Anda di halaman 1dari 11

Lembar Kerja Peserta 1.1: Tipe Pelajar Seperti Apakah Anda?

Baca pertanyaan dan pilihlah jawaban yang pertama kali masuk dalam pikiran anda!
Jangan menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan satu pertanyaan saja!

1. Ketika anda belajar untuk menyiapkan sebuah tes, anda akan memilih:
A. Membaca catatan
B. Mengulang fakta-fakta dengan cara berbisik pada diri sendiri
C. Menuliskannya

2. Apa yang Anda lakukan ketika mendengarkan musik?


A. Berkhayal
B. Ikut bersenandung
C. Bergoyang mengikuti irama musik

3. Ketika anda berusaha memecahkan sebuah soal anda akan:


A. Membuat sebuah daftar dan mengatur langkah-langkah
B. Menanyakan kepada teman dan para ahli
C. Membuat sebuah model permasalahan dan memecahkannya dalam pikiran
anda

4. Ketika anda membaca untuk hiburan, Anda lebih menyukai:


A. Sebuah buku dengan banyak gambar di dalamnya
B. Sebuah buku misteri
C. Sebuah buku dimana anda menjawab pertanyaan dan memecahkan soal

5. Untuk mempelajari bagaimana kerja komputer, anda lebih memilih:


A. Menonton film tentang komputer itu
B. Mendengarkan seseorang menjelaskannya
C. Bekerja dengan komputer dan mempelajarinya sendiri

6. Anda baru memasuki museum, apa yang akan anda lakukan pertama kali?
A. Melihat sekeliling dan mencari peta yang menunjukkan lokasi berbagai
barang atau koleksi.
B. Berbicara kepada pemandu museum dan menanyakan tentang barang atau
koleksi yang dipamerkan
C. Pergi ke pameran atau pajangan pertama yang kelihatan menarik

7. Restoran seperti apa yang tidak ingin anda kunjungi?


A. Restoran dengan pencahayaan terlalu terang
B. Restoran dengan musik yang terlalu keras
C. Restoran dengan tempat duduk yang tidak nyaman

8. Kelas mana yang anda pilih?


A. Kelas seni
B. Kelas musik
C. Kelas olah raga

9. Apa yang anda lakukan ketika anda merasakan bahagia?


A. Tersenyum
B. Berteriak
C. Meloncat
10. Jika anda berada dalam sebuah pertemuan, biasanya yang anda ingat di hari
berikutnya adalah:
A. Wajah-wajah orang, tetapi bukan nama mereka
B. Nama-nama orang, bukan wajah mereka
C. Hal-hal yang anda katakan dan lakukan dalam pertemuan tersebut

11. Ketika anda membaca atau melihat kata “SISWA”, apa yang pertama anda lakukan?
A. Memikirkan tentang gambar dari siswa tertentu.
B. Mengucapkan kata “siswa” secara pelan-pelan pada diri sendiri
C. Merasakan perasaan berada di dalam kelas bersama siswa anda

12. Ketika anda bercerita, anda akan lebih suka untuk:


A. Menuliskannya
B. Menceritakannya dengan nyaring
C. Memerankannya (akting/drama)

13. Ketika anda mencoba untuk berkonsentrasi, apa yang paling mengganggu usaha anda
tersebut?
A. Gangguan visual
B. Suara-suara/bunyi
C. Hal lain seperti lapar, sepatu yang sempit

14. Apa yang biasanya anda lakukan ketika anda marah?


A. Cemberut
B. Berteriak
C. Menghentakkan kaki dan membanting pintu

15 Ketika belajar mengeja kata-kata baru, cara mana yang cenderung anda lakukan?
A. Menuliskannya dan melihat apakah terlihat benar
B. Menyuarakannya
C. Menuliskan untuk melihat apakah terasa benar

Hitung jawaban Anda. Apakah jawaban Anda kebanyakan A, B, atau C?


Lembar Kerja Peserta 1.2 Jawaban: Tipe Pelajar Seperti Apakah
Anda?

A
Jika skor anda sebagian besar adalah A, maka anda memiliki gaya belajar visual. Anda belajar
dengan penglihatan dan melihat. Karakteristik pelajar gaya visual adalah:
 Membuat banyak catatan yang terperinci.
 Cenderung duduk di depan.
 Biasanya rapi dan bersih.
 Sering menutup mata untuk memvisualisasikan atau untuk mengingat sesuatu.
 Mencari sesuatu untuk ditonton jika merasa bosan.
 Senang melihat apa yang mereka pelajari.
 Diuntungkan oleh ilustrasi dan presentasi yang menggunakan warna-warni.
 Tertarik pada bahasa tulis atau lisan yang kaya akan gambar.
 Lebih menyukai rangsangan (stimuli) yang terisolasi dari gangguan auditori dan
kinestetik.
 Menganggap lingkungan pasif adalah yang paling ideal.

B
Jika skor anda sebagian besar adalah B, maka anda memiliki gaya belajar auditori. Anda
belajar dengan pendengaran dan mendengarkan. Karakteristik pelajar tipe auditori dalah:
 Duduk di tempat dimana dapat mendengar tapi tidak perlu memperhatikan apa yang
terjadi di depan.
 Kemungkinan Anda tidak pernah menyerasikan pakaian dan warna, tetapi Anda dapat
menjelaskan mengapa Anda memakai pakaian seperti itu?
 Bersenandung atau berbicara kepada diri sendiri atau kepada orang lain jika merasa
bosan.
 Mendapatkan pengetahuan dengan membaca nyaring.
 Mereka mengingat pelajaran dengan cara melakukan verbalisasi kepada diri sendiri (jika
tidak melakukannya, mereka mengalami kesulitan dalam membaca peta, diagram, atau
menyelesaikan tugas konseptual, seperti matematika).
C
Jika skor anda kebanyakan adalah C anda memiliki gaya belajar kinestetik. Anda belajar
dengan meraba dan melakukan. Karakteristik pelajar dengan tipe kinestetik adalah sebagai
berikut:
 Harus aktif dan sering istirahat.
 Berbicara dengan tangan anda dan dengan bahasa tubuh.
 Ingat apa yang telah dilakukan, tapi mengalami kesulitan untuk mengingat apa yang telah
dikatakan atau dlihat.
 Mencari alasan untuk dapat bermain-main dengan sesuatu atau pergi ketika merasa bosan.
 Mengandalkan pada apa yang dapat mereka alami atau lakukan secara langsung.
 Kegiatan yang berhubungan dengan memasak, bangunan, teknik, dan seni membantu
mereka dalam memahami dan belajar sesuatu.
 Menyenangi kunjungan lapangan dan tugas-tugas yang berhubungan dengan rekayasa
bahan.
 Duduk dekat pintu atau tempat lain dimana mereka dapat mudah bangun dan bergerak ke
sana ke mari.
 Tidak betah di kelas yang kurang dalam memberikan pengalaman praktek.
 Berkomunikasi dengan cara menyentuh dan lebih menghargai motivasi yang
diekspresikan secara fisik, seperti tepukan di bahu.
Lembar Kerja Peserta 1.3: Metode Fasilitasi

1. Rencana Kegiatan
Pelatihan apapun memerlukan kegiatan refleksi terhadap apa yang baru saja dipelajari selama
pelatihan. Peserta perlu mengimplementasikan hasil pelatihan di tempat kerja mereka masing-
masing. Oleh karena itu, pembuatan rencana implementasi hasil pelatihan akan sangat
membantu para peserta pelatihan tentang apa yang harus dilakukan setelah pelatihan selesai.
Sering pelatihan tidak menghasilkan tindak lanjut, karena para peserta tidak mempunyai
rencana kegiatan. Rencana Kegiatan merupakan muara dari semua latihan yang telah
dilakukan.

Perlu disediakan waktu tersendiri kepada para peserta untuk membuat rencana kegiatan dalam
rangka untuk menindaklanjuti hasil pelatihan. Peran fasilitator hanya memberikan motivasi,
memberikan penjelasan berbagai hal yang masih kabur (kalau diminta), dan memberikan
masukkan, arahan, dan pendapat kepada para peserta.

2. Curah Pendapat (Brainstorming)


Curah pendapat akan menumbuhkan motivasi kepada para peserta untuk memberikan ide atau
saran terhadap masalah atau pertanyaan yang disampaikan oleh fasilitator. Penyampaian saran
dan ide harus dilakukan dengan cepat dan tidak memperhatikan salah atau benar. Langkah-
langkah yang harus ditempuh adalah:
 Menyampaikan masalah, pertanyaan, atau topik kepada peserta yang dilakukan dengan
lisan atau tertulis.
 Beri semangat kepada semua peserta untuk menyampaikan ide dan saran.
 Catat baik-baik saran atau ide tersebut di papan tulis atau kertas flipchart.
 Sampaikan bahwa ide dan saran yang sudah disampaikan oleh peserta lain tidak boleh
diulangi.
 Setelah proses curah pendapat selesai, lakukan pencermatan terhadap ide dan saran yang
disampaikan untuk selanjutnya dianalisis dan diberi skala prioritas.

3. Pemecahan Masalah yang Kreatif


Metode ini terdiri dari beberapa metode yang digunakan secara bersamaan. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi masalah, menemukan kemungkinan pemecahan, dan menentukan
pemecahan yang paling potensial. Metode ini terdiri dari 5 sampai dengan 7 tahapan.

4. Demonstrasi
Fasilitator mempraktekan sesuatu dan para peserta mengamati kemudian mempraktekannya
sendiri. Misalkan saja, fasilitator mendemontrasikan bagaimana mengoperasikan OHP dengan
benar. Para peserta mengamati demo yang dilakukan fasilitator dan akhirnya para peserta
praktek sendiri untuk mengoperasikan OHP.

5. Buku Dialog
Peserta diatur secara berpasangan, bisa dua baris yang saling berhadap-hadapan, atau dalam
dua lingkaran yang saling berhadapan, tiap peserta diberikan buklet yang telah disiapkan
sebelumnya. Di tiap halaman buklet, dituliskan satu kalimat untuk dilengkapi (misalnya
Perasaan saya ketika sampai pada pembahasan ini adalah … “ dan “sesuatu yang telah saya
pelajari ketika selesai penulisan atau kegiatan ini adalah … “). Peserta bergiliran untuk
melengkapi kalimat, sampai mereka merampungkan seluruh materi dalam buklet tersebut.
Berikan alokasi waktu sampai dua menit untuk tiap halaman.

6. Menggambar dan Menggambar Kartun


Peserta bisa bekerja secara individual atau kelompok untuk menggambar sesuatu yang
berhubungan dengan topik yang sedang dibicarakan. Misalkan saja topik yang disampaikan
adalah menjadi fasilitator yang efektif. Peserta diharapkan untuk membuat gambar yang
berhubungan dengan fasilitator efektif. Gambar tersebut bisa berupa gambar fasilitator sedang
presentasi, gambar fasilitator sedang memimpin diskusi, dan lain sebagainya. Peserta juga
bisa menuliskan karakteristik dari gambar yang dibuat misalnya saja pakaiannya rapi, suka
membantu peserta, pintar, menghormati peserta, dan lain sebagainya. Setelah peserta selesai
menggambar mereka dapat mempresentasikan gambar tersebut kepada semua peserta lain.

Metode menggambar kartun dapat digunakan untuk menceriterakan kejadian-kejadian yang


berurutan. Misalkan saja, seorang peserta ingin menceriterakan kegiatan hari ini. Gambar
kartun yang mungkin bisa dibuat secara berturut-turt adalah sebagai berikut:
Gambar 1: Gambar orang sedang tidur
Gambar 2: Gambar orang sedang bangun tidur
Gambar 3: Gambar orang sedang siap-siap berangkat ke kantor
Gambar 4: Gambar orang sedang makan pagi
Gambar 5: Gambar orang sedang berjalan menuju kantor
Gambar 6: Gambar orang sedang bekerja
Gambar 7: dan seterusnya

Setelah gambar selesai semua, kelompok atau individual bisa saling menukarkan gambar
kartun tersebut dan mereka berusaha memahami gambar tersebut yang pada akhirnya
memerankan gambar yang diterimanya.

7. Umpan Balik
Fasilitator memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan balikan.
Metode ini dilakukan pada waktu kegiatan fasilitasi berlangsung. Fasilitator harus
menghentikan proses belajar dan mulai mendorong peserta untuk menyatakan apa yang
mereka rasakan atau apa yang mereka pelajari.

8. Permainan
Banyak sekali jenis permainan yang bisa digunakan mulai dari permainan yang sudah
disiapkan dalam bentuk paket sampai dengan permainan yang sangat sederhana. Contoh
permainan sederhana antara lain: dua kelompok diberi tugas yang berbeda-beda dan semua
peserta diminta untuk membedakan tugas yang mereka terima. Bila terdapat beberapa
kelompok dalam pelatihan, maka teknik seperti bermain peran paling baik digunakan sebagai
‘permainan’.

Variasi lain yang bisa dilakukan oleh fasilitator adalah dengan membagi peserta menjadi dua
kelompok besar. Kelompok pertama berdiri berjajar di sebelah kanan sedangkan kelompok
kedua berdiri berjajar di sebelah kiri. Kedua kelompok diberi nama kesebelasan sepak bola
yang terkenal yang akan bertanding. Sampaikanlah kepada peserta tentang topik yang akan
dimainkan misalkan saja “Apa yang perlu dilakukan oleh Guru untuk Meningkatkan kualitas
pendidikan”. Fasilitator atau wasit mengundi kelompok mana yang akan menjawab pertama
kali. Bola dilempar kepada salah satu anggota kelompok yang menang undian dan sekaligus
menjawab pertanyaan yang sudah disampaikan. Setelah salah satu peserta dari menjawab lalu
ia melemparkan bola kepada salah satu peserta dari kelompok lawannya untuk menjawab.
Proses ini terus berjalan sampai waktu yang disetujui habis. Pembantu fasilitator mencatat
jawaban-jawaban yang sudah disampaikan oleh para peserta dari kedua belah kubu. Hitung
skornya dan umumkan hasilnya (pemenangnya).

9. Diskusi Kelompok
Diskusi terbuka atau terstruktur yang melibatkan seluruh kelompok peserta dengan
fasilitatornya. Topik diskusi bisa dibatasi oleh fasilitator atau dibiarkan berkembang dari
berdasarkan sumbangan pendapat para peserta.

10. Lembar Kerja


Catatan tertulis berisikan ringkasan ceramah, atau instruksi untuk praktek, dibuat oleh
fasilitator untuk peserta sebagai panduan, atau untuk menambahkan materi tambahan yang
dapat digunakan oleh peserta sendiri.

11. Icebreaker (Pemanasan atau Penyegaran)


Latihan yang dirancang untuk memperkenalkan peserta kepada satu sama lain, untuk
mempertahankan kesegaran para peserta selama pelatihan, untuk penguatan terhadap materi
yang telah disampaikan, dan lain sebagainya. Penggunaan metode ini harus dipertimbangkan
dengan baik, karena kalau terlalu sering digunakan akan memboroskan waktu dan bisa
mengubah orientasi peserta, tetapi kalau tidak digunakan akan menyebabkan pelatihan tidak
menarik, kering, dan membosankan.

Terdapat banyak jenis icebreaker yang bisa digunakan oleh faslitator mulai dari ice breaker
yang membutuhkan gerakan fisik sampai dengan icebreaker yang hanya menggunakan daya
pikir atau kerja mental. Untuk melihat jenis-jenis dan penggunaan icebreaker ini, dapat dilihat
pada sesi tujuh.

12. Ceramah
Presentasi lisan yang telah disiapkan oleh fasilitator dan disampaikan kepada peserta. Metode
caramah ini bisa dilengkapi dengan video, Lembar Kerja, demonstrasi, dll agar tidak
membosankan para peserta. Walaupun ceramah adalah metode yang paling sederhana, tetapi
untuk bisa menyampaikan ceramah dengan menarik membutuhkan keahlian yang dibangun
secara terus menerus. Kiat untuk ceramah yang efektif dapat dilihat pada Informasi Tambahan
4.1.

13. Catatan (Log) dan Buku Harian


Peserta diminta untuk memiliki atau menulis catatan atau buku harian tentang pengalaman,
pembelajaran, atau wawasan mereka selama pelatihan atau setelah pelatihan selesai. Buku log
ini sangat penting untuk catatan peserta dan bisa menjadai referensi mereka di waktu yang
akan datang.

14. Kuesioner
Sebuah teknik untuk mengumpulkan informasi. Teknik ini bisa juga digunakan untuk
membantu dalam asesmen diri sebelum atau sesudah kegiatan pelatihan. Kuesioner ini bisa
digunakan pula untuk mewawancarai peserta lain.

15. Meranking Kartu


Pada metode ini peserta diharapkan mampu memprioritaskan berbagai isu, permasalahan,
atau solusi. Sebagai contoh, seorang fasilitator menyampaikan permasalahan mengenai drop
out (DO). Fasilitator akan memotivasi peserta untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang
menyebabkan drop out. Dengan menggunakan metode curah pendapat peserta dapat
mengidentifikasi berbagai faktor yang menyebkan DO. Faktor-faktor tersebut dituliskan ke
dalam setiap kartu atau kertas post it. Faktor-faktor tersebut kemudian harus diranking dengan
menggunakan berbagai cara. Berikut ini adalah dua model perankingan kartu. Model ranking
A hanya mengurutkan faktor berdasarkan kepentingannya. Kartu dengan nomor 1 berisi
faktor yang paling penting sedangkan kartu dengan nomor urut 9 berisi faktor yang paling
tidak penting.

Model perankingan B adalah model diamond atau model wajik, dimana kartu dengan nomor 1
berisi faktor yang paling penting. Sedangkan kartu nomor 2 (ada dua buah) berisi faktor yang
paling penting kedua. Sedangkan kartu dengan nomor 9 berisi faktor yang paling tidak
penting. Perlu disampaikan di sini, bahwa ada dua kartu dengan nomor 2 yang sengaja
dipampang berdampingan, demikian kartu nomor 3 dan 4, artinya kartu-kartu yang
ditempatkan sejajar ini mempunyai tingkat kepentingan yang sama.
Setiap kelompok mempunyai pendapat yang berbeda mengenai faktor penyebab DO. Di
samping perbedaan tersebut, perankingan kartu juga bisa berbeda. Oleh karena itu, kalau
memungkinkan diskusi dilanjutkan untuk mencapai konsesus mengenai kedua hal tersebut.

Metode ini merupakan metode gabungan antara metode curah pendapat dengan metode
diskusi kelompok. Di samping peserta harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
DO, mereka juga harus mampu memberi bobot terhadap faktor tersebut berdasarkan derajat
kepentingannya.

1
(A) (B)
2
1
3

4 2 2

5
3 3 3
6
4 4
7

8 5

16. Bermain Peran


Suatu teknik untuk menciptakan atau mempraktekkan sesuatu dalam situasi kehidupan nyata.
Setelah mengidentifikasi situasi dunia nyata fasilitator mengubah ceritanya menjadi
permainan peran dengan meminta seseorang peserta memerankan peran tertentu yang ada
dalam situasi tersebut. Peserta sebagai aktor yang berakting dan diikuti dengan kata-kata.

17. Menyelesaikan Kalimat


Sebuah daftar yang berisi kalimat yang belum selesai dan harus diselesaikan oleh setiap
peserta. Bagian kalimat yang sudah lengkap dijadikan sebagai acuan untuk mengisi kata-kata
yang masih belum ada. Teknik ini bisa digunakan untuk mengungkapkan perasaan, misalnya
‘Suatu hal yang membuat saya khawatir menjadi fasilitator adalah …. Atau untuk
memperkuat pengetahuan faktual, misalnya ‘Sebuah teknik yang bisa membantu orang siap
dalam situasi yang canggung adalah …… ‘

18. Berbagi dalam Pasangan


Peserta dibagi menjadi pasangan-pasangan untuk membahas suatu isu yang ditetapkan oleh
fasilitator. Teknik ini dapat digunakan dengan berbagai cara: diskusi pengalaman pribadi,
reaksi terhadap suatu situasi, melakukan konseling untuk kesulitan masing-masing peserta,
menjelaskan harapan pribadi, mendukung refleksi dan rencana pasangannya.

19. Simulasi
Dalam simulasi peserta dibawa ke dalam situasi fiksi dengan skala cukup besar dari
serangkaian proses yang saling terkait. Kadang metode ini dapat dikatakan sebagai acara
bermain peran yang besar, karena peserta mendapatkan berbagai peran yang disiapkan untuk
didramakan bersama dalam sebuah tim.
Sebagai contoh, untuk membuktikan hukum permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi.
Peserta pelatihan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pembeli dan kelompok
penjual. Setiap pembeli ingin membeli harga serendah mungkin sedangkan setiap penjual
ingin menjual barang dengan harga setinggi mungkin. Dalam simulasi ini diedarkan sejumlah
uang dan barang. Dengan berbagai prosedur dan pencatatan tertentu, akhirnya para peserta
bisa menggambarkan sendiri kurve permintaan dan penawaran. Dengan kata lain, para peserta
mensimulasikan pasar yang rumit untuk menggambarkan kurve permintaan dan penawaran
(National Council on Economic Education, USA).

20. Kartu Situasi


Kartu yang sengaja disiapkan dengan isi “situasi canggung” atau “situasi sulit” yang mungkin
dihadapi oleh para peserta dalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari. Tiap kartu dibacakan
oleh seorang peserta yang diikuti dengan tanggapannya. Peserta lain diperbolehkan untuk
menyumbangkan idenya. Kartu-kartu ini bisa digunakan sebagai kartu informasi kegiatan
bermain peran.

21. Diskusi Kelompok Kecil


Beberapa peserta dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang.
Fasilitator memberi topik-topik atau isu-isu yang harus dipecahkan bersama melalui diskusi.
Dengan adanya diskusi diharapkan anggota kelompok bisa bekerjasama untuk memecahkan
masalah, berbagi pengalaman, membangun sikap sportif, dan menghargai pendapat orang
lain. Hasil diskusi kelompok kecil akan lebih bermakna apabila disampaikan kepada semua
peserta. Diskusi kelompok kecil juga dapat digunakan oleh fasilitator untuk mendorong
peserta dalam membuat rencana kegiatan. Rencana ini adalah rencana yang akan
diimplementasikan di sekolah masing-masing setelah para peserta selesai mengikuti
pelatihan.

22. Daftar Cek dan Lembar Asesmen


Metode ini hampir mirip dengan metode kuesioner. Peserta diberi lembaran kertas yang berisi
berbagai pertanyaan yang harus dijawab atau ditanggapi. Peserta hanya meletakkan tanda cek
atau centang pada jawaban yang paling sesuai dengan respon atau situasi peserta.
Misalkan saja;

Saya merasa grogi bila berhadapan pertama kali dengan para peserta yang asing bagi saya:
[ ] memang saya selalu begitu
[ ] kadang saya begitu
[ ] saya tidak pernah begitu

Apakah memilih media yang cocok dengan tujuan pembelajran menjadi masalah bagi
fasilitator?
[ ] memang suatu masalah
[ ] kadang menjadi masalah
[ ] tidak pernah menjadi masalah
Setelah mendapatkan informasi berbagai metode fasilitasi dari pelatihan apa yang Anda akan
lakukan?
[ ] mempraktekkan semua metode
[ ] mempraktekkan sebagian kalau ada kesempatan
[ ] tidak pernah mempraktekkan, karena saya sibuk

Lembar asesmen ini sangat bermanfaat bagi fasilitator maupun bagi peserta. Fasilitator akan
bisa mengambil tindakan tertentu agar peserta dapat mencapai tujuan pelatihan yang telah
ditetapkan. Bagi peserta, asesmen ini bermanfaat sebagai wahana untuk mengevaluasi diri dan
sekaligus mengidentifikasi apa yang harus dilakukan pada tahap berikutnya.
Lembar Kerja Peserta 1.4: Bagaimana Menggunakan Metode
Partisipatori dengan Pelajar Dewasa?

Baca penjelasan berbagai metode fasilitasi yang dapat digunakan untuk memberikan
kegiatan-kegiatan dengan pelajar dewasa. Jawab pertanyaan berikut:

Metode mana yang menurut anda termasuk metode partisipatori dan yang mana yang
bukan? Mengapa?

Metode mana yang menurut anda dapat digunakan untuk pelajar dewasa? Mengapa?

Tantangan dan kesulitan apa saja yang mungkin muncul bila menggunakan metode
fasilitasi tersebut di atas? Bagaimana anda dapat mengatasi tantangan dan kesulitan
tersebut? Mohon pilih dua strategi yang telah anda dalami untuk dikomentari.

Kiat-kiat apa lagi yang bisa Anda sampaikan agar penyajian materi atau sesi menjadi
lebih efektif? Mohon kita-kiat yang diidentifikasi berhubungan dengan hal-hal di
bawah ini.

1. Tujuan

2. Waktu bicara
3. Pemberian Tanggapan

4. Praktek

5. ?

Anda mungkin juga menyukai