Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELATIHAN KOPERASI PLASMA KELAPA SAWIT

Program : Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.

Hasil : Meningkatnya Pengetahuan, Ketrampilan dan


sikap Petani dan Kelompok Tani

Kegiatan : Pelatihan Koperasi Plasma Kelapa Sawit

Indikator Kinerja : Jumlah Koperasi Plasma Kelapa Sawit yang


Kegiatan mengikuti pelatihan.

Satuan Ukuran dan : Koperasi Plasma Kelapa Sawit


Jenis Keluaran

Volume : 6 (enam) Koperasi Plasma

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2007 Tentang pembentukan Kabupaten


Tana Tidung di Provinsi Kalimantan Timur (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4750);

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Provinsi


Kalimantan Utara (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492);

c. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan


Pemberdayaan Petani;

d. Undang-Undang 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan (Lembar Negara


Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5613);

e. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :


29/Permentan/KB. 410/5/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Nomor : 98/Permentan/OT. 140/9/2013 Tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan.
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2007, tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);

g. SK Pengguna Anggaran Dinas Pertanian, Pangan Dan Perikanan


Nomor :520/3/SK/DISTANHUT-SEK/I/2017 Tanggal 05 Januari 2017
Tentang Penunjukan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan
Kab. Tana Tidung Tahun Anggaran 2017;

h. Dokumen Pelaksana Anggaran SKPD Tahun Anggaran 2017 Kegiatan

2. Gambaran Umum.

Ketentuan dari Pemerintah yang tertuang  dalam Peraturan Menteri Pertanian


No 26 tahun 2007 dan diperbaharui Peraturan Menteri Pertanian No 98 tahun
2013 menekankan bahwa sejak bulan Februari 2007 apabila terjadi
pembangunan kebun kelapa sawit, perusahaan inti wajib untuk mempasilitasi
pembangun kebun masyarakat di sekitarnya dimana areal lahan diperoleh dari
20% ijin lokasi perusahaan atau membangun kebun dari lahan masyarakat yang
ada disekitarnya. Peran koperasi dalam program kemitraan sangat penting
dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun kenyataannya koperasi
belum dapat maksimal meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal tersebut
terjadi karena berbagai faktor, antara lain faktor pengelolaan koperasi.

Pemerintah juga telah mencantumkan ketentuan Indonesian Sustainable Palm


Oil System (ISPO) dalam UU Perkebunan No 39 tahun 2014 yang mewajibkan
perusahaan mengikuti standar pembangunan kebun kelapa sawit yang
berkelanjutan dengan mengikuti ketentuan peraturan dan perundang-undangan
di Indonesia yakni perusahaan perkebunan wajib memperhatikan faktor sosial,
ekonomi , dan lingkungan dimana salah satunya  membangun perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat dengan pembangunan kebun kelapa sawit yang
kepemilikan lahannya oleh masyarakat.

Mengingat pembangunan kebun plasma membutuhkan proses sosialisasi awal


dan pembinaan dalam jangka waktu yang lama maka dibutuhkan
pendampingan dari pihak yang berpengalaman untuk membantu perusahaan
dalam merealisasikan pembangunan kebun plasma dengan sepuluh tahapan
pelaksanaan yang perlu dilakukan : sosialisasi, penetapan struktur organisasi
perkebunan inti plasma, pembentukan koperasi dan dokumen kelengkapan
koperasi, perijinan kebun plasma (legalitas), pembangunan kebun, pre
financing dan pembiayaan kebun plasma, penilaian kebun plasma, pembagian
hasil kebun plasma, pembinaan admin dan teknis kebun, pembinaan pasca
kredit lunas.
Pembangunan kebun plasma yang dilaksanakan dengan pola kemitraan oleh
pihak perusahaan dapat mencapai keberhasilan apabila dilakukan dengan
mengikuti kriteria-kriteria yang harus dipenuhi sebagai berikut :

Pertama, perusahaan memberikan komitmen yang tertuang dalam surat


pernyataan kepada pemerintah maupun perbankan.Tercantum dalam surat
perjanjian kerjasama antara perusahaan dan koperasi bahwa selama masa
pembangunan kebun sampai dengan tanaman menghasilkan umur 30 tahun, 
perusahaan memberikan dukungan pre financing. Hal ini terjadi dimulai dari
selama proses sosialisasi, perijinan, pembentukan koperasi dan tahap
pembangunan kebun awal (tahun 0). Berupa pinjaman serta pembinaan secara
teknis dan admin kebun guna menjamin keberhasilan pembangunan kebun
sampai kredit dilunasi, bahkan sampai masa replanting.

Kedua, perusahaan harus menjadi Avalist/penjamin terhadap


pembiayaan (financing) kebun plasma yang diajukan kepada pihak Bank dimana
pada masa-masa kebun belum menghasilkan produksi yang optimal.  Apabila
harga TBS juga dibawah harga yang tercantum dalam proyeksi keuangan, maka
perusahaan akan menalangi angsuran pinjaman kepada pihak Bank. Kecuali
terjadi force majeur (hal-hal yang tidak bisa dielakkan karena faktor eksternal
atau kebijakan pemerintah yang mempengaruhi usaha/perekonomian luar
biasa) bisa diajukan reschedule pinjaman

Faktor ketiga, baik perusahaan maupun masyarakat, saling menghormati janji


dan komitmen yang telah disepakati dan tertuang dalam perjanjian kerjasama
dengan mengedepankan proses komunikasi yang intensif.  Perusahaan juga
menjalankan peran pembinaan secara serius dan berkelanjutan melalui
manajemen kebun plasma.

Hal-hal tersebut di atas tentunya dibangun dari kesadaran bahwa kehadiran


perusahaan di lokasi areal kebun sebagai agen perubahanan ataupun agen
pembangunan dan bukan sebagai mercusuar yang memberi kehidupan dan
kesejahteraan bagi seluruh pihak yang tinggal dan berada di sekitar lokasi
perkebunan tersebut. Dan perusahaan dipastikan akan mendapatkan
keuntungan dalam jangka panjang apabila kondisi sosial , lingkungan dan
ekonomi masyarakat bisa berkembang dengan harmonis dan serasi serta
menumbuhkan mutual simbiosis . Apabila hal ini tercapai maka tujuan
pemerintah melalui ISPO dalam pembangunan kebun kelapa sawit
berkelanjutan dapat diwujudkan.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan kegiatan

1. Memperkuat sistem kelembagaan koperasi plasma yang ada di Kabupaten


Tana Tidung.
2. Dengan penguatan kelembagaan koperasi plasma melalui penguatan
organisasi dan sumber daya manusia dalam pengembangan usaha
produktif diharakan dapat meningkatkan taraf kehidupan anggotanya,
kemudian akan tumbuh modal sosial, saling percaya, saling terbuka, dan
saling membutuhkan yang pada akhirnya koperasi plasma mempunyai
posisi tawar yang kuat. Dengan dimikian koperasi benar-benar menjadi
lembaga ekonomi rakyat yang dapat berfungsi secara optimal melayani
anggota dengan sunguh-sunguh dan menjadi wadah aspirasi anggotanya.

Sasaran

1. Terlaksananya Kegiatan pelatihan kelembagaan koperasi plasma kelapa


sawit di Kabupaten Tana Tidung.
2. 6 (enam) Koperasi Plasma Kelapa Sawit.

C. Ruang Lingkup Kegiatan

a. Kegiatan pelatihan koperasi plasma kelapa sawit akan dilaksanakan pada


Desa yang terdapat koperasi plasma dan anggotanya.
b. Penetapan peserta sesuai kriteria peserta pelatihan koperasi plasma
kelapa sawit yang telah ditetapkan.
c. Pertemuan pelatihan koperasi plasma kelapa sawit selama dua hari.

D. Indikator

Indikator kinerja Pelatihan Teknis koperasi plasma kelapa sawit adalah:

Tabel 1. Indikator kinerja kegiatan Pelatihan koperasi plasma kelapa sawit

No Indikator Uraian
1 Input/Masukan - Dana
- SDM
- Data Petani
- Bahan dan Alat
- Materi Pelatihan
2 Output/Keluaran Terselenggaranya pelatihan kelembagaan petani
perkebunan
3 Outcome/Hasil Meningkatnya Pengetahuan, Keterampilan dan
Sikap Lembaga Tani

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Lokasi


1. Pelatihan koperasi plasma kelapa sawit akan dilaksanakan dari bulan
............. sampai dengan ............. tahun 2017.

2. Pelatihan koperasi plasma kelapa sawit tahun 2017 akan dilaksanakan di


kabupaten Tana Tidung yang mendapatkan alokasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kab. Tana
Tidung Tahun Anggaran 2017. Rencana lokasi koperasi plasma kelapa sawit
tahun 2017 adalah sebagai berikut :

No Desa Jumlah Pekebun

B. Alat dan Bahan

a) Buku
b) Polpen
c) Topi
d) Tas
e) Baju
f) Dan kelengkapan lain.

C. Metode Pelaksanaan

1. Pelatihan koperasi plasma kelapa sawit dilaksanakan oleh Dinas


Pertanian, Pangan dan Perikanan dengan pembinaan oleh Kabid
Pertanian.
2. Pendekatan andragogi (metode belajar orang dewasa) yaitu belajar dari
pengalaman di lapangan sehingga pengurus koperasi mengetahui tugas,
kewajiban dilapangan dan pelayanan kepada anggotanya.
3. Dilakukan pada 6 (enam) koperasi plasma.
4. Pertemuan dilaksanakan selama 12 (dua belas) hari kerja.
5. Pelatihan dilaksanakan selama 2 (dua) hari untuk setiap koperasi plasma
kelapa sawit.

D. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Tabel 1. Tahapan dan waktu pelaksanaan kegiatan Pelatihan koperasi
plasma kelapa sawit.

Waktu
No Tahap Kegiatan
Pelaksanaan
1 Penetapan SK Tim Pelaksana
2 Penetapan kegiatan pelatihan
koperasi plasma kelapa sawit
3 Pelaksanaan Pelatihan koperasi
plasma kelapa sawit
4 Laporan perkembangan
pelaksanaan.
E. Pelaksana
Pelaksana kegiatan Pelatihan koperasi plasma kelapa sawit:
1. Dinas Pertanian, Pangan dan perikanan menyiapkan Kerangka Acuan
Kerja (KAK), Rencana Anggaran Biaya atas dasar data yang ada serta
Melakukan pembinaan dan Monev.
2. Membantu pengembangan dan penguatan kelembagaan koperasi plasma
kelapa sawit.
3. Lembaga koperasi mengikuti seluruh rangkaian pelatihan koperasi plasma
kelapa sawit.

F. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan Pelatihan koperasi plasma kelapa sawit adalah 6
(enam) koperasi plasma kelapa sawit.

G. Hasil Yang Diharapkan


1. Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi koperasi plasma kelapa sawit
dalam pola hubungan pengembangan unit usaha.
2. Pelatihan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan atau rujukan bagi
pengembangan pekebun plasma untuk mengantisipasi permasalahan dan
megembangkan potensi, kebutuhan yang mereka miliki untuk
penyelesaian masalahnya secara partisipatif.
3. Memperkaya studi-studi tentang kelembagaan dalam pengembangan
kemitraan perkebunan kelapa sawit.
4. Menambah pengetahuan dan pengalaman anggota koperasi dalam
mengelola dan menjalankan koperasi plasma.

H. Pembiayaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas Pertanian, Pangan dan
Perikanan Kab. Tana Tidung Tahun Anggaran 2017;

Anda mungkin juga menyukai