Lapkas Gilut Novia Fix
Lapkas Gilut Novia Fix
Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut RSUD dr. Adhyatma Semarang
Dosen Pembimbing
Oleh :
01.210.6239
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMARANG
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
I. IDENTITAS PENDERITA
a. Nama : Tn. D
c. Umur : 33 tahun
d. Alamat : Semarang
f. No. CM : 45-51-10
2. Status Present
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Berat Badan : 75 kg
4. Intra Oral
a) Gigi : caries (-), plak (-), calculus (-)
b) Gingiva : tidak ada kelainan
c) Bibir : tidak ada kelainan
d) Mukosa : mukosa pipi tidak ada kelainan
mukosa faring tidak ada kelainan
1 2
87654321 12345678
87654321 12345678
4 3
V. DIAGNOSA
1 1 FRAKTUR RADIX DAN CORONA
VIII. TERAPI
Tindakan yang dilakukan pada fraktur gigi yaitu ekstraksi pada gigi
yang patah dan nyeri.
Medikamentosa :
S.3.d.d tab I
R/ Asam Mefenamat tab 500 mg no. X
S.p.r.n tab I
R/ Hexadol gargel
S. Gargarisme
IX. KOMPLIKASI
Infeksi
X. SUMMARY
Pasien datang ke poli gigi dan mulut RSUD dr. Adhyatma
Semarang, dengan keluhan sejak 1 hari yang lalu kecelakaan lalu
lintas, gigi patah dan nyeri saat makan / nyeri saat disentuh,
mengganggu aktivitas sehari-hari, kadang tidur terganggu karena nyeri
pada giginya. Sudah diobati dengan obat pengurang rasa nyeri dan
antibiotik yang dibeli di apotek tetapi tidak menghilangkan sakitnya.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
maka didiagnosis sementara pasien menderita fraktur 1.1 & 2.1 radix
dan korona. Dan selanjutnya dirujuk kedokter gigi.
FRAKTUR DENTOALVEOLAR
Gambar 2.1 Cedera pada Jaringan Keras Gigi dan Jaringan Pulpa
(Fonseca,2005).
2. Fraktur akar
Fraktur mahkota yang oblik dapat meluas ke subgingiva
(fraktur mahkota-akar). Bila garis fraktur tidak terlalu jauh ke
apikal dan pulpa tidak terbuka, cukup ditambal dengan restorasi
komposit. Bila fraktur meluas sampai jauh ke apikal, atau bila gigi
terbelah secara vertikal, umumnya ekstraksi harus dilakukan.
Fraktur akar horizontal prognosisnya tergantung pada garis fraktur.
Bila garis fraktur terletak di dekat gingiva, fragmen mahkota dapat
diekstraksi dan dilakukan perawatan endodontik serta pembuatan
mahkota pasak. Bila garis fraktur terletak jauh ke apikal, gigi
sebaiknya diekstraksi.
2. Avulsi
Gigi yang avulsi dapat direplantasi dengan memperhatikan
sejumlah faktor, yaitu tahap perkembangan akar, lamanya keberadaan gigi
di luar soket, lamanya penyimpanan dan media yang digunakan. Idealnya
replantasi dilakukan sesegera mungkin. Sebaiknya dipastikan bahwa sel
ligamen periodontal tidak mengering, yakni tidak lebih dari 30 menit.
Kemudian dilakukan imobilisasi dengan pemasangan splint.
4. Killey HC. Fractures of the middle third of the facial skeleton, 3rd ed.
Bristol: John Wright & Sons Ltd, 1977
5. Mendes F. A prospective study of dentoalveolar trauma at the Hospital das
Clinicas, Sao Paulo University Medical School. Diunduh dari
http://www.scielo.br/cgi-bin/fbpe/fb-text Maret 2008
6. Ellis E. Soft tissue and dentoalveolar injuries. Dalam: Peterson LJ, Ellis E,
Hupp J, Tucker M. Contemporary oral and maxillofacial surgery. 4th eds.
St.Lauis. Mosby Inc. 2003.
7. Radford G. Treatment of injured tissues (dentoalveolar). Diunduh dari
http://www.almedadental.com/onlineforums/consent.htm Maret 2008
8. Pedersen G. Oral surgery. Philadelphia; W.B. Saunders Company,
1988.p.234-8
9. Kruger G. Textbook of oral surgery. 4th eds. St.Lauis. The C.V. Mosby
Company, 1974.