Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Teori Keefektifan, Kepraktisan dan Kelayakan

A. Teori Keefektifan

Keefektifan berasal dari kata dasar efektif. Dalam kamus besar bahasa

indonesia (2007: 284) kata efektif mempunyai arti ada efek, pengaruh atau akibat,

selain itu efektif juga dapat diartikan dapat membawa hasil. Keefektifan bisa

diartikan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha

tertentu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Berkaitan dengan keefektifan pengembangan instrumen dalam dunia

pendidikan, Van den Akker (1999: 10) menyatakan “keefektifan mengacu pada

tingkatan bahwa pengalaman dan hasil intervensi konsisten dengan tujuan yang

dimaksud. Menurut Akker (1999) dalam Yazid ada 2 aspek keefektifan yang

harus dipenuhi oleh suatu penilaian, yakni :

 Ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa penilaian

tersebut efektif.

 Secara operasional penilaian tersebut memberikan hasil sesuai yang

diharapkan.

Keefektifan merupakan suatu standar pengukuran untuk menggambarkan

tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai.

Ukuran keefektifan biasanya dinyatakan secara kualitatif (berdasarkan pada

mutu) dalam bentuk pernyataan saja artinya apabila mutu yang dihasilkan baik

maka keefektifannya baik pula.

B. Teori Kepraktisan
Dalam kamus besar bahasa indonesia kepraktisan diartikan sebagai suatu

yang bersifat praktis atau efisien. Arikunto (2010) mengartikan kepraktisan dalam

evaluasi pendidikan merupakan kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen

evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan dan menginterpretasi

/memperoleh hasil.

Kepraktisan juga merupakan salah satu ukuran suatu instrumen evaluasi

dikatakan baik atau tidak. Bila guru menggunakan essay tes untuk mengukur

tanggapan siswa terhadap suatu produk pembelajaran dan jumlah siswa yang

dibimbingnya mencapai dua ratus orang, maka upaya ini cenderung tidak praktis.

Diperlukan cara lain untuk menilai tanggapan siswa tersebut, misalnya dengan tes

lisan terhadap hasil diskusi kelompok. Kepraktisan diartikan sebagai kemudahan

dalam penyelenggaraan, membuat instrumen, dan dalam memeriksa atau

penentuan keputusan yang objektif, sehingga keputusan tidak menjadi biasa dan

diragukan. Kepraktisan dihubungkan pula dengan efisien dan efektivitas waktu

dan dana. Sebuah tes dikatakan baik bila tidak memerlukan waktu yang banyak

dalam pelaksanaannya, dan tidak memerlukan dana yang besar atau mahal.

Kepraktisan sebuah alat evaluasi lebih menekankan pada tingkat efisiensi

dan efeetivitas alat evaluasi tersebut, beberapa kriteria yang dikemukakan oleh

Gerson, dkk dalam mengukur tingkat kepraktisan, antaranya adalah

 Waktu yang diperlukan untuk menyusun tes tersebut

 Biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan tes tersebut

 Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tes

 Tingkat kesulitan menyusun tes


 Tingkat kesulitan dalam proses pemeriksaan tes

 Tingkat kesulitan melakukan interpretasi terhadap hasil tes

Kepraktisan alat evaluasi akan memberikan manfaat yang besar bagi

pelaksanaan maupun bagi peserta didik karena dirancang sedemikian sistematis

terutama penilaian instrumen tersebut.

Untuk mengukur tingkat kepraktisan yang berkaitan dengan pengembangan

intrumen berupa penilaian dalam pembelajaran, Nieveen (1999) berpendapat

untuk mengukur kepraktisannya dengan melihat apakah guru mempertimbangkan

penilaian yang mudah digunakan pada siswa. Khusus untuk pengembangan

produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan, produk tersebut

dikatakan praktis jika para ahli dan praktisi menyatakan bahwa secara secara

teoritis produk yang diuji cobakan di lapangan dan tingkat keterlaksanaanya

produk tersebut termasuk kategori “baik”. Istilah baik ini masih memerlukan

indikator-indikator yang diperlukan untuk menentukan tingkat “kebaikan” dari

keterlaksanaan produk yang dikembangkan.

C. Teori Kelayakan

Akker, J.V. 1999. Design Approaches and Tools In Education And Training.

Dodrecht : Kluwet Academic Publisher. (hal 1-14)

Nieveen, Nienke. 1999. Design Approaches and Tools In Education And

Training. Dodrecht : Kluwet Academic Publisher. (hal 125-136)

Anda mungkin juga menyukai