.
Videback ,S.L.(2011). Psychiatric-Mental Health Nursing (5 th ed). Philiadelpia : Wolters
Kluwer – Lippincott William & Wilkins.
Definisi
Medeteksi secara dini resiko terjadinya penyimpangan perkembangan anak usia di bawah
lima tahun.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tahap perkembangan bayi/balita dengan instrument yang valid dan
dipercaya(mis. KPSP, Denver II)
Terapeutik
- Lakukan skrining sesai dengan standar usia yang telah ditetapkan
- Berikan lingkungan yang nhyaman,aman,dan privasi
- Perhatikan kebutuhan dasar dan psikologis
- Berikan sikap respek dan empati terhadap semua yang diungkapkan(mis.
Verbal,nonverbal)
- Hindari pemberian stigma
- Lakukan pemeriksaan fisik
Edukasi
- Jelaskan kepada orang tua tujuan dan prosedur skrining
- Informasikan kepada orang tua hasil skrining
REFERENSI
Berman,A. Snyder, S& Fradsen, G(2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed).
USA pearson education.
Hockenberry, Marilyn J, Wilson,David(2014). Wongs Nursing Care of infants and children.
Elsevier Health sciences.
Wilkinson,J.M. Treas L.S Bamett K. & Smith M.H(2016) . Fundamentals Of Nursing (3th ed).
Philladeiphia : F.A Davis Company.
Definisi
Mendeteksi dini resiko masalah kesehatan tuberculosis dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan prosedur lainnya.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi target populasi skrining tuberculosis (kelompok beresiko)
Terapeutik
- Lakukan informed consent skrining tuberculosis
- Sediakan akses layanan skrining tuberculosis (mis. Waktu dan tempat)
- Jadwalkan waktu skrining tuberculosis
- Gunakan instrument skrining tuberculosis yang valid dan akurat (mis. Tanda gejala,
BTA, rontgen thorak)
- Sediakan lingkungan yang nyama selama prosedur skrining tuberculosis
- Lakukan anamnesis riwayat kesehatan,faktor resiko, dan pengobatan, jika perlu
- Lakukan pemeriksaan fisik,sesuai indikasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur skrining tuberculosis
- Informasikan hasil pemeriksaan kesehatan
REFERENSI
Aderson & McFarlane (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing.
Philadeiphia : Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Friedman , et al.. (2010) Family Nursing Research, Theory and Practice (Fifth Edition).
New Jersey : Prentlce Hall.
Stanhope, M & Lancaster, J(2012) Public Health Nursing: Population-Centered Health
Care in The Community (8th ed). Elsevlere Science Health Science Devision.
Definisi
Mempertahankan kepatenan jalan napas baik tahan alat maupun dengan alat bantu
jalan napas.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi ukuran dan tipe selang orofaringeal atau nasofaringeal
- Minitor suara napas setelah selang jalan napas terpasang (mis. Sesak napas,
merokok)
- Monitor komplikasi pemasangan selang jalan napas
- Monitor kesimetrisan pergerakan dinding dada
- Monitor saturasi oksigen (SpO2) dan CO2
Terapeutik
- Gunakan alat pelindung diri (mis. Sarung tangan,kacamata,masker)
- Posisikan kepala pasien sesuai dengan kebutuhan
- Lakukan pengisapan mulut dan orofaring
- Insersikan selang oro/nasofaring dengan cepat
- Pastikan selang oro/nasofaring mencapai dasar lidah dan menahan lidah tidak jatuh
ke belakang
- Fiksasi selang oro/narsofaring degan cara yang tepat
- Gati selang oro/norsafaring sesuai prosedur
- Inserfikan laryngeal mask airway (LMA) dengan tepat
- Pastikan pemasangan selang endotrakeal dan trakeostomi hanya tim medis yang
kompeten
- Fasilitas pemasangan selang endotrakeal dengan menyiapkan peralatan intubasi dan
peralatan darurat yan dibutuhkan
- Berikan oksigen 100% selama 3-5 menit,sesuai dengan kebutuhan
- Auskultasi dada setelah intubasi
- Gembungkan manset endotrakeal/trakeostomi
- Tandai selang endotrakeal pada bibir atau mulut
- Verifikasi posisi selang dengan menggunakan X-ray dada,Pastikan trakea 2-4 cm di
atas karina
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur stabilitas jalan napas
Kolaborasi
- Kolaborasi pemilihan ukuran dan tipe selang endotrakeal atau selang trakostomi
yang memiliki volume tinggi, manset yang memiliki tekanan rendah
REFERENSI
Bums, S,M (2014) . AACN Essential Of Critical Care Nursing (3th ed). New York :
McGraw-Hill Education. Derr.P McEvoy,M. & Tardiff,J (2014) Emergency & Critical
Care (8th ed) USA: Jones & Barlett Learning.
ENA (2007) Emergency Nursing Care Curriculum (6th ed) USA: Sauders Elsevier.
Graves, i. & Porter K(2007) Oxford Handbook Of Pre-Hospital Care . New York :
Oxford university Press.
NAMA : ALVITO REZA ANDRIAWAN
NIM : J210200068
KELAS : KEPERAWATAN 1B
I.14584
C. SURVEILENS KEAMANAN DAN KESELAMATAN
a) Definisi
Mengumpulkan, menginterpretasi, dan mensintesis data keselamatan dan faktor risiko
keselamatan pasien untuk pengambilan keputusan klinis yang berkesinambungan dan
berkelanjutan.
b) Tindakan
Observasi
- Identifikasi risiko bahaya yang mengancam keselamatan pasien jika ada
- Identifikasi informasi tentang perilaku dan rutinitas normal pasien
- Identifikasi persepsi tentang keselamatan
- Periksa tanda, gejala, atau masalah saat ini
- Monitor kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas perawatan dini
- Monitor status neurologis
- Monitor pola perilaku
- Monitor kemampuan kognitif
- Monitor keadaan emosional
- Monitor tanda vital, sesuai kebutuhan
- Monitor tanda dan gejala ketidaksinambungan cairan dan elektrolit
- Monitor kecenderungan pendarahan pada pasien berisiko tinggi
c) Terapeutik
- Tetapkan frekuensi pengumpulan dan interpretasi data
- Tentukan kondisi pasien stabil yang tidak stabil atau kritis (mis. Pasien yang membutuhkan
pemeriksaan neurologis sering, pasien mengalami disritmia jantung, pasien menerima infus
obat intravena kontinu seperti nitrogliserin atau insulin)
- Fasilitasi memperoleh tes diagnostik, jika perlu
- Interpretasi hasil tes diagnostik, jika perlu
- Bandingkan status saat ini dengan status sebelumnya untuk mendeteksi perbaikan dan
memburuknya kondisi pasien
- Prioritaskan tindakan berdasarkan kondisi pasien
- Analisis beberapa program medis dan pastikan keamanan dan ketepatannya
- Sediakan lingkungan aman sesuai yang diinginkan (mis. Mencocokkan kompetensi perawat
dengan kebutuhan perawatan pasien, rasio pasien dengan perawat, menyediakan staf
penunjang yang memadai, memastikan kesinambungan perawatan)
d) Edukasi
- Anjurkan keluarga terlibat dalam menjaga keselamatan pasien, jika perlu kolaborasi
- Kolaborasi dengan tim medis, jika perlu
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemantauan hemodinamik invasif, jika perlu
- Kolaborasi dengan medis tentang kondisi terkait program terapi, jika perlu
e) Referensi
Anderson & McFarlane (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing.
Philadelphia: Wolters Klower Health/Lippincott William & Willkins.
Kutney-Lee, A., Lake, E.T., & Alken, L.H. (2009). Development of the hospital nurse
survellance capacity profile. Research in nursing & Health, 32(2),217-222.
Stanhope, M. Dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population – Centered Health
Care In the Community (8thed). Elsevier Health Science Devision.
Shever, L.L., Titler, M. G., Kerr , P., Qin, R., Kim, T., & Picone, D. M. (2008). The effect of high
nursing surveillance on hospital cost. Journal of Nursing Scholarship, 40(2), 161-169.
I.07232
D. SURVEILENS KEHAMILAN LANJUT
a) Definisi
Mengumpulkan, menginterpretasi, dan mensintesis data ibu hamil dengan riwayat trauma
atau cedera yang mengancam kehamilan atau ibu hamil dengan riwayat kehamilan
bermasalah.
b) Tindakan
Observasi
- Identifikasi risiko bahaya yang mengancam kehamilan(mis. Riwayat jatuh, trauma, infeksi
jalan lahir, konsumsi obat-obatan, usia lebih dari 35 tahun dan kurang dari 20 tahun,
malnutrisi, penyakit penyerta)
- Identifikasi perilaku dan rutinitas yang dapat mengancam kehamilan (mis. Olahragaekstrim,
naik atau turun tangga, merokok, alkoholik)
- Identifikasi kondisi stabil atau tidak stabil atau kritis (mis. Gawat janin, pendarahan, anema,
hipertensi, KPD, preeklamsia,/eklamsia)
c) Terapeutik
- Tetapkan frekuensi pengumpulan dan interpretasi data terkait kehamilan (mis. BB ibu
hamil, DJJ, taksiran berat janin, gerakan janin, usia kehamilan, tingii fundus)
- Fasilitasi ibu hamil memperoleh informasi tentang deteksi dini tanda dan gejala bahaya
kehamilan (mis. Pendarahan, tekanan darah tinggi, tanda-tanda anemia, dan hasil tes
diagnostik)
- Interpretasikan hasil tes diagnostik, jika perlu
- Sediakan lingkungan aman dan nyaman bagi ibu hamil
d) Edukasi
- Anjurkan menyampaikan persepsinya tentang kehamilan berisiko
e) Kolaborasi
- Kolaborasi program medis bagi ibu hamil dan pastikan keamanan dan ketepatannya
f) Referensi
Fox, N. S., Rebarber, A., Silverstein, M. Roman, A. S., Klauser, C K., & Saltzman, D. H. (2013).
The effectiveness of antepartum surveillance in reducingthe risk of stillbirth in patients with advanced
maternal age. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, 170(2), 387-
390
Haider, B.A., Olofin, I., Wang. M., Spiegelman,D., Ezzati, M., & Fawzi, W.W(2013). Anaemia,
prenatal iron use, and risk of adverse pregnancy outcomes: systematic review and meta-analysis.
Bmj,346, f3443.
Kelly, L. & Vincent, D. (2011). The dimensions of nursing surveillance: A concept analysis.
Journal of Advanced Nursing, 67(3), 652-661.
Nykjaer, C., Alwan, N.A., Greenwood, D.C., Simpson, N.A., Hay, A. W., White, K.L., & Cade, J
(2014) Maternal alcohol intake prior to and during pregnancy and risk of adverse birth
outcomes:evidence from a British cohort. J Epidemiol Community Health, jech-2013.2015-2017. Tenth
Edition. Wiley Blackwell.
Stanhope, M. Dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population – Centered Health
Care In the Community (8thed). Elsevier Science Health Science Devision.
Definisi
Observasi
Terapeutik
- Tindak lanjuti laporan ke instansi terkait untuk memastikan keakuratan dan kegunaan informasi
- Libatkan berperan aktif dalam pengembangan program di masyarakat (mis. pendidikan kesehatan,
kebijakan pemerintah dan kemampuan advokasi) terkait dengan pengumpulan data masyarakat dan
pelapornya
- Gunakan laporan sebelumnya untuk mengenali kebutuhan pengumpulan data tambahan, analisis,
dan interpretasi
Edukasi
- Ajarkan (keluarga dan masyarakat) mengenai pentingnya tindak lanjut pengobatan penyakit
menular
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan pihak lain dalam pengumpulan, analisis, dan pelaporan data kesehatan
masyarakat
Referensi
Block, A. B., Onorato, I. M., lhie, W. W., Handler, J. L., Hayden. C. H., & Snider. D. E. (1998). The need
for epidemic intelligence. Public Health Reports, 111(1), 26-33
Clemen-Stone, S., McGuire, S., & Eigisti, D. (1997). Comprehensive community health nursing:
Family, aggregate, and community practice. St. Louis:Mosby.
Kelly, L. & Vincent, D. (2011). The dimensions of nursing surveillance: A concapt analysis. Journal of
Advanced Nursing, 67(3), 652-661.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population - Centered Health Care in
the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
Definisi
Mengalihkan perhatian atau mengurangi emosi dan pikiran negatif terhadap sensasi yang tidak
diinginkan.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Gunakan teknik distraksi (mis. membaca buku, menonton televisi, bermain, aktivitas terapi,
membaca cerita, bernyanyi)
Edukasi
- Jelaskan manfaat dan jenis distraksi bagi panca indera (mis. musik, penghitungan, televisi, baca,
video/permainan genggam)
- Anjurkan menggunakan teknik sesuai dengan tingkat energi, kemampuan, usia, tingkat
perkembangan
Referensi
Berman. A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Konzier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th Ed.). USA:
Persson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th Ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014), Nursing Skills & Procedures (8th Ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Sahara, K. (2017). Effectivdness of distraction technique for pain reduction after administration on
intramuscular injection Aming children in selected hospitals of Punjab. Nursing Journal of India,
108(2), 91-95. Retrieved from https://search.proquest.com/docview/1900707662?
accounting=17242
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3nd Ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Wolgast, M., & Lundh, L (2017). Is distraction an adaptive or maladaptive strategi for emotion
regulation? A person-oriented approach. Journal of psychopathology and Behavioral Assessment,
39(1), 117-127. dochttp://dx.dol.org/10.1007/s10862-016-9570-x
Definisi
Membentuk imajinasi dengan menggunakan semua indera melalui pemrosesan kognitif dengan
mengubah obyek, tempat, peristiwa atau situasi untuk meningkatkan relaksasi, meningkatkan
kenyamanan dan meredakan nyeri.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Anjurkan membayangkan suatu tempat yang sangat menyenangkan yang pernah atau yang ingin
dikunjungi (mis. gunung, pantai)
- Anjurkan membayangkan mengunjungi tempat yang dikunjungi berada dalam kondisi yang sehat,
bersama dengan orang yang dikasihi atau dicintai dalam suasana yang nyaman
Referensi
Berman. A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Konzier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th Ed.). USA:
Persson Education.
Dougherty, L. & Lister, S, (2015), Manual of Clinical Nursing Procedures (9th Ed.). UK. The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Grilll, M. D., & Glisky, E. L. (2011). The self-imagination effect: Benefits of a self-referential encoding
strategy on cued recall on memory- impaired individualis with neurological damage, Journal of the
Internasional Neuropsychological Society, JINS, 17(5), 929-33,
doi:http://dx.doi.org/10.1017/S1355617711000737
Perry, A. G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th Ed.). SI Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L.S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 nd ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Definisi
Memfasilitasi latihan otot resistif reguler untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tingkat kebugaran otot dengan menggunakan lapangan latihan atau laboratorium tes
(mis. angkat maksimum, jumlah daftar per unit waktu)
- Fasilitasi menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis dalam menentukan
rencana latihan
- Fasilitas mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan di lingkungan rumah / tempat kerja
- Fasilitas mengembangkan program latihan yang sesuai dengan tingkat kebugaran otot, kendala
muskuloskeletal, tujuan fungsional kesehatan, sumber daya peralatan olahraga, dan dukungan sosial
- Fasilitas mengubah program atau mengembangkan strategi lain untuk mencegahnya bosan dan
putus latihan
- Berikan instruksi tertulis tentang pedoman dan bentuk gerakan untuk setiap gerakan otot
Edukasi
- Jelaskan fungsi otot, fisiologi olahraga, dan konsekuensi tidak digunakannya otot
- Ajarkan tanda dan gejala intoleransi selama dan setelah sesi latihan (mis. kelemahan, kelelahan
ekstrem, angina, palpitasi)
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (mis. terapis aktivitas, ahli fisiologi olahraga, terapis okupasi,
terapis rekreasi, terapis fisik) dalam perencanaan, pengajaran, dan memonitor program latihan otot
Referensi
Berman. A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Konzier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th Ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th Ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th Ed.). St.Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd Ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi keterbatasan fungsi dan gerak sendi
- Monitor lokasi dan sifat ketidaknyamanan atau rasa sakit selama gerakan / aktivitas
Terapeutik
- Lakukan pengendalian nyeri sebelum memulai laihan
- Berikan posisi tubuh optimal untuk gerakan sendi pasif dan aktif
- Fasilitasi menyusun jadwal latihan rentang gerak aktif maupun pasif
- Fasilitasi gerak sendi teratur dalam batas-batas rasa sakit, ketahaanan, dan mobilitas sendi
- Berikan penguatan positif untuk melakukan latihan bersama
Edukasi
- Jelaskan kepada pasien / keluarga tujuan dan rencanakan latihan bersama
- Anjurkan duduk di tempat tidur, di sisi tempat tidur (menjuntai), atau di kursi, sesuai
toleransi
- Ajarkan melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif secara sistematis
- Anjurkan memvisualisasikan gerak tubuh sebelum memulai gerakan
- Anjurkan ambulasi, sesuai toleransi
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan fisioterapi dalam mengembangkan dan melaksanakan program latihan
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016), Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.), USA: Pearson Education.
Doengoes, M, E, (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individulizing Client Care
Across The Life Span. (8th ed.), Philadelphia: F, A, Davis Company.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.), UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P,A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.), St Louis: Mosby
Elsevier Wilkinson, J. M, Treas, L.Barnett, K. Smith, M, H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3th ed.), Philadelphia; F, A, Davis Company
Teknik Menenangkan
I.08248
Definisi
Teknik relaksasi dengan pembentukan imajinasi individu dengan menggunakan semua indera
melalui pemrosesan kognitif untuk mengurangi stress.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah yang dialami
Terapeutik
- Buat kontrak dengan pasien
- Ciptakan ruangan yang tenang dan nyaman
Edukasi
- Anjurkan mendengarkan musik yang lembut atau musik yang disukai
- Anjurkan berdoa, berzikir, membaca kitab suci, ibadah sesuai agama yang dianut
- Anjurkan melakukan teknik menenangkan hingga perasaan menjadi tenang
Referensi
Boyd, M. A, (2011). Psychiatnic Nursing;Contemporary Practice (5th ed.), Philadelphia:
Lippincoft Williams & Wilkins.
Eccleston C, Yorke L, Morley S, Williams AC, Mastroyannopoulou K, (2003). Psychological
therapies for the management of chronic and recurrent in children and adolescents. Cochrene
Database Syat Rav, 1, CD003968.
Stuart, G. W, (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.), St.Louis:
Mosby, Townsend, M, (2014). Psychiatric Nursing; Assessment, Care Plans, and
Medications. (9th ed.), Philadelphia; F. A, Davis Company.
Terapi Aktivitas
I.05186
Definisi
Menggunakan aktivitas fisik, kognitif, sosial, dan spiritual tertentu untuk memulihkan
keterlibatan, frekuensi, atau durasi aktivitas individu atau kelompok.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi defisit tingkat aktivitas
- Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
- Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
- Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
- Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang
- Monitor respons emosional, fisik, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
- Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami
- Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang aktivitas
- Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemapuan
fisik, psikologi, dan sosial
- Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
- Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
- Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
- Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk mengakomodasi
aktivitas yang dipilih
- Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulasi, mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai
kebutuhan
- Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energi, atau gerak
- Fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif
- Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai
- Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
- Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implisit dan emosional (mis. Kegiatan
keagamaan khusus) untuk pasien demensua, jika sesuai
- Libatkan dalam permainan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif
- Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas rekreasi dan diversifikasi untuk menurunkan
kecemasan (mis. vocal group, bola voli, tenis meja, jogging, berenang, tugas sederhana,
permainan sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan
kartu)
- Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
- Fasilitasi mengembangkan motivasi dan penguatan diri
- Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai tujuan
- Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
- Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Edukasi
- Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
- Anjurkan melakukan aktuvitas fisik, sosial, spiritual, dan kognitif dalam menjaga fungsi dan
kesehatan
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai
- Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan positif atas partisipasi dalam aktuvitas
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencakan dan memonitor program aktivitas,
jika sesuai
- Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunuitas, jika perlu
Referensi
Boyd, M. A, (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.), Philadelphia:
Lippincolt Williams & Wilkins.
Loy, Bethany: Micheff, Holly: Nguyon, Kelly: and O’Brien, Vincent (2015).
Interprofessional Collaboration Between Occupational Therapists and Nurses in an Acute
Care Setting: An Exploratory Study. Master’s Theses and Capstone Projects. 133,
http:scholar.dominican.edu/masters-theses/133
Pho, A. T., Tanner, E. K, Roth, J., Grecley, M. E, Dorsey, C, D., & Szanton, S. L, (2012).
Nursing Strategles for Promoting and Maintaining Function among Community-Living Older
Adults: The CAPABLE Intervention. Geriatric Nursing (New York. N.Y.), 33(6),439-445
http://doi.org/10.1016/j.gerinurse.2012.04.002
Stuart, G. W, (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.), St.Louis:
Mosby, Townsend, M, (2014). Psychiatric Nursing; Assessment, Care Plans, and
Medications. (9th ed.), Philadelphia; F. A, Davis Company
Terapi Akupresur
I.06209
Definisi
Menggunakan teknik penekanan pada titik tertentu untuk mengurangi nyeri, emningkatkan
relaksasi, mencegah atau mengurangi mual.
Tindakan
Observasi
- Periksa kontraindikasi (mis. kontusio, jaringan parut, infeksi, penyakit jantung dan anak
kecil)
- Periksa tingkat kenyamanan psikologis dengan sentuhan
- Periksa tempat yang sensitif untuk dilakukan penekanan dengan jari
- Identifikasi hasil yang ingin dicapai
Terapeutik
- Tentukan titik akupuntur, sesuai dengan hasil yang ingin dicapai
- Perhatikan isyarat verbal atau nonverbal untuk menentukan lokasi yang diinginkan
- Ransang titik akupresur dengan jari atau ibu jari dengan kekuatan tekanan yang memadai
- Tekan jari atau pergelangan tangan untuk mengurangi mual
- Tekan bafian otot yang tegang hingga rileks atau nyeri menurun, sekitar 15-20 detik
- Lakukan penekanan pada kedua ektremitas
- Lakukan akupresur setiap hari dalam satu pecan pertama untuk menagtasi nyeri
- Telaah referensi untuk menyesuaikan terapi dengan etiologi, lokasi, dan gejala, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan untuk rileks
- Ajarkan keluarga atau orang terdekat melakukan akupresur secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan terapis yang tersertifikasi
Referensi
Berman, A, Snyder, S, & Fradsen, G. (2016) Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.), USA; Pearson Education
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F. (2014) Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed.), New York; Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M, H, (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapi Akupuntur
Devinisi
Menggunakan metode penusukan jarum pada titik-titik tertentu yang tepat di
permukaan tubuh.
Tindakan
Observasi
- Periksa riwayat kesehatan dan pengkajian fisik, sesuai kebutuhan
- Periksa adanya risiko akupuntur
Terapeutik
- Perhatian prosedur keselamatan pasien (cuci tangan, persiapan
kulit,persiapan lingkungan kerja, persiapan alat, kadaluarsa jarum,
manajemen sampah, manajemen darah)
- Berikan posisi yang sesuai dan buka area yang akan diterapi, sesuai
kebutuhan
- Tentukan titik akupuntur
- Lakukan akupuntur sesuai indikasi (lokasi,ukuran jarum, jumlah jarum yang
digunakan
- Lakukan manajemen efek samping akupuntur (mis, nyeri, hematon, pingsan,
jarum yang rusak, bengkok, tertancap, infeksi)
Edukasi
- Jelaskan prosedur akupuntur, indikasi, kontra indikasi, dan kemungkinan efek
samping kolaborasi
- Kolaborasi dengan terapis yang tersertifikasi
Referensi
Australian Society of Acupuncture Physiotherapist. (2013). Guidelines for Safe Acupuncture
and Dry Ne edling Practice. Diperoleh dari:
http://combinedhealth.com.au/webfiles/ASAP_Guidelines_2013.pdf
Bishop, F., Yardley, L. Cooper, L., Little, L., & Lewith, G. (2012). Acupuncture for back pain:
predicting attendance at appointments. BMC Complementary and Altemative Medicine.
https://bmccomplementalternmed.biomedcentral.com
Chan, M.W.C.,Wu,X.Y.,Wu, J.C.Y., Wong, S.Y.S., & Chung. V. C. H. (2017). Safety of
Acupunctur: Overview of Systematic Reviews. Sclentific Reports, 7(1). 3369.
http://doi.org/10. 1038/s41598-017-03272-0
Snergis, J. L., Ni, X., Jackson, M. L., Zhang, A.L., Guo, X., Li., ... Xue, C. C. (2016). A systematic
review of acupuncture for sleep quality in people with insomnia. Complementary Theraples
in Medicine, 26, 11-20. http://doi.org/10.1016/J.ctim.2016.02.007
Terapeutik
- Tentukan standard untuk skrining pelatihan, dan perawatan hewan dalam
program terapi, jika perlu
- Ikuti peraturan dinas kesehatan kesehatan tentang penggunaan hewan
sebagai agen terapi
- Buat pedoman /protocol yang menguraikan respons terhadap trauma atau
cedera akibat kontak dengan hewan
- Siapkan pilihan-pilihan hewan (mis, anjing, kucing, kuda, ular, kura-kura,
kelinci percobaan, burung)
- Fasilitasi paslen memegang, membelai, menonton dan mencurahkan emosi
kepada hewan
- Motivasi bermain dengan hewan terapi
- Motivasi memberi makan atau merawat hewan
- Berikan kesempatan untuk mengenang dan berbagi tentang pengalaman
merawat hewan peliharaan/hewan lainnya
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan alasan memiliki hewan
Referensi
Allender, J.A. dan Spradley, B.W. (2005). Community health nursing promoting and
protrcting the public`s health. Sixth edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins
Anderson & MoFartane. (2011).Community As Partner : Theory and Practice in Nursing.
Philladelphia:Wollers kluwer Health/Lippincott William & Wilkins
Stanhope, M. Dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population – Centered Health
Care in the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
Terapi Bekam
Devinisi
Menggunakan metode penyedotan kulit dengan tekanan nrgatif pada bagian-bagian
tertentu untuk mengeluarkan racun atau oksidan dalam tubuh.
Tindakan
Observasi
- Periksa riwayat kesehatan
- Identifikasi kontraindikasi terapi bekam (mis. konsumsi pengencer darah
[ aspirain, aspilet])
- Lakukkan pemeriksaan fisik
- Tentukan titik pembekaman
- Tentukan jenis bekam yang akan dilakukan (mis. bekam kering atau basah)
- Baringkan pasien senyaman mungkin
- Buka pakaian pada area yang akan dilakukan pembekaman
- Pasang sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya
- Desinfeksi area yang akan dibekam dengan kapas alcohol swab
- Olesi kulit dengan minyak herbal untuk meningkatkan peredaran darah (mis.
minyak zaitun)
- Lakukan pengekopan dengan tarikan secukupnya
- Lakukan penyayatan pada area yang telah dilakukan bekam kering
- Lakukan pengekopan kembali setelah dilakukan penyayatan
- Lakukan pembekaman tidak lebih dari 5 menit untuk menghindari hipoksia
jaringan
- Buka kop dan bersihkan daerah yang tertampung
- Bersihkan area yang telah dilakukan pembekaman
- Hindari pembekaman pada area mata, hidung, mulut, areola mammae,
kelamin, dekat pembuluh darah besar,varises, dan jaringan luka
- Lakukan sterilisasi pada alat-alat bekam yang telah digunakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi bekam
- Anjurkan berpuasa sebelum pembekaman, jika perlu
- Anjurkan tidak mandi 2-3 jam pasca pembekaman
Referensi
Kamaluddin, Ridwan.(2010). Pengalaman Pasien Hipertensi yang Menjalani Terapi Alternatif
Komplementer Bekam di Kabupaten Banyumas. Tesis.FIK. Universitas Indonesia.
Linquist R., Snyder, M, & Tracy M.F .(2014). Complementary/Alternative Therapies in
nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Lowe, D.T. (2017), Cuppling therapy: An Analysis of the Effect s of Suction on skin and the
Possible influence on Human Health. Complementary Therapies in Clinical Practice, 29,126-
168.
Mekta, Piyush & Dhapte, Vividha.(2015). Cupping Therapy : A Prudent for a plethora of
Medical Ailments %, 127-134
Ridho, A.A. (2015). Bekam Sinergi, Rahasia Sinergi Pengobatan Nabi, Mdis Modern &
Traditional Chinese Medicine. Solo: Aqwamedika.
Sarkosih(2012). Identifikasi Keselamatan Pasien Terapi Bekam di 4 (empat) Wilayah DKI
Jakarta Tesis.FKM. Universitas Indonesia.
Terapi Bercerita
Devinisi
Menggunakan cerita negatif seperti dongeng, mitos, legenda dengan improvisasi
tertentu untuk memulihkan masalah fisik dan/atau psikologis.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan anak
- Identifikasi minat anak terhadap cerita
- Identifikasi tema yang disukai
- Identifikasi dan respons anak
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang nyaman
- Atur posisi senyuman mungkin
- Jalin keakraban dengan anak dan keluarga
- Mulai bercerita dari hal yang sederhana hingga kompleks
- Fokuskan pandangan pada anak
- Minta tanggapan anak
- Berikan umpan balik dan reinforcement positif
- Dokumentasikan proses dan hasil terapi
Edukasi
- Jelaskan tujuan interaksi
Referensi
Berman, A., Snyder, S.& Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb`s Fundamentals of Nursing (10 th
ed.)
. USA:Pearson Education
Linquist, R.. Snyder, M & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company, inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing ( 3th ed).
Philadelphia : F.A. Davis Company
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
- Sediakan waktu yang cukup untuk memungkinkan sesi bermain efektif
- Atur sesi bermain untuk memfasilitasi hasil yang diinginkan
- Tetapkan batasan untuk sesi latihan terapeutik
- Sediakan peralatan bermain yang aman, sesuai kreatif, tepa guna, peralatan yang
merangsang perkembangan anak, yang dapat mendorong ekspresi pengetahuan dan
perasaan anak
- Motivasi anak untuk berbagi perasaan, pengetahuan, dan persepsi
- Komunikasikan penerimaan perasaan, baik positif maupun negative, yang diungkapkan
melalui permainan
- Lanjutkan sesi bermain secara teratur untuk membangun kepercayaan dan mengurangi rasa
takut akan peralatan atau peralatan atau perawatan yang tidak dikenal
- Dokumentasikan pengamatan yang dilakukan selama sesi bermain
Edukasi
- Jelaskan tujuan bermain bagi anak dan orang tua
- Jelaskan prosedur bermain kepada anak dan/atau orang tua dengan bahasa yang mudah
dipahami
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed).USA: Person Education
Hockenberry, Marrilyn J, Wilson, David. (2014). Wong’s Nursing Care of Infants and
Children. Elsevler Health sciences
Linquist, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/alternative Therapises in
Nursing ( 7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Teksoz, Bligin, Madzwamuse et all. (2007). The impact of a creative play intervention on
satisfaction with nursing care: A mixed-methods study.Journal of Specialist in
Padiatric Nursing, 22, 1. DOI: 10.1111/jspn.12169
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapetik
- Atur ruang terapi agar pasien tidak dapat menyentuh benda konduktif apapun
- Pasang perangkat instrument sesuai kebutuhan
- Tetapkan ambang dasar respons fisiologis untuk membandingkan efek terapi
- Operasikan perangkat biofeedback
- Fasilitasi belajar memodifikasi respons tubuh terhadap isyarat pada monitor
- Berikan umpan balik kemajuan setelah setiap sesi terapi
Edukasi
- Jelaskan prosedur penggunaan perangkat
- Jelaskan tujuan menggunakan biofeedback
- Informasikan waktu, frekuensi, lama, dan tempat terapi dengan pasien/keluarga
- Ajarkan memeriksa instrument berfungsi dengan baik sebelum digunakan
- Informasikan hasil terapi untuk penguatan respon terapi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed).USA: Person Education
Calderon, K. S., & Thompson, W. W. (2004). Biodfeedback Relaxation Training: A
Rediscovered Mind-Body Tool in Public health. American Journal of Health Studies,
19(4). 185-194
Linquist, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/alternative Therapises in
Nursing ( 7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Anjurkan menyiapkan ruangan yang tenang dan nyaman
- Anjurkan menjalankan hobi dan/atau aktivitas yang biasa dilakukan
- Anjurkan menonton televise, membaca buku, atau hiburan lainnya
- Anjurkan melakukan melakukan aktivitas yang dapat menurunkan ansiestas (mis, berdzikir,
beribadah, menyanyi dalam kelompok, permainan sederhana, bermain kartu, puzzle).
Referensi
Berman, A., Snyder. S. & Fradsen. G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ad). USA: Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical nursing Procedurse (9th ed.). St Louis:
Elsevier
Wilkinso, J. M., Treas, L. S., Bameet, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F, A. Davis Company.
Terapeutik
- Ciptakan hubungan saling percaya
- Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan bebas gangguan
- Duduk dengan nyaman, setengah menghadap pasien, jika perlu
- Gunakan bahasa yang mudah dipahami
- Berikan saran dengan cara asertif
- Fasilitasi mengidentifikasi teknik hipnotis yang tepat (mis, gerakan tangan ke wajah, teknik
eskalasi, fraksinasi)
- Hindari menebak apa yang dipikirkan
- Fasilitasi menggunakan semua indera selama proses terapi
- Berikan umpan balik positif setelah setiap sesi
Edukasi
- Anjurkan menarik napas dalam untuk mengintensifkan relaksasi
Referensi
Berman, A., Snyder. S. & Fradsen. G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ad). USA: Pearson Education
Enck, P., Hefner, J., Herbert B. M., Mazurak, N., Weimer, K., Muth, E. R., Martens, U.
(2013). Sensitivity and specicificity of hypnosis effects on gastric myoelectrical
activity. PLoS One, 8(12). e83486.doi:http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0083486
Linquist, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/alternative Therapises in
Nursing ( 7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapi Humor
I.09321
Definisi
Menggunakan humor untuk memudahkan membangun hubungan, mengurangi ketegangan dan
kemarahan, atau mengatasi perasaan menyakitkan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi jenis humor yang diinginkan
- Identifikasi tanggapan khas pasien terhadap humor (mis. tertawa atau tersenyum)
- Identifikasi situasi dan kondisi untuk menggunakan humor
- Monitor respons dan hentikan strategi humor jika tidak efektif
Terapeutik
- Hindari konten yang sensitif
- Tunjukkan sikap menghargai humor yang dilakukan
- Tanggapi secara positif upaya humor yang dilakukan
Edukasi
- Diskusikan keuntungan tertawa
- Anjurkan menggunakan media terapi humor (mis. permainan lucu, kartun, lelucon, video,
kaset, buku)
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Dean, Ruth Anne KINSMAN, R.N., PhD., & Gregory, David M,R.N., PhD. (2004). Humor and laughter
in palliative care: An ethnographic investigation. Palliative & Supportive Care, 2(2), 139-48
Goodenough, B., Low, L, Casey, A., Chenoweth, L. \, Fleming, R., Spitzer, P., Brodaty, H. (2012).
Study protocol for a randomized controlled trial of humor therapy in residential care: The
sydney multisite intervention of LaughterBosses and ElderClowns (SMILE). International
Psychogerlatrics, 24(12), 2037-44. doi:http://dx.doi.org/10.1017/S1041610212000683
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th
ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
TERAPI INTRAVENA
I.02086
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.):
USA: Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
TERAPI KELOMPOK
I.13500
Definisi
Menggunakan kelompok dengan masalah yang sama untuk memberikan dukungan emosional dan
perilaku, melatih perilaku baru, dan berbagi informasi kesehatan.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Levi, O., Shoval-Zuckerman, Y., Fruchter, E., Bibi, A., Bar-Haim, Y., & Waid, I. (2017). Benefits of a
psychodynamic group therapy (PGT) model for treating veterans with PTSD. Journal of
Clinical Psychology, 73(10), 1247-1258. Doi:http://dx.doi.org/10.1002/jclp.22443.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th
ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
TERAPI KELUARGA
I.09322
Definisi
Menggunakan anggota keluarga untuk menggerakkan keluarga melakukan cara hidup yang lebih
produktif
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Boyd, M. (2012). Psychiatric nursing: contemporary practice (5th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer
Health/Lippincott Williams & Wilkins.
Glick ID, Stekoll AH, Hays S. (2011). The role of the family and Improvement in treatment
maintenance, adherence, and outcome for schizophrenia. J Clin Psychopharmacol. 2011
Feb;31(1):82-5. Doi: 10.1097/JCP.0b013e31820597fa.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
I.09323
Definisi
Menggunakan teknik berpikir, merasa dan berperilaku mengenai suatu kejadian untuk memulihkan
penyadaran diri.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi Riwayat diagnostic menyeluruh
- Identifikasi gejala,factor lingkungan, budaya, biologis yang mempengaruhi
- Identifikasi masalah yang menimbulkan distorsi pikiran dan persepsi negatif
- Identifikasi asumsi, keyakinanmendasar atau skema dari pola pikir dan distorsi pikiran
- Identifikasi metode alternatif dalam menyeleaikan masalah (mis. proses koreksi pikiran)
- Identifikasi distorsi pikiran dan pola perilaku maladaptive spesifik disetiap situasi
- Monotor pikiran yang dialami (mis. kejadian spesifik yang mengakibatkan masalah emosional)
- Monitor kemampuan yang telah dilatih
Terapeutik
- Ciptakan hubungan terapeutik dan kolaboratif (pasien-perawat) yang aktif
- Analisis distorsi pikiran yang dialami (mis. labeling, overgeneralisasi,personalisasi)
- Lakukan pengamatan pemantauan terhadap pikiran dan perilaku
- Buatkan penugasan aktivitas dirumah dalam proses terapi
- Arahkan pikiran keliru menjadi sistematis
- Buatkan rapot/catatan kegiatan harian dan sharing
- Berikan reinforcement positif atas kemampuan yang dimiliki
Edukasi
- Jelaskan masalah yang dialami (mis. Kecemasan, trauma sindrom)
- Jelaskan strategi dan proses terapi pikiran perilaku
- Diskusikan pikiran keliru yang di alami
- Diskusikan self-monitoring dalam memahami kondisi selama terapi
- Diskusikan rencana aktivitas harian terkait terapi yang diberikan
- Latih teknik relaksasi (mis. pemanasan, latihan otot progresif)
- Latih restrukturisasi pikiran dengan metode ABC (actual situation, belief, consequence) dengan
mengkounter/melawan pola pikir yang keliru
- Latih restrukturisasi pikiran alternatif dengan metode ABCDE (disputing, effects)
- Latih keterampilan koping individu
- Latih menggunakan prinsip FEAR (Feeling frightened, expecting bad things to happen, attitude and
action, result and reward) pada usia anak-anak
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian terapi (mis. psikofarmaka, ECT)
Referensi
Boyd, M.A. (2011). Psychiatric Nursing:'Contemporary Practice (5th ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Milona, Savvas,B.N.U.R.,M.N.U.P., Andrea-Apostolidou, S., Panayiotou,G., PhD., & Koukia, E, PhD.
(2017). Cognitive behaviour therapy for absessive compulsive disorder. Interntional Journal
of Caring Sciences, 10(1),614-621
Rhoads, Jacqueline. (2011). Clinical Consult for Psychiatric Mental Health Care, Springer Publishing
Company, New York
Sharf, R.S. (2012). Theorles of Psychotherapy and Conseling: Concept and cases. 5th Edition.
Brooks/Cole. Cengage Learning. CanadaStruart, G. W. (2013). Principles and Practice of
Psychiatric Nursing(10th Ed.). Sl.Loule: Mosby.
Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assesment, Care Plants, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia F.A. Davis Company.
Definisi
Menggunakan lintah untuk menghilangkan kelebihan jaringan yang ditanam yang bercampur dengan
darah vena.
Tindakan
Observasi
- Monitor kadar hemoglobin dan hematokrit harian, jika perlu :
- Monitor ukuran lintah sampai (10-15 menit) sampai terlepas sendiri
Terapeutik
- Gunakan kewaspadaan universal
- Gunakan terapi lintah pada daerah yang aliran darah arterinya adekuat
- Gunakan lintah hanya untuk satu pasien
- Bersihkan bekas gigitan dengan kain steril dan keringkan
- Batasi lokasi dengan kain atau handuk agar lintah tidak berpindah
- Oleskan dekstrosa 5% di lokasi terapi
- Tempatkan lintah dengan pinset secara hati-hati
- Pastikan ujung anterior dan posterior menepel pada area terapi
- Lepaskan lintah yang tidak terjatuh dengan alkohol
- Bersihkan area terapi dengan hidrogen perioksida dan air steril setiap 1-2 jam
Edukasi
- Informasikan lintah mengeluarkan anastesi lokal
- Informasikan tindakan tidak membutuhkan anastesi lokal, karena jaringan yang di tanam memiliki
sedikit saraf yang aktif
- Informasikan bahwa lintah mengeluarkan hirudin, antikoagulan, sehingga darah akan mengalir dari
luka sampai 50 ml selama 24 sampai 48 jam setelah lintah di angkat
- Informasikan bahwa lintah merupakan terapi
- Anjurkan untuk tidak menyentuh atau melepaskan lintah secara manual
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu.
Referensi
Berman, A. Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing ( 10th ad.). USA:
Pearson Education.
Linquis, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th
ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Memulihkan kemampuan menelan untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat gangguan
menelan.
Tindakan
Observasi
- Monitor tanda dan gejala aspirasi
- Monitor gerakan lidah saat makan
- Monitor tanda kelelahan saat makan, minum, dan menelan
Terapeutik
- Berikan lingkungan yang nyaman
- Jaga privasi pasien
- Gunakan alat bantu, jika perlu
- Hindari pengguna sedotan
- Posisikan duduk
- Berikan permen lollipop untuk meningkatkan kekuatan lidah
- Fasilitasi meletakkan makanan di belakang mulut
- Berikan perawatan mulut, sesuai kebutuhan
Edukasi
- Informasikan manfaat terapi menelan kepada pasien dan keluarga
- Anjurkan membuka dan menutup mulut saat memberikan makanan
- Anjurkan tidak bicara saat makan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan terapi (mis. terapis okupasi, ahli
patologi bicara, dan ahli gizi) dalan mengatur progam rehabilitasi pasien
Referensi
Berman, A. Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing ( 10th ad.). USA:
Pearson Education.
Doenges, M, E. (2010). Nursing care Plans, Guldelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: f. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister , S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skilis & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Terapi Mileu
I.09324
Definisi
Menggunakan orang, sumber saya, dan/atau kejadian di lingkungan sekitar untuk meningkatkan
atau mengoptimalkan fungsi psikososial.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kontribusi faktor lingkungan terhadap perilaku
- Identifikasi kebutuhan orang lain selain kebutuhan pasien
- Identifikasi sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi perawatan diri
- Monitor perilaku yang mungkin mengganggu atau merugikan orang lain
Terapeutik
- Atur lingkungan yang normal (mis. menggunakan jam, kalender, furnitur)
- Fasilitasi komunikasi terbuka antara pasien, perawatan, dan staf lainnya
- Libatkan dalam keputusari tentang perawatan sendiri
- Tuliskan harapan dan kesepakatan perilaku, jika sesuai
- Dukung kegiatan kelompok formal dan informal untuk meningkatkan kemampuan berbagi,
kerjasama, kompromi, dan kepemimpinan
- pastikan staf memenuhi janji pertemuan dan pengawasan pada pasien
- Minimalkan batasan yang mengurangi privasi atau pengendalian diri (otonomi)
- Fasilitasi menggunakan telepon
- Sediakan lingkungan yang nyaman untuk kunjungan keluarga dan teman lain
- Sediakan buku, majalah, seni, dan kerajinan sesuai latar belakang, kebutuhan rekreasi, budaya, dan
pendidikan
Edukasi
- Anjurkan menggunakan benda milik sendiri
Kolaborasi
- Koordinasi penurunan atau penyesuaian dosis obat, sesuai indikasi
Referensi
Caesar. L. G (2015). The importance of a psychiatric milieu in inpatient settings (Doctoral capstone
project): Retrieved from http://www.nursinglibrary.org/vhi/handle/10755/550535
Geanellos, R. (2000). The milieu and milieu therapy in adolescent mental health nursing. Int J
Psychiatr Nurs Res 2000 Jan:5(3):638-48.
Linquis, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th
ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
I.08249
Terapi murattal
Definisi
Menggunakan media Al-qur’an ( baik dengan mendengarkan atau membaca) untuk
membantu meningkatkan perubahan yang spesifik dalam tubuh bak secara fisiologis maupun
psikologis.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi aspek yang akan diubah atau dipertahankan
(mis,sikap,fisiologis,psikologis)
- Identifikasi aspek yang akan difokuskan dalam terapi
(mis,stimulasi,relaksasi,konsentrasi,pengurangan nyeri)
- Identifikasi jenis terapi yang digunakan berdasarkan keadaan dan kemampuan
pasien(mendengarkan atau membaca al-qur’an)
- Identifikasi media yang dipergunakan (mis,speaker,earphone,handphone)
- Identtifikasi lama dan durasi pemberian sesua kondisi pasien
- Monitor perubahan yang difokuskan
Terapeutik
- Posisikan dalam posisi lingkungan yang nyaman
- Batasi ransangan eksternal selama terapi dilakukan
(mis,lampu,suara,pengunjung,penggilan telepon)
- Yakinkan volume yang digunakan sesuai dengan keinginan pasien
- Putar rekaman yang telah ditetapkan
- Damping selama membaca Al-qur’an ,jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan manfaat terapi
- Anjurkan memusatkan perhatian/pikiran pada lantunan ayat Al-qur’an
Referensi
Azar ,A.,Fatemeh, G., AmirVahendian, A.,SoheilaRabi’i., S., MohammadTaghi, K.,&
Sudabeh, M. (2011).
Evaluation of the Effect of Reciting the Word “Allah” on the pain and Anxiety og
Dressing Change
In Burn Patients.Quran and Medicine, 2011(2,Auntum[En],36-39.
Cruz.J, P,. Aishammari, F ,, Alotalbi, K., A., & Colet, P . C .(2017).Spirituality and spiritual
care perspecaves
Among baccalaureate nursing students in Saudi Arabia: A cross-sectinal study.Nurse
Education
Today,49 , 156-182. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2016.11.027
Hosseini , M ., Davidson, P, M., Fallahi Khoshiknab, M ., & Green, A, (2013). Spirituasi and
religious Interventions
In health care : an integrative review, Iranian Rehabilitation Journal , 11 (1),87-93.
I.08250
Terapi musik
Definisi
Menggunakan musik untuk membantu mengubh perilaku,perasaan,atau fisiologis tubuh.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi perubahan perilaku atau fisiologis yang akan dicapai
(mis,relaksasi,stimulasi,konsentrasi,pengurangan rasa sakit)
- Identifikasi minta terhadap musik
- Identifikasi musik yang disukai
Terapeutik
- Pilih musik yang disukai
- Posisikan dalam posisi yang nyaman
- Batasi ransangan eksternal selama terapi dilakukan (mis,
lampu,suara,pengunjung,panggilan telepon)
- Sediakan peralatan terapi musik
- Atur volume suara yang sesuai
- Berilakan terapi musik sesuai indikasi
- Hindari pemberian terapi musik dalam waktu yang lama
- Hindari pemberian terapi musik saat ceedera kepala akut
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi musik
- Anjurkan riflek selama mendengarkn musik
Referensi
Berman, A., Snyder, S, & Fradsan, G. (2016), Kozler & Erb’s Fundamentais of Nursing (10
th ed).USA
Pearson Education.
Linquist, R., Snyder, M, & Tracy, M,F .(2014). Complementary/Alternative Theraples in
Nursing (7 th ed).New
York: Springer Publishing Company,inc.
Wilkinson, J, M, Tress. L,. S., Barnett, K ,& Smith, M , H, (2016). Fundermentals of
Nursing (3 th ed)
Philadalphia : F.A . Davis Company.
I.01026
Terapi oksigen
Definisi
Memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan mengatasi kondisi kekurangan oksigen
jaringan.
Tindakan
Observasi
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor posisi alat terapi oksigen
- Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan cukup
- Monitor efektifitas terapi oksigen (mis,oksimetri,analisa gas darah),jika perlu
- Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
- Monitor tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelectasis
- Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
- Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
- Bersihkan sekret pada mulut,hidung dan trakea,jika perlu
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
- Berikan oksigen tambahan ,jika perlu
- Tetap berikan oksigen saat pasien ditansportasi
- Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi
- Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan dosis oksigen
- Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur
Referensi
Belt, E.C,et al (2017).Oxygen therapy for interstitial lung disease: a systematic
review,European
Review: An Official Journal Of The European Reepiratory Society,
26(143).
http://search.ebscohost.com/login.aspx?
direct=true&db=mn&AN=28223395&site=ehost-live.
Kalet, R., H. et.al(2016). Should Oxygen Therapy Be Tightly Regulated to Hyperoxia in
Crirically 1.
Respiratory Care , 61(6), 801-818.
Nishimura , M,(2016) . High-Flow Nasal Cannuts Oxygen Therapy in Adults: Physiological
Benefits, indication,
Clinical Benefits,and Adverse Effects,Respiratory Care,61(4),pp.529-542.
Plckstock , S ., 2016.Providding best practice oxygen therapy in the community.JCN,30(6)
Slela, D, & kidd, M ,(2017). Oxygen Requirements for Acutely and Critically III
Patient,American Association
Of Critical-Care Nurse. 37(4)
Walah , B.K., Faarc, R.R.R.A.& Rrt , C.D.S. (2017). Pediatric Oxygen
Respiratory Care.62(6),645-662.
I.14586
Terapi paparan panas
Definisi
Menstimulusi kulit dan jaringan di bawahnya dengan panas untuk mengurangi nyeri dan
ketidaknyamanan lainnya.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kontraindikasi penggunaan terapi(mis,penurunan atau tidak adanya sensasi
penurunan sirkulasi)
- Monitor suhu alat terapi
- Monitor kondisi sulit selama terapi
- Monitor kondisi umum,kenyamanan dan keamanan selama terapi
- Monitor respon pasien terhadap terapi
Terapeutik
- Pilih metode stimulasi yang nyaman dan mudah didapatkan (mis,botol air panas,bantal
pans listrik,lilin ,parafin,lampu )
- Pilih lokasi stimulasi yang sesuai
- Bungkus alat terapi dengan menggunakan kain
- Gunakkan kain lembab disekitar area terapi
- Tentukan durasi terapi sesuai dengan respon pasien
- Hindari melakukan terapi pada daerah yang mendapatkan terapi radiasi
Edukasi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi status merokok saat ini dan riwayat merokok
- Identifikasi alasan berhenti merokok
- Identifikasi kesiapan untuk berhenti merokok
- Identifikasi perunahanaspek psikososial (mis. perasaan positif dan negative terkait
merokok) yang mempengaruhi perilaku merokok
- Monitor selama 2 tahun setelah berhenti jika memungkinkan
Terapeutik
- Yakinkan bahwa gejala fisik putus nikotin bersifat sementara
- Motivasi menentukan tanggal berehnti merokok
- Fasilitas memilih metode terbaik untuk menghentikan rokok
- Kelola terapi pengganti nikotin
- Buatkan catatan tentang penyebab dan akibat dari merokok
- Fasilitas dalam mengembangkan rencana penghentian merokok terkait aspek
psikososial yang mempengaruhi perilaku merokok
- Fasilitas mengembangkan metode praktis untuk menolak keinginan merokok (mis.
berteman dengan teman yang tidak merokok,tidak seing tempat merokok,latihan
relaksasi)
- Gunakan model peran yang tidak merokok
- Berikan penguatan positif untuk mempertahankan gaya hidup asap rokok (mis.
merayakan hari berhenti merokok,beri penghargaan untuk diri sendiri setelah bebas
dari rokok pada 1 minggu, 1 bulan, 6 bulan; menabung uang yang biasanya untuk
membeli rokok dan membeli hadiah special untuk dirinya)
- Promosikan kebijakan lingkungan bebas asap rokok
- Libatkan dalam kelompok pendukung berhenti merokok
Edukasi
- Jelaskan manfaat berhenti merokok secara konsisten
- Jelaskan gejala fisik putus nikotin (mis. sakit kepala,pusing,mual,mudah
tersinggung,dan insomnia)
- Jelaskan metode self-help (swabantu) untuk berhenti merokok
- Jelaskan rencana strategi penanganan spesifik dan mengatasi masalah akibat berhenti
merokok
- Ajarkan mengenal isyarat kekambuhan keinginan merokok (mis. berada di sekitar
orang lain yang merokok,sering mengunjungi tempat merokok)
- Ajarkan cara mengatasi kegagalan (mis. meyakinkan bahwa bukan “kegagalan”,
tetapi pembelajaran, dan identifikasi alasan kambuh)
- Informasikan pengganti nikotin (mis. koyo nikotin,permen karet,spray hidung,inhaler)
- Informasikan bahwa mulut kering,batuk,tenggorokan gatal, dan perasaan sesek
merupakan gejala yang mungkin terjadi setelah berhenti merokok
- Gunakan koyo nikotin atau permen karet
- Anjurkan kembali berusaha berhenti merokok,jika kambuh
Kolaborasi
- Rujuk pada program kelompok atau terapis individu, jika sesuai
- Rujuk pada sumber daya organisasi dan lokal untuk dukungan pemberhentian
merokok
Referensi
Bomella, Sally Jo (2010). Help your patients with smooking cessation. Nursing Made
Incredibly Easly: March/April 2010 – Volume 8 – Issue 2 – p 58 doi:
10.1097/01.NME.0000368753.31333.08
Rice VH, Hartmann-Boyce J, Stead LF (2013). Nursing interventions for smoking cessation.
Cochrane Database Syel Rev. 2013 Aug 12;(8):CD001188.doi:
10.1002/14651858.CD001188.pub4.
Review:nursing intervetions to increase smooking cessation at the population level: how
much progress has been made in the last two decades? Tobacco Control 2012:21:110-1
TERAPI PEMIJATAN
I.08251
Definisi
Memberikan stimulasi kulit dan jaringan dengan berbagai teknik gerakan dan tekanan tangan
untuk meredakan nyeri, meningktakan relaksasi, memperbaiki sirkulasi, dan/atau stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kontraindikasi terapi pemijatan (mis. penurunan trombosit, gangguan
integritas kulit, deep vein thrombosis, area lesi, kemerahan atau radang, tumor, dan
hipersensitivitas terhadap sentuhan)
- Identifikasi kesediaan dan penerimaan dilakukan pemijatan
- Monitor respons terhadap pemijatan
Terpeutik
- Tetapkan jangja waktu untuk pemijatan
- Pilih area tubuh yang akan dipijat
- Cuci tangan dengan air hangat
- Siapkan lingkungan yang hangat,nyaman,dan privasi
- Buka area yang akan dipijat,sesuai kebutuhan
- Tutup area yang tidak terpajan (mis. dengan selimut,seprai,handuk mandi)
- Gunakan lotion atau minyak untuk mengurangi gesekan (perhatikan kontraindikasi
penggunaan lotion atau minyak tertentu pada tiap individu)
- Lakukan pemijatan secara perlahan
- Lakukan pemijatan dengan teknik yang tepat
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi
- Anjurkan rileks selama pemijatan
- Anjurkan beristirahat setelah dilakukan pemijatan
Referensi
Berman,A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier % Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th
ed). USA:Perrson Education
Linquist,R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company,Inc.
Maratos,Duarte,Barnes et all. (2017). The physiological and emotional effects of touch:
Assessing a hand-massage intervention with high self-critics. Psychiatry Research, 250, 221-
227. https://doi.org/10.1016/j.psychres.2017.01.066.
Mojtaba, Shahram, Abdolali et alt. (2017). Effects of slow-strokeBack Massage on Symptom
Clusier In Adult Patients With Acute Leukimia. Cancer Nursing,40(1), 31-38. doi:
10.1097/NCC.0000000000000353
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed).Philadelphina: F. A. Darvis Company
TERAPI PENYALAHGUNAAN ZAT (DETOKSIKASI
ZAT)
I.09325
Definisi
Menggunakan terapi medis dan psikoterapeutik untuk perawatan disfungsi akibat
penyalahgunaan atau ketergantungan zat.
Tindakan
Observasi
- Periksa penggunaan zat selama pengobatan (mis. skriningurin dan analisis napas)
- Periksa adanya penyakit menular (mis. HIV/AIDS, hepatitis B dan C, dan TBC),rujuk
jika ada
- Identifikasi dan atasi disfungsi hubungan keluarga atau social (mis. tergantung pada
orang lain,ketidakmampuan)
Terapeutik
- Bina hubungan saling percaya
- Lakukan manajemen gejala selama periode detoksifikasi
- Pertimbangkan adanya komorbiditas,atau gangguan psikiatri atau penyerta medis
- Libatkan dalam psikoterapi sesuai indikasi (mis. terapi kognitif, terapi motivasi,
konseling, dukungan keluarga, terapi keluarga, atau dukungan kelompok)
- Fasilitasi resosialisasi dan membangun kembali hubungan
- Fasilitasi mengembangkan harga diri (mis. beri penguatan terhadap upaya positif)
- Libatkan keluarga dalam perencanaa dan aktivitas perawatan. Libatkan dalam
program dukungan swadaya selama dan setelah perawatan (mis. kelompok
rehabilitasi pecandu/pengguna,program rehabilitasi BBN)
Edukasi
- Jelaskan gejala atau perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan kambuh (mis.
kelelahan,depresi,berbohong)
- Jelaskan efek zat yang digunakan (mis. fisik,psikologis, dan sosial)
- Jelaskan pentingnya tidak menggunakan zat
- Diskusikan rencana pencegahan kambuh (mis. buat kontrak perilaku,identifikasi
sumber daya untuk mengatasi situasi stress)
- Anjurkan menerima tanggung jawab atas disfungsi dan penanganan terkait
penggunaan obat
- Anjurkan keluarga berpartisipasi dalam upaya pemulihan
- Anjurkan mengevaluasi kemajuan penggunaan zat dengan membuat catatan pribadi
- Ajarkan manajemen stress (mis. olahraga,meditasi,dan terapi relaksasi)
- Ajarkan keluarga tentang gangguan penggunaan zat dan disfungsi terkait
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat substitusi (mis.
disulfiram,acamprosat,metadon,naltrexone,patch nikotin atau permen karet,atau
buprenorfin),sesuai indikasi
- Koordinasikan dan fasilitasi strategi konfrontasi kelompok untuk mengatasi
penggunaan zat dan pertahanan dalam penggunaan obat substitusi
- Rujuk pada program multidispliner (mis. rumah singgah,program detoksifikasi, atau
perawatan di komunitas),jika sesuai
Referensi
Bartlett, R., Brown, L., Shattell, M., Wright, T., & Lewallen, L. (2013). Hann Reduction:
Compessionate Care Of Persons with Addictions. Medsurg Nursing : Official Journal of the
Academy of Medical-Surgical Nurses,22(6), 349-358
Boyde, M. A.(2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practive (5 th ed). Philadelphia:
Lippincott Wiiliams & Willkins.
Jhanjee, S. (2014). Evidence Based Psychosocial Interventions in Substance Use. Indian
Journal of Psychological Medicine, 36(2), 112-118. https://doi.org/10.4103/0253-
7176.130960.
Townsend, M: (2014). Psychiatric Nursing : Assesment, Care Pians, and Mediciations. (9 th
ed). Philadelphia: F. A. Davis Company
TERAPI REKREASI
I.08252
Definisi
Menggunakan rekreasi untuk meningkatkan relaksasi dan ketrampilan sosial
Tindakan
Observasi
- Periksa adanya defisit mobilitas
- Periksa kemampuan fisik dan mental untuk berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi
- Identifikasi makna kegiatan rekreasi
- Identifikasi tujuan kegiatan rekreasi (mis. mengurangi kecemasan, stimulasi
perkembangan)
- Periksa respons emosional,fisik,dan sosial terhadap kegiatan rekreasi
Terpeutik
- Libatkan dalam perencanaan kegiatan rekreasi
- Pilih kegiatan rekreasi sesuai dengan kemampuan fisik,psikologis, dan sosial
- Rencanakan kegiatan rekreasi sesuai usia dan kemampuan (mis. happy
shopping,mengunjungi pantai, perkebunan)
- Fasilitasi sumber daya yang dibutuhkan untuk kegiatan rekreasi
- Sediakan peralatan rekreasi yang aman
- Fasilitasi transportasi ke tempat rekreasi
- Persiapkan tindakan pencegahan risiko keselamatan
- Berikan pengawasan pada sesi rekreasi,jika sesuai
- Berikan penguatan positif terhadap partisipasi aktif dalam kegiatan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi
- Jelaskan manfaat stimulasi melalui modalitas sensorik dalam rekreasi
Referensi
Buettner, Linda et al (2003). Practice guidelines for recreation therapy in the care of people
with dementia (CE). Geriatric Nursing, 24(1), 18-25
Faik,Elizabeth (2016). Therapeutic Recreation Interventions and Multidisciplinary Teams in
Long-Term Care Settings. Master of Social Work Clinical Research Papers. Paper 576.
https://sophia.stkate.edu/msw_papers/576
Linquist, R., Synder, M. & Tracy,M.F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K, & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed). Philadelphia: F. A. Darvis Company
4
Nama : Sindika Aprilia Saputri
NIM : J210200080
No : 13
Kelas : Keperawatan B
Buku : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
NIM : J210200081
No. Absen : 14
Kelas : Keperawatan 1 B
Halaman : 439-442
Definisi
Menggunakan metadon disertai dengan intervensi psikososial bagi pasien ketergantungan opioid
sesuai kriteria diagnostik Pedoman Penggolongan dan Diagnostik Gangguan Jiwa ke-III (PPDGJ-III).
Tindakan
Observasi
- Lakukan skrining sesuai kriteria inklusi menjalani Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)
- Monitor tanda-tanda toksisitas atau gejala putus obat selama 45 menit setelah pemberian
dosis awal
- Monitor dosis setiap hari secara rutin, sesuai indikasi
- Monitor pengaruh sosial dalam penyesuaian dosis (mis, perilaku dan emosi stabil)
- Lakukan skrining ulang secara komprehensif jika menyatakan keinginannya untuk kembali
menjalani PTRM
Terapeutik
Edukasi
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang PTRM
Kolaborasi
- Kolaborasi modifikasi dosis untuk pemberian selanjutnya jika terdapat intoksikasi atau
gejala putus obat berat
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penilaian peningkatan/penurunan dosis minimal satu
kali seminggu pada bulan pertama, kemudian minimal setiap bulan
- Kolaborasi dengan tim medis, jika masih menggunakan heroin untuk peningkatan dosis
Referensi
Body, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott &
Wilkins.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plants, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F. A Davis Company.
Definisi
Menggunakan gambar atau Bentuk kesenian lainnya untuk memfasilitasi komunikasi dan/atau
penyembuhan.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Sediakan alat perlengkapan seni sesuai tingkat perkembangan dan tujuan terapi
- Sediakan lingkungan tenang bebas distraksi
- Batasi Waktu penyelesaian
- Catat interpretasi pasien terhadap gambar atau ciptaan artistik
- Salin/dokumentasikan karya seni untuk arsip, sesuai kebutuhan
- Diskusikan makna karya seni yang dibuat, gabungkan penilaian pasien dengan literatur
- Diskusikan kemajuan sesuai tingkat perkembangan
- Hindari mendiskusikan makna karya seni sebelum selesai dibuat
Edukasi
Kolaborasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Definisi
Menggunakan tangan ke tubuh atau bagian tubuh tertentu untuk memfokuskan, mengarahkan, dan
memodulasi medan energi dalam upaya penyembuhan.
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F (2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7 ed.)
New York: Springer Publishing Company, Inc.
Meehan, T. C. (1998), Therapeutic touch as a nursing intervention. Journal of Advanced Nursing, 28:
117-125. doi:10.1046/j. 1365-2648.1998.00771.x
O’Mathúna, D. P. (2000) Evidence – Based Practice and Reviews of Therapeutic Touch, Journal of
Nursing Scholarship, 32: 279-285. doi: 10. 1111/j. 1547-5069.2000.00279.x
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Definisi
Memulihkan gangguan fisik dan psikologis yang terjadi akibat trauma pada anak
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Referensi
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke , S. (2011). Care Planning in Children and Young People’s Nursing (1st
ed.). USA: Wiley-Blackwell.
Hockenberry, M. J. And Wilson, D. (2014). Wong’s Nursing Care of Infants and Children. St Louis:
Mosby Elsevier.
Stedman, Smith, Mc Kinnon et al (2016). Cognotive therapy as an early treatment for post-
traumatic stress disorder in children and adolescents: a randomized controlled trial addressing
prellminary efficacy and mechanisms of action. Journal of Child Physicology and Pshyciatry, 58, 5.
EDUKASI
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi
- Jelaskan respon anak terhadap trauma
REFERENSI
Corking D,Liggett,L.& Carkle,s.(2011).Care Planning In Children
and Young People’s Nursing (1st ad)
USA:Wiley-blackwell
Hockberry,M.J.and Wilson D.(2014).Wong’s Nursing Care of Intants
and children .St. Louis:Mosby
Elsevier.
An Stadman,Smith,Mc Kinnon etal (2016). Coginitve teraphy as early
treatment for post–traumatic stress disorder in chidren and
adolescents : a randomized controlled trial addressing preliminary
efficacy and mechanisms of action . Journal of Child Physlcology and
Psyciatry,58,5.
I.0933
2
TERAPI VALIDASI
DEFINISI
Menggunakan metode komunisaki terapeutik dengan berfokus pada
konten emosional
Tindakan
Observativ
Identifikasi tahap gangguan kognitif (mis malorientasi , bingung waktu,repetitive, atau
vegetas)
Terapeutik
Hindri menggunakan strategi validasi jika bingung disebabkan oleh
penyebab akut, reverisabl, atau tahap vegetasi
Dengarkan dengan empati
Tahan diri untuk mengoreksi atau menentang persepsi dan pengalaman
pasien
Hindari bertanya “kenapa?”
Ulangi pertanyaan , ulangi katakata kunci , sesuaikan dengan nada bicara
Pertahankan kontak mata
Gunakan sentuhan suprotif (mis sentuhan lembut ke pipi ,bahu,lengan
atau tangan )
Gunakan bahasa dan gaya komunikasi pasien (mis
pendengaraan,visual,kinestetik
Libatkkan dalan kegiatan sesuai kebutuhan
EDUKASI
Anjurkan mengekspresikan emosisesuai pengalaman (mis.cinta,takut
dan sedih )
Anjurkan melakukan kegiatan bernyanyi dan bermain music yang
familiar
Anjurkan mengenang peristiwa sebelumnya untuk mengidentifikasi
metofe koping yang pernah dilakukan sebelumnya
REFERENSI
Bolltz,M Capazulli , E fulmar , T ,. & Zwicker , D . (2012). Evidence
– base Geriatric Nursing protocol for Best Practice (4th ed). New
York : springer Publishing Company
Mellilo,Karen D.& Houde , susan C. (2011) . Geropsyclatric and
Mental Health Nursing . Sudbury: Jones & Barlett Learning.
Morton,I.and Bleathman , C (1991),The effectiveness of validation
therapy (VT)in nursing home : a case control study . Arch Gerontol
Gerfatr,44(suppi 1) : 407 _ 411
I.020
88
TORNIKET PNEUMATIK
DEFINISI
Memasang torniket pneumatik untuk menimalkan potensi cedera
pasien
Tindakan
Obersvasi
Identifikasi intergritas kulit yang akan dipasangi manset , torniket
Identifikasi fungsi regulator dan alat pengukur dengan kalibrasi
Identifikasi ukuran tourniquet yang sesuai ekstremitas
Monitor tekanan torniket
Monitor nadi perifer
Terapeutik
Lindungi kulit dan maset dari cairan
Atur tekanan torniket 50 mmhg lebih tinggi dari tekanan darah
sistolik pda ekternalisitas atas.
Atur tekanan torniket 100mmhg lebiih tingii dari tekanan drah
sistolik pada ekstremitas bawah,atau sesuai indikasi
Berikan penakanan selama 60 menit pada ekterinitas atas atu sesuai
indikasi
Berikan penenkanan 90 menit pada eksterimitas bawah,atau sesuai
indikasi
Berikan jeda waktu pengempisan manset selama 15 menit
EDUKASI
Anjurkan melamporkan bedanya perubahan sensasi (mis
kesemutan , mati rasa,dank ram )
Referensi
Association of Surgical Technologists (2007). Standart of Practice for
Sofe Use of Pneumatic Tourniquets .AST Education and Professional
Standart committee
Berman , A ., Synder, S. &fradsen, G(2016)Kozier & Erb’s
fundamentals of nursing (10th ad) .USA Peerson Education.
Dougherty,L& Lister , S . (2015).Manual of Cilnical Nursing
Procedures (9th ed.).UK: The Royal Marsden NHS Foundation Turst.
Parry ,A.G.& Polter,P .A. (2014).Nursing Sildills & Procedures (8th
ed). St Louis:Mosby Elsevier Wilkinson , J.M. Treas, L. S. Barnett .
K & smith , M.H. (2016), Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelhie: F.A. Davis Company.
I.06221
DEFINISI
Memberikan stimulasi pada kulit dan jaringan dibawahnya dengan
arus listrik bertengangan rendah dan terkendali
TINDAKAN
Observasi
Identifikasi area stimulasi
Monitor iritasi kulit di lokasi elektroda stiap 12 jam
Terapeutik
Pastikan baterai peralatan TENS penuh
Hindari penggunaan TENS pada pasien dengan alat pacu
jantung
Gunakan elektroda sekali pakai
Pasangkan kabel ke elektroda dari unit TENS
tersambung dengan baik
Tentukan dan atur amplitude terapeutik , laju dan lebar
nadi
Hentikan penggunan jika tidak tidak dapat ditoleransi
Sesuaikan tempat dan lokasi untuk mencapai respon
yang diinginkan
EDUKASI
Jelaskan prosedur TENS pada pasien dan keluarga
Informasikan sensasi yang akan di rasakan saat unit TENS
diaktifkan
REFERENSI
Berman , A ., Synder, S. &fradsen, G(2016)Kozier & Erb’s
fundamentals of nursing (10th ad) .USA Peerson Education.
Dougherty,L& Lister , S . (2015).Manual of Cilnical Nursing
Procedures (9th ed.).UK: The Royal Marsden NHS Foundation Turst.
Parry ,A.G.& Polter,P .A. (2014).Nursing Sildills & Procedures (8th
ed). St Louis:Mosby Elsevier Wilkinson , J.M. Treas, L. S. Barnett .
K & smith , M.H. (2016), Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelhie: F.A. Davis Company.
I.14587
TRASFER PASIEN
DEFINISI
Menyiapkan dan mengirimkan pasien ke ruangan lain (mis ruang rawat ,
ICU, ruang operasi ruang pmeriksaan diagnostic) secara efektif dan aman .
TINDAKAN
Observasi
- Periksa keadaan umum pasien
- Periksa kesiapan alat yang digunakan (mis oksigen ,
emergency,dll)
- Infomasikan perawat ruangan yang dituju melalui telepon
internal bahwa pasien telah siap diantar
- Monitor kondisi pasien selama proses transfer
Terpeutik
- Lengkapi formulir- transfer
- Antar pasien ke ruangan yang dituju dengan
menggunakanalat transfer yang sesuai (mis.brankar,kursi
roda)
- Sertakan catatan ke perawatan medis pasien
- Lakukan dukungan ventilitas (bagging) jika pasien
menggunakan ETT dan tidak terpasang ventilitator
transport
- Pindahkan pasien dari brankan /kursi roda ke tempat tidur
ruangan yang dituju
- Lakukan searah terima pasien dengan perawat ruangan
REFERENSI
Assosiaction of Anaesthstists of great Britain and I
refand (2009) . AAGBI safety guideline:interhospital
transfer.london
Welsh Assembly Government (2009).Desaigned for life
: Weish guidelinesfor the transfer of critically ill adult .
Warren J, Fromm RE,Orr RA, Rotello LC,Horst M.
(2004) . Guidelines for the inter – and intrahospital
transport of crictically ill patients . American College
of Critical Care Medical .Crit Care Med. 1,256-62.
North West London Cardiac & Stroke Network
(2010)Web-based interhospital transfer :User
guide .London :NH.
Wilkinson , J.M., Treas, L.,S., Barnett, K. & Smith , M.
H. (2016).Fundamentals f Nursing ( 3rd
ed.).Philadelphia:F.A. Davis Company.
Nim : J210200086
Absen : 16
Kelas :1B
Observasi
- Lakukan pengecekan ganda (double check) pada label darah (golongan darah, rhesus,
tanggal kadaluwarsa, nomor seri, jumlah, dan identitas pasien)
- Pasang akses intravena, jika belum terpasang
- Periksa kepatenan akses intravena, flebitis dan tanda infeksi local
- Berikan NaCI 0,9% 50 – 100 ml sebelum transfuse dilakukan
- Atur kecepatan, aliran transfuse sesuai produk darah 10 – 15 ml/kgBB dalam 2 – 4 jam
- Berikan transfuse dalam waktu maksimal 4 jam
- Hentikan transfuse jika terdapat reaksi transfuse
- Dokumentasikan tanggal, waktu, jumlah darah, durasi, dan respon transfuse
Edukasi
Referensi
Dougherty, L, Lister, S. (Ed). 2015. The Royal Marsden Manual of Clinical Nursing Procedures (9th Ed.).
West Sussex, UK: Wiley Blackwell.
Gray, A, Hearnshaw, K., Izzat, C., Kirwa, M., Murray, S. & Shreeve, K. (2007). Safe transfusion of
blood and blood components. Nursing Standard, 21(51), 40-47.
Osterman, J.L.& Arora, S., 2017. Blood Product Transfusions and Reactions. Hematology/Oncology
Clinics of North America, 31(6), pp.1159-1170
Triase I.14588
Definisi
Tindakan
Observasi
Referensi
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8 th ed.). USA: Jonas & Barlett
Learning, ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (8th ed.). USA: Sauders Elsevier. Graves, I.,
& Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre-Hospita Care. New York: Oxford University Press.
Menetapkan prioritas perawatan pasien pra dan pasca bencana untuk perawatan darurat sambal
mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan.
Tindakan
Observasi
Referensi
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Mezza, I. (1992). Triage: Setting priotities for health care. Nursing forum, 27(2). 15-19. Pepe. P. E.
(1988). Whom to resuscitate. In J. M. Civetta, R. W. Taylor, & R. K. Kirby (Eds.), Critical care.
Philadelphia: Lippicott.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2004). Terrorism, mass casualty, and disaster nursing. In Brunner &
Studdarth`s textbook of medical surgical nursing (Vol. 2, 10th wd. 2183-2198). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wiikins.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population – Centered Health Care in
the Community (8th ed). Elsevler Science Health Science Devision.
Menentukan sifat dan urgensi masalah dan memberikan arahan singkat tentang
Tindakan
Observasi
- Tanyakan tujuan panggilan (mis, kondisi, gejala, diagnosis media, riwayat kesehatan masa
lalu, dan pengobatan saat ini)
- Tanyakan tentang keluhan/gejala yang dialami
Terapeutik
- Perkenalkan diri sebelumnya dengan menyebutkan nama, jabatan dan istansi, sebutkan
panggilan sedang direkam
- Tunjukkan keinginan untuk membantu (mis, “Bagaimana saya dapat membantu?”)
- Bicaralah langsung dengan pasien, jika memungkinkan
- Gunakan panduan standar prosedur operasional dalam memprioritaskan masalah
- Prioritaskan masalah berdasarkan kondisi yang paling mengancam
- Berikan petunjuk pertolongan pertama atau petunjuk kegawatan (mis, Intruksi RJP atau
persalinan), sesuai standar operasional prosedur
- Berikan arahan yang jelas untuk transportasi ke rumah sakit, jika perlu
- Berikan pilihan rujukan dan/atau intervensi
- Dokumentasikan setiap penilaian, saran, instruksi, atau informasi lain yang diberikan kepada
pasien, sesuai dengan standar prosedur operasional
Edukasi
Referensi
Derr, P., McEvoy. M., & Tardiff. J. (2014). Emergency & Critical Care (8 th ed.). USA: Jonas & Barlett
Learning, ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (8th ed.). USA: Sauders Elsevier. Graves, I.,
& Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre-Hospita Care. New York: Oxford University Press.
Uji Laboraturium Di Tempat Tidur I.02090
Definisi
Tindakan
Observasi
Referensi
Dougherty. L & Lister. S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.
Fischbach, F. & Dunning. M. B. (2006). Nurses` quick reference to common laboratory and diagnostic
tests (4th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Kee, J. L. (1991). Laboratory and diagnostic tests with nursing implications (3th ed). Norwalk:
Appleton & Lange.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skils & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsavier.
Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Yoga I.08253
Definisi
Memberikan stimulasi peningkatan kesehatan, kenyamanan dan relaksasi melalui serangkaian teknik
napas dan gerakan-gerakan tertentu.
Tindakan
Obervasi
- Lakukan gerakan-gerakan yoga (mis, Bidelasana/Cat stretch, Janu Sirsana, Lying, Nadi
Shodan)
- Atur frekuensi melakukan yoga, sesuai kemampuan
Edukasi
Referensi
Dewi, I. A. C., Sutresna, I. N., & Susila, I. M. D. P. (2014). Pengaruh Terapi Yoga Pranayama Terhadap
Tingkat Depresi Pada Pasien Skizofrenia Di Ruang Nakula Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
Jurnal Dunia Kesehatan Volume 3 No 1 JUNI 2014. 3(1).
Donesky-Cuenco, D., Nguyen, H. Q., Paul, S., & Carrieri-Kohiman, V. (2009). Yoga therapy decreases
dyapnes-related distress and improves functional performance in people with chronic
obstructive pulmonary disease: a pilot study. The journal of altemative and complementary
medicine, 15(3). 225-234.
Duraiswamy, G., Thirthaili, J., Nagendra, H. R., & Gangadhar, B. N. (2001). Yoga therapy as an add-on
treatment in the management of patients with schizophrenia-a randomized controlled trial.
Acta Psychlatrica Scandlnavica, 116(3). 226-232.
Williams, K. A., Petronia, J., Smith, D,. Wu, J., Ravi, N., … & Steinberg, L. (2005). Effect of lyengar yoga
therapy for chronic low back pain. Pain, 115(1), 107-117.
Ansietas
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Internvensi Utama
Intervensi Pendukung
Edukasi Fisioterapi
Fisioterapi Dada
Menejemen Asma
Menejemen Alergi
Menejemen Anafilaksis
Menejemen Isolasi
Pemberian Obat
Pemberian Obat Interpleura
Pencegahan Aspirasi
Pengaturan Posisi
Perawatan Trakheostomi
Skrining Tuberkolosis
Terapi Oksigen
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Menejemen Lingkungan
Surveilens Komunitas
Promosi Kebersihan
Skrining Kesehatan
Defisit Nutrisi
Intervensi Utama
Menejemen Nutrisi
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan
Edukasi Diet
Edukasi Kemoterapi
Konseling Laktasi
Konseling Nutrisi
Konsultasi
Menejmen Cairan
Menejemen Demensia
Menejemen Diare
Menejemen Energi
Menejemen Hiperglikemia
Menejemen Hipoglikemia
Menejemen Kemoterapi
Pemantauan Cairan
Pemantauan Nutrisi
Pemberian Makanan
Terapi Menelan
Defisit Pengetahuan
Intervensi Utama
Edukasi Kesehatan
Intervensi Pendukung
Edukasi Aktivitas/Istirahat
Edukasi Alat Bantu Dengar
Edukasi Dehidrasi
Edukasi Diet
Edukasi Ederma
Edukasi Hemodialis
Edukasi Infertilitas
Edukasi Kemoterapi
Edukasi Mobilisasi
Edukasi Nutrisi
Edukasi Persalinan
Edukasi Preoperatif
Edukasi Seksualitas
Edukasi Termoregulasi
Edukasi Vaksin
Edukasi Vitamin
Konseling
Konsultasi
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Dukungan Emosional
Dukungan Pengambilan
Dukungan Tanggungjawab
Menejemen Demensia
Menejemen Energi
Menejemen Lingkungan
Menejemen Nutrisi
Pemberian Makanan
Pemberian Makanan
Pencegahan Jatuh
Pengaturan Posisi
Perawatan Kaki
Perawatan Kuku
Perawatan Mata
Perawatan Mata
Perawatan Mulut
Perawatan Perineum
Perawatan Rambut
Perawatan Telinga
Reduksi Ansietas
Terapi Menelan
Diare
Intervensi Utama
Menejemen Diare
Pemantauan Cairan
Intervensi Pendukung
Edukasi Kemoterapi
Konsultasi
Irigasi Kolostomi
Insersi Intravena
Menejemen Cairan
Menejemen Elektrolit
Menejemen Kemoterapi
Menejemen Lingkungan
Menejemen Medikasi
Menejemen Nutrisi
Pemantauan Elektrolit
Pemberian Obat
Pengontrolan Infeksi
Perawatan Perineum
Perawatan Stoma
Reduksi Ansietas
Terapi Intravena
Intervensi Utama
Menejemen Nutrisi
Pengontrolan Infeksi
Intervensi Pendukung
Edukasi Diet
Irigasi Kolostomi
Konseling Nutrisi
Konsultasi
Menejemen Diare
Menejemen Konstipasi
Menejemen Mual
Menejemen Muntah
Menejemen Obat
Pemantauan Nutrisi
Pemberian Enema
Penurunan Flatus
Perawatan Stoma
1. Ansietas
3. Berduka
6. Defisit Nutrisi
7. Defisit Pengetahuan
9. Diare
Disfungsi Seksual
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Dukungan Perlindungan Penganiayaan Manajemen Stres
Pasangan Manajemen
Terapi Radiasi
Perawatan Bayi
Intervensi Pendukung
Disrefleksia Otonom
Intervensi Utama
Manajemen Disrefleksia
Intervensi Pendukung
Distres Spiritual
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Intervensi Pendukung
Intervensi Pendukung
Konsultasi Perawatan
Inkontinensia Urine
Intervensi Pendukung
Latihan Asertif
Intervensi Pendukung
Intervensi Pendukung
Dukungan Kelompok Promosi Komunikasi: Defisit
Pendengaran
Intervensi Pendukung
Manajemen Lingkungan
Gangguan Memori
Luaran Utama Memori
Luaran Tambahan Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Inormasi
Status Neurilogis
Status Kognitif
Gangguan Menelan
Luaran Utama Status Menelan
Luaran Tambahan Bersihan Jalan Napas
Adaptasi Neonatus
Fungsi Gastrointestinal
Organisasi Perilaku Bayi
Status Neurrolois
Status Nutrisi
Intervensi Pendukung :
- Dukungan pemulihan penyalahgunaan Zat
- Edukasi keselamatan lingkungan
- Edukasi latihan berkemih
- Edukasi nutrisi anak
- Edukasi nutrisi bayi
- Edukasi orang tua : Fase anak
- Edukasi orang tua : Fase Bayi
- Edukasi orang tua : Fase remaja
- Edukasi stimulasi Bayi/anak
- Konseling
- Kontrak perilaku positif
- Latihan pengendalian Impuls
- Manajemen Enuresis
- Manajemen Perilaku
- Manajemen perilaku seksual
- Manajemen teknologi sistem reproduksi
- Pendampingan orang tua dengan anak berkebutuhan khusus
- Perawatan bayi
- Perawatan inkontinensial fekal
- Promosi berat badan
- Promosi dukungan sosial
- Promosi koping
- Promosi latihan fisik
- Promosi perlekatan
- Skrining bayi sebelum pemulangan
- Skrining kesehatan
- Terapi keluarga
- Terapi remedial
Intervensi pendukung :
- Dukungan emosional
- Dukungan perawatan diri
- Edukasi keluarga : Pemantauan respirasi
- Edukasi pengukuran respirasi
- Fisioterapi dada
- Konsultasi
- manajemen asam-basa
- manajemen asam-basa : Alkalosis respiratorik
- manajemen asam-basa : Asidosis respiratorik
- manajemen energi
- manajemen jalan napas
- manajemen jalan napas buatan
- manajemen ventilasi mekanik
- pemantauan asam-basa
- pemberian obat
- pemberian obat inhalasi
- pemberian obat interpleura
- pemberian obat intradermal
- pemberian obat intramuskular
- pemberian obat intraoseous
- pemberian obat intravena
- pemeriksaan kelengkapan set emergensi
- pencegahan aspirasi
- pencegahan infeksi
- pencegahan luka tekan
- pengembilan sampel darah arteri
- pengaturan posisi
- penghisapan jalan napas
- pengontrolan infeksi
- perawatan jenazah
- perawatan mulut
- perawatan tirah baring
- perawatan trakheostomi
- reduksi ansietas
- stabilitas jalan napas
Harga Diri Rendah kronis
Intervensi utama :
- Manajemen perilaku
- Promosi harga diri
- Promosi koping
Intervensi pendukung :
- Dukungan meyakinkan
- Dukungan memaafkan
- Dukungan pelaksanaan ibadah
- Dukungan penampilan peran
- Dukungan pengambilan keputusan
- Dukungan pengungkapan kebutuhan
- Dukungan pengungkapan perasaan
- Dukungan perasaan bersalah
- Dukungan perlindungan penganiayaan
- Dukungan spiritual
- Edukasi manajemen stres
- Edukasi penyalahgunaan zat
- Kontrak perilaku positif
- Manajemen depresi pascapersalinan
- Manajemen perilaku
- Manajemen stres
- Manajemen trauma pemerkosaan
- Pemberian obat
- Pemberian obat oral
- Perantara budaya
- Perwatan perkembangan
- Promosi kepercayaan diri
- Restrukturisasi kognitif
- Terapi diversional
- Terapi kognitif perilaku
Harga diri rendah situasional
Intervensi utama :
- Manajemen perilaku
- Promosi harga diri
- Promosi koping
Intervensi pendukung :
- Dukungan emosional
- Dukungan keyakinan
- Dukungan memaafkan
- Dukungan pelaksanaan ibadah
- Dukungan penampilan peran
- Dukungan pengambilan keputusan
- Dukungan pengungkapan kebutuhan
- Dukungan perasaan bersalah
- Dukungan perlindungan penganiayaan
- Dukungan spiritual
- Manajemen perilaku
- Manajemen stres
- Manajemen trauma pemerkosaan
- Pemberian obat
- Pemberian obat oral
- Pencegahan bunuh diri
- Promosi citra tubuh
- Promosi kepercayaan diri
- Primosi kesadaran diri
- Restrukturisasi kognitif
- Terapi diversional
- Terapi kognitif perilaku
Hipotermia
Intervensi utama :
- Manajemen Hipertermia
- Regulasi temperatur
Intervensi pendukung :
- Edukasi analgesia terkontrol
- Edukasi dehidrasi
- Edukasi pengukuran suhu tubuh
- Edukasi program pengobatan
- Edukasi terapi cairan
- Edukasi termoregulasi
- Kompres dingin
- Manajemen cairan
- Manajemen kejang
- Pemantauan cairan
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pencegahan hipertermi keganasan
- Perawatan sirkulasi
- Promosi teknik kulit ke kulit
Hipovolemia
Intervensi utama :
- Manajemen hipervolemia
- Pemantauan cairan
Intervensi pendukung :
- Dukungan kepatuhan program pengobatan
- Edukasi dialisis perotoneal
- Edukasi hemodialisis
- Edukasi nutrisi parental
- Edukasi pemberian makanan parental
- Insersi intravena
- Insersi selang nasogastrik
- Kateterisasi urine
- Manajemen medikasi
- Manajemen nutrisi
- Manajemen nutrisi parental
- Manajemen spesimen darah
- Pemantauan elektrolit
- Pemantauan hemodinamik invasif
- Pemantauan neurologis pemantauan tanda vital
- Konsultasi
- Manajemen asam-basa
- Manajemen cairan
- Manajemen dialisis peritoneal
- Manajemen elektrolit
- Manajemen elektrolit : hiperkalemia
- Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
- Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
- Manajemen elektrolit : hipermatremia
- Manajemen elektrolit : hipokalemia
- Manajemen elektrolit : hipokalsemia
- Manajemen elektrolit : hipomagnesia
- Manajemen elektrolit : hiponatremia
- Manajemen hemodialis
- Pemberian makanan
- Pemberian makanan parenteral
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pengambilan sampel darah arteri
- Pengambilan sampel darah vena
- Pengaturan posisi
- Perawatan dialisis
- Perawatan kateter sentral perifer
- Perawatan kateter urine
- Perawatan luka
- Promosi berat badan
- Terapi intravena
Hipotermia
Intervensi utama :
- Manajemen hipotermia
- Terapi paparan panas
Intervensi pendukung :
- Dukungan ventilasi
- Edukasi pengukuran suhu tubuh
- Edukasi program pengobatan
- Edukasi terapi cairan
- Edukasi termoregulasi
- Kompres panas
- Manajemen cairan
- Manajemen lingkungan
- Manajemen nutrisi
- Pemantauan cairan
- Pemantauan nutrisi
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Perawatan kanguru
- Perawatan sirkulasi
- Promosi dukungan keluarga
- Promosi teknik kulit ke kulit
Hipovolemia
Intervensi utama :
- Manajemen hipovolemia
- Manajemen syok hipovolemia
Intervensi pendukung :
- Balut tekan
- Dukungan kepatuhan program pengobatan
- Edukasi pengukuran nadi radialis
- Insersi intravena
- Insersi selang nasogastrik
- Konsultasi via telepon
- Manajemen akses vena sentral
- Manajemen aritmia
- Manajemen diare
- Manajemen elektrolit
- Manajemen elektrolit : hiperkalemia
- Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
- Manajemen perdarahan antepertum dipertahankan
- Manajemen perdarahan antepartum tidak dipertahankan
- Manajemen syok
- Manajemen spesimen darah
- Pemantauan cairan
- Pemantauan elektrolit
- Pemantauan hemodinamik invansif
- Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
- Manajemen elektrolit : hipernatremia
- Manajemen elektrolit : hipokalemia
- Manajemen elektrolit : hipokalsemia
- Manajemen elektrolit : hipomagnesimia
- Manajemen elektrolit : hiponatremia
- Manajemen muntah
- Manajemen medikasi
- Manajemen perdarahan
- Manajemen perdarahan akhir masa kehamilan
- Pemntauan neurologis
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pencegahan perdarahan
- Pencegahan syok
- Pengambilan sampel darah arteri
- Pengambilan sampel darah vena
- Perawatan jantung akut
- Terapi intravena
- Tranfusi darah
Ikterik neonatus
Intervensi utama :
- Fototerapi neonatus
- Perawatan bayi
Intervensi pendukung :
- Edukasi orang tua : fase bayi
- Insersi intravena
- Manajemen spesimen darah
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pengambilan sampel darah vena
- Perawatan neonatus
- Skrining bayi sebelum pemulangan
- Surveilens
- Terapi intravena
Inkontinensia Fekal
Intervensi utama :
- Latihan eliminasi vekal
- Perawatan inkontinansia fekal
Intervensi pendukung :
- Dukungan emosional
- Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
- Edukasi toilet training
- Manajemen demensia
- Manajemen diare
- Manajemen eliminsi fekal
- Manajemen lingkungan
- Manajemen nutrisi
- Manajemen polapus rektum
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pemberian obat rektal
- Perawatan perineum
- Promosi latihan fisik
- Rujukan ke perawat enterostoma
- Terapi aktivis
Hipertermia
Luaran Utama Termoregulasi
Luaran Tambahan Perfusi Perifer
Status Cairan
Status Kenyamanan
Status Neurologis
Status Nutrisi
Termoregulasi Neonatus
Hipervolemia
Luaran Utama Keseimbangan Cairan
Luaran Tambahan Curah Jantung
Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan Elektrolit
Manajemen Kesehatan
Perfusi Renal
Status Cairan
Tingkat Kepatuhan
Hipotermia
Luaran Utama Termoregulasi
Luaran Tambahan Kontrol Resiko
Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonalus
Tingkat Cedera
Hipovolemia
Luaran Utama Status Cairan
Luaran Tambahan Integritas Kulit dan Jaringan
Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Penyembuhan Luka
Perfusi Perifer
Status Nutrisi
Termoregulasi
Tingkat Pendarahan
Ikterik Neunatus
Luaran Utama Integritas Kulit dan Jaringan
Luaran Tambahan Adaptasi Neonatus
Berat Badan
Eliminasi Fekal
Organisasi Perilaku Bayi
Status Nutrisi
Inkontinensia Fekal
Luaran Utama Kontinensia Fekal
Luaran Tambahan Eliminasi Fekal
Fungsi Gastrointestinal
Perawatan Diri
Status Neurologis
Status Nutrisi
Tingkat Delirium
Tingkat Infeksi
- INTOLERANSI AKTIVITAS
Intervensi utama
Manejemen energi terapi aktivitas
Intervensi pendukung
Dukungan ambulasi manejemen program Latihan
Dukungan kepatuhan program pengobatan pemantauan tanda vital
Dukugan meditasi pemberian obat
Dukungan pemeliharaan rumah pemberian obat inhalasi
Dukungan perawatan diri pemberian obat intravena
Dukungan spiritual pemberian obat oral
Dukungan tidur penentuan tujuan bersama
Edukasi Latihan fisik promosi berat badan
Edukasi Teknik ambulasi promosi dukungan keluarga
Edukasi pengukuran nadi radialis promosi Latihan fisik
Manejemen aritmia rehabilitasi jantung
Manejemen lingkungan terapi aktivitas
Manejemen medikasi terapi bantuan hewan
Manejemen mood terapi musik
Manejemen nutrisi terapi oksigen
Manejemen nyeri terapi relaksasi otot progresif
- ISOLASI SOSIAL
Intervensi utama
Promosi sosialiasai terapi aktivitas
Intervensi pendukung
Dukungan emosional pemberian obat oral
Dukungan kelompok penentuan tujuan bersama
Dukungan pemulihan penyalahgunaan alcohol promosi citra tubuh
Dukungan pemulihan penyalahgunaan zat promosi dukungan keluarga
Dukungan proses berduka promosi dukungan sosial
Dukungan proses berduka : kematian perinatal promosi harapan
Edukasi manejemen stress promosi harga diri
Edukasi penyalahgunaan alcohol promosi hubungan positif
Edukasi penyalahgunaan zat promosi kesadaran diri
Manejemen eliminasi urine promosi keutuhan keluarga
Manejemen lingkungan promosi Latihan fisik
Manejemen mood terapi bantuan hewan
Manejemen putus asa Terapi bantuan dari hewan
Manejemen stress terapi deversional
Modifikasi perilaku keterampilan sosial terapi kelompk
- KELETIHAN
Intervensi utama
Edukasi aktivitas / istirahat manejemen energi
Intervensi pendukung
Dukungan kepatuhan program pengobatan manejemen nutrisi
Dukungan pengambilan keputusan penentuan tujuan bersama
Dukungan tidur promosi dukungan sosial
Manejemen asma promosi kopping
Manejemen dimensia promosi katihan fisik
Manejemen kemotrapi reduksi ansietes
Manejemen medikasi terapi aktivitas
Manejemen lingkungan terapi relaksasi
Manejemen mood
- KEPUTUSASAAN
Intervensi utama
Dukungan emosional promosi koping
Promosi harapan
Intervensi pendukung
Fasilitas pengungkapan perasaan promosi dukungan sosial
Fasilitas peasaan bersalah promosi dukungan spiritual
Konseling promosi perawatan diri
Manejemen mood promosi sitem pendukung
Manejemen perilaku terapi kognitif perilaku
Pelibatan keluarga Teknik menerangkan
Pencegahan bunuh diri terapi reminisens
Promosi dukungan keluarga
Intoleransi Aktivitas
Luaran Utama Toleransi Aktivitas
Luaran Tambahan Ambulasi
Curah Jantung
Konservasi Energi
Tingkat Keletihan
Isolasi Sosial
Luaran Utama Keterlibatan Sosial
Luaran Tambahan Adaptasi Disabilitas
Citra Tubuh
Dukungan Sosial
Harga Diri
Interaksi Sosial
Resolusi Berduka
Status Perkembangan
Tingkat Demensia
Keletihan
Luaran Utama Tingkat Keletihan
Luaran Tambahan Fungsi Seksual
Kesadaran Diri
Konservasi Energi
Mobilitas Fisik
Motivasi
Perawatan Diri
Toleransi Aktivitas
Tingkat Depresi
Keputusan
Luaran Utama Harapan
Luaran Tambahan Ketahanan Personal
Motivasi
Penerimaan
Status Kenyamanan
Tingkat Depresi
Intervensi Pendukung
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Intervensi Utama
Pelibatan Keluarga
Intervensi Pendukung
Intervensi Pendukung
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Intervensi utama
Intervensi Pendukung
Pelibatan Keluarga
Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang tua
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Perawatan Bayi
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Intervensi Pendukung
Manajemen Demensia Reduksi Ansietas
Manajemen Energi Teknik Imajinasi Terbimbing
Manajemen Lingkungan Terapi Akupuntur
Menejemen Medikasi Terapi Murattal
Pengaturan Posisi Terapi Musik
Promosi Kesadaran Diri Terapi Pemijatan
Promosi Koping Terapi Relaksasi Otot Progresif
Promosi Latihan Fisik
KESIAPAN PERSALNAN
Intervening Utama
Edukasi Persalinan
Intervensi Pendukung
Induksi Persalinan Promosi ASI Eeksekutif
Perawatan Kenyamanan Promosi Laktasi
Perawatan Persalinan Promosi Perletaan
Perawatan Persalinan Resiko Tinggi Promosi Teknik Kulit ke Kulit
Perawatan Pra Saksio Sesaria Resusitasi janin
Intervensi Pendukung
Bimbingan Sistem Kesehatan Edukasi Toilet Training
Dukungan Kelompok Konseling
Dukungan Keluarga Merencanakan Konsultasi
Perawatan Manajemen Energi
Dukungan Pemeliharaan Rumah Manajemen Kasus
Dukungan Penampilan Peran Manajemen Nutrisi
Dukungan Penambilan Keputusan Manajemen Perilaku
Edukasi Diet Mobilitas Keluarga
Edukasi Efek Samping Obat Pencegahan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Nutrisi Pengontrolan Penyalahgunaan Tembakau
Edukasi Nutrisi Anak Pengontrolan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Nutrisi Bayi Perawatan Kanguru
Edukasi Orangtua: Fase Bayi perawatan Kenyamanan
Edukasi Orang tua : Keluarga Fase Promosi Keutamaan Keluarga
Membesarkan Anak Promosi Koping
Edukasi Orangtua: Remaja Promosi Perlekatan
Edukasi Proses Keluarga Promosi Proses Efektifitas Keluarga
Edukasi Proses Penyakit Terapi Keluarga
KETIDAKBERDAYAAN
Intervensi Utama
Promosi Harapan Promosi Koping
Intervensi Pendukung
Dukungan Memaafkan Manajemen Perilaku
Dukungan Pelaksanaan Ibadah Manajemen Stres
Dukungan Pengambilan Keputusan Pencegahan Bnuh Diri
Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Promosi Dukungan Keluarga
Dukungan Persamaan Bersalah Promosi Dukungan Spiritual
Dukungan Keyakinan Promosi Harga Diri
Dukungan Proses Berduka Promosi Kesadaran Diri
Dukungan Proses Berduka : kematian Promosi Sistem Pendukung
Perinatal Teknik Menenangkan
Manjemen Mood Terapi Kognitif Perilaku
Intervensi Pendukung
Bimbingan Sistem Kesehatan Manajemen Kenyamanan Lingkungan
Dukungan Penambilan Keputusan Manajemen Lingkungan: Persiapan Peluang
Dukungan Perlindungan Penganiayaan Manajemen Pengandalian Marah
Dukungan Perlindungan Penganiayaan Mobilitas Keluarga
Lansia Penentuan Tujuan Bersama
Dukungan Perlindungan Penganiayaan Promosi Keutuhan Keluarga
Pasangan Reduksi Ensietas
Dukungan Spiritual Teknik Menenangkan
Intervensi Kritis Terapi Trauma Anak
Intervensi Pendukung
Edukasi Manajemen Nyeri Perawatan Kenyamanan
Edukasi Perawatan Parineum Perwatan Pasca Persalinan
Edukasi Teknik Napas Terapi Pemijatan
Dukungan Hipnosis Diri Terapi Relaksasi
Manajemen Nyeri Persalinan Yoga
Pemantauan Nyeri
KETIDAK PATUHAN
Intervensi Utama
Dukungan Kepatuhan Program Promosi Kesadaran Diri
Pengelolahan
Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Promosi Koping
Sendiri
Intervensi Pendukung
Dukungan Pengambilan Keputusan Pelibatan Keluarga
Dukungan Sumber Finansial Pemantauan Efek Samping Obat
Edukasi Penyakit Penentuan Tujuan Bersama
Edukasi Efek Samping Obat Perantara Budaya
Edukasi Kesehatan Perencanaan Peluang
Edukasi Latihan Fisik Promosi Hubungan Positif
Fasilitas Pengungkapan Kebutuhan Promosi Kepatuhan Pengobatan
Konseling Promosi Kepatuhan Program Latihan
Kontrak Perilaku Positif Promosi Literasi Kesehatan
Manajemen Efek Samping Obat Promosi Sistem Pendukung
Manajemen Putus Obat
Intervensi Pendukung
Dukungan Keputusan Program Pengobatan Pemantauan Nutrisi
Edukasi Diet Pemberian Obat
Edukasi Kesehatan Pemberian Obat Intravena
Edukasi Latihan Fisik Pemberaian Obat Oral
Edukasi Program Pengobatan Pemberian Obat subkutan
Edukasi Prosedur Tindakan Perawatan Kehamilan Risiko Tinggi
Edukasi Prosedur Penyakit Promosi Berat Badan
Identitas Risiko Promosi Dukungan Keluarga
Konseling Nutrisi Promosi Kesadaran Diri
Konsultasi Promosi Kesadaran Diri
Menejemen Medikasi Surveilens
Manajemen Teknologi Kesehatan Yoga
Pelibatan Keluarga
KONFUSI AKUT
Intervensi Utama
Manajemen Delirium Manajemen Penyalahgunaan Obat
Manajemen Helusinasi
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Pencegahan Jatuh
Dukungan Perawatan Diri Pengekangan Fisik
Dukungan Diri Pengontrolan Penyalahgunaan Obat
Konsultasi Reduksi Ansietas
Latihan Memori Seklusi
Manajemen Asam Basa Skrining Penyalahgunaan Obat
Manajemen Elektroensefalografi Stimulasi Kognitif
Manajemen Elektrokonvulsif Teknik Menenangkan
Manajemen Kesehatan Lingkungan Transcutaneous Elektrical Nerve
Menejemen Medikasi Stimulation (TENS)
Manajemen Nyeri Terapi Penyalahgunaan Obat (Detoksikrasi
Menejemen Putus Zat Zat)
Orientasi Realitas Terapi Rumusan Metodon
Pemantauan Neurologis Terapi Sentuhan
Pemantauan Tanda Vital
KONFUSI KORONIS
Intervensi Utama
Manajemen Delirium Terapi Validasi
Manajemen Demensia
Intervensi Pendukung
Bimbingan Sistem Kesehatan Pencegahan Jatuh
Dukungan Emosional Pengekangan Fisik
Dukungan Keluarga Merencanakan Pengekangan Kimiawi
Perawatan Promosi Dukungan Keluarga
Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Promosi Latihan fisik
Dukungan Pengambilan Keputusan Redusi ansietas
Dukungan Tidur Stimulasi ognitif
Edukasi Keluarga: Pencegahan Jatuh Surveilens
Identifikasi Risiko Teknik Menenangkan
Konsultasi Via Telfon Transcutaneous Elektrical Nerve
Latihan Memori Stimulation (TENS)
Manajemen Energi Terapi Aktifitas
Manajemen Elektroensefalografi Terapi bantuan Hewan
Manajemen Elektrokonvulsif Terapi Humor
Manajemen Halusinasi Terapi Mileu
Manajemen Kesehatan Lingkunan Terapi Musik
Manajemen Medikasi Terapi Rekreasi
Manajemen mood Terapi Reminisens
Manajemen Stess Terapi Seni
Orientasi Realita
Kesiapan Persalinan
Luaran Utama Status Antepartum
Luaran Tambahan Harapan
Motivasi
Tingkat Keletihan
Tingkat Pengatahuan
Ketidakberdayaan
Luaran Utama Keberdayaan
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Harapan
Harga Diri
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Keterlibatan Sosial
Penerimaan
Tingkat Ansietas
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan
Ketidakpatuhan
Luaran Utama Tingkat Kepatuhan
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Kontrol Gejala
Status Koping Keluarga
Tingkat Ansietas
Tingkat Depresi
Tingkat Pengetahuan
Konfusi Akut
Luaran Utama Tingkat Konfusi
Luaran Tambahan Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Kontrol Pikir
Memori
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Delirium
Tingkat Keletihan
Konfusi Kronis
Luaran Utama Tingkat Konfusi
Luaraan Tambahan Identitas Diri
Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Kontrol Gejala
Kontrol Pikir
Memori
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Demensasi
Tingkat Keletihan
Konstipasi
Luaran Utama Eliminasi Fekal
Luaran Tambahan Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontinensia Fekal
Mobilitas Fisik
Nafsu Makan
Status Cairan
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri
Koping Defensif
Luaran Utama Status Koping
Luaran Tambahan Dukungan Sosial
Harga Diri
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Motivasi
Penampilan Peran
Penerimaan
Resolusi Berduka
Tingkat Ansietas
Tingkat Kepatuhan
Nyeri Melahirkan
Intervensi Utama
Manajemen nyeri Terapi relaksasi
Pengaturan posisi
Intervensi Pendukung
Aromaterapi Menejemen terapi radiasi
Dukungan hipnotis diri Pemantauan nyeri
Dukungan pengungkapan kebutuhan Pemberian analgesik
Edukasi aktifitas/ Istirahat Perawatan inkontinensia fekal
Edukasi latihan fisik Perawatan inkontinensial urine
Edukasi efek samping obat Perawatan kenyamanan
Edukasi menejemen stres Perawatan pasca persalinan
Edukasi menejemen nyeri Perawatan perinium
Edukasi pemeriksaan Ultrasonografi Obstetrik Perawatan pra seksio sesaria
Edukasi penyakit Teknik distraksi
Edukasi perawatan perinium Teknik imajinasi terbimbing
Edukasi teknik nafas Teknik akupresur
Fasilitasi hipnotis diri Teknik akupuntur
Fasilitasi pengungkapan kebutuhan Terapi bantuan hewan
Latihan pernafasan Terapi humor
Menejemen efek samping obat Terapi marattal
Menejemen kenyamanan lingkungan Terapi musik
Manajemen stress Terapi pemijatan
Pemantauan nyeri Terapi sentuhan
Pemberian obat Transcutaneous electrical nerve
Penjahitan Luka stimulation (TENS)
Yoga
Obesitas
Intervensi Utama
Eduaksi berat badan efektif Menejemen berat badan
Intervensi Pendukung
Dukungan kelompok Pemantauan nutrisi
Eduaksi diet Pemberian makanan
Konseling nutrisi Pemberian makanan enternal
Limit setting Penentuan tujuan bersama
Menejemen cairan Perawatan bayi
Manajemen hiperglikemia Promosi berat badan
Manajemen hipoglikemia Promosi koping
Manajemen nutrisi Promosi latihan fisik
Manajemen prilaku Reduksi ansietas
Pemantauan cairan Terapi aktifitas
Intervensi Utama
Perawatan Sirkulasi Managemen Sensasi Perifer
Intervensi Pendukung
Bantuan Berhenti Merekok Pemantauan Hasil Laboratorium
Dukungan Kepatuhan Program Pemantauan Hemadinamik Invasif
Pengobatan
Edukasi Berat Badan Efektif Pemantauan Tanda Vital
Edukasi Berhenti Merokok Pemasangan Stocking Elastis
Edukasi Diet Pemberian Obat
Edukasi Latihan Fisik Pemberian Obat Intravena
Edukasi Pengukuran Nadi Radialis Pemberian Obat Oral
Edukasi Proses Penyakit Pemberian Produk Darah
Edukasi Teknik Ambulasi Pencegahan Luka Tekan
Insersi Intavena Pengambilan Sampel Darah Arteri
Manajemen Asam-Basa Pengambilan Sampel Darah Vena
Manajemen Cairan Pengaturan Posisi
Manajemen Hipovolemia Perawatan Emboli Perifer
Manajemen medikasi Perawatan Kaki
Manajemen Spesiamen Darah Perawatan Neurovaskuler
Manajemen Syok Promosi Latihan Fisik
Manajemen Syok Anafilaktik Surveilen Terapi
Manajemen Syok Kardiogenik Terapi Bekam
Manajemen Syok Neurogenik Terapi Intravena
Manajemen Obstruktif Terapi Oksigen
Manajemen Syok Septik Terapi Oksigen
Pemantauan Cairan Tomiket Percuma
Uji Laboratorium Di Tempat
Perilaku Kekerasan
Intervensi Utama
Managemen Keselamatan Lingkungan Manajemen Pengendalian Marah
Manajemen Mood Manajemen Perilaku
Intervensi Pendukung
Dukungan keluarga Merencanakan Orientasi Realita
Perawatan
Dukungan Kepatuhan Program Pemberian Obat
Pengobatan
Dukungan Memaafkan Pemberian Obat Intramuskular
Dukungan Pelaksanaan Ibadah Pemantauan Neurologis
Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Pencegahan Bunuh Diri
Alkohol
Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Zat Pencegahan Penyalahgunaan Zat
Dukungan Perasaan Bersalah Pencegahan Perilaku Kekerasan
Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Penentuan Tujuan Bersama
Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Pengekangan fisik
Sendiri
Edukasi Penyalahgunaa Alkohol Pengontrolan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Penyalahgunaan Zat Promosi Dukungan Keluarga
Identifikasi Risiko Promosi Harapan
Intervensi Krisis Promosi Harga Diri
Konseling Promosi Kepercayaan Diri
Kontrak Perilaku Positif Promosi Koping
Konsultasi Via Telepon Promosi Sistem Pendukung
Latihan Pengendalian Impuls Promosi Sosialisasi
Limit Setting Reduksi Ansietas
Manajemen Delirium Restrukturisasi Kognitif
Manajemen Demensia Seklusi Skrining
Penganiayaan/Pesesekusi
Manajemen Elekrokonvulsif Survellens
Manajemen Halusinasi Teknik Distraksi
Manajemen Isolasi Teknik Menenangkan
Manajemen Kejang Terapi Bantuan Hewan
Manajemen Keselamatan Lingkungan Terapi Bermain
Manajemen Mood Terapi Kelompok
Manajemen Madikasi Terapi Keluarga
Manajemen Pengendalian Marah Terapi Kognitif Perilaku
Manajemen Penyalahgunaan Zat Terapi Penyalahgunaan zat (Detoksikasi
Zat)
Manajemen Perilaku Terapi Rekreasi
Manajemen Putus Zat Terapi Seni
Mediasi Konflik Triase
Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial Triase Telepon
Intervensi Utama
Modivikasi Perilaku Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
Intervensi Pendukung
Bimbingan Antisipatif Identifikasi Risiko
Bimbingan Sistem Kesehatan Konseling
Bimbingan Berhenti Merokok Kontrak Perilaku Positif
Dukungan Kelompok Manajemen Perilaku Seksual
Dukungan Koping Keluarga Penentuan Tujuan Bersama
Dukungan Pengambilan Keputusan Promosi Koping
Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Reduksi Ansietas
Sendiri
Edukasi Kesehatan Terapi Kelompok
Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan Terapi Pemberhentian Merokok
Edukasi Pola Perilaku Kebersihan Terapi Penyalahgunaan zat (Dekoksikasi
Zat)
Edukasi Proses Penyakit
Intervensi Utama
Dukungan Perawatan Diri Manajemen nyeri
Manajemen Nutrisi Perawatan Luka
Intervensi Prendukung
Dukungan Emosional Pemantauan Tanda Vital
Dukungan Mobilitas Pemberian Analgesik
Dukungan Spiritual Pemberian Makan Enteral
Edukasi Analgesia Terkontrol Pemberian Makan Parenteral
Edukasi Edema Pemberian obat
Edukasi Pencegahan Infeksi Pemberian Obat Intravena
Edukasi Mobilisasi Pemberian Obat Oral
Edukasi Nutrisi Pemberian Obat Topikal
Konferensi Multidisiplin Pemncegahan Emboli
Latihan Batuk Efektif Pencegaha Luka Tekan
Latihan Pernapasan Percegahan Pendarahan
Latihan Rentang Gerak Pengaturan Posisi
Manajemen Akses Vena Sentral Perawatan Emboli Paru
Manajemen Cairan Perawatan Emboli Perifer
Manajemen Deman Perawatan Luka Tekan
Manajemen Depresi Pasacasalinan Perawatan Mulut
Manajemen Hiperglikema Perawatan Pasacaanestesi
Manajemen Jalan Napas Perawatan Selang
Manajemen Mual Perawatan Selang Dada
Manajemen Stres Perawatan Selang Gastrointestinal
Pemantauan Nyeri Perawatan Tirah Baring
Pemantauan Respirasi
Intervensi Utama
Manajemen Jalan Napas Pemantauan Respirasi
Intervensi Pendukung
Dukungan Emosional Pemberian obat Inhalasi
Dukungan Kepatuhan Program Pemberian Obat Inrapleura
Pengobatan
Dukungan Ventilasi Pemberian Obat Intradermal
Edukasi Pengukuran Respirasi Pemberian obat Intravena
Konsultasi Via Telepon Pembelrian Obat Oral
Manajemen Energi Perawatan Aspirasi
Manajemen Jalan Napas Buatan Pengaturan Posisi
Menejemn Medikasi Perawatan Selang Dada
Manajemen Ventilasi Mekanik Perawatan Trakheostomi
Pemantauan Neurologis Reduksi Ansietas
Pemberian Analgesik Stabilisasi Jalan Napas
Pemberian Obat Terapi Relaksasi Otot Progresif
Retensi Urine
Intervensi Utama
Kateterisasi Urine
Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program Pemberian Obat
Pengobatan
Edukasi Irigasi Kandung Kemih Perawatan Kateter Urine
Irigasi Kateter Kandung Kemih Perawatan Perinium
Irigasi Kateter Urine Perawatan Retensi Urine
Konsultasi Via Telepon Promosi Latihan Fisik
Manajemen Cairan Teknik Distraksi
Manajemen Eliminasi Urine Terapi AKtivitas
Manajemen Medikasi Terapi Pemijatan
Manajemen Cairan Teknik Relaksasi
Resiko Alergi
Intervensi Utama
Edukasi Reaksi Alergi Pencegahan Alergi
Intervensi Pendukung
Edukasi Nutrisi Manajemen Efek Samping Obat
Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan Manajemen Reaksi Alergi
Edukasi Pengurangan Risiko Pemebrian Obat
Manajemen Anafilaksis Pemberian Obat Intravena
Manajemen Asma Pencegahan Risiko lingkungan
Resiko Aspirasi
Intervensi Utama
Manjemen Jalan Napas Pemcegahan Aspirasi
Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri : Pemberian Obat
Makan/Minum
Insersi Selang Nasogastrik Pemberian Obat Inhalasi
Manajemen Jalan Napas Buatan Pemberian Obat Intrapleura
Manajemen Kejang Pemberian Obat Intravena
Manajemen Muntah Pengaturan Posisi
Manajemen Sedasi Penghisapan Jalan Napas
Manajemen Ventilasi mekanik Perawatan Pascaanestesi
Pemantauan Respirasi Perawatan Selang Gastrointesital
Pemberian Makanan Resutasi Neonalus
Pemberian Makanan Enteral Terapi Menelan
Intervensi Utama
Edukasi Diet Konseling Nutrisi
Intervensi Pendukung
Edukasi Berat Badan Efektif Pemantauan Nutrisi
Edukasi Nutrisi Anak Pemberian Makanan
Edukasi Nutrisi Bayi Pemberian Makanan Enteral
Identifikasi Risiko Penentuan Tujuan Bersama
Manajemen Berat Badan Perawatan Bayi
Manajemen Nutrisi Promosi Latihan Fisik
Manajemen Perilaku Reduksi Ansietas
Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial
Intervensi Utama :
- Manajemen Mood
Intervensi pendukung :
- Dukungan Spiritual
- Intervensi Krisis
- Konseling
- Manajemen Halusinasi
- Manajemen Waham
- Pelibatan Keluarga
- Promosi Harapan
- Promosi Resilien
- Reduksi ansietas
- Skrining Penganiayaan/Persekusi
- Skrining Penganiayaan/Persekusi
- Teknik Distraksi
- Terapi Kelompok
- Terapi Kognitif Perilaku
- Terapi Murattal
- Terapi Rekreasi
- Terapi Relaksasi
RISIKO CEDERA
Intervensi Utama :
- Pencegahan Cedera
Intervensi Pendukung :
- Identifikasi Risiko
- Manajemen Kejang
- Orientasi Realita
- Pemberian Obat
- Pencegahan Jatuh
- Pencegahan Kebakaran
- Pencegahan Kejang
- Pencegahan Perdarahan
- Pengekangan Fisik
- Pengenalan Fasilitas
- Rujukan ke Fisioterapis
- Skrining Gizi
- Skrining Kesehatan
Intervensi Utama :
- Pencegahan Cedera
Intervensi Pendukung :
- Konseling Seksualitas
- Manajemen Nutrisi
- Pencegahan Jatuh
- Pengontrolan Perdarahan
- Perawatan Kenyamanan
- Perawatan Pascapersalinan
- Perawatan Perineum
- Perawatan Persalinan
- Promosi laktasi
- Teknik distraksi
- Teknik menenangkan
- Teknik relaksasi
Intervensi Utama :
- Pencegahan cedera
Intervensi pendukung :
- Konseling nutrisi
- Konseling seksualitas
- Manajemen nutrisi
- Manajemen stres
- Pemantauan electronik Fetal
- Pencegahan jatuh
- Perawatan kehamilan
- Perawatan kenyamanan
- Resusitasi janin
- Teknik distraksi
- Teknik menenangkan
Intervensi Utama :
- manajemen nutrisi
Intervensi Pendukung :
- edukasi diet
- edukasi nutrisi
- manajemen energi
- manajemen hiperglikemia
- manajemen hipoglikemia
- manajemen kemoterapi
- identifikasi risiko
- konseling laktasi
- konseling nutrisi
- manajemen cairan
- manajemen demensia
- manajemen diare
- pemantauan cairan
- pemantauan nutrisi
- pemberianmakanan
- terapi menelan
Intervensi Utama :
- Edukasi diet
- Pengontrolan infeksi
Intervensi Pendukung :
- Identifikasi risiko
- Irigasi kolostomi
- Manajemen nutrisi
- Manajemen medikasi
- Pemantauan nutrisi
- Pencegahan infeksi
- Perawatan stoma
- Reduksi ansietas
- Surveilens
- Terapi aktivitas
Intervensi Utama :
- Pengaturan posisi
Intervensi Pendukung :
- Kompres panas
- Manajemen cairan
- Manajemen elektroensefalografi
- Manajemen nyeri
- Pemantauan neurologis
- Pencegahan perdarahan
- Pengekangan fisik
- Perawatan jantung
- Perawatan luka bakar
- Perawatan sirkulasi
- Perawatan traksi
- Terapi aktivitas
- Terapi bekam
- Torniket pneumatik
Interverensi Utama :
- Edukasi seksualitas
- Konseling seksualitas
Interverensi Pendukung :
- Edukasi infertilitas
- Edukasi kemoterapi
- Perawatan kenyamanan
- Perawatan perineum
- Manajemen stres
- Manajemen waham
Intervensi Utama :
- Perawatan bayi
Intervensi Pendukung :
- Edukasi nutrisi
- Identifikasi risiko
- Konseling nutrisi
- Manajemen lingkungan
- Manajemen nyeri
- Pemantauan neurologis
- Pemantauan nutrisi
- Pemantauan respirasi
- Pengaturan posisi
- Perawatan kanguru
- Perawatan sirkumsisi
- Regulasi temperatur
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
- Dukungan emosional
- Dukungan kelompok
- Dukungan keluarga
- Dukungan keyakinan
- Dukungan memaafkan
- Mediasi konflik
- Perantaraan budaya
- Promosi Harapan
- Identifikasi risiko
- Konseling
- Manajemen mood
- Manajemen nyeri
- Promosi koping
- Promosi resilien
- Promosi sosialisasi
- Reduksi ansietas
- Rujukan
- Terapi Murottal
- Terapi musik
- Terapi reminisens
Risiko Hipotermia
Luaran utama termoregulasi
Luaran tambahan kontrol risiko ,perfusi perifer ,status kenyamanan ,termoregulasi
neonatus ,tingkat cedera
Risiko hipovolemia
Luaran utama status cairan
Luaran tambahan keseimbangan cairan ,keseimbangan elektrolite,status nutrisi
Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri : Mandi Pencegahan Infeksi
Edukasi Edema Pencegahan Luka Tekan
Edukasi Kemotrapi Pengambilan Spesimen
Edukasi Pencegahan Infeksi Pengaturan Posisi
Edukasi Perawatan Kulit Penggunakan Terapi Tradisional
Edukasi Program Pengobatan Pengontrolan Infeksi
Edukasi Reaksi Alergi Perawatan Kaki
Manajemen Kemotrapi Perawatan Kulit Praoperasi
Manajemen Reaksi Alergi Perawatan Sirkulasi
Pemantauan Nutrisi Perawatan Tirah Baring
Pemberian Obat Kulit Perawatan Traksi
Pemeberian Obat Topikal Promosi Kebersihan
Pembidaian
Intervensi Pendukung
Dukungan Kelompok Pemantauan Elekronik Fetal
Dukungan Pengambilan Keputusan Pencegahan Infeksi
Edukasi Keamanan Anak Pencegahan Penyalahgunaan zat
Edukasi Keamanan Bayi Pengontrolan Penyalahgunaan Tembakau
Edukasi Nutrisi Anak Pengontrolan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Nutrisi Bayi Perawatan Bayi
Edukasi Penggunaan Alat Kontasepsi Perawatan Neoriatus
Edukasi Penyalahgunaan Alkohol Perawatan Perkembangan
Edukasi Penyalahgunaan zat Perawatan Kehamilan Risiko Tinggi
Edukasi Perawatan Kehamilan Perawatan Kehamilan Trimester Kedua dan
Ketiga
Edukais Stimulasi Bayi/Anak Perawatan Kehamilan Trimester Pertama
Edukasi Toilet Training Perawatan Persalinan
Identifikasi Resiko Perawatan Persalinan Resiko Tinggi
Konseling Promosi Koping
Konseling Genetika Promosi Perlekatan
Konseling Prakonsepsi Promosi Sistem Pendukung
Latihan Pengendalian Implus Skrining Kesehatan
Manajemen Kehamilan Tidak Dikehendaki Skrining Penyalahgunaan Zat
Manajemen Mood Terapi Keluarga
Manajemen Perilaku Terapai Penyalahguaan Zat (Detoksikasi
Zat)
Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosisal
Pemantauan Denyut Jantung Janin
Intervensi Pendukung
Dukungan Kelompok Perawatan Persalinan
Dukungan Penampilan Peran Promosi Antisispasi Keluarga
Dukungan Sibling Promosi Dukungan Keluarga
Edukasi Keamanana Bayi Promosi Harga Diri
Edukasi Keluarga : Perkembangan Bayi Promosi Kepercayaan Diri
Edukasi Nutisi Bayi Promosi Kesadaran Diri
Edukasi Orangtua : Fase Bayi Promosi Kebutuhan Keluarga
Edukasi Orangtua : Fase Anak Promosi Koping
Edukasi Orangtua : Remaja Promosi Perkembabangan Anak
Edukasi Stimulasi Bayi/Anak Promosi Sistem Pendukung
Manajemen Perlikau Promosi Sosialisasi
Mobilisasi Keluarga Promosi Ansietas
Pencegahan Penyalahgunana Zat Terapi Keluarga
Pendampingan Keluarga Terapi Trauma Anak
Perawatan Bayi
Intervensi Pendukung
Duklungan Sibling Pemantauan Nutrisi
Edukasi Berat Badan Efektif Pemberian Makanan
Edukasi Diet Pemberian Makanan Entarai
Edukasi Kesehatan Pemberian Makanan Parenatal
Edukasi Nutrisi Aanak Pencegahan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Nutrisi Bayi Pengontrolan Infeksi
Edukasi Nutrisi Parenatal Pengontrolan Penyalahgunaan Tembakau
Edukasi Orangtua : Fase Bayi Pengontrolan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Orangtua : Fase Anak Perawatan Kanguru
Edukasi Pemberiana Makanan Parenatal Perawatan Kehamilan Trimester Kedua dan
Ketiga
Edukasi Penyalahgunaan Alkohol Perawatan Kehamilan Trimester Pertama
Edukasi Penyalahgunaan Zat Promosi Berat Badan
Edukasi Perilaku Memcari Kesehatan Promosi Koping
Identifikasi Resiko Promosi Perikatan
Konseling Skrining Bayi Sebelum Peamulangan
Konseling Genitika Skrining Penyalahgunaan Zat
Konseling Laktas Terapi Keluarga
Konseling Prakonsepsi Terapi Menelan
Manejemen Kenyamanan Lingkungan Taerapi Penyalahgunaan Zat (Detoksikais
Zat)
Manajemen Nutrsis Parenatal Terapi Remedial
Manajemen Pengendalian Marah
Intervensi Pendukung
Insersi Intravena Manajemen Overdosis
Katerisasi Urine Manajemen Spesimen Darah
Konsultasi Via Telpon Pemantauan Cairan
Manajemen Alat Pacu Jantung Sementara Pemantauan Hasil Laboratarium
Manajemen Asam-Basa : Alkalosis Pemantauan Hemodianamik Inversif
Metabolik
Manajemen Asam-Basa : Asidosis Pemantauan Tanda Vital
Metabolik
Manajemen Asam-Basa : Asidosis Pemberian Obat
Respiratorik
Manajemen Asam-Basa : Asidosis Pe,berian Obat Intervena
Respiratorik
Manajemen Cairan Pemeriksaan Kelengakapan Set Emergensi
Manajemen Elektrolit : Hiperkalemia Pencegahan Aspirasi
Manajemen Elektrolit : Hiperkalsemia Penceganan Emboli
Manajemen Elektrolit : Hipermagnesemia Pengambilan Sampel Dearah Arteri
Manajemen Elektrolit : Hipermatremia Pengambilan Sampel Dearah Vena
Manajemen Elektrolit : Hipokalemia Pengisapan Jalan Napas
Manajemen Elektrolit : Hipokalsemia Perawatan Alat Tompangan Jnatung
Mekanaik
Manajemen Elektrolit : Hipomagnesemia Perawatan Embolo Paru
Manajemen Hiperglekemia Resusitasi Cairan
Manajemen Hiporglekemia Stabilisasi Jalan Napas
Manajemen Jalan Napas Terapi Oksigen
Manajemen Medikais
Intervensi Pendukung
Dukungan Emosional Latihan Asertif
Dukungan Kelompok Manajemen Mood
Dukungan Memafkan Modifikais Perilaku
Dukungan Pelaksanana Ibadah Pencegahan Penyalahgunana Zat
Dukungan Pengambilan Keputusan Penentuan Tujuna Bersama
Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Promosi Citra Tubuh
Dukungan Perasaan Bersalah Promosi Perkembangan Anak
Dukungan Perlindungan Penganiyaan Promosi Perkembangan Remaja
Dukungan Proses Berduka Promosis Resilien
Dukungan Proses Berduka : Kematian Restrukturisasi Kognitif
Perinatal
Dukungan Sumber Finansial Terapi Bantuan Hewan
Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Terapi Kelompok
Sendiri
Edukasi Seksualitas Terapi Penyalahgunaan Zat (Detoksikasi
Zat)
Terapi Reminisens
Konseling Terapi Seni
Resiko Hipotermia
Intervensi Utama
Manajemen Hiportermia Regulasi Temperatur
Intervensi Pendukung
Dukungan Menyusui Insiasi Menyusui Dini
Dukungan Ventilasi Manajemen Cairan
Dukungna Kepatuhan Program Pengobatan Manajemen Hemortilitas
Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Manajemen Lingkungan
Alcohol Esukasi Kemotrapi Manajemen Kemotrapi
Edukasi Nutrisi Pemantauan Cairan
Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh Pemantauan Nutrisi
Edukasi Pengurangan Resiko Pemantauan Hermodinamik
Edukasi Termoregulasi Pemantauan Tanda Vital
Interpensi Pendukung
Edukasi Efek Samping Obat Manajemen Cairan
Edukasi Kemotrapi Manajemen Kemoterapi
Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh Manajemen Syok
Edukasi Penguranan Resiko Pamantauan Tanda Vital
Edukasi Preoperatif Pemberian Anastesi
Edukasi Prosedur Tindakan Pemantauan Cairan
Edukasi Reaksi Alergi Pendampingan Pembedahan
Kompres Panas Perawatan Pascaanastesi
Indikasi Hipotermia Regulasi Temperatur
Koordinasi Praoperasi Terapi Paparan Panas
Resiko Hipovolemia
Intervensi Utama
Manajemen hipovolemia Pemantauan cairan
Intervensi Pendukung
Edukasi manajeman demam Manajemen pendarahan pervaginam
Edukasi nutrsi parenteral Manajemen perdarahan pervaginam
Edukasi pemberian makanan parenatal Pascaapersalinan
Edukasi perawatan selang drain Manajemen specimen darah
Identifikasi resiko Pemantauan elektrolit
Insersi intravena Pemantauan tanda vital
Insersi selang nasogastnk Pemberian makanan
Kateterisasi urine Pemberian makanan parentral
Manajemen akses vena sentral Pemberian obat
Manajeman autotransfusi Pemberian obat intravena
Manajemen cairan Pencegahan infeksi
Manajemen demam Pencegahan pendarahan
Manajeman diare Pencegahan syok
Manajemen elektrolit Pengambilan sempel darah arteri
Manajemen elektrolit : Hipernatremia Pengambilan sampel darah vena
Manajeman hipedermia Perawatan jantung akut
Manajemen medikasi Perawatan kateter sentral perifer
Manajemen muntah Perawatan luka
Manajemen nutrisi Perawatan luka bakar
Manajemen nutrisi parenatal Perawatan selang dada
Manajemen pendarahan Perawatan selang gastrointestinal
Manajemen pendarahan akhir masa Promosi berat badan
kehamilan Regulasi temperature
Manajemen pendarahan antepartum regulasi cairan
dipertahankan surveilens
Manjemen pendarahan antepartum tidak Terapi intervena
dipertahankan Transfuse darah
Risiko Infeksi
Luaran Utama Tingkat Infeksi
Risiko Jatuh
Luaran Utama Tingkat Jatuh
Risiko Ketidakberdayaan
Luaran Utama Keberdayaan
Risiko Konstipasi
Luaran Utama Eliminasi Fekal
Intervensi Pendukung :
Risiko Konstipasi
intervensi Utama :
- Pencegahan konstipasi
intervensi Pendukung :
- Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
- Edukasi diet
- Edukasi toilet training
- Identifikasi risiko
- Irigasi kolostomi
- Konseling nutrisi
- Latihan eliminasi fekal
- Manajemen cairan
- Manajemen elektrolit
- Manajemen eliminasi fekal
- Manajemen mood
- Manajemen nutrisi
- Manajemen nyeri
- Manajemen prolapsus rektum
- Pemantauan cairan
- Pemantauan nutrisi
- Pemberian obat oral
- Penurunan flatus
- Perawatan kehamilan trimester kedua dan ketiga
- Perawatan kehamilan trimester pertama
- Perawatan stoma
- Promosi kesehatan mulut
- Promosi latihan fisik
- Reduksi ansietas
- Surveilens
- Terapi aktivitas
- Terapi relaksasi
intervensi Pendukung :
- Dukungan ambulasi
- Dukungan monolisasi
- Dukungan perawatan diri
- Edukasi ederma
- Edukasi pencegahan luka tekan
- Edukasi perawatan kulit
- Manajemen berat badan
- Manajemen cairan
- Manajemen eliminasi urine
- Manajemen nutrisi
- Manajemen pruritus
- Pemberian obat kulit
- Pemberian obat topikal
- Perawatan inkontinensia fekal
- Perawatan ikontinensia urine
- Perawatan integritas kulit
- Perawatan gips
- Perawatan tirah baring
intervensi Pendukung :
- Biblioterapi
- Dukungan emosional
- Dukungan hipnosis diri
- Dukungan koping keluarga
- Dukungan pegungkapan perasaan
- Dukungan spiritual
- Edukasi pada pengasuh
- Manajemen stres
- Mediasi konflik
- Pelibatan keluarga
- Pencegahan perilaku kekerasan
- Promosi koping
- Skrining penganiyaan/persekusi
intervensi Pendukung :
- Edukasi pegukuran nadi radialis
- Edukasi rehabilitasi jantung
- Insersi inteavena
- Manajemen alat pacu jantung permanen
- Manajemen alat pacu jantung sementara
- Manajemen aritmia
- Manajemen cairan
- Manajemen elektrolit
- Manajemen elektrolit hiperkalemia
- Manajemen elektrolit hiperkalsemia
- Manajemen elektrolit hipermagnesemia
- Manajemen elektrolit hipematremia
- Manajemen elektrolit hipokalemia
- Manajemen elektrolit hipokalsemia
- Manajemen elektrolit hipokalsemi
- Manajemen elektrolit hipomagnesimia
- Manajemen elektrolit hipomagnesimia
- Manajemen elektrolit hiponatremia
- Manajemen overdosis
- Manajemen pendarahan pervaginam antepartum
- Manajemen pendarahan pervaginam pascaoperasi
- Manajemen syok
- Manajemen syok anafilaktik
- Manajemen syok hipovolemik
- Manajemen syok kardiogenik
- Manajemen syok neurogenik
- Manajemen syok obstruktif
- Manajemen syok septik
- Pemantauan cairan
- Pemantauan elektrolit
- Pemantauan hemodinamik invasif
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intrevena
- Pemberian produk darah
- Pencegahan perdarahan
- Pengambilan sampel darah arteri
- Pengambilan sampel darah vena
- Pengontrolan pendarahan
- Perawatan alat topangan jantung mekanik
- Rehabilitasi jantung
- Terapi intravena
- Terapi oksigen
Risiko Pendarahan
intervensi Utama :
- Pencegahan pendarahan
intervensi Pendukung :
- Balut tekan
- Edukasi keamanan anak
- Edukasi keamanan bayi
- Edukasi kemoterapi
- Edukasi proses penyakit
- Identifikasi risiko
- Manajemen kemoterapi
- Manajemen keselamatan lingkungan
- Manajemen medikasi
- Manajemen trombolitik
- Pemantauan cairan
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pencegahan cedera
- Pencegahan jatuh
- Pencegahan syok
- Perawatan area insisi
- Perawatan pascapersalinan
- Perawatan persalinan
- Perawatan sirkumsisi
- Promosi keamanan berkendara
- Surveliens kemanan dan keselamatan
intervensi Pendukung :
- Bantuan berhenti merokok
- Edukasi berhenti merokok
- Edukasi diet
- Edukasi nutrisi
- Edukasi program pengobatan
- Insersi intravena
- Manajemen alat pacu jantung permanen
- Manajemen alat pacu jantung sementara
- Manajemen cairan
- Manajemen hiperglikemia
- Manajemen nutrisi
- Manajemen trombolitik
- Pemantauan hemodinamik invasif
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obet intravena
- Pemberian produk darah
- Pencegahan pendarahan
- Perawatan area insisi
- Perawatan jantung
- Perawatan jantung akut
- Perawatan selang gastrointestinal
- Perawatan sirkulasi
- Terapi intravena
intervensi Pendukung :
- Dukungan berhenti merokok
- Edukasi aktivitas/istirahat
- Edukasi berat badan efektif
- Edukasi berhenti merokok
- Edukasi diet
- Edukasi kesehatan
- Edukasi pengukuran nadi radialis
- Konseling nutrisi
- Konsultasi via telepon
- Manajemen berat badan
- Manajemen cairan
- Manajemen hiperglikemia
- Manajemen overdosis
- Menejemen penyalahgunaan zat
- Manajemen spesimen darah
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intrevena
- Pengambilan sampel darah vena
- Promosi latihan fisik
- Resusitasi cairan
- Skrining kesehatan
- Skrining penyalahgunaan zat
- Surveilens
- Terapi oksigen
intervensi Pendukung :
- Dukungan berhenti merokok
- Edukasi berhenti merokok
- Edukasi diet
- Edukasi latihan fisik
- Edukasi pengukuran nadi radialis
- Edukasi perawatan kaki
- Edukasi program pengobatan
- Edukasi program penyakit
- Manajemen hiperglikamis
- Manajemen hipoglikemia
- Manajemen medikasi
- Manajemen sensasi perifer
- Pemantauan tanda vital
- Pemasangan stocking elastis
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pencegahan emboli
- Pengaturan posisi
- Perawatan neurovaskuler
- Perawatan sirkulasi
- Perawatan tirah baring
- Promosi latihan fisik
- Survailens
- Terapi bekam
intervensi Pendukung :
- Dukungan berhenti merokok
- Edukasi berhenti merokok
- Edukasi diet
- Edukasi kemoterapi
- Edukasi proes penyakit
- Edukasi progam pengobatan
- Manajemen asam-basa alkalosis metabolik
- Manajemen asam-basa asidosis metabolik
- Manajemen cairan
- Manajemen hipovolemia
- Manajemen kemoterapi
- Manajemen keselamatan lingkungan
- Manajemen medikasi
- Manajemen penyalahgunaan zat
- Manajemen syok
- Menajemen trombolitik
- Pemantauan hemodinamik invasif
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pemberian produk darah
- Pencegahan emboli
- Pengontrolan infeksi
- Perawatan emboli perifer
- Surveilens
- Terapi oksigen
Aura Safitri (J210200098)
Keperawatan 1B (Absen 26)
Risiko Pendarahan
Luaran Utama Tingkat Pendarahan
Luaran Tambahan Kontrol Resiko
Penyembuhan Luka
Status Cairan
Status Antepartum
Status Intrapartum
Status Pascapartum
Status Sirkulasi
Tingkat Cedera
Tingkat Jatuh
Tingkat Kepatuhan
Risiko Syok
Luaran Utama Tingkat Syok
Luaran Tambahan Keseimbangan Asam-Basa
Perfusi Perifer
Respons Alergi Sistemik
Status Cairan
Status Sirkulasi
Tingkat Infeksi
Waham
Luaran Utama Status Orientasi
Luaran Tambahan Kontrol Pikir
Orientasi Kognitif
Psikospiritual
Status Kognitif
Status Spiritual
Tingkat Agitasi
Tingkat Berduka
Tingkat Depresi