PDF Afifah Meizayani - Skripsi STR Keperawatan 2021
PDF Afifah Meizayani - Skripsi STR Keperawatan 2021
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
AFIFAH MEIZAYANI
NIM. P05120317003
SKRIPSI
Disusun Oleh:
AFIFAH MEIZAYANI
NIM. P05120317003
ii
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
AFIFAH MEIZAYANI
NIM. P05120317003
Pembimbing I Pembimbing II
iii
iv
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
AFIFAH MEIZAYANI
NIM. P05120317003
LULUS
Ns. Hermansyah, S.Kep, M.Kep Ns. Andra Saferi Wijaya, S.Kep M.Kep
NIP. 197507161997031002 NIP. 198804272019021001
iv
v
MOTTO
disiplin, Sehingga kalau sudah semaksimal mungkin, kamu tidak akan kecewa, kecewa
hanya muncul ketika kamu tidak berusaha semaksimal mungkin ҈
v
vi
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Kedua Orang tuaku, Tantawi S.E (ayah) dan Betty Viozita S.E (ibu) yang
selalu memberikan doa, kasih sayang yang membesarkan serta mendidik
dengan sabar dan ikhlas, yang tiada hentinya selalu memberikan bantuan
baik materi maupun dukungan untukku, selalu ada untukku saat aku
butuhkan dan mengeluh.
Saudaraku tersayang Rahmawita Apriyanti S.Mat, terimakasih sudah
memberi dukungan, do‘a, motivasi dan semangat, serta selalu ada untukku
saat aku butuhkan dan mengeluh selama penyusunan skripsi.
Terima kasih untuk dosen pembimbingku bapak Pauzan Efendi,
SST.M.Kes dan bapak Ns.Idramsyah, S.Kep.M.Kep,Sp.KMB yang selama
ini telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan ilmu dan
bimbingan sampai selesainya skripsi ini.
Terima kasih untuk dosen pengujiku pak Ns. Hermansyah, S.Kep, M.Kep
dan pak Ns. Andra Saferi Wijaya, M.Kep yang telah memberikan kritik
dan saran yang berguna sampai selesainya skripsi ini.
Terima kasih kepada seluruh tenaga pendidik dan kependidikan jurusan
keperawatan, yang telah sabar mendidik dan membimbingku selama 4
tahun ini.
Seluruh dosen di Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang telah mendidik dan
membimbing aku selama berada di bangku kuliah, jasa kalian takkan
pernah ku lupakan.
Terima kasih playlist song from Blackpink and Bruno Mars yang telah
menemani ku dalam membuat skripsi.
Sahabat ku tersayang (Nadya Rosiyanti soon to be S.Si dan Adit
Febriansyah soon to be S.T) terimakasih sudah saling mendukung,
menghibur dan memberikan semangat satu sama lain.
vi
vii
vii
viii
HALAMAN BIODATA
viii
ix
NIM : P05120317003
Afifah Meizayani
ix
x
KATA PENGANTAR
x
xi
Afifah Meizayani
xi
xii
DAFTAR ISI
xii
xiii
xiii
xiv
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden Studi.................................................... 51
B. Gambaran Hasil Efektivitas Cognitive Behavior Therapy For Insomnia
(CBT-I) Terhadap Kualitas Tidur Pada Kelompok Intervensi .... 57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 61
B. Saran ............................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 63
LAMPIRAN .......................................................................................... 68
xiv
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kata Kunci Literatur Review ......................................................... 34
3.2 Format PICOS Dalam Literatur Review ........................................ 35
4.1 Critical Appraisal Literature Review ............................................. 40
4.2 Karakteristik Studi ......................................................................... 42
xv
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kepentingan relatif dari tiga jenis faktor dalam
perjalanan insomnia ....................................................................... 10
2.2 Indikator hyperarousal pada insomnia ............................................ 15
2.3 Gambaran umum tentang model sakelar flip-flop .......................... 17
2.4 Jalur sistem saraf pusat yang berpotensi terlibat dalam
psikopatologi insomnia .................................................................. 19
2.5 Neurotransmiter utama yang terlibat dalam aktivasi retikuler
menaik sistem ................................................................................ 20
xvi
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 32
3.1 Diagram Flow literature Review Berdasarkan PRISMA ............... 36
xvii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Enam Jurnal Literature Review .................................................... 68
2. Enam Critical Appraisal ................................................................ 74
3. Format Prisma Checklist ............................................................... 80
4. Lembar Konsul Pembimbing 1 ...................................................... 92
5. Lembar Konsul Pembimbing 2 ...................................................... 94
6. Daftar Penelitian Tereksklusi ........................................................ 96
7. Daftar Penelitian Terinklusi........................................................... 112
xviii
xix
ABSTRAK
Latar Belakang : Gangguan Insomnia adalah suatu kondisi yang melibatkan keluhan
ketidakpuasan terhadap kualitas atau durasi tidur dan disertai dengan kesulitan memulai
tidur pada waktu tidur, sering terbangun atau berkepanjangan, atau bangun pagi dengan
ketidakmampuan untuk kembali tidur. Prevalensi insomnia di dunia sangat besar, ada 30-
35% orang mengalami insomnia. Dampak jangka panjang insomnia akan memperburuk
kondisi seseorang yang pernah mengalami stres, dan akhirnya mengalami depresi akut,
meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes bahkan kematian. Insomnia harus
segera diobati. CBT-I merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kualitas tidur
pasien insomnia. Tujuannya adalah untuk meninjau dan menganalisis literatur tentang
Efektivitas CBT-I pada Kualitas Tidur.
Metode : Literature Review ini berfokus pada pemilihan artikel dari basis data online
sebagai data untuk penelitian ini. Penulis menggunakan artikel yang relevan dengan kata
kunci MeSH dan PICOS Framework yang akan dijelaskan dalam Diagram Alur
PRISMA, artikel yang memenuhi syarat akan dinilai menggunakan penilaian kritis untuk
menentukan kualitas artikel.
Hasil : Responden insomnia sebagian besar berada pada rentang usia pertengahan atau
berusia 36-55 tahun, sebagian besar responden insomnia adalah perempuan lebih banyak
daripada laki-laki dan bekerja sebagai pegawai atau mahasiswa. Indeks kualitas tidur
yang digunakan dalam seluruh literatur dianalisis menggunakan Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI) sebagai indeks pengukuran yang terbukti reliabel dan valid. Cognitive
Behavior Therapy for Insomnia (CBT-I) terbukti sebagai terapi yang sangat efektif dalam
mengubah kualitas tidur yang baik.
xix
xx
ABSTRACT
xx
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidur merupakan proses yang sangat rumit dan lebih dari sekedar
menutup kelopak mata. Tidur dapat didefenisikan sebagai keadaan
ketidaksadaran aktif yang diproduksi oleh tubuh dimana otak berada dalam
keadaan relatif istirahat dan reaktif, terutama terhadap rangsangan internal
(Brinkman, 2020). Menurut Bothelius (2015), tidur merupakan kebutuhan
dasar manusia yang sangat vital dan harus di perhatikan. Namun, faktanya
tidur seringkali terabaikan, padahal hal tersebut sangatlah penting dalam
menjaga kualitas imunitas dan kesehatan tubuh.
Kualitas tidur adalah hal yang sering diabaikan oleh individu. Menurut
Kline (2013), kualitas tidur dapat didefinisikan sebagai kepuasan seseorang
atas pengalaman tidurnya, yang mengintegrasikan beberapa aspek yaitu
inisiasi tidur, pemeliharaan tidur, kuantitas tidur, dan kesegaran setelah
bangun. Sayangnya, jika banyak orang yang mengabaikan kualitas tidurnya,
maka banyak pula orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang berada
didalam fase gangguan tidur (Bothelius, 2015).
Kualitas tidur juga cenderung terngganggu pada saat menghadapi
peristiwa kehidupan yang penuh dengan tekanan. Pada hakikatnya manusia
harus memelihara kualitas tidur yang sehat pada saat adanya tekanan, agar
dapat beradaptasi dengan ketidakpastian terhadap masa yang akan datang,
serta beradaptasi dalam menghadapi krisis (Morin dan Carrier, 2020).
Manusia akan tertekan jika dihadapkan dengan musibah ataupun bencana
seperti kebakaran hutan, gempa bumi, banjir, tsunami atau sedang
menghadapi masa perang. Saat keadaan tertekan akan muncul respon stres
yang ditimbulkan dari suatu kejadian, dan akan individu dapat mengalami
gangguan tidur (Lin et al., 2020).
Gangguan tidur yang paling umum dialami oleh individu adalah
insomnia. Insomnia dapat dimaknai sebagai gangguan dalam tidur dimana
individu tersebut mengalami kesulitan untuk tidur, memelihara pola tidur,
1
2
atau mengalami kualitas tidur yang buruk walaupun kesempatan untuk tidur
suatu individu sudah tercukupi (Walia & Mehra, 2016).
Prevalensi gejala insomnia di seluruh dunia adalah sekitar 30-35%, dan
studi epidemiologi dari negara yang berbeda menghasilkan perkiraan
prevalensi yang serupa. Sebaliknya, bergantung pada kriteria diagnostik yang
digunakan, tingkat prevalensi gangguan insomnia berkisar dari 3,9% sampai
22,1%, dengan rata-rata kurang lebih 10% untuk studi multinasional yang
menggunakan Diagnostik dan Statistik Manual kriteria Gangguan Mental IV
(DSM IV, 2011). Menurut Data Populasi Dunia, DSM-5 (2013), sepertiga
dari individu usia dewasa menunjukkan gejala insomnia, mengalami
hambatan terkait dengan aktivitas sehari-hari (10,0%-15,0%), dan mengalami
gejala-gejala lain yang memenuhi kriteria gangguan insomnia (6,0%-10,0%).
Insiden insomnia selama 1 tahun bervariasi antara 7% dan 15%.
Meskipun insomnia bisa bersifat situasional atau berulang, perjalanannya
seringkali kronis dengan durasi median dari 3 tahun dan tingkat persistensi
mulai dari 56% hingga 74% pada 1 tahun dan 46% pada 3 tahun penilaian
tindak lanjut. Satu studi longitudinal menemukan tingkat remisi sebesar
hanya 56% dalam 10 tahun untuk individu yang melaporkan parah gejala
insomnia (Morin, 2015).
Dalam teori etiologi dari Spielman menjelaskan terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan insomnia yaitu 3-P Model of Insomnia. Teori tersebut
menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang menyebabkan individu
mengalami insomnia, yaitu predisposing conditions (kondisi bawaan dari dulu
yang melekat pada diri individu, seperti jenis kelamin, usia, genetik, gaya
hidup, kondisi kesehatan fisik dan mental), precipitating circumstances (Suatu
hal atau kejadian yang menjadi sumber pencetus insomnia, serta biasanya
bersifat traumatis), dan perpetuating factors (adanya pergeseran pola perilaku
dan kognitif yang memperburuk kondisi insomnia) (Williams, et al, 2013).
Untuk melihat perkembangan insomnia biasanya akan terfokus pada tiga
jenis perpetuating factors, yaitu aktivitas diluar tidur yang dilakukan di dalam
tempat tidur, terlalu sering untuk tetap berada di atas tempat tidur saat
3
bangun, dan terlalu sering meluangkan waktu secara berlebihan di atas tempat
tidur. Ditambah lagi jika aktivitas tersebut disertai perihal yang condong
negatif dari factor predisposing dan precipitating, sehingga memperburuk
kondisi insomnia (Kryger et al., 2017).
Berbagai penyakit baru dapat muncul akibat dari gangguan tidur
insomnia, seperti bertambahnya risiko kecelakaan saat pengemudi mengantuk
dalam berkendara, menambah risiko terkena penyakit kronis, obesitas, serta
mengakibatkan depresi (Walia & Mehra, 2016). Driver et al., (2012), dalam
penelitiannya menyatakan bahwa dampak jangka pendek dari insomnia
berupa meningkatnya kadar stress pada individu yang sebelumnya juga
sedang dalam keadaan stres, menjadi sulit untuk berkonsentrasi, serta
sepanjang hari selalu merasa lelah sehingga berdampak pula pada kinerja otak
individu. Sementara jika dilihat dari dampak jangka panjangnya, akan
memperburuk keadaan seseorang yang telah mengalami stres, dan akhirnya
mengalami depresi akut, memperbesar risiko penyakit jantung dan diabetes.
Insomnia harus segera ditangani, jika terus diabaikan maka akan
menimbulkan berbagai dampak yang negatif, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Dalam menangani gangguan insomnia, maka
penagangan akan berfokus terhadap diagnosis utama, serta dengan
mengasumsikan bahwa sembuhnya diagnosis utama juga akan memengaruhi
kesembuhan dari gangguan insomnia sebagai diagnosis sekunder. Namun,
ketika insomnia terjadi bersamaan dengan kondisi lain, maka kata sekunder
kemudian berubah menjadi komorbid, karena proses identifikasi kondisi
pasien akan menjadi lebih sulit dalam menentukan penyebab antara satu dan
lainnya (Williams, et al, 2013).
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan
gangguan tidur serta untuk menghindari dampak dari insomnia, yaitu dengan
terapi farmakologi maupun non-farmakologi (Cunnington, 2013). Metode
non-farmakologi yang efektif dalam mengatasi dan mengurangi gejala
gangguan tidur salah satunya adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT) yang
tahapan-tahapannya khusus disusun untuk kasus insomnia (Taylor, 2014).
4
B. Rumusan Masalah
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat vital dan harus
di perhatikan. Hal yang sering diabaikan oleh individu dalam tidur adalah
kualitas tidur yang mereka miliki. Banyak individu yang tidak menyadari
bahwa mereka sedang berada di dalam fase gangguan tidur yang seharusnya
harus segera diatasi.
Insomnia dapat dimaknai sebagai gangguan tidur. Insomnia harus segera
ditangani, jika terus diabaikan maka akan menimbulkan berbagai dampak
yang negatif seperti meningkatnya kadar stress, sulit untuk berkonsentrasi,
selalu lelah, kinerja otak terganggu. Jika sudah stres, akan mengalami depresi
akut, serta memperbesar risiko penyakit jantung dan diabetes.
Cognitive Behavior Therapy (CBT) adalah salah satu metode non-
farmakologi yang dapat digunakan dengan tahapan-tahapan khusus yang
disusun khusus untuk kasus insomnia.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dari itu perlu dilakukan
rangkuman literature review untuk mengidentifikasi ―Bagaimana Hasil
Literature Review Efektivitas Cognitive Behavior Therapy for Insomnia
(CBT-I) Terhadap Kualitas Tidur?‖.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil literature review
efektivitas cognitive behavior therapy for insomnia (CBT-I) terhadap
kualitas tidur.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan agar peneliti :
a. Diketahui gambaran karakteristik responden studi yang terdiri dari
usia, jenis kelamin, dan pekerjaan.
b. Diketahui gambaran hasil efektivitas cognitive behavior therapy for
insomnia (CBT-I) terhadap kualitas tidur pada kelompok intervensi.
6
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman belajar
dibidang keperawatan tentang efektivitas cognitive behavior therapy
for insomnia (CBT-I) terhadap kualitas tidur.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai pertimbangan bahan ajar yang lebih dalam mengenai
efektivitas cognitive behavior therapy for insomnia (CBT-I) terhadap
kualitas tidur
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pembaca tentang
efektivitas cognitive behavior therapy for insomnia (CBT-I) terhadap
kualitas tidur.
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkaan dapat memberikan manfaat bagi peneliti
selanjutnya sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian yang
lebih mendalam tentang ilmu kebuthan dasar manusia khususnya
terkait efektivitas cognitive behavior therapy for insomnia (CBT-I)
terhadap kualitas tidur.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
8
2. Epidemiologi Insomnia
Prevalensi gejala insomnia di seluruh dunia adalah sekitar 30-35%,
dan studi epidemiologi dari negara yang berbeda menghasilkan perkiraan
prevalensi yang serupa. Sebaliknya, bergantung pada kriteria diagnostik
yang digunakan, tingkat prevalensi gangguan insomnia berkisar dari 3,9%
sampai 22,1%, dengan rata-rata kurang lebih 10% untuk studi
multinasional yang menggunakan Diagnostik dan Statistik Manual kriteria
Gangguan Mental IV (DSM IV). Insiden insomnia selama 1 tahun
bervariasi antara 7% dan 15%. Meskipun insomnia bisa bersifat situasional
atau berulang, perjalanannya seringkali kronis dengan durasi median dari 3
tahun dan tingkat persistensi mulai dari 56% hingga 74% pada 1 tahun dan
46% pada 3 tahun penilaian tindak lanjut. Satu studi longitudinal
menemukan tingkat remisi sebesar hanya 56% dalam 10 tahun untuk
individu yang melaporkan parah gejala insomnia (Morin, 2015).
4. Patofisiologi Insomnia
Menurut Morin, 2015, meskipun prevalensi insomnia yang tinggi dan
beban global yang substansial, mekanisme yang mendasari pasti gangguan
tersebut belum teridentifikasi. Neurobiologis dan perspektif psikologis
telah dielaborasi yang juga menunjukkan perubahan fungsi otak faktor
10
Gambar 2.1
Kepentingan relatif dari tiga jenis faktor dalam perjalanan insomnia. Berbagai
tahapan insomnia dipengaruhi, pada derajat yang berbeda, oleh faktor predisposisi,
pencetus dan pelestarian. (Morin, 2015)
11
Gambar 2.2
Indikator hyperarousal pada insomnia. (Morin, 2015)
flop (Gambar 2.3), cepat dan transisi lengkap antara terjaga dan tidur
diinduksi oleh sirkuit saraf yang saling menghambat.
Gambar 2.3
Gambaran umum tentang model sakelar flip-flop. (Morin, 2015)
Gambar 2.4
Jalur sistem saraf pusat yang berpotensi terlibat dalam psikopatologi insomnia.
(Morin, 2015)
Gambar 2.5
Neurotransmiter utama yang terlibat dalam aktivasi retikuler menaik sistem.
(Morin, 2015)
B. Konsep Tidur
1. Pengertian Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan
reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau menghilang, dan dapat
25
2. Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang
individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat bangun. Kualitas
tidur mencangkup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi
tidur, serta aspek subjektif dari tidur. Kualitas tidur seseorang dikatakan
baik apabila tidak menunjukkan tanda – tanda kekurangan tidur seperti
tidak merasa segar saat bangun di pagi hari, mengantuk berlebihan di siang
hari, area gelap di sekitar mata, kepala terasa berat, rasa letih yang
berlebihan dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya (Potter & Perry,
2006).
Seorang dikatakan memiliki kualitas tidur yang baik apabila tidur
sesuai kebutuhan yaitu 6 jam/hari, selain itu waktu yang diperlukan untuk
bisa tertidur maksimal 30 menit, frekuensi terbangun pada malam hari
tidak terlalu sering, dan juga dapat diukur melalui aspek subjektif seperti
kedalaman dan kepulasan tidur lansia tersebut serta perasaan segar setelah
bangun dari tidur (Bansil et al., 2011)
3. Fisiologi Tidur
Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam
mesensefalon dan bagian atas pons. Saat keadaan sadar, neuron dalam
Reticular Activating System (RAS) akan melepaskan katekolamin seperti
26
4. Kebutuhan Tidur
Setiap individu berdasarkan kelompok usia memiliki durasi tidur yang
berbeda-beda. Pola tidur dewasa relatif lebih stabil sepanjang masa dewasa
muda hingga dewasa menengah. Siklus tidur dewasa muda dan menengah
terdiri dari tahap 3 mencapai 38%, tahap 4 mencapai 10-15% serta tahap 2
yang mendominasi sekitar 45-55% dari total tidur. Secara keseluruhan
tahapan tidur dewasa muda dan menengah terdiri dari 75-80% tidur
NREM dan 20-25% tidur REM (Pitaloka, 2016).
National Sleep Foundation mengajurkan pada usia dewasa muda
untuk tidur dengan waktu 7-9 jam setiap malam dan mencapai tahapan
tidur yang optimal sehingga merasakan segar saat bangun di pagi hari dan
tubuh melakukan aktivitas sesuai fungsinya. Kebutuhan tidur yang cukup
tidak ditentukan dari jumlah jam tidur (kuantitas tidur) tetapi juga
kedalaman tidur (kualitas tidur). Seseorang dapat tidur dengan waktu
singkat dengan kedalaman tidur yang cukup sehingga pada saat bangun
tidur terasa segar kembali dan pola tidur demikian tidak akan menganggu
kesehatan akan tetapi jika kurang tidur sering terjadi dan berlangsung terus
menerus dapat menganggu kesehatan fisik maupun psikis. Kualitas tidur
seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-tanda
kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya (Pitaloka
RD, 2016).
27
C. Konsep CBT-I
1. Pengertian CBT-I
Menurut Morin, 2015, CBT-I adalah pendekatan psikoterapi singkat,
fokus pada tidur, dan direktif yang dirancang untuk memandu pasien
mengubah pola perilaku dan berpikir yang dianggap mengabadikan atau
memperburuk insomnia. CBT-I biasanya dilakukan selama empat hingga
enam sesi terapi individu atau kelompok di mana terapis, yang merupakan
psikolog atau dokter terlatih kesehatan mental lainnya, memberikan
panduan untuk mengubah kebiasaan tidur, jadwal tidur, dan pola berpikir.
29
pembatasan ini tidak boleh digunakan pada pasien dengan gejala kantuk di
siang hari yang berlebihan, atau dengan individu yang mengemudi jarak
jauh atau terlibat dalam pekerjaan berbahaya. Pembatasan tidur juga harus
dihindari atau digunakan dengan hati-hati di antara pasien dengan
gangguan bipolar atau gangguan kejang karena potensi risiko kurang tidur
dapat memicu fase manik atau hipomanik atau kejang. Beberapa instruksi
pengendalian rangsangan, seperti bangun dari tempat tidur jika tidak dapat
tidur, harus digunakan dengan hati-hati dengan manula yang mungkin
berisiko jatuh.
D. Kerangka Teori
Gangguan Faktor yang
Kebutuhan Tidur:
Mempengaruhi:
National
E. Sleep Foundation mengajurkan Kualitas
pada usia dewasa muda untuk tidur Tidur 1.Penyakit Fisik
F.
dengan waktu 7-9 jam setiap malam dan 2.Obat-obatan
Insomnia
G.
mencapai tahapan tidur yang optimal 3.Gaya Hidup
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Database Pencarian
Pencarian literatur dilakukan pada bulan April 2021. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber
data sekunder yang didapat berupa artikel pada jurnal nasional maupun
internasional yang bereputasi baik dengan tema CBT-I terhadap kualitas
33
34
3. Kata Kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolen
operator (AND, OR, NOT or AND NOT) yang digunakan untuk
memperluas atau menspesifikasikan pencarian, sehingga mempermudah
dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam
literature review ini disesuaikan dengan Medical Subject Heading
(MeSH) dan terdiri dari sebagai berikut:
Bagan 3.1 Diagram Flow Hasil Literature Review Efektivitas Cognitive Behaviour
Therapy for Insomnia (CBT-I) Berdasarkan PRISMA 2009 (Polit and Beck, 2013)
37
2. Penilaian Kualitas
Jurnal yang telah terkumpul akan diteliti satu demi satu. Pada
tahapan pertama harus dipastikan apakah sesuai dengan kriteria inklusi
yang telah ditetapkan. Apabila hasil penulusaran awal sangat banyak,
maka penyaringan dapat dilakukan dengan cara menilai abstrak masing-
masing artikel. Setelah artikel sesuai dengan kriteria, selanjutnya laporan
studi dinilai kualitasnya oleh peneliti. Penilaian akan diukur
menggunakan Critical appraisal yang telah dilampirkan di halaman
lampiran untuk menilai studi yang memenuhi syarat dilakukan oleh para
peneliti.
Peneliti akan menganalisis kualitas metodologi dalam setiap studi
yang telah memenuhi kelayakan kriteria inklusi dan eksklusi dengan
Checklist daftar penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk menilai
kualitas dari studi. Penilaian kriteria diberi nilai 'ya', 'tidak', 'tidak jelas'
atau 'tidak berlaku', dan setiap kriteria dengan skor 'ya' diberi satu poin
dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor studi kemudian dihitung dan
dijumlahkan. Critical appraisal juga akan digunakan untuk menilai studi
yang memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti.
Jika skor penelitian setidaknya 50% memenuhi kriteria critical
appraisal dengan nilai titik cut-off yang telah disepakati oleh peneliti,
maka studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi. Peneliti mengecualikan
studi yang berkualitas rendah untuk menghindari bias dalam validitas
hasil dan rekomendasi ulasan. Dalam skrining terakhir, peneliti akan
mendapatkan jumlah studi yang mencapai skor lebih tinggi dari 50%,
studi diberi peringkat dari nilai satu sampai enam, dengan satu menjadi
nilai kualitas tertinggi. penelitian dengan skor yang sama dibedakan
peringkatnya berdasarkan jumlah subjek. Studi dengan jumlah subjek
yang lebih besar menerima peringkat yang lebih tinggi dan siap untuk
dilakukan sintesis data, akan tetapi akan ada juga penilaian terhadap
risiko bias, jika terdapat risiko bias akan ada sejumlah studi yang akan
38
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
39
40
kriteria dengan skor 'ya' diberi satu poin dan nilai lainnya adalah nol, setiap
skor studi kemudian dihitung dan dijumlahkan serta diharapkan memenuli
kriteria skor penelitian setidaknya 50%.
Telah didapatkan hasil skor bahwa 6 artikel penelitian telah memenuhi
kriteria critical appraisal dengan nilai titik cut-off yang telah disepakati oleh
peneliti, dengan 4 artikel dengan skor 100%, dan 2 artikel lainnya dengan
skor 88,8%, selanjutnya artikel tersebut diberi peringkat dari nilai satu sampai
enam, penelitian dengan skor yang sama dibedakan peringkatnya berdasarkan
banyaknya jumlah subjek atau responden yang diikut sertakan, serta penilaian
terhadap risiko bias berupa kualitas tertinggi melihat dari observasi kualitas
dan ketelitian metode dari setiap artikel. Studi dengan jumlah subjek yang
lebih besar menjadi peringkat yang lebih tinggi dan dan ke 6 artikel yang ada
tidak memiliki risiko bias dan telah siap untuk dilakukan sintesis data yang
bisa dipergunakan dalam literature review. Hasil penilaian critical apraisal
artikel/jurnal studi dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Penilaian Critical Appraisal Literature Review : Efektifitas Cognitive
Behavior Therapy For Insomnia (CBT-I) Terhadap Kualitas Tidur
No PENULIS JUDUL SKOR
B. Karakteristik Studi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
tidak diperoleh dari pengamatan langsung melainkan dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti-peneliti berkenaan dengan Efektivitas Cognitive
Behaviour Therapy for Insomnia (CBT-I) Terhadap Kualitas Tidur. Pemilihan
sumber didasarkan pada empat aspek yakni : (1) Provenance (bukti), yakni
aspek kredensial penulis dan dan didukung bukti; (2) Objectivity
(objektivitas) yakni apakah ide perspekti dari penulis memiliki banyak
kegunaan atau justru merugikan; (3) Persuasiveness (derajat keyakinan)
yakni apakah pernyataan atau kesimpulan penulis meyakinkan; (4) Value
(nilai kontribusi) yakni apakah argumen penulis meyakinkan, serta memiliki
kontribusi terhadap penelitian lain yang signifikan.
Sumber utama penelitian ini dengan kualitas tertinggi merupakan artikel
penelitian dari Rajabi et al., (2020) dengan judul ―Efficacy of a Theory-Based
Cognitive Behavioral Technique App-Based Intervention for Patients With
Insomnia: Randomized Controlled Trial‖. Jurnal tersebut di terbitkan oleh
Journal of Medical Internet Research Vol 22, No 4 pada tahun 2020.
Sumber lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Hwang et
al., (2019) ―The Effect of Cognitive Behavioral Therapy for Insomnia In
Schizophrenia Patients With Sleep Disturbance: A Non-Randomized,
Assessor-Blind Trial‖ ; (2) Feuerstein et al., (2017) ―Computerized Cognitive
Behavioral Therapy for Insomnia in a Community Health Setting‖ ; (3) Sato
et al., (2019) ―Effectiveness of Internet-Delivered Computerized Cognitive
Behavioral Therapy for Patients With Insomnia Who Remain Symptomatic
Following Pharmacotherapy: Randomized Controlled Exploratory Trial‖ ;
(4) Leonard dan Duncan., (2020), ―The Effects of App-Delivered Cognitive
Behavioral Therapy for Insomnia (CBT-I) on Sleep Quality, Dysfunctional
Beliefs, and Sleep Hygiene‖; (5) Hapsari dan Kurniawan (2019) ―Efektivitas
Cognitive Behavior Therapy (CBT) Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur
Penderita Gejala Insomnia Usia Dewasa Awal‖.
Berikut table karakteristik studi enam artikel hasil pencarian literature :
42
Tabel 4.6 Karakteristik Studi Literature Review: Efektifitas Cognitive Behavior Therapy For Insomnia (CBT-I)
Terhadap Kualitas Tidur
No. Jurnal
Penulis/Judul Tujuan Sampel Desain Studi Temuan Penting
Volume
1 Rajabi et al., Journal of Studi ini 156 pasien Randomized Sleep hygiene (seperti kualitas tidur dan tingkat
(2020), dengan Medical bertujuan untuk dengan Controlled beratnya insomnia) meningkat pada kelompok
judul ―Efficacy of a Internet meneliti tentang insomnia trial CBT-I dibandingkan dengan kelompok Patients
Theory-Based Research efektivitas jangka mendapatkan Education (PE) (P = .02 pada 1 bulan, P = .04
Cognitive Vol 22, panjang dari terapi CBT-I pada 3 bulan, dan P = 0,02 pada 6 bulan
Behavioral No 4 aplikasi berbasis intervensi). Intervensi CBT-I berbasis teori ini
Technique App- teori atau theory- menunjukkan efek yang menjanjikan dalam
Based Intervention based app mengobati masalah tidur bagi pasien insomnia.
for Patients With (termasuk terapi Setelah menerima CBT-I yang layak dan singkat
Insomnia: CBT [cognitive (yaitu, 6 minggu), pasien insomnia menunjukkan
Randomized behavioral perilaku sleep hygiene yang lebih baik, kualitas
Controlled Trial‖ therapy] pada tidur yang lebih baik, dan keparahan insomnia
sleep hygiene yang lebih sedikit.
diantara pasien
insomnia.
2 Hwang et al., Jurnal Studi ini 31 pasien A non- Studi menunjukkan bahwa CBT-I efektif untuk
(2019) dengan judul Elsevier bertujuan untuk schizophreni randomized mengurangi gejala insomnia pada pasien
―The Effect of Psychiatr mengevaluasi a dengan experimental skizofrenia dan efeknya bertahan selama 4
Cognitive y efek dari terapi insomnia studi / Quasi minggu setelah intervensi. Ditunjukkan dengan
Behavioral Therapy Research CBT-I yang mendapatkan Experimental perkembangan kedua kelompok yang signifikan
for Insomnia In Volume disampaikan terapi CBT-I pada skor ISI (Insomnia Severity Index) dan
Schizophrenia 274, April dalam format PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index).
Patients With Sleep 2019, kelompok pada Pengujian post-hoc menunjukkan bahwa,
Disturbance: A Pages gejala insomnia. kelompok CBT-I menunjukkan penurunan yang
Non-Randomized, 182-188 signifikan pada ISI (ISI; F = 56.184, p <0.001)
Assessor-Blind dengan ukuran efek sedang (d = 0,5) dan PSQI
Trial‖ (PSQI total score; F = 28.869, p < 0.001)pada
minggu ke-4 dan ke-8
43
3 Feuerstein et al., Journal of Studi saat ini 18 pasien Randomized Studi menunjukkan bahwa cb-CBT-I
(2017) dengan judul Clinical bertujuan untuk dengan Controlled meningkatkan kualitas tidur pada individu
―Computerized Sleep mengeksplorasi insomnia trial dengan insomnia dan penyakit mental yang
Cognitive Medicine, Apakah mendapatkan terjadi bersamaan. Peningkatan signifikan pada
Behavioral Therapy Vol. 13, penggunaan terapi cb- PSQI menunjukkan bahwa menerapkan
for Insomnia in a No. 2 Computer-based CBT-I pengobatan cb-CBT-I di pusat kesehatan mental
Community Health delivery of CBT-I komunitas akan menjadi pengobatan yang
Setting‖ (cb-CBT-I) yang sederhana dan efektif untuk meningkatkan
dapat diakses di kualitas tidur dalam waktu singkat.
pusat kesehatan Tes post hoc menunjukkan perbedaan antara
mental komunitas kelompok pada minggu ke 6 (p = 0,02), dengan
akan efektif dan penurunan skor PSQI yang signifikan secara
layak atau tidak. statistik pada kelompok cb-CBT-I (p = 0,0006).
4 Sato et al., (2019) Journal of Penelitian ini 11 pasien Randomized Hasil ini menunjukkan bahwa program ICBT
dengan judul Medical bertujuan untuk dengan Controlled dalam 6 minggu ini adalah pengobatan
―Effectiveness of Internet menguji insomnia trial tambahan yang efektif untuk Usual Care (UC)
Internet-Delivered Research keefektifan mendapatkan untuk memperbaiki insomnia dan gejala terkait
Computerized Vol 21, program internet- terapi ICBT bahkan setelah terapi dengan farmakoterapi
Cognitive No 4 delivered gagal. Terjadi penurunan rata-rata (-6.11) di
Behavioral Therapy computerized PSQI pada minggu ke-6 dari baseline pada
for Patients With cognitive kelompok ICBT plus UC secara signifikan
Insomnia Who behavioral (P <0,001) lebih besar dari pengurangan rata-
Remain therapy (ICBT) rata yang disesuaikan (0,40) pada kelompok UC
Symptomatic sebagai tambahan saja. Perbedaan yang signifikan juga ditemukan
Following untuk UC (usual dalam terapi ini yaitu, latensi onset tidur,
Pharmacotherapy: care). efisiensi tidur, jumlah terbangun, dan depresi di
Randomized semua poin penilaian. Refreshment, soundness of
Controlled sleep, anxiety, and quality of life meningkat pada
Exploratory Trial‖ minggu ke 6 di ICBT ditambah UC dibanding
dengan UC saja.
44
5 Leonard dan PSI CHI Tujuan utama dari 22 Partisipan Quasi Hipotesis pertama menyatakan bahwa intervensi
Duncan (2020) Journal of studi ini adalah dengan Experimental akan menghasilkan peningkatan kualitas tidur
dengan judul ―The Psycholog untuk insomnia dengan dari pretreatment ke posttreatment yang diukur
Effects of App- ical menginvestigasi desain dengan PSQI. Perubahan rata-rata dari
Delivered Cognitive Research efektivitas CBT_I eksperimen pretreatment ke post treatment dibandingkan
Behavioral Therapy dalam Coach untuk one group dengan menggunakan uji t sampel berpasangan.
for Insomnia (CBT- Special meningkatkan pre-test post- Saat pengukuran kualitas tidur sebelum dan
I) on Sleep Quality, Issue kualitas tidur. test sesudah tes menggunakan PSQI (pretest: M =
Dysfunctional 2020 7,82, SD = 3,25; posttest: M = 5.55, SD = 2.4)
Beliefs, and Sleep Volume dibandingkan, peningkatan yang signifikan
Hygiene‖ 25.3 ditemukan, PSQI t (21) = 4.38, p <.001, d =
0.93. Dari tujuh skor komponen, perubahan rata-
rata yang signifikan paling terlihat pada kualitas
tidur subjektif, latensi tidur, dan daytime
dysfunction.
6 Hapsari dan Jurnal Tujuan dari 16 responden Quasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kurniawan . (2019) Ilmu penelitian ini dengan Experimental Cognitive Behavior Therapy (CBT) efektif
dengan judul Keluarga adalah menguji Insomnia dengan untuk meningkatkan kualitas tidur pada
―Efektivitas & efektivitias desain penderita insomnia usia dewasa awal. Hal ini
Cognitive Behavior Konsume Cognitive eksperimen dibuktikan dengan penurunan tingkat
Therapy (CBT) n Behavior Therapy one group keparahan subjek dari skor pre-test ke posttest
Untuk Volume (CBT) untuk pre-test post- dengan alat ukur ISI ( pretest: M = 19.6, SD =
Meningkatkan 12, No.3 meningkatkan test 2.1; posttest : M = 16.6, SD = 1.5) dan PSQI (M
Kualitas Tidur kualitas tidur pada = 13.5, SD = 2.5; post test : M = 8, SD = 0,8)
Penderita Gejala penderita gejala
Insomnia Usia insomnia usia
Dewasa Awal‖ dewasa awal
45
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin penderita insomnia berdasakan hasil penelusuran pada
6 artikel ilmiah ini akan diuraikan sebagai berikut:
Pada penelitian Rajabi (2020), ditemukan bahwa responden wanita
lebih banyak dari pada pria. Sebanyak 72 responden (46%) berjenis
kelamin laki-laki dan 84 responden (54%) berjenis kelamin perempuan.
Pada penelitian Hwang (2019), ditemukan bahwa responden pria
lebih banyak dari pada wanita. Sebanyak 16 responden (52%) berjenis
kelamin laki-laki dan 15 responden (48%) berjenis kelamin perempuan.
Adapun pada penelitian Feuerestein (2017), di temukan bahwa
responden wanita lebih banyak dari pada pria. Sebanyak 8 responden
(44%) berjenis kelamin laki-laki dan 10 responden (56%) berjenis kelamin
perempuan.
Penelitian Sato (2020), mengungkapkan bahwa responden wanita
jauh lebih banyak dari pada pria. Sebanyak 2 responden (18%) berjenis
kelamin laki-laki dan 9 responden (82%) berjenis kelamin perempuan.
Leonard (2020) mengemukakan bahwa responden wanita jauh lebih
banyak dari pada pria. Sebanyak 5 responden (23%) berjenis kelamin laki-
laki dan 17 responden (77%) berjenis kelamin perempuan.
Penemuan yang dikemukakan oleh Hapsari (2019) bahwa responden
terbanyak ada pada wanita, dengan seluruh respondennya yang berjenis
kelamin perempuan dengan berjumlah 16 orang (100%) dan sama sekali
tidak memiliki responden laki-laki (0%).
Berdasarkan hasil analisisi terhadap 6 sampe penelitian tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin
perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah responden laki-
laki. Jumlah total responden yang mengalami insomnia yaitu 254
responden (100%) yang terdiri dari laki-laki sebanyak 103 responden
(41%) dan perempuan sebanyak 151 responden (59%).
47
3. Pekerjaan
Karaktersitik pekerjaan penderita insomnia pada 6 sampel penelitian
yang dilakukan review, dapat dirauiakn sebagai berikut:
Pada penelitian Rajabi (2020) ditemukan bahwa keseluruhan (100%)
responden yang mengalami insomnia memiliki pekerjaan rutin sebagai
mahasiswa, yaitu sebanyak 156 responden. Adapun penelitian yang
dilakukan oleh Leonard (2020) melaporkan bahwa seluruh respondennya
(100%) yang berjumlah 22 orang bekerja sebagai mahasiswa, sedangkan
pada penelitian Hapsari (2019) menyebutkan mayoritas responden dengan
insomnia memiliki pekerjaan. 12 dari 16 orang adalah pekerja (75%),
dengan 8 orang bekerja sebagai mahasiswa dan 4 orang bekerja sebagai
karyawan, serta 4 dari 16 responden lainnya (25%) tidak bekerja.
Di dalam penelitian Hwang (2019), ditemukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 26 dari 31 orang (84%) berkerja sebagai karyawan
dan 5 dari 31 responden lainnya (16%) tidak bekerja. Hal tersebut juga
ditemukan pada penelitian Sato (2020) bahwa mayoritas responden
sebanyak 9 dari 11 responden (82%) memiliki pekerjaan sebagai
karyawan, serta 2 dari 11 responden lainnya (18%) tidak bekerja. Berbeda
dari lima penelitian lainnya, pada penelitian Feuerestein (2017) ditemukan
mayoritas responden sebanyak 14 dari 18 responden (16%) tidak bekerja
dan 4 dari 18 responden (22%) bekerja sebagai karyawan.
Berdasarkan dari hasil analisa 6 literatur telah didapatkan bahwa
jumlah responden yang memiliki pekerjaan lebih banyak jika
dibandingkan dengan jumlah responden yang tidak memiliki pekerjaan.
Jumlah total responden yang memiliki pekerjaan yaitu 229 responden
(90%), dengan jumlah responden yang bekerja sebagai mahasiswa
sebanyak 186 responden (73%), sebagai karyawan sebanyak 43 responden
(17%), serta jumlah total responden yang tidak memiliki pekerjaan yaitu
24 responden (10%).
48
BAB V
PEMBAHASAN
51
52
penelitian yang ada. Dari seluruh penelitian yang menjadi sumber, tidak
ada responden dari populasi lansia.
Hasil lain yang dilakukan oleh American Psychologycal
Association (APA) (2017) pada warga Amerika menunjukkan bahwa
sebanyak 59,0 persen dari kelompok usia 18-38 tahun mengalami stress
dan gangguan psikologis. Munculnya gangguan psikologis ini dapat
meningkatkan risiko individu mengalami gangguan tidur atau sebaliknya
gangguan tidur dapat pula meningkatkan risiko individu mengalami
gangguan psikologis dan emosi. Gangguan-gangguan tersebut saling
berkaitan dan dapat menyebabkan gangguan utama atau gangguan
penyerta (Williams, et al, 2013).
Data populasi dunia berdasarkan DSM-5 (2013) juga menunjukkan
sepertiga dari individu usia dewasa menunjukkan gejala insomnia. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian Leonard (2020) dan Hapsari (2019),
bahwa didapatkan rerata responden yang ada berada pada usia 22-22.5
tahun, lalu hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rajabi (2020) yang menyebutkan bahwa rerata responden didalam
penelitiannya yaitu 36.21 tahun. Hal tersebut tidak sejalan dengan
penelitian Hwang dengan rerata usia responden yaitu 45.7 tahun, lalu
pada penelitian Feuerestein dengan rerata usia responden yaitu 48 tahun,
Sato dengan rerata usia responden yaitu 49.4 tahun,
Nurdin, et al. (2018), juga menyatakan bahwa insomnia banyak
dialami oleh individu pada masa produktif (18-30 tahun) karena pada
kelompok usia ini kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah
semakin kompleks dan cukup beresiko terhadap peningkatan stress.
Penurunan kualitas hidup dan insomnia pada usia produktif (young adult
dan midde age) juga dapat dikaitkan dengan perasaan cemas, rasa sedih,
tekanan, dan emosi negatif lainnya yang disebabkan oleh peristiwa di
masa lalu, beratnya beban hidup, dan pola perilaku coping yang kurang
tepat (Liu, et al., 2017).
53
2. Jenis Kelamin
Insomnia dapat dimaknai sebagai gangguan dalam tidur dimana
individu tersebut mengalami kesulitan untuk tidur dan memelihara pola
tidur (Walia & Mehra, 2016). Insomnia dapat terjadi pada seluruh jenis
kelamin. Jenis kelamin merupkan salah satu faktor yang mempengaruhi
individu untuk dapat menderita insomnia (Morin, 2015), namun menurut
Madrid-Valero et all (2017) berdasarkan data prevalensi insomnia,
disebutkan bahwa proporsi wanita lebih tinggi untuk mengalami
insomnia (44,6%) daripada proporsi pria (30,1%).
54
3. Pekerjaan
Gunanthi & Diniari (2016), menyatakan bahwa sebanyak 45,7 %
dari mahasiswa yang berkuliah di Universitas mengalami insomnia. Masa
studi dan beban studi berpengaruh pada risiko mahasiswa mengalami
insomnia karena kadar stres yang lebih tinggi dan juga beban tanggung
jawab yang lebih berat (Giri et al,. 2013). Pernyataan serupa juga di
kemukakan oleh Taylor et al., (2011), bahwa seseorang yang
menjalankan perannya sebagai mahasiswa memiliki risiko besar
mengalami penurunan kesehatan mental akibat stres yang dialami karena
adanya tekanan akademik dan permasalahan pribadi lainnya.
Pola hidup ini akan berpengaruh pada kinerja organ tubuh sehingga
meningkatkan risiko insomnia. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
Rajabi et al., (2020), Leonard (2020) dan Hapsari (2019) yang
menyatakan sebagian besar responden dalam penelitian mereka
merupakan mahasiswa yang menderita insomnia. Hal tersebut tidak
sejalan dengan penelitian Hwang et al., (2019), dan Sato et al., (2020),
yang menyebutkan bahwa sebagian besar responden mereka bekerja
sebagai karyawan dan Feuerestein et al., (2017) sebagian besar
respondennya tidak bekerja.
Hasil studi lain juga menyatakan bahwa insomnia banyak dialami
oleh individu pada masa produktif (masa beraktivitas sebagai mahasiswa
dan pekerja) karena pada masa produktif ini kemampuan individu untuk
pemecahan masalah semakin kompleks dan cukup beresiko terhadap
56
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis literature review peneliti terhadap
―Efektivitas Cognitive Behavior Therapy for Insomnia (CBT-I) Terhadap
Kualitas Tidur‖, maka dapat peneliti simpulkan bahwa :
1. Responden dengan insomnia sebagian besar berada dalam rentang usia
middle age atau berusia 36-55 tahun, dengan jumlah responden berjenis
kelamin perempuan ditemukan lebih banyak dibandingkan dengan laki-
laki, serta jumlah responden yang memiliki pekerjaan seperti karyawan
dan mahasiswa ditemukan lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak
bekerja.
2. Cognitive Behavior Therapy for Insomnia (CBT-I) terbukti secara
signifikan bahwa efektif dalam perubahan kualitas tidur menjadi lebih
baik. Indeks kualitas tidur yang digunakan dalam seluruh literatur yang di
analisa menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) sebagai
indeks pengukuran yang terbukti reliable dan valid.
B. Saran
Berdasarkan temuan penelitian yang telah disimpulkan di atas maka
beberapa hal yang perlu disarankan sebagai berikut :
1. Bagi Pelayanan Kesehatan/Rumah Sakit di Indonesia
a. Diharapkan pihak rumah sakit dapat menjadikan sebagai intervensi
Cognitive Behavior Therapy for Insomnia (CBT-I) untuk peningkatan
kualitas tidur pasien yang mengalami insomnia.
b. Diharapkan dapat digunakan untuk melatih perawat RS untuk
memberikan intervensi Cognitive Behavior Therapy for Insomnia
(CBT-I) pada pasien yang mengalami insomnia.
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Bothelius et al., (2015). Cognitive Behavioural Therapy for Insomnia : How, for
Whom and What about Acceptance?. Swedeen : Department of Psychology,
Uppsala University.
Buysse, D.J et al., (1989). The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI): a new
instrument for psychiatric research and practice. Psychiatry Research,
28(2):193-213.
Deng, X et al., (2020). Evaluation of the correlation between job stress and sleep
quality in community nurses. Medicine, 99(4), e18822.
Dewi,P.A. dan Ardani, I.G. (2013) Angka Kejadian Serta Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia Di Panti Sosial
Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013. E-Jurnal Medika
Udayana Bali 3(8):1-10.
63
64
Driver, H., et al., (2012). Insomnia in Adults and Children. Ontario, Canada: Joli
Joco Publications Inc.
Garefelt, J et al., (2020). Reciprocal relations between work stress and insomnia
symptoms: A prospective study. Journal of sleep research, 29(2), e12949.
Giri, et al., (2013). Study of sleep habits and sleep problems among medical
students of Pravara Institute of Medical Sciences Loni, Western
Maharashtra, India. Annals of Medical and Health Sciences Research, 3(1):
193-197.
Hawari, D. (2013). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penebit
FK UI.
65
Hwang D et al., (2019). The Effect of Cognitive Behavioral Therapy for Insomnia
In Schizophrenia Patients With Sleep Disturbance: A Non-Randomized,
Assessor-Blind Trial. Psychiatry Research 274:182-188.
Kryger, M et al., (2017). Principles and Practice of Sleep Medicine: Sixth Edition.
Philadephia: Elsevier.
Lin, et al., (2020). The Immediate Impact of The 2019 Novel Coronavirus
(COVID-19) Outbreak on Subjective Sleep Status. Sleep Medecine 7:348-
354.
Liu, J et al., (2017). The mental health of youth adults during the transition to
adulthood in Egypt. Demographic Research 36(56):1721-1758.
Litwiller, et al,. (2017). The relationship between sleep and work: A meta-
analysis. Journal of Applied Psychology, 102(4), 682–699.
Madrid-Valero, J.J et al., (2017). Age and gender effects on the prevalence of poor
sleep quality in the adult population. Gaceta Sanitaria 31(1) : 18-22.
McMain, S et al., (2015). Cognitive Bavioral Therapy: Current Status and Future
Research Directions. Psychotherapy Research 25(3):321-329.
Morin CM, dan Carrier J. (2020). The Acute Effects of The COVID-19 Pandemic
on Insomnia and Psychological Symptoms. Sleep Medicine 77:346-347.
66
Morin CM, et al. (2015). Insomnia Disorder. Québec City Canada : Université
Laval, École de psychologie.
Nurdin, M.A et al., (2018). Kualitas hidup penderita insomnia pada mahasiswa.
Jurnal MKMI 14 (2):128-138.
Pitaloka RD, et al,. (2015). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah
dan Kemampuan Konsentrasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau. Riau : UNRI
Popević MB et al., (2018). Reliability and Validity of the Pittsburgh Sleep Quality
Index-Serbian Translation. Evaluation & The Health Professions 41(1):67-
81.
Tang, J et al., (2017). Gender and regional differences in sleep quality and
insomnia: a general population-based study in Hunan Province of China.
Scientific Reports 7:43690.
67
Taylor, D.J et al., (2011). Insomnia and mental health in college students.
Behavioral and Sleep Medicine. 9:107-116.
Trauer, J.M et al., (2015). Cognitive behavioral therapy for chronic insomnia: a
systematic review and meta-analysis. Annals of Internal Medicine 163(3):
191-204.
Walia, H.K., dan Mehra, R. (2016). Overview of common sleep disorders and
intersection with dermatologic conditions. Internasional Journal of
Molecular Sciences 17(5):654-664.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
Author : Tahun :
Rajabi et al. 2020
Tid Tid
Tid ak ak
No Pertanyaan Ya
ak Jela Berl
s aku
1 Apakah randomisasi yang digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok perlakuan? √
2 Apakah alokasi untuk kelompok perlakuan dirahasiakan?
√
3 Apakah kelompok perlakuan sama pada saat baseline?
√
4 Apakah participant tidak mengetahui jika diberikan
perlakuan? √
5 Apakah orang yang memberikan perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan perlakuan dan tidak diberi √
perlakuan?
6 Apakah orang yang mengukur outcome tidak mengetahui
tentang perlakuan? √
7 Apakah kelompok perlakuan diberikan perlakuan yang sama
? √
8 Apakah follow up dilakukan secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis? √
9 Apakah partisipan dianalisis dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi? √
10 Apakah outcome diukur dengan cara yang sama untuk
kelompok perlakuan? √
11 Apakah outcome diukur secara reliabel? √
12 Apakah analısis statistic yang digunakan sesuai?
√
13 Apakah desain uji coba sesuai? Dan apakah penyimpangan
atau deviasi desain standar RCT(randomisasi individu,
kelompok parallel) diperhitungkan dalam melakukan dan √
menganalisis uji coba?
Tidak Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
Jelas Berlaku
1 Apakah sudah jelas ‗penyebab‘ dan
‗efek‘ dari dalam studi ini (tidak √
ada kebingungan tentang variabel
mana yang lebih dahulu)?
2 Apakah partisipan dalam studi ini √
sebanding atau serupa?
3 Apakah partisipan menerima terapi
yang mirip pada kelompok kontrol √
atau intervensi?
4 Apakah ada kelompok kontrol? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran
dari outcome sebelum dan setelah √
intervensi (pre dan post intervensi)?
6 Apakah follow up lengkap dan jika
tidak apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow up yang √
dideskripsikan dengan adekuat dan
dianalisis?
7 Apakah outcome dari partisipan
diukur dengan cara yang sama? √
8 Apakah outcome diukur secara
reliabel? √
9 Apakah analisis statistik yang
digunakan sesuai? √
Tid
Tid
ak
Tid ak
No Pertanyaan Ya Ber
ak Jel
lak
as
u
1 Apakah randomisasi yang digunakan pada partisipan
sudah sesuai untuk kelompok perlakuan? √
2 Apakah alokasi untuk kelompok perlakuan
dirahasiakan? √
3 Apakah kelompok perlakuan sama pada saat baseline?
√
4 Apakah participant tidak mengetahui jika diberikan
perlakuan? √
5 Apakah orang yang memberikan perlakuan tidak
mengetahui tentang participant yang diberikan √
perlakuan dan tidak diberi perlakuan?
6 Apakah orang yang mengukur outcome tidak
mengetahui tentang perlakuan? √
7 Apakah kelompok perlakuan diberikan perlakuan yang
sama ? √
8 Apakah follow up dilakukan secara lengkap atau tidak?
Dan apakah perbedaan antara kelompok yang
dilakukan follow up dideskripsikan dan dianalisis? √
9 Apakah partisipan dianalisis dalam kelompok yang
sudah dirandomisasi? √
10 Apakah outcome diukur dengan cara yang sama untuk
kelompok perlakuan? √
11 Apakah outcome diukur secara reliabel? √
12 Apakah analısis statistic yang digunakan sesuai?
√
13 Apakah desain uji coba sesuai? Dan apakah
penyimpangan atau deviasi desain standar
RCT(randomisasi individu, kelompok parallel) √
diperhitungkan dalam melakukan dan menganalisis uji
coba?
Author : Tahun :
Sato et al. 2019
Tid Tid
Tid ak ak
No Pertanyaan Ya
ak Jela Berl
s aku
1 Apakah randomisasi yang digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok perlakuan? √
2 Apakah alokasi untuk kelompok perlakuan dirahasiakan?
√
3 Apakah kelompok perlakuan sama pada saat baseline?
√
4 Apakah participant tidak mengetahui jika diberikan
perlakuan? √
5 Apakah orang yang memberikan perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan perlakuan dan tidak diberi √
perlakuan?
6 Apakah orang yang mengukur outcome tidak mengetahui
tentang perlakuan? √
7 Apakah kelompok perlakuan diberikan perlakuan yang sama
? √
8 Apakah follow up dilakukan secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis? √
9 Apakah partisipan dianalisis dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi? √
10 Apakah outcome diukur dengan cara yang sama untuk
kelompok perlakuan? √
11 Apakah outcome diukur secara reliabel? √
12 Apakah analısis statistic yang digunakan sesuai?
√
13 Apakah desain uji coba sesuai? Dan apakah penyimpangan
atau deviasi desain standar RCT(randomisasi individu,
kelompok parallel) diperhitungkan dalam melakukan dan √
menganalisis uji coba?
Tidak Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
Jelas Berlaku
1 Apakah sudah jelas ‗penyebab‘ dan
‗efek‘ dari dalam studi ini (tidak √
ada kebingungan tentang variabel
mana yang lebih dahulu)?
2 Apakah partisipan dalam studi ini √
sebanding atau serupa?
3 Apakah partisipan menerima terapi
yang mirip pada kelompok kontrol √
atau intervensi?
4 Apakah ada kelompok kontrol? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran
dari outcome sebelum dan setelah √
intervensi (pre dan post intervensi)?
6 Apakah follow up lengkap dan jika
tidak apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow up yang √
dideskripsikan dengan adekuat dan
dianalisis?
7 Apakah outcome dari partisipan
diukur dengan cara yang sama? √
8 Apakah outcome diukur secara
reliabel? √
9 Apakah analisis statistik yang
digunakan sesuai? √
Tidak Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
Jelas Berlaku
1 Apakah sudah jelas ‗penyebab‘ dan
‗efek‘ dari dalam studi ini (tidak √
ada kebingungan tentang variabel
mana yang lebih dahulu)?
2 Apakah partisipan dalam studi ini √
sebanding atau serupa?
3 Apakah partisipan menerima terapi
yang mirip pada kelompok kontrol √
atau intervensi?
4 Apakah ada kelompok kontrol? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran
dari outcome sebelum dan setelah √
intervensi (pre dan post intervensi)?
6 Apakah follow up lengkap dan jika
tidak apakah perbedaan antara
kelompok dalam follow up yang √
dideskripsikan dengan adekuat dan
dianalisis?
7 Apakah outcome dari partisipan
diukur dengan cara yang sama? √
8 Apakah outcome diukur secara
reliabel? √
9 Apakah analisis statistik yang
digunakan sesuai? √
LAMPIRAN 3
FORMAT PRISMA CHECKLIST
JUDUL
Struktur 2 Menyajikan sebuah struktur ringkasan yang berisikan sebagaimana aturan umumnya : later
Ringkasan belakang; tujuan; sumber data; kriteria kelayakan studi, peserta, dan intervensi; study √
appraisal dan metode sintesis; hasil; batasan; kesimpulan and kesimpulan dan implikasi
dari temuan kunci; nomor registrasi systematic review.
KATA PENGANTAR
Alasan 3 Menjelaskan alasan untuk mereview dalam konteks apa yang sudah diketahui. √
Tujuan 4 Menyajikan pernyataan eksplisit tentang pertanyaan yang sedang dibahas dengan √
mengacu pada peserta, intervensi, perbandingan, hasil, dan desain studi (PICOS).
METODE
Protokol dan 5 Menunjukkan bila protokol tinjauan ada, jika dan dimana itu dapat di akses (cth., Alamat
registrasi Web), dan jika tersedia, menunjukkan informasi pendaftaran termasuk nomor pendaftaran. √
Kriteria 6 Menentukan karakteristik studi (misalnya, picos, panjang dari follow - up) dan
kelayakan karakteristik laporan (misalnya, tahun dipertimbangkan, bahasa, status publikasi) √
digunakan sebagai kriteria untuk kelayakan, memberi alasan.
Sumber 7 Menjelaskan semua sumber informasi (misalnya, database dengan tanggal cakupan,
informasi kontak dengan authors studi untuk mengidentifikasi studi tambahan) dalam pencarian √
dan tanggal pencarian terakhir.
Pencarian 8 Menyajikan strategi pencarian elektronik lengkap untuk setidaknya satu database,
termasuk batasan apa pun yang digunakan, sedemikian rupa sehingga bisa diulangi. √
Seleksi Studi 9 Menyebutkan proses untuk memilih studi (yaitu, penyaringan, kelayakan, termasuk
dalam in systematic review, dan, jika berlaku, dimasukkan dalam meta - analysis). √
Proses 10 Menjelaskan metode ekstraksi data dari laporan (misalnya, formulir uji coba, secara
pengumpulan
data
independen, dalam duplikat) dan proses apa pun untuk memperoleh dan √
mengonfirmasi data dari penyidik.
Item data 11 Membuat daftar dan menentukan semua variabel yang datanya dicari (misalnya,
PICOS, sumber pendanaan) dan apapun asumsi serta penyederhanaan yang dibuat. √
Risiko bias di 12 Menjelaskan metode yang digunakan untuk penilaian risiko bias dari studi individu
studi individu (termasuk spesifikasi apakah ini dilakukan pada tingkat studi atau hasil), dan √
bagaimana informasi ini akan digunakan dalam sintesis data apapun.
Pengukuran 13 Menyebutkan ukuran ringkasan prinsip (misalnya, rasio risiko, perbedaan cara).
ringkasan √
Hasil sintesis 14 Menjelaskan metode penanganan data dan penggabungkan hasil dari studi, jika
dilakukan, termasuk pengukuran konsistensi (misalnya, I2 untuk setiap meta- √
analysis.)
Risiko bias di 15 Menentukan setiap penilaian risiko bias yang dapat mempengaruhi bukti kumulatif
seluruh studi (misalnya, bias publikasi, pelaporan selektif dalam studi). √
Analisis 16 Menjelaskan metode analisis tambahan (misalnya, sensitivitas atau subkelompok
tambahan analisis, meta-regresi), jika dilakukan, menunjukkan yang mana yang telah ditentukan √
sebelumnya.
81
HASIL
Seleksi studi 17 Memberikan jumlah studi yang disaring, penilai an kelayakannya, dan termasuk dalam
review, dengan alasan pengecualian di setiap tahap, idealnya dengan diagram alir. √
Karakteristik 18 Untuk setiap studi, menunjukkan karakteristik untuk setiap data yang diekstraksi
studi (misalnya, ukuran studi, PICOS, periode tindak lanjut) dan sertakan sumber kutipannya.
√
Risiko bias
dalam studi
19 Menyajikan data tentang risiko bias dari setiap studi dan, jika tersedia, penilaian tingkatan
hasil apa pun (lihat item 12).
√
Hasil studi
individu
20 Untuk semua hasil yang dipertimbangkan (manfaat atau kerugian), untuk setiap studi
menyajikan: (a) data ringkasan sederhana untuk setiap kelompok intervensi, (b) estimasi
√
efek dan interval kepercayaan, idealnya dengan plot.
Hasil Sintesis 21 Menyajikan hasil dari setiap meta-analisis yang dilakukan, termasuk interval kepercayaan
dan pengukuran konsistensi.
√
Risiko bias di 22 Mempresentasikan hasil dari setiap penilaian risiko bias di seluruh studi (lihat Item 15).
seluruh studi √
Analisis 23 Memberikan hasil analisis tambahan, jika dilakukan (misalnya, analisis sensitivitas atau
tambahan subkelompok, meta-regresi [lihat Item 16]). √
DISKUSI
Ringkasan 24
Meringkas temuan utama termasuk kekuatan bukti untuk setiap hasil
bukti
utama; pertimbangkan relevansinya dengan kelompok kunci (misalnya, penyedia layanan √
kesehatan, pengguna, dan pembuat kebijakan).
Batasan 25
Diskusikan keterbatasan pada studi dan tingkat hasil (misalnya, risiko bias), dan
pada tingkat tinjauan (misalnya, pengambilan penelitian yang teridentifikasi tidak √
lengkap, pelaporan bias).
Kesimpulan 26
Memberikan interpretasi umum dari hasil dalam konteks bukti lain, dan implikasinya
untuk penelitian selanjutnya.
√
PENDANAAN
Pendanaan 27
Jelaskan sumber pendanaan untuk systematic review dan dukungan lainnya (misalnya,
pasokan data); peran penyandang dana untuk systematic review.
√
82
JUDUL
Struktur 2 Menyajikan sebuah struktur ringkasan yang berisikan sebagaimana aturan umumnya : later
Ringkasan belakang; tujuan; sumber data; kriteria kelayakan studi, peserta, dan intervensi; study √
appraisal dan metode sintesis; hasil; batasan; kesimpulan and kesimpulan dan implikasi
dari temuan kunci; nomor registrasi systematic review.
KATA PENGANTAR
Alasan 3 Menjelaskan alasan untuk mereview dalam konteks apa yang sudah diketahui. √
Tujuan 4 Menyajikan pernyataan eksplisit tentang pertanyaan yang sedang dibahas dengan √
mengacu pada peserta, intervensi, perbandingan, hasil, dan desain studi (PICOS).
METODE
Protokol dan 5 Menunjukkan bila protokol tinjauan ada, jika dan dimana itu dapat di akses (cth., Alamat
registrasi Web), dan jika tersedia, menunjukkan informasi pendaftaran termasuk nomor pendaftaran. √
Kriteria 6 Menentukan karakteristik studi (misalnya, picos, panjang dari follow - up) dan
kelayakan karakteristik laporan (misalnya, tahun dipertimbangkan, bahasa, status publikasi) √
digunakan sebagai kriteria untuk kelayakan, memberi alasan.
Sumber 7 Menjelaskan semua sumber informasi (misalnya, database dengan tanggal cakupan,
informasi kontak dengan authors studi untuk mengidentifikasi studi tambahan) dalam pencarian √
dan tanggal pencarian terakhir.
Pencarian 8 Menyajikan strategi pencarian elektronik lengkap untuk setidaknya satu database,
termasuk batasan apa pun yang digunakan, sedemikian rupa sehingga bisa diulangi. √
Seleksi Studi 9 Menyebutkan proses untuk memilih studi (yaitu, penyaringan, kelayakan, termasuk
dalam in systematic review, dan, jika berlaku, dimasukkan dalam meta - analysis). √
Proses 10 Menjelaskan metode ekstraksi data dari laporan (misalnya, formulir uji coba, secara
pengumpulan
data
independen, dalam duplikat) dan proses apa pun untuk memperoleh dan √
mengonfirmasi data dari penyidik.
Item data 11 Membuat daftar dan menentukan semua variabel yang datanya dicari (misalnya,
PICOS, sumber pendanaan) dan apapun asumsi serta penyederhanaan yang dibuat. √
Risiko bias di 12 Menjelaskan metode yang digunakan untuk penilaian risiko bias dari studi individu
studi individu (termasuk spesifikasi apakah ini dilakukan pada tingkat studi atau hasil), dan √
bagaimana informasi ini akan digunakan dalam sintesis data apapun.
Pengukuran 13 Menyebutkan ukuran ringkasan prinsip (misalnya, rasio risiko, perbedaan cara).
ringkasan √
Hasil sintesis 14 Menjelaskan metode penanganan data dan penggabungkan hasil dari studi, jika
dilakukan, termasuk pengukuran konsistensi (misalnya, I2 untuk setiap meta- √
analysis.)
Risiko bias di 15 Menentukan setiap penilaian risiko bias yang dapat mempengaruhi bukti kumulatif
seluruh studi (misalnya, bias publikasi, pelaporan selektif dalam studi). √
Analisis 16 Menjelaskan metode analisis tambahan (misalnya, sensitivitas atau subkelompok
tambahan analisis, meta-regresi), jika dilakukan, menunjukkan yang mana yang telah ditentukan √
sebelumnya.
HASIL
83
Seleksi studi 17 Memberikan jumlah studi yang disaring, penilai an kelayakannya, dan termasuk dalam
review, dengan alasan pengecualian di setiap tahap, idealnya dengan diagram alir. √
Karakteristik 18 Untuk setiap studi, menunjukkan karakteristik untuk setiap data yang diekstraksi
studi (misalnya, ukuran studi, PICOS, periode tindak lanjut) dan sertakan sumber kutipannya.
√
Risiko bias
dalam studi
19 Menyajikan data tentang risiko bias dari setiap studi dan, jika tersedia, penilaian tingkatan
hasil apa pun (lihat item 12).
√
Hasil studi
individu
20 Untuk semua hasil yang dipertimbangkan (manfaat atau kerugian), untuk setiap studi
menyajikan: (a) data ringkasan sederhana untuk setiap kelompok intervensi, (b) estimasi
√
efek dan interval kepercayaan, idealnya dengan plot.
Hasil Sintesis 21 Menyajikan hasil dari setiap meta-analisis yang dilakukan, termasuk interval kepercayaan
dan pengukuran konsistensi.
√
Risiko bias di 22 Mempresentasikan hasil dari setiap penilaian risiko bias di seluruh studi (lihat Item 15).
seluruh studi √
Analisis 23 Memberikan hasil analisis tambahan, jika dilakukan (misalnya, analisis sensitivitas atau
tambahan subkelompok, meta-regresi [lihat Item 16]). √
DISKUSI
Ringkasan 24
Meringkas temuan utama termasuk kekuatan bukti untuk setiap hasil
bukti
utama; pertimbangkan relevansinya dengan kelompok kunci (misalnya, penyedia layanan √
kesehatan, pengguna, dan pembuat kebijakan).
Batasan 25
Diskusikan keterbatasan pada studi dan tingkat hasil (misalnya, risiko bias), dan
pada tingkat tinjauan (misalnya, pengambilan penelitian yang teridentifikasi tidak √
lengkap, pelaporan bias).
Kesimpulan 26
Memberikan interpretasi umum dari hasil dalam konteks bukti lain, dan implikasinya
untuk penelitian selanjutnya.
√
PENDANAAN
Pendanaan 27
Jelaskan sumber pendanaan untuk systematic review dan dukungan lainnya (misalnya,
pasokan data); peran penyandang dana untuk systematic review.
√
84
JUDUL
Struktur 2 Menyajikan sebuah struktur ringkasan yang berisikan sebagaimana aturan umumnya : later
Ringkasan belakang; tujuan; sumber data; kriteria kelayakan studi, peserta, dan intervensi; study √
appraisal dan metode sintesis; hasil; batasan; kesimpulan and kesimpulan dan implikasi
dari temuan kunci; nomor registrasi systematic review.
KATA PENGANTAR
Alasan 3 Menjelaskan alasan untuk mereview dalam konteks apa yang sudah diketahui. √
Tujuan 4 Menyajikan pernyataan eksplisit tentang pertanyaan yang sedang dibahas dengan √
mengacu pada peserta, intervensi, perbandingan, hasil, dan desain studi (PICOS).
METODE
Protokol dan 5 Menunjukkan bila protokol tinjauan ada, jika dan dimana itu dapat di akses (cth., Alamat
registrasi Web), dan jika tersedia, menunjukkan informasi pendaftaran termasuk nomor pendaftaran. √
Kriteria 6 Menentukan karakteristik studi (misalnya, picos, panjang dari follow - up) dan
kelayakan karakteristik laporan (misalnya, tahun dipertimbangkan, bahasa, status publikasi) √
digunakan sebagai kriteria untuk kelayakan, memberi alasan.
Sumber 7 Menjelaskan semua sumber informasi (misalnya, database dengan tanggal cakupan,
informasi kontak dengan authors studi untuk mengidentifikasi studi tambahan) dalam pencarian √
dan tanggal pencarian terakhir.
Pencarian 8 Menyajikan strategi pencarian elektronik lengkap untuk setidaknya satu database,
termasuk batasan apa pun yang digunakan, sedemikian rupa sehingga bisa diulangi. √
Seleksi Studi 9 Menyebutkan proses untuk memilih studi (yaitu, penyaringan, kelayakan, termasuk
dalam in systematic review, dan, jika berlaku, dimasukkan dalam meta - analysis). √
Proses 10 Menjelaskan metode ekstraksi data dari laporan (misalnya, formulir uji coba, secara
pengumpulan
data
independen, dalam duplikat) dan proses apa pun untuk memperoleh dan √
mengonfirmasi data dari penyidik.
Item data 11 Membuat daftar dan menentukan semua variabel yang datanya dicari (misalnya,
PICOS, sumber pendanaan) dan apapun asumsi serta penyederhanaan yang dibuat. √
Risiko bias di 12 Menjelaskan metode yang digunakan untuk penilaian risiko bias dari studi individu
studi individu (termasuk spesifikasi apakah ini dilakukan pada tingkat studi atau hasil), dan √
bagaimana informasi ini akan digunakan dalam sintesis data apapun.
Pengukuran 13 Menyebutkan ukuran ringkasan prinsip (misalnya, rasio risiko, perbedaan cara).
ringkasan √
Hasil sintesis 14 Menjelaskan metode penanganan data dan penggabungkan hasil dari studi, jika
dilakukan, termasuk pengukuran konsistensi (misalnya, I2 untuk setiap meta- √
analysis.)
Risiko bias di 15 Menentukan setiap penilaian risiko bias yang dapat mempengaruhi bukti kumulatif
seluruh studi (misalnya, bias publikasi, pelaporan selektif dalam studi). √
Analisis 16 Menjelaskan metode analisis tambahan (misalnya, sensitivitas atau subkelompok
tambahan analisis, meta-regresi), jika dilakukan, menunjukkan yang mana yang telah ditentukan √
sebelumnya.
HASIL
85
Seleksi studi 17 Memberikan jumlah studi yang disaring, penilai an kelayakannya, dan termasuk dalam
review, dengan alasan pengecualian di setiap tahap, idealnya dengan diagram alir. √
Karakteristik 18 Untuk setiap studi, menunjukkan karakteristik untuk setiap data yang diekstraksi
studi (misalnya, ukuran studi, PICOS, periode tindak lanjut) dan sertakan sumber kutipannya.
√
Risiko bias
dalam studi
19 Menyajikan data tentang risiko bias dari setiap studi dan, jika tersedia, penilaian tingkatan
hasil apa pun (lihat item 12).
√
Hasil studi
individu
20 Untuk semua hasil yang dipertimbangkan (manfaat atau kerugian), untuk setiap studi
menyajikan: (a) data ringkasan sederhana untuk setiap kelompok intervensi, (b) estimasi
√
efek dan interval kepercayaan, idealnya dengan plot.
Hasil Sintesis 21 Menyajikan hasil dari setiap meta-analisis yang dilakukan, termasuk interval kepercayaan
dan pengukuran konsistensi.
√
Risiko bias di 22 Mempresentasikan hasil dari setiap penilaian risiko bias di seluruh studi (lihat Item 15).
seluruh studi √
Analisis 23 Memberikan hasil analisis tambahan, jika dilakukan (misalnya, analisis sensitivitas atau
tambahan subkelompok, meta-regresi [lihat Item 16]). √
DISKUSI
Ringkasan 24
Meringkas temuan utama termasuk kekuatan bukti untuk setiap hasil
bukti
utama; pertimbangkan relevansinya dengan kelompok kunci (misalnya, penyedia layanan √
kesehatan, pengguna, dan pembuat kebijakan).
Batasan 25
Diskusikan keterbatasan pada studi dan tingkat hasil (misalnya, risiko bias), dan
pada tingkat tinjauan (misalnya, pengambilan penelitian yang teridentifikasi tidak √
lengkap, pelaporan bias).
Kesimpulan 26
Memberikan interpretasi umum dari hasil dalam konteks bukti lain, dan implikasinya
untuk penelitian selanjutnya.
√
PENDANAAN
Pendanaan 27
Jelaskan sumber pendanaan untuk systematic review dan dukungan lainnya (misalnya,
pasokan data); peran penyandang dana untuk systematic review.
√
86
JUDUL
Struktur 2 Menyajikan sebuah struktur ringkasan yang berisikan sebagaimana aturan umumnya : later
Ringkasan belakang; tujuan; sumber data; kriteria kelayakan studi, peserta, dan intervensi; study √
appraisal dan metode sintesis; hasil; batasan; kesimpulan and kesimpulan dan implikasi
dari temuan kunci; nomor registrasi systematic review.
KATA PENGANTAR
Alasan 3 Menjelaskan alasan untuk mereview dalam konteks apa yang sudah diketahui. √
Tujuan 4 Menyajikan pernyataan eksplisit tentang pertanyaan yang sedang dibahas dengan √
mengacu pada peserta, intervensi, perbandingan, hasil, dan desain studi (PICOS).
METODE
Protokol dan 5 Menunjukkan bila protokol tinjauan ada, jika dan dimana itu dapat di akses (cth., Alamat
registrasi Web), dan jika tersedia, menunjukkan informasi pendaftaran termasuk nomor pendaftaran. √
Kriteria 6 Menentukan karakteristik studi (misalnya, picos, panjang dari follow - up) dan
kelayakan karakteristik laporan (misalnya, tahun dipertimbangkan, bahasa, status publikasi) √
digunakan sebagai kriteria untuk kelayakan, memberi alasan.
Sumber 7 Menjelaskan semua sumber informasi (misalnya, database dengan tanggal cakupan,
informasi kontak dengan authors studi untuk mengidentifikasi studi tambahan) dalam pencarian √
dan tanggal pencarian terakhir.
Pencarian 8 Menyajikan strategi pencarian elektronik lengkap untuk setidaknya satu database,
termasuk batasan apa pun yang digunakan, sedemikian rupa sehingga bisa diulangi. √
Seleksi Studi 9 Menyebutkan proses untuk memilih studi (yaitu, penyaringan, kelayakan, termasuk
dalam in systematic review, dan, jika berlaku, dimasukkan dalam meta - analysis). √
Proses 10 Menjelaskan metode ekstraksi data dari laporan (misalnya, formulir uji coba, secara
pengumpulan
data
independen, dalam duplikat) dan proses apa pun untuk memperoleh dan √
mengonfirmasi data dari penyidik.
Item data 11 Membuat daftar dan menentukan semua variabel yang datanya dicari (misalnya,
PICOS, sumber pendanaan) dan apapun asumsi serta penyederhanaan yang dibuat. √
Risiko bias di 12 Menjelaskan metode yang digunakan untuk penilaian risiko bias dari studi individu
studi individu (termasuk spesifikasi apakah ini dilakukan pada tingkat studi atau hasil), dan √
bagaimana informasi ini akan digunakan dalam sintesis data apapun.
Pengukuran 13 Menyebutkan ukuran ringkasan prinsip (misalnya, rasio risiko, perbedaan cara).
ringkasan √
Hasil sintesis 14 Menjelaskan metode penanganan data dan penggabungkan hasil dari studi, jika
dilakukan, termasuk pengukuran konsistensi (misalnya, I2 untuk setiap meta- √
analysis.)
Risiko bias di 15 Menentukan setiap penilaian risiko bias yang dapat mempengaruhi bukti kumulatif
seluruh studi (misalnya, bias publikasi, pelaporan selektif dalam studi). √
Analisis 16 Menjelaskan metode analisis tambahan (misalnya, sensitivitas atau subkelompok
tambahan analisis, meta-regresi), jika dilakukan, menunjukkan yang mana yang telah ditentukan √
sebelumnya.
HASIL
87
Seleksi studi 17 Memberikan jumlah studi yang disaring, penilai an kelayakannya, dan termasuk dalam
review, dengan alasan pengecualian di setiap tahap, idealnya dengan diagram alir. √
Karakteristik 18 Untuk setiap studi, menunjukkan karakteristik untuk setiap data yang diekstraksi
studi (misalnya, ukuran studi, PICOS, periode tindak lanjut) dan sertakan sumber kutipannya.
√
Risiko bias
dalam studi
19 Menyajikan data tentang risiko bias dari setiap studi dan, jika tersedia, penilaian tingkatan
hasil apa pun (lihat item 12).
√
Hasil studi
individu
20 Untuk semua hasil yang dipertimbangkan (manfaat atau kerugian), untuk setiap studi
menyajikan: (a) data ringkasan sederhana untuk setiap kelompok intervensi, (b) estimasi
√
efek dan interval kepercayaan, idealnya dengan plot.
Hasil Sintesis 21 Menyajikan hasil dari setiap meta-analisis yang dilakukan, termasuk interval kepercayaan
dan pengukuran konsistensi.
√
Risiko bias di 22 Mempresentasikan hasil dari setiap penilaian risiko bias di seluruh studi (lihat Item 15).
seluruh studi √
Analisis 23 Memberikan hasil analisis tambahan, jika dilakukan (misalnya, analisis sensitivitas atau
tambahan subkelompok, meta-regresi [lihat Item 16]). √
DISKUSI
Ringkasan 24
Meringkas temuan utama termasuk kekuatan bukti untuk setiap hasil
bukti
utama; pertimbangkan relevansinya dengan kelompok kunci (misalnya, penyedia layanan √
kesehatan, pengguna, dan pembuat kebijakan).
Batasan 25
Diskusikan keterbatasan pada studi dan tingkat hasil (misalnya, risiko bias), dan
pada tingkat tinjauan (misalnya, pengambilan penelitian yang teridentifikasi tidak √
lengkap, pelaporan bias).
Kesimpulan 26
Memberikan interpretasi umum dari hasil dalam konteks bukti lain, dan implikasinya
untuk penelitian selanjutnya.
√
PENDANAAN
Pendanaan 27
Jelaskan sumber pendanaan untuk systematic review dan dukungan lainnya (misalnya,
pasokan data); peran penyandang dana untuk systematic review.
√
88
JUDUL
Struktur 2 Menyajikan sebuah struktur ringkasan yang berisikan sebagaimana aturan umumnya : later
Ringkasan belakang; tujuan; sumber data; kriteria kelayakan studi, peserta, dan intervensi; study √
appraisal dan metode sintesis; hasil; batasan; kesimpulan and kesimpulan dan implikasi
dari temuan kunci; nomor registrasi systematic review.
KATA PENGANTAR
Alasan 3 Menjelaskan alasan untuk mereview dalam konteks apa yang sudah diketahui. √
Tujuan 4 Menyajikan pernyataan eksplisit tentang pertanyaan yang sedang dibahas dengan √
mengacu pada peserta, intervensi, perbandingan, hasil, dan desain studi (PICOS).
METODE
Protokol dan 5 Menunjukkan bila protokol tinjauan ada, jika dan dimana itu dapat di akses (cth., Alamat
registrasi Web), dan jika tersedia, menunjukkan informasi pendaftaran termasuk nomor pendaftaran. √
Kriteria 6 Menentukan karakteristik studi (misalnya, picos, panjang dari follow - up) dan
kelayakan karakteristik laporan (misalnya, tahun dipertimbangkan, bahasa, status publikasi) √
digunakan sebagai kriteria untuk kelayakan, memberi alasan.
Sumber 7 Menjelaskan semua sumber informasi (misalnya, database dengan tanggal cakupan,
informasi kontak dengan authors studi untuk mengidentifikasi studi tambahan) dalam pencarian √
dan tanggal pencarian terakhir.
Pencarian 8 Menyajikan strategi pencarian elektronik lengkap untuk setidaknya satu database,
termasuk batasan apa pun yang digunakan, sedemikian rupa sehingga bisa diulangi. √
Seleksi Studi 9 Menyebutkan proses untuk memilih studi (yaitu, penyaringan, kelayakan, termasuk
dalam in systematic review, dan, jika berlaku, dimasukkan dalam meta - analysis). √
Proses 10 Menjelaskan metode ekstraksi data dari laporan (misalnya, formulir uji coba, secara
pengumpulan
data
independen, dalam duplikat) dan proses apa pun untuk memperoleh dan √
mengonfirmasi data dari penyidik.
Item data 11 Membuat daftar dan menentukan semua variabel yang datanya dicari (misalnya,
PICOS, sumber pendanaan) dan apapun asumsi serta penyederhanaan yang dibuat. √
Risiko bias di 12 Menjelaskan metode yang digunakan untuk penilaian risiko bias dari studi individu
studi individu (termasuk spesifikasi apakah ini dilakukan pada tingkat studi atau hasil), dan √
bagaimana informasi ini akan digunakan dalam sintesis data apapun.
Pengukuran 13 Menyebutkan ukuran ringkasan prinsip (misalnya, rasio risiko, perbedaan cara).
ringkasan √
Hasil sintesis 14 Menjelaskan metode penanganan data dan penggabungkan hasil dari studi, jika
dilakukan, termasuk pengukuran konsistensi (misalnya, I2 untuk setiap meta- √
analysis.)
Risiko bias di 15 Menentukan setiap penilaian risiko bias yang dapat mempengaruhi bukti kumulatif
seluruh studi (misalnya, bias publikasi, pelaporan selektif dalam studi). √
Analisis 16 Menjelaskan metode analisis tambahan (misalnya, sensitivitas atau subkelompok
tambahan analisis, meta-regresi), jika dilakukan, menunjukkan yang mana yang telah ditentukan √
sebelumnya.
HASIL
89
Seleksi studi 17 Memberikan jumlah studi yang disaring, penilai an kelayakannya, dan termasuk dalam
review, dengan alasan pengecualian di setiap tahap, idealnya dengan diagram alir. √
Karakteristik 18 Untuk setiap studi, menunjukkan karakteristik untuk setiap data yang diekstraksi
studi (misalnya, ukuran studi, PICOS, periode tindak lanjut) dan sertakan sumber kutipannya.
√
Risiko bias
dalam studi
19 Menyajikan data tentang risiko bias dari setiap studi dan, jika tersedia, penilaian tingkatan
hasil apa pun (lihat item 12).
√
Hasil studi
individu
20 Untuk semua hasil yang dipertimbangkan (manfaat atau kerugian), untuk setiap studi
menyajikan: (a) data ringkasan sederhana untuk setiap kelompok intervensi, (b) estimasi
√
efek dan interval kepercayaan, idealnya dengan plot.
Hasil Sintesis 21 Menyajikan hasil dari setiap meta-analisis yang dilakukan, termasuk interval kepercayaan
dan pengukuran konsistensi.
√
Risiko bias di 22 Mempresentasikan hasil dari setiap penilaian risiko bias di seluruh studi (lihat Item 15).
seluruh studi √
Analisis 23 Memberikan hasil analisis tambahan, jika dilakukan (misalnya, analisis sensitivitas atau
tambahan subkelompok, meta-regresi [lihat Item 16]). √
DISKUSI
Ringkasan 24
Meringkas temuan utama termasuk kekuatan bukti untuk setiap hasil
bukti
utama; pertimbangkan relevansinya dengan kelompok kunci (misalnya, penyedia layanan √
kesehatan, pengguna, dan pembuat kebijakan).
Batasan 25
Diskusikan keterbatasan pada studi dan tingkat hasil (misalnya, risiko bias), dan
pada tingkat tinjauan (misalnya, pengambilan penelitian yang teridentifikasi tidak √
lengkap, pelaporan bias).
Kesimpulan 26
Memberikan interpretasi umum dari hasil dalam konteks bukti lain, dan implikasinya
untuk penelitian selanjutnya.
√
PENDANAAN
Pendanaan 27
Jelaskan sumber pendanaan untuk systematic review dan dukungan lainnya (misalnya,
pasokan data); peran penyandang dana untuk systematic review.
√
90
JUDUL
Struktur 2 Menyajikan sebuah struktur ringkasan yang berisikan sebagaimana aturan umumnya : later
Ringkasan belakang; tujuan; sumber data; kriteria kelayakan studi, peserta, dan intervensi; study √
appraisal dan metode sintesis; hasil; batasan; kesimpulan and kesimpulan dan implikasi
dari temuan kunci; nomor registrasi systematic review.
KATA PENGANTAR
Alasan 3 Menjelaskan alasan untuk mereview dalam konteks apa yang sudah diketahui. √
Tujuan 4 Menyajikan pernyataan eksplisit tentang pertanyaan yang sedang dibahas dengan √
mengacu pada peserta, intervensi, perbandingan, hasil, dan desain studi (PICOS).
METODE
Protokol dan 5 Menunjukkan bila protokol tinjauan ada, jika dan dimana itu dapat di akses (cth., Alamat
registrasi Web), dan jika tersedia, menunjukkan informasi pendaftaran termasuk nomor pendaftaran. √
Kriteria 6 Menentukan karakteristik studi (misalnya, picos, panjang dari follow - up) dan
kelayakan karakteristik laporan (misalnya, tahun dipertimbangkan, bahasa, status publikasi) √
digunakan sebagai kriteria untuk kelayakan, memberi alasan.
Sumber 7 Menjelaskan semua sumber informasi (misalnya, database dengan tanggal cakupan,
informasi kontak dengan authors studi untuk mengidentifikasi studi tambahan) dalam pencarian √
dan tanggal pencarian terakhir.
Pencarian 8 Menyajikan strategi pencarian elektronik lengkap untuk setidaknya satu database,
termasuk batasan apa pun yang digunakan, sedemikian rupa sehingga bisa diulangi. √
Seleksi Studi 9 Menyebutkan proses untuk memilih studi (yaitu, penyaringan, kelayakan, termasuk
dalam in systematic review, dan, jika berlaku, dimasukkan dalam meta - analysis). √
Proses 10 Menjelaskan metode ekstraksi data dari laporan (misalnya, formulir uji coba, secara
pengumpulan
data
independen, dalam duplikat) dan proses apa pun untuk memperoleh dan √
mengonfirmasi data dari penyidik.
Item data 11 Membuat daftar dan menentukan semua variabel yang datanya dicari (misalnya,
PICOS, sumber pendanaan) dan apapun asumsi serta penyederhanaan yang dibuat. √
Risiko bias di 12 Menjelaskan metode yang digunakan untuk penilaian risiko bias dari studi individu
studi individu (termasuk spesifikasi apakah ini dilakukan pada tingkat studi atau hasil), dan √
bagaimana informasi ini akan digunakan dalam sintesis data apapun.
Pengukuran 13 Menyebutkan ukuran ringkasan prinsip (misalnya, rasio risiko, perbedaan cara).
ringkasan √
Hasil sintesis 14 Menjelaskan metode penanganan data dan penggabungkan hasil dari studi, jika
dilakukan, termasuk pengukuran konsistensi (misalnya, I2 untuk setiap meta- √
analysis.)
Risiko bias di 15 Menentukan setiap penilaian risiko bias yang dapat mempengaruhi bukti kumulatif
seluruh studi (misalnya, bias publikasi, pelaporan selektif dalam studi). √
Analisis 16 Menjelaskan metode analisis tambahan (misalnya, sensitivitas atau subkelompok
tambahan analisis, meta-regresi), jika dilakukan, menunjukkan yang mana yang telah ditentukan √
sebelumnya.
HASIL
91
Seleksi studi 17 Memberikan jumlah studi yang disaring, penilai an kelayakannya, dan termasuk dalam
review, dengan alasan pengecualian di setiap tahap, idealnya dengan diagram alir. √
Karakteristik 18 Untuk setiap studi, menunjukkan karakteristik untuk setiap data yang diekstraksi
studi (misalnya, ukuran studi, PICOS, periode tindak lanjut) dan sertakan sumber kutipannya.
√
Risiko bias
dalam studi
19 Menyajikan data tentang risiko bias dari setiap studi dan, jika tersedia, penilaian tingkatan
hasil apa pun (lihat item 12).
√
Hasil studi
individu
20 Untuk semua hasil yang dipertimbangkan (manfaat atau kerugian), untuk setiap studi
menyajikan: (a) data ringkasan sederhana untuk setiap kelompok intervensi, (b) estimasi
√
efek dan interval kepercayaan, idealnya dengan plot.
Hasil Sintesis 21 Menyajikan hasil dari setiap meta-analisis yang dilakukan, termasuk interval kepercayaan
dan pengukuran konsistensi.
√
Risiko bias di 22 Mempresentasikan hasil dari setiap penilaian risiko bias di seluruh studi (lihat Item 15).
seluruh studi √
Analisis 23 Memberikan hasil analisis tambahan, jika dilakukan (misalnya, analisis sensitivitas atau
tambahan subkelompok, meta-regresi [lihat Item 16]). √
DISKUSI
Ringkasan 24
Meringkas temuan utama termasuk kekuatan bukti untuk setiap hasil
bukti
utama; pertimbangkan relevansinya dengan kelompok kunci (misalnya, penyedia layanan √
kesehatan, pengguna, dan pembuat kebijakan).
Batasan 25
Diskusikan keterbatasan pada studi dan tingkat hasil (misalnya, risiko bias), dan
pada tingkat tinjauan (misalnya, pengambilan penelitian yang teridentifikasi tidak √
lengkap, pelaporan bias).
Kesimpulan 26
Memberikan interpretasi umum dari hasil dalam konteks bukti lain, dan implikasinya
untuk penelitian selanjutnya.
√
PENDANAAN
Pendanaan 27
Jelaskan sumber pendanaan untuk systematic review dan dukungan lainnya (misalnya,
pasokan data); peran penyandang dana untuk systematic review.
√
92
MATERI
NO TANGGAL MASUKAN PEMBIMBING PARAF
KONSULTASI
1. Pertimbangkan metode
Membahas apa
penelitian
saja yang
2. Perkirakan kelogisan
1 diperlukan
26/ 04/2021 responden.
terkait
3. Database harus bekualitas
pembuatan
4. Pelajari lagi dengan baik
skripsi
seleksi dan penilaiannya
Hb1.
1. Langsung cari sesuai kata
kunci yang ada, kumpulkan
29/04/2021 Konsul seleksi jurnal sesuai panduan yang
4 jurnal data ada
base 2. Pakai data base yang
kredibilitasnya bagus atau
internasional
93
MATERI
NO TANGGAL MASUKAN PEMBIMBING PARAF
KONSULTASI
4 Hb1.
1. Langsung cari sesuai kata
kunci yang ada, kumpulkan
29/04/2021 jurnal sesuai panduan yang
Konsul seleksi ada
jurnal data 2. Pakai data base yang
base kredibilitasnya bagus atau
internasional
3. Disarankan artikel bahasa
inggris
Variabel
No. Peneliti Judul Tahun Sumber Ket
Independen Dependen
1. Hamoen et Effectiveness of Cognitive Behavioral CBT-I Depressive symptom 2014 Depression Artikel diluar 5 tahun
al. Therapy For Insomnia: Influence of Slight- severity or worrying And terakhir dan tidak
To-Moderate Depressive Symptom influences the Anxiety terhadap kualitas tidur
Severity And Worrying subjective
2. Trockel et Cognitive Behavioral Therapy for CBT-I Insomnia Severity 2014 Behaviour Artikel diluar 5 tahun
al. insomnia with veterans: Evaluation Research terakhir dan tidak
of effectiveness and correlates of treatment and terhadap kualitas tidur
outcomes Therapy
3. Dewald- Cognitive Behavioral CBT-I Insomnia Severity 2019 Sleep Med Artikel tidak terhadap
Kaufman Therapy for Insomnia Clin kualitas tidur
n et al. (CBT-i ) in School –Aged Children and
Adolescents
4. Sadler et Cognitive behavior therapy for older adults CBT-I Depression Severity 2018 SLEEP Artikel tidak terhadap
al. with insomnia kualitas tidur
and depression: a randomized controlled
trial in
community mental health services
5. Morin et Cognitive Behavioral Therapy, Singly and CBT Sleep quality 2009 Journal of Artikel diluar 5 tahun
al Combined With Medication, Insomnia Severity American terakhir dan tidak fokus
for Persistent Insomnia Medical terhadap kualitas tidur
Associatio
n
6. Gałuszko The Efficacy of Cognitive-Behavioural CBT Sleep Quality And 2012 Psychiatria Artikel diluar 5 tahun
- Therapy (Cbt) Hyperarousal Level Danubina terakhir
Węgielni As Related To Sleep Quality And
k et al. Hyperarousal Level
In The Treatment of Primary Insomnia
97
7. Maria F Cognitive Behavioral Therapy For CBT-I Insomnia Severity 2017 Psychotera Artikel tidak fokus
Insomnia And Possibilities Of pia terhadap kualitas tidur
Its Use Among The Elderly
8. Majendie Cognitive Behavioral Therapy for CBT-I Insomnia Severity 2016 Sage Pub Artikel tidak fokus
et al. Insomnia (CBT-I) for an Adult terhadap kualitas tidur
With Multiple Sclerosis
9. Peter et Effectiveness of an Online CBT-I Online CBT- Insomnia Severity 2019 Int. J. Artikel tidak fokus
al. Intervention and a I Environ. terhadap kualitas tidur
Face-to-Face Treatment for Shift Work Res. Public
Sleep Disorder: Health
A Comparison of Sleep Diary Data
10. Freeman Efficacy of cognitive behavioural therapy CBT 1. Insomnia Severity 2015 Lancet Artikel diluar 5 tahun
et al. for sleep improvement in patients with 2. Delusions and Psychiatry terakhir dan tidak
persistent delusions and hallucinations hallucinations terhadap kualitas tidur
(BEST): a prospective, assessor-blind,
randomised controlled pilot trial
11. Luik et Delivering digital cognitive behavioral CBT-I Insomnia, Depression, 2017 Digital Artikel tidak terhadap
al. therapy for insomnia at Anxiety, perceived Medecine kualitas tidur
scale: does using a wearable device to stress, life satisfaction,
estimate sleep influence work productivity
therapy?
12. Talbolt et Cognitive Behavioral Therapy for CBT-I Sleep in posttraumatic 2014 SLEEP Artikel diluar 5 tahun
al. Insomnia in Posttraumatic Stress Disorder stress disorder (PTSD) terakhir dan tidak
: A Randomized Controlled Trial as well as nightmares, terhadap kualitas tidur
nonsleep PTSD
symptoms, depression
symptoms, and
psychosocial
unctioning.
13. Jin et al Mobile App Use for Insomnia Self- CBT-I sleep quality and 2020 JMIR Artikel berbentuk
Management in Urban Community- subjective memory retrospective study
Dwelling Older Korean Adults: complaints and
Retrospective Intervention Study depressive symptom
98
14. Sophie et Gender Differences in Adolescent Sleep CBT-I 1.Symptom severity 2021 JMIR Artikel berbentuk
al. Disturbance and Treatment Response to 2.Sleep duration Exploratory Study dan
Smartphone App–Delivered Cognitive tidak terfokus pada
Behavioral Therapy for Insomnia: kualitas tidur
Exploratory Study.
15. Seung- Cognitive Behavioral Therapy Using a CBT 1. Insomnia Severity 2017 Journal of Artikel berbentuk pilot
Gul et al. Mobile Application Synchronizable With 2. Sleep Quality clinical study
Wearable Devices for Insomnia Treatment: 3. Sleep Eficiency Sleep
A Pilot Stud Medicine
16. Sato et Clinical efficacy of individual cognitive CBT 1. Dysfunctional 2010 Psychiatry Artikel diluar 5 tahun
al. behavior therapy for psychophysiological Beliefs and Attitudes and terakhir
insomnia in 20 outpatients about Sleep Clinical
2. Sleep Quality Neuroscien
ces
17. Morgan Self-Help Treatment for Insomnia Self-Help 1.Sleep Quality 2012 The Artikel diluar 5 tahun
et al. symptoms Associated with Chronic CBT 2. Insomnia Severity American terakhir
Conditions in older Adults: A Randomized Geriatrics
Controlled Trial Society
18. Schlarb Modularized iCBT-I self-learn training for ICBT-I Sleep Quality 2021 Somnologi Artikel berbentuk pilot
et al. university staff— prevention and early e study
intervention in the SARS-CoV-2 crisis
19. Guthrie Effects of Pharmacologic and CBT-I dan Insomnia Severity 2018 SLEEP Artikel Berbentuk
et al. Nonpharmacologic Interventions on Pharmacolog Sleep quality Pooled Analysis of
Insomnia Symptoms and Self-reported ic Individual
Sleep Quality in Women With Hot
Flashes: A Pooled Analysis of Individual
Participant Data From Four MsFLASH
Trials
20. Wagley Effectiveness of abbreviated CBT for CBT-I Insomnia 2012 J Clin Artikel diluar dari 5
et al. insomnia in psychiatric outpatients: sleep Depresion Psychol tahun terakhir
and depression outcomes Sleep Quality
99
21. Yang et Non-pharmacological interventions for CBT Sleep quality 2014 Sleep Artikel diluar dari 5
al. improving sleep quality in patients on Medicine tahun terakhir dan tidak
dialysis: systematic review and meta- Rev terhadap dan insomnia
analysis
22. Trockel An e-mail delivered CBT for sleep-health CBT Sleep Quality and 2011 J Clin Artikel diluar dari 5
et al. program for college students: effects on Depression symptoms Sleep tahun terakhir dan tidak
sleep quality and depression symptoms Medicine terhadap dan insomnia
23. Khawaja Effect of sleep skills education on sleep CBT-I Sleep Quality 2013 Prim Care Artikel diluar dari 5
et al. quality in patients attending a psychiatry Companio tahun terakhir
partial hospitalization program n CNS
Disord
24. Yamader Comparisons of short-term efficacy CBT-I Sleep Quality dan 2013 Sleep Biol Artikel diluar dari 5
a et al. between individual and group cognitive Dysfunctional Beliefs Rhythms tahun terakhir
behavioral therapy for primary insomnia. and Attitudes about
Sleep
25. Hsu et al. Effects of cognitive behavioral therapy in CBT-I Depression, 2015 Behav Res Artikel diluar dari 5
patients with depressive disorder and Dysfunctional Beliefs Ther tahun terakhir
comorbid insomnia: A propensity score- and Attitudes about
matched outcome study. Sleep, Sleep Hygiene
Practice, sleep quality
26. Bush The Pittsburgh Sleep Quality Index in CBT Sleep Quality, anxiety 2012 Psychiatry Artikel diluar dari 5
AL, et al. older primary care patients with Res. tahun terakhir dan tidak
generalized anxiety disorder: terhadap dan insomnia
psychometrics and outcomes following
cognitive behavioral therapy.
27. Hou et Cognitive behavioral therapy in CBT Depresion, quality of 2014 Braz J Artikel diluar dari 5
al. combination with systemic family therapy sleep Psychiatry tahun terakhir dan tidak
improves mild to moderate postpartum terhadap dan insomnia
depression.
28. Fallon et Simplified sleep restriction for insomnia in CBT-I Insomnia severity, 2015 Braz J Artikel diluar dari 5
al. general practice: a randomised controlled Depresion, Sleep Psychiatry tahun terakhir
trial. Quality
100
29. Cunning The impact on sleep of a multidisciplinary CBT-PMP Depression, Anxiety, 2011 BMC Artikel diluar dari 5
ham et cognitive behavioural pain management Sleep Quality Musculosk tahun terakhir dan tidak
al. programme: a pilot study. elet Disord terhadap dan insomnia
30. Wang et Low Resistance Thought Induction Sleep- CBT-I dan Sleep Quality 2014 Int J Behav Artikel diluar dari 5
al. regulating Technique (TIP3-2) combined TCM Med. tahun terakhir
with medication for primary insomnia: a
randomized controlled trial.
31. Tempest Neuropsychological functioning in young Neuropsych Anxiety, depression, 2013 Prog Artikel diluar dari 5
a et al. subjects with generalized anxiety disorder ological sleep quality Neuropsyc tahun terakhir dan tidak
with and without pharmacotherapy. antidepressa hopharmac terhadap dan insomnia
nt drug ol Biol
Psychiatry
32. Crönlein Regensburg Insomnia Scale (RIS): a new CBT-I Insomnia, sleep quality 2013. Health Artikel diluar dari 5
T, et al. short rating scale for the assessment of Qual Life tahun terakhir
psychological symptoms and sleep in Outcomes.
insomnia; study design: development and
validation of a new short self-rating scale
in a sample of 218 patients suffering from
insomnia and 94 healthy controls.
33. O'Sulliva The prevalence and management of poor CBT Sleep quality, insomnia 2015 J Clin Artikel diluar dari 5
n M, et sleep quality in a secondary care mental Sleep Med tahun terakhir
al. health population.
34. Vasile C. CBT and medication in depression CBT and Depression 2020 Exp Ther Artikel tidak terhadap
(Review) medication Med. kualitas tidur dan
insomnia
35. Mariano Cognitive Behavioral Therapy (CBT) for CBT Subacute Low Back 2018 Curr Pain Artikel tidak terhadap
TY, et Subacute Low Back Pain: a Systematic Pain Headache kualitas tidur dan
al.. Review. Rep. insomnia
36. Atwood Systematic review of enhanced cognitive CBT-E Eating Disorder 2020 Int J Eat Artikel tidak terhadap
et al. behavioral therapy (CBT-E) for eating Disord. kualitas tidur dan
disorders. insomnia dan
berbentuk systematic
review
101
37. Pan et al. A comparison of efficacy between CBT Attention- 2019. Psychiatry Artikel tidak terhadap
cognitive behavioral therapy (CBT) and deficit/hyperactivity Res. kualitas tidur dan
CBT combined with medication in adults disorder insomnia
with attention-deficit/hyperactivity
disorder (ADHD).
38. Losada et Cognitive-behavioral therapy (CBT) CBT Dementia, depressive 2015 J Consult Artikel diluar dari 5
al versus acceptance and commitment Clin tahun terakhir dan tidak
therapy (ACT) for dementia family Psychol. terhadap kualitas tidur
caregivers with significant depressive dan insomnia
symptoms: Results of a randomized
clinical trial.
39. Sigurvins Effectiveness of cognitive behavioral CBT Anxiety 2020. Nord J Artikel tidak terhadap
dóttir therapy (CBT) for child and adolescent Psychiatry. kualitas tidur dan
AL, et al. anxiety disorders across different CBT insomnia, dan
modalities and comparisons: a systematic berbentuk systematic
review and meta-analysis. review
40. Thoma Contemporary Cognitive Behavior CBT Insomnia severity 2015. Psychodyn Artikel diluar dari 5
N, et al Therapy: A Review of Theory, History, Psychiatry. tahun terakhir, tidak
and Evidence. terhadap kualitas tidur,
berbentuk review.
41. Linardon The efficacy of cognitive-behavioral CBT Eating disorder 2017 J Consult Artikel tidak terhadap
J, et al. therapy for eating disorders: A systematic Clin kualitas tidur dan
review and meta-analysis. Psychol. insomnia, berbentuk
systematic review dan
meta analysis.
42. Simon et Acceptability of internet-based cognitive i-CBT post-traumatic stress 2019 Eur J Artikel tidak terhadap
al behavioural therapy (i-CBT) for post- disorder Psychotrau kualitas tidur dan
traumatic stress disorder (PTSD): a maol. insomnia, berbentuk
systematic review. systematic review dan
meta analysis.
43. Arch et Randomized clinical trial of cognitive CBT Anxiety 2012 J Consult Artikel diluar dari 5
al. behavioral therapy (CBT) versus Clin tahun terakhir, tidak
102
52. Unwin Effectiveness of cognitive behavioural CBT Anxiety dan depression 2016 Res Dev Artikel tidak terhadap
G, et al therapy (CBT) programmes for anxiety or Disabil. kualitas tidur dan
depression in adults with intellectual insomnia.
disabilities: A review of the literature.
53. Laws Cognitive Behavioural Therapy for CBT distress and quality of 2018 BMC Artikel tidak terhadap
KR, et al. schizophrenia - outcomes for functioning, life Psychol. kualitas tidur dan
distress and quality of life: a meta- insomnia.
analysis.
54. Fineberg Optimal treatment for OCD: a randomized CBT OCD 2018 Int Clin Artikel tidak terhadap
NA, et controlled feasibility study of the clinical- Psychopha kualitas tidur dan
al. effectiveness and cost-effectiveness of rmacol. insomnia.
cognitive-behavioural therapy, selective
serotonin reuptake inhibitors and their
combination in the management of
obsessive compulsive disorder.
55. Herman Cost-effectiveness of Mindfulness-based CBT Stress 2017 Spine Artikel tidak terhadap
PM, et Stress Reduction Versus Cognitive (Phila Pa kualitas tidur dan
al. Behavioral Therapy or Usual Care Among 1976). insomnia.
Adults With Chronic Low Back Pain.
56. Everitt Assessing telephone-delivered cognitive- CBT irritable bowel 2019 Gut. Artikel tidak terhadap
HA, et behavioural therapy (CBT) and web- syndrome kualitas tidur dan
al. delivered CBT versus treatment as usual in insomnia.
irritable bowel syndrome (ACTIB): a
multicentre randomised trial.
57. Jauhar S, Cognitive-behavioural therapy for the CBT Symptoms of 2014 Br J Artikel diluar dari 5
et al. symptoms of schizophrenia: systematic schizophrenia Psychiatry. tahun terakhir , tidak
review and meta-analysis with terhadap kualitas tidur
examination of potential bias. dan insomnia,
berbentuk systematic
review dan meta
analysis.
58. Han J, et Efficacy of cognitive behavioural therapy CBT internet gaming 2020 . Clin Artikel tidak terhadap
al for internet gaming disorder. disorder. Psychol kualitas tidur dan
104
Psychother insomnia.
.
59. Kooistra Cost and Effectiveness of Blended Versus CBT Depression 2019. J Med Artikel tidak terhadap
LC, et Standard Cognitive Behavioral Therapy Internet kualitas tidur dan
al.. for Outpatients With Depression in Res insomnia, berbentuk
Routine Specialized Mental Health Care: pilot RCT
Pilot Randomized Controlled Trial.
60. Wojnaro Predictors of depression relapse and CBT Depression 2019 Behav Artikel, tidak terhadap
wski C, recurrence after cognitive behavioural Cogn kualitas tidur dan
et al. therapy: a systematic review and meta- Psychother insomnia, berbentuk
analysis. . systematic review dan
meta analysis.
61. Serfaty Effectiveness of cognitive-behavioural CBT Depression 2020 Br J Artikel tidak terhadap
M, et al. therapy for depression in advanced cancer: Psychiatry. kualitas tidur dan
CanTalk randomised controlled trial. insomnia
62. Oud M, Effectiveness of CBT for children and CBT Depression 2019 Eur Artikel tidak terhadap
et al. adolescents with depression: A systematic Psychiatry kualitas tidur dan
review and meta-regression analysis. insomnia
63. Stapersm Effectiveness of Disease-Specific CBT Anxiety, Depression, 2018 J Pediatr Artikel tidak terhadap
a L, et al. Cognitive Behavioral Therapy on Anxiety, and Quality of Life Psychol. kualitas tidur dan
Depression, and Quality of Life in Youth insomnia
With Inflammatory Bowel Disease: A
Randomized Controlled Trial.
64. Ohara C, Effectiveness of enhanced cognitive CBT Bulimia nervosa 2020 Biopsycho Artikel tidak terhadap
et al. behavior therapy for bulimia nervosa in soc Med. kualitas tidur dan
Japan: a randomized controlled trial insomnia
protocol.
65. Cole CL, Effectiveness of small group cognitive CBT Anxiety and depression 2021 Int Rev Artikel tidak terhadap
et al. behavioural therapy for anxiety and Psychiatry. kualitas tidur dan
depression in Ebola treatment centre staff insomnia
in Sierra Leone.
66. Soh HL, Efficacy of digital cognitive behavioural CBT Insomnia severity 2020 Sleep Med Artikel tidak terhadap
et al. therapy for insomnia: a meta-analysis of kualitas tidur dan
105
75. Davies Computer-delivered and web-based CBT Depression, anxiety, 2014 J Med Artikel diluar 5 tahun
EB, et al interventions to improve depression, and psychological Internet terakhir, tidak terhadap
anxiety, and psychological well-being of Res kualitas tidur dan
university students: a systematic review insomnia, berbentuk
and meta-analysis. systemtic review dan
meta analysis
76. Köhler S, Effectiveness of cognitive-behavioural CBT depressive 2013 Clin Artikel diluar 5 tahun
et al. therapy plus pharmacotherapy in inpatient Psychol terakhir, tidak terhadap
treatment of depressive disorders. Psychother kualitas tidur dan
. insomnia
77. Levi O, Cognitive-Behavioural Therapy and CBT Post-Traumatic Stress 2016 Clin Artikel tidak terhadap
et al. Psychodynamic Psychotherapy in the Disorder Psychol kualitas tidur dan
Treatment of Combat-Related Post- Psychother insomnia
Traumatic Stress Disorder: A Comparative .
Effectiveness Study.
78. Hind D, Cognitive behavioural therapy for the CBT depression 2014 BMC Artikel diluar 5 tahun
et al. treatment of depression in people with Psychiatry. terakhir, tidak terhadap
multiple sclerosis: a systematic review and kualitas tidur dan
meta-analysis. insomnia, berbentuk
systemtic review dan
meta analysis
79. Thomas Cognitive behavioural therapy for auditory CBT auditory hallucinations 2011 Behav Artikel diluar 5 tahun
N, et al. hallucinations: effectiveness and predictors Cogn terakhir, tidak terhadap
of outcome in a specialist clinic. Psychother kualitas tidur dan
insomnia,
80. Matusie The effectiveness of cognitive behavioral CBT Personality disorders. 2010 Psychiatr Artikel diluar 5 tahun
wicz AK, therapy for personality disorders. Clin North terakhir, tidak terhadap
et al. Am kualitas tidur dan
insomnia
81. Embling The effectiveness of cognitive behavioural CBT Depression 2002 Nurs Stand Artikel diluar 5 tahun
S therapy in depression. terakhir, tidak terhadap
kualitas tidur dan
insomnia
107
82. Sijbrandi EFFECTIVENESS OF INTERNET- CBT post-traumatic stress 2016 Depress Artikel tidak terhadap
j M, et DELIVERED COGNITIVE disorder Anxiety kualitas tidur dan
al.. BEHAVIORAL THERAPY FOR insomnia
POSTTRAUMATIC STRESS
DISORDER: A SYSTEMATIC REVIEW
AND META-ANALYSIS.
83. Pastore Efficacy of cognitive behavioural therapy CBT traumatic brain injury 2011 Disabil Artikel diluar 5 tahun
V, et al. for children and adolescents with traumatic Rehabil. terakhir, tidak terhadap
brain injury. kualitas tidur dan
insomnia
84. Holman Cost-effectiveness of cognitive behaviour CBT Depression 2011 MC Health Artikel diluar 5 tahun
AJ, et al. therapy versus talking and usual care for Serv Res. terakhir, tidak terhadap
depressed older people in primary care. kualitas tidur dan
insomnia
85. Shimotsu Effectiveness of group cognitive- CBT self-stigma 2014 Asian J Artikel diluar 5 tahun
S, et al. behavioral therapy in reducing self-stigma Psychiatr terakhir, tidak terhadap
in Japanese psychiatric patients. kualitas tidur dan
insomnia
86. Farrand Impact of support on the effectiveness of CBT Mental Health 2013 Clin Artikel diluar 5 tahun
P, et al. written cognitive behavioural self-help: a Psychol terakhir, tidak terhadap
systematic review and meta-analysis of Rev. kualitas tidur dan
randomised controlled trials. insomnia
87. Fitzsimm Effectiveness of a Digital Cognitive CBT Eating Disorders 2020 JAMA Artikel tidak terhadap
ons-Craft Behavior Therapy-Guided Self-Help Netw kualitas tidur dan
EE, et al. Intervention for Eating Disorders in Open. insomnia
College Women: A Cluster Randomized
Clinical Trial.
88. Serfaty The clinical and cost effectiveness of CBT Depression 2016 Trials Artikel tidak terhadap
M, et al. cognitive behavioural therapy plus kualitas tidur dan
treatment as usual for the treatment of insomnia
depression in advanced cancer (CanTalk):
study protocol for a randomised controlled
108
trial.
89. Dèttore Efficacy of technology-delivered cognitive CBT OCD 2015 Cogn Artikel tidak terhadap
D, et al. behavioural therapy for OCD versus Behav kualitas tidur dan
control conditions, and in comparison with Ther. insomnia
therapist-administered CBT: meta-analysis
of randomized controlled trials.
90. Pybis et The comparative effectiveness and CBT Depression 2017 BMC Artikel tidak terhadap
al efficiency of cognitive behaviour therapy Psychiatry kualitas tidur dan
and generic counselling in the treatment of insomnia
depression: evidence from the 2(nd) UK
National Audit of psychological therapies.
91. Moreno Effectiveness of group versus individual CBT Somatization 2013 Psychosom Artikel diluar 5 tahun
S, et al. cognitive-behavioral therapy in patients Med. terakhir, tidak terhadap
with abridged somatization disorder: a kualitas tidur dan
randomized controlled trial. insomnia
92. Matsumo Internet-Based Cognitive Behavioral CBT OCD 2018 J Med Artikel tidak terhadap
to K, et Therapy With Real-Time Therapist Internet kualitas tidur dan
al. Support via Videoconference for Patients Res insomnia
With Obsessive-Compulsive Disorder,
Panic Disorder, and Social Anxiety
Disorder: Pilot Single-Arm Trial.
93. Hans E, A meta-analysis of nonrandomized CBT Anxiety 2013 Clin Artikel diluar 5 tahun
et al. effectiveness studies on outpatient Psychol terakhir, tidak terhadap
cognitive behavioral therapy for adult Rev kualitas tidur dan
anxiety disorders. insomnia, berbentuk
systemtic review dan
meta analysis
94. Lovell K, Low-intensity cognitive-behaviour therapy CBT OCD 2017 PLoS Med. Artikel tidak terhadap
et al. interventions for obsessive-compulsive kualitas tidur dan
disorder compared to waiting list for insomnia
therapist-led cognitive-behaviour therapy:
3-arm randomised controlled trial of
109
clinical effectiveness.
95. Bryant A randomized controlled effectiveness trial CBT post-traumatic stress 2011 World Artikel diluar 5 tahun
RA, et al. of cognitive behavior therapy for post- disorder Psychiatry terakhir, tidak terhadap
traumatic stress disorder in terrorist- kualitas tidur dan
affected people in Thailand. insomnia
96. Fordham The evidence for cognitive behavioural CBT Any Condition 2021 Psychol Artikel tidak terhadap
B, et al. therapy in any condition, population or Med kualitas tidur dan
context: a meta-review of systematic insomnia, berbentuk
reviews and panoramic meta-analysis. systemtic review dan
meta analysis
97. Liou KT, Effects of acupuncture versus cognitive CBT Cognitive function 2020 Cancer. Artikel tidak terhadap
et al. behavioral therapy on cognitive function in kualitas tidur dan
cancer survivors with insomnia: A insomnia
secondary analysis of a randomized
clinical trial.
98. Efficacy of cognitive behavioural therapy- CBT smoking cessation 2021 BMJ Open Artikel tidak terhadap
based smartphone app for smoking kualitas tidur dan
cessation in China: a study protocol of a insomnia
randomised controlled trial.
99. Gorin Effectiveness of spouse involvement in CBT binge eating disorder. 2003 Int J Eat Artikel diluar 5 tahun
AA, et cognitive behavioral therapy for binge Disord. terakhir, tidak terhadap
al. eating disorder. kualitas tidur dan
insomnia
100. Ayers B, Effectiveness of group and self-help CBT reducing problematic 2012 Menopaus Artikel diluar 5 tahun
et al. cognitive behavior therapy in reducing menopausal hot flushes e. terakhir, tidak terhadap
problematic menopausal hot flushes and and night sweats kualitas tidur dan
night sweats (MENOS 2): a randomized insomnia
controlled trial.
101. Peoples Effects of cognitive behavioral therapy for CBT-I quality of life 2017 J Cancer Artikel tidak terhadap
AR, et al. insomnia and armodafinil on quality of life Surviv kualitas tidur
in cancer survivors: a randomized placebo-
controlled trial.
102. Gumley Early intervention for relapse in CBT Schizophrenia 2003 Psychol Artikel diluar 5 tahun
110
111. Nocon The effectiveness of psychosocial CBT war-traumatized 2017 Eur J Artikel tidak terhadap
A, et al. interventions in war-traumatized refugee Psychotrau kualitas tidur dan
and internally displaced minors: systematic matol. insomnia, berbentuk
review and meta-analysis. systemtic review dan
meta analysis
112. Southam Does cognitive behavioral therapy for CBT Anxiety 2010 J Am Acad Artikel diluar 5 tahun
-Gerow youth anxiety outperform usual care in Child terakhir, tidak terhadap
MA, et community clinics? An initial Adolesc kualitas tidur dan
al. effectiveness test. Psychiatr insomnia
113. Kraaima The effect of cognitive behavior therapy in CBT rheumatoid arthritis 1995 Behav Res Artikel diluar 5 tahun
at FW, et patients with rheumatoid arthritis. Ther terakhir, tidak terhadap
al. kualitas tidur dan
insomnia
114. Thomas Cognitive behavioural therapy as an CBT depression 2012 Contemp Artikel diluar 5 tahun
LJ, et al. adjunct to pharmacotherapy for treatment Clin Trials. terakhir, tidak terhadap
resistant depression in primary care: the kualitas tidur dan
CoBalT randomised controlled trial insomnia
protocol.
115. Tyrer P, Randomized controlled trial of brief CBT Self-harm 2003. Psychol Artikel diluar 5 tahun
et al. cognitive behaviour therapy versus Med. terakhir, tidak terhadap
treatment as usual in recurrent deliberate kualitas tidur dan
self-harm: the POPMACT study. insomnia
116. Chen E, Comparison of group and individual CBT bulimia nervosa 2003 Int J Eat Artikel diluar 5 tahun
et al. cognitive-behavioral therapy for patients Disord terakhir, tidak terhadap
with bulimia nervosa. kualitas tidur dan
insomnia
112
Variabel
No. Peneliti Judul Tahun Sumber Ket
Independen Dependen
1. Rajabi Efficacy of a Theory-Based Cognitive CBT-I Kualitas Tidur 2020 Journal of Artikel ini memenuhi
MN et al., Behavioral Technique App-Based Medical seluruh keriteria
Intervention for Patients With Insomnia: Internet inklusii yang
Randomized Controlled Trial Research ditetapkan oleh peneliti
2. Hwang D The Effect of Cognitive Behavioral CBT-I Kualitas Tidur 2019 Psychiatry Artikel ini memenuhi
et al., Therapy for Insomnia In Schizophrenia Research seluruh keriteria
Patients With Sleep Disturbance: A Non- inklusii yang
Randomized, Assessor-Blind Trial. ditetapkan oleh peneliti
3. Feuerstein Computerized Cognitive Behavioral CBT-I Kualitas Tidur 2017 .Journal of Artikel ini memenuhi
, S et al., Therapy for Insomnia in a Community Clinical seluruh keriteria
Health Setting. Sleep inklusii yang
Medicine ditetapkan oleh peneliti
4. Sato, D et Effectiveness of Internet-Delivered CBT-I Kualitas Tidur 2019 Journal of Artikel ini memenuhi
al., Computerized Cognitive Behavioral Medical seluruh keriteria
Therapy for Patients With Insomnia Who Internet inklusii yang
Remain Symptomatic Following Research ditetapkan oleh peneliti
Pharmacotherapy: Randomized
Controlled Exploratory Trial.
5. Leonard, The Effects of App-Delivered Cognitive CBT-I Kualitas Tidur 2020 Psi Chi Artikel ini memenuhi
AJ dan Behavioral Therapy for Insomnia (CBT- Journal Of seluruh keriteria
Duncan I) on Sleep Quality, Dysfunctional Psychologi inklusii yang
BA. Beliefs, and Sleep Hygiene. cal ditetapkan oleh peneliti
Research
6. Hapsari A Efektivitas Cognitive Behavior Therapy CBT-I Kualitas Tidur 2019 Jurnal Ilmu Artikel ini memenuhi
dan (CBT) Untuk Meningkatkan Kualitas Keluarga seluruh keriteria
Kurniawa Tidur Penderita Gejala Insomnia Usia dan inklusii yang
nA Dewasa Awal. Konsumen ditetapkan oleh peneliti