Anda di halaman 1dari 23

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas tuntunan-Nya sehingga Bahan
Ajar Pembuatan Video Pembelajaran dapat diselsaikan tepat waktu. Bahan Ajar ini
diharapkan dapat memberikan arahan kepada peserta Pelatihan Multimedia
Pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar ini diharapkan kedepannya Aparatur Sipil
Negara (ASN) dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan selama kegiatan
pelatihan.
Kami menyadari bahwa bahan ajar ini masih memerlukan banyak
penyempurnaan sehingga saran dan masukan sangat diperlukan. Kami berharap
bahan ajar ini dapat memberikan manfaat bagi peserta pelatihan dan sebagai salah
satu referensi dalam mewujudkan keterampilan membuat media pembelajaran berbasis
multimedia.

Denpasar, Juli 2023

Ulin Umi Azmi

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI ..................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4
A. Latar Belakang ....................................................................................................4
B. Deskripsi Singkat .................................................................................................4
C. Kompetensi Pelatihan..........................................................................................4
D. Indikator Keberhasilan .........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................6
A. Media Pembelajaran............................................................................................6
B. Video Pembelajaran ............................................................................................7
C. Tahapan Pembuatan Video Pembelajaran ..........................................................9
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 21
A. Kesimpulan........................................................................................................ 21
B. Saran ................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 22

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Camera Shot .............................................................................................. 12


Gambar 2. Camera Angle ........................................................................................... 13
Gambar 3. Camera Moving ......................................................................................... 14
Gambar 4. Search Capcut........................................................................................... 19
Gambar 5. Daftar Gratis Capcut .................................................................................. 19
Gambar 6. Daftar dengan Google ............................................................................... 19
Gambar 7. Memilih Kesesuaian Kebutuhan ................................................................ 20
Gambar 8. Membuat Video Baru ................................................................................. 20
Gambar 9. Sumber Daya Baru, Mengunggah dan Menemukan Material Baru ........... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kompetensi profesional yang harus dikuasai guru dengan baik yaitu
kemampuan seorang guru dalam mengajar atau menyampaikan materi.
Mengajar adalah usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar
berlangsung kegiatan belajar yang bermakna dan optimal. Mengajar juga
menyangkut transfer of knowledge dan mendidik yang transfer of values.
Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
kompetensi adalah keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Standarisasi kompetensi yang harus dimiliki guru terdiridari 4 aspek, yaitu (1)
kompetensi pedagogik, (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi sosial, dan
(4) kompetensi kepribadian. Dalam praktiknya empat kompetensi dasar seorang
guru tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Keberhasilan seorang guru atau pengajar dalam menyampaikan materi
dapat dilakukan dengan pemilihan penggunaan metode mengajar yang tepat,
efisien dan efektif sehingga siswa dapat menerima, memahami, menguasai,
mengembangkan bahan pelajaran, dan tidak jenuh dalam menerima materi.
Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran yang
interaktif.

B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini memfasilitasi pembentukan kompetensi dalam
pembuatan video pembelajaran.

C. Kompetensi Pelatihan
Setelah mengikuti proses pembelajarann peserta diklat mempu: membuat
video pembelajaran

4
D. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan Menjelaskan tahapan pembuatan video pembelajaran.
2. Menyusun storyline video pembelajaran.
3. Menjelaskan teknik pengambilan video (pencahayaan, suara, kamera)
4. Mempraktikkan pengambilan video menggunakan smartphone
5. Menyusun aset video pembelajaran berdasarkan storyline

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang mempunyai makna
kata metode komunikasi dan sumber informasi. Suatu media bisa disebut
sebagai media pembelajaran jika media tersebut menyediakan pesan dan
informasi untuk keperluan pembelajaran. Media pembelajaran Media
berfungsi untuk menghubungkan informasi dari satu pihak ke pihak lain.
Sedangkan dalam dunia pendidikan kata media disebut media pembelajaran.
Media Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga
dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar.
Lebih lanjut, Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2013) secara
eksplisit mengatakan bahwa
Media pembelajaran mencakup alat-alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi bahan ajar.

2. Fungsi Media Pembelajaran


Fungsi mendasar suatu media pembelajaran adalah sebagai penyampai
materi pembelajaran dari sumber belajar ke pembelajara. Rusman (2012)
menyebutkan rincian fungsi media pembelajaran, yaitu:
a. Sebagai alat bantu yang mampu memperjelas, memudahkan, dan
mempercepat penyampaian materi pembelajaran;
b. Sebagai komponen dari sub sistem pembelajaran;
c. Sebagai pengarah pembelajaran;
d. Sebagai pembangkit motivasi dan perhatian;
e. Meningkatkan hasil pembelajaran;
f. Mengurangi terjadinya verbalisme;
g. Mengatasi keterbatan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

Media pembelajaran mempunyai kedudukan penting sebagai salah satu


komponen pembelajaran dan unsur lingkungan pembelajaran. Secara mendasar
dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran berfungsi unruk
mengarahkan proses pembelajaran,membangkitkan motivasi pembelajar serta
proses penyampaian materi pembelajaran tidak langsung secara optimal.

6
B. Video Pembelajaran
1. Pengertian Video Pembelajaran
Video adalah media audio visual yang menampilkan gambar dan
suara. Pesan yang disajikan beropa fakta (kejadian, peristiwa penting, berita)
maupun fiktif (cerita buatan) baik yang bersifat informatif, edukatif, maupun
instruksional.
Video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual,
yang dirancang secara sistematis dengan berberisi pesan-pesan
pembelajaran baik yeng berisi konsep, prinsip, prosedur, maupun teori
aplikasi pengetahuna yang bertujuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran.
Video pembelajaran berpedoman pada kurikulum yang berlaku dan
dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajarn
sehingga peserta didik dimungkinkan dapat mencermati materi pelajaran
secara lebih mudah dan menarik.
2. Karakteristik Video Pembelajaran
a. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
b. Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas
karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak
(bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di
kutub) dan lain sebagainya.
c. Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi
hingga panen.
d. Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).
Ceppy Riana (2007) dalam bukunya Media Pembelajaran
menjelaskan dengan lebih rinci mengenai 7 (tujuh) kerakteristik Media
Pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Clarity of Massage (kejalasan pesan) Siswa dapat memahami pesan
pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima
secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan
dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.

7
b. Stand Alone (berdiri sendiri). Video yang dikembangkan tidak
bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-
sama dengan bahan ajar lain.
c. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya). Media video
menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan
menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil.
bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan
keinginan.
d. Reoresentatif, representasi Isi Materi harus benar-benar representatif,
misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi
pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media video.
e. Visualisasi artinya dengan media, materi dikemas secara multimedia
terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan
materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif.
f. Kualitas, menggunakan kualitas resolusi yang tinggi Tampilan berupa
grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan
resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer.
g. Dapat digunakan secara klasikal atau individual Video pembelajaran
dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam
setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara
klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu
oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang
telah tersedia dalam program

3. Kelebihan dan Kekurangan Video Pembelajaran


Kelebihan dari Video Pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
a. Dapat menstimulir efek gerak
b. Dapat diberi suara maupun warna
c. Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
d. Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
e. Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (control
pada pengguna).
Kekurangan video pembelajaran antara lain:

8
a. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
b. Memerlukan tenaga listrik
c. Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya
d. Sulit dibuat interaktif

C. Tahapan Pembuatan Video Pembelajaran


Dalam pembuatan video pembelajaran terdapat beberapa tahapan,
diantanya adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan (pra produksi)
Dalam tahap persiapan dibutuhkan beberapa langkah, diantaranya:
a. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
Untuk memulai suatu karya apapun dimulai dengan sebuah ide/gagasan.
Demikian juga pembuatan media video pembelajaran. Untuk menemukan
ide, dapat dari mana saja, misalnya pengalaman mengajar di kelas,
lingkungan, permasalahan, buku, media sosial maupun media massa.
Khusus pembuatan media video pembelajaran sebaiknya ide diambil dari
kurikulum yang berlaku saat itu. Kurikulum di sini merupakan acuan utama
di dalam pemilihan kompetensi yang akan diajarkan kepada siswa melalui
media video. Di dalam penelaahan kurikulum harus dilakukan oleh guru
dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media.
b. Menentukan Delivery Style
Delivery style adalah bagaimana cara menyampaikan materi.
Cara-cara tersebut, antara lain:
1) Screen Casting, yaitu dengan cara merekam layar laptop atau pc.
Biasanya ini digunakan untuk membuat tutorial software, desain
pemrograman computer dan sebagainya. Cara ini cukup mudah,
tinggal siapkan softwarenya, siapkan materinya, dan mulai merekam
dengan mic yang bagus sehingga suara yang dihasilkan cukup baik.
2) Screen Casting dengan Pen Tables, adalah secren casting yang
ditambah mengan menulis di layar menggunakan pen tablet.
Biasanya 13 digunakan untuk menyampaikan materi yang berisi
rumus-rumus seperti matematika.

9
3) Screen Casting ditambah Web Cam untuk menampilkan wajah anda
di video pembelajaran yang anda buat. Dengan cara ini audiens dapat
melihat wajah anda.
4) Free Recording, dilakukan dengan merekam kegiatan secara
langsung. Biasanya untuk mengatasi konten video yang tidak bisa
disampikan dilayar, seperti video praktek kesehatan.
5) Top Recording, dilakukan dengan cara menulis di kertas dan di rekam
menggunakan kamera. Cara ini juga cukup unik, biasanya digunakan
untuk video pembelajaran menggambar, atau bisa juga digunakan
untuk belajar rumurs-rumus matematika.
6) Membuat Script atau Storyboard yang ditulis tangan atau diketik
dalam Microsoft word atau aplikasi lain. Hal ini penting dilakukan
supaya pada saat proses rekaman bisa lancar dan tidak kebanyakan
mikir.
2. Tahap Produksi
Kegiatan produksi merupakan kegiatan dalam pengambilan gambar.
Untuk mewujudkan naskah menjadi video pembelajaran yang menarik,
diperlukan pengetahuan teknik produksi yang harus dikuasai oleh tim
produksi video pembelajaran. Teknik produksi memerlukan pengetahuan
dasar-dasar visualisasi, antara lain:
a. Type of shot
Type of shot (size shot), disebut juga dengan terminologi shot, antara
lain sebagai berikut:
1) Extreme long shot
Disingkat juga dengan XLS atau ELS. Istilah lainnya very wide shot
atau very wide angle. Umumnya digunakan pengambilan gambar
exterior. Mencakup pandangan yang lapang/sangat luas, biasanya
menampilkan visual lingkungan (environment) sekitar yang lebih
besar.
2) Very long shot
Disingkat dengan VLS. Dapat digunakan untuk syuting exterior atau
interior yang cukup luas dan tinggi dari set studio atau set building.
Digunakan untuk establishing sho t pada sesosok karakter yang
bergerak seolah penutup sebuah scene.

10
3) Long shot/wide shot
Disingkat LS dan/atau WS. Bisanya disebut dengan “full body” shot,
luas tetapi tidak menutup sosok dari kepala hingga kaki nampak full
frame. Sosok manusia lebih besar dari sekitarnya tetapi masih
menunjukan subjek tersebut ada disuatu lokasi yang ditunjukkan
4) Medium long shot
Disingkat MLS. Jenis Type of shot ini untuk menjawab daya tarik (rasa
penasaran) penonton, biasanya sering disebut dengan lutut shot
(knee shot) karen size shot yang diambil dari lutut hingga ke atas.
5) Medium shot
Disingkat MS. Sering juga disebut “Waist” shot (Pinggang shot),
karena pemotongan frame persis berada dari pinggang ke atas atau
pergelangan tangan bila kita berdiri tegak. Sosok manusia lebih
dominan di dalam frame, lirikan mata, detil baju, warna rambut dan
semua style yang menempel secara langsung sudah terlihat jelas.
6) Medium close-up
Di singkat MCU. Kadang-kadang disebut “two-button” (dua tombol)
karena frame ini cukup sempit hanya menonjolkan kepala dan dada.
Karakter dan ekspresi wajah akan terlihat jelas, di mana kedua mata,
emosi, warna dan gaya rambut, make up, dan lain-lain sudah nampak
jelas. Memberikan banyak informasi bagaimanan karakter berbicara,
mendengar, dan gesture yang terlihat dari tubuh serta gerakan kepala.
7) Close-up
Disingkat CU. Kadang-kadang disebut “head shot” (shot kepala)
karena di dalam frame yang terlihat hanya kepala dengan gaya
rambut. Digunakan lebih intens kepada wajah subjek mulai dari mata,
mulut, gerakan wajah seorang aktor/aktris. Penonton akan lebih fokus
pada frame ini adalah gerakan mata dan mulut berbicara.
8) Big close-up
Disingkat BCU. Frame ini terbatas hanya pada wajah seseorang
berfungsi untuk mendetilkan ekspresi, siapa dan bagaimana (feel
emosi) seperti marah, takut, jatuh cinta, senang, sedih dan lain-lain.
9) Extreme close-up

11
Disingkat ECU atau XCU. Murni untuk detail shot, framing lebih
menuju pada satu bagian saja, seperti mata saja, mulut saja, telinga
saja, tangan saja, dan lain-lain. Tipe ini menarik untuk membuka
imajinasi di dalam dokumenter, seperti misal film kesehatan, ilmu
pengetahuan, film-film fiksi naratif, dan untuk film-film seni
ekperimental.

Gambar 1 Camera Shot

b. Camera Angle
Penempatan tinggi kamera sangat menentukan titik pandang mata
penonton dalam menyaksikan video. Camera angle secara umum dibagi
menjadi:
1) High Angle (pengambilan gambar dari atas objek)
High angle merupakan pengambilan gambar dari atas objek. Dengan
high angle maka objek tampak lebih kecil.
2) Low Angle (pengambilan gambar dari bawah objek)
Juru kamera mengemas dengan low angle dengan pengambilan
gambar objek diawali dengan tilt up (dari bawah ke atas). Teknik ini
ingin lebih menonjolkan sosok yang berkuasa dengan penggambaran
dari bawah ke atas.
3) Eye Level (pengambilan gambar sejajar dengan objek)
Ketinggian kamera sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan
dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini. Kesan normal sesuai
dengan pandangan mata seseorang yang berdiri.

12
Gambar 2. Camera Angle
c. Camera Movement
Teknik pergerakan kamera, meliputi dalam kondisi kamera secara fisik
berpindah tempat maupun kamera dalam posisi di tempat. Berikut ini
beberapa teknik pergerakan kamera :
1) Zoom In/Zoom Out (mendekat dan menjauh)
Di sini kamera secara fisik memang tidak bergerak, yang ditekan
adalah tombol zooming yang ada pada kamera. Objek dapat terlihat
mengecil dan membesar.
2) Tilting (dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah)
Ada beberapa adegan dalam film maupun berita yang
memperlihatkan sosok seseorang diambil dari bawah kemudian
sedikit demi sedikit bergerak ke atas. Ada dua cara tilting, dari
bawah ke atas disebut tilt-up, dari atas ke awah disebut tilt-down.
3) Panning
Jika ingin menunjukkan deretan pasukan yang sedang berbaris atau
objek lain yang berderet, seorang juru kamera akan menggunakan
teknik panning, yakni menggerakkan kamera mengikuti urutan objek,
baik dari kiri ke kanan, maupun dari kanan ke kiri. Jika digerakkan
dari kanan ke kiri sebut pan left. Sebaliknya, jika digerakkan dari kiri
ke kanan di sebut pan right.
4) Tracking
Merupakan pergerakan kamera mendekati maupun menjauhi objek.
Pada Tracking ini secara fisik kamera ikut bergerak, baik
menggunakan sarana tripon maupun dolly track. Track In yaitu teknik
pengambilan gambar yang dimulai dengan cara menggerakan
kamera mendekati objek. Track Out yaitu teknik pengambilan

13
gambar yang dimulai dengan cara menggerakan kamera menjauhi
objek.

Gambar 3. Camera Moving


d. Tips dan Trik Produksi Video menggunakan Smartphone
Berikut beberapa tips dan trik dalam memproduksi video pembelajaran
menggunakan smartphone:
1) Atur dengan baik setting aplikasi kamera. Buka aplikasi kamera,
tingkatkan resolusi video setinggi mungkin dan aktifkan video
stabilization (jika ada).
2) Pastikan daya baterai mencukupi. Siapkan powerbank apabila
dirasa kapasitas baterai tidak akan cukup.
3) Pastikan memori penyimpanan mencukupi. Apabila kapasitas
memori dirasa kurang, siapkan laptop untuk mentransfer file hasil
rekam atau siapkan memori cadangan.
4) Instal aplikasi pendukung jika diperlukan. Dapat menggunakan
aplikasi kamera pihak ketiga seperti Camera MX, HD Camera Ultra,
dan lain sebagainya. Instal juga aplikasi editing video untuk
smartphone.
5) Berinvestasi pada aksesoris (tripod, gimbal, audio, lensa, lighting,
dsb.). Tripod sangat dibutuhkan untuk membuat smartphone stabil
terutama apabila pengambilan gambarnya lama. Gimbal adalah

14
perangkat untuk membuat smartphone tetap stabil terutama pada
saat pengambilan gambar dengan pergerakan kamera. Kalau hanya
mengandalkan mikrofon di ponsel, kurang memadai. Ada baiknya
menggunakan mikrofon tambahan untuk dapat menangkap suara
dengan lebih jelas dan mengurangi suara latar yang mengganggu.
Lensa tambahan berfungsi untuk menambah kemampuan zoom,
maupun merekam dengan sudut lebar (wide angle). Dari aspek
lighting, diperlukan lampu LED yang sekarang sudah banyak beredar
di pasaran dengan harga terjangkau.
6) Manfaatkan lingkungan sekitar. Misalnya memakai tembok untuk
membuat smartphone stabil, menambahkan lampu meja untuk
memberikan efek pencahayaan, letakkan ponsel di meja, kursi, atau
apa saja supaya tidak bergerak. Apabila tidak terdapat tripod,
gunakan benda tersebut sebagai tripod.
7) Jaga smartphone tetap stabil. Jika ingin merekam video dengan
memegang smartphone, peganglah dengan dua tangan dan
sandarkanlah tubuh kita ke dinding, pohon, atau benda besar lain
yang tidak bergerak.
8) Ambil gambar dengan posisi landscape untuk menghasilkan gambar
yang sejajar dengan bingkai. Hindari pengambilan gambar dengan
posisi portrait karena video tidak akan tampil penuh di video player
atau YouTube/ medsos dan pada akhirnya sulit dinikmati.
9) Rekam video sedekat mungkin dengan objek. Dengan mendekat
pada objek, suara objek akan lebih dominan ketimbang suara yang
tidak diinginkan, terutama apabila kita tidak menggunakan mikrofon
tambahan atau voice recorder.
10) Hindari menggunakan lampu flash dan fitur zoom yang dimiliki
smartphone. Lampu flash pada smartphone letaknya terlalu dekat
dengan lensa, sehingga efeknya cenderung dominan dan mencolok.
Penggunaan fitur zoom berakibat getaran yang timbul akan semakin
kuat dan fitur zoom yang ada pada smartphone merupakan zoom
digital sehingga kualitas gambar akan menurun dan cenderung
pecah. Untuk mengatasinya mendekatlah ke objek yang akan kita
rekam.

15
11) Jangan menutup mikrofon. Posisi atau letak mikrofon di smartphone
berbeda-beda, jangan sampai tertutup tangan atau jari kita pada
waktu proses pengambilan gambar.
12) Gunakan fitur HDR (high dynamic range) untuk meningkatkan detil
pada gambar video yang dihasilkan.
13) Berilah jeda 2 sampai 3 detik sebelum dan sesudah merekam. Hal
ini untuk tempat transisi antar video dalam aplikasi editing.
14) Pastikan pencahayaan cukup.
15) Hindari area yang terlalu terang. Biasanya objek utama akan menjadi
gelap sedangkan pencahayaan di sekitarnya akan membuat video
menjadi silau.
16) Pergerakan ponsel secara perlahan dan tidak terlalu cepat supaya
video tetap terlihat jelas.
17) Waktu ideal untuk pengambilan gambar di luar ruangan adalah
antara pukul 06.00 - 09.00, dan pukul 15.00 - 17.30 (golden hour).
18) Hindari merekam dengan kamera menghadap sumber cahaya. Pada
kondisi backlight objek akan cenderung lebih gelap daripada
background.
3. Pasca Produksi
Setelah semua tahap produksi sudah dilewati yaitu pengambilan
gambar dan video dirasa sudah lengkap, barulah masuk pada tahap pasca
produksi, yaitu proses mengedit video. Pada proses ediring dapat
menggunakan berbagai macam aplikasi yang dimiliki.
a. Persiapan Bahan Editing
Tahap persiapan adalah memilih satu persatu video dan memisahkan
video yang layak dipakai ke dalam folder agar memudahkan saat proses
editing, karena video yang akan dipakai sudah dipisahkan dari video
yang tidak terpakai. Sehingga saat proses editing berlangsung penulis
tinggal menyesuaikan story line.
b. Proses Editing
Hal pertama yang dilakukan saat proses edit berlangsung dengan
memasukan video yang sudah di sortir satu-persatu sesuai dengan alur
yang ada pada storyline dan merangkai hasil wawancara dari pecinta
durian agar sesuai dengan alur sehingga maksud dari apa yang mereka

16
sampaikan dapat diterima dengan gamblang oleh pemirsa, setelah itu
dalam setiap transisi segmen akan diberi keterangan agar pemirsa
mengetahui setiap pergantian segmen akan membahas tentang apa.
Sedangkan dalam penempatan backsound dapat memilih backsound
yang sesuai dengan konsep video.

D. Menyusun Storyline Video Pembelajaran


Dalam menyusun storyline pembelajaran, aset yang dimiliki terdiri dari
hasil desain materi yang akan disampaikan, naskah (skript) materi yang ingin
disampaikan dan video yang mendukung pesan presentasi multimedia
pembelajaran. Cara menulis naskah (skript) yang baik untuk video pembelajaran,
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Rangkuman Singkat
Cara pertama yang dapat dilakukan adalah dengan membuat rangkuman
singkat terlebih dahulu. Mulai dari tujuan dibuatnya video pembelajaran
tersebut, kemudian pesan ataupun inti dari video, karakteristik peserta yang
akan melihat video, sampai dengan tipe video yang akan dibuat.
2) Tentukan Nada
Adapun cara menulis naskah dalam membuat video pembelajaran yang
selanjutnya adalah dengan menentukan nada yang akan Anda gunakan.
Sadar atau tidak, nada juga bisa menjadi hal yang menarik perhatian. Simbol
penulisan naskah yang sering digunakan:
a) Tanda garis miring satu (/) digunakan untuk koma
b) Tanda garis miring dua (//) digunakan untuk titik
c) Naskah menggunakan huruf kapital
Contoh naskah:
SEMANGAT PAGI!// ASSALAMU’ALAIKUM WARRAHMATULLAHI
WABARAKATUH/ SALAM SEJAHTERA/ SALAM BAHAGIA// BAPAK-
IBU GURU HEBAT DIMANAPUN BERADA/ JUMPA LAGI DENGAN
SAYA ULIN WIDYAISWARA BDK DENPASAR// PADA KESEMPATAN
YANG BAIK INI SAYA AKAN MENYAMPAIKAN MATERI MENGENAI
PRINSIP-PRINSIP DALAM PEMBELAJARAN MULTIMEDIA//

17
3) Contoh Storyline Video Pembelajaran
NAMA VIDEO : PJJ MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
POKOK BAHASAN : PRESETASI MULTIMEDIA
JUDUL VIDEO : PEMBUATAN PRESENTASI MULTIMEDIA
TALENT : ULIN UMI AZMI

SLIDE GAMBAR SKRIPT


Slide 1 SEMANGAT PAGI!//
ASSALAMU’ALAIKUM/ SALAM
SEJAHTERA/ SALAM BAHAGIA//
BAPAK-IBU GURU HEBAT
DIMANAPUN BERADA/ JUMPA LAGI
DENGAN SAYA ULIN
WIDYAISWARA BDK DENPASAR//
PADA KESEMPATAN YANG BAIK INI
SAYA AKAN MENYAMPAIKAN
MATERI MENGENAI PEMBUATAN
PRESENTASI MULTIMEDIA//
Slide 2 BAIK BAPAK IBU GURU HEBAT//
HAL PENTING YANG SEBAIKNYA
KITA PAHAMI SEBELUM MEMBUAT
PRESENTASI MULTIMEDIA ADALAH
MENGENAI 12 PRINSIP
MULTIMEDIA UNTUK
PEMBELAJARAN// 12 PRINSIP
TERSEBUT YAITU… //
Slide 3 PRESENTASI MULTIMEDIA DAPAT
MEMBANTU PENYAMPAIAN MATERI
DENGAN LEBIH MENARIK/
SEHINGGA PENYAMPAIAN PESAN
DAPAT LEBIH MAKSIMAL DENGAN
MEMPERHATIKAN PRINSIP-PRINSIP
YANG ADA// TERIMA KASIH BAPAK
IBU GURU HEBAT/ ORANG HEBAT
DAPAT MELAHIRKAN 1 KARYA
BERMUTU, SEDANGKAN 1 GURU
BERMUTU DAPAT MELAHIRKAN
RIBUAN ORANG HEBAT/ SELAMAT
BERKARYA BAPAK IBU GURU//

18
E. MENGGUNAKAN APLIKASI CAPCUT
1) Login di capcut.com

Gambar 4. Search Capcut

2) Setelah masuk di bagian depan halaman capcut, silakan pilih daftar gratis.

Gambar 5. Daftar Gratis Capcut


3) Pilih masuk menggunakan akun google atau maengetikkan email lainnya.
Kemudian pilih daftar.

Gambar 6. Daftar dengan Google

19
4) Pilih kesesuaian data dan kebutuhan dalam penggunaan aplikasi capcut

Gambar 7. Memilih Kesesuaian Kebutuhan


5) Membuat editing video baru

Gambar 8. Membuat Video Baru


6) Menambah Sumber Daya Baru, Mengunggah dan Menemukan Material
Baru

Gambar 9. Sumber Daya Baru, Mengunggah dan Menemukan Material Baru

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual,
yang dirancang secara sistematis dengan berberisi pesan-pesan pembelajaran
baik yeng berisi konsep, prinsip, prosedur, maupun teori aplikasi pengetahuna
yang bertujuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi
pembelajaran. Dalam produksi video pembelajaran terdiri dari tiga tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan (Pra Produksi)
2. Tahap Produksi
3. Tahap Pasca Produksi
Dalam pembuatan video pembelajaran dibutuhkan storyline
pembelajaran, aset yang dimiliki terdiri dari hasil desain materi yang akan
disampaikan, naskah (skript) materi yang ingin disampaikan dan video yang
mendukung pesan presentasi multimedia pembelajaran. Cara menulis naskah
(skript) yang baik untuk video pembelajaran diawali dengan membuat
rangkuman singkat, menentukan nada dan menulis naskah.
B. Saran
Dengan pemahaman mengenai pembuatan video pembelajaran,
diharapkan dapat mempermudah pekerjaan dalam hal kreativitas dan dapat juga
membantu dalam menunjang kegiatan dalam dunia pendidikan dengan
menciptakan media pembelajaran multimedia dengan lebih baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Tim PPM FT UNY (2014). Modul Pelatihan Pembuatan Video Tutprial sebagai Media
Pembelajaran. Yogakarta. FT UNY.

Pembatik (2020). Modul 10 Pembuatan Video Pembelajaran. Jakarta: Pusat data dan
teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mariana (2011). Pembuatan Video Pembelajaran Dalam Pengolahan Kue Putu Mayang
dari tepung Beras Hitam untuk Mata Pelajaran Muatan Lojal di Kelas XII SMK
N 2 Godean Sleman. Fakultas teknik UNY.

22

Anda mungkin juga menyukai