Anda di halaman 1dari 706

Aromaterapi

Definisi
Memberikan minyak esensial melalui inhalasi, pemijatan, mandi ua, atau kompres
untuk meredakan nyeri, menurunkan tekanan darah, meningkatkan relaksasi dan kenyamanan

Tindakan
Observasi
- Observasi pilihan aroma terapi yang disukai dan tidak disukai
- Identifikasi tingkat nyeri, stres, kecemasan, dan alam perasaan sebelum dan
sesudah aromaterapi
- Monitor ketidaknyamanan sebelum dan setelah pemberian (mis. Mual, pusing)
- Monitor masalah yang terjadi saat pemberian aromaterapi (mis. Dematitis kontak,
asma)
- Monitor tanda-tanda vital sbelum dan sesudah aromaterapi
Terapeutik
- Pilih minyak esensial yang tepat sesuai dengan indikasi
- Lakukan uji kepekaan kulit dengan uji tempel (patch test) dengan larutan 2%pada
daerah lipatan lengan atau lipatan belakang leher
- Berikan minyak esensial dengan metode yang tepat (mis. Inhalasi, pemijatan,
mandi uap, atau kompres)
Edukasi
- Ajarkan cara menyimpan minyak esensial dengan tepat
- Anjurkan menggunakan minyak esensial secara bervariasi
- Anjurkan menghindarkan kemasan minyak esensial dari jangkauan anak-anak
Kolaborasi
- Konsultasikan jenis dan dosis minyak esensial yang tepat dan aman

Referensi
Cooke, B.,& Emst, E. (2000). Aromatherapy: a systematic review. Br J Gen Pract, 50(455),
493-496.
Davis, C., Marie, C., Kerri. H., Mark, J.,& Julie, F. (2005). The Effect Of Aromatherapy
Massage with music on the stress and Axiety Levels of Emergency Nurses.
Australasian Emergency Nursing Journal, 8, 43-50.
Greenberg, M. J., & Slyer, J. T. (2017).Effectivenes of Silexan oral lavender essensial oil
compared to inhaled lavender essential oil aromatherapy on sleep in adults:a systematic
review protocol. JBI Database of Systematic Reviews and Implementation Reports,
15(4), 961-970.
Lawless, J. (2013). The Ensiklopedia of esential oils: The Complete guide to the use of
aromatic oils in aromtherapy, herbalism, heatlh, and well being. Conari press.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F. (2014). Complementary/Alternative Theraples in
Nursing (7thed.). New York. Springer Publising Company, Inc.

Balut Tekan
Definisi
Membalut luka dengan tekanan untuk mencegah atau menghentikan perdarahan.

Tindakan
Observasi
- Monitor perban untuk memantau drainase luka
- Monitor jumlah dan warna cairan drainase dari luka
- Periksa kecepatan dan kekuatan denyut nadi distal
- Periksa akral, kondisi kulit dan pengisian kapiler distal
Terapeutik
- Pasang sarung tangan
- Tinggikan bagian tubuh yang cedera diatas level jantung, jika tidak ada fraktur
- Tutup luka dengan kasa tebal
- Tekan kasa dengan kuat diatas luka selama
- Fiksasi kasa dengan plester setelah perdarahan berhenti
- Tekan arteri (pressure point) yang mengarah kearah perdarahan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur balut tekan
- Anjurkan membatasi gerak pada area cedera

Referensi
Brocck, N. (2011). Principles of ALS Care, Massachusetts: Jones and Bartlett Publisher.
Clarke, S. & Santy-tomlinson, J. (2014). Ortopaedic and Trauma Nursing, An Evidence-
Based Approach to Muskuloskeletal Care. UK: wiley-Blackwell.
Cole, E. (2009) Trauma Care, Essential Clinical Skills for Nurses. UK: Willey-Blackwell.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8thed.).USA: Jones
& Bariett Learning.
Graves, I., & Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre- Hospital Care. New York: Oxford
University Press.

Blibioterapi
Definisi
Mengunakan literatur untuk mengekspresikan perasaan, menyelesaikan maslah secara aktif,
meningkatkan kemampuan koping atau pengetahuan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan emosional, kognitif, perkembangan, dan situasional
- Identifikasi kemampuan membaca
Terapeutik
- Tetapkan tujuan terapi (mis. Perubahan emosi, pengembangan kepribadian,
pembelajaran perilaku baru.).
- Pilih literatur (cerita, puisi, essay, artikel, buku, atau novel) berdasarkan
kemampuan membaca, atau sesuai situasi/ perasaan yang dialami
- Gunakan gambar dan ilustrasi
- Diskusikan perasaan yang diungkapkan oleh karakter dalam literatur
- Diskusikan untuk membandingkan citra, karakter, situasi, atau konsep dalam
literatur dengan situasi yang dialami
- Fasilitasi mengenali situasi dalam literatur untuk melakukan perubahan perilaku
- Lanjutkan sesi membaca dengan sesi bermain peran, baik individu maupun
kelompok
- Berikan waktu jeda beberapa menit agar pasien dapat merefleksikan bacaanya
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan proses biblioterapi
- Anjurkan membaca dengan suara yang dapat didengar, jika perlu
- Anjurkan membaca ulang
Kolaborasi
- Konsultasikan dengan pustakawan untuk penelusuran buku atau literatur yang
tepat
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatrio Nursing: Contemporary Practice (5thed.). Phiadhelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Cohen Laura J, PhD., R. N. (1994) Biblioterapy: A valid treatment modality: Resert-based
practice. Journal of Psychosocial Nursing & Mental Heart Services, 32(9), 40-44.
Retrived from https://search.proquest.cor/docview/1024133737?accountld=17242.
Linquist, R., Snyder, M & Tracy, M.F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7thed.). Ney York: Springer Publising Company, Inc.
Townsend, K.S.M. (2009) Biblioterapi: An Examination of school conselors atittudes and use
(Order No.3390599). Available from ProQues Dissertations & Theses Global.
(304840945).

Bimbingan Antisipatif
Definisi
Mempersiapkan pasien dan keluarga untuk mengantisipasi perkembangan atau krisis
situasional.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi metode penyelesaian masalah yang biasa digunakan
- Identifikasi kemungkinan perkembangan atau krisis situasional yang akan terjadi
serta dampaknya pada individu dan keluarga
Terapeutik
- Fasilitasi memutuskan bagaimana masalah akan diselesaikan
- Fasilitasi memutuskan siapa yang akan dilibatkan dalam menyelesaikan masalah
- Gunakan contoh kasus untuk meningkatkan keterampilan menyelesaikan masalah
- Fasilitasi mengidentifikasi sumber daya yang tersedia
- Fasilitasi menyesuaikan diri dengan perubahan peran
- Jadwalkan kunjungan pada setiap tahap perkembangan atau sesuai kebutuhan
- Jadwalakan tindak lanjut untuk memantau atau memberi dukungan
- Berikan nomor kontak yang dapat dihubungi, jika perlu
- Libatkan keluarga dan pihak terkait, jika perlu
- Berikan referensi baik cetak ataupuan elektronik (mis. Materi pendidikan,
pamflet).
Edukasi
- Jelaskan perkembangan dan perilaku normal
- Informasikan harapan yang realistis terkait perilaku pasien
- Latih teknik kopping yang dibutuhkan untuk mengatasi perkembangan atau krisis
situasional kolaborasi
- Rujuk ke lembaga pelayanan masyarakat jika perlu
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatrio Nursing: Contemporary Practice (5thed.). Phiadhelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Garg, P., Trinth Ha,M., East wood, J. Et al. (2017). Expaianing culturally and linguistically
diferse (CALD) parents acces of healthcare services for developmental surveillanc and
antisipatory guidance: kualitatif findings from the watch Me Grow study. BMC Health
Services Risech. DOI: 10.1186/s12913-017-2143-1.
Stuart, GW (2013). Principles and practice of psychiatric Nursing 10 (10thed.). St. Lous:
Mosby.
Townsen, M. (2014). Psyciatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medication. (9thed.).
Phiadhelphia F. A. Davice Company
Syarif Fathurozaq Wibowo
J210190125

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

1. Bimbingan Sistem Kesehatan I.12360

Definisi:
mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan.
Tindakan:
a. Observasi
Mengidentifikasi masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Mengidentifikasi inisiatif individu, keluarga dan masyarakat.
b. Terapeutik
Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan.
Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan mandiri.
Libatkan kolega/teman untuk membimbing pemenuhan kebutuhan kesehatan.
Siapkan pasien untuk mampu berkolaborasi dan bekerjasama dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan.
c. Edukasi
Bimbing untuk bertanggung jawab mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah kesehatan secara mandiri.
Referensi:
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA Pearson Education
Paakkari, L. & Paakkari. O. (2012). Health literacy as a learning outcome in schools. Health
Education, 112-2,133-152
Perry, A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8th med). St Louls: Mosby
Elsevier
Paul, D. L. et al (2014). Loprinzi Association of Active Play-Related Parenting Behaviors,
Orientations, and Practices With Preschool Sedentary Behavior. American Journal of Health
Education, 45, 229-233.
Wikinson J. M. Treas. L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016) Fundamentals of Nursing
(3rd ed). Piadelphia: F. A. Davis Company

2. Code Management 1:02029

Definisi
Mengkoordinasikan penanganan gawat darurat untuk penyelamatan jiwa pasien.
Observasi:
- Monitor tingkat kesadaran
- Monitor irama jantung
- Monitor pemberian Advance Cardiac Life Support sesuai protokol yang tersedia
- Monitor kualitas resus tasi jantung paru yang diberikan (mis. kedalaman kompresi,
kecepatan kompresi, rekol dada penuh, tidak ada interupsi)
- Interpretasi EKG dengan akurat untuk pemberian kardioversi/defibrilasi yang tepat, jika
perlu
- Periksa ketersediaan obat-obat emergensi
Terapeutik:
- Panggil bantuan jika pasien tidak sadar
- Aktifkan code blue
- Pastikan nadi tidak teraba dan napas tidak ada
- Lakukan resusitasi jantung paru, jika perlu
- Pastikan jalan napas terbuka
- Berikan bantuan napas, jika perlu
- Pasang monitor jantung
- Minimalkan Interupsi pada saat kompresi dan defibrilasi
- Pasang akses vena, jika perlu
- Siapkan intubasi, jika perlu
- Berikan kesempatan kepada keluarga untuk melihat pasien saat resusitasi, jika perlu
- Berikan dukungan kepada keluarga yang hadir pada saat resusitasi, jika perlu
- Akhiri tindakan jika ada tanda-tanda sirkulasi spontan (mis. nadi karotis teraba, kesadaran
pulih)
- Kolaborasi pemberian defibrilasi atau kardioversi, jika perlu
- Kolaborasi pemberian epinefrin atau adrenalin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian amiodaron, jika perlu
Referensi:
Bowden, T., & Smith, D. (2017). An overview of adult cardiopulmonary resusolation
equipment Nursing Standard (2014), 31(23), 54.
Burns, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3^ ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Cook, L. (2003). Staying current on defibrillator safety, Nursing, 33(11), 44-6
ENA (2007) Emergency Nursing Core Curriculum (6 ed.). USA: Sauders Elsevier.
Kleinman, M. E., Brennan, E E. Goldberger, Z. D. Swor, RA, Terry, M., Bobrow, 8 J.,
Gazmuri, R. J.,
Travers. A. H., Rea, T. (2015). Part 5: Adult basic life support and cardiopulmonary
resuscitation and Emergercy Cardiovascular Care, Circulation, 132(suppl 2). S414-S435
Link, M.S., Berkow, L. C.. Kudenchuk, P.J., Halperin. H. R, Hess, E. P. Moltra, V. K.,
Neumar, R. W.. O'Nell, B. J.. Paxton, J. H., Silvers, S. M., White, R. D., Yarnopoulos, D.
Donnino. M. W. (2015). Part 7: Adult advanced cardiovascular life support; 2015 American
Heart Association Guidelines Update for cardiopulmonary resuscitation and Emergercy
Cardiovascular Care, Circulation, 132(suppl 2). S444-S464
Spearpoint, K. (2008). Resuscitating patients who have a cardiac arrest in hospital. Nursing
Standard (trought 2013). 23(14), 48-57.

3. Delegasi 1.13476
Definisi:
Melimpahkan wewenang dan tanggung Jawab format kepada orang lain untuk melaksanakan
kegiatan tertentu
Observasi:
- Identifikasi tugas-tugas yang dapat dilimpahkan
- Identifikasi orang yang tepat untuk didelegasikan
- Monitor kinerja dalam pelaksanaan delegasi
Terapeutik:
- Susun perencanaan delegasi
- Tetapkan tuluan dan sasaran yang realistis
- Sesuaikan tugas atau kewajiban dengan kemampuan staf
- Hindari mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan
- Kontrol dan koordinasikan pekerjaan staf dengan mengukur pencapaian tujuan berdasarkan
standar
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dilakukan delegasi
- Latih staf dengan memberikan tugas dan wewenang baik secara tertulis maupun lisan
Referensi:
Berman A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10”
ad.). USA: Pearson Education
Mueller, C & Vogelsmeier. A. (2013). Elfective Delegation: Understanding Responsibility,
Authority, and Accountability, Journal of Nursing regulation. 4 (3). 20-27.
Murray, E (2017). Nursing Leadership and Management for Patient Safety and Quality Caro.
Philadelphia: F. A Davis Company
Wikinson. J. M. Treas, L S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.).
Philadelphia F. A. Davis Comany

4. Diskusi Kelompok Terarah 1.09255

Definisi:
Melakukan diskusi semi terstruktur untuk mengidentifikasi suatu masalah dalam kelompok.
Observasi:
- Identifikasi kebutuhan diskusi kelompok terarah
- Identifikasi peserta diskusi
- Catat pemikiran atau ide yang muncul dalam diskusi

Terapeutik:
- Atur ruangan dengan suasana nyaman, rancang posisi tempat duduk
- Persiapkan alat (mis sistem audio, petekam, media tulis)
- Lakukan orientasi kelompok salam, peserta diminta memberikan nama dan informasi data
diri
- Lakukan kontrak waktu
- Sampaikan diskusi akan direkam
- Arahkan pertanyaan sesuai tujuan dan hindari pertanyaan yang tidak relevan
- Berikan kesempatan semua peserta untuk berpartisipasi selama diskusi
- Motivasi interaksi peserta untuk berbicara satu sama lain, tidak harus ke fasilitator
- Motivasi peserta yang enggan berbicara
- Batasi peserta yang mendominasi diskusi melalui Isyarat verbal dan nonverbal
- Tunjukkan sikap mendengar aktif agar menjadi model perilaku bagi peserta
- Lakukan eksplorasi mendalam tanpa mengarahkan peserta
- Sampaikan ringkasan secara verbal
- Berikan umpan balik diskusi berupa analisis dan laporan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur FGD
- Informasikan topik yang akan didiskusikan
Referensi:
Escalada, M. & Haong, KL. (2009). Guideline how to conduct focus group discussion: Guido
line manual for novice researchers
Mousavi Ouri A. (2016). Focus Group Discussion: A Method Ol Problem Solving in
Nursing. Saldus Dev Med Edu 13(3)
Ressel, LB. Gualda, D. M. R. & Gonzalez, R. M. B. (2016). Focus Group As A Mathod Of
Duta Collection In Nursing Research An Experiential Report. International Journal of
Qualitative Methods. 1, (2)
Walsh, T.R., Irwin, D.E., Meler, A., Varni, J.W., & Dewalt, D.A (2008)., The Use Of Focus
Groups In The Development Of The PROMIS Pediatrics Item Bant Quality of the Rasserth
An international Journal Of Only al Llo Aspecia or Treatment, Caro And Ruhabilitation,
1715). 725-735
Bradburry-Jones C. Sambrook. S. Irvine F (2009). The phenomenological focus group anon:
an oxymoron?. J. AdvNurs, 65(3) 663 71 doi:10.1111/j. 1365-2648.2008.04922.x.
Dukungan Ambulas l.06171

Definisi
Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivasi berpindah.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Tarapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu ( mis. tongkat,kruk)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik,jika perlu
- Libatkanlah kel.sedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan ( mis.berjalan dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,berjalan sesuai toleransi )

Referensi
Berman,A.,Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Funfamentals of (10th ed.). USA:
pearson Education.
Doenges,M,E. (2010). Nursing Care Plans,Guidelines for Individualizing Client Care Across
The Life Span. (8th ed.). Philladelphia :F. A. Davis Company.
Dougherty,L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G & Potter,P.A. (2014).Nursing Skills & Procedure (8th ed.). St Louis : Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M. , Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.).
Philladelphia: F.A. Davis Company.
Dukungan Berhenti Merokok l.01001
Definisi
Meningkatkan keinginan dan kesiapan proses berhenti merokok.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi keinginan berhenti merokok
- Identifikasi upaya berhenti merokok
Terapeutik
- Diskusikan motivasi penghentian merokok
- Diskusikan kesiapan perubahan gaya hidup
- Lakukam pendekatn psikoedukasi untuk mendukung dan membimbing upaya berhenti
merokok
Edukasi
- Jelaskan efek langsung berhenti merokok
- Jelaskam berbagai intervensi dengan farmakoterapi ( mis. terapi penggantian nikotin )

Referensi
Boyd. M.A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
McDade, K. & Kiviranta, M (2015) .Nursing Intervention In Supporting Smoking Cessation
and
Reducing the Risk of Lung Cancer Smoking-related comparison between Finland and new
Zealand. Seinajoki University of Applied Sciences.
Rice, V.H.,Health, L., Livingstone-Banks, J., Hartmann-Boyce (2015) Nursing Intervention for
smoking cessation.J.Cochrane Databse Syst Rev , 15, 12:CD001188. doi: 10.1002/14651858.
CDpp1188.pub5.
Stuart,G.W.(2013). Principles and Practice of Psychiatric Nurisng ( 10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend. M. (2014). Psychiatric Nursing : Assesment ,Care plans,and Medications. (9th
ed.). Philadelphia F.A. Davis Company.
Dukungan Emosional I.09256
Definisi
Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi fungsi marah,frustasi, dan amuk bagi pasien
- Identifikasi hal yang telah memicu emosi
Terapeutik
- Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas,marah dan sedih
- Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka
-Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan ( mis. merangkul,menepuk- nepuk)
- Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas,jika perlu
- Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
Edukasi
- Jelaskan konsekuensi tidak menghadap rasa bersalah dan malu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami ( mis. ansietas,marah,sedih)
- Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola respons yang
biasa digunakan
- Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perlu
Referensi
Boyd. M.A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Fernandez- Felito ,A., Lana, A., Cabello - Gutierez,L., Franco- Correia,S., Baldonedo-
Cernuda,R., & Mosteiro - Dlaz, P .(2015). Face-to-face Information and Emotional Support
Trained Nurses Reduce Pain During Screening Mammography: Result from a Randomized
Controlled Trial. Pain Management Nursing 16(6), 862-870. doi : 10.10 16/j.pmn.2015.
Norell Pajner, M., Ziegert , K., & Kihlgren, A. (2015). Older patients' in sweden and their
ecperiences of the emotional support receiver from the registered nurse-a grounded theory
study. Aging & Mental Healt, 19(1),79-85. doi 10.1080/130783.2014.917605.
Sajjad, S., Ali,A., Gul, R. B Mateen, A., & Rozi,S.(2016). The effect of individualized patient
education, along with emotional support,on the quality of life of breast cancer patients - A
pilot study. European Journal Of Oncology Nursing,2175-82. doi:
1001016/j.ejon.2016.01.00607.008
Stuart,G.W.(2013). Principles and Practice of Psychiatric Nurisng ( 10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend. M. (2014). Psychiatric Nursing : Assesment ,Care plans,and Medications. (9th
ed.). Philadelphia F.A. Davis Company.

Dukungan Hipnosis Diri I.09257


Definisi
Memfasilitasi penggunaan kondisi hipnosis yang dilakukan sendiri untuk manfaat
terapeutik.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi apakah hipnosis diri dapat digunakan
- Identifikasi masalah yang akan diatasi dengan hipnosis diri
- Identifikasi penerimaan terhadap hypnosis diri
- Identifikasi mitos dan kesalahpahaman terhadap penggunaan hipnosis diri
- Identifikasi kesesuaian sugesti hipnosis identifikasi teknik induksi yang sesuai (mis. ilusi
pendulum Chevreul,relaksasi,relaksasi otot,latihan visualisasi, perhatikan pada pernapasan,
mengulang kata/frasa )
- identifikasi teknik pendalaman yang sesuai (mis. gerakan tangan ke wajah, teknik eskalasi,
imajinasi ,fraksinasi)
- Monitor respon terhadap hypnosis diri
- Monitor kemajuan yang dicapai terhadap tujuan terapi
Terapeutik
- Tetapkan tujuan hypnosis diri
- Buatkan jadwal latihan Jika perlu
Edukasi
-Jelaskan jenis sipnosis diri sesuai penunjang terapi modalitas (mis. hipnoterapi,
psikoterapi ,terapi kelompok, terapi keluarga)
- Ajarkan prosedur hypnosis diri sesuai kebutuhan dan tujuan
- Anjurkan modifikasi prosedur hypnosis diri frekuensi intensitas teknik berdasarkan respon
dan kenyamanan.
Referensi
Boyd,M. A. (2011).Psychiatric Nursing : Contemporary practice (5th ed). Piladelphia :
Lippincott williams & wilkins
Linquist. R., Snyder, M.& Tracy, M,F.(2014). Complementary/Alternative therapies in
Nursing (7th ed). New York:springer publishing company. Inc.
Mottern,Ron,MA,R.T.C, C.H,(2010). Using hypnosis as adjunct care in mental healyh nursing.
Journal of psychosocial Nursing & Mental health services, 48(10),
41-44,dol:http//dx.dol.org/10.3928/02793695-20100730-05.
Stuart, G.W. (2013).Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.).St.Louis:mosby.
Townsend,M.(2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans,and Medications. (9th ed).
Philadelphia:F.A.Davis Company.
Valante,S.M.(2006). Hypnosis for paln management. Journal of Psychososial Nursing &
Mental Health services, 44 (2),22-30.

Dukungan kelompok I.09258

Definisi

Memfasilitasi peningkatan kemampuan penyelesaian masalah da perasaan didukung oleh kelompok


individu dengan pengalaman dan masalah yang sma sehingga lebih memahami situasi masing-
masing

Tindakan

Observasi
 Identifikasi masalah yang sebenarnya dialami kelompok
 Identifkasi kelompok memiliki masalah yang sama
 Identifikasi hambatan menghindari sesi kelompok (mis, stigma, cemas, tidak aman)
 Identifikasi aturan dan norma yang perlu dimodifikasi pada sesi selanjutnya jika perlu

Terapeutik

 Siapkan lingkungan terapeutik dan rileks


 Bentuk kelompok dengan pengalaman dan masalah yang sama
 Mulai sesi kelompok dengan mengenalkan semua anggota kelompok dan terapis mulai
dengan percakapan ringan, berbagi informasi tentang diri masing masing dan alasan terlibat
dalam kelompok
 Buat aturan dan norma dalam kelompok, terutama kerahasian dalam kelompok
 Sepakati jumlah sesi yang diperlukan dalam kelompok
 Bangun rasa tanggungjawab dalam kelompok
 Diskusikan penyelesaian masalah dalam kelompok
 Berikan kesempatan individu untuk berhenti sejenak saat merasa distress akibat topic
tertentu sampai mampu berpartisipasi kembali
 Berikan kesempatan istirahat disetiap sesi untuk memfasilitasi percakapan individu dalam
kelompok
 Berikan kesempatan saling mendukung terkait maslah dan penyelesaian masalah
 Berikan kesempatan kelompok menyimpulkan masalah, penyelesaian masalah dan
dukungan yang diperlukan untuk setiap anggota kelompok
 Hindarkan percakapan ofensif, tidak sensitive, seksual atau humor yang tidak perlu, atau
tidak pada tempatnya
 Sediakan media untuk kebutuhan berkomunikasi di luar kelomok (mis,email,telepon,
sms,wa)
 Lakukan refleksi manfaat dukungan kelompok pada setiap awal dan akhir pertemuan
 Akhiri kegiatan sesuai sesi yang disepakati

Edukasi

 Anjurkan anggota kelomok mendengarkan dan memberi dukungan saat mendiskusikan


masalah dan perasaan
 Anjurkan bersikap jujur dalam menceritakan perasaan dan masalah
 Anjurkan setiap anggota kelompok mengemukakan ketidakpuasan, keluahan, kritik dalam
kelompok dengan cara santun
 Anjurkan kelompok untuk menuntaskan ketidakpuasan, keluhan, dan kritik
 Anjurkan relaksasi pada setiap sesi, jika perlu

Referensi

Anderson and McFarlane. (2011). Community As Partner. Theory and Practic In Nursing.
Philadelphia: Wollors Kluwer Health/Lippincott William and Wilkins

Bergin .R.J., Gragon. S.M., Bernshaw, D., Juraskova, I., Penberthy, S., Mlleskin, L.R., Krishnesamy, M.,
Hocking, A.C., Aranda, S.K., Schofield, P.E., (2016) Developing an Evidence-Based, Nurs-Led
Psychoeducational intervention With Peer Suport In Gynecologic Oncology. Cancer Nurs , 39(2). 19-
30.

Castelein, S., Mulder, P.J., Bruggeman, R. (2006). Guided peer support groups for schizophrenia: a
nursing intervention, Psychiatr Serv. 59(3). 326. Doi:10.1176/appl.ps.59.3.326.

Creating peer support groups in mental health and related areas – WHO QualityRight training to act,
unito, and empower for mental healt (pilot version). Geneva: World Health Organization; 2017
(WHO/MSD/MHP/17.13). Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.

Dukungan keluarga merencanakan perawatan I.13477

Definisi

Tindakan observasi

 Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan


 Identifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan bersama keluarga
 Identifikasi sumber sumber yang dimiliki keluarga
 Indentifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga

Terapeutik

 Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya kesehatan


 Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga
 Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal

Edukasi

 Inforamsikan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga


 Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
 Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga

Referensi

Anderson and McFarlane. (2011). Community As Partner. Theory and Practic In Nursing.
Philadelphia: Wollors Kluwer Health/Lippincott William and Wilkins.

Bracht, N., (1990). Health promotion at the community level. Newbury Park, CA:Sege.

Dever, G. (1991). Community health analysis Galthersburg, MD: Aspan.

Dovers, S. (1998) Community Involvemant in anvlronmental management: Thoughts for emargancy


management. Australian Journal of Emergency Managemant. The, 13(2). 8.

Salazar, M. K. S. and Primomo, J. (1994). Taking the lead in anvironmental health. American
Acociation of Occuoational Health Nurses (AAOHN). 42(7). 317-324.

Stanhope, m. & Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population-Centered Healh Care In the
Community. Elsevler Science Health Science Devision.
Dukungan kepatuhan program pengobatan I.12361

Definisi

Memfasilitasi ketepatan dan keteraturan menjalani program pengobatan yang sudah ditentukan

Tindakan observasi

 Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik

 Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik


 Buat jadwal pendampingan keluarga untuk pergantian menemani pasien selama menjalani
program pengobatan, jika perlu
 Dokumentasikan aktivitas selama menjalani program pengobatan
 Diskusikan hal hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya program
pengobatan
 Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani

Edukasi

 Informasikan program pengobatan yang dijalani


 Informasikan manfaat yang akan di peroleh jika teratur menjalani
 Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
 Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayan kesehatan terdekat, jika
perlu

Referensi

Serman, A. Snyder, S. & Fredsen, G. (2016). Kozler & Erb’s Fundamentals of Nursing. USA: Person
Education

Dougherty, L & Lister, (2015). Manual of Clinical Nursing Procedure. UK: The Royal Maraden NHS
Foundation Trust.

Perry. A.G. & Polier, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures. St Louls: Mosby Elsevlor.

Wilkinson, J. M., Tress, L. S. Bernatt, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamental of Nursing. Phledelphia:
F.A. Devia Company.

Dukungan keyakinan I.09259

Definisi

Memfasilitasi integrasi kesyakinan ke daam rencana keperawatan untuk menunjang pemulihan


kondisi kesehatan

Tindakan observasi
 Identifikasi keyakinan, masalah, dan tujuan keperawatan
 Identifikasi kesembuhan jangka panjang sesuai kondisi pasien
 Monitor kesehatan fisik dan mental pasien

Terapeutik

 Integrasikan keyakinan dalam rencana perawatan sepanjang tidak membahayakan , sesuai


kebutuhan
 Berikan harapan yang realistis sesuai dengan prognosis
 Fasilitasi pertemuan keluarga dan tim kesehatan untuk membuat keputusan
 Fasilitasi memberikan makna terhadap kondisi kesehatan

Edukasi

 Jelaskan bahaya dan risiko yang terjadi akibat keyakinan negative


 Jelaskan alternatif yang berdampak positif untuk memenuhi keyakinan dan perawatan
 Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami

Referensi

Frey, K.S., Hirschstein, M.K., Sneli. J.L., Edstrom, L. V. S., MacKenzie, E. P., & Brodarick, C. J. (2005).
Reducing Playground Bullying and Supporting Beilefs: An Experimental Trial of the Steps to Respect
Program, Committee for Children, Devalopmental Psychology, 41, 3. 479-491.

Judith A. Adams, Donald E, Bailey Jr., Ruth A. Anderson (2011). Nursing Roles and Strategies End-of-
Life Decision Making In Acute Care: A Systematic Review of the Literature. Nursing Research and
Practice, 15. Doi:10.1155/2011/527834.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psyciatric Nursing. St.Louls: Mosby

Swanson , K.M. (1993). Nursing as Informed Caring for the Well-Being of Others. Journal of Nursing
Scholarship, 25, 352-357.

Dukungan Koping Keluarga


Definisi
Memfasilitasi peningkatan nilai-nilai, minat dan tujuan dalam keluarga.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
- Identifikasi beban prognosis secara psikologis
- Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang
- Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
Terapeutik
- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
- Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi
- Diskusikan rencana medis dan perawatan
- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar anggota keluarga
- Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan perawatan jangka Panjang, jika perlu
- Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik nilai
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga (mis. tempat tinggal, makanan,
pakaian)
- Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan berduka, jika perlu
- Fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang diperlukan
untuk mempertahankan keputusan perawatan pasien
- Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan pasien dan/atau jika keluarga
tidak dapat memberikan perawatan
- Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan
- Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga
Edukasi
- Informasikan kemajuan pasien secara berkala
- Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia

Referensi
Epiphaniou, E., Hamilton, D., Bridger, S., Robinson, V., Rob, G., Beynon, T., & Harding, R. (2012). Adjusting to
the caregiving role: the importance of coping and support. International Journal of Palliative Nursing,
18(11), 541-545.
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P., Steele, R., Tabacco, A., & Hanson, S.M.H. (2015). Family Health Care Nursing:
Theory, Practice, and Research (5th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Yates, P. (1999). Family coping: issues and challenges for cancer nursing. Cancer Nursing, 22(1), 63-71.

Dukungan Meditasi
Definisi
Memfasilitasi perubahan tingkat kesadaran dengan berfokus secara khusus pada pemikiran dan
perasaan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan menjalani meditasi
- Identifikasi penerimaan terhadap meditasi
- Monitor efektifitas meditasi
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang tenang
- Fasilitasi memilih kata-kata yang memiliki efek menenangkan (mis. mengulangi kata ‘satu’,
‘ikhlas’, ‘sabar’, ‘alhamdulillah’, ‘astaghfirullah’)
- Setelah selesai, mintalah pasien untuk duduk diam selama beberaa menit dengan mata
terbuka
Edukasi
- Anjurkan mengabaikan pikiran yang mengganggu
- Anjurkan duduk dengan tenang dalam posisi yang nyaman
- Anjurkan menutup mata, jika perlu
- Anjurkan memfokuskan perhatian pada saat tarik napas sambil mengucapkan kata pilihan
- Anjurkan melemaskan semua otot dan tetap rileks
- Anjurkan melakukan medikasi 1- 2 kali sehari

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Linquist, R., Snyde, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th ed.).
New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan Memaafkan
Definisi
Memfasilitasi pengalihan perasaan marah dan dendam dengan empati dan kerendahan hati.

Tindakan
Observasi
- identifikasi sumber kemarahan dan kebencian
- identifikasi keyakinan yang menghambat dan membantu mengungkapkan masalah
- identifikasi perasaan marah, kapahitan, dan dendam
Terapeutik
- Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran secara empati
- Gunakan teknik kehadiran, sentuhan, dan empati, jika perlu
- Fasilitasi mengatasi hambatan pemulihan dengan cara spiritual (mis. doa, bimbingan,
bersikap bijaksana)
- Fasilitasi kegiatan ibadah, bermohon ampun/taubat kepada Tuhan (mis. sholat taubat,
pengakuan dosa)
Edukasi
- Jelaskan bahwa memaafkan adalah sebuah proses
- Jelaskan bahwa memaafkan memiliki dimensi kesehatan dan pemulihan diri
- Ajarkan teknik melepaskan emosi dan relaksasi

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Linquist, R., Snyde, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th ed.).
New York: Springer Publishing Company, Inc.
Recine, A. C. (2015). Designing forgiveness interventions: Guidance from five meta-analyses. Journal of
Holistic Nursing, 33(2), 161.
Quenstedt-Moe, G. (2014) Using Forgiveness as an Intervention for Healing in Woman Who Experience
Abuse. J Clinic Res Bioeth, 5. 191. doj: 10.4172/2155-9627.1000191.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan Mobilisasi
Definisi
Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas pergerakan fisik.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur0
- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi diri
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk di tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life Span.
(8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan Pelaksanaan Ibadah I.09262


Definisi

Memfasilitasi pemulihan dan penyembuhan dalam perawatan melalui pelaksanaan ibadah.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kebutuhan pelaksanaan ibadah sesuai agama yang dianut.

Terapeutik

- Sediakan sarana yang aman dan nyaman untuk pelaksanaan ibadah (mis. tempat berwudhu,
perlengkapan sholat, arah kiblat, perlengkapan kebaktian)
- Fasilitasi konsultasi medis dan tokoh agama terhadap prosedur khusus (mis. donor,
transfusi)
- Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai sumber koping
- Fasilitasi kebutuhan diet sesuai dengan agama yang dianut (mis. tidak makan babi bagi
muslim, tidak makan daging sapi bagi hindu)
- Fasilitasi pemenuhan ritual pada situasi khusus (mis. mengadzankan bayi, pembaptisan,
pengakuan dosa, menuntun syahadat saat sakaratul maut, menghadap kiblat)
- Fasilitasi penuntunan ibadah oleh keluarga dan/atau rohaniawan

Kolaborasi

- Konsultasi medis terkait pelaksanaan ibadah yang memerlukan perhatian (mis. puasa)
- Rujuk pada rohaniawan, konseling profesi, dan kelompok pendukung pada situasi spiritual
dan ritual, jika sesuai

Referensi

Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA
Perason Education.

Giske,T. And Cone, P.H. (2015) Discerning the healing path-how nurses assist patient spirituality in
diverse health care settings. J Clin Nurs, 24: 2926-2935. Doi :10.1111/jocn.12907.

O’Brien, M. E. (2010). Spirituality in Nursing Standing on Holy Ground (4th ed). Canada Jones & Bartlet
Publishers.

Yousefi, H., & Abedi, H. A. (2011). Spiritual care in hospitalized patients. Iranian Journal of Nursing
and Midwifery Research, 16 (1). 125-132.

Dukungan Pemeliharaan Rumah I.14501


Definisi
Memfasilitasi dalam mempertahankan lingkungan rumah bersih, aman, dan mendukung
pertumbuhan anggota keluarga.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pemeliharaan rumah (mis.
tambahan anggota keluarga baru, anggota keluarga sakit, kematian, masalah
finansial, menajemen kesehatan yang buruk)
Terapeutik
- Dukung anggota keluarga dalam menetapkan tujuan yang dapat dicapai terkait
pemeliharaan rumah
- Fasilitasi dalam mencuci pakaian kotor
- Fasilitasi perbaikan rumah, jika perlu
- Bantu keluarga menggunakan dukungan sosial
- Koordinasi penggunaan sumber-sumber dikomunitas
Edukasi
- Ajarkan strategi menciptakan lingkungan rumah yang aman dan bersih
- Anjurkan modifikasi penataan perabotan rumah agar lebih mudah dicapai
- Anjurkan menggunakan jasa pengendalian hama, jika perlu
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA
Perason Education.

Jackson, B., Alaradi, M., Ling, J., & Lehna, C. (2016). Assessment of Home Safety in Children
From Kentuckiana. Pediatric Nursing, 42(3), 131-136.
Kaakinen, J.R, Coehlo, D.P., Steele, R., Tabacco, A., & Hanson, S.M.H. (2015). Family Health
Care Nursing: Theory, Practice, and Research (5th ed). Philadelphia: F. A. Davis
Company.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Zat Alkohol I.09263


Definisi
Memfasilitasi proses menghentikan penyalahgunaan alkohol, meningkatkan kesehatan,
kesejahteraan dan kualitas hidup.
Tindakan
Observasi
- Indentifikasi penerimaan dan pengakuan ketidakberdayaan terhadap adiksi yang
dialami
- Monitor kemajuan pemulihan penyalahgunaan alkohol
Terapeutik
- Fasilitasi mengubah perilaku adiksi secara bertahap
- Fasilitasi mengembangkan hubungan yang mendukung ketenangan dan pemulihan
- Fasilitasi memeriksa keyakinan keluarga yang menyebabkan disfungsi gaya hidup
- Fasilitasi mengembangkan koping produktif dan bertanggungjawab pada
penyalahgunaan alkohol
- Ciptakan suasana saling mendukung dalam kelompok
- Libatkan dalam kelompok pendukung dan pencegahan kekambuhan
Edukasi
- Jelaskan pentingnya pulih dari penyalahgunaan alkohol
- Ajarkan pemulihan trauma akibat penyalahgunaan alkohol
Referensi
Breshears, E. M., Yeh, S & Young, N. K. (2009). Understanding Substance Abuse and
Facilitating Recovery: A. Guide for Child Welfare Workers.
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Donovan, D. M., Ingalsbe, M. H., Benbow, J., & Daley, D. C. (2013). 12-Step Interventions
and Mutual Support Programs for Substance Use Disorders: An Overview. Social
Work in Public Health, 2(0), 313-332.
http://doi.org/10.1080/19371918.2013.774663.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and
Medications. (9th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Zat I.09264


Definisi
Memudahkan proses perubahan menghentikan penyalahgunaan zat, meningkatkan
kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup.
Tindakan
Observasi
- Indentifikasi penerimaan dan pengakuan ketidakberdayaan terhadap adiksi yang
dialami
Terapeutik
- Fasilitasi melalui fase putus zat sampai mampu mengendalikan pikiran dan perilaku
- Fasilitasi mengubah perilaku adiksi secara beratahap
- Fasilitasi mengidentifikasi pola dan keyakinan keluarga yang menyebabkan disfungsi
gaya hidup
- Fasilitasi mengubah dan memperbaiki kesalahan gaya hidup selama penggunaan zat
- Fasilitasi mengembangkan koping produktif dan bertanggung jawab
- Libatkan kelompok pendukung
- Libatkan dalam sesi kelompok pencegahan kekambuhan
Edukasi
- Jelaskan pentingnya pulih dari penyalahgunaan zat
- Ajarkan pemulian trauma akibat penyalahgunaan zat
Referensi
Breshears, E. M., Yeh, S & Young, N. K. (2009). Understanding Substance Abuse and
Facilitating Recovery: A. Guide for Child Welfare Workers.
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Donovan, D. M., Ingalsbe, M. H., Benbow, J., & Daley, D. C. (2013). 12-Step Interventions
and Mutual Support Programs for Substance Use Disorders: An Overview. Social
Work in Public Health, 2(0), 313-332.
http://doi.org/10.1080/19371918.2013.774663.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and
Medications. (9th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan penampilan peran I.13478

Definisi

Memfasilitasu pasien dan keluarga untuk memperbaiki hubungan dengan mengklarifikasi dan
memenuhi perilaku peran tersebut

Tindakan

Observasi

- Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan


- Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
- Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi

Teraupetik

- Fasilitas adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan
- Fasilitas bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap perilaku
- Fasilitas diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir , jika perlu
- Fasilitas diskusi peran orang tua , jika perlu
- Fasilitas diskusi peran anak saat anak meninggalkan rumah , jika perlu
- Fasilitas diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal balik

Edukasi

- Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran


- Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau ketidakmampuan
- Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang tua
- Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran
- Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien/orang tua untuk memenuhi peran

Kolaborasi
- Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

Refernsi

Boyd, M.A.(2011). Psychiatric Nursing : contemporary practice (5th ed.) Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins

Stuart, G.W. (2013). Principtes and practice of psychiatric nursing (10 th ed.) st.louis : mosbly

Townsend, M. (2014). Psychiatric nursing : assessment, care plane, and medicatios. (9 th ed)
philadelpia

Dukungan pengambilan keputusan I.09265

Definisi

Memberikan informasi dan dukugan saat pembuatan keputusan kesehatan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi perepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu konflik

Teraupetik

- Fasilitas mengklarifikasi nilaidan harapan yang membantu membuat pikiran


- Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
- Fasilitas melihat situasi secara realistic
- Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang di harapkan
- Fasilitas pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
- Fasilitas menjelaskan keputusan kepada orang lain , jika perlu
- Fasilitas hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya

Edukasi

- Infomasikan alternative solusi secara jelas


- Berikan informasi yang diminta pasien

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memfasilitasi pengambilan keputusan

Referensi

Berman, A., synder, S. & Fradsen, G (2018). Kozier & Erb’s fundamentals of nursing (10th ed) . USA
person education
Dougherty, L & lister, S (2015). Manual of clinical nursing procedure (9th ed.) UK : th royal marsden
NHS foundation trust

Perry, A.G. & potter. P,A (2014) nursing skills & procedures (8th ed.) st louis : mosby Elsevier

Pyl, N. & menard, P (2012). Evaluation of nurses’ perceptions on providing patient decision support
with caldiopulmonary resustication ISRN nursing, 591541, 1-8.

Wilkson, J. M. treas L. S. Barnett, K. & smith, M H. (2018) fundamentals of nursing (3th ed )


philadelpia : F, A davis company

Dukungan pengungkapan kebutuhan I.09266

Definisi

Memudahkan mengungkapkan kebutuhan dan keingii=nan secara efektif

Tindakan

Observasi

- Periksa gangguan komunikasi verbal ( mis. Ketidakmampuan berbicara, kesulitan


mengekspresikan pikiran secara verbal

Terapeutik

- Ciptakan lingkunga yang tenang


- Hindari berbicara keras
- Ajukan pertanyaan dengan jawaban singkat, dengan isyarat anggukan kepala jika kesulitan
berbicara
- Jadwalkan waktu istirahat sebelum waktu kunjungan dan sesi terapi wicara
- Fasilitas komunikasi dengan medis ( mis. Pensil dan kertas, computer, kartu kata)

Edukasi

- Informasikan keluarga dan tenaga kesehata yang lain teknik berkomunikasi dan gunakan
secara konsisten
- Anjurkan keluarga dan staf mengajak bicara meskipun tidak mampu berkomunikasi

Kolaborasi

- Rujuk pada terapi wicara, jika perlu

Referensi

Boyd, M.A (2011) pyschciatric nursing : contamporaty practice ( 5th ed.) philadelpia Lippincott
Williams & willkins

Haugen, N., gature, SJ (2010). Ulrich % canale’s nursing care planning guides (7th ed.) philadelpia
elsavier health science

Stuart, G.W . (2013) principies and practice of psychciatric nursing (10th ed.) St.louis : mosby
Townsend, M (2014) psychiatric nursing: assessment , care plane and medications. (9th ed. )
philadelpia: F.A. Davis company

Dukungan pengungkapan perasaan I.09267

Definisi

Memudahkan mengekspresikan , memahami dan mengelola emosi

Tindakan

Observasi

- Identifikasi tingkat emosi


- Identifikasi isyarat verbal dan non verbal
- Identifikasi perasaan saat ini
- Identifikasi hubungan antara apa yang dirasakan dan perilaku

Terapeutik

- Fasilitas mengungkapkan pengalaman emosional yang menyakitkan


- Fasilitas mengidentifikasi asumsi interpersonal yang melatarbelakangi pengalaman
emosional
- Fasilitas pertimbangan menunda perilaku dakam merespon emosi yang menyakitkan
- Fasilitas membedakan pengungkapan ekspresi emosi yang kuat diperbolehkan dab yang
merusak hubungan
- Fasilitas menetralkan kembali emosi yang negative

Edukasi

- Ajarkan mengekspresikan perasan secara asertif


- Informsasikan menekan perasaan dapat mempengaruhi hubungan interpersonal \

Referensi

Boyd, M. A. (2011) . psychaiatric nursing : contemporary practice ( 5th ed.) philadelpia lippicontt
Williams & willins

Haugen, N, Galure, SJ (2010) Ulrich & canale’s nursing care planning guides (7th ed) philadelpia:
elseiver health science

Stuart, G.W (2013) principles ad practice of psychiatric nursing (10thed) St.Louis : Mosby

Townsend, M. (2014) psychiatric nursing : assessment , care plans and medications (9th ed)
philadelpia F.A davis company

Dukungan Perasaan Bersalah I.09268


Definisi

Memfasilitasi dalam mengatasi perasaan menyakitkan akibat kegagalan tanggung jawab.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi adanya keyakinan tidak rasional.

Terapeutik

- Fasilitasi mengidentifikasi situasi perasaan muncul dan respons terhadap situasi.


- Fasilitasi mengidentifikasi refleksi perasaan yang destruktif.
- Fasilitasi mengidentifikasi dampak situasi pada hubungan keluarga
- Fasilitasi memahami rasa bersalah adalah reaksi umum terhadap trauma,penganiayan,
berduka, bencana atau kecelakaan.
- Fasilitasi dukungan spritual, jika perlu

Edukasi

- Bimbing untuk mengakui kesalahan diri sendiri


- Ajarkan mengidentifikasi perasaan bersalah yang menyakitkan
- Ajarkan menggunakan teknik menghentikan pikiran dan substitusi pikiran dengan relaksasi
otot saat pikiran bersalah terus dirasakan
- Ajarkan mengidentifikasi pikiran untuk mencegah, mengganti, menebus kesalahan, dan
penyesalan

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ed).USA:
Pearson Education.

Boyd, M.A. (2011) Psiciatric Nursing : Contenporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.

Stuart, G.W. (2013). Priciples and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.

Townsend, M. (2014). Psyciatric Nursing : Assessment, Care Pians, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.

Dukungan Perawatan Diri I.11348


Definisi

Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perawatan diri.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia.


- Monitor tingkat kemandirian.
- Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan

Terapeutik

- Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis. Suasana hangat, rileks, privasi)


- Sediakan keperluan pribadi (mis. parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
- Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
- Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
- Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri
- Jadwalkan rutinitas perawatan diri

Edukasi

- Anjurkan melakukan perawatan diri seacara konsisten sesuai kemampuan

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ed).USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St.Louis: Elsevier

Willkinson, J. M., Treas. L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK I.11349

Definisi

Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB).

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kebiasaan BAK/BAB sesuai usia.


- Monitor integritas kulit pasien

Terapeutik
- Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
- Dukung penggunaan toilet/commodel/pispot/urinal secara konsisten
- Jaga privasi selama eliminasi
- Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
- Bersihkan alat bantu BAK/BAB setelah digunakan
- Latih BAK/BAB sesuai jadwal, jika perlu
- Sediakan alat bantu (mis. kateter eksternal, urinal), jika perlu

Edukasi

- Anjurkan BAK/BAB secara rutin


- Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ed).USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St.Louis: Elsevier

Willkinson, J. M., Treas. L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan Perawatan Diri: Berpakaian I.11350

Definisi

Memfasilitasi pememiham kebutuhan berpakaian dan berhias.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi usia dan budaya dalam membantu berpakaian/berhias

Terapeutik

- Sediakan pakaian pada tempat yang mudah dijangkau


- Sediakan pakaian pribadi, sesuai kebutuhan
- Fasilitasi mengenakan pakaian, jika perlu
- Fasilitasi berhias, (mis. menyisir rambut, merapikan kumis/jenggot)
- Jaga privasi selama berpakaian

Edukasi

- Informasikan pakaian yang tersedia untuk dipilih, jika perlu


- Ajarkan mengenakan pakaian, jika perlu
Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ed).USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St.Louis: Elsevier

Willkinson, J. M., Treas. L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan Perlindungan Penganiayaan Agama


I.09271
Definisi Buku SIKI halaman
41
Memfalitasi identifikasi risiko risiko tinggi, pengendalian hubungan dan kegiatan keagamaan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi ketergantungan pada "pemimpin" agama
- Identifikasi pola perilaku, pemikiran, perasaan
- Identifikasi riwayat penyalahgunaan agama dan/atau ritual, metode pemecahan masalah
dan koping, stabilitas emosional, tingkat penggunaan teknik persuasif dan manipulative
- Identifikasi tanda-tanda penganiayaan fisik, emosional, eksploitasi, atau adiksi agama
- Monitor interaksi dengan "pemimpin" agama
- Identifikasi jaringan fungsional keagamaan
- Identifikasi sumber - sumber untuk memenuhi kebutuhan religius dan dukungan individu
dan kelompok.
Terapeutik
- Tawarkan kegiatan ibadah yang sesuai untuk pemulihan bagi pasien dan keluarga /
kelompok agama
- Berikan dukungan interpersonal secara reguler sesuai kebutuhan
- Laporan dugaan penyalahgunaan terhadap rumah ibadah dan/atau otoritas hukum
Edukasi
- Rujuk konseling agama yang sesuai
- Rujuk jika ada indikasi ritual gaib.

Dukungan Perlindungan Penganiyaan Lansia


I.09272
Definisi Buku SIKI halaman
41
Memfasilitasi pencegahan dan penanganan terjadinya bahaya fisik, seksual, emosional, dan
eksploitasi pada Lanjut Usia

Tindakan
Observasi
- Identifikasi ketergantungan pada pemberi asuhan (mis. akibat gangguan status mental,
keterbatasan sumber ekonomi, depresi)
- Identifikasi situasi krisis keluarga yang memicu penganiayaan (mis. kemiskinan,
pengangguran, perceraian)
- Identifikasi pemberi asuhan yang menunjukkan gangguan kesehatan fisik atau mental
- Identifikasi tanda-tanda pelecehan fisik, seksual dan psikologis (mis laserasi, memar, adanya
air mani atau darah kering, harga diri rendah, depresi
- Identifikasi tanda-tanda eksploitasi (mis. Pemenuhan kebutuban dasar tidak sesuai dengan
sumber yang memadai)
- Identifikasi harapan pemberi asuhan yang tidak realistis
- Monitor interaksi pasien dan pemberi asuhan
Terapeutik
- Berikan penegasan positif tentang nilai diri
- Fasilitasi keluarga dalam mengidentifikasi strategi penanggulangan situasi stres
- Diskusikan indikasi penganiayaan dengan pasien dan pemberi asuhan secara terpisah
Edukasi
- Ajarkan cara mengatasi masalah dalam perawatan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis. takut, kuatir, sedih, kesal, marah)
- Anjurkan rawat inap untuk pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut, jika perlu
- Anjurkan penyesuainan lingkungan rumah untuk meningkatkan kemandirian
- Anjurkan melakukan program aktivitas fisik rutin dan program latihan yang sesuai
- Ajarkan perawatan mandiri melalui latihan, penguatan dan pengulangan
- Informasikan sumber daya komunitas (mis. alamat dan nomor telepon lembaga yang
memberikan bantuan layanan kesehatan lansia di rumah)
Kolaborasi
- Rujuk ke program terapi fisik atau olahraga, jika perlu
- Rujuk kepada perawat komunitas, jika perlu
- Rujuk kepada layanan hak asasi manusia, jika perlu.

Dukungan Perlindungan Penganiayaan Pasangan


I.09273
Definisi Buku SIKI halaman
42
Memfasilitasi pencegahan dan penanganan terjadinya bahaya fisik, seksual, emosional, dan
eksploitasi dari pasangan rumah tangga.

Tindakan
Observasi
- identifikasi faktor risiko terkait kekerasan dalam rumah tangga (mis. riwayat kekerasan
dalam rumah tangga, pelecehan, penolakan, kritik berlebihan, perasaan tidak berharga,
kemiskinan, pengangguran, ketergantungan finansial, perselingkuhan)
- Identifikasi riwayat kekerasan dalam rumah tangga (mis. banyak luka cedera, gejala somatik
multipel, sakit perut kronis, sakit kepala kronis, nyeri panggul, kecemasan, depresi, sindrom
stres pasca trauma, dan gangguan kejiwaan lainnya)
- Identifikasi tanda dan gejala kekerasan fisik (mis. banyak luka dalam berbagai tahap
penyembuhan; laserasi yang tidak dapat dijelaskan, memar, atau bekas luka, bekas
pengikatan di pergelangan tangan atau kaki, memar pada lengan bawah; gigitan manusia)
- Identifikasi tanda dan geļala kekerasan seksual (mis, adanya air mani atau darah kering,
luka pada genital luar, perubahan perilaku atau kesehatan dramatis tanpa diketahui
etiologinya)
- Identifikasi tanda dan gejala kekerasan emosional (mis. harga diri rendah, depresi, malu
dan mengalah, perilaku terlalu hati-hati di sekitar pasangan)
- Identifikasi tanda dan gejala eksploitasi (mis. kebutuhan dasar tersedia tidak memadai
padahal sumber memadai, perampasan barang-barang pribadi, hilangnya jaminan sosial
yang tidak dapat dijelaskan, kurangnya pengetahuan tentang keuangan pribadi atau
masalah hukum)
- Identifikasi penjelasan penyebab luka yang tidak konsisten
- Identifikasi kesesuaian antara jenis cedera dan gambaran penyebabnya
- Identifikasi pemaanfaatan sumber daya masyarakat untuk pencegahan kekerasan
- Identifikasi interaksi pasangan (mis. catatan waktu dan lama kunjungan pasangan selama
rawat inap, reaksi pasangan yang sedikit atau berlebihan
- Identifikasi adanya kepatuhan ekstrim pada pasangan seperti pasrah pada prosedur rumah
sakit
- Identifikasi kemunduran progresif keadaan fisik dan emosional
- Identitas adanya kunjungan berulang ke klinik, ruang gawat darurat, atau medis karena
masalah kecil
Terapeutik
- Lakukan wawancara dengan pasien atau orang lain yang mengetahui dugaan kekeraşsan
tanpa dihadiri pasangannya
- Dokumentasikan bukti kekerasan fisik atau seksual menggunakan alat perekam dan foto
standar
- Dengarkan dengan baik saat mulai membicarakan masalahnya
- Buat rencana untuk mencatat dimana diduga terjadi kekerasan
- Tegaskan secara positif bahwa diri pasien berharga
- Dukung korban untuk mengambil tindakan dan melakukan perubahan untuk mencegah
terjadi kekerasan lebih lanjut
- Fasilitasi pasien dan keluarga dalam mengembangkan strategi mengatasi stres
- Diskusikan dengan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
hubungan
- Buat rencana keselamatan yang digunakan jika terjadi kekerasan
- Laporkan situasi dimana diduga terjadi penganiayaan sesuai undang-undang yang berlaku
Edukasi
- Anjurkan rawat inap untuk pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut, jika perlu
- Anjurkan mengekspresikan kekhawatiran dan perasaan termasuk ketakutan, rasa
bersalah, rasa malu, dan menyalahkan diri sendiri
- Informasikan mengenai penampungan korban kekerasan dalam rumah tangga, jika
perlu
Kolaborasi
- Rujuk pasien yang berisiko kekerasan atau mengalami kekerasan kepada spesialis dan/atau
layanan yang sesuai (mis. spesialis komunitas, layanan hak asasi manusia, konseling, bantuan
hukum)
Dukungan Proses Berduka
I.02028
Definisi Buku SIKI halaman
44
Memfasilitasi menyelesaikan proses berduka terhadap kehilangan yang bermakna.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kehilangan yang dihadapi
- Identifikasi proses berduka yang dialami
- Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal
- Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
Terapeutik
- Tunjukan sikap menerima dan empati
- Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
- Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
- Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama dan norma sosial
- Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. Membaca buku,
menulis, menggambar, atau bermain)
- Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
Edukasi
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar,
sepresi, dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
- Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
- Anjurkan mengekspresi perasaan tentang kehilangan
- Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap.

Dukungan Proses Berduka: Kematian


I.09275
Definisi Buku SIKI halaman 45
Memfasilitasi proses berduka orang tua terhadap kematian perinatal.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi reaksi awal terhadap kematian bayi.
Terapeutik
- Lakukan kebiasaan kelahiran anak sesuai agama dan budaya (mis. Mengazankan)
- Berikan peralatan bayi termasuk catatan kelahiran anak (mis. Stempel kaki dan tangan, foto,
perlengkapan bayi)
- Libatkan orang tua dalam penyelenggaraan jenazah bayi
- Pindahkan bayi ke kamar jenazah
- Persiapkan jenazah untuk dibawa pulang oleh keluarga ke rumah duka
- Diskusikan pengambilan keputusan yang diperlukan (mis.Otopsi, konseling genetik)
- Diskusikan karakteristik berduka normal dan abnormal, termasuk presipitasi perasaan
Edukasi
- Informasikan bentuk bayi berdasarkan usia usia gestasi dan lamanya kematian
- Informasikan kelompok pendukung yang ada, jika perlu
- Anjurkan orang tua menggendong bayinya saat akan meninggal, jika perlu
- Anjurkan keluarga melihat, menggendong dan bersama bayi selama yang diinginkan
Kolaborasi
- Rujuk kepada tokoh agama (mis. Ustadz, pendeta), pelayanan sosial dan konselor, jika perlu

Referensi
Arnold, J (1995). A reconceptualization of the concept of grief for nursing: A philosophical analysis
(Order No. 9609382). Available from Nursing & Allied Health Database: ProQuest
Dissertations & Theses Global. (304215346)
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nurisng: Contemporary Practice (5ᵗʰ ed.) Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Fenstemarcher, K. H. (2001). Perinatal Loss And Bereavement In Non-Hispanic Black Adolescent
(Order No. 35000995). Available from Nursing & Allied Health Database; ProQuest
Dissertations & Theses Global. (926819260)
Stuart, G. W. (2013). Principles and Pratice of Phsychiatric Nursing (10ᵗʰ ed.) St. Louis: Mosby
Thomas-Adams, H. (2015). Child life specialist use of biblioteraphy with grieving children: How books
can be used to aid emotional expression, meaning-making and healing (Order No. 1588943).
Townsend, M. (2014). Psyciatric Nursing : Assessment, Care Plants, and Medications. (9ᵗʰ ed).
Philadelphia: F.A, Davis Company

Dukungan Sibling
I.10333
Definisi Buku SIKI halaman 45
Memfasilitasi saudara kandung untuk beradaptasi dengan kondisi saudaranya yang sakit/kondisi
kronis/berkebutuhan khusus

Tindakan
Observasi
- Identifikasi pemahaman sibling tentang kondisi saudaranya
- Monitor respon sibling terhadap kesulitan adaptasi dengan kondisi saudaranya (mis. Sensitif,
menarik diri, stress)
Terapeutik
- Motivasi orang tua berbicara pada sibling tentang kondisi saudaranya secara jujur
- Libatkan orang tua saat memberikan informasi kondisi saudaranya
- Fasilitasi komunikasi antara sibling dan saudaranya
- Fasilitasi sibling untuk menjenguk saudaranya yang dirawat
- Fasilitasi orang tua untuk mengatur kebutuhan sibling di rumah
- Fasilitasi sibling unruk melihat perbedaan dan kesamaan antara dirinya dan saudaranya
- Berikan kesempatan untuk bertemu dengan sesama sibling yang memiliki masalah yang
sama
- Berikan pujian jika telah bersabar, teelah berkorban, atau telah membantu
- Komunikasikan kondisi sibling ke perawat sekolah dan guru untuk membrikan dukunga, jika
perlu
- Gunakan media untuk memfasilitasi sibling yang tidak bisa bertemu saudaranya (mis.
Telepon, foto, video)
Edukasi
- Informasikan sibling tentang kondisi saudaranya
- Informasikan sibling bahwa dia bukan penyebab kondisi yang dalami saudaranya

Referensi
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young People’s Nursing(1ˢᵗ
ed.). USA: Wiley-Blackwell
hockenberry, M. J. AND Wilson, D. (2014). Wrong’s Nursing Care of Infants and Children. St. Louis:
Mosby Elsevier
Nolbris, M.J., & Nilsson, S.(2016). Sibling Suppoter’s Experiences of Giving Support to Siblings Who
Have a Brother or a Sister With Cancer. Journal of Pediatric Oncology Nursing.

Dukungan Spiritual
I.09276
Definisi Buku SIKI halaman 46
Memfasilitasi peningkatan perasaan seimbang dan terhubung dengan kekuatan yang lebih besar

Tindakan
Observasi
- Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan
- Identifikasi pandangan tentang habungan antara spiritual dan kesehatan
- Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
- Identifikasi ketaatan dalam beragama
Terapeutik
- Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang penyakit dan kematian
- Berikan kesempatan mengekspresikan dan meredakan marah secara tepat
- Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa ketidakberdayaan
- Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual
- Diskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, jika perlu
- Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
Edukasi
- Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman, dan/ataau orang lain
- Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok pendukung
- Ajarkan metode relaksasi, meditasi, dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi
- Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis. Ustadz, pendeta, romo, biksu)

Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals os Nursing (10ᵗʰ ed). USA:
pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015) Manual of Clinical Nursing Prosudures (9ᵗʰ ed). UK: Thr Royal
Marsden NHS Foundatin Trust.
Townsend, M. (2016). Psychiatric Nursing : Assessment, Cre Plans, and Medications. (9ᵗʰ ed).
Philadelphia: F . A Davis Compny.
Wilkinson, J. M. Treans, L. S., BarmetT K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentais of Nursing (3ᵗʰ ed).
Philadelphia: F . A. Dalvis Company

Dukungan Sumber Finansial


I.13479
Definisi Buku SIKI halaman 47
Memfasilitasi pengelolaan sumber keuangan secara tepat untuk mendukung perawat dan kesehatan

Tindakan
Observasi
- Identifikasi penggunaan sumber daya keuangan sesuai dengan sumber dana yang dimiliki
- Identifikasi fasilitas yang dapat dipergunakan setelah pemulangan
- Identifikasi efisiensi dan efektivitas pengunaan jaminan kesehatan
Terapeutik
- Lakukan advokasi terkait pembiayaan sesuai dengan kebijakan institusi
- Lakukan pencatatan setiap aktivitas pembiayaan
- Fasilitasi keluarga mendiskusikan upaya memperoleh sumber pembiayaan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pengurusan penjaminan biaya (mis. BPJS, JKN)
- Informasikan pembiayaan pelayanan perawatan
- Informasikan jaminan yang dapat digunakan
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10ᵗʰ ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015) Manual of Clinical Nursing Prosudures (9ᵗʰ ed). UK: Thr Royal
Marsden NHS Foundatin Trust.
Perry, A,G. & Potter, P . A. (2014). Nursing Skills & Prodedures (8ᵗʰ ed.). St Louis: Mosby
Elsevier
Wilkinson, J . M., Treas, L . S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3ʳ ͩ ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company
WHO (World Health Organization). 2000. The World Health Report 2000: Health System
Improving Perfomance. Geneva: WHO

Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Sendiri I.09277


Definisi Buku SIKI halaman 47
Memfasilitasi agar dapat bertanggung jawab atas perilaku sendiri dan konsekuensi yang ditimbulkannya

Tindakan
Observasi
- Identifikasi persepsi tentang masalah kesehatan
- Monitor pelaksanaan tanggung jawab
Teraupeutik
- Berikan kesempatan merasakan memiliki tanggung jawab
- Tingkatkan rasa tanggung jawab atas perilaku sendiri
- Hindari berdebat atau tawar-menawar tentang perannya di ruang perawatan
- Berikan penguatan dan umpan balik positif jika melaksanakan tanggung jawab atau mengubah perilaku
Edukasi
- Diskusikan tanggung jawab terhadap profesi pemberi asuhan
- Diskusikan konsekuensi tidak melaksanakan tanggung jawab

Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Stuart, G. W. (2013). Princlples and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychlatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medications. (9th ed.). Philadelphia:
F. A. Davis Company.

Dukungan Tidur I.09265

Definisi Buku SIKI halaman 48


Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga teratur

Tindakan
Observasi
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis. Kopi, teh, alkohol, makan mendekati
waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)
- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Teraupeutik
- Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. pijat, pengaturan, posisi, terapi akupresur)
- Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (mis. psikologis, gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan Ventilasi I.01002

Definisi Buku SIKI halaman 49


Memfasilitasi dalam mempertahankan pernapasan spontan untuk memaksimalkan pertukaran gas di paru-paru.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
- Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernapasan
- Monitor status respirasi dan oksigenasi (mis. frekuensi dan kedalaman napas, penggunaan otot bantu
napas, bunyi napas tambahan, saturasi oksigen)
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Berikan posisi semi Fowler atau Fowler
- Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis. nasal kanul, masker wajah, masker rebreathing atau non
rebreathing)
- Gunakan bag-valve mask, jika perlu
Edukasi
- Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
- Ajarkan mengubah posisi secara mandir
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkhodilator, jika perlu

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G.. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: McGraw-Hill Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M, Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dukungan Visitasi I.13480


Definisi Buku SIKI halaman 49
Memfasilitasi tim kesehatan untuk mengunjungi pasien di ruang rawat

Tindakan
Observasi
- Identifikasi pasien dengan menanyakan minimal dua identitas (mis. nama lengkap, tanggal lahir)
Terapeutik
- Perkenalkan diri pada pasien
- Pastikan tim kesehatan yang datang merupakan tim yang menangani pasien
- Dengarkan respon yang disampaikan pasien
- Dampingi pasien selama visite
- Fasilitasi penerapan rekomendasi yang berbasis bukti untuk menyelesaikan masalah kesehatan
- Dokumentasikan hasil visite pada catatan terintegrasi
Edukasi
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk bertanya jika masih ada hal-hal uang belum dimengerti
- Informasikan perkembangan hasil visite kejadian/masalah

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M, Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). S (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Aktivitas/Istirahat l.12362


Definisi

Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat

Tindakan
Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat


- Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin


- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
- Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
- Anjurkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (misalnya kelelahan, sesak napas saat
aktivitas)
- Anjurkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan

Edukasi Alat Bantu Dengar l.12363


Definisi

Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


- Periksa telinga yang memerlukan alat bantu dengar

Terapeutik

- Sediakan materi dan media alat bantu dengar


- Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya

Edukasi

- Anjurkan membersihkan serumen jika menutupi liang telinga


- Anjurkan mensejajarkan bagian ujung alat bantu dengar dengan telinga
- Anjurkan memutar ujung alat bantu dengar ke depan dan masukkan ke bagian saluran
telinga
- Ajarkan menyesuaikan volume dengan kebutuhan pasien

Edukasi Analgesia Terkontrol l. 12364


Definisi
Memberikan informasi cara pengendalian nyeri dengan agen analgesic yang terkontrol

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap nyeri


- Identifikasi tingkat nyeri dan dosis pemberian oploid
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menggunakan analgesia terkontrol

Terapeutik

- Persiapkan alat-alat PCA


- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan penjelasan tentang analgesia terkontrol

Edukasi

- Jelaskan alasan, waktu, dan cara pemberian analgesia terkontrol


- Jelaskan efek samping dari pemberian oploid berlebihan
- Jelaskan tindakan yang harus dilakukan saat mengalami penurunan kesadaran (misalnya
stop PCA, hubungi rumah sakit/petugas kesehatan, tinggikan kepala 30◦)
- Ajarkan cara mengidentifikasi keefektifan dari analgesia (misalnya penurunan skala nyeri)
- Informasikan untuk menghubungi tenaga kesehatan jika mengalami kesulitan dalam
mengatur dosis alat PCA
- Demonstrasikan cara mengatur dosis analgesia terkontrol
- Demonstrasikan cara mencatat dosis dan efektifitas pengobatan

Edukasi Berat Badan Efektif l. 12365


Definisi

Memberikan informasi tentang berat badan dan persentase lemak tubuh yang optimal

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media edukasi


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan hubungan asupan makanan, latihan, peningkatan dan penurunan berat badan
- Jelaskan kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan
- Jelaskan risiko kondisi kegemukan (overweight) dan kurus (underweight)
-
Jelaskan kebiasaan, tradisi dan budaya, serta factor genetik yang mempengaruhi berat
badan
Edukasi Berhenti Merokok
- Anjurkan cara mengelola berat badan secara efektif I.12366
Definisi
Memberikan informasi terkait dampak merokok dan upaya untuk berhenti merokok.

Tindakan
Observasi
- identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapiutik
- Sediakan materi dan media edukasi
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan gejala fisik penarikan nikotin (mis, sakit kepala, pusing, mual, dan insomnia)
- Jelaskan gejala berhenti merokok (mis. Mulut kering, batuk, tenggorokan gatal)
- Jelaskan aspek psikososial yang mempengaruhi perilaku merokok
- Informasikan produk pengganti nikotin (mis. Permen karet, semprotan hidung, inhaler)
- Ajarkan cara berhenti merokok

Referensi
Berman. A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA: pearson
Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life Span. (8th ed.).
Philadelphia: F. A. Davia Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed.). UK: The Royal Maraden NHS
Foundation Trust.
Perry. A.G. & Potter. P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wllkinson, J. M., Treas, L S., Barnett. K. & Smith. M. H. (2016. Fundamentals of Nursing ( 3rd ed.). Philadelphia: F. A.
Davis Company

Edukasi Dehidrasi I.12367


Definisi
Mengajarkan pengelolaan kekurangan cairan dan elektrolit

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
- Persiapan materi. Media dan alat dan formulir balans cairan
- Tentukan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan pasien dan
Keluarga.
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya.
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala dehidrasi
- Anjurkan tidak hanya minum air saat haus, jika sedang berolahraga atau beraktivitas berat
- Anjurkan memperbanyak minum
- Anjurkan memperbanyak mengkonsumsi buah yang mengandung banyak air (mis. Semangka, pepaya)
- Ajarkan cara pemberian oralit, jika perlu
- Ajarkan menilai status hidrasi berdasarkan warna urin
Referensi
Berman. A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA: pearson
Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life Span. (8th ed.).
Philadelphia: F. A. Davia Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed.). UK: The Royal Maraden NHS
Foundation Trust.
Perry. A.G. & Potter. P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wllkinson, J. M., Treas, L S., Barnett. K. & Smith. M. H. (2016. Fundamentals of Nursing ( 3rd ed.). Philadelphia: F. A.
Davis Company

Edukasi Dialisis Peritoneal I.12368


Definisi
Mengajarkan cara melakukan pengeluaran produk metabolisme tubuh melalui membran peritoneal secara
mandiri.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
- Monitor keberhasilan pasien melakukan peritoneal dialisis
Terapiutik
- Persiapkan materi, media dan alat peraga peritoneal dialisis
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan
- berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
- Jelaskan tentang pengendalian infeksi (cuci tangan dan prinsip steril) dalam pelaksanaan peritoneal dialisis
- Jelaskan , pengendalian tujuan dan masalah/ komplikasi peritoneal dialisis (mis. Kemerahan, bengkak, cairan
peritoneal tidak keluar)
- Jelaskan cara memonitor cairan masuk dan keluar peritoneal dialisis
- Demonstrasikan prosedur peritoneal dialisis langsung pada pasien
- Instruksikan pasien/keluarga menjelaskan dan meredemonstrasikan kembali prosedur peritoneal dialisis

Referensi
Blasen et al (2011). Fluid Status in Peritoneal Dialysis Patients: The European Body Composition Monitoring
(EuroBCM) Study Cohort. Plos One Journal, 6, 2..
Daveport, A. 2013. Does peritoneal dialysis body composition assessments using multi-frequency bioimpedance
in peritoneal dialysis patients? European Journal of Clinical Nutrition, 223-5
Dougherty & Lister (2015). The Royal Marsden manual of Clinical Nursing Procedure. 9 th ed. USA: Wiley Blackwell
Drepper, et al (2016), Overhydration Is a Strong Predictor of Mortality in Peritoneal Dialysis Patients
Independently of Cardiac Failure. Plos One Journal
Perry, A.G. & Potter, P.A (2014), Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Edukasi Diet I.12369

Definisi
Mengajarkan jumlah, jenis dan jadwal asupan makanan yang diprogramkan

Tindakan
Observasi
- Idebtifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
- Idebtifikasi tingkat pengetahuan saat ini
- Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu
- Idebtifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan
- Identifikasi keterbatasan finansial untuk menyediakan makanan
Terapiutik
- Persiapkan materi, media dan alat peraga
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
- Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
- Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
- Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika perlu
- Anjurkan mempertahankan posisi semi Fowler (30 – 45 derajat) 20-30 menit setelah makan
- Anjurkan mebgganti bahan makanan sesuai dengan diet yang diprogramkan
- Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi
- Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai
- Ajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai program
- Rekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan diet, jika perlu
Kolaborasi
- Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika perlu

Referensi
Berman. A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA: pearson
Education.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical nursing:
Assessment and management of clinical problems ( 9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier
Palnode CD, Evans CV, Senger CA, Redmond N, Lin JS. (2017). Behavional Counseling to Promote a Healthful Diet
and Physical Activity for Cardiovascular Disease Prevention in Adults Without Known Cardiovascular Disease
Risk Factors: Updated Evidence Report and Systematic Review for the US Preventive Services Task Force. 318
(2): 175-193
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing ( 3th ed.). Philadelphia: F.
A. Davis Company.
Edukasi Edema l.12370
Definisi
Memberikan informasi penanganan dan pencegahan penumpukan cairan baik pada ekstremitas
maupun seluruh tubuh.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
- Monitor kemampuan dan pemahaman pasien dan keluarga setelah edukasi
Terapeutik
- Persiapkan materi dan media edukasi (mis. Formulir balans cairan)
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
- Jelaskan tentang definisi, penyebab (penurunan fungsi ginjal, hipoalbuminemia, gagal
jantung, retensi natrium), gejala dan tanda edema (kenaikan BB drastis, penurunan output
urine, albumin darah kurang dari normal,pitting edema)
- Jelaskan cara penanganan dan pencegahan edema (mis. Timbang BB tiap hari,balans cairan,
obat diuretik, diet tinggi protein, diet rendah garam, antihipertensi)
- Instruksikan pasien dan keluarga untuk menjelaskan kembali definisi, penyebab, gejala dan
tanda, penanganan dan pencegahan edema
Referensi
Berman, A., Snyde, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed. ). USA:
Pearson Education.
Doenges , M.E. (2010) Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.

Edukasi Efeksamping Obat l.12371


Definisi
Memberikan informasi untuk meminimalkan efek samping dari agen farmakologis yang di
programkan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
- Persiapkan materi dan media edukasi
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
- Jelaskan tujuan obat yang diberikan
- Jelaskan indikasi dan kontra indikasi obat yang akan di konsumsi
- Jelaskan cara kerja obat secara umum
- Jelaskan dosis, cara pemakaian, waktu dan lamanya pemberian obat
- Jelaskan tanda dan gejala bila obat yang dikonsumsi tidak cocok dengan pasien
- Jelaskan reaksi alergi yang mungkin timbul saat atau setelah obat dikonsumsi
- Anjurkan melihat tanggal kadaluarsa obat yang akan dikonsumsi
- Anjurkan melihat kondisi fisik obat sebelum dikonsumsi
- Anjurkan untuk segera kefasilitas kesehatan terdekat jika reaksi obat yang dikonsumsi
membahayakan hidup pasien
- Ajarkan cara mengatasi reaksi obat yang tidak diinginkan
Referensi
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA:
Person Education.
Doenges , M.E. (2010) Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.

Edukasi Fisioterapi Dada l.12372


Definisi
Mengajarkan memobolisasi sekresi jalan napas melalui perkusi, getaran, dan drainase postural.

Tindakan
Observasi
- Persiapkan materi dan media edukasi
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi
- Jelaskan kontraindikasi fisioterapi dada (mis. Eksaserbasi PPOK akut, osteoporosis)
- Jelaskan tujuan dan prosedur fisioterapi dada
- Jelaskan segmen paru-paru yang mengandung sekresi berlebihan
- Jelaskan cara modifikasi posisi agar dapat mentolerir posisi yang ditentukan
- Jelaskan alat perkusi dada pneumatik, akustik, atau listrik yang digunakan, jika perlu
- Jelaskan cara menggerakan alat dengan cepat dan kencang, bahu dan lengan lurus
pergelangan tangan kaku, di daerah yang akan dikeringkan saat pasien menghisap atau
batuk 3-4 kali
- Anjurkan menghindari perkusi pada tulang belakang, ginjal, payudara wanita, insisi, dan
tulang rusuk yang patah
- Ajarkan mengeluarkan sekresi melalui pernapasan dalam
- Ajarkan batuk selama dan setelah prosedur
- Jelaskan cara memantau efektifitas prosedur (mis. Oksimetri nadi, tanda vital, dan tingkat
kenyamanan)
Referensi
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA:
Person Education.
Doenges , M.E. (2010) Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.

Edukasi Hemodialisis l.12373


Definisi
Memberikan informasi tentang proses pembersihan darah untuk meningkatkan efektifitas terapi dan
meminimalkan emungkinan komplikasi.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
- Persiapkan materi dan alat peraga hemodialisis
- Buat media dan format evaluasi hemodialisis
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
- Lakukan modifikasi proses pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya dan mengemukakan perasaannya

Edukasi
- Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dampak, diet, hal-hal yang harus diperhatikan pasien
gagal ginjal
- Jelaskan pengertian, kelebihan dan kekurangan terapi hemodialisis serta prosedur
hemodialisis
- Jelaskan manfaat memonitor intake dan output cairan
- Ajarkan cara memantau kelebihan volume cairan (mis. Pitting edema, kenaikan berat badan
1kg= 1 L air, sesak napas)
- Jelaskan pentingnya dukungan keluarga
Referensi
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA:
Person Education.
Doenges , M.E. (2010) Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.) Philadelphia: F.A Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Rambod & Raffi. (2010) Percieved Social Support & Quality Of life in Iranian Hemodialysis Patients.
Journal of Nursing Scholarship, 42,3, 242-249.
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.

Edukasi Infertilitas
I.12374

Definisi

Memberikan informasi pada pasien dan pasangan tentang ketidaksuburan.

Tindakan

Observasi

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


 Identifikasi tingkat pengetahuan
 Identifikasi pengalaman selama prosedur pemeriksaan infertilitas

Terapeutik

 Jadwalkan pengajaran dengan pasangan


 Siapkan media dan alat bantu yang diperlukan
 Fasilitasi menetukan masa ovulasi melalui basal suhu tubuh, perubahan sekresi vagina, dan
indikator fisiologis lainnya
 Siapkan pasien secara fisik dan psikologis untuk pemeriksaan ginekologi

Edukasi

 Jelaskan siklus reproduksi wanita, jika perlu


 Jelaskan tujuan prosedur pemeriksaan infertilitas
 Jelaskan infertilitas dan penanganannya
 Jelaskan efek infertilitas pada hubungan pasien
 Informasikan pusat layanan infertilitas

Referensi

Bennet, L. R., Wiweko, B., Bell, L. Shafira, N., Pangestu, M., Adayana, I. P., … & Amstrong, G. (2015).
Reproductive knowledge and patient education needs among Indonesian women infertility
patients attending three fertility clinics. Patient education and counseling, 98(3), 364-369.

Blyth, E. (2012). Guidelines for infertility counseling in different countries: Is there an emerging
trend?. Human reproduction,27(7), 2046-2057.

Kamel, R. M. (2010). Management of the infertile couple: an evidence-based protocol. Reproductive


Biology and Endocrinology, 8(1), 21.
Edukasi Irigasi Kandung Kemih
I.12375

Definisi

Memberikan informasi tentang irigasi kandung kemih.

Tindakan

Observasi

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Terapeutik

 Persiapkan materi, media dan alat peraga irigasi kandung kemih


 Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai program yang
telah disepakati oleh pasien dan keluarga
 Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

Edukasi

 Jelaskan definisi, indikasi, tujuan dan manfaat irigasi kandung kemih


 Jelaskan tentang pengendalian infeksi dan keamanan pasien (cuci tangan dan prinsip steril)
 Demonstrasikan teknik cuci tangan aseptik
 Anjurkan meredemonstrasikan teknik cuci tangan aseptik
 Jelaskan alat-alat, bahan-bahan dan prosedur irigasi kandung kemih
 Demonstrasikan prosedur irigasi kandung kemih dan pemantauan keseimbangan cairan
 Jelaskan kemungkinan masalah-masalah yang dapat timbul dan solusinya selama irigasi
kandung kemih
 Anjurkan meredemonstrasikan irigasi kandung kemih
 Anjurkan menghubungi perawat jika mengalami komplikasi irigasi kandung kemih

Referensi

Cutts, B. (2005). Developing and Implementing a new bladder Irrigation chart. Nursing Standart
(through 2013), 20(8), 48-52.

Dougherty & Lister (2015). The Royal Marsden manual of Clinical Nursing Procedure. 9th ed. USA:
Wiley Blackwell.

Evans & Godfrey (2000). Bladder Washout In The Management of Long Term Catheters. British
Journal of Nursing, 9, 14, pg 900.

Potter & Perry (2015). Mosby’s Pocket Guide to Nursing Skills & Procedures. 8th ed. St. Louis: Mosby
Van, d. H., Haider, N., Taylor, C., & Subramaniam, R. (2011). Efficacy of bladder Irrigation and
surveillance program in prevention of urinary tract infections and bladder calculi in children
with an ileocystoplasty an bladder neck repair. Pediatric Surgery International, 27(7), 781-5.
doi:http://dx.doi.org/10.1007/s00383-011-2913-5
Edukasi Irigasi Kolostomi
I.12376

Definisi

Mengajarkan cara merawat dan memberihkan kolon dari feses melalui lubang buatan .

Tindakan

Observasi

 Identifikasi kebutuhan irigasi kolostomi


 Identifikasi kesiapan dan kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
 Monitor keberhasilan dan kemampuan pasien dan keluarga dalam irigasi kolostomi

Terapeutik

 Persiapkan materi dan medua atau alat-alat (mis. set infus, cairan irigasi, sarung tanga, dan
kantung kolostomi dan peralatan yang dibutuhkan lainnya)
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

 Jelaskan tujuan, prosedur, indikasi, kontraindikasi irigasi kolostomi


 Jelaskan prinsip-prinsip pencegahan infeksi (mis. cuci tangan, penggunaan sarung tangan)
 Jelaksan tindakan yang harus dilakukan jika pada proses irigasi didapatkan kram abdomen
yaitu menurnkan kecepatan tetesan cairan irigasi
 Jelaskan feses akan keluar sekitar 45-60 menit setelah cairan irigasi masuk
 Jelaskan cara mencatat tindakan yang dilakukan dan perhatikan warna dan kondisi stoma
dan kulit peristoma, catat warna, konsistensi dan jumlah feses yang keluar
 Anjurkan melakukan irigasi kolostomi di kamar mandi dengan kloset duduk, jika perlu
 Demonstrasikan cara melakukan irigasi kolostomi (meliputi letak gantungan infus, , irigasi
dengan air hangat, hindari adanya udara, cara memasukkan selang irigasi ke stoma,
ketinggian air irigasi, hindari adanya udara dalam selang, letak kantung irigasi tepat di lubang
kloset, alirkan air yang cukup sekitar 10-15 menit)
 Demonstrasikan cara membersihkan area stoma dan memasang kembali kantung stoma

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education.

Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Lynn, Pamela & LaBon, Marliee. BA. (2011). Skill Checklist for Taylor’s Clinical Nursing Skills, A
Nursing Process Approach. Third edition. Wolters Kluwer. Williams, Lippincott & Wilkins.

Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St. Louis: Mosby Elsevier

Williams, Lippincott & Wilkins. (2013). Nursing Procedures. Sixth Edition. Wolters Kluwer Health.
Edukasi Irigasi Urostomi
I.12377

Definisi

Mengajarkan cara melakukan irigasi urostomi secara mandiri.

Tindakan

Observasi

 Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi


 Monitor keberhasilan melakukan irigasi urostomi

Terapeutik

 Siapkan materi, media dan alat-alat untuk menjelaskan irigasi urostomi


 Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga

Edukasi

 Jelaskan tentang definisi dan tujuan irigasi urostomi


 Jelaskan tanda-tanda urostomi tersumbat (mis. tidak ada urine, nyeri abdomen)
 Jelaskan frekuensi irigasi urostomi
 Jelaskan cara memantau haluaran urine
 Demonstrasikan prosedur irigasi urostomi
 Ajarkan teknik mencuci tangan aseptik dan pengendalian infeksi
 Anjurkan meredemonstrasikan cuci tangan aseptik
 Anjurkan melakukan irigasi urostomi secara tepat

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St. Louis: Mosby Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Keamanan Anak


I.12378
Definisi Buku SIKI halaman
61
Memberikan informasi mengenai keamanan danpencegahan cedera pada anak.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeuetik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
- Anjurkan memantau anak saat berada di tempat yang berisiko (mis. Luar rumah, balkon,
kolam renang)
- Anjurkan menutup sumber listrik yang dapat dijangkau
- Anjurkan mengatur perabotan rumah tangga
- Anjurkan memilih mainan yang sesuai dengan usia anak dan tidak berbahaya
- Anjurkan menyimpan benda berbahaya (mis, pisau, benda tajam lainnya) dan cairan
berbahaya (mis. Pembersih lantai, deterjen) di tempat yang jauh dari jangkauan
- Anjurkan memberikan pembatas pada area dapur, kamar mandi, dan kolam
- Jelaskan kepada orang tua dan anak tentang bahaya lalu lintas
- Ajarkan penggunaan sabuk pengaman saat berkendara
- Jelaskan keamanan bersepeda pada anak (mis. Menggunakan helm, menggunakan sepeda
sesuai usia)
- Anjurkan penggunaan stroller (kursi dorong anak), kursi khusus anak dengan aman
- Anjurkan tidak meletakkan anak pada tempat tidur yang tinggi
- Ajarkan anak tindakan yang dilakukan saat merasa dirinya dalam bahaya(mis. Meminta
bantuan orang dewasa, berteriak, segera berlari)

Edukasi Keamanan Bayi


I.12379
Definisi Buku SIKI halaman
62
Menyediakan informasi dan dukungan terhadap pencegahan cedera pada bayi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeuetik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
- Anjurkan selalu mengawasi bayi
- Anjurkan tidak meninggalkan bayi sendirian
- Anjurkan menjauhkan benda yang berisiko membahayakan bayi (mis. Kantung plastic, karet,
tali, kain, benda benda kecil, benda tajam, pembersih lantai)
- Anjurkan memasang penghalang pada sisi tempat tidur
- Anjurkan menutup sumber listrik yang terjangkau oleh bayi
- Anjurkan mengatur perabotan rumah tangga di rumah
- Anjurkan memberikan pembatas pada area berisiko (mis. Dapur, kamar mandi, dan kolam)
- Anjurkan menggunakan kursi dan sabuk pengaman khusus bayi saat berkendara
- Anjurkan penggunaan sabuk pengaman pada stroller (kursi dorong bayi), kursi khusus bayi
dengan aman
- Anjurkan tidak meletakkan bayi pada tempat tidur yang tinggi.

Edukasi Kelompok
I.12380
Definisi Buku SIKI halaman
62
Memberikan informasi di dalam kelompok untuk memecahkan masalah kesehatan fisik dan mental.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan keselahan setiap kelompok sebagai individu dan anggota kelompok
dengan segala aspek dan latar belakang kesehatannya

Terapeuetik
- Tempatkan kelompok sesuai dengan potensi yang dimiliki
- Fasilitasi kelompok mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi
- Identifikasi perbaikan program dna program layanan kesehatan

Edukasi
- Informasikan kesehatan yang dibutuhkan kelompok

Kolaborasi
- Konsultasikan kepada pimpinan, pengambil kebijakan, organisasi pemerintah agar dapat
memberikan dukungan maksimal, kemudahan perlindungan pada upaya kesehatan sebagai
upaya penyadaran kelompok masyarakat terhadap kesehatan
- Kolaborasikan individu indiviidu, kelompok kelompok, atau organisasi organisasi untuk
pencapaian pemenuhan kebutuhan kesehatan dan berkomitmen untuk selalu
mengupayakan promotif dan preventif.

Edukasi Keluarga Berencana


I.12381
Definisi Buku SIKI halaman
63
Memberikan informasi dan memfasilitasi ibu dan pasangan dalam penggunaan alat kontrasepsi
untuk mengatur jarak kelahiran
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi pengetahuan tentang alat kontrasepsi

Terapeuetik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Lakukan penapisan pada ibu dan pasangan untuk menggunakan alat kontrasepsi
- Lakukan pemeriksaan fisik
- Fasilitasi ibu dan pasangan dalam mengambil keputusan menggunakan alat kontrasepsi
- Diskusikan pertimbangan agama, budaya, perkembangan, sosial ekonomi terhadap
pemilihan alat kontrasepsi

Edukasi
- Jelaskan tentang system reproduksi
- Jelaskan metode metode alat kontrasepsi
- Jelaskan aktivitas seksualitas setelah mengikut program KB

Edukasi Kemoterapi I.12383


Definisi
Mengajarkan pasien dan keluarga untuk memahami cara kerja dan mengurangi efek
samping agen antineoplasma.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan efek obat – obatan antineoplasma pada sel-sel malignan
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai efek terapi pada fungsi sumsum tulang,
folikel rambut, fungsi seksual, dan toksisitas organ
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mencegah infeksi (mis. Menghindari keramaian,
memelihara kebersihan dan cuci tangan)
- Anjurkan melaporkan gejala demam, menggigil, mimisan, lebam-lebam, tinja
berwarna merah tua/hitam.
- Anjurkan menghindari penggunaan produk aspirin.

Edukasi Kesehatan I.12383


Definisi
Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi fakto-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat

Edukasi Keselamatan Lingkungan I.12384


Definisi
Mengajarka persiapan lingkungan fisik yang mendukung keamanan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi kebutuhan keselamatan berdasarkan tingkat fungsi fisik, kognitif, dan
kebiasaan
- Identifikasi bahaya keamanan di lingkungan (mis.fisik, biologi, dan kimia)
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Anjurkan menghilangkan bahaya lingkungan
- Anjurkan menyediakan alat bantu (mis.pegangan tangan, keset anti slip)
- Anjurkan menggunakan alat pelindung (mis. Restrain, rel samping, penutup pintu
pagar, pintu gerbang)
- Informasikan nomor telepon darurat
- Anjurkan melakukan program skrining lingkungan (mis. Timah, radon)
- Ajarkan individu dan kelompok berisiko tinggi tentang bahaya lingkungan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan pihak lainuntuk meningkatkan keamanan lingkungan

Edukasi Keselamatan Rumah I.12385


Definisi
Mengajarkan pengelolaan rumah untuk meningkatkan dan mempertahankan keamanan
rumah
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Informasikan pentingnya penerangan yang cukup didalam dan luar rumah
- Anjurkan barang pada area yang mudah terjangkau
- Anjurkan memastikan alat-alat rumah tangga dalam keadaan baik
- Anjurkan memastikan kabel-kabel terpasang dengan baik di dinding
- Anjurkan pemasangan alat detektor kebakaran
- Anjurkan memastikan barang mudah terbakar jauh dari kompor dan pemanas
-Anjurkan memastikan pemanas air dalam rentang suhu yang dianjurkan atau lebih
rendah
- Anjurkan memastikan pemasangan pengangan tangan di area yang perlu, jika perlu
- Anjurkan memastikan lantai kamar mandi tidak licin
- Anjurkan memastikan keset dan karpet lantai rapi dan lantai bebas barang
Edukasi Keterampilan Psikomotor
berserakan I.12386
- Ajarkan cara peletakan barang-barang dirumah agar memudahkan dalam bergerak
Buku SIKI Hal 66

Definisi

Memberikan informasi dan dukungan untuk melakukan keterampilan psikomotor.

Tindakan

Observasi

− Identifikasi kebutuhan, kesiapan, kemampuan belajar


− Monitor kemampuan yang telah dicapai

Terapeutik

− Tentukan metodologi pengajaran yang sesuai dengan usia, kemampuan dan kebutuhan
− Ciptakan lingkungan yang mendukung
− Berikan petunjuk langkah demi langkah yang jelas
− Sediakan waktu untuk sesilatihan dan beri jeda istirahat untuk menghindari kelelahan
− Berikan umpan balik positif atas pencapaian
− Berikan informasi dalam bentuk tertulis (mis. Gambar,diagram), jika perlu
− Libatkan keluarga

Edukasi

− Anjurkan melakukan keterampilan satu demi satu


− Bimbing mengikuti tahapan gerakan yang sesuai
− Ajarkan keterampilan psikomotor

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Frasden, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals Of Nursing (10 th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual Of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK: The Loyal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Hockenberry, Marilyn J, Wilson, David. (2014). Wong’s Nursing Care Of Infants and Children. Elsevier
Health sciences.
Perry, A.G. & Potter, P. A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals Of Nursing (3 rd ed).
Philadelphia; F. A. Davis Company.
Edukasi Komunikasi Efektif I.12387

Buku SIKI Hal 67

Definisi

Mengajarkan cara memberikan informasi kepada lawan bicara secara efektif

Tindakan

Observasi

− dentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Teraupetik

− sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


− jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
− berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

− Jelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan komunikasi efektif


− Ajarkan cara menyampaikan pesan dengan tepat
− Ajarkan cara menggunakan komunikasi efektif
− Ajarkan cara melakukan verifikasi pada pesan yang diterima

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Frasden, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals Of Nursing (10 th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual Of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK: The Loyal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals Of Nursing (3 rd ed).
Philadelphia; F. A. Davis Company.
Edukasi Latihan Berkemih I.12388
Buku SIKI Hal 68

Definisi

Mengajarkan pasien dan keluarga dalam mencapai kemampuan berkemih

Tindakan

Observasi

− Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Terapeutik

− Persiapan materi dan alat peraga latihan berkemih


− Tentukan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga

Edukasi

− Jelaskan penyebab dan kendala -kendala dalam berkemih


− Ajarkan metode komunikasi yang digunakan untuk mengekspresikan kebutuhan toileting,
pola toileting dari kemampuan toilet berkemih
− Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan untuk mendorong eliminasi normal, pemanfaatan
jatuh, dan keamanan lingkungan toilet
− demonstrasikan cara latihan Berkemih
− Anjurkan meredemonstrasikan latihan berkemih

Referensi

Cutts, B. (2005). Developing and Implementing a new bladder irrigation chart. Nursing Standard
( through 2013), 20(80)/ 48-52
Evans & Godfrey (2000), Bladder Washout In The Management of Long Term Cahteters. British
Journal
of Nursing, 9, 14, 900.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual Of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK: The Loyal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Potter & Perry (2015). Mosby’s Pocket Guide to Nursing skills & procedures (8 th ed). St. Louis ;
Mosby
Van, d. H., Halder. N/. Taylor, C., & Subramaniam, R. (2011). Efficacy of bladder Irrigation and
Surveillance program in Prevention of urinary tract infections and bladder calcull in children
with
an ileocystoplasty and bladder neck repair. Pediatric international, 27 (7), 781-5.
Doi:http//dx.doi.org/10.1007/s0o383-011-2913-5
Edukasi Latihan Fisik I.12389

Buku SIKI Hal 68

Definisi

Mengajarkan aktivitas fisik reguler untuk mempertahankan atau meningkatkan kebugaran dan
kesehatan.

Tindakan

Observasi

− Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi terapeutik

Terapeutik

− Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


− Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
− Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

− Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga


− Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi kesehatan
− Jelaskan frekuensi, durasi, dan intensitas program latihan yang diinginkan
− Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat
− Ajarkan teknik menghindari cedera saat berolahraga
− Ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan oksigen selama
latihan fisik

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Frasden, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals Of Nursing (10 th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual Of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK: The Loyal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals Of Nursing (3 rd ed).
Philadelphia; F. A. Davis Company.

Edukasi Manajemen Demam I. 12390


Buku SIKI halaman 69

Definisi
Mengajarkan pengelolaan suhu tubuh yang lebih normal

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan cara mengukur suhu tubuh, nadi, pernapasan dan tekanan darah pasien
- Ajarkan cara memberikan kompres hangat
- Anjurkan menggunakan selimut hipotermia sesuai kebutuhan
- Anjurkan menggunakan pakaian yang menyerap keringat
- Anjurkan intake yang adekuat
- Ajarkan cara memonitor Intake dan output cairan
- Anjurkan pemberian analgetik, jika perlu

Edukasi Manajemen Nyeri I. 12391


Buku SIKI halaman 70

Definisi

Mengajarkan pengelolaan suhu tubuh yang lebih dari normal.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepatakan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan nyeri


- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Edukasi Manajemen Stress I. 12392


Buku SIKI halaman 70

Definisi
Mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi dan mengelola stress akibat perubahan hidup sehari-
hari.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Ajarkan teknik relaksasi


- Ajarkan latihan asertif
- Ajarkan membuat jadwal olahraga teratur
- Anjurkan tetap menulis jurnal untuk meningkatkan optimisme dan melepaskan beban
- Anjurkan aktivitas untuk menyenangkan diri sendiri (mis. Hobi, bermain musik. Mengecat kuku)
- Anjurkan bersosialisasi
- Anjurkan tidur dengan baik setiap malam (7-9 jam)
- Anjurkan tertawa untuk melepas stres dengan membaca atau klip vidio lucu
- Anjurkan menjalin komunikasi dengan keluarga dan profesi pemberi asuhan
- Anjurkan menyusun jadwal terstruktur

Edukasi Menyusui I. 12393


Buku SIKI halaman 71

Definisi

Memberikan informasi dan saran tentang menyusui yang dimulai dari antepartum, intrapartum dan
postpartum.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


- Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
- Libatkan sistem pendukung : suami, keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat

Edukasi

- Berikan konseling menyusui


- Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
- Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan perlekatan (lacth on) dengan benar
- Ajarkan perawatan payudara antepartum dengan mengkompres dengan kapas yang telah
diberikan minyak kelapa
- Ajarkan perawatan payudara postpartum (mis. Memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin)

Edukasi Mobilisasi I.12394


Definisi

Mengajarkan perilaku untuk meningkatkan rentang gerak, kekuatan otot dan kemampuan bergerak.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


- Identifikasi indikasi dan kontraindikasi mobilisasi
- Monitor kemajuan pasien/keluarga untuk bertanya

Terapeutik

- Persiapkan materi, media, dan alat-alat seperti bantal, gait belt


- Jadwalkan waktu pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga
- Beri kesempatan pada pasien/keluarga untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan prosedur, tujuan, indikasi, dan kontraindikasi mobilisasi serta dampak imobilisasi
- Ajarkan cara mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk mobilisasi di
rumah
- Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan mobilisasi (seperti kekuatan otot, rentang gerak)
- Demonstrasikan cara mobilisasi di tempat tidur (mis. mekanika tubuh, posisi pasien digeser
kearah berlawanan dari arah posisi yang akan dimiringkan, teknik-teknik memiringkan,
penempatan posisi bantal sebagai penyangga)
- Demonstrasikan cara melatih rentang gerak (mis. gerakan dilakukan dengan
perlahan,dimulai dari kepala ke ekstremitas, gerakan semua persendian sesuai rentang
gerak normal, cara melatih rentang gerak pada sisi ekstremitas yang parese dengan
menggunakan ekstremitas yang normal, frekuensi tiap gerakan)
- Anjurkan pasien/keluarga mendemonstrasikan mobilisasi miring kanan/miring kiri/latihan
rentang gerak sesuai yang telah didemonstrasikan

Referensi

Barclay, Ripat & Mayo (2015). Factors describing community ambulation after stroke: a mixed-
methods study Clinical Rehabilitation, 29(5), 509-521.

Bodilsen et al (2016). Prediction of Mobility Limitations after Hospitalization in Order Medical


Patients by Simple Measures of Physical Performance Obtained at Admission to the Emergency
Department. Plos one.
Doenges, Moorhouse, Murr (2010). Nursing care plants guidelines individualizing client care across
the life span. F.A. Davis Company.

Dougherty & Lister (2015). The royal Marsden manual of clinical nursing procedure (9 th ed) USA:
Wiley Blackwell.

Pamela Lynn, Marilee LeBon BA (2010). Skill checklist fot taylors clinical nursing skill A nursing
process approach (3rd ed.).USA: Lippincott Williams& Wilkins.

Edukasi Nutrisi I.12395


Definisi

Memberikan informasi untuk meningkatkan kemampuan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Tindakan

Observasi

- Periksa status gizi, status alergi, program diet, kebutuhan dan kemampuan pemenuhan
kebutuhan gizi
- Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat menerima informasi

Terapeutik

- Persiapkan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi, tabel makanan penukar, cara
mengelola, cara menukar menakar makanan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi makanan, makanan yang harus dihindari,
kebutuhan jumlah kalori, jenis makanan yang dibutuhkan pasien
- Ajarkan cara melaksanakan diet sesuai program (mis. makanan tinggi protein, rendah garam,
rendah kalori)
- Jelaskan hal-hal yang dilakukan sebelum memberikan makan (mis. perawatan mulut,
penggunaan gigi palsu, obat-obat yang harus diberikan sebelum makan)
- Demonstrasikan cara membersihkan mulut
- Demonstrasikan cara mengatur posisi saat makan
- Ajarkan pasien/keluarga memonitor asupan kalori dan makanan (mis. menggunakan buku
harian)
- Ajarkan pasien dan keluarga memantau kondisi kekurangan nutrisi
- Anjurkan mendemonstrasikan cara memberikan makan, menghitung kalori, menyiapkan
makanan sesuai program diet.

Referensi

Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erbs fundamental of nursing (10 th ed.) USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. &Lister, S. (2015). Manual of clinical nursing procedures (9 th ed.) UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & procedures(8 th ed.). St Louis: Elsevier.

Wilkinson, J. M., Treas, L S., Barnett, K. & Smithh, M. H. (2016). Fundamentals of nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Nutrisi Anak I.12396


Definisi

Menyediakan informasi mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan kebutuhan gizi seimbang pada anak


- Jelaskan pentingnya pemberian makanan mengandung vitamin D dan zat besi pada masa pra
pubertas dan pubertas, zat besi terutama pada anak perempuan yang telah menstruasi
- Anjurkan menghindari makanan jalanan yang tidak sehat (mis. mengandung pemanis
buatan, pewarna buatan, pengawet, penyedap)
- Ajarkan ibu mengidentifikasi makanan dengan gizi seimbang
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (mis. cuci tangan sebelum dan sesudah
makan, cuci tangan dengan sabun setelah ke toilet)

Referensi

Akkremans, MD, Eussen, SRBM et al (2017). A micronutrient-fortfied young-child formula improves


the iron and vitamin D status of healthy young European children: a randomized, double-blind
controlled trial. The American Journal od Clinical Nutrition, 105(6).

Corkin, D. Ligget,L., & Clarke, S. (2011). Care planning in children and young people nursing (1 st ed.)
USA: Willey-Blackwell.

Ricci, S.S., & Kyle. T (2009), Maternity and Pediatric Nursing. Philadelphia: Lippincott.

Rosdahl, C.B., Koswalki,M.T.(2008). Textbook of basic nursing. Philadelphia: Lippincott.


Edukasi Nutrisi Bayi I.12397
Definisi

Memberikan informasi dan memberikan dukungan tentang nutrisi dan praktik pemberian nutrisi
pada bayi

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan ibu atau pengasuh menerima informasi


- Identifikasi kemampuan ibu atau pengasuh menyediakan nutrisi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada ibu atau pengasuh untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan tanda-tanda awal rasa lapar (mis. bayi gelisah, membuka mulut dan menggelengkan
kepala, menjulur-julurkan lidah, mengisap jari atau tangan)
- Anjurkan menghindari pemberian pemanis buatan
- Anjurkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (mis. cuci tangan sebelum dan sesudah
makan, cuci tangan dengan sabun setelah ke toilet)
- Ajarkan cara memilih makanan sesuai dengan usia bayi
- Ajarkan cara mengatur frekuensi makanan sesuai usia bayi
- Anjurkan tetap memberikan ASI pada saat bayi sakit

Referensi

Berman, A, Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erbs fundamental of nursing (10 th ed.). USA:
Pearson Education.

Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care planning in children and young people nursing (1 st ed.)
USA: Willey-Blackwell.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of clinical nursing procedures (9 th ed.) UK: The royal
marsden NHS Foundation Trust

Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & procedures (8 th ed.) St. Louis: Elsevier Wilkonson,
J.M, Treas,L.S., Barnett,K. & Smitth,M.H (2016). Fundamentals of nursing (3 rd ed.) Philadelphia: F.A.
Dvis Company

EDUKASI NUTRISI PARENTAL


Definisi
Mengajarkan memahami informasi tentang pemberian nutrisi esensial melalui infus yang
dimasukkan ke dalam tubuh.
Tindakan
Observasi
-Identifika kesiapan dan kemampuan menerima informasi Terapeutik
-Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
-Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian nutrisi parenteral
-Jelaskan potensi efek samping dan komplikasi nutrisi parenteral
-Jelaskan kemungkinan lebih sedikit buang air besar saat menjalani terapi parenteral
-Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan selama menjalani terapi parenteral (mis. kondisi
lokasl akses vena dan keadaan selang)
-Anjurkan memeriksa mulut secara teratur untuk tanda-tanda parotitis, glossitls, dan lesi
oral.
Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier& Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing. Procedures (9h ed.). UK The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Lewis. S. L. Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-
surgical nursinq:
Assessment and management of climical problems (9 th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier
wlkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smlth, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th
ed)

Phladelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi orangtua: Fase Anak


Definisi
Memberikan intomasi dan dukungan mengasuh anak serta mendukung perkembangan isik,
psikis, dan sosial berdasarkan tahapan usia.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi pemahaman orang tua/keluarga tentang membesarkan anak
-ldentifikasi kesiapan orang tua dalam menerima edukasi serta faktor-faktor yang
menghambat
keberhasilan edukasi (mis. faktor budaya, hambatan bahasa, kurang tertarik)
Terapeutik
-Minta orang tua menjelaskan perilaku anak
-Dengarkan setiap keluhan dan masalah yang dih ad api orang tua
-Fasilitasi orang tua untuk bertanya
Edukasi
-Ajarkan teknik pengasuhan dan keterampilan komunikasi
-Ajarkan mengidentifikasi sumber dukungan keluarga
-Ajarkan menidentifikasi sumber stressor keluarga (mis. penyalahgunaan obat/alkohol,
kekerasan dalam rumah tangga, konflik ibu, depresi, perceraian)
-Jelaskan tahapan tumbuh kembang anak
-Jelaskan pendekatan orang tua yang dapat digunakan untuk membantu anak
mengekspresikan perasaan secara positif
-Jelaskan sikap atau indakan antisipasi di tahapan usia anak

Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 ed.).
USA: Pearsorn Education.
Bornsteln, H.M. (2002). Handbook of Parenting: Chlldren and Parenting. 2nd ed. Vol 1. New
Jersey: LEA Publisher.
Gage, D.J, Everet, K.D., Bulock, L. (2006), Integrative Review of Parenting in Nursing
Research. Joumal of Nursing Scholarshlp, 38, 1, 56-62
wikinson. J. M, Treas, L. s., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3nd
ed)
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Orangtua: Fase Bayi


Definisi
Memberikan informasi dan dukungan pengasunan dan perawatan fisik yang dibutuhkan bayi
Selama tahun pertama kehidupan.
Tindakan
Observasi
-identifikasi pengetahuan dan kesiapan orang tua belajar tentang perawatan bayi
Terapeutik
-Berikan panduan tentang perubahan poa tidur bayi salama.tahun pertama
-Motivasl orang tua untuk berbicara dan membaca untuk bayi
-Lakukan kunjungan rumah sebagai program pemantauan dan pendampingan pada orang ua
Edukasi
-Jelaskan kebutuhan nutrisi bayi
-Jelaskan perkembangan gigi dan kebersinan.mulut selama tahun pertama
-Jelaskan perubahan pola elminasi pada tahun pertama
-Jelaskan keamanan dan pencegahan cedera pada bayi
-Anjurkan memegang, memeluk, memyat, bemain dan menyentuh bayi
-Ajarkan keterampllan merawat bayi baru lahir
-Ajarkan cara merawat dan mencegah Tuam popok.
-Ajarkan cara simulasi perkembangan Dayt tmerujuk pada stimulasi Depkes RI)
Referensi
Beman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Eb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9t ed,). UK: The
Royal Marsden NHS Foundatlon Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills&Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Hockenberry, M. J. and Wilson, D. (2014). Wong's Nursing Care of Infants and Children. St.
Louls: Mosby
Elsavier.
WIlIkinson, J. M, Treas, L S., Barmett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
od).
Philadelphla: F. A. Davis Company.

Edukasi Orangtua: Fase Remaja


Definisi
Memberikan inornmasi ant Guuigan pada orang tua dntuk memahami anak pada anap
remnaja.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi Kesiapan dan kemampuan orangtua menerima informasi
-ldentifikasi faktor yang mempengaruhi program edukasi (mis. nilal budaya, pengalaman
negalif pada layanan Kesehatan)
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesual kesepakatan
- Berikan kesempatan orangtua untuk bertanya
- Berikan bahan bacaan mengenal remaja
Edukasi
-Jelaskan tugas atau sasaran perkembangan masa remaja
-Jelaskan pola nubungan antara orang tua dan remaja
-Jelaskan mekanisme Koping yang digunakan olen remaja (ms. penyangkalan)
-Ajarkan fislologis normal, emOsional, kognitit, dan Karaikteristk remaja
-Ajarkan cara berkomunikas), derngan remaja
-AJarkan memberikan Kehangatan, mengungkapkan sayang, mengajarkan disiplin
-Ajarkan mengidentiEKAsi cara remaja dalam mengelola kemaranan
-Ajarkan mengenai sIKap-sikap menghadapi prilaku remaja.
-Ajarkan mengidentifIkasi adanya stres keluarga (mis. depresi orang tua, Kecanduan
narkoba, alkoholisme, pendidikan, terbatas,kekerasan dalam rumah tanggaa, Konflik
perKawinan,perceraian)
Referensi
Corkin, D., Ligget, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Chlldren and Young people's
Nursing (1st ed)
USA: Wiley-Blackwell.
Hockenberry, Marilyn J, Wilson, David. (2014). Wong's Nursing Gare of infants and Children.
Elsevier Health
Sciences.
Schofield, Conger, Robin, et al. (2016). Mother-Adolescent Proficiency in a Common
Language Facilitates
Socalization Among Mexican-Origin Famiies. Jouma Kesearcn on Adolescent. DOl:
10.1111/jora. 12268

Edukasi pada Pengasuh l.12402


Definisi

Memberikan informasi dan dukungan untuk memfasilitasi pemberian perawatan oleh pengasuh.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi pemahaman dan kesiapan peran pengasuh


- Identifikasi sumber dukungan dan kebutuhan istirahat pengasuh

Terapeutik

- Berikan dukungan pada pengasuh selama pasien mengalami kemunduran


- Dukung keterbatasan pengasuh dan diskusikan dengan pasien
- Fasilitas pengasuh untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan dampak ketergantungan anak pada pengasuh


- Ajarkan pengasuh mengeksplorasi dan kelemahannya
- Ajarkan pengasuh cara memberikan dukungan perawatan diri (mis. Mandi, BAB/BAK,
berpakaian/berhias, makan/minum)
Referensi

Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s fundamentals of Nursing (10 th ed). USA:

Pearson Edducation.

Dougherty,L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.

Perry, A,G, & Potter, P.A.(2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier

Taylor, C.M,.& Ralph, S.M. (2003). Nursing Diagnosis Cards (10 th ed). Philadephia : Lippincott Williams
& wilkins.

Toseland,R.W., Haigier, H.D..Monahan, D.J.(2011). Education and Support Program for Caregivers.
Springer.

Wilkinson, J.M,.Tress, L. S., Barnett, K. & Smith, M.H. (2018). Fundamental of Nursing (3th ed).
Philadelphia: F.A. Davis Company.

Edukasi Pemberian Makanan pada Anak l.12403


Definisi

Mengajarkan pemilihan, penyiapan dan pemberian makanan serta kebutuhan modifikasi diet pada
anak.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi pemahaman orang tua/keluarga tentang pemilihan jenis makanan sehat yang
sesuai usia

Teraupeutik

- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan


- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan variasi menu seimbang


- Jelaskan pentingnya lingkungan yang kondusif pada saat pemberian makanan
- Jelaskan pentingnya mempertahankan kebersihan mulut anak
- Jelaskan pentingnya meningkatkan kesabaran dalam pemberian makanan pada anak
- Anjurkan memberikan pujian atas pencapaian anak dan menghindari hukuman
- Ajarkan orangtua mengidentifikasi makanan yang disukai dan tidak disukai anak
- Ajarkan orang tua memilih bahan makanan yang sehat sesuai kebutuhan
- Ajarkan orang tua mengidentifikasi makanan dan kebiasaan makan anak
- Ajarkan orang tua menyajikan makanan secara kreatif dan menarik

Referensi

Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s fundamentals of Nursing (10 th ed). USA:

Pearson Edducation.

Brown, R., Ogden, J. (2004). Children Eating Attitudes and Behaviour: a study of Modelling and
Control Theories of Parental Influences. Health Education Research, 19,3,261-271.

Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young People’s Nursing (1th
ed). USA: Wiley-Blackwell.

Dougherty,L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.

Perry, A,G, & Potter, P.A.(2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier

Wilkinson, J.M,.Tress, L. S., Barnett, K. & Smith, M.H. (2018). Fundamental of Nursing (3th ed).
Philadelphia: F.A. Davis Company.

Edukasi Pemberian Makanan Parenteral l.12404


Definisi

Memberikan informasi dan dukungan pada orang tua untuk memahami anak pada tahap remaja.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan orangtua menerima informasi


- Identifikasi factor yang mempengaruhi program edukasi (mis. Nilai budaya, pengalaman
negative pada layanan Kesehatan)

Terapeutik

- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan


- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan orangtua untuk bertanya
- Berikan bahan bacaan mengenai remaja

Edukasi

- Jelaskan alasan dan tujuan pemberian nutrisi parenteral


- Jelaskan efek terapeutik dan efek samping pemberian nutrisi parental
- Jelaskan prosedur pemasangan akses nutrisi parenteral dengan menggunakan gambar,jika
perlu
- Ajarkan cara pencegahan efek samping nutrisi parenteral
- Jelaskan gejala dan tanda yang harus dilaporkan (mls. demam, lokasi insersi merah,bengkak,
dan teraba panas)

Referensi

Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Potter & Perry (2015). Mosby’s Pocket Guide to Skills & Procedures (8 th ed). St. Louis : Mosby

Singer et al (2009). ESPEN Guidelines on Parenteral Nutrition: Intensive care. Journal Of Clinical
Nutrition, 28, 387-400.

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, k. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals Of Nursing (3rd ed) .

Philadelphia: F.A. Davis Company.

Edukasi Pemeriksaan Ultrasonografi l.12405


Definisi

Mengajarkan Tindakan pemeriksaan untuk menentukan status ovarium, uterus, atau janin

Tindakan

Observasi

- Identifikasi indikasi dilakukan pemeriksaan


- Identifikasi pengetahuan tentang manfaat dan tujuan pemeriksaan

Terapeutik

- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan


- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Siapkan pasien secara fisik dan emosional
- Libatkan keluarga atau orang terdekat jika perlu

Edukasi

- Jelaskan manfaat dan tujuan pemeriksaan


- Jelaskan prosedur pemeriksaan
- Jelaskan persiapan pemeriksaan
- Jelaskan pentingnya melaksanakan pemeriksaan secara rutin, jika perlu
- Informasikan pemeriksaan tidak menimbulkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan
Referensi

Burden, C., Preshaw, J., White, P, Draycott, T. J., Grant, S., & Fox, R.. (2013). Usablity of virtual-
realilty simulation training in obstetric ultrasonography: a prospective cohort study. Ultrasound in
Obstetrics & Gynecology, 42(2), 213-217.

Callen, P. W. (2016). The obstetric ultrasound examination. Utrasonography in obstetrics and


gynecology, 1-17.

Sovio, U., white, L. R., Dacey, A., Pasupathy. D., & Smith, G. C. (2015). Screening for fetal growth
restriction with universal third trimester ultrasonography in nulliparous women in the Pregnancy
Outcome Prediction (POP) study: a prospective cohort study. The Lancet, 386(10008), 2089-2097.

Edukasi pencegahan infeksi I.12406


Buku SIKI Halaman 80
Definisi

Mengajarkan pencegahan dan deteksi dini infeksi pada pasien beresiko

Tindakan

Observasi

-Periksa kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

-siapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi dan pencegahan resiko
infeksi di rumah sakit maupun di rumah

-jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga

-berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

-jelaskan tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

-informasikan hasil pemeriksaan laboratorium dalam kurung (mis. Leukosit, WBC)

- ajarkan mengikuti tindakan pencegahan sesuai kondisi

- anjurkan membatasi pengunjung

- ajarkan cara merawat kulit pada area, yang edema

- ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi

-ajar anjurkan kecukupan nutrisi, cairan dan istirahat

- anjurkan kecukupan mobilisasi dan olahraga sesuai kebutuhan

- hancurkan latihan nafas dalam dan batuk sesuai kebutuhan

- anjurkan mengelola antibiotik sesuai resep


-ajarkan cara mencuci tangan

-ajarkan etika batuk

Referensi

Berman, A. Snyder, S. &Fradesn. G. (2016). Kozier & Erb's fundamentals of Nursing (10^th ed).
USA :persson education.

Lewis, S.L., Dirksen. S. R., Heitkemper, M.M., Bucher, L. & Harding . M. M.(2014). Medical-surgical
nursing : Assessment and management of clinical problems(9^th ed). St Louis : Missouri : Mosby
Elsevier.

Perry, A.G.& Potter, P. A. (2014), Nursing skills& procedures(8^th ed). St Louis: mosby Elsevier

See, I., Shugart, A., Lamb, G., Kallen, A. J., Patel, P. R., & Sinkowitz-Cochran, R. L. (2014). Infection
control and bloodstream infection prevention : the perspective of patients receiving hemodialysis.
Nelhrol Nurs J, 41(1), 37-9,50; quiz 40. Retrieved from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24689263.

Wilkinson, J. M., S, T. L., Branett, K.,& Smith, M. H.(2016). Fundamentals of Nursing (3rd Ed.)
Philadelphia: F.A Davis Company.

Edukasi pencegahan jatuh I.124077


Buku SIKI Halaman 81
Definisi

Memberikan informasi cara menghindari terjadinya cedera

Tindakan

Observasi

-identifikasi gangguan kognitif dan fisik yang memungkinkan jatuh

-periksa kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap resiko jatuh terapiutik

Terapiutik

-siapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi dan pencegahan resiko
jatuh di rumah sakit maupun di rumah

-jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
- berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

-ajarkan mengidentifikasi perilaku dan faktor yang berkontribusi terhadap resiko jatuh dan cara
mengurangi semua faktor resiko

-ajarkan mengidentifikasi tingkat kelemahan, cara berjalan dan keseimbangan

-anjurkan menerima bantuan saat ingin menggapai sesuatu yang sulit

-jelaskan pentingnya alat bantu jalan untuk mencegah jatuh seperti tongkat, Walker ataupun kruk

-jelaskan pentingnya handrail pada tangga, kamar mandi dan area jalan di rumah

-anjurkan menghindari objek yang membuat anak-anak dapat memanjat (Mis. lemari, tangga kursi
tinggi)

-ajarkan memodifikasi area-area yang membahayakan di rumah

Referensi

Berman, A. Snyder, S. &Fradesn. G. (2016). Kozier & Erb's fundamentals of Nursing (10^th ed).
USA :persson education.

Doenges, M. E.(2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Indiyidualizing Client Care Aceoss The Span.
(8^th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Diugherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of clinical Nursing procedures (9^th ed). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Harrison. (2017). Fall Prevention Program in the community : A Nurse Practitioners Contribution. The
Journal for Nurse Practitioners, 13, 8.

Murray, V.E.(2016). Implementing a Pediatric Fall Prevention policy and progarm. Pediatric
Nursing,42(5).

Perry,A.G. & Potter, P.A(2014). Nursing skills & procedures (8^th ed). St Louis: Mosby Elsevier

Wilkinson, J. M., S, T. L., Branett, K.,& Smith, M. H.(2016). Fundamentals of Nursing (3rd Ed.)
Philadelphia: F.A Davis Company.

Edukasi pencegahan luka tekan. I.12408


Buku SIKI Halaman 82
Definisi
memberikan informasi cara menghindari terjadinya kerusakan keutuhan kulit/ jaringan akibat
penekanan pembuluh darah dalam jaringan

Tindakan

Observasi

-identifikasi gangguan fisik yang memungkinkan terjadinya luka tekan

-periksa kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap resiko luka tekan

Terapiutik

- persiapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi dan pencegahan resiko
luka tekan di rumah sakit maupun di rumah

-jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga

Edukasi

-jelaskan lokasi-lokasi yang sering terjadi luka tekan (mis. tumit, tulang ekor, bahu, telinga)

-ajarkan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya luka tekan

-ajarkan cara menggunakan matras dekubitus

-ajarkan cara mempertahankan permukaan kulit sehat, identifikasi kerusakan permukaan kulit
seperti merah, panas, bula, eksudat

-anjurkan untuk tetap bergerak sesuai kemampuan dan kondisi

-demonstrasikan cara-cara meningkatkan sirkulasi pada titik-titik lokasi tertekan (mis. Pemijatan,
ubah posisi miring kanan;miring kiri, supine)

Referensi

Berman, A. Snyder, S. &Fradesn. G. (2016). Kozier & Erb's fundamentals of Nursing (10^th ed).
USA :persson education.

Doenges, M. E.(2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Indiyidualizing Client Care Aceoss The Span.
(8^th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Diugherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of clinical Nursing procedures (9^th ed). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Elis. M. (2017). Pressure ulcer Prevention in care home settings. Nursing older people,29(3)

Perry,A.G. & Potter, P.A(2014). Nursing skills & procedures (8^th ed). St Louis: Mosby Elsevier

Wilkinson, J. M., S, T. L., Branett, K.,& Smith, M. H.(2016). Fundamentals of Nursing (3rd Ed.)
Philadelphia: F.A Davis Company.

Tayylb, C.L.(2016). Implementing a pressure ulcer Prevention bundle in and adult intensive care.
Intensive and critical nursing.37,27-36.
Edukasi pencegahan osteoporosis I.12409
Buku SIKI Halaman 82

Definisi

Memberikan informasi tentang menghindari hilangnya massa tulang

Tindakan

observasi

-identifikasi kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap risiko osteoporosis

Terapiutik

-persiapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi dan pencegahan resiko
osteoporosis

-jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga

Edukasi

-jelaskan gejala dan proses, pemeriksaan diagnostik, konsekuensi dan terapi osteoporosi

-jelaskan strategi pencegahan osteoporosis melalui nutrisi (mis. meningkatkan asupan kalsium)

-jelaskan strategi pencegahan osteoporosis melalui olahraga

-jelaskan strategi pencegahan osteoporosis melalui modifikasi faktor risiko

Referensi

Doenges, M. E.(2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Indiyidualizing Client Care Aceoss The Span.
(8^th ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Diugherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of clinical Nursing procedures (9^th ed). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Kalkim & Deghan.(2017) Theory-based Osteoporosis Prevention education and counseling program
for women: A randomized Controiled Trial. Asian Nursing Research .11,119,127.

Pamela Lynn, Marliee LeBon BA.(2010). Skill checklists for Taylor's clinical Nursing skills a Nursing
process Approach,(3^rd Ed).USA :Lippincott Williams & wilkins

Edukasi Penggunaan Alat Bantu I. 12410


Buku SIKI halaman 83

Definisi
Memberikan informasi kepada pasien tentang penggunaan alat bantu

Tindakan
Observasi
- Identifikasi aktivitas yang sulit dilakukan dengan keterbatasan yang dimiliki
- Identifikasi kemampuan pergerakan (mis. keterbatasan gerak, kekuatan otot, dan kesadaran)

Edukasi
- Ajarkan mengidentifikasi lingkungan rumah dan menyingkirkan penyebab jatuh pada klien (mis.
lantai licin, penerangan yang kurang baik)
- Jelaskan manfaat penggunaan alat bantu
- Jelaskan pilihan alat bantu yang memungkinkan
- Ajarkan cara penggunaan alat bantu
- Anjurkan memeriksa alat bantu yang digunakan secara rutin
- Anjurkan mendekatkan barang-barang yang penting di samping klien
- Anjurkan keluarga mendukung pasien menggunakan alat bantu

Referensi

Borwell, B. (1994). Nursing Managent of the Patient with a Gastro-Intestinal Fistula. Journal of Tissue
viability, 4(1), 23-26. https://doi.org /10.1016/S0965-206X(14)80236-2

Simoens, S., Van den Steen, D., Vanleene, V., De Mare, L., Moldenaers, I., Debruyne, H., Ramaekers,
D.(2007). Drawing on international experience to reform the Belgian market for ostomy
appliances. Health Policy, 80(2), 273-280. https://doi.org/10.1016/j.healthpol.2006.03.017

Yamada, Y., Vlachova, M., Richter, T., Finne-Soveri, H., Gindin, J., van der Roest, H., … Topinkova, E.
(2014). Prevalence and Correlates of Hearing and Visual Impairments in European Nursing
Homes: Results From the SHELTER Study. Journal of the American Medical Directors
Association, 15(10), 738-743.https://doi.org/10.1016/j.jamda.2014.05.012.

Edukasi Penggunaan Alat Kontrasepsi I. 12411


Buku SIKI halaman 84

Definisi
Mengajaran ibu dan pasangan tentang metode atau alat yang digunakan untuk mencegah
kehamilan.

Tindakan
Observasi

- Identifikasi pengetahuan, keadilan umum, penggunaan alat kontrasepsi sebelumnya, riwayat


obstetrik dan ginekologi ibu
Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan ses uai kesepakatan
- Fasilitasi ibu memilih kontrasepsi yang tepat
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi

- Jelaskan kepada ibu dan pasangan tentang tujuan, manfaat, dan efek samping penggunaan alat
kontrasepsi
- Jelaskan ibu dan pasangan tentang jenis-jenis alat kontrasepsi
- Jelaskan ibu dan pasangan tentang faktor risiko jika terlalu sering atau terlalu dekat jarak
persalinan
- Jelaskan ibu dan pasangan tentang usia produktif dan aman untuk melahirkan dan jarak ideal
melahirkan
- Anjurkan ibu dan pasangan memantau keluhan yang timbul selama menggunaknan alat
kontrasepsi
- Anjurkan ibu mengidentifikasi tanda-tanda masalah ginekologi
- Anjurkan ibu dan pasangan untuk merencanakan jumlah anak
- Anjurkan ibu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya sebagai pertimbangan
- Ajarkan ibu dan pasangan menghitung masa subur dan siklus menstruasi

Referensi

Atlanta (2011). Reproductive Health; Kelly Osbourne and international health groups call for
improved education on choices and usage of contraception Anonymous. Women’s Health
Weekly. 4,413.
Gunardi, E , Fernanando, & Darrel (2013). Emergency contraception - a neglected option for birth
Medical Journal of Indonesia, 22(4). 248-252.
Whelpton, P. K., Campbell, A. A., & Patterson. J. E (2015). Fertility and family planning in the United
States. Princeton University Press.

Edukasi Penggunaan Nadi Radialis I. 12412

Buku SIKI halaman 84

Definisi
Mengajarkan cara pengukuran nadii radialis.

Tindakan
Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Pastikan pasien merasa nyaman dan rileks
- Dokumentasikan hasil pengukuran nadi radialis

Edukasi
- Jelaskan prosedur pengukuran nadi radialis
- Anjurkan dalam posisi duduk atau terlentang
- Ajarkan cara memeriksa pulsasi radial
- Ajarkan menghitung denyutan selama 60 detik, atau hitung selama 30 detik dan kalikan dengan 2
- Ajarkan menghitung frekuensi, irama dan volume denyut nadi dengan mencatat pola dan
kekuatan denyutan

Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10thed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8thed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson. J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rded.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Pengukuran Respirasi I. 12413

Buku SIKI halaman 85

Definisi
Mengajarkan cara pengukuran frekuensi respirasi.

Tindakan
Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Dokumentasikan hasil pengukuran respirasi

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan


- Ajarkan cara menghitung respirasi dengan mengamati naik turunnya dada saat bernapas
- Ajarakan ara menghitung respirasi selama 30 detik dan kalikan dengan 2 atau hitung selama 60
detik jika respirasi tidak teratur.

Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10thed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8thed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson. J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rded.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh


I.12414
Definisi Buku SIKI
halaman 86

Mengajarkan cara pegukuran suhu tubuh

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan keseatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Dokumentasikan hasil pengukuran suhu

Edukasi :

- Jelaskan prosedur pengukuran suhu tubuh


- Anjurkan terus memegang bahu dan menahan dada saat pengukuran aksila
- Ajarkan memilih lokasi pengukuran suhu oral atau aksila
- Ajarkan cara meletakkan ujung thermometer di bawah lidah atau di bagian tengah aksila
- Ajarkan cara membaca hasil thermometer raksa dan/atau elektronik

Refrensi

Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed,).
USA: Person Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed,). UK: The Royal
Marsden NHS
Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter. P . A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed,). St Louls: Masby Elsevier
Willkinson, J. M., Treas, L S., Bammett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A.
Davis Company
Edukasi Pengukuran Tekanan Darah
I.12415
Definisi Buku SIKI
halaman 86

Mengajarkan cara pengukuran tekanan darah.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sedikan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Dokumentasikan ukuran tekanan darah yang didapat

Edukasi

- Anjurkan beristrirahat minimal 5 menit sebelum mengukur tekanan


- Anjurkan tidak merokok atau minum kafein setidaknya 30 menit
- Ajarkan memilih posisi pengukuran (mis. Berbaring atau duduk)
- Ajarkan memasang manset di lengan atas
- Ajarkan mengembangkan manset
- Ajarkan mengempiskan manset (tidak lebih cepat dari 2 sampai 3 mmHg/detik)
- Ajarkan cara menentukan tekanan darah sistolik dan diastolic
- Informasikan hasil pengukuran tekanan darah

Referensi

Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed,).
USA: Person Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed,). UK: The Royal
Marsden NHS
Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter. P . A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed,). St Louls: Masby Elsevier
Willkinson, J. M., Treas, L S., Bammett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A.
Davis Company
Edukasi Pengurangan Resiko
I.12416
Definisi Buku SIKI
halaman 87

Memberikan informasi pencegahan terjadinya resiko cedera akibat kesalahan tindakan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Berikan pendidikan kesehatan sebelum melakukan prosedur


- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Anjurkan memperhatikan akurasi dosis dan waktu pemberian obat


- Anjurkan memeriksa tanggal kadaluarsa obat
- Anjurkan menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan benar
- Ajarkan cara menyimpan obat dengan tepat
- Ajarkan cara melakukan kebersihan tangan
- Ajarkan cara pencegahan infeksi nosokomial
- Ajarkan pencegahan cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

Referensi

Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed,).
USA: Person Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed,). UK: The Royal
Marsden NHS
Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter. P . A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed,). St Louls: Masby Elsevier
Willkinson, J. M., Treas, L S., Bammett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A.
Davis Company

Edukasi Penyalahgunaan Alkohol


I.12417
Definisi Buku SIKI
halaman 87

Mengajarkan adaptasi perilaku pencegahan penyalahgunaan alcohol pada individu,keluarga,


kelompok, atau masyarakat.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi pengetahuan mengenai efek alcohol pada tubuh


- Identifikasi kemampuan membaca, status kognitif, psikologis, budaya, dan akses
terhadap sumber daya sosial dan keuangan
- Identifikasi kesiapan kecemasan dan kesiapan belajar
- Identifikasi waktu dan metode pembelajaran yang sesuai (mis. Diskusi, Tanya jawab,
audio atau visual, metode lisan atau tukisan)

Terapeutik

- Rencanakan strategi edukasi, termasuk tujuan realistis


- Sediakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan optimal 9mis. Di ruang kelas atau
ruang terapi yang kosong)
- Berikan penguatan positif terhadap kemampuan yang di dapat
- Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama edukasi

Edukasi

- Jelaskan efek negative alcohol (mis. Kapasitas alcohol terhadap ketergantungan fisiologis
dan psikologi, pengaruh terhadap fungsi keluarga, pengaruh terhadap janin)
- Ajarkan dari konsep sederhana ke kompleks
- Anjurkan mengulang kembali informasi edukasi tentang p enyalahgunaan alkohol

Referensi
Arthur, D. (1998). Alcohol-related problems: a critical review of the literature and direction is nurse
education. Nurse Education Today, 18(6) . 477-487
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5 th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Willkins .
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychitric Nursing (10 th ed.). St.Louls: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications. (9 th ed.).
Philadelphia F. A. Davis Company.
Edukasi Penyalahgunaan Zat I.
12418

Definisi

Mengajarkan pencegahan zat pada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi pengetahuan mengenai efek zat pada tubuh

- Identifikasi kemampuan memebaca, status kognitif, psikologi, tingkat kecemasan dan


budaya

- Identifikasi metode pembelajaran yang sesuai (mis. diskusi, tanya jawab, audio dan visual,
metode lisan atau tulisan)

Terapeutik

- Rencana strategi edukasi

- Jadalkan waktu dan intensitas oembelajaran sesuai kemampuan

- Sediakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan optimal ( mis. di ruang kelas atau
ruang terapi yang kosong )

- Berikan penguatan positif terhadap kemampuan yang didapat

- Ciptakan edukasi interaktif untuk partisipasi aktif selama edukasi

Edukasi

- Jelaskan faktor - faktor penyebab penyalahgunaan zat (mis. faktor individu, faktor
lingkungan, keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat )

- Jelaskan gejala klinis saat menggunakan zat ( mis. jalan sempoyongan, bicara pelo, apatis,
mengantuk, agresif, curiga )

- Jelaskan efek buruk penyalahgunaan zat pada kesehatan

- Jelaskan efek buruk penyalahgunaan zat pada sikap dan perilaku

- Ajarkan cara mnghindari penyalahgunaan zat

- Anjurkan mngulang kembali informasi edukasi tentang penyalahgunaan zat

Referensi

Boyd, M A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice ( 5 th ed.). Philadelphia : Lippi


ontt William & wilkins.
Cardiz, D., O'Neill, C., Butell, S., Epeneter, B., & Basin, B. (2012). A quasi-experimental
evaluation of a substance use awareness aducational intervention for nursing student.
Journal of Nursing Education. 51, 411- 415.

Graham, Antonnette V. et al. (1997). Substance Abuse Education for Clinical Nurses: A
Controlled Study. The Journal of Contiuing Education in Nursing.1997: 28 (5): 217-222

Stuart, G. w. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St. Louis: Mosby.

Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medications. (9 th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Perawatan Bayi I.


02028

Definisi

Memberikan informasi dan dukungan mengenai perawatan bayi secara mandiri

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikannkesehatan

- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan manfaat perawatan bayi

- Ajarkan memandikan bayi dengan memeperhatikan suhu ruangan 21- 24° C dalam waktu 5
- 10 menit, sehari 2 x

- Ajarkan perawatan tali pusat

- Anjurkan memantau tanda vital bayi terutama suhu 36,5° C - 37,5 ° C

- Anjurkan untuk menjemur bayi sebelum jam 9 pagi

- Ajarkan pijat bayi

- Anjurkan segera mengganti popok jika basah

- Anjurkan menggunakan pakaian bayi dari bahan katun

- Anjurkan menyusui sesuainkebutuhan bayi

Referensi
Blume-Peytavi, U., Lavender, T., Jenerowicz, D., Ryumina, I., Stalder, J. F., Torrelo, A., & Cork, M. J
(2016). Revommendation from s European meeting on best pravtice healthy infant skin
care. Pediatric dematologi, 33(3), 331 - 321.

Quattrin, R., Kim lacobucci, A. L., Pittini, C., & Brusaferro, S. (2016). 70% Alcohol Versus Dry Cord
Care in the Umbilical Cord Care: A Case - Control Study in Italy. Medicine, 95 (14).

Schultz Camillo, B., Nietsche, E. A., Salbego, C., Goncalves Cassenote, L., Osto, D., Silva, D., & Bock, A.
(2016). Health Education Action In Primary Attention To Pregrant And Puerperal
Women: Integrative Riview. Journal of Nursing EFPE/Revista de Enfermagem UFPE, 10.

Shakya, J. (2017). Determinants of newborn care at home among the parents attending metemal and
child health clinic in maternity hospital, Thapathali, Kathmadu, Nepal. Journal of
Chitwan Medical Collage, 6 (1), 34 - 39.

Edukasi Perawatan Diri I.


12420

Definisi
Mengajarkan pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar perawatan diri

Tindakan

Observasi

- Identifikasi pengetahuan tentang perawatan diri

- Identifikasi kemampuan membaca, status kognitif, psikologis, tingkat kecemasan dan


budaya

- Identitikasi masalah dan hambatan perawatan diri yang di alamai

- Identifikasi metode pembelajaran yang sesuai ( mis. diskusi , tanya jawab, penggunaan alat
bantu audio atau visual, lisan, tulisan)

Terapeutik

- Rencana strategi edukasi, termasuk tujuan yang realistis

- Jadwalkan waktu dan intensitas pembeljaran sesuai penyakit

- Sediakan lingkungan yang kondusif pembelajaran optimal ( mis. di ruang kelas atau ruang
terapi yang kosong )

- Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama edukasi

- Berikan penguatan positif terhadap kemampuan yang di dapat.

Edukasi

- Ajarkan perawatan diri, praktik perawatan diri, dan aktivitas kehidupan sehari - hari

- Anjurkan mendemonstrasikan praktik perawatan diri sesuai kemampuan


- Anjurkan mengukang kembali informasi edukasi tentang perawatan mandiri

Referensi

Stuart, G. w. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th ed.). St. Louis: Mosby.

Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medications. (9 th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

White, M. L. (2010). Spirtuality and self care: Expanding self - care deficit nursing theory (Order
No.3433511). Available from Nursing & Allied Health Database; ProQuest Dissertation &
Theses Global ; Pcycology Database. (838985588).

Edukasi Perawatan Gigi Palsu I.


12421

Definisi

Mengajarkan perawatan kebersihan mulut dan gigi palsu.

Tindakan

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

- Berika kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan prosedur membersihkan mulut dan gigi palsu

- Anjurkan melepas gigi palsu bahian bawah terlebih dahulu kemudian gigi atas

- Anjurkan meletakan handuk pada dasar bak pembersih dan isi dengan air

- Anjurkan memeriksa gigi palsu : retak, ujung tajam atau bagian gigi yang hilang

- Anjurkan melepas gigi palsu minimal selama 1 jam, idealnya semalaman dan gigi palsu
ditempatkan dalam cairan untuk gigi palsu atau air

- Anjurkan meletakan gigi palsu jauh dari jangkauan anak - anak

- Anjurkan menemui dokter gigi ketika gigi palsu ( mis. pecah, retak, terasa longgar )

- Anjurkan memeriksa kondisi bibir, mulut, lidah, langit - langit, dan dasar mulut

- Anjurkan memebersihakan mulut dengan alat kebersihan mulut


- Anjurkan membersihkan semua permukaan gigi palsu dengan sikat gigi lembut, dan bilas
dengan air mengalir.

Referensi

Faigenblum, M. J. (2015). The denture box. An aid to denture hygiene. British Dental Journal,
215(1), 9 - 12. https://doi.org/10.103/sj.dbj.2014.1139

Milward, P., Katechia, D., & Morgan, M. Z. (2013). Knowladge of removable partial denture
wearers on denture hygiene. British Dental Journal, 215 (10), E 20-E20.
http://doi.org/10.1038/sj.bdj.2013.1095

Mylonas, P., Attrill, D. C., & Walmsley, A. D. (2016). Evaluating denture cleanliness of patients
in a regional dental hospital. British Journal of Community Nursing, 221(3), 127-130.
Edukasihttp://doi.org/10.1038/sj.bdj.2016.562
Perawatan Gips I.1242
Definisi

Memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien/keluarga


dalammelakukan perawatan gips.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan bahwa gips akan terasa hangat selama proses pemasangan sampai kering
- Jelaskan perlunya membatasi aktivitas selama masa pengeringan gips
- Jelaskan tanda-tanda infeksi (mis. gips berbau busuk, eritme, demam) dan minta segera
melaporkan
- Jelaskan tanda-tanda gangguan sirkulasi atau fungsi neurologi akibat gips pada ekstremitas
yang terkena (mis. nyeri, pucat, nadi tidak teraba, parestesi, paralisis [5P]) dan laporkan
segera jika terjadi
- Anjurkan menghindari meletakan gips pada permukaan yang keras/tajam selama masa
pengeringan
- Anjurkan menghindari menekan gips selama masa pengeringan
- Anjurkan menghindari menggaruk kulit di bawah gips dengan benda apapun
- Anjurkan menggunakan alternative menggaruk (mis. gunakan udara dingin)
- Anjurkan menghindari gips terkena air/basah (mis. gunakan pelindung yang sesuai saat
mandi)
- Anjurkan memposisikan gips pada bantal
- Anjurkan meninggikan ekstremitas yang terpasang gips di atas level jantung

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Maher, A.B., Salmond, S.W., Pellinno, T.A. (2002). Orthopaedic nursing. (3rd ed.). Philadelpa: W.B.
Saunder Co.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Perawatan Kaki I. 12423

Definisi
Mengajarkan pencegahan luka dan perawatan kaki.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tingkat pengetahuan dan keterampilan perawatan kaki
Terapeutik
- Berikan brosur informasi tingkat risiko cedera dan perawatan kaki
- Fasilitasi pembuatan rencana penilaian dan perawatan kaki harian
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan factor risiko luka pada kaki (mis. panas, dingin, penipisan, kapalan)
- Jelaskan hubungan antara neuropati, cedera, dan penyakit vascular dan risiko ulserasi dan
amputasi ekstremitas bawah
- Ajarkan pemeriksaan seluruh bagian kaki setiap hari (mis. luka, kemerahan, bengkak, hangat,
kering, maserasi)
- Ajarkan memotong dan mengikir kuku secara lurus. Anjurkan mencuci kaki setiap hari
dengan menggunakan air hangat dan sabun ringan
- Anjurkan mengeringkan secara menyeluruh setelah mencuci kak, terutama diantara jari kaki
- Anjurkan menghubungi tenaga profesional kesehatan jika ada luka, infeksi atau jamur
- Anjurkan memakai sepatu bertumit rendah dan sesuai bentuk kaki
- Anjurkan memakai kaus kaki yang berbahan menyerap keringat
- Anjurkan memeriksa sepatu bagian dalam sebelum dikenakan
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Perason Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Elsevier Interactive Patient Education (2017). Patient Education: Diabetes and Foot Care. USA:
Elsevier Inc.
Hingorani, A., et al (2016). The management of diabetic foot: A clinical practice guideline by the
Society for Vascular Surgery in collaboration with the American Podiatric Medical
Association and the Society foe Vascular Medicine. Journal of Vascular Surgery, 63, 2, 3S-
21S.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Perawatan Kateter I.12424


Urine
Definisi
Memberikan informasi cara merawat selang kateter urine.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
- Persiapkan materi, media dan alat peraga perawatan kateter urine
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
Edukasi
- Jelaskan pengendalian infeksi (mis. cuci tangan dan prinsip steril)
- Jelaskan tujuan perawatan kateter urine
- Jelaskan masalah/komplikasi yang mungkin terjadi akibat pemasangan kateter urine
- Jelaskan kondisi-kondisi yang harus dilaporkan (mis. demam, nyeri perut bawah, warna urine
berubah keruh/warna merah, taka da urine lebih dari 2 jam)
- Demonstrasikan cara membersihkan daerah perineum (wanita) dan preposium (laki-laki)
Referensi
CDC (2009). Guideline for Prevention of Chatheter-Associated Urinary Tract Infections.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/cauti/index.html
Evans & Godfrey (2000). Bladder Washout In The Management of Long Term Catheters. British
Journal of Nursing, 9, 14, 900
Gould, D. (2015). Preventing catheter-associated urinary tract infection. Nursing Standard (2014+),
30(10). 50. dol:http://dx.doi.org/10.7748/ns.30.10.50.s48
Holroyd (2017). A new solution for indwelling catheter encrustation and blockage, JCN, 31, 1, 48-52.
Potter & Perry (2015). Mosby’s Pocket Guide to Nursing Skills & Procedures. (8th ed.). St. Louis: Mosby

Edukasi Perawatan Kehamilan I.1242


Definisi
Memberikan informasi dalam mengoptimalkan kemampuan beradaptasi secara fisik dan psikologis
selama periode kehamilan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi pengetahuan tentang perawatan masa kehamilan
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan perubahan fisik dan psikologis masa kehamilan
- Jelaskan perkembangan janin
- Jelaskan ketidaknyamanan selama kehamilan
- Jelaskan kebutuhan nutrisi kehamilan
- Jelaskan seksualitas masa kehamilan
- Jelaskan kebutuhan aktivitas dan istirahat
- Jelaskan tanda bahaya kehamilan
- Jelaskan adaptasi siblings
- Jelaskan persiapan persalinan
- Jelaskan system dukungan selama kehamilan
- Jelaskan persiapan menyusui
- Ajarkan cara mengatasi ketidaknyamanan selama kehamilan
- Ajarkan manajemen nyeri persalinan
- Ajarkan cara perawatan bayi
- Anjurkan menerima peran baru dalam keluarga
- Anjurkan ibu rutin memeriksakan kehamilannya
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and Women’s Health
Care-E-Book. Elsevier Health Sciences.
Ayiasi, R., Criel, B., Orach, C. G., Nabiwemba, E and Ayiasi, P. K. (2014). Primary healthcare worker
knowledge related to prenatal and Immediate newborn care: a cross sectional study in
Masindi, Uganda. Health Services Research, 3, 46-65
Marcella, H. A. (2013). Self-care agency and prenatal care actions: Relationships to pregnancy
outcomes: Case Wastern Reserve University (Health Sciences). ProQuest Dissertations
Publishing, 1.
Nicolaides, K. H. (2011). A model for new pyramide of prenatal care based on the 11 to 13 weeks’
assessment. Prenatal diagnosis, 31(1),3-6
Edukasi Perawatan Kulit I.12426
Definisi
Memberikan informasi untuk memperbaiki atau meningkatkan integritas jaringan kulit.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan bertanya
Edukasi
- Anjurkan menggunakan tabir surya saat berada diluar rumah
- Anjurkan minum cukup cairan
- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
- Anjurkan menggunakan pelembab
- Anjurkan melapor jika ada lesi kulit yang tidak biasa
- Anjurkan membersihkan dengan air hangat bagian perianal selama periode diare
Referensi
Berman. A., Snyder, D & Fradsen, G. (2016). Kozier & erb’s Fundamental of Nursing (10’th ed). USA:
Pearson Education.
Dougherty,L.&Lister,S.(2015). Manual of Clinical Nursing Procedures(9’th ed).UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry. A.G. & Potter, P.A. (2014. Nursing Skills & Procedures (8’th ed). St Louis Mosby Elsevier
Wilkinson J. M Treas, L. S.., Barnett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3’rd ed).
Philadelpia F.A. David Company.

Edukasi Perawatan Mata I.12427

Definisi
Memberikan informasi cara melakukan perawatan mata, mencegah atau meminimalkan ancaman
pada integritas mata dan fungsi visualnya.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan bertanya
Edukasi
- Ajarkan memonitor kemerahan, eksudat, atau ulserasi
- Anjurkan tidak menyentuh mata
- Ajarkan cara memonitor refleks kornea
- Anjurkan melepaskan lensa kontak sesuai kebutuhan
- Ajarkan cara menggunakan penutup mata
- Ajarkan cara menggunakan tetes mata lubrikasi
- Ajarkan cara memasang plester untuk menutup kelopak mata
- Ajarkan penggunaan pelembab mata
Referensi
Berman. A., Snyder, D & Fradsen, G. (2016). Kozier & erb’s Fundamental of Nursing (10’th ed). USA:
Pearson Education.
Dougherty,L.&Lister,S.(2015). Manual of Clinical Nursing Procedures(9’th ed).UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry. A.G. & Potter, P.A. (2014. Nursing Skills & Procedures (8’th ed). St Louis Mosby Elsevier
Wilkinson J. M Treas, L. S.., Barnett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3’rd ed).
Philadelpia F.A. David Company.
Edukasi Perawatan Mulut I.12428

Definisi
Memberikan informasi cara melakukan perawatan mulut pada pasien dengan kesadaran
menurun/compos mentis atau dengan alat bantu pernapasan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan bertanya
Edukasi
- Jelaskan aspek yeng perlu diidentifikasi dari komdisi mulut (mis. Luka, karies gigi, plak, sariawan
atau tumor)
- Anjurkan sikat gigi 2 kali sehari
- Anjurkan menghindari merawat mulut dengan sikat gigi jika mengalami trombositopenia
- Ajarkan memilih sikat gigi sesuai dengan kondisi
- Ajarkan cara menyikat gigi dari arah gusi keatas pada masing-masing gigi atas dan bawah
- Ajarkan penggunaan cairan antiseptik chlorhexidine/betadine gargel dalam perawatan mulut
- Ajarkan cara memantau kebersihan mulut, lidah, dan gusi.
Referensi
Berman. A., Snyder, D & Fradsen, G. (2016). Kozier & erb’s Fundamental of Nursing (10’th ed). USA:
Pearson Education.
Dougherty,L.&Lister,S.(2015). Manual of Clinical Nursing Procedures(9’th ed).UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry. A.G. & Potter, P.A. (2014. Nursing Skills & Procedures (8’th ed). St Louis Mosby Elsevier
Wilkinson J. M Treas, L. S.., Barnett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3’rd ed).
Philadelpia F.A. David Company.

Edukasi Perawatan Nefrostomi I.12429

Definisi
Mengajarkan cara melakukan perawatan selang urine yang terpasang dari ginjal melalui permukaan
kulit.
Tindakan
Observasi
- Periksa kesiapan dan kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
- Persiapkan materi, mefia dan alat peraga perawatan nefrostomi
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien dan keluarga
-
Edukasi
- Jelaskan tujuan perawatan nefrostomi
- Jelaaskan masalah/komplikasi nefrostomiyang mungkin terjadi akibat pemasangan nefrostomi
- Jelaskan tanda-tanda infeksi yang harus dilaporkan (mis. Demam, pus, merah, bengkak)
- Jelaskan cara mengukur haluaran urine
- Ajarkan cara pengendalian infeksi akibat pemasangan nefrostomi
- Demonstrasikan perawatan nefrostomi
Referensi
Dougherty,L.&Lister,S.(2015). Manual of Clinical Nursing Procedures(9’th ed).UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Hautmann (2015). Nephrostomy. http://emedicine.medscape.com/article/445893-overview
Naidi, Virginia, McDonald, Liverpool Health Service (LHD) (2010). Management of patients with
Nephrostomy Tubes. NSW: Agency for Clinical Innovation
Perry. A.G. & Potter, P.A. (2014. Nursing Skills & Procedures (8’th ed). St Louis Mosby Elsevier

Edukasi Perawat Nefrostomi I.12429

Halaman 96 buku SIKI

Definisi

Mengajarkan cara melakukan perawatan selang urine yang terpasang dari ginjal melalui permukaan
kulit..

Tindakan

Observasi

- periksa kesiapan dan kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Terapeutik

- persiapkan materi, media dan alat peraga perawatan nefrostomi

- jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga

Edukasi

- jelaskan tujuan perawatan nefrostomi

- jelaskan masalah/komplikasi nefrostomi yang mungkin terjadi akibat pemasangan nefrostomi

- jelaskan tanda-tanda infeksi yang harus dilaporkan (mis. demam,pus,merah,bengkak)

- jelaskan cara mengukur haluaran urine

- ajarkan cara pengendalian infeksi akibat pemasangan nefrostomi

- demonstrasikan perawatan nefrostomi

Referensi
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation trust.

Hautman (2015). Nephrostomy.http:/emedicine.com/article/445893-overview.

Naldl, Virginia,McDonald, Livepool Health Service (LHD)(2010).Management og patients with


Nephrostomy Tubes. NSW:Agency for Clinical Innovation.

Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014).Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier.

Edukasi Perawatan perineum I.12430

Halaman 97 buku SIKI

Definisi

Memberikan informasi dalam membersihkan daerah kemaluan dan sekitarnya.

Tindakan

Observasi

- identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

- identifikasi pengetahuan ibu tentang perawatan perineal pasca persalinan

Terapeutik

- sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

- jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

- berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- jelaskan prosedur perineal hygiene yang benar

- jelaskan tanda-tanda infeksi pada perineum

- anjurkan selalu menjaga area genital agar tidak lembab

- anjurkan menghindari menggunakan bahan apapun ketika membersihkan area genitalia (kecuali air
bersih)

- anjurkan sesering mungkin mengganti celana dalam (setiap 4 jam)

- ajarkan cara penggunaan celana dalam yang aman

- ajarkan cara penggunaan pembalut


- ajarkan menilai perdarahan postpartum abnormal

Referensi

Capitola (2012). Incision Of Vulva and perineum: Other Incision Of Vulva And perineum Hospital
Inpatient Profiles. Operations On Vulva and perineum, 2, suppl.71.

Dougherly, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed).Uk: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Puspha, patil, Sharmilia, Pawarkar, Rupali (2013). Vulvovaginal hygiene and care Gupte, Puspha:
patil, Sharmila; Pawasker, Rupali. Indian Journal of Sexually Transmitted Diseason and AIDS, 2, 130-
133.

Perry, A. G. & Potter, P. A (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier.

Edukasi Perawatan Selang Drain I.12431

Halaman 97 buku SIKI

Definisi

Memberikan informasi tentang perawatan selain drain dan mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi.

Tindakan

Observasi

- identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

- jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

- berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- jelaskan prosedur perawatan selain selang drain

- anjurkan memantau selang terlipat, tertekuk, atau tersumbat

- anjurkan sering batuk dan menarik napas dalam

- anjurkan duduk tegak untuk mendapatkan ekspansi paru optimal


- anjurkan untuk segera melaporkan adanya kesulitan bernapas

- anjurkan melakukan latihan gerak aktif atau pasif (ROM) lengan

- ajarkan cara memonitor karakter, konsistensi, dan jumlah drainase dl tabung drainase

- ajarkan cara menjaga tabung saat bergerak

- ajarkan cara merawat drain dengan teknik aseptik

Referensi

Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundarmentals of Nursing (10th ed). USA:
pearson Education.

Dougherly, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier.

Willkinson, J. M, Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundarmentals of Nursing (3rd ed.).
Philladelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Perawatan Stoma I.12432

Halaman 98 buku SIKI

Definisi

Memberikan informasi melakukan perawatan lubang buatan pad abdomen untuk mengalirkan feses.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

- jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

- berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- jelaskan pentingnya teknik aseptik selama merawat stoma

- jelaskan pentingnya stoma terbebas dari sabun


- anjurkan area stoma agar tidak terkena pakaian

- anjurkan melapor jika ditemukan herniasi, atropi, atau perburukan dari stoma

- ajarkan cara memonitor stoma (mis. Karakteristik stoma, tanda dan gejala komplikasi, karakteristik
feses)

- ajarkan cara perawatan stoma

- ajarkan penggunaan pasta atau powder sesuai kebutuhan

Referensi

Berman, A., Snyder, S, & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
pearson Education.

Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier.

Willkinson, J. M, Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundarmentals of Nursing (3rd ed.).
Philladelphia: F. A. Davis Company.

Nama : Mayra Rizky Susanti


Nim : J210200089
Kelas : B

Gangguan Eliminasi Urine

Luaran Utama Eliminase Urine

Luaran Tambahan Kontonensia Urine


Kontrol Gejala
Status Neurologis
Tingkat Inveksi

Gangguan Identitas Diri v

Luaran Utama Identitas Diri

Luaran Tambahan Citra Tubuh


Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Status Koping
Gangguan Integritas Kulit / Jaringan v

Luaran Utama Integritas kulit dan jaringan

Luaran Tambahan Pemulihan Pasca Bedah


Penyembuhan Luka
Perfusi Perifer
Respon Alergi Lokal
Status Nutrisi
Status Sirkulasi
Termoregulasi

Gangguan Interaksi Sosial v

Luaran Utama Interaksi Sosial

Luaran Tambahan Dukungan Sosial


Ketahanan Keluarga
Ketahanan Personal
Keterlinatan Sosial

Gangguan Komunikasi Verbal v

Luaran Utama Komunikasi Verbal

Luaran Tambahan Dukungan Sosial


Fungsi Sensori
Harga Diri
Kesadaran Diri
Orientasi Kognitif
Proses Invormasi
Status Kognitif
Status Neurologi
Tingkat Delirium
Tingkat Dimensia

Gangguan Memori v

Luaran Utama Memori

Luaran Tambahan Orientasi Kognitif


Perfusi Serebrat
Proses Informasi
Status Neurologis
Status Kognitif

Gangguan Menelan v

Luaran Utama Status Menelan

Luaran Tambahan Bersihan Jalan Napas


Adaptasi Neonatus
Fungsi Gastrointestinat
Organisasi Perilaku Bayi
Status Neurologis
Status Nutrisi

Gangguan Mobilitas Fisik v

Luaran Utama Mobilitas Fisik

Luaran Tambahan Berat Badan


Fungsi Sensori
Keseimbangan
Konsevasi Energi
Koordinasi Pergerakan
Motivasi
Pergerakan Sendi
Status Neurologis
Status Kognitif
Toleransi Aktivitas

Gangguan Penyapihan Ventilator v

Luaran Utama Penyapihan Ventilator

Luaran Tambahan Konservasi Energi


Motivasi
Pertukaran Gas
Perfusi Paru
Pola Tidur
Status Kenyamanan
Status Neuologis
Status Nutrisi
Tingkat Agitasi

Gangguan Persepsi Sensori v

Luaran Utama Persepsi Sensori

Luaran Tambahan Fungsi Sensori


Orientasi Kognitif
Proses Informasi
Status Neurologis
Status Orientasi

Gangguan Pertukaran Gas v

Luaran Utama Pertukaran Gas

Luaran Tambahan Keseimbangan Asam – Basa


Konservasi Enegi
Perfusi Paru
Respons Ventilasi Mekanik
Tingkat Delirium

Gangguan Pola Tidur v

Luaran Utama Pola Tidur

Luaran Tambahan Penampilan Peran


Status Kenyamanan
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan

Gangguan Proses Keluarga v


Luaran Utama Proses Keluarga

Luaran Tambahan Dukungan Keluarga


Dukungan Sosial
Kinerja Pengasuhan
Koping Keluarga
Penampilan Peran
Resolusi Berduka
Status Koping
Tingkat Agitasi
Tingkat Depresi

Gangguan Rasa Nyaman v

Luaran Utama Status Kenyamanan

Luaran Tambahan Pola Tidur


Tingkat Agitasi
Tingkat Ansietas
Tingkat Nyeri
Tingkat Keletihan

Gangguan Sirkulasi Spontan v

Luaran Utama Sirkulasi Spontan

Luaran Tambahan Keseimbangan Asam – Basa


Perfusi Gastrointestinal
Perkusi Miokard
Perfusi Perifer
Perfusi Renal
Perfusi Serebral
Status Sirkulasi

Gangguan Tumbuh Kembang v

Luaran Utama Status Perkembangan

Luaran Tambahan Berat Badan


Kinerja Pengasuhan
Perawatan Diri
Perlekatan
Status Pertumbuhan

v
Gangguan Ventilasi Spontan

Luaran Utama Ventilasi Spontan

Luaran Tambahan Keseimbangan Asam – Basa


Konservasi Energi
Pemulihan Pasca Bedah
Pertukaran Gas
Respons Ventilasi Mekanik
Status Kenyamanan
Tingkat Ansietas
Tingkat Keletihan

Edukasi Perawatan Urostomi I.12434

Definisi (halaman 99 buku SIKI)


Memberikan informasi melakukan perawatan lubang buatan pada abdomen untuk mengalirkan
urine.
Tindakan
Observasi
-Periksa kesiapan dan kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
-Periksakan materi, media dan alat peraga perawatan urostomi
-Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
Edukasi
- Jelaskan tujuan perawatan urostomi
- Jelaskan masalah/ komplikasi yang mungkin terjadi akibat urostomi
- Jelaskan tanda infeksi dan perburukan yang harus dilaporkan (mis. demam, hemiasi, atropi,
perubahan warna urine)
- Ajarkan cara mengukur haluaran urine
-Demonstrasikan perawatan urostomi
-Anjurkan pasien/keluarga meredemonstrasikan perawatan urostomi

Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan I.12435

Definisi (halaman 100 buku SIKI)


Mengajarkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang mendukung kesehatan.
Tindakan
Observasi
-Indentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Berikan kesempatan untuk bertanya
-Gunakan variasi metode pembelajaran
-Gunakan pendekatan promosi kesehatan dengan memperhatikan pengaruh dan hambatan dari
lingkungan, sosial serta budaya
-Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha positif dan pencapaiannya
Edukasi
-Jelaskan penanganan masalah kesehatan
-Informasikan sumber yang tepat yang tersedia di masyarakat
-Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
-Anjurkan mengevaluasi tujuan secara periodik
-Ajarkan menentukan perilaku spesifik yang akan diubah (mis. keinginan mengunjungi fasilitas
kesehatan)
-Ajarkan mengidentifikasi tujuan yang akan dicapai
-Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan sehari-hari
-Ajarkan pencarian dan penggunaan sistem fasilitas pelayanan kesehatan
-Ajarkan cara pemeliharaan kesehatan

Edukasi Perkembangan Bayi I.12436

Definisi (halaman 101 buku SIKI)


Mengajarkan pasien dan keluaga untuk memfasilitasi perkembangan motorik kasar, motorik halus,
bahasa, kognitif, sosial dan emosional bayi secara optimal.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
-Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
-Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Berlkan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan proses tumbuh kembang bayi
-Jelaskan aktivitas yang mendukung perkernbangan bayi
-Jelaskan ruangan yang amam dan tertata untuk anak bereksplorasi dan belajar
-Anjurkan membangun interaksi yang baik dengan bayi
-Anjurkan memberikan mainan atau material yang sesuai dengan usia
-Anjurkan bemain bersama anak
-Anjurkan memonitor pengobatan anak, jika perlu
-Ajarkan mengidentifikasi kebutuhan spesial dan adaptasi yang dibutuhkan
Kolaborasi
- Rujuk keluarga ke support group, jika perlu

Edukasi Persalinan I.12437

Definisi (halaman 101 buku SIKI)


Memberikan informasi tentang proses persalinan.
Tindakan
Observasi
-Indentifikasi tingkat pengetahuan
-Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
-Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Berikan kesempatan untuk bertanya
-Berikan reinforcement positif terhadap perubahan perilaku ibu
Edukasi
-Jelaskan metode persalinan yang ibu inginkan
-Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
-Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu
-Anjurkan ibu menggunakan teknik manajemen nyeri persalinan tiap kala
-Anjurkan ibu cukup nutrisi
-Ajarkan teknik relaksasi untuk meredakan kecemasan dan ketidaknyamanan persalinan
-Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
-Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan

Nama : Lilia Andinika Shidqi


Nim : J210190161

Edukasi Pijat Bayi I. 12438


Definisi Buku SIKI halaman 102
Menyediakan informasi dan dukungan untuk memijat bayi secara mandiri

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan manfaat pijat bayi
- Anjurkan menggunakan baby oil untuk memijat bayi
- Anjurkan melakukan pijat bayi dengan lembut selama ± 15 menit
- Anjurkan melakukan pijat bayi minimal 2 kali sehari (pagi dan sore)
- Anjurkan mengatur suhu ruangan sekitar 24 C
- Anjurkan menghentikan pijat beberapa menit apabila bayi BAB/BAK
- Anjurkan memijat bayi 30 menit setelah menyusu
- Anjurkan memijat lembut dengan mengusap dan sedikit tekanan
- Anjurkan membersihkan tubuh bayi setelah kegiatan pijat selesai

Referensi
Blume-Peytavi, Lavender, T ., Jenerowicz, D, Ryumina, I., Stalder, J. F, Torrelo, A., & Cork,
M,J.(2016)
Recommendation from a European roundtable meeting on best practice healty
infant skin care.
Pediatric dermatology. 33(3). 311-321
Inal, S., & Yildiz, S. (2012). The effect of baby massage on mental-motor development of
healthy full term baby. HealthMED, 578
Hockenberry, M. J. and Wilson, D. (2014). Wong’s Nursing Care of infants and Children. St.
Louis: mosby Eisevier
Klanmehr, M, Moslem, A, Moghaadam,K. B., Naghavi, M., Noghabi, S. P., & Moghadam, M.
B.
(2014), The effect of massage on serum bilirubin levels in term neonates with
hyperbilirubinemia undergoing phototherapy. Nautilus, 128, 36-41.
Roesli, U. (2013), Pedoman Memijat Bayi. Jakarta: Puspa Swara.

Edukasi Pola Perilaku Kebersihan I. 12439


Definisi Buku SIKI halaman 103
Memberikan informasi untuk meningkatkan atau mempertahankan perilaku kebersihan diri dan
lingkungan

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi kemampuan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Monitor kemampuan melakukan dan mempertahankan kebersihan diri dan lingkungan
Terapeutik
- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Praktekan Bersama keluarga cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Edukasi
- Jelaskan masalah yang dapat timbul akibat tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Ajarkan cara menjaga kebersihan

Referensi
Aderson & McFarlane (2011). Community As Partner : Theory and Practice In Nursing.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincot William & Wilkins.
Shanner-McRae, H., McRae, G., & Jas, V, (2017). Environmentally Safe Health Care Agencies:
Nursing’s Responsibility, Nightingale’s Legacy. Online Journal of Issues in Nursing.
12(2), 1. http://doi.org/10.3912/OJIN.Vol12No02Man01
Wilkinson, J. M., S, T. L., Barnett, K., & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
Ed.).
Piladelphia; F.A Davis Company.

Edukasi Preoperatif I. 12440


Definisi Buku SIKI halaman 103
Memberikan informasi tentang persiapan operasi untuk meningkatkan pemulihan pembedahan dan
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat pembedahan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi pengalaman pembedahan dan tingkat pengetahuan tentang pembedahan
- Identifikasi harapan akan pembedahan
- Identifikasi kecemasan pasien dan keluaga
Terapeutik
- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Sediakan waktu untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan masalah
Edukasi
- Informasikan jadwal, lokasi operasi dan lama operasi akan berlangsung
- Informasikan hal-hal yang akan didengar, dilihat, atau dirasakan selama operasi
- Jelaskan rutinitas preoperasi (mis. Anestesi, diet, persiapan usus, tes laboratorium,
persiapan kulit, terapi IV, pakaian, ruang tunggu keluarga, transportasi ke ruang operasi)
- Jelaskan obat preoperasi, efek dan alas an penggunaanya
- Jelaskan tindakan pengendalian nyeri
- Jelaskan pentingnya ambulasi dini
- Anjurkan puasa minimal 6 jam sebelum operasi
- Anjurkan tidak minum minimal 2 jam sebelum operasi
- Ajarkan teknik batuk dan nafas dalam
- Ajarkan teknik mobilisasi si tempat tidur
- Ajarkan latihan kaki

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed).
USA: Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015) Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2018). Fundamentals of
Nursing
(3rd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Program Pengobatan I. 12441


Definisi Buku SIKI halaman 104
Mengajarkan penggunaan obat secara aman dan efektif.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang direkomendasikan
- Identifikasi penggunaan pengobatan tradisional dan kemungkinan efek terhadap
pengobatan
Terpeutik
- Fasilitasi informasi tertulis atau gambar untuk meningkatkan pemahaman
- Berikan dukungan untuk menjalani program pengobatan dengan baik dan benar
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada pasien selama pengobatan
Edukasi
- Jelaskan manfaat dan efek samping pengobatan
- Jelaskan strategi mengelola efek samping obat
- Jelaskan cara penyimpanan, pengisian Kembali/pembelian kembali, dan pemantauan sisa
obat
- Jelaskan keuangan dan kerugian program pengobatan, jika perlu
- Informasikan fasilitas Kesehatan yang dapat digunakan selama pengobatan
- Anjurkan memonitor perkembangan keefektifan pengobatan
- Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi
- Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak dimengerti sebelum dan sesudah pengobatan
dilakukan
- Ajarkan kemampuan melakukan pengobatan mandiri (self-medication)

Referensi
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner : Theory and Practice In Nursing.
Philadephia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott Wiliam & Wilkins.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population – Centared Health Care in
the Community (8th ed). Elseiver Science Health Science Devision.
Hornsey. J. (1991). Screening by program. Occupational Health, 43(5). 150-151.
Kozler, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. (2004). Health assessment. In Fundamentals of nursing.
Concept, processes, and practice. (7 th ed., pp. 523-825). Upper Saddle River, NJ: Prentice
Hall.
Leatherman, J., & Davidhizar, R. (1992). Health screening on a college campus by nursing student.
Journal of Community Health Nursing, 9(1), 43-51.
May, A., (1992). Implementing an annual screening program. Health Visitor, 65(7), 240-241
Smith, R. A., Cokkinides, V., von Eschenbach, A. C., Levin. B., Cohen, C., Runowicz, C. D., et al. (2002).
American Cancer Society guidelines for the early detection of cancer. CA: A Cancer Journal
for Clinicians, 52(1), 8-22.
Summer, J. (1991). Screening the elderly. Nursing Times, 87(3), 60-82.

Edukasi Prosedur Tindakan I. 12442


Definisi Buku SIKI halaman 105
Membuka informasi tentang tindakan yang akan dilakukan kepada pasien, baik tujuan diagnostik
maupun terapi.
Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

Edukasi

- Jekaskan tujuan dan manfaat tindakan yang dilakukan


- Jelaskan perlunya tindakan dilakukan
- Jelaskan keuntungan dan kerugian jika tindakan dilakukan
- Jelaskan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan
- Jelaskan persiapan pasien sebelum tindakan dilakukan
- Informasikan durasi tindakan dilakukan
- Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak dimengerti sebelum tindakan dilakukan
- Anjurkan koopeatif saat tindakan dilakukan
- Anjurkan teknik untuk mengantisipasi/mengurangi ketidak nyamanan akibat tindakan, jika perlu.

Edukasi Proses Keluarga I.12443


Definisi Buku SIKI halaman 106

Memberikan pengetahuan untuk meminimalkan efek gangguan proses keluarga

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Anjurkan mengidentifikasi dan menggunakan dukungan sosial yang ada


- Anjurkan orang tua terlibat dalam perawatan saat anak dirawat
- Anjurkan keluarga agar tetap terhubung dengan anggota keluarga lain (mis: twlwpon, email,
foto,rekaman suara dan video)
- Anjurkan meminimalkan gangguan rutinitas keluarga dengan memfalitasi aktivitas rutin keluarga
(mis: makan bersama, diskusi keluarga,pembuatan keputusan)
- Ajarkan cara mengidentifikasi tipe dan gangguan proses keluarga
- Ajarkan cara mengidentifikasi perubahan peran dalam proses keluarga
- Ajarkan strategi normalisasi masalah keluarga bersama anggota keluarga

Edukasi Proses Penyakit I. 12444


Definisi Buku SIKI halaman 106
Memberikan informasi tentang mekanisme munculnya penyakit dan menimbulkan tanda gejalayang
mengganggu kesehatan tubuh pasien.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan keehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi

- Jelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit


- Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
- Jelaskan kemungkinanterjadinya komplikasi
- Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang dirasakan
- Anjurkan cara meminimalkan efek samping dari intervensi atau pengobatan
- Informasikan kondisi pasien saat ini
- Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala memperberat atau tidak biasa

Edukasi Reaksi Alergi I. 12445


Definisi Buku SIKI halaman 107

Mengajarkan cara mengidentifikasi,mengelola dan mencegah reaksi alergi.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi


- Monitor pemahaman pasien dan keluarga tentang alergi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwakan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Fasilitasi mengenali penyebab alergi
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

Edukasi

- Jelaskan definisi,penyebab,gejala dan tanda alergi


- Jelaskan cara menghindari alergen (mis: tidak menggunakan karpet, memakai masker)
- Anjurka pasien dan keluarga menyediakan obat alergi
Edukasi Rehabilitasi Jantung I.12446

Definisi
Memberikan informasi untuk meningkatkan aktivitas fungsional maksimal pada episode
gangguan fungsi jantung.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
- Informasikan pasien dan keluarga mengenai akses layanan darurat yang tersedia di
komunitas, jika perlu
- Anjurkan mempertahankan jadwal ambulasi, sesuai toleransi
- Anjurkan pasien dan keluarga mengikuti seluruh rangkaian program rehabilitasi
- Ajarkan memonitor toleransi aktivitas
- Ajarkan pasien dan keluarga modifikasi faktor resiko jantung (mis. Penghentian
merokok, diet, dan olahraga), jika perlu
- Ajarkan cara mengatasi nyeri dada (mis. Minuman nitrogliserin sublingual setiap 5
menit tiga kali dan panggil pertolongan darurat jika nyeri dada tidak berkurang)
- Ajarkan teknik latihan (mis. Pemanasan, daya tahan tubuh, dan pendinginan), jika
perlu

Edukasi Seksualitas I. 12447

Definisi
Memberi informasi dalam memahami dimensi fisik dan psikososial seksualitas.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta pengaruh media

Edukasi
- Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi laki-laki dan perempuan
- Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan
- Jelaskan perkembangan emosi masa anak dan remaja
- Jelaskan pengaruh tekanan kelompok dan sosial terhadap aktifitas seksual
- Jelaskan konsekuensi negatif mengasuh anak pada usia dini (mis. Kemiskinan,
kehilangan karir dan pendidikan)
- Jelaskan risiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akbat seks bebas
- Anjurkan orang tua menjadi edukator seksualitas bagi anak-anaknya
- Anjurkan anak /remaja tidak melakukan aktifitas seksual di luar nikah

Nama : Kurnia Agil Saputra (J210200117)

Halaman : 109-115

- Ajarkan keterampilan komunikasi asertif untuk menolak tekanan teman sebaya dan sosial
dalam aktivitas seksual

Referensi

Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C. & Perry, S. E. (2013). Matemity ánd Women's
Health Care- E-book. Elsevier health sciences.

Erlich, G.C.(1992). The sexual education of Eedith Warthon. USA: univ. Of california press.

Siverio Marques, S., Goldfarb, E. S., Deardort, J., & Constantine, N. A. (2017). Perspectives on .
Conceptualizing Developmentally Appropriate Sexuality Educalion. American Journal of Sexuality
Erfich, G. C. (1992). The sexual education of Edith Wharton. USA: Univ. of Californla Press.
Education, 12(1), 35-54

Edukasi Stimulasi Bayi/Anak 1.12448

Definisi

Menyediakan informasi dan dukungan stimulus yang tepat di tiap tahapan usia bayi/anak.

Tindakan
Observasi

- Identifikasi kesiapan orang tua dalam menerima informasi –


- Identifikasi faktor yang menghambat keberhasilan edukasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya ·
- Berikan pujian atas keberhasilan orang tua

Edukasi
- Jelaskan bayi memberikan isyarat prilaku yang menunjukkan kebutuhannya
- Jelaskan stimulus yang dapat membantu mengoptimalkan perkernbangan bayi/anak
- Ajarkan cara mengidentifikasi isyarat perilaku bayvanak (mis. lapar, tidak nyaman)
- Ajarkan cara stimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, dan bahasa sesuai
tahapan usia bayi/anak.

Referensi
gage,D.J., Everett, K.D., Bullock, L. (2006). Integrative Review of Parenting in Nursing
Research. Jourmal of Nursing Scholarship:38:1, 56-62

Hockiberry, M. J. and Wilson. D. (2014). Wong's Nursing Cara of Infants and Children. St.
Louis: Mosby Elsevier.

Taylor, C. M., & Raiph, S.M. (2003) .Nursing Diagnosis Cords (10th ed). Lippincot Williams &
Wilkins

Edukasi Teknik Adaplası 1.12449

Definisi
Tindakan Mengajarkan melakukan proses adaptasi terhadap perubahan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Sediakan matori dan media
pendidikan kesehalan

Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi Jelaskan tindakan terapeutik untuk mengatasi
masalah atau gangguan fisik yang dialami
- Jelaskan kemungkinan efek samping akibat terapi/pengobatan saat ini (mis. alop perubahan
bentuk fisik, hilang minat atau hasrat)
- Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan beradaptasi terhadap tuntutan kondisi/masala
saat ini
- Ajarkan cara mengidentifikasi adanya depresi, gangguan proses pikir, dan ekspresi ide
bunuh diri -
- Ajarkan cara mengidentifikasi kesulitan adaptasi yang dialami
- Anjurkan melakukan teknik proses reminisens (mis. mendengarkan lagu lama, mengingal
peristiwa masa lalu, dan melihat foto-foto, benda kenangan) Informasikan ketersediaan
sumber-sumber (mis. konseling psikiatrik atau seksual, at prostesa, terapis okupasi)

Referensi

Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5" ed.). Philadelphia: Lippincott
Williama k Wilkins.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10h ed.). St.Louis: Mosby.

Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications. (9" ed.).
Philadelphie- F. A. Davis Company.

Edukasi Teknik Ambulasi 1.12450

Definisi

Memberikan infomasi dalam mempromosikan berjalan untuk memelihara dan mengembae fungsi
tubuh.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

- Monitor kemajuan pasien dalam ambulasi

Terapeutik

- Sediakan materi, media dan alat bantu jalan (mis, tongkat, walker, kruk)

- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesual kesepakatan

- Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan prosedur dan tujuan ambulasi dengan atau tanpa alat bantu
- Anjurkan menggunakan alas kaki yang memudahkan berjalan dan mencegah cedera
- Anjurkan menggunakan sabuk pengaman saat transfer dan ambulasi, jika perlu
- Ajarkan cara mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk ambulansi di
rumah
- Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan ambulasi (mis. kekuatan otot, rentang gerak)
- Ajarkan duduk di tempat tidur, di sisi tempat tidur (menjuntai), atau di kursi, sesuai
toleransi
- Ajarkan memposisikan diri dengan tepat selama proses transfer
- Ajarkan teknik ambulasi yang aman
- Ajarkan berdiri dan ambulasi dalam Jarak tertentu
- Demonstrasikan cara ambulasi tanpa alat bantu Jalan
- Dermonstrasikan cara ambulasi dengan alaf bantu (mis. walker, kruk, kursi roda, cane)\

Referensi

Barclay, Ripat & Mayo. (2015). Factors describing community ambulation after stroke: a mixed-
methods study. Clinical Rehabilitation, 29(5). 509-521.

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen. G. (2016), Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.

Doucherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8h ed.). St Louis: Elsevier Wilkinson, J.
M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3" ed.). Philadelphia: F
A. Davis Company

Edukasi Teknik Mengingat 1.12451


Definisi

Mengajarkan teknik menstimulasi ingatan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi ·


- Identifikasi pengetahuan teknik memori

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Terapeutik

- Anjurkan menggunakan media tulis (mis. daftar benda, kalender, buku catatan)
- Anjurkan menggunakan media auditorik (mis. timer, jam alam)
- Anjurkan menggunakan gambar atau tulisan-tulisan sebagai pengingat letak barang (mis.
tempat sepatu yang perlu diperbaiki)
- Anjurkan keluarga membantu untuk menciptakan lingkungan yang konsisten jarkan teknik
memori (mis, konsentrasi dan menghadirkan memori, mengulang informasi, embuat asosiasi
mental dan meletakan benda pada tempat yang benar)
- Ajarkan cara mengatur letak benda pada tempatnya

Referensi

Barman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10" ed,).
USA: Pearson Education.

Gross, A. L., Parisi, J. M., Špira, A. P.. Kuelder, A. M., Ko, J. Y., Saczynski, J. S., .. Rebok, G. W.
(2012). Memory training interventions for older adults: A meta-analysis. Aging & Mental Health,
16(6), 722-734.

Wekinson, J. M., Treas, L. S., Bamelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3" ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company

Edukasi Teknik Napas 1.12452


Definisi

Mengajarkan teknik pemapasan untuk meningkatkan relaksasi, meredakan nyeri dan


ketidaknyamanan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan manfaat teknik napas


- Jelaskan prosedur teknik napas
- Anjurkan memposisikan tubuh senyaman mungkin (mis. duduk, baring)
- Anjurkan menutup mata dan berkonsentrasi penuh
- Ajarkan melakukan inspirasi dengan menghirup udara melalui hidung secara perlahan –
- Ajarkan melakukan ekspirasi dengan menghembuskan udara mulut mencucu secara perahan
- Demonstrasikan menarik napas selama 4 detik, menahan napas selama 2 detik dan
menghembuskan napas selama 8 detik .
Referensi

Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA
Pearson Educaton.

Dougherty, L& Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9" ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundaton Trust.

Perry, AG. & Polter, P. A. (2014). Nursing Skolls & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier

Rickard, B. Dunn, D.J., Brouch V.M. (2015) Breathing Techniques Associated with Impraved HesGan
Outcomes. Virginia Henderson Global Nursing e-Repasitory.

Zalman, Catherine. Vickers, Andraw., Richardson, Janet (2008) ABC of Complementary Medicine,
2nd Wiley Blackwell Publication.

Edukasi Teknik Transfer 1.12453


Definisi

Mengajarkan metode mermindahkan pasien dengan keterbatasan bergerak.

Tindakan

Observasi

- Identifikiasi rekomendasi aktivitas pasien


- Identifikiasi tingkat mobilitas dan keterbatasan dalam bergerak
- Identifiklasi tingkat kesadaran dan kemampuan bekerjasama

Terapeutik

- Siapkan peralatan dan area pasien akan dipindahkan


- Atur peralalan dan ketinggiannya sesuai kebutuhan dan kunci semua roda

Edukasi

- Jelaskan tipe, metode bergerak/berpindah dan kebutuhan akan bantuan


- Jelaskan jumlah orang yang cukup membantu berpindah
- Jelaskan mekanika tubuh yang tepat selama pergerakan
- Anjurkan tetap menjaga privasi dan kehomatan pasien
- Anjurkan menaikkan pagar lempat tidur
- Anjurkan menggunakan alat transfer yang tepat ketika memindahkan pasien
- Anjurkan menggunakan alat transfer yang tepat ketika memindahkan pasien Ajarkan teknik
memindahkan pasien dengan berbagai posisi dan alat bantu .
Referensi

Bartartnik. L. M., & Rice, M. S. (2013). Comparison of Caregiver Forces Required for Sildg a palient up
in bed Using an array of slide sheets workplace health and safety 61 (g),
393-400’http://doi.org/10.3928/21650799-20130816-52

Lees, L. (2013). A guide for HCAS on safe patient transfers. Nursing Times, 109(26), 20- 22. Ratrieved
from http://eutils.ncbi.nim.nih.gov/entrezleutils/elink.fcgi?
dbfrom=pubmed&id=23923270aap.retmode =ref&cma%3prlinks

Newfield, S. A., Hinz, M. D., Scott-Tilley, D., Sridaromont, K. L., & Maramba, P. J. (2007). Cox's Clinical
Applications of Nursing Diagnosis (5th Ed.). F.A Davis Company.

Wikinson, J. M., S, T. L., Barnett, K., & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd Ed). FA
Davis Company. Array of Slide Sheets. Workplace Health Safety. 610 400. a frcin phia: 1.12454

Edukasi Terapi Antikoagulan 1.12454


Defenisi

Mengajarkan penggunaan antikoagulan yang aman untuk mencegah terbentuknya trombosit

Tindakan

Observasi –

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan –


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan manfaat terapi antikoagulan


- Jelaskan efek samping terapi antikoagulan
- Jelaskan prosedur terapi antikoagulan
- Jelaskan tanda-tanda pendarahan
- Ajarkan cara mencegah risiko perdarahan akibat terapi antikoagulan

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9" ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014) Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Eisevier
Wilkyinson, J. M., Treas, L. S.. Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentais of Nursing (3" ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Terapi Cairan 1.12455


Defenisi

Memberikan informasi pada pasien untuk mencapai keseimbangan cairan tubuh.

Tindakan

Observas

- i Identifikasi kesiapan dan kenampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan pentingnya cairan bagi tubuh


- Jelaskan jenis dan fungsi cairan dalam tubuh
- Jelaskan komposisi dan distribusi cairan tubuh
- Jelaskan masalah yang timbul jika tubuh kekurangan atau kelebihan cairan
- Jelaskan pemberian terapi cairan dengan melihat indikator hemodinamik (mis. CO, MAP P
SBP, SV), jika tersedia
- Ajarkan mengatasi masalah kekurangan atau kelebihan cairan secara mandiri
- Ajarkan penghitungan cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh
- Ajarkan pemberian cairan dengan melihat indikator hemodinamik

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA Pearson Education.
Bridges, Elizabeth (2013) Using Functional Hemodynamic indicator to Guide Fluid Therapy. AJN,
113, 5. Crawford, Ann., Haris, Helena (2011). IV Fluid : What Nurses need to know. Lippincot
Williams and Wikins

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9h ed.). UK: The Royal
Marsce NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8h ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
( Philadeiphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Terapi Darah 1.12456

Defenisi

Mengajarkan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang diberikan terapi darah .

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- jelaskan indikasi dan kontra indikasi terapi darah - Jelaskan prosedur pemberian terapi darah
- Jelaskan prosedur penanganan jika terjadi efek samping terapi darah
- Ajarkan cara memantau tanda dan gejala risiko dan efek samping terapi uaran

Referensi

Aulbsch, R. K (2013). Nurses Practices with Blood Transfusions in Medical-Surgical Patient care of
Acure U.S Hospitals the state of the science . Texas womansS University

Austin, L. P (2011). The Nurse's Knowledge of Blood Conservation as a Part of Blood Management.
Gamer.webb universiry.

Wikinsen, J. M., S. T. L. Bamett, K., & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3" ed).
Philadelphia F.A Davis Company

Edukasi Termoregulasi 1.12457


Defenisi

Mengalarkan pasien untuk mendukung keseimbangan antara produksi panas, mendapatkan panas,
dan kehilangan panas

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik -

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Ajarkan kompres hangat jika demam


- Ajarkan cara pengukuran suhu ·
- Anjurkan penggunaan pakaian yang dapat menyerap keringat
- Anjurkan tetap memandikan pasien, jika memungkinkan
- Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai indikasi
- Anjurkan menciptakan lingkungan yang nyaman
- Anjurkan membanyak minum
- Anjurkan penggunaan pakaian yang longgar
- Anjurkan minum analgesik jika merasa pusing, sesuai indikasi
- Anjurkan melakukan pemeriksaan darah jika demam >3 hari

Referensi

Beman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 ed.). USA:
Pearson Education.

Boenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8 ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9" ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Referensl y. A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ed.). St Louis: Mosby Elsevier
wikinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Edukasi Toilet Training 1.12457

Defenisi

Menyediakan informasi dan dukungan untuk menentukan kesiapan anak untuk berkemih secara
mandiri dan strategi pendampingan yang digunakan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima infomasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Dukung orang tua agar kreatif dan fleksibel selama proses

Edukasi Teknik Ambulansi


I.12450
Definisi
Memberikan informasi dalam mempromosikan berjalan untuk memelihara dan mengembalikan
fungsi tubuh

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Monitor kemajuan pasien dalam ambulansi
Terapeutik
- Sedikan materi, media dan alat bantu jalan (mis. tongkat, walker, kruk)
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

Edukasi
- Jelaskan prosedur dan tujuan ambulansi dengan atau tanpa alat bantu
- Anjurkan menggunakan alas kaki yang memudahkan berjalan dan mencegah cedera
- Anjurkan menggunakan sabuk pengaman saat transfer dan ambulansi, jika perlu
- Anjarkan cara mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk ambulansi
dirumah
- Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan ambuklansi (mis. kekuatan otot, rentang gerak)
- Ajarkan duduk ditempat tidur, disisi tempat tidur (menjuntai), atau dikursi, sesuai toleransi
- Ajarkan memposisikan diri dengan tepat selama proses transfer
- Ajarkan teknik ambulansi yang aman
- Ajarkan berdiri dan ambulansi dalam jarak tertentu
- Demonstrasikan cara ambulansi tanpa alat bantu jalan
- Demonstrasikan cara ambulansi dengan alat bantu (mis. walker, kruk, kursi roda, cane)

Referensi
Barclay, Ripat & Mayo.(2015). Factors describing community ambulation after stroke : a mixed-
methods study. Clinical Rehabilition. 29(5). 509-521

Berman, A. Snyder, S & Fradsen. G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ed.). USA
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister . S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.

Perry. AG. & Potter , P. A (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis : Elsevier

Wilkinson. J. M. Treas, L. S. Bamett, K. & Smith. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.)

Philadelpia : F. A. Davis Company

Edukasi Teknik Mengingat


I.12451
Definisi
Mengajarkan teknik menstimulan ingatan

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

- Identifikasi pengetahuan teknik memori

Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertaya

Edukasi
- Anjurkan menggunakan media tulis (mis. daftar benda, kalender, buku catatan)
- Anjurkan menggunakan media auditorik (mis. timer, jam alarm)
- Anjurkan mengguanakan gambar atau tulisan-tulisan sebagai pengingat letak barang (mis.
tempat sepatu yang perlu diperbaiki)
- Anjurkan pihak keluarga untuk membantu untuk menciptakan lingkungan yang konstiten
- Ajarkan teknik memori (mis. konsentrasi dan menghadirkan memori, mengulang informasi,
membuat asosiasi mental dan meletakan benda pada tempat yang benar
- Ajarkan cara mengatur letak benda pada tempatnya

Referensi
Berman, A, Snyder. S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA : Pearson Education.

Gross, A. L. Parisi, J. M. Spira, A. P. Kueider, A. M. Ko, Y. Saczynski, J. S… Rebok, G. W. (2012).


Memory training interventions for older adults : A meta- analysis. Aging & Mental Health, 16(6),
722-734.

Miller, C. A. (2009). Nursing for wellness in older adults. Philadelpia : Wolters Kluwer
Health/Lippincott Williams & Waskins.

Wilkinson, J. M., Treas, L. S. Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelpia : F. A. Davis Company.

Edukasi Teknik Napas


I.12452
Definisi
Mengajarkan teknik pernapasan untuk meningkatkan relaksasi, meredakan nyeri dan ketidak
nyamanan

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan manfaat teknik napas
- Jelaskan prosedur teknik napas
- Anjurkan memposisikan tubuh senyaman mungkin (mis. duduk, baring)
- Anjurkan menutup mata dan berkonsentrasi penuh
- Anjurkan melakukan inspirasi dengan menghirup udara melalui hidung secara perlahan
- Anjurkan melakukan ekspresi dengan menghembuskan udara mulut mencucu secara
perlahan
- Demonstrasikan menarik napas selama 4 detik, menahan napas selama 2 detik, dan
menghembuskan napas selama 8 detik

Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA : Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister . S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.

Perry. AG. & Potter , P. A (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis :Mosby Elsevier

Rickard, B. Dunn, D.J. Brouch V.M. (2015) Breathing Technique Associated with improved Health
outcomes, Virginia Henderson Global Nursing e-Repostitory.

Zolman, Catherine., Vickers,Andrew.,Richardson, Janet (2008) ABC of Complementary Medicine,


2nd Ed. Wiley_Blackwell Publication

Edukasi Teknik Transfer


I.12453
Definisi
Mengajarkan metode memindahkan pasien dengan keterbatasan bergerak

Tindakan
Observasi
- Identifikasi rekomendasi aktivitas pasien

- Identifikasi tingkat mobilitas dan keterbatasan dalam bergerak

- Identifikasi tingkat kesadaran dan kemampuan bekerjasama

Terapeutik
- Siapkan peralatan dan area pasien akan dipindahkan
- Atur peralatan dan ketinggiannya sesuai kebutuhan dan kunci semua roda
- Peluk dan gendong bayi atau anak kecil ketika memindahkanya, sesuai kondisi

Edukasi
- Jelaskan tipe, metode bergerak/ berpindah dan kebutuhan akan bantuan
- Jelaskan jumlah orang yang cukup membantu berpindah
- Jelaskan mekanika tubuh yang tepat selama pergerakan
- Anjurkan tetap menjaga privasi dan kehormatan pasien
- Anjurkan menaikan pagar tempat tidur
- Anjurkan menggunkan alat transfer yang tepat ketika memindahkan pasien
- Ajarkan teknik memindahkan pasien dengan berbagai posisi dan alat bantu

Referensi
Bartnik, L.M., & Rice, M.S. (2013). Comparison of Caregiver Forcas Required for Sliding a Patient Up
in Bed Using an Array of Slide Sheet. Workplace Health and Safety, 61(9), 393-400,
http:/doi.org/10.3928/21650799-20130816-52

Lees, L. (2013). A guide for HCAs on safe patient transfers. Nursing Times, 109(26), 20-22. Retrived
from http:/eutils.ncbi.nim.gov/entrez/eutils/elink.fcgi?dbfrom=pubmed
&id=23923270&retmode=ref&cmd=prlinks

Newfield, S.A.,Hinz, M.D., Scott-Tilley, D.,Sridaromont, K. L., & Maramba, P. J. (2007). Cox’s Clinical
Applications of Nursing Diagnosis (5th Ed.).F.A Davis Company.

Wilkinson, J. M., Treas, L. S. Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelpia : F. A. Davis Company.

Edukasi Terapi Antikoagulan I.12454

Definisi
Mengajarkan penggunaan antikoagulan yang aman untuk mencegah terbentuknya trombus.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan manfaat terapi antokoagulan


- Jelaskan efek samping terapi antikoagulan
- Jelaskan prosedur terapi antikoagulan
- Jelaskan tanda-tanda pendarahan
- Ajarkan cara mencegah risiko perdarahan akibat terapi antikoagulan

Referensi
Berman, A., snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA :
Perason Education

Dougherty, L. & Lister, S (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust

Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis : Mosby Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S,. Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company

Edukasi Terapi Cairan I.12455

Definisi
Memberikan informasi pada pasien untuk mencapai keseimbangan cairan tubuh

Tindakan
Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan pentingnya cairan bagi tubuh


- Jelaskan jenis dan fungsi cairan dalam tubuh
- Jelaskan komposisi dan distribusi cairan cairan tubuh
- Jelaskan masalah yang timbul jika tubuh kekurangan atau kelebihan cairan
- Jelaskan pemberian terapi cairan dengan melihat indikator hemodinamik (mis. CO, MAP, PP,
SBP, SV), jika tersedia
- Ajarkan mengatasi masalah kekurangan atau kelebihan cairan secara mandiri
- Ajarkan penghitungan cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh
- Ajarkan pemberian cairan dengan melihat indikator hemodinamik

Referensi
Berman, A., snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA :
Perason Education

Bridges, Elizabeth (2013) Using Functional Hemodynamic Indicator to Guide Fluid Therapy. AJN, 113,
5.

Crawford, Ann., Harris, Helena (2011). IV Fluid : What Nurses need to know. Lippincot Williams and
Wilkins.

Dougherty, L. & Lister, S (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust

Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis : Mosby Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S,. Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company

Edukasi Terapi Darah I.12456

Definisi
Mengajarkan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang diberikan terapi darah.

Tindakan
Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan indikasi dari kontra indikasi terapi darah


- Jelaskan prosedur pemberian terapi darah
- Jelaskan prosedur penanganan jika terjadi efek samping terapi darah
- Ajarkan cara memantau tanda dan gejala risiko dan efek samping terapi darah

Referensi
Aulbach, R.K. (2013). Nurses practices with blood Transfusions in Medical-Surgical Patient care Units
of Acure U.S hospitals The State of of the Science. Texas Woman’sS University

Austin, L. P. (2011). The Nurse’s Knowledge of Blood Conservation as a Part of Blood Management.
Gamer-Webb University

Wilkinson, J. M., Treas, L. S,. Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company

Edukasi Termoregulasi I.12457

Definisi
Mengajarkan pasien untuk mendukung keseimbangan antara produksi panas, mendapatkan panas,
dan kehilangan panas.

Tindakan
Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Ajarkan kompres hangat jika demam


- Ajarkan cara pengukuran suhu
- Anjurkan penggunaan pakaian yang dapat menyerap keringat
- Anjurkan tetap memandikan pasien, jika memungkinkan
- Anjurkan pemberian antipiritek, sesuai indikasi
- Anjurkan menciptakan lingkungan yang nyaman
- Anjurkan membanyak minum
- Anjurkan penggunaan pakaian yang longgar
- Anjurkan minum analgesik jika merasa pusing, sesuai indikasi
- Anjurkan melakukan pemeriksaan darah jika demam >3 hari

Referensi
Berman, A., snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA :
Perason Education

Doegoes, M.E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Acoss The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company

Dougherty, L. & Lister, S (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust

Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis : Mosby Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S,. Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company

EDUKASI TOILET TRAINING

Buku SIKI Hal 115-116 (I.12458)

Definisi

Menyediakan informasi dan dukungan untuk menentukan kesiapan anak untuk berkemih secara
mandiri dan strategi pendampingan yang digunakan.

Tindakan :

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Dukung orang tua agar kreatif dan fleksibel selama proses

Edukasi

- Jelaskan perlunya kesempatan bagi anak untuk mengamati selama proses toileting
- Jelaskan informasi terkait yang dibutuhkan orang tua
- Jelaskan tanda kesiapan orang tua/keluarga untuk melatih anak berkemih mandiri
- Anjurkan mengenalkan anak dengan peralatan dan proses latihan toilet
- Ajarkan cara memberikan pujian atas keberhasilan anak
- Ajarkan orang tua mengidentifikasi kesiapan anak untuk berkemih mandiri
- Ajarkan orang tua mengidentifikasi kesiapan anak secara psikososial
- Ajarkan strategi untuk latihan toilet
- Ajarkan cara mengajak anak ke toilet

EDUKASI VAKSIN

Buku SIKI Hal 116 (I.12459)

Definisi

Menyediakan informasi dan dukungan memutuskan pemberian imunisasi.

Tindakan :

Observasi

- Identifikasi kesiapan orang tua dalam menerima edukasi serta faktor yang menghambat
keberhasilan edukasi (mis. Faktor budaya, hambatan bahasa, kurang tertarik)
- Identifikasi pemahaman tentang tujuan pemberian vaksin

Edukasi

- Jelaskan pentingnya memberikan vaksin dan imunisasi


- Jelaskan jenis imunisasi dasar yang direkomendasikan (mis. BCG, DPT, hepatitis B, polio,
campak)
- Jelaskan jenis imunisasi tambahan (mis. Influenza, tifoid)
- Jelaskan efek vaksin dalam meningkatkan imunitas
- Jelaskan vaksin yang diperlukan jika terjadi insiden khusus (mis. Kolera, rables)
- Anjurkan mematuhi jadwal pemberian vaksin pada anak
EDUKASI VITAMIN

Buku SIKI Hal 117 (I.12460)

Definisi

Menyediakan informasi dan dukungan untuk memodifikasi makanan dengan kandungan vitamin
yang dibutuhkan.

Tindakan :

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan mafaat vitamin bagi tubuh


- Jelaskan jenis-jenis vitamin
- Jelaskan kandungan vitamin dari makanan sehari hari
- Jelaskan pentingnya pemberian makanan yang mengandung vitamin
- Jelaskan pentingnya makanan yang mengandung zat besi pada remaja, terutama pada anak
perempuan yang telah menstruasi
- Anjurkan konsumsi suplemen vitamin, jika perlu
EKSTUBASI SELANG ENDOTRAKHEAL

Buku SIKI hal 117-118 (I.01003)

Definisi

Melepaskan selang endotracheal dari jalan napas melalui mulut.

Tindakan :

Observasi

- Identifikasi indikasi pelepasan selang endotracheal (ETT)


- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Monitor adanya kesulitan bernapas (mis. Sesak napas, penggunaan otot bantu napas)
- Monitor kemampuan untuk menelan dan bicara

Terapeutik

- Posisikan pasien telentang


- Berikan oksigen pada selang endotracheal sekital 6L/menit, atau sesuai kebutuhan
- Lakukan penghisapan lendir pada selang endotracheal dan mulut, jika perlu
- Pastikan pola napas reguler
- Kempiskan balon endotracheal
- Lepaskan selang endotracheal
- Berikan oksigen via kanul nasal atau sungkup, sesuai indikasi

Edukasi

- Anjurkan batuk dan menarik napas dalam

Fisioterapi Dada
I.01004

Definisi

Memobilisasi sekresi jalan napas melalui perkusi, getaran, dan drainase postural.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi indikasi dilakukan fisioterapi dada (mis. hipersekresi sputum, sputum kental dan
tertahan, tirah baring lama)
- Identifikasi kontraindikasi fisioterapi dada (mis. eksaserbasi PPOK akut, pneumonia tanpa
produksi sputum berelebih, kanker paru-paru)
- Monitor status pernapasan (mis. kecepatan, irama, suara napas, dan kedalaman napas)
- Periksa segmen paru yang mengandung sekresi berlebihan
- Monitor jumlah dan karakter sputum
- Monitor toleransi selama dan setelah prosedur

Terapeutik

- Posisikan pasien sesuai dengan area paru yang mengalami penumpukan sputum
- Gunakan bantal untuk membantu pengaturan posisi
- Lakukan perkusi dengan posisi telapak tangan ditangkupkan selama 3-5 menit
- Lakukan vibrasi dengan posisi telapak tangan rata bersamaan ekspirasi melalui mulut
- Lakukan fisioterapi dada setidaknya dua jam setelah makan
- Hindari perkusi pada tulang belakang, ginjal, payudara wanita, insisi, dan tulang rusuk yang
patah
- Lakukan penghisapan lender untuk mengeluarkan secret, jika perlu

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur fisioterapi dada


- Anjurkan batuk segera setelah prosedur selesai
- Ajarkan inspirasi perlahan dan dalam melalui hidung selama proses fisioterapi

Referensi

Bermen, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.

Willkinson. J. M., Treas, L. S., Barnett K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Fototerapi Gangguan Mood/Tidur I.
05175

Definisi

Memberikan dosis pencahayaan untuk meningkatkan mood dan/atau menormalkan jam internal
tubuh.

Tindakan

Observasi

- Periksa program medis untuk fototerapi (frekuensi, jarak, intensitas, dan durasi fototerapi)
- Monitor efek samping fototerapi (mis. sakit kepala. Kelelahan mata, mual, insomnia,
hiperaktif)

Terapeutik

- Sediakan sumber cahaya yang sesuai untuk terapi


- Fasilitasi menyesuaikan sumber cahaya dalam persiapan terapi, sesuai indikasi
- Hentikan terapi jika mengalami efek samping
- Modifikasi terapi untuk menurunkan efek saming, sesuai indikasi

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur fototerapi

Referensi

Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2018). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA:
Perason Education.

Linquist. R., Synder, M. & Tracy, M. F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7 th


ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc/

Sego, Sherill, F. N. P. C., D. N. P. (2016). Bright Lihgt Therapy. The Clinical Advisor: For Nurse
Practitioner, 19(3). 105-106.

Fototerapi Neonatus
I.03091

Definisi

Memberikan terapi sinar fluorescent yang ditujukan kepada kulit neonates untuk menurunkan kadar
bilirubin
Tindakan

Observasi

- Monitor ikterik pada sclera dan kulit bayi


- Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan usia gestasi dan berat badan
- Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam sekali
- Monitor efek samping fototerapi (mis. hipertermi, diare, rush pada kulit, penurunan berat
badan lebih dari 8-10%)

Terapeutik

- Siapkan lampu fototerapi dan inkubator atau kotak bayi


- Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
- Berikan penutup mata (eye protector/biliband) pada bayi
- Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit bayi (30 cm atau tergantung spesifikasi lampu
fototerapi)
- Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara berkelanjutan
- Ganti segera alas dan popok bayi jika BAK/BAB
- Gunakan linen bewarna putih agar memantulkan cahaya sebanyak mungkin

Edukasi

- Anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 menit


- Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin

Kolaborasi

- Kolaborasi pemeriksaan darah vena bilirubin direk dan indirek

Referensi

Hockenberry, M. J. and Wilson D. (2014). Wong’s Nursing Care of Infants and Children. St Louis:
Mosby Elsevier.

Nagar, G,. Vandermeer, B., Campbell, S., & Kumar, M. (2013). Reliability of Transcutaneous Bilirubin
Devices in Preterm Infants: a systemic review. Pediatrics. Ped-2013.

Whitelaw, J, (2015). Clinical Guidelines (Nursing): Phototherapy for neonatal jaundice.


http://rch.org.au/rchcpg/hospital_clinical_guideline_index/Phototherapy_for_neonatal_jaundic
e/

Induksi Hipotermia I.14503

Definisi
Mempertahankan suhu inti tubuh antara 32-360C dan memonitor efek samping serta mencegah
komplikasi.

Tindakan
Observasi
 Monitor suhu tubuh
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor adanya menggigil
 Monitor kadar elektrolit dan asam basam
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor status pernapasan
 Monitor hasil pemeriksaan koagulasi (mis. waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial
teraktivasi, dan jumlah trombosit)
 Monitor status hemodinamik invasif (mis. PCWP, CO,SVR) jika perlu

Terapeutik
 Lakukan pendinginan eksternal (mis, selimut pendingin)
 Lakukan pendinginan internal (mis. Infus cairan dingin) jika perlu
 Gunakan sentuhan wajah atau tangan atau pembungkus insulatif untuk mengurangi
respons menggigil, jika perlu

Edukasi
 Anjurkan asupan cairan yang adekuat
 Anjurkan asupan nutrisi yang adekuat

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah atau mengendalikan menggigil

Referensi
Berman, A.,Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Bums, S. M. (2014). ACCN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency &Critical Care (8th ed.). USA: Jones & Barlett
Learning.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skill & Procedures (8th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Induksi Persalinan I.07212

Definisi
Memberikan stimulasi kontraksi uterus untuk memulai persalinan.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi indikasi dilakukan induksi persalinan
 Identifikasi riwayat obstetric (mis. usia kehamilan dan lamanya persalinan sebelumnya
dan kontraindikasi seperti plasenta previa lengkap, riwayat SG, dan kelainan structural
pelvis)
 Monitor kontraksi uterus (mis. frekuensi, durasi, dan kekuatan dalam 10 menit)
 Monitor kondisi ibu dan Janin sebelum induksi (mis, tanda vital, DJJ dan gerakan janin)
 Monitor efek samping tindakan konduksi
 Monitor DJJ selama induksi hingga persalinan
 Monitor perubahan kontraksi uterus setiap 15 menit
 Monitor kemajuan persalinan secara ketat
 Monitor dengan partograph jika telah memasuki fase aktif
 Monitor tanda-tanda insufisiensi uteriplasenta (mis. deselerasi lambat) selama proses
induksi

Terapeutik
 Berikan kenyamanan selama proses induksi

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat IV (mis. Oksitosin) untuk merangsang aktivitas rahim
 Kolaborasi pemberian agen mekanis atau farmakologis (mis. Laminaria, balon kateter,
tablet Cytotec dan gel prostaglandin)
 Kolaborasi Tindakan amniotomy, jika ada tanda inpertu (mis. dorongan meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol, vulva membuka)

Referensi
Aran, T., Osmanagaoglu, M. A., Kart, C., Guen, S., Sahin, M., & Unsal, M. A. (2012). Failed labor
induction in nulliparous women at term: the role of pelvic floor muscle strength.
International urogynecology journal, 23(8), 1105-1110.
Darney, B. G., Snowden, J. M., Cheng, Y. W., Jacob, L., Nicholson, J. M., Kaimal, A., … & Caughey,
A. B. (2013). Elective induction of labor at term compared with expectant management:
maternal and neonatal outcomes. Obstetrics and Gynecology, 122(4), 761.
Khlreddine, I., Le Ray, C., Dupont, C., Rudigoz, R.C., Bouvier-Colle, M. H., & Deneux-Tharaux, C.
(2013). Induction of labor and risk of postpartum hemorrhage in low risk parturients.
PloS one, 8(1), e54858.
Saccone, G., & Berghella, V. (2015). Induction of labor at full term in uncomplicated singleton
gestations: a systematic review and metaanalysis of randomized controlled trials.
American journal of obstetrics and gynecology, 213(5), 629-636.

Inisiasi Menyusu Dini I.07213

Definisi
Memberikan dukungan proses menyusui segera setelah lahir.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi tanda-tanda kesiapan menyusu (mis. keluar air liur, memasukkan tangan ke
dalam mulut, bayi terjaga)
 Monitor tanda vital bayi dan ibu
 Monitor jalan napas bayi

Terapeutik
 Buka pakaian bagian atas ibu
 Keringkan tubuh bayi, kecuali bagian tangan yang akan menuntun bayi untuk mencari
puting
 Letakkan bayi dengan posisi tengkurap untuk kontak kulit ke kulit, diantara dua payudara
dan kepala bayi dimiringkan ke salah satu sisi
 Berikan selimut pada punggung dan penutup kepala bayi

Edukasi
 Anjurkan ibu membiarkan bayi mencari putting ibu
 Anjurkan ibu membiarkan bayi di perut ibu sampai 1 jam atau menyusu sampai selesai

Referensi
Caruana, E. (2008). Early skin-to-skin contact for mother and their healthy newborn infants.
Journal of advanced nursing, 62(4), 439-440.
Hockenbery, M. J. and Wilson, D. (2014). Wong’s Nursing Care of Infants and Children. St. Louis:
Moeby Elsevier.
Moore, E. R., Anderson, G. C., Bergman, N., & Dowswell, T. (2012). Early skin-to-skin contact for
mothers and their healthy newborn infants. Cophrane Database Syst Rev, 5(3).

Insersi Intravena I.02030

Definisi
Melakukan kanulasi dengan jarum ke pembuluh darah perifer untuk pemberian cairan, darah,
atau obat-obatan.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi vena yang akan diinsersi
 Identifikasi masalah pembekuan darah atau konsumsi obat yang mempengaruhi
pembekuan darah

Terapeutik
 Atur posisi senyaman mungkin
 Pertimbangkan factor pemilihan pembuluh darah vena (mis. usia, tujuan, insersi vena,
pembuluh darah kurus, jauh dari persendian, kondisi ekstremitas)
 Hindari memilih lokasi yang terdapat fistula atau shunt arteriovenosa, atau
kontraindikasi cannulation (mis. limfedema, mastektomi, limfektomi)
 Pilih jenis jarum yang sesuai, berdasarkan tujuan
 Berikan analgesia topical, jika perlu
 Pasang tourniket 3 sampai 4 inci di atas tempat tusukan
 Bersihkan area dengan desinfekan
 Masukkan jarum sesuai prosedur, gunakan jarum dengan fitur pencegahan cedera
 Tentukan penempatan yang benar dengan mengamati darah di ruang flash atau dalam
tabung
 Buka tourniket sesegera mungkin
 Pastikan plester jarum terpasang dengan aman
 Sambungkan kateter intravena ke tabung infus
 Berikan plester transparan di tempat kanulasi IV, jika tersedia
 Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
 Perlahankan kewaspadaan universal

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien
 Anjurkan tidak menggerakkan tubuh saat dilakukan insersi
 Anjurkan membuka dan menutup tangan beberapa kali kali, jika perlu
 Anjurkan orang tua untuk memegang dan menghibur anak, jika perlu

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skill & Procedures (8th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Insersi Jalan Napas Buatan I.01005


Definisi

Melakukan pemasangan saluran napas buatan.

Tindakan

Observasi

 Identifikasi kebutuhan insersi jalan napas buatan


 Monitor komplikasi selama prosedur tindakan dilakukan
 Monitor gerakan dinding dada yang sistematis
 Monitor saturasi oksigen (SpO2) dengan oksimetri
 Monitor status pemapasan, jika perlu

Terapeutik

 Gunaken alat pelindung diri (APD) (sarung tangan, kacamata, dan masker), sesual kebutuhan
 Atur posisi terlentang dan kepala ekstensi
 Lakukan penghisapan pada daerah mulut dan orofaring, jika perlu
 Pilih jenis jalan napas buatan sesuai dengan tujuan dan kondisi pasien
 Masukkan oro/nasopharyngeal airway sampai ke dasar lidah atau laryngeal mask arway
(LMA) atau esophagus obturator airway (EOA)
 Lakukan fiksasi jalan napas dengan plester
 Auskultasi suara napas secara bilateral sebelum menggembungkan manset
 Fasiltasi pemasangan selang endotrakeal dengan menyiapkan peralatan intubasi
 Kembangkan manset endotrakeel /trakeostomi
 Posisikan paslen sesuai kebutuhan
 Lakukan hiperoksigenasi dengan 100% oksigen selama 3-5 menit, jika perlu
 Auskultasi dada setelah intubasi
 Stablikan selang endotrakeal/trakeostomi dengan plester
 Tandai selang endotrakea pada posisi bibir atau hidung, dengan menggunakan tanda
sentimeter pada ETT
 Lakukan verifikasi penempatan tabung dengan radiografi dada, pastikan kanulasi trakea 2
sampal 4 cm di atas carina.

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur Intubasi pada pasien dan keluarga

Kolaborasi

 Kolaborasi memilih ukuran dan jenis selang endotrakeal (ET) atau selang trakeostomi yang
tepat

Referensi

Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York: McGraw-
Hill Education. Cole, E. (2009). Trauma Care, Essentiel Clinical Skills for Nurses. UK: Wiley-
Blackwell. Derr, P., McEvoy, M., & Tardff, J. (2014). Emergency & Critiçal Care (8 ed.). USA:
Jones & Barlett Leaming. ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA:
Sauders Elsevier. Graves, L, & Porter, K. (2007), Oxford Handbook of Pre-Hospital Care. New
York: Oxford University Press.

Insersi Selang Nasogastrik I.03092


Definisi
Memasukkan selang plastik (selang nasogastrik/ NG tube) melalui hidung, melewati tenggorokan
sampal ke dalam lambung.

Tindakan

Observasi

 Identifikasi indikasi pemasangan NGT


 Monitor tanda bahaya pernapasan

Terapeutik

 Letakkan perlak di dada


 Tentukan panjang selang dengan mengukur dari ujung hidung ke telinga lalu ke prosesus
xiphoid
 Tandai panjang selang (rata-rata rentang dewasa 56 - 66 cm)
 Pertimbangkan penambahan 5 cm untuk mamastikan masuk ke dalam lambung
 Periksa kepatenan lubang hidung
 Lumasi ujung selang 15-20 cm dengan gel
 Pasang spuit dan aspirasi isi lambung lambung, jika isi lambung lidak keluar, masukkan
selang 2,5-5 cm dan coba aspirasi isl lambung kembali
 U pH hasil aspirasi lambung
 Masukkan udara 30 ml dan dengarkan bunyi udara dalam lambung dengan stetoskop
 Fiksasi selang nasogastrik ke hidung pasien dengan plaster hipoalergik
 Posisikan semi-fowler

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan keluarga


 Infornasikan komungkinan ketidaknyamanan pada hidung dan kemungkinan muntah
 Anjurkan mengangkat kepala, pegang selang dengan ujung mengarah ke bawah, dan
masukkan perlahan ke dalam lubang hidung
 Anjurkan menundukkan kepala saat selang mencapai nasofaring, putar selang 180 derajat ke
arah lubang hidung yang berlawanan
 Anjurkan menelan saat selang dimasukkan

Referensl

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016), Kozier & Erb's Fundamentais of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potler, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louls: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company

Intervensi Krisis I.09278


Definisi

Melakukan konseling Jangka pendek untuk mengatasi krisis dan mengembalikan tingkat fungsi ke
sebelum krisis atau menjadi lebih baik.

Tindakan

Observasi

 Identifikasi risiko keselamatan


 Identifikasi pencetus dan dinamika krisis
 Terapeutik
 Sediakan tempat aman dengan suasana yang mendukung
 Lakukan tindakan pencegahan dari resiko bahaya fisik,
 Bentuk tim intervensi krisis
 Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang tidak destruktif
 Hindari memberikan keyakinan yang salah
 Fasilitasi keterampilan koping untuk menyelesaikan masalah
 Fasilitasi memutuskan lindakan untuk menyelesaikan krisis
 Rencanakan penggunaan kelerampilan koping adaptif untuk menghadapi situasi krisis
selanjutnya
 Hubungkan pasien dan keluarga dengan sumber komunitas, jika perlu
 Libatkan dalam kelompok yang telah berhasil melalui masalah yang sama

Edukasi

 Jelaskan kemampuan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan krisis


 Jelaskan mekanisme masa lalu dan saat ini serta keefektifannya
 Jelaskan tindakan altematif untuk menyelesaikan krisis
 Informasikan sistem pendukung yang tersedia

Referensi

Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5h ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams& Wilkins.

Farrelly, S., Szmukler, G., Henderson, C., Birchwood, M., Marshall, M., Waheed, W.,... Thornicroft, G.
(2014) Individualisation in crisis planning for people with psychotic disorders. Epidemiology and
Psychiatrio Sclences, 23(4), 353-9. dol:http:l/dx.doi.org/10.1017/S2045796013000401

llis, Horace A, (2011). The crisis intervention team--A revolutionary tool for law enforcement: The
psychiatric- mental health nursing perspective. Journal of Psychosoclal Nursing & Mental Health
Services, 49(11). 37-43. dol:http:l/dx.dol.org/10.3928/02793695-20111004-01.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia F.A. Davis Company.

Irigasi Kandung Kemih I.04145


Definisi
Membersihkan atau membilas kandung kemih untuk mencegah bekuan darah, pemberian obat
hematuria dan mengeluarkan benda asing dari kandung kemih.

Tindakan

Observasi

 Monitor keseimbangan cairan


 Periksa aktivitas dan mobilitas (mis. posisi kateter, lipatan kateter)
 Identifikasi kateter yang akan digunakan adalah three ways
 Identifikasi kemampuan pasien merawat kateter
 Identifikasi order obat irigasi kandung kemih kembali
 Monitor cairan irigasl yang keluar (mis. bekuan darah atau benda asing, lainnya)
 Monitor respon pasien solama dan setelah irigasi kandung kemih
 Monitor hasil elektrolit darah
 Monitor jumlah cairan intake dan output pada kartu cairan/ırigasi

Terapeutik

 Gunakan cairan isotonis untuk irigasi kandung kemih


 Jaga privasi
 Kosongkan kantung urine
 Gunakan alat pelindung diri
 Lakukan standar operasional prosedur dengan teknik aseptik
 Persiapkan alat-alat yang akan digunakan dengan mempertahankan kesterilan
 Siapkan cairan irigasi sesual kebutuhan
 Buka dan disinfeksi akses port kateter dengan swab alkohol
 Hubungkan set cairan irigasi ke kateter urine
 Atur tetesan cairan irigasi sesuai kebutuhan
 Pastikan cairan Irigasi mengalir ke kateter, kandung kemih dan keluar ke kantung urine
 Berikan posisi nyaman

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur irigasi kandung kemih


 Anjurkan melapor jika mengalami keluhan nyeri saat BAK,urine merah dan tidak dapat BAK

Referensi

Cutts, B. (2005). Developing and implemeriting a new bladder Irrigation chart. Nursing Standard
(through 2013), 20(8), 48-52. https://search.proquest.com/docview/2198292797accountid=25704

Dougherty & Lister (2015). The Royal Marsden manual of Clinical Nursing Procedure (9h ed.). USA:
Wiley Blackwell.

Evans & Godfrey (2000), Bladder Washout In The Management of Long Term Catheters. British
Journal of Nursing, 9, 900.

Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Van, d. H., Haider, N., Taylor, C., & Subramaniam, R. (2011). Efficacy of bladder irrigation and
survellance program in prevention of urinary tract infections and bladder calculi in children with an
ileocystopiasty Pediatric and bladder neck repair. Surgery International, 27(7). 781-5. Doi
http://dx.doi.org/10.1007/s00383-011-2913-5.

Irigasi Kateter Urine I.04146


Buku SIKI halaman 127

Definisi
Membersihkan atau membilas selang urine dan kandung kemih dari bakteri, endapan dan darah.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi indikasi irigasi kateter urine.
- Monitor intake dan output cairan.
Terapeutik
- Jaga privasi.
- Posisikan nyaman setinggi siku perawat.
- Gunakan alat pelindung diri.
- Kosongkan kantung urine dan ukur jumlah urine.
- Siapkan cairan irigasi sesuai kebutuhan atau order dengan teknik aseptik sesuai jenis
irigasinya (intermiten atau continous).
- Buka dan disinfeksi akses port kateter dengan swab alkohol.
- Klem kateter.
- Alirkan cairan irigasi kedalam kateter urine sesuai kebutuhan atau order (intermiten atau
continous).
- Buka klem kateter dan biarkan urine dan cairan irigasi mengalir keluar.
- Catat jumlah cairan irigasi dan output urine (mis. Jumlah, karakteristik).
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala serta efek jika irigasi urine tidak
mengalir lancar.

Irigasi Kolostomi I.04147


Buku SIKI halaman 128

Definisi
Mengeluarkan isi kolon (feses) secara terjadwal dengan memasukkan sejumlah air dengan suhu
sama dengan tubuh/hangat.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan irigasi kolostomi.
- Monitor warna dan kondisi stoma serta kulit peristoma.
- Monitor warna, konsistensi dan jumlah feses yang keluar.
Terapeutik
- Letakkan perlak di bawah kolostomi.
- Isi kantong irigasi dengan air yang tersedia (mis. Air hangat, air khusus untuk irigasi).
- Gantung kantong irigasi pada tempat yang tinggi (mis. Di tiang infus, di dinding).
- Alirkan air ke dalam selang dan hindari adanya udara dalam selang.
- Lepaskan kantung stoma lalu pasang plastik irigasi dan masukkan ujung selang ke dalam
stoma.
- Letakkan plastik irigasi ke dalam kloset untuk memfasilitasi pengeluaran ke dalam kloset.
- Hubungkan cone-tip cateter dengan kateter dan beri jelly.
- Masukkan cone-tip ke dalam stoma dan tangan tetap memegang cone-tip.
- Alirkan air dengan aliran yang cukup (10-15 menit).
- Lambatkan aliranjika terdapat tanda-tanda kram abdomen.
- Klem kateter dan tutup stoma 15-20 menit.
- Biarkan sampai semua feses keluar setelah 40-60 menit.
- Bersihkan area stoma dengan sabun lembut dan air.
- Pasang kembali kantung stoma.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur.

Jurnal I.09279
Buku SIKI halaman 128

Definisi
Menjadikan menulis sebagai cara untuk merefleksikan dan menganalisis peristiwa, pengalaman,
pikiran, dan perasaan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi tujuan yang diharapkan dari intervensi jurnal.
- Monitor capaian tujuan yang ditetapkan.
Terapeutik
- Sediakan lingkungan optimal untuk menyelesaikan tugas (mis. Posisi nyaman, pencahayaan
ruangan baik, kacamata).
- Minimalkan distraksi emosi, visual, audio, pendengaran, dan viseral.
- Berikan kesempatan memilih dan sediakan media dan metode (mis. Pulpen, pensil, spidol,
jurnal, komputer, perekam).
- Telaah jurnal yang telah dibuat pada interval waktu yang disepakati.
- Diskusikan pengalaman dan penerimaan intervensi yang sama.
- Diskusikan kemampuan untuk melanjutkan intervensi secara mandiri.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur jurnal.
- Jelaskan berbagai pendekatan penulisan jurnal dan putuskan teknik penulisan jurnal (mis.
Alur bebas, topic, atau menuliskan jurnal secara intensif).
- Informasikan waktu untuk menyelesaikan tugas jurnal.
- Anjurkan menulis tanpa interupsi sedikitnya 3 (tiga) kali seminggu selama 20 menit.
- Anjurkan menulis sesuai urutan waktu kejadian tanpa membatasi topik.
- Anjurkan menggambarkan dan menceritakan peristiwa dalam bentuk cerita, gambar, dan
hubungkan pikiran dan perasaan.
- Anjurkan mengekspresikan pikiran dan perasaan yang paling dalam.
- Anjurkan tidak terlalu berfokus pada teknik penulisan (titik koma), ejaan, struktur kalimat,
dan/atau tata bahasa.
- Anjurkan menulis tanggal entri jurnal untuk referensi dan refleksi.

Kateterisasi Urine I.04148


Buku SIKI halaman 129

Definisi
Memasukkan selang kateter urine kedalam kandung kemih.

Tindakan
Observasi
- Periksa kondisi pasien (mis. Kesadaran, tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi kandung
kemih, inkontinensia urine, refleks berkemih).
Terapeutik
- Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan tindakan.
- Siapkan pasien: bebaskan pakaian bawah dan posisikan dorsal rekumben (untuk wanita) dan
supine (untuk laki-laki).
- Pasang sarung tangan.
- Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan cairan NaCl atau aquades.
- Lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan prinsip aseptik.
- Sambungkan kateter urine dengan urine bag.
- Isi balon dengan NaCl 0,9% sesuai anjuran pabrik.
- Fiksasi selang kateter di atas simpisis atau di paha.
- Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah dari kandung kemih.
- Berikan label waktu pemasangan.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urine.
- Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter.

Kelompok Pendukung I.09280

Definisi Halaman 130 Buku


SIKI
Menggunakan kelompok dalam memberikan dukungan emosional dan informasi kesehatan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan sistem pendukung saat ini
- Identifikasi kelompok berbaris agama, jika perlu
- Identifikasi tujuan, sifat, proses, dan tanggung jawab kelompok
Terapeutik
- Bentuk kelompok ukuran optimal (mis. 5-12 anggota)
- Batasi jumlah sesi dalam waktu 1-2 jam (mis. 6-12 sesi)
- Buat aturan kelompok secara tertulis, jika perlu
- Atur waktu dan tempat sesuai untuk pertemuan kelompok (mis. Tatap muka atau online)
- Tentukan tema dalam diskusi kelompok
- Fasilitas berbagi pengetahuan dan pengalaman
- Berikan dukungan positif terhadap perubahan perilaku
- Arahkan keterlibatan aktif setiap anggota kelompok
- Fasilitas kelompok melalui tahap perkembangan kelompok, mulai dari orientasi, kohesif
sampai terminasi
- Penuhi kebutuhan kelompok secara keseluruhan

Edukasi
- Anjurkan saling membantu

Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatrio Nursing: Contemporary Practice(5 th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Costello, J. F. (2007). Roles and strategies of nurses facilitating diabetes support groups: An
exploratory study (Order No. 3276978). Available from Nursing & Allied Health Database;
ProQuest Dissertations & Theses Global. (304817971).
Heller, T., Roccoforte, J. A. Hsieh, K,. Cook, J. A. & Pickett, S. A. (1997). Benefits of support groups for
families of adults with severe mental illness. American Journal of Orthopsychiatry, 67(2), 187-
198. doi:http://dx.doi.org/10.1037/h0080222.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.

Kesiapan Bioterorisme I.09281

Definisi halaman 131 Buku


SIKI
Menyiapkan respon yang efektif terhadap kejadian bioterorisme atau bencana.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi zat kimia, biologi yang berpotensi digunakan dalam kegiatan terorisme (mis.
Sianida, antraks, cacar)
- Identifikasi semua sumber yang ada : medis, darurat, dan agensi sosial (mis. BNPB,WHO)
- Identifikasi tanda dan gejala paparan agen biologis
- Identifikasi keakuratan informasi terutama tentang keadaan darurat, potensi bencana, dan
paparan secara massif

Terapeutik
- Gunakan rekomendasi instansi terkait untuk menanggulangi masalah bioterorisme (mis.
WHO)
- Dapatkan pengetahuan terkini tentang alat-alat pelindung, prosedur, dan tehnik isolasi
- Gunakan peralatan pelindung (mis. Baju kabut, tutup kepala, sarung tangan, respirator)
- Kenali dan patuhi semua kebijakan, prosedur, dan protokol dekontaminasi

Kolaborasi
- Laporkan gejala yang mencurigakan kepada petugas triase dan badan kesehatan
- Konsultasi dengan ahli epidemiologi dan profesional tentang pengendalian infeksi yang tepat

Referensi
Aghaei, N., & Nesami, M. B. (2013). Bioterrorism education effect on knowledge and attitudes of
nurses. Journal of Emergencies, Trauma, and Shock, 6(2), 78-82. http://doi.org/10.4103/0974-
2700. 110747
Ayres, K. (2015). Nurses’ Self-Reported Self-Assessmentof Bioterrorism Events. Capella Univeristy.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Graves, I., & Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre-Hospital Care. New York: Oxford University
Press.

Kompres Dingin I.08234

Definisi halaman 131 Buku


SIKI
Melakukan stimulasi kulit dan jaringan dengan dingin untuk menggurangi nyeri, peradangan dan
mendapatkan efek terapeutik lainnya melalui paparan dingin.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kontraindikasi kompres dingin (mis. Penurunan sensasi, penurunan sirkulasi)
- Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan kompres dingin
- Periksa suhu alat kompres
- Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringan selama 5 menit pertama

Terapeutik
- Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah didapat (mis. Kantong plastik tahan air,
kemasan gel beku kain atau handuk)
- Pilih lokasi kompres
- Balut alat kompres dingin dengan kain pelindung, jika perlu
- Lakukan kompres dingin pada daerah yang cedera
- Hindari penggunaan kompres pada jaringan yang terpapar terapi radiasi

Edukasi
- Jelaskan prosedur penggunaan kompres dingin
- Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan suhu secara mandiri tanpa pemberitahuan
sebelumnya
- Ajarkan cara menghindari kerusakan jaringan akibat dingin

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A Davis Company.

Kompres Panas I.08235

Definisi halaman 132 Buku


SIKI
Melakukan stimulasi kulit dan jaringan dengan panas untuk mengurangi nyeri, spasme otot dan
mendapatkan efek terapeutik lainnya melalui paparan panas.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kontraindikasi kompres panas (mis. Penurunan sensasi, penurunan sirkulasi)
- Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan kompres panas
- Periksa suhu alat kompres
- Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringan selama 5 menit pertama

Terapeutik
- Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah didapat (mis. Kantong plastic tahan air,
botol air panas, bantalan pemanas listrik)
- Pilih lokasi kompres
- Balut alat kompres panas dengan alat pelindung, jika perlu
- Lakukan kompres panas pada daerah yang cedera
- Hindari penggunaan kompres pada jaringan yang terpapar terapi radiasi

Edukasi
- Jelaskan prosedur penggunaan kompres panas
- Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan suhu secara mandiri tanpa pemberitahuan
sebelumnya
- Ajarkan cara menghindari kerusakan jaringan akibat panas

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A Davis Company.

Nama:Muhammad Najib Luthfianto


NIM :J210190183

INTERVENSI
(Hal.133-135)

Konferensi Multidimensi
I.13481
Definisi Buku SIKI halaman
133
Merencanakan dan mengevaluasi asuhan yang diberikan secara bersama dengan tenaga kesehatan
lain.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi diagnosis keperawatan saat ini
- Identifikasi perkembangan pasien terhadap pencapaian iuran/hasil yang ditetapkan
Terapeutik
- Rangkum status kesehatan pasien
- Minta masukan untuk meningkatan efektivitas intervensi keperawatan
- Revisi rencana perawatan pasien, jika perlu
- Sepakati secara bersama terkait tujuan/hasil yang ingin dicapai
- Uraikan data untuk memfasilitasi evaluasi rencana perawatan pasien
Edukasi
- Jelaskan intervensi keperawatan yang telah diimplementasikan
- Jelaskan respons pasien dan keluarga terhadap intervensi keperawatan

Konseling
I.10334
Definisi Buku SIKI halaman
133
Memberikan bimbingan untuk meningkatan/mendukung penanganan,pemecahan masalah,dan
hubungan interpersonal.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemampuan dan beri penguatan
- Identifikasi perilaku keluarga yang mempengaruhi pasien
Terapeutik
- Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan penghargaan
- Berikan empati,kehangatan,dan kejujuran
- Tetapkan tujuan dan lama hubungan konseling
- Berikan privasi dan pertahankan kerahasiaan
- Berikan penguatan terhadap keterampilan baru
- Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah
Edukasi
- Anjurkan mengekspresikan perasaan
- Anjurkan membuat daftar alternatif penyelesaian masalah
- Anjurkan pengembangan keterampilan baru, jika perlu
- Anjurkan mengganti kebiasaan maladaptif dengan adaptif
- Anjurkan untuk menunda pengambilan keputusan saat stress

Konseling Genetika
I.10335
Definisi Buku SIKI halaman
134
Memberikan bimbingan kepada orang tua mengenai kemungkinan kelainan genetik.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi pengetahuan,mitos,persepsi,dan mispersepsi tentang cacat lahir/kondisi genetik
- Identifikasi respons saat mengetahui faktor risiko genetik
Terapeutik
- Berikan privasi dan jamin kerahasiaan
- Bina hubungan terapeutik atas dasar kepercayaan dan rasa hormat
- Buat tujuan dan jadwal sesi konseling genetik
- Berikan dukungan pengambilan keputusan
- Berikan ringkasan dari sesi konseling genetik yang telah dilakukan
Edukasi
- Jelaskan perkiraan risiko berdasarkan fenotipe (Pasien Karakteristik),riwayat
keluarga(analisis silsilah),genotip (hasil Pengujian genetik)
- Jelaskan riwayat penyakit,strategi penanganan,dan strategi pencegahan
- Jelaskan pilihan pengobatan/manajemen dan pilihan penanganan risiko rekurensi
Kolaborasi
- Rujuk ke spesialis perawatan kesehatan genetik, jika perlu
- Rujuk ke sumber daya masyarakat (mis. Kelompok pendukung genetik), jika perlu

Konseling Laktasi
I.03093
Definisi Buku SIKI halaman
135
Memberikan bimbingan teknik menyusui yang tepat dalam pemberian makanan bayi.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui
- Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
- Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui
Terapeutik
- Gunakan teknik mendengarkan aktif(mis. Duduk sama tinggi,dengarkan permasalahan ibu)
- Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar
Edukasi
- Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai kebutuhan ibu

Konseling Nutrisi I.03094


Buku SIKI halaman
135

Definisi

Memberikan bimbingan dalam melakukan modifikasi asupan nutrisi.


Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah.
- Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara regular
- Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah, kenaikan berat badan, dan
kebiasaan membeli makanan.
Terapeutik
- Bina hubungan terapeutik
- Sepakati lama waktu pemberian konseling
- Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
- Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi kecukupan asupan makanan
- Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi (mis. usia, tahap
pertumbuhan dan perkembangan, penyakit)
Edukasi
- Informasikan perlunya modifikasi diet (mis. penurunan atau penambahan berat badan,
pembatasan natrium atau cairan, pengurangan kolesterol)
- Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Rujuk pada ahli gizi, jika perlu

Konseling Prakonsepsi I.10336


Buku SIKI halaman
136
Definisi
Memberikan bimbingan terhadap pasangan usia subur sebelum kehamilan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat kesehatan, penggunaan obat, latar belakang etnis, pekerjaan, diet, kelainan
genetic, dan kebiasaan (mis. merokok, alkohol, dan asupan obat)
- Identifikasi kesiapan pasangan untuk hamil
- Identifikasi tempat pelayanan kesehatan maternal yang tersedia untuk konsultasi, jika perlu
- Identifikasi riwayat seksual termasuk frekuensi, waktu intercourse, penggunaan pelumas
spermisida, dan kebiasaan postcoital (mis. douching)
- Lakukan skrining jika kemungkinan berisiko terkena tuberculosis, penyakit menular seksual,
hemoglobinopati, dan cacat genetic
Terapeutik
- Bina hubungan terapeutik dan saling percaya
- Dukung pengambilan keputusan tentang kelayakan kehamilan, berdasarkan faktor risiko yang
teridentifikasi
- Diskusikan metode untuk mengidentifikasi kesuburan, tanda kehamilan, dan cara untuk
mengkonfirmasi kehamilan
- Rekomendasikan perawatan diri yang diperlukan selama masa prakonsepsi
Edukasi
- Jelaskan faktor-faktor risiko kehamilan
- Jelaskan hubungan antara perkembangan janin awal dan kebiasaan penggunaan obat-obatan
- Anjurkan melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin atau hematocrit, status Rh, urine dipstick,
toxoplasmosis, penyakit menular seksual, rubella, dan hepatitis, sesuai indikasi
- Anjurkan menghindari kehamilan sampai perawatan yang tepat telah diberikan (mis. vaksin
rubella, Rh (D) Immunoglobulin, globulin seru kekebalan, atau antibiotic)
- Anjurkan penggunaan kontrasepsi sampai siap untuk hamil
- Anjurkan mengikuti kelas awal kehamilan dan parenting
- Ajarkan cara menghindari teratoden (mis. menangani sampah, kucing, penghentian merokok,
dan alkohol)
Kolaborasi
- Rujuk konseling-genetik untuk faktor risiko genetic, jika perlu
- Rujuk pemeriksaan diagnostic sebelum persalinan (mis. genetic, medis, atau faktor risiko
obstetri), jika perlu

Konseling Seksualitas I.07214


Buku SIKI halaman
137
Definisi
Memberikan bimbingan seksual pada pasangan sehingga mampu menjalankan fungsinya secara
optimal.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tingkat pengetahuan, masalah system reproduksi, masalah seksualitas, dan
penyakit menular seksual.
- Identifikasi waktu disfungsi seksual dan kemungkinan penyebab
- Monitor stress, kecemasan, depresi, dan penyebab disfungsi seksual
Terapeutik
- Fasilitasi komunikasi antara pasien dan pasangan
- Berikan kesempatan kepada pasangan untuk menceritakan permasalahan seksual
- Berikan pujian terhadap perilaku yang benar
- Berikan saran yang sesuai kebutuhan pasangan dengan menggunakan bahasa yang mudah
diterima, dipahami, dan tidak menghakimi
Edukasi
- Jelaskan efek pengobatan, kesehatan dan penyakit terhadap disfungsi seksual
- Informasikan pentingnya modifikasi pada aktivitas seksual
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan spesialis seksologi, jika perlu

Konsultasi I.12461
Buku SIKI halaman
137
Definisi
Memberikan pertimbangan untuk memecahkan masalah keperawatan dan/atau kesehatan yang
dialami pasien, keluarga, kelompok, atau komunitas.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tujuan konsultasi
- Identifikasi masalah yang menjadi focus konsultasi
- Identifikasi harapan semua pihak yang terlibat
- Identifikasi model konsultasi yang sesuai
- Identifikasi ekspetasi biaya, jika perlu
Terapeutik
- Fasilitasi kontrak tertulis untuk menentukan kesepakatan jadwal konsultasi
- Berikan tanggapan secara professional terhadap penerimaan atau penolakan ide
- Fasilitasi memutuskan pilihan alternative solusi
Edukasi
- Jelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien
- Jelaskan alternative solusi yang dapat dilakukan pasien/keluarga
- Jelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing solusi
- Anjurkan meningkatkan kemandirian menyelesaikan masalah

Konsultasi Via Telepon I.12462


Definisi

Memberikan pertimbangan untuk memecahkan masalah keperawatan dan kesehatan yaang dialami
pasien, keluarga, kelompok, atau komunitas melalui media telepon

Tindakan

Observasi

-Identifikasi tujuan konsultasi via telepon

- Identifikasi masalah yang terjadi fokus konsultasi

- Identifikasi kemampuan pasien memahami informasi telepon (mis. Defisit pendengaran,


kebingungan, hambatan bahasa)

- Identifikasi tingkat dukungan keluarga dan keterlibatan dalam perawatan

- Identifikasi respon psikologis terhadap situasi dan ketersediaan sistem pendukung

- Identifikasi risiko keselamatan bagi pemanggil / rang lain

- Identifikasi apakah masalah memerlukan evaluasi lebih lanjut (gunakan protokol standart)

- Identifikasi ekspektasi biaya, jika perlu

- Identifikasi caa menghubungi pasien/ keluarga untuk menerima telepon kembali, jika diperlukan

Terapeutik

- Perkenalkan diri dan instansi

- Dapatkan informasi tentang diagnostik keperawatan / medis, jika perlu

- dapatkan informasi riwayat kesehatan masa lalu dan terapi saat ini

- Tanyakan keluhan utama dan riwayat kesehatan saat ini sesuai dengan protokol standar

- Berikan tanggapan seara profesional terhadap penerimaan / penolakan ide

- Fasilitasi memutuskan pilihan alternatif solusi

- Libatkan keluarga / orang penting lainnya dalam perencanaan perawatan

- Pertahankan kerahasiaan pasien

Edukasi

- Jelaskan masalah yang sedang dihadapi pasien

- jelaskan alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh pasien/ keluarga

- Jelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing solusi

- Informasikan program pendidikan, kelompok pendukung, kelompok swadaya yang dapat


dimanfaatkan pasien

- Anjurkan meningkatkan kemandirian menyelesaikan masalah


Kontrol Perilaku Perilaku I.09282

Definisi

Melakukan negoisasi kesepakatan untuk memperkuat perubahan perilaku tertentu

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kemampuan mental dan kognitif untuk membuat perilaku

- Identifikasi cara dan sumber daya terbaik untuk mencapai tujuan

- Identifikasi hambatan dalam menerapkan perilaku positif

- Monitor pelaksanaan perilaku ketidaksesuaian dan kurang komitmen untuk memenuhi kontrak

Terapeutik

-Ciptakan lingkungan yang terbuka untuk membuat kontrak perilaku

- Fasilitasi pembuatan kontrak tertulis

- Diskusikan tujuan positif jangka pendek dan jangka panjang yang realistis dan dapat dicapai

- Diskusikan pengembangan rencana perilaku positif

- Diskusikan cara mengamati perilaku (mis. Tabel kemajuan perilaku)

- Diskusikan penghargaan yang diinginkan ketika tujuan tercapai, jika perlu

- Diskusikan konsekuensi atau sanksi tidak memenuhi kontrak dan tujuan, jika perlu

-Tetapkan batas waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan yang realistis

- Fasilitasi meninjau ulang kontrak dan tujuan, jika perlu

- Pastikan kontrak ditandatangani oleh semua pihak yang terlibat, jika perlu

- Libatkan keluarga dalam proses kontrak, jika perlu

Edukasi

-Anjurkan menuliskan tujuan sendiri, jika perlu

Kondisi Diskusi Keluarga I.12482


Definisi

Menyeimbangkan kegiatan keluarga untuk mencapai tujuan bersama anggota keluarga

Tindakan

Observasi

-Identifikasi gangguan kesehatan setiap anggota keluarga

Terapeutik

-Ciptakan suasana rumah yang sehat dan mendukung perkembangan kepribadian anggota keluarga

- Fasilitasi kelarga mendiskusikan masalah kesehatan yang sedang dialami

- Petahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan

-Libatkan keluarga dalam mengambil keputusanuntuk melakukan tindakan yang tepat

- Berikan perawatan kepda anggota keluarga yang sakit

Edukasi

-Anjurkan anggota keluarga dalam memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat

Koordinasi Praoperasional I.14504

Definisi

Mengkoordinasi persiapan pasien sebelum menjalani operasi

Tindakan

- Identifikasi rencana operasi (mis.tehnik bedah, kebutuhan peralatan khusus bedah)

- Identifikasi sifat operasi (mis. Alektif, darurat)

- Identifikasi ketersediaan kamar operasi, ruang ICU dan ruang rawat

- Periksa kondisi pasien (mis. Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang)

Terapeutik

- Pastikan informed consent telah dilakukan

- Koordinasikan pemeriksaan diagnostik yang diperlukan

- Koordinasikan penjadwalan operasi jika persiapan operasi telah terpenuhi

- Daftarkan pasien ke kamar bedah minimal 24 jam sebelum operasi, atau sesuai kebijakan institusi

- Jadwalkan ulang operasi jika kamar operasi, ICU, atau ruang rawat tidak tersedia

Edukasi

- Informasikan perawatan dan tes diagnostik yang dilakukan


- Informasikan waktu operasi, waktu kedatangan, prosedur penerimaan, kamar operasi dan ruang
tunggu operasi

- Berikan edukasi prabedah

Latihan Asertif I.09283


Definisi Buku SIKI halaman
141

Mengajarkan kemampuan pengungkapan perasaan, kebutuhan, dan pendapat secara efektif dengan
menghargai hakorang lain.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi hambatan kemampuan asertif (mis. Tahap perkembangan, kondisi medis


kronis/psikiatrik, dan sosial budaya)
- Monitor tingkat ansientas dan ketidaknyamanan terkait perubahan perilaku

Terapeutik

- Fasilitasi mengenali dan mengurangi distorsi kognitif yang menghalangi kemampuan asertif
- Fasilitasi membedakan perilaku asertif, pasif dan agresif
- Fasilitasi mengidentifikasi hak-hak pribadi, tanggung jawab, dan norma yang bertentangan
- Fasilitasi mengklarifikasi permasalahan dalam hubungan interpersonal
- Fasilitasi mengekspresikan pikiran dan perasaan positif dan negatif
- Fasilitasi mengidentifikasi pikiran yang merusak diri
- Fasilitasi membedakan antara pikiran dan kenyataan
- Beri pujian pada upaya mengekpresikan perasaan dan pendapat

Edukasi

- Anjurkan bertindak asertif dengan cara yang berbeda


- Latih perilaku asertif ( mis. Membuat permintaan, mengucapkan tidak untuk permintaan
yang tidak bisa dipenuhi, serta mulai dan menutup percakapan)

Latihan Batuk Efektif I.01006


Definisi Buku SIKI halaman 142

Melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan laring,
trakea dan bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan napas.

Tindakan
Observasi

- Indentifikasi kemampuan batuk


- Monitor adanya retensi sputu
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
- Monitor input dan output cairan ( mis. Jumlah dan karakteristik)

Terapeutik

- Atur posisi semi-Flowler atau Flower


- Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
- Buang sekret pada tempat sputum

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan produksi batuk efektif


- Anjurkan tarik napas dalam melalui hidumg selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
- Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3

Kalaborasi

- Kaloborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu

Latihan Berkemih I.04149


Definisi Buku SIKI halaman 142

Tindakan

Observasi

- Periksa kembali penyebab gangguan berkemih (mis. Kognitif, kehilangan ekstermitas/fungsi


ekstermitas, kehilangan penglihatan)
- Monitor pola dan kemampuan berkemih

Terapeutik

- Hindari penggunaan kateter indwelling


- Siapkan area toilet yang aman
- Sediakan peralatan yang dibutuhkan dekat dan mudah jangkau (mis. Kursi komode, pispot,
urinal)

Edukasi

- Jelaskan arah-arah menuju kamar mandi/toilet pada pasien dengan gangguan penglihatan
- Anjurkan intake cairan adekuat untuk mendukung output urine
- Anjurkan eliminasi normal dengan beraktivitas dan olah raga sesuai kemampuan
Latihan Eliminasi Fekal I.04150
Definisi Buku SIKI halaman 143

Mengajarkan suatu kamampuan melatih usus untuk dievakuasi pada interval tertentu.

Tindakan

Observasi

- Monitor peristaltik usus secara teratur

Terapeutik

- Anjurkan waktu yang konsisten untuk buang air besar


- Berikan privasi, kenyamanan dan posisi yang meningkatkan proses defekasi
- Gunakan enema rendah, jika perlu
- Anjurkan dilatasi rektal digital, jika perlu
- Ubah program latihan eliminasi fekal, jika perlu

Edukasi

- Anjurkan mengkonsumsi makanan tertentu, sesuai program atau hasil konsultasi


- Anjurkan asupan cairan yang adekuat sesuai kebutuhan
- Anjurkan olahraga sesuai toleransi

Kalaborasi

- Kalaborasi penggunaan supositoria, jika perlu

Nama : Dini Nur Rohmah

NIM : J210190189

Kelas : 3C

NO : 40

Latihan Memori I.06188


Definisi Buku SIKI halaman 143

Mengajarkan kemampuan untuk meningkatkan daya ingat

Tindakan

Observasi

- Identifikasi masalah memori yang dialami


- Identifikasi kesalahan terhadap orientasi
- Monitor perilaku dan perubahan memori selama terapi

Teraputik

- Rencanakan metode mengajar sesuai kemampuan pasien


- Stimulasi memori dengan mengulang pikiran yang terakhir kali diucapkan, jika perlu
- Koreksi kesalahan orientasi
- Fasilitasi mengingat kembali pengalaman masa lalu, jika perlu
- Fasilitasi tugas pembelajaran (mis. mengingat informasi verbal dan gambar)
- Fasilitasi kemampuan konsentrasi (mis. bermain kartu pasangan, jika perlu)
- Stimulasi menggunakan memori pada peristiwa yang baru terjadi (mis. bertanya ke mana
saja ia pergi akhir-akhir ini), jika perlu

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur latihan


- Ajarkan teknik memori yang tepat (mis. imajinasi visual, perangkat mnemonik, permainan
memori, isyarat memori, teknik asosiasi, membuat daftar, komputer, papan nama)

Kolaborasi

- Rujuk pada terapi okupasi, jika perlu

Latihan Otogenik I.08236


Definisi Buku SIKI halaman 144

Mengajarkan kemampuan sugesti diri dengan perasaan senang dan kehangatan yang bertujuan
untuk relaksasi

Tindakan

Observasi

- Identifikasi indikasi dilakukan latihan otogenik

Teraputik

- Siapkan lingkungan yang tenang dan nyaman


- Kenakan pasien pakaian yang nyaman dan tidak membatasi pergerakan
- Bacakan pernyataan (skrip) yang disiapkan, berhenti sejenak minta mengulang secara
internal
- Gunakan pernyataan yang menimbulkan perasaan senang, ringan, atau rasa melayang pada
bagian tubuh tertentu

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur latihan otogenik


- Anjurkan duduk di kursi atau berbaring dalam posisi terlentang
- Anjurkan mengulangi pernyataan kepada diri sendiri untuk mendapatkan perasaan lebih
dalam pada bagian tubuh yang dituju
- Anjurkan latihan selama 15-20 menit
- Anjurkan tetap rileks selama 15-20 menit
- Anjurkan berlatih tiga kali sehari

Latihan Otot Panggul I.07215


Definisi Buku SIKI halaman 145

Mengajarkan kemampuan menguatkan otot-otot elevator ani dan urogenital melalui kontraksi
berulang untuk menurunkan inkontinensia urin dan ejakulasi dini.

Tindakan

Observasi

- Monitor pengeluaran urine

Teraputik

- Berikan reinforcement positif selama melakukan latihan dengan benar

Edukasi

- Anjurkan berbaring
- Anjurkan tidak mengkontraksikan perut, kaki dan bokong saat melakukan latihan otot
panggul
- Anjurkan menambah durasi kontraksi-relaksasi 10 detik dengan siklus 10-20 kali, dilakukan
3-4 kali sehari
- Ajarkan mengkontraksikan sekitar otot uretra dan anus seperti menahan BAB/BAK selama 5
detik kemudian dikendurkan dan direlaksasikan dengan siklus 10 kali
- Ajarkan mengevaluasi latihan yang dilakukan dengan cara menghentikan urin sesaat saat
BAK, seminggu sekali
- Anjurkan latihan selama 6-12 minggu

Kolaburasi

- Kolaburasi rehabilitasi medik untuk mengatur kekuatan kontraksi otot dasar panggul, jika
perlu

Latihan Pengendalian Impuls I.09284


Definisi Buku SIKI halaman 146

Mengajarkan penanganan perilaku impulsif

Tindakan

Observasi

- Identifikasi masalah yang dialami


- Identifikasi tindakan yang mungkin dilakukan dan bermanfaat

Teraputik
- Terapkan strategi pemecahan masalah sesuai dengan tingkat perkembangan dan fungsi
kognitf
- Lakukan modifikasi perilaku, sesuai kebutuhan
- Fasilitasi melakukan tindakan yang bermanfaat
- Berikan penguatan positif untuk tindakan yang berhasil dilakukan
- Motivasi memberi penghargaan pada diri sendiri
- Berikan kesempatan untuk mempraktekkan pemecahan masalah (role-play) di lingkungan
teraputik
- Sediakan model langkah-langkah strategi pemecahan masalah
- Motivasi mempraktekkan pemecahan masalah dalam situasi sosial dan interpersonal

Edukasi

- Ajarkan memberi isyarat diri untuk “berhenti dan berpikir” sebelum bertindak lanjut

Latihan Pernafasan I.01007


Halaman 146 buku SIKI

Definisi

Latihan menggerakkan dinding dada untuk meningkatkan bersihan jalan napas, meningkatkan
pengembangan paru, menguatkan otot-otot napas, dan meningkatkan relaksasi atau rasa nyaman.

Tindakan

Observasi

- identifikasi indikasi dilakukan latihan pernapasan

- monitor frekuensi , irama dan kedalaman napas sebelum dan sesudah latihan

Terapeutik

- sediakan tempat yang tenang

- posisikan pasien nyaman dan rileks

- tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan di perut

- pastikan tangan di dada mundur ke belakang dan telapak tangan di perut maju ke depan saat
menarik napas
- ambil napas dalam secara perlahan melalui hidung dan tahan selama tujuh hitungan

- hitungan ke delapan hembuskan napas melalui mulut dengan perlahan

Edukasi

- jelaskan tujuan dan prosedur latihan pernapasan

- anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali

Latihan Rehabilitasi I.05176


Halaman 147 buku SIKI

Definisi

Mengajarkan kemampuan untuk mengoptimalkan kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan


mengembalikan kemandirian setelah mengalami kondisi sakit, proses degeneratif, trauma dan lain-
lain.

Tindakan

Observasi

- identifikasi masalah kebersihan diri dan masalah kulit

- monitor kemampuan dan perkembangan latihan

- monitor tanda vital dalam setiap latihan

Terapeutik

- motivasi untuk mandiri dalam beraktivitas

- berikan kesempatan meningkatkan keterampilan pemenuhan kebutuhan sehari-hari

- sediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk mencegah cedera dan infeksi

Edukasi

- jelaskan tujuan dan prosedur rehabilitasi

- jelaskan perlunya pembatasan aktivitas

- ajarkan penggunaan alat bantu jika diperlukan ( misal tongkat,kruk,kursi roda )

- latihan mengosongkan bowel/bladder

- latihan ROM aktif dan pasif

Kolaborasi
- kolaborasi dengan rehabilitasi medik,jika perlu

Latihan Rentang Gerak I.05177


Halaman 148 buku SIKI

Definisi

Mengajarkan kemampuan menggunakan gerakan aktif dan pasif untuk mempertahankan dan
mengembalikan kelenturan sendi

Tindakan

Observasi

- identifikasi indikasi dilakukan latihan

- identifikasi keterbatasan pergerakan sendi

- monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri pada saat bergerak

Terapeutik

- gunakan pakaian yang longgar

- cegah terjadinya cedera selama latihan rentang gerak dilakukan

- fasilitasi mengoptimalkan posisi tubuh untuk pergerakan sendi yang aktif dan pasif

- lakukan gerakan pasif dengan bantuan sesuai dengan indikasi

- berikan dukungan positif pada saat melakukan latihan gerak sendi

Edukasi

- jelaskan tujuan dan prosedur latihan

- anjurkan melakukan rentang gerak pasif dan aktif secara sistematis

- anjurkan duduk di tempat tidur atau di kursi,jika perlu

- ajarkan rentang gerak aktif sesuai dengan program latihan

Kolaborasi

- kolaborasi dengan fisioterapis mengembangkan program latihan,jika perlu


Latihan Setting I.09285
Halaman 148 buku SIKI

Definisi

Menetapkan parameter perilaku yang diharapkan dan dapat diterima

Tindakan

Observasi

- identifikasi perilaku yang diharapkan dan dapat diterima

- monitor pelaksanaan perilaku yang diharapkan

Terapeutik

- gunakan pendekatan konsisten,jujur,dan tidka menghakimi

- sampaikan batasan dengan kalimat positif ( misal “pakai baju anda”, dibanding “perilaku seperti itu
tidak pantas” )

- diskusikan perilaku apa yang diharapkan dalam suatu situasi, jika perlu

- tetapkan limit setting capaian perilaku

- sampaikan konsekuensi yang telah ditetapkan dan harapan perilaku dengan tim perawat.

- berikan penghargaan jika melakukan perilaku yang diharapkan

- lakukan konsekuensi yang telah ditetapkan jika tidak melakukan perilaku yang diharapkan

- modifikasi konsekuensi dan harapan perilaku,jika perlu

- turunkan limit setting jika perilaku pasien mendekati perilaku yang diharapkan

Edukasi

- jelaskan manfaat dan konsekuensi perilaku yang diharapkan

Nama : Lyna Galuh Anggar Jantik


NIM : J210190191

Manajemen Akses Vena Sentral


I.02031
Definisi :
Mengidentifikasi dan mengelola kateter yang diinsersikan pada vena sentral.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi indikasi pemasangan akses vena sentral
Terapeutik
- Pasang gown steril
- Pasang sarung tangan
- Pastikan jarum tidak tersumbat
- Sambungkan three-way ke semua port kateter
- Isi semua lumen kateter dengan nacl atau heparinized saline
- Atur posisi telentang
- Arahkan kepala berlawanan dengan tempat dilakukan tindakan
- Bersihkan kulit dengan antiseptik dan tutup dengan dook steril
- Tentukan lokasi penusukan 1/3 bagian atas dari sternokleidomastoid, lateral arteri karotis
- Lakukan anestesi lokal
- Masukkan jarum yang terpasang pada syringe kosong, ke bagian tengah dari segitiga yang
terbentuk oleh dua ujung bawah otot sternocleidomastoid dan klavikula
- Pastikan jarum masuk pada posisi lateral arteri dengan jari tetap meraba arteri karotis
- Insersi dan lakukan aspirasi
- Kanulasi vena menggunakan teknik seldinger saat terlihat darah
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan chest x-ray untuk memaastikan posisi kateter

Manajemen Alat Pacu Jantung Permanen


I.02032
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola dukungan permanen pemompaan jantung dengan menggunakan
alat pacu jantung.

Tindakan
Obsevasi
- Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu jantung permanen
- Monitor tanda-tanda alat pacu jantung bekerja dengan baik
- Monitor nadi perifer
- Monitor respon hemodinamik
- Monitor irama jantung, gejala aritmia, iskemia, atau gagal jantung
- Monitor komplikasi pemasangan alat pacu jantung (misal pneumotoraks, hemothoraks,
perforasi
mlokard, tamponade jantung, hematoma, pvc, infeksi, cegukan, kedutan otot)
- Monitor kegagalan alat pacu jantung
Terapeutik
- Tentukan jenis dan modus alat pacu jantung
- Libatkan keluarga dalam peralatan alat pacu jantung
Edukasi
- Jelaskan indikasi, fungsi dan komplikasi implantasi alat pacu jantung
- Anjurkan menghindari atau menggunakan alat yang menyebabkan gangguan elektromagnetik
- Anjurkan melakukan pemeriksaan rutin alat pacu jantung permanen
- Anjurkan tidak mengoperasikan kendaraan bermotor sampai diijinkan ahli kardiologi
- Anjurkan memantau alat pacu jantung secara teatur
- Anjurkan mengulang rontgrn toraksetiap tahun untuk konformasi penempatan alat pacu
jantung
- Anjurkan memakai gelang pengguna alat pacu jantung
- Anjurkan menghindari mesin defaktor
- Ajarkan cara mengenali tanda dan gejala disfungsi alat pacu jantung

Manajemen Alat Pacu Jantung Sementara


I.02033
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pompa jantung melalui pemasangan dan penggunaan alat pacu
jantung sementara.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu jantung sementara
- Identifikasi alat pacu jantung yang dibutiuhka (missal kateter vena internal atau eksternal,
unipolar, atau bipolar, transthorakik, epikardial)
- Periksa EKG 12 lead, jika perlu
- Periksa sirkulasi perifer (missal pulsa perifer, edema, pengisian kapiler), suhu kulit dan
diaforesis
- Monitor irama jantung berkelanjutan, jika perlu
- Monitor disritmia dan respons hemodinamik terhadap disritmia
- Monitor komplikasi pemasangan alat pacu jantung (misal pneumotoraks, hemotoraks,
perforasi
miokard, tamponade jantung, hematoma, infeksi
- Monitor kegagalan alat pacu jantung
Terapeutik
- Sediakan informed consent
- Siapkan alat pacu jantung yang dipilih
- Pasang elektrode alat pacu jantung transkutan eksternal
- Fasilitasi pemasangan alat pacu jantung
- Lakukan rontgen dada setelah pemasangan alat pacu jantung sementara
- Analisis kemajuan pompa jantung setelah pemasangan alat pacu jantung sementara
Edukasi
- Jelaskan indikasi, fungsi dan komplikasi implantasi alat pacu jantung
- Ajarkan tindakan pencegahan gangguan alat pacu jantung (misal pembatasan gerakan, hindari
penanganan sendiri alat pacu jantung kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan rontgen dada setelah pemasangan alat pacu jantung sementara

Manajemen Anafilaksis
I.02034
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang mengalami syok anafilaksis

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kepatenan jalan napas
- Identifikasi tanda-tanda vital (misal tekanan darah, frekuensi nadi dan napas, suhu tubuh)
- Identifikasi alergen
- Monitor tanda-tanda awal syok (misal sesak napas, kejang, aritmia, hipotensi)
- Monitor tanda-tanda hypervolemia akibat resusitasi berlebihan (terutama anak dan geriatri)
- Monitor kejadian anafilaktik berulang
Terapeutik
- Berikan posisi nyaman (misal telentang dengan kaki ditinggikan)
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Pasang infus NaCl 0,9% atau ringer laktat, sesuai kebutuhan
- Berikan oksigen via masker 10-12 L/menit
- Siapkan ruang HCU atau ICU, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan menyiapkan obat-obat alergi di rumah
- Ajarkan mencegah kejadian anafilaktik
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antihistamin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
- Kolaborasi pemberian epinefrin atau adrenalin, jika perlu

Manajemen Aritmia I.02035


Definisi
Mengidentifikasikan dan mengelola gangguan iraama dan/atau frekuensi jantung yang berpotensi
menggangu hemodinamik atau mengancam nyawa.

Tindakan
Observasi
- Periksa onset dan pemicu aritmia
- Identifikasi jenis aritmia
- Monitor frekuensi dan durasi aritmia
- Monitor keluhan nyeri dada (intesitas, lokasi, faktor pencetus dan faktor pereda)
- Monitor respon hemodinamik akibat aritmia
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor kadar elektrolit
Terapeutik
- Berikan lingkungan yang tenang
- Pasang jalan nafas buatan (mis. OPA, NPA, LMA, ETT)
- Pasang akses intravena
- Pasang monitor jantung
- Rekam EKG 12 sadapan
- Periksa interval QT sebelum dan sesudah pemberianobat yang dapat memperpanjang
interval QT
- Lakukan maneuver Valsava
- Lakukan masase karotis unilateral
- Berikan oksigen, sesuai indikasi
- Siapkan pemasangan ICD (Implantable Cardioverter Defibrillirator)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kardioversi, jika perlu
- Kolaborasi pemberian defibrilasi, jika perlu
Manajemen Asam-Basa I.02036
Definisi
Mengidentifikasi, mengelola dan mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan asam-basa

Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab ketidakseimbangan asam-basa
- Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
- Monitor status neurologis (mis. tingkat kesadaran, status mental)
- Monitor irama dan frekuensi jantung
- Monitor perubahan pH, PaCO2 dan HCO3
Terapeutik
- Ambil spesimen darah arteri untuk pemeriksaan AGD
- Berikan oksigen, sesuai indikasi
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya gangguan asam-basa
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik, jika perlu

Manajemen Asam-Basa: Alkalosis Metabolik I.03095


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kondisi darah basa akibat tingginya bikarbonat

Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab terjadinya alkalosis metabolik (mis. kehilangan asam lambung [muntah
suction lambung], terapi diuretik jangka panjang, pemberian NaHCO 3 berlebihan,
hiperkalsemia)
- Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. konfunsi, stupor, kejang, koma, refleks hiperaktif)
- Monitor dampak pernapasan (mis. hipoventilasi, bronkospasme)
- Monitor dampak kardiovaskuler (mis. aritmia, kontraktilitas menurun, penurunan curah
jantung)
- Monitor dampak saluran pernapasan (mis. mual, muntah diare)
- Monitor hasil analisa gas darah
Teraputik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Atur posisi untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat
- Pertahankan akses intravena
- Berikan cairan intravena, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya alkalosis metabolik
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian kalium jika terjadi hipokalemia (mis. NaCl+KCL)

Manajemen Asam-Basa: Alkalosis Respiratorik I.01008


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kondisi darah basa akibat rendahnya tekanan parsial karbon
dioksida

Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab terjadinya alkalosis respiratorik (mis. hiperventilasi, ansietas,
ketakutan, nyeri, demam, sepsis, tumor otak, overventilasi mekanik)
- Monitor terjadinya hiperventilasi
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor gejala perburukan (mis. periode apnea, dispnea, peningkatan ansietas, peningkatan
denyut nadi, sakit kepala, diafroresis, penglihatan kabur, hiperrefleksia, mulut kering)
- Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. parestesia, kejang)
- Monitor dampak kardiovaskuler (mis. aritmia, penurunan curaah jantung, hipeerventilasi)
- Monitor dampak saluran pernafasan (mis. nafsu makan menurun, mual, muntah)
- Monitor hasil analisis gas darah
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Pertahankan posisi untuk ventilasi adekuat
- Pertahankan akses intra vena
- Anjurkan istirahat di tempat tidur, jika perlu
- Pertahankan hidrasi sesuai dengan kebutuhan
- Berikan oksigen dengan sungkup rebreathing
- Hindari koreksi PCO2 dalam waktu terlalu cepat karena dapat terjadi asidosis metabolik
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya alkalosis respiratorik
- Ajarkan latihan napas
- Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian sedatif, jika perlu
- Kolaborasi pemberian antidepresan, jika perlu
Manajemen Asam-Basa : Asidosis Metabolik I.03096
Definisi Hal.155
Mengidentifikasi dan mengelola kondisi darah asam akibat rendahnya bikarbonat.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi penyebab terjadinya asidosis metabolik (mis. diabetes melitus, GGA, GGK,diare
berat, alkoholisme, kelaparan,ovrdosis salisilat, fistula pankreas)
 Monitor pola nafas (frekuensi dan kedalaman)
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. sakit kepala, gelisah, defisit mental, kejang, koma)
 Monitor dampak sirkulasi pernapasan (mis. Hipotensi, hipoksia, aritmia, kusmaull Kien)
 Monitor dampak saluran pencernaan (mis.nafsu makan menurun, mual, muntah)
 Monitor hasil analisa gas darah
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Berikan posisi semi Fowler untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat
 Pertahankan akses intra vena
 Pertahankan hidrasi sesuai dengan kebutuhan
 Berikan oksigen, sesuai indikasi
Eduakasi
 Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis metabolik
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika perlu

Manajemen Asam-Basa : Asidosis Rspiratorik I.01009


Definisi Hal. 156
Mengidentifikasi dan mengelola kondisi darah asam akibat tingginya tekanan parsial karbondioksida.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi penyebab terjadinya asidosis respiratorik (mis. PPOK, asma, cedera kepala, edema
paru, pneumonia, ARDS, pneumotoraks, henti antung, obstruksi jalan napas, depresi
pernapasan, depresi SSP, trauma dada, gagal jantung)
 Monitor adanya hipoventilasi
 Monitor frekuensi dan kedalaman napas
 Monitor penggunaan otot bantu napas
 Monitor CRT (Capillary Refill Time)
 Monitor adanya indikasi asidosis respiratorik kronik (mis. Barrel chest, penggunaan otot bantu
napas, clubbing nails)
 Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. penurunan kesadaran, konfusi)
 Monitor hasil analisa gas darah
 Monitor adanya komplikasi
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan dan bersihan jalan napas
 Berikan oksigenasi aliran rendah pada kondisi hiperkapnia kronik(PPOK)
 Pertahankan akses intra vena
 Berikan oksigen, sesuai indikasi
 Hindari koreksi hiperkapnia dalam waktu terlalu cepat karena dapat menyebabkan alkalosis
metabolik
Eduakasi
 Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis respiratorik
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan menurunkan berat badan, jika obesitas
 Ajarkan latihan pernapasan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
 Kolaborasi pemberian antidotum opiate(neloxone), jika perlu

Manajemen Asma I.01010


Definisi Hal.157
Mengidentifikasi dan mengelola obstruksi aliran udara akibat reaksi alergi atau hipersensitivitas jalan
napas yang menyebabkan bronkospasme.

Tindakan
Observasi
 Monitor frekuensi dan kedalaman napas
 Monitor tanda dan gejala hipoksia (mis. gelisah, agitasi, penurunan kesadaran)
 Monitor bunyi napas tambahan (mis. wheezing, mengi)
 Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
 Berikan posisi semi Fowler 30-45°
 Pasang oksimetri nadi
 Lakukan penghisapan lendir, jika perlu
 Berikan oksigen 6-15 L via sungkup untuk mempertahankan Sp O2 > 90%
 Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan hidrasi
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hitung darah lengkap dan AGD
Eduakasi
 Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
 Anjurkan bernapas lambat dan dalam
 Ajarkan teknik pursued-lip breathing
 Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu (mis. debu, bulu hewan, serbuk bunga,
asap rokok,polutan udara, suhu lingkungan ekstrim, alergi makanan)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi (mis. albuterol, mataproterenol)
 Koalborasi pemberian obat tambahan jika tidak responsif dengan bronkodilator (mis.
prednisolone, methylprednisole, aminophylline)

Manajemen Autotransfusi I.02037


Definisi Hal.157-158
Mengumpulkan darah yang hilang pada saat operasi dan mengembalikan darah tersebut ke dalam
tubuh

Tindakan
Observasi
 Moitor tekanan darah, frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan selama pengambillan darah
Terapeutik
 Pertimbangkan keselamatan pasien (kontraindikasi : sepsis, infeksi, tumor, darah berisi agen
hemostasis)
 Sediakan surat persetujuan tindakan
 Berikan label pada kantong darah (nama, nomer rekam medis, tanggal dan waktu dimulainya
pengumpulan darah)
 Gunakan darah yang dikumpulkan sesuai dengan prosedur
 Pertahankan integritas darah selama pengambilan darah
 Persiapkan darah untuk reinfus
 Dokumentasikan waktu pengambilan darah, kondisi darah, tipe, dan banyaknya antikoagulan
serta volume darah
 Pertahankan pengontrolan infeksi
Eduakasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur autotransfusi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian transfusi selama 6 jam setelah pengambilan darah

Manajemen Asam-Basa : Asidosis Metabolik I.03096


Definisi Hal.155
Mengidentifikasi dan mengelola kondisi darah asam akibat rendahnya bikarbonat.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi penyebab terjadinya asidosis metabolik (mis. diabetes melitus, GGA, GGK,diare
berat, alkoholisme, kelaparan,ovrdosis salisilat, fistula pankreas)
 Monitor pola nafas (frekuensi dan kedalaman)
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. sakit kepala, gelisah, defisit mental, kejang, koma)
 Monitor dampak sirkulasi pernapasan (mis. Hipotensi, hipoksia, aritmia, kusmaull Kien)
 Monitor dampak saluran pencernaan (mis.nafsu makan menurun, mual, muntah)
 Monitor hasil analisa gas darah
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Berikan posisi semi Fowler untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat
 Pertahankan akses intra vena
 Pertahankan hidrasi sesuai dengan kebutuhan
 Berikan oksigen, sesuai indikasi
Eduakasi
 Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis metabolik
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika perlu

Referensi
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: Mc Graw-Hill
Education.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardif , J. (2014). Emergency & Critical Care ( 8th ed.). USA: Jones & Barlett
Learning.
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L . & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.
Ruholl, L. (2006). Arterial blood gasses: analysis and nursing responses. MEDSURG Nursing, 15(6), 343-
351.

Manajemen Asam-Basa : Asidosis Rspiratorik I.01009


Definisi Hal. 156
Mengidentifikasi dan mengelola kondisi darah asam akibat tingginya tekanan parsial karbondioksida.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi penyebab terjadinya asidosis respiratorik (mis. PPOK, asma, cedera kepala, edema
paru, pneumonia, ARDS, pneumotoraks, henti antung, obstruksi jalan napas, depresi
pernapasan, depresi SSP, trauma dada, gagal jantung)
 Monitor adanya hipoventilasi
 Monitor frekuensi dan kedalaman napas
 Monitor penggunaan otot bantu napas
 Monitor CRT (Capillary Refill Time)
 Monitor adanya indikasi asidosis respiratorik kronik (mis. Barrel chest, penggunaan otot bantu
napas, clubbing nails)
 Monitor dampak susunan saraf pusat (mis. penurunan kesadaran, konfusi)
 Monitor hasil analisa gas darah
 Monitor adanya komplikasi
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan dan bersihan jalan napas
 Berikan oksigenasi aliran rendah pada kondisi hiperkapnia kronik(PPOK)
 Pertahankan akses intra vena
 Berikan oksigen, sesuai indikasi
 Hindari koreksi hiperkapnia dalam waktu terlalu cepat karena dapat menyebabkan alkalosis
metabolik
Eduakasi
 Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis respiratorik
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan menurunkan berat badan, jika obesitas
 Ajarkan latihan pernapasan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
 Kolaborasi pemberian antidotum opiate(neloxone), jika perlu

Referensi
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: Mc Graw-Hill
Education.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardif , J. (2014). Emergency & Critical Care ( 8th ed.). USA: Jones & Barlett
Learning.
Doenges, M. E. (2010). Nuring Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L . & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.
Ruholl, L. (2006). Arterial blood gasses: analysis and nursing responses. MEDSURG Nursing, 15(6), 343-
351.
Simpson, H. (2004). Respiratory nursing. Interpretation of arterial blood gasses: a clinical guide for
nurses. British Journal Of Nursing, 13(9), 522-528

Manajemen Asma I.01010


Definisi Hal.157
Mengidentifikasi dan mengelola obstruksi aliran udara akibat reaksi alergi atau hipersensitivitas jalan
napas yang menyebabkan bronkospasme.

Tindakan
Observasi
 Monitor frekuensi dan kedalaman napas
 Monitor tanda dan gejala hipoksia (mis. gelisah, agitasi, penurunan kesadaran)
 Monitor bunyi napas tambahan (mis. wheezing, mengi)
 Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
 Berikan posisi semi Fowler 30-45°
 Pasang oksimetri nadi
 Lakukan penghisapan lendir, jika perlu
 Berikan oksigen 6-15 L via sungkup untuk mempertahankan Sp O2 > 90%
 Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan hidrasi
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hitung darah lengkap dan AGD
Eduakasi
 Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
 Anjurkan bernapas lambat dan dalam
 Ajarkan teknik pursued-lip breathing
 Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu (mis. debu, bulu hewan, serbuk bunga,
asap rokok,polutan udara, suhu lingkungan ekstrim, alergi makanan)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi (mis. albuterol, mataproterenol)
 Koalborasi pemberian obat tambahan jika tidak responsif dengan bronkodilator (mis.
prednisolone, methylprednisole, aminophylline)

Referensi
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: Mc Graw-Hill
Education.
Famosa, A. (2018). Relationship of asthma action plans and asthmacontrol in adults with asthma.
ProQuest Dissertations & Theses Global.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L . & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.
Narmani, F. (2016). An evidence-based asthma management plan for pediatric practice settin.
ProQuest Dissertations & Theses Global.
Pinfield, J., Gaskin, K., Bentley, J., & Rouse, J. (2015). Recognition and management of asthma in
children and young people. Nursing Standard, 30(3), 50.
Redwood T, Neill SJ (2013) Diagnosis and treatment of asthma in children. Practice Nursing. 25, 5, 222-
229 Scottish Intercollegiate Guidelines Network British Thoracic Society (2014). British Guideline on
the Management of Asthma. National clinical guideline No. 141. sign.ac.uk/pdf/SIGN141.pdf.

Manajemen Autotransfusi I.02037

Definisi Hal.157-158
Mengumpulkan darah yang hilang pada saat operasi dan mengembalikan darah tersebut ke dalam
tubuh

Tindakan
Observasi
 Moitor tekanan darah, frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan selama pengambillan darah
Terapeutik
 Pertimbangkan keselamatan pasien (kontraindikasi : sepsis, infeksi, tumor, darah berisi agen
hemostasis)
 Sediakan surat persetujuan tindakan
 Berikan label pada kantong darah (nama, nomer rekam medis, tanggal dan waktu dimulainya
pengumpulan darah)
 Gunakan darah yang dikumpulkan sesuai dengan prosedur
 Pertahankan integritas darah selama pengambilan darah
 Persiapkan darah untuk reinfus
 Dokumentasikan waktu pengambilan darah, kondisi darah, tipe, dan banyaknya antikoagulan
serta volume darah
 Pertahankan pengontrolan infeksi
Eduakasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur autotransfusi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian transfusi selama 6 jam setelah pengambilan darah

Referensi
Bernan, A., Snyder, S. & Fredsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10thed.). USA:
Pearson Education.
Doenges, M. E. (2010). Nuring Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foudation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures. (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016) Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Intervensi I.03097-I.060189 halaman 158-160

Manajemen Berat Badan I.03097


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola berat badan agar dalam rentang optimal.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat mempengaruhi berat badan.
Terapeutik
- Hitung berat badan ideal pasien
- Hitung presentase lemak dan otot pasien
- Fasilitasi menentukan target berat badan yang realistis
Edukasi
- Jelaskan antara hubungan asupan makanan ,aktifitas fisik,penambahan berat badan dan
penurunan berat badan.
- Jelaskan resiko berat badan lebih dan berat badan kurang
- Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu ,jika perlu
- Anjurkan melakukan pencatatan asupan makan,aktifitas fisik dan perubahan berat
badan
Referensi
Berman,A.,Snyder,S&Fradsen,G.(2016).Kozier &Erb’s Fundamentals of Nursing ¿ed).USA: Person
Education.
Dougherty,L.Lister.S.(2015).Manual of clinical Nursing Procedures(9th ed).UK:The Royal Marsden
NHS Fundation Trust.
Ignitavicius &Workman (2016).Medical Surgical Nursing,Patient-caentered Colaborative Care (
8th ed).St Louis : Mosby Elsevier.
Wilkinson..M.,Treas,L.S.,Barnett,K.&smith,M.H (2016).Fundamentals of Nursing (3rd
ed).Philadephia :F.A.Davis Company.
Manajemen Cairan I.03098

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat
ketidakseimbangan cairan .
Tindakan
Observasi
- Monitor status hidrasi (mis.frekuensi nadi,kekuatan nadi,akral,dan pengisian
kapiler,kelembapan mukosa,turgor kulit,tekanan darah)
- Monitor berat badan harian
- Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis
- Monitor pemerikasaan laboratorium(mis.hematokrit,Na,K,Cl,berat jenis urine,BUN)
- Monitor status hemodinamik(mis.MAP,CVP,PAP,PCWP jika tersedia)
Terapeutik
- Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan ,sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena ,jika perlu kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretic,jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik,jika perlu

Referensi
Berman,A.,Snyder,S&Fradsen,G.(2016).Kozier &Erb’s Fundamentals of Nursing ¿ed).USA: Person
Education.
Dougherty,L.Lister.S.(2015).Manual of clinical Nursing Procedures(9th ed).UK:The Royal Marsden
NHS Fundation Trust.
Ignitavicius &Workman (2016).Medical Surgical Nursing,Patient-caentered Colaborative Care (
th
8 ed).St Louis : Mosby Elsevier.
Wilkinson..M.,Treas,L.S.,Barnett,K.&smith,M.H (2016).Fundamentals of Nursing (3rd
ed).Philadephia :F.A.Davis Company.
Manajemen Difibrilasi I.02038
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola aliran listrik kuat dengan metode asingkron ke jantung melalui
eletroda yang ditempatkan pda permukaan dada

Tindakan
Observasi
- Periksa irama pada monitor setelah RJP 2 menit
Terapeutik
- Lakukan resesitasi jantung paru (RJP) hingga mesin difribilator siap
- Siapkan dan hidupkan mesin difribilator
- Memasang monitor EKG
- Pastikan irama EKG henti jantung (VF atau VT tanpa nadi)
- Atur jum;ah energi dengan mode asynchrnized (360 joule untuk manofasik dan 120-200
joule untuk bifasik)
- Angkat paddle dari mesin dan oleskan jelly pada paddle
- Tempelkan paddle sternum (kanan)pada sisi kanan sternum dibawah klavikula dan paddle
apeks(kiri)pada garis midaksilaris setinggi elektroda V6
- Isi energy dengan menekan tombol charge pada paddle atau tombol charge pada mesin
difribilator dan menunggu hingga energi yang disampaikan tercapai
- Hentikan RJP saat difibrilator siap
- Teriak bahwa difibrilator telah siap (mis.”I’m clear,you’re,everybody’s clear.”)
- Berikan syok dengan menekan tombol pada kedua paddle bersamaan .
- Angkat paddle langsung dan lanjutkan RJP tanpa menunggu hasil irama muncul pada
monitor setelah pemberian difibrilasi
- Lanjutkan RJP sampai 2 menit

Referensi
Bowden,T.,&Smith,D.(2017).An Overview of adult cardiopulmonary resuscation
equipment.Nursing standard(2014+),31(23),54.
Kleinman,M.E,Brennan,E.E
Goldbenger,Z.D.,SworR.A.,Terry,M.Bobrow,B.J.,Gazmuri,R.J.,Travers,A.H.,Rea,T.(2015).part
5 :Adult basic life Support and cardiopulmonary resuscitation quality.2015 American Heart
Association Guidelines Update for Cardiopulmonary resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care.Circulation,132(suppl 2),S414-S435
Link ,M.S.,Berkow,L.C.,Kudenchuk ,P.J.,Halperin ,H.R.,Hess,E.P.,Moitra,V.K.,Neumar,R.W.,O’Neil.B.
J.,Paxton,J.H.,Silvers,S.M.,White.R.D.,Yannopoulos.D.,Donnino,M.W.(2015).Part 7:Adult Advanced
cardiovascular life Support:2015 American Heart Association Guidelines Update for
Cardiopulmonary resuscitation and Cardiovascular Care,Circulation 132(suppl):S444-S464
Spearpoint,K.(2008).Resuscitating Patients who have a cardiac arrest in hospital .Nursing
standard(though 2013),23(14),48-57

Manajemen derilium I.06189


Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola lingkungan teraputik dan aman pada status konfusi akut

Tindakan
Observasi
- Identifikasi faktor resiko delirium (mis.usia>70tahun,disfungsi kognitif ,gangguan
pengelihatan/pendengaran,penurunan kemampuan
fungsional,infeksi,hipo/hipertermia,hipoksia,malnutrisi,efekobat,toksin,ganggguan tidur
dan stress.)
- Identifikasi tipe delirium (mis.hipoaktif,hiperaktif,campuran)
- Monitor status neurologis dan tingkat delirium
Terapeutik
- Berikan pencahayaan yang baik
- Sediakan jam dan kalender yang mudah terbaca
- Hindari stimulus sensorik berlebihan (mis.televisi ,pengumuman interkom)
- Lakukan pengekangam fisik sesuai indikasi ,sesuai indiksi
- Sediakan informasi tentang apa yang terjadi dan apa yang dapat terjadi selanjudnya
- Batasi pembuatan keputusan
- Hindari memvalidasi mispresepsi atau interpretasi realita yang tidak akurat
(mis.halusinasi,waham)
- Nyatakan presepsi dengan cara tenang ,meyakinkan dan tidak argumentative
- Fokus pada apa yang dikenali dan bermakna saat interaksi interpersonal
- Lakukan reorientasi
- Sediakan lingkungan fisik dan rutinitas harian yang konsisten
- Gunakan isyarat lingkungan untuk untuk stimulasi memori ,reorientasi ,dan meningkatkan
perilaku yang sesuai(mis.tanda,gambar,jam,kalender,dank ode warna pada lingkungan )
- Berikan informasi baru secara perlahan ,sedikit demi sedikit ,diulang-ulang
Edukasi
- Anjurkan kunjungan keluarga ,jika perlu
- Anjurkan penggunaan alat bantu sensorik (mis.kacamata,alat bantu dengar,dan gigi
palsu )
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat ansietas atau agitasi,jika perlu
Referensi
Boyd,M.A.(2011).Psychiatric Nursing :Contamporary Practice (5thed).Philadelphia:Lippincott
Williams&Wilkins.
Dahlke,Sherry.MSN,R.N.,G.N.C.,&Phinney ,Alison,PhD.,R.N.(2008).Caring for hospitalized order
adults at risk for delirium :The Silent,unspoken piece of Nursing practice .journal of
Gorontological Nursing ,34(6),41-7
Faught,D.D.(2014).Delirium :The Nurse’s Role in Prevention ,Diagnosis,and
Treatmment.MEDSURG Nursing,23(5)301-305.
Flanagan,N.M(2012).The role of family assessment in delection of delirium in the order adult in
the postacute care setting (Order No.3522859)
Robinson,S.,&Vollmer,C.(2010).Undermedication for pain and precipitation of
delirium .MedsurgNursing,19(2),79-83
Stuart ,G.W.(2013).Principles and practice of Psychiatric Nursing(10th ed.).St.Louis:Mosby.
Townsend,M.(2014).Psychiatric Nursing :Assessment,Care Plans,and Medication.(9th
ed.).Philadelphia:F.A.Davis Company.

Manajemen Demam I.03099


Definisi Buku SIKI halaman
161
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu tubuh akibat pirogen endogen.

Tindakan
Observasi
-Monitor tanda-tanda vital (mis. suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi napas dan tekanan
darah)
-Monitor intake dan output cairan
-Monitor komplikasi akibat demam (mis. kejang, penurunan kesadaran, kadar elektrolit
abnormal, ketidakseimabangan asam-basa aritmia)
Terapeutik
-Tutupi badan dengan selimut/pakaian dengat tepat (mis. selimut/pakaian tebal saat merasa
dingin dan selimut/pakaian tipis saat merasa panas)
-Lakukan tepid sponge, jika perlu
-Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
-Anjurkan tirah baring
-Anjurkan banyak minum
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
-Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
-Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder. S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister. S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.) UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Grainger, A. (2013). Principles of temperature monitoring. Nursing Standard, 27(50), 48-55.
Hunt, J. (2007). Fever management. Paediatric Nursing, 19(4), 10.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Wang, Y., & Huang, M. (2009). Using evidence-based nursing to explore the management of child
fever. Hu Li Za Zhi The Journal Of Nursing, 55(2), 10-15.
Wilkinson, J.M., Treas, L.S., Barnett K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Yong Soon, S., Sung Reul, K., Sung-Hee, Y., Sun Hwa, K Jeoung Hee, K., Hyung Jung, K., & … Kyoung-
Ok, K. (2013). Development and Evaluation of an Evidence-Based Nursing Protocol for Fever
Management in Adult Patients. Korean Journal Of Adult Nursing, 25(3) 250-262. Doi:
10.7475/kjan.2013.25.3.250.

Manajemen Dimensia I.09286

Definisi Buku SIKI halaman


162
Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang mengalami konfusi kronis.

Tindakan
Observasi
-Identifikasi riwayat fisik, sosial, psikologis, dan kebiasaan
-Identifikasi pola aktivitas (mis tidur, minum obat. eliminasi, asupan oral, perawatan diri)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan aman, nyaman, konsisten, dan rendah stimulus (mis. musik tenang,
dekorasi sederhana, pen cahayaan memadai, makan bersama pasien lain)
- Orientasikan waktu, tempat dan orang
- Gunakan distraksi untuk mengatasi masalah perilaku
- Libatkan keluarga dalam merencanakan, menyediakan, dan mengevaluasi
Perawatan
- Fasilitasi orientasi dengan symbol-simbol (mis, dekorasi, papan petunjuk, foto diberi
nama, huruf besar)
- Libatkan kegiatan individu atau kelompok sesuai kemampuan kognitif dan minat
Edukasi
- Anjurkan mmperbanyak istirahat
- Ajarkan keluarga cara perawatan demensia

Referensi

Boyd, M. A. (2011), Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5" ed) Philadel phia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Fessey, Victoria, RN, BSc. P,G,C.E., M.A. (2007). Patients who present with dementia: Exploring the
knowledge of hospital nurses. Nursing OIder People (through 2013), 19(10), 29-33.
Li, Q. (2014). Ouality of care in nursing homes: The Impact of dementia, mental illness, and work
environment (Order No.3644905).
Stuart, G. W. (2013) Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10" ed.). St. Louis: Mosby.
Townsend. M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9" ed.).
Philadelphia: F. A Davis Company.

Manajemen Depresi Pascapersalinan I.09287

Definisi Buku SIKI halaman


163

Mengidentifikasi dan mengelola gangguan adaptasi pskilologis psotpartum yang terjadi beberapa
minggu sampai beberapa bulan setelah melahirkan.

Tindakan
Observasi
-Identifikasi riwayat kesehatan selama periode antepartum
-Identifikasi presepsi tentang kondisi saat ini
Terapeutik
-Libatkan orang terpenting
-Dengarkan keluhan pasien
-Gunakan distraksi untuk mengatasi masalah perilaku
-Fasilitasi merencanakan aktivitas harian (mis. nutrisi, aktivitas, istirahat, tidur)
-Rekomendasikan terlibat dalam kelompok pendukung
-Dukung tuntuk tetap berinteraksi dengan lingkungan yang dapat menjadi suport sistem
Edukasi
-Jelaskan Perawatan tentang bayi
-Anjurkan untuk meluangkan waktu sendiri
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian antidepresan, jika perlu

Referensi

Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S, E. (2013). Maternity and Women's Health
Care-E-Book. Elsevier Health Sciences.
Pilliteri, A. (2007). Maternal and Child Health Nursing: Care of the Childbearing and Childbearing
Family (5" ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Segre, L. S,, O'Hara. M, W., Amdt, S,, & Beck, C. T. (2010). Nursing Care for Postpartum Depression,
Part 1: Do Nurses Think thay should offer both Screening and Counseling?MCN. The
American Journal of Maternal Child Nursing, 35(4), 220-225.
http://doi.org/10.1097/NMC.0b0r13e3181dd9d81 .

Manajemen Dialisis Pertioneal I.03100


Definisi Buku SIKI halaman
163

Mengidentifikasi dan mengelola proses pengeluaran sisa metabolisme, mempertahankan balance


cairan dan elektrolit melalui pembuluh darah di peritonium.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi gejala, tanda dan instruksi peritoneal dialisis (mis. pemeriksaan fisik,
laboratorium) serta kesiapan pasien dan keluarga
- Periksa berat badan, lingkar perut sebelum dan sesudah peritoneal dialisis
- Periksa alat, cairan dan hubungan kateter dan selang infus
- Periksa kepatenan kateter peritoneal dialisis
- Periksa infeksi, atropi dan komplikasi insersi kateter peritoneal dialisis
- Monitor tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh dan respon selama dialisis
- Monitor komplikasi peritoneal dialisis (mis. infeksi, stres pernapasan, perforasi atau
kebocoran cairan)
Terapeutik
- Rawat luka insersi kateter peritoneal dialisis sesuai protokol
- Hangatkan cairan peritoneal dialisis
- Atur pemasukan dan pengeluaran cairan dialisis
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur peritoneal dialisis
- Jelaskan tanda-tanda infeksi, perdarahan, kebocoran, distress pernapasan, perubahan
cairan dialisis dan nyeri abdomen
Kolaborasi
- Kolaborasi penanganan Infeksi pada luka insersi, peritonitis, obstruksi kateter peritoneal

Referensi
Blesen et al (2011). Fluid Status in Peritoneal Dialysis Patients: The European Body Composltion
Monitoring (EuroBCM) Study Cohort. Plos one Journal, 6, 2.
Doenges, M. E. (20 10). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia. F. A. Davis Company
Drepper, et al (2016). Overhydration Is a Strong Predictor of Mortaity in Peritoneal Dialysis Patients –
Independently of Cardiac Faiture. Plos One Journal.
Davenport, A. 2013. Does peritoneal dialysis affect body composition assessments using
multifrequency
bioimpedance in peritoneal dialysis patients? European Journal of Clinical Nutrition. 223-5.

Manajemen Diare
I.03101
Definisi Buku SIKI halaman
164
Mengidentifikasi dan mengelola diare dan dampaknya.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab diare (mis, inflamasi gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses
infeksi, malabsorpsi, ansietas, stress, efek obat-obatan, pemberian botol susu)
- Identifikasi riwayat pemberian makanan
- Identifikasi gejala invaginasi (mis, tangisan keras, kepucatan pada bayi)
- Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
- Monitor tanda dan gejala hypovolemia (mis, takikardia, nadi teraba lemah, tekanan darah
turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering, CRT melambat, BB turun)
- Monitor iritasi dan ulserasi kuit di daerah perianal
- Monitor jumlah pngeluaran diare
- Onitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral (mis, larutan garam gula, oralit, pedialyte, renalyte)
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena (mis, ringer asetat, ringer laktat), jika perlu
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
- Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
- Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung laktosa
- Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis, loperamide, difenoksilat)
- Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/spasmolitik (mis, papaverin, ekstrak belladonna,
mebeverine)
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses mis, atapulgit, smektit, kaolin-pektin)

Manajemen Disrefleksia
I.06190
Definisi Buku SIKI halaman
165
Mengidentifikasi dan mengelola reflex hiperaktif dan respon otonom yang tidak tepat pada lesi
servikal atau toraks.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi rangsangan yang dapat memicu disrefleksia (mis, distensi kandung kmih, kalkuli,
ginjal, infeksi, impaksi feses, pemeriksaan rectal, supositoria, kerusakan kulit)
- Identifikasi penyebab pemicu disrefleksia (mis, distensi kandung kemih, impaksi feses, lesi
kulit, stoking suportif, dan pengikat perut)
- Monitor tanda dan gejala disleksia otonom (mis, hipertensi paroksismal, bradikardia,
takikardia, diaforesis di atas tingkat cedera, pucat di bawah tingkat cedera, sakit kepala,
menggigil tanpa demam, ereksi pilomotor, dan nyeri dada)
- Monitor kepatenan kateter urine, jika terpasang
- Monitor tanda-tanda vital
Terapeutik
- Minimalkan rangsangan yang dapat memicu disrefleksia
- Berikan posisi Fowler, jika perlu
- Pasang kateter urine, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan gejala disrefleksia
- Jelaskan penanganan dan pencegahan disrefleksia
- Anjurkan pasien dan/atau keluarga jika mengalami tanda dan gejala disrefleksia
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dan anti hipertensi intravena, sesuai indikasi

Manajemen Efek Samping Obat


I.14505
Definisi Buku SIKI halaman
166
Mengidentifikasi dan mengelola efek yang tidak diharapkan dari pembagian agen farmakologis.

Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala terjadinya efek samping obat
- Identifikasi penyebab timbulnya efek samping obat (mis, usia tua, fungsi ginjal menurun,
dosis tinggi, rute pemberian tidak tepat, waktu pemberian tidak tepat)
Terapeutik
- Hentikan pemberian obat
- Laporkan efeksamping obat sesuai dengan SPO
- Berikan pertolongan pertama untuk meminimalkan efek samping, sesuai kebutuhan
Edukasi
- Jelaskan proses terjadinya efek samping obat
- Anjurkan menghentikan konsumsi obat
- Ajarkan cara meminimalkan efek samping obat
Kolaborasi
- Konsultasikan pemberian medikasi untuk penanganan efek samping

Manajemen Elektroensefalografi
I.06191
Definisi Buku SIKI halaman
166
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan diagnostic elektroensefalografi (EEG)

Tindakan
Observasi
- Identifikasi indikasi diagnostic (EEG)
- Periksa riwayat pengobatan yang dapat mengganggu hasil tes mis, antikonvulsan, penenang,
barbiturat)
Terapeutik
- Posisikan berbaring bersandar di kursi atau di tempat tidur
- Tempelkan elektroda pada kulit kepala
- Lakukan prosedur pemeriksaan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur EEG
- Informasikan pelaksana, waktu dan tempat pelaksanaan prosedur
- Informasikan elektroda tidak akan menyebabkan sengatan listrik
- Anjurkan rileks dengan mata tertutup
- Anjurkan tetap diam selama prosedur
Manajemen Elektrokonvulsif I.12454
Definisi Buku SIKI halaman
167
Mengidentifikasi dan mengelola penatalaksanaan terapi elektrokonvulsif (ECT) yang aman dan
efisien.
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda vital, status mental, oksimeter nadi, EKG sebelum dan setelah prosedur
- Monitor kesadaran dan orientasikan waktu/tempat
- Monitor efek samping pasca ECT (mis. nyeri otot, sakit kepala, mual, konfusi, disorientasi)
Terapeutik
- Berikan dukungan emosional, sesuai kebutuhan
- Puasakan sebelum prosedur
- Berikan pakaian longgar yang dapat dibuka di depan
- Lakukan persiapan pra prosedur (mis. melepas gigi palsu, perhiasan, kacamata, lensa kotak,
pemeriksaan tanda-tanda vital, pastikan telah berkemih)
- Pasang alat pemantauan (mis. EEG, EKG, oksimeter nadi, manset tekanan darah)
- Pasang alat pagar pengaman tempat tidur
- Pasang penahan gigi
- Lakukan jaw thrust selama pengiriman stimulus listrik
- Batasi stimulasi lingkungan
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ECT
Referensi
Brown, A.M. (2017). Reducing falls after electroconvulsive therapy: A quality improvement project.
Journal of Psychosocial Nursing & Mental Health Services, 55(7), 20-29.
Ebrahimi, H., Navidian, A., & Keykha, R. (2014). Effect of supportive nursing care on self esteem of
patients receiving electroconvulsive therapy: A randomized controlled clinical trial. Journal
of Caring Sciences, 3(2), 149-156.
Kumar, L. M., & Eugin, S.B. (2017). Knowledge and attitude towards ECT among care givers of
mentally ill clients and their socio demographic correlates: A cross sectional servey. Asian
Journal of Nursing Education and Research, 7(1), 12-16.
doi:http://dx.doi.org/10.5958/2349-2996.2017.000D4.0
Navidian, A., Ebrahimi, H., & Keykha, R. (2015). Supportive nursing care and satisfaction of patients
receiving electroconvulsive therapy: A randomized qontrolled clinical trial. Iranian Red
Crescent Medical Journal, 17(9), 1-7.
Rosenquist, P.B., MoCall, W. V., & Youssef, N. (2016). Charting the course of electroconvulsive
therapy: Where have we been and where are we headed? Journal of Psychosocial Nursing
& Mental Health Services, 54(12), 39-43.

Manajemen Elektrolit I.03102


Definisi Buku SIKI halaman
168
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakseimbangan kadar elektrolit serum.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala ketidakseimbangan kadar elektrolit
- Identifikasi penyebab ketidakseimbangan elektrolit
- Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan (mis. diare, drainase ileostomi, drainase luka,
diaforesis)
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor efek samping pemberian suplemen elektrolit
Terapeutik
- Berikan cairan, jika perlu
- Berikan diet yang tepat (mis. tinggi kalium, rendah kalium)
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk modifikasi diet, jika perlu
- Pasang akses intravena, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan jenis, penyebab dan penanganan ketidakseimbangan elektrolit
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit (mis. oral, NGT, IV), sesuai indikasi
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.). New York: McGraw-Hill
Education. ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Sauders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010), Fluid management. Student BMJ, 18
doi:http://dx.doi.org/10.1136/sbmj.c5063
Iggulden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standard (through 2013),
13(19). 48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry, C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.

Manajemen Elektrolit : Hiperkalemia I.03103


Definisi Buku SIKI halaman
168
Mengidentifikasi dan mengelola kelebihan kadar kalium serum >5,5 mEq/L.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala peningkatan kadar kalium (mis. peka rangsang, gelisah, mual,
muntah, takikardia mengarah ke brakikardia, fibrasi/takikardia ventrikel)
- Identifikasi penyebab hypernatremia (mis. pemberian kalium parenteral cepat atau
berlebih, asidosis, katabolisme sel)
- Monitor irama jantung, frekuensi jantung, dan ekg
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor kadar kalium serum dan/atau urine
Terapeutik
- Ambil spesimen darah dan/atau urine untuk pemeriksaan kalium
- Pasang akses intavena, jika perlu
- Berikan diet rendah kalium
Edukasi
- Anjurkan modifikasi diet rendah kalium, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi eliminasi kalium (mis. diuretik, atau Kayexalate), sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian insulin dan glukosa IV, sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian kalsium, glukonat 10%, 10 ml, sesuai indikasi
- Kolaborasi hemodialysis pada pasien gagal ginjal, sesuai indikasi
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.). New York: McGraw-Hill
Education. ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Sauders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010), Fluid management. Student BMJ, 18
Iggulden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standard (through 2013),
13(19). 48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry, C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer

Manajemen Elektrolit : Hiperkalsemia I.03104


Definisi Buku SIKI halaman
169
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan kadar kalsium serum >10.5 mEq/L.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab peningkatan kadar kalsium serum
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor fungsi renal (mis. BUN, kreatinin)
- Monitor adanya keracunan digitalis
- Monitor gejala hiperkalsemia (mis. urine berlebihan, haus berlebihan, kelemahan otot,
kelemahan koordinasi, anoreksia, mual, kram abdomen, obstipasi, konfusi)
- Monitor gejala psikososial (mis. konfusi, kelemahan memori, bicara pelo, letargi, perilaku
psikotik akut, koma, depresi)
- Monitor gejala kardiovakuler (mis. disritmia, prolonged PR interval, sinus bradikardia, blok
jantung, hipertensi, henti jantung)
- Monitor gejala pencernaan (mis. anoreksia, mual, muntah, konstipasi, gejala ulkus
peptikum, nyeri abdomen, ileus paralitik)
- Monitor gejala neuromuskuler (mis. kelemahan, parestesia, myalgia, sakit kepala, reflek
tendon menurun, kelemahan kordinasi)
- Monitor adanya nyeri tulang
- Monitor adanya ketidakseimbangan elektrolit
- Monitor adanya indikasi batu ginjal (mis. nyeri terus menerus, mual, muntah, hematuria)
Terapeutik
- Hindari pemberian vitamin D
- Hindari konsumsi makanan yang mengandung kalsium (mis. makanan kemasan, hidangan
laut, kacang-kacangan, brokoli, bayam dan suplemen)
Edukasi
- Anjurkan mengkonsumsi banyak buah-buahan
- Anjurkan mobilisasi untuk mencegah resorbsi tulang
Kolaborasi
- Kolaborasi obat-obatan untuk mengatasi hiperkalsemia, jika perlu.
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.). New York: McGraw-Hill
Education. ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Sauders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010), Fluid management. Student BMJ, 18
doi:http://dx.doi.org/10.1136/sbmj.c5063
Iggulden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standard (through 2013),
13(19). 48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry, C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49. doi:
10.7748/ns2014.03.28.29.42.e5531.
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer

Manajemen Elektrolit: Hipermagnesemia I.03105


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan kadar magnesium serum >2.5mEq/L
Tindakan;
Observasi
- Identifikasi penyebab peningkatan kadar magnesium serum (mis. Infus magnesium, nutrisi
parenteral, penggunaan antasida, penggunaan pencahar, terapi litium, insufisiensi renal)
- Monitor output urine pada pemberian terapi magnesium
- Monitor gejala kardiovaskuler (mis. blok jantung, hipotensi, pelebaran QRS)
- Monitor gejala neuromuskuler (mis. gelisah, letargi, konfusi, paralisis, henti napas)
Terapeutik
- Tingkatkan asupan cairan, jika perlu
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan elektrolit
Edukasi
- Anjurkan tirah baring, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian kalsium klorida dan kalsium glukonas, jika perlu

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.) New York: McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Saunders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid management. Student BMJ, 18
doi:http://dx.doi.org/10.1136/sbmj.c5063.
Igguiden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standart (through 2013), 13(19),
48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry., C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.
doi:10.7748/ns2014.03.28.29.42.e5331)
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer.

Manajemen Elektrolit: Hipernatremia I.03106


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kelebihan kadar natrium serum >145 mEq/L

Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala peningkatan kadar natrium (mis. haus, demam, mual, muntah, gelisah,
peka rangsang, takikardia, letargi, konfusi, kejang)
- Identifikasi penyebab hipernatremia (mis. infus NaCl berlebihan atau hipertonis, diare, demam,
keringat berlebih, diabetes, sindrom Cushing, hiperaldosteronisme)
- Periksa tanda-tanda kelebihan cairan (mis. ortopnea, dispnea, edema, BB meningkat dalam waktu
singkat, JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugular positif
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor kadar natrium serum dan/atau urine
Terapeutik
- Pasang akses intravena, jika perlu
- Hitung defisit cairan dengan rumus: 4 mL x BB x (Na saat ini – Na target)
- Berikan cairan oral atau intravena berdasarkan protokol atau jumlah defisit cairan
- Hindari koreksi natrium secara tepat untuk menghindari risiko edema serebral
Edukasi
- Anjurkan modifikasi diet rendah natrium, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi koreksi natrium dengan kecepatan penurunan 1mEq/L/jam

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.) New York: McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Saunders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid management. Student BMJ, 18.
Igguiden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standart (through 2013), 13(19),
48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry., C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer

Manajemen Elektrolit: Hipokalemia I.03107


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan kadar kalium serum atau plasma <3,5 mEq/L

Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala penurunan kadar kalium (mis. kelemahan otot, interval QT memanjang,
kelelahan, parestesia, penurunan refleks)
- Identifikasi penyebab hiponatremia (mis. diare, muntah, penghisapan nasogastrik, diuretik,
hiperaldosteronisme, dialysis, peningkatan insulin)
- Monitor irama jantung, frekuensi jantung, dan EKG
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda dan gejala gagal napas (mis. PaCO₂ rendah, PaCO₂ tinggi, kelemahan otot pernapasan)
- Monitor kadar kalium serum dan/atau urine
- Monitor akses intravena terhadap flebitis dan infiltrasi
Terapeutik
- Pasang monitor jantung (terutama jika koreksi kalium >10 mEq/jam)
- Pasang akses intravena, jika perlu
- Berikan suplemen kalium, sesuai indikasi
- Hindari pemberian KCl jika haluaran urine <0,5 mL/kgBB/jam
- Hindari pemberian kalium secara intramuskuler
- Hindari pemberian kalium secara bolus
Edukasi
- Anjurkan modifikasi diet tinggi kalium (mis. pisang, sayuran hijau, tomat, coklat), jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian KCl oral (40-80 mEq/hari) pada hipokalemia ringan dan sedang (3-3,5 mEq/L),
sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian KCl intravena (10-20 mEq dalam 100 ml NaCl) selama 1 jam, pada hipokalemia
berat (<2,5 mEq/L), sesuai indikasi

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.) New York: McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Saunders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid management. Student BMJ, 18.
Igguiden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standart (through 2013), 13(19),
48-54.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assesment and management of clinical problems (9ᵗʰ ed.). St. Louis Missouri: Mosby
Elsevier.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry, C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer.

Manajemen Elektrolit: Hipokalsemia I.03108


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan kadar kalsium serum < 8.5 mEq/L.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab penurunan kadar kalsium (mis. osteoporosis, pankreatitis, gagal ginjal,
kekurangan vitamin D, diare kronis)
- Identifikasi gejala klinis hipokalsemia (mis. tetani, kebal pada bibir dan jari-jari tangan, kejang otot
pada wajah atau ekstremitas)
- Identifikasi riwayat penggunaan obat penyebab penururnan kalsium (mis. diuretik, antasida,
aminoglikosida, kafein, kortikosteroid, fospat, isoniazid)
- Monitor penurunan kadar kalsium serum
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor efek samping dari pemberian kalsium (mis. keracunan digitalis, brakikardia, henti jantung,
tromboplebitis)
- Monitor gejala psikososial (mis. konfusi, kerusakan memori, kecemasan, perilaku psikotik, depresi,
delirium, halusinasi)
- Monitor gejala kardiovaskuler (mis. penurunan kontraktilitas, penurunan curah jantung, hipotensi,
perpanjangan segmen ST, interal QT memanjang, torsade de pointes)
- Monitor gejala pencernaan (mis. mual, muntah, konstipasi, nyeri abdomen)
- Monitor gejala kulit (mis. eczema, alopesia, hiperpigmentasi)
Terapeutik
- Pertahankan akses intravena
- Berikan asupan vitamin D yang adekuat (mis. suplemen vitamin, daging)
Edukasi
- Anjurkan meningkatkan asupan kalsium (mis. ikan salmon, sardines, kerang segar, kacang-kacangan,
brokoli, bayam dan suplemen)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian kalsium, jika perlu

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ᵗʰ ed.) New York: McGraw-Hill Education
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6ᵗʰ ed.). USA: Saunders Elsevier
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid management. Student BMJ, 18.
Igguiden, H. (1999). Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standart (through 2013), 13(19),
48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry., C., & Farley, A. (2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal College Of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.
Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer.

Konstipasi
Luaran Utama Eliminasi Fekal
Luaran Tambahan Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontinensia Fekal
Mobilitas Fisik
Nafsu Makan
Status Cairan
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri

Koping Defensif
Luaran Utama Status Koping
Luaran Tambahan Dukungan Sosial
Harga Diri
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Motivasi
Penampilan Peran
Penerimaan
Resolusi Berduka
Tingkat Ansietas
Tingkat Kepatuhan

Koping Komunitas Tidak Efektif


Luaran Utama Status Koping Komunitas
Luaran Tambahan Ketahanan Komunitas
Status Kesehatan Komunitas

Koping Tidak Efektif


Luaran Utama Status Koping
Luaran Tambahan Dukungan Sosial
Harga Diri
Interaksi Sosial
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Konservasi Energi
Penampilan Peran
Penerimaan
Pola Tidur
Proses Informasi

Koping Tidak Efektif


Luaran Utama Status Koping
Luaran Tambahan Dukungan Sosial
Harga Diri
Interaksi Sosial
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Konservasi Energi
Penampilan Peran
Penerimaan
Pola Tidur
Proses Informasi
Resolusi Berduka
Tingkat Ansietas
Tingkat Agitasi

Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif


Luaran Utama Manajemen Kesehatan Keluarga
Luaran Tambahan Ketahanan Keluarga
Perilaku Kesehatan
Status Kesehatan Keluarga
Tingkat Pengetahuan

Manajemen Kesehatan Tidak Efektif


Luaran Utama Manajemen Kesehatan
Luaran Tambahan Pemeliharaan Kesehatan
Proses Informasi
Tingkat Kepatuhan
Tingkat Pengetahuan

Menyusul Efektif
Luaran Utama Status Menyusul
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Kinerja Pengasuhan
Perlekatan
Status Nutrisi Bayi

Menyusul Tidak Efektif


Luaran Utama Status Menyusul
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Kinerja Pengasuhan
Perlekatan
Status Koping
Status Menelan
Status Nutrisi Bayi
Tingkat Nyeri

Nausea
Luaran Utama Tingkat Nausea
Luaran Tambahan Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontrol Mual/Muntah
Nafsu Makan
Status Kenyamanan
Status Menelan
Status Nutrisi
Tingkat Ansietas

Nyeri Akut
Luaran Utama Tingkat Nyeri
Luaran Tambahan Fungsi Gastrointestinal
Kontrol Nyeri
Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Perfusi Miokard
Perfusi Perifer
Pola Tidur
Status Kenyamanan
Tingkat Cedera
Manajemen Elektrolit : Hipomagnesemia
I.03109

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola penurunan kadar magnesium serum <1.5 mEq/L

Tindakan

Observasi

- Identifikasi penyebab penurunan kadar magnesium serum 9mis. Hypokalemia, hipokalsemia)


- Identifikasi ketidakadekuatan absorpsi magnesium (mis. Opeasi reseksi kolon, insufisiensi
pankreas, peradangan kolon)
- Monitor eksresi magnesium 9mis. Insufisiensi renal, lanjut usia)
- Monitor pengeluaran magnesium berlebihan melalui urine (mis. diuretik gangguan ginjal,
ketoasidosis diabetik)
- Monitor efek samping pemberian magnesium parenteral (mis. Berkeringat, sensasi panas,
hipokalsemia)
- Monitor gejala otot saraf (mis. Kelemahan, kram kaki, paresthesia, tebdon hiperaktif,
disfagia, Nistagmus, kejang)
- Monitor gejala susunan saraf pusat (mis. Letargi, insomnia, agitasi)
- Monitor gejala kardiovaskuler (mis. Sinus takikardia, gelombang T lurus, pelebaran QRS,
ektopik)

Terapeutik

- Pasang akses intravena, jika perlu

Edukasi

- Anjurkan asupan makanan mengandung magnesium (mis. Sayuran hijau, kacang-kacangan)

Kolaborasi

- Kolaborasi koreksi magnesium (mis. Magnesium sulfate, magnisum glukonte, magnesium


laktat), jika perlu

Referensi

Burns, S. M. (2014). AACN essentials of critical care nursing (3 th ed). New York: McGraw-Hill
Education.

ENA (2007). Emergency Nursing Care Curriculum (6th ed). USA: Saunders Elsevier.

Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid Management. Student BMJ, 18.
Iggulden, H. (1999). Dehydration and Electrolyte Disturbance. Nursing Standard (through 2013),
13(19), 48-54.

McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry. C., & Farley, A. (2014) Fluid and electrolyte balance. Nursing
Standard (Royal college of Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49.

Reddi, A. S. (2014). Fluid, electrolyte and acid-base disorders. New York: springer.

Manajemen Elektrolit: Hiponatremia


I.03110
Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola penurunan kadar matrium serum atau plasma <135 mEq/L

Tindakan

Observasi

- Identifikasi tanda dan gejlan penurunan kadar natrium (mis. Disorientasi, otot berkedut.
Sakit kepala, membrane mukosa kering, hipotensi postural, kejang, letargi, penurunan
kesadaran)
- Identifikasi penyebab hyponatremia (mis. Diare, muntah, penghisapan nasogastric, puasa,
infus cairan hipertonis, polydipsia, SIADH, gagal jantung, hiperaldosteronisme primer)
- Periksa tanda-tanda kelebihan cairan untuk indikasi restriksi cairan (mis. Ortopnea, dipnea,
edema, BB meningkat dalam waktu singkat, JVP/CVP menigkat, reflekss hepatojugular
positif, suara napas tambahan)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor kadar natrium serum dan/atau urine
- Monitor gejala kejang pada hyponatremia berat

Terapeutik

- Pasang akses intravena, jika perlu


- Hitung kebutuhan natrium dengan rumus: 0,6 x BB x (Na target – Na saat ini)
- Lakukan restriksi cairan (mis. 1 L/24 jam), jika perlu
- Berikan cairan NaCl hipertonis (3% - 5%)
- Hindari koreksi natrium lebih dari dari 8 mEq dalam periede 24 jam

Edukasi

- Anjurkan asupan makanan mengandung natrium

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian diet tinggi natrium, jika perlu


- Kolaborasi koreksi natrium, jika perlu
- Kolaborasi pemberian diuretic (mis. Furosemide 20-40 mg) jika mengalami kongesti paru

Referensi

Burns, S. M. (2014). AACN essentials of critical care nursing (3th ed). New York: McGraw-Hill
Education.

ENA (2007). Emergency Nursing Care Curriculum (6th ed). USA: Saunders Elsevier.
Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S. (2010). Fluid Management. Student BMJ, 18
doi:http://dx.doi.org/10.1136/sbmj.c5063.

Iggulden, H. (1999). Dehydration and Electrolyte Disturbance. Nursing Standard (through 2013),
13(19), 48-54.

Manajemen Eliminasi Fekal


I.04151

Definisi

Megidentifikasi dan mengelola gangguan pola eliminasi fekal

Tindakan

Observasi

- Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar


- Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
- Monitor buang air besar (mis. Warna, frekuensi, konsistensi, volume)
- Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi

Terapeutik

- Terapeutik air hangat setelah makan


- Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
- Sediakan makanan tinggi serat

Edukasi

- Jelaskan jenis makanan yang mebantu meningkatkan keteraturan peristaltic usus


- Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume feses
- Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik, sesuai toleransi
- Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan gas
- Anjurkan konsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat supositoriaanal, jika perlu

Referensi

Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Elsevier.

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Eliminasi Urine
I.04152

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola gangguan pola eliminasi urine

Tindakan

Observasi

- Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine


- Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine
- Monitor eliminasi urine (mis. Frekunsi, konsistensi, aroma, volume, warna)

Terapeutik

- Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih


- Batas asupan cairan, jika perlu
- Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur

Edukasi

- Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih


- Ajarkan mengukur asupan specimen cairan dan haluaran urine
- Ajarkan mengambil specimen urine midstream
- ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu tepat untuk berkemih
- ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul/berkemih
- ajarkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
- anjurkan mengurangi minum menjelang tidur

kolaborasi

- kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu

Referensi

Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Elsevier.

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Nama : Jovanka Sheilla Damayanti
NIM : J210194014

Manajemen Energi
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energi untuk mengatasi atau mencegah kelelahan dan
mengoptimalkan proses pemulihan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed). UK: The royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.

Manajemen Enuresis
Definisi
Mengidentifiksi dan mengelola kemampuan pengendalian berkemih.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi karakter enuresis, kemampuan dan kendala pengendalian berkemih
Terapeutik
- Lapisi kasur dengan perlak
- Batasi asupan cairan pada malam hari
- Jadwalkan waktu berkemih bersama pasien
- Fasilitasi proses pemeriksaan diagnostik (mis. Pemeriksaan fisik, cystoscopy,cystogtram,
laboratorium )
Edukasi
- Anjurkan berkemih sebelum tidur
- Anjurkan memberikan perhatian dalam proses penyembuhan enuresis
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat enuresis, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed). UK: The royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.

Manajemen Gangguan Makanan


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola diet yang buruk, olahraga berlebihan dan/atau pengeluarsan
makanan dan cairan berlebihan.
Tindakan
Observasi
- Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori.
Terapeutik
- Timbang berat badan secara rutin
- Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik (termasiuk olahraga) yang sesuai
- Lakukan kontrak perilaku (mis. Target berat badan, tanggung jawab perilaku)
- Dampingi kekamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan kembali makanan
- Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubahan perilaku
- Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrak
- Rencanakan program pengobatan untuk perawatan dirumah (mis. Medis, konseling)
Edukasi
- Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
makanan (mis. Pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas berlebihan)
- Ajarkan pengaturan diet yang tepat
- Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah perilaku makan.
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan
makanan.
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed). UK: The royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Muwarscari, Mary, PhD, RN,C.R.N.P., C.S. (2002). Effective management of adolescents with anorexia
and bulimia. Journal of Psychosocial Nursing & Mental Health Service, 40(2), 22-31. Retrieved from
https://search.proquest.com/docview/225539117?accountid=17242
Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.

Manajemen Halusiansi
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan keamanan, kenyamanan dan orientasi realita.
Tindakan
Observasi
- Monitor perilaku yang mengidikasi halusinasi
- Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
- Monitor isi halusinasi (mis. Kekerasan atau membahayakan diri)
Terapeutik
- Pertahankan lingkungan yang aman
- Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol perilaku (mis. Limit setting,
pembatasan wilayah, pengekangan fisik, seklusi)
- Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
- Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi
Edukasi
- Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
- Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan balik
korektif terhadap halusinasi
- Anjurkan melakukan distraksi (mis. Mendengarkan musik, melakukan aktivitas dan teknik
relaksasi)
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antisietas, jika perlu.
Referensi
Trygstad, NL et al (2015). Auditory Hallucinations Interview Guide Promoting Recovery with an
Interactive Assessment Tool. Journal of Psychosocial Nursing, 53, 1.
Chaudhury, S. (2010). Hallucinations : Clinical aspect and management. Industrial Psychiatry Journal,
19(1), 5-12. http://doi.org/10.4103/0972-6748.77625
Stuart, Gail W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed). CL. Louis: Elsevier
Mosby

Nama : Hanandhiya Intansari Atmaja

NIM : J210194028

MANAJEMEN HEMODIALISIS

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola proses pembersihan darah dari zat zat sampah melalui penyaringan
di luar tubuh

Tindakan

Observasi

 Identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan hemodialisis


 Identifikasi kesiapan hemodialisis (mis, tanda tanda vital, berat badan kering, kelebihan
cairan, kontraindikasi pemberian heparin)
 Monitor tanda vital, tanda tanda perdarahan, dan respons selama dialisis
 Monitor tanda tanda vital pascahemodialisis

Terapeutik

 Siapkan peralatan hemodialisis (mis, bahan habis pakai, blood line hemodialisis)
 Lakukan prosedur dialisis dengan prinsip aseptik
 Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan cairan
 Atasi hipotensi selama proses dialisis
 Hentikan hemodialisis jika mengalami kondisi yang membahayakan (mis, syok)
 Ambil sampel darah untuk mengevaluasi keefektifan hemodialisis

Edukasi
 Jelaskan tentang prosedur hemodialisis
 Ajarkan pembatasan cairan, penanganan insomnia, pencegahan infeksi akses HD, dan
pengenalan tanda perburukan kondisi

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian haparin pada blood line, sesuai indikasi

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Doenges, M, E, (2010). Nursing Cara Plans, Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span, (8th ed.). Philadelphia: F . A. Davis Company.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed). UK: The royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Lewis, S. L., Dirksen, S, R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M, (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th ed.). St. Louis, Missouri; Mosby
Elsevier.

Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Moaby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.

MANAJEMEN HEMOFILTRASI
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien dengan hemofiltrasi.
Tindakan
Observasi
 Identifikasi kondisi pasien (mis, tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu tubuh, berat
badan, edema, keseimbangan cairan)
 Monitor status hemodinamik selama prosen hemofiltrasi
 Monitor ultrafiltration rate, hemodinamik dan kebocoran
 Monitor tanda dan gejala infeksi
 Monitor intake dan output cairan tiap jam

Terapeutik
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan fungsi ginjal, dan elektrolit sebelum terapi
 Gunakan teknik steril untuk melakukan priming blood line hemofiltrasi, saat
menyambungkan arteri- blood line dan vena pasien
 Bebaskan sirkuit hemofiltrasi dari udara
 Berikan heparin sesuai protokol
 Periksa kepatenan hubungan blood line, arteri maupun vena
 Rawat lokasi insersi dan selang sesuai protokol
 Hentikan hemofiltrasi jika kondisi menurun
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur hemofiltrasi pada pasien dan keluarga

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed). UK: The royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Hautmann (2015). Nephrostomy. http://emedicine.medscape.com/article/445893-overview
Ignalaviclus & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed.). St Louis; Mosby lsevier.
Naidi, Virginia, McDonald, Liverpool Health Service (LHD) (2010). Management of patients with
Nephrostomy Tubes, NSW: Agency for Clinical Innovation.
Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Mosby Elsevier.

MANAJEMEN HIPERGLIKEMIA
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah di atas normal.
Tindakan
 Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
 Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis. Penyakit
kambuhan)
 Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
 Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. Poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan,
malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi

Terapeutik
 Berikan asupan cairan oral
 Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
 Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik

Edukasi
 Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
 Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika perlu
 Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. Penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan,
penggantian karbohidrat, dan bantuan profesional kesehatan)

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
 Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu

Referensi
Ignalaviclus & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed.). St Louis; Mosby lsevier.
Lewis, S. L., Dirksen, S, R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M, (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th ed.). St. Louis, Missouri; Mosby
Elsevier.

Perkeni (2015). Konsansus Pengelolaan Diabetes Militus tipe 2 Di Indonesia, Jakarta

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.

MANAJEMEN HIPERTERMIA

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi termoregulasi.

Tindakan

Observasi

 Identifikasi penyebab hipertemia (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, penggunaan


inkubator)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine
 Monitor komplikasi akibat hipertemia

Terapeutik

 Sediakan lingkungan yang dingin


 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebihan)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi

 Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intervena, jika perlu

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:
Pearson Education
Grainer, A. (2013), Principles of temperature monitoring. Nursing Standart, 27(50), 48-55.

Ignalaviclus & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed.). St Louis; Mosby lsevier.
Perry. A. G.& Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (8th ed). St Louis : Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia : F. A. Davis Company.

Manajemen Hiperlovemia
I.03114

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kelebihan volume cairan intravaskuler dan ekstraseluler
serta mencegah terjadinya komplikasi.

Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea, dyspnea, edema, JVP/CVP
meningkat, refleks hepatojugular positif, suara napas tambahan)
- Identifikasi penyebab hipervolemia
- Monitor status hemodinamik (mis. Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP,
PCWP, CO, CI), jika tersedia
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium, BUN, hematocrit, berat jenis urine)
- Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis. Kadar protein dan albumin
meningkat)
- Monitor kecepatan infus secara ketat
- Monitor efek samping diuretic (mis. hipotensi ortortostatik, hipovolemia, hypokalemia,
hiponatremia)
Terapeutik
- Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 0
Edukasi
- Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/jam dalam 6 hari
- Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam sehari
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
- ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretic
- Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
- Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy (CRRT), jika perlu.

Referensi
Harvey, S., & Jordan, S. (2010). Diuretic therapy: implications for nursing practice. Nursing
standart, 24(43), 40-50
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed). St. Louis: Mosby Elsevier).
Ronco, C., Kaushik, M., Vaile, R., et al. (2012). Diagnosis add management of fluid overload
in heart failure and cardio-renal syndrome: the 5B approach. Seminars in Nephrology, 32(1),
129-141).
Wagner, K. D., & Hardin-Pierce, M. G. (2014). High Acuity Nursing (6th ed). Botson,
MA:Prentice Hall, Inc.

Manajemen Hipoglikemia
I.03115

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah rendah
Tindakan
Observasi
-Indentifikasi tanda dan gejala hipoglokemia
- Indentifikasi kemungkinan penyebab hipoglokemia
Terapeutik
- Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
- Berikan glucagon, jika perlu
- Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Pertahankan akses IV, jika perlu
- Hubungi layanan medis darurat, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap saat
- Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah
- Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes tentang penyesuaian program
pengobatan
- Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, da olahraga
- Ajarkan pengelolaan hipoglikemia (mis. tanda dan gejala, factor risiko, dan pengobatan
hipoglikemia)
- Ajarkan perawatan mendiri untuk mencegah hipoglikemia (mis. mengurangi insulin/agen
oral dan/atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dektstrose, jika perlu
- Kolaborasi pemberian glucagon, jika perlu

Referensi
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed). St. Louis: Mosby Elsevier).
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M, M. (2014). Medical-
surgical nursing: Assessment and Management of clinical problems (9 th ed). St. Louis,
Missouri: Mosby Elsevier.
Perkeni (2015). Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia, Jakarta
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed). St. Louis: Mosby
Elvesier)
Willkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of nursing (3rd
ed). Philadelphia: F. A. Dvis Company.

Manajemen Hipotermia
14507

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola suhu tubuh di bawah rentang normal.
Tindakan
Obervasi
- Monitor suhu tubuh
- Identifikasi penyebab hipotermia (mis. terpapar suhu lingkungan rendah, pakaian tipis,
kerusakan hipotalamus, penurunan laju metabolism, kekurangan lemak subkutan)
- Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia (Hipotermia ringan: takipnea, disartria,
menggigil, hipertensi, diuresis; Hipotermia sedang: aritmia, hipotensi, apatis, koagulopati,
refleks menurun: Hipotermia berat: oliguria, refleks menghilang, edema paru, asam-basa
abnormal)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang hangat (mis. atus suhu ruangan, incubator)
- Ganti pakaian dan/atau linen yang basah
- Lakukan penghangatan pasif (mis. selimut, menutup kepala, pakaian tebal)
- Lakukan penghangatan aktif aksternal (mis. kompres hangat, botol hangat, selimut hangat,
perawatan metode kangguru)
- Lakukan penghangatan aktif internal (mis. infus cairan hangat, oksigen hangat, lavase
peritoneal dengan cairan hangat)
Edukasi
Anjurkan makan/minum hangat

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fredsen, G. (2016). Koizer & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education.
Farley, A. & McLafferty, E. (2008). Nuring management of the patient with hypothermia.
Nursing Standard, 22, 17.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed). St. Louis: Mosby Elsevier).
Willkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of nursing (3rd
ed). Philadelphia: F. A. Dvis Company.

Manajemen Hipovolemia
I.03116

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan volume cairan intravaskuler
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, tugor kulit menurun, membrane mukosa
kering, volume urin menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, Plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah

Referensi
Burma, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: MgGraw-
Hill Education.
Casey, G. (2014). Fluid replacement therapy. Kal Tlaki: Nursing New Zealand. (2013), 20-4.
Dlehl-Oplinger, L. I., Ostrowski, S.R ., & Secher, N. H. (2010). Management of major blood
loss: an update. Acta Anassthesiologica Scandinavica, 54(9), 1049.
Johnson, A., & Ahrens, T. (2015). Stroke Volume Optimization: The new Hemodynamic
Algorithm. Critical Care Nurse, 35(1), 11-28. Doi:10,4037/ccn2015427
Mentes, J. C.& Kang, S. (2013). Hydration management. Journal of Gerontological Nursing,
39(2), 11-19. Doi:http://dx.doi.org/10.3928/00989134-20130110-01
Sandrock, J. (1997). Managing hypovolemia. Nursing, 27(2), 32aa.

Choirunnisa’ Hanun Zain


J210194044

Manajemen Imunisasi/Vaksinasi [I.14508]

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pemberian pemberian kekebalan tuhan secara aktif dan pasif.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
- Identifikasi kontrindikasi pemberian imunisasi (mis, reaksi anafilaksis terhadap vaksin
sebelumnya dan atau ada sakit parah dengan dan atau tanpa demam)
- Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan

Terapeutik
- Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral
- Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis, nama produsen, tanggal kadaluwarsa)
- Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat

Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal, dan efek samping
- Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah (mis, Hepatitis B, BCG, difteri, tetanus,
pertusis, H, influenza, polio, campak, measles, rubela)
- Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakitnamun saat ini tidak diwajibkan
pemerintas (mis, influenza, pneumokokus)
- Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus (mis, rabies, tetanus)
- Informasikan penundaan pemberian imunasisasi tidak berarti mengulang jadwal imunisasi
kembali
- Informasikan penyedia layanan Pekan Imunisasi Nasional yang menyediakan vaksin gratis

Referensi
Hockenberry, Marilyn J, Wilson, David. (2014). Wong’s Nursing Care of Infants and Childern.
Elsevier Health Sciences.
IDAI (2017), Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun, Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
https://idai.or.id/public-articels/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html.
Saitoh , Sato, Inozaki et al (2017). Effect of stepwise perinatal immunization education: A cluster-
randomized controlled trial. Vaccine, 35(12), 645-1651.
https://doi.org/10.1016/j.vaccine2017.01.069.

Manajemen Inkontinensia Urine [I.04154]


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien dengan inkontinensia urine .
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab inkontinensia urine (miss. gangguan fungsi kognitif, cedera tulang
belakang, obat-obatan usia, riwayat operasi)
- Identifikasi perasaan dan persepsi terhadap inkontinensia urine

Terapeutik
- Sediakan pakaian dan lingkungan yang mendukung program inkontinensia urine
- Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap atau kultur

Edukasi
- Jelaskan definisi, jenis dan penyebab inkontinensia urine
- Diskusikan program inkontinensia urine (mis. jadwal minum dan berkemih, konsumsi obat
diuretik, latihan penguatan otot-otot perkemihan)

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan medis dan fisioterapis untuk mengatasi inkontinensia urine, jika perlu

Referensi
Berman, A., Snyder, S, & Fradson, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ad.).
USA: Pearson Education.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Isolasi [ I.14509 ]


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang beresiko menularkan penyakit, mencederai atau
merugikan orang lain.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pasien-pasien yang membutuhkan isolasi
- Lakukan skrining pasien siolasi dengan kriteria (mis. batuk>2 minggu, suhu >37 oC, riwayat
perjalanan dari daerah endemik)

Terapeutik
- Tempatkan satu pasien untuk satu kamar
- Pasang poster kewaspadaan standar dipintu kamar pasien
- Sediakan seluruh kebutuhan keseharian dan pemeriksaan sederhana dikamar pasien
- Dekontaminasi alat alat kesehatan sesegera mungkin setelah digunakan
- Lakukan kebersihan tangan pada 5 moment (mis. sebelum kontak dengan pasien, sebelum
tindakan aseptik, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak denga cairan tubuh pasien,
setelah kontak dengan lingkungan pasien)
- Pasang alat proteksi diri sesuai dengan SOP (mis. sarung tangan, masker, apron)
- Lepaskan alat proteksi diri segera setelah kontak dengan pasien
- Pakaikan pakain sendiri dan dicuci pada suhu 60oC
- Masukkanlah bahan-bahan linen yang terkena cairan tubuh kedalam trolly infeksius
- Minimalkan kontak dengan pasien, sesuai kebutuhan
- Bersihkan kamar dan lingkungan sekitar setiap hari dengan diinfektan (mis. clorin 0,5%)
- Batasi transportasi pasien seperlunya
- Pakaikan masker selama proses transportasi pasien
- Batasi pengunjung
- Pastikan kamar pasien selalu dalam kondisi bertekanan negatif
- Hindari pengunjung dibawah usia 12 tahun

Edukasi
- Ajarkan kebersihan tangan kepada keluarga dan pengunjung
- Anjurkn keluarga/pengunjung melapor sebelum kekamar pasien
- Anjurkan keluarga/pengunjung melakukan kebersihan tangan sebelum masuk dan sesudah
meninggalkan kamar

Referensi
Berman, A., Snyder, S, & Fradson, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th ad.).
USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedure (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Jalan Napas [I.01011]


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan napas
Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan(mis. gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)

Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servical)
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterpi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benta padas dengan forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

Referensi
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Clinical Care Nursing. (3th.ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
Chulay, M., & Seckel, M. (2011). Suctioning: Endotracheal tube or tracheostomy tube. Dalam D, J.
Lynn-McHale(Ed.), AACN Procedure Manual for Clinical Care(6th ed.). Philadelphia:
Saunders Elsevier.
Gosselink, R., Bott, J., Johnson, M., et al (2008). Physiotherapy for adult patients with clinical illnes:
recommendations of the European respiratory society and European society of crotical care
medicine task force on physiotheraphy for critically ill patients. Intensive Care Medicine, 34(7),
1188-1189
Siela, D. (2010). Evaluation standarts for management of artificial airways. Critical Care Nurse,
30(4), 76-78.
Wong, M., & Elliott, M (2009). The use of medical orders in acute care oxygen therapy. British
Journal of Nursing, 18(8), 462-464.

Manajemen Jalan Napas Buatan I.01012


Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola selang endotrakeal dan trakeostomi.
Tindakan
Observasi
- Monitor posisi selang endotrakeal (ETT), terutama setelah mengubah posisi
- Monitor tekanan balon ETT setiap 4-8 jam
- Monitor kulit area stoma trakeostomi (mis. kemerahan, drainase, perdarahan)
Terapeutik
- Kurangi tekanan balon secara periodik tiap shift
- Pasang oropharingeal airway (OPA) untuk mencegah ETT tergigit
- Cegah ETT terlipat (kinking)
- Berikan pre-oksigenasi 100% selama 30 detik (3-6 kali ventilasi) sebelum dan setelah
penghisapan
- Berikan volume pre-oksigenasi (bagging atau ventilasi mekanik) 1,5 kali volume tidal
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik jika diperlukan (bukan secara
berkala/rutin
- Ganti fiksasi ETT setiap 24 jam
- Ubah posisi ETT secara bergantian (kiri dan kanan) setiap 24 jam
- Lakukan perawatan mulut (mis. dengan sikat gigi, kasa, pelembap bibir)
- Lakukan perawatan stoma trakeostomi
Edukasi
- Jelaskan pasien dan/atau keluarga tujuan dan prosedur pemasangan jalan napas
buatan
Kolaborasi
- Kolaborasi intubasi ulang jika terbentuk mucous plug yang tidak dapat dilakukan
penghisapan

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Chulay. M., & Seckel, M. (2011). Suctioning: Endotracheal tube or tracheostomy tube.
Dalam D. J. Lynn McHale (Ed.), AACN Procedure Manual for Critical Care (6th
ed.). Philadelphia: Saunders Elsevier.
Kjonegaard, R., Fields, W., & King, M. L. (2010). Current practice in airway management A
descriptive evaluation. American Journal of Critical Care: An Official Publication,
American Association of Critical-Care Nurses, 19(2), 168-173.
Myatt, R. (2015). Nursing care of patients with a temporary tracheostomy. Nursing
Standard, 29(26). 42.
Pedersen, C. M., Rosendahl-Nielsen, M., Hjermind, J., & Egerod, I. (2009). Endotracheal
suctioning of the adult intubated patient--what is the evidence? Intensive & Critical
Care Nursing. 25(1). 21-30.

Manajemen Kasus I.14510


Defenisi
Mengkoordinasikan perawatan pasien tertentu untuk menurunkan biaya, menurunkan
penggunakan sumber daya dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan serta
mencapai hasil yang diharapkan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi pasien yang memerlukan manajemen kasus (mis. high cost, high volume,
high
risk)
- Identifikasi sumber daya atau pelayanan yang diperlukan
- Monitor efektifitas biaya perawatan
Terapeutik
- Dapatkan persetujuan pasien atau keluarga untuk dilibatkan dalam program
manajemen kasus
- Bina hubungan dengan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain, sesuai kebutuhan
- Gunakan komunikasi efektif dengan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain
- Periksa status kesehatan pasien
- Tentukan hasil (outcome) yang akan dicapai dengan mempertimbangkan masukan dan
pasien/keluarga
- Tentukan rencana keperawatan yang akan diimplementasikan dengan
mempertimbangkan
masukan dari pasien/keluarga
- Lakukan advokasi untuk pasien, jika perlu
- Modifikasi rencana keperawatan untuk meningkatkan efektifitas biaya, jika perlu
- Dokumentasikan seluruh aktivitas manajemen kasus
- Dokumentasikan efektifitas biaya manajemen kasus
Edukasi
- Monitor efektifitas biaya perawatan
- Jelaskan peran manajer kasus kepada pasien dan keluarga
- Ajarkan pasien dan keluarga pentingnya perawatan diri
Kolaborasi
- Koordinasikan perawatan pasien dengan tenaga kesehatan lain (mis. perawat lain,
dokter, pekerja sosial, fisoterapis)

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing
(10th ed.). USA: Person Education.
Dougherty. L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden. NHS Foundation Trust.
Murray, E. (2017). Nursing Leadership and Management for Patient Safety and Quality
Care. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Kehamilan Tidak Dikehendaki I.07216
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengambilan keputusan terhadap kehamilan yang tidak
direncanakan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi nilai-nilai dan keyakinan terhadap kehamilan
- Identifikasi pilihan terhadap kehamilannya
Terapeutik
- Fasilitasi mengungkapkan perasaan
- Diskusikan nilai-nilai dan keyakinan yang keliru terhadap kehamilan
- Diskusikan konflik yang terjadi dengan adanya kehamilan
- Fasilitasi mengembangkan teknik penyelesaian masalah
- Berikan konseling kehamilan
- Fasilitasi mengidentifikasi sistem pendukung
Edukasi
- Informasikan pentingnya meningkatkan status nutrisi selama kehamilan
- Informasikan perubahan yang terjadi selama kehamilan
Kolaborasi
- Rujuk jika mengalami komplikasi kehamilan

Referensi
Cates, W., & Stone, K. (1992). Family Planning. Sexually Transmitted Diseases and
Contraceptive Choice: A Literature Update--Part I. Family Planning Perspectives,
24(2), 75-84. doi:10.2307/2135469
DiCenso, A., Guyatt, G., Willan, A., & Griffith, L. (2002). Interventions to reduce
unintended pregnancies among adolescents: systematic review of randomised
controlled trials. Bmj, 324(7351), 1426.
Whelpton, P. K., Campbell, A. A., & Patterson, J. E. (2015). Fertility and family planning in
the United States. Princeton University Press.

Manajemen Kejang I.06193


Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola kontraksi otot dan gerakan yang tidak terkendali.

Tindakan
Observasi
- Monitor terjadinya kejang berulang
- Monitor karakteristik kejang (mis, aktivitas motorik, dan progresi kejang)
- Monitor status neurologis
- Monitor tanda-tanda vital
Terapeutik
- Berikan alas empuk di bawah kepala, jika memungkinkan
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Longgarkan pakaian, terutama di bagian leher
- Dampingi selama periode kejang
- Jauhkan benda-benda berbahaya terutama benda tajam
- Catat durasi kejang
- Reorientasikan setelah periode kejang
- Dokumentasikan periode terjadinya kejang
- Pasang akses IV. jika perlu
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan keluarga menghindari memasukkan apapun ke dalam mulut pasien Baringkan
pasien agar tidak terjatuh
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antikonvulsan, jika perlu

Referensi
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). Louis: Mosby Elsevier.
Lewis, S.L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding. M. M. (2014).
Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th
ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Kemoterapi
I.14511

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pemberian agen antineoplastik.

Tindakan

Observasi

- Periksa kondisi pasien sebelum kemoterapi


- Monitor efek samping dan efek toksik pengobatan ( mis. Kerontokan rambut,disfungsi
seksual)
- Monitor mual dan muntah akibat kemoterapi
- Monitor status gizi dan berat badan

Terapeutik

- Hindari penggunaan produk aspirin


- Batasi stimulus lingkungan (mis. Suara,cahaya,dan bau)
- Berikan asupan cairan adekuat
- Lakukan tindakan perawatan rambut ( mis. Menghindari suhu extreme,sisir dengan lembut)
- Rencanakan alternative pengganti rambut yang rontok (mis. Wig,syal,topi,turban)
- Berikan obat terapi kemoterapi sesuai program

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur kemoterapi


- Jelaskan efek obat pada sel kanker dan fungsi sumsum tulang belakang
- Anjurkan diet sesuai indikasi (mis. Tidak merangsang pencernaan,mudah dicerna,bergizi)
- Anjurkan melaporkan efek samping kemoterapi yang dirasakan (mis.
Demam,mimisan,memar berlebihan,dan kotoran berlendir)
- Ajarkan cara mencegah infeksi (mis. Membatasi kunjungan,cuci tangan)
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi (imajinasi),sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik manajemen energy,jika perlu
- Ajarkan mengelola kelelahan dengan merencanakan sering istirahat dan membatasi kegiatan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat untuk mengendalikan efek samping (mis. Antiemetik)

Referensi

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8th
ed). St Louis:Elsevier.

Lewis, S.L., Dirksen, S. R., Heitkemper,M M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assesment and management of clinical problems (9th ed). St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.

Perry, A.G 7 Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Elsevier

Wikinson, J. M., treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing ( 3th ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Kenyamanan Lingkungan


I.08237

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola kenyamanan lingkungan yang optimal

Tindakan

Observasi

- Identifikasi sumber ketidaknyamanan (mis. Suhu ruang,kebersihan)


- Monitor kondisi kulit, terutama di area tonjolan (mis. Tanda-tanda iritasi atau luka tekan)

Terapeutik
- Berikan penerimaan dan dukungan kepindahan ke lingkungan baru
- Letakkan bel pada tempat yang mudah dijangkau
- Sediakan ruangan yang tenang dan mendukung
- Jadwalkan kegiatan social dan kunjungan
- Fasilitasi kenyamanan lingkungan (mis. Atur suhu,selimut,kebersihan)
- Atur posisi yang nyaman (mis. Topang dengan bantal,jaga sendi selama pergerakan)
- Hindari paparan kulit terhadap iritan (mis. Feses,urin)

Edukasi

- Jelaskan tujuan manajemen lingkungan


- Ajarkan cara manajemen sakit dan cedera,jika perlu

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:B
Perason Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier

Shaner-McRae, H., McRae, G., & Jas, V. (2007). Environmentallyy Safe Health Care Agencies:
Nursing’s Responsibility, Nightingale’s Legacy. Online Journal of Issues in Nursing. 12(2), 1.
http://dpi.org/10.3912/OJIN.Vol12No02Man01.

Wikinson, J. M., S, T L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing ( 3th ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Kesehatan Kerja


I.14512

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola lingkungan kerja untuk meningkatkan kesehatan pekerja.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kesehatan pekerja (mis. Fungsi fisik,jiwa,spiritual,social,dan kebiasaan)


- Identifikasi standar prosedur kesehatan kerja, admnistrasi dan penerapan peraturan tempat
kerja terhadap standar.
- Identifikasi faktor risiko penyakit dan kecelakaan kerja
- Monitor kesehatan pekerja secara berkala

Terapeutik
- Gunakan label atau tanda untuk zat atau alat yang berbahaya bagi kesehatan
- Terapkan program pemerintah terkait kesehatan kerja
- Lakukan perawatan pada kondisi akut
- Latih bantuan hidup dasar terkait kegawatdaruratan kecelakaan kerja
-

Edukasi

- Informasikan pekerja terkait zat atau alat yang berbahaya bagi kesehatan
- Ajarkan tentang kesehatan dan modifikasi lingkungan kerja yang sehat

Kolaborasi

- Rujuk ke rumah sakit untuk perawatan lanjut pada cedera dan penyakit akibat pekerjaan

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed). USA:B
Perason Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier

Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population-Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.

Wikinson, J. M., treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company

Manajemen Keselamatan Lingkungan


I.14513

Definisi

Mengidentifikasi dan mengeloala lingkungan fisik untuk meningkatkan keselamatan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis. Kondisi fisik,fungsi kognitif dan riwayat perilaku)
- Monitor perubahan status keselamatan lingkungan

Terapeutik

- Hilangkan bahaya keselamtan lingkungan (mis. Fisik,biologi,dan kimia),jiak memungkinkan


- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko
- Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis.commade chair dan pegangan tangan)
- Gunakan perangkat pelindung (mis. Pengekangan fisik,rel ramping,pintu terkunci,pagar)
- Hubungi pihak berwenang sesuai masalah komunitas (mis.puskesmas,polisi,damkar)
- Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
- Lakukan program skrining bahaya lingkungan (mis.timbal)

Edukasi

- Ajarkan individu,keluarga dan kelompok risiko tinggi bahaya lingkungan

Referensi

Anderson & McFrlane. (2011).Community As Partner : Theory and Practice In Nursing.


Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.

Clark, M. J. (1992). Environmental influences on community health, In M. J. Clark (Ed.), Nursing


in the community (pp. 342-365). Norwalk,CT:Appleton & Lange.

Covello, V. T., & Merkhoher, M. W. (2013). Risk Assesment Methods: Approaches for Assesing
Health and Environmental Risks. Springer Science & Business Media.

Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population-Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.

Manajemen Konstipasi
I.04155
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pencegahan dan mengatasi sembelit/impaksi.

Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala konstipasi
- Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi, bentuk, volume, dan warna)
- Identifikasi faktor risiko konstipasi (is, obat-obatan, tirah baring, san diet rendah sehat)
- Monitor tanda dan gejala rupture usu dan/atau peritonitis
Terapeutik
- Anjurkan diet tinggi serat
- Lakukan masase abdomen, jika perlu
- Lakukan evakuasi feses secara manual, jika perlu
- Berikan enema atau irigasi, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan
- Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
- Ajarkan cara mengatasi kostipasi/impaksi
Kolaborasi
- Konsultasi dengan tim medis tentang penurunan/ peningkatan frekuensi suara usus
- Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika perlu

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th ed). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L., & Lister, S. (2015).  Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative Care (8 th
ed). St Louis: Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen lingkungan
I.14514
Definisi
Memfasilitasi dan mengelola lingkungan untuk mendapatkan manfaat terapeutik, stimulasi
sensorik, dan kesejahteraan psikologis.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi keamanan dan kenyamanan lingkungan
Terapeutik
- Atur posisi furniture dengan rapid an terjangkau
- Atur suhu lingkungan yang sesuai
- Sediakan ruang berjalan yang cukup aman
- Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman
- Sediakan pewangi ruangan, jika perlu
- Hindari pendangan langsung kekamar mandi, toilet, atau peralatan untuk eliminasi
- Ganti pakaian secara berkala
- Hindari paparan langsung dengan cahaya matahari atau cahaya yang tidak perlu
- Izinan benda-benda yang disukasi mendampingi pasien
- Fasilitas penggunaan barang-barang pribadi (mis. Piyama, jubbah, perlengkapan mandi)
- Pertahankan konsistensi kunjungan tenaga kesehatan
- Berikan bel atau alat komunikasi untuk memanggil perawat
Edukasi
- Jelaskna cara membuat lingkungan rumah yang aman
- Jelaskan cara menghadapi bahaya kebakaran
- Ajarkan pasien dan keluarga/pengunjung tenaga upaya pencegahan infeksi

Referensi
Adams, M. D., & Kanaroglou, P. S. (2016). Mapping real-time air pollution health risk environmental
management: Combining mobile and stationary air pollution monitoring with neural network
models. Journal of environment, 168, 133-141.
Drury, J. & Akins, J. (1991). Sensory/perceptual alterations. In M. Maas, K. Buckwaller, & M. Hardy
(Eds), Nursing diagnosis and interventions for the elderly (pp. 369-389). Redwood City, CA:
Addison-Wesley.
Phylar, P. A. (1989). Management of the agitated and aggressive head injury patient in an acute
hospital setting. Journal of Neuroscience Nursing, 21(6), 353-356.
Schuster, E. & Keegan, L (2000).  Environment In B. Dossey, L. Keegan & C. Guzzetta (Eds.),
Holistic nursing: A handbook for practice ( 3rd ed.). Gaithersburg, MD: Aspen.

Manajemen Lingkungan Komunitas I.14515


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kondisi lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan
politik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.

Tindakan
Observasi
- Lakukan skrining risiko gangguan kesehatan lingkungan
- Identifikasi faktor risiko kesehatan yang diketahui
Terapeutik
- Libatkan partisipasi masyarakat dalam memelihara keamanan lingkungan
Edukasi
- Promosikan kebijakan pemerintah untuk mengurangi risiko penyakit
- Berikan pendidikan kesehatan untuk kelompok risiko
- Informasikan layanan kesehatan ke individu, keluargam kelompok berisiko dan
masyarakat
Kolaborasi
- Kolaborasi salam tim multidisiplin untuk mengidentifikasi ancaman keamanan di
masyakarat
- Kolaboras dengan tim kesehatan lain dalam program kesehatan komunitas untuk
menghadapi risiko yang diketahui
- Kolaborasi dalam pengembangan program aksi masyarakat
- Kolaborasi dengan kelompok masyarakat dalam menjalankan peraturan pemerintah

Referensi
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Salazar, M. K. & Primono , J. (1994).Taking the lead in environmental health. American Association of
Occupational Health Nurses (AAOHN), 42 (7), 317-324.
Stevens, P. & Hall, J. (1993). Environmental health ini community health nursing. In J. F. Swanson &
M Albrecht (Eds.), Community health nursing: Promoting the health of aggregates (pp.587-
596). Philadelphia: Saunders.
Santhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population – Centered Health Care in
the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.

Manajemen Lingkungan: Persiapan Pulang I.14516


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola rumah sebagai tempat merawat pasien pasca perawatan di
rumah sakit dengan amanah dan efektif.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanggal dan waktu pulang kerumah
- Monitor kondisi lingkungan rumah untuk siap menerima pasien
Terapeutik
- Siapkan alat bantu yang dibutuhkan
- Siapkan catatan perkembangan keperawatan
- Siapkan catatan tentang obat-obatan, persediaan obat, dan alat bantu sesuai kebutuhan
- Siapkan obat yang dibutuhkan dirumah
- Siapkan rencana penanganan kedaruratan
- Lakukan pendokumentasian asuhan
- Atur jadwal kunjungan tenaga pendukung (mis. Rohaniya, pekerja social), jika perlu
- Konfirmasi pengaturan untuk transportasi ke rumah disertai pendamping, jika perlu
Edukasi
- Siapkan rencana pendidikan kesehaatan dirumah sesuai kebutuhan
Kolaborasi
- Konsultsikan dengan perawat rumah sakit tentang perawatan dirumah

Referensi
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Kelly, K. & McClelland, E. (1989). Discharge planning: home care considerations. In I. Martinson & A.
Widmer (Eds), Home care nursing. Philadelphia: Saunders.
Stanhoe, M., dan Lancaster, L. (2012). Public Health Nursing: Population – Centered Health Care in
The Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
Weiss, M. E., Bobay, K. L., Bahr, S. J., Costa, L., Hughess, R. G., & Holland, D. E. (2015). A model
for hospital discharge preparation: From case management to care transition. Journal of
Nursing Administration, (45)12, 606-614.
Manajemen Medikasi
I.14517
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan agen farmakologis sesuai dengan program
pengobatan.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
 Identifikasi masa kadaluwarsa obat
 Identifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani program pengobatan
 Monitor keefektifan dan efek samping pemberian obat
 Monitor tanda dan gejala keracunan obat
 Monitor darah serum (mis. Elektrolit, protombin), jika perlu
 Monitor kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapeutik
 Fasilitasi perubahan program pengobatan, jika perlu
 Sediakan sumber informasi program pengobatan secara visual dan tertulis
 Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan penyesuaian pola hidup akibat program
pengobatan
Edukasi
 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat (dosis, penyimpanan, rute dan waktu
pemberian)
 Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping, jika terjadi
 Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Koizer & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.).
USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.) UK: The Royal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Mood
I.09289

Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola keselamatan, stabilisasi, pemulihan dan perawatan gangguan
mood (keadaan emosional yang bersifat sementara).

Tindakan
Observasi
 Identifikasi mood (mis. tanda, gejala, riwayat penyakit)
 Identifikasi risiko keselamatan diri atau orang lain
 Monitor fungsi kognitif (mis. konsentrasi, memori, kemampuan membuat keputusan)
 Monitor aktivitas dan tingkat stimulasi lingkungan
Terapeurik
 Fasilitasi pengisian kuesioner self-report (mis. Beck Depression Inventory, skala status
fungsional), jika perlu
 Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat (mis.
sandsack, terapi seni, aktivitas fisik)
Edukasi
 Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya
 Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan dan rehabilitas, jika perlu
 Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. risiko keselamatan, difisit perawatan diri,
sosial)
 Ajarkan mengenali pemicu gangguan mood (mis. situasi stres, masalah fisik)
 Ajarkan memonitir mood secara mandiri (mis. skala tingkat 1-10, membuat jurnal)
 Ajarkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah baru
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
 Rujuk untuk psikoterapi (mis. perilaku, hubungan interpersonal, keluarga, kelompok),
jika perlu

Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Davies, H., & Rees, J. (2000). Psychological effects of isolation nursing (1): Mood disturbance.
Nursing
Standard (through 2013), 14(28), 35-8.
Good, J. D. (2017). Screening for bipolar disorder in the primary care setting using the mood disorder
Question naire (Order No. 10264681). ProQuest Dissertations & Theses Global.
(1894633756).
Towensend, M. (2014). Psyciatric Nuring: Assesment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Mual
I.03117

Defenisi
Mengindentifikasi dan mengelola perasaan tidak enak pada bagian tengorok atau lambung
yang dapat menyebabkan muntah.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi pengalaman mual
 Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan (mis. bayi, anak-anak, dan mereka yang
tidak dapat berkomunikasi secara aktif )
 Idntifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. nafsu makan, aktivitas, kinerja,
tanggung jawab peran, dan tidur)
 Identifikasi faktor penyebab mual (mis. pengobatan dan prosedur)
 Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada kehamilan)
 Monitor mual (mis. frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
 Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
 Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. bau tak sedap, suara, dan rangsangan
visual yang tidak menyenangkan)
 Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. kecemasan, ketakutan, kelelahan)
 Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
 Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
 Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
 Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis. biofeedback,
hypnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

Referensi
Adlan AS, Chooi KY, Mat Adenan NA – J. Obstet. Gynaecol. Res. (2017) ; 43 (4); 662-668.
Acupressure
as adjuvant treatment for the inpatient manajement of nausea and vomiting in early
pregnensy: A doubleblind randomized controlled trial. The joumal of obstetrics and
gynaecology research.
Ignatavicius & Worekman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centred Collaborative Care
(8th
ed.). St Louis: Elsevier.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-
surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th ed.). St. Louis, Missouri:
Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Muntah
I.03118

Definisi
Mengidenfikasi, mencegah dan mengelola refleks pengeluaran isi lambung.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi karakteriskik muntah (mis. warna, konsistensi, adanya darah, waktu,
frekuensi dan durasi)
 Periksa volume muntah
 Identifiksi riwayat diet (mis. makanan yang disukai, tidak disukai, dan budaya)
 Identifikasi faktor penyebab muntah (mis. pengobatan dan prosedur)
 Identifikasi kerusakan esophagus dan faring posterior jika muntah terlalu lama
 Monitor efek manajemen muntah secara menyeluruh
 Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Terapeutik
 Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. bau tak sedap, suara, dan stimulasi
visual yang tidak menyenangkan)
 Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (mis. kecemasan, ketakutan)
 Atur posisi untuk mencegah aspirasi
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Bersihkan mulut dan hidung
 Berikan dukungan fisik saat muntah (mis. membantu membungkuk atau menundukan
kepala)
 Berikan kenyamanan selama muntah (mis. kompres dingin di dahi, atau sediakan pakaian
kering dan bersih)
 Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi minimal 30 menit setelah muntah
Edukasi
 Anjurkan membawa kantong plastik untuk menampung muntah
 Anjurkan memperbanyak istirahat
 Ajarkan penggunaan teknik nonvarmakologis untuk mengelola muntah (mis. biofeedback,
hypnosis, relaksasi terapi music akupresur)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

Referensi
Adlan AS, Chooi KY, Mat Adenan NA – J. Obstet. Gynaecol. Res. (2017) ; 43 (4); 662-668.
Acupressure
as adjuvant treatment for the inpatient manajement of nausea and vomiting in early
pregnensy: A doubleblind randomized controlled trial. The joumal of obstetrics and
gynaecology research.
Ignatavicius & Worekman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centred Collaborative Care
(8th
ed.). St Louis: Elsevier.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-
surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th ed.). St. Louis, Missouri:
Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Nefrostomi                                                                                


I.04156

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pengeluaran urine melalui akses selang dari nefron ginjal

 
Tindakan

Observasi

- Monitor kepatenan selang


- Monitor komplikasi pemasangan nefrostomi (mis. perdarahan, infeksi dan tanda
abnormalitas nefrostomi [mis. tak ada urine, nyeri abdomen])

  Terapeutik

- Rawat daerah insersi sesuai prosedur


- Lakukan irigasi nefrostomi, jika perlu
- Kantung nefrostomi jika telah 2/3 penuh

Edukasi

- Jelaskan tanda-tanda obstruksi nefrostomi, pendarahan dan infeksi


- Ajarkan pasien dan keluarga cara mengukur intake dan output cairan

Referensi

Hautmann (2015). Nephrostomy. http://emedicine.medscape.com/article/445893-overview.

Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative


Care (8th ed.). St Louis: Elsevier.

Naidi, Virginia, McDonald, Liverpool Health Service (LHD) (2019). Management of patients
with Nephrostomy Tubes. NSW: Agency for Clinical Innovation.

Perry, A.G & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.) St Louis: Mosby
Elsevier.

Manajemen Nutrisi
I.03119

Definisi 

Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang

 Tindakan

  Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu


- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.  piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik  jika asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi

- Anjurkan posisi duduk, jika mampu


- Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
Ed.). USA: Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Nutrisi Parenteral I.03120

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola  pemberian nutrisi tanpa melalui saluran pencernaan namun
melalui pembuluh darah.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi indikasi pemberian nutrisi parenteral (mis. Gangguan absorbsi makanan,


mengistirahatkan  usus, gangguan motilitas usus, jalur enteral tidak memungkinkan)
- Identifikasi jenis akses parenteral yang diperlukan (mis. perifer, sentral)
- Monitor reaksi alergi pemberian nutrisi parenteral
- Monitor kepatenan akses intravena
- Monitor asupan nutrisi
- Monitor terjadinya komplikasi (mis. mekanik, septik, metabolik) 

Terapeutik

- Hitung kebutuhan kalori


- Berikan nutrisi parenteral,  sesuai indikasi
- Atur kecepatan pemberian infus dengan tepat 
- Gunakan infusion pump, jika tersedia 
- Hindari pengambilan sampel darah dan pemberian obat pada jalur nutrisi parenteral
- Hindari kantung terpasang lebih dari 24 jam

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian nutrisi parenteral

Kolaborasi

- Kolaborasi pemasangan akses vena sentral, jika perlu

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.

Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York:
McGraw-Hil Education.

Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (8th ed.). St Louis:
Mosby Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Nyeri
I.08238
Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan  berintensitas
ringan hingga berat dan konstan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri 
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik 

Terapeutik

- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresurm terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.  suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.

Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (8th ed.). St Louis:
Mosby Elsevier
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Elsevier.

Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M. F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in


Nursing (7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

                                                                                                                   

Manajemen Overdosis
I.14518

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang menunjukan efek toksik akibat mengkonsumsi satu
atau lebih obat.

Tindakan

Observasi

- Monitor status respirasi, jantung, gastrointestinal, ginjal, dan neurologis


- Monitor tanda – tanda vital
- Monitor gejala spesifik dari obat yang dikonsumsi (mis. pupil meyempit, hipotensi, dan
bradikardi untuk overdosis oplat; nausea, vomitus, diaphoresis, nyeri kuadran kanan atas 48-
72 jam setelah overdosis asetaminofen; dilatasi pupil, takikardia, kejang, dan nyeri dada
pada overdosis kokain)
- Monitor kecenderungan bunuh diri

Terapeutik

- Pertahankan jalan napas terbuka


- Atur pada posisi yang tepat (mis. posisi semi-Fowler jika sadar, posisi rekumben lateral kiri
jika tidak sadar)
- Sediakan lingkungan aman (mis. rel sisi tempat tidur, posisikan tempat tidur rendah, jauhkan
objek-objek berbahaya, tempatkan petugas keamanan dekat dengan ruangan pasien)
- Lakukan skrining toksikologi dan tes fungsi sistem (mis. skrining obat urin dan serum, gas
darah arterial, kadar elektrolit, ensim hati, nitrogen urea darah, kreatinin), jika perlu
- Pasang akses intravena
- Atasi hipertermia (mis. kompres es pada hipertermia akibat intoksikasi amfetamin atau
kokain)
- Atasi halusinasi atau waham
- Sampaikan bahwa perawat memahami rasa takut atau perasaan lainnya yang dirasakan
pasien
- Bina hubungan baik dengan pasien dan keluarga (mis. gunakan pendekatan tidak
menghakimi)
- Berikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga

Edukasi

- Anjurkan keluarga melakukan perawatan lanjutan sesuai kebutuhan pasien


- Ajarkan pencegahan aspirasi dan kejang pada keluarga dan pemberi asuhan
- Ajarkan cara meminimalkan potensi overdosis aksidental (mis. simpan obat-obatan di dalam
wadah, atasi masalah konfusi atau memori, dan simpan obat-obatan jauh dari jangkauan
anak)
- Ajarkan penggunaan obat yang tepat

Kolaborasi

- Koordinasi dengan pusat pengendalian keracunan untuk pengobatan definitive


- Kolaborasi pemberian agen spesifik (mis. antiemetik, nalokson, tiamin, glukosa, flumazenil,
kalsium, vasopresor, antiaritmik, inotropik)
- Kolaborasi pemberian agen atau prosedur untuk meminimalkan absorpsi obat dan
meningkatkan ekskresi obat (mis. ipecac, arang aktif, lavase lambung, hemodialysis, obat
pencahar, tranfusi, mengubah pH urine dan serum, irigasi usus)

Referensi
Agrawal, P., Brown, C.A. (2010). An Evidence-Based Approach to Acetaminophen (Paracetamol, APAP)
Overdose. Emergency Medicine Practice, 12(9).

Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed,). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.

Boyer, Edward W. (2012). Management of Opioid Analgesic Overdose. N Engl J Med, 367, 146-155.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed,). St.Louis: Mosby.

Manajemen Pengendalian Marah


I.09290

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola ekspresi marah dengan cara adaptif dan tanpa kekerasan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi penyebab/pemicu kemarahan


- Identifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi kemarahan
- Monitor potensi agresi tidak konstruktif
- Monitor kemajuan dengan

Terapeutik

- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyankinkan


- Fasilitasi mengekspresikan marah secara adaptif
- Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi marah (mis. menggunakan senjata)
- Cegah aktivitas pemicu agresi (mis. meninju tas, mondar-mandir, berolahraga berlebihan)
- Lakukan kontrol eksternal (mis. pengekangan, time-out , dan seklusi), jika perlu
- Dukung menerapkan strategi pengendalian marah dan ekspresi amarah adaptif
- Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan strategi pengendalian marah

Edukasi

- Jelaskan makna, fungsi marah, frustasi, dan respons marah


- Anjurkan meminta bantuan perawat atau keluarga selama ketegangan meningkat
- Ajarkan strategi untuk mencegah ekspresi marah maladaptif
- Ajarkan metode untuk memodulasi pengalaman emosi yang kuat (mis. latihan asertif, teknik
relaksasi, jurnal, aktivitas penyaluran energi)

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

Referensi
Berg, Johanna (2012). Aggression And Its Management In Adolescent Forensic Psychiatric Care. Turku:
Departement of Nursing Science, Faculty of Medicine, University of Turku, Finland, Annales Universitatis
Turkuensis
Bisconer S. W., Green M., Mallon-Czajka J. & Johnson J. S. (2006). Managing Aggression in A Psychiatric
Hospital Using A Behaviour Plan: A case Study. Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing, 2006.

Boyd, M. A. (20011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Phila delphia: Lippincott.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.

Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessmen, Care Plans, and Medications. (9th ed.). Philadelphia: F.A.
Davis Company.

Manajemen Penggantian Hormon


I.07217

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pemberian hormon tambahan

Tindakan

Observasi

- Identifikasi alasan untuk memilih pengganti hormon


- Identifikasi riwayat kesehatan dan penggunaan terapi hormon
- Identifikasi alternatif terapi pengganti hormon
- Monitor efek samping terapi penggantian hormon
- Monitor tanda-tanda vital

Terapeutik

- Ambil sampel untuk pemeriksaan penunjang (laboratorium)


- Fasilitasi keputusan melanjutkan / menghentikan terapi penggantian hormon
- Fasilitasi perubahan terapi penggantian hormon dengan penyedia layanan kesehatan primer

Edukasi

- Jelaskan manfaat dan efek samping terapi penggantian hormon


- Ajarkan cara penggunaan hormon pengganti
- Ajarkan cara mengenali efek samping terapi penggantian hormon
Referensi

Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry , S. E. (2013). Maternity and Women’s Health Care E-
Book. Elsevier Health Sciences.

Baumgart, J., Nilsson, K., Evers, A. S., Kallak, T. K., & Poromaa, I. S. (2013). Sexual dysfunction in women on
adjuvant endocrine therapy after breast cancer. Menopause, 20(2), 162-168.

De Villiars, T. J., Pines, A., Panay, N., Gambacciani, M., Archer, D. F., Baber, R. J., … & Lobo, R. A. (2013).

Updated 2013 International Menopause Society recommendations on menopausal hormone therapy and
preventive strategies for midlife health. Climacteric, 16(3), 316-337.

Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial


I.06194

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan tekanan dalam rongga kranial

Tindakan

Observasi

- Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. lesi, gangguan metabolism, edema serebral)
- Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. tekanan darah meningkat, tekanan nadi
melebar, bradikardia, pola napas irregular, kesadaran menurun)
- Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
- Monitor CVP (Central Venous Pressure), jika perlu
- Monitor PAWP, jika perlu
- Monitor PAP , jika perlu
- Monitor ICP (Intra Cranial Pressure), jika tersedia
- Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
- Monitor gelombang ICP
- Monitor status pernapasan
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor cairan serebro-spinalis (mis. warna, konsistensi)

Terapeutik

- Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang


- Berikan posisi semi Fowler
- Hindari manuver Valsava
- Cegah terjadinya kejang
- Hindari penggunaan PEEP
- Hindari pemberia cairan IV hipotonik
- Atur ventilitator agar PaCO2 optimal
- Pertahankan suhu tubuh normal

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, jika perlu


- Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu

Referensi

Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Nursing (3th ed.). New York: McGraw-Hill Education.

Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8 th ed.). USA: Jones & Barlett Learning.

ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.

Graves, I., & Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre-Hospital Care. New York: Oxford University Press.

Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Cantered Collaborative care (8th ed.).
St.Louis: Mosby Elsevier.

Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical nursing:
Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St.Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Manajemen Penyalahgunaan Zat
I. 09291
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang menunjukkan efek toksik sebagai hasil dari
mengonsumsi satu atau lebih obat
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab ketergantungan atau penyalahgunaan zat
- Identifikasi perilakuvdenial tidak efektif
- Periksa tanda dan gejala intoksifikasi
- Periksa pasien dan barang bawaannya secara acak
Terapeutik

- Penuhi kebutuhan dasar seperti keamanan, kebersihan diri, kenyaman, lingkungan


tenang
- Perbaiki kesalahan konsepsi, tidak menyalahkan orang lain
- Pertahankan disiplin diri dengan pengawasan ketat
- Berikan batasan pada perilaku manipulatif
- Batasi akses penggunaan zat
- Hadapi secara konsisten, tidak menghakimi dan menghukumi

Edukasi

- Anjurkan berfokus pada saat ini dan masa depan, bukan masa lalu
- Anjurkan pasien dan keluarga mengikuti peraturan ketat rumah sakit secara efektif
(mis. Tidak menyelundupkan zat)
- Anjurkan mengikuti program kelompok
- Anjurkan untuk berobat jalan secara teratur dan mematuhi pengobatan saat pulang
- Ajarkan keterampilan pencegahan kekambuhan, keterampilan suportif dan tugas
perkembangan
- Jelaskan bahaya menggunakan alat invasif untuk memasukkan zat dalam tubuh
(mis. Abses, HIV)
Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian terapi subtitusi, sesuai indikasi

Referensi
Boyd, M.A. (2011) Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed). Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins.
Beverty K. White, Lorl L. Bouton, Sharon K. Garris Peggy T. Humphrays & Jesse R. Miltier
(2009). The Role of the Nurse Case Manager in Substance Abuse Treatment. Journal of
Addictions Nursing, 10 (3), 136-141.
Copel, L.C. (2000). Nurse clinical guide : Phsychiatric and mental health care (2nd ed.). PA :
Springhouse.
Lawis, S. L., Diriksen, S.R., Heitkemper, M.M., Bucher, L., & Harding, M. M. (2014).
Medical-surgical nursing : Assesment and management of clinical problems (9th ed.). SI,
Louis, Missouri: Mosby Elsevier.

Manajemen Pendarahan
I.02040
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kehilangan darah saat terjadi perdarahan.
Tindakan
Observasi

- Identifikasi penyebab perdarahan


- Periksa adanya darah pada muntah, sputum, feses, urine, pengeluaran NGT, dan
drainase luka, jika perlu
- Periksa ukuran dan karakteristik hematoma, jika ada
- Monitor terjadinya perdarahan (sifat dan jumlah)
- Monitor nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan setelah kehilangan darah
- Monitor tekanan darah dan parameter hemoninamik (tekanan vena sentral dan
tekanan baji kapiler atau arteri pulmonal), jika ada
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor koagulasi darah (prothombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT),
fibrinogen, degradasi fibrin, dan jumlah trombosit), jika ada
- Monitor deliveri oksigen jaringan (mis. PaO2, SaO2, hemoglobin dan curah jantung)
- Monitor tanda dan gejala perdarahan masif

Terapeutik

- Istirahatkan area yang mengalami perdarahan


- Berikan kompres dingin, jika perlu
- Lakukan penekanan atau balut tekan, jika perlu
- Tingikan ekstermitas yang mengalami pendarahan
- Pertahankan akses IV

Edukasi

- Jelaskan tanda-tanda perdarahan


- Anjurkan melapor jika, menemukan tanda-tanda perdarahan
- Anjurkan membatasi aktivitas

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu


- Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu

Referensi
Bradley, LD.& Gueye, N.A., 2016. The medical management of abnormal utarine bleeding in
reproductiveaged women. American Journal of Obstetrics and Gyneoology, 214(1), 31-44
Burns, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3 rd ed.) NewYork: McGraw-
Hill Education.
Deer,P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014) . Emergency & Critical Care (8 th ed.) USA: Jones &
Barlett Learning.
Donadini, M.P., Ageno, W. & Doukelis, J.D., 2012. Management of bleeding in patiens
receiving conventional or new anticoagulants: A practical and case-based approach. Drugs,
72(15), 1965-1975.
Kragh, J.F. & Dubick, M.A., 2017. Bleeding Control With Limb Tourniquest Use in the
Wildemass setting: Reviw of Science. Wilderness and Environmental Medicine, 28(2),
pp.S25-S32.
Lewis, S.L., Dirkse, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding. M. M. (2014). Medical-
surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St. Louis,
Missouri: Mosby Elsevier,

Manajemen Perdarahan Akhir Masa Kehamilan


I.02041
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kehilangan darah pervaguinam > 500 cc pada usia
kehamilan 20 minggu atau lebih.
Tindakan
Observasi

- Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis. Jumlah, nyeri dan adanya bekuan darah)
- Identifikasi penyebab kehilangan perdarahan
- Identifikasi riwayat perdarahan pada kehamilan lanjut (mis. Abruption, PIH, dan
plasenta previa)
- Identifikasi perkiraan usia gestasi menggunakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
dan USG (usia gestasi, TBJ, dan lokasi plasenta)
- Identifikasi riwayat obstetrik, jika perlu
- Periksa perineum untuk menilai warna, jumlah, konsistensi dan bau perdarahan
(COCA : Color, Odor, Consistency, Amount)
- Periksa konstraksi uterus atau peningkatan kekuatan tonus otot uterus
- Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan darah
- Monitor DJJ (mis. Frekuensi, kekuatan, irama dalam 1 menit)
- Monitor intake dan output
- Monitor CTG terhadap insufisiensi uteroplasenta (mis. Deselarasi, penurunan
variabilitas, dan tidak ditemukan akselerasi)
- Monitor hasil pemeriksaan USG (mis. Letak plasenta, usia gestasi, keadaan janin)

Terapeutik
- Resusitasi fetal jika ditemukan tanda insufisiensi uteroplasenta
- Pasang jalur intavena
- Berikan oksigen, jika perlu
- (IV line, oksigen, persiapan transfusi)
- Fasilitasi tirah baring atau pembatasan aktivitas
- Posisikan eksternitas bawah lebih tinggi
- Persiapkan untuk persalinan, jika perlu (mengancam ibu dan janin)

Edukasi

- Anjurkan menurunkan resiko perdarahan (mis.pembatasan merokok, tidak


berhubungan seksual, tirah baring, manajemen konstipasi)
- Ajarkan cara mengenali perdarahan lama dan baru

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu


- Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu

Referensi
Alden, K.R., Lowdennilk, D.L., Cashion, M. C., & Perry, S.E. (2013). Maternity and Women’s
Health Care E-book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk, D. L, Perry, S.E.,& Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health
Sciences
RudRA, A., ChAtteRiee, S., SenguptA, S., Wankhede, R., Nandi, B., Maltra, G., & Mitra, J.
(2010). Management of obstetric hemorrhage. Middie East J Anesthesiol, 20(4), 499-507.

Manajemen Perdarahan Antepartum Dipertahankan


I. 02042
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola perdarahan pada kehamilan yang dapat dipertahankan.
Tindakan
Observasi

- Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis. Jumlah, nyeri, dan adanya bekuan darah)
- Identifikasi penyebab perdarahan
- Identifikasi riwayat yang berhubungan dengan perdarahan pada kehamilan awal
- Identifikasi perkiraan usia gestasi menggunakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
dan USG (usia gestasi,TBJ, dan Lokasi plasenta)
- Identifikasi riwayat obstetrik, jika perlu
- Periksa vagina untuk menilai warna, jumlah, konsistensi, dan bau perdarahan
(COCA : Color, Odor, Consistency, and amount)
- Periksa kontraksi uterus atau peningkatan kekuatan tonus otot uterus
- Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan darah
- Monitor CTG terhadap insufisiensi uteroplasenta (mis. Deselerasi, penurunan
variabilitas, dan tidak ditemukan akselerasi)
- Monitor Intake dan output cairan

Terapeutik

- Posisikan ekstremitas bawah lebih tinggi


- Pasang IV line
- Berikan oksigen, jika perlu
- Lakukan resusitasi fetal jika ditemukan tanda insufisiensi uteroplasenta

Edukasi

- Anjurkan tirah baring hingga perdarahan berhenti


- Anjurkan menurunkan resiko perdarahan (mis. Pembatasan merokok, tidak
berhubungan seksual, tirah baring, manajemen konstipasi)
- Ajarkan cara mengenali perdarahan lama dan baru

Kolaborasi

- Kolaborasi Pemberian cairan, jika perlu


- Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu

Referensi
Alden, K.R., Lowdermilk, D.L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013), Maternity and
Women;s Health Care E-Book, Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk,D.L., Perry, S. E., & Cushion, M.C. (2014) Maternity Nursing Elsevier Health
Sciences.
RudRA, A., ChAtleRjee, S., SenguptA, S., Whankhede, R., Nandi. B., Maitra, G., & Mitra. J.
(2010) Management of obstetric hemorrhage, Middle East J. Anesthetial, 20(4), 499-507.

Manajemen Perdarahan Antpartum Tidak Dipertahankan (I.02043)


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola perdarahan pada kehamilan tidak dapat dipertahankan

Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat kehilangan darah (mis. Jumlah, nyeri dan adanya bekuan darah)
- Identifikasi penyebab kehilangan perdarahan
- Identifikasi perkiraan usia gestasi menggunakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dan USG (usia
gestasi, TBJ, dan lokasi plasenta)
- Identifikasi riwayat obsterik, jika perlu
- Periksa vagina untuk menilai warna, jumlah, konsistensi dan bau perdarahan ( COCA = Color, Odor,
Consistency, and Amount)
- Periksa kontraksi uterus atau peningkatan kekuatan tonus otot uterus
- Monitor tanda vital ibu berdasarkan kehilangan darah
- Monitor intake dan output
Terapeutik
- Posisikan ekstremitas bagian bawah lebih tinggi
- Posisikan ekstremitas bawah tinggi
- Pasang IV line
- Berikan oksigen, jika perlu
- Fasilitasi menerima proses berduka dan kehilangan
Edukasi
- Anjurkan menurunkan risiko perdarahan (mis. Pembatasan merokok, tidak berhubungan seksual,
tirah baring, manajemen konstipasi)
- Ajarkan cara mengenali perdarahan lama dan baru
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu
- Kolaborasi tindakan kuret, jika perlu

Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and Women’s Health
Care
E-Book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.
RudRA, A., ChAtteRjee, S., SenguptA, S., Wankhede, R., Nandi, B., Maitra, G., & Mitra, J. (2010).
Management of obstetric hemorrhage. Middle East J Ariesthesiol, 20(4), 499-507

Manajemen Perdarahan Pervaginam (I. 02044)

Defenisi
Mengidentifikasi dan mengengola kehilangan darah pervaginam.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi keluhan ibu (mis. Keluar darah banyak, pusing, pandangan tidak jelas)
- Monitor keadaan uterus dan abdormen (mis. TFU di atas umbilicus, teraba lembek, benjolan)
- Monitor kesadaran dan tanda vital
- Monitor kehilangan darah
- Monitor kadar hemoglobin
Tarapeutik
- Pasang supine atau Trendeleburg
- Pasang oksimetri nadi
- Berikan oksigen via kanul nasal 3L/menit
- Pasang IV line dengan selang set transfusi
- Pasang kateter untuk mengosongkan kantung kemih
- Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian uterotonika
- Kolaborasi pemberian antikoagulan

Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and Women’s Health
Care
E-Book. Elsevier Health Sciences.
Chen, M., Chang, Q., Duan, T., He, J., Zhang, L., & Liu, X. (2013). Uterine massage to reduce blood
loss
after vaginal delivery: a randomized controlled trial. Obstetrics & Gynecology,122(2, PART 1),
290-295.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Mishra, S. K., Bhat, R. R., Kavitha, J., Kundra, P., & Parida, S. (2016). Obstetrik hemorrhage in a case
of
hypertrophic obstructive cardiomyopathy with automatic implantable cardioverter
defibrillator.
Anaesthesia and intensive care management. Anesthesia, essays and researches, 10(1), 111.
Muhammad, S., & Chandraharan, E. (2015). Postpartum haemorrhage. Arias’ Practical Guide to
High-
Risk Pregnancy and Delivery: A South Asian Prespective, 389

Manajemen Perdarahan Pervaginam Pasca Persalinan (I.02045)

Defenisi
Mengidentifikasi dan mengengola kehilangan jumlah darah pervaginam lebih dari 500 cc, dapat
terjadi pada proses persalinan (24 jam) dan lebih dari 24 jam setelah persalinan.

Tindakan
Observasi
- Periksa uterus (mis. TFU sesuai hari melahirkan , membulat dan keras/ melembek)
- Identifikasi penyebab kehilangan darah (mis. Atonia uteri atau robekan jalan lahir)
- Identifikasi keluhan ibu (mis. Keluar banyak darah, pusing, pandangan kabur)
- Identifikasi riwayat perdarahan pada kehamilan lanjut (mis. Abruption, PIH, dan plasenta previa)
- Monitor risiko terjadinya perdarahan
- Monitor jumlah kehilangan darah
- Monitor kadar Hb, Ht, PT dan APTT sebelum dan sesudah perdarahan
- Monitor fungsi neurologi
- Monitor membrane mukosa, bruising dan adanya petechie
Tarapeutik
- Lakukan penekanan pada area perdarahan, jika perlu
- Berikan kompres dingin, jika perlu
- Pasang oksimetri
- Berikan oksigen nasal 3L/menit
- Posisikan supine
- Pasang IV line dengan selang imfus tranfusi
- Pasang kateter untuk mningkatkan kontraksi uterus
-mLakukan pijat uterus untuk merangsang kontraksi uterus
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian uterutonika, antikogulan, jika perlu
Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and Women’s Health
Care
E-Book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Chen, M., Chang, Q., Duan, T., He, J., Zhang, L., & Liu, X. (2013). Uterine massage to reduce blood
loss
after vaginal delivery: a randomized controlled trial. Obstetrics & Gynecology,122(2, PART 1),
290-295.
Mishra, S. K., Bhat, R. R., Kavitha, J., Kundra, P., & Parida, S. (2016). Obstetrik hemorrhage in a case
of
hypertrophic obstructive cardiomyopathy with automatic implantable cardioverter
defibrillator.
Anaesthesia and intensive care management. Anesthesia, essays and researches, 10(1), 111.
Muhammad, S., & Chandraharan, E. (2015). Postpartum haemorrhage. Arias’ Practical Guide to
High-
Risk Pregnancy and Delivery: A South Asian Prespective, 389
Manajemen Perilaku (I. 12463)

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola perilaku negative

Tindakan
Observasi
- Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
Terapeutik
- Diskusi tanggung jawab terhadap perilaku
- Jadwalkan kegiatan terstruktur
- Ciptakan dan pertahan kan lingkungan dan kegiatan perawtan konsisten setiap dinas
- Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
- Batasi jumlah pengunjung
- Bicara dengan nadah rendah dan tenang
- Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
- Cegah perilaku pasif dan agresif
- Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengandalikan diri
- Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
- Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan
- Hindari sikap mengancam dan berdebat
- Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah ditetapkan
Edukasi
- Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden
NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Darvis Company.
STANDART INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA

Manajemen Perilaku Seksual I.07218


Definisi:
Mengidentifikasi dan mengelola perilaku seksual yang tidak diterima secara sosial.
Tindakan:
Observasi
- Identifikasi penyimpangan perilaku seksual
- Identifikasi harapan perilaku atau verbalisasi seksual kepada orang atau objek lain
- Identifikasi perasaan tentang situasi krisis atau trauma masla lalu
- Monitor perilaku seksual yang sesuai
Terapeutik
- Hindari menempatkan tema sekamar dengan kesulitan komunikasi, riwayat
penyimpangan aktivitas seksual, atau risiko tinggi (mis. anak kecil)
- Tempatkan pada ruang tersendiri jika sangat berisiko perilaku seksual menyimpang
- Batasi mobilitas fisik (mis. pembatasan area)
- Gunakan mobilitas trnang dan mudah dipahami saat merespon verbalisasi dan
perilaku seksual menyimpang
- Berikan kegiatan pengalihan
- Beri konsekuensi jika melakukan penyimpangan perilaku seksual
- Diskusikan tentang cara memenuhi kebutuhan seksual yang sesuai
- Anjurkan tidak berhubungan seksual atau intim saat stress berat, jika perlu
- Konseling pelecehan/penganiayaan seksual, jika perlu
Edukasi
- Informasikan konsekuensi perilaku dan verbalisasi seksual yang menyimpang
- Ajarkan keterampilan sosial yang sesuai
- Edukasi seks sesuai tingkat perkembangan
Referensi:
Boyd, M.A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Holley, S.R. & Pasch, LA. (2015). Counseling lesbian, gay, bisexual, and transgender
patients. In Fertility Counseling. Cambridge: Cambridge University Press.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plants, and Medications. (9th
ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Program Latihan I.05179
Definisi:
Mengidentifikasi dan mengelola aktivitas fisik yang diprogramka secara aman dan efektif.
Tindakan:
Observasi
- Identifikasi pengetahuan dan pengalaman aktivitas fisik sebelumnya
- Identifikasi jenis aktivitas fisik
- Identifikasi kemampuan pasien beraktivitas
- Monitor tanda vital sebelum dan setelah latihan
Terapeutik
- Motivasi untuk memulai/melanjutkan aktivitas fisik
- Motivasi menjadwalkan program aktivitas fisik dari regular menjadi rutin
- Berikan reinforcement jika aktivitas fisik sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
bersama
- Libatkan keluarga dalam merencanakan dan memelihara program aktivitas fisik
Edukasi
- Jelaskan manfaat aktivitas fisik
- Anjurkan teknik pernapasan yang tepat selama aktivitas fisik
- Ajarkan tek ik latihan sesuai kemampuan
- Ajarkan menghindari cedera saat aktivitas fisik
- Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat
Referensi:
Chen, M. D. (2011). Effects of Exercise in Adults with Physical and Cognitive Disabillities-
A Meta-Analysis (Doctoral dissertation, University of Illinois at Chicago).
Duckett, S., & Willcox, S. (2015). The Australian health care system (No. Ed. 5). Oxford
University Press.
Kavousi, E., Khazaei, Z., Amini, A., Fattahi, E., Panahi, A., Sohrabivata, M., … & Goodarzl,
E. (2017). Promoting Behaviors of Healthiness in two Domains of Physical Activity and
Nutrition Status in High School Students. Int J Pediatr.
Kumar, Y., & Vibnu, I. (2016). Yoga-a Key to Unlock the Secret of All Facets of Healthiness
in Modern Time.

Manajemen Prolapsus Rektum I.04157


Definisi:
Mengidentifikasi, mencegah dan/atau mengurangi penonjolan abnormal pada rektum.
Tindakan:
Observasi
- Identifikasi riwayat prolapsus rektum
- Identifikasi frekuensi terjadinya perolapsus rektum
- Monitor inkontinensia usus
- Monitor status prolapsus rektum
- Periksa daerah rektal 10 menit setelah pengurangan manual untuk memastikan bahwa
prolapsus berada pada posisi yang benar
Terapeutik
- Berikan posisi miring kiri dengan lutut ditekuk ke arah dada saat terjadi perolapsus
rektum
- Tempatkan kain yang dilapisi air atau cairan NaCl pada rektum yang menonjol
- Lakukan tindakan manual dengan menekan prolaps menggunakan tangan yang
dilumasi dengan minyak atau jeli, jika perlu
- Dampingi dalam persiapan perioperatif untuk mengurangi ansietas
Edukasi
- Anjurkan menghindari feses yang mengeras, mengangkat, dan berdiri berlebihan
- Anjurkan mengatur fungsi kolon melalui diet, olahraga, dan pengobatan
- Anjurkan posisi berbaring untuk memfasilitasi kembalinya usus ke rektum secara
alami
Kolaborasi
- Kolaborasi untuk mengurangi prolapsus secara manual, jika perlu
Referensi:
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care. (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis Mosby
Elsevier.
Riniala Risto J. & Pakarinen Mikko P, Other Disorders of the Anus and Rectum, Anorectal
Function. Pediatric Surgery. Chapter 104, 1311-1320.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Propalsus Uteri I.07219


Definisi:
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan serviks uteri atau seluruh bagian uterus pada
kanalis vagina.
Tindakan:
Observasi
- Identifikasi riwayat kesehatan organ reproduksi
- Identifikasi riwayat kontraindikasi terapi pesarium (mis. infeksi pelvis, laserasi/luka,
tidak patuh, endometriosis)
- Periksa bagian uterus yang keluar melalui vagina
- Monitor tanda-tanda vital
Terapeutik
- Berikan latihan otot panggul (senam Kegel)
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan/pembedahan
- Jelaskan persiapan prosedur dan pasca pemasangan pesarium dan pembedahan
- Jelaskan pemenuhan kebutuhan seksual, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemasangan pesarium, jika perlu
- Kolaborasi tindakan pembedahan (mis. vetrrofikasi, histerektomi vagina, kolpektomi,
operasi Manchester), jika perlu
Referensi:
Alas, A. N., & Angger, J. T. (2015). Management of apical pelvic organ prolapse. Current
urology reports, 16(5). 33.
Bugge, C., Adams, E. J., Gopinath, D., & Reid, F. (2013). Pessaries (mechanical devices) for
pelvic organ prolapse in women. The Cochrane Library.
Cichowski, S., & Rogers, R. G. (2013). Nonsurgical management of rectovaginal fistula
caused by a Gellhom pessary. Obstetrics & Gynecology, 112(2, PART 2), 446-449.
Detollenaere, R. J., Dan Boon, J., Kluivers, K. B., Vierhout, M. E., & van Eijdhoven, H. W.
F. (2013). Surgical management of pelvic organ prolapse and uterine descent in the
Netherlands. International urogynecology journal, 24(5), 781-788.
Gueye, M., Ndiaye-Gueye, M. D., Mbaye, M., Cisse, M. L., Kane-Gueye,S. M., & Moreau, J.
C. (2013). Uterine cervical prolapse following delivery. Annals of Tropical Medicine and
Public Health, 6(6), 671.
Hsieh, C. H. (2001). A new laparoscopic technique for uterine prolapse: one- sided uterine
fixation through the round ligament. International urogynecology journal. 22(2), 213.
Khan, A. A., Eilber, K. S., Clemens, J. Q. , Wu, N., Pashos, C. L., & Anger, J. T. (2015).
Trends in management of pelvic organ prolapse among female Medicare beneficiaries.
American journal of obstetrics and gynecology, 212(4), 463-e1.

Nama: Lia Astuti


NIM: J210194194
SIKI: Halaman 216-217

Manajemen Putus Zat I.09292

Definisi
Mengelola dan merawat pasien yang mengalami detokfikasi zat.
Tindakan
Observasi
-Monitor sistem respiratori dan jantung (mis. Hipertensi, takikardia, bradipnea)
-Monitor perubahan tingkat kesadaran
-Monitor intake dan output cairan
-Monitor gejala putus zat (mis. Kelelahan, gangguan sensorik, iritabel, depresi, serangan
panik, ketagihan, insomnia, agitasi, nyeri otot, menguap, kelemahan, sakit kepala, pilek,
pupil, melebar, menggigil, anisietas, keringatan, mual, muntah, tremor, psikosis, dan ataksia)
Terapeutik
-Lakukan perawatan terhadap gejala putus zat
-Berikan nutrisi adekuat (mis. Asupan oral sedikit tapi sering)
-Ciptakan lingkungan dengan stimulasi rendah (mis. Bicara dengan suara rendah dan pelan,
yakinkan pasien aman, ciptakan lingkungan nyaman, tenang, dan tidak berbahaya)
-Reorientasi realitas
-Fasilitas kegiatan sehari-hari
-Fasilitas dukungan keluarga
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur manajemen putus zat
-Anjurkan berpatisipasi pada dukungan tindak lanjut (mis. Terapi kelompok, konseling
individu, atau keluarga, program pemulihan zat)
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberiamn obat (mis. Benzodiazepin, klorpromazin. Diazepam, subsitusi
nikotin, fenobarbital, klonidin, trazodone, metadon, agonis alfa-2 adrenal, dan antipsikotik)

Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychlatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Willkins.
Stuart. G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Towneend, M. (2014) Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Reaksi Alerg I.14520

Definisi
Mengidentifikasi dan mengola respon reaksi alergi
Tindakan
Observasi
-Identifikasi penyebab dan riwayat alergi (mis. obat. makanan, debu, udara, lateks, transfusi
darah)
-Monitor gejala dan tanda reaksi alergi (mis. muka merah, urtikaria, angioedema, batuk
paroksismal, gelisah, dispnea, sianosis, wheezing atau syok)
-Monitor selama 30 menit setelah pemberian agen farmakologis (mis. antibiotik)
Terapeutik
-Pasang gelang tanda alergi pada lengan
-Hentikan paparan alergan
-Berikan bantuan hidup dasar selama terjadi syok anafilaktik
-Lakukan tes alergi
Edukasi
-Informasikan tentang alergi yang dialami
-Ajarkan cara menghindari dan mencegah paparan alergan dari lingkungan atau lainnya
-Ajarkan pertolongan pertama syok anafilaktik
Kolaborasi
-Kolaborasikan pemberian obat-obat anti alergi

Referensi
Berman,A.,Snyder,S. & Fradsen. G. (2016). Kozier & Erb’s Funddamental of Nursing (10th
ed.).
USA: Pearson Education.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8th ed.).USA: Jones
& Barlett Learning.
Ignatavicius Worloman (2015). Medical Surgical Nursing, Patient-Centrored Collaborative
Care (8th ed.). St Louls: Mosby Elsevier.
Willkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett. K. & Smith, M. H. (2016). Fundamental of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Manajemen Sedasi I.08239

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pemberian obat penenang.
Tindakan
Observasi
-Indentifikasi riwaray dan indikasi penggunaan sedasi
-Periksa alergi terhadap sedasi
-Monitor tingkat kesadaran
-Monitor tanda vital pasien
-Monitor saturasi oksigen
-Moniitor irama jantung
-Monitor efek samping obat-obatan
Terapeutik
-Berikab informed consent
-Sediakan peralatan resusitasi darurat (mis.oksien,obat-obatan,defibrillator)
-Pasang jalur IV,jika perlu
-Berikan obat sesuai protocol dan prosedur
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian sedasi
-Jelaskan efek terapi dan efek sampng sedasi
Kolaborasi
-Kolaborasi penentuan jenis dan metode sedasi

Referensi
Bums,S.M. (2014) AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York: McGraw-
HIII
Education.
Doenges, M.E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Indivuduallzing Client Care
Across
The Life Span. (8th ed.). Philedelphla: F.A. Davis Company.
Derr.P., McEvoy,M., & Tardiff,J. (2014). Emergency & Critical Care (8th ed.). USA: Jones &
Barlett Leaming. ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA:
Sauders Elsevier.
1. MANAJEMEN SENSASI PERIFER(I.06195)
#Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola ketidaknyamanan pada perubahan sensasi perifer
# Tindakan :
@ Observasi
- Identifikasi perubahan sensasi
- Identifikasi penggunaan alat pengikat, prosthesis, sepatu, dan pakaian
- Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
- Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
- Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan tekstur benda
- Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
- Monitor perubahan kulit
- Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli vena

@Terapeutik

- Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas atau dingin)

@Edukasi

- Anjurkan penggunaan termometer untuk menguji suhu air


- Anjurkan penggunaan sarung tangan termal saat memasak
- Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit rendah
- Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu

@Referensi

- Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing
(10th ed). USA: Pearson Education
- Dougherty, L. and Lister, S. ed., 2015. The Royal Marsden Manual Of Clinical Nursing
Procedures(9th ed).UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
- Perry, A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby
Elsevier
- Wilkinson, J.M., Treas, L.S, Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamental of Nursing
(3rd ed). Philadelpia: F.A. Davis Company.

2. MANAJEMEN SINDROM PREMENSTRUASI(I.07220)


# Definisi : mengidentifikasi dan mengelola gejala fisik dan/ perilaku yang terjadi selama fase
luteal pada siklus menstruasi
# Tindakan :
@ Observasi
- Identifikasi gejala yang sering dikeluhkan (mis. Kembung,kram pada perut, sifat lekas
marah, mudah tersinggung)
@ Terapeutik

- Berikan kompres hangat pada abdomen


@ Edukasi

- Anjurkan olahraga teratur atau aerobic sedang


- Anjurkan mengkonsumsi makanan/minuman kaya kalsium
- Anjurkan membatasi garam, kafein, cokltat, alcohol, dan lemak
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi stress

@ Kolaborasi

- Rujuk ke spesialis, jika perlu

@ Referensi

- Alden, K.R., Lowdermilk, D.L., Cashion, M.C., & Perry, S.E. (2013). Maternity and
Women’s Care E-Book. Elsevier Health Science.
- Lowdermilk, D.L., Perry. S.E., Cashion. M.C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health
Science
- Green. LJ. O’Brien PMS, Panay N. (2017). Craig M On Behalf of the Royal College of
Obstricians and Gynaecologists. Management of Prementruasi Syndrome.
BJOG;124:e73-e105.
- O’Brien, S., Rapkin, A., Dennerstein, L., & Nevatte, T. (2011). Diagnosis and
Management of Premenstrual Disorders. BMJ, 342, d2994.

3. MENEJEMEN SPESIMEN (I.02046)


# Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola pengambilan serta penyimpanan bahan untuk
pemeriksaan laboratorium
# Tindakan:
@ Observasi
- Identifikasi jenis pemeriksaan specimen

@ Terapeutik

- Ambil specimen sesuai kebutuhan


- Sediakan penampung specimen, sesuai kebutuhan
- Tamping spesium dalam penampung (container) yang tepat
- Tutup rapat spesimen untuk mencegah kebocoran dan kontaminasi
- Simpan specimen yang telah diambil sesuai prosedur
- Labeli specimen dengan data-data yang diperlukan (mis. Nama pasien, nomor rekam,
tanggal dan waktu pengambilan spesimen)
- Lengkapi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium

@ Edukasi

- Ajarkan cara pengambilan specimen dengan tepat, jika perlu

@Referensi

- Berman, A., Snyder, S. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10 th ed)
USA: Pearson Education.
- Dougherty, L. and Lister, S. ed., 2015. The Royal Marsden Manual Of Clinical Nursing
Procedures (9th ed).UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
- Perry, A.G. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby
Elsevier
- Wilkinson, J.M., Treas, L.S, Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamental of Nursing
(3rd ed). Philadelpia: F.A. Davis Company.

4. MENEJEMEN SPESIMEN DARAH (I.02047)


# Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola pengambilan serta penyimpanan darah untuk
pemeriksaan laboratorium.
# Tindakan
@ Observasi
- Identifikasi jenis pemeriksaan specimen

@ Terapeutik

- Ambil sempel darah, sesuai kebutuhan


- Sediakan wadah specimen darah yang diperlukan
- Gunakan alat untuk mengambil specimen sesuai kebutuhan
- Simpal specimen yang dikumpulkan sesuai waktu dan protocol
- Tutup semua wadah specimen untuk mencegah kebocoran atau kontaminasi
- Labeli specimen dengan data-datayang diperlukan (mis. Nama pasien, nomor rekam,
tanggal dan waktu pengambilan spesimen)
- Lengkapi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
- Kirim specimen ke laboratorium

@ Referensi

- Bums, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed). New York: MC
Graw-Hill Education.
- ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed). USA: Sauders Elsevier
- Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Llaw, W. (2010). The Current Situation
and Trends in the clinical Treatment of Shock. Journal of Nursing, 57(1). 11-16.
- Zadini, F., Newton, E., Abdi, A.A., Lenker, J., Zanidi, G., & Henderson, S.O. (2008). Use
of the trendelenburg position in the porcine model improves carotid flow during
cardiopulmonary resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine, 9(4), 206-211.

Manajemen Stres (I.09293)


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola tingkat stres dengan tujuan meningkatkan fungsi individu.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tingkat stres
- Identifikasi stresor

Terapeutik
- Lakukan reduksi ansietas (mis. anjurkan napas dalam sebelum prosedur, berikan informasi
tentang prosedur)
- Lakukan manajemen pengendalian marah, jika perlu
- Pahami reaksi marah terhadap stresor
- Bicarakan perasaan marah, sumber dan makna marah
- Berikan kesempatan untuk menenangkan diri
- Pastikan keselamatan pasien, anggota keluarga dan staf
- Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup untuk mengembalikan tingkat energy
- Gunakan metode untuk meningkatkan kenyamanan dan ketenangan spiritual
- Pastikan asupan nutrisi yang adekuat unutk meningkatkan resistensi tubuh terhadap stres
- Hindari makanan yang mengandung kafein, garam dan lemak

Edukasi
- Anjurkan mengatur waktu untuk mengurangi kejadian stres
- Anjurkan mengendalikan tuntutan orang lain dengan negosiasi atau mengatakan “tidak”
- Anjurkan memenuhi kebutuhan yang prioritas dan dapat diselesaikan
- Anjurkan latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan biologis dan emosional 30 menit
tiga kali seminggu
- Anjurkan menggunakan teknik menurunkan stres yang sesuai untuk diterapkan di rumah
sakit maupun pada situasi lainnya
- Ajarkan teknik menurunkan stres (mis. latihan pernapasan, masase, relaksasi progresif,
imajinasi terbimbing, biofeedback, terapi sentuhan, terapi murattal, terapi musik, terapi
humor, terapi tertawa, meditasi)

Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M. F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, care Plans, and Medications. (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Manajemen Syok (I.02048)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrient
untuk mencukupi kebutuhan jaringan.
Tindakan
Observasi
- Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
- Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
- Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
- Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformitiy/deformitas, open
wound/luka terbuka, terderness/nyeri tekan, swelling/bengkak)

Terapeutik
- Pertahankan jalan napas paten
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
- Berikan posisi syok (modified Trendelenberg)
- Pasang jalur IV
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
- Pasang selang nasogastric untuk dekompresi lambung

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 mL/kgBB pada anak
- Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The current situation and
trends in the clinical treatment of shock. Journal Of Nursing, 57(1), 11-16.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker, J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use
of The Trendelenburg Position in the Porcine Model Improves Carotid Flow During
Cardiopulmonary Resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine, 9(4), 206-211.
Manajemen Syok Anafilaktif (I.02049)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrient
untuk mencukupi kebutuhan jaringan yang disebabkan oleh dilatasi pembuluh darah masih
akibat reaksi alergi dan produksi histamine.
Tindakan
Observasi
- Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
- Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dari haluaran, turgor kulit, CRT)
- Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil

Terapeutik
- Pertahankan jalan napas paten
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
- Berikan posisi syok (modified Trendelenberg)
- Pasang jalur IV
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
- Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung,jika perlu

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian epinefrin
- Kolaborasi pemberian dipenhidramin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
- Kolaborasi krikotiroidotomi, jika perlu
- Kolaborasi intubasi endotrabeal, jika perlu
- Kolaborasi pemberian resusitasi cairan, jika perlu

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The current situation and
trends in the clinical treatment of shock. Journal Of Nursing, 57(1), 11-16.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker, J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use
of The Trendelenburg Position in the Porcine Model Improves Carotid Flow During
Cardiopulmonary Resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine, 9(4), 206-211.
Manajemen Syok Hipovolemik (I.02050)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrient
untuk mencukupi kebutuhan jaringan akibat kehilangan cairan/darah berlebih.
Tindakan
Observasi
- Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
- Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dari haluaran, turgor kulit, CRT)
- Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
- Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformitiy/deformitas, open
wound/luka terbuka, terderness/nyeri tekan, swelling/bengkak)
- Pertahankan jalan napas paten
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
- Lakukan penekanan langsung (direct pressure) pada perdarahan eksternal
- Berikan posisi syok (modified Trendelenberg)
- Pasang jalut IV berukuran besar (mis. nomor 14/16)
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
- Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 mL/kgBB pada anak
- Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The current situation and
trends in the clinical treatment of shock. Journal Of Nursing, 57(1), 11-16.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker, J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use
of The Trendelenburg Position in the Porcine Model Improves Carotid Flow During
Cardiopulmonary Resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine, 9(4), 206-211.

I.02051
Manajemen Syok Kardiogenik
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrien
untuk mencukupi kebutuhan jaringan akibat penurunan fungsi pompa jantung.

Tindakan
Observasi

 Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
MAP)
 Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
 Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
 Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
 Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/ deformitas,
open wound/ luka terbuka, tenderness/ nyeri tekan, swelling/ bengkak)
 Monitor EKG 12 lead
 Monitor rontgen dada (mis. kongesti paru, edema paru, pembesaran jantung
 Monitor enzim jantung (mis. CK, CKMB, Troponin)
 Identifikasi penyebab masalah utama (mis. volume, pompa, atau irama)
Terapeutik

 Pertahankan jalan napas paten


 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
 Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
 Pasang jalur IV
 Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin
 Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung, jika perlu
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian inotropik (mis. dobutamine), jika TDS 70-100mmHg tanpa


disertai tanda/ gejala syok
 Kolaborasi pemberian vasopressor (mis. dopamine), jika TDS 70-100mmHg disertai
tanda/ gejala syok
 Kolaborasi pemberian vasopressor kuat (mis. norepinefrin), jika TDS <70mmHg
 Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
 Kolaborasi pompa intra-aorta, jika perlu

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The Current Situation and
Trends in the Clinical Treatment of Shock. Journal of Nursing, 57(1), 11-16.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.

I.02052
Manajemen Syok Neurogenik
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrien
untuk mencukupi kebutuhan jaringan yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah
masif akibat cedera spinal dan kehilangan tonus simpatis.

Tindakan
Observasi

 Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
MAP)
 Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
 Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
 Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
 Monitor hipotermia akibat disfungsi hipotalamus
 Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/ deformitas,
open wound/ luka terbuka, tenderness/ nyeri tekan, swelling/ bengkak)
Terapeutik

 Pertahankan jalan napas paten


 Lakukan stabilisasi spinal (mis. servical collar)
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
 Persiapkan itubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
 Pasang IV
 Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin
 Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian vasopressor (mis. phenylephrine)


 Kolaborasi pemberian atropine untuk mengatasi bradikardia, jika perlu
 Kolaborasi pemberian methylprednisolone

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The Current Situation and
Trends in the Clinical Treatment of Shock. Journal of Nursing, 57(1), 11-16.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
I.02053
Manajemen Syok Obstruktif
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrien
untuk mencukupi kebutuhan jaringan yang disebabkan oleh restriksi pengisian diastolik
ventrikel kanan akibat kompresi/ penekanan pada jantung (mis. tamponade jantung),
tension pneumothorax, atau emboli paru).

Tindakan
Observasi

 Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
MAP)
 Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
 Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
 Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
 Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/ deformitas,
open wound/ luka terbuka, tenderness/ nyeri tekan, swelling/ bengkak)
 Identifikasi penyebab sedini mungkin
Terapeutik

 Pertahankan jalan napas paten


 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
 Persiapkan itubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
 Pasang IV
 Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin
 Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap, elektrolit dan koagulasi
Kolaborasi

 Kolaborasi perikardiosentesis, jika tamponade jantung


 Kolaborasi needle decompression atau chest tube, jika tension pneumothorax
 Kolaborasi terapi antitrombolitik, jika emboli paru

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The Current Situation and
Trends in the Clinical Treatment of Shock. Journal of Nursing, 57(1), 11-16.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker, J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use of the
Trendelenburg Position in the Porcine Model Improves Carotid Flow during
Cardiopulmonary Resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine. 9(4), 206-
211.

I.02054
Manajemen Syok Septik
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan nutrien
untuk mencukupi kebutuhan jaringan yang disebabkan oleh infeksi masif dan pelepasan
endotoksin.

Tindakan
Observasi

 Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
MAP)
 Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
 Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
 Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
 Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/ deformitas,
open wound/ luka terbuka, tenderness/ nyeri tekan, swelling/ bengkak)
 Monitor kultur (mis. darah, eksudat, urin, sputum)
Terapeutik

 Pertahankan jalan napas paten


 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
 Persiapkan itubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
 Berikan posisi syok (modified Trendelenberg)
 Pasang IV
 Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin
 Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap, elektrolit dan kultur
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian resusitasi cairan untuk mencapai CVP 8-12mmHg dalam 6 jam
pertama
 Kolaborasi pemberian agen vasoaktif (mis. dopamine), jika MAP <60mmHg
 Kolaborasi transfusi PRC, jika saturasi oksigen <70%

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw, W. (2010). The Current Situation and
Trends in the Clinical Treatment of Shock. Journal of Nursing, 57(1), 11-16.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker, J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use of the
Trendelenburg Position in the Porcine Model Improves Carotid Flow during
Cardiopulmonary Resuscitation. Western Journal of Emergency Medicine. 9(4), 206-
211.
Manajemen Teknologi Kesehatan I.14521
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola berbagai perangkat teknalogi untuk memantau,
meningkatkan atau mempertahankan kesehatan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi Indikasi penggunaan peralatan untuk mendukung kesehatan pasien
- Monitor pengaruh penggunaan peralatan pada aspek fisiologis, psikologis, dan fungsi
sosial pasien

Terapeutik
- Sediakan peralatan siaga atau kegawatdaruratan, jika perlu
- Ubah atau ganti peralatan perawatan pasien, sesuai protocol
- Pertahankan peralatan dalam keadaan-baik
- Kalibrasi peralatan secara rutin, sesuai protocol
- Simpan peralatan darurat di tempat yang mudah dijangkau
- Verifikasi data yang diunduh dari peralatan biomedis ke catatan kesehatan elektronik
- Tampikan ringkasan klinis dan analisis kecenderungan data terkait kondisi pasien
- Bandingkan data kondisi pasien yang diperoleh dari peralatan dengan hasil pengkajian
perawat
- Fasilitasi pengambilan keputusan etis terkait penggunaan peralatan pendukung kehidupan,
jike perlu
- Fasilitasi interaksi antara anggota keluarga dan pasien yang menerima peralatan
pendukung kehidupan
Edukasi
- Jelaskan potensi risiko dan manfaat penggunaan peralatan
- Ajarkan cara mengoperasikan peralatan

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan elektromedis untuk pengecekan peralatan secara berkala, jika perlu
- Konsultasi dengan tenaga kesehatan lainnya terkait rekomendasi peralatan yang sesual
untuk pasien

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th
ed.). USA: Pearson Education.
Kolzer, J. F., & Garcia, R. (2003). Clinical enginering in medical technology assessment. In
Engineering in Medicine and Biology Society, 2003. Proceedings of the 25th Annual
International Conference of the IEEE, 4, 3640-3643.
LI, H., Cao, p., & Zhao, Z. (2011). Study on the Situation of Medical Technlogy Evaluation
Research Results (J). Science and Technology Management Research, 5, 018.
Nguh, J. F. (2011). The Role of Information Technology in Emergency Preparedness:
Assessment of lts Utilization and Effectiveness by Local Health Dapartment (Doctoral
Dissertation, Walden University).

Manajemen Teknologi Sistem Reproduksi I.07221

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola berbagai teknologl Infertilitas secara aman dan efektif.

Tindakan
Observasi
- Periksa pertumbuhan folikel dengan ultrasound
-
Terapeutik
- Siapkan untuk transfer embrio
- Lakukan tes kehamilan

Edukasi
- Jelaskan risiko, kemungkinan keguguran, kehamilan ektopik dan hiperstimulasi ovarium
- Jelaskan gejala hiperstimulasi ovarium
- Jelaskan modalitas pengobatan (mis. Inseminasi intrauterin, fertilisasi in vitro-transfer
embrio (IVF-ET), transfer intrafallopian gamet (GIFT), zigot transfer intrafallopian
(ZIFT))
- Ajarkan teknik prediksi dan pendeteksian ovulasi (mis. suhu basal dan tes urine)
- Ajarkan pemberian timulant ovulasi

Kolaborasi
- Kolaborasi pelaksanaan skrining dengan tim fertilisasi in vitro
- Rujuk ke konseling prakonsepsi, jika perlu
- Rujuk konseling genetik, jika perlu
- Rujuk ke kelompok pendukung infertilitas, jika perlu

Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and
Women's Heath Care E-Book. Elsevier Health Sciences.
Farqurhar, C., Rishworth, J. R., Brown, J., Nelen, W. L., & Marjoribanks, J. (2014). Assisted
reproductive technology: an overview of Cochrane Reviews. Cochrane Database Syst
Rev, 12.
Lowdermilk, D. L., Pery, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Matermity Nursing. Elsevier
Health Sciences.
Luke, B., Starn, J. E., Kosrlchuck, M., Declercq, E. R., Andarka, M, & Diop, H. (2018). Birth
Outcomes by Infertility Treatment. Analyses of the Population-Baced Cohort:
Massachusetts Outcomes Study of Aselstad Reproductive Technologies (MOSART).
The Journel of reproductive madicine, 61(3-4), 114-127.

Manajemen Terapi Radiasi I.08240

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola efek samping perawatan radiasi.

Tindakan
Observasi
- Monitor efek samping den efek toksik terapi
- Monitor perubahan integritas kulit
- Monitor anoreksia, mual, muntah, perubahan rasa, esophagitis, dan diare
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik, anemia, dan perdarahan

Tarapeutik
- Berikan perawatan kult jika terjadi infeksi
- Batasi kunjungan

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapl radiasi
- Jelaskan efek radiasi pada sel keganasan
- Jelaskan protokol proteksi kepada pasien, keluarga, dan pengunjung
- Anjurkan membersihkan mulut dengan menggunakan alat pembersih gigj, jika perlu
- Anjurkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
- Ajarkan cara mengatasi kelelahan dengan merencanakan waktu istirahat dan pembatasan
aktifitas
- Ajarkan cara mencegah infeksi (mis. menghindari keramaian, menjaga kebersihan, dan
mencuci tangan)

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat untuk mengendalikan efek samping (mis. antiemetik)
Referensi
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavičlus & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louls: Mosby Elsevler.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014).
Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.).
St. Louls, Missourl: Mosby Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.) St Louis: Elsevier.

Manajemen Trauma Perkosaan I02055


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola dukungan emosional dan fisik setelah terjadi pemerkosaan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi apakah sudah membersihkan diri setelah pemerkosaan
- Identifikasi status mental, kondisi fisik (mis. pakaian, kotoran, dan debris), kejadian, bukti
kekerasan, dan riwayat ginekologis
- Identifikasi adanya luka, memar, perdarahan, laserasi, atau tanda cedera fisik lain

Terapeutik
- Berikan pendampingan selama perawatan
- Lakukan prosedur pemeriksaan pemerkosaan (mis. beri label, simpan pakaian kotor,
sekresi dan rambut vagina)
- Amankan sampel sebagai bukti proses hukum, jika perlu
- Lakukan intervensi krisis, jika perlu
- Tawarkan pengobatan pencegah kehamilan dan antibiotik profiaksis
- Rujuk ke program advokasi pemerkosaan
- Dokumentasikan sesuai dengan protocol

Edukasi
- Jelaskan proses hukum yang tersedia
- Jelaskan prosedur pemeriksaan pemerkosaan dan informed consent tindakan

Kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan HIV, jika diindikasikan

Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5 th ed.). Philadelphie:
Lippincott Williems & Wilkins.
Resnick, H., Aclerno, R., Holmes, M., Dammeyer, M., & Kilpairick, D. (2000). Emergency
evaluation and intervention with female victims of rape and other violence. Journal of
Clinical Paychology, 56(10), 1317- 1333.
Westmariand, N., & Alderson, S. (2013). The health, mental health, and well-being benefits
of rape crisis counseling. Journal of interpersonal Violence. 28(17), 3265-3282.
dol:http://dc.dol.org/10.1177/0886260513496899
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9 th
ed.). Philadelphia: F.A Davis Company
.
Nama : Sabrilla Putri Anantiya
NIM : J210194202
Nursing
I/3

1.02055
Manajemen Trombolitik
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan obat-obatan untuk menghancurkan atau
melarutkan gumpalan darah (thrombus).

Tindakan
Observasi :
 Periksa kontraindikasi terapi trombolitik (mis. riwayat trauma atau
pembedahan, stroke pembedahan saraf dalam 2 bulan terakhir, ulkus
gastrointestinal).
 Monitor tekanan darah (setiap 15 menit pada 2 jam pertama, setiap 30 menit
selama 6 jam berikutnya dan setiap 60 menit selama 16 jam berikutnya).
 Monitor sisi insersi terhadap tanda-tanda perdarahan atau hemotama (mis.
setiap 15 menit pada 1 jam pertama, setiap 30 menit pada 1 jam kedua, dan
setiap 1 jam hingga terapi dihentikan).
 Monitor respons terhadap terapi (mis. normalisasi segmen ST, nyeri dada
barkurang disritmia tidak terjadi, kadar enzim jantung menurun.
Terapeutik :
 Pasang monitor jantung selama terapi tombolitik dan 12-24 jam setelahnya
 Berikan oksigen untuk mempertahankan SaO, >94%
 Pasang akses intravana
 Berikan agen trombolitik sesuai indikasi
 Hindari kepala tampat tidur >15°
 Pertahankan tirah baring selama 6 jam setelah terapi
 Hentikan segera infus trombolitik jika terjadi perdarahan dan alergi
 Lakukan penekanan pada sisi insersi selama 30 menit jika terjadi perdarahan
Edukasi :
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian trombolitik
 Jelaskan efek samping penberian trombolitik
 Anjurkan ekstremitas sisi insersi tetap lurus
 Anjurkan membatasi aktivitas untuk menurunkan risiko cedera dan perdarahan

Kolaborasi
 Kolaborasi pemeriksaan CT Scan otak setelah 12-24 jam untuk evaluasi
neurologis, jika perlu
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Castie, N. (2006). Reperfusion therapy. Emergency Nurse (through 2013), 13(9), 25-
35.
Felicilda-Reynaldo, R. (2013). Circulation savers: Thrombolytic therapy. Medsurg
Nursing, 22(6), 393-7.
Revell, D. (2001). Thrombolytic therapy: An A&E perspective. Emergency Nurse
(through 2013), 8(8), 32-8.
Tough, J., & Berry, L. (2005). Thrombolytic therapy in acute myocardial infarction.
Nursing Standard (through 2013), 19(37), 55-64.
Woods, S.L, Frooelicher, A. S. Motzer, S. U., & Bridges, E. J. (2010). Cardiac
Nursing (6th ed.). Philadelphia: Lippincott WIlliams & Wikins.

1.06198
Manajemen Unilateral Neglect
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kemampuan perseptual yang terganggu.
Tindakan
Observasi :
 Periksa status mental
 Periksa fungsi motorik dan fungsi sensorik - Periksa perhatian dan respons
afektif
 Monitor respon abnormal terhadap tiga jenis rangsangan utama: sensorik,
visual dan pendengaran
Terapeutik :
 Berikan umpan balik yang realistis tentang defisit perseptual
 Lakukan perawatan kebutuhan dasar
 Posisikan ekstremitas yang terkena dengan benar dan aman
 Tempatkan alat yang dibutuhkan dekat dengan jangkauan
 Atur ulang ingkungan sesuai dengan kebutuhan
 Hindari memindahkan alat yang sudah diingat pasien
 Fasilitasi melakukan aktivias sehari-hari
Edukasi :
 Latih ROM akif dan/atau pasit, jka perlu
 Anjurkan melakukan ROM akif dan/atau pasif secara rutin
Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan terapis okupasi untuk memfasilitasi reintegrasi bagian tubuh
yang sakit
Referensi :
Berman. A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Enb's Fundamentals of
Nursing (10th ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).
UK: The Royal Marsder NHS Foundation Trust.
Ignataviclus & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered
Collaborative Care (8th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Lewis, S. L, Dirksen, S. R. Heitkemper. M. M., Bucher. L. & Harding, M. M. (2014).
Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems
(9th ed.). st Louis: Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

1,01013
Manajemen Ventilasi Mekanik
Definisi
Mengidendfikasi dan mengelola pemberian sokongan napas buatan melalui alat yang
diinsersikan ke dalam trakea.
Tindakan
Observasi :
 Periksa indikasi ventilator mekanik (mis. kelelahan otot napas, disfungsi
neurologis, asidosis respiratorik).
 Monitor efek ventilator ternhadap status oksigenasi (mis. bunyi paru, X ray
paru, AGO, SaO₂, SvO₂, ETCO₂, respon subyektif pasien).
 Monitor kiteria perlunya penyapihan ventilator.
 Monitor efek negatif ventilator (mis, deviasi trakea, barotrauma, volutrauma,
penurunan curah jantung, distensi gaster, emfisema subkutan).
 Monitor gejala peningkatan pernapasan (mis, peningkatan denyut jantung atau
penapasan, peningkatan tekanan darah, diaforesis, perubahan status mental).
 Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi oksigen (mis, demam,
menggigil, kejang, dan nyeri).
 Monitor gangguan mokusa oral, nasal, trakea dan laring
Terapeutik :
 Atur posisi kepala 45-60° untuk mencegah aspirasi
 Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
 Lakukan perawatan mulut secara rutin, termasuk sikat gigi setiap 12 jam
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Lakukan penghisapan lendir sesuai kebututan
 Siapkan bag-valve mask di samping tempat tidur untuk antisipasi malfungsi
mesin
 Berikan media untuk berkomunikasi (mis. kertas, pulpen)
 Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau sesuai protokol
 Dokumentasikan respon terhadap ventilator
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemilihan mode ventilator (mis. kontrol volume, kontrol tekanan
atau gabungan)
 Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedatif, analgesik, sesuai kebutuhan
 Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi
alveolus.
Referenisi
Burns. S M (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.) New York:
McGraw-Hill Education.
Cutler, C. & Davins, N. (2005) improving oral care in patients receving mechanical
ventilation. American Journal Of Critical Care, 14(5), 389-394.
Eldh, A. C.. Vogel, G. Söderberg. A., Blomavist, H., & Wengstrom, Y. (2013). Use of
Evidence in Clinical Guidelines and Everyday Practice for Mechanical
Ventilation in Swedish Intensive Care Units. Worldviews On Evidence-Based
Nursing, 10(4), 198-207. doi:10.1111/wvn.12008.
Mondor, E (2017) Alveoli, Airways, Volumes and Ventilators: Breathing Easier
About Mechanical Ventilation. Canadian Journal Of Critical Care Nursing,
28(2), 43.

1.09295
Manajemen Waham
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kenyamanan, keamanan, dan orientasi realitas pasien
yang
mengalami keyakinan yang keliru dan menetap yang sedikit atau sama sekall tidak
berdasar pada kenyataan.
Tindakan
Observasi :
 Monitor waham yang isinya membahayakan diri sendir, orang lain dan
lingkungan
 Monitor efek terapeutik dan efek samping obat.
Terapeutik :
 Bina hubungan interpersonal saling percaya
 Tunjukkan sikap tidak menghakimi secara konsisten
 Diskusikan waham dengan berfokus pada perasaan yang mendasari waham
("Anda terlihat seperti sedang merasa ketakutan” )
 Hindari perdebatan tentang keyakinan yang keliru, nyatakan keraguan sesuai
fakta
 Hindari memperkuat gagasan waham
 Sediakan lingkungan aman dan nyaman
 Berikan aktivitas reakreasi dan pengalihan sesuai kebutuhan
 Lakukan intervensi pengontrolan perilaku waham (mis. limit setting,
pembatasan wilayah, pengekangan fisik, atau sekuisi).
Edukasi :
 Anjurkan mengungkapkan dan memvalidasi waham (uji realitas) dengan orang
yang dipercaya (pemberi asuhan/keluarga)
 Anjurkan melakukan rutinitas harian secara konsisten
 Latih manajemen stres
 Jelaskan tentang waham serta penyakit terkait (mis. delirium, skizofrenia, atau
depresi), cara
 mengatasi dan obat yang diberikan
Kolaborasí
 Kolabarasi pemberian obat, sesuai Indikasi
Refrensi
Ansari, M., & Jahan, M. (2015). Efficacy of cognitive behaviour therapy in
management of delusion, hallucination in patients with schizophrenia. Indian
Journal of Health & Wellbeing, 6(5), 480-483.
Armish, A. A. (2017). Mental Health and Trust: Dealing with Persecutory Delusion. i-
Manager's Journal on Nursing, 7(1), 5-8.
Boyd, M. A. (5th ed.). (2008). Psychiatric nursing: Contemporary practice. lippincott
Williams & wilkins.
Townsend, M. C. (2014). Psychiatric nursing: assessment, care plans, and
medications. (9th ed.). Philadelphia F. A. Davis. Company.
Mediasi konflik
I.09296
Definisi
Memfasilitasi komunikasi konstruktif dalam penyelesaian masalah dengan cara yang dapat
diterima bersama.

Tindakan
Observasi 
- Monitor alur proses mediasi 
Terapeutik 
- Ciptakan suasana yang netral dalam proses komunikasi 
- Gunakan berbagai teknlk komunikasi (mis. mendengar aktif, parafrase, refleksi)
- Diskusikan masalah  
- Fasilitasi mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah
- Fasilitasi kedua belah pihak dalam menerima penyelesaian yang disepakati
- Berikan penguatan positif terhadap upaya penyelesaian masalah
Edukasi
- Anjurkan mengungkapkan masalah yang dialami
- Anjurkan menggunakan panduan dalam proses komunikasi

Referensi
Coleman, P. T., Kugler. K. G., Mazzaro, K., Gozzi, C., El Zokm, N., & Kressel, K. (2015).
Putting the peaces together: A situated model of mediation. International Journal of Conflict
Management, 26(2), 145-171.

Kressel, K, (2006}. Personal reflections on Morton Deutsch‘s influence on the study of


mediation. Peace and Conflict: Journal of Peace Psychology, 12(4), 367-384.

Minimalisasi rangsangan I.08241

Definisi
Mengurangi jumlah atau pola rangsangan yang ada (baik internal atau eksternal).

Tindakan
Observasi 
- Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri, kelelahan)
Terapeutik 
- Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising, terlalu terang)
- Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
- Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
- Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan
Edukasi 
- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur pencahayaan ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi kunjungan)

Kolaborasi
- Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
- Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus

Referensi
Chen, Z., Veling, H., Dijksterhuis, A., & Holland, R.W. (2016). How does not responding to
appelitive stimuli cause devaluation: Evaluative conditioning or response inhibition? Journal
of Experimental  Psychology:General,145(12).1687-1701.
doi:http://dx.doi.org/10.1037/xge0000236

Newman, J. P., Wallace, J. F., Strauman, T. J., Skolaski, R. L., Oreland, K. M., Mattek, P.
W., McNeel, J. (1993). Effects of motivationally significant stimuli on the regulation of
dominant responses. Journal of Personality and Social Psychology. 65(1). 165-175.
doi:http://dx.doi.org/10.1037/0022-3514.65.1.165

Townsend, M.C., (2011). Nursing Diagnoses in Psychiatric Nursing: Care Plans and
Psychotropic Medications (8th ed). Philadelphia: F.A Davis Company.

Mobilisasi keluarga I.13483

Definisi
Memanfaatkan kekuatan keluarga untuk mempengaruhi kesehatan pasien secara positif

Tindakan
Observasi
- ldentifikasi kekuatan dan sumber daya di dalam keluarga dan masyarakat
- Identifikasi kesiapan dan kernampuan anggota keluarga untuk belajar 
- Identifikasi keterbatasan, kemajuan, dan implikasi perawatan 
Terapeutik  
- Jadilah pendengar yang baik untuk anggota keluarga 
- Bina hubungan saling percaya dengan anggota keluarga 
- Buat keputusan rencana perawatan bersama anggota keluarga
- Dukung kegiatan keluarga dalam mempromosikan kesehatan atau pengelolaan kondisi 
- Libatkan anggota keluarga untuk mengidentifikasi layanan kesehatan dan sumber daya 
masyarakat 
Edukasi 
- Berikan informasi kesehatan kepada keluarga, sesuai kebutuhan
Kolaborasi
- Rujuk anggota keluarga pada dukungan kelompok, jika perlu

Referensi
Deatrick, J. A. (2006). Family Partnerships in Nursing Care. In M. Craft. Rosenberg & M.
Krajieck (Eds), Nursing Excellence For Children & Families. New York: Springer

Friedman, M. M., Bowden, V. R., Jones, E. G. (2010). Family Nursing: Research, Theory
and Practice. (Fifth Edition). New Jarsey. Prentice Hall

Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population - Centered


Health Care in the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision. 

Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial


I.13484

Definisi
Mengubah pengembangan atau peningkatan keterampilan sosial interpersonal.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan sosial  
- Identifikasi fokus pelatihan keterampilan sosial 
Terapeutik
- Motivasi untuk borlatih keterampilan sosial 
- Beri umpan balik positif (mis. pujian atau penghargaan) terhadap kemampuan sosialisasi
- Libatkan keluarga selama latihan keterampilan sosial, jika perlu 
Edukasi 
- Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial 
- Jelaskan respons dan konsekuensi keterampllan sosial 
- Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat masalah yang dialami 
- Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi 
- Edukasi keluarga untuk dukungan ketrampilan sosial
- Latih keterampilan sosial secara bertahap 
Referensi
Angeiico, A. P, Crippa, J. A d. S., & Loureiro, S. R. (2013) Social anxiety disorder and social
skills: A critical review of the literature. International Journal of Behavioral Consultation and
Therapy, 7(4), 16-23. doi:http://dx.dol.org/10.1037/h0100961

Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5" ed.). Philadelphia:


Lippincott Williams & Wilkins. 

Shelton, A L., Clements-Stephens, A., Lam, W. Y., Pak, D. M., & Murray, A. J. (2012).
Should social savvy equal good spatial skills? the interaction of social skills with epatial
perspective taking, Joumal of  Experimental Psychology. General, 141(2), 199-205.
doi:http://ox.doi.org/10.1037/a0024817.

Townsend, M. (2014), Psychiatric Nursing :Assessment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.). Philadelphia:  F. A. Davis Company. 

Orientasi Realita I.09297

Definisi

Meningkatkan kesadaran terhadap identitas diri, waktu, dan lingkungan.

Tindakan

Observasi

- Monitor perubahan orientasi


- Monitor perubahan kognitif dan perilaku Terapeutik

Terapeutik

- Perkenalkan nama saat memulai interaksi


- Orientasikan orang, tempat, dan waktu
- Hadirkan realita (mis. beri penjelasan alternatif hindari perdebatan)
- Sediakan lingkungan dan rutinitas secara konsisten
- Atur stimulus sensorik dan lingkungan (mis. kunjungan, pemandangan, suara,
pencahayaan,bau, dan sentuhan)
- Gunakan simbol dalam mengorientasikan lingkungan (mis. tanda, gambar, warna)
- Libatkan dalam terapi kelompok orientasi
- Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup, sesuai kebutuhan
- Fasilitasi akses informasi (mis, televisi, surat kabar, radio), jika perlu
Edukasi

- Anjurkan perawatan diri secara mandiri


- Anjurkan penggunaan alat bantu (mis. kacamata, alat bantu dengar, gigi palsu)
- Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi realita

Referensi

Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (56h ed.).


Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Gropper-Katz, E. (1987). Reality orientation research. Journal of Gerontological
Nursing, 13(6), 13-18.

Retrieved from https://search.proquest.com/docview/1021721161?


accountid=17242
Podgornik, N., & Kovacic, A. (2014). Conceptualization of mental constructs in
clients attending reality
orientation therapy. Raziskave in Razprave, 7(1), 3-30.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications
(9th ed.). Philadelphia:
F.A. Davis Company
Pelaporan Insiden I.14522

Definisi

Melaporkan secara tertulis dan lisan tentang kejadian apapun dalam proses perawatan pasien
yang tidak sesuai dengan hasil (outcome) pasien

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kejadian (mis, pasien jatuh; reaksi transfusi darah, kerusakan peralatan)
- Periksa dampak insiden terhadap kondisi pasien

Terapeutik

- Dokumentasikan informasi faktual tentang insiden


- Susun intervensi keperawatan untuk mengatasi dampak insiden
- Laporkan kegagalan perangkat medis yang menyebabkan cedera pada pasien
- Pertahankan kerahasiaan laporan insiden, sesuai kebijakan

Edukasi

- Informasikan insiden kepada supervisor keperawatan Kolaborasi


- Melaporkan secara tertulis dan lisan tentang kejadian apapun dalam proses perawatan
pasien
- Kolaborasi denga staf lain yang terlibat untuk menentukan tindakan korektif, jika ada

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erd's Fundamentals of
Nursing (10" ed.). USA:
Pearson Education.
Kingston, M. J., Evans, S. M., Smith, B. J., & Berry, J. G. (2004). Attitudes of doctors
and nurses towards
incident reporting: a qualitative analysis. Medical Journal of Australia, 181(1),
36-39.
Shojania, K. G. (2008). The frustrating case of incident-reporting systems. BMJ
Quality & Safety, 17(6), 400-
402.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3a ed.),
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pelaporan Status Kesehatan I.14523

Definisi
mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan atau perawatan pasien yang telah di lakukan
pada periode tertentu

Tindakan

Observasi

- Identifikasi data demografis yang penting (mis. usia, jenis kelamin)


- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menerapkan perawatan
- Identifikasi peralatan yang diperlukan untuk perawatan

Terapeutik

- -Dokumentasikan status kesehatan pasien secara lengkap dalam rekam


medik/keperawatan

Edukasi

- Jelaskan riwayat kesehatan masa lalu yang relevan


- Jelaskan diagnosis keperawatan dan medis saat ini
- Jelaskan intervensi keperawatan yang diimplementasikan
- Jelaskan evaluasi perkembangan pasien
- Jelaskan peran keluarga dalam perawatan lanjutan

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fredsen, G. (2016). Kozier be Ed's Fundamentals of


Nursing (104 ed.). USA:
Pearson Education,
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).
UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Wikinson, J. M., Treas, L. &., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3d ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
Pelayanan Admisi I.14524

Definisi

Memfasilitasi pasien masuk ke fasilitas perawatan kesehatan

Tindakan

Observasi

- -Periksa keluhan utama, riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik saat masuk
- identifikasi sumber pembiayaan finansial saat masuk, jika perlu
- Identifikasi riwayat psikososial, jika perlu

Terapeutik

- Perkenalkan diri dan peran dalam memberikan perawatan


- Orientasikan pasien dan keluarga terhadap harapan perawatan
- Orientasikan pasien dan keluarga dengan ruangan dan lingkungan rumah sakit
- Orientasikan pasien dan keluarga tentang fasilitas pelayanan
- Lakukan penilaian risiko saat masuk (mis. risiko jatuh, risiko luka tekan, skrining TB,
skrining gizi, alergi)
- Jaga kerahasiaan data pasien
- Susun rencana perawatan pasien, diagnosis keperawatan, hasil, dan intervensi
keperawatan

Edukasi

- Jelaskan prosedur untuk mendapatkan pelayanan


- Informasikan rencana perawatan yang akan dijalani

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fredsen, G. (2016). Kozier be Ed's Fundamentals of


Nursing (104 ed.). USA:

Pearson Education,
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).
UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.
Wikinson, J. M., Treas, L. &., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3d ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company
1. PEMANTAUAN ELEKTROLIT (240)
Definisi :
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait regulasi keseimbangan elektrolit

Tindakan
Observasi
- dentifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
- Monitor kadar elektrolit serum
- Monitor mual, muntah, diare
- Monitor kehilangan cairan, jika perlu
- Monitor tanda dan gejala hipokalemia (mis. Kelemahan otot, interval QT
memanjang, gelombang T datar atau terbalik, depresi segmen ST, Gelombang U,
kelelahan, paresthesia, penurunan refleks, Anoreksia, Konstipasi, Motilitas usus
menurun, pusing, depresi pernapasan)
- Monitor tanda dan gejala hiperkalemia (mis. Peka rangsangan, gelisah, mual,
muntah,takikardia mengarah ke bradikardia, fibrilasi/takikardia ventrikel,
Gelombang T, Gelombang P datar, kompleks QRS tumpul, blok jantung
mengarah asistol)
- Monitor tanda dan gejalah hyponatremia (mis. Disorientasi, otot berkedut, sakit
kepala, membrane mukosa mengering, hipotensi postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)
- Monitor tanda gejala hypernatremia (mis. Haus, demam, mual, muntah,
gelisah,peka rangsangan, membrane mukossa mongering, takikarkdia, hipotensi,
letargi, konfusi, kejang)
- Monitor tanda dan gejala hipokalsemia (mis. Peka rangsangan, tanda Chostek
[spasme otot wajah]. Tanda Trousseau [spasme karpal], kram otot, interval QT
memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hiperkalsernia (mis. Nyeri tulang, haus, anoreksi,
letargia, kelemahan otot, segmen QT memendek, gelombang T lebar, komplek
QRS lebar, interval PR memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hipomagsernia (.mis. depresi pernapasan, apatis, tanda
Chvostek, tanda Trousseau, konfusi, disritmia)
- Monitor tanda dan gejala hipermagsernia (mis. Kelemahan otot, hiporefleks,
bradikardia, depresi SSP, letargi, koma, depresi).
Terapeutik
- Alur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

REFERENSI
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3 th ed.). New York:
McGraw-Hill Education ENA (2007). Emergency Nursing Core curriculum (6th ed).
USA: Sauders elservier.
Hinkle, C. (2011). E lectroliyte disorders in the cardiac patient. Critical Care Nursing
Clinics of North America,23(4), 635-643.
Walker,M. D. (2016). Fluid and electrolyte imbalances: interpretation and assessment.
Journal of Infusion Nursing: The Office Publication of the infusion Nurses
Society,39(6),382-368.
2. PEMANTAUAN ELEKTROLIT FETAL (241)
Definisi:
Mengumpulkan dan menganalisis data denyut jantung janin terhadap gerakan,
rangsangan eksternal, atau kontraksi uterus.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat kehamilan dan faktor risiko medis yang memerlukan
pemeriksaan janin.
- Identifikasi pengetahuan ibu tentang tujuan pemeriksaan kehamilan
- Identifikasi asupan oral, termasuk diet, merokok, dan penggunaan obat.
- Periksa tanda-tanda vital ibu
Terapeutik
- Lakukan maneuver leopard
- Pasang tokotransduser dengan tepat untuk mengamati frekuensi, durasi, dan
kekuatan kontaksi uterus
- Berikan rangsangan vibroakustik, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan elektrolit fetal
- Jelaskan tanda denyut jantung normal janin
- Informasikan hasil pemeriksaan
- Informasikan jadwal pemeriksaan kehamilan berikutnya
Referensi
Alden, K. R., Lowdemilk, D.L.,Cashion,M. C., & Perry,S. E.(2013). Maternity and
Women’s Health Care E-Book. Elsevier Health Sciences.
Sunitha, C., Rao, P. S.,Prajwal, S., & Bath, R.K. (2017).Correlation of intra partum
electrolic fatal monitoring with neonatal outcome. International Journal of
reproduction, Contraception, Obstrectic and Gynecology, 6(6),2174-2179.
Sovio, U., White, I. R., Dacey, A.,Pasupathy, D., & Smith ,G. C. (2005). Screening
for fetal growth restriction with universal third trimester ultrasonography in nulli
paraous women in the pregnancy Outcame Prediction (POP) study a prospective
cohort study. The Lancet, 386 (10008), 2089-2097
3. PEMANTAUAN HASIL LABORATORIUM (242)
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data-data hasil laboratorium
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
- Monitor hasil laboratorium yang diperlukan
- Periksa kesesuaian hasil laboratorium dengan penampilan klinis pasien
Terapeutik
- Ambil sempel darah/sputum/pus/jaringan atau lainnya sesuai protocol
- Interpretasikan hasil pemeriksaan laboratorium
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter jika hasil laboratorium memerlukan intevensi media
Referensi
Berman, A,Snyder , S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of
Nursing (10th ed.). USA : Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of clinical Nursing Procedures (9th ed).
UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St. Louis :
Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett. K. Smith M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3rd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
4. PEMANTAUAN HEMODINAMIK INVASIF
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data parameter tekanan,aliran dan oksigenasi darah
melalui perangkat yang dinsersikan melalui keteter arteri,arteri pulmonal atau vena
sentraluntuk menilai fungsi dan respon kardiovaskuler.
Tindakan
Observasi
- Monitor frekuensi dan iramam jantung
- Monitor TDR,TOD,MAP,tekanan vena sentral, tekanan arteri pulmonal,tekaknan
baji arteri paru
- Monitor curah jantung dan indeks jantung
- Monitor bentuk gelombang hemodinamik
- Monitor perfusi distal pada sisi insersi setiap 4 jam
- Monitor tanda tanda infeksi dan perdarahan pada sisi insersi
- Monitor tanda tanda komplikasi akibat pemasangan selang (mis. Pneumotoraks,
selang tertekuk, embolisme udara)
Terapeutik
- Damping pasien saat pemasangan dan pelepasan kateter jalur hemodinamik
- Lakukan tes Allen untuk menilai kolateral ulnaris sebelum kanulasi pada arteri
radialis
- Konfirmasi ketepatan posisi selang terangkai dan terpasang dengan tepat
- Konfirmasi ketepatan posisi selang dengan pemeriksaan x-ray,jika perlu
- Posisikan transduser pada atrium kanan (aksis flesbostatik) setiap 4-12 jam untuk
paru ( PAWP)
- Ganti gelang dan cairan infus setiap 24-72 jam, sesuai protokol
- Ganti balutan pada area insersi dengan tegnik steril
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
- Anjurkan membatasi gerak/aktivitas selama keteter terpasang
Referensi
Burns, S. M. (2014).AACN Essentials of Critical Care Nursing ( 3 th ed.). new York :
McGraw-Hill Education.
Elliot,D.,Aitken, L., & Chaboyer, W. (2012). ACCN’s Critical Care Nursing (2nd ed.).
Australia : Mosby Elsevier.
Jerman, H. (2007).invasive haemodynamic monitoring: the role of emergency nurses
in helping to provide critical care. Emergency Nurse, 15(1),20-23
Lavdaniti, M. (2008). Invasive and non-invasive methods for cardiac output
measurement. Internasional Journal of Caring Sciences, 1 (3), 112-117.
Scales, K., & Fernandes, T. (2010). Central venous pressure monitoring in clinical
practice. Nursing Standard (through 2013),24 (29),49-55.
Nama : Tsania Brillianty
NIM : J210194240

Pemantauan Kardiotokografi (CTG)


Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data respon elektronis denyut jantung janin dan kontraksi
uterus selama fase laten, fase aktif hingga persalinan.
Tindakan :
1. Observasi
 Identkasi keadaan ibu dan janin
 Identifikasi punktum maksimum melatui pemeriksaan Leopold (DJJ tardengar
jelas)
 Monitor tanda-tanda vital ibu
 Monitor kontraksi uterus
 Monitor DJJ setiap 30 menit pada setiap fase laten, fase aktif, fase persalinan
 Monitor DJJ dengan Doppler atau leanec menjelang persalinan
 Identifikasi tanda gawat janin seperti DJJ lebih dari 160 x/menit, kurang dari
120x/menit.
 Gerakan janin berkurang.
2. Tarapeutik
 Pasang tokotransduser dengan tepat
 Lepaskan monitor elektronik, Jika perlu
 Dokumentasikan hasil CTG (variabelitas, percepatan, atau deselarasi jangks
pendek denyut jantung janin dan kontrakai uterus)
3. Edukasi
 Informasikan alasan dan tujuan dari pemartauan CTG selama 30 menit
 Anjurkan ibu untuk miring ke kiri jika DJJ sulit ditemukan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi jika ditemukan tanda bahaya distres janin dan kontraksi menurun
menjelang persalinan

Referensi :
CHSE, S.F.B.R.,& C-EFM, O.B.(2015). Simulated Electronic Fetal Monitoring Device for Childbirth Educatio,
International Journal of Childbirth Education, 30(3),17.

Fetal Monitoring during Labor Ingamer Ingernarson Department of Obstetrics and Gynaecology, Luns
University Hospital, L und, Swedan Neonatology 2009;95:342-346 D OI: 10.11591000209290 Published
online: June 4, 2009

Heelan, L (2013) Fetal Monitoring : creating a culture of safety with informate coice. The journal of perinatal
education, 22(3),156

Pemantauan Neonatus
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data neonatus dan melakukan monitoring kondisi neonatus.
Tindakan :
1. Observasi
 Identifikasi status kesehatan neonatus

Monitoring kesadaran atau status neurologis, cardiovaskuler, pernafasan, suhu,
warna kulit/ SpO2 dengan menggunakan formulir newborn early warning
system (NEWS)
 Monitor pertumbuhan neonatus
 Monitor perkembangan neonatus
 Identifikasi adanya tanda tanda kekerasan, pengabaian pada neonatus
2. Teraupetik
 Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi neonatus
 Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan kepada orang tua
 Informasikan hasil pemantauan kepada orang tua, Jika perlu

Referensi :
Roland, Madar, & Conolly (2010): The Newborn Early Warning (NEW) System: Development of an at risk
infant intervention system, Infant, 6(4):116-20

Hockenberry, M.J. and Wilson, D.(2014), Wong’s Nursing Care of Infants and Children, St. Loius: Mosby
Elsevier

Wilkinson, J, M, Treas, L.S., Barnott, K. & Smith, M.H. (2016): Fundamentals of Nursing (3 rd ed) Philadelphia:
F.A. Davis Company

Pemantauan Neorologis
Definisi
Mengumpumpulkan dan menganalisis data untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi
neorologis
Tindakan :
1. Observasi
 Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaktivitas pupil
 Monitor tingkat kesadaran  ( misal menggunakan skala karena Glasgow)
 Monitor tingkat orientasi
 Monitor ingatan terakhir, rentang perhatian, memori masa lalu, mood, dan
perilaku
 Monitor tanda-tanda vital
 Monitor status: analisa gas darah, oksimetri nadi, kedalaman napas, pola
nafas, dan usaha nafas
 Monitor parameter hemodinamika invasif, jika  perlu

 Monitor  ICP (Intracranial pressure)  dan CPP ( cerebral perfusion 


pressure)
 Monitor refleks kornea
 Monitor batuk dan refleks muntah
 Monitor Irama otot, gerakan motor, gaya berjalan, dan propriosepsi
 Monitor kekuatan pegangan
 Monitor adanya Tremor
 Monitor kesimetrisan wajah
 Monitor gangguan visual: diplopia, nistagmus, pemotongan bidang visual,
penglihatan kabur,  dan ketajaman penglihatan
 Monitor keluhan sakit kepala
 Monitor karakteristik bicara: kelancaran, kehadiran afasia, atau kesulitan
mencari kata
 Monitor diskriminasi tajam atau tumpul atau panas atau dingin
 Monitor parestesi ( mati rasa dan kesemutan)
 Monitor pola berkeringat
 Monitor respon babinski 
 Monitor respon cushing
 Monitor balutan craniotomy atau au laminektomi terhadap adanya drainase
 Monitor respon terhadap pengobatan
2. Terapeutik
 Tingkatkan frekuensi pemantauan  neurologis, Jika perlu
 Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intracranial
 Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan 
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan informasikan hasil pemantauan
Jika perlu

Referensi :
Doughanty L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.) UK: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust

Lewis, S. L, Dikson, S. R., Heikemper, H. M. Bucher, L & Harding. M. M. (2014). Medical surgical-nursing:

Assesament and management of clinical problems (9th ed.). SL Louis, Misouri: Mosby Elseviler

Perry, AG & Potter, P. A. (2014), Nursing Skils & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby Elsevier

Wikinson, J. M. Treas, L S. Barnett, K & Smith, M. H. (2016) Fundamentals of Nursing (3th ed)Philadelphia:
F.A. Davis Company
Pemantauan Nutrisi
Definisi
 Mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan asupan dan status gizi

 Tindakan :
1. Observasi
 Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi ( misal pengetahuan
ketersediaan makanan, agama atau kepercayaan, budaya, mengunyah tidak
adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau pasca operasi)
 Identifikasi perubahan berat badan
 Identifikasi kelainan pada kulit ( misal memar yang berlebihan, luka yang
sulit sembuh, dan pendarahan)
 Kelainan pada rambut ( misal kering, tipis,  kasar dan mudah patah)
 Identifikasi pola makan ( misal kesukaan atau tidak kesukaan makanan,
konsumsi makanan  cepat saji,  makan  terburu-buru)
 Identifikasi kelainan pada kuku ( misal berbentuk sendok, retak, mudah
patah, dan bergerigi)
 Identifikasi kemampuan menelan ( misal fungsi motorik wajah, refleks
menelan, dan refleks gigi)
 Identifikasi kelainan rongga mulut ( misal peradangan, gusi berdarah, bibir
kering dan retak, luka)
 Identifikasi kelainan eliminasi ( misal diare, darah, lendir, dan eliminasi
yang tidak teratur)
 Monitor mual dan muntah
 Monitor asupan oral
 Monitor warna konjungtiva
 Monitor hasil laboratorium ( kadar kolesterol albumin serum, transferin,
Kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan elektrolit darah)
2. Teraupetik
 Timbang berat badan
 Ukur antropometrik komposisi tubuh ( misal indeks massa tubuh,
pengukuran pinggang, dan ukuran lipatan kulit)
 Hitung perubahan berat badan
 Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, Jika perlu

Referensi :
Berman, A. Snydor, S. & Fradsen, G. (2016) Kozier & Erb's Fundemantals of Nuring (10th ed) USA : Pearson
Education

Dougherty L & Lister, S. (2015) Manual of Clinical Nursing Procedure (9th ed) UK The Royal Marsden NHS
Foundation Trust

Peery. AG & Potter, P. A (2014) Nursing Skills & Procedures (8th ed) St Louis Mosby Elsevier

Wakinson, J M. Treas, L S, Barrnet.K & Smih, M. H. (2016) Fundamental of Nuring (3rd ed) Philadelphia: F.
A. Davis Company

Nama : Shabil Febrian Susanto

NIM : J210160038

Kelas : 1A

1. Pemantauan nyeri
a. Definisi :
Mengumpulkan dan menganalisis nyeri
b. Tindakan :
Observasi
 Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
 Monitor kualitas nyeri (mis, terasa tajam, tumpul, diremas-remas, ditimpa badan berat)
 Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
 Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
 Monitor durasi dan frekuensi nyeri

Teraupik

 Atur interval waktu sesuai dengan kondisi pasien


 Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


 Informasikan hasil pemantauan
c. Referesi :
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016), Kozler & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 ed.).
USA: pearson Education.
Daugherty, L. & Listwr, S. (2016). Natural of Clinical Nursing Procedures (9 ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundatin Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ed). St Louis: Mosby Elsevier
Willson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
Philidelphia: F. A. Davis Company.

2. Pemantauan Respirasi
a. Definisi :
Mengumpu;kan dan menganalisis data untuk memastikan kepatenan jalan nafas dan keafektifan
pertukaran gas
b. Tindakan :
Obserfasi
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
 Monitor pola nafas. (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-Stroke,
Biot, Staksik
 Monitor kemampuan batuk efektif
 Monitor adanya produk sputum
 Monitor adanya sumbatan jalan nafas
 Palpasi kesimetrisan ekspasi paru
 Auskultasi bunyi nafas
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil X-ray toraks

Terapeutik

 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien


 Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
c. Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fredsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 ed.).
USA. Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S (2016). Manual of Clinical Nursing Produres (9 ad.) UK: The royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Parry, A. G. & PotterzP. A. (2014). Nursing skill & Produres (8 ed). St Louis: Mosby Elsevier
Willkinson, J. M., Trees, L. S., Barnet, K. & Smith, M. H (2018). Fundamentals of Nursing (2 ed).
Philladelphla: F. A. Devis Company.
3. Pemantauan resiko jatuh
a. Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis resiko mengalamikerusakan fisik dan gangguan kesadaran
akibat jatuh
b. Tindakan
Observasi
 Identifikasi defisit kognitif atau fisik pasien yang dapat meningkatkan resiko jatuh di
lingkungan tertentu
 Identifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi resiko jatuh
 Identifikasi riwayat jatuh
 Monitor keterampilan, keseimbangan, dan tingkat kelelahan dengan ambulasi
 Monitor kemampuan untuk pindah dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya
 Periksa persepsi keseimbangan, ika perlu

Tersapeutik

 Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien


 Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
c. Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fredson, G. (2016). Kozler & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 ed.).
USA: Pearson Edocation
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinikal Nursing Procedures (9 ed,). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation trust
Perry, A. G. & Petter, P. A. (2014) Nursing Skill & Procedures (8 ed,). St Louis: Mosby Elsevier
Willkinson, J. M., Trees, L. S., Barnett., K. & Smith, M. H., (2016). Fundamentals of Nursing (3
ed.). Philadelphia: P. A. Davis Company

4. Pemantauan tanda vital


a. Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data hasil pengumpulan fungsing vital kardiofaskuler,
pernafasan, dan suhu tubuh
b. Tindakan
Observasi
 Monitor tekanan darah
 Monitor nadi (frekuensi, kekuatan irama)
 Monitor pernafasan (frekuensi, kedalaman)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor oksimetri nadi
 Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
 Identifikasi penyebab perubahan tanda vital

Terapeutik

 Atur interval pemantauan sesuai kebutuhan pasien


 Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


 Informasikan hasil pemantauan, jika diperlukan
c. Referensi
Berman, A. Snyder. S. & Fredsen, G. (2016). Kozler & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 ed,).
USA. Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedure (9 ed,). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust
Willkinson, J. M., Treed, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3
ed,). Philadelphia: F. A Davis Company

Nama : Prahasti Anggun Kusuma Wardani


Nim : J210200001
Kelas : 1A Keperawatan
Halaman : 249-251

Pemantauan Tanda Vital


Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data hasil pengukuran fungsi vital kardiovaskuler,
pernapasan dan suhu tubuh
Tindakan
Observasi

 Monitor tekanan darah


 Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
 Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor oksimetri nadi
 Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
 Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik

 Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien


 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Referensi
Berman, A, Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemantauan Tekanan Intrakranial


Definisi
Mengumpulkan dan menganalisi data terkait regulasi tekanan di dalam ruang Intrakranial.
Tindakan
Observasi

 Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi menempati ruang, gangguan


metabolisme, edema serebral, peningkatan tekanan vena, obstruksi aliran cairan
serebrospinal, hipertensi intrakranial idiopatik)
 Monitor peningkatan TD
 Monitor pelebaran tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
 Monitor penurunan frekuensi jantung
 Monitor ireguleritas napas
 Monitor penurunan tingkat kesadaran
 Monitor perlambatan atau ketidaksimetrisan respon pupil
 Monitor kadar CO2 dan pertahankan dalam rentang yang diindikasikan
 Monitor tekanan perfusi serebral
 Monitor jumlah, kecepatan, dan karakteristik drainase cairan serebrospinal
 Monitor wfwk stimulus lingkungan terhadap TIK
Terapeutik

 Ambil sampel drainase cairan serebrospinal


 Kalibrasi transduser
 Pertahankan sterilitas sistem pemantauan
 Pertahankan posisi kepala dan leher netral
 Bilas sistem pemantauan, jika perlu
 Alur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


 Informasikan hasil pemantaun jika perlu
Referensi
Bell, L. (2009). Nursing care and Intracranial pressure monitoring. American Journal of
Critical Care: An Official Publication, American Association of Critical-Care Nurses,
18(4), 338. Doi: 10,4037/ajcc200485
Brosche, T. M. (2011). Intracranical pressure and cerebral perfusion pressure ranges. Critical
Care Nurse, 31(4), 18. Doi:10.4037/ccn2011812
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed). New York: McGraw-Hill
Education.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed). St Louis: Mosby Elsevler.
May, K. (2009), The pathophysiology and causes of raised intracranical pressure. British
Journal of Nursing (Mark Allen Publishing), 18(15), 911-914.

Pemasangan Alat Pengaman


Definisi
Melakukan tindakan untuk memastikan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Tindakan
Observasi

 Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien (berdasarkan tingkat fungsi fisik dan


kognitif serta riwayat perilaku sebelumnya)
Terapeutik

 Pasang alat pengaman (mis. Pengekang, pagar tempat tidur, pintu dengan kunci)
untuk membatasi mobilitas mobilitas fisik atau akses pada situasi yang
membahaykan, sesuai kebutuhan
 Dampingi selama kegiatan di luar ruang rawat, jika perlu
 Berikan tempat tidur yang rendah dan alat-alat bantaun (mis. Tangga tempat tidur,
alat penyangga), jika perlu
 Berikan perabot dalam ruangan yang tidak mudah jatuh
 Berikan alat untuk memanggil perawat
 Respons setiap panggilan dengan segera
Edukasi

 Anjurkan menjauhkan barang yang membahayakan (mis. Karpet, furnitur)


Referensi
Berman, A, Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby
Elsevier
Smith, G. (2012). Phychological Interventions In Mental Health Nursing. New York: McGraw-
Hill: Open University Press
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemasangan Stocking Elastis


Definisi
Memasang stocking lentur yang memiliki efek penekanan pada vena tungkai bawah untuk
meningkatkan air balik vena ke jantung
Tindakan
Observasi

 Identifikasi faktor risiko tromboemboli vena


 Identifikasi kontraindikasi pemasangan stocking (mis. Penyakit arteri perifer, luka
tekan pada tumit, neuropati perifer)
 Monitor adanya sianosis, penurunan nadi pedis, kesemutan, nyeri pada ekstermitas
bawah
Terapeutik

 Pilih ukuran stocking yang tepat


 Elevasikan tungkai bawah selama 15 menit sebelum pemasangan stocking
 Pasang stocking dengan tepat atau sesuai dengan instruksi pabrik
 Pertahankan ujung stocking selama 2,5-5 cm dibawah persendian
 Pastikan stocking bebas dari kerutan dan ujung stocking tidak tergulung
Edukasi

 Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur


 Ajarkan cara memasang dan melepas stocking secara mandiri
 Anjurkan melepas stocking selama 30 menit pada setiap shift
 Anjurkan melaporkan adanya keluhan selama pemasangan stocking (mis. Nyeri,
kesemutan)
Referensi
Berman, A, Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Hanison, E., & Corbett, K. (2016). Non-Pharmacological interventions for the prevention of
veneous thromboembolism: A literature review. Nursing Standard (2014+), 31(8),
48.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby
Elsevier.
Walker, L., & Lamont, S. (2007). Use and application of gratuated elastic compression
stockings. Nursing Standard (through 2013), 21(42), 41-5.

Pemberian Analgesik
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit
Tindakan
Observasi

 Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,


frekuensi, durasi)
 Identifikasi riwayat alergi obat
 Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. Narkotika, atau NSAID) dengan tingkat
keparahan nyeri
 Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik
 Monitor efektifitas analgesik
Nama : Prahasti Anggun Kusuma Wardani
Nim : J210200001
Kelas : Keperawatan 1A
Halaman : 249-251

Pemantauan Tanda Vital


Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data hasil pengukuran fungsi vital kardiovaskuler,
pernapasan dan suhu tubuh
Tindakan
Observasi

 Monitor tekanan darah


 Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
 Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor oksimetri nadi
 Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
 Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik

 Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien


 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Referensi
Berman, A, Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemantauan Tekanan Intrakranial


Definisi
Mengumpulkan dan menganalisi data terkait regulasi tekanan di dalam ruang Intrakranial.
Tindakan
Observasi
 Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi menempati ruang, gangguan
metabolisme, edema serebral, peningkatan tekanan vena, obstruksi aliran cairan
serebrospinal, hipertensi intrakranial idiopatik)
 Monitor peningkatan TD
 Monitor pelebaran tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
 Monitor penurunan frekuensi jantung
 Monitor ireguleritas napas
 Monitor penurunan tingkat kesadaran
 Monitor perlambatan atau ketidaksimetrisan respon pupil
 Monitor kadar CO2 dan pertahankan dalam rentang yang diindikasikan
 Monitor tekanan perfusi serebral
 Monitor jumlah, kecepatan, dan karakteristik drainase cairan serebrospinal
 Monitor wfwk stimulus lingkungan terhadap TIK
Terapeutik

 Ambil sampel drainase cairan serebrospinal


 Kalibrasi transduser
 Pertahankan sterilitas sistem pemantauan
 Pertahankan posisi kepala dan leher netral
 Bilas sistem pemantauan, jika perlu
 Alur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


 Informasikan hasil pemantaun jika perlu
Referensi
Bell, L. (2009). Nursing care and Intracranial pressure monitoring. American Journal of
Critical Care: An Official Publication, American Association of Critical-Care Nurses,
18(4), 338. Doi: 10,4037/ajcc200485
Brosche, T. M. (2011). Intracranical pressure and cerebral perfusion pressure ranges. Critical
Care Nurse, 31(4), 18. Doi:10.4037/ccn2011812
Bums, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed). New York: McGraw-Hill
Education.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed). St Louis: Mosby Elsevler.
May, K. (2009), The pathophysiology and causes of raised intracranical pressure. British
Journal of Nursing (Mark Allen Publishing), 18(15), 911-914.

Pemasangan Alat Pengaman


Definisi
Melakukan tindakan untuk memastikan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Tindakan
Observasi
 Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien (berdasarkan tingkat fungsi fisik dan
kognitif serta riwayat perilaku sebelumnya)
Terapeutik

 Pasang alat pengaman (mis. Pengekang, pagar tempat tidur, pintu dengan kunci)
untuk membatasi mobilitas mobilitas fisik atau akses pada situasi yang
membahaykan, sesuai kebutuhan
 Dampingi selama kegiatan di luar ruang rawat, jika perlu
 Berikan tempat tidur yang rendah dan alat-alat bantaun (mis. Tangga tempat tidur,
alat penyangga), jika perlu
 Berikan perabot dalam ruangan yang tidak mudah jatuh
 Berikan alat untuk memanggil perawat
 Respons setiap panggilan dengan segera
Edukasi

 Anjurkan menjauhkan barang yang membahayakan (mis. Karpet, furnitur)


Referensi
Berman, A, Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby
Elsevier
Smith, G. (2012). Phychological Interventions In Mental Health Nursing. New York: McGraw-
Hill: Open University Press
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemasangan Stocking Elastis


Definisi
Memasang stocking lentur yang memiliki efek penekanan pada vena tungkai bawah untuk
meningkatkan air balik vena ke jantung
Tindakan
Observasi

 Identifikasi faktor risiko tromboemboli vena


 Identifikasi kontraindikasi pemasangan stocking (mis. Penyakit arteri perifer, luka
tekan pada tumit, neuropati perifer)
 Monitor adanya sianosis, penurunan nadi pedis, kesemutan, nyeri pada ekstermitas
bawah
Terapeutik

 Pilih ukuran stocking yang tepat


 Elevasikan tungkai bawah selama 15 menit sebelum pemasangan stocking
 Pasang stocking dengan tepat atau sesuai dengan instruksi pabrik
 Pertahankan ujung stocking selama 2,5-5 cm dibawah persendian
 Pastikan stocking bebas dari kerutan dan ujung stocking tidak tergulung
Edukasi

 Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur


 Ajarkan cara memasang dan melepas stocking secara mandiri
 Anjurkan melepas stocking selama 30 menit pada setiap shift
 Anjurkan melaporkan adanya keluhan selama pemasangan stocking (mis. Nyeri,
kesemutan)
Referensi
Berman, A, Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Hanison, E., & Corbett, K. (2016). Non-Pharmacological interventions for the prevention of
veneous thromboembolism: A literature review. Nursing Standard (2014+), 31(8),
48.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis: Mosby
Elsevier.
Walker, L., & Lamont, S. (2007). Use and application of gratuated elastic compression
stockings. Nursing Standard (through 2013), 21(42), 41-5.

Pemberian Anastesi I.08244


Definisi
Menyiapkan dan memberikan obat anastesi serta memantau respon pasien selama pemberian.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi riwayat penggunaan anastesi (kondisi fisik, respon alergi dan
kontraindikasi obat atau teknik anastesi spesifik)
 Periksa keamanan pada semua peralatan anastesi sebelum anastesi diberikan
 Monitor tanda vital sepanjang fase anastesi

Terapeutik
 Dapatkan persetujuan tindakan (informed consent)
 Pastikan ketersediaan peralatan darurat dan resusitasi yang penting
 Pindahkan dari brankar ke meja operasi
 Atur posisi untuk mencegah kerusakan saraf perifer
 Pastikan keamanan dan keselamatan selama fase anastesi
 Pertahankan kepatenan jalan napas yang adekuat selama fase anastesi
 Pindahkan ke unit perawatan intensif
 Berikan laporan yang komprehensif kepada staf perawat ruangan saat dipindahkan

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur anastesi
 Informasikan target yang diharapkan dari pemberian anastesi

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian anastesi, sesuai indikasi
 Kolaborasi pemberian obat dan cairan preanestik, sesuai indikasi
 Konsultasikan hasil diagnostik dan laboratorium, berdasarkan status kesehatan dan
rencana operasi
 Kolaborasi pemberian obat dan/atau cairan tambahan untuk menjaga homeostasis
fisiologis, jika perlu

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedurs (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
Pemberian Enema
I.04158
Definisi
Memberikan larutan ke saluran gastrointestinal bagian bawah

Tindakan
Observasi
 Identifikasi alasan pemberian enema (mis. pembersihan gastrointestinal, pemberian
obat, pengurangan distensi)
 Identifikasi kontraindikasi enema (mis. glaukoma dan peningkatan tekanan
intrakranial)
 Monitor karakter kotoran dan larutan (mis. warna, jumlah, dan penampilan)
 Monitor respon terhadap prosedur termasuk tanda-tanda intoleransi (mis. pendarahan
dubur, distensi, sakit perut, palpitasi, diaphoresis, pucat, dan sesak napas, diare,
konstipasi, dan impaksi)

Terapeutik
 Berikan privasi
 Berikan posisi yang tepat (posisi Sims’ untuk orang dewasa dan dorsal rekumben
untuk anak-anak)
 Berikan perlak di bawah pinggul dan bokong
 Berikan selimut mandi dan buka hanya area rectum
 Berikan suhu hangat pada larutan irigasi
 Atur ketinggian tabung enema 30-45 cm (untuk enema tinggi), 30 cm (untuk enema
reguler), 7.5 cm (untuk enema rendah)
 Masukkan ujung selang yang telah diberi pelumas ke dalam rectum, sedalam 7.5 – 10
cm (dewasa), 7.5 – 10 cm (remaja), 5 – 7.5 cm (anak), 2.5 – 3.75 cm (bayi)
 Masukkan cairan enema
 Minta pasien menahan cairan selama 2 – 10 menit
 Fasilitasi membersihkan perineum

Edukasi
 Jelaskan prosedur pada pasien atau keluarga, sensasi yang diharapkan selama dan
sesudah prosedur (mis. distensi dan dorongan untuk buang air besar)
 Anjurkan menarim napas dalam sebelum cairan dimasukkan

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedurs (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St louis: Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3 th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemberian Kesaksian
I.13485
Definisi
Memberikan keterangan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan terkait
pelayanan keperawatan.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi surat pemanggilan dilakukan oleh penyelidik/penyidik dari
Kepolisian/Kejaksaan/KPK/Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)/Pengadilan
 Identifikasi surat pemanggilan ditujukan kepada pimpinan (bagi perawat yang masih
aktif)
 Identifikasi surat pemanggilan diteruskan kepada yang bersangkutan (bagi perawat
yang telah pensiun)
 Identifikasi dalam surat pemanggilan terdapat pasal dugaan tindak pidana yang
disangkakan

Terapeutik
 Kumpulkan informasi terkait duduk perkara
 Siapkan identitas diri
 Siapkan kronologis permasalahan
 Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
 Ikuti gelar perkara
 Penuhi pemanggilan sebelum dilakukan pemanggilan paksa (jika telah dipanggil
secara patut dua kali berturut-turut namun tidak hadir tanpa alasan yang sah)
 Minta surat tugas atau surat perjalanan dinas, jika perlu

Kolaborasi
 Koordinasikan dengan penyidik jika surat pemanggilan tidak mencamtukan pasal
dugaan tindak pidana yang disangkakan

Referensi
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (Wetboek van Strafrecht Stbl. 1915 Nomor 732)
sebagaimana telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang
Peraturan Hukum Pidana;
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3209);
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4168);
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4401);
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4635)

Pemberian Kesempatan Menghisap pada Bayi


I.03124
Definisi
Memberikan kesempatan pada bayi untuk kontak kulit ibu dan bayi sehingga bayi mampu
menyusu pada payudara ibu.

Tindakan
Observasi
 Monitor pernapasan bayi
 Monitor tanda vital dan perdarahan setelah melahirkan

Terapeutik
 Berikan ibu kesempatan untuk rawat gabung (rooming in)
 Fasilitasi ibu untuk posisi semi Fowler
 Fasilitasi ibu menemukan posisi yang nyaman
 Buka pakaian bagian atas ibu
 Hindari membersihkan dada ibu dari keringat
 Buka pakaian bayi, kenakan popok dan topi bayi
 Letakkan bayi dengan posisi tengkurap langsung di antara payudara ibu
 Berikan kehangatan dengan menyelimuti punggung bayi dan kenakan topi
 Berikan waktu kepada bayi apabila kegiatan menyusu dimulai
 Berikan kesempatan ibu untuk memposisikan dan menggendong bayi dengan benar
 Pindahkan bayi setelah bayi selesai menyusu dengan melepas sendiri puting ibu
 Letakkan bayi disamping ibu atau tempat tidur bayi di samping tempat tidur ibu,
sehingga memudahkan memulai lagi kegiatan menyusui

Edukasi
 Anjurkan memberi kesempatan bayi sampai lebih dari 1 jam atau sampai bayi
menunjukkan tanda-tanda siap menyusu

Referensi
Gouchon, S., Gregori, D., Picotto, A., Patrucco, G., Nangeroni, M., & Di Giulio, P. (2010).
Skin-to-skin contact after cesarean delivery: an experimental study. Nursing research, 59(2),
78-84.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier
Health Sciences.
Stevens, J., Schmied, V., Bums, E., & Dahlen, H. (2014). Immediate or early skin-to-skin
contact after a Caesarean section: a review of the literature. Maternal & child nutrition,
10(4), 456-473.

Pemberian Makanan
I.03125

Definisi

Memberikan asupan nutrisi melalui oral kepada pasien yang tidak mampu makan secara mandiri.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi makanan yang diprogramkan

- Identifikasi kemampuan menelan

- Periksa mulut untuk residu pada akhir makan

Terapeutik

- Lakukan kebersihan tangan dan mulut sebelum makan

- Sediakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan (mis. simpan urinal, pispot, agar
tidak terlihat)
- Berikan posisi duduk atau semi Fowler saat makan

- Berikan makanan hangat, jika memungkinkan

- Sediakan sedotan, sesuai kebutuhan

- Berikan makanan sesuai keinginan, jika memungkinkan

- Tawarkan mencium aroma makanan untuk merangsang nafsu makan

- Pertahankan perhatian saat menyusui

- Cuci muka dan tangan setelah makan

Edukasi

- Anjurkan orang tua atau keluarga membantu memberi makan kepada pasien

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian analgesik yang adekuat sebelum makan, jika perlu

- Kolaborasi pemberian antiemetil sebelum makan, jika perlu

Referensi

Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemberian Makanan Enteral


I.03126

Definisi

Menyiapkan dan memberikan nutrisi melalui selang gastrointestinal


Tindakan

Observasi

- Periksa posisi nasogastric tube (NGT) dengan memeriksa residu lambung atau mengauskultasi
hembusan udara

- Monitor tetesan makanan pada pompa setiap jam

- Monitor rasa penuh, mual, dan muntah

- Monitor residu lambung tiap 4-6 jam selama 24 jam pertama, kemudian tiap 8 jam selama
pemberian makan via enteral, jika perlu

- Monitor pola buang air besar setiap 4-8 jam, jika perlu

Terapeutik

- Gunakan teknik bersih dalam pemberian makanan via selang

- Berikan tanda pada selang untuk mempertahankan lokasi yang tepat

- Tinggikan kepala tempat tidur 30-45 derajat selama pemberian makan

- Ukur residu sebelum pemberian makan

- Peluk dan bicara dengan bayi selama diberikan makan untuk menstimulasi aktivitas makan

- Irigasi selang dengan 30 ml air setiap 4-6 jam selama pemberian makan dan setelah pemberian
makan intermiten

- Hindari pemberian makanan lewat selang 1 jam sebelum prosedur atau pemindahan pasien

- Hindari pemberian makanan jika residu lebih dari 150 cc atau lebih dari 110%-120% dari jumlah
makanan tiap jam

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur

Kolaborasi

- Kolaborasi pemeriksaan sinar X untuk konfirmasi posisi selang, jika perlu

- Kolaborasi pemilihan jenis dan jumlah makanan enteral

Referensi

Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemberian Makanan Parenteral


I. 03127

Definisi

Memberikan nutrisi melalui pembuluh darah vena baik sentral (untuk nutrisi parenteral total) atau
vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial) pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
nutrisinya melalui oral atau enteral.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi terapi yang diberikan sesuai untuk usia, kondisi, dosis, kecepatan, dan rute

- Monitor tanda flebitis, inflamasi, dan thrombosis

- Monitor nilai laboratorium (mis. BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit, faal hepar)

- Monitor berat badan

- Monitor produksi urine

- Monitor jumlah cairan yang masuk dan keluar

Terapeutik

- Cuci tangan dan pasang sarung tangan

- Gunakan teknik aseptik dalam perawatan selang

- Berikan label pada wadah makanan parenteral dengan tanggal, waktu, dan inisial perawat

- Atur laju infus, konsentrasi, dan volume yang akan dimasukkan

- Pastikan alarm infus dihidupkan dan berfungsi, jika tersedia


- Ganti balutan tiap 24 - 48 jam

- Ganti set infus maksimal tiap 2 x 24 jam

- Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 x 24 jam (perifer)

- Hindari pengambilan sampel darah dan pemberian obat pada selang nutrisi parenteral

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St. Louis: Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemberian Obat
I.02062

Definisi

Mempersiapkan, memberi dan mengevaluasi keefektivan agen farmakologis yang diprogramkan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat

- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi

- Periksa tanggal kedaluwarsa obat

- Monitor tanda vital dan tanda laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
- Monitor efek terapeutik obat

- Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat

Terapeutik

- Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan akurat

- Hindari interupsi saat mempersiapkan, memverifikasi, atau mengelola obat

- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi)

- Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik, narkotika, dan antibiotik

- Hindari pemberian obat yang tidak diberi label dengan benar

- Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluwarsa

- Fasilitasi minum obat

- Tandatangani pemberian narkotika, sesuai protokol

- Dokumentasikan pemberian obat dan respons terhadap obat

Edukasi

- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping sebelum
pemberian

- Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat

Referensi

Berman, A., Synder, S & Fradsen, G. (2016). Kozier dan Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedure (8th ed.). St. Louis : Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company

Farah Fadhila
J210200005 (5)
1A
258 – 260
PEMBERIAN OBAT INHALASI (I.01015)
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis berupa spray (semprotan) aerosol,uap atau
bubuk halus untuk mendapatkan efek lokal atau sistemik.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat.
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi.
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat.
- Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
- Monitor efek terapeutik obat.
- Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat.
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Kocok inhaler selama 2-3 detik sebelum digunakan
- Lepaskan penutup inhaler dan pegang terbalik
- Posisikan inhaler di dalam mulut mengarah ke tenggorokan dengan bibir ditutup rapat
Edukasi
- Anjurkan bernafas lambat dan dalam selama penggunaan nebulizer
- Anjurkan menahan nafas salama 10 detik
- Anjurkan ekspirasi lambat melalui hidung atau dengan bibir mengkerut
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping obat
- Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat.
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA:Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company

PEMBERIAN OBAT INTERPLEURA (I.01016)


Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui kateter agar berdifusi pada rongga
pleura.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat.
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi.
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat.
- Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
- Monitor efek terapeutik obat.
- Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat.
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Pastikan ketepatan posisi kateter intrapleura dengan x-ray, jika perlu
- Aspirasi cairan intrapleura sebelum pemberian obat
- Tunda pemberian obat jika terdapat > 2 cc cairan balik saat pengecekan kateter
- Sediakan obat secara aseptik
- Berikan obat melalui kateter intrapleura secara intermitten atau kontinu, sesuai kebutuhan
- Sambungkan kateter intrapleura dengan mesin pompa, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
- Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat.
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA:Pearson Education.
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3rd ed.). (3rd ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company

PEMBERIAN OBAT INTRADERMAL (I.14531)


Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui jalur intradermal.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat.
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi.
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat.
- Monitor reaksi obat sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien,obat,dosis,waktu,rute,dokumentasi).
- Tentukan jarum suntik yang benar sesuai kebutuhan.
- Siapkan dosis dari ampul atau botol dengan benar.
- Pilih area suntikan yang sesuai.
- Hindari area kulit yang memar ,radang ,adema ,lesi atau perubahan warna.
- Gunakan teknik aseptik.
- Tusukkan jarum pada sudut 5-150 sedalam 3 mm.
- Suntikan obat secara perlahan, sambil mengamati timbulnya benjolan (lepuh)kecil pada kulit
permukaan.
- Beri tanda area injeksi.
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
- Anjurkan tidak menyentuh area benjolan (lepuh)
- Anjurkan melapor ke perawat jika merasakan keluhan setelah pemberian obat (mis. Gatal,
kemerahan, panas)

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA:Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company

PEMBERIAN OBAT INTRAMUSKULER (I.02063)


Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui jalur intramuskuler.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat.
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi.
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat.
- Monitor reaksi obat yang diharapkan dan tidak diharapkan.
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien,obat,dosis,waktu,rute,dokumentasi).
- Tentukan jarum suntik yang benar sesuai kebutuhan.
- Siapkan dosis dari ampul atau vial dengan benar.
- Pilih arean suntikan yang sesuai (mis. Vastus lateralis, ventrogluteal, deltoid).
- Hindari area kulit yang memar, radang, edema, lesi atau perubahan warna.
- Gunakan teknik aseptik.
- Lakukan teknik Z-track untuk mencegah obat keluar ke dalam jaringan subkutan dan kulit.
- Tusukkan jarum pada sudut 900
- Aspirasi sebelum menyuntikkan obat.
- Suntikan obat secara perlahan
- Cabut jarum setelah menunggu 10 detik setelah menyuntikkan obat.
- Hindari melakukan masase pada area penyuntikan.
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian.
- Anjurkan tidak memijit (masase )area penyuntikan.

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA:Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company

Pemberian Obat Intraoseous l. 02064


Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis dengan jarum melalui jalur korteks tulang.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat
- Monitor reaksi obat yang diharapkan dan tidak diharapkan
- Monitor tanda dan gejala ekstravasasi cairan atai obat, infeksi atau emboli lemak
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Tentukan jenis dan ukuran jarum serta stylet yang benar sesuai kebutuhan
- Siapkan dosis dari ampul atau vial dengan benar
- Imobilisasikan ekstermitas
- Fasilitasi insersi akses instraoseus
- Fiksasi akses instraoseus dengan balutan dan plester
- Aspirasi akses instraoseus sebelum menyuntikkan obat untuk memastikan ketepatan
posisi ujung jarum sesuai protokol
- Sambungkan selang dengan jarum dan alirkan dengan gravitasi atau tekanan, sesuai
kecepatan aliran yang diperlukan
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, metode pemberian, efek yang diharapkan dan
efek samping sebelum pemberian
261
Referensi
Barman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentale of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Polter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemberian Obat Intraspinal l. 06199


Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui jalur epidural atau intratekal.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat
- Periksa kecepatan tetesan untuk mengetahui ketepatan terapi
- Monitor tanda-tanda vital dan status neurologi
- Monitor fungsi motorik dan sensorik
- Monitor kebersihan lokasi insersi kateter epidural atau intratekal
- Monitor tanda-tanda infeksi pada lokasi insersi kateter epidural atau intratekal
- Monitor tanda-tanda infeksi sistem saraf pusat (mis, demam, perubahan tingkat
kesadaran, mual, dan muntah)
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Pertahankan teknik aseptik
- Aspirasi cairan spinal serebral sebelum memberikan obat
- Tandai tubing sebagai intratekal atau epidural
- Suntikkan obat secara perlahan sesuai dengan langkah prosedur
- Fiksasi kateter yang diamankan ke kulit
- Fiksasi semua sambungan selang
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tim medis jika lokasi insersi tampak tanda infeksi

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
Barman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentale of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Polter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemberian Obat Intravena l. 02065


Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui kateter intravena.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat
- Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
- Monitor efek terapeutik obat
- Monitor efek samping, foksisitas, dan interaksi obat
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
- Campurkan obat ke dalam kantung, botol, atau buret, sesuai kebutuhan
- Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
- Tempelkan label keterangan nama obat dan dosis pada wadah cairan IV
- Gunakan mesin pompa untuk pemberian obat secara kontinu, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
- Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat
Referensi
Barman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentale of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Polter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemberian Obat Kulit l. 14532


Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk memulihkan gangguan kulit.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
- Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluwarsa obat
- Monitor efek terapeutik obat
- Monitor efek local, efek sisternik dan efek samping obat
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Cuci tanagn dan pasang sarung tanagn
- Bersihkan kulit dan hilangkan obat sebelumnya
- Oleskan agen topikal pada kulit yang tidak mengalami luka, iritasi atau sensitif
- Hindari terpapar sinar ultra violet pada kulit yang mendapat obat topical
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
- Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat
- Ajarkan teknik pemberian obat secara mandiri, jika perlu

Referensi
Barman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentale of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Polter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnelt, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Pemberian Obat Topikal
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis ke permukaan kulit.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
-Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
-Periksa tanggal kadaluwarsa obat
-Monitor efek teraupetik obat
-Monitor efek lokal efek sistemik dan efek samping obat
Terapeutik
- Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Cuci tangan dan pasang sarung tangan
-Berikan privasi
-Bersihkan kulit
-Oleskan obat topikal pada kulit atau selaput lendir yang utuh (kecuali penggunaan obat
untuk mengobati lesi).
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
-Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat secara mandiri

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education.
Dougherty, L.& Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G.& Potler, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier.
Wilkinston, J. M., Treas, L. S., Barnett, K.& Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed). Philadelphi: F. A. Davis Company.

Pemberian Obat Vaginal


Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis via vagina
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
-Verifikasi order obat sebelum pemberian obat
-Periksa tanggal kadaluwarsa obat
-Monitor efek teraupetik obat
-Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat
Terapeutik
-Melakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
-Cuci tangan dan pasang sarung tangan
-Jaga privasi pasien
-Posisikan dorsal recumbent, litotomi, atau Sims
-Bersihkan area vagina
-Oleskan pelumas yang larut dalam air ke ujung supositoria
-Bersihkan pelumas pada telunjuk tangan dominan
-Masukkan ujung supositoria ke vagina sedalam 7,5 - 10 cm
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
-Anjurkan tetap berbaring 5-10 menit
-Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat secara mandiri

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed). USA: Pearson Education.
Dougherty, L.& Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G.& Potler, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier.
Wilkinston, J. M., Treas, L. S., Barnett, K.& Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed). Philadelphi: F. A. Davis Company.

Pemberian Obat Ventrikuler


Definisi
menyiapkan dan memberikan agen farmakologis ke dalam ventrikel lateral otak
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
-Verifikasi order obat sesuai indikasi
-Periksa tanggal kadaluwarsa obat
-Monitor efek teraupetik obat
-Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat
-Monitor status neurologis
-Monitor tanda-tanda infeksi sistem saraf pusat (mis. Demam, perubahan tingkat kesadaran,
mual, dan muntah
-Monitor tanda-tanda vital
Terapeutik
-Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi )
-Cuci tangan dan pasang sarung tangan
-Gunakan teknik aseptik
-Cukur rambut di lokasi pemberian obat, jika perlu
-Isi reservoir dengan cairan serebrospinal dengan melakukan penekanan dengan ibu jari
-Ambil cairan serebrospinal sesuai dengan kebutuhan
-Aspirasi cairan serebrospinal sebelum menyuntikkan perhatikan adanya darah atau warna
keruh
-Injeksikan obat secara perlahan sesuai prosedur
-Tekan reservoir dengan telunjuk untuk mencampurkan obat dengan cairan serebrospinal
-Berikan balutan, Jika perlu
Edukasi
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian

Referensi

Ajello –Laws, L. & Rutledge, D. N., (2007). Management of Adult Patients Receiving
Intraventricular Chemotherapy for the Tretment of Leptomenimgeal Metastsis. Clinical
Journal of Oncology Nursing, 12(3), pp.429-435.
Bajaj, M., Lulic –Botica, M. & Natarajan, G., 2012. Evaluation of cerebrospinal fluid
parameters in preterm infants with intraventricular reservoirs. Journal of
Perinatology, 32(10), 786-790.
Cohen-pfeffer, J.L. et al., 2017. Intracerebroventricular Delivery as a Safe, Long-Term Route of Drug
Administration. Pediatric Neurology, 67,23-35.
http://dx.doi.org/10.1016/j.pediatrneurol.2016.10.022.
Gabay,M.P. et al,., 2012. Intra-CSF administration og chemotetherapy medications. Cancer
Chemotherapy and Pharmacology, 70(1), 1-15.
Groothuls , K.E. & Levy, R.M., 2009 . Chapter 37 – intracerebroventricular Opioid Administration
for Chronic Pain A2 – Krames, Eliiot S. In P.H. Peckham & A.R.B.T.-N. Rezai, eds, San
Diego: Academic Press 491-496.
https://www.sciencedirect.com/science/article /pii/B9780123742483000380.

Pembidaian
Definisi
Menstabilisasi, mengimobilisasi, dan memproteksi bagian tubuh yang sederhana dengan
menggunakan penopang.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kebutuhan dilakukan pembidaian (mis. fraktur, dislokasi )
-Monitor bagian distal area cedera (mis. pulsasi nadi, pengikisan kapiler, gerakan motorik
dan sensasi ) pada bagian tubuh yang cedera
-Monitor adanya pendarahan pada area cedera
-Identifikasi material bidai yang sesuai (mis. lurus dan keras, panjang bidai yang melewati
dua sendi )
Terapeutik
-Tutup luka terbuka dengan balutan
-Atasi pendarahan sebelum bidai dipasang
-Minimalkan pergerakan, terutama pada bagian yang cedera
-Berikan bantalan (padding) pada bidai
-Imobilisasi sendi di atas dan di bawah area cedera
-Topang kaki menggunakan penyangga kaki (footboard), jika tersedia
-Tempatkan ekstremitas yang cedera dalam posisi fungsional, Jika memungkinkan
-Pasang bidai pada posisi tubuh seperti saat ditemukan
-Gunakan kedua tangan untuk menopang area cedera
-Gunakan kain gendongan (sling) secara tepat
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur sebelum pemasangan bidai
-Jelaskan tanda dan gejala sindrom kompartemen (5P: pulseless, parestesia, paln,
paralisys, palor)
-Anjurkan membatasi gerak pada area cedera
Referensi
Clarke, S. & Santy-Tomlinson, J. (2014). Orthopaedic and Trauma Nursing, an Evidence-
Based Approach to musculoskeletal Care. UK : Wiley-Blackwell.
Cole, E.(2009). Trauma Care, Essential Clinical Skill for Nursing. UK: Wiley-Blackwell.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8th ed). USA: Jones
& Barlett Learning.
Graves, I., & Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre-Hospital Care. New York : Oxford
University Press.

Pemeliharaan Kesuburan I.07223


Definisi
Upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan sistem reproduksi.
Tindakan
Observasi
- Identifikasikan tingkat pengetahuan tentang kesuburan
- Identifikasikan riwayat kesehatan organ reproduksi

Terapeutik
- Cegah kekurangan nutrisi dan obesitas selama usia reproduksi
- Cegah konsumsi, alcohol, rokok dan obat-obatan
- Cegah terpapar dan lingkungan radiasi dan kimiawi
- Diskusikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesuburan (mis. Usia, nutrisi, BB,
PMS)
- Diskusikan manfaat dan dampak alat kontrasepsi yang akan/telah digunakan untuk
kesuburan yang akan datang

Edukasi
- Anjurkan merencanakan kehamilan kurang dari 35 tahun
- Ajarkan pencegahan penyakit menular seksual
- Anjurkan menghindari IUD untuk menunda kehamilan pertama
- Anjurkan melakukan pemeriksaan dan pengobatan sejak dini jika memiliki riwayat
pada masalah kesuburan

Kolaborasi
- Rujuk untuk pemeriksaan masalah kesehatan yang dapat berdampak pada kesuburan
(mis. amenorrhea, diabetes, endometrios, dan penyakit tiroid)

Referensi
Lassi, Z. S., Iman, A.M., Dean, S.V., & Bhutta, Z. A (2014). Preconception care : caffeine,
smoking, alcohol, drugs and other environmental chemicsl/radiation exposure. Reproductive
Health . 11(13). S6.
Lowdermilk, D.,Chapman, A., & Chasion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health
Sciences.
Mazza, D., Chapman, A., & Michie, S. (2013). Barriers to the implementasion of
preconceprion care guidelines as perceived by general practitioners: a qualitative study. BMC
health services research, 13 (1), 36.

Pemeriksaan Kelengkapan Set Emergensi I.14534


Definisi
Pemeriksaan dan pemeliharaan kelengkapan alat dan bahan emergensi secraa sistematis.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kelengkapan dan ketersediaan alat serta mudah digunakan saat dibutuhkan
- Periksa tanggal kadaluarsa untuk semua peralatan temasuk obat-obatan

Terapeutik
- Bandingkan daftar alat yang ada sesuai dengan standar minimum
- Ganti persediaan dan peralatan yang hilang atau sudah tidak layak pakai
- Uji coba penggunaan alat (mis. Pengaturan laringoskop dan pemeriksaan bola lampu
laringoskop)
- Pastikan defibrillator tetap terpasang dan baterainya terisi
- Uji coba mesin defibrillator sesuai dengan protocol, termasuk uji coba pelepasan
energy rendah (kurang dari 200 joule)
- Bersihkan setelah digunakan
- Pastikan alat dalam kondisi aman

Referensi
Boron , S.W. (2015). Checklists for Hazardous Materials Emergency Preparedness.
Emergency Medicine Clicice of North America, 33(1), .213-232.
Keijzer, W.W., Agha, R.A. & Grelg, A (2017).WHO safer Surgery checklists compliance
amongst paediatric emergency plastic surgery patients in an UK hospital. Annals of Medicine
and Surgery, 21, pp. 49-52.
Mavalankar, D. et al (2004). Managing equipment for emergency obstetric care in rural
hospitals, International Journal of Gynecology & Obstetrics, 87(1). 88-97.
Nyfhus, H.B. & Kamara, M.M. (2017). Quality improvement in emergency service delivery,
Assesment of knowledge and skills amongst emergency nurses at Conneught Hospital, Sierra
Leone. African Journal of Emergency Medicine, 7(3), 113-117.
Pollack, C. V. et al(2006). Application of the TIMI Risk Score for Unstable Angina and Non-
ST Elevation Acute Coronary Syndrome to an Unselected Emergency Department Chest Pain
Population. Academic Emergency Medicine, 13(1), 13-18.

Pemeriksaan payudara I.07224


Definisi
Melakukan inspeksi dan palpasi pada payudara serta area yang terkait untuk mengidentifikasi
kesehatan payudara.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi faktor risiko kanker payudara (mis. Usia, usia saat hamil pertama, usia
menarche, usia menopause, riwayat keluarga, riwayat penyakit pada payudara, status
paritas dan riwayat menyusui)
- Identifikasi adanya keluhan nyeri, rasa tidak nyaman, pengeluaran, perubahan bentuk
payudara dan punting
- Inspeksi payudara (mis. Ukuran, bentuk, tekstur, dan warna kulit seperti kemerahan,
retraksi kulit payudara)
- Periksa apakah terdapat cairan yang keluar dari puting dengan menempatkan jempol
dan jari telunjuk di sekitar puting, lalu tekan perlahan, dan perhatikan apakah ada
cairan yang keluar
- Inspeksi dan palpasi nodus limfe, termasuk pada nodus supraklavikular,
infraklavikular, lateral, sentral, subscapular, dan anterior
- Palpasi payudara dengan menggunakan 3 jari pada tangan dominan pemeriksa
- Monitor adanya bekas mastektomi, lesi, jaringan parut, kemerahan, eritema

Terapeutik
- Atur posisi yang nyaman untuk pemeriksaan dan jaga privasi
- Lakukan pemeriksaan pada posisi supine
- Minta melepaskan pakaian atas
- Minta menggunakan empat posisi saat dilakukan inspeksi payudara, kedua lengan
pada samping tubuh, kedua tangan diletakkan pada pinggang sambil bahu bagian
depan dicondongkan ke depan sehingga posisi payudara terlihat menggantung, kedua
tangan di belakang kepala dengan siku dilipat
- Catat jumlah, ukuran, lokasi , konsistensi, dan pergerakan nodus
- Tempatkan gulungan handuk atau bantal kecil dibawah pundak dan letakkan tangan
bawah kepala di bawah kepala
- Lakukan pemeriksaan dengan gerakan memutar dan menekan jaringan payudara
melawan dinding dada
- Periksa empat kuadran payudara sampai ke pangkal payudara dan ulangi pada
payudara yang lainnya
- Catat adanya massa (min. lokasi, ukuran, pergerakan, konsistensi)
- Catat kesimetrisan payudara (mis. Perbedaan bentuk, ukuran, puting, kerutan atau
lekukan pada kulit)

Edukasi
- Jelaskan prosedur sebelum pemeriksaan dilakukan
- Ajarkan melakukan pemeriksaan payudara sendiri
- Anjurkan melakukan pemeriksaan mammografi secara rutin sesuai dengan usia, faktor
risiko, dan kondisi pasien.

Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L. Cashion, M.C., & Perry, S. E. (2013) Maternity and
Women’s Health Care E-Book. Elsevier Health Sciences.
Feldman, J.G., Charter, A. C., Nicastri, A. D., & Hosat, S.T.(1981). Breast self-examination,
relationship to stage of breast cancer at diagnosis, Cancer, 47(11), 2740-2745
Swartz, M. H. (2014). Textbook of Physical Diagnosis E-Book: History And Examination.
Elseiver Health Sciences.
Tang, T. S., Solomon, L. J., &McCracken, L. M. (2000). Cultural barriers to Mammography,
clinical breast exam, and breast self-exam among Chineese-American Women 60 And Older,
Preventive Medicine, 31(5), 575-583

Pemetaan Otak (Brainmapping) I.06201


Definisi
Pelaksanaa uji diagnostic brain mapping untuk analisis komprehensif frekuensi gelombang.
Tindakan
Observasi
Monitor gangguan tidur, medikasi, gula darah, pergerakan mata, kepala atau kaki sampai
prosedur selesai
Terapeutik
- Pastikan tidak menggunakan pewarna rambut, make-up dan komtak lensa
- Cuci/keramas rambut untuk menghilangkan kotoran
- Pastikan tidak diberikan obat penenang dan kafein empat jam sebelum pemeriksaan
- Lakukan pengukuran kepala untuk menentukan lokasi penempatan elektrode
- Pasang electrode-elektrode pada lokasi yang ditentukan
- Lakukan perekaman (berlangsung selama 15-20 mrnit)
- Minta untuk membuka dan menutup mata, dan bernafas lebih cepat (hiperventilasi)
- Atasi sesuai protokol, jika kejang

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
- Anjurkan untuk tidur nyenyak di malam hari sebelum pemeriksaan
- Anjurkan makan bergizi, satu sampai dua jam sebelum pemeriksaan (mis. Tingi
protein)
- Anjurkan menghindari makanan yang mengandung gula sebelum pemeriksaan
- Anjurkan berkemih dalam pemeriksaan
- Anjurkan rilaks selama pemeriksaan dan ikuti operator

Referensi
Boyd, M. A. (2011), Phychiatric Nursing: Contempory Practice(5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Smith, D. F.(2010). Cognitive Brain Mapping for Better or Worse. Perspectives in Biology
and Medicine, 53(3), 321-9.
Stuart, G, w. (2013). Principles and practice of phychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Miles, J., and Gilbert. (2005). A handbook of research methods for clinical and health
psychology, Oxford: Oxford Univ. Press.

Pencegahan Alergi
I.14535
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan resiko pasien mengalami reaksi alergi.
Tindakan

Observasi
- Identifikasi riwayat alergi (obat, makanan, debu, udara)
- Monitor terhadap reaksi obat, makanan, lateks, transfusi darah atau produk daerah alergen
lainnya

Terapeutik
- Berikan tanda alergi pada rekam medis
- Pasang gelang tanda alergi pada lengan
- Hentikan paparan alergen
- Lakukan tes alergi sebelum pemberian obat

Edukasi
- Ajarkan menghindari dan mencegah paparan alergen

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam pencegahan alergi (mis. dokter, ahli gizi)

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.) UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing, Patient-Centered Collaborative
Care (8th ed.). St Louis: Mosbay Elsevier.
Perry, A.G & Potter, P. A.(2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pencegahan Aspirasi
I.01018
Definisi
Mengidentifikasi dan mengurangi risiko masuknya partikel makanan/cairan ke dalam paru-paru.
Tindakan

Observasi
- Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan menelan
- Monitor status pernapasan
- Monitor bunyi napas, terutama setelah makan/minum
- Periksa residu gester sebelum memberi asupan oral
- Periksa kepatenan selang nasogastric sebelum memberi asupan oral

Terapeutik
- Posisikan semi Fowler (30-45 derajat) 30 menit sebelum memberi asupan oral
- Pertahankan posisi semi Fowler (30-45 derajat) pada pasien tidak sadar
- Pertahankan kepatenan jalan napas (mis. teknik head tilt chin lift, jaw thurst, in line)
- Pertahankan pengembangan balon endotracheal tube (ETT)
- Lakukan penghisapan jalan napas, jika produksi skeret meningkat
- Sediakan suction di ruangan
- Hindari memberikan makan melalui selang gastrointestinal, jika residu banyak
- Berikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak
- Berikan obat oral dalam bentuk cair

Edukasi
- Anjurkan makan secara perlahan
- Anjurkan strategi mencegah aspirasi
- Ajarkan teknik mengunyah atau menelan, jika perlu

Referensi
Daniels S. K. et al (2016). Rapid Aspiration Screening for Suspected Stroke. Achives of Physical
Medicine and Rehabilitation. 97(9), 1440-1448
Eisenstadt, E.S.(2010). Dysphagia and Aspiration Pneumonia in older adults. Journal of the American
Academy of Nurse Practitioners, 22(1), 17-22
May, N. H. et al (2017). Pharyngeal Swallowing Mecharils Secondary to Hemispheric Stroke. Journal
of Stroke and Cerebrovaskular Dieases, 26(5), 952-961

Shi, Y. et al (2017). Suction force-suction distance relation during aspiration thombectomy


for ischemic stroke: A computational fluid dynamics study. Physics in Medicine 3, 1-8
Thakral, A. et al (2015). Aspiration of an endodontic file. Medical journal Armed Forces
India, 71, S505-S511
Wilkinson, J. M. et al (2016). Fundamental of Nursing Theory, Concept, and Aplication (3th
ed.) Philadelphia F. A. Davies Company
Pencegahan Bunuh Diri
I.14535
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko merugikan diri sendiri dengan maksud mengakhiri hidup.

Tindakan

Observasi
- Identifikasi gejala risiko bunuh diri, (mis. gangguan mood, halusinasi, delusi, panic,
penyalahgunaan zat, kesedihan, gangguan kepribadian)
- Identifikasi keinginan dan pikiran rencana bunuh diri
- Monitor lingkungan bebas bahaya secara rutin (mis. barang pribadi, pisau cukur, jendela)
- Monitor adanya perubahan mood atau perilaku

Terapeutik
- Libatkan dalam perencanaan perawatan mandiri
- Libatkan keluarga dalam perencanaan perewatan
- Lakukan pendekatan langsung dan tidak menghakimi saat membahas bunuh diri
- Berikan lingkungan dengan pengamanan ketat dan mudah dipantau (mis. tempat tidur dekat
dengan ruang perawat)
- Tingkatkan pengawasan pada kondisi tertentu (mis. rapat staf, pergantian shift)
- Lakukan intervensi perlindungan (mis. pembatasan area, pengekangan fisik), jika diperlukan
- Hindari diskusi berulang tentang bunuh diri sebelumnya, diskusi berorientasi pada
masasekarang dan masa depan
- Diskusikan rencana menghadapi ide bunuh diri di masa depan (mis. orang yang dihubungi, ke
mana mencari bantuan)
- Pastikan obat ditelan

Edukasi
- Anjurkan mendiskusikan perasaan yang dialami kepada oang lain
- Anjurkan menggunakan sumber pedukung (mis. layanan spiritual, penyedia layanan)
- Jelaskan tindakan pencegahan bunuh diri kepada keluarga atau orang terdekat
- Informasikan sumber daya masyarakat dan profram yang tersedia
- Latih pencegahan risiko bunuh diri (mis. latihan asertif, relaksasi otot progresif)

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas, atau antipsikotik, sesuai indikasi
- Kolaborasi tindakan keselamatan kepada PPA
- Rujuk ke pelayanan mental, jika perlu

Referensi
Kaniwa, l., Kawanishi, C., Suda, A., & Hirayasu, Y. (2012). Effect of educating local government
officers and healthcare and welfare professionals in suicide prevention. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 9(3), 712-21.
Nevilla, Kathleen, PhD., R.N., & Roan, Nora M, DNP,R.N., A.P.N. (2013). Suicide In hospitalized
medical surgical patients: Exploring nurses’ attitudes. Journal of Psychosocial Nursing & Mental
Health Services, 51(1), 35-43. dol:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-20121204-01.
Rebair, A., & Hullat, l. (2017). Identifying nurses’ needs in relation to suicide awareness and
prevention. Nursing Standard (2014), 31(27), 44. doi:http://dx.doi.org/10.7748/ns.2017.e10321.
Pencegahan Cedera
I.14537
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko mengalami bahaya atau kerusakan cedera

Tindakan

Observasi
- Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera
- Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera
- Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada ekstreminitas bawah

Terapeutik
- Sediakan pencahayaan yang memadai
- Gunakan lampu tidur selama jam tidur
- Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan gawat darurat (mis. penggunaan
telepon, tempat tidur, penerangan ruangan, dan lokasi kamar mandi)
- Gunakan alas lantai jika berisiko mengalami cedera serius
- Sediakan alas kaki antiselip
- Sediakan psipot atau urinal untuk eliminasi di tempat tidur, jika perlu
- Pastikan bel panggilan atau telepon mudah dijangkau
- Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau
- Pertahankan posisi tempat tidur di posisi terendah saat digunakan
- Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda dalam kondisi terkunci
- Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan
- Pertimbangkan penggunaan alarm elektronik pribadi atau alarm sensor pada tempat tidur atau
kursi
- Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang diperlukan
-
- Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai (mis. tongkat atau alat bantu jalan)
- Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi pasien
- Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan pasien, sesuai kebutuhan

Edukasi
- Jelaskan alasan intervensi penceghan jatuh ke pasien dan keluarga
- Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri

Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA. Pearson Education.
Dougherty. L, & Lister, S. (2015). Manual of Clinic Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter. P. A (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd
ed.). Philadelphia: F . A. Davis Company.

PENCEGAHAN EMBOLI I.02066

Definisi
Mengidentifikasikan dan menurunkan hambatan resiko aliran darah akibat embolus
(mis. Bekuan darah, udara)

Tindakan
Observasi
 Periksa riwayat penyakit pasien secara rinci untuk melihat factor resiko (mis. Pasca
operasi, fraktur, kemoterapi, kehamilan, pasca persalinan, imobilisasi, kelumpuhan,
edema ekstermitas, PPOK, stroke, riwayat DVT sebelumnya)
 Periksa trias Virchow (status vena, hiperkoagulabilitas dan trauma yang
mengakibatkan kerusakan intima pembuluh darah)
 Monitor adanya gejala baru dari mengi, hipotesis, nyeri saat inspirasi, nyeri pleuritik
 Monitor sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, CRT, warna, suhu dan adanya
rasa sakit pada ektremitas)
Terapeutik
 Posisikan anggota tubuh yang beresiko emboli 20o di atas posisi jantung
 Pasangkan stocking atau alat kompres pneumatic intermiten
 Lepaskan stocking atau alat kompres pneumatic intermiten selama 15-20 menit
setiam 8 jam
 Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
 Lakukan perubahan posisi selama 2 jam
 Hindari memijat atau menekan otot ektremitas
Edukasi
 Anjurkan melakukan fleksi dan ekstensi kaki paling sedikit 10 kali setiap jam
 Anjurkan melaporkan perdarahan yang berlebihan (mis. Mimisan yang tidak biasa,
muntah darah, urin berdarah, gusi berdarah, pendarahan pervaginam, pendarahan
menstruasi yang berat, feses berdarah, nyeri atau bengkak yang tidak biasa, warna
biru atau ungu pada jari kak, nyeri di jari kaki, bisul atau bintik putih di mulut atau
tenggorokan
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan minum obat antikoagulan sesuai dengan waktu dan dosis
 Anjurkan asupan makanan yang tinggi vitamin K
 Anjurkan menghindari duduk dengan kaki menyilang atau duduk lama dengan kaki
terantung.
 Anjurkan melakukan tindakan pencegahan (mis. Berjalan, banyak minum, hindari
alcohol, hindari imobilisasi jangka panjang)

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian trombolitik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian antikoagulan dosis rendah atau atiplateletdosis tinggi (mis.
Heparin, clopidogrel, warfarin, aspirin, dipyridamole, dekstran) jika perlu
 Kolaborasi pemberian prometazin intravena dalam larutan NaCI 0,9% 25 cc -50cc
dengan aliran lambat.

Referensi
Brakenridge, S.C. et al (2011). Predictors of early visual late timing of pulmonary
embolus after traumatic injury. The Americaan Journal of Surgery, 201(2), 209-215.
Donelly, J.C. & D’alton, M.E. (2013). Pulmonary embulson in pregnancy. Seminar In
Perinatology, 37(4), 225-233. http://www.
Sciencedirect.com/science/article/pii/S0146000513000499.
Fenner, L.B. & Oliver, C. (2012). Prevention of deep vein thrombosis and pulmonary
embolus. Anaesthesia & Intensive Care Medicine, 13(12), 609-612.
Mateo, R., Dutta, S. & Jaffer, A.K. (2016). Venous thromboembolism Prevention and
Perioperatvie Management Of Anticoagulants. Hospital Medicine Clinics, 5(2), 242-267.
Ortiz-Bautista, C. et al (2015). Inoperable chronic thromboembolic pulmonary
hypertension treated with riociguat: A case studylnoperable chronic thromboembolic
pulmonary hypertension. Revista Portuguesea de Cardiologia (English Edition),
34(12),p.777.e1-777.e5.

PENCEGAHAN HIPERTERMIA MALIGNA I.14538

Definisi
Mengidentifikasi dan mengurangi respon hipermetabolik terhadap agen
farmakologis yang digunakan selam operasi.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi riwayat hipertermi keganasan, gangguan otot atau demam pasca operatif
 Monitor tanda-tanda vital, termasuk suhu inti badan
 Monitor tanda-tanda hipertermi keganasan (mis. Hipercarbia, hipertermia,
takikardia, takipnea, asidosis metabolik, aritmia, sianosis, kulit bengkok, kekakuan
otot, keringat banyak dan tekanan darah yang tidak stabil).
 Monitor nilai laboratorium (mis. Peningkatan CO2 dengan penurunan saturasi
oksigen, peningkatan kalsium serum, peningkatan potassium, asidosis metabolic,
hernaturia dan mioglobinuria)
 Monitor EKG
 Momitor tanda-tanda komplikasi (mis. Koagulopati, gagal ginjal, hipotermia, edema
paru, hiperkalemia, sekuel neurologis, nekrosis otot dan gejala berulang setelah
pengobatan)
 Monitor haluaran urine
Terapeutik
 Pasang matras pendingin di bawah badan
 Berikan kompres dingin
 Pasang IV dua jalur
 Berikan hiperventilasi dengan oksigen 100% aliran tinggi
 Minimalkan rangsangan lingkungan
 Sediakan alat kegawatdaruratan
Edukasi
 Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya hipertermia maligna
Kolaborasi
 Kolaborasi uji diagnostic (mis. Uji kontraktur otot, uji genetic molekuler), jika perlu
 Kolaborasi penggunaan agen anestesi non nitrogen (mis. Opioid, benzodiazepine,
anestetik local, nitrous oxide dan barbiturate)
 Kolaborasi pemberian intubasi jalan nafas, jika perlu
 Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu

Referensi
Bick, J.S. et al (2016). Malignan Hypertermia during double-lung transplantation.
Journal of Cardiothoracic and Vascular Anesthesia, 30(2), pp.443-445.
Chang, C.Y. & Scher, R.L. (2003). Malignan Hypertermia and the otolaryngologist. Ear,
Nose and Throat Journal, 82(6), 433-436.
Hommertzheim, R. & Steinke, E.E. (2006). Malignan Hypertermia-The perioperative
nurse’s role. AORN Journal, 83(1), 149-164.
Kollmann-Camaiora, A.et al (2016). Clinical protocol for the management of
Malignan Hypertermia. Revista espanola de anestesiologia y reanimacion, 64(1), pp.32-40.
Rosenberg, H. &cRueffert, H. (2011). Clinical utility gene card for: Malignan
Hypertermia. European journal of human genetics : EJHG,19(6), 1-3.
Week, M., (2013). Malignan Hypertermia ; Findings from Captain James A . Lovell
Federal Health Care Center Reveals New Findings on Malignan Hypertermia, 40(4), 1-2.
PENCEGAHAN INFEKSI I.14539

Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organisme patogenik

Tindakan
Observasi
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
 Batasi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan kulit pada edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan dan tanda gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

Referensi
Berman, A.Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10tn ed.). USA: pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK:
The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). ST Louis:
Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3th ed.). Piladelphia: F. A. Davis Company.

PENCEGAHAN JATUH I.14540

Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terjatuh akibat perubahan akibat kondisi
fisik atau psikologis.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi factor risiko jatuh (mis. Usia >65 tahun, penurunan tingkat kesadaran,
defisit kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan,
neuropati)
 Identifikasi factor risiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau sesuai kebijakan
institusi
 Identifikasi factor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh (mis. Lantai licin,
penerangan kurang)
 Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (mis. For More Scale, Humty Dumpty
Scale), jika perlu
 Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya
Terapeutik
 Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
 Pastika roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam kondisi terkunci
 Pasang handrail tempat tidur
 Atur tempat tidur mekanis pada posis terendah
 Tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh ke dekat dengan pantauan perawat dari
nurse station
 Gunakan alat bantu berjalan (mis. Kursi roda, walker)
 Dekatkan bel pemanggil dalam dalam jangkauan pasien
Edukasi
 Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk untuk berpindah
 Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
 Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan tubuh
 Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk meningkatkan keseimbangan saat
berdiri
 Ajarkan cara menggunakan bel pemanggil untuk memanggil perawat

Referensi
Berman, A.Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
tn
(10 ed.). USA: pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK:
The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). ST Louis:
Mosby Elsevier.
Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3th ed.). Piladelphia: F. A. Davis Company.

PENCEGAHAN KEBAKARAN I.14543


Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terjadinya kebakaran
Tindakan
Observasi
- Identifikasi potensi terjadinya kebakaran

Terapeutik
- Hindarkan pemantik api dan korek api dari jangkauan sumber api
- Jauhkan benda yang mudah terbakar dari jangkauan sumber api
- Gunakan alat – alat listrik secukupnya
- Rencanakan jalur evakuasi

Edukasi
- Anjurkan mematikan puntung rokok sebelum dibuang ketempat sampah
- Anjurkan tidak meninggalkan sumber panas atau api (mis. Kompor, lampu minyak
tanah, setrika) menyala tanpa pengawasan
- Anjurkan tidak mengisi bahan bakar sambil merokok
- Anjurkan membiasakan langsung mematikan kompor, lampu dan alat-alat listrik
setelah digunakan atau saat akan meninggalkan rumah
- Ajarkan cara memadamkan api dengan tepat
- Ajarkan cara menggunakan alat pemadam api ringan (APAR)

Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Fundamentals of Nursing (10 ͭ ͪ e.). USA:
Pearson Education.
Dougherty. L. & Lister, S. (2015), Manual of Clinica Nursing Procedures (9 ͭ ͪ ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ͭ ͪ ed.) St Louis: Mosby Elsevier
Pusat Kritis Kementrian Kesehatan RI (2017). Cara Mencegah Terjadinya Kebakaran.
Pusatkrisis.kemkes.co.id/cara-mencegah-terjadinya-kebakaran.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ͬ ͩ ed.).
Philadelphi: F. A. Davis Company

PENCEGAHAN KEJANG l.14542


Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terjadinya kontraksi otot dan gerakan yang tidak
terkendali
Tindakan
Observasi
- Monitor status nurologis
- Monitor tanda – tanda vital

Terapeutik
- Baringkan pasien agar tidak terjatuh
- Rendahkan ketinggian tempat tidur
- Pasang side-Rail tempat tidur
- Berikan alas empuk dibawah kepala, jika memungkinkan
- Jauhkan benda-benda berbahaya terutama benda tajam
- Sediakan suction disamping tempat tidur

Edukasi
- Anjurkan segera melapor jika merasakan aura
- Anjurkan tidak berkendara
- Ajarkan keluaraga pertolongan pertama pada kejang kolaborasi

Kolaborasi
- Kolaborsi pemberian antikonvulsan, jika perlu

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 ͭ ͪ ed.),
USA: Pearson Education.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Hearding, M. M. (2014). Medical-
surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9 ͭ ͪ ed.). St. Louls, Missouri:
Mosby Elsevier.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & procedures (8 ͭ ͪ ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ͭ ͪ ed.).
philadelphia: F, A. Davis Compeny.

PENCGAHAN KONSTIPASI I.04160


Definisi
mengidentifikasi dan menurunkan risiko terjadinya penurunan frekuensi normal defekasi
yang disertai kesulitan pengeluaran feses yang tidak lengkap
Tindakan
9SIK
- Identifikasi faktor risiko konstipasi (mis. Asupan serat tidak adekuat, asupan cairan
tidak adekuat, agang lionik, kelemahan otot abdomen, aktivitas fisik kurang)
- Monitor dan tanda gejala konstipasi (mis. Defekasi kurang dari 2x seminggu, defekasi
lama/sulit, feses keras, peristaltik menurun)
- Identifikasi status kognitif untuk mengkomunikasikan kebutuhan
- Identifikasi penggunaan obat-obatan yang menyebabkan konstipasi

Terapeutik
- Batasi minuman yang mengandung kafein dan alkohol
- Jadwalkan rutinitas BAK
- Lakukan masase abdomen
- Berikan terapi akupresur

Edukasi
- Jelaskan penyebab dan faktor risiko konstipasi
- Anjurkan minum air putih sesuai dengan kebutuhan (1500-2000 ml/hari)
- Anjurkan mengkonsumsi makanan berserat (25-30 gram/hari)
- Anjurkan meningkstkan aktivitas fisik sesuai keutuhan
- Anjurkan berjalan 15-20 menit 1-2 kali/hari
- Anjurkan menjongkok untuk memfasilitasi proses BAB

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi, jika perlu

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 ͭ ͪ ed.),
USA: Pearson Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of clinical Nursing proedures (9 ͭ ͪ ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Lee, E. J. (2010). The effec of acupressure on constipation, quality of life, end depressive symtoms in
censer patients with constipation (Order No. 3584125). Available from Nursing & Allied Health
Database: ProQuest Dissertation & Theses Global, (1547381170)
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & procedures (8 ͭ ͪ ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ͭ ͪ ed.).
philadelphia: F, A. Davis Compeny.

PENCEGAHAN LUKA TEKAN I.14543


Definisi
mengidentifikasi dan menurunkan risiko kematian jaringan pada area penonjolan tulang
akibat penekanan atau gesekan terus menerus.
Tindakan
Observasi
- Periksa luka tekan dengan menggunakan skala (mis. Skala Noton, Skala Braden)
- Periksa adanya luka tekan sebelumnya
- Monitor suhu kulit yang tertekan
- Monitor berat badan dan perubahannya
- Monitor status kulit harian
- Monito ketat area yang memerah
- Monitor kulit di atas tonjolan tulang atau titik tekan saat mengubah posisi
- Monitor sumber tekanan dan gesekan
- Monitor mobilitas dan aktivitas individu

Terapeutik
- Keringkan daerah kulit yang lembab akibat keringat, cairan luka, dan inkontinensia
fekal atau urin
- Gunakan Barier seperti lotion atau bantalan penyerap air
- Ubah posisi dengan hati-hati setiap 1-2 jam
- Buat jadwal perubahan posisi
- Berikan bantalan pada titik tekan atau tonjolan tulang
- Jaga sprai tetap kering, bersih , dan tidak ada kerutan atau lipatan
- Gunakan kasur khusus, jika perlu
- Hindari pemijatan diatas tonjolan
- Hindari pemberian lotion pada daerah yang luka atau kemerahan
- Hindari menggunakan air hangat dan sabun keras saat mandi
- Pastikan asupan makanan yang cukup terutama protein, vitamin B dan C, zat besi ,
dan kalori

Edukasi
- jelaskan tanda-tanda kerusakan kulit
- anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda kerusakan kulit
- ajarkan cara merawat kulit

Referensi
Bauer, C. (2012). Pressure Ulcer Update for Primary Care. Journal for Nurse Practitioners, 8(9), 729-
735. Griswold, L.H. et al (2017) . Validity of the Braden Scale in grading pressure ulcers in trauma
and bum patients. Journal of surgical Research, 219, 151-157 .
Karavan, M. et al (2015). Evidence-based chronic ulcer care and lower limb outcorners among pacific
northwest veterans. Wound Repair and Regeneration. 23(5), 745-752 .
Schluer, A.B, (2017). Pressure ulcers in maturing skin – A clinical perspective. Journal of Tissue
Viability, 26(1), 2-5
Stephens, M. & Bartley, C.A. (2017). Understanding the association between pressure ulcers and
sitting in adults what does it mean for me and my carers? Seating guidelines for people, carers and
health & social care professionals . Journal of Tissue Viability.
Onver, S. et al (2017). Attitudes of surgical nurses towards pressure ulcer prevention . Journal of
Tissue Viability , 26, 277-281.
Zuo, X.L & Meng, F. J. (2015). A care bundle for pressure ulcer treatment in intensive care units.
International Journal of Nursing Sciences, 2(4), 340-347.
Nama : Dhesy Hamdan Lafaiz Regitasari
NIM : J210200016
Kelas : A

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN ZAT l.09298


Definisi:
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko gaya hidup penggunaan alkohol atau narkoba.
Tindakan :
Observasi

 Identifikasi kemungkinan perilaku berisiko penyalahgunaan zat.


Terapeutik
 Motivasi mentolerir peningkatan tingkat stres
 Motivasi mengantisipasi lingkungan yang mengakibatkan stres
 Motivasi pengambilan keputusan dalam memilih gaya hidup
 Motivasi mengikuti program di sekolah, tempat kerja atau sosial
 Motivasi keluarga mendukung kebijakan pelarangan zat
 Diskusi strategi pengurangan stres
 Diskusikan cara mempersiapkan diri dalam kondisi stres
 Libatkan dalam program aktivitas kelompok di masyarakat maupun pelayanan
 Dukung untuk ikut serta dalam kelompok masyarakat, seperti SADD (Students Against
Destructive Decisions) dan MADD (Mothers Against Drunk Driving)
 Dukung program yang mengatur penjualan don distribusi zat (mis. anok di bawah umur)
 Fasilitasi dalam mengorganisir kegiatan bagi remaja (mis. rekreasi, reuni)
 Fasifitasi dalam mengkoordinasi berbagai ke!ompok masyarakat
Edukasi :
 Latih kemampuan asertif
 Latih pikiran dan perilaku dalam mengurangi kondisi stres
 Anjurkan rnenghindari perilaku isolasi sosial
 Ajarkan keluarga tentang penggunaan zat secara substansial
 Ajarkan keluarga mengidentifikasi tanda dan gejala kecanduan
 Anjurkan ketuarga berpartisipasi dalam kegiatan anak di sekolah
Referensi :
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nutsing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins1.
Galvin, D. M. (2000). Workplace managed care: Collaboration for substance abuse prevention. The
Journal of Behavioral Health Services & Research, 27(2), 125-30.
Firesheets, E. K.. Francis, M. , Barnum, A ,& Rolf, L. (2012). Community-based prevention support.
Using the interacuve systems framework to facilitate grassroots evidenced-based substance abuse
prevention. Arnerican Journal of Community Psychology, 50(3-4), 347-56.
doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10464- 012-9506-x.
Stuart, G. W, (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.

PENDEGAHAN PERDARAHAN 1.022067


Defenisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko atau komplikasi stimulus yang menyebabkan perdarahan
risiko perdarahan.
Tindakan
Observasi
 Monitor tanda dan gejala perdarahan
 Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelurm dan setelah kehilangan darah
 Monitor tanda-tanda vital ortostatik
 Monitor koagulasi (mis. prothrombin time (PT), partial thrombop!astin time (PTT),
fibrinogen, degradasi fibrin dan/atau platelet)
Terapeutik
 Pertahankan bed rest selama perdarahan
 Batasi tindakan invasif, jika perlu
 Gunakan kasur pencegah dekubitus
 Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
 Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
 Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
 Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
 Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian Obat pengontrol perdarahan,jika pedu
 Kolaborasi pemberian produk darah, jika pedu
 Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika pedu
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8th ed.). USA: Jones&
Bartett Leaming.
Donadini, M.P., Ageno, W. & Douketis, J.D. (2012). Management of bleeding in patients receiving
conventional or new anticoagulants: A practical and case-based approach. Drugs, 72(15), 1965—
1975.
Hurwitz, A.. Massone, R. & Lopez, B.L. (2014). Acquired Bleeding Disorders. Emergency Medicine
Clinics of North America, 32(3), 691—713.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M. , Bucher, L. & Harding, M. M. (2014). Medical-
surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St. Louis, Missouri:
Mosby Elsevier.

PENCEGAHAN PERILAKU KEKERASAN 1.14544


Defenisi
Meminimalkan kemarahan yang diekspresikan secara bertlebihan dan tidak terkendali secara
verbal sampai dengan mencederai orang lain dan/atau merusak lingkungan.
Tindakan
Observasi
 Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan (mis. benda tajam, tali)
 Monitor keamanan barang yang dibawa oleh pengunjung
 Monitor selama penggunaan barang yang dapat membahayakan (mis. pisau cukur)
Terapeutik
 Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara rutin
 Libatkan keluarga dalam perawatan
Edukasi
 Anjurkan pengunjung dan keluarga untuk mendukung keselamatan pasien
 Latih cara mengungkapkan perasaan secara asertif
 Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan nonverbal (mis. relaksasi, bercerita)
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Hage, S., Van Meijel, B.. Flutten; F.. & Berden, G. F. M. G. (2009). Aggressive behaviour in
adolescent
psychiatric settings: What are risk factors, possible interventions and implications for nursing
practice? A literature, review. Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing, 16(7). 661-669.
doi:http://dx.doi.org/10.1111/j.1365-2850.2009.01454.x
Littell, Kimberly H,A.P.R.N., M.S.. & Littrell, Steven H,M.A., L.P.C. (1998). Current understanding
of violence and aggression: Assessment and treament. Journal of Psychosocial Nursing & Mental
Health Servies, 36(12), 18-24.
Stuart, G.W.(2013).Principles and Practice of Psychiatric Nursing ( 10th ed).St.Louis:Mosby.
PENCEGAHAN RESIKO LINGKUNGAN l.14545
Definisi
Sebuah aktivitas untuk meminimalkan risiko, mendeteksi terjadinya penyakit, dan cedera di
populasi atau masyarakat yang memiliki risiko dari lingkungan.
Tindakan
Observasi

 Identifikasi adanya risiko lingkungan yang dapat merusak/membahayakan kesehatan


 Identifikasi pihak-pihak yang dapat membantu masyarakat untuk perlindungan dari bahaya
lingkungan
 Monitor insiden cedera tertait bahaya dari lingkungan
Terapeutik

 Analisis tingkat risiko terkait dengan lingkungan (mis. perumahan, air, makanan, radiasi dan
kekerasan)
 Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan keamanan lingkungan
 Lakukan advokasi bersama masyarakat untuk desain lingkungan yang aman dan sistem
pengamanannya
 Fasilitasi anggota masyarakat untuk melakukan modifikasi lingkungan yang aman
Edukasi

 Infomasikan pada populasi yang berisiko terkait bahaya yang mungkin diperoleh dari
lingkungan sekitar
Kolaborasi

 Kolaborasi dengan petugas kesehatan terkait, jika perlu


Referensi
Aidetson & McFadane. (2011) Community Ås Partner : Theory and Practice In Nursing.
Phitadoiphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Quad Council Organizations, & American Nurses Association. (1999). Scope and standards of public
health nursing practice, American Nurses Association.
Smith K.. & Bazini-Barakat, N. (2003). A public health nursing practice model: Melding public health
principles with the nursing process.Public Health Nursing, 20(1 ), 42-48.
Stanhope, M. dan Lancaster: J. (2012). Public Health Nursing: Population - Centered Health Care in
the Community(8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.

PENCEGAHAN SYOK
Definisi
mengidentifikasi dan menurunkan resiko terjadinya ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen
dan nutrien untuk mencukupi kebutuhan jaringan.

Tindakan
Observasi
- monitor status kardiopulmonal ( frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD, MAP)
- monitor status oksigenasi ( oksimetri nadi, AGD)
- monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
- monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
- periksa riwayat alergi

Terapeutik
- berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
- persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, Jika perlu
- Pasang jalur IV, jika perlu
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine, Jika perlu
- lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi

Edukasi
 Jelaskan penyebab/faktor resiko syok
 jelaskan tanda & gejala awal syok
 anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan gejala awal syok
 anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 anjurkan menghindari alergen

Kolaborasi
 kolaborasi pemberian IV, jika perlu
 kolaborasi pemberian transfusi darah, Jika perlu
 kolaborasi pemberian anti inflamasi, Jika perlu

Referensi
Burns, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3 th ed). New York: McGraw-
HIII Education. ENA (2007). Emergency Nursing Core Cumculum (6th ed). USA: Sauders
Elsefier. Huang, G., Hu , M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T., & Liaw.
W. (2010). The current situations and trends in the clinical treatment of shock . Joumal Of
Nursing . 57(1), 11-16 . Lewis, S. L.,
Dirksen , S. R., Heitkemper , M. M.,. Bucher , L. & Harding, M. M. (2014). Medical-surgical
nursing: Assesment and management of clinical problems (9th ed.). st. Louis, missouri: Mosby
Elsevier.
PENCEGAHAN WAHAM
Devinisi
mengidentifikasi dan menurunkan resiko atau komplikasi keyakinan terhadap kesimpulan yang
keliru tentang realitas eksternal.

Tindakan
Observasi
- identifikasi kesehatan mental dan fisik
- identifikasi riwayat perawatan dan pengobatan sebelumnya
- identifikasi latar belakang budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan mental
- identifikasi pemicu terjadinya waham (mis. stres, ansietas )
- Identifikasi tujuan dan kebutuhan waham
- monitor pemulihan dan kepatuhan pengobatan
- monitor kesehatan fisik ( Mis. berat badan, ttv)
- monitor frekuensi dan intensitas waham setiap hari

Terapeutik
- yakinkan pasien berada dalam lingkungan yang aman
- validasi setiap keyakinan yang keliru
- fasilitasi pemenuhan kebutuhan waham
- motivasi mendiskusikan pikiran atau penalaran waham

Edukasi
 informasikan bahwa perawat tidak menceritakan waham pasien kepada orang lain
 latin kemampuan pemenuhan kebutuhan waham yang tidak terpenuhi ( misalnya, latihan
perilaku pikiran asertif)
 latin mengontrol pikiran ( misalnya, Teknik distraksi pikiran)
 ajarkan keluarga dalam penanganan waham di rumah
 ajarkan pasien dan keluarga untuk kontrol secara teratur

Kolaborasi
 kolaborasikan pemberian psikofarmaka, Jika perlu

Referensi
Boyd, M.A. (2011). psychiatrlc Nursing: kontemporary practice (5th ed,) philadelphia:
lippincott Williams dan wilkins.
Shives, L. R. (2012). Basic Concepts of Psysiatric Mental Healt Nursig Eight Edition. Lippincot
Williams & Wilkins. Wolters Kluwer
So, S. h., Freeman, D., Dunn, G., Kapur, S., Kuipers, E., Bebbington, P., Garety, P. A. (2012).
Jumping to conclusions, a lack of belief flexcibility and delusional conviction in psychosis: A
longitudinal investigation of the structure , frequenci, and relatedness of reasoning biases. Journal
Of Abnormal Psychology, 121 (1), 129-139. Doi: http://dx.doi.org/10.1037/a0025297
Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing (10th ed.). St. Louis: mosby.
Townsend. M. (2014). Psychiatric Nursing : Assesment, care plans, and Medications. (9th ed.).
philadelphia: F. A. Davis Company

PENDAMPINGAN KELUARGA
Definisi
menpendamping keluarga dan atau anggota keluarga dalam menjalani regiment pengobatan atau
menghadapi masalah kesehatan

Tindakan
Observasi
 Identifikasi kebutuhan keluarga terkait masalah kesehatan keluarga
 identifikasi tugas kesehatan keluarga yang terhambat
 identifikasi dukungan spiritual yang mungkin untuk keluarga

Terapeutik
- yakinkan keluarga bahwa anggota keluarga nya akan di berikan pelayanan terbaik
- berikan harapan yang realistis
- Bina hubung saling percaya dengan keluarga
- Dengarkan keinginan dan perasaan keluarga
- dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan keluarga
- advokasi keluarga, jika perlu

Edukasi
- ajarkan mekanisme koping yang dapat dijalankan keluarga

Referensi
Acheampong, R. A. (2016). The family housing sector in urban Ghana: exploring the dhynamis of
tenure arrangement and the nature of family support networks. International Development
Planning Review, 38(3), 297-316. https://dot.org/10.3828/idpr.2016.17
Heller, T., Roccoforte, J. A., Hsieh, K., Cook, J. A. & pickett, S. A. (1997). Benefits of support
groups for famillies of edults with severe mental ilness. American Journal Of Orthopsychiatry,
67(2), 187,
Kaakinen, J. R., coechlo, D. P., steele, R., tabacco , A., & Hans0n, S. M. H. (2015). Family Health
Care Nursing: Theory, practlce, and recearch (5th ed.). philadelphia: F. A. Davis company.

PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


Definisi
memberikan dukungan konsultatif dan sehingga orang tua mampu memfasilitasi tubuh kembang
anak berkebutuhan khusus secara optimal

Tindakan
Observasi
- identifikasi penerimaan orang tua/keluarga terhadap kondisi anak

Terapeutik
- Fasilitasi orang tua/ keluarga untuk mengekspresikan perasaan negatifnya
- diskusikan bersama sumber daya orang tua/keluarga
- rencanakan bersama kebutuhan anak
- dukung orang tua atau keluarga untuk menemukan kelompok pendukung dan pendidikan
terpadu maupun inklusif
- fasilitasi orang atau keluarga untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan

Edukasi
- ajarkan orang tua tentang prinsip normalisasi
- berikan pembimbingan (coaching) dalam menyelesaikan masalah perkembangan dan
kesehatan anak

Referensi
Horn, M. E. Kang, J. (2012). Supporting Young Children With Multiple Disabilities: What Do We
Know and What Do We Still Need to Leam? Topics Early Child Spec Educ; 31(4): 241-248.
www.ncbi.nim.gov
Rehm, S. R., Fisher, T. L. Chesia, A. C. (2013). Parental Advocacy Styles For Special Education
Students During Transition to Adulthood. Qual Health Res;23(10):1377-1387.
Taylor, C. M., & Ralph, S. M. (2013). Nursing Diagnosis Cards (10 th ed.). lippincott williams &
wilkims.
Pendampingan Pembedahan
Defenisi
Memfasilitasi pembedahan dan mengelola paket alat bedah selama tindakan pembedahan
berlangsung.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi instrumen, perlengkapan, dan peralatan dalam kondisi lengkap dan steril
Terapeutik
 Lakukan kunjungan pasien yang kan dibedah minimal sehari sebelum pembedahan untuk
memberikan penjelasan/memperkenalkan tim bedah
 Siapkan peralatan dan instrumen yang dibutuhkan
 Siapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai
 Siapkan set instrumen steril sesuai jenis pembedahan
 Siapkan cairan antiseptik/desinfektan, dan bahan-bahan sesuai keperluan pembedahan
 Berikan peringatan pada tim bedah jika terjadi penyimpangan prosedur aseptik
 Fasilitasi ahli bedah mengenakan gaun dan sarung tangan steril
 Atur instrumen steril di meja mayo sesuai dengan urutan prosedur pembedahan
 Berikan bahan desinfeksi kulit daerah yang akan disayat .
 Berikan laken steril untuk prosedur draping
 Berikan instrumen kepada ahli bedah sesuai urutan prosedur dan kebutuhan tindakan
pembedahan secara tepat dan benar
 Siapkan benang jahitan dalam keadaan siap pakai, sesuai kebutuhan
 Bersihkan instrumen dari darah pada saat pembedahan untuk mempertahankan sterilisasi
alat
dari meja mayo
 Hitung kain kassa, jarum dan instrumen
 Siapkan cairan untuk mencuci luka
 Bersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit
 Tutup luka dengan kain kasa steril
 Siapkan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi, jika ada
 Fiksasi drain dan kateter, jika terpasang
 Ganti alat tenun, baju pasien dan penutup serta memindahkan pasien dari meja operasi ke
kereta dorong
 Hitung semua instrumen sebelum dikeluarkan dari kamar operasi
 Pastikan catatan dan dokumentasi pembedahan dalam keadaan lengkap
 Membersihkan instrumen bekas pakai
 Bungkus instrumen sesuai jenis macam, bahan, kegunaan dan ukuran
 Bersihkan kamar operasi setelah pembedahan selesai
 Koordinasikan dengan perawat ruangan tentang kondisi pasien dan prosedur yang telah
dilakukan
Edukasi
 Informasikan hasil perhitungan jumlah alat, kain kasa dan jarum pada ahli bedah sebelum
operasi dimulai dan sebelum luka ditutup lapis demi lapis
 Informasikan status dan perkembangan pasien kepada keluarga, jika perlu

Referensi
Finn, M.D. (2014). Surgical Assistance for Rapid Orthodontic Treatment and Temporary
Skeletal
Anchorage. Oral and Maxillofacial Surgery Clinics of North America, 26(4),
pp.539-550. Hwang, J.C. & McLaughlin, M.D. (2017). Surgical Assistant Use in
Vitreoretinal Surgery,
Ophthalmology Retina, 1(4), pp.278-281.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding. M. M. (2014).
Medical-
surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9th ed.). St.
Louis,
Missouri: Mosby Elsevier.
Paschold, M. et al. (2017). Nurse Education Today Laparoscopic assistance by operating
room
nurses: Results of a virtual-reality study. Nurse Education Today, 51, pp.68-72.

Pendampingan Proses Menyusui

Defenisi
Memfasilitasi ibu dalam kegiatan menyusui agar dapat dipertahankan.

Tindakan
Observasi
 Monitor kemampuan ibu untuk menyusui
 Monitor kemampuan bayi menyusu
Terapeutik
 Dampingi ibu selama kegiatan menyusui berlangsung
 Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri untuk menyusui dengan menggunakan boneka
saat membantu ibu memposisikan bayinya
 Dampingi ibu memposisikan bayi dengan benar untuk menyusu pertama kali
 Berikan ibu pujian, informasi dan saran terhadap perilaku positif dalam menyusui
 Diskusikan masalah selama menyusui (mis. nyeri, bengkak pada payudara, lecet pada
puting
dan mencari solusinya)
Edukasi
 Ajarkan ibu mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu (mis. bayi mencari puting, keluar
saliva, memasukkan jari ke dalam mulutnya dan bayi menangis)
 Ajarkan ibu mengeluarkan ASI untuk diolesi pada puting sebelum dan sesudah menyusul,
agar kelenturan puting tetap terjaga.
 Ajarkan ibu mengarahkan mulut bayi dari arah bawah kearah puting ibu
 Ajarkan posisi menyusui (mis. cross cradle, cradle, foot ball dan posisi berbaring yang
dikut
dengan perlekatan yang benar)
 Ajarkan perlekatan yang benar: perut ibu dan bayi berhadapan, tangan- kaki bayi satu
garis
lurus, mulut bayi terbuka lebar dan dagu bayi menempel pada payudara ibu untuk
menghindari lecet pada puting payudara.
 Ajarkan memerah ASI dengan posisi jari jam 12-6 dan jam 9-3
 Informasikan ibu untuk menyusui pada satu payudara sampai bayi melepas sendiri puting
ibu.
 Informasikan ibu untuk selalu mengosongkan payudara pada payudara yang belum disusui
dengan memerah ASI

Referensi
Brown, A., Raynor, P., & Lee, M. (2011). Healthcare professionals' and mothers' perceptions
of
factors that influence decisions to breastfeed or formula feed infants: a comparative
study. Journal of advanced nursing, 67(9), 1993-2003.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier
Health
Sciences.
Strong, G. D. (2011). Provider management and support for breastfeeding pain. Journal of
Obstetric, Gynecologic, & Neonatal Nursing, 40(6), 753-764.

Penentuan Tujuan Bersama

Defenisi
Mengidentifikasi, menyusun dan memprioritaskan tujuan perawatan bersama dengan pasien
sebagai dasar untuk mengembangkan rencana perawatan.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi tujuan-tujuan yang akan dicapai
 Identifikasi cara mencapai tujuan secara konstruktif
Terapeutik
 Nyatakan tujuan dengan kalimat positif dan jelas Tetapkan skala pencapaian tujuan, jika
perlu Fasilitasi memecah tujuan kompleks menjadi langkah kecil yang mudah dilakukan
 Berikan batasan pada peran perawat dan pasien secara jelas
 Diskusikan sumber daya yang ada untuk memenuhi tujuan
 Diskusikan pengembangan rencana untuk memenuhi tujuan
 Prioritaskan aktivitas yang dapat membantu pencapaian tujuan
 Fasilitasi dalam mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk setiap tujuan
 Tetapkan batas waktu yang realistis
 Diskusikan indikator pengukuran untuk setiap tujuan (mis. perilaku)
 Tetapkan evaluasi secara periodik untuk menilai kemajuan sesuai tujuan
 Hitung skor pencapaian tujuan Modifikasi rencana jika tujuan tidak tercapai
Edukasi
 Anjurkan mengenal masalah yang dialami
 Anjurkan mengembangkan harapan realistis
 Anjurkan mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan sendiri
 Anjurkan mengidentifikasi nilai dan sistem kepercayaan saat menetapkan tujuan
 Anjurkan mengidentifikasi tujuan realistis dan dapat dicapai

Referensi
Cheng, L.S.W. (2012). The effects of mutual goal setting on the outcornes of care of the
patienis
in the community. The Hong Kong Palytechnic University.
Meyerson K.L., & Kline, K.S. (2008). Qualitative analysis of a mutual goal-setting
intervention
in participants with heart failure. Heart Lung, 38(1), 1-9.
Scott LD, Setter-Kline K, Britton AS. (2004). The effects of nursing interventions to enhance
mental health and quality of life among individuals with heart failure. Appl Nurs
Res,
17(4), 248-56.
Watson, S. V (2000). The Effect of Mutual Goal Setting on Understanding the Diagnosis of
Heart Failure in Adults. Masters Theses. 599.
http://scholarworks.gvsu.edu/theses/599

Pengambilan Sampel Darah Arteri

Defenisi
Mengambil darah arteri untuk mendapatkan nilai tekanan parsial oksigen, karbon dioksida
dan asam basa darah.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi order pemeriksaan darah arteri sesuai indikasi
 Palpasi arteri brakialis atau radial
 Lakukan tes Allen sebelum menusuk arteri radialis
 Pilih ukuran dan jenis jarum yang sesuai
 Pilih tabung sampel darah yang tepat
Terapeutik ·
 Pertahankan kewaspadaan universal
 Bersihkan area penusukan dengan antiseptik Bilas spuit dengan heparin
 Keluarkan semua gelembung udara dari spuit
 Stabilkan arteri dengan meregangkan kulit
 Masukkan jarum langsung di atas nadi dengan sudut 45 - 60 derajat Aspirasi darah 3-5 cc
 Tarik jarum setelah sampel diperoleh
 Tekan area penusukan selama 5- 15 menit
 Berikan label pada tabung sampel
 Kirim spesimen ke iaboratorium
 Dokumentasikan suhu, saturasi oksigen, metode pengiriman, lokasi penusukan, dan
pengkajian aliran darah setelah penusukan
 Lakukan interpretasi hasil Edukasi Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur sebelum
pengambilan darah Informasikan hasil pemeriksaan sampel darah, jika perlu

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G: (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Precedures (9th ed.). UK, The
Royat Marsden NHS Foundation Trust.
Pery, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills Procedures (8h ed.). St Louis: Mosby
Elsevier.

Pengambilan Sampel Darah Vena


Defenisi
Mengambil sampel darah melalui intravena untuk pemeriksaan laboratorium.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi order pemeriksaan darah vena, sesuai indikasi
- Pilih vena dengan pertimbangan jumlah darah yang dibutuhkan, status mental, kenyamanan,
usia, kondisi pembuluh darah, adanya fistula, shunt arteriovenosa
- Pilih ukuran dan jenis jarum yang sesuai
- Pilih tabung sampel darah yang tepat
Terapeutik
- Pertahankan kewaspadaan universal
- Lebarkan pembuluh darah dengan torniket dan mengepalkan tinju
- Bersihkan lokasi penusukan dengan antiseptik dengan gerakan melingkar
- Lakukan penusukan dengan sudut 20-30°
- Aspirasi sampel darah
- Keluarkan jarum dan lakukan penekanan di daerah penusukan
- Berikan balutan, jika perlu
- Berikan label pada tabung sampel
- Kirim sampel ke laboratorium
- Buang jarum pada wadah tertutup, sesuai prosedur
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur sebelum pengambilan darah
- Informasikan hasil pemeriksaan sampel darah, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pengambilan Spesimen
Defenisi
Mengambil spesimen untuk pemeriksaan diagnostik
Tindakan
Observasi
- Identifikasi order pengambilan sampel sesuai indikasi
- Periksa kondisi pasien sebelum dilakukan pengambilan spesimen (mis. kesadaran, tanda-
anda vital, kondisi organ atau lokasi pengambilan)
- Monitor efek samping setelah pongambilan spesimen
Terapeutik
- Fasilitasi pasien selama proses pengambilan spesimen yang dilakukan oleh tim medis
- Terapkan prinsip aseptik dan keamanan saat melakukan pengambilan spesimen
- Tangani efek samping yang terjadi pada pasien
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur pengambilan spesimen
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian penanganan lebih lanjut
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10h
ed.). USA: Perason Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9" ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ed.). St Louis: Mosby
Elsevier
WIkinson, J. M. Troas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3d ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pengaturan Posisi
Defenisi
Menempatkan bagian tubuh untuk meningkatkan kesehatan fisiologis dan/atau psikologis.
Tindakan
Observasi
- Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi.
- Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
- Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang tepat
- Tempatkan pada posisi terapeutik
- Tempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
- Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
- Sediakan matras yang kokoh/padat
- Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontraindikasi
- Atur posisi untuk mengurangi sesak (mis. semi-Fowler)
- Atur posisi yang meningkatkan drainage
- Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
- Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera dengan tepat.
- Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
- Tinggikan anggota gerak 20° atau lebih di atas level jantung
- Tinggikan tempat tidur bagian kepala
- Berikan bantal yang tepat pada leher
- Berikan topangan pada area edema (mis. bantal dibawah lengan dan skrotum)
- Posisikan untuk mempermudah ventilasi/perfusi (mis. tengkurap/good lung down)
- Motivasi melakukan ROM aktif atau pasif
- Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan
- Hindari menempatkan pada posisi yang dapat meningkatkan nyeri
- Hindari menempatkan stump amputasi pada posisi fleksi
- Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka
- Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
- Ubah posisi setiap 2 jam
- Ubah posisi dengan teknik leg roll
- Pertahankan posisi dan integritas traksi
- Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi
Edukasi
- Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi, jika perlu
Referensi
Borman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Roval Mana NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3 ed Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pengekangan Fisik
Defenisi
Menggunakan perangkat pengekangan mekanis untuk membatasi mobilitas fisik dan
menurunkan risiko cedera pada pasien.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan untuk dilakukan pengekangan (restrain)
- Monitor respons terhadap prosedur
- Monitor dan berikan kenyamanan psikologis
- Monitor kondisi kulit pada area pengekangan
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan aman
- Sediakan staf yang memadai untuk melakukan pengekangan
- Tunjuk staf perawat untuk mengarahkan tim dan pasien selama pengekangan
- Amankan batas jangkauan pasien
- Fasilitasi aktivitas pengalihan (mis. televisi, pengunjung, telepon seluler), Jika perlu
- Fasilitasi perubahan posisi secara berkala
- Fasilitasi kebutuhan nutrisi, eliminasi, hidrasi, dan kebersihan diri
- Libatkan dalam aktivitas untuk meningkatkan penilaian dan orientasi
- Libatkan membuat keputusan untuk beralih ke intervensi yang kurang ketat
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur dengan bahasa yang mudah dimengerti
- Jelaskan risiko dan manfaat pengekangan
- Latih rentang gerak sendi sesuai kondisi pasien
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian óbat untuk kegelisahan atau agitasi, jika perlu
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Lindsey, P. L. (2009). Psychiatric nurses' decision to restrain. Joumal of Psychosocial
Nursing and Mental Health Services, 47(9), 41-49. doi:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-
20090730-02
Moylan, Lois Biggin,PhD., R.N. (2009). Physical restraint in acute care psychiatry: A
humanistic and realistic nursing approach. Journal of Psychosocial Nursing & Mental Health
Services, 47(3), 41-7. Retrieved from https://search.proquest.com/docview/225534683?
accountid=17242
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psyhiatric Nursing: Contenporary Practice ( 5th ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Lindsey, P. L. (2009). Psychiatric nurses’ decision to restrain. Journal of Psychosocial Nursing and
Mental Health Services, 47(9), 41-49 dol:http//dx.doi.org/10.3928/02793695-20090730-02
Moylan, Lois Biggin, PhD., R.N. (2009). Physical restraint in acute care psychiatry: A humanistic and
realistic nursing approach. Journal of Psyhosocial nursing & Mental health service 47(3), 41-7.
Retrlevd from https://search.proquest.com/docvlew/225534683?accountid=17242
Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of Psychiantric nursing ( 10th ed). St.Louis: Mosby.
Townsend, M(2014). Psychiatric nursing : Assessment, care plants, and Mediciations. ( 9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pengekangan Kimiawi
Definisi
Penatalaksanaan, pemantauan, dan penghentian agen psikotropika yang digunakan untuk
mengendalikan perilaku ekstrim individu.
Tindakan
Observasi
- identivikasikebutuhan untuk dilakukan pengekangan (mis, agitasi, kekerasan)
- Monitor riwayat pengobatan dan alergi
- Monitor respon sebelum dan sesudah pengekangan
- Monitor tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, warna kulit, suhu, sensasi dan kondisi secara berkala
- Monitor kebutuhan nutrisi, cairan dan eliminasu
Tarapeutik
- Lakukan supervisi dan survelensi dalam memonitor tindakan
- Beri posisi nyaman untuk mencegah aspirasi dan kerusakan kulit
- Ubah posisi tubuh secara periodik
- Libatkan pasien dan/atau keluarga dalam membuat keputusan
edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pengekangan
- Latih rentang gerak sendi sesuai kondisi pasien
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian agen psikotropika untuk pengekangan kimiawi
Referensi
Boyd, M. A. (2011). Psyhiatric Nursing: Contenporary Practice ( 5th ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Currier, G. W. (2003). The controversy over “chemical restraint” in acute care psyhiatry. Journal of
Psychiatric Practice ,9(1), 59-70.
Diaz J.E. (2000). Chemical restraint. The Journal of emergency medicine. 19 (3), 289-291
https://search.proquest.com/docvlew/72424552?accountid=17242
Lindsey, P. L. (2009). Psychiatric nurses’ decision to restrain. Journal of Psychosocial Nursing and
Mental Health Services, 47(9), 41-49 dol:http//dx.doi.org/10.3928/02793695-20090730-02
Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of Psychiantric nursing ( 10th ed). St.Louis: Mosby.
Townsend, M(2014). Psychiatric nursing : Assessment, care plants, and Mediciations. ( 9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pengembangan Jalur Kritis

Definisi
Menentukan prioritas sekelompok kegiatan melalui pengambilan keputusan dalam kondisi kritis

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kegitan-kegiatan dan ketergantungan (dependency)
- Identifikasi durasi (duration) setiap kegiatan
- Identifikasi waktu tercepat untuk memulai (early start), waktu tercepat untuk selesai lebih awal
serta waktu paling akhir
- Identifikasi proyek dan siapkan struktur rincian pecahan kerja
Tarapeutik
- Rancangan hubungan antara kegiatan
- Putuskan kegiatan yang harus lebih dahulu dan mana yang harus mengikuti yang lain
- Gambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan
- Tetapkan perkiraan waktu terpanjang melalui jaringan
- Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjaadwalan dan pengendalian proyek
- Terapkan metode analisis matematis
- Sederhanakan perencanaan dan penjadwalan proyek besar dan kompleks
- Gabungkan hipotesis durasi semua kegiatan
- Susun kerangka pikir, kerangka kegiatan dan target waktu
- Tandai tiap kegiatan dengan target waktunya sesuai prioritas
- Analisis penjadwalaan dan pengawasan kompleks yang saling berhubungan dan saling tergantung
satu sama lain
- Susun jadwal kagiatan-kegiatan dalam urutan yang praktis dan efisien
- Tentukan kemungkinan trare-off(kemungkinan pertukaraan) antara waktu dan biaya
- Tentukan probabilitas penyelesaian suaatu proyek tertentu
Referensi
Murray, E. (2017). Nursing Leadership and Management for Patient Safety and Quality Care.
Philadelphia: F. A. Davis Company
Newell, M; Grashina, M (2003). The project Management Question and Answer Book. American
Management Association, 98.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K, & Smith, M H. (2016). Fundamentals of nursing ( 3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pengenbangan Kesehatan Masyarakat


Definisi
Memfasilitasi anggota kelompok atau masyarakat untuk mengidentifikasi isu kesehatan komunitas
dan mengimplementasikan solusi yang ada.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan prioritasnya
- Identifikasi potensi atau aset dalam masyarakat terkait isu yang dihadapi
- Identifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan kesehatan
- Identifikasi pemimpin/tokoh dalam masyarakat

Terapeutik
- Berikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat untuk berpartisipasi sesuai aset yang
dimiliki
- Libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu dan masalaah
kesehatan yang dihdapi
- Libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk mendefinisikan isu kesehatan dan
mengembangkan rencana kerja
- Libatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi serta revisinya
- Libatkan anggota masyarakat dalam mengembangkan jaringan kesehatan
- Pertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat
- Perkuat komunikasi antara individu dan kelompok untuk bermusyawarah terkait daya tarik yang
sama
- Fasilitasi struktur organisasi untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi
- Kembangkan strategi dalam manajemen konflik
- Persatukan anggota masyarakat dengan cita-cita komunitas yang sama
- Bangun komitmen antar anggota masyarakat
- Kembangan mekanisme keterlibatan tatanan lokal, regional bahkan nasional terkait isu kesehatan
komunitas
Referensi
Andreson & McFarlane (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Boyd, C. P. , Hayes , L Wilson, R. L., & Bearsley-Smith, C. (2008). Harnessing the Social capital of rural
communities for youth mental health: An asset –based community development framework.
Australian Journal of Rural health, 16(4), 189-193, https://doi.org/10.1111/j.1440-
1584.2008.00996.x
Nel, H. (2015). An integration of the livehoods and asset-based community development
approaches: A South African case study. Development Southern Africa, 32(4), 511-525.
https://doi.org/10.1080/0376835x.2015.1039706
Stantope, M . dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elvisier Science Health Science Devision.

Pengenalan Fasilitas
Definisi
Memberikan informasi fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan pasien.

Tindakan
Observasi
-Identifikasi pengetahuan tentang fasilitas kesehatan
Terapeutik
-Investarisasi barang milik pasien (mis. Gigi palsu, alat bantu dengar, uang tunai)
Edukasi
-Jelaskan peraturan pelayanan rumaah sakit (mis. Aktifitas harian pelayaanan di ruangan, jam
berkunjung, pemakaian pakaian pribadi pasien , prosedur masuk rawat inap, deposit pembayaran,
prosedur khusus pre danpascaaperasi)
-Jelaskan sistem keselamaatan (mis. Jalur evakuasi, lokasi pintu darurat kebakaran, penggunaan
gelangidentitas pasien, pencegahan jatuh)
-Informasikan fasilitas kamar yang digunakan (mis. Kamar mandi, sistem pemanggilan perawat,
penggunaan televisi, penggunaan telepon)
-Informasikan fasilitas fisik (mis. Lokasi ruangan, tempat tidur, kamar mandi, toilet)

Nama : Annisa Risma Rahmawati


Nim : J210200024

Penggunaan Terapi Tradisional I.4550


Definisi
Memakai Tindakan yang mengacu pada pengalaman, pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh secara turun menurun atau melalui pelatihan dan
diterapkan sesuai nilai yang diyakini oleh masyarakat.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah Kesehatan yang dialami
- Identifikasi tanda dan gejala terkaitmasalah Kesehatan
- Identifikasi riwayat penyakit, medikasi, dan alergi
- Identifikasi terapi saat ini dan masa lalu serta alasan jika terapi
dihentikan
- Identifikasi terapi tradisional yang memungkinkan
- Monitor efek samping dari terapi
- Monitor respon terhadap terapi
Terapeutik
- Catat dan pelajari dampak beberapa terapi tradisional terhadap masalah
Kesehatan
Edukasi
- Jelaskan rasional, hasil yang diharapkan dan lamanya terapi yang akan
dilakukan
- Jelaskan kebutuhan terapi tradisional dalam mengatasi masalah
penyakitnya
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga Kesehatan lainnya terkait terapi berbasis bukti
, jika perlu
Referensi
Aziz, Z., & Tey, N . P . (2009). Herbal medicines: Prevalence and predictors of
use among Malaysian
adults. Complementary Therapies in Medicine, 17(1), 44-50.
https://doi.org/10.1016/j.ctim.2008.04.008.
He, K. (2015). Traditional Chinese and Thai medicine in a comparative
perspective. Complementary
Therapies in Medicine, 23(6), 821-826.
https://doi.org/10.1016/j.ctim.2015.10.003.
Ikram, R. R. R., Ghani, M. K. A., & Abdullah, N. (2015). An analysis of application
of health
information in Traditional Medicine: A review of four Traditional
Medicine Systems. International Journal of Medical Informatics, 84(11),
988-996. https://doi.org/10.1016/j.ijmedinf.2015.05.007.
Nuwaha, F ., & Muganzi, E. (2008). Predictors of Use of Traditional Medicine by
Patients with
Sexually Transmitted Infection in Southwest Uganda. The Journal of
Alternative and Complementary Medicine, 14(6). 733-739.
https://doi.org/10.1089/acm.2007.7160.
Ried, k., & Stuart, K. (2011). Efficacy of Traditional Chinese Herbal Medicine in
the management of
female infertility: A systematic review. Complementary Therapies in
Medicine, 19(6), 319-331. https://doi.org/10.1016/j.ctim.2011.09.003.

Penghisapan Jalan Napas I.01020


Definisi
Membersihkan secret dengan memasukkan kateter suction bertekanan
negative kedalam mulut, nasofaring, trakea dan endotracheal tube (ETT).

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan dilakukan penghisapan
- Auskultasi suara napas sebelum dan setelah dilakukan penghisapan
- Monitor status oksigenasi (SaO2 dan SvO2), status neurologis (status
mental, tekanan intracranial, tekanan perfusi serebral) dan status
hemodinamik (MAP dan irama jantung) sebelum, selama dan setelah
tindkaan
- Monitor dan catat warna, jumlah dan konsistensi secret
Terapeutik
- Gunakan teknik aseptic (mis. Gunakan sarung tangan, kaca mata atau
masker, jika perlu)
- Gunakan procedural steril dan disposibel
- Gunakan teknik penghisapan tertutup, sesuai indikasi
- Pilih ukuran kateter suction yang menutupi tidak lebih dari setengah
diameter ETT Lakukan penghiasapan mulut, nasofaring, trakea dan/ atau
endotracheal tube (ETT)
- Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi (100%) paling sedikit 30 detik
sebelum dan setelah tindakan
- Lakukan pengisapan lebih dari 15 detik
- Lakukan pengisapan ETT dengan tekanan rendah (80 – 120 mmHg)
- Lakukan pengisapan hanya di sepanjang ETT untuk meminimalkan invasif
- Hentikan pengisapan dan berikan terapi oksigen jika mengalami kondisi-
kondisi seperti bradikardi, penurunan saturasi
- Lakukan kultur dan uji sensitifitas secret, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan melakukan teknik napas dalam, sebelum melakukan
penghisapan di nasothachel
- Anjurkan bernapas dakam dan pelan selama insersi kateter suction

Referensi
Lou, M., Jacqueline, F. & Jeffery, E. (2003). A multisite survey of suctioning
techniques and airway
management practices. American Journal of Critical Care, 12, .220-232.
Micak, R.P ., Hedge, S.D. & Hemdon, D.N. (2012). Respiratory care. Total Burn
Care. 239-248.e.2.
Pedersen, C.M. et al. (2009). Endotracheal suctioning of the adult
intubated patient, What is the evidence? Intensive and Critical Care
Nursing, 25, 21-30.
Shi, Y. et al (2017). Suction force-suction distance relation during aspiration
thrombectomy for
ischemic stroke: A computational fluid dynamics study. Physics in
Medicine, 3, 1-8.
Yuvaraja, A., Sivakumar, M.N. & Balasubramanian, K. (2016). Efficacy of
subglottic suctioning in
reducing ventilator associated pneumonia among intubated patients.
Indian Journal of Respiratory Care, 5(1), 687-690.

Pengontrolan Infeksi I.14551

Definisi
Mengendalikan penyebaran infeksi dan perburukan komplikasi akibat infeksi

Tindakan
Observasi
- Identifikasi pasien-pasien yang mengalami penyakit infeksi menular
Terapeutik
- Terapkan kewaspadaan universal (mis. cuci tangan aseptic, gunakan alat
pelindung diri seperti masker, sarung tangan, pelindung wajah,
pelindung mata, apron, sepatu bot sesuai model transmisi
mikroorganisme)
- Tempatkan pada ruang isolasi bertekanan positif untuk pasien yang
mengalami penurunan imunitas
- Tempatkan pada ruang isolasi bertekanan negatif untuk pasien dengan
resiko penyebaran infeksi via droplet atau udara
- Sterilisasi dan desinfeksi alat-alat, furniture, lantai, sesuai kebutuhan
- Gunakan hepafilter pada area khusus untuk (mis. Kamar operasi)
- Berikan tanda khusus untuk pasien-pasien dengan penyakit menular
Edukasi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk dan/atau bersin

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of
Nursing (10th ed). USA:
Perason Education.
CDC (2017). Guideline for Disinfection and Sterilization.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/disinfection/
CDC (2017). Guideline for envinromental infection control in health care
facilities.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/environmental
Dougherty & Lister (2015). The Royal Marsden manual of Clinical Nursing
Procedure (9th ed). USA: Wiley Blackwell

Pengontrolan Infeksi Intraoperatif I.14552

Definisi
Mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi pada intraoperative.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi pasien-pasien yang mengalami penyakit infeksi menular
- Periksa sirkulasi udara di kamar operasi, sesuai protokol
- Periksa alat-alat atau instrumen yang akan disterilisasi bersih dari
kotoran (mis. Darah/cairan tubuh lainnya, bebas dari karat, ketajaman)
- Periksa kelayakan alat steril yang akan digunakan untuk pembedahan
(mis. Tanggal sterilisasi/tanggal kadaluarsa, kelayakan pembungkus
instrumen
- Periksa kelayakan system laminar airflow ventilator
- Periksa kelayakan panel oksigen, dan peralatan penunjang lainnya
Teraupetik
- Terapkan kewaspadaan umum (mis. Cuci tangan aseptic, gunakan alat
pelindung diri seperti masker, sarung tangan, pelindung wajah,
pelindung mata, apron, sepatu bot sesuai model transmisi
mikroorganisme)
- Pertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
- Desinfeksi kulit dengan chlorhexidine 2% atatu sesuai protokol
- Berikan profilaksis antibiotik sesuai indikasi
- Gunakan baju, laken, alas, drape, dan pelindung luka disposibel
- Lakukan irigasi luka dengan cairan steril atau cairan povidone iodine
- Gunakan hepafilter pada area khusus (mis. Kamar operasi)
- Hindari penggunaan lampu UV untuk mensterilasi ruang bedah
- Berikan tanda khusus untuk pasien-pasien dengan penyakit menular

Referensi
Allegranzi et al (2016). New WHO recommendations on intraoperative and
postoperative measures
for surgical site infection prevention: an evidence-based global
perspective. www.thelancet.com/infection.
CDC (2017). Guideline for Disinfection and Sterilization.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/disinfection/
CDC (2017). Guideline for environmental infection control in health care
facilities.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/environmental
CDC (2017). Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of
Infection Agents in
Healthcare settings.
Dougherty & Lister (2015). Tehe Royal Marsden manual of Clinical Nursing
Procedure (9th ed). USA:
Wiley Blackwell.
Vitalea et al (2013). Practice Guideline (BPG) for surgical site infection (SSI)
prevention in high-risk
pediatric soine surgery. Journal Pediatric & Orthopaedic. 33(5), 471-8.

Nama : Ade Leta Alfianti (J210200025)

Halaman : 304-307 siki


- Ganakan hepafilter pada area khusus (mis. kamar operasi)
- Hindari penagunaan lampu UV untuk mensterilasi nuang bedah
- Berikan tanda khusus untuk pasien-pasien dengan penyakit menular

REFERENSI
Allegranzi et al (2016). New WHO recommendations on intreoperative and postoperative
measures for surgical site infection prevention: an evidence-based global prespective.
www.thelancet.com/infection.

CDC (2017). Guideline for Disinfection and Stertization


https//www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/disinfection/

CDC (2017). Guidelin for envinmental infection control in healt care facilities.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/enviromental

CDC (2017). Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of Infectious Agents in
Health care settings.

Doughenty &Lister (2015). The Royal Marsden manual of Clinical Nursing Procedure ( 9th
ed) .USA: Wiley Blackwell

Vitalea et al (2013.) Practice Guideline (BPG) for surgical site infection (SSI) prevention in high-
risk pediatric spiney surgery. Joumal Pediabric & Orthopaedic 33(5), 471-8

Pengontrolan Kesehatan Via Telepon 1.14553

Definisi
mengendalikan dan mengevaluasi status kesehatan pasien secara terus menerus dan periodik,
nelahi toknologi komunikasi telepon.

Tindakan
Observasi
- Idendifikasi identitas pasien
- Tanyakan kondisi terakhir

Terapeutik
- Buatkan jadwal kontrol pasien
- Hubungi dengan telepon satu hari sebelum kontrol
- Tantarkan akah ingin mendapatkan pelayanan di rumah atau di fasiitas kesehatan
- Daftarkan pada unit pelayanan yang akan didatangi
- Siapkan pelayanan sesuai dengan perjanjian dan permintaan jenis layanan

Edukasi
- Anjurkan menghubungi call centre jika terjadi perubahan status kesehatan

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G.(2016). Kozier & Erbs Fundamentals of nursing (10th ed). USA:
Perason Edducation,

Devaraj, Sujitha Juliet., Ezra, Kirubakaran (2011) Current Trends And Fulure Challenges in Wireless
Telemedicine System. Intemational Conference on Electrovics Computer Technolgy (ICECT).

Kobayashi , Vladimer, Maret, Pierre., Muhlenbach, Fabrice, and Lherisson, Piene-Rehe (2013)
integration and Evolution of Data Mining Models in Ubiquitous Health Telemonitoring Systems.
International conference on mobile and ubiquitous systems.

Pawar , Pravin., Jones, Val., Beijnum, Bert-Jan F. van., Hemens, Hermie. (2012) A Framework For The
Cumparison Of Moble Patient Monitoring Systems. Joumal of Biomedical Informatic, 45.

Pengontrolan Penyalahgunaan Tembakau Defenisi bahaya akibat konsumsi


tembakau. 1.09302

Definisi
Mencegah dan mengendalikan penggunaan tembakau melalui rokok untuk menurunkan dampak
bahaya akibat konsumsi temakau.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat merokok
- Identifikasi kondisi lingkungan penyebab merokok (mis. berada di sekitar orang lain yang
merokok, sering mengunjungi tempat-tempat yang bebas merokok)
- Identifikasi aspek psikososial (mis. perasaan positif dan negatif) yang mempengaruhi
perilaku - Monitor kesiapan berhenti merokok

Terapeutik
- Buat rencana penanganan khusus dan penyelesaian masalah
- Jadwalkan pemantauan via telepon atau kunjungan rumah selama 2 tahun
- Berikan model peran tidak merokok
- Diskusikan alasan dan kendala upaya berhenti merokok
- Diskusikan gejala fisik dari withdrawal nikotin (mis. sakit kepala, pusing, mual, mudah
tersinggung, dan insomnia)
- Diskusikan gejala yang dialami setelah berhenti merokok (mis. mulut kering, batuk,
tenggorokan gatal)
- Diskusikan pembuatan rencana, pemantapan dan metode berhenti merokok
- Diskusikan kembali program berhenti merokok, bila kambuh

Edukasi
- Jelaskan gejala bahwa fisik withdrawal bersifat sementar
- Jelaskan produk pengganti tembakau (mis. patch, permen karet, semprotan hidung, inhaler)
- Anjurkan menghindari tembakau tanpa asap, dicelupkan, dan dikunyah - Anjurkan
mempertahankan gaya hidup bebas rokok (mis, buat perayaan saat berhenti, gunakan uang
merokok sebagai tabungan)
- Anjurkan menghindari diet saat mencoba berhenti merokok
- Anjurkan menyimpan daftar rencana pada tempat yang terjangkau (mis. kantong celana)
- Anjurkan berpartisipasi dalam aktivitas kelompok pendukung
- Anjurkan pasien yang merokok kembali dengan mengevaluasi program

- Latih pengembangan cara mengontrol craving (mis. habiskan waktu dengan teman yang
tidak merokok, latihan relaksasi)
- Latih cara asertif untuk mengontrol diri di lingkungan perokok

Kolaborasi
- Rujuk ke program kelompok atau terapis, jika perlu
- Kolaborasi dengan organisasi sumber daya nasional dan lokal terkait program

Referensi
Breland, A. B., Nasim, A., Irons, J. G., & Koch, J. R. (2013). Tobacco use among african-american yo
receiving behavioral healthcare services. The Joumal of Behavioral Health Services & Resoaren 40(1),
88-96.
Cai, Y., Lu, L., LI, N., Zhu, J., He, Y., Redmon, P., Ma, J. (2012). Social, psychological, and environinina
structural factors associated with tobacco experimentation among adolescents in shangna, china.
International Joumal of Environmental Research and Public Health, 9(10), 3421-36.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louls: Mosby.

Toussaint, D. W., VanDeMark, N. R., Silverstein, M., & Stone, E, (2009). Exploring Factors Related to
readiness to change tobacco use for cliens in substance abuse treadment. Journal of drug issues ,
39(2), 277-291.

pengontrolan Penyalahgunaan Zat 1.09303

Defenisi
Mengendlalikan penggunaan zat yang tidak sesuai dengan indikasi medis sehingga dapat
menimbulkan kecanduan hingga kematian.

Tindakan
Observasi

- Identifikasi faktor penyebab stres


- Identifikasi perubahan fisik yang dialami
- Identifikasi kejadian yang menyebabkan penggunaan zat dengan cara tidak menghakimi
- Validasi rasa frustrasi atau kemarahan dalam menangani masalah

Terapeurik
- Berikan umpan balik dan dukungan positif setiap melakukan kemampuan sosial
- Diskusikan perencanakan jadwal kegiatan sehari-hari atau mingguan
- Buat jadwal pada kalender, jika perlu

Edukasi
- Anjurkan mencatat aktivitas, perasaan, dan pikiran dalam sebuah jurnal
- Anjurkan segera mengatasi keinginan menggunakan zat (mis. mengendalikan keinginan, ye
menolak, mengalihkan dan menghindari)
- Ajarkan cara menghindari pengunaan zat di masa akan datang
- Ajarkan keluarga memberikan dukungan dan keterlibatan program perawatan
- Latih peningkatan motivasi (mis. latihan affirmasi, berfikir positi)
- Latih sikap/perilaku positif mengatasi masalah penggunaan zat
- Latih keterampilan sosial (mis. kontak mata, mendengarkan penuh perhatian, mengangguk,
percakapan sosial)

Kalaborasi
- Rujuk ke layanan kesehatan mental dan ketergantungan

Referensi
Boyd. M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5" ed.). Phladelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

Shi ves, LR. (2012). Basic Concepts of Psychiatric-Mental Health Nursing Eighth Edition.
Wolters Kluwer. Lippincott Williaris & Wilkins.

Townsend, M. (2014). Psychlatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications. (9"
ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.

Videbeck, S.L (2011). Psychiatric-Mental Health Nursing. Fifth Edition. Wolters Kluwer.
Lippincott Williams & Wilkins. Philadelpia.

Pengukuran Gerakan Janin 1.14554


Defenisi

Menghitung gerakan janin dimulai umur kehamilan 28 minggu.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi pengetahuan dan kemampuan ibu menghitung gerakan janin
-Hitung dan catat gerakan janin (minimal 10 kali gerakan dalam 12 jam)

HALAMAN: 304-307

PENGUMPULAN DATA FORENSIK I.14555


Definisi

Mengumpulkan data- data pasien dalam rangka menyediakan laporan forensic.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi lokasi luka dalam dua dimensi


- Identifikasi urutan luka dengan memberikan nomor (mis. Pertama, kedua, dst), jika
memungkinkan
- Identifikasi lintasan luka

Terapeutik

- Gambarkan luka fisik dengan ukuran, warna, jenis luka, lokasi (tambahkan kedalam dan garis
lintas sesuai indikasi)
- Catat seua member segera karena tanda akan memudar dan hilang
- Bedakan laserasi dari luka insisi dan luka tusukan
- Gambarkan posisi luka tembak dengan menggunakan arah jarum jam
- Gambar setiap memar di setiap memar di sekeliling luka atau perubahan warna pada luka
tembak
- Gunakan diagram tubuh dan foto-foto untuk melengkapi laporan tertulis
- Dapatkan semua aspek yang teridentifikasi (mis. Bekas luka, tato, cat kuku, tindik pada
tubuh, lesi kulit)
- Ambil foto awal sebagai foto tubuh secara keseluruhan sebelum cedera dibersihkan
- Ambil sekumpulan foto berikutnya sebagai mid-range
- Pastikan bahwa dua foto diperoleh dengan tanda penunjuk (satu dengan penujuk dan satu
tanpa penujuk) untuk memastikan tidak ada yang tertutup dalam foto dengan penunjuk
- Pastikan foto- foto luka yang diambil tegak lurus ke permukaan kulit untuk mencegah
distorsi
- Pastikan bahwa foto mencakup skala pengukuran untuk mendapatkn sudut pandang
- Pastikan skala warna ditambahkan ke foto luka yang berwarna untuk menghindari distorsi
warna
- Cuci daerah luka dan noda kering sebelum memotret untuk menghindari pandangan sorot
yang basah
- Gambarkan pakaian (mis. Merek, ukuran), perhiasan, dan barang pribadi
- Catat dimana barang- barang ditemukan (mis. Jam logam kuning di pergelangan tangan kiri)
- Rekam informasi yang terkait dengan barang (mis. Luka tembak dengan jelaga di baju)
- Pastikan semua item dofoto
- Kumpulkan dan bungkus semua specimen dalam kanting kertas dengan label yang jelas
- Catat tanggal, waktu, jenis, dan metode pengumpulan specimen
- Gunakan protocol penyegelan semua bukti untuk semua specimen
- Catat informasi tambahan atau kejadian- kejadian yang terungkap kemudian sebagai laporan
addendum
- Rencanakan kunjungan tindak lanjut setiap hari dengan korban, jika memungkinkan

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur pengambilan data forensic


- Belikan konseling yang tepat dan perawatan tidak lanjut bagi korban dan keluarga, sesuai
indikasi

Refrensi

Bader, D.M.G. & Gabriel,S. (2009). Forensik Nursing: A Concise Manual. USA:CRC Press.

Berman, a., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 thed.). USA:
Perason Education.

Doughrty, L. & Lister, S (2015). Manual of Cinical Nursing Procedure (9 th ed.). UK: The Royal Marsden
NHS Fundation Trust.

Lewis, S.L, Dirksen, S.R., Heikemper,M.M., Bboucher, L. & Harding, M.M (2014). Medical-surgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9 thed.). st. Louss, Missouri: Mocby
Elsovior.

Wllkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis, Company.

PENJAHITAN LUKA I.14556


Definisi

Menyatukan ujung luka dengan menggunakan jarum dan benang jahit steril.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi riwayat alergi terhadap anatesi


- Identifikasi adanya riwayat keloid
- Identifikasi jenis benang jahit yang sesuai
- Identifikasi jenis jarum jahit yang sesuai
- Identifikasi metode jahitan yang sesuai berdasarkan jenis luka

Terapeutik

- Cukur rambut yang berada disekitar luka


- Bersihkan daerah luka dengan larutan antiseptic
- Lakukan teknik steril
- Berikan anastesi topikal atau injeksi di daerah luka
- Jahid luka dengan memasukkan jarum tegak lurus terhadap permukaan kulit
- Tarik jahitan cukup kencang sampai kulit tidak tertekuk
- Kunci jahitan dengan simpul
- Angkat jahitan, sesuai indikasi

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan


- Jelaskan tanda- tanda infeksi
- Ajarkan cara merawat jahitan
- Informasikan tentang waktu pelepasan jahitan

Kolaborasi

- Kolaborasi penjahitan luka yang dalam, wajah, sendi, atau luka yang berpotensi infeksi

Refrensi

Castile, K. (1998). Suturing. Nursing Standard Joumal, 12(41), 41-48.

Reynolds, T.& Cole, E. (2006). Techniques for acute wound closure. Nursing Standard, 20(21), 55.

Shirazi, M., Rahmini,M. & Noorafshan, A. (2016). Single vs. double layer suturing method repair of
the ureteral plate in the rabit model of hypospadias. Central European Journal of Urology, 69(4),
425-430.

Tanaka, A. et al (2014). Randomized controlled trial comparing subcuticular absorbable suture with
conventional interrupted suture for wound closure at elective operation of colon cancer. Surgary
(United States), 155(3), 486-492.

Yang, S., Ql-heng, T. & Yi-xin,Z., (2017). Comparison of Standard Suture vs Barbed for Closing the
porcine Knee Joint: Evaluation of Blomechanical Integrity and Permeabillity. The Joumai of
Arthroplasty, 1-5

PENURUNAN FLATUS I. 04161


Definisi

Pencegahan pembentukan flatus dan fasilitasi pengeluaran gas yang berlebihan.

Tindakan

Observasi

- Monitor perasaan kembung, distensi abdomen dan nyeri abdomen


- Monitor suara usus
- Monitor efek samping pemberian obat

Terapeutik

- Berikan posisi miring


- Batasi asupan oral jika system gastrointestinal kurang aktif
Edukasi

- Ajurkan menghindari kondisi yang menyebabkan udara tertelan secara berlebihan (mis.
Mengunyah permen karet, minum minuman berkarbonasi, makan dengan cepat,
mengunyah)
- Ajurkan menghindari makanan yang menyebabkan perut kembung (mis. Kacang, kol, lobak,
bawang merah, kembang kol,timun)
- Ajurkan melakukan defekasi secara teratur

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat antiflatus, jika perlu


- Kolaborasi pemberian laksatif, supositoria, atau enema, jika perlu

Refrensi

Berman, A., Snyder, S. &Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 thad.). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister,S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9 thed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Wikinson. J.M., Treas, L.S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rded.).
Philadelphia: F. A. Davis Company

PENYAPIHAN VENTILASI MEKANIK I. 01021


Definisi

Memfasilitasi pasien bernapas tanpa bantuan ventilasi mekanik

Tindakan

Observasi

- Periksa kemampuan untuk disapih ( meliputi hemodinamik stabil, kondisi optimal, bebas
infeksi)
- Monitor predictor kemampuan untuk mentolelir penyapihan (mis. Tingkat kemampuan
bernapas, kapasistas vital, Vd/Vt, MVV, kekuatan inspirasi, FEV1, tekanan inspirasi negatif)
- Monitor tanda- tanda kelelahan otot pernapasan (mis. Kenaikan paCO 2 mendadak, napas
cepat dan dangkal, gerakan dinding abdomen paradoks), hipoksemia, dan hipoksia jaringan
saat penyapihan
- Monitor status cairan dan elektrolit

Trapeutik

- Posisikan pasien semi Fowler (30-45 derajat)


- Lakukan pengisapan jalan napas, jika perlu
- Berikan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan ujicoba penyapihan (30-120 dengan napas spontan yang dibantu ventilator)
- Gunakan teknik relaksi, jika peru
- Hindari pemberian sedasi farmakologis selama percobaan penyapihan
- Berikan dukungan psikologis

Edukasi
- Ajarkan cara pengontrolan napas saat penyapihan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat yang meningkatkan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas

Refrensi

Guilherme, l., et al. (2017). Mechanical ventilation weaning protocol medical adherence and results.
Journal of Critical Care, 41, 296-302.

Mabrouk, A.A. et al (2015). Evaluation of some predictors for successful weaning from mechanical
ventilation. Egyptian Journal of Chest Diseases and Tuberculosis, 64(3), 703-707.

Pu, L. et al (2015)weaning criticaily ili patients from mechanical ventilation: A prospective cohort
study. Journal of critical care, 30(4), p.862.e7-862.e13.

Roh, J.H. et al (2012) A weaning protocol administered by critical care Nursing for the weaning fo
patients from mechanical ventilation. Journal of critical Care, 27(6). 549-555.

Valenzuela, J. & Araneda, P. (2014). Weaning From Mechanical Ventilation in Paediatrics. State of
the Art. Archivos de Bronconeumologia, 50(3), 105-112.

Ward, D. & Fulbrook, p. (2016). Nursing Strategies For Effective Weaning of the Criticaily lll
Mechanically Ventilated Patilated Patient. Critical Care Nursing Clinics of North America, 28(4), 499-
512.

Promosi Dukungan Keluarga

Definisi
Meningkatkan partisipasi anggota keluarga dalam perawatan emosional dan fisik

Tindakan
Observasi
- Identifikasi sumber daya fisik, emosional, dan pendidikan keluarga
- Identifikasi kebutuhan dan harapan anggota keluarga
- Identifikasi persepsi tentang situasi, pemicu kejadian, perasaan dan perilaku pasien
- Identifikasi stresor situasional anggota keluarga lainnya
- Identifikasi gejala fisik akibat stress (mis, mual, muntah, ketidak mampuan)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang nyaman
- Fasilitasi program perawatan dan pengobatan yang dijalani anggota keluarga
- Diskusikan anggota keluarga yang akan dilibatkan dalam perawatan
- Diskusikan kemampuan dan perancanaan keluarga dalam perawatan
- Diskusikan jenis perawatan di rumah
- Diskusikan cara mengatasi kesulitan dalam perawatan
- Dukung anggota keluarga untuk menjaga dan mempertahankan hubungan keluarga
- Hargai keputusan yang dibutuhkan keluarga
- Hargai mekanisme perawatan yang digunakan keluarga
Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan dan pengobatan yang dijalani pasien
- Anjurkan keluarga bersikap asertif
- Anjurkan meningkatkan aspek positif dari situasi yang dijalani pasien

Referensi
Gayathri, N., & Karthikeyan, P. (2016). The role of self-efficacy and social support in
improving life satisfaction: The mediating role of work-family enrichment. Zeithschrift Fur
Psychologie/Journal of psychology, 224(1), 25-33
dol:http://dx.doi.org/10.1027/2151-2604/a000235
Helter, T., Roccoforte, J. A., Hsieh, K., Cook, J. A., & Pickett, S. A. (1997). Benefits of
support groups for families of adults with severe mental iliness. American Journal of
Orthopsychiatry, 67(2), 187-198, doi:http://dx.doi.org/10.1037/h0080222
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P ., Steele, R., tabaccp, A., & Hanson, S.M.H. (2015). Family
Health Care Nursing. Theory, Practice, and Research (5th ed,). Philadelphia: F. A. Davis
Company.
Lim. S., & Lee. a. (2011). Work and nonwork outcomes of workplace incivility: Does family
support help? Journal of Occupational Health Psychology, 16(1), 95-111.
doi:http://dx.doi.org/10.1037/a0021726

Promosi Dukungan Sosial

Definisi
Meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam menjalin hubungan
Terapeutik
- Pertahankan kesabaran dan kejujuran dalam mengembangkan hubungan
- Berikan umpan balik positif terhadap aktivitas yang dilakukan
- Motivasi berpastisipasi dalam kegiatan individu, kelompok dan sosial
- Motivasi untuk mempertahankan komunikasi verbal
- Motivasi melakukan aktivitas di luar dan lingkungan baru (mis: jalan-jalan, berbelanja)
- Diskusikan perencanaan kegiatan yang akan datang
Edukasi
- Anjurkan interaksi dengan orang lain yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
- Anjurkan penggunaan alat bantu (mis: kaca mata dan alat bantu dengar)
- Anjurkan berbagi masalah dengan orang lain
- Anjurkan untuk menghormati hak orang lain
- Anjurkan mengekspresikan kemarahan secara tepat
- Anjurkan perencanaan kegiatan khusus
- Latih peningkatan kemampuan yang dimiliki
- Latih permainan peran dalam keterampilan komunikasi kolaborasi
- Rujuk ke kelompok keterampilan. Jika perlu

Referensi
Gayathri, N., & Karthikeyan, P. (2016). The role of self-efficacy and social support in
improving life satisfaction: The mediating role of work-family enrichment. Journal of
Psychology, 224(1), 25-33. doi:http://dx.doi.org/10.1027/2151-2604/a000235.
Leinonen, J. A., Solanteus, T. S., & Purnamaki, R. (2003). Social support and the quality of
parenting under economic pressure and workload in finiand; The role of family structure and
parental gender. Journal of Family Psychology, 17(3), 409-418. doi;
http://dx.doi.org/10.1037/0893-3200.17.3.409.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ad.). St.Louis:
Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications, (9th
ed.). Philadalphia: F, A. Davis Company.

Promosi dukungan Spiritual

Definisi
Meningkatkan rasa seimbangan dan terhubung dengan kekuatan yang lebih besar.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, sesuai kebutuhan
- Identifikasi perspektif spiritual, sesuai kebutuhan
Terapeutik
- Perlakukan pasien dengan bermartabat dan terhormat
- Tunjukan keterbukaan, empati dan kesediaan mendengarkan perasaan pasien
- Yakinkan bahwa perawat selalu ada dan mendukung
- Gunakan teknik klarifikasi untuk membantu menilai keyakinan, jika perlu
- Fasilitasi mengekspresikan dan meredakan amarah secara tepat
- Motivasi meninjau kehidupan masa lalu dan fokus pada hal yang memberikan kekuatan
spiritual
- Motivasi berinteraksi dengan anggota keluarga, teman, dan lainnya
- Dorong privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual
- Motivasi partisipasi dalam kelompok pendukung
- Motivasi mengekspresikan perasaan (mis: kesepian, tidak berdaya, ansietas)
- Motivasi penggunaan sumber spiritual, jika perlu
- jadwalkan kunjungan pembimbing spiritual, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan mengingat kenangan hidup
- Anjurkan untuk berdo'a
- Ajarkan penggunaan media spiritual (mis: televisi, buku)
- Ajarkan metode relaksasi (mis: teknik nafas dalam, imajinasi terbimbing, meditasi)

Referensi
Bekelman, D. B., Dy. S. M., Becker, D. M., Wittstein, I. S., Hendricks, D. E., Yamashita, T.
E., & Gottlieb, S. H. (2007). Spiritual well-being and depression in patients with heart fallure.
Journal of General Internal Medicine, 22(4), 470-7. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s11606-
006-0044-9.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA. Perason Education.
Ellis, M. R., Thomlinson, P., Gemmili, C., & Harris, W. (2013). The spiritual needs and
resources of hospitalized primary care patients. Journal of Religion and Health, 52(4), 1306-
18. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10943-012-9575-z.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Promosi Edukasi Laktasi di Komunitas

Definisi
Upaya peningkatan perilaku menyusul di masyarakat melalui edukasi.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi perilaku menyusui di komunitas
- Identifikasi adanya kelompok pendukung ASI atau kader kesehatan
- Monitor berat badan bayi setiap 2 minggu atau setiap 1 bulan
Terapeutik
- Bentuk kelompok pendukung ASI dan kader terlatih, jika belum ada
- Sosialisasikan pada ibu hamil tentang ASI minimal 2 kali
- Libatkan suami, keluarga dan masyarakat sekitar untuk mendukung ibu menyusui
Edukasi
- Adakan penyuluhan tentang manfaat, posisi, perlektan dan permasalahan selama
menyusui oleh tenaga kesehatan atau kader atau kelompok pendukung ASI
- Ajurkan kader berkunjung pada ibu postpartum kurang dari 2 minggu
- Anjurkan kader mendampingi ibu selama menyusui eksklusif (6 bulan)
- Anjurkan ibu memberi makanan pendamping ASI setelah 6 bulan sampai 2 tahun
- Anjurkan memerah ASI minimal 1 bulan sebelum ibu bekerja kembali
- Ajarkan cara penyimpanan ASI dengan tepat

Referensi
Gilmore, B., & McAuliffe, E. (2013). Effectiveness of community health workers delivering
preventive intorventions for maternal and child health in low-and middle-income countries: a
systematic review. BMC public Health , 13(1). 847.
Hall, J. (2011). Effective community-based interventions to improve exclusive breast feeding
at four to six months in low-and low-middle-income countries: a systematic review of
randomised controlled trials. Midwifery, 27(4), 497-502.
WHO, 2011, Berastfeeding Counsellor Training Course.

Promosi Eliminasi Fekal

Definisi
Mendukung pengeluaran fekal normal.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah eliminasi fekal (mis: konstipasi, inkontinensia, bising usus, skibala,
kemampuan reflek buang air besar, gangguan neurologi)
- Identifikasi makanan dan/atau obat-obatan yang dapat mengganggu eliminasi fekal
- Lakukan pemeriksaan rektal, jika perlu
Terapeutik
- Lakukan abdominal massage
Edukasi
- Jelaskan makanan yang mendukung eliminasi fekal normal (mis: tinggi serat dan cukup
air)
- Anjurkan minum air putih hangat setelah makan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian laksatif, jika perlu
- Rujuk kepada perawat rehabilitasi

Referensi
Berman, A. Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA. Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing skills & Procedures (8th ed.). St Louis; Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

 Perantaraan Budaya

Definisi

Menghargai perbedaan dan kesamaan budaya pasien dalam memberikan asuhan separan fantang
sehat dan sakit sesuai dongan nilai-nilai budaya pasien

Tindakan

Observas

-identifikasi perbedaan konsep antara pasien dan perawat tentang proses penyakit

Terapeutik

-Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien

-Diskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki pasien dan perawat

-Pahami budaya pasien

-Gunakan bahasa yang mudah dipahami

-liibatan keluarga dalam perencanaan perawatan

-Beirkan kesempatan untuk memaham informasi yang dibeirkan

-Terjemahkan istilah-ah ke dalem bahasa yang dapat dipahami oleh pasien

-Gunakan pihak ketiga,jika pertu

-Lakukan negosiasi jka konflik tidak terselesaikan

Edukasi

-Informasikan tentang sistem pelayanan kesehatan


Referensi

Andrew, M& Beyle. J.S. (1995). Transcutural Concepts in Nursing Care d). Philasepri JB lippincot
company

Leininger. MAMCFariand M.R. (2002). Transcutural Nursing: Concepts, Theories, Research and
Praclice (3) USA MGraw HICompankes

Royal College of Nursing (2006) Transcultural Nursing Care of Adult, Section One. Understanrg
Theorefical Basis of Transcutural Nursing Care

 Perawatan Alat Topangan Jantung Mekanik

Definisi

Mengidentikasi dan merawat pasien yang terpasang perangkat mekanis untuk menunjang fungsi
Jantung dan sirkulasi.

Tindakan

Observasi

-Monitor kekuatan nadi, warna kulit, pengsisian kapiler dan suhu pada area perifer

-Monitor adanya nyeri pada ekstremitas bawah

-Monitor adanya bengkak pada ekstemitas bawah

-Monitor infasi dan deflesi IABP (intraaortic ballon pump)

-Monitor keoptimalan tingkat augrmentasi diastolik

Terapeutik

-Pertaharkan kadar antikoagulan sesual dosis yang dianjurkan

-Lakukan latinan rentang gerak pergelangan kaki (flekai dan ekstensi) sotiap 1-2 jam

-Pertaharkan posisi telentang dengan kepala tempat tidur maksimal 15

-Pertahankan ekstremitas yang terkanulasi totap dalam posisi lurus

-Pertaharkan volume balon untuk memastikan augmentasi diatoik tetap optimal

-Gunakan restrain yang lembut pada ekstemitas yang terkanulasi, jika pertu

-Pastikan balon intra aorta terisi ulang setiap 1-2 jam atau sesuai tipe mesin

-minimalkan kebisingan dalam ruangan

-libatkan pasien dalam mengambil keputusan terkait perawatan dirinya, jika memungkinkan

Edukasi

-informasi tanggal dan waktu serta orientasikan pasien secara rutin


-anjurkan menghindari gerakan fleksi paha

-anjurkan keluarga mengekspresikan perasaan dan stress empsional yang di rasakan

-anjurkan harapan yang realistis pada kluarga terhadap perkembangan kondisi pasien

Referensi

Ignatavicius & Workman (2016). Modical Surgical Nursing. Pationt-Centerad Colaborudive Care St
Louls: Mosby Elsevier.

Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M. (2014) Medicalsurgical
nursing: Assessment and management of clinical problems (9" ed.). St. Louis, Missoun Mosby Esevier

Woods, S.L., Frooelicher, A. S., Motzer, S. U., & Bridgos, E. J. (2010) Cardiac Nursing (8 ea)
Phaduiphia: Lipplncott Williams & Wilkins.

 Perawatan Amputasi Delinisi

Definisi

Meningkatkan penyembuhan fisik dan pisikologis sebelum dan sesudah amputasi bagian tubuh

Tindakan

Observasi

-Monitor adanya edema pada stump

-Monitor nyeri phantom pada tungkai (mis. rasa torbakar, kram, berdenyut, rasa remuk, atau
kesemutan)

-Monitor prostesis secara teratur (mis. stabilitas, kemudahan pergerakan, efsiensi energi. tampilan
saat berjalan)

-Monitor penyembuhan luka pada area insisi

-Monitor masalah psikologis (mis, depresi, kecemasan)

-Identifikasi modifikasi gaya hidup dan alat bantu yang ciperluian (mis. rumah dan mobil)

-Identifikasi modifikasi dalam pakaian, sesual kebutuhan

Terapeutik

-Motivasi berpartisipasi dalam memutuskan amputasi, jika memungkinkan

-Fasilitasi penggunaan matras/kasur pengurang tekanan

-Posisikan stump (puntung/ujung bagian yang diamputasi) pada kesejajaran tubuh yang benar

-Tempatkan stump bawah lutut (below-the-knee) dalam posisi ekstensi

-Hindari meletakkan stump pada posisi menggantung untuk menurunkan edema dan stasis vaskuler
-Hindari mengganti balutan stump segera setelah operasi selama tidak ada rembesan atau tanda
infeksi.

-Balut stump sesuai kebutuhan

-Buat stump agar berbentuk kerucut melalui pembalutan (wrapping) agar sesuai prosthesis

-Lakukan pereda nyeri non faramologis (mis. TENS, phonophoresis, pemijatan), sesuai kebutuhan

-Fasilitasi menghadapi proses berduka karena kehilangan baglan tubuh

-Motivasi merawat stump secara mandiri

-Diskusikan tujuan jangka panjang prógram rehabilitasi (mis, berjalan tanpa alat pendukung)

Edukasi

-Jelaskan bahwa nyeri phantom dapat terjadi beberapa minggu setelah pembedahan dan dapat
dipicu oleh tekanan pada area lain

-Anjurkan menghindari duduk dalam waktu lama

-Ajarkan latihan pascaoperasi (mis. latihan rentang gerak, latihan napas, dan miring kiri- kanan) -
Ajarkan perawatan diri setelah pulang dari rumah sakit

-Ajarkan tanda dan gejala untuk dilaporkan ke fasilitas layanan kesehatan (mis, sakit kronis,
kerusakan kulit, kesemutan, denyut nadi tidak teraba, suhu kulit yang dingin)

-Ajarkan merawat dan menggunakan prostesis

Kolaboras

Rujuk ke layanan spesials untuk modifikasi atau perawatan komplkasi prostesis

Referensi

Berman A. syder, S. & Fradeen, G. (2016). Kozier& Erb's Fundamentals of Nursing (10 ) USA pearson
education

Dogherty. LA Lister, S. (2015) Manual of Cinical Musing Procedures ( d.) UK: The Royal Marsden NHS
Foundation trust SL. Dsen, S. R. Heihemper, M. M. Bucher, LAHarding. M. M. (2014). Medicalsurgical
nurg Pearson Educaten Asesament an mangement of olinicel problems ( ed.) GL. Louis, Missourt
Mosby Elseier. 1 BunN suepun (9L02) HW g y g 1 RT VO M NHS Feundation Trust Pery, AG& Peter,
P.A (2014) Mraing SAl Procedures (ed.). t Lois: Elnder PhladehFA Devis Company.

 Perawatan Area Insisi

Definisi
Mergidentifkasi dan meningkatkan penyermbuhan luka yang ditutup dengan jahitan, klip atau
staples

Tindakan

Observasi

-Periksa lokasi insisi adanya kemerahan, bengkak, atau tanda-tanda dehisen atau eviserasi -
Identifkasi karakteristik drainase

-Monitor proses ponyembuhan area insisi

-Moritor tanda dan gejala infeksi

Terapeutik

-Bersihkan area insisi dengan pembersih yang tepat

-Usep area insisi dari area yang bersih menuju area yang kurang bersih

-Bersihkan area di sekitar tempat pembuangan atau tabung drainase

-Pertaharkan posisi tabung drainase

-Berikan salep antiseptik, jika perlu

-Ganti balutan luka sesuai jadwal

Edukasi

-Jelaskan prosedur kepada pasien, dengan menggunakan alat bantu

-Ajarkan meminimakan tekanan pada tempat insisi

-Ajarkan cara merawat area insisi

Referensi

Beman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 ed.) USA
Dougherty, L & Lister, 5. (2015). Manual of Clinicel Nursing Procedures ( ed). UK: The Royal Marnden
Lewis, S. L. Dirksen, S. R.. Heltkempet, M. M, Bucher, L. & Harding. M. M. (2014). Medical-surgical
nursing Pearson Education. NHS Foundation Trust Assessment and manegement of clinical problerns
(9* ed.). SI. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Wikinson, J. M. Treas, L. S., Barmet, K. & Smith, M. H.
(2016). Fundamentals of Nursing ( ed) Pery, AG. & Poter, P. A. (2014) Nursing Skils & Procedures (8
ed.). St Louis: Elsevie Philadelphia: F. A Davis Company.

Nama : Shella Puri Mahardika

NIM : J210200030

1. Perawatan Gips ( 314 )


1.05181
Definisi :
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang menjalani imobilisasi ekstremitas dengan
gips.

Tindakan :
a. Observasi
- Indentifikasi perubahan sensasi atau peningkatan nyeri pada area fraktur
- Monitor tanda – tanda infeksi ( mis. gips berbau, eritma, demam )
- Monitor tanda – tanda gangguan sirkulasi atau fungsi neurologi ( mis. nyeri,
pucat, nadi tidak teraba, parestesi, paralisis [ 5p ] )
- Monitor sirkulasi dan fungsi neurologi pada bagian proksimal dan distal dari
lokasi pemasangan gips
- Monitor tanda – tanda drainase dari luka dibawah gips
- Periksa retak atau kerusakan pada gips
b. Terapeutik
- Topang gips dengan bantal sampai gips kering
- Bersihkan kulit sekitar area pemasangan dari sisa material gips
- Atasi segera gangguan sirkulasi ( mis. Reposisi gips, lakukan rentang gerak
ekstremitas, hilangkan tekanan akibat gips )
- Posisikan gips pada bantal untuk mengurangi ketegangan
- Tinggikan ekstremitas yang terpasang gips di atas level jantung
- Gunakan arm sling untuk penopang, jika perlu
- Berikan bantalan ( padding ) pada tepi gips
- Hindari meletakkan gips pada permukaan yang keras atau tajam selama masa
pengeringan
- Hindari menekan gips selama masa pengeringan
- Hindari gips menjadi basah ( mis. gunakan pelindung yang sesuai saat mandi
atau kaus kaki atau sarung tangan pelindung )
c. Edukasi
- Informasikan gips akan terasa hangat selama proses pemasangan sampai keing
- Informasikan perlunya membatasi aktivitas selama masa pengeringan gips
- Anjurkan tidak menggaruk kulit di bawah gips
- Ajarkan cara merawat gips
Referensi :
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. ( 2016 ), Kozier & Erb’s Fundamentals of
Nursing ( 10th ed.), USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. ( 2015 ), Manual of Clinical Nursing Procedures ( 9th
ed.), UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G, & Potter, P, A. ( 2014 ). Nursing skills & Procedures ( 8th ed.), St
Louis: Elsevier
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper , M. M., Bucher, L. & Harding, M, M.
( 2014 ). Medical-surgical nursing Assessment and management of clinical
problems ( 9th ed.), St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.

2. Perawatan Inkontinensia Fekal ( 315 )


1.04162
Definisi :
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang mengalami pengeluaran feses secara
involunter ( tidak disadari )

Tindakan :
a. Observasi
- Identifikasi penyebab inkontinensial fekal baik fisik maupun psikologis ( mis.
gangguan saraf motorik bawah, penurunan tonus otot, gangguan sfingter
rektum, diare kronis, gangguan kognitif, stress berlebihan )
- Identifikasi perubahan frekuensi defekasi dan konsistensi feses
- Monitor kondisi kulit perianal
- Monitor keadekuatan evakuasi feses
- Monitor diet dan kebutuhan cairan
- Monitor efek samping pemberian obat
b. Terapeutik
- Bersihkan daerah perianal dengan sabun dan air
- Jaga kebersihan tempat tidur dan pakaian
- Laksanakan program latihan usus ( bowel training ), jika perlu
- Jadwalkan BAB di tempat tidur, jika perlu
- Berikan celana pelindung/pembalut/popok, sesuai kebutuhan
- Hindari memakan yang menyebabkan diare
c. Edukasi
- Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia fekal
- Anjurkan mencatat karakteristik feses
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat diare ( mis. Loperamide, atropin )

Referensi :
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. ( 2016 ), Kozier & Erb’s Fundamentals
of Nursing ( 10th ed.), USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. ( 2015 ), Manual of Clinical Nursing Procedures
( 9th ed.), UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G, & Potter, P, A. ( 2014 ). Nursing skills & Procedures ( 8th ed.), St
Louis: Elsevier
Wilkison, J. M., Treas, L. S., Barnett, K, & Smith, M, H. ( 2016 ),
Fundamentals of Nursing ( 3th ed. ), Philadelphia: F, A, Davis Company

3. Perawatan Inkontinensia Urine ( 315 )


1.04163
Definisi :
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang mengalami pengeluaran urine secara
invoulunter ( tidak disadari )

Tindakan :
a. Observasi
- Indentifikasi penyebab inkontinensia urine ( mis. disfungsi neurologis,
gangguan medula spinalis, gangguan refleks destrusor, obat – obatan, usia,
riwayat operasi, gangguan fungsi kognitif )
- Identifikasi perasaan dan persepsi pasien terhadap inkontinensia urine yang
dialaminya
- Monitor keefektifan obat, pembedahan dan terapi modalitas berkemih
- Monitor kebiasaan BAK
b. Terapeutik
- Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
- Berikan pujian atas keberhasilan mencegah inkontinensia
- Buat jadwal konsumsi obat – obat diuretik
- Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap atau kultur
c. Edukasi
- Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia urine
- Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
- Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang mendukung proses berkemih
- Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam menjelang tidur
- Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta pola eliminasi urine
- Anjurkan minum minimal 1500 cc/hari, jika tidak kontraindikasi
- Anjurkan menghindari kopi, minuman bersoda, teh dan cokelat
- Anjurkan konsumsi buah dan sayur untuk menghindari konstipasi
d. Kolaborasi
- Rujuk ke ahli inkontinensia, jika perlu

Referensi :
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. ( 2016 ), Kozier & Erb’s Fundamentals
of Nursing ( 10th ed.), USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. ( 2015 ), Manual of Clinical Nursing Procedures
( 9th ed.), UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G, & Potter, P, A. ( 2014 ). Nursing skills & Procedures ( 8th ed.), St
Louis: Elsevier
Wilkison, J. M., Treas, L. S., Barnett, K, & Smith, M, H. ( 2016 ),
Fundamentals of Nursing ( 3th ed. ), Philadelphia: F, A, Davis Company

4. Perawatan Integritas Kulit ( 316 )


1.11353
Definisi :
Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan, kelembaban dan
mencegah perkembangan mikroorganisme.

Tindakan :
a. Observasi
- Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit ( mis. perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas )
b. Terapeutik
- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
- Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
- Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
- Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
c. Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembab ( mis. lotion, serum )
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

Referensi :
Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G. ( 2016 ), Kozier & Erb’s Fundamentals
of Nursing ( 10th ed.), USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. ( 2015 ), Manual of Clinical Nursing Procedures
( 9th ed.), UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G, & Potter, P, A. ( 2014 ). Nursing skills & Procedures ( 8th ed.), St
Louis: Elsevier
Wilkison, J. M., Treas, L. S., Barnett, K, & Smith, M, H. ( 2016 ),
Fundamentals of Nursing ( 3th ed. ), Philadelphia: F, A, Davis Company

Perawatan Jantung I.02075


Definisi
Mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi akibat ketidakseimbangan antara
suplai dan konsumsi oksigen miokard.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dispnea,
kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal noctural dyspnea, peningkatan CVP)
- Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi peningkatan
berat badan, hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria,
batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri dada (misal : intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi yang
mengurangi nyeri)
- Monitor EKG 12 sadapan
- Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi jantung)
- Monitor nilai laboratorium jantung (misal : elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro-
BNP)
- Monitor fungsi alat pacu jantung
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat (misal: beta
blocker, ACE, inhibitor, calcium channel blocker, digoksin)

Terapeutik
- Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman .
- Berikan diet jantung yang sesuai (misal : batasi asupan kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
- Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi.
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%

Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai tolerasi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program
Referensi
Eckel, R.H., Jakicic, J.M., Ard, J. D., et al. (2013) AHA/ACC guideline on lifestyle
management to reduce cardiovascular risk: a report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines.
Circulation, 129(Suppl. 2), S76-S99.
Yancy, C. W., Jessup, M., Bozkurt, B., et al. (2013). ACCF/AHA guideline for the
management of heart failure: a report of the American College of Cardiology
Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines.
Circulation
Smith, S.C., Benjamin, E. J., Bonow, R.O., et at. (2011). AHA/ACCF secondary prevention
and risk reduction therapy for patient with coronary and other atherosclerotic vascular
disease: 2011 update: a guldeline from the American Heart Association and American
College of Cardiology Foundation. Circulation, 124, 2458-2473
Urden, L. D., Stacy, K. M., & Lough. M. E. (2017). Critical Care Nursing: Diagnosis and
Management. Elsevier Health Sciences
Whelton, P. K., Appel , L.J., Sacco, R. L., et al. (2012). Sodium, blood pressure, and
cardiovascular disease: further evidence supporting the American Heart Association
sodium reduction recommendations. Circulation, 126, 2880-2889.
Woods, S.L, Frooelicher, A. S., Motzer, S. U., & Bridges, E. J. (2010). Cardiac Nursing (6 ͭʰ
ed). Philadelphia Lippincott Williams & Wilkins.

Perawatan Jantung Akut I.02076


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang baru mengalami episode ketidakseimbangan
antara ketersediaan dan kebutuhan oksigen miokard.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu dan pereda, kualitas,
lokasi, radiasi, skala, durasi dan frekuensi)
- Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
- Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
- Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan resiko aritmia (misal: kalium, magnesium
serum)
- Monitor enzim jantung (misal: CK, CK-MB, Troponin T, Troponin I)
- Monitor saturasi oksigen
- Identifikasi stratifikasi pada sindrom Koroner akut (misal: skor TIMI, Killip, Crusade)

Terapeutik
- Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
- Pasang akses intravena
- Puasakan hingga bebas nyeri
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stress
- Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan
- Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan, jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual

Edukasi
- Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
- Anjurkan menghindari manuver Valsava (misal: mengedan saat BAB atau batuk)
- Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
- Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu
- Kolaborasi pemberian antiangina (misal: nitrogliserin, beta blocker, calcium channel
blocker
- Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
- Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver Valsava (misal: pelunak tinja,
antiemetik
- Kolaborasi pencegahan trombus dengan antikoagulan, jika perlu
- Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada jika perlu

Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3ͭʰ ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6 ʰͭ ed.). USA: Sauders Elsevier
Herkner H, Arrich J, Havel C, Mullner M (2007). Bed rest for acute uncomplicated
myocardial infarction. The cochrane Library, Issue 2j.
Howard & Steinmann (2010). Sheehy’s emergency nursing, principle & practice (6 ʰͭ ed). St.
Louis: Mosby.
Urden, L. D., Stacy, K. M., & Lough, M.E. (2017). Critical Care Nursing: Diagnosis and
Management. Elsevier Health Scienses.
Woods, S.L., Frooalicher, A.S., Motzer, S. U., & Bridges, E. J. (2010). Cardiac Nursing (6 ͭʰ
ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Perawatan Jenazah I.02077


Definisi
Memberikan perawatan bagi pasien yang telah meninggal.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi budaya dan kepercayaan dalam penatalaksanaan tubuh jenazah

Teraupetik
- Laporkan pada petugas terkait bahwa pasien telah meninggal (misal: kepala ruangan,
supervisor)
- Rapatkan rahang dan tutup mata jenazah
- Posisikan lengan berada di samping tubuh atau di sedekapkan (disesuaikan dengan
agama atau kepercayaan yang dianut pasien)
- Lepaskan objek-objek eksternal dari tubuh (misal: kateter urin, kateter intravena,
sadapan monitor)
- Bersihkan tubuh jenazah secara menyeluruh
- Tutupi tubuh jenzah dengan kain bersih sampai ke dagu atau kepala
- Berikan dukungan emosional dan spiritual bagi keluarga
- Berikan privasi jika keluarga ingin melihat jenzah pasien
- Berikan label pada barang-barang pribadi jenazah
- Pindahkan jenazah ke ruangan khusus/ ruang jenazah
- Fasilitasi keluarga menjalani proses berduka

Edukasi
- Ajarkan melalui proses berduka secara bertahap, jika perlu
- Jelaskan prosedur administrasi penyerahan jenazah dan/atau barang-barang jenazah
kepada keluarga

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan rohaniawan sesuai dengan kebijakan institusi, jika perlu

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10ͭʰ
ed.). USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9ͭʰ ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8ͭʰ ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3ͭʰ ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Perawatan Kaki I.11354


Definisi
Mengidentifikasi dan merawat kaki untuk keperluan relaksasi, kebersihan, dan kesehatan
kulit.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi perawatan kaki yang biasa dilakukan
- Periksa adanya iritasi, retak, lesi, kapalan, kelainan bentuk, atau edema
- Periksa adanya ketebalan kuku dan perubahan warna
- Monitor tingkat kelembaban kaki
- Monitor gaya berjalan dan distribusi berat kaki
- Monitor kebersihan dan kondisi umum sepatu dan kaus kaki
- Monitor insufisiensi arteri kaki dengan pengukuran ankle-brachial index (ABI)
terutama pada usia >50 tahun
- Monitor neuropati perifer dengan tes monofilamen Semmes Weinstein
- Monitor kadar gula darah atau nilai HbA1c <7%

Teraupetik
- Keringkan sela-sela jari kaki
- Berikan pelembab kaki, sesuai kebutuhan
- Bersihkan dan/atau potong kuku, jika perlu
- Lakukan perawatan luka sesuai kebutuhan

Edukasi
- Informasikan pentingnya perawatan kaki
- Ajarkan cara mempersiapkan dan memotong kuku
- Anjurkan memakai sepatu dengan ukuran yang sesuai
- Anjurkan pemberian buuk penyerap kelembaban, jika perlu
- Anjurkan memeriksa bagian dalam sepatu sebelum dipasang
- Anjurkan memonitoring suhu kaki dengan menggunakan bagian belakang dari tangan.
- Anjurkan pentingnya pemeriksaan kaki, terutama saat sensasi berkurang
- Anjurkan menghindari penekanan pada kaki yang mengalami ulkus dengan
menggunakan tongkat atau sepatu khusus

Kolaborasi
- Rujuk podiatrist untuk memotong kuku yang menebal, jika perlu.

Referensi
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 ͭʰ ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Elsevler Interactive Patient Education (2017). Patien Education: Diabetes an Foot Care. USA:
Elsevier Inc.
Hingorani, A., et al (2016). The management of diabetic foot: A clinical practice guideline by
the Society for Vascular Surgery in collaboration with the American Podiatric
Medical Association and the Society for Vascular Medicine. Journal of Vascular
Surgery, 63, 2, 3S-21S.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ʰͭ ed.). St Louis: Elsevier
Williams, Lippincott & Wilkins (2009). Nursing Procedures. (6 ͭʰ ed.). Wollers Kluwer
Health
Wilkinson , J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3 ʰͭ ed.). Philadelphia. F.A. Davis Company.
Perawatan Kanguru I. 14599
Definisi
Melakukan tindakan merawat bayi melalui kontak kulit ke kulit antara orang tua dan bayi premature
yang sudah stabil
Tindakan
observasi
- Monitor faktor orangtua yang mempengaruhi keterlibatan dalam perawatan
Teraupetik
- Pastikan status fisiologi bayi terpenuhi dalam perawatan
- Sediakan lingkungan yang tenang, nyaman, hangat
- Berikan kursi pada orangtua, jika perlu
- Posisikan bayi telungkup tegak lurus di dada orang tua
- Miringkan kepala bayi ke salah satu sisi kanan atau kiri dengan kepala sedikit tengadah
(ekstensi)
- Hindari mendorong kepala bayi fleksi da hiperektensi
- Biarkan bayi telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi
- Posisikan pangggul dan lengan bayi dalam posisi fleksi
- Posisikan bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya
- Buat ujung pengikat tepat berada dibawah kuping bayi
Edukasi
- Jelakan tujuan dan prosedur perawatan kanguru
- Jelaskan keuntungan kontak kulit ke kulit orang tua dan bayi
- Anjurkan orangtua menggunakan pakaian yang nyaman dengan bagian depan terbuka

Refrensi
Arora, S. (2008). Kangaroo mother care. Nursing Journal of India, 99(11). 248.
CARE, P. O. K. M. (2015). Kangaroo Mother Care. Support for Parents & Staff of Prematures Babies.
http://www.kangaroomothercare.com/(accesed 19 November 2015).
Hockenberry, M. J., Wilson, D., & Rodgers, C. C. (2016). Wong’s Essentials of Pediatric Nursing E-
Book,
Elsevier Health Sciences.
Lawn, J. E., Mwansa-Kambafwhile, J., Horta, B. L., Barros, F. C., & Cousens, S. (2010). ‘Kangaroo
mother
care’lo prevent neonatal deathts due to preterm birth complication. International Journal of
epidemiology, 39(suppl_1), I144-I154.
Wilson, D., & Hockenberry, M. J. (2014). Wong’s Clinical Manual of Pediatric Nursing E-Book. Elsevier
Health Sciences.

Perawatan Kateter Sentral Perifer I. 02078

Definisi
Mengidentifikasi dan merawat kateter yang diinsersikan secara perifer untuk mengakses sirkulasi
sentral
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan penggunaan kateter (mis. pemberian obat yang mengiritasi perifer)
- Identifikasi ukuran dan jenis kateter yang sesuai
- Identifikasi vena yang mudah diakses (misal vena basilica atau sefalika)
- Pastikan tidak ada kontraindikasi pemasangan (mis. vena tidak terlihat dan teraba, infeksi
atau hematom pada kulit, sepsis, pendarahan abnormal)
- Monitor posisi ujung kateter dengan pemeriksaan sinar X
- Monitor komplikasi (mis. pendarahan, kerusakan saraf atau tendon, dekompresi jantung,
distress pernapasan, atau emboli kateter)
- Monitor tanda-tanda flebitis (mis. nyeri, kemerahan, kulit hangat dan edema)
Teraupetik
- Tentukan penempatan ujung kateter (mis. vena cava superior, vena bracheosefalikus,
pembuluh darah aksilaris atau subklavia)
- Posisikan terlentang dengan lengan sejajar tubuh
- Ukur jarak penusukan kateter
- Siapkan daerah penusukan
- Minta menoleh kearah lengan tempat insersi dengan dagu menyentuh dada
- Masukkan kateter dengan teknik steril
- Sambungkan extention tube dan lakukan aspirasi
- Bilas dengan menggunakan heparin dan normal saline
- Fiksasi kateter dengan menggunakan dressing transparan steril
- Lakukan pelepasan kateter, sesuai indikasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, dan risiko pemasangan katetersebelum pemasangan
- Anjurkan melaporkan tanda-tanda infeksi (mis. demam, menggigil, lokasi penusukan kering)

Refrensi
Berman, A., Synder, S, & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing (10 th ed.) USA:
Pearson Education.
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3 th ed.). New York: McGraw-Hill
Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden
NHS Foundation Trust.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6 th ed.). USA: Sauders Elsevier.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St. Louise Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd
ed.). Philadelphia: F. A. Davies Company

Perawatan Kateter Urine

Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang menjalani kateterisasi urine

Tindakan
Observasi
- Monitor kepatenan kateter urine
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Monitor tanda dan gejala obstruksi aliran urine
- Monitor kebocoran kateter, selang dan kantung urine
- Monitor input dan output cairan (jumlah dan karakteristik)
Terapeutik
- Gunakan teknik aseptic selama perawatan kateter urine
- Pastikan selang kateter dan kantung urine terbebas dari lipatan
- Pastikan kantung urine diletakkan dibawah ketinggian kantung kemih dan tidak dilantai
- Lakukan perawatan perineal (perineal hygine) minimal satu hari sekali
- Lakukan irigasi rutin dengan cairan isotonis untuk mencegah kolonisasi bakteri
- Kosongkan kantung urine jika kantung urine telah terisi setengahnya
- Ganti kateter dan kantung urine secara rutin sesuai protocol atau sesuai indikasi
- Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan
- Jaga privasi selama melakukan tindakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan risiko sebelum pemasangan kateter

Refrensi
CDC (2009). Guidline for Prevention of Catheter-Associated Urinary Tract Infections.
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/cauti/index.html.
Evans & Godfrey (2000). Bladder Washout In The Management of Long Term Cartheter. British
Journal
of Nursing, 9(14), 900.
Gould, D. (2015). Preventing Cartheter-associated urinary tract infection. Nursing Standart (2014+),
30(10). 50. doi:http://dx.doi.org/10.7748/ns.30.10.50.s48.
Holroyd (2017). A new solution for indwelling cartheter encrustation and blockage. JCN, 31(1), 48-52
Potter & Perry (2015). Mosby’s Pocket Guide to Nursing Skill & Procedures (8 th ed.). St. Louis: Mosby.

INTAN RIZQI NURALIFFANI

KEPERAWATAN 1A

J210200033

Perawatan Kehamilan Trimester Kedua


Definisi:
Mengidentifikasi dan merawat ibu hamil pada minggu ke-14 samapai dengaan kehamilan cukup
bulan (38-40 minggu).

Tindakan:
Observasi
Monitor tanda-tanda vital

- Timbang berat bedan


- Ukur tinggi fundus

- Periksa gerakan janin

- Periksa denyut jantung janin

Terapeutik
Pertahankan postur tubuh yang benar

Lakukan perawatan kebersihan gigi dan mulut secara teratur

Jaga kukuntetap pendek dan bersih

Jaga kebersihan vulva dan vagina

Tinggikan kaki saat istirahat

Berikan kompres hangat dan dingin pada punggung

Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan

Edukasi
Anjurkan menghindari kelelahan

Anjurkan menggunakan pakaian dalam berbahan katun dan tidak ketat

Anjurkan menggunakan bra yang menyongkong

Anjurkan sepatu dan kaos kaki yang nyaman

Anjurkan posisi duduk atau berdiri terlalu lama dan menyilangkan kaki pada lutut

Anjurkan latihan fisik secara teratur

Ajarkan teknik relaksasi

Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan USG

Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (mis, HB, protein, glukosa)

Rujuk jika mengalami masalah atau penyulit kehamilan

Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Petry, S. E. (2013). Maternity and Women’s

E-Book. Elsovier Health Sciences.

Delgado-Escueta, A. V., & Janz, D. (1992). Consensus guldelines : preconception counseling,

management, and care of the pregnant woman with epilepsy. Neurology, 42(4 Suppi 5),

149-160.

Nicolaldes, K. H. (2011). A model for a new pyramid of prenatal care based on the 11 to 13
Weeks’ assessment. Prenatal diagnosis, 31(1). 3-6

Perawatan Kehamilan Trimester Pertama


Definisi
Mengidentifikasi dan merawat ibu hamil pada minggu pertama sampai minggu ke-13 kehamilan.

Tindakan
Observasi
Identifikasi faktor risiko kehamilan (mis, persalinan prematur, preaklampsia, DM)

Identifikasi riwayat merokok, imunisasai masa kehamilan, penggunaan kontrasepsi

Identifikasai riwayat keluarga pada kelainan kongenital

Monitor tanda-tanda vital

Timbang berat badan

Ukur tinggi fundus

Periksa gerakan janin

Periksa denyut jantung janin

Terapeutik
Lakukan skrining depresi pada kehamilan

Lakukan perawatan gigi dan mulut secara teratur

Motivasi makan porsi kecil tetapi sering

Atur waktu istirahat diantara waktu aktivitas

Batasi masukan cairan sebelum tidur

Edukasi
Anjurkan tidak membiarkan perut kosong atau terlalu penuh

Anjurkan mengkonsumsi karbohidrat kering dengan minuman hangat saat bangun tidur

Anjurkan menghindari makanan yang banyak mengandung lemak, gas, bumbu yang merangsang
mual

Anjurkan menghentikan kebiasaan merokok

Anjurkan menghindari aktivitas yang berlebihan

Anjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur

Anjurkan melakukan pemeriksaan laboratorium (mis, Hb, glukosa, albumin, keton)


Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan USG untuk menentukan usia kehamilan

Referensi
Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (20013). Maternity and women’s

Health Care E-Book. Elsevier Health Sciences.

Delgado Escueta, A. V., & Janz, D. (1992). Consensus guldelines: preconception counseling,

Management, and care of the pregnant woman with epilepsy. Neurology, 42(4 Suppi 5),

149-160.

Nicolaides, K. H. (2011). A model for a new pyramid of prenatal care based on the 11 to 13

Weeks’ assessment, prenatal diagnosis, 31(1), 3-6.

Perawatan Kenyamanan
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien untuk meningkatkan rasa nyaman

Tindakan
Observasi
Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis, mual, gatal, sesak)

Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan perasaannya

Identifikasi masalah emosional dan spiritual

Terapeutik
Berikan posisi yang nyaman

Berikan kompres dingin atau hangat

Ciptakan lingkungan yang nyaman

Berikan pemijatan

Berikan terapi ekupresur

Berikan terapi hipnosis

Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam terapi/pengobatan

Diskusikan mengenai situasi dan pilihan terapi/pengobatan yang diinginkan


Edukasi
Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan

Ajarkan terapi relaksasi

Ajarkan latihan pernapasan

Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesik, antipruritus, antihistamin jika perlu

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed).

USA: Pearson Education

Blinderman, C. D., & Billings, J. A. (2015). Comfort care for patients in the hospital. N Engl J

Med, 2015(373), 2549-2561.

Dougherly, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK. The Royal

Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prosedures (3 th ed.). St Louis: Elsevier

Turkaltaub, P. C., Yearwood, E. L., & Friedmann, E (2014). Effect of a brief seated massage on

Nursing student attitudes toward touch for comfort care. The Journal of Alternative and

Complementary Medicine, 20(10), 729-799.

Wilkinson, J. M., Treas, L S., Barnett. K. & Smith , M. H. (2016). Foundamentals of Nursing

(3th ed.). Philadelphia: F, A. davis Company.

Perawatan Kuku
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat kuku agar bersih dan sehat serta tidak mengalami lesi kulit akibat
perawatan kkuku yang tidak tepat.

Tindakan
Observasi
Monitor kebersihan dan kesehatan kuku

Monitor perubahan yang terjadi pada kkuku


Terapeutik
Rendam kuku dengan air hangat

Fasilitasi pemotongan dan pembersihan kuku sesuai kebutuhan

Bersihkan kuku dengan bahan alami (mis, air putih, lemon, belimbing wuluh)

Bersihkan bagian bawah kuku dengan alat bantu pembersih kuku

Oleskan minyak zaitun hangat oada kuku

Lembabkan daerah sekitar kuku untuk mencegah kekeringan

Fasilitasi mengoleskan cat kuku, jika perlu

Edukasi
Anjurkan memotong dan membersihkan kuku secara rutin

Anjurkan mengkonsumsi makanan kaya biotin (mis, susu, telur, kacang-kacanagan)

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozien & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed.).

USA Pearson Education.

Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal

Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.) St Louis. Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing

(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

PERAWATAN LUKA TEKAN


DEFINISI
Mengidenttfikasi dan merawat luka akibat penekanan pada tonjolan tulang.
TINDAKAN
Observasi
- Monitor kondisi luka (mellputi ukuran Iuka, derajat Iuka, perdarahan, warna dasar luka, infeksi
eksudat, bau luka, kondisi tepi luka)
- Monitor tanda dan gejala Infeksi pada luka
- Monitor status nutrisi (mis. asupan kalori, protein)
Terapeutik
- Bersihkan kulit di sekitar luka dengan sabun dan air
- Bersihkan luka bagian dalam dengan manggunakan NaCl 0,9%
- Lakukan pembalutan pada luka, jika perlu
- Oleskan salep, jika perlu
- Gunakan tempat tidur dan kasur khusus, jika periu.
- Pertahankan kepala tempat tidur pada posisi terendah yang dapat ditoleransi
- Jadwalkan perubahan possi setiap 2 jam atau sesuai kondisi paslen
- Berikan diet dengan kaiori 30-35 kka/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
- Berikan suplemen vitamin dan mtneral (mis. vitamin A, vitamin C, Zinc, asam amino). sesuai
indikasi
Edukasi
- Anjurkan melaporkan tanda-tanda kerusakan kulit
- Anjurkan menghindari duduk dalam jengka waktu lama
- Ajarkan prosedur perawatan luka
Kolaborasi
- Kolaborasi prosedur(mis,debridement enzirnatik, biologis, mekanis, autolitik), jika perlu
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
REFERENSI
Bergstrom, N., Bennett. M. A,. Carison, C. E., et al (1994).Treatments of pressure ulcers: Clinical
Practice guideline Rockville, MD: Agency for Health Care Policy and Research, Public Health
Service, U.S. Department of Health and Human Services.
Cox, K, R Laird, M., & Brown, J. M. (1998). Predicting and preventing pressure ulcers in adults.
Nursing management, 29(7), 41-45.
Dougherty• L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prucedures (8th ed.). St Louis: Elsevier.
Hirshberg, J., Coleman, J., Marchant, B., & Rees, R. S. (2001). TGF-[beta]3 in the treatment of
pressure ulcers: A preliminary report Advances in Skin & Wound Care, 14(2), 91-95.
Whitney,J., Phillips, L., Aslam, R., Barbul, A., Gottrup, F., Gould, L., Robson, M. C., Rodeheaver,
G., Thomas, D. and Stotts, N. (2006), Guidelines for the treatment of pressure ulcers. Wound Repair
and Regeneration, 14: 663-679.doi:10.1111/j.1524-475X.2006.00175.x

PERAWATAN MATA
DEFINISI
Mengidentifikasi dan merawat kesehatan mata serta mencegah terjadinya ulserasi dan pembekakan
pada mata.
TINDAKAN
Observasi
- Monitor adanya kemerahan, eksudat, atau ulserasi
- Monitor refleks kornea
Terapeutik
- Tutupi mata untuk mencegah diplopia
- Teteskan obat tetes mata, jika perlu
- Oieskan salep mata, jika perlu
- Plester kelopak mata agar tertutup, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tidak menyentuh mata
- Anjurkan tidak terpapar debu dan polusi
- Anjurkan tidak terpapar dengan cahaya terang terlalu lama (mis. layar komputer, laptop, televisi)
- Anjurkan menghindari penggunaan lensa kontak lebih dari 19 jam
- Anjurkan menghinduri membaca dengan pencahayaan redup
- Anjurkan mengkonsumsi makanan kaya vitamin A
- Anjurkan menggunakan kacamata proteksi UV atau pakai topi lebar jika sedang berada di bawah
panas terik matahari
REFERENSI
Berman, A, Snyder. S. & radsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA:pearson education.
Dougherty, L & lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry,A.G. & Potter. P. A. (2014), Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson,J. M T,reas. ,L S Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelpia:F.A.Davis Company

PERAWATAN MULUT
DEFINISI
Mengidentifikasi dan merawat kesehatan mulut serta mencegah terjadinya komplikasi.
TINDAKAN
Observasi
- ldentifikasi kondisi umum (mis. kesadaran. , alat bantu napas, hemodinamik, gangguan koagulan,
penggunaan obat antikoagulan,gigi palsu)
- Identifikasi kondisi oral (mis. luka, karies gigi, plak, sariawan, tumor)
- Monitor kebersihan mulut, lidah dan gusi
Terapeutik
- Pilih sikat gigi sesuai dengan kondisi pasien
- Hindari merawat mulut dengan sikat gigi jika mengalami trombositopenia
- Posisikan semi-Fowler atau Fowler
- Dekatkan alat-alat dalam jangkauan untuk melakukan perawatan mulut mandiri
- Fasilitasi menyikat gigi secara mandiri
- Bersihkan gigi palsu secara terpisah Sikat gigi minimal 2 kali sehari
- Sikat gigi dari arah gusi ke ke masing-masing gigi atas dan bawah
- Gunakan alat suction untuk menghisap cairan/saliva di mulut pada pasien penurunan kesadaran
- Gunakan cairan chlorhexidine atau sesuai kebijakan institusi
- Gunakan benang untuk mengangkat plak yang tidak dapat dijangkau sikat gigi
- Bersihkan alat-alat yang telah dipergunakan
Edukasi
- Jelaskan prosedur tindakan pada pasien dan keluarga
- Anjurkan mengganti sikat gigi setiap 3-4 bulan
- Anjurkan melakukan pemeriksaan gigi setiap 6 bulan
REFERENSI
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed)
USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louls. Elsevier.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed)
Philadelphia: F. A. Davis Company.

PERAWATAN NEONATUS
DEFINISI
mengidentifikasi dan merawat bayi setelah lahir sampai usia 28 hari.
TINDAKAN
Observasi
- Identifikasi kondisi awal bayi setelah lahir (mis. kecukupan bulan,air ketuban jernih, bercampur
mekonium, menangis spontan, tonus otot)
- Monitor tanda vital bayi (terutama suhu)
Terapeutik
- Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) segera setelah bayi lahir
- Berikan vitamin K 1 mg intramuskuler untuk mencegah perdarahan
- Mandikan selama 5-10 menit, minimal sekali sehari
- Mandikan dengan air hangat (36-37°C)
- Gunakan sabun yang mengandung provitamin B5
- Oleskan baby oil untuk mempertahankan kelembaban kulit
- Rawat tali pusat secara terbuka (tidak dibungkus)
- Bersihkan tali pusat dengan air steril atau air matang
- Kenakan pakaian dari bahan katun
- Selimuti untuk mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia
- Ganti popok segera jika basah
Edukasi
- Anjurkan tidak membubuhi apapun pada tali pusat
- Anjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam
- Anjurkan menyendawakan bayi setelah disusui
- Anjurkan ibu mencuci tangan sebelum menyentuh bayi
REFERENSI
Caruana, E. (2008). Early skin-to-skin contact for mothers and their healthy newborn infants. Joumal
of advanced nursing, 62(4), 439-440.
Lowdermlik, D. L., Perry, S. E,& Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health
Sciences.
moore, E. R., Anderson, G. C., Bergman, N., & Dowswell, T. (2012). Early skin-to-skin contact for
mothers and their healthy newborn infants.Cochrane Database Syst Rev, 5(3).
Shaw, E., Levitt, C., Wong, S , & Kaczorowski, J. (2006). Systematic review of the literature on
postpartum care, effectiveness of postpartum support to improve maternal parenting, mental health,
quality of life, and physicai health. Birth, 33(3), 210-220.
World Heafth Organization. (1 998). Postpartum care of the mother and newbom: a practical guide:
report of a technical working group.

Nama; Nazella Indira Rahmawati


Kelas; 1A Keperawatan
NIM; J210200036
PERAWATAN NEUVASKULER

Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang gangguan sensai dan sirkulasi pada ekstremitas

Tindakan
Observasi
- Monitor perunahan warna kulit abnormal (mis, pucat, kebiruan, keunguan, kehitaman)
- Monitor suhu ekstremitas (mis, panas, hangat, dingin)
- Monitor keterbatasan gerak ekstremitas (mis, aktif tanpa nyeri, aktif disertai nyeri, pasif
tanpa nyeri, pasif disertai nyeri)
- Monitor perubahan sensasi ekstremitas (mis, penuh, parsial)
- Monitor adanya pembengkakan
- Monitor perubahan pulsasi ekstremitas (mis, kuat, lemah, tidak teraba)
- Monitor capillary refill time
- Monitor adanya nyeri
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor adanya tanda-tanda sindrom kompartemen Terapeutik
- Elevasikan ekstremitas (tidak melebihi level jantung)
- Pertahankan kesesejajaran (align ment) anatomis ekstremitas Edukasi
- Jelaskan pentingnya melakukan pemantauan neurovaskuler
- Anjurkan menggerakkan ekstremitas secara rutin
- Anjurkan melapor jika menemkan perubahan abnormal pada pemantauan neurovaskuler
- Ajarkan cara melakukan pemantauan neurovaskuler
- Ajarkan latihan rentang gerak pasif/aktif
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing.
USA: Pearson Education
Doenges, M. E. (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for individualizing Client Care
Across The Life Span.
Dougherty, L. & Potter, P.A (2014). Nursing Skills & Procedures

PERAWATAN PASCA SEKSIO SESARIA

Definisi
Mengidentifikasi dan memberikan asuhan pada pasca persalinan seksio sesaria

Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwaya kehamilan dan persalinan
- Monitor tanda-tanda vital ibu
- Monitor respon fisiologis (mis, nyeri, perubahan uterus, kepatenan jalan napas dan lokia)
- Monitor kondisi luka dan balutan
Terapeutik
- Diskusikan perasaan, pertanyaan dan perhatian pasien terkait pembedahan
- Pindahkan pasien ke ruang rawat nifas
- Motivasi mobilisasi dini 6 jam
- Fasilitasi kontak kulit ke kulit dengan bayi
- Berikan dukungan menyusui yang memadai, jika memungkinkan
Edukasi
- Informasikan pada ibu dan eluarga tentang kondisi ibu dan bayi
- Ajarkan latihan ekstremitas, perubahan posisi, batuk dan napas dalam
- Anjurkan ibu cara menyusui, jika memungkinkan
- Anjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi TKTP

PERAWATAN PASCAANESTESI

Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien setelah menjalani anestesi general atau regional
Tindakan
Observasi
- Monitor fungsi respirasi (mis. Kepatenen jalan napas, frekuensi napas dan saturasi oksigen)
- Monitor fungsi kardiovaskuler (mis. Frekuensi nadi, tekanan darah dan EKG)
- Monitor fungsi neurovaskuler (mis. Pulsasi, motorik, sensorik)
- Monitor status mental (mis. Tingkat kesadaran)
- Monitor suhu tubuh
- Monitor nyeri
- Monitor status cairan
- Monitor mual dan muntah
- Monitor haluaran dan pengosongan urine
- Monitor drainase dan pendarahan
Terapeutik
- Berikan privasi, sesuai kebutuhan
- Sesuaikan ketinggian tempat tidur, sesuai kebutuhan
- Hangatkan tubuh pasien untuk mencegah hipotermia dan menggigil
- Berikan stimulasi verbal atau taktil
- Lakukan pengekangan
- Berikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga, jika perlu
- Dapatkan laporan dari perawat kamar bedah dan penata/dokter anestesi
- Berikan oksigen
Edukasi
- Latih teknik napas dalam dan batuk
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik
- Kolaborasi pemberian meperidine untuk pencegahan menggigit pascaanestesi

PERAWATAN PASCAPERSALINAN
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat ibi segera setelah melahirkan sampai dengan enam minggu
Tindakan
Observasi
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor keadaan lokia (mis. Warna, jumlah, bau dan bekuan)
- Periksa perineum atau robekan ( kemerahan,edema, ekimosis, pengeluaran, penyatuan
jahitan)
- Monitor nyeri
- Monitor status pencernaan
- Monitor tanda Homan
- Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
- Identifikasi adanya masalah adaptasi psikologis ibu postpartum
Terapeutik
- Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
- Masase fundus sampai kontraksi kuat, jika perlu
- Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
- Berikan kenyamanan pada ibu
- Fasilitasi ibu berkemih secara normal
- Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi secara optimal
- Diskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat selama masa postpartum
- Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis ibu postpartum
- Diskusikan seksualitas masa postpartum
- Diskusikan penggunaan alat kontrasepsi

Edukasi
- Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
- Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara rutin
- Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
- Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara nonfarmakologis (mis. Teknik distraksi, imajinasi)
- Ajarkan ibu mengurangi masalah trombosis vena
Kolaborasi
- Rujuk ke konselor laktasi, jika perlu
Referensi
Alden, K. R., Lowdermik, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and
Womens Health Care E-Book. Elsevier Health Sciences
Chalmers, B., Mangiaterra, V., & Porter,r. (2001). WHO principles of perinatal care: the
essential antenatal, perinata, and postpartum care course. Birth, 28(3),202-207

Perawatan Pasien Terminal 1.09304


Defenisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang dinyatakan tidak memiliki harapan sembuh.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi kondisi umum (mis. fisik, psikologis, spiritual)

Terapeutik
 Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan
 Berikan kesempatan memenuhi kebutuhan
 Berikan dukungan emosional kepada keluarga dan orang terdekat Fasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar (mis.cairan, nutrisi, kebersihan diri, kenyamanan)
 Fasilitasi pengungkapkan pesan atau wasiat
 Fasilitasi keluarga menerima kehilangan pasien

Edukasi
 Ajarkan keluarga tentang proses berduka dan penanganannya

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat anti nyeri, jika perlu
 Kolaborasi dengan rohaniawan untuk pemenuhan kebutuhan religius-spiritual

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th ed.).
USA: Perason Education.
Dougherty. L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinicai Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royai
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Prccedures (8h ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Perawatan Perineum 1.07226


Defenisi
Melakukan tindakan menjaga integritas kulit perineum dan mengurangi ketidaknyamanan pada
perineum.

Tindakan
Observasi
 Inspeksi insisi atau robekan perineum (mis. episiotomi)
Terapeutik
 Fasilitasi dalam membersihkan perineum
 Pertahankan perineum tetap kering
 Berikan posisi nyaman
 Berikan kompres es, jika perlu
 Bersihkan area perineum secara teratur
 Berikan pembalut yang menyerap cairan
Edukasi
 Ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda abnormal pada perineum (mis. infeksi.
kemerahan, pengeluaran cairan yang abnormal)
Kolaborasia
 Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu
 Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu

Referensi
Beeckman, D., Verhaeghe, S., Deflóor, T. Schoonhoven, L., & Vanderwee, K. (2011). A 3-in-1
perineal care washcloth impregnated with dimethicone 3% versus water and pH neutral soap
to prevent and treat incontinence-associated dermatitis: a randomized, controlled cinical trial.
Journal of Wound Ostomy & Continence Nursing, 38(6), 627-634.
Calvert. S., & Fleming, V. (2000). Minimizing postpartum pain: a review of rasearch pertaining to
perineal care in childbearing women. Journal of advanced nursing, 32(2), 407-415.
Kettle, C., & Tohill, S. (2008). Perineal care. BMJ clinical evidence, 2008.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing-Revised Reprint-E-
Book, Elsevier Health Sclences.

Perawatan Perkembangan 1.10339


Definisi
Mengidentifikasi dan merawat untuk memfasilitasi perkembangan yang optimal pada aspek motorik
halus, motorik kasar, bahasa, kognitif, sosial, emosional di tiap tahapan usia anak.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
 Identifikasi Isyarat perilaku dan fislologis yang ditunjukkan bayl (mis. lapar, tidak nyaman)

Terapeutik
 Pertahankan sentuhan seminimal mungkin pada bayi prematur
 Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu-ragu
 Minimalkan nyeri
 Minimalkan kebisingan ruangan
 Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
 Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
 Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi dengan anak lainnya
 Fasilitasi anak barbagi dan bergantian/bergilir
 Dukung anak mengekspresikan diri melalui penghargaan positif atau umpan balik atas
usahanya
 Pertahankan kenyamanan anak
 Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara mandiri (mis. makan, sikat
gigi, cuci tangan, memakai baju)
 Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai
 Bacakan cerita atau dongeng
 Dukung partisipasi anak di sekolah, ekstrakurikuler dan aktivitas komunitas

Edukasi
 Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang milestone perkembangan anak dan perilaku
anak Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya
 Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
 Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
 Ajarkan anak teknik asertif

Kolaborasi
 Rujuk untuk konseling, jika perlu
Referensi
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young People's Nursing
(1st ed.). USA: Wiley-Blackwell.
Hockenberry, M. J. arld Wilson, D. (2014). Wong's Nursing Care of Infants and Children. St. Louis:
Mosby Elsevier.
Altimier, L., & Phillips, R. M. (2013). Newborn & infant nursing reviaws the neonatal integrative
developmental care model: Seven neuroprotective core measures for family-centered
developmenial care. Newbom & Infant Nursing Reviews, 13, 9-22.
Gage, D.J., Everet, K.D., Bulock, L. (2006). Integrative Review of Parenting in Nursing Research,
Joumal of Nursing Scholarship:38:1, 56-62

Perawatan Persalinan 1.07227


Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola proses persalinan serta mencegah terjadinya komplikasi.

Tindakan
Observasi
Identifikasi kondisi proses persalinan
 Monitor kondisi fisik dan psikologis pasien
 Monitor kesejahteraan ibu (mis. tanda vital, kontraksi: lama, frekuensi dan kekuatan)
 Monitor kesejahteraan janin (Gerak janin 10 x dalam 12 jam) secara berkelanjutan (DJJ dan
volume air ketuban)
 Monitor kemajuan persalinan Monitor tanda-tanda persalinan (dorongan meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol, vulva membuka)
 Monitor kemajuan pembukaan menggunakan partograf saat fase aktif
 Monitor tingkat nyeri selama persalinan
 Lakukan pemeriksaan Leopold
Terapeutik
 Berikan metode alternatif penghilang rasa sakit (mis. pijat, aromaterapi, hipnosis)
Edukasi
 Jelaskan prosedur pertolongan persalinan
 Informasikan kemajuan persalinan
 Ajarkan teknik relaksasi
 Anjurkan ibu mengosongkan karndung kemih
 Anjurkan ibu cukup nutrisi
 Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
 Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan

Referensi
Alden, K. R., Lowdemilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Matemity and Women's
Health Care- E-Book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk, D.L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Matemity Nursing. Elsevier Health
Sciences.
Elimian, A., Lawior, P., Figueroa, R., Wiencek, V., Garry, D., & Quirk, J. G. (2003). Intrapartum
assessment of fetal well-being: any role for a fetal admission test?. The Journal of Matemal-
Fetal & Neonatal Medicine, 13(6), 408-413.
Murthy, K. S., Chakravarthy, B. K., & Kolli, B. (2015). A comparative study on maternal care
practices in tribal area and urban slums. J Evolution Medl Dent Sci, 4(43), 7477-82.
Murray, M. (2006). Antepartal and intrapartal fetal monitoring (Vol. 106). Springer Publishing
Company (book).
Ross-Davie, M., & Cheyne, H. (2014). Intrapartum support: what do women want? A literature
review. Evidence Based Midwifery, 12(2), 52-58.
Perawatan Persalinan l.07227
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola proses persalinan serta mencegah terjadinya kormplikasi.

Tindakan
Observasi
-Mengidentifikasikan kondisi proses persalinan
-Menitor kondisi fisik dan psikologis pasien
-Monitor kesejahteraan ibu (mis, tanda vital, kontraksi: lama, frekuansi dan kekuatan)
-Monitor koesejahteraan janin (Gerak janin 10x dalam 12 jam) secara berkelanjutan (DJJ dan volume
air ketuban)
-Monitor kemajuan persalinan
-Monitor tanda-tanda persalinnan (dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol,
vulva membuka)
-Monitor kemajuan pembukaan menggunakan partograf saat fase aktif
-Monitor tingkat nyeri selama persalinan
-Lakukan pemeriksaan Leopold
Terapeutik
-Berikan metode alternatif penghilang rasa sakit (mis. pljat, aromaterapi, hipnosis).
Edukasi
-Jelaskan prosedur pertolongan persalinan
-Informasikan kemajuan persalinan
-Ajarkan teknik relaksasi
-Anjurkan ibu mengosongkan kandung kemih
-Anjurkan ibu cukup nutrisi
-Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
-Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan

Referensi
Aiden, K. R., Lowdermilk, D. L, Cashion, M. C., & Perry, S. E (2013). Matemity and Women's Health
Care E-Book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk, D.L. Pery, S. E, & Cashion. M. C. (2014). Matemity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Elmian, A, Lawlor, P., Figueroa, R., Wiencek, V., Gary, D., & Quirk, J. G. (2003). Intrapartum
assessment of fetal well-belng: any role for a fetal admission test? The Journal of Matemal-
Fetal & Neonatal Madicine, 13(6), 408-413.
Marthy, K. S., Chakravarthy, B. K., & Kolli, B. (2015). A comparitive study on maternal care practices
in tribal area and urban slums. J Evolution Medl Dont Sci, 4(43), 7477-82.
Murray, M (2006). Antepartal and intracoartal fotal monitoring (Vol. 106). Springer Publishing
Company (book).
Ross-Davio, M., & Cheyne, H. (2014). Intrapartum support: what do women want? A literature
review. Evidence Based Midwifery, 12(2), 52-58.

Perawatan Persalinan Risiko Tinggi l.07228


Definisi
Memberikan asuhan persalinan pada janin multipel atau malposisi.

Tindakan
Observasi
-Identifikasi kondisi umum pasien
-Monitor tanda-tanda vital

Persatuan Perawat Nasional Indonesia 339

- Monitor kelainan tanda vital pada ibu dan janin


- Monitor tanda-tanda persainan
- Monitor denyut jantung janin Identifikasi posisi Janin dengan USG
- Identifikasi posisijanin dengan USG
- Identifikasi pendarahan pascapersalinan
Terapeutik
- Siapkan peralatan yang sesuai, termasuk monitor janin, ultrasound, mesin anestesi, persediaan
resusitasi neonatal, forceps, dan penghangat bayi ekstra
- Dukung orang terdekat mendampingi pasien
- Gunakan tindakan pencegahan universal
- Lakukan ponineal scrub
- Fasilitasi rotasi manual kepala janin dari oksiput posterior ke posisi anterior
- Lakukan amniotomi selaput ketuban
- Fasilitasi tindakan forceps atau ekstraksi vakum, jika perlu
- Lakukan resusitasi neonatal, jika perfu
- Faslitasi ibu pulih dari anestesi, jika perlu
- Motivasi interaksi orang tua dengan bayi baru lahir segera setelah persalinan
- Dokumentasikan prosedur (mis anestesi, forsep, ekstraksi vakum, tekanan suprapubik, manuver
McRobert, resusitasi neonatal)
Edukasi
- Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
- Jelaskan karakteristik bayi baru lahir yang terkait dengan kelahiran berisiko tinggi (mis memar dan
tanda forceps)
Kolaborasi
- Koordinasi dengan tim untuk standby (mis. neonatologis, perawat intensif neonatal, anestesiologis)
- Kolaborasi pemberian anestesi matermal, sesuai kebutuhan

Referensi
Nalional Colaborating Centre for Women's and Children's Health (2014). Intrapartum care: care of
healthy women and their babies during childbirth.
LL. Q,. Yang, Z. Q., Mohammed, W., Feng, Y. L. Shi, H. B., & Zhou, X. (2014). Prophylactic uterine
artery embolization assisted cesarean section for the prevention of intrapartum hemorrhage
in high-risk patients. Cardiovascular and interventional radiology, 37(6), 1458-1463.
Soleimani, F. (2013) Antenatal and intrapartum risk factors for cerebral palsy in term and near-term
nawborns Archives of Iranian medicine, 16(4), 213.
Resae, R. L. Lappen, J. R., & Gecal, K. S., (2013). Antenatal and intrapartum care of the high-risk
infant Klaus and Fanaroff’s Care of the High-Risk Neonate. 6th ed Philadelphia, PA Elsevier
Saunders.
Perawatan Pra Seksio Sesaria l.07229
Definisi
Mengidentilikasi dan memberikan asuhan sebelum persalinan seksio sesaria.

Tindakan
- Observasi Identifikasi riwayat kehamilan dan persalinan
- Identifikesi riwayat alergi obat
- Lakukan pemerksaan laboratorium
- Monitor tanda-tanda vital bu
- Monitor denyut jantung janin selama 1 menit

340 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

Terapoutik
- Diakusikan perasaan, pertanyaan dan perhatian terkait pembedahan
- Siapkan tindakan pembedahan (mis. persiapan fiaik, persiapan psikologis)
- Pasang IV line (termasuk persiapan transfusi)
- Pasang kateter urin
Edukasi
- Jelaskan alasan perlunya pembedahan
- Anjurkan pasangan atau orang terdekat hadir saat persalinan
- Jelaskan proses persalinan seksio sesaria
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian premedikasi
Referensi
Aldan, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Matemity and Women's Health
Care- E-Book. Elsevier Health Sciences.
Lowdermilk. D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Matemity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Kariström, A Engström-Olofsson, R., Norbergh, K G., Sjoling, M., & Hildingsson. I. (2007).
Postoperative pain after cesarean birth affects breastfeeding and infant care. Journal of
Obstetric, Gynecologic, & Neonatal Nursing, 36(5). 430-440.
Prior, E., Santhakumaran, S., Gale, C., Philpps, L, H., Modi, N., & Hyde, M. J. (2012) Breastfeeding
after cesarean delivery: a systematic review and meta-analysis of world titerature. The
American journal of clinical nutrition, ajcn-030254.

Perawatan Rambut 1.11357


Definisi
Mengidentifikasi dan merawat kesehatan rambut dan kulit kepala.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kondisl pasien (mis. kesadaran, alergl shampoo, hemodinamik, kontraindikasi cuci
rambut, kebersihan kulit kepala dan rambut, kekuatan rambut)
- Monitor kerontokan rambut
Terapeutik
- Siapkan peralatan sesual fasilitas yang ada
- Jaga privasi pasien
- Atur posisi dengan kepala diganjal batal agar air tidak membasahi tubuh (atau jika memungkinkan
pasien diposisikan Fowler atau semi-Fowler
- Cuci rambut dengan melakukan pemijatan
- Lakukan pemberantasan kutu dan telur rambut, jika ada
- Keringkan rambut dengan hairdryer
Edukasi
- Jelaskan prosedur dan tujuan perawatan rambut
- Ajarkan mencuci rambut sesuai kemampuan

Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Koziar & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA.
Pearson Education
Dougherthy, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.), UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, AG. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ed.). St Louis
Wilkinson, J. M., Treas, L S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ed. ).
Phladelphia: F. A. Davis Company.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia 341

Perawatan Retensi Urine I.04165


Definisi
Mengidentifikasi dan meredakan distensi kandung kemih.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab retensi urine (mis. peningkatan tekanan uretra, kerusakan arkus refleks,
disfungsi neurologis, efek agen farmakologis)
- Monitor efek agen farmakologis (mis. atropine, belladonna, psikotik, antihistamin, oplate, calcium
channel blocker)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi/perkusi
Terapeutik
- Sediakan privasi untuk berkermih
- Berikan rangsangan berkemih (mis. mengalirkan alir keran, membilas toilet, kompres dingin pada
abdomen)
- Lakukan maneuver Crede, jika perlu
- Pasang kateter urine, jika pertu
- Fasilitasi berkemih dengan interval yang teratur
Edukesi
- Jelaskan penyebab retensi urine
- Anjurkan pasien atau keluarga mencatat output urine
- Ajarkan cara melakukan rangsangán berkemih

Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen. G. (2016) Kozier & Erb's Furdamentals of Nursing (10h ed.). USA:
Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9" ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Pery. A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (6" ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M.. Treas: L S. Barnett, K & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ed.).
Philadelphia: F. A Davis Company.

Perawalan Selang l.14568


Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang terpasang selang ekternal.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan selang
- Monitor kepatenan selang
- Monitor jumlah, warna dan konsistensi drainase selang
- Monitor kulit di sekitar insersi selang (mis. kemerahan dan kerusakan kulit)
Terapeutik
- Lakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah perawatan selang
- Berikan selang yang cukup panjang untuk memaksimalkan mobilisasi
- Kosongkan kantong penampung, sesuai indikasi
- Sambungkan selang dengan alat penghisap, jika perlu
- Ganti selang secara rutin, sesuai indikasi

342 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

Perawatan Selang
Definisi

Mengidentifikasi dan merawat pasien yang terpasang selang ekternal.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan selang

- Monitor kepatenan selang

- Monitor jumlah, warna dan konsistensi drainase selang

- Monitor kulit disekitar insersi selang (mis. Kemerahan dan kerusakan kulit)

Terapeutik

- Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesuah perawatan selang

- Berikan selang yang cukup panjang untuk memaksimalkan mobilisasi


- Kosongkan kantong penampung, sesuai indikasi

- Sambungkan selang dengan alat penghisap, jika perlu

- Ganti selang secara rutin, sesuai indikasi

- Lakukan perawatan kulit pada daerah insersi selang

- Motivasi peningkatan aktivitas fisik secara bertahap

- Klem selang saat mobilisasi

- Berikan dukungan emosional

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang

 Jelaskan perawatan selang

 Ajarkan mengenali tanda-tanda infeksi

Referensi

Best, C., & Hitchings, H.(2010). Enteral tube feeding : From hospital to home. British Journal of
Nursing, 19(3),174-179.

Herter, R., & Kazer, M.(2010). Best practices in urinary catheter care. Home Healthcare Nurse,
28(8), 1524 - 1525.

Mongardon, N., Tremey, B., & Marty. J.(2010). Thoracentesis and chest tube management in critical
care medicine: A multicenter survey of current practice. CHEST, 138(6), 1524 - 1525

Nazarko L.(2010). Effective evidence-based catheter management: An up-date. British Journal of


Nursing, 19(15), 948 - 955

Perry. A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures ( 8th ed .). St Louis: Mosby Elsevier.

PERAWATAN SELANG DADA

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang terpasang selang dada.

Tindakan

Observasi

 Identifikasi indikasi dilakukan pemasnagan selang dada


 Monitor kebocoran udara dari selang dada

 Monitor fungsi, posisi dan kopatenan aliran selang (undulasi cairan pada selang)

 Monitor tanda dan gejala pneumotoraks

 Monitor penurunan produksi gelembung, undulast, dan gelombangpenampung cairan

 Monitor jumlah cairan pada tabung (sean

 Monitor posisi selang dengan sinar X

 Monitor krepitasi di sekitar selang dada

 Monitor tanda-tanda akumulasi cairan intrapleura

 Monitor volume, warna, dan konsistensi drainase dari paru-paru

 Monitor tanda-tanda Infeksi

Terapeutik

- Lakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah pemasangan atau perawatan selang dada

- Pastikan sambungan selang tertutup sempurna

- Nem selang saat pergantian tabung

- Berikan solang yang cukup panjang untuk mempermudah gerakan

- Lakukan kultur cairan dari selang dada, jika perlu

- Facilitate batuk, nafas dalam dan ubah posisi setiap 2 jam

- Lakukan perawatan di area pemasangan selang setiap 48-72 atau sesuai kebutuhan

- Lakukan penggantian tabung (seal) secara berkala

- Lakukan pelepasan selang dada, sesuai indikasi

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang

 Ajarkan cara perawatan selang

 Ajarkan mengenali tanda-tanda infeksi

Referensi
Berman, A., Snydar, S. & Frandsen, G (2016) Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10ed) USAP
Referensi! Education.

Briggs, D. (2010). Nursing care and management of patients with intrapleural drains, Nursing
Standart, NHS Foundation Trust .

Mongardon, N., Tremey , B ., & Marty. J. (2010). Thoracentesis and chest tube management in
critical care medicine : A multicenter survey of current practice. CHEST , 138(6), 1524 - 1525.

Perry, A.G. & Potter, P. A (2014) Nursing Skills & Procedures (8th ed) .St Louis: Elsevier Wilkinson J.
M, Troas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentais of Nursing ( 3th ed). Philladelphia: F.
A. Davis Company

Perawatan Selang Gastron

Definisi

Mengidentifikasi dan merawat selang gastrointestinal.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi indikasi pemasangan selang gastrointestinal (mis kesadaran pasien, kemarin


amalan, frekuensi muntah, status puasa)

- Monitor kepatenan selang gastrointestinal

- Monitor adanya perlukaan pada sekitar lubang hidung akbit fiksasi

- Monitor keluhan mual muntah, distensi abdomen, bising usus, cairan dan elektrolit

- Monitor keseimbangan cairan, jumlah dan karakteristik cairan yang keluar dari selang, residu
sebelum pemberian makan

Torapautik

 Fiksasi selang pada bagian hidung atau di atas bibir

 Ganti selang setiap 7 hari sekali atau sesuai protokol

 Irigasi selang sesuai protokol

 Rawat hidung dan mulut tiap shift atau sesuai protokol

 Pertahankan kelembaban mulut Lepas selang gastrointestinal, sesuai indikasi


Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang

 Ajarkan pasien dan keluarga cara merawat selang

Referensi

Berman, A., Snyder, S & Fradsen, G.(2016). Kazier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 ed .) Pearson
Education.

Doughherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of, clinical Nursing Procedure ( 9 ed ). UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust

Perry, AG. & Potter, P. A. (2014) Nursing Skills & Procedures (8" ed.) 5t Louis Eksebis Wikinoon, J. M.,
Treas, L. S. Barnott, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 ad) Philadelphia: F. A. Davis
Company.

Perawatan Selang Umbilikal

Definisi

Mengendifikasi dan merawat akses infus umbilikal

Tindakan

Observasi

- Monitor tanda-tanda infeksi pada area sekitar umbilikal

- Monitor adanya perdarahan

- Monitor adanya tanda-tanda selang terlepas (mis, kemerahan pada sekitar umbilikal, adenya
bekuan/gumpalan darah pada kateter)

- Identifikasi adanya bekuan darah dan gelembung udara

Terapeutik

- Pertahankan prinsip aseptik dan antiseptik

- Pertahankan keutuhan pertekatan plester

- Pertahankan posisi bayi telentang

- Bilas kateter dengan cairan heparin


- Ubah stopcock setiap hari, jika pertu

- Lepas kateter dengan menarik kateter pelan-pelan selama 5 menit atau sesual protokol

Edukasi

- Ajarkan Ibu cara merawat selang umbilical

- Anjurkan ibu mempertahankan area umbilikal tetap kering dan bersih

Referensi

Corin, D. Liggett L, & Clarke, S. (2011). Con Planning in Children and Young People's Nursing (1"
ed.).USA: Wiley-Blackwell.

Hockenberry. M. J. and Wilson, D. (2014). Wong's Nursing Care of infants and Children St. Louis:
Mosby Elsevier,

Nowacka, et al (2011). Complication of Umbilical vein catheterization Case Report Pol Radial 76(3).
70-73. www.ncbi.nlm.nih.gov

Wilson, M., Train S.L. Barnett, K., & Smith, H.M. (2016). Fundamentals of Nursing (3N ed.).
Philadelphia: FA Davis Company.

Perawat Sirkulasi I.02079


Definisi
Mengidentifikasi dan merawat area lokal dengan keterbatasan sirkulasi perifer.
Tindakan
Observasi
 Periksa sirkulasi perifer ( mis. Nadi perifer ,edema,pengisian kapiler , warna, suhu,
anklebeachial index)
 Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua,
hipertensi,dan kadar kolesterol tinggi)
 Monitor panas,kemerahan,nyeri, atau bengkak pada ekstremutas.
Terapeutik
 Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah area keterbatasan perfusi
 Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
 Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area yang cedera
 Lakukan pencegahan infeksi
 Lakukan perawatan kaki dan kuku
 Lakukan hidrasi
Edukasi
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan berolahraga rutin
 Anjurkan mengecek mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
 Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah ,antikoagulan ,dan penurun
kolesterol, jika perlu
 Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
 Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
 Anjurkan melalui perawatan kulit yang tepat( mis. melembabkan kulit kering pada
kaki)
 Anjurkan program rehabilitasi vaskular
 Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi( mis. rendah lemak jenuh ,minyak
ikan, Omega 3)
 Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat ,luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
Referensi
Bonham, P .A,. Flemister , B. G., Goldberg, M., Crawford, P E., Johnson, J. J., &
Varnado,M.F ,(2009), What’s new in lower-extremity arterial disease?WOCN’s
2008 clinical practice guideline. Journal of wound, Ostomy & Continence
Nursing, 36(1),37-44.
Conen, D., Everett, B., Kurth, T., Creager, M. A., Buring, J. E., Ridker, P . M., et ak
(2011). Smoking, smoking status, and risk for symptomatic periph- eral artery
disease in Women: A cohort study. Annals of Internal Medicine, 154(11), 719-
726.
Lawson,G. (2010). The importance of obtaining ankle-branchlal indexes in older adults:
The other vital sign. Journal of vascular Nursing ,23(2),46-51
Lewis, S.L., Dirken,S. R., Heitkemper,M.,M.,Bucher,L.& Harding, M. M.(2014).
Medical-surgical Nursing:Assessment and management of clinical problems(9th
ed).St. Louis ,Missouri:Mosby Elsevier.
Solby, M.(2008). Peripherat arterial disease. Paclicle Nurse, 36(7), 33-34,36-37.
Sieggreen, M.(2008). Understanding Critical limb Ischema. Nursing ,38(10),50-
56
Ward, C.(2010). Peripheral arterial disease. MEDSURG Nursing, 19(4),247-248.

Perawatan Sirkumsisi I.14570


Definisi
Mengidentifikasi dan merawat luka Sirkumsisi serta mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi akibat Sirkumsisi.

Tindakan
Observasi
 identifikasi kondisi umum (mis. Tekanan darah nadi Pernapasan dan suhu tubuh
tingkat nyeri tanggal Sirkumsisi)
 periksa kondisi luka(mis. Ukuran luka jenis luka, perdarahan ,warna dasar luka,
infeksi, eksudate , bau luka, kondisi jaringan tepi luka)
 Memonitor adanya pendarahan (mis. warna Balutan pembahasan darah
 Monitor terjadi komplikasi pascasiskumisi (mis.concealed panis,phimosis,skin
bridge,retensi urine,flstula,nekrosis,hipospadia iatrogenik)
 Monior haluaran Urine dan nyeri saat buang air kecil
Terapeutik
 Terapkan teknik aseptik selama merawat luka sirkumsisi
 Terapkan atraumatik care pada pasien anak anak
 Rendam penis dengan cairan Antiseptik hangat hangat kuku selama 10- 15 menit
jika Balutan melekat pada penis
 Lepas baru tahu secara perlahan
 Ganti Balutan setiap hari atau sesuai indikasi
 gunakan modem dressing sesuai dengan kondisi luka
 catat perkembangan luka
 Hentikan perdarahan, jika terjadi
Edukasi
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Anjurkan mempertahankan Area insisi tetap bersih dan kering
 Anjurkan penggunaan celana pelindung khusus untuk mencegah nyeri akibat
Gesekan pakaian
Kolaborasi
 kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
 kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Referensi
Abdulwahab & Mungadi (2013). Techiques of Male Circumcision. Journal of Surgical
Technology,5(1),1-7
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G.(2016). Kozier & clinical Nursing Procedutes (9th
ed). USA: Pearson Education.
Doughety, L, & Lister , S. (2015) Manual of clinical Nursing Procedures (9thed.). UK:
The Royal Marsden NHS Foundation Trust
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Lois:
Elsevier.
Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett ,K,& Smith,M. H. (2016). Fundamentals og
Nursing (3th ed.). Philadelphia: F.A Davis Company.

Perawat Skin Graft I.14571


Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien dengan luka skin graft
Tindakan
Observasi
 Monitor kondisi umum( min. Demam, tekanan darah, nadi, Pernapasan, dan suhu
tubuh)
 Monitor kondisi skin graft( Min. ukuran luka, Hematoma, kontraktur graft,
Nekrosis)
 Monitor adanya tanda tanda infeksi pada luka skin Graft(mis. Pendarahan, tanda-
tanda, infeksi, eksudat)
Terapeutik
 Terapkan teknik aseptik selama merawat luka skin Graft
 Lakukan perawatan luka sekin Graft 2 hari sekali atau sesuai kondisi luka
 bersihkan luka dengan NaCl 0,9% atau aquadest
 bersihkan darah atau cairan yang mengering dan nikotin sesuai protokol
 Hindari melakukan nekrotomi kecuali Nekrosis makin melebar
 Lindungi luka skin Graft dari terauma dan Gesekan
 Gunakan modern dressing sesuai dengan kondisi luka
 catat perkembangan luka (mis.ukuran luka,tanda-tanda
infeksi,hematoma,kontraktur graft,nekrosis,eksudat,keluhan pasien)
Edukasi
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Anjurkan mempertahankan Area insisi tetap bersih dan kering
 Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Referensi
Anonim (2013). Dressings and care of skin Graft Sites:A Review og Clinical Avidence
and Guidelines.Canadian Agency for Drung an Technologies in Health.
Berman, A., Snyder, S, & Fraden, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.).USA:Perason Education.
Dougherty , L., & Lister , S.(2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th
ed.).UK:The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Grande (2017), Skin Grafting Treatment and Management.
http://emedicine.medscrape.com/article/1129479.treatment#d12
Perry, A.G & Potter , P. A.(2014) Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis:Mosby
Elsevier

Perawatan Stoma I.04166


Definisi
Mengidentifikasi dan merawat kebersihan dan kesehatan stoma serta mencegah
terjadinya komplikasi
Tindakan
Observasi
 Periksa kondisi umum pasien (mis. kesadaran Tanda tanda vital)
 Periksa kondisi stoma pasien(mis. Waktu pembuatan Stoma ,jenis stoma, karakter
stoma, komplikasi, karakteristik Feses)
 identifikasi kemampuan dan pengetahuan tentang stoma
Terapeutik
 bebas area stoma dari pakaian
 terapkan teknik aseptik dan keamanan selama merawat stoma
 buang dan bebaskan Stoma dari Kantung sebelumnya
 bersihkan stoma dari air bersih hangat dan sabun
 Ukur stoma dengan pedoman pengukuran
 siapkan Plate dan Kantung stoma baru
 gunakan pasta atau powder sesuai kebutuhan
 Pasang Kantung dan plate stoma yang baru dan gesper
Edukasi
 Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan
Kolaborasi
 Kolaborasi jika terjadi herniasi, atropi, atau perburukan dari stoma

Referensi
Berman, A., Snyder, S, & Fraden, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed.).USA:Perason Education.
Doughety, L, & Lister , S. (2015) Manual of clinical Nursing Procedures (9thed.). UK:
The Royal Marsden NHS Foundation Trust
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Lois:
Elsevier.

Wilkinson, J.M., Treas, L. S., Barnett ,K,& Smith,M. H. (2016). Fundamentals og


Nursing (3th ed.). Philadelphia: F.A Davis Company.

Dea Ardhelia
J21020041

Perawatan Telinga 1.06206


Defenisi Mengidentifikasi, merawat dan mencegah gangguan pada telinga dan pendengaran.

Tindakan

Observasi

 Periksa fungsi pedengaran


- Monitor tanda dan gejala infeksi telinga (mis. inflamasi dan pengeluaran cairan)
- Monitor tanda dan gejala disfungsi telinga (mis. nyeri, nyeri tekan, gatal, perubahan
pendengaran, tinitus, vertigo)
 Lakukan tes pendengaran, jika perlu

Terapeutik

 Bersihkan telinga luar


 Bersihkan serumen telinga dengan kapas yang lembut
 Lakukan irigasi telinga, jika perlu
 Hindari paparan suara keras
Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala disfungsi pendengaran


 Informasikan orang tua vaksin yang dapat mencegah gangguan pendengaran (mis. rubella,
campak, mumps)
 Anjurkan menggunakan sumbat telinga saat berenang atau di dalam pesawat, jika perlu
Ajarkan cara membersihkan telinga luar
 Ajarkan cara menggunakan dan merawat alat bantu dengar

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamenlals of Nursing (10h ed.).

USA: Pearson Education.

Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal

Marsden NHS Foundalion Trust.

Perry. A.G. & Polter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8h ed.). St Louis: Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016) Fundamentals of Nursing (3" ed)

Philadelphia: F. A. Davis Company.

Nursing (3M ed.)

Perawatan Terminasi Kehamilan 1.07230


Defenisi

Mengidentifikasi dan memberikan asuhan terminasi kehamilan (melakukan aborsi spontan atau
elektif) sesuai dengan standar pelayanan yang sudah ditetapkan.

Tindakan

Observasi

- Monitor tanda-tanda aborsi spontan (mis.penghentian kram, peningkatan tekanan pelvis,


dan hilangnya cairan ketuban)
 Monitor tanda-tanda vital
- Monitor tanda-tanda syok
 Monitor pendarahan dan kram
 Lakukan pemeriksaan vagina

Terapeutik

 Berikan informed consent


 Siapkan secara fisik dan psikologis untuk menjalani prosedur aborsi
 Motivasi keluarga untuk memberikan dukungan emosional
 Pasang jalur intravena
 Fasilitasi persalinan, sesuai usia gestasi janin

Edukasi
Jelaskan prosedur yang akan dijalani (mis. kuret suction, pelebaran dan kuretase, dan

evakuasi uterus)

 Jelaskan sensasi yang mungkin dialami


- Anjurkan melapor jika ada tanda-tanda peningkatan perdarahan, kram meningkat,
gumpalan atau jaringan

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian oksitosin setelah persalinan


 Kolaborasi pemberian analgesik
 Kolaborasi pemberian antibiotik
- Kolaborasi pemberian obat untuk menghentikan kehamilan, sesuai indikasi (mis.
supositoria prostaglandin, prostaglandin intraamniotik, oksitosin intravena)

Referensi

Berer, M. (2013). Termination of pregnancy as emergency obstetric care: the interpretation

of Catholic health policy and the consequences for pregnant women: An analysis of

the death of Savita Halappanavar in Ireland and similar cases. Reproductive health

matters, 21(41), 9-17.

Hawkins, A., Stenzel, A., Taylor, J., Chock, V. Y., & Hudgins, L. (2013). Variables influencing

pregnancy termination following prenatal diagnosis of fetal chromosome

abnormalities. Journal of genetic counseling, 22(2), 238-248.

Kopp Kaliner, H., Gomperts, R., Salomonsson, E., Johansson, M., Marions, L., & Gemzell-
Danielsson, K. (2015). The efficacy, safety and acceptability of medical termination of

pregnancy provided by standard care by doctors or by nurse-midwives: a

randomised controlled equivalence trial. BJOG: An International Jounal of Obstetrics

& Gynaecology, 122(4), 510-517.

Scott, C. J., Futter, M., & Wonkam, A. (2013). Prenatal diagnosis and termination of

pregnancy: perspectives of South African parents of children with Down syndrome.

Journal of community genetics, 4(1), 87-97.

Tararbit, K., Bui, T. T. T., Lelong, N., Thieulin, A. C., Goffinet, F., & Khoshnood, B. (2013).

Clinical and socioeconomic predictors of pregnancy termination for fetuses with

congenital heart defects: a population-based evaluation. Prenatal diagnosis, 33(2),

179-186.

Perawatan Tirah Baring


Defenisi
Meningkatkan kenyamanan dan keamanan serta mencegah komplikasi pasien yang menial tirah
baring.

Tindakan

Observasi

 Monitor kondisi kulit


 Monitor komplikasi tirah baring (mis. kehilangan massa otot, sakit punggung, konstipasi
stress, depresi, kebingungan, perubahan irama tidur, infeksi saluran kemih, sulit buang
air kecil, pneumonia)

Terapeutik

 Tempatkan pada kasur terapeutik, jika tersedia


- Posisikan senyaman mungkin
 Pertahankan seprei tetap kering, bersih dan tidak kusut
 Pasang siderails, jika perlu
 Posisikan tempat tidur dekat dengan nurse station, jika perlu
 Dekatkan posisi meja tempat tidur
 Berikan latihan gerak aktif atau pasif
 Pertahankan kebersihan pasien
 Fasilitasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari
 Berikan stocking antiembolisme, jika perlu

Ubah posisi setiap 2 jam

Edukasi

 Jelaskan tujuan dilakukan tirah baring

Referensi

Baman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10h

ed.). USA: Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9h ed.). UK: The

Royal Marsden NHS Foundation Trust.

Pery, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8" ed). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnet, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing

(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

1.01023 Perawatan Trakheostomi


Defenisi

Identifikasi dan merawat bersihan dan kapatenan jalan napas serta mencegah komplikasi
kbat trakeostomi.

Tindakan
Observasi

Monitor adanya sekresi, balutan yang kotor, lembab, atau tanda dan gejala sumbatan jalan
napas yang membutuhkan pengisapan

Monitor tanda-tanda peradangan, infeksi, edema, atau sekresi yang berubah warna pada
stoma

Terapeutik .

 Posisikan semi-Fowler .
 Pasang sarung tangan steril, gaun, dan pelindung mata .
- Lakukan penghisapan trakeostómi, sesuai indikasi
 Lepaskan balutan kotor, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
 Siapkan set ganti balutan steril
 Pasang sarung tangan steril
 Lepaskan kanula bagian dalam dengan tangan nondominan
 Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan kain kasa dan/atau kapas lidi Kenngkan
kulit sekitar stoma dengan kasa steril
 Lepaskan selang oksigen, jika terpasang
 Pasang balutan steril dan ikatan pada trakeostomi

Edukasi

 Jelaskan prosedur tindakan


 Ajarkan tanda dan gejala yang perlu dilaporkan (mis. tanda dan gejala infeksi stoma)
 Lepaskan ikatan trakeostomi yang kotor
 Pasang balutan steril dan ikatan pada trakeostomi

Referensi

Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10

ed.). USA: Pearson Education.

Burns, S. M. (2014). AACN Essentlals of Critical Core Nursing (3" ed.). New York: McGraw

Hill Education. NHS Foundation Trust.

Dougherty. L. & Lister, S (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 ed.). UK: The

Royal Marsden Phladelphia: F. A. Davis Company..

Pery AG. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8" ed.). St Louis: Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing

(3 ed.).

Perawatan Traksi
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang terpasang traksi untuk
mengimobilisasi dan menstabilkan bagian tubuh.

Tindakan
Observasi
 Monitor kemampuan perawatan diri saat terpasang traksi
 Monitor alat fiksasi eksternal
 Monitor tempat insersi pen (pin)
 Monitor tanda-tanda kerusakan intergritas kulit apa area penonjolan
tulang
 Monitor sirkuasi, pergerakan, dan sensasi pada ekstremitas yang cedera
 Monitor adanya komplikasi immobilisasi
Terapeutik
 Posisikan tubuh pada kesejajaran (alignment) yang tepat
 Pertahankan posisi baring yang tepat di tempat tidur
 Pastikan beban traksi terpasang tepat
 Pastikan tali dan katrol bebas menggantung
 Pastikan tarikan tali dan beban tetap berada di sepanjang sumbu tulang
fraktur
 Amankan beban traksi saat menggerakan pasien
 Lakukan perawatan area insersi pin
 Lakukan perawatan kulit pada area-area gesekan
 Pasang trapesius (trapeze) untuk bergerak di tempat tidur, jika tersedia

Edukasi
 Anjurkan perawatan alat penopang (brace), sesuai kebutuhan
 Anjurkan perawatan alat fiksasi eksternal, sesuai kebutuhan
 Anjurkan pentingnya nutrisi yang memadai untuk penyembuhan tulang

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of
Nursing (10th ed.). USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed)
UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M.
(2014). Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical
problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St
Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals
of Nursing (3rd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Perawatan Urostomi
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat kesehatan pasien yang menjalani urostomi
serta mencegah terjadinya komplikasi.

Tindakan
Observasi
 Periksa kondisi umum (mis. kesadaran, tanda-tanda vital)
 Periksa kondisi urostomi (mis, waktu pembuatan urostomi, jenis
urostomi, karakteristik urostomi, komplikasi, karakteristik urine)
 Periksa kemampuan dan pengetahuan pasien terhadap urostomi
Terapeutik
 Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan tindakan, jika perlu
 Siapkan pasien: jaga privasi dan bebaskan area urostomi dari pakaian
 Lakukan irigasi urostomi setiap 4-6 jam untuk mencegah penumpukarı
mukus yang dapat menyumbat aliran urine
 Gunakan 50- 60 cc Naci 0,9% atau aquadest untuk irigasi
 Terapkan teknik aseptik dan keamanan pasien selama merawat urostomi
 Bebaskan urostomi dari kantung sebelumnya
 Bersihkan stoma dengan air bersih hangat dan sabun
 Ukur stoma dengan pedoman pengukuran
 Siapkan plate dan kantung stoma baru
 Gunakan pasta atau powder sesuai kebutuhan
 Pasang kantung dan plate stoma yang baru dan gesper, jika perlu
Edukasi
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Ajarkan cara merawat stoma
 Jelaskan tanda-tanda perburukan urostomi dan distensi kandung kemih
Kolaborasi
Kaloborasi
 Kolaborasi jika terjadi herniasi, atropi, atau perburukan dari stoma

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of
Nursing (10th ed.). USA. Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015) Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.).
UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. & Harding, M. M.
(2014). Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical
problems (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis:
Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals
of Nursing(3rd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Perencanaan Pulang
Definisi
Memfasilitasi perencanaan kebutuhan yang diperlukan pasien sejak masuk
rumah sakit sampai setelah meninggalkan rumah sakit.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi indikasi pemulangan pasien
 Identifikasi kesiapan pulang pasien
 Identifikasi topik-topik pendidikan kesehatan yang dibutuhkan oleh
pasienen
 Monitor respon pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan

Terapeutik
 Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga
 Siapkan pasien dan keluarga mendapatkan informasi tentang pelayanan
rujukan, jika akan dirujuk
 Siapkan transportasi yang akan digunakan untuk pemulangan
 Pastikan pasien sampai ke tempat yang dituju dengan aman
Edukasi
 Jelaskan tindak lanjut perawatan dan pengobatan selanjutnya
 Ajarkan cara melakukan perawatan secara mandiri di rumah
 Anjurkan berperilaku hidup sehat selama di rumah
 Anjurkan keluarga memberikan dukungan perawatan secara mandiri
Kolaborasi
 Koordinasikan usulan perencanaan pulang kepada tim kesehatan lain

Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of
Nursing (10th ed.) USA: Pearson Education.
Birjandi, A. & Lisa M. B. (2008). Discharge planning Handbook for Healthcare:
Top 10 Secrets to Unlocking a New Revenue Pipeline. London: CRC Press.
Bull, M.J. (2000). Discharge planning for older people: A Review of Current
Research. British Journal of Community Nursing, 5(2), 70.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th
ed.). UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis:
Elsevier
Shirley, A. (2008). Discharge planning begins with admission. Joumal of
Vascular Nursing, 26(3), 89.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smíth, M. H. (2016). Fundamentals
of Nursing (3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Persiapan Pembedahan
Definisi
Mengidentifikasi dan menyiapkan pasien untuk menjalani prosedur operasi
dan mencegah komplikasi serta perburukan saat prosedur operasi.

Tindakan
Observasi
 Identifikasi kondisi umum pasien (mis. kesadaran, hemodinamik,
konsumsi antikoagulan jenis operasi, jenis anestesi, penyakit penyerta
(seperti DM, hipertensi. jantung, PPOK, asmal pengetahuan tentang
operasi, kesiapan psikologis)
 Monitor tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh, BB, EKG
 Monitor kadar gula darah
Terapeutik
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan kimia darah (mis. darah lengkap,
fungsi ginjal, fungsi hati)
 Fasilitasi pemeriksaan penunjang (mis. foto thoraks, pemeriksaan x-ray)
 Puasakan minimal 6 jam sebelum pembedahan
 Bebaskan area kulit yang akan dioperasi dari rambut atau bulu tubuh
 Mandikan dengan cairan antiseptik (mis. chlorheksidin 2%) minimal 1
jam dan maksimal malam hari sebelum pembedahan
 Pastikan kelengkapan dokumen-dokumen preoperasi (mis. surat
persetujuan operasi, hasil radiologi, hasil laboratorium)
 Transfer ke kamar operasi dengan alat transfer yang sesủai (mis. kursi
roda, tempat tidur)
Edukasi
 Jelaskan tentang prosedur, waktu dan lamanya operasi
 Jelaskan waktu puasa dan pemberian obat premedikasi (jika ada)
 Latih teknik batuk efektif
 Latih teknik mengurangi nyeri pascaoperatif
 Anjurkan menghentikan obat antikoagulan
 Ajarkan cara mandi dengan antiseptic
Kaloborasi
 Kolaborasi pemberian obat sebelum pambedahan (mis. aritibiotik,
antihipertensi, antidiabelik), sesuai indikasi
 Koordinasi dengan petugas gizi tentang jadwal puasa dan diet pasien
 Kolaborasi dengan dokter badah jika mengalarni peningkatan suhu
tubuh, hiperglikemla, hipoglikemia atau perburukan kondisi
 Koordinasi dengan perawat kamar bedah

Referensi
Allagranzi et al (2016). New WHO recommendations on intraoperative and
postoperative measures for surgical site infection prevention: an evidance-
based global perspeclive. www.thelancet.com/infection.
CDC (2017). Guideline for Disinfection and Sterilization. Last update 15 februari
2017. Diunduh pada tanggal 23 sept 2017 melalui
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/disinfection/
Dogherty, L& Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.).
UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Lewis S. L. Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L& Harding. M. M. (2014).
Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (9 th
ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Perry, AG. & Potter, P.A. (2014) Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis:
Mosby Elsevier
Vitalea et.al (2013). Practice Guideline (BPG) for surgical site infection (SSI)
prevention in high-risk pediatric spine surgery. Journal Pediatric &
Orthopaedic. 33(5):471-8

Persiapan Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) I. 14574


Definisi

Mengidentifikasi dan menyiapkan pemeriksaan untuk menentukan perkembangan janin dan


memberikan informasi yang akurat dan non-invasif, tanpa rasa sakit, dan aman.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi indikasi dilakukan pemeriksaan

- Identifikasi pengetahuan tentang prosedur pemeriksaan

- Monitor hasil pemeriksaan

Terapeutik

- Siapkan peralatan

- Siapkan pasien secara fisik dan emosional

- Diskusikan hasil pemeriksaan dengan tim medis

- Jadwalkan pemeriksaan ulang atau prosedur tambahan, jika perlu

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan

- Anjurkan puasa minimal 8 jam, jika perlu

Referensi

Lowdermllk, D. L, Perry, S. E., & Cashion, M. C. (2014). Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Burden, C., Preshaw, J., White, P., Draycott, T. J., Grant, S., & Fox, R. (2013). Usability of virtual-
reality simulation training in obstetic ultrasonography: a prospective cohort study. Ultrasound in
obstetrics & Gynecology, 42(2), 213-217.

Callen, P. W. (2016). The obstetric ultrasound examination. Ultrasonography in Obstetrics and


Gynecology, 1-17

Sovio, U., White, I. R., Dacey, A., Pasupathy, D., & Smith, G. C. (2015). Screening for fetal growth
restriction with universal third trimester ultrasonography in nulliparous women in the Pregnancy
Outcome Prediction (POP) study: a prospective cohort study. The Lancet, 386(10008). 2089-2097.

Pertolongan pertama I. 02080


Definisi
Memberikan penanganan dasar dan segera pada kondisi kegawat daruratan baik dengan alat
maupun tanpa alat.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi keamanan penolong, pasien dan lingkungan

- Identifikasi respon pasien dengan AVPU (alert, verbal, pain, unresponsive)

- Monitor tanda-tanda vital

- Monitor karakteristik luka (mis, drainase, warna, ukuran, bau)

Terapeutik

- Meminta pertolongan, jika perlu

- Lakukan RICE (rest, ice, compression, elevation) pada cedera otot ekstremitas

- Lakukan penghentian perdarahan (mis. penekanan, balut tekan, pengaturan posisi)

- Bersihkan kulit dari racun atau bahan kimia yang menempel dengan sabun dan air mengalir

- Lepaskan sengatan dari kulit

- Lepaskan gigitan serangga dari kulit menggunakan pinset atau alat yang sesuai

Edukasi

- Ajarkan teknik perawatan luka

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat-obatan (mis. Antibiotik profilaksis, vaksin, antihistamin,


antiinflamasi dan analgetik), jika perlu

Referensi

American College of Emergency Physicians (2014). First Aid Manual (5th ed). New York: DK
Publishing. Bums, S. M. (2014), AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed) New York: McGraw-
Hill Education. ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed) USA: Sauders Elsevier.

Pijat Laktasi I. 03134


Definisi

Meningkatkan produksi ASI dengan memicu hormon oksitosin melalui pemijatan

Tindakan

Observasi

- Monitor kondisi mammae dan puting


- Identifikasi keinginan ibu untuk menyusui

- Identifikasi pengetahuan ibu tentang menyusui

Terapeutik

- Posisikan ibu dengan nyaman

- Pijat mulai dari kepala, leher, bahu, punggung dan payudara

- Pijat dengan lembut

- Pijat secara melingkar (butterfly stroke)

- Pijat secara rutin setiap hari

- Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui dengan memberikan pujian
terhadap perilaku positif ibu

- Libatkan suami dan keluarga

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

- Jelaskan manfaat tindakan

Referensi

Anderson, L., Kynoch, K., & Kildea, S. (2016). Effectiveness of breast massage in the treatment of
women with breastfeeding problems: a systematic review protocol. JBI database of systematic
reviews and implementation reports, 14(8), 19-25.

Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C. {2014}. Maternity Nursing. Elsevier Health Sciences.
Witt, A. M., Bolman, M., Kredit. S., & Vanic, A {2016}. Therapeutic breast massage in lactation for the
management of engorgement, plugged ducts, and mastitis. Journal of human lactation. 32(1), 123-
131

Promosi Antisipasi Keluarga I. 12466


Definisi

Meningkatkan kesiapan keluarga untuk mencegah perkembangan atau krisis situasi akibat masalah
kesehatan

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kemungkinan krisis situasi atau masalah perkembangan serta dampaknya pada
kehidupan pasien dan keluarga

- Identifikasi metode pemecahan masalah yang sering digunakan keluarga

Terapeutik
- Fasilitasi dalam memutuskan strategi pemecahan masalah yang dihadapi keluarga

- Libatkan seluruh anggota keluarga dalam upaya antisipasi masalah kesehatan, jika
memungkinkan

- lakukan kunjungan kepada keluarga secara berkala, jika perlu

- Buat jadwal aktivitas bersama keluarga terkait masalah kesehatan yang dihadapi

Edukasi

- Jelaskan perkembangan dan perilaku yang normal kepada keluarga

Kolaborasi

- kerjasama dengan tenaga kesehatan terkait lainnya, jika perlu

Referensi

Espinoza, J., Chen, A., Orozco, J., Deavenport-saman, A., & Yin, L. (2017). Effect of personal activity
trackers on weight loss in families enrolled in a comprehensive behavioral family-lifestyle
intervention program in the federally qualified health center setting: A randomized controlled trial.
Contemporary clinical trials communication, 7, 86-94, https://doi.org/10.1016/j. conctc.2017.06.004

Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P., Steele, R., Tabacco, A., & Hanson, S.M.H. (2015). Family Health Care
Nursing: Theory, Practice, and Research (5th ed.) Philadelphia: F.A. Davis Company

Kilburn, J. E., Shapiro, C. J., & Hardin, J. W. (2017). Linking implementation of evidence-based
parenting programs to outcomes in early intervention. Research in Developmental Disabilities, 70,
50-58.

Promosi Eliminasi Urine I.04169


Definisi
Memfasilitasi pengeluaran urine normal.
Tindakan
observasi
- Identifikasi masalah dan faktor-faktor yang berhubunga dengan eliminasi urine
- Periksa gejala dan tanda retensi urine atau inkontinensia urine
Terapeutik
- Fasilitasi berkemih sebelum prosedur tindakan
- Fasilitasi mengukur intake cairan dan output urine
- Berikan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul/berkemih
- Berikan minum air putih 8 gelas perhari, jika tidak ada kontraindikasi
Edukasi
- Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nurisng Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P . A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L, S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Promosi Harapan I.09307


Definisi
Meningkatkan kepercayaan pada kemampuan untuk memulai dan mempertahankan tindakan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup
Terapeutik
- Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting
- Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan
- Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
- Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan timgkat pencapaian tujuan
sederhana sampai dengan kompleks
- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat dengan dukungan kelompok
- Ciptakan lingkungan yang memudahkan mempraktikkan kebutuhan spiritual
Edukasi
- Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan realistis
- Anjurkan mempertahankan hubungan (mis. menyebutkan nama orang yang dicintai)
- Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain
- Latih menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan
- Latih cara mengembangkan spiritual diri
- Latih cara mengenang dan menikmati masa lalu (mis. presentasi, pengalaman)

Referensi
Cutcliffe, J., & Hearth, K. (2002). The concept of hope in nursing 2: Hope and mental health nursing.
British Journal of Nursing, 11(13), 885.
Hollis, V., Massey, K., & Jevne, R. (2007). An introduction to the intentional use of hope. Journal of
Allied Health, 36(1), 52-6.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Towsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Promosi Harga Diri I.09308


Definisi
Meningkatkan penilaian perasaan/persepsi terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri
- Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
- Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan
Terapeutik
- Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
- Motivasi menerima tantangan atau hal baru
- Diskusikan pernyataan tentang harga diri
- Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
- Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
- Diskusikan persepsi negatif diri
- Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
- Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi
- Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan batasan yang jelas
- Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
- Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri
Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif
diri pasien
- Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
- Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain
- Anjurkan membuka diri terhadap kritik negative
- Anjurkan mengevaluasi perilaku
- Anjurkan cara mengatasi bullying
- Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
- Latih pernyataan/kemampuan positif diri
- Latih cara berfikir dan berperilaku positif
- Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi

Referensi
Body, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Neff, K. D., & Vonk, R. (2009). Self-compassion versus global self-esteem: Two different ways of
relating to oneself. Journal of Personality, 77(1), 23-50. doi:http://dx.doi.org/10.1111/j. 1467-
6494.2008.00537.x
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia F. A. Davis Company.

Promosi Hubungan Positif I.09309


Definisi
Meningkatkan interaksi antara dua orang atau lebih yang saling menguntungkan dan ditandai
dengan adanya timbal balik yang sesuai.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi hambatan dalam membina hubungan
Terapeutik
- Diskusikan keuntungan berinteraksi dengan orang lain
- Diskusikan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
- Diskusikan dengan keluarga masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
- Ciptakan suasana yang mendukung peningkatan hubungan
- Berikan pujian secara wajar jika berhasil membina hubungan
- Berikan contoh perilaku adaptif dalam membina hubungan
- Hindari konflik terhadap nilai-nilai yang dianut pasien-keluarga
Edukasi
- Ajarkan cara berkenalan secara bertahap (mis. dengan 1 orang atau anggota keluarga,
dengan 2-3 orang, dengan 4-5 orang, lebih dari 5 orang)
- Anjurkan memasukkan jadwal berbincang dengan orang lain ke dalam jadwal harian
- Latih berbicara saat melakukan kegiatan harian
- Jelaskan kepada keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
hambatan membina hubungan
- Jelaskan kepada keluarga cara merawat pasien
- Jelaskan kepada keluarga kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien
berbicara (makan, sholat bersama)
- Anjurkan keluarga membantu pasien sesuai jadual
- Latih keluarga cara membimbing pasien berbicara dan memberi pujian
Referensi
Lemay, E. P., Jr., & Venaglia, R. B. (2016). Relationship expectations and relationship quality.
Review of General Psychology, 20(1), 57-70. doi:http://dx.doi.org/10.1037/gpr0000066
Lightsey, O. R., Jr., & Boyraz, G. (2011). Do positive thinking and meaning mediate the positive
affect-Life satisfaction relationship?. Canadian Journal of Behavioural Science/Revue Canadienne
Des Sciences Du Compartement, 43(3), 203-213. doi:http//dx.doi.org/10.1037/a0023150
Rogge, R. D., Fincham, F. D., Crasta, D., & Maniaci, M. R. (2017). Positive and negative evaluation
of relationships: Development and validation of the Positive-Negative relationship quality (PN-RQ)
scale. Psychological Assessment, 29(8), 1028-1043. doi.http://dx.doi.org/10.1037/pas0000392.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.
Towsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Pemberian Obat Nasal

Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologi berupa tetesan melalui hidup untuk
mendapatkan efek lokal atau sintetik

Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemungkinan alergi , interaksi, kontraindikasi obat
-Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
-Periksa tanggal kadaluarsa obat
-Monitor efek terapeutik obat
-Monitor efek lokal, efek sistematik dan efek samping obat
Terapeutik
-Lakukan prinsip enam benar (pasien,obat,dosis,waktu,rute,dokumentasi)
-Bersihkan lubang hidung dengan tisu atau kapas lidi ( cotton bud ), jika perlu
- Teteskan obat dengan jarak 1 cm di atas lubang hidung
Edukasi
-Jelaskan jenis obat, alasan pembrian, tindakan yang diharapkan, efek samping sebelum
pemberian
-Anjurkan berbaring dengan kepala hiperekstensi, jika tidak kontraindikasi
-Anjurkan tetap supine selama 5 menit setelah pemberian obat
-Ajarkan teknik pemberian obat secara mandiri, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nurshing (10 th
ed.). USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister S (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust
Perry, A.G. & Potter, P . A (2014). Nurshing Skills & Procedures (8 th ed). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. s., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of
Nurshing ( 3th ed.). Philadelphia: F.A Davis company

Pemberian Obat Oral

Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen farmokologis melalui mulut untuk mendapatkan efek lokal
atau sistematik
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat (mis, gangguan
menelan, nausea/muntah, inflamasi usus, peristaltik menurun, kesadaran menurun
program puasa)
-Vertifikasi order obat sesusai dengan indiksi
-Periksa tanggal kadaluarsa obat
-Monitor efek terapeutik obat
-Monitor efek lokal, efek sistemik dan efek samping obat
-Monitor resiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
-Lakukan perinsip dengan benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
-Berikan obat oral sebelum makan atau setelah makan, sesuai kebutuhan

-Campurkan obat dengan sirup, jika perlu

-Taruh obat sublingual si bawah lidah pasien


Edukasi
-Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang di harapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
-Anjurkan tidak menelan obat sublingual
-Anjurkan tidak makan/minum hengga seluruh obat sublingual larut
-Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat secara mandiri
Referansi
Berman, A Snyder, S.& Fradsen, G. (2018). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed,). USA Pearson Education.
Doughatry, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed,). UK:
The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G, & Potter, P.A (2014). Nursing Skilts & Procedurs (8 th ed,). Si Louis Elsevier
Wikinson, J,M., Treams, L. S., Barnett, K. & Smith, M.H. (2016). Fundamentals
of Nursing (3th ed) Phliadelpia F. A. Davis Company.

Pemberian Obat Rektal

Definisi
Mempersiapkan dan memberikan agen afrmakologis supostutoria melalui rektal

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, kontraindikasi obat
-Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
-Periksa tanggal kadaluarsa obat
-Identifikasi tanda dann gejala gangguan gastrointestinal (mis, konstipasi, diare)
-Monitor efek terapeutik dan efek samping obat

Terapeutik
-Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
-Cuci tangan dan pasang sarung tangan
-Berikan posisi sims
-Lumasi sarung tangan jari telunjuk pada tangan dominan
-Intruksi napas dalam secara lambat melalui mulut untuk merilekskan spinter anus
-Masukan obat secara mandiri, jika perlu

Referansi
Berman, A., synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th
ed,). USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clincal Nursing Procedures (9 th ed,). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter P.A. (2014. Nursing Skils & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed,). Philadelpia: F.A. Davis Company.
Pembeerian Obat Subkutan

Definisi
Menyiapkan dan menberikan obat melalui jalur subkutan

Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
-Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal kadaluarsa obat
-Monitor efek terapoutik obat
-Monitor efek samping, toksistas, dan interaksi obat

Terapoutik
-Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
-Lakukan taknik aseptik
-Pilih jarum suntik yang sesuai
-Rotasikan lokasi injeksi secara sistematis
-Hindari daerah penyuntikan yang mengalami edema, massa, luka, memar, abrasi, atau
infeksi
-Gunakan daerah perut saat memberikan heparin secara subkutan
-Tusukan jarum dengan cepat pada sudut 45-90, tergantung pada ukuran tubuh
-Hindari memijat area suntikan

Edukasi
-Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
-Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara indeksi obat secara mandiri

Referensi
Berman, A., Snyder & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundarmentals of Nursing (10 th ed,).
USA Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clincal Nursing Procedures (9 th ed,). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A. G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skils & Procedures (8 th ed,). St Louis Elsevier.
Promosi Keamanan Berkendara I. 14575
 Definisi
Memfasilitasi individu, keluarga, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perilaku untuk mengurangi risiko kecelakaan kendaraan bermotor.

 Tindakan
 Observasi
- ldentifikasi pengetahuan tentang keselamatan berkendara
- ldentifikasi kebutuhan keselamatan pengguna (mis. kondisi penumpang)
- ldentifikasi individu dan kelompok berisiko tinggi mengalami cedera kendaraan
- ldentifikasi bahaya keselamatan di lingkungan
- Monitor penggunaan kursi dan kursi pengaman anak
 Terapeutik
- Hilangkan bahaya di lingkungan sekitar kendaraan
- Berikan literatur tentang cara meningkatkan keamanan berkendara
- Pastikan pengemudi tidak menjalankan kendaraannya sampai semua penurnpang
duduk dengan aman
- Motivasi orang tua menjadi contoh peran penggunaan sabuk pengaman
- Berikan pujian pada penggunaan kendaraan yang baik dan benar
- Dukung pemerintah menegakkan regulasi aturan keamanan berkendara
 Edukasi
- Jelaskan risiko yang terkait dengan kendaraan bermotor atau pengguna kendaraan
tidak bermotor
- Infommasikan tentang peraturan berkendara dijalan raya
- Jelaskan pentingnya penggunaan alat pelindung yang tepat untuk mengurangi
risiko cedera (mis. jok mobil, tempat duduk, sabuk, helm)
- Jelaskan pentingnya selalu memakai sabuk pengaman
- Jelaskan pengunaan sabuk pengaman yang nyaman dan aman
- Jelaskan pentingnya memilih sepeda yang sesuai usia anak dan menyesuaikan
secara berkala saat anak tumbuh
- Jelaskan pentingnya selalu memakai helm
- Jelaskan pentingnya memakai sepatu dan pakaian pelindung saat berkendara
dengan sepeda atau sepeda motor
- Informasikan kelompok berisiko tinggi tentang perilaku yang dapat
membahayakan saat berkendara (mis. Minum alcohol,perilaku beresiko,tidak patuh
dgn hukum)
- Anjurkan orang tua untuk membawa kursi pengaman anak saat bepergian (mis.
Pesawat terbang, kereta api, bus)
- Ajarkan cara menggunakan kursi pengaman
- Ajarkan orang tua untuk mengamankan bayi di kursi pengaman anak dan anak-
anak di bawah 13 tahun di kursi belakang mobil
 Kolaborasi
Kolaborasi dengan lembaga masyarakat dalam upaya pendidlkan keamanan
berkendara (mis. sekolah, polisi dan dinas kesehatan)

 Referensi
Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelohia:
Wolters Kluwer Heath/Lippincott William & Wilkins.

Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012) Public Health Nursing: Population -Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.

Ameson, S. (2011). Environmental management: Automobile safety, In M. Craft-Rosenbera & J.


Denehy (Eds.), Nursing Interventions for infants, children, and families (pp. 509-520). Thousand
Oaks, CA: Sage.

Morrison, D. S., Petticrew, M., & Thomson, H. (2003), What are the most effective ways of improving
population health through transport interventions? Evidence from systematic reviews. Joumal of
Epidemiology & Community Health, 57(5), 327-333.
Otis, J., Lesage, D., Godin, G., Brown, B., Farley, C., & Lambert, J (1992). Predicting and reinforcing
children's Intentions to wear protective helmets while bicycling. Public Health Reports, 107(3) 283-
289.

Solis, G. R (1991). Evaluation of a children's safety fair. Pediatric Nursing, 17 (3) 255-258

Watts, D., OShea, N., Lle, A., Flynn, E., Trask, A, & Kelleher, D. (1997), Effect of a bicycle safety
program and free bicycłe safety program and free bicycle helmet distribution on the use of bicycle
helmets by elementary school children. Journal of Emergency Nursing, 23(5), 417-419.

Promosi Kebersihan I.11358


 Definisi
Mengidentifikasi dan memfasilitasi peningkatkan status kebersihan diri dan lingkungan.

 Tindakan
 Observasi
- Identifikasi kondisi umun pasien (mis. kermampuan fisk dan mental)
- Identifikasi kemandirian melakukan upaya kebersihan diri dan lingkungan
- Identifikasi pengetahuan tentang pentingnya upaya kebersihan
 Terapeutik
- Pertimbangkan budaya dalam melakukan upaya kebersihan
- Pertimbangkan karakteristik pasien dan masyarakat untuk melakukan upaya
kebersihan (mis. Usia, Sosial-ekononi, pendidikan)
- Fasilitasi dalam melakukan upaya kobersihan dirl sesuai kebutuhan
- Motivasi partisipasi keluarga dan masyarakat dalam upaya promosi kebersihan
- Berikan pujian atas upaya melakukan promosi kebersihan
 Edukasi
- Jelaskan manfaat kebersihan bagi kesehatan
- Ajarkan upaya-upaya peningkatan kebersihan sesuai tingkat kemandirian

 Referensi
Anderson & McFarlane. (2011), Community As Partner: Theory and Practice in Nursing. Phlladelphia:
Wolters Kluwer Health / Lippincolt William & Wilkins.

Andrade, E, L., Bingenheimer, J, B., Edberg, M. C., Zoerhoff,K. L,. & Pulzer, E. M. (2017). Evaluating
the efleclivoness of a community-based hygiene promotion program in a rural Salvadoran setting.
Global Health Promotion, 1757975917695072.

Stanhope, M. & Lancaster, J, (2012). Public Health Nursing : Population – Centerod Health Care in
the Community (8th ed). Elsovier Science Health Science Devision.

Promosi Kepatuhan Pengobatan I. 12468


 Definisi
Meningkatkan perilaku disiplin dalam menjalani program tindakan perawatan / pengobatan
yang disepakati dengan tenaga kesehatan untuk menperolah hasil yang efektif.

 Tindakan
 Observasi
- ldentifikasi tingkat pemahaman pada penyakit, komplikasi dan pengobatan yang
dianjurkan
- Identifikasi perubahan kondisi kesehatan yang baru dialami
 Terapeutik
- Sediakan infomasi tertulis tentang jadwal pengobatan pasien
- Libatkan keluarga sebagai pengawas minurn obat
- Atur jadwal minum obat dengan menyesuaikan aktivitas sehan-hari pasien. Jika
memungkinkan
 Edukasi
- Jelaskan pentingnya mengikuti pengobatan sesuai dengan program
- Jelaskan akibat yang mungkin terjadi jika tidak mematuhi pengobatan
- Jelaskan strategi memperoien oba secara Kontinu
- Ajarkan strategi untuk mempertahankan atau memperbaiki kepatuhan
pengobatan

 Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016), Kozier& Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.) USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S, (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed.) UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G & Potter, P. A. (2014), Nursing Skills & Procedures (8 th ed.), St Louis Mos' Bs ovier

Wikinson. J. M, Treas, L S, Barnett K & Snith, M. H. (2018). Fundamantals of ursing (3 rd ed),

Philadelphia F. A. Davis Company

Promosi Kepatuhan Program Latihan I. 12469


 Definisi
Memfasilitasi aktivitas fisik reguler untuk mempertahankan atau maju ke tingkat Kebugaran
dan kesehatan yang lebih tinggi.

 Tindakan
 Observasi
- Identifikasi pengetahuan tentang latihan fisik
- Identifikasi pengalaman olahraga sebelumnya
- Identifikasi motivasi memulai atau melanjutkan program latihan
- Identifikasi hambatan untuk berolahraga
- Identifikasi ketersediaan contoh peran positif untuk mempertahankan progam
latihan
- Monitor respons terhadap program latihan
- Monitor kepatuhan menjalankan program latihan
 Terapeutik
- Motivasi mengungkapkan perasaan tentang olahraga atau kebutuhan olahraga
- Motivasi memulai atau melanjutkan olahraga
- Fasilitasi mengembangkan program latihan yang sesuai kebutuhan
- Susun tujuan jangka pendek dan jangka panjang program latihan Bersama pasien
- Jadwalkan program latihan bersama dengan pasien
- Libatkan keluarga dalam merencanakan program latihan
- Tentukan frekuensi, durasi, dan intensitas program latihan
- Buat grafik kemajuan proses latihan untuk memberikan motivasi dan kepatuhan
 Edukasi
- Jelaskan manfaat olahraga bagi kesehatan
- Anjurkan melakukan pemanasan dan pendinginan saat latihan
- Ajarkan jenis latihan yang sesuai
- Ajarkan teknik menghindari cedera saat berolahraga
- Ajarkan Teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan oksigen
selama latihan

 Referensi
Anderson & McFarlane. (2011), Community As Partner: Theory and Practice in Nursing.
Phlladelphia: Wolters Kluwer Health / Lippincolt William & Wilkins.

Batra, A., Coxe, S., Page, T, F., Melchior,M.,& Palmer,R. C. (2016). Evaluating the factors
Associated With the Completion of a Community-Based Group Exercise Program Among Older
Women. Journal Of Aging And Physical Activity, 24(4), 649-658.

Doaltrick, J. A. (2006). Family partnerships in nursing care. In M. Craft- Rosenberg & M. Krajicek
(Eds. ), Nursing Excellence For Children & Familis, New York : Soringer.

Stanhope, M. & Lancaster, J, (2012). Public Health Nursing : Population – Centerod Health Care
in the Community (8th ed). Elsovier Science Health Science Devision.

Promosi Kepercayaan Diri I.0930


Definisi
Meningkatkan keyakinan pada kemampuan dalam merancang dan melaksanakan aktivitas yang
dibutuhkan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi ungkapan verbal dan nonverbal yang tidak sesuai.
- Identifikasi masalah potensial yang dialami.
Terapeutik
- Gunakan teknik mendengarkan aktif mengenai harapan pasien.
- Diskusikan kekuatan yang dimiliki (SWOT) serta hal penting (SMART).
- Diskusikan rencana mencapai tujuan yang diharapkan.
- Diskusikan rencana perubahan diri.
- Motivasi berfikir postif dan berkomitmen dalam mencapai tujuan.
- Buat dan pilih keputusan prioritas untuk memecahkan masalah.
- Buat catatan pribadi dalam menentukan pencapaian dan menikmati setiap pencapaian.
- Diskusikan solusi dalam menhadapi masalah.
- Diskusikan solusi dalam menghadapi masalah.
- Diskusikan cara menangani situasi tidak terduga secara efektif.
- Motivasi tetap tenang saat mengadapi masalah dengan kemampuan yang dimiliki
- Motivasi efektifitas keputusan yang dibuat dalam mempengaruhi atau memperbaiki penilaian.
- Libatkan anggota keluarga dalam pencapaian tujuan.
Edukasi
- Anjurkan mengevaluasi cara pemecahan masalah yang dilakukan
- Ajarkan permecahan masalah dan situasi yang sulit (mis. mengancam jiwa)
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan tim keperawatan spesialis dalam memodifikasi intervensi
Referensi
Korit Asher. (2012). The Self Consistency Model of Subjective Confidence. American Psychological

Association. 119 (1), 80-113,

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10h ed.), St.Louis: Mosby.
Tosterud, Randi., Petzall, Kerstin., Hedelin, Birgitta., and Hall-Lord, M.L. (2014). Psychometric Testing of.
the Norwegian version of the questionnaire, Student Satisfaction and Self Confidence in Learning, use ln
Somulation. Nurse Education in Practice, 14, 704-708

White, Krista A, PhD,R.N., C.C.R.N. (2014), Development and validation of a tool to measure self-confidence
and anxiety in nursing students during clinical decision making. Joumal of Nursing Education, 53(1). 14-22.
Doi:http://ldx.doi.org/10.3928/01484834-20131118-05

Promosi Kesadaran Diri


I.09311
Definisi
Meningkatkan pemahaman dan mengeksplorasi pikiran, perasaan, motivasi, dan perilaku.

Tindakan
Observasi
- ldentifikasi keadaan emosional saat ini.
- Identifikasi respons yang ditunjukkan berbagai situasi.
Terapeutik
- Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri.
- Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau respons terhadap kondisi.
-Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri.
- Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan.
-Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar.
Edukasi
- Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri.
- Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik.
- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis. marah atau depresi).
- Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan.
- Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban.
- Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah.
- Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan.
- Anjurkan mengevaluasi kembali persepsi negatif tentang diri.
- Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelornpok sebaya.
- Ajarkan cara membuat prioritas hidup.
- Latih kermampuan positif diri yang dimiliki.
Refrensi
Boyd, M. A (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5h ed.). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.

Fauth, J., & Williams, E. N. (2005). The in-session self-awareness of therapist-trainees: Hindering or helpful?

Journal of Counseling Psychology, 52(3), 443-447. doi:htp:ldx.doi.org/10.1037/0022-0167.52.3.443.

Stuart G. W. (2013) Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 ed). St Louis: Mosby.

Sutlon, A. (2016). Measuring the effects of self-awareness: Construction of the self-awareness outcomes

questionnaire. Europe’s Journal of Psychology 12(4), 645-658.

doi:https://doi.org/10.5964/ejop.v12i4.1178.

Townsend, M(2014), Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9" ed.). Philadelphia:

F.A Davis Company.


Promosi Kesehatan Mulut
I.03137
Definisi
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien untuk menjaga dan meningkatka
kesehatan mutut dan gigi.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kondisi umum pasien (usia, kesehatan mulut).
- Identifikasi masalah gigi dan mulut (mis.Cara menyikat gigi, kebiasaan makan yang
merusak gigi)
Terapeutik
- Gunakan pasta gigi yang mengandung flouride
- Piih sikat gigi sesuai usia.
- Bersihkan segera gigi anak-anak yang mengalami erupsi.
Kolaborasi
- Kolaborasi pembersihan plak/karang gigi secara rutin
Refrensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016), Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 "ed.) USA:
Pearson Education.

Dougherty, L & Lister, S. (2015) Manual of Clinlcal Nursing Procodures (9" ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potfer, P.A. (2014), Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St. Louis: Elsevier

Wkinson, J.M Treas, L S. Banett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd ed.).
Philadelphia: Perusahaan F. A Davis.

Promosi Kesiapan Penerimaan Informasi


I.12470
Definisi
Meningkatkan kesiapan pasien dalam informasi tentang kondisi Kesehatan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi infomasi yang akan disampaikan.
- Identifikasi pemahaman tentang kondisi kesehatan saat ini.
- Identifikasi kesiapan menerima informasi.
Terapeutik
- Lakukan peningkatan potensi dan keluarga untuk menerima infomasi
- Libatkan pengambil keputusan daiam keluarga untuk menerima infomasi
-Fasilitasi kondisi tubuh pasien yang membutuhkan layanan keperawatan
- Dahulukan menyampaikan informasi baik (positif) sebelum menyampaikan informasi
kurang baik (negati) terkait kondisi pasien
- Berikan nomor kontak yang dihubungi jika pasien membutuhkan bantuan
- Catat identitas dan nomor kontak pasien untuk mengingatkan atau follow up kondisi
pasien
- Fasilitasi akses pelayanan pada saat dibutuhkan.
Edukasi
- Berikan infomasi berupa alur, leaflet atau gambar untuk menmudahkan pasien
mendapatkan infomasi Kesehatan
- Anjurkan keluarga mendampingi pasien selama fase akut, progresif atau teminal, jika
memungkinkan.
Refrensi
Beman, A, Snyder, S. & Frad. Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th ed.). USA Perason Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015), Manual of Clinical Nursing Procedures (9 th ed,). Inggris: The Royal Marsden
NHS Foundation Trust.

Pery, AG & Potter, PA (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th ed.). St Louis: Mosby Elsevler Wilkinson, JM,
Treas, LS, Banett, K. & Smith, MH (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.) Philadelphia: F. A Davis Company.

Promosi Keutuhan Keluarga (I.13490)


Definisi
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien untuk menjaga dan meningkatkan
kerekatan dan keutuhan keluarga
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pemahaman keluarga terhadap masalah
- Identifikasi adanya konflik prioritas antar anggota keluarga
- Identifikasi mekanisme koping keluarga
- Monitor hubungna antar anggota keluarga
Terapeutik
- Hargai privasi keluarga
- Fasilitas kunjungan keluarga
- Fasilitas keluarga melakukan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
- Fasilitas komunikasi terbuka antar setiap anggota keluarga
Edukasi
- Informasikan kondisi pasien secara berkala kepada keluarga
- Anjurkan anggota keluarga mempertahankan keharmonisan keluarga
Kolaborasi
- Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P., Stelee, R., Tobacco, A., &thHanson, S.M.H (2015). Family
Health Care Nursing: Theory, Practice, and Research (5 ed.). Philadhelpia: F. A. Davis
Company.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2004). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.)
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Promosi Komunikasi Efektif (I.13491)


Definisi
Meningkatkan kemampuan komunikasi pasien untuk pengambilan keputusan kesehatan
pasien.
Tindakan
Obsevasi
- Identifikasi prioritas metode komunikasi yang digunakan sesuai dengan kemampuan
- Identifikasi sumber pesan secara jelass (siapa seharusnya mengatakannya)
Terapeutik
- Fasilitas mengungkapkan isi pesan dengan jelas
- Fasilitas menyampaikan struktur pesan secara logis
- Dukung pasien dan keluarga menggunakan komuniaksi efektif
Edukasi
- Jelaskan perlunya komunikasi efektif
- Ajarkan memformulasikan pesan dengan tepat
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.)
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Promosi Komunikasi: Defisit Bicara (l.13492)
Definisi
Menggunakan Teknik komunikasi tambahan pada individu dengan gangguan bicara
Tindakan
Observasi
- Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume, dan diksi bicara
- Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara (mis.
memori, pendengaran, dan bahasa)
- Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang mengganggu bicara
- Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
Terapeutik
- Gunakan metode komunikasi alternatif (mis. menulis, mata berkedip, papan
komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan, dan komputer)
- Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (mis. berdiri didepan pasien,
dengarkan dengan seksama, tunjukkan satu gagasan atau pemikiran sekaligus,
bicaralah dengan perlahan sambal menghindari teriakan, gunakan komunikasi tertulis,
atau meminta bantuan keluarga untuk memahami ucapan pasien)
- Modifikassi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
- Ulangi apa yang disampaikan pasien
- Berikan dukungan psikologis
- Gunakan juru bicara, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan berbicara perlahan
- Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang
berhubungan dengan kemampuan berbicara
Kolaborasi
- Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2004). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.)
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Promosi Komunikasi: Defisit Pendengaran (l.13493)


Definisi
Menggunakan Teknik komunikasi tambahan pada individu dengan gangguan pendengaran
Tindakan
Observasi
- Periksa kemampuan pendengaran
- Monitor akumulasi serumen berlebihan
- Identifikasi metode komunikasi yang disukai pasien (mis. lisan, tulisan, Gerakan
bibir, bahasa isyarat)
Terapeutik
- Gunakan bahasa sederhana
- Gunakan bahasa isyarat, jika perlu
- Verifikasi apa yang dikatakan atau ditulis pasien
- Fasilitasi penggunaan alatbantu dengar
- Berhadapan dengan pasien secara langsung selama berkomunikasi
- Pertahankan kontak mata selama berkomunikasi
- Hindari merokok, mengunyah makanan atau permen karet, dan menutup mulut saat
berbicara
- Hindari kebisingan saat berkomunikasi
- Hindari berkomunikasi lebih dari 1 meter dari pasien
- Lakukan irigasi telinga, jika perlu
- Pertahankan kebersihan telinga
Edukasi
- Anjurkan menyampaikan pesan dengan isyarat
- Ajarkan cara membersihkan serumen dengan tepat
Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2004). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.)
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Nama : Leli Nurmawanti

Kelas : 1A

NIM : J210200054

Promosi Komunikasi: Defisit Visual 1.13494

Definisi

Menggunakan teknik komunikasi tambahan pada individu dengan gangguan penglihatan.

Tindakan

Observasi

- Periksa kemampuan penglihatan

- Monitor dampak gangguan penglihatan (mis. risiko cedera, depresi, kegelisahan, kemampuan
melakukan aktivitas sehari-hari)

Terapeutik
- Fasilitasi Peningkatan stimulasi indra lainnya (mis. aroma ,rasa, tekstur makanan)

- Pastikan kaca mata atau lensa kontak berfungsi dengan baik

- Sediakan pencahayaan cukup

- Berikan bacaan dengan huruf besar

- Hindari penataan letak lingkungan tanpa memberitahu

- Sediakan alat bantu (mis. Jam, telepon)

- Fasilitasi membaca surat, surat kabar atau media informasi lainnya

- Gunakan warna terang dan kontras di lingkungan

- Sediakan kaca pembesar, jika perlu

Edukasi

- Jelaskan lingkungan pada pasien

- Ajarkan keluarga cara membantu pasien berkomunikasi

Kolaborasi

-Rujuk pasien pada terapis, jika perlu

Referensi

Börman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10” ed.). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9” ed.) UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

OPerry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ed.). St Louis: Elsevier

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Bamett, K. & Smith, M. H. (2016), Fundamenitals of Nursing (3 ed.).
Philadelphia: F. A. Devis Company.

Promosi Koping I.09312

Definisi

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor dan/atau
kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.

Tindakan

Observasi

– Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

– Identifikasi kemampuan yang dimiliki

– Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan


– Identifikasi pemahaman proses penyakit

– Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

– Identifikasi metode penyelesaian masalah

– Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

Terapeutik

– Diskusikan perubahan peran yang dialami

– Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

– Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

– Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri

– Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

– Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

– Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

– Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan

– Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

– Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

– Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan

– Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

– Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia

– Dampingi saat berduka (mis. penyakit kronis, kecacatan)

– Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman sama

– Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

– Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancaman

Edukasi

– Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

– Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu

– Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

– Anjurkan keluarga terlibat

– Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

– Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

– Latih penggunaan teknik relaksasi

– Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan


– Latih mengembangkan penilaian obyektif

Referensi

Carlson, G. A., & Grant, K. E. (2008). The roles of stress and coping in explaining gender differences in
risk for psychopathology among african american urban adolescents. The Joumal of Early
Adolescence, 28(3), 375-404. Doi:http://dx.doi.org/10.1177/0272431608314663.

Marin, T. J., Holtzman, S., DeLongis, A., & Robinson, L. (2007). Coping and the response of others.
Journal of Social and Personal Relationships,
24(6),951-969.doi:http://dx.dol.org/10.1177/0265407507084192

Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia : F. A. Davis Company.

Promosi Laktasi 1.03138

Defenisi

Meningkatkan cakupan ASI eksklusif dan lanjutkan sampai 2 tahun.

Tindakan

Observasi

– Identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu dan bayi

Terapeutik

– Fasilitasi ibu saat melakukan IMD

– Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau rooming in

– Gunakan sendok dan cangkir saat bayi belum bisa menyusu

– Dampingi ibu selama kegiatan menyusui berlangsung, jika perlu

Edukasi

– Jelaskan pentingnya menyusui sampai 2 tahun

– Jelaskan manfaat rawat gabung atau rooming in

– Anjurkan menyusui minimal 2 kali selama hamil, dan setelah melahirkan 3-4 kali

– Adakan kelas edukasi tentang manfaat dan posisi menyusui pada masa prenatal dan periode
postpartum

– Anjurkan ibu menjaga produksi ASI dengan memerah ASI

– Anjurkan ibu untuk memberikan nutrisi kepada bayi hanya dengan ASI ekslusif selama 6 bulan dan
dilanjutkan sampai 2 tahun

– Anjurkan ibu memberi makanan pendamping ASI setelah 6 bulan

– Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin segera setelah lahir sesuai kebutuhan bayi
Referensi

Haroon, S., Das, J. K., Salam, R. A., Imdad, A., & Bhutta, Z. A. (2013) Breastfeeding promotion
interventions and breastfeeding practices: a systematic review. BMC public health, 13(3), S20.

Shouteris, H., Nagle, C., Fowler, M., Kent, B, Sahota, P., & Morris, H. (2014). Interventions designed
to promole exclusive breastfeeding in high-income countries: a systematic review. Breasffeeding
Medicine, 9(3), 113-127.

Taylor, E. C., Nickel, N. C., & Labbok, M. H. (2012). Implementing the ten steps for successful
breastfending in hospitals serving low-wealth patients. American Joumal of Public Health, 102(12),
2262-2268

Promosi Latihan Fisik 1.05183

Definisi

Memfasilitasi aktivitas fisik reguler untuk mempertahankan atau meningkatkan ke tingkat kebugaran
dan kesehatan yang lebih tinggi.

Tindakan

Observasi

– Identifikasi keyakinan kesehatan tentang latihan fisik

– Identifikasi pengalaman olahraga sebelumnya

– Identifikasi motivasi individu untuk memulai atau melanjutkan program olahraga

– Identifikasi hambatan untuk berolahraga

– Monitor kepatuhan menjalankan program latihan

– Monitor respons terhadap program latihan

Terapeutik

– Motivasi mengungkapkan perasaan tentang olahraga/kebutuhan berolahraga

– Motivasi memulai atau melanjutkan olahraga

– Fasilitasi dalam mengidentifikasi model peran positif untuk mempertahankan program latihan

– Fasilitasi dalam mengembangkan program latihan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan

– Fasilitasi dalam menetapkan tujuan jangka pendek dan panjang program latihan

– Fasilitasi dalam menjadwalkan periode reguler latihan rutin mingguan

– Fasilitasi dalam mempertahankan kemajuan program latihan

– Lakukan aktivitas olahraga bersama pasien, Jika perlu

– Libatkan keluarga dalam merencanakan dan memelihara program latihan

– Berikan umpan balik positif terhadap setiap upaya yang dijalankan pasien
Edukasi

– Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga

– Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi kesehatan

– Jelaskan frekuensi, durasi, dan intensitas program latihan yang diinginkan

– Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat

– Ajarkan teknik menghindari cedera saat berolahraga

– Ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan oksigen selama latihan
fisik

Kolaborasi

– Kolaborasi dengan rehabilitasi medis atau ahli fisiologi olahraga, jika perlu

Referensi

Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.) USA
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.) UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P. A (2014), Nursing Skills & Procedures (8th ed.) St Louis: Elsevier Wikinson, J.
M, Treas, L. S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed) Philadelphia: F. A
Davis Company.

Nama : Galih Putri Itsnaini


NIM : J210200057
Kelas : Keperawatan A
Halaman : 378-381

Promosi Literasi Kesehatan


Definisi

Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk mendapatkan,


mengelola dan memahami informasi terkait dengan kesehatan.

Tindakan

Observasi

 Identifikasi status literasi kesehatan pada kontak perdana


 Identifikasi gaya belajar pasien

Terapeutik
 Ciptakan lingkungan yang mendukung agar pasien tidak merasa malu dan/atau
terstigmatisasi
 Gunakan teknik komunikasi yang tepat dan jelas
 Gunakan bahasa yang mudah dimengerti
 Gunakan bahasa yang sederhana
 Gunakan teknik komunikasi yang memperhatikan aspek budaya, usia dan gender
 Sediakan penerjemah, jika perlu
 Persiapkan informasi-informasi yang akan diberikan baik secara verbal maupun non verbal
 Gunakan strategi yang tepat dalam penyampaian informasi
 Gunakan beberapa macam alat untuk berkomunikasi
 Fasilitasi untuk bertanya dan mengklarifikasi informasi yang belum jelas

Edukasi

- Anjuran bertanya jika terdapat informasi yang kurang jelas

Referensi

Al Sayah, F., Majumdar, S. R., Williams, B., Robertson, S., & Johnson, J. A. (2013). Health Literacy and
Health Outcomes in Diabetes: A Systematic Review. Journal of General Internal Medicine, 28(3), 444-
452. https://dol.org/10.1007/s11606-012-2241-z.

Baker, D. W.(2006). The meaning and the measure of health literacy. Journal of General Internal
Medicine, 21(8), 878-883. https://dol.org/10.1111/j.1525-1497.2006.00540.x.

Frisch, A.-L., Camerini, L., Diviani, N., & Schulz, P. J. (2012). Defining and measuring health literacy:
how can we profit from other literacy domains? Health Promotion International, 27(1), 117-126.
https://dol.org/10.1093/heapro/dar043.

McCormack, L., Benn, C., Squlers, L., Barkman, N. D., Squire, C., Schillinger, D., ... Hibbard, J. (2010).
Measuring Health Literacy: A Pilot Study of a New Skills-Based Instrument. Journal of Health
Communication, 15(sup2),51-71.

Promosi Mekanika Tubuh


Definisi

Memfasilitasi penggunaan postur dan gerakan dalam aktivitas sehari-hari untuk mencegah kelelahan
dan ketegangan atau cedera muskuloskeletal

Tindakan

Observasi

- Identifikasi komitmen untuk belajar dan menggunakan postur dengan tepat


- Identifikasi pemahaman tentang mekanika tubuh dan latihan (mis. mendemonstrasikan
teknik yang tepat saat beraktivitas/latihan)
- Monitor perbaikan postur tubuh atau mekanika tubuh

Terapeutik
 Fasilitasi dalam memperagakan posisi tidur yang tepat
 Fasilitasi dalam mengidentifikasi latihan postur tubuh yang sesuai
 Fasilitasi dalam memilih aktivitas pemanasan sebelum memulai latihan atau pekerjaan yang
tidak dilakukan secara rutin
 Fasilitasi dalam melakukan latihan fleksi untuk memudahkan mobilitas punggung, sesuai
indikasi

Edukasi

 Jelaskan struktur dan fungsi spinal dan postur optimal dalam bergerak dan menggunakan
tubuh
 Jelaskan perlunya postur yang tepat untuk mencegah kelelahan, regangan, atau cedera
 Jelaskan kemungkinan penyebab nyeri otot atau sendi
 Informasikan frekuensi dan jumlah pengulangan untuk setiap latihan
 Anjurkan menghindari tidur dengan posisi tengkurap
 Anjurkan menghindari duduk pada posisi yang sama untuk jangka lama
 Anjurkan menggerakan kaki terlebih dahulu kemudian badan saat berbelok untuk berjalan
dari posisi berdiri
 Ajarkan cara menggunakan postur dan mekanika tubuh untuk mencegah cedera selama
melakukan aktivitas fisik
 Ajarkan cara mengubah pembebanan dari satu kaki ke kaki lainnya saat berdiri
 Ajarkan penggunaan matras/kursi atau bantal, jika perlu

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan fisioterapis dalam mengembangkan rencana promosi mekanika tubuh,


jika perlu

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A.(2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Elsevier.

Wilkinson, J. M., Treas L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Foundamentals of Nursing (3th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Promosi Pengasuhan
Definisi

Memfasilitasi orang tua, anggota keluarga dan/atau pengasuh dalam memberikan dukungan dan
perawatan yang komprehensif bagi keluarga yang mengalami atau berisiko mengalami masalah
kesehatan

Tindakan
Observasi

- Identifikasi keluarga risiko tinggi dalam program tindak lanjut


- Monitor status kesehatan anak dan status imunisasi anak

Terapeutik

- Dukung ibu menerima dan melakukan perawatan pre natal secara teratur dan sedini
mungkin
- Lakukan kunjungan rumah sesuai dengan tingkat risiko
- Fasilitasi orang tua dalam memiliki harapan yang realistis sesuai tingkat kemampuan dan
perkembangan anak
- Fasilitasi orang tua dalam menerima transisi peran
- Berikan bimbingan antisipasi yang diperlukan sesuai dengan tahapan usia perkembangan
anak
- Fasilitasi orang tua dalam mengidentifikasi temperamen unik bayi
- Tingkatkan interaksi orang tua-anak dan berikan contoh
- Fasilitasi orang tua dalam mendapatkan dukungan, dan berpartisipasi dalam parent group
programs
- Fasilitasi orang tua dalam mengembangkan dan memelihara sistem dukungan sosial
- Sediakan media untuk mengembangkan keterampilan pengasuhan
- Fasilitasi orang tua mengembangkan keterampilan sosial dan koping
- Fasilitasi mengatur penitipan anak, jika perlu
- Fasilitasi penggunaan kontrasepsi

Edukasi

- Ajarkan orang tua untuk menanggapi isyarat bayi

Referensi

Hockenberry, J. M., Wilson, D. (2013). Wong's Essentials of Pediatric Nursing 9th.ed. elsevier

Taylor, C. M., & Ralph, S. M. (2003). Nursing Diagnosis Cards (10th ed). Lippincott Williams & Wilkins

Toseland,R.W., Haigler, H. D., Monahan, D.J. (2011). Education and Support Programs for Caregivers.
Springer

Ulfsdotter, M., Enebrink, P., Lindberg, L. (2014). Effectiveness of Universal Health-Promoting


Parenting Program: a Randomized Waitlist-Controlled Trial of All Children on Focus. BMC Public
Health. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles.

Promosi Perilaku Upaya Kesehatan


Definisi

Meningkatkan perubahan perilaku penderita/klien agar memiliki kemauan dan kemampuan yang
kondusif bagi kesehatan secara menyeluruh baik bagi lingkungan maupun masyarakat sekitarnya.

Tindakan
Observasi

- Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan

Terapeutik

- Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan


- Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan

Edukasi

 Anjurkan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


 Anjurkan memberi bayi ASI Eksklusif
 Anjurkan menimbang balita setiap bulan
 Anjurkan menggunakan air bersih
 Anjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
 Anjurkan menggunakan jamban sehat
 Anjurkan memberantas jentik di rumah seminggu sekali
 Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
 Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
 Anjurkan tidak merokok di dalam rumah

Referensi

Anderson & McFarlane (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Healtg/Lippincott. William & Wilkins.

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA:
Pearson Education.

Perry, A. G. & Potter, P. A.(2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier.

Stanphone, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population - Centered Health Care in
the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.

Wilkinson, J. M., Treas L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Foundamentals of Nursing (3th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Promosi Perkembangan Anak


Definisi
Meningkatkan dan memfasilitasi kemampuan orangtua/pengasub untuk
mengoptimalkan perkembangan motorik kasar, motorik halus, nahasa, kognitif,
sosial dan emosianal pada usia prasekolah dan usia sekolah.

Tindakan

Observasi
- Identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak.
Terapeutik
- Fasilitasi hubungan anak dengan teman sebaya
- Dukung anak berinteraksi dengan anak lain.
- Dukung anak mengekspreksikan perasaanya secara positif.
- Dukung anak dalam bermimpi atau berfantassi sewajarnya.
- Dukung partisipasi anak disekolah, ekstrakulikuler dan aktiviitas
komunitas.
- Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak.
- Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai anak.
- Bacakan cerita/dongeng untuk anak.
- Diskusikan bersama remaja tujuan dan harapannya.
- Sediakan keempatan dan alat-alat untuk menggambar, melukis, darn
mewarnai.
- Sediakan mainan berupa puzzle.
Edukasi
- Jelaskan nama-nama benda obyek yang ada di lingkungan sekitar.
- Ajarkan pengasuh milestones perkembangan dan prilaku yang dibentuk.
- Ajarkan sikap kooperatif, bukan kompetisi diantara anak.
- Ajarkan anak car meminta bantuan dari anak lain, jika perlu
- Ajarkan teknik asertif pada anak dan remaja.
- Demonstrasikan kegiatan yang meningkatkan perkembangan pada
pengasuh
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perlu

Referensi
Corkin, D., Ligget, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young
People”s Nursing (1th sd), USA : Wiley-Blackwell:
Hockenberyy, M. J. and Wilson, D. (2014). Wong”s Nursing Care of Infants and
Children. ST. Louis : Mosby Elsevier.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing; Population –
Centered Health Care in the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science
Devision.
Promosi Perkembangan Remaja
Definisi
Meningkatkan perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional dari masa anak-
anak ke masa remaja.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi tahap perkembangan remaja
Terapeutik
- Sediakan bimbingan dan konseling kesehatan remaja pada remaja dan
keluarga/orang.
- Tingkatkan personal hygiene dan penampilan diri.
- Dukung parsitipasi dalam olahraga yang aman secara teratur.
- Fasilitasi kemampuan pembuatan keputusan.
- Dukung keterampilan komunikassi.
- Dukung keterampilan sikap asertif.
- Fasilitasi rasa tanggung jawab pada diri dan orang lain.
- Dukung respon anti-kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
- Dukung perkembangan dan pertahankan hubungan sosial.
- Dukung aktivitas ekstrakulikuler.
Edukasi
- Jelaskan perkembangan normal remaja
- Ajarkan untuk mengenali masalah keshatan dan penyimpangan pada
masa remaja (mis. Anemia, masalah kesehatan gigi, kematangan seksual
abnormal, alcohol, rokok, penyalahgunaan obat-obatan, gangguan citra
tubuh, harga diri rendah)
- Ajarkan strategi pencegahan penyalahgunaan obat, alcohol dan rokok
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling atau hipnoterapi jika perlu

Referensi
Corkin, D., Ligget, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young
People”s Nursing (1th sd), USA : Wiley-Blackwell.
Gage, D. J., Everett, K. D., Bullock (2006). Integrative Review of Parenting in
Nursing Research. Journal of Nursing Scholarship:38:1, 56-62. Hockbenberry, M. J.
and Wilson, D (2014). Wong”s Nursing Care of Infants and Childern. St. Louis
Mosby Elsevier.
Situarf, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed). St.
Louis: Mosby.

Promosi Perlekatan
Definisi
Meningkatkan dan mempertahankan perlekatan atau latch on secara tepat.

Tindakan
Observasi
- Monitor kegiatan menyusul.
- Identifikasi kemampuan bayi menghisap dan menelan asi.
- Identifikasi payudara ibu (mis. Bengkak,putting lecet, mastitis, nyeri pada
payudara)
- Monitor perlekatan saat menyusui (mis. Aerola bagian bawah lebih kecil
daripada aerola bagian atas, mulut bayi terbuka lebar, bibir bayi terputar
keluardari dagu bayi menempel pada payudara ibu)
Terapeutik
- Hindari memegang kepala bayi
- Diskusikan dengan ibu masalah selama proses menyusui.
Edukasi
- Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi
- Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar bayi dapat menyentuh
payudara ibu
- Anjurkan bayi yang mendekati kearah payudara ibu dari bagian bagian
bawah
- Anjurkan ibu untuk memegang payudara menggunakan jarinya seperti
huruf “C” pada posisi jam 12-6 atau 3-9 saat mengarahkan ke mulut bayi
- Anjurkan ibu untuk menyusui menunggu mulut bayi terbuka leher
sehingga aerola bagian bawah dapat masuk sempurna.
- Ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusui

Referensi
Iden, K. R., Lowdemik, d. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Materrity and
Women”s Health Care-E-Ebook, Elsevier Health Science.
Lowdemik , D. L., Perry, S. E., & Cashion, M. C., (2014). Materityy Nursing, Elsevier
Helath Sciences.
Viera, F., Bachion, M. M, Mota, D. D. C., & Munari, D. B. (2013). A systematic rivew
of the interventions for nelpple trauma in breastfieeding mothers.Journal of Nursing
Scholarship, 45(2), 116-125.
WHO (2011) Berastfeeding Counselfor Training Course.

Promosi Proses Efektif Keluarga


Definisi
Melakukan tindakan untuk mempertahankan dan meningkatan proses dalam
keluarga
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tipe proses keluarga
- Indetifikasi masalah atau gangguan dalam proses keluarga
- Identifikasi kebutuhan perawatan mandiri di rumah untuk klien dan tetap
beradaptasi dengan pola hidup keluarga
Terapeutik
- Pertahankan interaksi yang berkelanjutan denagn anggota keluarga
- Motivasi anggota keluarga untuk melakukan aktivitas bernama seperti
makan bersama, diskusi bernama anggota.
- Fasilitasi anggota keluarga melakukan kunjungan rumah sakit
- Susun jadwal aktivitas perawatan mandiri di rumah untuk mengurangi
gangguan rutinitas keluarga
Edukasi
- Jelaskan strategi mengembalikan kehidupan keluarga yang normal
kepada anggota keluarga
- Diskusikan dukungan sosial dari sekitar keluarga
- Latih keluarga manajemen waktu jika perawatan di rumah dibutuhkan

Referensi
Abdollahzadeh, N., & Samami, S. (2010). The family processes. Family content and
adolescence emotional problems procidia – Social and Behavioral Science, 5, 733-
737 https://doi.org/10.10/j.sbspro.2017.07.174
Ayora, C Torres, V., de la Vara, J. L., & Petechano, V. (2016). Variability
management in process families through change pettem information and Software
Techonolgy, 74, 86-104. https://doi.org/j.insof.2016.01.007
Li, M., Jhonson, S. B., Musci, R. J., 7 Riley, A. W. (2017). Perceived neighborhood
quality, family process, and trajectories of child and adolestcent externalizing
behaviors in the Untied States. Social Science & Medicine, 192, 152-161.
https://doi.org/10.1010/j.socscimed.2017.07.027
Yeung, J. W. K., Chen, H.-F., Lo.H. H. M., & Choi, A. W. M. (2017). Relative Effects
of Parenting Pracites on Child Development in the Context of Family Processes.
Revista de Psicodidactica (English Ed), 22(2), 102-110.
https://doi.org/10.1016/j.psicoe.2017.05.003.

Promosi Resiliens I.134978

Definisi

Meningkatkan pengembangan, penggunaan, penguatan dan pelindung untuk faktor-faktor yang akan digunakan keluarga
dalam mengatasi stresor .
Tindakan

Observasi

-Monitor penetapan peraturan, norma, dan konsekuensi yang konsisten

Terapeutik

-Fasilitasi dukungan dan keterlibatan keluarga

-Kembangkan rutinitas dan tradisi keluarga (mis. Rekreasi, makan bersama)

-Yakinlah bahwa keluarga sebagai sumber sarana dan pendukung

-Fasilitasi komunikasi keluarga

-Libatkan keluarga dalam aktivitas di masyarakat (mis. sukarelawan)

-Sepakati model keluarga/masyarakat dalam berperilaku secara umum

-Libatkan masyarakat dalam program remaja

-Fasilitasi pengembangan dan penggunaan sumber daya lingkungan

-Motivasi mengejar prestasi yang diinginkan

-Motivasi pencapaian perilaku kesehatan yang positif

-Motivasi mengembangkan menjalin persahabatan

-Motivasi mengembangkan kesadaran sosial

-Motivasi remaja/ keluarga/ masyarakat dalam mengembangkan kepercayaan diri

Edukasi

-Anjuran keluarga terlibat dalam kegiatan anggota keluarga lainnya

-Anjuran keluarga memberikan suasana belajar kondusif

-Anjuran keluarga untuk menghargai prestasi yang dicapai

-Anjuran keluarga/ masyarakat untuk menghargai kesehatan

-Anjuran keluarga dalam menentukan harapan sesuai usia

-Anjuran mengikuti program yang tersedia dan terjangkau

-Latih keterampilan asertif dalam membuat keputusan dan bersosialisasi


Referensi

Gail, W. (2009). A review of the resilience scale. Journal of Nursing Measurement, 17(2), 105-13.

https://search.proquest.com/206364068?accountid=17242

Kaakinen, J.R., Ceohlo, D.P., Steele, R., Tobacco, A., & Hannason, S.H.H.(2015). Family Health Care Nursing:

Theory, Practice, and Research (5th ed). Philadelphia: F.A. Davis Company.

Richardson, G. E. (2002). The metatheory of resilience and resiliency. Journal of Clinical psychology,

58(3), 307-321.

Promosi Sistem Pendukung I.09313

Definisi

Meningkatkan pemberian pertolongan kepada pasien bersama keluarga, teman, dan masyarakat.

Tindakan

Observasi

-Identifikasi respon psikologis terhadap situasi dan ketersediaan sistem pendukung

-Identifikasi sumber daya untuk ketersediaan pengasuh

-Monitor situasi keluarga saat ini dan sistem pendukung

Terapeutik

-Berikan dukungan dan caring dalam pelayanan

-Motivasi berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan masyarakat


-Motivasi membina hubungan dengan pihak yang memiliki kebutuhan yang sama

-Libatkan keluarga, orang penting, dan teman dalam perawatan

Edukasi

-Jelaskan hambatan pada sistem pendukung

-Informasikan jaringan sosial yang tersedia

-Informasikan tingkat sistem pendukung (mis. Keluarga, teman dan masyarakat)

-Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan

Kolaborasi

-Rujuk ke kelompok swadaya

-Kolaborasi dengan program pencegahan atau pengobatan berbasis masyarakat, jika perlu

Referensi
Berman, A, Snyder, S. & Fradsen, G.(2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA :

Pearson Education.

Yeb, S., Jeng, B,. Lin, L., Ho, T., Hsiao, C., Lee, L, & Chen, S.L. (2009). Implementation and evaluation of

a nursing process support system for long-term care: A Taiwanese study. Journal of Clinical Nursing, 18(22),

3089.

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K.& Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.).Philadelphia: F. A.

Davis Company.

Promosi Sosialisasi I.13498

Definisi
Meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Tindakan

Observasi

-Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain

-Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain

Terapeutik

-Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan

-Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan


-Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dalam kegiatan berkelompok

-Motivasi berinteraksi di luar lingkungan (mis. Jalan jalan, ke toko buku)

-Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain

-Diskusikan perencanaan kegiatan di masa depan

-Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri

-Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan kemampuan

Edukasi

-Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap

-Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan

-Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain

-Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan menghormati hak orang lain

-Anjurkan penggunaan alat bantu (mis,kacamata dan alat bantu dengar)

-Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil untuk kegiatan khusus

-Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

-Latih mengekspresikan marah dengan tepat

Referensi

Gaertner, A. E., Fite, P. J., & Colder, C. R.(2011). Moderating effect of intimate exchange on delinquent Socialization

processes. The Journal of Early Adolescence, 31(2), 258. Retrieved from :

https://search.proquest.com/docview/862044297?accountid=17242

Hawkins, J., Kosterman, R., Catalano, R., Hill, K., & Abbot, R.(2005). Promoting positive adult functioning through

social development intervention in childhood. Archives of Pediatric and Adolescent Medicine, 159(1), 25-32.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St. Louis: Mosby.

Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medication. (9th ed.). Philadelphia: F. A.

Davis Company.

Promosi Teknik Kulit Ke Kulit I.14577

Definisi

Meningkatkan kontak kulit antara ibu dan bayi secara langsung agar bayi dapat menyusu.

Tindakan

Observasi

-Monitor pernafasan bayi

-Monitor tanda vital dan pendarahan setelah melahirkan


Terapeutik

-Berikan ibu kesempatan untuk rawat gabung atau rooming in

-Berikan posisi semi Flower setelah berada di ruang rawat postpartum

-Buka pakaian bayi, pasang popok dan topi bayi

-Letakkan bayi dengan posisi tengkurap diantara payudara ibu

-Berikan kehangatan dengan menyelimuti punggung bayi

-Berikan kesempatan pada bayi untuk menyusu sampai selesai tanpa interupsi

-Letakkan bayi disamping ibu atau letakkan ditempat tidur bayi disamping tempat tidur ibu

Terapeutik

-Anjurkan ibu membuka pakaian bagian atas

-Anjurkan ibu menghindari untuk membersihkan keringat di dada

-Anjurkan memberikan kesempatan menyusu lebih dari 1 jam atau sampai bayi menunjukkan bayi menunjukkan tanda
tanda siap menyusu

Referensi

Gouchon, S., Gregori, D., Picotto, A., Patrucco G., Nangeroni, M., & Di Giulio, P. (2010). Skin-to-skin contact after

Cesarean delivery: an experimental study. Nursing research, 59(2), 78-84.

Moore, Elizabeth R., Gene C. Anderson, Nils Bergman, and Therese Dowswell (2012). Early skin-to-skin contact for

Mothers and their healthy newborn infants. Cochrane Database syst Rev 5, 3.

Stevens, J., Schmied, V., Burns, E., & Dahlen, H. (2014). Immediate or early skin-to-skin contact after a Caesarean

Section: a review of the literature. Maternal & child nutrition, 10(4), 456-473.
NAMA : Mia Yuliana Permata Sari
KELAS : 1A
NIM : J210200061
ABSEN : 46
PROMOSI RESILIENS (hlm : 384)
Definisi
Meningkatkan pengembangan, pengunaan, penguatan, dan pelindung untuk
faktor faktor yang akan di gunakan keluarga dalam mengatasi stresor.
Tindakan
Observasi
- monitor penetapan peraturan, normal dan konsekuensi yang konsisten
Terapeutik
- fasilitas dukungan dan ketertiban keluarga
- kembangkan rutinitas dan tradisi keluarga ( misal rekreasi, makan bersama)
- yakinkan bahwa keluarga sebagai sumber sarana dan pendukung
- fasilitas komunikasi keluarga
- libatkan keluarga dalam aktivitas di masyarakat (misal. Sukarelawan)
-sepakati model keluarga/masyarakat dalam Berperilaku secara umum
-libatkan masyarakat dalam program remaja
- fasilitas pengembangan dan penggunaan sumber daya lingkungan
- motivasi mengejar prestasi yang di inginkan
- motivasi pencapaian perilaku kesehatan yang positif
-motivasi mengembangkan menjalin persahabatan
- motivasi mengembangkan kesadaran sosial
- motivasi remaja/keluarga/Masyarakat dlalan mengembangkan kepercayaan
diri
Edukasi
- Anjurkan keluarga terlibat dalam kegiatan Anggota keluarga lainnya
- Anjurkan keluarga memberi suasana belajar kondusif
- Anjurkan keluarga untuk menghargai prestasi yang dicapai
- Anjurkan keluarga/Masyarakat untuk menghargai kesehatan
-Anjurkan keluarga dalam menentukan harapan sesuai usia
- Anjurkan mengikuti program yang tersedia dan terjangkau
-latihan keterampilan asertif dalam membuat keputusan dan bersosialisasi.
Referensi
Garl., W. (2009). A review of the resilience scale, journal of Nursing
measurement, 17(2)., 105-13.https://search. Proquest.
Com/docview/206364068? accountid=17242
Kaakinen J, R., Coehlo, D, P., Steele, R., Tabacco, A., &Hanson, S.M.H.(2015).
Family health care nursing. Theory, practice, and Research (5th ed).
Philadelphia;F.A.Davls company
Richardson, G. E. (2002) the melatheory of resilience and resiliency. Journal id
Clinical Psycholc gy., 58(3), 307-321.

PROMOSI SISTEM PENDUKUNG (hlm : 385)


Definisi
Meningkatkan pemberian pertolongan kepada pasien bersama keluarga,
teman, dan masyarakat.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi respon psikologis terhadap situasi dan ketersediaan sistem
pendukung
- identifikasi sumber daya untuk ketersediaan pengasuh
- monitor situasi keluarga saat ini dan sistem pendukung
Terapeutik
-berikan dukungan dan caring dalam pelayanan
- motivasi berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan masyarakat
- motivasi membina hubungan dengan pihak yang memiliki kebutuhan yang
SMA
- libatkan keluarga, orang penting, dan teman dalam perawatan
Edukasi
-jelaskan hambatan pada sistem pendukung
- informasikan jaringan sosial yang tersedia
-informasikan tingkat sistem pendukung (misal : keluarga, teman, dan
masyarakat)
- Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
Kolaborasi
- Rujuk ke kelompok swadaya
- kolaborasi dengan program pencegahan atau pengobatan berbasis
Masyarakat jika perlu
Referensi
Berman, A., Snyder, S. &Fradsen, G. (2016). Kozier&Erb's Fundamentals of
nursing (10th ed). USA. Lepasin Education
Ye, S., Jeng, B., Lin, L., HO, T., Hsiao, C., Lee, L., &chen, S. l. (2009)
implementation and evaluation of a nursing process support system for long-
term care: A Taiwanese study. Journal of clinical nursing. 18(22), 3089
Wilkinson, J., M., Trews, L. s., Barnetr, K. &Smith, M. H. (2016). Fundamentals
of Nursing (3nd ed) philadelphia:F.A.Davis Company

PROMOSI SOSIALISASI (hlm : 385 yang bawah)


Definisi
Meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Tindakan
Observasi
-Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain
-identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
Terapeutik
-Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
-Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
- Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok
- Motivasi berinteraksi di luar lingkungan (misal : Jalan jalan, ke toko buku(
-Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang
lain
-Diskusikan perencanaan kegiatan di masa depan
- Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri
- Berikan umpan balik positif bagi setiap peningkatan kemampuan
Edukasi
-Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
- Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan Masyarakat
- Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
; anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan menghormati hak orang lain
- Anjurkan pengunaan alat bantu (misal : kacamata, dan alat bantu dengar)
-Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil untuk kegiatan khusus
-latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
- latihan mengekspresikan marah dn tepat
Referensi
Gaertnee, A. E., Fite, P. J., Colder, C. R. (2011). Moderating effect of intimate
exchange on delinquent socialization processes. The journal of Early
Adolescrence, 31(2), 258. Retrieved from
https://search.proquest.com/docview/862044297?account id=17242
Hawkins, J., Kosterman, R., Catalano, R., Hill, K., &Abbott, R. (2005). Promoting
positive adult functionting throught social development intervention in
childhood. Archives of pediatric and adolescent Medicine, 159(1). 25-32
Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of psychiatric Nursing (10th ed).
Stasiun. Louis: Mosby. Townsend, M. (2014). Psychiatric nursing: Assessment,
Care plans, and medication. (9th ed). Philadelphia F. A. Davis company.
PROMOSI TEKNIK KULIT Ke KULIT (hlm : 386)
Definisi
Meningkatkan kontak kulit antara ibu dn bayi secara langsung agar bayi dapat
menyusui
Tindakan
Observasi
-Monitor pernapasan bayi
- Monitor tanda vital dan perdarahan setelah melahirkan
Terapeutik
- Berikan ibu kesempatan untuk rawat gabung atau Roaming in
- Berikan posisi semi Fowler setelah berada di ruang rawat Postpartum
- Buka pakaian bayi , pasang popok dan topi bayi
-Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di antara payudara ibu
- Berikan kehangatan dengan menyelimuti punggung bayi
- Berikan kesempatan pada bayi untuk menyusu sampai selesai tanpa interupsi
- Letakkan bayi di samping ibu atau di letakkan tempat tidur bayi di samping
tempat tidur ibu
Terapeutik
-Anjurkan ibu membuka pakaian bagian atas
- Anjurkan ibu menghindari untuk membersihkan keringat di dada
- Anjurkan memberikan kesempatan menyusu lebih dari 1 jam atau sampai
bayi menunjukkan tanda tanda siap menyusu
Referensi
Gouchon, S, Gregori, D., Picotto, A., Patrucco, G., Nangeroni, M., &Di Giulio, P.
(2010). Skin- to-skin contact after cesarean delivery: an experimental study.
Nursing research, 59(2), 78-84
Moore, Elizabeth R., Gene C. Anderson, Nils Bergman, and Therese Dowswell
(2012). Early skin-to-skin contact format mothers and their healthy Newton
infanteri. Cochrane Database Syst Rev. 5,3
Stevents J., Schmied, V., Burns, E., &Dahlen, H. (2014). Immediate or early skin-
to-skin contact after a caesarean section: a review of the literature. Maternal
&child Nutrition, 10(4) , 456;473

Reduksi Ansietas
I.09314

Definisi
Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.kondisi, waktu, stressor)
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan dating
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan tidak melakukan kegiatan yang kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalih untuk mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

Referensi
Boyd, M.A.(2011).Psychiatric Nursing: Contenporary Practice (5 th ed.).Philadelphia.Lippincott
Williamas & Wilkins
Kough,M.E.&Schmidt, N.B.(2012).Refinement of a brief anxiety sensivity reduction
intervention. Jurnal of Consulting and Clinical Psychology, 80(5),766-772.
https://doi.org/10.1037/a0027961.
Song, Y,& Lindquist, R.(2015). Effect of mindfullnes-Based stress reduction on depression,
anxiety, stress and mindfullnes in Korean nursing student. Nurse Education
Today,35(1),86.
Townsend,M. (2014). Psychiatric Nursing: Assesment, Care Plans, and Medication. (9 th ed.)
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Regulasi Temperatur
I.14578

Definisi
Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal

Tindakan
Observasi
- Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5 derajat C-37,5 derajat C)
- Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu
- Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan dan nadi
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia
Terapeutik
- Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
- Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang kuat
- Bedong bayi segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
- Masukan bayi BBLR kedalam plastik segera setelah lahir (mis. Bahan polyethylene,
polyurethane)
- Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir
- Tempatkan bayi baru lahir dibawah Radiant Warmer
- Pertahankan kelembaban incubator 50% atau lebih untuk mengurangi kehilangan
panas karena proses evaporasi
- Atur suhu incubator sesuai kebutuhan
- Hangatkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan kontak dengan bayi(mis. Selimut,
kain bedong, stetoskop)
- Hindari meletakan bayi didekat jendela terbuka atau diarea aliran pendingin ruangan
atau kipas angina
- Gunakan matras penghangat, selimut hangat, dan penghangat ruangan untuk
menaikan suhu tubuh, jika perlu
- Gunakan Kasur pendingin, water circulating blankets, ice pack, atau gel pad dan
intravascular cooling chateterizaton untuk menurunkan suhu tubuh
- Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
Edukasi
- Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan heat stroke
- Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar udara dingin
- Demonstrasikan teknik perawat metode kanguru (PMK) untuk bayi BBLR
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu

Referensi
Hockenberry,M.J, & Wilson D.(2009). Wong’s:Essentials pediatric nursing.
8th.ed.St.Louis:Mosby.
Taylor,C.M, & Ralph, S.M. (2003). Nursing Diagnosis Cards (10th ed).Lippincott Williams &
Wilkins.
Smith, J, Usher, K., G. Buettner,P.(2013). Aplication of Plastik Wrap to Improve
Temperatures in Infant Born Less Than 30 Weeks Gestation: A Randomized Controled Trial.
Neonatal Network; 32.4:235-45
Smith, J. Usher , K, Alcock, G.(2013). Temperature Measurement in the Preterm and Term
Neonate; A Review of the Literature. Neonatal Network; 32.1:16-25
Rehabilitasi Jantung 1.02081

Definisi
Mengelola periode pemulihan fungsi jantung setelah mengalami gangguan yang berakibat
pada ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen miokard, serta meminimalkan
kejadian serangan, perilaku beresiko dan dampak psikososial.
Tindakan
Observasi
- Monitor tingkat toleransi aktivitas
- Periksa kontraindikasi latihan (takikardia>120x/menit, TDS > 180 mmHg, TDD >110
mmHg, hipotensi ortostatik > 20 mmHg, angina, dispnea, gambaran EKG iskemia,
blok atrioventikuler derajat 2 dan 3, takikardia ventrikel)
- Lakukan skrining ansietas dan depresi, jika perlu
Terapeutik
- Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 1 (inpatient)
- Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 2 (outpatient)
- Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 3 (maintenance)
- Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 4 (long term)
Edukasi
- Jelaskan rangkaian fase-fase rehabilitasi jantung
- Anjurkan menjalani latihan sesuai toleransi
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk modifikasi faktor risiko (mis. Latihan, diet,
berhenti merokok, menurunkan berat badan)
- Anjurkan pasien dan keluarga mematuhi jadwal kontrol kesehatan
Referensi
American Collage of Sport Medicine (ACSM). (2014).ACSM’s guidelines for exercise testing
and prescription (9th ed.). Phiadelphia, PA: Lippincott Williams and Wilkins.
Burns, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed.). New York: McGraw-
Hill Education.
Kim, J. G. (2016). Phase II Cardiac Rehabilitation Participant’s Perception of Nurse Caring
Correlated With Participant’s Depressions, Anxiety, and Adherence, International
Journal Fof Human Caring, 20(4), 213-219.
Rion, J.H. (2016). The Walk to Save. Benefits of Inpatient Cardiac Rehabilitation. MEDSURG
Nursing, 25(3), 159-162
Susan, Erika, Sandra, Elizabeth (2010). Cardiac Nursing (6th ed.) Philadephia: Wolter Kluwer
Health / Lippincott Williams & Wilkins.
Rekonsiliasi Obat
I.14579

Definisi
Mengidentifikasi kesesuaian program pengobatan dengan obat yang diterima oleh pasien
untuk mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi obat yang sedang dan akan digunakan pasien, (mis. Nsms obat, dosis,
frekuensi, rute, obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan, dan dihentikan, riwayat
alergi, efek samping obat yang pernah terjadi)
Terapeutik
- Komparasikan data obat yang pernah, sedang dan akan digunakan
- Lakukan komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat
mengenai perubahan terapi yang terjadi.
Kolaborasi
- Konsultasikan kepada medis jika menemukan ketidaksesuaian
- Kolaborasi dengan apoteker yang bertanggung jawab terhadap informasi obat yang
diberikan

Referensi
Jane H. Barnstein, Patient Safety and Quality: An Evidence-Based Handbook for Nurses,
Chapter 38Medication Reconciliation, National Center for
Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine8600 Rockville Pike,
Bethesda MD, 20894 USA.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
Stephanie K. Mueller, Kelly Cunningham Sponsler, Sunil Kripalani, and Jeffrey Schnipper
(2013). Hospital- Based Medication Reconsiliation Practices: A Systematic Review,
National Center for Biotechnology Informasion, U.S. National Library of Medicine8600
Rockville Pike, Bethesda MD, 20894 USA

Restrukturisasi Kognitif
Definisi

Memfasilitasi mengubah pola pikir terdistorsi, melihat diri sendiri dan dunia secara realistis.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi interpretasi yang keliru tentang penyebab stres yang dirasakan.

- Buat cara pandang atau penyelesaian alternatif terhadap situasi.

- Fasilitasi menerima kenyataan terhadap pernyataan diri yang membangkitkan emosi (aurosal).

- Tetapkan pikiran distorsi yang dialami (over generalisasi, pembesaran, personalisasi).

- Buat label pada perubahan emosi (marah, gelisah, putus asa).

- Dukung sistem kepercayaan untuk melihat situasi dengan cara yang berbeda.

Edukasi

- Ajarkan mengidentifikasi stressor yang menyebabkan stres (situasi, kejadian, interaksi dengan
orang lain).

- Diskusikan ketidakmampuan yang menyebabkan pernyataan diri irasional.

- Diskusikan sistem kepercayaan yang mempengaruhi status kesehatan.


- Diskusikan pernyataan yang menggambarkan untuk melihat situasi dari sudut pandang yang
berbeda.

- Latih menerima kenyataan dan pernyataan diri yang mengakibatkan stress.

- Latih mengekspresikan emosi yang dirasakan (marah, cemas, keputusasaan).

- Latih mengubah pernyataan diri irasional menjadi rasional.

- Latih melawan persepsi atau pikiran distorsi.

Referensi
Boy, M.A. (2011). Psychiatric Nursing. Contemporary practice (5th ed). Philadelphia: Lippilncott Williams Wilkins.

Nosal, C. (2009). The structure and regulative function of the congnitive styles: A new theory. Polls psychological bulletin, 40 (3), 122.
Doi:http://dx.doi.org/10.2478/v10059-010-0016-0.

Stuart,G.W.(2013). Principles and practice of psychiatric Nursing (10th ed). St. Louis. Mosby.

Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care plans, and Medications. (9th ed). Philadelphia: F.A. Davis company.

Resusitasi Cairan
Definisi

Memberikan jalan intravena dengan cepat sesuai indikasi.

Tindakan

Observasi

- identifikasi kelas yuk untuk estimasi kehilangan darah

- monitor status hemodinamik.

- monitor kelebihan cairan.

- monitor output cairan tubuh (urine, cairan nasogastrik, cairan sel selang dada.

- monitor nilai BUN, kreatinin, protein total dan albumin, jika perlu.

- monitor tanda dan gejala edema paru.

Terapeutik

- pasang jalur IV berukuran besar (nomor 14/16).

- berikan cairan infus kristaloid 1-2L pada dewasa.

- berikan cairan infus distaloid 20 mL/kgBB pada anak.

- lakukan cross matching produk darah.

Kolaborasi

- kolaborasi penentuan jenis dan jumlah cairan (kritaloid, koloid).

- kolaborasi pembentukan produk darah.

Referensi
Burns, S.M.(2014).AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed). New York: McGraw-Hill Education.

Cole,E.(2009). Trauma care, essentials clinical skills for nurses. UK:wiley-blackwell.

Derr. P. MoEvoy. M.&Tardiff, J.(2014). Emergency & Critical care (8th ed). USA: jones&barlett learning.

ENA(2007). Emergency Nursing care curriculum (6th ed). USA: sauders elsevier.

Graves, I., & Porter,k.(2007). Oxford handbook of pre-hospital care. New York: Oxford university press

Resusitasi Janin
Definisi

Memberikan tindakan yang cepat dan tepat untuk mempertahankan perfusi plasenta ke janin.

Tindakan

Observasi

-Monitor denyut jantung janin

-Monitor tanda-tanda denyut jantung janin normal (bradikardia, takikardia, deselerasi, deselerasi
lambat, deselerasi berkepanjangan dan pola sinusoidal)

-Monitor tanda vital ibu dan janin.

Terapeutik

-Gunakan kewaspadaan universal

-Reposisi ibu ke posisi lateral

-Berikan oksigen 6 sampai 8 liter, sesuai indikasi

-Berikan bolus cairan IV, sesuai indikasi

-Tenangkan ibu dan keluarga

-Berikan posisi lateral kiri selama kala 2 persalinan untuk memperbaiki perfusi plasenta.

-Antisipasi kondisi persalinan segera.

Edukasi

-Jelaskan tujuan dan prosedur resusitasi janin.

-Informasikan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan oksigenasi janin.

Kolaborasi

-Kolaborasi pemberian induksi oksitosin sesuai indikasi.

-Kolaborasi pemberian politik untuk mengurangi kontraksi sesuai indikasi.

-Kolaborasi amnioinfusi sesuai indikasi.

Referensi
Bullens, L. M., Van runnard heimel, p.j van der hout-van, M.B.,& oel,S.G. (2015). Intervetions for
intrauterine resuscitation in suspected fetal distress during term labor: a systematic review
obstetrical&gynecological survey, 70(8),524-539.

Hamel, M.S, Anderson, B. L. & Rouse,. D. J.(2014), oxygenfor intrauterine resuscitation: of unproved
benefit and potentially harmful, American journal of obstetrics and gynecology, 211(2),124-127.

Wilson. B., Burt, B., Baker, B., Clark, S. L., Belfort., M.,& Gandhi. M.(2016). Fetal heart rate
monitoring during surgical correction of spontaneous pneumothorax during pregnancy: lessons in
utero resuscitation. Obstetrics & gynecology.127(1),136-138.

Resusitasi Jantung Paru


Definisi

Memberikan pertolongan pertama pada kondisi henti nafas dan henti jantung dengan teknik
kombinasi kompresi pada dada dan bantuan nafas.

Tindakan

Observasi

-identifikasi keamanan penolong, lingkungan dan pasien.


-identifikasi respon pasien (memanggil pasien, menepuk bahu pasien).

-monitor nadi karotis dan nafas setiap 2 menit atau 5 siklus RJP

Terapeutik

-pakai alat pelindung diri

-aktifkan emergency medical system atau berteriak minta tolong

-posisikan pasien telentang di tempat datar dan keras.

-atur posisi penolong berlutut di samping korban.

-raba nadi karotis dalam waktu <10 menit

- berikan rescue breathing jika ditemukan ada nadi tetapi tidak ada nafas.

-kompresi dada 30 kali dikombinasikan dengan bantuan nafas (ventilasi) dua kali jika ditemukan
tidak ada nadi dan tidak ada nafas.

-kompresi dengan tumit telapak tangan menumpu di atas telapak tangan yang lain tegak lurus pada
pertengahan dada (seperdua bahwa sternum).

-kompresi dengan kedalaman kompresi 5 sampai 6 cm dengan kecepatan 100 sampai 120 kali per
menit.

-bersihkan dan buka jalan nafas dengan head tilt - Chin lift atau jaw thrust (jika curiga cedera
servikal).

-berikan bantuan nafas dengan menggunakan bag valve mask dengan teknik EC-Clamp.

-kombinasikan kompresi dan ventilasi selama 2 menit atau sebanyak 5 siklus.

-hentikan RJP jika ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan, penolong yang lebih mahir datang,
ditemukan adanya tanda-tanda kematian biologis, do not resuscitation (DNR)

Edukasi

-jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga atau pengantar pasien

Kolaborasi

-kolaborasi tim medis untuk bantuan hidup lanjut.

Referensi
Burns, S.M.(2014).AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th ed). New York: McGraw-Hill Education.

Derr,P,. McEvoy. M. & Tarddlff, j.(2014). Emergency & critical care(8th ed). USA:jones & barlett
learning
ENA(2007). Emergency Nursing care curriculum (6th ed). USA: sauders elsevier.

Klelnman ME, Brennan EE, Goldberger ZD, swor RA, Terry M, Borbrow BJ, Gazmuri RJ, Travers AH,
Rea T.(2015). Part5: adult basic lofe suport and cardiopulmonary resuscitation quality:2015
American heart association guidelines update for cardiopulmonary resuscitation and emergency
cardiovascular care. Circulation, 132(suppt 2): S414-S435.
Woods, sl froelicher erd motzerz s.u & brigdes, E.J.(2010). Cardiac Nursing (6th ed). Philadelphia
wolter kluwer health: Lippilncott William & Wilkins.

Nama : Sisilia Hani Oktavira


NIM : J210209219
Halaman 396-398

Rujukan ke Kelompok Dukungan Menyusui

Defenisi

Melakukan pelimpahan pelayanan kesehatan ibu hamil dan menyusui dalam mempersiapkan dan
mempertahankan menyusui untuk mendapatkan konseling, informasi dan edukasi sehingga ibu
mendapat dukungan menyusui selama di ruang perawatan atau komunitas.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi usia kehamilan ibu

- Identifikasi motivasi dan kebutuhan ibu untuk menyusui

- Identifikasi informasi yang telah didapat seputar menyusui

- Identifikasi dukungan yang diterima selama kehamilan, persalinan dan pasca persalinan

- Identifikasi kelompok dukungan menyusui yang bersedia memfasilitasi

Terapeutik

- Diskusikan pentingnya bergabung dengan kelompok dukungan menyusui.

- Motivasi ibu untuk bergabung dengan kelompok pendukung ASI

- Rujuk ke kelompok dukungan menyusui

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur rujukan


- Anjurkan mengunjungi kelompok dukungan menyusui

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan konselor menyusui dan atau ibu yang berhasil menyusui eksklusif

Referensi

Alden, K. R., Lowdermilk, D. L., Cashion, M. C., & Perry, S. E. (2013). Maternity and Women's Health
Care E-Book. Elsevier Health Sciences.

Kaunonen, M., Hannula, L., & Tarkka, M. T. (2012). A systematic review of peer support interventions
for breastfeeding. Journal of cLinical Nursing, 21(13-14), 1943-1954.

Webel, A. R. Okonsky, J., Trompeta, J., & Holzemer, W.L. (2010). A systematic review of the
effectivenes

of peer-based interventions on health-related behaviors in adults. American journal of public health,


100(2), 247-253.

Rujukan ke Layanan Masyarakat


Definisi

Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada sumber
pelayanan kesehatan yang lebih lengkap bagi individu, keluarga dan kelompok di masyarakat.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat

- Identifikasi masalah kesehatan individu, keluarga dan kelompok masyarakat

Terapeutik

- Dampingi proses rujukan, jika pertu

- Fasilitasi memutuskan pelayanan kesehatan yang dapat dijadikan tujuan rujukan

- Fasilitasi individu, keluarga dan kelompok mempersiapkan proses rujukan (mis. administrasi,

informasi/data kesehatan)

- Berikan informasi yang akurat kepada institusi layanan yang dituju

- Fasilitasi proses tindak lanjut di masyarakat setelah rujukan

- Lakukan proses dokumentasi secara lengkap

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur rujukan

Referensi

Anderson & McFarlane. (2011). Community As Partner: Theory and Practice in Nursing Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.

Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population - Centered Health Care in
the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Division.

Rujukan ke Pelayanan Keluarga Berencana

Definisi

Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut program perencanaan kehamilan anggota keluarga kepada
institusi pelayanan keluarga berencana.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kebutuhan keluarga akan program perencanaan kehamilan


- Identifikasi potensi dan sumber-sumber kekuatan keluarga

- Identifikasi apakah peran dan fungsi kesehatan keluarga berjalan baik

Terapeutik

- Diskusikan dengan keluarga, terutama kepala keluarga tentang program KB

- Sepakati waktu bersama pasien dan keluarga untuk pertemuan awal program KB

- Berikan kesempatan individu menyampaikan masalahnya

- Fasilitasi keluarga mengidentifikasi jenis KB yang sesuai

- Fasilitasi pasien dan keluarga menyepakati pilhan program KB

- Berikan penguatan atas keputusan pasien dan keluarga

Edukasi

- Jelaskan tujuan, manfaat dan prosedur KB kepada seluruh anggota keluarga

Referensi

Allender, J.A. dan Spradley, B.W. (2005). Community health nursing promoting and protecting the
public's health. Sixth edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Anderson & McFarlane. (2011).Community As Partner: Theory and Practice In Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.

Deatrick, J. A. (2006). Family partnerships in nursing care. In M. Craft- Rosenberg & M. Krajicek
(Eds.), Nursing excellence for children & families. New York: Springer.

Friedman, et al. (2010). Family Nursing: Research, Theory and Practice. (Fifth Edition). New Jersey:
Prentice Hall.

Stanhope, M. & Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population Centered Health Care in the
Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Division
Rujukan ke Perawat Enterostoma

Definisi

Melakukan kolaborasi dengan perawat enterostoma dalam penanganan pasien dengan stoma.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kondisi pasien (mis. rencana pembuatan stoma, stoma abnormal)

Terapeutik

- Siapkan resume kondisi pasien (mis. gangguan pada collon atau uretra, pekerjaan pasien, jenis dan
waktu pemasangan stoma, permasalahan stoma)

- Tuliskan dengan jelas jenis penanganan yang diharapkan dari perawat enterostoma

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur rujukan

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan perawat enterostoma untuk intervensi lebih lanjut

Referensi

Berman, A., Snyder, S& Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10th ed.). USA
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden
NHS Foundation Trust.

Perry, AG. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Nama : Sinta Febiola

NIM : J210200065

Kelas : 1B Keperawatan

Rujukan ke Perawat Enterostoma I.04170

Definisi
Melakukan kolaborasi dengan perawat enterostoma dalam penanganan pasien dengan stoma.

Tindakan
Observasi

-Identitas kondisi pasien (mis. Rencana pembuatan stoma, stoma abnormal)

Terapeutik

-Siapkan resume kondisi pasien (mis. Gangguan pada collon atau uretra, pekerjaan pasien, jenis
dan waktu pemasangan stoma, permasalahan stoma)

-Tuliskan dengan jelas jenis penanganan yang diharapkan dari perawat enterostoma

Edukasi

-Jelaskan tujuan dan prosedur rujukan

Kolaborasi

-Kolaborasi dengan perawat enterostoma untuk intervensi lebih lanjut.

Referensi
Berman, A., Snyder, S.& Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.) USA.

Person Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures(9thed.). UK:The Royal
Marsden

NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & potter,P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8thed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J.M., Treas,L.S., Barnett, K. & Smith,M.H. (2016). Fundamentals of Nursing(3rd ed.).

Philadelphia: F.A. Davis Company.


Rujukan ke Terapi Dukungan Kelompok I.12475

Definisi
Pelimpahan layanan keperawatan individu kepada sumber pelayanan Kesehatan kelompok di
masyarakat

Tindakan
Observasi

-Identifikasi sumber-sumber dukungan Kesehatan di masyarakat

-Identifikasi kebutuhan individu

-Monitor hasil akhir program terapi

Terapeutik

-Fasilitasi memutuskan untuk mengikuti program terapi kelompok

-Motivasi menyesuaikan diri dengan kelompok pendukung

-Fasilitasi mengikuti program terapi sesuai tahapan hingga selesai

-Berikan penguatan atas pencapaian individu dalam kelompok

-Lakukan modifikasi dan program tindak lanjut

Edukasi

-Jelaskan tujuan dan prosedur

Referensi
Anderson & McFarlane.(2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing.
Philadelphia: Wolters.

Kluwer Health/Lippincott William & Willkins.

Stanhope, M. dan Lancaster, J.(2012). Public Health Nursing: Population-Centered Health Care in
the

Community(8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.

Wolfsdorf, B.A., & Zlotnick, C.(2001). After management in group therapy for women with
posttraumatic

Stress disorder and histories of childhood sexual abouse. Journal of Clinical Psychology,
57(2),169-181.

Rujukan ke Terapi Keluarga I.13499

Definisi
Melimpahkan layanan program terapi individu dalam keluarga untuk menjalani terapi keluarga.

Tindakan
Observasi

-Identifikasi masalah pasien dalam keluarga

-Identifikasi potensi dan sumber-sumber kekuatan keluarga.

-Identifikasi apakah peran dan fungsi Kesehatan keluarga berjalan dengan baik

Terapeutik

-Diskusikan rencana melibatkan seluruh anggota keluarga dalam program terapi.

-Diskusikan dengan kepala keluarga tentang masalah Kesehatan yang dialami.

-Sepakati waktu bersama pasien dan keluarga untuk pertemuan awal terapi

-Berikan kesempatan individu menyampaikan masalahnya

-Fasilitasi keluarga mengidentifikasi model terapi yang sesuai

-Fasilitasi pasien dan keluarga menyepakati pilihan terapi dan strategi pelaksanaannya

-Berikan penguatan atas keputusan individu dan keluarga

Edukasi

-Jelaskan tujuan, manfaat dan proses terapi kepada seluruh anggota keluarga

Referensi
Anderson & McFariane.(2011). Community As Partner. Theory and Practice In Nursing.
Philadelphia:Wolters

Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.

Dale Grave,R., Calugi,S., Doll,H.A., & Fairbun,C.G.(2013). Enhanced cognitive behaviour therapy for

Adolescent with anorezia nervosa: an alternative to family therapy?. Behaviour Research


and

Therapy, 51(1), R9-R12.

Friedman,et al.(2010). Family Nursing:research, Theory and Practice.(Fifth Edition). New jersey:
Prentice Hall.

Stanhope, M. dan Lancaster,J.(2012). Public Health Nursing: Population-Centered Health Care in


the Community(8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.

Seklusi I.09315

Definisi
Memisahkan pasien dalam ruangan khusus dengan pengawasan ketat.

Tindakan
Observasi

-Identifikasi Riwayat medis


-Identifikasi perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain

-Monitor keselamatan selama di ruang seklusi

Terapeutik

-Tentukan satu anggota staf keperawatan untuk berkomunikasi dan mengarahkan staf lain

-Kontrak untuk mengendalikan perilaku

-Dukung pemenuhan kebutuhan dasar(mis.nutrisi,eliminasi,hidrasi dan kebersihan)

-Hindari penggunaan benda yang dapat menyakiti diri sendiri atau orang lain

-Ciptakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus

-Lakukan pengekangan fisik atau pembatasan gerak, jika perlu

Edukasi

-Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan keluarga dengan Bahasa yang mudah dipahami

-Latih cara mengendalikan perilaku, jika perlu

Kolaborasi

-Kolaborasi pemberian obat untuk kegelisahan atau egitasi, sesuai indikasi

Referensi
Boyd, M.A.(2011).Psychiatric Nursing: Contemporary Practice(5th ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins

Faschingbauer, Kristine M,R.N.,B.S.N., Peden-McAlpine, C., & Tempel,Wendy,R.N., B.N.S(2013).


Use of

seclusion: Finding the voice of the patient to influence practice. Joumal of Psychosocial
Nursing & Mental Health Services, 51(7), 32-38. Doi:https://dx.doi.org/10.3928/02793695-
20130503-01.

Kuosmanen,L., Makkonen, P., Lehtila, H.,& Salminen,H. (2015). Seclusion experienced by mental
health

Professionals. Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing, 22 (5), 333-336.

Doi:htpp://dx.doi.org/10.111/jpm.12224.

Stuart, G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed). St.Louis: Mousby.

Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications.(9th ed).
Philadelphia: F.A. Davis Company.

Skrining Bayi Sebelum Pemulangan I.10343

Definisi
Mendeteksi dini resiko masalah Kesehatan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan prosedur
lainnya.

Tindakan
Observasi

-identifikasi kesiapan bayi dan keluarga untuk dilakukan pemulangan

Terapeutik

-Lakukanskrining tumbuh kembang bayi

-Lakukan skrining pendengaran dengan test gangguan pendengaran Otoaostic Emissions(OAE),


Audotory Brain Stem Response (ABR)

-Lakukan pemeriksaan oksimetri nadi untuk mengidentifikasi bayi yang memiliki penyakit jantung
bawaan kritis

-Lakukan skrininghipotiroid kongenital, jika perlu

Edukasi

-Jelaskan kepada orang tua tentang tujuan dan prosedur skrining

-Ajarkan mengamati dan menilai perilaku bayi terkait kemampuan pendengaran bayi

-Informasi kepada orang tua pentingnya menindaklanjuti hasil skrining

Referensi
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke, S. (2011). Care Planning in Children and Young People’s Nursing (1 st
ed)

USA: Wiley-Blackwell.

Caroline, F.(2001). Discharge Planning from a Neonatal Unit: An Exploratory Study of Parent’s
Views.

Paediatric Nursing; 13.5:9

Margery,R., Carolyn, P., Christine,M.(2000). Multidisioinary Discharge assessment of the Medically

and Socially High-Risk Infant. Journal of Perinatal & Neonatal Nursing; 13.4:67-86.
Frederic: Lippincott.

Hockenberry, M.J. and Wilson, D.(2014). Wong’s Nursing Care of Infants and Children. St. Louis:
Mosby Elsevier.

MOHAMMAD RIZQI_J210200066 ( Buku SIKI/Standart Intervensi


Keperawatan Indonesia)

SKRINING GIZI(I.03143)

DEFINISI

Mendeteksi secara dini pasien yang beresiko mengalami malnutrisi dengan proses yang tepat
untuk mencegah penurunan status gizi.
TINDAKAN :
Observasi
1.Identifikasi status gizi dalam 1x 24 jam setelah pasien masuk rumah sakit

Terapuetik
1.Gunakan Instrumen skrining yang valid dan terpercaya
2. Lakukan skrining ulang setelah satu minggu,jika skrinning gizi menunjukan tidak beresiko
malnutrisi

Edukasi
1.Jelaskan tujuan dan prosedur skrining gizi
2.Informasikan hasil skrining gizi

Kolaborasi
1.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk dilakukan pemeriksaan lanjut,jika skrining gizi
menunjukan risiko sedang mengalami malnutrisi
2.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk dilakukan proses asuhan gizi berstandar,jika skrining gizi
menunjukan risiko tinggi mengalami malnutrisi.

Refrensi
Berman,A,Snyder,S.& Fradsen,G(2016).Kozier& Erb’s Fundamental of Nursing
(10th ed). USA: Pearson Education.
Dougherty.L & Lister ,S .(2015).Manual of Clinic Nursing Procedures (9th ed ).UK :
The Royal Marshden MHS Foundation Thrust.
Hockenberry,Mariiyn J,Wilson,David(2014).Wong’s Nursing Care Of infants and
Children.Elsevier Health Sciences.
Pery,A.G.& Potter.P.A.(2014 ).Nursing Skils&Procedures (6th ed).St Louia:Mosby
Elsevier Wikinson,J.M.Treas,L.S,Barnet,K.& Smitth,M.H (2016).Foundamental of Nursing
(3th ed.) : Philadelphia: F,A.Davis Company.

SKRINING KANKER (I.14580)

DEFINISI :

Mendeteksi secara dini kemungkinan mengalami kanker agar dapat dilakukan penanganan
sesegera mungkin.

TINDAKAN :

Observasi :
1. Identifikasi kondisi awal pasien (mis.anamnesa keluhan,usia,jenis kelamin,riwayat
kanker di keluarga,paparan karsinogenik )
Terapeutik :
1. Lakukan pemeriksaan fisik pada payudara,leher rahim,prostat,paru-paru atau organ
yang mungkin terkena kanker.
2. Fasilitas untuk melaksanakan pemeriksaan penunjang deteksi kanker baik pada
wanita maupun pria.
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur dan tujuan deteksi dini kanker
2. Jelaskan prosedur pemeriksaan penunjang
3. Anjurkan melakukan deteksi kanker secara rutin

Refrensi :

Kemenkes.(2015).Panduan Program Natsional Gerakan Pncegahan Dan DeteksiDini


Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara,Jakarta :Bakti Husada
The American Cancer Society Medical and editorial content team (2015) American Cancer
Society Guidelines for the Early Detection of Cancer. https://www.cancer.org/healty/find-
cancer-early/cancer-screening-guldelines/american-cancer-society-guldelines-for-the-early-
detection-of-cancer.html

SKRINING KESEHATAN (I.14581)

DEFINISI :
Mendeteksi dini Resiko masalah kesehatan dengan anamnesis,pemeriksaan fisik,dan prosedur
lainya.

TINDAKAN :

Observasi
1. Identifikasi target populasi skrining kesehatan.
Terapeutik
1. Lakukan informed constent skrining kesehatan
2. Sediakan akses layanan skrining (mis.waktu dan tempat )
3. Jadwalkan waktu skrining kesehatan
4. Gunakan instrument skrining yang valid dan akurat
5. Sediakan lingkungan yang nyaman selama prosedur skrining kesehatan
6. Lakukan anamnesia riwayat kesehatan,faktor risiko dan pengobatan jika perlu
7. Lakukan pemeriksaan fisik,sesuai indikasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur skrining kesehatan
2. Informasikan hasil skrining kesehatan
Kolaborasi
1. Rujuk untuk pemeriksaan diagnostic lanjut(mis.pap
smear,mamografi,prostat,EKG),jika perlu

Refrensi
Anderson&McFarlene.(2011).Comunity As Partner: Theory and Practice in
Nursing.Philadelphia : Wolters Kluwer Health/Lippincot Willian & Wilkins.
Stanhope,M.dan Lancaster,J.(2012).Public.Health Nursing :Population-Centared Health Care
in the Comunitty( 8th ed). Elaevier science Health Science Devision.
Homsey,J.(1991).Screaning by program.Occupational Health,43(5),150-151.
Kozler,B.Erb,G ,Barman,A.,& Snyder,S.(2004).Health assessment.in Fundamental of nursing
: Concepts,processes,and practice.(7 th ed.,pp.523-625).Upper Saddle River ,NJ : Prentice
Hall.
Lestherman.J.,& Davidhizar,R(1992).Health screening on a college campus by nursing
student.Journal of Comumunity Health Nursing.g(1),43-51.
May,A,(1992).Cokkinides,V,von Eschenbach,A.C,Levin,B,Cohen,C,Runowiez,C.D.,et al
(2002).American Cancer Society guidelines lor the detection of cancer. CA:A Cancer Journal
for Clinicians,52(1) ,8-22
Summer,J.(1991).Screening the elderly.Nursing Times,87(3),60-82

SKRINNING PENGANIAYAAN/PERSEKUSI(I.14582)

DEFINISI

Mendeteksi secara dini penyebab penderitaan,rasa sakit dan kematian secara sengaja.

Tindakan
1. Identifikasi adanya keluhan fisik(mis.pendarahan,luka,jejas )
2. Identifikasi adanya perubahan perilaku psikologis
3. Identifikasi konsep diri (mis.adanya rendah diri )
4. Identifikasi riwayat kekerasan (mis.pelaku,korban,saksi)
5. Identifikasi intensitas dan frekuensi penganiayaan yang dialami
6. Identifikasi perasaan selama proses skrining(mis.merasa bersalah,marah,sedih )
7. Identifikasi koping yang digunakan
8. Identifikasi dukungan orang terdekat
Terapeutik
1. Berikan lingkungan yang nyaman,aman dan privasi
2. Perhatikan kebutuhan dasar dan psikologis
3. Berikan sikap respek dan empati terhadap semua yang diungkapkan
(mis,verbal,nonverbal)
4. Hindar pemberian stigma
5. Lakukan pemerikasaan fisik
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur skrining
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemeriksaan penunjang (mis.laboratorium,forensik)
2. Rujuk ice pelayanan terkait,jika perlu

Refrensi

Bamses,D.M (2001).Mental health screening in a refugee population:A program


report,Journal of Immigrant Heath,3(3).141.
Boyd,M.A.(2011).Psychiatric Nursing: Contemporary Practice(5 th ed ).Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins
Green.C.E.L.Freeman,D.,Kuipers,E,Bebbington,P.,Fowler.D.,Dunn,G.&Garety,P.A(2008),M
easuring ideas of persectuion and social refrence:The paranoid thought
scales(GPTS).Psycological Medicine,38(!),101-11.doi :
http://dx.doi.org/10.1017,S0033291707001638.
Nama :Vina Apriliana
Kelas : 1-B Keperawatan
Nim : J210200085
SKRINING KANKER
DEFINISI
Mendeteksi secara dini kemungkinan mengalami kanker agar dapat dilakukan penanganan
sesegera mungkin .
TINDAKAN

Observasi
Identifikasi kondi awal pasien (mis amnesia keluhan , usia jenis kelamin,
riwayat kankerdi keluarga , paparan karsinogenik)
Terapeutik
Lakukan pemeriksaan fisik pada payudara , leher Rahim , prostat , paru –paru ,
atau organ yang memungkin terkena kanker
Fasilitas untuk melaksanakan pemeriksaan penunjang deteksi kanker baik pada
wanita maupun pria

Edukasi
o Jelaskan prosedur dan tujuan deteksi dini kanker
o Jelaskan prosedur dan pemeriksaan penunjang
o Anjurkan melakukan deteksi kanker secara rutin

Referensi
Kemenkes (2015)Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan Dan Deteksi Kanker
Leher Rahim Dan Kanker Payudara Jakarta Bakti Husada
The American cancer society medical and editorial comentent (2015)American cancer
society quidanes for the early detection of cancer https;//www.cncer ….

SKRINING KESEHATAN

DEFINISI
Mendeteksi dini resiko masalah kesehatan dengan anamnesis ,
pemeriksaan fisik, dan prosedur lainya

Tindakan
Obesrvasi
Identifikasi target populasi skrining kesehatan
Terpeutik
-Lakukan Informed consent skrining kesehatan
-Sediakan akses layanan skrining (mis waktu dantempat)
-Jadwalkan waktu skrining kesehatan

 Gunakan instrument skrining yang valid dan akurat


 Sediakan lingkungan yang yaman selama prosedur skrining
kesehtan
 Lakukan anamises riwayat kesehatan factor risiko dan pengobatan
jika perlu
 Lakukan pemeriksaan fisik , sesuai indikasi.
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur skrining kesehatan
 Informasikan hasil skrining kesehatan
Kolaborsi

 Rujuk untuk pemeriksaan diagnostic lanjut (mis pap smiliar ,


mamografi , prostat EKG), jika perlu

SKRINING PENGANIAYAAN /PERSEKUSI


DEFINISI
Mendeteksi secara dini penyebab penderitaan ,rasa sakit dan kematian secara
sengaja.

Tindakan
Obersvasi
 Identifikasi adanya beluhan fisik (misperdarahan ,luka,jelas)
 Identifikasi adanya perubahan perilaku dan psikologis
 Identifikasi konsep diri (mis adanya rendah diri )
 Identifikasi riwayat kekerasaan ( mis pelaku , korban ,saksi)
 Identifikasi intesilas dan frekuensi penganiayaan yang dialami
 Identifikasi perasaan selama proses skrining (mis merasa
bersalah ,merasa sedih)
 Identifikasi keeping yang digunakan
 Identifikasi dukungan orang terdekat

Terpeutik
 Berikan lingkungan yang nyaman, aman , dan privasi
 Perhatikan kebutuhan dasar danpsikologis
 Berikan sikap respek dan empati terhadap semua yang diungkapkan
(mis.verbal, nonverbal)
 Hindari pemberian stigma
 Lakukan pemeriksaan fisik

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur skrining kolaborasi
 Kolaborasi pemeriksaan penunjang (mis laboratorium, forensik)
 Rujuk ke pelayanan terkait jika perlu

SKRINING PENYALAHGUNAAN ZAT


DEFINISI
Mendeteksi secara dini penggunaan zat yang tida sesuai dengan indikasi
media sehingga dapat menibulkan kecanduan serta kematian
TINDAKAN

Observatif
 Identifikasi alas an dan keadaan saat masuk(mis putus zat , overdosis ,
intoksifikasi)
 Identifikasi riwayat pengobatan/ terapi medic
 Identifikasi riwayat maslaah penggunaan zat (mis perawatan di RS,
komplikasi medis/jiwa,perilaku criminal)
 Identifikasi kondisi yang mengakibatkan stress ( mis kejadian ,
lingkungan )
 Identifikasi factor pencetus pemakaian kembali zat
 Identifikasi pemakaian zat terakhir (mis jenis ,cara pemakaian, dosis ,
dan waktu
 Identifikasi konsep diri (mis gambaran diri , identifikasi peraan ideal diri,
harga diri )
 Identifikasi aspek spiritiual dan religi (mis nilai keyakinan , kegiatan
ibadah)
 Identifikasi mekanisme poing yang digunakan sebelum dan saat ini
 Identifikasi pengetahuan mengenai penyebab dan akibat pemakaian zat
 Identifikasi cara mengatasi sugest yang digunakan serta efektivas
 Identifikasi system pendukung yang digunakan dn tersedia

Terapeutik
- Berikanlingkungan yang nyaman , aman dan privasi
- Perhatikan kebutuhan dasar dan psikologis
-Berikan sikap respek dan empati terhadap semua yang diungkapkan
( mis verbal , nonverbal )
- Hindari pemberian stigma
- Lakukan pemeriksaan fisik

Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur skrining
Kolabrasi
-Kolaborasi pemeriksaan penunjang (mis darah,urin,MRI)
-Rujuk ke pelayanan terkait , jika perlu.
SKRINING PENYALAHGUNAAN ZAT I.09316

Definisi
Mendeteksi secara dini penggunaan zat yang tidak sesuai dengan indikasi medis sehingga
dapat menimbulkan kecanduan serta kematian.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi alasan dan keadaan saat masuk(mis. Putus zat,overdosis,intoksikasi)
- Identifikasi riwayat pengobatan/terapi medik
- Identifikasi riwayat masalah penggunaan zat(mis. Perawatan di RS,komplikasi
medis/jiwa, prilaku kriminal)
- Identifikasi kondisi yang mengakibatkan stres(mis.kejadian,lingkungan)
- Identifikasi faktor pencetus pemakaian kembali zat
- Identifikasi pemakaian zat terakhir (mis. Jenis,cara pemakaian,dosis,dan waktu)
- Identifikasi hubungan sosial dan hambatan (mis. Orang terdekat/terpercaya,
kegiatan kelompok)
- Identifikasi konsep diri(mis. Gambaran diri,identitas,peran,ideal diri, harga diri)
- Identifikasi aspek spiritual dan religi(mis. Nilai,keyakinan,kegiatan ibadah)
- Identifikasi mekanisme koping yang digunakan sebelum dan saat ini
- Identifikasi pengetahuan mengenai penyebab dan akibat pemakaian zat
- Identifikasi cara mengatasi sugest yang digunakan serta efektivitas
- Identifikasi system pendukung yang digunakan dan tersedia
Terapeutik
- Berikan lingkungan yang nyaman,aman dan privasi
- Perhatikan kebutuhan dasar dan psikologis
- Berikan sikap respek dan empati terhadap semua yang diungkapkan(mis.
Vetbal,nonverbal)
- Hindari pemberian stigma
- Lakukan pemeriksaan fisik
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur skrining
Kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan penunjang (mis. Darah,urin,MRI)
- Rujuk ke pelayanan terkait jika perlu

REFERENSI

Horgan,C.M, Garnick,D.W., Merrick,E,L & Hoyt A(2007). Health plan requirenments for
mental health and substance use screening in primary care. Journal of General internal
Medicine 22(7),930-6. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s11606-007-0208-2.
Maisto,S,A. Carey,M,O. Carey,K,B. Gordon,C,M. & Gleason J,R(2000). Use of the AUDIT and
the DAST-10 to identify alcohol and drug use disorders among adults with a severe and
persistent mental illness. Psychological assessment,12(2),186-192.
doi:http//dx.doi.org/10.1037/1040-3590.12.2.186 McCabe, Sean
Esteban,PhD.,M.S.W(2008). Screening for drug abuse among medical and nonmedical users
of prescription drugs in a probability sample of collage student. Archive of Pediatrics &
Adolescent Medicine,162(3),225.
Olfso,Mark,Tobin,J.N., Cassells,A. & Weissman (2003). Improving The Detection of Drugs
Abuse,Alcohol Abuse, and Depression in community Helath Centers. Journal of Health care
for the poor and underserved, 14(3),386-402.
http://search.proquest.com/docview/220584422?accountid=17242.
Videback ,S.L.(2011). Psychiatric-Mental Health Nursing (5 th ed). Philiadelpia : Wolters
Kluwer – Lippincott William & Wilkins.

SKRINING PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA I.10344

Definisi
Medeteksi secara dini resiko terjadinya penyimpangan perkembangan anak usia di bawah
lima tahun.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tahap perkembangan bayi/balita dengan instrument yang valid dan
dipercaya(mis. KPSP, Denver II)
Terapeutik
- Lakukan skrining sesai dengan standar usia yang telah ditetapkan
- Berikan lingkungan yang nhyaman,aman,dan privasi
- Perhatikan kebutuhan dasar dan psikologis
- Berikan sikap respek dan empati terhadap semua yang diungkapkan(mis.
Verbal,nonverbal)
- Hindari pemberian stigma
- Lakukan pemeriksaan fisik
Edukasi
- Jelaskan kepada orang tua tujuan dan prosedur skrining
- Informasikan kepada orang tua hasil skrining

REFERENSI
Berman,A. Snyder, S& Fradsen, G(2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed).
USA pearson education.
Hockenberry, Marilyn J, Wilson,David(2014). Wongs Nursing Care of infants and children.
Elsevier Health sciences.
Wilkinson,J.M. Treas L.S Bamett K. & Smith M.H(2016) . Fundamentals Of Nursing (3th ed).
Philladeiphia : F.A Davis Company.

SKIRING TUBERKULOSIS I.01024

Definisi
Mendeteksi dini resiko masalah kesehatan tuberculosis dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan prosedur lainnya.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi target populasi skrining tuberculosis (kelompok beresiko)
Terapeutik
- Lakukan informed consent skrining tuberculosis
- Sediakan akses layanan skrining tuberculosis (mis. Waktu dan tempat)
- Jadwalkan waktu skrining tuberculosis
- Gunakan instrument skrining tuberculosis yang valid dan akurat (mis. Tanda gejala,
BTA, rontgen thorak)
- Sediakan lingkungan yang nyama selama prosedur skrining tuberculosis
- Lakukan anamnesis riwayat kesehatan,faktor resiko, dan pengobatan, jika perlu
- Lakukan pemeriksaan fisik,sesuai indikasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur skrining tuberculosis
- Informasikan hasil pemeriksaan kesehatan
REFERENSI
Aderson & McFarlane (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing.
Philadeiphia : Wolters Kluwer Health/Lippincott William & Wilkins.
Friedman , et al.. (2010) Family Nursing Research, Theory and Practice (Fifth Edition).
New Jersey : Prentlce Hall.
Stanhope, M & Lancaster, J(2012) Public Health Nursing: Population-Centered Health
Care in The Community (8th ed). Elsevlere Science Health Science Devision.

STABILITAS JALAN NAPAS I.01025

Definisi
Mempertahankan kepatenan jalan napas baik tahan alat maupun dengan alat bantu
jalan napas.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi ukuran dan tipe selang orofaringeal atau nasofaringeal
- Minitor suara napas setelah selang jalan napas terpasang (mis. Sesak napas,
merokok)
- Monitor komplikasi pemasangan selang jalan napas
- Monitor kesimetrisan pergerakan dinding dada
- Monitor saturasi oksigen (SpO2) dan CO2
Terapeutik
- Gunakan alat pelindung diri (mis. Sarung tangan,kacamata,masker)
- Posisikan kepala pasien sesuai dengan kebutuhan
- Lakukan pengisapan mulut dan orofaring
- Insersikan selang oro/nasofaring dengan cepat
- Pastikan selang oro/nasofaring mencapai dasar lidah dan menahan lidah tidak jatuh
ke belakang
- Fiksasi selang oro/narsofaring degan cara yang tepat
- Gati selang oro/norsafaring sesuai prosedur
- Inserfikan laryngeal mask airway (LMA) dengan tepat
- Pastikan pemasangan selang endotrakeal dan trakeostomi hanya tim medis yang
kompeten
- Fasilitas pemasangan selang endotrakeal dengan menyiapkan peralatan intubasi dan
peralatan darurat yan dibutuhkan
- Berikan oksigen 100% selama 3-5 menit,sesuai dengan kebutuhan
- Auskultasi dada setelah intubasi
- Gembungkan manset endotrakeal/trakeostomi
- Tandai selang endotrakeal pada bibir atau mulut
- Verifikasi posisi selang dengan menggunakan X-ray dada,Pastikan trakea 2-4 cm di
atas karina
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur stabilitas jalan napas
Kolaborasi
- Kolaborasi pemilihan ukuran dan tipe selang endotrakeal atau selang trakostomi
yang memiliki volume tinggi, manset yang memiliki tekanan rendah

REFERENSI
Bums, S,M (2014) . AACN Essential Of Critical Care Nursing (3th ed). New York :
McGraw-Hill Education. Derr.P McEvoy,M. & Tardiff,J (2014) Emergency & Critical
Care (8th ed) USA: Jones & Barlett Learning.
ENA (2007) Emergency Nursing Care Curriculum (6th ed) USA: Sauders Elsevier.
Graves, i. & Porter K(2007) Oxford Handbook Of Pre-Hospital Care . New York :
Oxford university Press.
NAMA : ALVITO REZA ANDRIAWAN
NIM : J210200068
KELAS : KEPERAWATAN 1B

“STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA (DEFINISI DAN TINDAKAN


KEPERAWATAN)”
I.062208
A. STIMULASI KOGNITIF
a) Definisi
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman lingkungan dengan memanfaatkan perencanaan
rangsangan.
b) Observasi
- Identifikasi keterbatasan kemampuan kognitif
c) Terapeutik
- Dukung lingkungan dalam menstimulasi melalui kontak yang bervariasi
- Lakukan secara bertahap dan berulang-ulang jika terdapat perubahan atau hal baru
- Sediakan kalender
- Orientasikan waktu, tempat dan orang
- Tunjukkan sensitivitas dalam perawatan dengan segera merespons
- Berikan kesempatan untuk bertanggungjawab pada tugas dan pekerjaan
- Libatkan dalam kegiatan budaya dan seni secara aktif
- Libatkan dalam program multistimulasi untuk meningkatkan kemampuan
kognitif(mis.Bernyanyi, mendengarkan musik, mendengarkan murattal, kegiatan kreatif,
interaksi sosial, atau penyelesaian masalah)
- Berikan kesempatan memberikan pendapat
- Rencanakan kegiatan stimulasi sensori
- Letakkan barang pribadi dan foto di kamar pasien
d) Edukasi
- Anjurkan sering berinteraksi dengan orang lain
- Anjurkan mengungkapkan kembali pikiran untuk menstimulasi memori
- Anjurkan melakukan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan pembelajaran
- Anjurkan menggunakan alat bantu memori(mis. Daftar tugas, jadwal, dan pengingat)
- Anjurkan mengulang informasi yang didapatkan
e) Referensi
Niu, Y.. Ian, J., Zhang, Z., & Wang, L. (2010). Cognitive stimulation therapy in the treatment of
neuropsychiatric symptoms in alzheimer’s disease: A randomized controlled trial. Clinical
Rehabilitation, 24(12), 1102-1102-11. doi:http//dx.doi.org/10.1177/0269215510376004.
Stuart, G. W. (2013). Principies and Practice of Psychiatric Nursing (10 thed.) St.Louis: Mosby.
Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plants, and Medications. (9 thed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Van Zon, L.,Kitty, J. R., Anderson, N. (2016). The efficacy ofa volunteer-administered cognitive
stimulation program in long-term care homes. International Psychogeratrics, 28(6), 995-1004.
doi:http//dx.doi.org/10.1017/$1041610215002392
I.14582
B. SURVEILENS
a) Definisi
Mengumpulkan, menginterpretasi, dan mensintesis data pasien untuk pengambilan
keputusan klinis yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
b) Tindakan
Observasi
- Identifikasi risiko kesehatan pasien
- Identifikasi perilaku dan rutinitas normal pasien
- Identifikasi persepsi pasien tentang status kesehatannya
- Identifikasi kondisi awal yang memerlukan respon segera(mis. Perubahan tanda vital, detak
jantung cepat atau lambat, tekanan darah rendah atau tinggi, sulit bernapas, perubahan
tingkat kesadaran, kejang berulang atau berkepanjangan, nyeri dada, perubahan status
mental)
- Periksa tanda, gejala, atau masalah saat ini
- Monitor kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas perawatan diri
- Monitor status neurologis
- Monitor pola perilaku
- Monitor kemampuan kognitif
- Monitor keadaan emosional
- Monitor tanda vital
- Monitor strategi penanggulangan yang digunakan oleh pasien dan keluarga
- Monitor perubahan pola tidur
- Monitor pada kulit pasien berisiko tinggi
- Monitor tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
- Monitor perfusi jaringan
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Monitor status gizi
- Monitor fungsi gastrointestinal
- Monitor pola eliminasi
- Monitor kecenderungan pendarahan pada pasien berisiko tinggi
c) Terapeutik
- Aktifkan tim reaksi cepat, jika perlu
- Tetapkan frekuensi pengumpulan dan interpretasi data
- Tentukan kondisi pasien stabil yang tidak stabil atau kritis (mis. Pasien yang membutuhkan
enilaian neurologis sering, pasien mengalami disritmia jantung, pasien menerima infus obat
kontinyu)
- Fasilitasi memperoleh tes diagnostik, jika perlu
- Interpretasikan hasil tes diagnostik, jika perlu
- Ambil dan analisis data laboratorium
- Libatkan pasien dan keluarga dalam kegiatan pemantauan, jika perlu
- Catat jenis dan jumlah drainase dan beri tahu dokter tentang perubahan yang signifikan
- Bandingkan status saat ini dengan status sebelumnya untuk mendeteksi perbaikan dan
memburuknya kondisi pasien
- Analisis beberapa program medis dan pastikan keamanan dan ketepatannya
- Sediakan lingkungan yang tepat sesuai yang diinginkan (mis. Mencocokan kompetensi
perawat dengan kebutuhan perawatan pasien, rasio pasien dengan perawat, meyediakan
staff pelengkap yang memadai, memastikan kesinambungan perawatan)
d) Edukasi
- Jelaskan hasil tes diagnostik kepada pasien dan keluarga
e) Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tim medis, jika perlu
- Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan pemantauan hernodinamik invasif, jika
perlu
- Kolaborasi egan tim medis untuk melakukan pemantauan ICP
f) Referensi
Anderson & McFarlane (2011). Community As Partner : Theory and Practice In Nursing. Philadelphia
Wolters
Kluwer Health/Lippincolt William & Wilkins.
Kelly, L. & Vincent, D.(2011). The dimensions of nursing survellance: A concept analysis. Journal of
Advanced Nursing, 67(3), 652-661.
Kutney-Lee, A. Lake, E. T., & Aiken, L.H.(2009), Development of the hospital nurse survellance
capacity profile. Research In Nursing & Health, 32(2), 217-222.
Shever, L.L., Titler, M.G., Kerr,P., Qin, R.,Kim, T., & Picone, D. M. (2008). The effect of high
nursing survellance on hospital cost. Journal of Nursing Scholarship. 40(2), 161-169
Stanhope, M. Dan Lancaster, J. (2012). Public Nursing: Population – Centered Health Care in
the Community (8thed). Elsevier Science Health Science Devision.

I.14584
C. SURVEILENS KEAMANAN DAN KESELAMATAN
a) Definisi
Mengumpulkan, menginterpretasi, dan mensintesis data keselamatan dan faktor risiko
keselamatan pasien untuk pengambilan keputusan klinis yang berkesinambungan dan
berkelanjutan.
b) Tindakan
Observasi
- Identifikasi risiko bahaya yang mengancam keselamatan pasien jika ada
- Identifikasi informasi tentang perilaku dan rutinitas normal pasien
- Identifikasi persepsi tentang keselamatan
- Periksa tanda, gejala, atau masalah saat ini
- Monitor kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas perawatan dini
- Monitor status neurologis
- Monitor pola perilaku
- Monitor kemampuan kognitif
- Monitor keadaan emosional
- Monitor tanda vital, sesuai kebutuhan
- Monitor tanda dan gejala ketidaksinambungan cairan dan elektrolit
- Monitor kecenderungan pendarahan pada pasien berisiko tinggi
c) Terapeutik
- Tetapkan frekuensi pengumpulan dan interpretasi data
- Tentukan kondisi pasien stabil yang tidak stabil atau kritis (mis. Pasien yang membutuhkan
pemeriksaan neurologis sering, pasien mengalami disritmia jantung, pasien menerima infus
obat intravena kontinu seperti nitrogliserin atau insulin)
- Fasilitasi memperoleh tes diagnostik, jika perlu
- Interpretasi hasil tes diagnostik, jika perlu
- Bandingkan status saat ini dengan status sebelumnya untuk mendeteksi perbaikan dan
memburuknya kondisi pasien
- Prioritaskan tindakan berdasarkan kondisi pasien
- Analisis beberapa program medis dan pastikan keamanan dan ketepatannya
- Sediakan lingkungan aman sesuai yang diinginkan (mis. Mencocokkan kompetensi perawat
dengan kebutuhan perawatan pasien, rasio pasien dengan perawat, menyediakan staf
penunjang yang memadai, memastikan kesinambungan perawatan)
d) Edukasi
- Anjurkan keluarga terlibat dalam menjaga keselamatan pasien, jika perlu kolaborasi
- Kolaborasi dengan tim medis, jika perlu
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemantauan hemodinamik invasif, jika perlu
- Kolaborasi dengan medis tentang kondisi terkait program terapi, jika perlu
e) Referensi
Anderson & McFarlane (2011). Community As Partner: Theory and Practice In Nursing.
Philadelphia: Wolters Klower Health/Lippincott William & Willkins.
Kutney-Lee, A., Lake, E.T., & Alken, L.H. (2009). Development of the hospital nurse
survellance capacity profile. Research in nursing & Health, 32(2),217-222.
Stanhope, M. Dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing: Population – Centered Health
Care In the Community (8thed). Elsevier Health Science Devision.
Shever, L.L., Titler, M. G., Kerr , P., Qin, R., Kim, T., & Picone, D. M. (2008). The effect of high
nursing surveillance on hospital cost. Journal of Nursing Scholarship, 40(2), 161-169.

I.07232
D. SURVEILENS KEHAMILAN LANJUT
a) Definisi
Mengumpulkan, menginterpretasi, dan mensintesis data ibu hamil dengan riwayat trauma
atau cedera yang mengancam kehamilan atau ibu hamil dengan riwayat kehamilan
bermasalah.
b) Tindakan
Observasi
- Identifikasi risiko bahaya yang mengancam kehamilan(mis. Riwayat jatuh, trauma, infeksi
jalan lahir, konsumsi obat-obatan, usia lebih dari 35 tahun dan kurang dari 20 tahun,
malnutrisi, penyakit penyerta)
- Identifikasi perilaku dan rutinitas yang dapat mengancam kehamilan (mis. Olahragaekstrim,
naik atau turun tangga, merokok, alkoholik)
- Identifikasi kondisi stabil atau tidak stabil atau kritis (mis. Gawat janin, pendarahan, anema,
hipertensi, KPD, preeklamsia,/eklamsia)
c) Terapeutik
- Tetapkan frekuensi pengumpulan dan interpretasi data terkait kehamilan (mis. BB ibu
hamil, DJJ, taksiran berat janin, gerakan janin, usia kehamilan, tingii fundus)
- Fasilitasi ibu hamil memperoleh informasi tentang deteksi dini tanda dan gejala bahaya
kehamilan (mis. Pendarahan, tekanan darah tinggi, tanda-tanda anemia, dan hasil tes
diagnostik)
- Interpretasikan hasil tes diagnostik, jika perlu
- Sediakan lingkungan aman dan nyaman bagi ibu hamil
d) Edukasi
- Anjurkan menyampaikan persepsinya tentang kehamilan berisiko
e) Kolaborasi
- Kolaborasi program medis bagi ibu hamil dan pastikan keamanan dan ketepatannya
f) Referensi

Fox, N. S., Rebarber, A., Silverstein, M. Roman, A. S., Klauser, C K., & Saltzman, D. H. (2013).
The effectiveness of antepartum surveillance in reducingthe risk of stillbirth in patients with advanced
maternal age. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, 170(2), 387-
390

Haider, B.A., Olofin, I., Wang. M., Spiegelman,D., Ezzati, M., & Fawzi, W.W(2013). Anaemia,
prenatal iron use, and risk of adverse pregnancy outcomes: systematic review and meta-analysis.
Bmj,346, f3443.

Kelly, L. & Vincent, D. (2011). The dimensions of nursing surveillance: A concept analysis.
Journal of Advanced Nursing, 67(3), 652-661.

Nykjaer, C., Alwan, N.A., Greenwood, D.C., Simpson, N.A., Hay, A. W., White, K.L., & Cade, J
(2014) Maternal alcohol intake prior to and during pregnancy and risk of adverse birth
outcomes:evidence from a British cohort. J Epidemiol Community Health, jech-2013.2015-2017. Tenth
Edition. Wiley Blackwell.

Stanhope, M. Dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population – Centered Health
Care In the Community (8thed). Elsevier Science Health Science Devision.

NAMA : DIAN WAHYU RAHMAWATI KELAS : KEPERAWATAN 1B

NIM : J210200069 NOMOR ABSEN : 05

Surveilans Komunitas I.14584

Definisi

Mengumpulkan, menginterpretasi, dan mensintesis data yang bersifat berkesinambungan untuk


pengambilan keputusan di masyarakat.
Tindakan

Observasi

- Identifikasi tujuan dan prosedur pelaporan data kesehatan masyarakat

- Kumpulkan data yang berkaitan dengan kejadian kesehatan dimasyarakat

- Tetapkan frekuensi pengumpulan dan analisis data

Terapeutik

- Laporkan data menggunakan mekanisme pelaporan standar yang ada

- Tindak lanjuti laporan ke instansi terkait untuk memastikan keakuratan dan kegunaan informasi

- Libatkan berperan aktif dalam pengembangan program di masyarakat (mis. pendidikan kesehatan,
kebijakan pemerintah dan kemampuan advokasi) terkait dengan pengumpulan data masyarakat dan
pelapornya

- Gunakan laporan sebelumnya untuk mengenali kebutuhan pengumpulan data tambahan, analisis,
dan interpretasi

Edukasi

- Ajarkan (keluarga dan masyarakat) mengenai pentingnya tindak lanjut pengobatan penyakit
menular

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan pihak lain dalam pengumpulan, analisis, dan pelaporan data kesehatan
masyarakat

Referensi

Anderson & McFarlane. (2011).Community As Partner : Theory and Proactive In Nursing,


Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincolt William & Willkins.

Block, A. B., Onorato, I. M., lhie, W. W., Handler, J. L., Hayden. C. H., & Snider. D. E. (1998). The need
for epidemic intelligence. Public Health Reports, 111(1), 26-33

Clemen-Stone, S., McGuire, S., & Eigisti, D. (1997). Comprehensive community health nursing:
Family, aggregate, and community practice. St. Louis:Mosby.

Kelly, L. & Vincent, D. (2011). The dimensions of nursing surveillance: A concapt analysis. Journal of
Advanced Nursing, 67(3), 652-661.

Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population - Centered Health Care in
the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.

Teknik Distraksi I.08247

Definisi
Mengalihkan perhatian atau mengurangi emosi dan pikiran negatif terhadap sensasi yang tidak
diinginkan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi pilihan teknik distraksi yang diinginkan

Terapeutik

- Gunakan teknik distraksi (mis. membaca buku, menonton televisi, bermain, aktivitas terapi,
membaca cerita, bernyanyi)

Edukasi

- Jelaskan manfaat dan jenis distraksi bagi panca indera (mis. musik, penghitungan, televisi, baca,
video/permainan genggam)

- Anjurkan menggunakan teknik sesuai dengan tingkat energi, kemampuan, usia, tingkat
perkembangan

- Anjurkan membuat daftar aktivitas yang menyenangkan

- Anjurkan berlatih teknik distraksi

Referensi

Berman. A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Konzier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th Ed.). USA:
Persson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th Ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014), Nursing Skills & Procedures (8th Ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Sahara, K. (2017). Effectivdness of distraction technique for pain reduction after administration on
intramuscular injection Aming children in selected hospitals of Punjab. Nursing Journal of India,
108(2), 91-95. Retrieved from https://search.proquest.com/docview/1900707662?
accounting=17242

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3nd Ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.

Wolgast, M., & Lundh, L (2017). Is distraction an adaptive or maladaptive strategi for emotion
regulation? A person-oriented approach. Journal of psychopathology and Behavioral Assessment,
39(1), 117-127. dochttp://dx.dol.org/10.1007/s10862-016-9570-x

Teknik Imajinasi Terbimbing I.08247

Definisi

Membentuk imajinasi dengan menggunakan semua indera melalui pemrosesan kognitif dengan
mengubah obyek, tempat, peristiwa atau situasi untuk meningkatkan relaksasi, meningkatkan
kenyamanan dan meredakan nyeri.
Tindakan

Observasi

- Identifikasi masalah yang dialami

- Monitor respons perubahan emosional

Terapeutik

- Sediakan ruangan yang tenang dan nyaman

Edukasi

- Anjurkan membayangkan suatu tempat yang sangat menyenangkan yang pernah atau yang ingin
dikunjungi (mis. gunung, pantai)

- Anjurkan membayangkan mengunjungi tempat yang dikunjungi berada dalam kondisi yang sehat,
bersama dengan orang yang dikasihi atau dicintai dalam suasana yang nyaman

Referensi

Berman. A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Konzier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th Ed.). USA:
Persson Education.

Dougherty, L. & Lister, S, (2015), Manual of Clinical Nursing Procedures (9th Ed.). UK. The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Grilll, M. D., & Glisky, E. L. (2011). The self-imagination effect: Benefits of a self-referential encoding
strategy on cued recall on memory- impaired individualis with neurological damage, Journal of the
Internasional Neuropsychological Society, JINS, 17(5), 929-33,
doi:http://dx.doi.org/10.1017/S1355617711000737

Perry, A. G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th Ed.). SI Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L.S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 nd ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.

Teknik Latihan Penguatan Otot I.05184

Definisi

Memfasilitasi latihan otot resistif reguler untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi risiko latihan

- Identifikasi tingkat kebugaran otot dengan menggunakan lapangan latihan atau laboratorium tes
(mis. angkat maksimum, jumlah daftar per unit waktu)

- Identifikasi jenis dan durasi aktivitas pemanasan / pendinginan

- Monitor efektifitas latihan


Terapeutik

- Lakukan latihan sesuai program yang ditentukan

- Fasilitasi menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis dalam menentukan
rencana latihan

- Fasilitas mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan di lingkungan rumah / tempat kerja

- Fasilitas mengembangkan program latihan yang sesuai dengan tingkat kebugaran otot, kendala
muskuloskeletal, tujuan fungsional kesehatan, sumber daya peralatan olahraga, dan dukungan sosial

- Fasilitas mengubah program atau mengembangkan strategi lain untuk mencegahnya bosan dan
putus latihan

- Berikan instruksi tertulis tentang pedoman dan bentuk gerakan untuk setiap gerakan otot

Edukasi

- Jelaskan fungsi otot, fisiologi olahraga, dan konsekuensi tidak digunakannya otot

- Ajarkan tanda dan gejala intoleransi selama dan setelah sesi latihan (mis. kelemahan, kelelahan
ekstrem, angina, palpitasi)

- Anjurkan menghindari latihan selama suhu ekstrem

Kolaborasi

- Tetapkan jadwal tindak lanjut untuk mempertahankan motivasi, memfasilitasi pemecahan

- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (mis. terapis aktivitas, ahli fisiologi olahraga, terapis okupasi,
terapis rekreasi, terapis fisik) dalam perencanaan, pengajaran, dan memonitor program latihan otot

Referensi

Berman. A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Konzier & Erb's Fundamentals of Nursing (10 th Ed.). USA:
Pearson Education.

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th Ed). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 th Ed.). St.Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3 rd Ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

NAMA : HASNA FADHILAH Q KELAS : 1B


NIM : J210200070 ABSEN : 06

Teknik Latihan Penguatan Sendi


I.05185
Definisi
Menggunakan teknik gerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau
mengembalikan meningkat fleksibilitas sendi.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi keterbatasan fungsi dan gerak sendi
- Monitor lokasi dan sifat ketidaknyamanan atau rasa sakit selama gerakan / aktivitas
Terapeutik
- Lakukan pengendalian nyeri sebelum memulai laihan
- Berikan posisi tubuh optimal untuk gerakan sendi pasif dan aktif
- Fasilitasi menyusun jadwal latihan rentang gerak aktif maupun pasif
- Fasilitasi gerak sendi teratur dalam batas-batas rasa sakit, ketahaanan, dan mobilitas sendi
- Berikan penguatan positif untuk melakukan latihan bersama
Edukasi
- Jelaskan kepada pasien / keluarga tujuan dan rencanakan latihan bersama
- Anjurkan duduk di tempat tidur, di sisi tempat tidur (menjuntai), atau di kursi, sesuai
toleransi
- Ajarkan melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif secara sistematis
- Anjurkan memvisualisasikan gerak tubuh sebelum memulai gerakan
- Anjurkan ambulasi, sesuai toleransi
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan fisioterapi dalam mengembangkan dan melaksanakan program latihan
Referensi
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G. (2016), Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.), USA: Pearson Education.
Doengoes, M, E, (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individulizing Client Care
Across The Life Span. (8th ed.), Philadelphia: F, A, Davis Company.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.), UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P,A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.), St Louis: Mosby
Elsevier Wilkinson, J. M, Treas, L.Barnett, K. Smith, M, H. (2016). Fundamentals of
Nursing (3th ed.), Philadelphia; F, A, Davis Company

Teknik Menenangkan
I.08248

Definisi
Teknik relaksasi dengan pembentukan imajinasi individu dengan menggunakan semua indera
melalui pemrosesan kognitif untuk mengurangi stress.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah yang dialami
Terapeutik
- Buat kontrak dengan pasien
- Ciptakan ruangan yang tenang dan nyaman
Edukasi
- Anjurkan mendengarkan musik yang lembut atau musik yang disukai
- Anjurkan berdoa, berzikir, membaca kitab suci, ibadah sesuai agama yang dianut
- Anjurkan melakukan teknik menenangkan hingga perasaan menjadi tenang

Referensi
Boyd, M. A, (2011). Psychiatnic Nursing;Contemporary Practice (5th ed.), Philadelphia:
Lippincoft Williams & Wilkins.
Eccleston C, Yorke L, Morley S, Williams AC, Mastroyannopoulou K, (2003). Psychological
therapies for the management of chronic and recurrent in children and adolescents. Cochrene
Database Syat Rav, 1, CD003968.
Stuart, G. W, (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.), St.Louis:
Mosby, Townsend, M, (2014). Psychiatric Nursing; Assessment, Care Plans, and
Medications. (9th ed.), Philadelphia; F. A, Davis Company.
Terapi Aktivitas
I.05186

Definisi
Menggunakan aktivitas fisik, kognitif, sosial, dan spiritual tertentu untuk memulihkan
keterlibatan, frekuensi, atau durasi aktivitas individu atau kelompok.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi defisit tingkat aktivitas
- Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
- Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
- Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
- Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang
- Monitor respons emosional, fisik, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
- Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami
- Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang aktivitas
- Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemapuan
fisik, psikologi, dan sosial
- Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
- Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
- Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
- Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk mengakomodasi
aktivitas yang dipilih
- Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulasi, mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai
kebutuhan
- Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energi, atau gerak
- Fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif
- Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai
- Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
- Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implisit dan emosional (mis. Kegiatan
keagamaan khusus) untuk pasien demensua, jika sesuai
- Libatkan dalam permainan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif
- Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas rekreasi dan diversifikasi untuk menurunkan
kecemasan (mis. vocal group, bola voli, tenis meja, jogging, berenang, tugas sederhana,
permainan sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan
kartu)
- Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
- Fasilitasi mengembangkan motivasi dan penguatan diri
- Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai tujuan
- Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
- Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Edukasi
- Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
- Anjurkan melakukan aktuvitas fisik, sosial, spiritual, dan kognitif dalam menjaga fungsi dan
kesehatan
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai
- Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan positif atas partisipasi dalam aktuvitas
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencakan dan memonitor program aktivitas,
jika sesuai
- Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunuitas, jika perlu

Referensi
Boyd, M. A, (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5th ed.), Philadelphia:
Lippincolt Williams & Wilkins.
Loy, Bethany: Micheff, Holly: Nguyon, Kelly: and O’Brien, Vincent (2015).
Interprofessional Collaboration Between Occupational Therapists and Nurses in an Acute
Care Setting: An Exploratory Study. Master’s Theses and Capstone Projects. 133,
http:scholar.dominican.edu/masters-theses/133
Pho, A. T., Tanner, E. K, Roth, J., Grecley, M. E, Dorsey, C, D., & Szanton, S. L, (2012).
Nursing Strategles for Promoting and Maintaining Function among Community-Living Older
Adults: The CAPABLE Intervention. Geriatric Nursing (New York. N.Y.), 33(6),439-445
http://doi.org/10.1016/j.gerinurse.2012.04.002
Stuart, G. W, (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.), St.Louis:
Mosby, Townsend, M, (2014). Psychiatric Nursing; Assessment, Care Plans, and
Medications. (9th ed.), Philadelphia; F. A, Davis Company

Terapi Akupresur
I.06209

Definisi
Menggunakan teknik penekanan pada titik tertentu untuk mengurangi nyeri, emningkatkan
relaksasi, mencegah atau mengurangi mual.

Tindakan
Observasi
- Periksa kontraindikasi (mis. kontusio, jaringan parut, infeksi, penyakit jantung dan anak
kecil)
- Periksa tingkat kenyamanan psikologis dengan sentuhan
- Periksa tempat yang sensitif untuk dilakukan penekanan dengan jari
- Identifikasi hasil yang ingin dicapai
Terapeutik
- Tentukan titik akupuntur, sesuai dengan hasil yang ingin dicapai
- Perhatikan isyarat verbal atau nonverbal untuk menentukan lokasi yang diinginkan
- Ransang titik akupresur dengan jari atau ibu jari dengan kekuatan tekanan yang memadai
- Tekan jari atau pergelangan tangan untuk mengurangi mual
- Tekan bafian otot yang tegang hingga rileks atau nyeri menurun, sekitar 15-20 detik
- Lakukan penekanan pada kedua ektremitas
- Lakukan akupresur setiap hari dalam satu pecan pertama untuk menagtasi nyeri
- Telaah referensi untuk menyesuaikan terapi dengan etiologi, lokasi, dan gejala, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan untuk rileks
- Ajarkan keluarga atau orang terdekat melakukan akupresur secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan terapis yang tersertifikasi

Referensi
Berman, A, Snyder, S, & Fradsen, G. (2016) Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.), USA; Pearson Education
Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F. (2014) Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed.), New York; Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M, H, (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Nama : Fina Setyandari


Nim : J210200072
Kelas : Keperawatan 1B

Terapi Akupuntur
Devinisi
Menggunakan metode penusukan jarum pada titik-titik tertentu yang tepat di
permukaan tubuh.

Tindakan
Observasi
- Periksa riwayat kesehatan dan pengkajian fisik, sesuai kebutuhan
- Periksa adanya risiko akupuntur

Terapeutik
- Perhatian prosedur keselamatan pasien (cuci tangan, persiapan
kulit,persiapan lingkungan kerja, persiapan alat, kadaluarsa jarum,
manajemen sampah, manajemen darah)
- Berikan posisi yang sesuai dan buka area yang akan diterapi, sesuai
kebutuhan
- Tentukan titik akupuntur
- Lakukan akupuntur sesuai indikasi (lokasi,ukuran jarum, jumlah jarum yang
digunakan
- Lakukan manajemen efek samping akupuntur (mis, nyeri, hematon, pingsan,
jarum yang rusak, bengkok, tertancap, infeksi)

Edukasi
- Jelaskan prosedur akupuntur, indikasi, kontra indikasi, dan kemungkinan efek
samping kolaborasi
- Kolaborasi dengan terapis yang tersertifikasi

Referensi
Australian Society of Acupuncture Physiotherapist. (2013). Guidelines for Safe Acupuncture
and Dry Ne edling Practice. Diperoleh dari:
http://combinedhealth.com.au/webfiles/ASAP_Guidelines_2013.pdf
Bishop, F., Yardley, L. Cooper, L., Little, L., & Lewith, G. (2012). Acupuncture for back pain:
predicting attendance at appointments. BMC Complementary and Altemative Medicine.
https://bmccomplementalternmed.biomedcentral.com
Chan, M.W.C.,Wu,X.Y.,Wu, J.C.Y., Wong, S.Y.S., & Chung. V. C. H. (2017). Safety of
Acupunctur: Overview of Systematic Reviews. Sclentific Reports, 7(1). 3369.
http://doi.org/10. 1038/s41598-017-03272-0
Snergis, J. L., Ni, X., Jackson, M. L., Zhang, A.L., Guo, X., Li., ... Xue, C. C. (2016). A systematic
review of acupuncture for sleep quality in people with insomnia. Complementary Theraples
in Medicine, 26, 11-20. http://doi.org/10.1016/J.ctim.2016.02.007

Terapi Bantuan Hewan


Devinisi
Menggunakan hewan untuk memberikan stimulasi pemulihan kesehatan, pengalihan
perhatian, dan relaksasi.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penerimaan pasien terhadap hewan sebagai agen
- Identifikasi adanya alergi pada hewan

Terapeutik
- Tentukan standard untuk skrining pelatihan, dan perawatan hewan dalam
program terapi, jika perlu
- Ikuti peraturan dinas kesehatan kesehatan tentang penggunaan hewan
sebagai agen terapi
- Buat pedoman /protocol yang menguraikan respons terhadap trauma atau
cedera akibat kontak dengan hewan
- Siapkan pilihan-pilihan hewan (mis, anjing, kucing, kuda, ular, kura-kura,
kelinci percobaan, burung)
- Fasilitasi paslen memegang, membelai, menonton dan mencurahkan emosi
kepada hewan
- Motivasi bermain dengan hewan terapi
- Motivasi memberi makan atau merawat hewan
- Berikan kesempatan untuk mengenang dan berbagi tentang pengalaman
merawat hewan peliharaan/hewan lainnya

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan alasan memiliki hewan

Referensi
Allender, J.A. dan Spradley, B.W. (2005). Community health nursing promoting and
protrcting the public`s health. Sixth edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins
Anderson & MoFartane. (2011).Community As Partner : Theory and Practice in Nursing.
Philladelphia:Wollers kluwer Health/Lippincott William & Wilkins
Stanhope, M. Dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population – Centered Health
Care in the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.

Terapi Bekam
Devinisi
Menggunakan metode penyedotan kulit dengan tekanan nrgatif pada bagian-bagian
tertentu untuk mengeluarkan racun atau oksidan dalam tubuh.

Tindakan
Observasi
- Periksa riwayat kesehatan
- Identifikasi kontraindikasi terapi bekam (mis. konsumsi pengencer darah
[ aspirain, aspilet])
- Lakukkan pemeriksaan fisik
- Tentukan titik pembekaman
- Tentukan jenis bekam yang akan dilakukan (mis. bekam kering atau basah)
- Baringkan pasien senyaman mungkin
- Buka pakaian pada area yang akan dilakukan pembekaman
- Pasang sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya
- Desinfeksi area yang akan dibekam dengan kapas alcohol swab
- Olesi kulit dengan minyak herbal untuk meningkatkan peredaran darah (mis.
minyak zaitun)
- Lakukan pengekopan dengan tarikan secukupnya
- Lakukan penyayatan pada area yang telah dilakukan bekam kering
- Lakukan pengekopan kembali setelah dilakukan penyayatan
- Lakukan pembekaman tidak lebih dari 5 menit untuk menghindari hipoksia
jaringan
- Buka kop dan bersihkan daerah yang tertampung
- Bersihkan area yang telah dilakukan pembekaman
- Hindari pembekaman pada area mata, hidung, mulut, areola mammae,
kelamin, dekat pembuluh darah besar,varises, dan jaringan luka
- Lakukan sterilisasi pada alat-alat bekam yang telah digunakan

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi bekam
- Anjurkan berpuasa sebelum pembekaman, jika perlu
- Anjurkan tidak mandi 2-3 jam pasca pembekaman

Referensi
Kamaluddin, Ridwan.(2010). Pengalaman Pasien Hipertensi yang Menjalani Terapi Alternatif
Komplementer Bekam di Kabupaten Banyumas. Tesis.FIK. Universitas Indonesia.
Linquist R., Snyder, M, & Tracy M.F .(2014). Complementary/Alternative Therapies in
nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Lowe, D.T. (2017), Cuppling therapy: An Analysis of the Effect s of Suction on skin and the
Possible influence on Human Health. Complementary Therapies in Clinical Practice, 29,126-
168.
Mekta, Piyush & Dhapte, Vividha.(2015). Cupping Therapy : A Prudent for a plethora of
Medical Ailments %, 127-134
Ridho, A.A. (2015). Bekam Sinergi, Rahasia Sinergi Pengobatan Nabi, Mdis Modern &
Traditional Chinese Medicine. Solo: Aqwamedika.
Sarkosih(2012). Identifikasi Keselamatan Pasien Terapi Bekam di 4 (empat) Wilayah DKI
Jakarta Tesis.FKM. Universitas Indonesia.

Terapi Bercerita
Devinisi
Menggunakan cerita negatif seperti dongeng, mitos, legenda dengan improvisasi
tertentu untuk memulihkan masalah fisik dan/atau psikologis.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan anak
- Identifikasi minat anak terhadap cerita
- Identifikasi tema yang disukai
- Identifikasi dan respons anak

Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang nyaman
- Atur posisi senyuman mungkin
- Jalin keakraban dengan anak dan keluarga
- Mulai bercerita dari hal yang sederhana hingga kompleks
- Fokuskan pandangan pada anak
- Minta tanggapan anak
- Berikan umpan balik dan reinforcement positif
- Dokumentasikan proses dan hasil terapi

Edukasi
- Jelaskan tujuan interaksi

Referensi
Berman, A., Snyder, S.& Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb`s Fundamentals of Nursing (10 th
ed.)
. USA:Pearson Education
Linquist, R.. Snyder, M & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company, inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing ( 3th ed).
Philadelphia : F.A. Davis Company

Nama : Afifah Dian Sari


NIM : J210200073
Absen :8
Kelas : 1B

Terapi Bermain I.10346


Definisi
Menggunakan mainan atau media untuk memfasilitasi anak dalam mengkomunikasikan
persepsi, pengetahuan dan penguasaan anak terhadap lingkungannya
Tindakan
Observasi
- Identifikasi perasaan anak yang diungkapkan selama bermain
- Monitor penggunaan peralatan bermain anak
- Monitor respons anak terhadap terapi
- Monitor tingkat kecemasan anak selama terapi

Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
- Sediakan waktu yang cukup untuk memungkinkan sesi bermain efektif
- Atur sesi bermain untuk memfasilitasi hasil yang diinginkan
- Tetapkan batasan untuk sesi latihan terapeutik
- Sediakan peralatan bermain yang aman, sesuai kreatif, tepa guna, peralatan yang
merangsang perkembangan anak, yang dapat mendorong ekspresi pengetahuan dan
perasaan anak
- Motivasi anak untuk berbagi perasaan, pengetahuan, dan persepsi
- Komunikasikan penerimaan perasaan, baik positif maupun negative, yang diungkapkan
melalui permainan
- Lanjutkan sesi bermain secara teratur untuk membangun kepercayaan dan mengurangi rasa
takut akan peralatan atau peralatan atau perawatan yang tidak dikenal
- Dokumentasikan pengamatan yang dilakukan selama sesi bermain

Edukasi
- Jelaskan tujuan bermain bagi anak dan orang tua
- Jelaskan prosedur bermain kepada anak dan/atau orang tua dengan bahasa yang mudah
dipahami

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed).USA: Person Education
Hockenberry, Marrilyn J, Wilson, David. (2014). Wong’s Nursing Care of Infants and
Children. Elsevler Health sciences
Linquist, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/alternative Therapises in
Nursing ( 7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Teksoz, Bligin, Madzwamuse et all. (2007). The impact of a creative play intervention on
satisfaction with nursing care: A mixed-methods study.Journal of Specialist in
Padiatric Nursing, 22, 1. DOI: 10.1111/jspn.12169
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Terapi Bioteedback I.09318


Definisi
Memfalitasi kemampuan mengendalikan diri atas respons fisiologis dengan menggunakan
monitor biofeedback.
Tindakan
Observasi
- Periksa riwayat penyakit kesehatan
- Identifikasi kemampuan dan kemauan untuk menggunakan perawatan biobehavioral
- Identifikasi penerimaan terhadap terapi
- Identifikasi perangkat biofeedback yang akan digunakan (mis. Feedback termal; respons
elektrodermal atau respons kulit galvanic, feedback elektromiografi, biofeedback
pernapasan, biofeedback elektroensefalografi)
- Identifikasi kondisi kesehatan spesifik yang harus dilakukan terapi

Terapetik
- Atur ruang terapi agar pasien tidak dapat menyentuh benda konduktif apapun
- Pasang perangkat instrument sesuai kebutuhan
- Tetapkan ambang dasar respons fisiologis untuk membandingkan efek terapi
- Operasikan perangkat biofeedback
- Fasilitasi belajar memodifikasi respons tubuh terhadap isyarat pada monitor
- Berikan umpan balik kemajuan setelah setiap sesi terapi

Edukasi
- Jelaskan prosedur penggunaan perangkat
- Jelaskan tujuan menggunakan biofeedback
- Informasikan waktu, frekuensi, lama, dan tempat terapi dengan pasien/keluarga
- Ajarkan memeriksa instrument berfungsi dengan baik sebelum digunakan
- Informasikan hasil terapi untuk penguatan respon terapi

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed).USA: Person Education
Calderon, K. S., & Thompson, W. W. (2004). Biodfeedback Relaxation Training: A
Rediscovered Mind-Body Tool in Public health. American Journal of Health Studies,
19(4). 185-194
Linquist, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/alternative Therapises in
Nursing ( 7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Terapi Diversional I.09319


Definisi
Menggunakan aktivitas pengisi waktu waktu luang atau rekreasi untuk meningkatkan
perasaan sehat
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi hobi dan aktivitas yang biasa dilakukan

Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
- Anjurkan menyiapkan ruangan yang tenang dan nyaman
- Anjurkan menjalankan hobi dan/atau aktivitas yang biasa dilakukan
- Anjurkan menonton televise, membaca buku, atau hiburan lainnya
- Anjurkan melakukan melakukan aktivitas yang dapat menurunkan ansiestas (mis, berdzikir,
beribadah, menyanyi dalam kelompok, permainan sederhana, bermain kartu, puzzle).
Referensi
Berman, A., Snyder. S. & Fradsen. G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ad). USA: Pearson Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical nursing Procedurse (9th ed.). St Louis:
Elsevier
Wilkinso, J. M., Treas, L. S., Bameet, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F, A. Davis Company.

Terapi Hipnotis I.09320


Definisi
Memfasilitasi pencapaian konsentrasi penuh untuk menciptakan perubahan dalam sensasi,
pikiran, atau perilaku
Tindakan
Observasi
- Identifikasi riwayat masalah yang dialami
- Identifikasi tujuan teknik hipnosis
- Identifikasi penerimaan untuk menggunakan hipnosis

Terapeutik
- Ciptakan hubungan saling percaya
- Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan bebas gangguan
- Duduk dengan nyaman, setengah menghadap pasien, jika perlu
- Gunakan bahasa yang mudah dipahami
- Berikan saran dengan cara asertif
- Fasilitasi mengidentifikasi teknik hipnotis yang tepat (mis, gerakan tangan ke wajah, teknik
eskalasi, fraksinasi)
- Hindari menebak apa yang dipikirkan
- Fasilitasi menggunakan semua indera selama proses terapi
- Berikan umpan balik positif setelah setiap sesi

Edukasi
- Anjurkan menarik napas dalam untuk mengintensifkan relaksasi

Referensi
Berman, A., Snyder. S. & Fradsen. G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ad). USA: Pearson Education
Enck, P., Hefner, J., Herbert B. M., Mazurak, N., Weimer, K., Muth, E. R., Martens, U.
(2013). Sensitivity and specicificity of hypnosis effects on gastric myoelectrical
activity. PLoS One, 8(12). e83486.doi:http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0083486
Linquist, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/alternative Therapises in
Nursing ( 7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Terapi Humor
I.09321
Definisi
Menggunakan humor untuk memudahkan membangun hubungan, mengurangi ketegangan dan
kemarahan, atau mengatasi perasaan menyakitkan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi jenis humor yang diinginkan
- Identifikasi tanggapan khas pasien terhadap humor (mis. tertawa atau tersenyum)
- Identifikasi situasi dan kondisi untuk menggunakan humor
- Monitor respons dan hentikan strategi humor jika tidak efektif

Terapeutik
- Hindari konten yang sensitif
- Tunjukkan sikap menghargai humor yang dilakukan
- Tanggapi secara positif upaya humor yang dilakukan

Edukasi
- Diskusikan keuntungan tertawa
- Anjurkan menggunakan media terapi humor (mis. permainan lucu, kartun, lelucon, video,
kaset, buku)

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.

Dean, Ruth Anne KINSMAN, R.N., PhD., & Gregory, David M,R.N., PhD. (2004). Humor and laughter
in palliative care: An ethnographic investigation. Palliative & Supportive Care, 2(2), 139-48

Goodenough, B., Low, L, Casey, A., Chenoweth, L. \, Fleming, R., Spitzer, P., Brodaty, H. (2012).
Study protocol for a randomized controlled trial of humor therapy in residential care: The
sydney multisite intervention of LaughterBosses and ElderClowns (SMILE). International
Psychogerlatrics, 24(12), 2037-44. doi:http://dx.doi.org/10.1017/S1041610212000683

Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th
ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
TERAPI INTRAVENA
I.02086
Definisi

Memberikan dan memantau cairan dan/atau obat-obatan melalui intravena.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi indikasi dilakukan terapi intravena


- Periksa jenis, jumlah, tanggal kadaluwarsa, jenis larutan, dan kerusakan wadah
- Periksa kepatenan IV sebelum pemberian obat atau cairan
- Monitor aliran IV dan tempat penusukan kateter selama terapi
- Monitor tanda dan gejala kelebihan cairan
- Monitor nilai kalium berada di bawah 200 mEq/24 jam pada dewasa
- Monitor tanda dan gejala flebitis atau infeksi lokal

Terapeutik

- Pertahankan teknik aseptik


- Lakukan lima benar sebelum memberikan cairan atau obat-obatan (obat, dosis, pasien,
rute, dan waktu)
- Berikan melalui infusion pump, jika perlu
- Berikan cairan pada suhu kamar, kecuali ada indikasi lain
- Berikan obat-obatan melalui IV dan monitor reaksi obat
- Ganti kateter IV, selang infus dan peralatan lainnya setiap 48 – 72 jam
- Lakukan perawatan area penusukan kateter IV
- Lakukan pembilasan selang setelah pemberian larutan pekat
- Dokumentasikan terapi yang diberikan

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan langkah – langkah prosedur

Referensi

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.):
USA: Pearson Education

Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L S, Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

TERAPI KELOMPOK
I.13500
Definisi

Menggunakan kelompok dengan masalah yang sama untuk memberikan dukungan emosional dan
perilaku, melatih perilaku baru, dan berbagi informasi kesehatan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi topik, tujuan dan proses kelompok


- Monitor keterlibatan aktif setiap anggota kelompok

Terapeutik

- Bentuk kelompok 5 sampai 12 anggota


- Tentukan waktu dan tempat yang sesuai untuk pertemuan kelompok
- Ciptakan suasana nyaman
- Gunakan kontrak tertulis, jika perlu
- Ciptakan iklim motivasi untuk proses kelompok
- Mulai dan akhiri kegiatan tepat waktu
- Atur tempat duduk sesuai metode yang digunakan
- Sepakati norma kelompok
- Berikan arahan dan informasi yang sesuai
- Hindari interaksi kelompok tidak produktif
- Arahkan kelompok melalui tahapan pengembangan kelompok
- Arahkan anggota kelompok untuk terlibat aktif

Edukasi

- Anjurkan berbagi perasaan, pengetahuan, dan pengalaman


- Anjurkan saling membantu dalam kelompok
- Latih tanggung jawab dan mengendalikan diri dalam kelompok

Kolaborasi

- Rujuk ke perawat spesialis lain, jika perlu

Referensi
Levi, O., Shoval-Zuckerman, Y., Fruchter, E., Bibi, A., Bar-Haim, Y., & Waid, I. (2017). Benefits of a
psychodynamic group therapy (PGT) model for treating veterans with PTSD. Journal of
Clinical Psychology, 73(10), 1247-1258. Doi:http://dx.doi.org/10.1002/jclp.22443.

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.

Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th
ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

TERAPI KELUARGA
I.09322
Definisi

Menggunakan anggota keluarga untuk menggerakkan keluarga melakukan cara hidup yang lebih
produktif

Tindakan

Observasi

- Identifikasi riwayat kesehatan keluarga


- Identifikasi pola komunikasi keluarga
- Identifikasi cara keluarga memecahkan masalah
- Identifikasi pembuatan keputusan dalam keluarga
- Identifikasi terjadinya pelecehan dalam keluarga
- Identifikasi kekuatan/sumber daya keluarga
- Identifikasi peran setiap anggota keluarga dalam sistem keluarga
- Identifikasi gangguan spesifik terkait harapan peran
- Identifikasi penyalahgunaan zat pada anggota keluarga
- Identifikasi penengah dalam keluarga
- Identifikasi ketidakpuasan dan/atau konflik yang terjadi
- Identifikasi kejadian saat ini atau akan terjadi yang mengancam keluarga
- Identifikasi kebutuhan dan harapan dalam keluarga
- Identifikasi hubungan hierarkis anggota keluarga
- Monitor respons merugikan terhadap terapi

Terapeutik

- Fasilitasi diskusi keluarga


- Fasilitasi strategi menurunkan stres
- Fasilitasi restrukturisasi sistem keluarga, jika sesuai
- Diskusikan cara terbaik dalam menangani disfungsi perilaku dalam keluarga
- Diskusikan batasan keluarga
- Diskusikan strategi penyelesaian masalah yang kontruktif
- Diskusikan rencana terapi dengan keluarga
- Diskusikan cara membudayakan perilaku baru
- Rencanakan strategi menghentikan terapi

Edukasi

- Anjurkan berkomunikasi lebih efektif


- Anjurkan anggota memprioritaskan dan memilih masalah keluarga
- Anjurkan semua anggota keluarga berpartisipasi dalam pekerjaan rumah tangga bersama-
sama (mis. makan bersama)
- Anjurkan menguubah cara berhubungan dengan anggota keluarga lain

Referensi

Boyd, M. (2012). Psychiatric nursing: contemporary practice (5th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer
Health/Lippincott Williams & Wilkins.

Glick ID, Stekoll AH, Hays S. (2011). The role of the family and Improvement in treatment
maintenance, adherence, and outcome for schizophrenia. J Clin Psychopharmacol. 2011
Feb;31(1):82-5. Doi: 10.1097/JCP.0b013e31820597fa.

Lucksted A, McFarlane W, Downing D. Dixon L. (2012). Recent developments in family


psychoeducation as an evidence-based practic. J Marital Fam Ther, 38(1): 101-21.

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Terapi Kognitif Perilaku

I.09323
Definisi
Menggunakan teknik berpikir, merasa dan berperilaku mengenai suatu kejadian untuk memulihkan
penyadaran diri.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi Riwayat diagnostic menyeluruh
- Identifikasi gejala,factor lingkungan, budaya, biologis yang mempengaruhi
- Identifikasi masalah yang menimbulkan distorsi pikiran dan persepsi negatif
- Identifikasi asumsi, keyakinanmendasar atau skema dari pola pikir dan distorsi pikiran
- Identifikasi metode alternatif dalam menyeleaikan masalah (mis. proses koreksi pikiran)
- Identifikasi distorsi pikiran dan pola perilaku maladaptive spesifik disetiap situasi
- Monotor pikiran yang dialami (mis. kejadian spesifik yang mengakibatkan masalah emosional)
- Monitor kemampuan yang telah dilatih
Terapeutik
- Ciptakan hubungan terapeutik dan kolaboratif (pasien-perawat) yang aktif
- Analisis distorsi pikiran yang dialami (mis. labeling, overgeneralisasi,personalisasi)
- Lakukan pengamatan pemantauan terhadap pikiran dan perilaku
- Buatkan penugasan aktivitas dirumah dalam proses terapi
- Arahkan pikiran keliru menjadi sistematis
- Buatkan rapot/catatan kegiatan harian dan sharing
- Berikan reinforcement positif atas kemampuan yang dimiliki
Edukasi
- Jelaskan masalah yang dialami (mis. Kecemasan, trauma sindrom)
- Jelaskan strategi dan proses terapi pikiran perilaku
- Diskusikan pikiran keliru yang di alami
- Diskusikan self-monitoring dalam memahami kondisi selama terapi
- Diskusikan rencana aktivitas harian terkait terapi yang diberikan
- Latih teknik relaksasi (mis. pemanasan, latihan otot progresif)
- Latih restrukturisasi pikiran dengan metode ABC (actual situation, belief, consequence) dengan
mengkounter/melawan pola pikir yang keliru
- Latih restrukturisasi pikiran alternatif dengan metode ABCDE (disputing, effects)
- Latih keterampilan koping individu
- Latih menggunakan prinsip FEAR (Feeling frightened, expecting bad things to happen, attitude and
action, result and reward) pada usia anak-anak
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian terapi (mis. psikofarmaka, ECT)

Referensi
Boyd, M.A. (2011). Psychiatric Nursing:'Contemporary Practice (5th ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Milona, Savvas,B.N.U.R.,M.N.U.P., Andrea-Apostolidou, S., Panayiotou,G., PhD., & Koukia, E, PhD.
(2017). Cognitive behaviour therapy for absessive compulsive disorder. Interntional Journal
of Caring Sciences, 10(1),614-621
Rhoads, Jacqueline. (2011). Clinical Consult for Psychiatric Mental Health Care, Springer Publishing
Company, New York
Sharf, R.S. (2012). Theorles of Psychotherapy and Conseling: Concept and cases. 5th Edition.
Brooks/Cole. Cengage Learning. CanadaStruart, G. W. (2013). Principles and Practice of
Psychiatric Nursing(10th Ed.). Sl.Loule: Mosby.
Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing: Assesment, Care Plants, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia F.A. Davis Company.

Terapi Lintah I.02087

Definisi
Menggunakan lintah untuk menghilangkan kelebihan jaringan yang ditanam yang bercampur dengan
darah vena.

Tindakan
Observasi
- Monitor kadar hemoglobin dan hematokrit harian, jika perlu :
- Monitor ukuran lintah sampai (10-15 menit) sampai terlepas sendiri
Terapeutik
- Gunakan kewaspadaan universal
- Gunakan terapi lintah pada daerah yang aliran darah arterinya adekuat
- Gunakan lintah hanya untuk satu pasien
- Bersihkan bekas gigitan dengan kain steril dan keringkan
- Batasi lokasi dengan kain atau handuk agar lintah tidak berpindah
- Oleskan dekstrosa 5% di lokasi terapi
- Tempatkan lintah dengan pinset secara hati-hati
- Pastikan ujung anterior dan posterior menepel pada area terapi
- Lepaskan lintah yang tidak terjatuh dengan alkohol
- Bersihkan area terapi dengan hidrogen perioksida dan air steril setiap 1-2 jam
Edukasi
- Informasikan lintah mengeluarkan anastesi lokal
- Informasikan tindakan tidak membutuhkan anastesi lokal, karena jaringan yang di tanam memiliki
sedikit saraf yang aktif
- Informasikan bahwa lintah mengeluarkan hirudin, antikoagulan, sehingga darah akan mengalir dari
luka sampai 50 ml selama 24 sampai 48 jam setelah lintah di angkat
- Informasikan bahwa lintah merupakan terapi
- Anjurkan untuk tidak menyentuh atau melepaskan lintah secara manual
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu.

Referensi
Berman, A. Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing ( 10th ad.). USA:
Pearson Education.
Linquis, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th
ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Terapi Menelan I.03144

Definisi
Memulihkan kemampuan menelan untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat gangguan
menelan.

Tindakan
Observasi
- Monitor tanda dan gejala aspirasi
- Monitor gerakan lidah saat makan
- Monitor tanda kelelahan saat makan, minum, dan menelan
Terapeutik
- Berikan lingkungan yang nyaman
- Jaga privasi pasien
- Gunakan alat bantu, jika perlu
- Hindari pengguna sedotan
- Posisikan duduk
- Berikan permen lollipop untuk meningkatkan kekuatan lidah
- Fasilitasi meletakkan makanan di belakang mulut
- Berikan perawatan mulut, sesuai kebutuhan
Edukasi
- Informasikan manfaat terapi menelan kepada pasien dan keluarga
- Anjurkan membuka dan menutup mulut saat memberikan makanan
- Anjurkan tidak bicara saat makan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan terapi (mis. terapis okupasi, ahli
patologi bicara, dan ahli gizi) dalan mengatur progam rehabilitasi pasien

Referensi
Berman, A. Synder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing ( 10th ad.). USA:
Pearson Education.
Doenges, M, E. (2010). Nursing care Plans, Guldelines for Individualizing Client Care Across The Life
Span. (8th ed.). Philadelphia: f. A. Davis Company.
Dougherty, L. & Lister , S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing skilis & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Terapi Mileu

I.09324
Definisi
Menggunakan orang, sumber saya, dan/atau kejadian di lingkungan sekitar untuk meningkatkan
atau mengoptimalkan fungsi psikososial.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kontribusi faktor lingkungan terhadap perilaku
- Identifikasi kebutuhan orang lain selain kebutuhan pasien
- Identifikasi sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi perawatan diri
- Monitor perilaku yang mungkin mengganggu atau merugikan orang lain
Terapeutik
- Atur lingkungan yang normal (mis. menggunakan jam, kalender, furnitur)
- Fasilitasi komunikasi terbuka antara pasien, perawatan, dan staf lainnya
- Libatkan dalam keputusari tentang perawatan sendiri
- Tuliskan harapan dan kesepakatan perilaku, jika sesuai
- Dukung kegiatan kelompok formal dan informal untuk meningkatkan kemampuan berbagi,
kerjasama, kompromi, dan kepemimpinan
- pastikan staf memenuhi janji pertemuan dan pengawasan pada pasien
- Minimalkan batasan yang mengurangi privasi atau pengendalian diri (otonomi)
- Fasilitasi menggunakan telepon
- Sediakan lingkungan yang nyaman untuk kunjungan keluarga dan teman lain
- Sediakan buku, majalah, seni, dan kerajinan sesuai latar belakang, kebutuhan rekreasi, budaya, dan
pendidikan
Edukasi
- Anjurkan menggunakan benda milik sendiri
Kolaborasi
- Koordinasi penurunan atau penyesuaian dosis obat, sesuai indikasi

Referensi
Caesar. L. G (2015). The importance of a psychiatric milieu in inpatient settings (Doctoral capstone
project): Retrieved from http://www.nursinglibrary.org/vhi/handle/10755/550535
Geanellos, R. (2000). The milieu and milieu therapy in adolescent mental health nursing. Int J
Psychiatr Nurs Res 2000 Jan:5(3):638-48.
Linquis, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7th
ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.

Nama : Leni Cahyani


Nim : J210200077
Kelas : 1 B

I.08249
Terapi murattal
Definisi
Menggunakan media Al-qur’an ( baik dengan mendengarkan atau membaca) untuk
membantu meningkatkan perubahan yang spesifik dalam tubuh bak secara fisiologis maupun
psikologis.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi aspek yang akan diubah atau dipertahankan
(mis,sikap,fisiologis,psikologis)
- Identifikasi aspek yang akan difokuskan dalam terapi
(mis,stimulasi,relaksasi,konsentrasi,pengurangan nyeri)
- Identifikasi jenis terapi yang digunakan berdasarkan keadaan dan kemampuan
pasien(mendengarkan atau membaca al-qur’an)
- Identifikasi media yang dipergunakan (mis,speaker,earphone,handphone)
- Identtifikasi lama dan durasi pemberian sesua kondisi pasien
- Monitor perubahan yang difokuskan

Terapeutik
- Posisikan dalam posisi lingkungan yang nyaman
- Batasi ransangan eksternal selama terapi dilakukan
(mis,lampu,suara,pengunjung,penggilan telepon)
- Yakinkan volume yang digunakan sesuai dengan keinginan pasien
- Putar rekaman yang telah ditetapkan
- Damping selama membaca Al-qur’an ,jika perlu

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan manfaat terapi
- Anjurkan memusatkan perhatian/pikiran pada lantunan ayat Al-qur’an

Referensi
Azar ,A.,Fatemeh, G., AmirVahendian, A.,SoheilaRabi’i., S., MohammadTaghi, K.,&
Sudabeh, M. (2011).
Evaluation of the Effect of Reciting the Word “Allah” on the pain and Anxiety og
Dressing Change
In Burn Patients.Quran and Medicine, 2011(2,Auntum[En],36-39.
Cruz.J, P,. Aishammari, F ,, Alotalbi, K., A., & Colet, P . C .(2017).Spirituality and spiritual
care perspecaves
Among baccalaureate nursing students in Saudi Arabia: A cross-sectinal study.Nurse
Education
Today,49 , 156-182. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2016.11.027
Hosseini , M ., Davidson, P, M., Fallahi Khoshiknab, M ., & Green, A, (2013). Spirituasi and
religious Interventions
In health care : an integrative review, Iranian Rehabilitation Journal , 11 (1),87-93.

I.08250
Terapi musik
Definisi
Menggunakan musik untuk membantu mengubh perilaku,perasaan,atau fisiologis tubuh.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi perubahan perilaku atau fisiologis yang akan dicapai
(mis,relaksasi,stimulasi,konsentrasi,pengurangan rasa sakit)
- Identifikasi minta terhadap musik
- Identifikasi musik yang disukai
Terapeutik
- Pilih musik yang disukai
- Posisikan dalam posisi yang nyaman
- Batasi ransangan eksternal selama terapi dilakukan (mis,
lampu,suara,pengunjung,panggilan telepon)
- Sediakan peralatan terapi musik
- Atur volume suara yang sesuai
- Berilakan terapi musik sesuai indikasi
- Hindari pemberian terapi musik dalam waktu yang lama
- Hindari pemberian terapi musik saat ceedera kepala akut
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi musik
- Anjurkan riflek selama mendengarkn musik

Referensi
Berman, A., Snyder, S, & Fradsan, G. (2016), Kozler & Erb’s Fundamentais of Nursing (10
th ed).USA
Pearson Education.
Linquist, R., Snyder, M, & Tracy, M,F .(2014). Complementary/Alternative Theraples in
Nursing (7 th ed).New
York: Springer Publishing Company,inc.
Wilkinson, J, M, Tress. L,. S., Barnett, K ,& Smith, M , H, (2016). Fundermentals of
Nursing (3 th ed)
Philadalphia : F.A . Davis Company.

I.01026
Terapi oksigen
Definisi
Memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan mengatasi kondisi kekurangan oksigen
jaringan.
Tindakan
Observasi
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor posisi alat terapi oksigen
- Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan cukup
- Monitor efektifitas terapi oksigen (mis,oksimetri,analisa gas darah),jika perlu
- Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
- Monitor tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelectasis
- Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
- Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
- Bersihkan sekret pada mulut,hidung dan trakea,jika perlu
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
- Berikan oksigen tambahan ,jika perlu
- Tetap berikan oksigen saat pasien ditansportasi
- Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi
- Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan dosis oksigen
- Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur
Referensi
Belt, E.C,et al (2017).Oxygen therapy for interstitial lung disease: a systematic
review,European
Review: An Official Journal Of The European Reepiratory Society,
26(143).
http://search.ebscohost.com/login.aspx?
direct=true&db=mn&AN=28223395&site=ehost-live.
Kalet, R., H. et.al(2016). Should Oxygen Therapy Be Tightly Regulated to Hyperoxia in
Crirically 1.
Respiratory Care , 61(6), 801-818.
Nishimura , M,(2016) . High-Flow Nasal Cannuts Oxygen Therapy in Adults: Physiological
Benefits, indication,
Clinical Benefits,and Adverse Effects,Respiratory Care,61(4),pp.529-542.
Plckstock , S ., 2016.Providding best practice oxygen therapy in the community.JCN,30(6)
Slela, D, & kidd, M ,(2017). Oxygen Requirements for Acutely and Critically III
Patient,American Association
Of Critical-Care Nurse. 37(4)
Walah , B.K., Faarc, R.R.R.A.& Rrt , C.D.S. (2017). Pediatric Oxygen
Respiratory Care.62(6),645-662.

I.14586
Terapi paparan panas
Definisi
Menstimulusi kulit dan jaringan di bawahnya dengan panas untuk mengurangi nyeri dan
ketidaknyamanan lainnya.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kontraindikasi penggunaan terapi(mis,penurunan atau tidak adanya sensasi
penurunan sirkulasi)
- Monitor suhu alat terapi
- Monitor kondisi sulit selama terapi
- Monitor kondisi umum,kenyamanan dan keamanan selama terapi
- Monitor respon pasien terhadap terapi

Terapeutik
- Pilih metode stimulasi yang nyaman dan mudah didapatkan (mis,botol air panas,bantal
pans listrik,lilin ,parafin,lampu )
- Pilih lokasi stimulasi yang sesuai
- Bungkus alat terapi dengan menggunakan kain
- Gunakkan kain lembab disekitar area terapi
- Tentukan durasi terapi sesuai dengan respon pasien
- Hindari melakukan terapi pada daerah yang mendapatkan terapi radiasi

Edukasi

- Ajarkan cara mencegah kerusakan jaringan


- Ajarkan cara menyesuaikan suhu secara mendiri
Referensi
Berman, A ., Snyder , S. & Fradsen, G. (2016) . kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
( 10 th ed).USA:
Pearson Education.
Linquist, R., Snyder, M .& Tracy,M,F.(2014).Complementary/Alternative Theraples in
Nursing ( 7th ed).New
York : Springer Publishing Company ,inc.
Wilinson,J , M ., Treas , L. S ., Barnett, K. & Smith,M H. (2016) Fundamentals og Nursing
Philadelphia : F, A, Davis Company.
NAMA : ALIFIA PUTRI NABILA
NIM : J210200078
KELAS : KEPERAWATAN 1B

TERAPI PEMBERHENTIAN MEROKOK


I.01027
Definisi
Menggunakan substitusi nikotin dan intervensi psikososial untuk pemberhentian merokok.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi status merokok saat ini dan riwayat merokok
- Identifikasi alasan berhenti merokok
- Identifikasi kesiapan untuk berhenti merokok
- Identifikasi perunahanaspek psikososial (mis. perasaan positif dan negative terkait
merokok) yang mempengaruhi perilaku merokok
- Monitor selama 2 tahun setelah berhenti jika memungkinkan

Terapeutik
- Yakinkan bahwa gejala fisik putus nikotin bersifat sementara
- Motivasi menentukan tanggal berehnti merokok
- Fasilitas memilih metode terbaik untuk menghentikan rokok
- Kelola terapi pengganti nikotin
- Buatkan catatan tentang penyebab dan akibat dari merokok
- Fasilitas dalam mengembangkan rencana penghentian merokok terkait aspek
psikososial yang mempengaruhi perilaku merokok
- Fasilitas mengembangkan metode praktis untuk menolak keinginan merokok (mis.
berteman dengan teman yang tidak merokok,tidak seing tempat merokok,latihan
relaksasi)
- Gunakan model peran yang tidak merokok
- Berikan penguatan positif untuk mempertahankan gaya hidup asap rokok (mis.
merayakan hari berhenti merokok,beri penghargaan untuk diri sendiri setelah bebas
dari rokok pada 1 minggu, 1 bulan, 6 bulan; menabung uang yang biasanya untuk
membeli rokok dan membeli hadiah special untuk dirinya)
- Promosikan kebijakan lingkungan bebas asap rokok
- Libatkan dalam kelompok pendukung berhenti merokok

Edukasi
- Jelaskan manfaat berhenti merokok secara konsisten
- Jelaskan gejala fisik putus nikotin (mis. sakit kepala,pusing,mual,mudah
tersinggung,dan insomnia)
- Jelaskan metode self-help (swabantu) untuk berhenti merokok
- Jelaskan rencana strategi penanganan spesifik dan mengatasi masalah akibat berhenti
merokok
- Ajarkan mengenal isyarat kekambuhan keinginan merokok (mis. berada di sekitar
orang lain yang merokok,sering mengunjungi tempat merokok)
- Ajarkan cara mengatasi kegagalan (mis. meyakinkan bahwa bukan “kegagalan”,
tetapi pembelajaran, dan identifikasi alasan kambuh)
- Informasikan pengganti nikotin (mis. koyo nikotin,permen karet,spray hidung,inhaler)
- Informasikan bahwa mulut kering,batuk,tenggorokan gatal, dan perasaan sesek
merupakan gejala yang mungkin terjadi setelah berhenti merokok
- Gunakan koyo nikotin atau permen karet
- Anjurkan kembali berusaha berhenti merokok,jika kambuh

Kolaborasi
- Rujuk pada program kelompok atau terapis individu, jika sesuai
- Rujuk pada sumber daya organisasi dan lokal untuk dukungan pemberhentian
merokok

Referensi
Bomella, Sally Jo (2010). Help your patients with smooking cessation. Nursing Made
Incredibly Easly: March/April 2010 – Volume 8 – Issue 2 – p 58 doi:
10.1097/01.NME.0000368753.31333.08
Rice VH, Hartmann-Boyce J, Stead LF (2013). Nursing interventions for smoking cessation.
Cochrane Database Syel Rev. 2013 Aug 12;(8):CD001188.doi:
10.1002/14651858.CD001188.pub4.
Review:nursing intervetions to increase smooking cessation at the population level: how
much progress has been made in the last two decades? Tobacco Control 2012:21:110-1

TERAPI PEMIJATAN
I.08251
Definisi
Memberikan stimulasi kulit dan jaringan dengan berbagai teknik gerakan dan tekanan tangan
untuk meredakan nyeri, meningktakan relaksasi, memperbaiki sirkulasi, dan/atau stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kontraindikasi terapi pemijatan (mis. penurunan trombosit, gangguan
integritas kulit, deep vein thrombosis, area lesi, kemerahan atau radang, tumor, dan
hipersensitivitas terhadap sentuhan)
- Identifikasi kesediaan dan penerimaan dilakukan pemijatan
- Monitor respons terhadap pemijatan

Terpeutik
- Tetapkan jangja waktu untuk pemijatan
- Pilih area tubuh yang akan dipijat
- Cuci tangan dengan air hangat
- Siapkan lingkungan yang hangat,nyaman,dan privasi
- Buka area yang akan dipijat,sesuai kebutuhan
- Tutup area yang tidak terpajan (mis. dengan selimut,seprai,handuk mandi)
- Gunakan lotion atau minyak untuk mengurangi gesekan (perhatikan kontraindikasi
penggunaan lotion atau minyak tertentu pada tiap individu)
- Lakukan pemijatan secara perlahan
- Lakukan pemijatan dengan teknik yang tepat

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi
- Anjurkan rileks selama pemijatan
- Anjurkan beristirahat setelah dilakukan pemijatan

Referensi
Berman,A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier % Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th
ed). USA:Perrson Education
Linquist,R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company,Inc.
Maratos,Duarte,Barnes et all. (2017). The physiological and emotional effects of touch:
Assessing a hand-massage intervention with high self-critics. Psychiatry Research, 250, 221-
227. https://doi.org/10.1016/j.psychres.2017.01.066.
Mojtaba, Shahram, Abdolali et alt. (2017). Effects of slow-strokeBack Massage on Symptom
Clusier In Adult Patients With Acute Leukimia. Cancer Nursing,40(1), 31-38. doi:
10.1097/NCC.0000000000000353
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed).Philadelphina: F. A. Darvis Company
TERAPI PENYALAHGUNAAN ZAT (DETOKSIKASI
ZAT)
I.09325
Definisi
Menggunakan terapi medis dan psikoterapeutik untuk perawatan disfungsi akibat
penyalahgunaan atau ketergantungan zat.

Tindakan
Observasi
- Periksa penggunaan zat selama pengobatan (mis. skriningurin dan analisis napas)
- Periksa adanya penyakit menular (mis. HIV/AIDS, hepatitis B dan C, dan TBC),rujuk
jika ada
- Identifikasi dan atasi disfungsi hubungan keluarga atau social (mis. tergantung pada
orang lain,ketidakmampuan)

Terapeutik
- Bina hubungan saling percaya
- Lakukan manajemen gejala selama periode detoksifikasi
- Pertimbangkan adanya komorbiditas,atau gangguan psikiatri atau penyerta medis
- Libatkan dalam psikoterapi sesuai indikasi (mis. terapi kognitif, terapi motivasi,
konseling, dukungan keluarga, terapi keluarga, atau dukungan kelompok)
- Fasilitasi resosialisasi dan membangun kembali hubungan
- Fasilitasi mengembangkan harga diri (mis. beri penguatan terhadap upaya positif)
- Libatkan keluarga dalam perencanaa dan aktivitas perawatan. Libatkan dalam
program dukungan swadaya selama dan setelah perawatan (mis. kelompok
rehabilitasi pecandu/pengguna,program rehabilitasi BBN)

Edukasi
- Jelaskan gejala atau perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan kambuh (mis.
kelelahan,depresi,berbohong)
- Jelaskan efek zat yang digunakan (mis. fisik,psikologis, dan sosial)
- Jelaskan pentingnya tidak menggunakan zat
- Diskusikan rencana pencegahan kambuh (mis. buat kontrak perilaku,identifikasi
sumber daya untuk mengatasi situasi stress)
- Anjurkan menerima tanggung jawab atas disfungsi dan penanganan terkait
penggunaan obat
- Anjurkan keluarga berpartisipasi dalam upaya pemulihan
- Anjurkan mengevaluasi kemajuan penggunaan zat dengan membuat catatan pribadi
- Ajarkan manajemen stress (mis. olahraga,meditasi,dan terapi relaksasi)
- Ajarkan keluarga tentang gangguan penggunaan zat dan disfungsi terkait
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat substitusi (mis.
disulfiram,acamprosat,metadon,naltrexone,patch nikotin atau permen karet,atau
buprenorfin),sesuai indikasi
- Koordinasikan dan fasilitasi strategi konfrontasi kelompok untuk mengatasi
penggunaan zat dan pertahanan dalam penggunaan obat substitusi
- Rujuk pada program multidispliner (mis. rumah singgah,program detoksifikasi, atau
perawatan di komunitas),jika sesuai

Referensi
Bartlett, R., Brown, L., Shattell, M., Wright, T., & Lewallen, L. (2013). Hann Reduction:
Compessionate Care Of Persons with Addictions. Medsurg Nursing : Official Journal of the
Academy of Medical-Surgical Nurses,22(6), 349-358
Boyde, M. A.(2011). Psychiatric Nursing : Contemporary Practive (5 th ed). Philadelphia:
Lippincott Wiiliams & Willkins.
Jhanjee, S. (2014). Evidence Based Psychosocial Interventions in Substance Use. Indian
Journal of Psychological Medicine, 36(2), 112-118. https://doi.org/10.4103/0253-
7176.130960.
Townsend, M: (2014). Psychiatric Nursing : Assesment, Care Pians, and Mediciations. (9 th
ed). Philadelphia: F. A. Davis Company

TERAPI REKREASI
I.08252
Definisi
Menggunakan rekreasi untuk meningkatkan relaksasi dan ketrampilan sosial

Tindakan
Observasi
- Periksa adanya defisit mobilitas
- Periksa kemampuan fisik dan mental untuk berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi
- Identifikasi makna kegiatan rekreasi
- Identifikasi tujuan kegiatan rekreasi (mis. mengurangi kecemasan, stimulasi
perkembangan)
- Periksa respons emosional,fisik,dan sosial terhadap kegiatan rekreasi

Terpeutik
- Libatkan dalam perencanaan kegiatan rekreasi
- Pilih kegiatan rekreasi sesuai dengan kemampuan fisik,psikologis, dan sosial
- Rencanakan kegiatan rekreasi sesuai usia dan kemampuan (mis. happy
shopping,mengunjungi pantai, perkebunan)
- Fasilitasi sumber daya yang dibutuhkan untuk kegiatan rekreasi
- Sediakan peralatan rekreasi yang aman
- Fasilitasi transportasi ke tempat rekreasi
- Persiapkan tindakan pencegahan risiko keselamatan
- Berikan pengawasan pada sesi rekreasi,jika sesuai
- Berikan penguatan positif terhadap partisipasi aktif dalam kegiatan

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi
- Jelaskan manfaat stimulasi melalui modalitas sensorik dalam rekreasi

Referensi
Buettner, Linda et al (2003). Practice guidelines for recreation therapy in the care of people
with dementia (CE). Geriatric Nursing, 24(1), 18-25
Faik,Elizabeth (2016). Therapeutic Recreation Interventions and Multidisciplinary Teams in
Long-Term Care Settings. Master of Social Work Clinical Research Papers. Paper 576.
https://sophia.stkate.edu/msw_papers/576
Linquist, R., Synder, M. & Tracy,M.F. (2014). Complementary/Alternative Therapies in
Nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K, & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3th ed). Philadelphia: F. A. Darvis Company

4
Nama : Sindika Aprilia Saputri
NIM : J210200080
No : 13
Kelas : Keperawatan B
Buku : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

TERAPI RELAKSASI I.09326


⮚ Definisi
Menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala
ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot, atau kecemasan
⮚ Tindakan
Observasi
- Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi,
atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
- Identifikasi kesadaran, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
- Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan
dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia (mis:
musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
- Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
⮚ Referensi
Ackley, Gail B. Ladwig. (2016). Nursing, diagnosis handbook : an
evidence-based guide to planning care. 11th edition. St. Louis, Mo. :
Elsever
Day, Wendy (2000). Relaxation: A Nursing Therapy to help Relieve
Cardiac Chest Plain. Journal of advanced Nursing Volume 18 number 1
Linquist, R,. Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative
Therapies in Nursing (7th ed). Ner York: Springer Publishing Company,
Inc.
Piyanee Klainin-Yobas, Win Nuang Oo, Pey Ying Suzanne Yew & Ying Lau
(2015). Efeects of relaxation interventions on depression and anxiety
among older adults: a systematic review. Aging & Mental Health, 19, 12
Sinatra, DeMarco (2000). Relaxion training as a holistic nursing
Intervention. Holist Nurs Pract., 14(3):30-9

TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF


I.05187
⮚ Definisi
Menggunakan teknik penegangan dan peregangan otot untuk
meredakan ketegangan otot, ansietas, nyeri serta meningkatkan
kenyamanan, konsentrasi dan kebugaran
⮚ Tindakan
Observasi
- Identifikasi tempat yang tenang dan nyaman
- Monitor secara berkala untuk memastikan otot rileks
- Monitor adanya indikator tidak rileks (mis: adanya gerakan, pernapasan
yang berat)
Terapeutik
- Atur lingkungan agar tidak ada gangguan saat terapi
- Berikan posisi bersandar pada kursi atau posisi lainnya yang nyaman
- Hentikan sesi rileksasi secara bertahap
- Berikan waktu mengungkapkan perasaan tentang terapi
Edukasi
- Anjurkan memakai pakaian yang nyaman dan tidak sempit
- Anjurkan melakukan relaksasi otot rahang
- Anjurkan menegangkan otot selama 5 sampai 10 detik, kemudian
anjurkan untuk merileksasikan otot 20-30 detik, masing-masing 8 sampai 16
kali
- Anjurkan menegangkan otot kaki selama tidak lebih dari 5 detik untuk
menghindari kram
- Anjurkan fokus pada sensasi otot yang menegang
- Anjurkan fokus pada sensasi otot yang relaks
- Anjurkan bernapas dalam dan perlahan
- Anjurkan berlatih di antara sesi reguler dengan perawat
⮚ Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s
Fundamentals of Nursing (10th ed). USA: Pearson Education.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures
(8th ed). UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P.A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed).
St.Louis: Mosby Elsevier
Walkinsin, J. M., Treas, L S., Barnet, K. & Smith. M. H. (2016).
Fundamentals of Nursing (3rd ed). Philadelphia: F.A. Davis Company.

TERAPI REMEDIAL I.10347


⮚ Definisi
Menggunakan penyesuaikan teknik pembelajaran dan terapi anak
berdasarkan gaya dan ketertarikan anak yang mengalami kesulitan
dalam menguasai kemampuan berpikir secara optimal dan kemampuan
logika dasar
⮚ Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah spesifik pembelajaran (mis: kesulitan membaca,
gangguan dalam sekuen, persepsi huruf)
- Identifikasi kemampuan dan ketidakmampuan/kesulitan yang dialami
(mis: kemampuan kognitif, motorik kasar, motorik halus, bahasa dan
komunikasi, interaksi sosial, kemampuan bina diri, penglihatan, pendengaran,
dan otot-otot mulut)
- Identifikasi kebutuhan akademik dan non-akademik
Terapeutik
- Rencanakan metode yang digunakan dengan mengkombinasi metode
stimulus visual dan pembelajaran yang menggunakan alat bantu sebagai media
pengajaran misal kartu angka, menyusun benda berdasarkan warna dan
ukuran, menyusun balok
- Siapkan alat bantu pembelajaran (mis: gambar, poster-poster, bola,
mainan balok)
- Berikan pertanyaan pelajaran yang sudah diberikan
- Sampaikan materi agar mudah dipahami
- Rangkum pelajaran yang telah diberikan bersama-sama dengan
murid/siswa
- Berikan tugas atau dievaluasi
- Berikan satu tugas pada satu waktu
- Gunakan metode komunikasi yang menstimulasi indera (mis: mengetik)
- Buat rutinitas terstruktur yang dapat diselesaikan anak
- Hindari berfokus pada hal yang tidak bisa dilakukan, tapi pada
kemampuan yang dapat dilakukan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi remedial
- Anjurkan menghindari selalu mengikuti kemauan anak
- Anjurkan menghindari multitasking
⮚ Referensi
Bastable, S. B. (2008). Nurse as educator. Principles of teaching and
learning for nursing practice. Sudbury, Mass: Jones and Bartlett.
Givon, S. & Court, D.(2010). Coping strategies of high school student
with learning disabilities: a longitudinal qualitative study & Grounded
theory. International Journal of Qualitative Studies in Education, 23,3.
Linguist, R., Snyder. M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/alternative
Therapies in Nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company,
Inc

TERAPI REMINISENS I.09327


⮚ Definisi
Menggunakan kemampuan mengenang kejadian, perasaan, dan
pemikiran masa lalu untuk memfasilitasi relaksasi, kualitas hidup, atau
adaptasi terhadap keadaan saat ini
⮚ Tindakan
Observasi
- Identifikasi makna kenangan melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan
nada suara
- Identifikasi tema untuk setiap sesi (mis: rutinitas pekerjaan)
- Identifikasi sejumlah peserta yang tepat untuk terapi reminisens dalam
kelompok
Terapeutik
- Gunakan pakaian yang nyaman
- Batasi lama sesi sesuai rentang perhatian respons dan kemauan
melanjutkan
- Tetapkan metode reminisens yang paling efektif (mis:autobiografi,
jurnal, review peristiwa kehidupan, catatan, diskusi terbuka, dan story telling)
- Gunakan teknik mendengar efektif
- Gunakan alat bantu peraga (mis: musik untuk stimulai audio, album foto
untuk stimulasi fisual, parfum untuk stimulasi penciuman) untuk memfasilitasi
sensorik menstimulasi kenangan
- Gunakan pertanyaan langsung dan terbuka tentang kejadian masa lalu
- Gunakan album foto untuk menstimulasi kenangan
- Gunakan keterampilan komunikasi (mis: memusatkan perhatian,
merefleksikan, dan mengekspresikan kembali, untuk mengembangkan
hubungan)
- Gunakan pertanyaan langsung untuk memfokuskan kembali ke peristiwa
kehidupan, jika perlu
- Pertahankan berfokus pada proses dari pada produk akhir setiap sesi
- Berikan dukungan dan empati bagi peserta
- Fasilitas untuk mengatasi kenangan buruk, menyakitkan atau negatif
- Fasilitas keluarga terhadap terapi reminisens
- Berikan umpan balik postif langsung
- Berikan penguatan terhadap ketrampilan koping sebelumnya
- Diskusikan kualitas efektif yang menyertai kenangan secara empati
Edukasi
- Anjurkan mengekspresikan perasaan positif dan negatif terhadap
kenangan secara lisan
- Anjurkan menulis kejadian masalalu
- Anjurkan menulis surat kepada saudara atau teman lama
⮚ Referensi
Boyd, M.A.(2011). Psychiatric Nursing: Contenporary Practice (5th ed).
Phildephia: Lippincott Williams & Walkins.
Linguist, R., Snyder. M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/alternative
Therapies in Nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company, Inc
Townsend, M.(2014). Psychiatric Nursing : Assessment, Care Plans, and
Medications.(9th ed). Pjiladelphia: F. A. Davis Company.
Nama : Velani Prastika Diyanto

NIM : J210200081

No. Absen : 14
Kelas : Keperawatan 1 B

Halaman : 439-442

Terapi Rumatan Metadon I.09328

Definisi
Menggunakan metadon disertai dengan intervensi psikososial bagi pasien ketergantungan opioid
sesuai kriteria diagnostik Pedoman Penggolongan dan Diagnostik Gangguan Jiwa ke-III (PPDGJ-III).

Tindakan
Observasi

- Lakukan skrining sesuai kriteria inklusi menjalani Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)
- Monitor tanda-tanda toksisitas atau gejala putus obat selama 45 menit setelah pemberian
dosis awal
- Monitor dosis setiap hari secara rutin, sesuai indikasi
- Monitor pengaruh sosial dalam penyesuaian dosis (mis, perilaku dan emosi stabil)
- Lakukan skrining ulang secara komprehensif jika menyatakan keinginannya untuk kembali
menjalani PTRM

Terapeutik

- Lakukan pengambilan keputusan untuk indikasi PTRM


- Rencanakan terapi (inisiasi, stabilitasi dan rumatan)
- Lakukan estimasi dosis obat yang sesuai untuk adiksi opiat
- Lakukan pemberian dosis awal yang dianjurkan, sesuai indikasi
- Berikan metadona dalam bentuk cair dan diencerkan sampai menjadi 100 cc dengan larutan
sirup
- Minta segera menelan metadona di hadapan perawat
- Berikan segelas air minum
- Pastikan metadon telah ditelan dengan meminta menyebutkan nama atau mengatakan
sesuatu yang lain
- Tanda tangani dokumen telah menerima dosis metadona pada hari tersebut
- Lakukan pemberian dosis stabilisasi, sesuai indikasi
- Lakukan pemberian dosis rumatan, sesuai indikasi
- Lakukan penghentian metadona sesuai indikasi (mis stabil, minimal 6 bulan bebas heroin,
dukungan hidup memadai)
- Turunkan bertahap dengan dosis maksimal sebanyak 10% setiap 2 minggu.
- Lakukan pengambilan keputusan drop-out dengan kriteria 7 hari berturut-turut berhenti
meminum obat dan tanpa informasi keberadaan
- Lakukan konseling untuk meminimalkan drop-out

Edukasi
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang PTRM

Kolaborasi

- Kolaborasi modifikasi dosis untuk pemberian selanjutnya jika terdapat intoksikasi atau
gejala putus obat berat
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penilaian peningkatan/penurunan dosis minimal satu
kali seminggu pada bulan pertama, kemudian minimal setiap bulan
- Kolaborasi dengan tim medis, jika masih menggunakan heroin untuk peningkatan dosis

Referensi
Body, M. A. (2011). Psychiatric Nursing : Contemporary practice (5th ed.). Philadelphia: Lippincott &
Wilkins.

Kementerian Kesehatan RI (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 57


Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Terapi Rumatan Metadona. Kementerian
Kesehatan RI.

Townsend, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plants, and Medications. (9th ed.).
Philadelphia: F. A Davis Company.

Terapi Seni I.09329

Definisi
Menggunakan gambar atau Bentuk kesenian lainnya untuk memfasilitasi komunikasi dan/atau
penyembuhan.

Tindakan
Observasi

- Identifikasi bentuk kegiatan berbasis seni


- Identifikasi media seni yang akan digunakan, (mis, gambar [foto, gambar manusia, gambar
keluarga, jurnal foto, jurnal media], grafik [waktu, peta tubuh], artefak [topeng, patung])
- Identifikasi tema karya seni
- Identifikasi konsep diri melalui gambar manusia
- Monitor keterlibatan selama proses pembuatan karya seni, termasuk perilaku verbal dan
nonverbal

Terapeutik

- Sediakan alat perlengkapan seni sesuai tingkat perkembangan dan tujuan terapi
- Sediakan lingkungan tenang bebas distraksi
- Batasi Waktu penyelesaian
- Catat interpretasi pasien terhadap gambar atau ciptaan artistik
- Salin/dokumentasikan karya seni untuk arsip, sesuai kebutuhan
- Diskusikan makna karya seni yang dibuat, gabungkan penilaian pasien dengan literatur
- Diskusikan kemajuan sesuai tingkat perkembangan
- Hindari mendiskusikan makna karya seni sebelum selesai dibuat

Edukasi

- Anjurkan menggambar realistik atau artistik


- Anjurkan mendeskripsikan proses dan hasil pembuatan karya seni
- Anjurkan menggunakan lukisan atau gambar sebagai media menceritakan akibat stresor
(mis. Perceraian, pelecehan)

Kolaborasi

- Rujuk sesuai indikasi (mis. pekerja sosial, terapi seni)

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.

Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (


th
7 ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Terapi Sentuhan I.09330

Definisi
Menggunakan tangan ke tubuh atau bagian tubuh tertentu untuk memfokuskan, mengarahkan, dan
memodulasi medan energi dalam upaya penyembuhan.

Tindakan
Observasi

- Identifikasi keinginan melakukan intervensi


- Identifikasi tujuan dari terapi sentuhan yang diinginkan
- Monitor respons relaksasi dan perubahan lain yang diharapkan

Terapeutik

- Ciptakan lingkungan yang nyaman tanpa distraksi


- Posisikan duduk atau terlentang dengan nyaman
- Fokuskan diri pada kekuatan batin
- Fokus pada niat untuk memudahkan penyembuhan
- Pikirkan pasien sebagai kesatuan dan fasilitas aliran energi pasien terbuka dan seimbang
- Letakkan Telapak tangan menghadap pasien 3 sampai 5 inci dari tubuh
- Fokus pada niat memfasilitasi kesimetrisan dan penyembuhan di area yang terganggu
- Gerakan tangan perlahan dan terus sebanyak mungkin, mulai dari kepala hingga kaki
- Gerakan tangan dengan sangat lembut ke bawah melalui medan energi pasien
- Perhatikan keseluruhan pola aliran energi, terutama area yang mengalami gangguan, yang
mungkin dirasakan melalui tangan ( mis. perubahan suhu, kesemutan, atau perasaan
gerakan halus lainnya)

Edukasi

- Anjurkan beristirahat selama 20 menit atau lebih setelah perawatan

Referensi
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th ed.).
USA: Pearson Education.

Linquist, R., Snyder, M. & Tracy, M.F (2014). Complementary/Alternative Therapies in Nursing (7 ed.)
New York: Springer Publishing Company, Inc.

Meehan, T. C. (1998), Therapeutic touch as a nursing intervention. Journal of Advanced Nursing, 28:
117-125. doi:10.1046/j. 1365-2648.1998.00771.x

O’Mathúna, D. P. (2000) Evidence – Based Practice and Reviews of Therapeutic Touch, Journal of
Nursing Scholarship, 32: 279-285. doi: 10. 1111/j. 1547-5069.2000.00279.x

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3rd ed).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Terapi Trauma Anak I.09331

Definisi
Memulihkan gangguan fisik dan psikologis yang terjadi akibat trauma pada anak

Tindakan
Observasi

- Identifikasi trauma dan maknanya pada anak

Terapeutik

- Gunakan bahasa yang sesuai perkembangan untuk bertanya tentang trauma


- Gunakan prosedur relaksasi dan desensitisasi untuk memfasilitasi anak menggambarkan
kejadian
- Bangun kepercayaan, keamanan, dan hak untuk mendapatkan akses dengan hati-hati
- Gunakan seni dan bermain untuk mendukung ekspresi perasaan
Libatkan orang tua atau pengasuh dalam terapi
- Fasilitasi orang tua mengatasi tekanan emosional mereka sendiri terhadap trauma
- Hindari melibatkan orang tua atau pengasuh jika mereka menjadi penyebab trauma

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi


- Jelaskan respon anak terhadap trauma

Referensi
Corkin, D., Liggett, L., & Clarke , S. (2011). Care Planning in Children and Young People’s Nursing (1st
ed.). USA: Wiley-Blackwell.

Hockenberry, M. J. And Wilson, D. (2014). Wong’s Nursing Care of Infants and Children. St Louis:
Mosby Elsevier.

Stedman, Smith, Mc Kinnon et al (2016). Cognotive therapy as an early treatment for post-
traumatic stress disorder in children and adolescents: a randomized controlled trial addressing
prellminary efficacy and mechanisms of action. Journal of Child Physicology and Pshyciatry, 58, 5.

Nama : Vina Apriliana


Nim : J21200085
Kelas: 1-B Keperawatan
I.09331
TERAPY TRAUMA ANAK
DEFINISI
Memulihkan gangguan fisik dan psikologis yang terjadi akibat
trauma pada anak
TINDAKAN
Obersvasi
- Identifikasi trauma dan maknaya pada anak
Terapeutik
- Gunakan bahasa yang sesuai perkembangan untuk bertanya
tentang trauma
- Gunakan prosedur relaksasi dan densentralisasi untuk
memfasilitasi anak menggambarkan kejadian
- Bangun kepercayaan , keaman dan hak untuk mendapatkan
aksesdengan hati –hati
- Gunakan seni dan bermain untuk mendukung ekpresi perasaan
- Gunakan seni dan bermain untuk mendukung ekspresi perasaan
- Libatkan orang tua atau engasuh dalam terapi
- Fasilitas orang tua mengatasi tekanan emosional mereka sendiri
terhadp trauma
- Hindarimelibatkan orang tua atau pengasuh jika mereka penyebb
utama

EDUKASI
- Jelaskan tujuan dan prosedur terapi
- Jelaskan respon anak terhadap trauma

REFERENSI
Corking D,Liggett,L.& Carkle,s.(2011).Care Planning In Children
and Young People’s Nursing (1st ad)
USA:Wiley-blackwell
Hockberry,M.J.and Wilson D.(2014).Wong’s Nursing Care of Intants
and children .St. Louis:Mosby
Elsevier.
An Stadman,Smith,Mc Kinnon etal (2016). Coginitve teraphy as early
treatment for post–traumatic stress disorder in chidren and
adolescents : a randomized controlled trial addressing preliminary
efficacy and mechanisms of action . Journal of Child Physlcology and
Psyciatry,58,5.
I.0933
2

TERAPI VALIDASI
DEFINISI
Menggunakan metode komunisaki terapeutik dengan berfokus pada
konten emosional
Tindakan
Observativ
Identifikasi tahap gangguan kognitif (mis malorientasi , bingung waktu,repetitive, atau
vegetas)
Terapeutik
 Hindri menggunakan strategi validasi jika bingung disebabkan oleh
penyebab akut, reverisabl, atau tahap vegetasi
 Dengarkan dengan empati
 Tahan diri untuk mengoreksi atau menentang persepsi dan pengalaman
pasien
 Hindari bertanya “kenapa?”
 Ulangi pertanyaan , ulangi katakata kunci , sesuaikan dengan nada bicara
 Pertahankan kontak mata
 Gunakan sentuhan suprotif (mis sentuhan lembut ke pipi ,bahu,lengan
atau tangan )
 Gunakan bahasa dan gaya komunikasi pasien (mis
pendengaraan,visual,kinestetik
 Libatkkan dalan kegiatan sesuai kebutuhan
EDUKASI
 Anjurkan mengekspresikan emosisesuai pengalaman (mis.cinta,takut
dan sedih )
 Anjurkan melakukan kegiatan bernyanyi dan bermain music yang
familiar
 Anjurkan mengenang peristiwa sebelumnya untuk mengidentifikasi
metofe koping yang pernah dilakukan sebelumnya

REFERENSI
Bolltz,M Capazulli , E fulmar , T ,. & Zwicker , D . (2012). Evidence
– base Geriatric Nursing protocol for Best Practice (4th ed). New
York : springer Publishing Company
Mellilo,Karen D.& Houde , susan C. (2011) . Geropsyclatric and
Mental Health Nursing . Sudbury: Jones & Barlett Learning.
Morton,I.and Bleathman , C (1991),The effectiveness of validation
therapy (VT)in nursing home : a case control study . Arch Gerontol
Gerfatr,44(suppi 1) : 407 _ 411
I.020
88

TORNIKET PNEUMATIK
DEFINISI
Memasang torniket pneumatik untuk menimalkan potensi cedera
pasien
Tindakan
Obersvasi
 Identifikasi intergritas kulit yang akan dipasangi manset , torniket
 Identifikasi fungsi regulator dan alat pengukur dengan kalibrasi
 Identifikasi ukuran tourniquet yang sesuai ekstremitas
 Monitor tekanan torniket
 Monitor nadi perifer
Terapeutik
 Lindungi kulit dan maset dari cairan
 Atur tekanan torniket 50 mmhg lebih tinggi dari tekanan darah
sistolik pda ekternalisitas atas.
 Atur tekanan torniket 100mmhg lebiih tingii dari tekanan drah
sistolik pada ekstremitas bawah,atau sesuai indikasi
 Berikan penakanan selama 60 menit pada ekterinitas atas atu sesuai
indikasi
 Berikan penenkanan 90 menit pada eksterimitas bawah,atau sesuai
indikasi
 Berikan jeda waktu pengempisan manset selama 15 menit
EDUKASI
Anjurkan melamporkan bedanya perubahan sensasi (mis
kesemutan , mati rasa,dank ram )

Referensi
Association of Surgical Technologists (2007). Standart of Practice for
Sofe Use of Pneumatic Tourniquets .AST Education and Professional
Standart committee
Berman , A ., Synder, S. &fradsen, G(2016)Kozier & Erb’s
fundamentals of nursing (10th ad) .USA Peerson Education.
Dougherty,L& Lister , S . (2015).Manual of Cilnical Nursing
Procedures (9th ed.).UK: The Royal Marsden NHS Foundation Turst.
Parry ,A.G.& Polter,P .A. (2014).Nursing Sildills & Procedures (8th
ed). St Louis:Mosby Elsevier Wilkinson , J.M. Treas, L. S. Barnett .
K & smith , M.H. (2016), Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelhie: F.A. Davis Company.
I.06221

TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION


(TENS)

DEFINISI
Memberikan stimulasi pada kulit dan jaringan dibawahnya dengan
arus listrik bertengangan rendah dan terkendali
TINDAKAN
Observasi
 Identifikasi area stimulasi
 Monitor iritasi kulit di lokasi elektroda stiap 12 jam
Terapeutik
 Pastikan baterai peralatan TENS penuh
 Hindari penggunaan TENS pada pasien dengan alat pacu
jantung
 Gunakan elektroda sekali pakai
 Pasangkan kabel ke elektroda dari unit TENS
tersambung dengan baik
 Tentukan dan atur amplitude terapeutik , laju dan lebar
nadi
 Hentikan penggunan jika tidak tidak dapat ditoleransi
 Sesuaikan tempat dan lokasi untuk mencapai respon
yang diinginkan
EDUKASI
 Jelaskan prosedur TENS pada pasien dan keluarga
 Informasikan sensasi yang akan di rasakan saat unit TENS
diaktifkan
REFERENSI
Berman , A ., Synder, S. &fradsen, G(2016)Kozier & Erb’s
fundamentals of nursing (10th ad) .USA Peerson Education.
Dougherty,L& Lister , S . (2015).Manual of Cilnical Nursing
Procedures (9th ed.).UK: The Royal Marsden NHS Foundation Turst.
Parry ,A.G.& Polter,P .A. (2014).Nursing Sildills & Procedures (8th
ed). St Louis:Mosby Elsevier Wilkinson , J.M. Treas, L. S. Barnett .
K & smith , M.H. (2016), Fundamentals of Nursing (3rd ed.).
Philadelhie: F.A. Davis Company.
I.14587

TRASFER PASIEN
DEFINISI
Menyiapkan dan mengirimkan pasien ke ruangan lain (mis ruang rawat ,
ICU, ruang operasi ruang pmeriksaan diagnostic) secara efektif dan aman .

TINDAKAN
Observasi
- Periksa keadaan umum pasien
- Periksa kesiapan alat yang digunakan (mis oksigen ,
emergency,dll)
- Infomasikan perawat ruangan yang dituju melalui telepon
internal bahwa pasien telah siap diantar
- Monitor kondisi pasien selama proses transfer
Terpeutik
- Lengkapi formulir- transfer
- Antar pasien ke ruangan yang dituju dengan
menggunakanalat transfer yang sesuai (mis.brankar,kursi
roda)
- Sertakan catatan ke perawatan medis pasien
- Lakukan dukungan ventilitas (bagging) jika pasien
menggunakan ETT dan tidak terpasang ventilitator
transport
- Pindahkan pasien dari brankan /kursi roda ke tempat tidur
ruangan yang dituju
- Lakukan searah terima pasien dengan perawat ruangan
REFERENSI
Assosiaction of Anaesthstists of great Britain and I
refand (2009) . AAGBI safety guideline:interhospital
transfer.london
Welsh Assembly Government (2009).Desaigned for life
: Weish guidelinesfor the transfer of critically ill adult .
Warren J, Fromm RE,Orr RA, Rotello LC,Horst M.
(2004) . Guidelines for the inter – and intrahospital
transport of crictically ill patients . American College
of Critical Care Medical .Crit Care Med. 1,256-62.
North West London Cardiac & Stroke Network
(2010)Web-based interhospital transfer :User
guide .London :NH.
Wilkinson , J.M., Treas, L.,S., Barnett, K. & Smith , M.
H. (2016).Fundamentals f Nursing ( 3rd
ed.).Philadelphia:F.A. Davis Company.

Nama : Arsyifa Inneza Hermoko

Nim : J210200086

Absen : 16

Kelas :1B

Tranfusi Darah I.02089


Definisi

Menyiapkan dan memberikan produk darah atau plasma melalui transfuse.


Tindakan

Observasi

- Identifikasi rencana transfuse


- Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama dan setelah transfusi (tekanan darah, suhu, nadi
dan frekuensi napas)
- Monitor tanda kelebihan cairan (mis, dyspnea, takikardia, sianosis, tekanan darah
meningkat, sakit kepala, konvulsi)
- Monitor reaksi transfusi
Terapeutik

- Lakukan pengecekan ganda (double check) pada label darah (golongan darah, rhesus,
tanggal kadaluwarsa, nomor seri, jumlah, dan identitas pasien)
- Pasang akses intravena, jika belum terpasang
- Periksa kepatenan akses intravena, flebitis dan tanda infeksi local
- Berikan NaCI 0,9% 50 – 100 ml sebelum transfuse dilakukan
- Atur kecepatan, aliran transfuse sesuai produk darah 10 – 15 ml/kgBB dalam 2 – 4 jam
- Berikan transfuse dalam waktu maksimal 4 jam
- Hentikan transfuse jika terdapat reaksi transfuse
- Dokumentasikan tanggal, waktu, jumlah darah, durasi, dan respon transfuse
Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur transfusi


- Jelaskan tanda dan gejala reaksi transfuse yang perlu dilaporkan (mis, gatal, pusing, sesak
napas, dan/atau nyeri dada)

Referensi

Boolh, C. & Allard, S. (2017). Blood transfusion. Medicine, 45(4), 244-250.


http://linkinghub.eisevier.com/retrieve/pil/S1357303917300282.

Dougherty, L, Lister, S. (Ed). 2015. The Royal Marsden Manual of Clinical Nursing Procedures (9th Ed.).
West Sussex, UK: Wiley Blackwell.

Gray, A, Hearnshaw, K., Izzat, C., Kirwa, M., Murray, S. & Shreeve, K. (2007). Safe transfusion of
blood and blood components. Nursing Standard, 21(51), 40-47.
Osterman, J.L.& Arora, S., 2017. Blood Product Transfusions and Reactions. Hematology/Oncology
Clinics of North America, 31(6), pp.1159-1170

Triase I.14588

Definisi

Memprioritaskan perawatan sesuai tingkat kegawatdaruratan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi sifat masalah, keadaan darurat atau kecelakaan


- Identifikasi pasien kritia dari lokasi terlebih dahulu
- Identifikasi adanya luka/cedera
- Identifikasi keluhan utama pasien
- Identifikasi riwayat kesehatan pasien
- Lakukan survei primer, jika perlu
- Lakukan survei system sekunder semua system tubuh, jika perlu
Terapeutik

- Siapkan ruangan dan peralatan untuk triase


- Pertimbangkan sumber daya tersedia
- Hubungi petugas yang tepat
- Rawat luka yang mengancam jiwa

Referensi

Derr, P., McEvoy, M., & Tardiff, J. (2014). Emergency & Critical Care (8 th ed.). USA: Jonas & Barlett
Learning, ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (8th ed.). USA: Sauders Elsevier. Graves, I.,
& Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre-Hospita Care. New York: Oxford University Press.

Triase Bencana I.14589


Definisi

Menetapkan prioritas perawatan pasien pra dan pasca bencana untuk perawatan darurat sambal
mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi sifat masalah, keadaan darurat, kecelakaan, atau bencana


- Identikasi pasien kritis dari lokasi terlebih dahulu
- Identifikasi adanya luka/cedera
- Identifikasi riwayat kesehatan pasien
- Lakukan survei primer, jika perlu
- Lakukan survei system sekunder semua system tubuh, jika perlu
Terapeutik

- Siapkan area dan peralatan untuk triase


- Pertimbangkan sumber daya yang tersedia
- Hubungi petugas yang tepat
- Berpatisipasi dalam memprioritaskan pasien untuk perawatan
- Rawat luka yang mengancam jiwa
- Berikan pertolongan pertama, jika perlu

Referensi

ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA: Sauders Elsevier.

Mezza, I. (1992). Triage: Setting priotities for health care. Nursing forum, 27(2). 15-19. Pepe. P. E.
(1988). Whom to resuscitate. In J. M. Civetta, R. W. Taylor, & R. K. Kirby (Eds.), Critical care.
Philadelphia: Lippicott.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2004). Terrorism, mass casualty, and disaster nursing. In Brunner &
Studdarth`s textbook of medical surgical nursing (Vol. 2, 10th wd. 2183-2198). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wiikins.

Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population – Centered Health Care in
the Community (8th ed). Elsevler Science Health Science Devision.

Triase Telepon I.14590


Definisi

Menentukan sifat dan urgensi masalah dan memberikan arahan singkat tentang

perawatan yang diperlukan melalui telepon.

Tindakan

Observasi

- Tanyakan tujuan panggilan (mis, kondisi, gejala, diagnosis media, riwayat kesehatan masa
lalu, dan pengobatan saat ini)
- Tanyakan tentang keluhan/gejala yang dialami
Terapeutik

- Perkenalkan diri sebelumnya dengan menyebutkan nama, jabatan dan istansi, sebutkan
panggilan sedang direkam
- Tunjukkan keinginan untuk membantu (mis, “Bagaimana saya dapat membantu?”)
- Bicaralah langsung dengan pasien, jika memungkinkan
- Gunakan panduan standar prosedur operasional dalam memprioritaskan masalah
- Prioritaskan masalah berdasarkan kondisi yang paling mengancam
- Berikan petunjuk pertolongan pertama atau petunjuk kegawatan (mis, Intruksi RJP atau
persalinan), sesuai standar operasional prosedur
- Berikan arahan yang jelas untuk transportasi ke rumah sakit, jika perlu
- Berikan pilihan rujukan dan/atau intervensi
- Dokumentasikan setiap penilaian, saran, instruksi, atau informasi lain yang diberikan kepada
pasien, sesuai dengan standar prosedur operasional
Edukasi

- Informasikan tentang agen pengobatan dan perawatan diri

Referensi

Derr, P., McEvoy. M., & Tardiff. J. (2014). Emergency & Critical Care (8 th ed.). USA: Jonas & Barlett
Learning, ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (8th ed.). USA: Sauders Elsevier. Graves, I.,
& Porter, K. (2007). Oxford Handbook of Pre-Hospita Care. New York: Oxford University Press.
Uji Laboraturium Di Tempat Tidur I.02090

Definisi

Melakukan pemeriksaan laboraturium di samping tempat tidur pasien.

Tindakan

Observasi

- Periksa tanggal kadaluarsa reagen


Terapeutik

- Lakukan kewaspadaan universal


- Lakukan pengambilan sampel sesuai dengan standar prosedur operasional
- Lakukan pengujian spesimen di samping tempat tidur
- Pastikan reagent sudah dilakukan kalibrasi
- Pastikan pengecekan yang dilakukan sesuai dengan waktu yang tepat
- Berikan label pada specimen yang diambil
- Simpan reagen sesuai dengan petunjuk penyimpanan
- Lakukan dokumentasi hasil pemeriksaan
- Laporkan hasil uji laboraturium kepada tenaga kesehatan lain, jika perlu
Edukasi

- Jelaskan prosedur kepada pasien dan/atau keluarga


- Informasikan hasil uji laboraturium kepada pasien, jika perlu

Referensi

Dougherty. L & Lister. S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Maraden NHS Foundation Trust.

Fischbach, F. & Dunning. M. B. (2006). Nurses` quick reference to common laboratory and diagnostic
tests (4th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Kee, J. L. (1991). Laboratory and diagnostic tests with nursing implications (3th ed). Norwalk:
Appleton & Lange.

Perry, A. G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skils & Procedures (8th ed.). St Louis: Mosby Elsavier.

Wilkinson, J. M. Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Yoga I.08253

Definisi

Memberikan stimulasi peningkatan kesehatan, kenyamanan dan relaksasi melalui serangkaian teknik
napas dan gerakan-gerakan tertentu.

Tindakan

Obervasi

- Identifikasi toleransi terhadap latihan


- Identifikasi jenis latihan dan gerakan yoga, sesuai kebutuhan
- Periksa tanda vital sebelum dan sesudah latihan
Terapeutik

- Lakukan gerakan-gerakan yoga (mis, Bidelasana/Cat stretch, Janu Sirsana, Lying, Nadi
Shodan)
- Atur frekuensi melakukan yoga, sesuai kemampuan
Edukasi

- Jelaskan tujuan dan alasan latihan


- Anjurkan melakukan yoga secara berkelompok 5-8 orang
- Demonstrasikan gerakan-gerakan yoga

Referensi

Dewi, I. A. C., Sutresna, I. N., & Susila, I. M. D. P. (2014). Pengaruh Terapi Yoga Pranayama Terhadap
Tingkat Depresi Pada Pasien Skizofrenia Di Ruang Nakula Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
Jurnal Dunia Kesehatan Volume 3 No 1 JUNI 2014. 3(1).

Donesky-Cuenco, D., Nguyen, H. Q., Paul, S., & Carrieri-Kohiman, V. (2009). Yoga therapy decreases
dyapnes-related distress and improves functional performance in people with chronic
obstructive pulmonary disease: a pilot study. The journal of altemative and complementary
medicine, 15(3). 225-234.

Duraiswamy, G., Thirthaili, J., Nagendra, H. R., & Gangadhar, B. N. (2001). Yoga therapy as an add-on
treatment in the management of patients with schizophrenia-a randomized controlled trial.
Acta Psychlatrica Scandlnavica, 116(3). 226-232.
Williams, K. A., Petronia, J., Smith, D,. Wu, J., Ravi, N., … & Steinberg, L. (2005). Effect of lyengar yoga
therapy for chronic low back pain. Pain, 115(1), 107-117.

Ansietas

Intervensi Utama

Reduksi Ansietas Terapi Relaksasi

Intervensi Pendukung

Bantuan Kontrol Marah Persiapan Pembedahan

Biblioterapi Teknik Distraksi

Dukungan Emosi Terapi Hipnotis

Dukungan Hipnosis Diri Teknik Imajinasi Terbimbing

Dukungan Kelompok Teknik Menenangkan

Dukungan Keyakinan Terapi Biofecdback

Dukungan Memaafkan Terapi Diversional

Dukungan Pelaksanaan Ibadah Terapi Musik

Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Terapi Penyalahgunaan Obat

Dukungan Proses Berduka Terapi Relaksasi Otot Progresif

Intervensi Krisis Terapi Reminisens

Konseling Terapi Seni

Menejemen Demensia Terapi Validasi

Berat Badan Lebih

Intervensi Utama

Konseling NUtrisi Promosi Latihan Fisik

Menejemen Berat Badan

Intervensi Pendukung

Edukasi Diet Menejemen Perilaku

Menejemen Cairan Modifikasi Perilaku Ketrampilan


Sosial

Menejemen Hiperglikemia Pemantauan Nutrisi

Menejemen Hipoglikemia Promosi Koping

Menejemen Nutrisi Reduksi Ansietas


Berduka

Intervensi Utama

Dukungan Prose Berduka Dukungan Emosional

Intervensi Pendukung

Dukungan Kelompok Konseling

Dukungan Keluarga Menejemen Mood

Dukungan Keyakinan Menejemen Pengendalian Marah

Dukungan Memaafkan Pencegahan Penggunaan Zat

Dukungan Pelaksanaan Ibadah Promosi Koping

Dukungan Perasaan Bersalah Terapi Keluarga

Dukungan Spiritual Terapi Reminisens

Jurnal Terapi Sentuhan

Dukungan Proses Berduka Kematian Perinatal

Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

Internvensi Utama

Latihan Batuk Efektif Pemantauan Respirasi

Menejemen Jalan Napas

Intervensi Pendukung

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan

Edukasi Fisioterapi

Edukasi Pengukuran Respirasi

Fisioterapi Dada

Konsultasi Via Telepon

Menejemen Asma

Menejemen Alergi

Menejemen Anafilaksis

Menejemen Isolasi

Menejemen Ventilasi Mekanik

Menejemen Jalan Napas Buatan

Pemberian Obat
Pemberian Obat Interpleura

Pemberian Obat Intradermal

Pemberian Obat Nasal

Pencegahan Aspirasi

Pengaturan Posisi

Penghisapan Jalan Napas

Penyapihan Ventilasi Mekanik

Perawatan Trakheostomi

Skrining Tuberkolosis

Stabilisasi Jalan Napas

Terapi Oksigen

Defisit Kesehatan Komunitas

Intervensi Utama

Pengembangan Kesehatan Masyarakat

Promosi Perilaku Upaya Kesehatan

Intervensi Pendukung

Edukasi Keselamatan Lingkungan

Edukasi Perilaku Mencari Kesehatan

Menejemen Lingkungan

Surveilens Komunitas

Menejemen Lingkungan Komunitas

Pencegahan Risiko Lingkungan

Promosi Kebersihan

Skrining Kesehatan

Defisit Nutrisi

Intervensi Utama

Menejemen Nutrisi

Promosi Berat Badan

Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan

Edukasi Diet

Edukasi Kemoterapi

Konseling Laktasi

Konseling Nutrisi

Konsultasi

Menejmen Cairan

Menejemen Demensia

Menejemen Diare

Menejemen Eliminasi Fekal

Menejemen Energi

Menejemen Gangguan Makan

Menejemen Hiperglikemia

Menejemen Hipoglikemia

Menejemen Kemoterapi

Menejemen Reaksi Alergi

Pemantauan Cairan

Pemantauan Nutrisi

Pemantauan Tanda Vital

Pemberian Makanan

Pemberian Makanan Enteral

Pemberian Mkanan Parental

Pemberian Obat Intravena

Terapi Menelan

Defisit Pengetahuan

Intervensi Utama

Edukasi Kesehatan

Intervensi Pendukung

Bimbingan Sistem Kesehatan

Edukasi Aktivitas/Istirahat
Edukasi Alat Bantu Dengar

Edukasi Analgesia Terkontrol

Edukasi Berat Badan Efektif

Edukasi Berhenti Merokok

Edukasi Dehidrasi

Edukasi Dialisis Peritoneal

Edukasi Diet

Edukasi Ederma

Edukasi Efek Samping Obat

Edukasi Fisioterapi Dada

Edukasi Hemodialis

Edukasi Infertilitas

Edukasi Irigasi Kandung Kemih

Edukasi Irigasi Kolostomi

Edukasi Irigasi Urostomi

Edukasi Keamanan Anak

Edukasi Keamanan Bayi

Edukasi Kelekatan Ibu dan Bayi

Edukasi Keluarga Berencan

Edukasi Keluarga: Pola Kebersihan

Edukasi Kemoterapi

Edukasi Keselamatan Lingkungan

Edukasi Keselamtan Rumah

Edukasi Ketrampilan Psikomotor

Edukasi Komunikasi Efektif

Edukasi Latihan Berkemih

Edukasi Latihan Fisik

Edukasi Menejemen Demam

Edukasi Menejemen Nyeri

Edukasi Menejemen Stress

Edukasi Mobilisasi
Edukasi Nutrisi

Edukasi Nutrisi Anak

Edukasi Nutrisi Bayi

Edukasi Nutrisi Parenteral

Edukasi Orang Tua: Fase Anak

Edukasi Orang Tua: Fase Bayi

Edukasi Orang Tua: Fase Remaja

Edukasi pada Pengasuh

Edukasi Pemberian Makanan pada Anak

Edukasi Pemberian Makanan Parenteral

Edukasi Penilaian Keselamatan

Edukasi Pengukuran Respirasi

Edukasi Penyalahgunaan Alkohol

Edukasi Penyalahgunaan Zat

Edukasi Perawatan Bayi

Edukasi Perawatan Diri

Edukasi Perawatan Gigi Palsu

Edukasi Perawatan Gips

Edukasi Perawatan Kaki

Edukasi Perawatan Kateter Urine

Edukasi Perawatan Kehamilan

Edukasi Perawatan Kulit

Edukasi Perawatan Mata

Edukasi Perawatan Mulut

Edukasi Perawatan Nefrostomi

Edukasi Perawatan Patah Tulang

Edukasi Perawatan Parineum

Edukasi Perawatan Selang Drain

Edukasi Perawatan Trakheostomi

Edukasi Perawatan Urustomi

Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan


Edukasi Perkembangan Bayi

Edukasi Persalinan

Edukasi Pijat Bayi

Edukasi Pencegahan Infeksi

Edukasi Pencegahan Jatuh

Edukasi Pencegahan Luka Tekan

Edukasi Pencegahan Osteoporosis

Edukasi Pencegahan Alat Kontrasepsi

Edukasi Pencegahan Alat Bantu

Edukasi Pengukuran Nadi Radialis

Edukasi Pengukuran Respirasi

Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh

Edukasi Pengukuran Tekanan Darah

Edukasi Pengurangan Risiko

Edukasi Pola Perilaku Kesehatan

Edukasi Preoperatif

Edukasi Program Pengobatan

Edukasi Prosedur Tindakan

Edukasi Proses Keluarga

Edukasi Proses Penyakit

Edukasi Reaksi Alergi

Edukasi Rehabilitasi Jantung

Edukasi Resep Obat

Edukasi Seksualitas

Edukasi Stimulasi Bayi/Anak

Edukasi Teknik Adaptasi

Edukasi Teknik Ambulasi

Edukasi Teknik Mengingat

Edukasi Teknik Napas

Edukasi Teknik Pemberian Obat

Edukasi Terapi Antikoagulan


Edukasi Terapi Cairan

Edukasi Terapi Darah

Edukasi Terapi Relaksasi Otot Progresif

Edukasi Termoregulasi

Edukasi Toilet Training

Edukasi Vaksin

Edukasi Vitamin

Konseling

Konsultasi

Promosi Edukasi Laktasi di Komunitas

Prmosi Kesiapan Penerimaan Informasi

Promosi Literasi Kesehatan

Defisit Perawatan Diri

Intervensi Utama

Dukungan Perawatan Diri

Dukungan Diri: BAB/BAK

Dukungan Perawatan Diri: Berhias

Dukungan Perawatan Diri: Berpakaian

Dukungan Perawatan Diri: Makan/Minum

Dukungan Perawatan Diri: Mandi

Intervensi Pendukung

Dukungan Emosional

Dukungan Pengambilan

Dukungan Tanggungjawab

Kontrak Perilaku Positif

Menejemen Demensia
Menejemen Energi

Menejemen Lingkungan

Menejemen Nutrisi

Pemberian Makanan
Pemberian Makanan

Pencegahan Jatuh

Penentuan Tujuan Bersama

Pengaturan Posisi

Perawatan Kaki

Perawatan Kuku

Perawatan Lensa Kontak

Perawatan Mata

Perawatan Mata

Perawatan Mulut

Perawatan Perineum

Perawatan Rambut

Perawatan Telinga

Promosi Citra Tubuh

Promosi Harga Diri

Promosi Komunikasi: Defisit Pendengaran

Promosi Komunikasi: Defisit Visual

Reduksi Ansietas

Terapi Menelan

Diare

Intervensi Utama

Menejemen Diare

Pemantauan Cairan

Intervensi Pendukung

Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan

Edukasi Kemoterapi

Konsultasi

Irigasi Kolostomi

Insersi Intravena
Menejemen Cairan

Menejemen Elektrolit

Menejemen Eliminasi Fekal

Menejemen Kemoterapi

Menejemen Lingkungan

Menejemen Medikasi

Menejemen Nutrisi

Menejemen Nutrisi Parenteral

Pemantauan Elektrolit

Pemberian Makanan Enteral

Pemberian Obat

Pemberian Obat Intradermal

Pemberian Obat Intravena

Pemberian Obat Oral

Pengontrolan Infeksi

Perawatan Kateter Sentral Perifer

Perawatan Perineum

Perawatan selang Gastroestinal

Perawatan Stoma

Promosi Berat Badan

Reduksi Ansietas

Terapi Intravena

Disfungsi Motolitas Gastrointestinal

Intervensi Utama

Menejemen Nutrisi

Pengontrolan Infeksi

Intervensi Pendukung

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan

Edukasi Diet

Edukasi Proses Penyakit


Insersi Selang Nasogastrik

Irigasi Kolostomi

Konseling Nutrisi

Konsultasi

Menejemen Diare

Mennejemen Eliminasi Fekal

Menejemen Konstipasi

Menejemen Mual

Menejemen Muntah

Menejemen Obat

Menejemen Reaksi Alergi

Pemantauan Nutrisi

Pemberian Enema

Pemberian Makanan Enteral

Pemberian Obat Intravena

Pemberian Obat Oral

Penurunan Flatus

Perawatan Inkontinensia Fekal

Perawatan Selang Gastrointestinal

Perawatan Stoma

1. Ansietas

Luaran Utama Tingkat Ansietas


Luaran Tambahan Dukungan Sosial
Harga Diri
Kesadaran Diri
Kontrol Diri
Proses Informasi
Status Kognitif
Tingkat Agitasi
Tingkat Pengetahuan

2. Berat Badan Lebih

Luaran Utama Berat Badan


Luaran Tambahan Perilaku Menurunkan Berat Badan
Status Nutrisi
Tingkat Ansietas
Tingkat Kepatuhan
Tingkat Pengetahuan

3. Berduka

Luaran Utama Tingkat Berduka


Luaran Tambahan Dukungan Sosial
Harapan
Ketahanan Personal
Resolusi Berduka
Status Koping
Status Spiritual
Tingkat Depresi

4. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

Luaran Utama Bersihan Jalan Napas


Luaran Tambahan Kontrol Gejala
Pertukaran Gas
Respons Alergi Lokal
Respons Alergi Sistemik
Respons Ventilasi Mekanik
Tingkat Infeksi

5. Defisit Kesehatan Komunitas

Luaran Utama Status Kesehatan Komuitas


Luaran Tambahan Ketahapan Komunitas
Status Koping Komunitas

6. Defisit Nutrisi

Luaran Utama Status Nutrisi


Luaran Tambahan Berat Badan
Eliminasi Fekal
Fungsi Gastrointestinal
Nafsu Makan
Perilaku Meningkatkan Berat Badan
Status Menelan
Tingkat Depresi
Tingkat Nyeri

7. Defisit Pengetahuan

Luaran Utama Tingkat Pengetahuan


Luaran Tambahan Memori
Motivasi
Proses Informasi
Tingkat Agitasi
Tingkat Kepatuhan

8. Defisit Perawatan Diri

Luaran Utama Perawatan Diri


Luaran Tambahan Fungsi Sensori
Koordinasi Pergerakan
Mobilitas Fisik
Motivasi
Status Kognitif
Status Neurologi
Tingkat Delirium
Tingkat Demensia
Tingkat Keletihan
Tingkat Kenyamanan
Tingkat Nyeri

9. Diare

Luaran Utama Eliminasi Pekal


Luaran Tambahan Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontinensia Fekal
Mobilitas Gastrointestinal
Status Cairan
Tingkat Infeksi
Tingkat Nyeri

10. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal

Luaran Utama Motilitas Gastrointestinal


Luaran Tambahan Eliminasi Fekal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Pemulihan Pascabedah
Tingkat Infeksi
Tingkat Kenyamanan
Tingkat Mual/Muntah
Tingkat Nyeri

Disfungsi Seksual
Intervensi Utama

Edukasi Seksualitas Konseling Seksualitas

Intervensi Pendukung
Dukungan Perlindungan Penganiayaan Manajemen Stres

Pasangan Manajemen
Terapi Radiasi

Edukasi Infertilitas Manajemen Trauma


Perkosaan

Edukasi Keluarga Berencana Manajemen Waham

Edukasi Kemoterapi Pemberian Obat

Edukasi Komunikasi Efektif Pemberian Obat Vaginal

Edukasi Manajemen Stres Perawatan Kenyamanan

Edukasi Penggunaan Alat Kontrasepsi Perawatan Pasca Persalinan

Latihan Otot Panggul Perawatan Perineum

Manajemen Depresi Pasca persalinan Perawatan Seksio Sesaria

Manajemen Perilaku Seksual

Disorganisasi Perilaku Bayi


Intervensi Utama

Perawatan Bayi

Intervensi Pendukung

Dukungan Tidur Pemantauan Nutrisi

Edukasi Nutrisi Bayi Pemantauan Tanda


Vital

Edukasi Orangtua: Fase Bayi Pemberian Kesempatan


Menghisap pada

Konseling Genetika Bayi

Konseling Laktasi Pengaturan Posisi

Manajemen Energi Perawatan Kanguru

Manajemen Lingkungan Perawatan Sirkumsisi

Manajemen Nyeri Promosi Perlekatan

Pemantauan Neurologis Regulasi Temperatur

Disrefleksia Otonom
Intervensi Utama

Manajemen Disrefleksia

Intervensi Pendukung

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Pemantauan Tanda Vital

Inseri Intravena Pemberian Obat

Kateterisasi Urine Pemberian Obat


Intraspinal

Latihan Batuk Efektif Pemberian Obat Intravena

Manajemen Cairan Pemberian Obat Oral

Manajemen Eliminasi Fekal Pemberian Obat Intamuskular

Manajemen Ekiminasi Urine Pencegahan Infeksi

Manajemen Jalan Napas Pengaturan Posisi

Manajemen Nutrisi Pengontrolan Infeksi

Manajemen Nyeri Reduksi Ansietas

Manajemen Obat Regulasi Temperatur

Pemantauan Cairan Surveilens

Pemantauan Neurologis Terapi Intravena

Distres Spiritual
Intervensi Utama

Dukungan Spiritual Promosi Koping

Intervensi Pendukung

Dukungan Emosional Dukungan Proses Berduka

Dukungan Keyakinan Konseling

Dukungan Memaafkan Manajemen Stres

Dukungan Pengambilan Keputusan Mediasi Konflik

Dukungan Pelaksanaan Ibadah Pelibatan Keluarga

Dukungan Pengingkapan Kebutuhan Promosi Harapan


Dukungan Pengungkapan Perasaan Promosi Kepercayaan Diri

Dukungan Tanggung Jawab Pada Diri Sendiri Restrukturisasi Kognitif

Edukasi Perawatan Diri Teknik Distraksi

Edukasi Teknik Adaptasi Teknik Imajinasi Terbimbing

Kontrak Perilaku Positif Terapi Diversional

Manajemen Gangguan Makan Terapi Kognitif Perilaku

Gangguan Citra Tubuh


Intervensi Utama

Promosi Citra Tubuh Promosi Koping

Intervensi Pendukung

Dukungan Penampilan Peran Manajemen Stres

Dukungan Pengambilan Keputusan Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial

Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Promosi Harapan

Dukungan Pengungkapan Perasaan Promosi Kepercayaan Diri

Dukungan Tanggung Jawab Pada Diri Sendiri Restrukurisasi Kognitif

Edukasi Perawatan Diri Teknik Distraksi

Edukasi Teknik Adaptasi Teknik Imajinasi Terbimbing

Kontrak Perilaku Positif Terapi Diversional

Manajemen Gangguan Makan Terapi Kognitif Perilaku

Gangguan Eliminasi Urine


Intervensi Utama

Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK Manajemen Eliminasi Urine

Intervensi Pendukung

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Manajemen Prolapsus Uteri

Edukasi Berat Badan Efektif Pemantauan Cairan

Edukasi Toilet Training Pemberian Obat Intravena


Irigasi Kandung Kemih Pencegahan Infeksi

Kateterisasi Urine Pengontrolan Infeksi

Konsultasi Perawatan
Inkontinensia Urine

Latihan Otot Panggul Perawatan Kateter Urine

Manajemen Cairan Perawatan


Pascapersalinan

Manajemen Hemodialisis Perawatan Perineum

Manajemen Nefrostomi Perawatan Retensi Urine

Manajemen Nyeri Perawatan Urostomi

Manajemen Obat Reduksi Ansietas

Gangguan Identitas Diri


Intervensi Utama

Orientasi Realita Promosi Koping

Promosi Kesadaran Diri

Intervensi Pendukung

Bantuan Pengendalian Marah Manajemen Gangguan Makan

Bliblioterapi Manajemen Mood

Dukungan Kelompok Pendukung Manajemen Perilaku Seksual

Dukungan Keyakinan Pelibatan Keluarga

Dukungan Pelaksanaan Ibadah Pencegahan Bunuh Diri

Dukungan Penampilan Peran Pencegahan Penyalahgunaan


Zat

Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Pencegahan Perilaku Kekerasan

Dukungan Pengungkapan Perasaan Promosi Harapan

Dukungan Perkembangan Spiritual Promosi Harga Diri

Dukungan Spiritual Restrukturisasi


Kognitif

Edukasi Teknik Adaptasi Terapi Kognitif Perilaku


Konseling Terapi Mileu

Latihan Asertif

Gangguan Integritas Kulit/Jaringan


Intervensi Utama

Perawatan Integritas Kulit Perawatan Luka

Intervensi Pendukung

Dukungan Perawatan Diri Pemberian Obat Kulit

Edukasi Perawatan Diri Pemberian Obat Subkutan

Edukasi Perawatan Kulit Pemberian Obat Topikal

Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan Penjahitan Luka

Edukasi Perilaku Kebersihan Perawatan Area Insisi

Edukasi Program Pengobatan Perawatan Imobilisasi

Konsultasi Perawatan Kuku

Latihan Rentang Gerak Perawatan Luka bakar

Manajemen Nyeri Perawatan Luka


Tekan

Pelaporan Status Kesehatan Perawatan Pasca Seksio


Sesaria

Pemberian Obat Perawatan Skin Graft

Pemberian Obat Intradermal Teknin Latihan Penguatan Otot


dan Sendi

Pemberian Obat Intramuskular Terapi Lintah

Pemberian Obat Intravena Skrining Kanker

Gangguan Interaksi Sosial


Intervensi Utama

Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial Promosi Sosialisasi

Intervensi Pendukung
Dukungan Kelompok Promosi Komunikasi: Defisit
Pendengaran

Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Promosi Komunikasi: Defisit Visual

Alkohol Promosi Koping

Dukungan Promosi Penyalahgunaan Zat Promosi Resilien

Latihan Asertif Reduksi Ansietas

Manajemen Demensia Stimulasi Kognitif

Manajemen Pengendalian Marah Terapi Bantuan Hewan

Manajemen Stres Terapi Bercerita

Promosi Dukungan Sosial Terapi Humor

Promosi Hubungan Positif Terapi Kelompok

Promosi Kuntungan Keluarga Terapi Keluarga

Promosi Komunikasi Efektif Terapi Rekreasi

Promosi Komunikasi : Defisit Bicara Terapi Reminisens

Gangguan Komunikasi Verbal


Intervensi Utama

Promosi Komunikasi: Defisit Bicara Promosi Komunikasi: Devisit Visual

Promosi Komunikasi: Defisit Pendengaran

Intervensi Pendukung

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Manajemen Medikasi

Dukungan Pengambilan Keputusan Perawatan Telinga

Dukungan Perawatan Diri Reduksi Ansietas

Latihan Memori Terapi Seni

Manajemen Demensia Terapi Sentuhan

Manajemen Energi Terapi Validasi

Manajemen Lingkungan

Gangguan Memori
Luaran Utama Memori
Luaran Tambahan Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Inormasi
Status Neurilogis
Status Kognitif

Gangguan Menelan
Luaran Utama Status Menelan
Luaran Tambahan Bersihan Jalan Napas
Adaptasi Neonatus
Fungsi Gastrointestinal
Organisasi Perilaku Bayi
Status Neurrolois
Status Nutrisi

Gangguan Mobilitas Fisik


Luaran Utama Mobilitas Fisik
Luaran Tambahan Berat 8adari
Fungsi Sensori
Keseimbanagan
Konsevasi energy
Koordinasi Pergerakan
Motivasi
Pergerakan Sendi
Status Neurologis
Status Nutrisi
Toleransi Aktivasi

Gangguan Penyapihan Ventilator


Luaran Utama Penyapihan Ventilator
Luaaran Tambahan Konservasi Energi
Motivasi
Pertukaran Gas
Perfusi Paru
Pola Tidur
Status Kenyamanan
Status Neurologis
Status Nutrisi
Tingkat Agitasi

Ganguan Persepsi Sensori


Luaran Utama Persepsi Sensori
Luaaran Tambahan Fungsi Sensori
Orientasi Kognotif
Proses Informasi
Status Neurologis
Status Orientasi

Gangguan Pertukaran Gas


Luaran Utama Pertukaran Gas
Luaaran Tambahan Keseimbangan Asam-Basa
Konservasi Energi
Perfusi Paru
Respons Ventilasi Mekanik
Tingkat Pelirium

Gangguan pola Tidur


Luaran Utama Pola Tidur
Luaaran Tambahan Penampilan Peran
Status Kenyamanan
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan

Gangguan Proses Keluarga


Luaran Utama Proses Keluarga
Luaaran Tambahan Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Kinerja Pengasuhan
Koping Keluarga
Penampilan Peran
Resolusi Berduka
Status Koping
Tingkat Agitasi
Tingkat Depresi

Gangguan Rasa Nyaman


Luaran Utama Status Kenyamanan
Luaaran Tambahan Pola Tidur
Tingkat Agitasi
Tingkat Ansietas
Tingkat Nyeri
Tingkat Kelelahan

Gangguan Sirkulasi Spontan


Luaran Utama Sirkulasi Spontan
Luaran Tambahan Keseimbanagant Asam-Basa
Perfusi Gastrointestinal
Perfusi Miokard
Perfusi Perifer
Perfusi Renal
Perfusi Serebral
Perfusi Sirkulasi

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


Gangguan tumbuh kembang
Intervensi utama :
- Perawatan perkembangan
- Promosi perkembangan anak
- Promosi perkembangan remaja

Intervensi Pendukung :
- Dukungan pemulihan penyalahgunaan Zat
- Edukasi keselamatan lingkungan
- Edukasi latihan berkemih
- Edukasi nutrisi anak
- Edukasi nutrisi bayi
- Edukasi orang tua : Fase anak
- Edukasi orang tua : Fase Bayi
- Edukasi orang tua : Fase remaja
- Edukasi stimulasi Bayi/anak
- Konseling
- Kontrak perilaku positif
- Latihan pengendalian Impuls
- Manajemen Enuresis
- Manajemen Perilaku
- Manajemen perilaku seksual
- Manajemen teknologi sistem reproduksi
- Pendampingan orang tua dengan anak berkebutuhan khusus
- Perawatan bayi
- Perawatan inkontinensial fekal
- Promosi berat badan
- Promosi dukungan sosial
- Promosi koping
- Promosi latihan fisik
- Promosi perlekatan
- Skrining bayi sebelum pemulangan
- Skrining kesehatan
- Terapi keluarga
- Terapi remedial

Gangguan ventilasi spontan


Intervensi utama :
- Dukungan ventilasi
- Pemantauan respirasi

Intervensi pendukung :
- Dukungan emosional
- Dukungan perawatan diri
- Edukasi keluarga : Pemantauan respirasi
- Edukasi pengukuran respirasi
- Fisioterapi dada
- Konsultasi
- manajemen asam-basa
- manajemen asam-basa : Alkalosis respiratorik
- manajemen asam-basa : Asidosis respiratorik
- manajemen energi
- manajemen jalan napas
- manajemen jalan napas buatan
- manajemen ventilasi mekanik
- pemantauan asam-basa
- pemberian obat
- pemberian obat inhalasi
- pemberian obat interpleura
- pemberian obat intradermal
- pemberian obat intramuskular
- pemberian obat intraoseous
- pemberian obat intravena
- pemeriksaan kelengkapan set emergensi
- pencegahan aspirasi
- pencegahan infeksi
- pencegahan luka tekan
- pengembilan sampel darah arteri
- pengaturan posisi
- penghisapan jalan napas
- pengontrolan infeksi
- perawatan jenazah
- perawatan mulut
- perawatan tirah baring
- perawatan trakheostomi
- reduksi ansietas
- stabilitas jalan napas
Harga Diri Rendah kronis
Intervensi utama :
- Manajemen perilaku
- Promosi harga diri
- Promosi koping

Intervensi pendukung :
- Dukungan meyakinkan
- Dukungan memaafkan
- Dukungan pelaksanaan ibadah
- Dukungan penampilan peran
- Dukungan pengambilan keputusan
- Dukungan pengungkapan kebutuhan
- Dukungan pengungkapan perasaan
- Dukungan perasaan bersalah
- Dukungan perlindungan penganiayaan
- Dukungan spiritual
- Edukasi manajemen stres
- Edukasi penyalahgunaan zat
- Kontrak perilaku positif
- Manajemen depresi pascapersalinan
- Manajemen perilaku
- Manajemen stres
- Manajemen trauma pemerkosaan
- Pemberian obat
- Pemberian obat oral
- Perantara budaya
- Perwatan perkembangan
- Promosi kepercayaan diri
- Restrukturisasi kognitif
- Terapi diversional
- Terapi kognitif perilaku
Harga diri rendah situasional
Intervensi utama :
- Manajemen perilaku
- Promosi harga diri
- Promosi koping

Intervensi pendukung :
- Dukungan emosional
- Dukungan keyakinan
- Dukungan memaafkan
- Dukungan pelaksanaan ibadah
- Dukungan penampilan peran
- Dukungan pengambilan keputusan
- Dukungan pengungkapan kebutuhan
- Dukungan perasaan bersalah
- Dukungan perlindungan penganiayaan
- Dukungan spiritual
- Manajemen perilaku
- Manajemen stres
- Manajemen trauma pemerkosaan
- Pemberian obat
- Pemberian obat oral
- Pencegahan bunuh diri
- Promosi citra tubuh
- Promosi kepercayaan diri
- Primosi kesadaran diri
- Restrukturisasi kognitif
- Terapi diversional
- Terapi kognitif perilaku

Hipotermia
Intervensi utama :
- Manajemen Hipertermia
- Regulasi temperatur

Intervensi pendukung :
- Edukasi analgesia terkontrol
- Edukasi dehidrasi
- Edukasi pengukuran suhu tubuh
- Edukasi program pengobatan
- Edukasi terapi cairan
- Edukasi termoregulasi
- Kompres dingin
- Manajemen cairan
- Manajemen kejang
- Pemantauan cairan
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pencegahan hipertermi keganasan
- Perawatan sirkulasi
- Promosi teknik kulit ke kulit

Hipovolemia
Intervensi utama :
- Manajemen hipervolemia
- Pemantauan cairan

Intervensi pendukung :
- Dukungan kepatuhan program pengobatan
- Edukasi dialisis perotoneal
- Edukasi hemodialisis
- Edukasi nutrisi parental
- Edukasi pemberian makanan parental
- Insersi intravena
- Insersi selang nasogastrik
- Kateterisasi urine
- Manajemen medikasi
- Manajemen nutrisi
- Manajemen nutrisi parental
- Manajemen spesimen darah
- Pemantauan elektrolit
- Pemantauan hemodinamik invasif
- Pemantauan neurologis pemantauan tanda vital
- Konsultasi
- Manajemen asam-basa
- Manajemen cairan
- Manajemen dialisis peritoneal
- Manajemen elektrolit
- Manajemen elektrolit : hiperkalemia
- Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
- Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
- Manajemen elektrolit : hipermatremia
- Manajemen elektrolit : hipokalemia
- Manajemen elektrolit : hipokalsemia
- Manajemen elektrolit : hipomagnesia
- Manajemen elektrolit : hiponatremia
- Manajemen hemodialis
- Pemberian makanan
- Pemberian makanan parenteral
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pengambilan sampel darah arteri
- Pengambilan sampel darah vena
- Pengaturan posisi
- Perawatan dialisis
- Perawatan kateter sentral perifer
- Perawatan kateter urine
- Perawatan luka
- Promosi berat badan
- Terapi intravena

Hipotermia
Intervensi utama :
- Manajemen hipotermia
- Terapi paparan panas
Intervensi pendukung :
- Dukungan ventilasi
- Edukasi pengukuran suhu tubuh
- Edukasi program pengobatan
- Edukasi terapi cairan
- Edukasi termoregulasi
- Kompres panas
- Manajemen cairan
- Manajemen lingkungan
- Manajemen nutrisi
- Pemantauan cairan
- Pemantauan nutrisi
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Perawatan kanguru
- Perawatan sirkulasi
- Promosi dukungan keluarga
- Promosi teknik kulit ke kulit
Hipovolemia
Intervensi utama :
- Manajemen hipovolemia
- Manajemen syok hipovolemia

Intervensi pendukung :
- Balut tekan
- Dukungan kepatuhan program pengobatan
- Edukasi pengukuran nadi radialis
- Insersi intravena
- Insersi selang nasogastrik
- Konsultasi via telepon
- Manajemen akses vena sentral
- Manajemen aritmia
- Manajemen diare
- Manajemen elektrolit
- Manajemen elektrolit : hiperkalemia
- Manajemen elektrolit : hiperkalsemia
- Manajemen perdarahan antepertum dipertahankan
- Manajemen perdarahan antepartum tidak dipertahankan
- Manajemen syok
- Manajemen spesimen darah
- Pemantauan cairan
- Pemantauan elektrolit
- Pemantauan hemodinamik invansif
- Manajemen elektrolit : hipermagnesemia
- Manajemen elektrolit : hipernatremia
- Manajemen elektrolit : hipokalemia
- Manajemen elektrolit : hipokalsemia
- Manajemen elektrolit : hipomagnesimia
- Manajemen elektrolit : hiponatremia
- Manajemen muntah
- Manajemen medikasi
- Manajemen perdarahan
- Manajemen perdarahan akhir masa kehamilan
- Pemntauan neurologis
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pencegahan perdarahan
- Pencegahan syok
- Pengambilan sampel darah arteri
- Pengambilan sampel darah vena
- Perawatan jantung akut
- Terapi intravena
- Tranfusi darah

Ikterik neonatus
Intervensi utama :
- Fototerapi neonatus
- Perawatan bayi

Intervensi pendukung :
- Edukasi orang tua : fase bayi
- Insersi intravena
- Manajemen spesimen darah
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pengambilan sampel darah vena
- Perawatan neonatus
- Skrining bayi sebelum pemulangan
- Surveilens
- Terapi intravena

Inkontinensia Fekal
Intervensi utama :
- Latihan eliminasi vekal
- Perawatan inkontinansia fekal

Intervensi pendukung :
- Dukungan emosional
- Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
- Edukasi toilet training
- Manajemen demensia
- Manajemen diare
- Manajemen eliminsi fekal
- Manajemen lingkungan
- Manajemen nutrisi
- Manajemen polapus rektum
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pemberian obat rektal
- Perawatan perineum
- Promosi latihan fisik
- Rujukan ke perawat enterostoma
- Terapi aktivis

Nama : Ivan Nur Fauzi Ananto


NIM : J210200090
Kelas : 1B
No Absen : 19

Gangguan Tumbuh Kembang


Luaran Utama Status Perkembangan
Luaran Tambahan Berat Badan
Kinerja Pengasuhan
Perawatan Diri
Perlekatan
Status Pertumbuhan

Gangguan Ventilasi Spontan


Luaran Utama Ventilasi Spontan
Luaran Tambahan Keseimbangan Asam-Basa
Konservasi Energi
Pemulihan Pascabedah
Pertukaran Gas
Respons Ventilasi Mekanik
Status Kenyamanan
Tingkat Ansietas
Tingkat Keletihan

Harga Diri Rendah Kronis


Luaran Utama Harga Diri
Luaran Tambahan Adaptasi Disabilitas
Fungsi Keluarga
Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Ketahanan Keluarga
Ketahanan Personal
Resolusi Berduka
Tingkat Depresi
Harga Diri Rendah Situasional
Luaran Utama Harga Diri
Luaran Tambahan Citra Tubuh
Identitas Seksual
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Ketahanan Keluarga
Penampilan Peran
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Resolusi Manusia
Tingkat Ansietas

Hipertermia
Luaran Utama Termoregulasi
Luaran Tambahan Perfusi Perifer
Status Cairan
Status Kenyamanan
Status Neurologis
Status Nutrisi
Termoregulasi Neonatus

Hipervolemia
Luaran Utama Keseimbangan Cairan
Luaran Tambahan Curah Jantung
Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan Elektrolit
Manajemen Kesehatan
Perfusi Renal
Status Cairan
Tingkat Kepatuhan

Hipotermia
Luaran Utama Termoregulasi
Luaran Tambahan Kontrol Resiko
Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonalus
Tingkat Cedera
Hipovolemia
Luaran Utama Status Cairan
Luaran Tambahan Integritas Kulit dan Jaringan
Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Penyembuhan Luka
Perfusi Perifer
Status Nutrisi
Termoregulasi
Tingkat Pendarahan

Ikterik Neunatus
Luaran Utama Integritas Kulit dan Jaringan
Luaran Tambahan Adaptasi Neonatus
Berat Badan
Eliminasi Fekal
Organisasi Perilaku Bayi
Status Nutrisi

Inkontinensia Fekal
Luaran Utama Kontinensia Fekal
Luaran Tambahan Eliminasi Fekal
Fungsi Gastrointestinal
Perawatan Diri
Status Neurologis
Status Nutrisi
Tingkat Delirium
Tingkat Infeksi

Inkontinensia Urine Berlanjut


Luaran Utama Kontinensia Urine
Luaran Tambahan Eliminasi Urine
Perawatan Diri
Status Neurologis
Tingkat Pengetahuan
Inkontinensia Urine Berlebih
Luaran Utama Kontinensia Urine
Luaran Tambahan Eliminasi Urine
Perawatan Diri
Status Kognitif
Status Neurologis
Tingkat Pengetahuan

Inkontinensia Urine Fungsional


Luaran Utama Kontinensia Urine
Luaran Tambahan Ambulasi
Eliminasi Urine
Keamanan Lingkungan Rumah
Kontrol Gejala
Koordinasi Pergerakan
Perawatan Diri
Status Neurologis
Tingkat Ansietas
Tingkat Delirium
Tingkat Pengetahuan

Inkontinensia Urine Refleks


Luaran Utama Kontinensia Urine
Luaran Tambahan Eliminasi Urine
Intgritas Kulit dan Jaringan
Perawatan Diri
Status Kognitif
Status Neurologis
Tingkat Pengetahuan

Inkontinensia Urine Stres


Luaran Utama Kontinensia
Luaran Tambahan Eliminasi Urine
Kontrol Gejala
NAMA : MAYANG TRI HARDIYANA
NIM : J210190108
TUGAS BUKU SIKI
- INKONTINESIA URIN BERLANJUT
Intervensi utama
Kateterisasi urine perawatan inkontinensia
Intervensi pendukung
Dukungan perawatan diri manajemen inkontinensia urine
Latihan berkemih memberikan obat oral
Laihan otot panggul perawatan kateter urine
Manajemen cairan Perawatan perinium
Manajemen eliminasi urine perawatan retensi urine
- INKONTINESIA URINE BERLEBIH
Intervensi utama
Kateterisasi urine perawatan inkontinensia urine
Intervensi pendukung
Dukungan kepatuhan program pengobatan manejemen medikasi
Dukungan perawatan diri : BAB/BAK pemberian obat oral
Edukasi program pengobatan perawatan katetr urine
Menejemen cairan perwatan prinium
Menejemen eliminasi urine perawatan retensi urine
Menejemen inkontinensia urine

- INKONTINESIA URINE FUNGSIONAL


Intervensi utama
Latihan berkemih perawatan inkontinensia urine
Intervensi pendukung
Dukungan perawatan diri: BAB/BAK pemberian obat oral
Edukasi latihan berkemih perawatan perineum
Edukasi perawatan diri promosi kepercayaan diri
Manejemen eliminasi urine promosi komunitas : defisit visual
Manajemen inkontinensia urine promosi latihan fisik
Manajemen lingkungan terapi aktivitas
- INKONTINESIA URINE REFLEKS
Intervensi utama
Kateterisasi urine perawatan inkontinensia urine
Intervensi pendukung
Dukungan perawatan diri: BAB/BAK menejemen inkontinensi urine
Latihaan berkemih pemberian obat oral
Latihan otot panggul perawatan kateterisasi urine
Manajemen cairan perawatan perineum
Manejemen elminsi urine perawatan retensi urine
- INKONTINESIA URINE STRES
Intervensi utama
Latihan otot panggul perawatn inkontinensia urine
Intervensi pendukung
Dukungan kepatuhan program pengobatan manejemen proplapsus uteri
Dukungn perawatan diri : BAB/BAK pemantauan respirasi
Edukasi program pengobatan pemberian obat oral
Manejemen elminasi urine perawatan prinium
Manejemen inkontinensia urine promosi berat badan
Manejemen medikasi terapi biofeedback

- INKONTINESIA URINE URGENSI


Intervensi utama
Latihan berkemih perawatan inkontinensia urine
Intervensi pendukung
Dukungan kepatuhan program pengobatan manejemen lingkungan
Dukungan perawatan diri : BAB/BAK manejemen medikasi
Dukungan perawatan diri : mandi pemntaaun cairan
Edukasi toilet training pemberian obat oral
Kateterisasi urine pengontrolan infeksi
Manejemen cairan perawatan kateter urine
Manejemen elminasi urine perawatan perinium
Manejemen inkontinensia urine

- INTOLERANSI AKTIVITAS
Intervensi utama
Manejemen energi terapi aktivitas
Intervensi pendukung
Dukungan ambulasi manejemen program Latihan
Dukungan kepatuhan program pengobatan pemantauan tanda vital
Dukugan meditasi pemberian obat
Dukungan pemeliharaan rumah pemberian obat inhalasi
Dukungan perawatan diri pemberian obat intravena
Dukungan spiritual pemberian obat oral
Dukungan tidur penentuan tujuan bersama
Edukasi Latihan fisik promosi berat badan
Edukasi Teknik ambulasi promosi dukungan keluarga
Edukasi pengukuran nadi radialis promosi Latihan fisik
Manejemen aritmia rehabilitasi jantung
Manejemen lingkungan terapi aktivitas
Manejemen medikasi terapi bantuan hewan
Manejemen mood terapi musik
Manejemen nutrisi terapi oksigen
Manejemen nyeri terapi relaksasi otot progresif
- ISOLASI SOSIAL
Intervensi utama
Promosi sosialiasai terapi aktivitas
Intervensi pendukung
Dukungan emosional pemberian obat oral
Dukungan kelompok penentuan tujuan bersama
Dukungan pemulihan penyalahgunaan alcohol promosi citra tubuh
Dukungan pemulihan penyalahgunaan zat promosi dukungan keluarga
Dukungan proses berduka promosi dukungan sosial
Dukungan proses berduka : kematian perinatal promosi harapan
Edukasi manejemen stress promosi harga diri
Edukasi penyalahgunaan alcohol promosi hubungan positif
Edukasi penyalahgunaan zat promosi kesadaran diri
Manejemen eliminasi urine promosi keutuhan keluarga
Manejemen lingkungan promosi Latihan fisik
Manejemen mood terapi bantuan hewan
Manejemen putus asa Terapi bantuan dari hewan
Manejemen stress terapi deversional
Modifikasi perilaku keterampilan sosial terapi kelompk

- KELETIHAN
Intervensi utama
Edukasi aktivitas / istirahat manejemen energi
Intervensi pendukung
Dukungan kepatuhan program pengobatan manejemen nutrisi
Dukungan pengambilan keputusan penentuan tujuan bersama
Dukungan tidur promosi dukungan sosial
Manejemen asma promosi kopping
Manejemen dimensia promosi katihan fisik
Manejemen kemotrapi reduksi ansietes
Manejemen medikasi terapi aktivitas
Manejemen lingkungan terapi relaksasi
Manejemen mood
- KEPUTUSASAAN
Intervensi utama
Dukungan emosional promosi koping
Promosi harapan
Intervensi pendukung
Fasilitas pengungkapan perasaan promosi dukungan sosial
Fasilitas peasaan bersalah promosi dukungan spiritual
Konseling promosi perawatan diri
Manejemen mood promosi sitem pendukung
Manejemen perilaku terapi kognitif perilaku
Pelibatan keluarga Teknik menerangkan
Pencegahan bunuh diri terapi reminisens
Promosi dukungan keluarga

Nama : Annas Tasya Permata Sari


Nim : J210200092
Intkontinensi Urine Urgensi
Luaran Utama Kontinensia Urine
Luaran Tambahan Eliminasi Urine
Kontrol Gejala
Perawatan Dini
]Tingkat Infeksi

Intoleransi Aktivitas
Luaran Utama Toleransi Aktivitas
Luaran Tambahan Ambulasi
Curah Jantung
Konservasi Energi
Tingkat Keletihan

Isolasi Sosial
Luaran Utama Keterlibatan Sosial
Luaran Tambahan Adaptasi Disabilitas
Citra Tubuh
Dukungan Sosial
Harga Diri
Interaksi Sosial
Resolusi Berduka
Status Perkembangan
Tingkat Demensia

Keletihan
Luaran Utama Tingkat Keletihan
Luaran Tambahan Fungsi Seksual
Kesadaran Diri
Konservasi Energi
Mobilitas Fisik
Motivasi
Perawatan Diri
Toleransi Aktivitas
Tingkat Depresi

Keputusan
Luaran Utama Harapan
Luaran Tambahan Ketahanan Personal
Motivasi
Penerimaan
Status Kenyamanan
Tingkat Depresi

Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urine


Luaran Utama Eliminasi Urine
Luaran Tambahan Kontinensia Urine
Perilaku Kesehatan
Tingkat Pengetahuan

Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan


Luaran Utama Keseimbangan Cairan
Luaran Tambahan Keseimbangan Elektrolit
Perilaku Kesehatan
Status Cairan
Tingkat Pengetahuan

Kesiapan Peningkatan Konsep Diri


Luaran Utama Konsep Diri
Luaran Tambahan Citra Tubuh
Harga Diri
Identitas Diri
Penampilan Peran
Tingkat Pengetahuan

Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga


Luaran Utama Status Koping Keluarga
Luaran Tambahan Fungsi Keluarga
Ketahanan Keluarga
Tingkat Ansietas

Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas


Luaran Utama Status Koping Keluarga
Luaran Tambahan Ketahanan Komunitas
Status Kesehatan Komunitas
Tingkat Pengetahuan

Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan


Luaran Utama Manajemen Kesehatan
Luaran Tambahan Manajemen Kesehatan Keluarga
Pemeliharaan Kesehatan
Perilaku Kesehatan
Tingkat Pengetahuan
Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua
Luaran Utama Peran Menjadi Orang Tua
Luaran Tambahan Keamanan Lingkungan Rumah
Penampilan Peran
Tingkat Pengetahuan

Kesiapan Peningkatan Nutrisi


Luaran Utama Status Nutrisi
Luaran Tambahan Perilaku Mempertahankan Berat Badan
Perilaku Meningkatkan Berat Badan
Perilau Menurunkan Berat Badan
Status Nutrisi Bayi
Tingkat Pengetahuan

Kesiapan Peningkatan Pengetahuan


Luaran Utama Tingkat Pengetahuan
Luaran Tambahan Memori
Motivasi
Proses Informasi
Tingkat Kepatuhan
Status Kognitif

Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga


Luaran Utama Proses Keluarga
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Kinerja Pengasuhan
Status Kesehatan Keluarga
Status Koping Keluarga

Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urine


Intervensi Utama

Manajemen Eliminasi Urine

Intervensi Pendukung

Dukungan Perawatan Diri : BAB/BAK Manajemen Prolapsus Uteri

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Pemantauan Cairan

Edukasi Toilet Training Perawatan Kateter Urine

Latihan Otot Panggul Promosi Eliminasi Urine

Manajemen Cairan Promosi Harga Diri

Manajemen Medikasi Promosi Kesadaran Diri

Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan

Intervensi Utama

Manajemen Cairan Pemantauan Cairan

Intervensi Pendukung

Edukasi Terapi Cairan Manajemen Nutrisi

Insersi Intravena Manajemen Medikasi

Manajemen Demam Pemantauan Tanda Vital

Manajemen Hipovolemia Terapi Intravena

Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan

Intervensi Utama

Promosi Harga Diri Promosi Koping

Promosi Kesadaran Diri

Intervensi Pendukung

Dukungan Kelompok Pendukung Pemeliharaan Kesuburan

Dukungan Keyakinan Promosi Citra Diri

Dukungan Pelaksanaan Ibadah Promosi Hubungan Positif

Dukungan Penampilan Peran Promosi Kepercayaan Diri


Dukungan Pengambilan Keputusan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan

Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Restrukturisasi Kognitif

Manajemen Stres Teknik Menenangkan

Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga

Intervensi Utama

Dukungan Koping Keluarga Promosi Koping

Pelibatan Keluarga

Intervensi Pendukung

Intervensi Pendukung

Bimbingan Sistem Kesehatan Manajemen Stres

Dukungan Pengambilan Kesehatan Penentuan Tujuan Bersama

Dukungan Keluarga Merencanakan Pengenalan Fasilitas

Perawatan Perencanaan Pulang

Dukungan Keyakinan Promosi Kesiapan Mencari Informasi

Edukasi Manajemen Stres Promosi Keutuhan Keluarga

Edukasi Perilaku Mencari Kesehatan Promosi Komunikasi Efektif

Koordinasi Diskusi Keluarga Terapi Mileu

Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas

Intervensi Utama

Dukungan Kelompok Pendukung Promosi Sistem Pendukung

Intervensi Pendukung

Diskusi Kelompok Terarah Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial

Dukungan Spiritual Pencegahan Bunuh Diri

Edukasi Penyalahgunaan Alkohol Pencegahan Penyalahgunaan Zat

Edukasi Penyalahgunaan Zat Pencegahan Resiko Lingkungan

Intervensi Krisis Pengembangan Kesehatan Masyarakat

Konseling Pengontrolan Penyalahgunaan Zat

Manajemen Kesehatan Lingkungan Promosi Resilien


Manajemen Lingkungan Komunitas Skrining Kesehatan

Manajemen Penyalahgunaan Zat Terapi Rekreasi

Manajemen Putus Zat Terapi Relaksasi

Manajemen Trauma Pemerkosaan Triase Bencana

Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan

Intervensi utama

Bimbingan Antisipatif Identifikasi Resiko

Edukasi Kesehatan Manajemen Perilaku

Edukasi Penyakit Penentuan Tujuan Bersama

Intervensi Pendukung

Bimbingan Sistem Kesehatan Pencegahan Resiko Lingkungan

Dukungan Pengambilan Keputusan Penentuan Tujuan Bersama

Dukungan Sumber Finansial Perencanaan Pulang

Edukasi Kelompok Promosi Dukungan Keluarga

Edukasi Keselamatan Lingkungan Promosi Dukungan Sosial

Edukasi Keselamatan Rumah Promosi Dukungan Spiritual

Edukasi Latihan Fisik Promosi Kebersihan

Edukasi Pengurangan Resiko Promosi Kepatuhan Pengobatan

Edukasi Penilaian Keselamatan Promosi Kesiapan Penerimaan


Informasi

Edukasi Perilaku Mencari Kesehatan Promosi Literasi Kesehatan

Edukasi Program Pengobatan Promosi Pedoman Antisipasi Keluarga

Edukasi Prosedur Tindakan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan

Fasilitas Pengungkapan Kebutuhan Promosi Sistem Pendukung

Konseling Rujukan Ke Layanan Masyarakat

Manajemen Nutrisi Rujukan Ke Terapi Dukungan


Kelompok

Mobilisasi Keluarga Skrining Kesehatan

Pelibatan Keluarga
Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang tua

Intervensi Utama

Promosi Anatisipasi Keluarga Promosi Pengasuhan

Intervensi Pendukung

Dukungan Penampilan Peran Perawatan Neonatus

Edukasi Keluarga : Perkembangan Bayi Promosi Antisipasi Keluarga

Edukasi Nutrisi Anak Promosi Kepercayaan Diri

Edukasi Nutrisi Bayi Promosi Kesadaran Diri

Edukasi Orangtua : Fase Anak Promosi Keutuhan Keluarga

Edukasi Orang tua : Fase Bayi Promosi Koping

Edukasi Orangtua : Fase Remaja Promosi Perkembangan Anak

Edukasi Stimulasi Bayi/Anak Promosi Perkembangan Remaja

Edukasi Toilet Training Promosi Perlekatan

Perawatan Bayi

Kesiapan Peningkatan Nutrisi

Intervensi Utama

Edukasi Nutrisi Konseling Nutrisi

Intervensi Pendukung

Edukasi Berat Badan Efektif Manajemen Nutrisi

Edukasi Diet Manajemen Nutrisi Parental

Edukasi Kesehatan Modifikasi Perilaku Ketrampilan


Sosial

Edukasi Nutrsi Anak Pemantauan Nutrisi

Edukasi Nutrisi Bayi Pemberian Makanan

Edukasi Nutrisi Parental Pemberian Makanan Enteral

Edukasi Pemberian Makanan Pada Anak Pemberian Makanan Parental

Edukasi Pemberian Makanan Pada Parental Pemberian Tujuan Bersama

Manajemen Hiperglikernia Promosi Berat Badan


Manajemen Hipoglikernia

Kesiapan Peningkatan Pengetahuan

Intervensi Utama

Edukasi Kesehatan Promosi Kesiapan Promosi Informasi

Intervensi Pendukung

Bimbingan Sistem Kesehatan Kontrak Perilaku Positif

Dukungan Pengambilan Keputusan Pelibatan Keluarga

Dukungan Pengungakapan Kebutuhan Penentuan Tujuan Bersama

Edukasi Latihan Fisik Promosi Kepercayaan Diri

Edukasi Perilaku Mencari Kesehatan Promosi Kesadaran Diri

Edukasi Program Pengobatan Promosi Kesiapan Penerimaan


Informasi

Edukasi Proses Penyakit Promosi Literasi Kesehatan

Konseling Stimulasi Kognitif

Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga

Intervensi Utama

Promosi Keutuhan Keluarga Promosi Proses Efektif Keluarga

Intervensi Pendukung

Dukungan Emosional Edukasi Orangtua : Fase Remaja

Dukungan Kelompok Konseling

Dukungan Keluarga Merencanakan Mediasi Konflik

Perawatan Promosi Antisipasi Keluarga

Dukungan Penampilan Peran Promosi Koping

Dukungan Pengambilan Keputusan Promosi Perkembangan Anak

Edukasi Keluarga Berencana Promosi Perkembangan Remaja

Edukasi Kesehatan Promosi Resilien

Edukasi Orangtua : Fase Anak Skrining Kesehatan


Edukasi Orangtua : Fase Anak Terapi Keluarga

KESIAPAN PENINGKATAN TIDUR


Intervening Utama
Dukungan Tidur Edukasi Aktivitas/Istirahat

Intervensi Pendukung
Manajemen Demensia Reduksi Ansietas
Manajemen Energi Teknik Imajinasi Terbimbing
Manajemen Lingkungan Terapi Akupuntur
Menejemen Medikasi Terapi Murattal
Pengaturan Posisi Terapi Musik
Promosi Kesadaran Diri Terapi Pemijatan
Promosi Koping Terapi Relaksasi Otot Progresif
Promosi Latihan Fisik

KESIAPAN PERSALNAN
Intervening Utama
Edukasi Persalinan

Intervensi Pendukung
Induksi Persalinan Promosi ASI Eeksekutif
Perawatan Kenyamanan Promosi Laktasi
Perawatan Persalinan Promosi Perletaan
Perawatan Persalinan Resiko Tinggi Promosi Teknik Kulit ke Kulit
Perawatan Pra Saksio Sesaria Resusitasi janin

KESIAPAN PERAN PEMBERI ASUHAN


Intervening Utama
Edukasi pada Pengasuhan Promosi Pengasuhan

Intervensi Pendukung
Bimbingan Sistem Kesehatan Edukasi Toilet Training
Dukungan Kelompok Konseling
Dukungan Keluarga Merencanakan Konsultasi
Perawatan Manajemen Energi
Dukungan Pemeliharaan Rumah Manajemen Kasus
Dukungan Penampilan Peran Manajemen Nutrisi
Dukungan Penambilan Keputusan Manajemen Perilaku
Edukasi Diet Mobilitas Keluarga
Edukasi Efek Samping Obat Pencegahan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Nutrisi Pengontrolan Penyalahgunaan Tembakau
Edukasi Nutrisi Anak Pengontrolan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Nutrisi Bayi Perawatan Kanguru
Edukasi Orangtua: Fase Bayi perawatan Kenyamanan
Edukasi Orang tua : Keluarga Fase Promosi Keutamaan Keluarga
Membesarkan Anak Promosi Koping
Edukasi Orangtua: Remaja Promosi Perlekatan
Edukasi Proses Keluarga Promosi Proses Efektifitas Keluarga
Edukasi Proses Penyakit Terapi Keluarga

KETIDAKBERDAYAAN
Intervensi Utama
Promosi Harapan Promosi Koping

Intervensi Pendukung
Dukungan Memaafkan Manajemen Perilaku
Dukungan Pelaksanaan Ibadah Manajemen Stres
Dukungan Pengambilan Keputusan Pencegahan Bnuh Diri
Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Promosi Dukungan Keluarga
Dukungan Persamaan Bersalah Promosi Dukungan Spiritual
Dukungan Keyakinan Promosi Harga Diri
Dukungan Proses Berduka Promosi Kesadaran Diri
Dukungan Proses Berduka : kematian Promosi Sistem Pendukung
Perinatal Teknik Menenangkan
Manjemen Mood Terapi Kognitif Perilaku

KETIDAKMAMPUAN KOPING KELUARGA


Intervensi Utama
Dukungan Koping Keluarga Promosi Koping

Intervensi Pendukung
Bimbingan Sistem Kesehatan Manajemen Kenyamanan Lingkungan
Dukungan Penambilan Keputusan Manajemen Lingkungan: Persiapan Peluang
Dukungan Perlindungan Penganiayaan Manajemen Pengandalian Marah
Dukungan Perlindungan Penganiayaan Mobilitas Keluarga
Lansia Penentuan Tujuan Bersama
Dukungan Perlindungan Penganiayaan Promosi Keutuhan Keluarga
Pasangan Reduksi Ensietas
Dukungan Spiritual Teknik Menenangkan
Intervensi Kritis Terapi Trauma Anak

KETIDAKNYAMANAN PASCA PARTUM


Intervensi Utama
Manajemen Nyeri Terapi Relaksasi

Intervensi Pendukung
Edukasi Manajemen Nyeri Perawatan Kenyamanan
Edukasi Perawatan Parineum Perwatan Pasca Persalinan
Edukasi Teknik Napas Terapi Pemijatan
Dukungan Hipnosis Diri Terapi Relaksasi
Manajemen Nyeri Persalinan Yoga
Pemantauan Nyeri

KETIDAK PATUHAN
Intervensi Utama
Dukungan Kepatuhan Program Promosi Kesadaran Diri
Pengelolahan
Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Promosi Koping
Sendiri

Intervensi Pendukung
Dukungan Pengambilan Keputusan Pelibatan Keluarga
Dukungan Sumber Finansial Pemantauan Efek Samping Obat
Edukasi Penyakit Penentuan Tujuan Bersama
Edukasi Efek Samping Obat Perantara Budaya
Edukasi Kesehatan Perencanaan Peluang
Edukasi Latihan Fisik Promosi Hubungan Positif
Fasilitas Pengungkapan Kebutuhan Promosi Kepatuhan Pengobatan
Konseling Promosi Kepatuhan Program Latihan
Kontrak Perilaku Positif Promosi Literasi Kesehatan
Manajemen Efek Samping Obat Promosi Sistem Pendukung
Manajemen Putus Obat

KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH


Intervensi Utama
Manajemen Hiperglikemia Manajemen Hipoglikemia

Intervensi Pendukung
Dukungan Keputusan Program Pengobatan Pemantauan Nutrisi
Edukasi Diet Pemberian Obat
Edukasi Kesehatan Pemberian Obat Intravena
Edukasi Latihan Fisik Pemberaian Obat Oral
Edukasi Program Pengobatan Pemberian Obat subkutan
Edukasi Prosedur Tindakan Perawatan Kehamilan Risiko Tinggi
Edukasi Prosedur Penyakit Promosi Berat Badan
Identitas Risiko Promosi Dukungan Keluarga
Konseling Nutrisi Promosi Kesadaran Diri
Konsultasi Promosi Kesadaran Diri
Menejemen Medikasi Surveilens
Manajemen Teknologi Kesehatan Yoga
Pelibatan Keluarga

KONFUSI AKUT
Intervensi Utama
Manajemen Delirium Manajemen Penyalahgunaan Obat
Manajemen Helusinasi

Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Pencegahan Jatuh
Dukungan Perawatan Diri Pengekangan Fisik
Dukungan Diri Pengontrolan Penyalahgunaan Obat
Konsultasi Reduksi Ansietas
Latihan Memori Seklusi
Manajemen Asam Basa Skrining Penyalahgunaan Obat
Manajemen Elektroensefalografi Stimulasi Kognitif
Manajemen Elektrokonvulsif Teknik Menenangkan
Manajemen Kesehatan Lingkungan Transcutaneous Elektrical Nerve
Menejemen Medikasi Stimulation (TENS)
Manajemen Nyeri Terapi Penyalahgunaan Obat (Detoksikrasi
Menejemen Putus Zat Zat)
Orientasi Realitas Terapi Rumusan Metodon
Pemantauan Neurologis Terapi Sentuhan
Pemantauan Tanda Vital

KONFUSI KORONIS
Intervensi Utama
Manajemen Delirium Terapi Validasi
Manajemen Demensia

Intervensi Pendukung
Bimbingan Sistem Kesehatan Pencegahan Jatuh
Dukungan Emosional Pengekangan Fisik
Dukungan Keluarga Merencanakan Pengekangan Kimiawi
Perawatan Promosi Dukungan Keluarga
Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Promosi Latihan fisik
Dukungan Pengambilan Keputusan Redusi ansietas
Dukungan Tidur Stimulasi ognitif
Edukasi Keluarga: Pencegahan Jatuh Surveilens
Identifikasi Risiko Teknik Menenangkan
Konsultasi Via Telfon Transcutaneous Elektrical Nerve
Latihan Memori Stimulation (TENS)
Manajemen Energi Terapi Aktifitas
Manajemen Elektroensefalografi Terapi bantuan Hewan
Manajemen Elektrokonvulsif Terapi Humor
Manajemen Halusinasi Terapi Mileu
Manajemen Kesehatan Lingkunan Terapi Musik
Manajemen Medikasi Terapi Rekreasi
Manajemen mood Terapi Reminisens
Manajemen Stess Terapi Seni
Orientasi Realita

Nama : Burhanudin Ashar


Nim : J210200093
Kelas : Keperawatan 1B
No.Absen : 21

Kesiapan Peningkatan Tidur


Luaran Utama Pola Tidur
Luaran Tambahan Motivasi
Perilaku Kesehatan
Status Kenyamanan
Tingkat Pengetahuan

Kesiapan Persalinan
Luaran Utama Status Antepartum
Luaran Tambahan Harapan
Motivasi
Tingkat Keletihan
Tingkat Pengatahuan

Ketegangan Peran Pemberi Asuhan


Luaran Utama Peran Pemberi Asuhan
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Fungsi Keluarga
Ketahanan Personal
Ketahanan Keluarga
Kinerja Pengasuhan
Penampilan Peran
Peran Menjadi Orang Tua
Resulusi Berduka
Status Koping
Tingkat Depresi

Ketidakberdayaan
Luaran Utama Keberdayaan
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Harapan
Harga Diri
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Keterlibatan Sosial
Penerimaan
Tingkat Ansietas
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan

Ketidakmampuan Koping Keluarga


Luaran Utama Status Koping Keluarga
Luaran Tambahan Adaptasi Disabilitas
Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Fungsi Keluarga
Ketahanan Keluarga
Manajemen Kesehatan
Manajemen Kesehatan Keluarga
Tingkat Ansietas
Tingkat Agitasi

Ketidaknyamanan Pasca Partum


Luaran Utama Status Kenyamanan Pasca Partum
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Kontrol Gejala
Pola Tidur
Status Kenyamanan
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri

Ketidak Nyamanan Pascapartum


Luaran Utama Status Kenyamanan Pascapartum
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Kontrol Gejala
Pola Tidur
Status Kenyamanan
Status Pascapartum
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri

Ketidakpatuhan
Luaran Utama Tingkat Kepatuhan
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Kontrol Gejala
Status Koping Keluarga
Tingkat Ansietas
Tingkat Depresi
Tingkat Pengetahuan

Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah


Luaran Utama Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Luaran Tambahan Kontrol Risiko
Perilaku Mempertahankan Berat Badan
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Status Antepartum
Status Intrapartum
Status Nutrisi
Status Pascapartum
Tingkat Pengetahuan

Konfusi Akut
Luaran Utama Tingkat Konfusi
Luaran Tambahan Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Kontrol Pikir
Memori
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Delirium
Tingkat Keletihan

Konfusi Kronis
Luaran Utama Tingkat Konfusi
Luaraan Tambahan Identitas Diri
Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Kontrol Gejala
Kontrol Pikir
Memori
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Demensasi
Tingkat Keletihan

Konstipasi
Luaran Utama Eliminasi Fekal
Luaran Tambahan Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontinensia Fekal
Mobilitas Fisik
Nafsu Makan
Status Cairan
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri
Koping Defensif
Luaran Utama Status Koping
Luaran Tambahan Dukungan Sosial
Harga Diri
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Motivasi
Penampilan Peran
Penerimaan
Resolusi Berduka
Tingkat Ansietas
Tingkat Kepatuhan

Koping Komunitas Tidak Efektif


Luaran Utama Status Koping Komunitas
Luaran Tambahan Ketahanan Komunitas
Status Kesehatan Komunitas

Koping Tidak Efektif


Luaran Umum Status Koping
Luaran Tambahan Dukungan Sosial
Harga Diri
Interaksi Sosial
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Konservasi Energi
Penampilan Peran
Penerimaan
Pola Tidur
Proses Informasi

Koping Tidak Efektif


Luaran Utama Status Koping
Luaran Tambahan Dukungan Sosial
Harga Diri
Interaksi Sosial
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Konservasi Energi
Penampilan Peran
Penerimaan
Pola Tidur
Proses Informasi
Resolusi Berduka
Tingkat Ansietas
Tingkat Agitasi

Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif


Luaran Utama Manajemen Kesehatan Keluarga
Luaran Tambahan Ketahanan Keluarga
Perilaku Kesehatan
Status Kesehatan Keluarga
Tingkat Pengetahuan
Nyeri Kronis
Intervensi Utama
Manajemen nyeri Terapi relaksasi
Perawatan kenyamanan
Intervensi Pendukung
Aromaterapi Menejemen terapi radiasi
Dukungan hipnotis diri Pemantauan nyeri
Dukungan pengungkapan kebutuhan Pemberian analgesik
Dukungan koping keluarga Pemberian obat
Dukungan mediasi Pemberian obat intravena
Edukasi aktifitas/ Istirahat Pemberian obat oral
Edukasi efek samping obat Pemberian obat tropikal
Edukasi kemoterapi Pengaturan posisi
Edukasi kesehatan Perawatan amputasi
Edukasi menejemen stres Promosi koping
Edukasi menejemen nyeri Teknik dikstraksi
Edukasi perawatan stomata Teknik imajinasi terbimbing
Edukasi proses penyakit Teknik akupresur
Edukasi teknik nafas Teknik akupuntur
Kompres dingin Terapi bantuan hewan
Kompres panas Terapi humor
Konsultasi Terapi marattal
Latihan pernafasan Terapi musik
Latihan rehabilitasi Terapi pemijatan
Menejemen efek samping obat Terapi sentuhan
Menejemen kenyamanan lingkungan Transcutaneous electrical nerve
Menjaga mood stimulation (TENS)
Manajemen stress Yoga

Nyeri Melahirkan
Intervensi Utama
Manajemen nyeri Terapi relaksasi
Pengaturan posisi
Intervensi Pendukung
Aromaterapi Menejemen terapi radiasi
Dukungan hipnotis diri Pemantauan nyeri
Dukungan pengungkapan kebutuhan Pemberian analgesik
Edukasi aktifitas/ Istirahat Perawatan inkontinensia fekal
Edukasi latihan fisik Perawatan inkontinensial urine
Edukasi efek samping obat Perawatan kenyamanan
Edukasi menejemen stres Perawatan pasca persalinan
Edukasi menejemen nyeri Perawatan perinium
Edukasi pemeriksaan Ultrasonografi Obstetrik Perawatan pra seksio sesaria
Edukasi penyakit Teknik distraksi
Edukasi perawatan perinium Teknik imajinasi terbimbing
Edukasi teknik nafas Teknik akupresur
Fasilitasi hipnotis diri Teknik akupuntur
Fasilitasi pengungkapan kebutuhan Terapi bantuan hewan
Latihan pernafasan Terapi humor
Menejemen efek samping obat Terapi marattal
Menejemen kenyamanan lingkungan Terapi musik
Manajemen stress Terapi pemijatan
Pemantauan nyeri Terapi sentuhan
Pemberian obat Transcutaneous electrical nerve
Penjahitan Luka stimulation (TENS)
Yoga
Obesitas
Intervensi Utama
Eduaksi berat badan efektif Menejemen berat badan
Intervensi Pendukung
Dukungan kelompok Pemantauan nutrisi
Eduaksi diet Pemberian makanan
Konseling nutrisi Pemberian makanan enternal
Limit setting Penentuan tujuan bersama
Menejemen cairan Perawatan bayi
Manajemen hiperglikemia Promosi berat badan
Manajemen hipoglikemia Promosi koping
Manajemen nutrisi Promosi latihan fisik
Manajemen prilaku Reduksi ansietas
Pemantauan cairan Terapi aktifitas

Pemeliharaan kesehatan tidak efektif


Intervensi Utama
Eduaksi kesehatan Penentuan tujuan bersama
Kontrak prilaku positif Promosi prilaku upaya kesehatan
Intervensi Pendukung
Dukungan kepatuhan program pengobatan Eduaksi proses penyakit
Dukungan pengungkapan kebutuhan Identifikasi resiko
Dukungan perawatan diri Konseling
Dukungan proses berduka Konsultasi
Dukungan sumber financial Manajemen prilaku
Dukungan tanggung jawab pada diri sendiri Mobilisasi keluarga
Edukasi keselamatan lingkungan Pelibatan keluarga
Edukasi keselamatan rumah Promosi kesiapan penerimaan informasi
Eduaksi latihan fisik Pomosi komuniaksi efektif
Edukasi prilaku upaya kesehatan Promosi koping
Eduaksi pengurangan resiko Promosi sitem pendukung
Edukasi penilaian keselamatan Rujukan
Edukasi prosedur tindakan Stimulasi kognitif.
Eduaksi program pengobatan

Penampilan peran tidak efektif


Intervensi Utama
Dukungan penampilan peran
Intervensi Pendukung
Dukungan kelompok Promosi citra tubuh
Eduaksi orangtua : fase bayi Promosi harapan
Eduaksi orangtua: fase anak Promosi harga diri
Eduaksi orangtua: fase remaja Promosi hubungan positif
Edukasi penilaian keselamatan Promosi kepercayan diri
Edukais seksualitas Promosi kesadaran diri
Konseling Promosi koping
Manajemen energi Promosi pengasuhan
Manajemen mood Promosi sitem pendukung
Manajemen nyeri Stimulasi kognitif
Manajemen teknologi sistem reproduksi Terapi keluarga
Mediasi konflik Terapi penyalahgunaan zat (detoksikasi
Pencegahan penyalahguanaan zat zat)
Penetuan tujuan bersama

Pencapaian peran menjadi orang tua


Intervensi Utama
Promosi antisipasi keluarga Promosi pengasuhan
Intervensi Pendukung
Dukungan penampilan peran Perawatan bayi
Eduaksi nutrisi anak Perawatan neonatus
Edukasi nutrisi bayi Promosi kepercayaan diri
Eduaksi orangtua : fase bayi Promosi kesadaran diri
Eduaksi orangtua: fase anak Promosi kebutuhan keluarga
Eduaksi orangtua: fase remaja Promosi koping
Eduaksi perkembangan bayi Promosi perkembangan anak
Eduaksi stimuti bayi/anak Promosi perkembangan remaja
Edukais Toilet training Ptomosi pendekatan
Pelibatan keluarga

Penurunan curah jantung


Intervensi Utama
Perawatan jantung Perawatan jantung akut
Intervensi Pendukung
Code management Manajemen syok hipovelemik
Eduaksi rehabilitasi jantung Manajemen syok kardiogenik
Insersi intravena Manajemen syok neorogenik
Konsultasi Manajemen syok obstruktif
Manajemen alat pacu jantung permanen Manajemen syok septik
Manajemen alat pacu jantung sementara Pemantauan cairan
Manajemen aritmia Pemantauan elektrolik
Manajemen cairan Pemantauan hemodinamik invasif
Manajemen elektrolit Pemantauan neurologis
Manajemen elektrolit : Hiperkalemia Pemantauan tanda vital
Manajemen elektrolit : hiperkalsemia Pemberian obat
Manajemen elektrolit : hipermagnesemia Pemberian obat intravena
Manajemen elektrolit : hipermatremia Pemberian obat oral
Manajemen elektrolit : hipokalemia Pemberian produk darah
Manajemen elektrolit : hipokalselmia Pencagahan perdarahan
Manajemen elektrolit : hipomagnesimia Pengambilan sampel darah arteri
Manajemen elektrolit : hiponatremia Pengambilan sampel darah vena
Manajemen nyeri Pengontrolan perdarahan
Manajemen overdosis Perawatan alat topangan jantung
Manajemen perdarahan pervaginam antepartum mekanik
Manajemen perdarahan pervaginam antepartum Perawatan sirkulasi
Pasca persalinan Rehabilitasi jantung
Manajemen spesimen darah Resultasi jantung paru
Manajemen syok Terapi intravena
Manajemen syok anafilaktik Terapi oksigen

Penurunan kapasitas adaptif intrakranial


Intervensi Utama
Manajemen peningkatan tekanan intrakranial Pemantauan tekanan intrakranial
Intervensi Pendukung
Dukungan kepatuhan program pengobatan Pemantau tanda vital
Eduaksi pencegahan infeksi Pemberian obat
Konsultasi Pemberian obat intradermal
Manajemen asam basa Pemberian obat intraspinal
Manajemen cairan Pemberian obat intravena
Manajemen elektrolik Pemberian obat oral
Manajemen jalan nafas Pemberian obat vestikuler
Manajemen jalan nafas buatan Pencegahan infeksi
Manajemen kejang Pencegahan pendarahan
Manajemne mediasi Pengaturan posisi
Manajemen sensasi perifer Pengontrolan infeksi
Pemantauan cairan Perawatan selang
Pemantauan hasil laboratorium Reduksi ansietas
Pemantauan neurologis Surveilens
Terapi intravena

Penurunan koping keluarga


Intervensi Utama
Dukunagn koping keluarga Promosi koping
Intervensi Pendukung
Bimbingan sistem kesehatan Manajemen pengendalian marah
Dukungan pengambilan keputusan Mobilisasi keluarga
Dukungan pengambilan peran Prnrntuan tujuan bersama
Dukungan sepiritual Promosi kebutuhan keluarga
Edukasi komuniaksi efektif Promosi komunikais efektif
Intervensi krisis Reduksi ansietas
Manajemen energi Teknik menenangkan
Manajemn kenyamanan lingkungan Terapi aktivitas.
Manajemen lingkungan : persiapan pulang

Penyangkalan tidak efektif


Intervensi Utama
Promosi kesadaran diri Promosi koping
Intervensi Pendukung
Dukungan emosional Orientasi realita
Dukungan keyakinan Penentuan tujuan bersama
Dukungan memaafkan Perawatan pasien terminal
Dukungan pelaksanaan ibadah Promosi sistem pendukung
Dukungan pengambilan keputusan Reduksi ansietas
Dukungan pengungkapan kebutuhan Restrukrisasi kognitif
Dukungan perasaan bersalah Teknik menenangkan
Dukungan spiritual Terapi bermain
Dukungan tanggung jawab pada diri sendiri Terapi kelompok
Edukasi proses penyakit Terapi keluarga
Konseling Terapi meleu
Mobilisasi keluarga Terapi reminisens.

STANDAR INTERVERENSI KEPERAWATAN INDONESIA

 Perfusi Perifer Tidak Efektif

Intervensi Utama
Perawatan Sirkulasi Managemen Sensasi Perifer

Intervensi Pendukung
Bantuan Berhenti Merekok Pemantauan Hasil Laboratorium
Dukungan Kepatuhan Program Pemantauan Hemadinamik Invasif
Pengobatan
Edukasi Berat Badan Efektif Pemantauan Tanda Vital
Edukasi Berhenti Merokok Pemasangan Stocking Elastis
Edukasi Diet Pemberian Obat
Edukasi Latihan Fisik Pemberian Obat Intravena
Edukasi Pengukuran Nadi Radialis Pemberian Obat Oral
Edukasi Proses Penyakit Pemberian Produk Darah
Edukasi Teknik Ambulasi Pencegahan Luka Tekan
Insersi Intavena Pengambilan Sampel Darah Arteri
Manajemen Asam-Basa Pengambilan Sampel Darah Vena
Manajemen Cairan Pengaturan Posisi
Manajemen Hipovolemia Perawatan Emboli Perifer
Manajemen medikasi Perawatan Kaki
Manajemen Spesiamen Darah Perawatan Neurovaskuler
Manajemen Syok Promosi Latihan Fisik
Manajemen Syok Anafilaktik Surveilen Terapi
Manajemen Syok Kardiogenik Terapi Bekam
Manajemen Syok Neurogenik Terapi Intravena
Manajemen Obstruktif Terapi Oksigen
Manajemen Syok Septik Terapi Oksigen
Pemantauan Cairan Tomiket Percuma
Uji Laboratorium Di Tempat

 Perilaku Kekerasan

Intervensi Utama
Managemen Keselamatan Lingkungan Manajemen Pengendalian Marah
Manajemen Mood Manajemen Perilaku

Intervensi Pendukung
Dukungan keluarga Merencanakan Orientasi Realita
Perawatan
Dukungan Kepatuhan Program Pemberian Obat
Pengobatan
Dukungan Memaafkan Pemberian Obat Intramuskular
Dukungan Pelaksanaan Ibadah Pemantauan Neurologis
Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Pencegahan Bunuh Diri
Alkohol
Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Zat Pencegahan Penyalahgunaan Zat
Dukungan Perasaan Bersalah Pencegahan Perilaku Kekerasan
Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Penentuan Tujuan Bersama
Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Pengekangan fisik
Sendiri
Edukasi Penyalahgunaa Alkohol Pengontrolan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Penyalahgunaan Zat Promosi Dukungan Keluarga
Identifikasi Risiko Promosi Harapan
Intervensi Krisis Promosi Harga Diri
Konseling Promosi Kepercayaan Diri
Kontrak Perilaku Positif Promosi Koping
Konsultasi Via Telepon Promosi Sistem Pendukung
Latihan Pengendalian Impuls Promosi Sosialisasi
Limit Setting Reduksi Ansietas
Manajemen Delirium Restrukturisasi Kognitif
Manajemen Demensia Seklusi Skrining
Penganiayaan/Pesesekusi
Manajemen Elekrokonvulsif Survellens
Manajemen Halusinasi Teknik Distraksi
Manajemen Isolasi Teknik Menenangkan
Manajemen Kejang Terapi Bantuan Hewan
Manajemen Keselamatan Lingkungan Terapi Bermain
Manajemen Mood Terapi Kelompok
Manajemen Madikasi Terapi Keluarga
Manajemen Pengendalian Marah Terapi Kognitif Perilaku
Manajemen Penyalahgunaan Zat Terapi Penyalahgunaan zat (Detoksikasi
Zat)
Manajemen Perilaku Terapi Rekreasi
Manajemen Putus Zat Terapi Seni
Mediasi Konflik Triase
Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial Triase Telepon

 Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko

Intervensi Utama
Modivikasi Perilaku Promosi Perilaku Upaya Kesehatan

Intervensi Pendukung
Bimbingan Antisipatif Identifikasi Risiko
Bimbingan Sistem Kesehatan Konseling
Bimbingan Berhenti Merokok Kontrak Perilaku Positif
Dukungan Kelompok Manajemen Perilaku Seksual
Dukungan Koping Keluarga Penentuan Tujuan Bersama
Dukungan Pengambilan Keputusan Promosi Koping
Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Reduksi Ansietas
Sendiri
Edukasi Kesehatan Terapi Kelompok
Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan Terapi Pemberhentian Merokok
Edukasi Pola Perilaku Kebersihan Terapi Penyalahgunaan zat (Dekoksikasi
Zat)
Edukasi Proses Penyakit

 Perlambatan Pemulihan Pascabedah

Intervensi Utama
Dukungan Perawatan Diri Manajemen nyeri
Manajemen Nutrisi Perawatan Luka

Intervensi Prendukung
Dukungan Emosional Pemantauan Tanda Vital
Dukungan Mobilitas Pemberian Analgesik
Dukungan Spiritual Pemberian Makan Enteral
Edukasi Analgesia Terkontrol Pemberian Makan Parenteral
Edukasi Edema Pemberian obat
Edukasi Pencegahan Infeksi Pemberian Obat Intravena
Edukasi Mobilisasi Pemberian Obat Oral
Edukasi Nutrisi Pemberian Obat Topikal
Konferensi Multidisiplin Pemncegahan Emboli
Latihan Batuk Efektif Pencegaha Luka Tekan
Latihan Pernapasan Percegahan Pendarahan
Latihan Rentang Gerak Pengaturan Posisi
Manajemen Akses Vena Sentral Perawatan Emboli Paru
Manajemen Cairan Perawatan Emboli Perifer
Manajemen Deman Perawatan Luka Tekan
Manajemen Depresi Pasacasalinan Perawatan Mulut
Manajemen Hiperglikema Perawatan Pasacaanestesi
Manajemen Jalan Napas Perawatan Selang
Manajemen Mual Perawatan Selang Dada
Manajemen Stres Perawatan Selang Gastrointestinal
Pemantauan Nyeri Perawatan Tirah Baring
Pemantauan Respirasi

 Pola Napas Tidak Efektif

Intervensi Utama
Manajemen Jalan Napas Pemantauan Respirasi

Intervensi Pendukung
Dukungan Emosional Pemberian obat Inhalasi
Dukungan Kepatuhan Program Pemberian Obat Inrapleura
Pengobatan
Dukungan Ventilasi Pemberian Obat Intradermal
Edukasi Pengukuran Respirasi Pemberian obat Intravena
Konsultasi Via Telepon Pembelrian Obat Oral
Manajemen Energi Perawatan Aspirasi
Manajemen Jalan Napas Buatan Pengaturan Posisi
Menejemn Medikasi Perawatan Selang Dada
Manajemen Ventilasi Mekanik Perawatan Trakheostomi
Pemantauan Neurologis Reduksi Ansietas
Pemberian Analgesik Stabilisasi Jalan Napas
Pemberian Obat Terapi Relaksasi Otot Progresif

 Pola Seksual Tidak Efektif


Intervensi Utama
Dukungan Pengambilan Keputusan Promosi Harga DIri
Latihan Otot Panggul Promosi Koping
Edukasi Infertilitas Manajemen Depresi Pascasalinan
Edukasi Keluarga Berencana Manajemen Kehamilan yang Tidak
Dikehendaki
Edukasi Kemoterapi Manajemen Perilaku Seksual
Edukasi Komunikasi Efektif Manajemen Pergantian Hormon
Edukasi Manjemen Stres Manajemen Stres
Edukasi Penggunaan Alat Kontrasepsi Manajemen Telnologi Sistem Reproduksi
Penggunaan Alat Kontrasepsi Manajemen Terapi Radiasi
Perawatan Kenyamanan Manajemen Trauma Perkosaan
Perawatan Pascapersalinan Manajemen Waham
Perawatan Perineum Pemeberian Obat Vaginal
Perawatan Seksio Sesaria

 Retensi Urine

Intervensi Utama
Kateterisasi Urine

Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan Program Pemberian Obat
Pengobatan
Edukasi Irigasi Kandung Kemih Perawatan Kateter Urine
Irigasi Kateter Kandung Kemih Perawatan Perinium
Irigasi Kateter Urine Perawatan Retensi Urine
Konsultasi Via Telepon Promosi Latihan Fisik
Manajemen Cairan Teknik Distraksi
Manajemen Eliminasi Urine Terapi AKtivitas
Manajemen Medikasi Terapi Pemijatan
Manajemen Cairan Teknik Relaksasi

 Resiko Alergi

Intervensi Utama
Edukasi Reaksi Alergi Pencegahan Alergi

Intervensi Pendukung
Edukasi Nutrisi Manajemen Efek Samping Obat
Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan Manajemen Reaksi Alergi
Edukasi Pengurangan Risiko Pemebrian Obat
Manajemen Anafilaksis Pemberian Obat Intravena
Manajemen Asma Pencegahan Risiko lingkungan
 Resiko Aspirasi

Intervensi Utama
Manjemen Jalan Napas Pemcegahan Aspirasi

Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri : Pemberian Obat
Makan/Minum
Insersi Selang Nasogastrik Pemberian Obat Inhalasi
Manajemen Jalan Napas Buatan Pemberian Obat Intrapleura
Manajemen Kejang Pemberian Obat Intravena
Manajemen Muntah Pengaturan Posisi
Manajemen Sedasi Penghisapan Jalan Napas
Manajemen Ventilasi mekanik Perawatan Pascaanestesi
Pemantauan Respirasi Perawatan Selang Gastrointesital
Pemberian Makanan Resutasi Neonalus
Pemberian Makanan Enteral Terapi Menelan

 Resiko Berat Badan Lebih

Intervensi Utama
Edukasi Diet Konseling Nutrisi

Intervensi Pendukung
Edukasi Berat Badan Efektif Pemantauan Nutrisi
Edukasi Nutrisi Anak Pemberian Makanan
Edukasi Nutrisi Bayi Pemberian Makanan Enteral
Identifikasi Risiko Penentuan Tujuan Bersama
Manajemen Berat Badan Perawatan Bayi
Manajemen Nutrisi Promosi Latihan Fisik
Manajemen Perilaku Reduksi Ansietas
Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial

STANDAR INTERVERENSI KEPERAWATAN INDONESIA

 RISIKO BUNUH DIRI

Intervensi Utama :
- Manajemen Mood

- Pencegahan bunuh diri

Intervensi pendukung :

- Dukungan pelaksanaan Ibadah

- Dukungan Spiritual

- Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Sendiri

- Intervensi Krisis

- Konseling

- Kontrak Perilaku Positif

- Manajemen Keselamatan Lingkungan

- Manajemen Halusinasi

- Manajemen Waham

- Pelibatan Keluarga

- Pelibatan Keluarga Pemberian Obat Intramuskular

- Pencegahan Perilaku Kekerasan

- Pengontrolan Penyalahgunaan Zat

- Promosi Antisipasi Keluarga

- Promosi Harapan

- Promosi Harga Diri

- Promosi Kesadaran Diri

- Promosi Resilien

- Reduksi ansietas

- Rujukan ke Terapi Dukungan Kelompok

- Rujukan ke Terapi Keluarga

- Skrining Penganiayaan/Persekusi

- Skrining Penyalahgunaan Zat

- Skrining Penganiayaan/Persekusi

- Surveilens Keamanan dan Keselamatan

- Teknik Distraksi

- Terapi Kelompok
- Terapi Kognitif Perilaku

- Terapi Murattal

- Terapi Rekreasi

- Terapi Relaksasi

 RISIKO CEDERA

Intervensi Utama :

- Manajemen Keselamatan Lingkungan

- Pencegahan Cedera

Intervensi Pendukung :

- Edukasi Keamanan Bayi

- Edukasi Keamanan Anak

- Edukasi Keselamatan Lingkungan

- Edukasi Keselamatan Rumah

- Edukasi Pengurangan Risiko

- Identifikasi Risiko

- Manajemen Kejang

- Orientasi Realita

- Pemberian Obat

- Pemasangan Alat Pengaman

- Pencegahan Jatuh

- Pencegahan Kebakaran

- Pencegahan Kejang

- Pencegahan Perdarahan

- Pencegahan Risiko Lingkungan

- Pengekangan Fisik

- Pengembangan Kesehatan Masyarakat

- Pengenalan Fasilitas

- Promosi Keamanan Berkendara


- Promosi Mekanika Tubuh

- Rujukan ke Fisioterapis

- Skrining Gizi

- Skrining Kesehatan

- Surveilens Keamanan dan Keselamatan

- Terapi Trauma Anak

- RISIKO CEDERA PADA IBU

Intervensi Utama :

- Pencegahan Cedera

- Perawatan Persalinan Resiko Tinggi

- Perawatan Kehamilan Risiko Tinggi

Intervensi Pendukung :

- Edukasi Pengurangan Risiko

- Konseling Seksualitas

- Manajemen Nutrisi

- Manajemen Perdarahan Pervaginam

- Manajemen perdarahan Pervaginam anterpartum

- Manajemen Perdarahan Pervaginam Pascapersalinan

- Manajemen prolapsus uteri

- Pencegahan Jatuh

- Pencegahan Risiko Lingkungan

- Pengontrolan Perdarahan

- Pengukuran Gerakan Janin

- Perawatan Kenyamanan

- Perawatan Pascapersalinan

- Perawatan Perineum

- Perawatan Persalinan

- Perawatan Terminasi Kehamilan


- Persiapan Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

- Promosi Citra Tubuh

- Promosi Dukungan Keluarga

- Promosi Dukungan Spiritual

- Promosi komunikasi efektif

- Promosi laktasi

- Promosi perawatan diri

- promosi proses efektif keluarga

- Rujukan ke kelas laktasi masa kehamilan

- Rujukan ke kelas laktasi pascapersalinan

- Rujukan ke kelompok dukungan menyusui

- Skrining penyalahgunaan zat

- Surveilens kehamilan lanjut

- Teknik distraksi

- Teknik menenangkan

- Teknik relaksasi

 RISIKO CEDERA PADA JANIN

Intervensi Utama :

- Pemantauan denyut jantung janin

- Pencegahan cedera

- Pengukuran gerakan janin

Intervensi pendukung :

- Konseling nutrisi

- Konseling seksualitas

- Manajemen nutrisi

- Manajemen perdarahan pervaginam

- Manajemen prolapsus uteri

- Manajemen stres
- Pemantauan electronik Fetal

- Pencegahan jatuh

- Perawatan kehamilan

- Perawatan kenyamanan

- Perawatan persalinan risiko tinggi

- Persiapan pemeriksaan ultrasonografi atau USG

- Promosi ASI eksklusif

- Promosi dukungan keluarga

- Promosi dukungan spiritual

- Promosi komunikasi efektif

- Promosi perawatan diri

- Promosi proses efektif keluarga

- Resusitasi janin

- Skrining penyalahgunaan zat

- Teknik distraksi

- Teknik menenangkan

 RISIKO DEFISIT NUTRISI

Intervensi Utama :

- manajemen gangguan makan

- manajemen nutrisi

Intervensi Pendukung :

- edukasi berat badan efektif

- edukasi diet

- edukasi nutrisi

- edukasi nutrisi anak

- edukasi nutrisi bayi

- manajemen energi

- manajemen hiperglikemia

- manajemen hipoglikemia
- manajemen kemoterapi

- manajemen reaksi alergi

- edukasi nutrisi parenteral

- identifikasi risiko

- konseling laktasi

- konseling nutrisi

- manajemen cairan

- manajemen demensia

- manajemen diare

- manajemen eliminasi fekal

- pemantauan cairan

- pemantauan nutrisi

- pemantauan tanda vital

- pemberianmakanan

- pemberian makanan enteral

- pemberian makanan parenteral

- promosi berat badan

- terapi menelan

 RISIKO DISFUNGSI MOTILITAS GASTROINTESTINAL

Intervensi Utama :

- Edukasi diet

- Pengontrolan infeksi

Intervensi Pendukung :

- Dukungan kepatuhan program pengobatan

- Edukasi proses penyakit

- Identifikasi risiko

- Irigasi kolostomi

- Insersi selang nasogastrik


- Konseling nutrisi

- Manajemen nutrisi

- Manajemen medikasi

- Pemantauan nutrisi

- Pencegahan infeksi

- Perawatan selang gastrointestinal

- Perawatan stoma

- Promosi latihan fisik

- Reduksi ansietas

- Surveilens

- Terapi aktivitas

 RISIKO DISFUNGSI NEUROVASKULER PERIFER

Intervensi Utama :

- Manajemen sensasi perifer

- Pengaturan posisi

Intervensi Pendukung :

- Kompres panas

- Manajemen cairan

- Manajemen elektroensefalografi

- Manajemen nyeri

- Pemantauan neurologis

- Pemantauan tanda vital

- Pencegahan luka tekan

- Pencegahan perdarahan

- Pencegahan risiko lingkungan

- Pengekangan fisik

- Perawatan emboli perifer

- Perawatan jantung
- Perawatan luka bakar

- Perawatan sirkulasi

- Perawatan tirah baring

- Perawatan traksi

- Terapi aktivitas

- Terapi bekam

- Torniket pneumatik

- RISIKO DISFUNGSI SEKSUAL

Interverensi Utama :

- Edukasi seksualitas

- Konseling seksualitas

Interverensi Pendukung :

- Edukasi infertilitas

- Edukasi Keluarga Berencana

- Edukasi kemoterapi

- Edukasi komunikasi efektif

- Edukasi manajemen stres

- Edukasi penggunaan alat kontrasepsi

- Latihan otot panggul

- Nanajemen depresi pasca persalinan

- Dukungan perlindungan penganiayaan pasangan

- Perawatan kenyamanan

- Perawatan pasca persalinan

- Perawatan perineum

- Perawatan seksio sesaria

- Manajemen perilaku seksual

- Manajemen stres

- Manajemen terapi radiasi


- Manajemen trauma perkosaan

- Manajemen waham

- Manajemen obat vagina

- RISIKO DISORGANISASI PERILAKU BAYI

Intervensi Utama :

- Edukasi keamanan bayi

- Perawatan bayi

Intervensi Pendukung :

- Edukasi nutrisi

- Edukasi nutrisi bayi

- Edukasi orangtua: fase bayi

- Edukasi perkembangan bayi

- Edukasi stimulasi bayi/anak

- Identifikasi risiko

- Konseling nutrisi

- Manajemen lingkungan

- Manajemen kenyamanan lingkungan

- Manajemen nyeri

- Pemantauan neurologis

- Pemantauan nutrisi

- Pemantauan respirasi

- Pemantauan tanda vital

- Pemberian kesempatan menghisap pada bayi

- Pengaturan posisi

- Perawatan kanguru

- Perawatan sirkumsisi

- Regulasi temperatur

- Skrining perkembangan bayi dan balita


- Surveilens

- RISIKO DISTRES SPIRITUAL

Intervensi Utama :

- Dukungan perkembangan spiritual

- Promosi dukungan spiritual

Intervensi Pendukung :

- Dukungan emosional

- Dukungan kelompok

- Dukungan keluarga

- Dukungan keyakinan

- Dukungan memaafkan

- Dukungan pelaksanaan ibadah

- Mediasi konflik

- Modifikasi perilaku keterampilan sosial

- Perantaraan budaya

- Perawatan pasien terminal

- Promosi Harapan

- Promosi harga diri

- Dukungan pengambilan keputusan

- Dukungan pengungkapan kebutuhan

- Dukungan perasaan bersalah

- Dukungan perlindungan penyalahgunaan agama

- Dukungan proses berduka

- Dukungan proses berduka: kematian perinatal

- Identifikasi risiko

- Konseling

- Manajemen kenyamanan lingkungan

- Manajemen mood
- Manajemen nyeri

- Promosi kesadaran diri

- Promosi koping

- Promosi resilien

- Promosi sistem pendukung

- Promosi sosialisasi

- Reduksi ansietas

- Rujukan

- Terapi bantuan hewan

- Terapi Murottal

- Terapi musik

- Terapi penyalahgunaan zat (Detoksikasi Zat)

- Terapi reminisens

NAMA: KRISNANTO AGUNG PAMBUDI


NIM : J210200096
KELAS : 1B

Risiko DIsfungsi Motifasi Gastrointestinal


Luaran Utama Motilitas gastrointestinal
Luaran Tambahan Eliminasi fekal ,Keseimbangan cairan ,keseimbangan
elektrolit,pemulihan pasca bedah,tingkat infeksi,tingkat nyeri

Risiko Disfungsi Neurovaskuler perifer


Luaran Utama Neurovaskuler perifer
LUaran tambahan mobilitas fisik,penyembuhan luka perfusiperifer,status
neurologis, status sirkulasi

Risiko disfungsi seksual


Luaran utama Fungsi seksual
Luaran tambahan harapan ,harga diri ,identitas seksual ,penampilan
peran ,tingkat depresi ,tingkat keletihan

Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi


Luaran utama organisasi perilaku bayi
Luaran tambaha adaptasi neonatus ,fungsi sensori ,koordinasi
pergerakan ,nafsu makan ,pola tidur ,stastus neurologis ,status
nutrisi bayi

Risiko Distres spiritual


Luaran utama status spiritual
Luaran tambahan harapan ,kesadaran diri ,psikospiritual ,resolusi berduka ,status
kenyamanan ,status koping ,tingkat depresi

Risiko Gangguan Integritas Kulit/jaringan


Luaran utama integritas kulit dan jaringan
Luaran tambahan fungsi sensori ,kontrol risiko ,perfungsi perifar ,respon alergi
local ,status nutrisi ,status sirkulasi ,termoregulasi

Risiko gangguan perkembangan


Luaran utama status perkembangan
Luaran tambahan dukungan keluarga ,kinerja pengasuhan ,kontrol
resiko ,organisasi perilaku bayi ,tingkat pengetahuan

Risiko Gangguan perlekatan


Luaran utama perlekatan
Luaran tambahan harapan,kinerja pengasuhan ,peran menjadi orang tua ,peran
pemberi asuhan ,proses pengasuhan ,status menyusui

Risiko Gangguan Pertumbuhan


Luaran utama status pertumbuhan
Luaran tambahan berat badan ,perlekatan ,status nutrisi ,tingkat pengetahuan

Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan


Luaran utama sirkulasi spontan
Luaran tambahan keseimbangan asam basa ,keseimbangan cairan ,keseimbangan
elektrolit ,perfusi gastrointestinal ,perfusi miokard ,perfusi
perifer ,perfusi renal

Risiko Harga Diri Rendah Kronis


Luaran utama harga diri
Luaran tambahan adaptasi disabilitas ,fungsi keluarga ,identitas seksual ,kesadaran
diri ,ketahanan keluarga ,ketahanan personal ,resolusi
berduka ,tingkat depresi

Risiko Harga Diri Rendah Situasional


Luaran utama harga diri
Luaran tambahan citra tubuh ,identitas seksual ,kesadaran diri ,ketahanan
personal ,mekanisme koping ,penampilan peran ,perilaku
menurunkan berat badan ,resolusi berduka ,tingkat ansietas

Risiko Hipotermia
Luaran utama termoregulasi
Luaran tambahan kontrol risiko ,perfusi perifer ,status kenyamanan ,termoregulasi
neonatus ,tingkat cedera

Risiko Hipotermia Perloperatif


Luaran utama termoregulasi
Luaran tambahan kontrol risiko ,pemulihan pasca bedah ,perfusi perifer ,status
kenyamanan ,tingkat cedera

Risiko hipovolemia
Luaran utama status cairan
Luaran tambahan keseimbangan cairan ,keseimbangan elektrolite,status nutrisi

Resiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan


Intervensi Utama
Perawatan Integritas Kulit

Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri : Mandi Pencegahan Infeksi
Edukasi Edema Pencegahan Luka Tekan
Edukasi Kemotrapi Pengambilan Spesimen
Edukasi Pencegahan Infeksi Pengaturan Posisi
Edukasi Perawatan Kulit Penggunakan Terapi Tradisional
Edukasi Program Pengobatan Pengontrolan Infeksi
Edukasi Reaksi Alergi Perawatan Kaki
Manajemen Kemotrapi Perawatan Kulit Praoperasi
Manajemen Reaksi Alergi Perawatan Sirkulasi
Pemantauan Nutrisi Perawatan Tirah Baring
Pemberian Obat Kulit Perawatan Traksi
Pemeberian Obat Topikal Promosi Kebersihan
Pembidaian

Resiko Gangguan Perkembangan


Intervensi Utama
Promosi Perkembangan Anak Promosi Perkembangan Remaja

Intervensi Pendukung
Dukungan Kelompok Pemantauan Elekronik Fetal
Dukungan Pengambilan Keputusan Pencegahan Infeksi
Edukasi Keamanan Anak Pencegahan Penyalahgunaan zat
Edukasi Keamanan Bayi Pengontrolan Penyalahgunaan Tembakau
Edukasi Nutrisi Anak Pengontrolan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Nutrisi Bayi Perawatan Bayi
Edukasi Penggunaan Alat Kontasepsi Perawatan Neoriatus
Edukasi Penyalahgunaan Alkohol Perawatan Perkembangan
Edukasi Penyalahgunaan zat Perawatan Kehamilan Risiko Tinggi
Edukasi Perawatan Kehamilan Perawatan Kehamilan Trimester Kedua dan
Ketiga
Edukais Stimulasi Bayi/Anak Perawatan Kehamilan Trimester Pertama
Edukasi Toilet Training Perawatan Persalinan
Identifikasi Resiko Perawatan Persalinan Resiko Tinggi
Konseling Promosi Koping
Konseling Genetika Promosi Perlekatan
Konseling Prakonsepsi Promosi Sistem Pendukung
Latihan Pengendalian Implus Skrining Kesehatan
Manajemen Kehamilan Tidak Dikehendaki Skrining Penyalahgunaan Zat
Manajemen Mood Terapi Keluarga
Manajemen Perilaku Terapai Penyalahguaan Zat (Detoksikasi
Zat)
Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosisal
Pemantauan Denyut Jantung Janin

Resiko Gangguan Perikatan


Intervensi Utama
Promosi Perlekatan Promosi Kebutuhan Keluarga

Intervensi Pendukung
Dukungan Kelompok Perawatan Persalinan
Dukungan Penampilan Peran Promosi Antisispasi Keluarga
Dukungan Sibling Promosi Dukungan Keluarga
Edukasi Keamanana Bayi Promosi Harga Diri
Edukasi Keluarga : Perkembangan Bayi Promosi Kepercayaan Diri
Edukasi Nutisi Bayi Promosi Kesadaran Diri
Edukasi Orangtua : Fase Bayi Promosi Kebutuhan Keluarga
Edukasi Orangtua : Fase Anak Promosi Koping
Edukasi Orangtua : Remaja Promosi Perkembabangan Anak
Edukasi Stimulasi Bayi/Anak Promosi Sistem Pendukung
Manajemen Perlikau Promosi Sosialisasi
Mobilisasi Keluarga Promosi Ansietas
Pencegahan Penyalahgunana Zat Terapi Keluarga
Pendampingan Keluarga Terapi Trauma Anak
Perawatan Bayi

Resiko Gnagguan Pertumbuhan


Intervensi Utama
Skrining Kesehantan Manajemaen Nutrisi

Intervensi Pendukung
Duklungan Sibling Pemantauan Nutrisi
Edukasi Berat Badan Efektif Pemberian Makanan
Edukasi Diet Pemberian Makanan Entarai
Edukasi Kesehatan Pemberian Makanan Parenatal
Edukasi Nutrisi Aanak Pencegahan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Nutrisi Bayi Pengontrolan Infeksi
Edukasi Nutrisi Parenatal Pengontrolan Penyalahgunaan Tembakau
Edukasi Orangtua : Fase Bayi Pengontrolan Penyalahgunaan Zat
Edukasi Orangtua : Fase Anak Perawatan Kanguru
Edukasi Pemberiana Makanan Parenatal Perawatan Kehamilan Trimester Kedua dan
Ketiga
Edukasi Penyalahgunaan Alkohol Perawatan Kehamilan Trimester Pertama
Edukasi Penyalahgunaan Zat Promosi Berat Badan
Edukasi Perilaku Memcari Kesehatan Promosi Koping
Identifikasi Resiko Promosi Perikatan
Konseling Skrining Bayi Sebelum Peamulangan
Konseling Genitika Skrining Penyalahgunaan Zat
Konseling Laktas Terapi Keluarga
Konseling Prakonsepsi Terapi Menelan
Manejemen Kenyamanan Lingkungan Taerapi Penyalahgunaan Zat (Detoksikais
Zat)
Manajemen Nutrsis Parenatal Terapi Remedial
Manajemen Pengendalian Marah

Resiko Gangguan Sirkulasi Spontan


Intervensi Utama
Perawatan Jantung Akut Pertolongan Pertama

Intervensi Pendukung
Insersi Intravena Manajemen Overdosis
Katerisasi Urine Manajemen Spesimen Darah
Konsultasi Via Telpon Pemantauan Cairan
Manajemen Alat Pacu Jantung Sementara Pemantauan Hasil Laboratarium
Manajemen Asam-Basa : Alkalosis Pemantauan Hemodianamik Inversif
Metabolik
Manajemen Asam-Basa : Asidosis Pemantauan Tanda Vital
Metabolik
Manajemen Asam-Basa : Asidosis Pemberian Obat
Respiratorik
Manajemen Asam-Basa : Asidosis Pe,berian Obat Intervena
Respiratorik
Manajemen Cairan Pemeriksaan Kelengakapan Set Emergensi
Manajemen Elektrolit : Hiperkalemia Pencegahan Aspirasi
Manajemen Elektrolit : Hiperkalsemia Penceganan Emboli
Manajemen Elektrolit : Hipermagnesemia Pengambilan Sampel Dearah Arteri
Manajemen Elektrolit : Hipermatremia Pengambilan Sampel Dearah Vena
Manajemen Elektrolit : Hipokalemia Pengisapan Jalan Napas
Manajemen Elektrolit : Hipokalsemia Perawatan Alat Tompangan Jnatung
Mekanaik
Manajemen Elektrolit : Hipomagnesemia Perawatan Embolo Paru
Manajemen Hiperglekemia Resusitasi Cairan
Manajemen Hiporglekemia Stabilisasi Jalan Napas
Manajemen Jalan Napas Terapi Oksigen
Manajemen Medikais

Resiko Harga Diri Rendah Kronis


Intervensi Utama
Promosi Harga Diri Promosi Sosialisasi
Promosi Koping
Intervensi Pendukung
Mobioterapi Konseling
Dukungan Emosional Manajemen Mood
Dukungan Kelompok Pencegahan Penyalahgunana Zat
Dukungan Memafkan Promosi Harapan
Dukungan Pelaksanana Ibadah Promosi Kesadaran Diri
Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Terapi Kelompok
Dukungan Perasaan Bersalah Terapi Musik
Fasilitas Penampilan Peran Terapi Rekreasi
Fasilitas Persaan Bersalah Terapi Reminisens
Fasilitas Proses Berduka Terapi Seni
Intervensi Krisis Terapi Trauma Anak
Jurnal

Resiko Harga Diri Rendah Situasional


Intervensi Utama
Dukungan Penampilan Peran Promosi Kesadaran Diri
Promosi Harga Diri Promosi Koping

Intervensi Pendukung
Dukungan Emosional Latihan Asertif
Dukungan Kelompok Manajemen Mood
Dukungan Memafkan Modifikais Perilaku
Dukungan Pelaksanana Ibadah Pencegahan Penyalahgunana Zat
Dukungan Pengambilan Keputusan Penentuan Tujuna Bersama
Dukungan Pengungkapan Kebutuhan Promosi Citra Tubuh
Dukungan Perasaan Bersalah Promosi Perkembangan Anak
Dukungan Perlindungan Penganiyaan Promosi Perkembangan Remaja
Dukungan Proses Berduka Promosis Resilien
Dukungan Proses Berduka : Kematian Restrukturisasi Kognitif
Perinatal
Dukungan Sumber Finansial Terapi Bantuan Hewan
Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Terapi Kelompok
Sendiri
Edukasi Seksualitas Terapi Penyalahgunaan Zat (Detoksikasi
Zat)
Terapi Reminisens
Konseling Terapi Seni

Resiko Hipotermia
Intervensi Utama
Manajemen Hiportermia Regulasi Temperatur

Intervensi Pendukung
Dukungan Menyusui Insiasi Menyusui Dini
Dukungan Ventilasi Manajemen Cairan
Dukungna Kepatuhan Program Pengobatan Manajemen Hemortilitas
Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Manajemen Lingkungan
Alcohol Esukasi Kemotrapi Manajemen Kemotrapi
Edukasi Nutrisi Pemantauan Cairan
Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh Pemantauan Nutrisi
Edukasi Pengurangan Resiko Pemantauan Hermodinamik
Edukasi Termoregulasi Pemantauan Tanda Vital

Resiko Hipotermia Perioperatif


Intervensi Utama
Manajemen Hipotemia Pemantauan Hemodinamik Invasif

Interpensi Pendukung
Edukasi Efek Samping Obat Manajemen Cairan
Edukasi Kemotrapi Manajemen Kemoterapi
Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh Manajemen Syok
Edukasi Penguranan Resiko Pamantauan Tanda Vital
Edukasi Preoperatif Pemberian Anastesi
Edukasi Prosedur Tindakan Pemantauan Cairan
Edukasi Reaksi Alergi Pendampingan Pembedahan
Kompres Panas Perawatan Pascaanastesi
Indikasi Hipotermia Regulasi Temperatur
Koordinasi Praoperasi Terapi Paparan Panas

Resiko Hipovolemia
Intervensi Utama
Manajemen hipovolemia Pemantauan cairan

Intervensi Pendukung
Edukasi manajeman demam Manajemen pendarahan pervaginam
Edukasi nutrsi parenteral Manajemen perdarahan pervaginam
Edukasi pemberian makanan parenatal Pascaapersalinan
Edukasi perawatan selang drain Manajemen specimen darah
Identifikasi resiko Pemantauan elektrolit
Insersi intravena Pemantauan tanda vital
Insersi selang nasogastnk Pemberian makanan
Kateterisasi urine Pemberian makanan parentral
Manajemen akses vena sentral Pemberian obat
Manajeman autotransfusi Pemberian obat intravena
Manajemen cairan Pencegahan infeksi
Manajemen demam Pencegahan pendarahan
Manajeman diare Pencegahan syok
Manajemen elektrolit Pengambilan sempel darah arteri
Manajemen elektrolit : Hipernatremia Pengambilan sampel darah vena
Manajeman hipedermia Perawatan jantung akut
Manajemen medikasi Perawatan kateter sentral perifer
Manajemen muntah Perawatan luka
Manajemen nutrisi Perawatan luka bakar
Manajemen nutrisi parenatal Perawatan selang dada
Manajemen pendarahan Perawatan selang gastrointestinal
Manajemen pendarahan akhir masa Promosi berat badan
kehamilan Regulasi temperature
Manajemen pendarahan antepartum regulasi cairan
dipertahankan surveilens
Manjemen pendarahan antepartum tidak Terapi intervena
dipertahankan Transfuse darah

NAMA : ELLYZA RAHMAWATI


NIM : J210200097
KELAS : KEPERAWATAN 1B
ABSEN : 25

Risiko Ikterik Neonatus


Luaran Utama Integritas Kulit dan Jaringan

Luaran Tambahan Adaptasi Neonatus


Berat Badan
Eliminasi Fekal
Organisasi Perilaku Bayi
Status Nutrisi Bayi

Risiko Infeksi
Luaran Utama Tingkat Infeksi

Luaran Tambahan Integritas Kulit dan Jaringan


Kontrol Risiko
Status Imun
Status Nutrisi

Risiko Inkontinensia Urine Urgensi


Luaran Utama Kontinensia Urine

Luaran Tambahan Eliminasi Urine


Kontrol Gejala
Perawatan Diri
Tingkat Infeksi

Risiko Intoleransi Aktivitas


Luaran Utama Toleransi Aktifitas

Luaran Tambahan Curah Jantung


Konservasi Energi
Tingkat Keletihan

Risiko Jatuh
Luaran Utama Tingkat Jatuh

Luaran Tambahan Ambulasi


Fungsi Sensori
Keamanan Lingkungan Rumah
Keseimbangan
Koordinasi Pergerakan
Mobilitas Fisik
Status Kognitif
Tingkat Cedera
Tingkat Delirium
Tingkat Demensia

Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki


Luaran Utama Penerimaan Kehamilan

Luaran Tambahan Harapan


Kontrol Diri
Status Antepartum
Tingkat Agitasi
Tingkat Cedera
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan
Tingkat Pengetahuan

Risiko Ketidakberdayaan
Luaran Utama Keberdayaan

Luaran Tambahan Dukungan Keluarga


Dukungan Sosial
Harapan
Harga Diri
Kesadaran Diri
Ketahanan Personal
Keterlibatan Sosial
Penerimaan
Tingkat Depresi
Tingkat Keletihan

Risiko Ketidak Seimbangan Cairan


Luaran Utama Keseimbangan Cairan

Luaran Tambahan Keseimbangan Elektrolit


Penyembuhan Luka
Status Cairan
Status Nutrisi
Termoregulasi
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Infeksi
Tingkat Mual/Muntah

Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit


Luaran Utama Keseimbangan Elektrolit

Luaran Tambahan Eliminasi Fekal


Fungsi Gastrointestinal
Keseimbangan Cairan
Penyembuhan Luka
Status Nutrisi
Tingkat Mual/Muntah

Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah


Luaran Utama Kestabilan Kadar Glukosa Darah

Luaran Tambahan Kontrol Risiko


Perilaku Mempertahankan Berat Badan
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Status Antepartum
Status Intrapartum
Status Nutrisi
Status Pascapartum
Tingkat Pengetahuan

Risiko Konfusi Akut


Luaran Utama Tingkat Konfusi

Luaran Tambahan Kestabilan Kadar Glukosa Darah


Kontrol Pikir
Memori
Orientasi Kognitif
Perfusi Serebral
Proses Informasi
Status Neurologis
Tingkat Agitasi
Tingkat Delirium
Tingkat Keletihan

Risiko Konstipasi
Luaran Utama Eliminasi Fekal

Luaran Tambahan Fungsi Gastrointestinal


Keseimbangan Cairan
Keseimbangan Elektrolit
Kontinensia Fekal
Mobilitas Fisik
Status Cairan
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri

Risiko Luka Tekan


Luaran Utama Integritas Kulit dan Jaringan

Luaran Tambahan Fungsi Sensori


Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Status Nutrisi
Status Sirkulasi
Tingkat Infeksi

Risiko Mutilasi Diri


Luaran Utama Kontrol Diri

Luaran Tambahan Citra Tubuh


Dukungan Keluarga
Dukungan Sosial
Harapan
Harga Diri
Kesadaran Diri
Status Orientasi
Tingkat Depresi

Risiko Penurunan Curah Jantung


Luaran Utama Curah Jantung

Luaran Tambahan Perfusi Miokard


Perfusi Parifer
Status Cairan
Status Neurologis
Status Sirkulasi
Tingkat Keletihan

STANDAR INTERVERENSI KEPERAWATAN INDONESIA


 Risiko Konfusi Akut
Intervensi Utama :
- Manajemen nyeri
- Manajemen demensia
- Pencegahan infeksi

Intervensi Pendukung :

- Dukungan pemulihan penyalahgunaan alkohol


- Dukungan pemulihan penyalahgunaan zat
- Dukungan tidur
- Edukasi penyalahgunaan alkohol
- Edukasi penyalahgunaan zat
- Identifikasi risiko
- Manajemen asam-basa
- Manajemen cairan
- Manajemen delirium
- Manajemen elektrolit
- Manajemen halusinasi
- Manajjemen keselamatan lingkungan
- Manajemen penyalahgunaan obat
- Orientasi realita
- Pemantauan cairan
- Pemantauan neurologis
- Pemantauan tanda vital
- Pencegahan jatuh
- Pencegahan penyalahgunaan zat
- Pengontrolan penyalahgunaan tembakau
- Pengontrolan penyalahgunaan zat
- Perawatan pascaanestesi
- Perawatan retensi urine
- Promosi latihan fisik
- Skrining penyalahgunaan obat
- Surveilens
- Terapi penyalahgunaan obat (detoksifikasi zat)

 Risiko Konstipasi
intervensi Utama :
- Pencegahan konstipasi

intervensi Pendukung :
- Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
- Edukasi diet
- Edukasi toilet training
- Identifikasi risiko
- Irigasi kolostomi
- Konseling nutrisi
- Latihan eliminasi fekal
- Manajemen cairan
- Manajemen elektrolit
- Manajemen eliminasi fekal
- Manajemen mood
- Manajemen nutrisi
- Manajemen nyeri
- Manajemen prolapsus rektum
- Pemantauan cairan
- Pemantauan nutrisi
- Pemberian obat oral
- Penurunan flatus
- Perawatan kehamilan trimester kedua dan ketiga
- Perawatan kehamilan trimester pertama
- Perawatan stoma
- Promosi kesehatan mulut
- Promosi latihan fisik
- Reduksi ansietas
- Surveilens
- Terapi aktivitas
- Terapi relaksasi

 Risiko Luka Tekan


intervensi Utama :
- Manajemen sensasi perifer
- Pencegahan luka tekan

intervensi Pendukung :
- Dukungan ambulasi
- Dukungan monolisasi
- Dukungan perawatan diri
- Edukasi ederma
- Edukasi pencegahan luka tekan
- Edukasi perawatan kulit
- Manajemen berat badan
- Manajemen cairan
- Manajemen eliminasi urine
- Manajemen nutrisi
- Manajemen pruritus
- Pemberian obat kulit
- Pemberian obat topikal
- Perawatan inkontinensia fekal
- Perawatan ikontinensia urine
- Perawatan integritas kulit
- Perawatan gips
- Perawatan tirah baring

 Risiko Mutilasi Diri


intervensi Utama :
- Biofeedback
- Edukasi manajemen stres
- Kontrak perilaku positif
- Manajemen pengendalian marah

intervensi Pendukung :
- Biblioterapi
- Dukungan emosional
- Dukungan hipnosis diri
- Dukungan koping keluarga
- Dukungan pegungkapan perasaan
- Dukungan spiritual
- Edukasi pada pengasuh
- Manajemen stres
- Mediasi konflik
- Pelibatan keluarga
- Pencegahan perilaku kekerasan
- Promosi koping
- Skrining penganiyaan/persekusi

 Risiko Penurunan Curah Jantung


intervensi Utama :
- Perawatan jantung
- Perawatan jantung akut

intervensi Pendukung :
- Edukasi pegukuran nadi radialis
- Edukasi rehabilitasi jantung
- Insersi inteavena
- Manajemen alat pacu jantung permanen
- Manajemen alat pacu jantung sementara
- Manajemen aritmia
- Manajemen cairan
- Manajemen elektrolit
- Manajemen elektrolit hiperkalemia
- Manajemen elektrolit hiperkalsemia
- Manajemen elektrolit hipermagnesemia
- Manajemen elektrolit hipematremia
- Manajemen elektrolit hipokalemia
- Manajemen elektrolit hipokalsemia
- Manajemen elektrolit hipokalsemi
- Manajemen elektrolit hipomagnesimia
- Manajemen elektrolit hipomagnesimia
- Manajemen elektrolit hiponatremia
- Manajemen overdosis
- Manajemen pendarahan pervaginam antepartum
- Manajemen pendarahan pervaginam pascaoperasi
- Manajemen syok
- Manajemen syok anafilaktik
- Manajemen syok hipovolemik
- Manajemen syok kardiogenik
- Manajemen syok neurogenik
- Manajemen syok obstruktif
- Manajemen syok septik
- Pemantauan cairan
- Pemantauan elektrolit
- Pemantauan hemodinamik invasif
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intrevena
- Pemberian produk darah
- Pencegahan perdarahan
- Pengambilan sampel darah arteri
- Pengambilan sampel darah vena
- Pengontrolan pendarahan
- Perawatan alat topangan jantung mekanik
- Rehabilitasi jantung
- Terapi intravena
- Terapi oksigen

 Risiko Pendarahan
intervensi Utama :
- Pencegahan pendarahan

intervensi Pendukung :
- Balut tekan
- Edukasi keamanan anak
- Edukasi keamanan bayi
- Edukasi kemoterapi
- Edukasi proses penyakit
- Identifikasi risiko
- Manajemen kemoterapi
- Manajemen keselamatan lingkungan
- Manajemen medikasi
- Manajemen trombolitik
- Pemantauan cairan
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pencegahan cedera
- Pencegahan jatuh
- Pencegahan syok
- Perawatan area insisi
- Perawatan pascapersalinan
- Perawatan persalinan
- Perawatan sirkumsisi
- Promosi keamanan berkendara
- Surveliens kemanan dan keselamatan

 Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif


intervensi Utama :
- Pengontrolan pendarahan
- Konseling nutrisi

intervensi Pendukung :
- Bantuan berhenti merokok
- Edukasi berhenti merokok
- Edukasi diet
- Edukasi nutrisi
- Edukasi program pengobatan
- Insersi intravena
- Manajemen alat pacu jantung permanen
- Manajemen alat pacu jantung sementara
- Manajemen cairan
- Manajemen hiperglikemia
- Manajemen nutrisi
- Manajemen trombolitik
- Pemantauan hemodinamik invasif
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obet intravena
- Pemberian produk darah
- Pencegahan pendarahan
- Perawatan area insisi
- Perawatan jantung
- Perawatan jantung akut
- Perawatan selang gastrointestinal
- Perawatan sirkulasi
- Terapi intravena

 Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif


intervensi Utama :
- Manajemen aritimia
- Manajemen syok kardiogenik
- Pencegahan emboli
- Perawatan jantung

intervensi Pendukung :
- Dukungan berhenti merokok
- Edukasi aktivitas/istirahat
- Edukasi berat badan efektif
- Edukasi berhenti merokok
- Edukasi diet
- Edukasi kesehatan
- Edukasi pengukuran nadi radialis
- Konseling nutrisi
- Konsultasi via telepon
- Manajemen berat badan
- Manajemen cairan
- Manajemen hiperglikemia
- Manajemen overdosis
- Menejemen penyalahgunaan zat
- Manajemen spesimen darah
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intrevena
- Pengambilan sampel darah vena
- Promosi latihan fisik
- Resusitasi cairan
- Skrining kesehatan
- Skrining penyalahgunaan zat
- Surveilens
- Terapi oksigen

 Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif


intervensi Utama :
- Pencegahan syok
- Perawatan sirkulasi

intervensi Pendukung :
- Dukungan berhenti merokok
- Edukasi berhenti merokok
- Edukasi diet
- Edukasi latihan fisik
- Edukasi pengukuran nadi radialis
- Edukasi perawatan kaki
- Edukasi program pengobatan
- Edukasi program penyakit
- Manajemen hiperglikamis
- Manajemen hipoglikemia
- Manajemen medikasi
- Manajemen sensasi perifer
- Pemantauan tanda vital
- Pemasangan stocking elastis
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pencegahan emboli
- Pengaturan posisi
- Perawatan neurovaskuler
- Perawatan sirkulasi
- Perawatan tirah baring
- Promosi latihan fisik
- Survailens
- Terapi bekam

 Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif


intervensi Utama :
- Pencegahan syok
- Pengontrolan pendarahan

intervensi Pendukung :
- Dukungan berhenti merokok
- Edukasi berhenti merokok
- Edukasi diet
- Edukasi kemoterapi
- Edukasi proes penyakit
- Edukasi progam pengobatan
- Manajemen asam-basa alkalosis metabolik
- Manajemen asam-basa asidosis metabolik
- Manajemen cairan
- Manajemen hipovolemia
- Manajemen kemoterapi
- Manajemen keselamatan lingkungan
- Manajemen medikasi
- Manajemen penyalahgunaan zat
- Manajemen syok
- Menajemen trombolitik
- Pemantauan hemodinamik invasif
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pemberian produk darah
- Pencegahan emboli
- Pengontrolan infeksi
- Perawatan emboli perifer
- Surveilens
- Terapi oksigen
Aura Safitri (J210200098)
Keperawatan 1B (Absen 26)

Standar Luaran Keperawatan Indonesia

Risiko Pendarahan
Luaran Utama Tingkat Pendarahan
Luaran Tambahan Kontrol Resiko
Penyembuhan Luka
Status Cairan
Status Antepartum
Status Intrapartum
Status Pascapartum
Status Sirkulasi
Tingkat Cedera
Tingkat Jatuh
Tingkat Kepatuhan

Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif


Luaran Utama Perfusi Gastrointestinal
Luaran Tambahan Curah Jantung
Kontrol Resiko
Fungsi Gastrointestinal
Status Sirkulasi
Tingkat Pendarahan

Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif


Luaran Utama Perfusi Miokard
Luaran Tambahan Berat Badan
Curah Jantung
Kestabilan Kadar Glukosa Darah
Kontrol Risiko
Manajemen Kesehatan
Status Cairan
Status Sirkulasi
Tingkat Kepatuhan

Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif


Luaran Utama Perfusi Perifer
Luaran Tambahan Fungsi Sensori
Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Status Sirkulasi
Tingkat Cedera
Tingkat Pendarahan

Risiko Perfusi Renai Tidak Efektif


Luaran Utama Perfusi Renai
Luaran Tambahan Keseimbangan Asam-Basa
Kontrol Risiko
Satus Cairan
Status Sirkulasi
Tingkat Infeksi
Tingkat Pendarahan

Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif


Luaran Utama Perfusi Serebral
Luaran Tambahan Komunikasi Verbal
Kontrol Risiko
Memori
Mobilitas Fisik
Status Neurologis

Risiko Perilaku Kekerasan


Luaran Utama Kontrol Diri
Luaran Tambahan Harga Diri
Orientasi Kognitif
Status Orientasi

Risiko Perlambatan Pemulihan Pascabedah


Luaran Utama Pemulihan Pascabedah
Luaran Tambahan Mobilitas Fisik
Penyembuhan Luka
Tingkat Infeksi

Risiko Pengasuhan Tidak Efektif


Luaran Utama Proses Pengasuhan
Luaran Tambahan Dukungan Keluarga
Kinerja Pengasuhan
Peran Menjadi Orang Tua
Tingkat Pengetahuan

Risiko Syok
Luaran Utama Tingkat Syok
Luaran Tambahan Keseimbangan Asam-Basa
Perfusi Perifer
Respons Alergi Sistemik
Status Cairan
Status Sirkulasi
Tingkat Infeksi

Risiko Termoregulasi Tidak Efektif


Luaran Utama Termoregulasi
Luaran Tambahan Adaptasi Neonatus
Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Cedera

Risiko Pasca Trauma


Luaran Utama Ketahanan Personal
Luaran Tambahan Harapan
Harga Diri
Identitas Diri
Ketahanan Keluarga
Pola Tidur
Resolusi Berduka
Status Kenyamanan
Status Koping
Status Spiritual
Tingkat Agitasi
Tingkat Depresi

Risiko Termoregulasi Tidak Efektif


Luaran Utama Termoregulasi
Luaran Tambahan Adaptasi Neonatus
Perfusi Perifer
Status Kenyamanan
Termoregulasi Neonatus
Tingkat Cedera

Waham
Luaran Utama Status Orientasi
Luaran Tambahan Kontrol Pikir
Orientasi Kognitif
Psikospiritual
Status Kognitif
Status Spiritual
Tingkat Agitasi
Tingkat Berduka
Tingkat Depresi

Anda mungkin juga menyukai