Kekerasan terhadap perempuan dalam Undang-undang tersebut didefinisikan sebagai setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan pemaksaan. 1) Contoh kekerasan terhadap perempuan Kekerasan emosional. Kekerasan emosional merupakan tindakan yang menyebabkan korban ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Kekerasan fisik. Kekerasan seksual. Kekerasan ekonomi.
2) Dampak kekerasan terhadap perempuan
mengalami sakit fisik, tekanan mental, menurunnya rasa percaya diri dan harga diri, mengalami rasa tidak berdaya, mengalami ketergantungan pada suami yang sudah menyiksa dirinya, mengalami stress pasca trauma, mengalami depresi, dan keinginan untuk bunuh diri. 3) Factor penyebab kekerasan pada perempuan rendahnya kesadaran hukum, budaya patriarki, ekonomi yang rendah / kemiskinan, dugaan adanya perselingkuhan dan pernikahan dini. 4) Cara menghentikan kekerasan terhadap perempuan Sahkan hukum yang lebih baik. Mendidik anak perempuan. Menyelesaikan konflik secara damai. Melatih keterampilan perempuan. Menghentikan pernikahan anak. Mendorong perempuan untuk memberikan suara. B. Pengawasan Terhadap Perempuan Pasal 28 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pada prinsipnya mengatakan bahwa merupakan hak setiap warga negara untuk mendapatkan perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda, hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi manusia. Setelah 20 tahun lebih reformasi bergulir, gerakan perempuan untuk mengintegrasikan hak-hak perempuan di ranah privat maupun publik terus dikobarkan dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas perempuan, maupun peningkatan harkat dan martabat manusia pada umumnya, karena perjuangan terhadap hak-hak perempuan haruslah dimaknai sebagai gerakan perjuangan hak masyarakat pada pada umumnya. Menyikapi perjuangan hak perempuan, bukan hanya dorongan agar perempuan aktif memperjuangkan haknya, tetapi terdapat kewajiban yang harus diberikan negara agar hak-hak perempuan tersebut dapat diperoleh. Bentuk akomodasi dan kewajiban negara melindungi dan memberikan hak perempuan merupakan bagian dari Pelayanan publik yang harus dilakukan instansi Penyelenggara Negara. Permasalahan perempuan tidak pernah habisnya menjadi perhatian publik, karena kaum perempuan sangat rentan terhadap tindakan kekerasan, pelecehan dan juga kurangnya penghargaaan kepada kaum perempuan, terbukti data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) yang menunjukkan, bahwa perempuan Indonesia masih menghadapi permasalahan klasik seperti pendidikan rendah, kekerasan rumah tangga dan kurangnya akses pemberdayaan ekonomi. Permasalahan perempuan setidaknya dipengaruhi beberapa faktor seperti kemiskinan, kesenjangan, persepsi yang salah tentang perempuan termasuk kekerasan, dan juga akses untuk memperoleh ekonomi yang memadai. Perempuan juga sering dirugikan, terutama dalam masalah keperdataan yang menyebabkan tidak memperoleh hak yang sama dengan laki-laki, bahkan dirampas hak keperdataannya, seperti kasus perebutan harta, tuntutan ganti rugi dan kasus-kasus kepegawaian dan ketenagakerjaan yang belum seimbang dengan laki-laki, sehingga pelayanan publik untuk perempuan bukan hanya dorongan kepada kaum perempuan tetapi juga pemahaman yang baik oleh laki-laki untuk memberikan akses, akomodasi dan penghargaan secara berimbang. C. Dampak penyalahgunaan obat-obatan. Narkoba bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang, sehingga tubuh kekurangan cairan. Jika efek ini terus berlangsung, tubuh akan kejang-kejang,muncul halusinasi, perilaku lebih agersif dan rasa sesak pada bagian dada serta dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis adalah Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak. Cara mencegah penyalahgunaan obat-obatan. 1) Mengetahui Aktivitas yang Dilakukannya. 2) Komunikasi Terbuka. 3) Sering Mengirimkan Pesan Positif. 4) Terlibat Dalam Kehidupan. 5) Tetapkan Aturan dan Konsekuensinya. 6) Memberikan Dukungan. 7) Berikan Contoh yang Baik.
D. Kelemahan dan kabar duka.
Berita duka atau wartamerta adalah berita atas seseorang yang baru meninggal. Berikan informasi yang tepat, lengkap, dan baik kepada keluarga. Berikan kesempatan keluarga bertanya. Jelaskan mengenai prognosis pasien dan kemungkinan untuk bertahan hidup. Berikan kesempatan kepada pembimbing spiritual untuk menyampaikan doa terakhir jika diminta oleh keluarga pasien. Memperhatikan waktu dan tempat dalam menyampaikan kabar buruk. Menyampaikan kabar buruk dengan bahasa yang mudah dimengerti. Menunjukkan empati dan memberi pasien ruang untuk mencerna informasi. Memvalidasi emosi pasien.