Anda di halaman 1dari 111

LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENANGANAN ANAK KORBAN PELECEHAN SEKSUAL


DI SEKSI REHABILITASI ANAK DAN LANSIA
MELALUI HOME VISIT DAN PENDAMPINGAN PSIKOSOSIAL
PADA DINAS SOSIALKABUPATEN ALOR

Disusun Oleh:
Nama : Kartini Bako, S.Psi
NIP : 198605212020122001
Angkatan : 133
Nomor Presensi : 15

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN 133
LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN ALOR PROVINSI NTT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
2021

Optimalisasi Pengabdian kepada Masyarakat melalui Kalibrasi Arah Kiblat 1iii


LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


1. Nama : Jony Benny Sulaiman, S.Sos,M.Si
NIP : 196406211987091001
Pangkat/Gol : Pembina Utama Muda / IV/c
Jabatan : Widya Iswara Ahli Madya

2. Nama : Daing Duru, S.Sos,MT


NIP : 196810242001121001
Pangkat/Gol : Pembina Tingkat I / IV/b
Jabatan : Kepala Dinas Sosial Kabupaten Alor

Sebagai Coach/Pembimbing dan Mentor peserta Pelatihan Dasar CPNS :

3. Nama : Kartini Bako, S.Psi


NIP : 198605212020122001
Pangkat/Gol : Penata Muda / III/a
Jabatan : Ahli Pertama – Penyuluh Sosial
Unit Kerja : Dinas Sosial Kabupaten Alor

Telah menyetujui Rancangan Aktualisasi sebagai berikut :


No Judul Aktualisasi Kegiatan Aktualisasi
1 Optimalisasi Penanganan 1. Melakukan konsultasi dan meminta pesetujuan Mentor
Anak Korban Pelecehan 2. Melakukan koordinasi dengan teman sejawat
Seksual di Seksi Rehabilitasi 3. Melakukan koordinasi dengan pekerja social
Anak dan Lansia Melalui 4. Membuat jadwal Home Visit dan Pendampingan
Home Visit dan Psikososial
Pendampingan Psikososial 5. Membuat kartu emosi dan kuisioner
pada Dinas Sosial Kabupaten 6. Melaksanakan Home Visit dan Pendampingan
Alor Psikososial
7. Berperan serta dalam sosialisasi Stop Kekerasan
Terhadap Anak
8. Melakukan evaluasi
9. Menyusun laporan aktualisasi
Demikian Surat Persetujuan ini dibuat untuk dimaklumi.
Kupang, Juli 2021
Mentor, Pembimbing,

Daing Duru, S.Sos,MT Jony Benny Sulaiman, S.Sos,Msi


NIP. 196810242001121001 NIP. 196406211987091001

Optimalisasi Pengabdian kepada Masyarakat melalui Kalibrasi Arah Kiblat 1iii


LEMBAR PENGESAHAN

Rancangan Aktualisasi ini diajukan oleh:


Nama : Kartini Bako, S.Psi
NIP : 198605212020122001
Profesi : Penyuluh Sosial
Unit Kerja : Dinas Sosial Kabupaten Alor

Telah berhasil diseminarkan dan diterima sebagai bagian persyaratan menyelesaikan


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.

Kupang, Juli 2021

1. Coach
Joni Benny Sulaiman, S.Sos,M.Si
NIP. 196406211987091001 …………………….

2. Mentor
Daing Duru, S.Sos,MT
NIP. 196810242001121001 …………………….

3. Penguji
Ir. Jean Neti Detan
NIP. 196910151994022002 …………………….

Mengetahui
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Dr. Keron A. Petrus, SE, MA


NIP. 196207161986011002

Optimalisasi Pengabdian kepada Masyarakat melalui Kalibrasi Arah Kiblat 1iii


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah swt. yang telah
memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan penulisan laporan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi
Pengabdian Masyarakat melalui Kalibrasi Arah Kiblat”.
Shalawat dan salam semoga senantiasa kita haturkan kepada Nabi
Muhammad saw. beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya, yang
senantiasa kita harapkan berkah dan syafa’atnya pada hari kiamat kelak.
Sebagai langkah final dalam rangkaian Pelatihan Dasar (Lastsar)
CPNS Golongan III Calon Dosen yang diikuti di Balai Diklat Keagamaan
Padang adalah menyusun Laporan Aktualisasi. Selama proses aktualisasi
dalam habituasi dilaksanakan para peserta diwajibkan untuk dapat
menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yang terangkum dalam
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionaslime, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi) dan nilai-nilai kedudukan ASN dalam NKRI; Whole of
Government, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik. Seluruh nilai-nilai
tersebut wajib diaktualisasikan dalam bentuk aksi dan dilaporkan secara
tertulis sebagai bukti akuntabilitas. Tambahan lagi, seluruh nilai tersebut
harus dapat diaplikasikan dan terinternalisasi di setiap aktifitas sebagai
Dosen yang mengemban nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi;
Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya kegiatan aktualisasi
beserta laporannya ini bukanlah semata-mata hasil jerih payah penulis
secara pribadi. Tetapi semua itu adalah akumulasi dari usaha, bantuan,
pertolongan serta do’a dari berbagai pihak yang telah membantu penulis
baik dalam hal moril, materil maupun spirituil. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada:

Optimalisasi Pengabdian kepada Masyarakat melalui Kalibrasi Arah Kiblat 1iii


1. Bapak Soni Sofian, SE., M.Pd. selaku Kepala Balai Diklat Keagamaan
Padang.
2. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA. selaku Rektor UIN STS Jambi beserta
jajaran sivitas akademika UIN STS Jambi.
3. Bapak Aprianto, S.Ag., M.Pd. selaku Ketua Panitia Latsar CPNS Gol.III
beserta jajaran panitia lainnya.
4. Bapak-Ibu Widya Iswara di setiap mata diklat; Drs. Eldison, M.Pd.I.
(Etika Publik dan WoG); Etriyanto, S.Pd., M.A.B. (Akuntabilitas dan
Manajemen ASN); Dr. H. Wan Nasir, S.Ag., M.Pd. (Anti Korupsi); Nova
Fidya, SE (Nasionalisme); Desi Akhriyani, SE (Komitmen Mutu dan
Penjelasan Aktualisasi); Rivana Upitasari, SE, MM (Dinamika
Kelompok dan Pelayanan Publik), dan segenap jajaran narasumber
dan pelatih dari Tim Korem032/Wirabraja (Wawasan Kebangsaan).
5. Ibu Dr. Rahmi Hidayati Al Idrusiah, S.Ag., M.HI selaku mentor.
6. Bapak Etriyanto, S.Pd., M.A.B selaku coach.
7. Segenap rekan-rekan Latsar CPNS Gol.III 2018.
Laporan aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi alat ukur
identifikasi isu dan pemecahannya di UIN STS Jambi sesuai dengan nilai-
nilai dasar PNS yang telah dipelajari dalam teori.

Padang, 5 Oktober 2018

Tasnim Rahman Fitra, S, Sy., M.H


NIP. 19920405 2018 01 1003

Optimalisasi Pengabdian kepada Masyarakat melalui Kalibrasi Arah Kiblat 5


DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan .......................................................................... ii


Lembar Pengesahan ......................................................................... iii
Kata Pengantar.................................................................................. iv
Daftar Isi............................................................................................. vi
Daftar viii
Tabel........................................................................................ ix
Daftar
Gambar....................................................................................

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................... 2
C. Ruang Lingkup ....................................................................... 3
BAB II Rancangan Aktualisasi
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi.................................................................. 4
2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi........................................... 14
B. Deskripsi Isu/ Situasi Problematik Perguruan Tinggi.............. 16
C. Analisis Isu ............................................................................. 19
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih ............................ 20
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS................................................... 21
F. Matriks Rancangan................................................................. 32
G. Jadwal Kegiatan ..................................................................... 39
H. Kendala dan Antisipasi ........................................................... 43

BAB III Realisasi Aktualisasi


A. Jadwal Kegiatan Aktualisasi.................................................... 44
B. Realisasi Rancangan Kegiatan .............................................. 45
C. Realisasi Kegiatan dan Output ............................................... 46

BAB IV Analisa Realisasi Aktualisasi


A. Analisa Aktualisasi Kegiatan Pertama
1. Nama Kegiatan................................................................... 51
2. Tanggal Pelaksanaan......................................................... 51
3. Daftar Lampiran.................................................................. 51
4. Uraian Laporan................................................................... 51
B. Analisa Aktualisasi Kegiatan Kedua
1. Nama Kegiatan................................................................... 52
2. Tanggal Pelaksanaan......................................................... 52

Optimalisasi Pengabdian kepada Masyarakat melalui Kalibrasi Arah Kiblat 6


3. Daftar Lampiran.................................................................. 52
4. Uraian Laporan................................................................... 53
C. Analisa Aktualisasi Kegiatan Ketiga
1. Nama Kegiatan................................................................... 54
2. Tanggal Pelaksanaan......................................................... 54
3. Daftar Lampiran.................................................................. 54
4. Uraian Laporan................................................................... 54
D. Analisa Aktualisasi Kegiatan Keempat
1. Nama Kegiatan................................................................... 55
2. Tanggal Pelaksanaan......................................................... 55
3. Daftar Lampiran.................................................................. 55
4. Uraian Laporan................................................................... 55
E.
Analisa Aktualisasi Kegiatan Kelima
1. Nama Kegiatan................................................................... 57
2. Tanggal Pelaksanaan......................................................... 57
3. Daftar Lampiran.................................................................. 57
4. Uraian Laporan................................................................... 57
F.
Analisa Aktualisasi Kegiatan Keenam
1. Nama Kegiatan................................................................... 59
2. Tanggal Pelaksanaan......................................................... 59
3. Daftar Lampiran.................................................................. 59
G. 4. Uraian Laporan................................................................... 59
Analisa Aktualisasi Kegiatan Ketujuh
1. Nama Kegiatan................................................................... 64
2. Tanggal Pelaksanaan......................................................... 64
3. Daftar Lampiran.................................................................. 64
H. 4. Uraian Laporan................................................................... 64
Analisa Aktualisasi Kegiatan Kedelapan
1. Nama Kegiatan................................................................... 65
2. Tanggal Pelaksanaan......................................................... 65
3. Daftar Lampiran.................................................................. 65
4. Uraian Laporan................................................................... 65
BAB V Penutup
A. Kesimpulan.............................................................................. 68
B. Saran....................................................................................... 68
C. Daftar Bacaan ......................................................................... 70
D. Lampiran ................................................................................. 71

Optimalisasi Pengabdian kepada Masyarakat melalui Kalibrasi Arah Kiblat vii


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 .................................................................................................... 8

Tabel 2.2 .................................................................................................... 19

Tabel 2.3 .................................................................................................... 20

Tabel 2.4 .................................................................................................... 33

Tabel 2.5 .................................................................................................... 40

Tabel 3.1 .................................................................................................... 44

Tabel 3.2 .................................................................................................... 45

Tabel 3.3 .................................................................................................... 46

Tabel 4.1 .................................................................................................... 51

Tabel 4.2 .................................................................................................... 52

Tabel 4.3 .................................................................................................... 54

Tabel 4.4 .................................................................................................... 55

Tabel 4.5 .................................................................................................... 57

Tabel 4.6 .................................................................................................... 59

Tabel 4.7 .................................................................................................... 64

Tabel 4.8 .................................................................................................... 65

Optimalisasi Pengabdian kepada Masyarakat melalui Kalibrasi Arah Kiblat 8


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 .......................................................................................................... 13

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 9


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional dan terhadap pemerintahan.
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, ASN yang terdiri dari PNS dan PPPK
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu
bangsa. Untuk mewujudkan ketiga fungsi ASN tersebut maka Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) wajib mengikuti Diklat Prajabatan atau Pelatihan Dasar (Latsar) di masa pandemi
dengan protokol covid-19 dengan harapan dapat memahami dan menerapkan ketiga fungsi
tersebut baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan sosial kemasyarakatan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
mengamanatkan bahwa Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) diwajibkan melaksanakan
Diklat Prajabatan atau Pelatihan Dasar (Latsar). Pendidikan dan Pelatihan (Diklat
terintegrasi) adalah sebuah tahapan yang wajib untuk dilalui oleh seorang Calon Pegawai
Negeri Sipil dan merupakan salah satu syarat untuk menjadi seorang PNS. Diklat
terintegrasi yang dimaksud adalah sebuah diklat yang tidak hanya berlangsung secara
klasikal di kelas, akan tetapi juga mencakup aktualisasi hasil pembelajaran di kelas ke
tempat kerja masing- masing CPNS. Diklat terintegrasi dimaksudkan untuk menguatkan
nilai-nilai dan pembentukan karakter dalam mencetak seorang PNS yang berintegritas
moral, jujur, memiliki semangat dan motivasi nasionalisme, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, profesional dan sekaligus memiliki kualitas dalam
bidangnya masing-masing.
Diklat terintegrasi (Latsar) dibagi ke dalam 4 agenda, yaitu agenda pertama,
tentang sikap prilaku bela negara, agenda kedua tentang nilai-nila dasar PNS
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi), agenda
ketiga tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan agenda keempat tentang
habituasi di tempat kerja masing-masing. Peserta pelatihan Dasar terlebih dahulu
diharuskan membuat dan mempresentasikan rancangan aktualisasi sebelum kembali ke
instansi masing-masing untuk kemudian melaksanakan Habituasi selama 30 hari kerja.
Rancangan aktualisasi ini penulis memfokuskan kepada tugas dan fungsi penulis di

tempat kerja dimana topik yang sedang menjadi perhatian di Seksi Rehabilitasi Anak dan

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 10


Lansia pada Dinas Sosial Kabupaten Alor adalah kasus pelecehan seksual terhadap anak

yang terus meningkat sejak tiga tahun terakhir, dimana pelakunya adalah kebanyakan dari

lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar anak itu berada, antara lain di dalam

rumahnya sendiri, sekolah, dan lingkungan sosial anak, hal ini membutuhkan penanganan

yang serius dari pemerintah daerah setempat mengingat dampak yang akan timbul terhadap

perkembangan anak sangat besar. Dampak dari pelecehan seksual ditandai dengan adanya

powerlessness, dimana korban merasa tidak berdaya dan tersiksa ketika mengungkapkan

peristiwa pelecehan seksual tersebut. Anak-anak yang mengalami pelecehan seksual akan

mengalami rasa takut atau trauma yang mendalam baik luka atau trauma yang ditinggalkan

secara fisik berupa luka pada bagian tubuh mereka yang menjadi obyek kepuasan seksual

maupun trauma (luka) secara psikis berupa rasa takut stress, depresi, goncangan jiwa,

adanya perasaan bersalah dan menyalahkan diri sendiri, menarik diri dari lingkungan

sosialnya, mimpi buruk, insomnia, tidak percaya kepada siapapun atau rasa yang mereka

sendiri sebagai anak-anak tidak mengerti apa yang terjadi pada diri mereka.

Dampak dari pelecehan seksual terhadap anak tersebut membutuhkan penanganan

yang serius terutama terhadap psikis anak, karena itu melalui aktualisasi ini penulis

tergerak untuk melakukan pendampingan psikososial terhadap anak korban pelecehan

seksual dengan harapan dengan adanya pendampingan psikososial ini anak mendapatkan

hak-haknya kembali dan tumbuh kembangnya tidak terganggu.

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi

Aktualisasi ini secara umum bertujuan untuk membentuk pribadi Aparatur

Sipil Negara yang berkompeten dan unggul berlandaskan 5 nilai dasar ANEKA.

(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi).

Rancangan aktualisasi mengharapkan terwujudnya ASN berperilaku nilai dasar

ANEKA melalui kegiatan aktualisasi. Program aktualisasi memiliki manfaat

sebagai berikut:

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 11


1. Bagi CPNS peserta Latsar, pengalaman aktualisasi nilai-nilai dasar yang
dipelajari selama di balai diklat adalah modal yang besar dalam meningkatkan
kompetensi diri serta membentuk diri sebagai ASN yang akuntabel, memiliki
jiwa nasionalis, berprilaku berdasar etika terhadap publik, berkomitmen
terhadap mutu, serta memiliki jiwa anti korupsi
2. Bagi Unit Kerja, kegiatan aktualisasi ini memdukung visi dan misi organisasi yaitu

Mewujudkan Kesejahteraan Sosial yang Adil dan Merata dan yang Layak Dalam

Mendukung Kehidupan Sosial Kemasyarakatan.

3. Bagi Masyarakat, kegiatan aktualisasi ini menjawab keresahan masyarakat


khususnya anak korban pelecehan seksual yang sangat membutuhkan
pendampingan secara psikis agar tumbuh kembang anak tidak terhambat.

C. Nilai-Nilai Dasar PNS (ANEKA)

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas dalam hal ini lebih merujuk kepada kewajiban setiap individu,

kelompok atau instansi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi

amanahnya. Aspek-aspek akuntabilitas mencakup akuntabilitas adalah sebuah

hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan

adanya laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi serta akuntabilitas

memperbaiki kinerja.

Fungsi utama akuntabilitas publik adalah untuk menyediakan kontrol

demokratis, untuk mencegah korupsi dan dan penyalahgunaan kekuasaan dan

yang terakhir adalah untuk meningkatkan evisiensi dan efektivitas.

Akuntabilitas publik sendiri terdiri dari akuntabilitas vertikal dan

akuntabilitas horizontal. Akuntabilitas juga memiliki 5 tingkatan, yaitu

akuntabilitas personal, individu, kelompok, organisasi dan stakeholder.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa

indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,

yaitu:

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 12


a. Kepemimpinan, lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke

bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam

menciptakan lingkungannya.

b. Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang

dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

c. Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

d. Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau

perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung

jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

e. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai

sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang

f. Kepercayaan adalah Rasa keadilan akan membawa pada sebuah

kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.

g. Keseimbangan, untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,

maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,

serta harapan dan kapasitas.

h. Kejelasan, yaitu pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus

memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil

yang diharapkan.

i. Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu

sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan

bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana

mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 13


yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain.

Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia

Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai

Pancasila. Nasionalisme dalam hal ini tidak hanya sekedar wawasan saja

tetapi lebih kepada kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam

menjalankan fungsi dan tugas sebagai ASN merupakan hal yang lebih

penting. Melalui nasionalisme yang kuat, setiap pegawai ASN akan memiliki

orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara.

Pegawai ASN tidak lagi berfikir sektoral dangan mental bloknya, tetapi akan

senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan

negara.

Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia

Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai

Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai

Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan

persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela

berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa

Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui

persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan

sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;

mengembangkan sikap tenggang rasa.

Adanya nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila berarti negara menjamin

kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan masing-

masing. Tidak hanya kebebasan dalam memeluk agama, negara juga

menjamin masyarakat memeluk kepercayaan. Namun dalam kehidupan di

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 14


masyarakat, antar pemeluk agama dan kepercayaan harus saling menghormati

satu sama lain.

Terkait dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, pemerintahan yang

dibangun harus memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan, baik

penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri maupun pemerintahan global

atau dunia. Jangan sampai lebih memperhatikan kemanusiaan dalam

negeri tapi mengabaikan pergulatan dunia, atau sebaliknya, terlibat dalam

interaksi global namun mengabaikan kemanusiaan masyarakat bangsanya

sendiri. Perpaduan prinsip sila pertama dan kedua Pancasila menuntut

pemerintah dan peyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti

kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang mulia.

Melalui prinsip kemanusiaan ini, berbagai tindakan dan perilaku yang

bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak sepatutnya mewarnai

kebijakan dan perilaku aparatur negara. Diperlukan pemimpin yang mampu

menentukan kebijakan dan arah pembangun an dengan mempertimbangkan

keselarasan antara kepen tingan nasional dan kemaslahatan global.

Komitmen keadilan dalam alam pikiran Pancasila memiliki dimensi sangat

luas. Peran Negara dalma mewujudkan rasa keadilan sosial, setidaknya ada

dalam empat kerangka; (i) Perwujudan relasi yang adil disemua tingkat

system kemasyarakatan, (ii) pengembangan struktur yang menyediakan

kesetaraan kesempatan, (iii) proses fasili-tasi akses atas informasi, layanan

dan sumber daya yang diperlukan. (iv) dukungan atas partisipasi bermakna

atas pengambilan keputusan bagi semua orang. Tujuan gagasan keadilan

tidak terbatas hanya semata pada tujuan ekonomis, tapi juga terkait dengan

usaha emansipasi dalam rangka pembebasan manusia dari pemberhalaan

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 15


terhadap benda, pemuliaan martabat kemanusiaan, pemupukan solidaritas

kebangsaan dan penguatan daulat rakyat.

Untuk mewujudkan ASN sebagai pelaksana kebijakan publik yang

berorientasi pada pelayanan kepentingan publik, berbagai kelemahan

pelayanan publik oleh badan pemerintahan serta persoalan yang umum

dijumpai dalam birokrasi pemerintahan harus dihindari. ASN harus

memahami betul tugas pengabdiannya bukanlah untuk kepentingan atasan

atau kelompoknya, melainkan untuk kepentingan publik dan masyarakat luas

yang menjadi pelanggan atau konsumen layanan. Namun demikian, hal ini

memang juga harus diimbangi dengan imbalan yang diberikan kepada ASN.

Bisa jadi juga kegagalan layanan birokrasi yang baik disebabkan oleh

rendahnya kesejahteraan.

3. Etika Publik

Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan

baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan

kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan

publik. Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk

menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-

hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk

membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan

apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut. Kode Etik

adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok

khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk

ketentuan-ketentuan tertulis.

Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu

kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 16


dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk

mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat

melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh

oleh sekelompok profesional tertentu.

Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah:

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas.

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.

d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang

berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan etika pemerintahan

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.

g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif

dan efisien

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.

i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang

memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan

jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri

atau untuk orang lain.

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.

l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin

pegawai ASN.

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 17


Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-

undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia 1945

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. d. Membuat

keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

d. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

e. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

f. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

g. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah.

h. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,

akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

i. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

j. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

k. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

l. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

m. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis

sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas pemerintah selaku

penyedia layanan publik. Pelayanan publik yang bermutu akan menciptakan

kepercayaan publik kepada pemerintah. Mutu dalam pelayanan publik, meskipun

penting dan harus dilakukan sebagai suatu akuntabilitas ternyata tidak terlepas dari

motivasi politis pembuat kebijakan dan kinerja organisasi pemerintah. Untuk itu,

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 18


penciptaan pertanggungjawaban kepada pelanggan semakin menekan organisasi-

organisasi pemerintah untuk memperbaiki hasil-hasil mereka, tidak sekadar mengelola

sumber daya mereka.

Komitmen mutu beranjak dari 4 prinsip utama yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik

menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

b. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan

bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber

daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang

keluar alur.

c. Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efisien antara lain: penghematan,

ketercapaian target secara tepat sesuai dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat

diselesaikan dengan cepat dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua

d. Konsekuensi dari penyelenggaraan kerja yang tidak efektif dan tidak

efisien adalah ketidaktercapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak,

menurunkan kredibilitas instansi tempat bekerja di mata masyarakat,

bahkan akan menimbulkan kerugian secara finansial

Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam

mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian

Zamit, 2010:11), yaitu:

a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai, dan sarana komunikasi;

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 19


b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan

pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah

dijanjikan;

c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan

pelayanan dengan tanggap;

d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat

dapat dipercaya;

e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang

baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

5. Anti Korupsi

Korupsi adalah diskresi atau monopoli tanpa adanya akuntabilitas. Kesadaran diri akan

anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan

tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh

ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng

kuat untuk anti korupsi

Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan niat yang baik dan

mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat

untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat

dipertanggungjawabkan juga secara publik.

Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai organisasi merupakan sebuah

kontribusi nyata untuk dapat mengetahui “apakah nilai-nilai organisasi yang akan

menjadi tempat bekerja, telah selaras dan menampung secara maksimal nilai-

nilai dasar anti korupsi”. Keselarasan tersebut akan mengurangi dilema etik dan

menjadi payung bagi kontribusi dalam membangun sistem integritas.

Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus

diperhatikan, yaitu :

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 20


a. Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan

integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi

pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan

transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,

sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

b. Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih

sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan

sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,

dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda

untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah

berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

c. Mandiri

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak

bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki

seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja

secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-

pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat

d. Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk

terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu

memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip

kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 21


mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam

kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

e. Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa

keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi

kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang

dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha

Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka

seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

f. Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya

demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan

daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan

sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan

keringat

g. Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya

dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.

Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang

menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar

harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu

memacu untuk mencari harta sebanyak- banyaknya.

h. Berani

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk

menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya

penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 22


berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman

sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia

tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak

kepada hal-hal yang menyimpang.

i. Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima

sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untukmendapatkan lebih dari

apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi

kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin

mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 23


BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
A. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Organisasi

1. Visi

Mewujudkan Kesejahteraan Sosial yang Adil dan Merata dan yang Layak Dalam

Mendukung Kehidupan Sosial Kemasyarakatan

2. Misi

Meningkatkan Taraf Hidup Tentang Masalah Kesejahteraan Sosial melalui

Bimbingan dan Keterampilan agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya

3. Nilai-Nilai Organisasi

1. Kepahlawanan

2. Keperintisan

3. Kesetiakawanan Sosial

4. Restorasi Sosial

5. Pembinaan Sosial

B. Struktur Organisasi

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 24


C. Gambaran Unit Kerja

Dinas Sosial Kabupaten Alor terletak di Jalan El Tari No. 10a, Kecamatan Teluk
Mutiara Kabupaten Alor. Dinas Sosial merupakan unsur pelaksana urusan sosial, yang
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Sosial mempunyai tugas dan kewajiban
membantu Bupati dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian urusan
pemerintahan bidang sosial yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan
yang diberikan kepada daerah.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Dinas Sosial menyelenggarakan
fungsi:
1. Perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
2. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
4. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 25


1. KEPALA DINAS
Kepala dinas mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan koordinasi dalam
perencanaan dan pembinaan urusan sosial serta melakukan pengawasan, evaluasi dan
pelaporan sesuai ketentuan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Dinas
melaksanakan fungsi:
1. Pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah urusan sosial;
2. Pengkoordinasian penyusunan rencana kerja dinas;
3. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan sekretariat dan bidang;
4. Pembinaan dan pengawasan aparatur lingkup dinas;
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
6. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok
dinas.
2. SEKRETARIS
Sekretaris mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan urusan umum,
perlengkapan, keuangan, kepegawaian, penyusunan program, pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan sesuai kebutuhan dan ketentuan untuk mendukung kegiatan kedinasan dan
mewujudkan akuntabilitas kinerja. Untuk menyelenggarakan tugas, sekretaris mempunyai
fungsi:
1. Pengkoordinasian penyusunan rencana kerja sekretariat dan rencana kerja dinas;
2. Pengkoordinasian penyusunan kebijakan bidang kesekretariatan;
3. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan sub bagian;
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap staf dan sub bagian;
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

3. KEPALA SUB BAGIAN PROGRAM, EVALUASI, DAN PELAPORAN


Kepala Sub Bagian Program, Evaluuasi, dan Pelaporan mempunyai tugas
memimpin dan melaksanakan penyusunan dokumen perencanaan, pelaksanaan evaluasi
dan laporan pertanggungjawaban kegiatan sesuai kebutuhan, kemampuan dan realisasi
kegiatan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan media pertanggungjawaban. Untuk
menyelenggarakan tugas, Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan
melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rancangan rencana kerja sub bagian, sekretariat, dan dinas;
2. Penyusunan rancangan kebijakan perencanaan dan pertanggungjawaban;

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 26


3. Pelaksanaan evaluasi;
4. Penyusunan dokumen dan atau laporan pertanggungjawaban;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh sekretaris dan kepala dinas.

4. KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN


Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas memimpin dan
melaksanakan pengelolaan keuangan dan perlengkapan dinas sesuai ketentuan untuk
mendukung tugas dinas. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Sub Bagian Keuangan
dan Perlengkapan melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja sub bagian keuangan dan asset;
2. Penyusunan rancangan kebijakan di bidang pengelolaan keuangan dan asset;
3. Pelaksanaan verifikasi administrasikeuangan;
4. Penata data perlengkapan / aset dinas;
5. Penyusunan laporan keuangan dan perlengkapan/asset dinas;
6. Pengelolaan penanganan pengaduan;
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh sekretaris dan kepala dinas.

5. KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN


Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas memimpin dan
melaksanakan urusan rumah tangga, tata usaha, kearsipan, dan urusan kepegawaian
sesuai kebutuhan dan ketentuan untuk mendukung tugas dinas. Untuk menyelenggarakan
tugas, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja sub bagian;
2. Penyusunan rancangan kebijakan di bidang rumah tangga, tata usaha, kearsipan,
pengadaan dan pemeliharaan bangunan serta sarana dan prasarana;
3. Penyusunan rancangan kebijakan di bidang urusan kepegawaian;
4. Pelaksanaan urusan rumah tangga, tata usaha, kearsipan, serta pengadaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana;
5. Pelaksanaan urusan pengumpulan, penataan, dan pengajuan data kepegawaian dan
urusan kepegawaian lainnya;
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh sekretaris dan kepala dinas

6. KEPALA BIDANG REHABILITASI SOSIAL


Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyaitugas memimpin dan melaksanakan
koordinasidalamperencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan rehabilitasi sosial, serta

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 27


melakukan pengawasan dan evaluasi atas terlaksananya rehabilitasi penyandang
disabilitas, rehabilitasi anak dan lansia, rehabilitasituna sosial korban NAPZA sesuai
ketentuan. . Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial
melaksanakan fungsi:
1. Pengkoordinasian penyusunan rencana kerja bidang;
2. Pengkoordinasian penyusunan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial;
3. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan seksi;
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap staf dan seksi;
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas.

7. KEPALA SEKSI REHABILITASIPENYANDANG DISABILITAS


Kepala Seksi Rehabilitasi Penyandang Disabilitas mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan rehabilitasi penyandang
disabilitas serta melakukan pengawasan dan evaluasi atas terlaksananya kegiatan yang
mendukung rehabilitasi penyandang disabilitas ringan maupun disabilitas berat sesuai
dengan ketentuan. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Penyandang Disabilitas
melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja Seksi Rehabilitasi Penyandang Disabilitas;
2. Penyusunan kebijakan seksi perencanaan teknis rehabilitasi penyandang disabilitas;
3. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

8. KEPALA SEKSI REHABILITASI ANAK DAN LANSIA


Kepala Seksi Rehabilitasi Anak dan Lansia mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan rehabilitasi anak dan lansia
serta melakukan pengawasan dan evaluasi atas terlaksananya kegiatan yang mendukung
tercapainya rehabilitasi anak nakal, anak jalanan, anak putus sekolah, serta lansia terlantar
sesuai dengan ketentuan. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Rehabilitasi Anak
dan Lansia melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja seksi Rehabilitawsi Anak dan Lansia;
2. Penyusunan kebijakan Seksi Rehabilitasi Anak dan Lansia;
3. Pelaksanaan program kegiatan seksi;

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 28


4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

9. KEPALA SEKSI REHABILITASI TUNA SOSIAL DAN KORBAN NAPZA


Kepala Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban NAPZA mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan rehabilitasi tuna
sosial dan korban NAPZA serta melakukan pengawasan dan evaluasi atas terlaksananya
kegiatan yang mendukung tercapainya rehabilitasi tuna sosial, meliputi ex napi, wanita
tuna susila serta korban NAPZA sesuai dengan ketentuan. Untuk menyelenggarakan tugas,
Kepala Seksi Rehabilitasi Anak dan Lansia melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja seksi Rehabilitawsi Tuna Sosial dan Korban NAPZA;
2. Penyusunan kebijakan Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban NAPZA;
3. Pelaksanaan program kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

10. KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL


Kepala Bidang Pemberdayaan Sosialmempunyai tugasmemimpin dan
melaksanakan koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan pemberdayaan
sosial yang meliputi pemberdayaan kelembagaan sosial, pemberdayaan komunitas adat
terpencil, pemberdayaan potensi dan pembinaan sosial sesuai dengan ketentuan. Untuk
menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial melaksanakan fungsi:
1. Pengkoordinasian penyusunan rencana kerja bidang;
2. Pengkoordinasian penyusunan kebijakan di bidang pemberdayaan sosial;
3. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan seksi;
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap staf dan seksi;
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas.

11. KEPALA SEKSI PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN SOSIAL


Kepala Seksi Pemberdayaan Kelembagaan Sosial mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan pemberdayaan kelembagaan
sosial, serta melakukanpengawasan dan evaluasi atas terlaksananya pemberdayaan

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 29


kelembagaan sosial sesuai kajian, meliputi sosialisasi, penyuluhan, pelatihan, pembinaan
kelembagaan sosial serta pelaksanaan kegiatan yang mendukung pemberdayaan
kelembagaan sosial sesuai dengan ketentuan. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi
Pemberdayaan Kelembagaan Sosial melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja seksi Pemberdayaan Kelembagaan Sosial;
2. Penyusunan kebijakan Seksi Pemberdayaan Kelembagaan Sosial;
3. Pelaksanaan program kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

12. KEPALA SEKSI KOMUNITAS ADAT TERPENCIL


Kepala Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan pemberdayaan
komunitas adat terpencil serta melakukan pengawasan dan evaluasi atas terlaksananya
kegiatan-kegiatan yang mendukung capaian pemberdayaan komunitas adat terpencil seperti
sosialisasi, penyuluhan, pendampingan, pelatihan bagi komunitas sesuai dengan ketentuan.
Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil;
2. Penyusunan kebijakan Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil;
3. Pelaksanaan program kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

13. KEPALA SEKSI PEMBERDAYAAN POTENSI DAN PEMBINAAN SOSIAL


Kepala Seksi Pemberdayaan Potensi dan Pembinaan Sosial mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan pemberdayaan
potensi dan pembinaan sosial serta melakukan pengawasan dan evaluasi atas terlaksananya
kegiatan pendukung pemberdayaan potensi dan pembinaan sosial meliputi pendataan
potensi sosial masyarakat, pengelolaan potensi masyarakat, serta pendampingan dan
motivasi sosial kemasyarakatan sesuai dengan ketentuan. Untuk menyelenggarakan tugas,
Kepala Seksi Pemberdayaan Potensi dan Pembinaan Sosial melaksanakan fungsi:

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 30


1. Penyusunan rencana kerja seksi Pemberdayaan Potensi dan Pembinaan Sosial;
2. Penyusunan kebijakan Seksi Pemberdayaan Potensi dan Pembinaan Sosial;
3. Pelaksanaan program kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

14. KEPALA BIDANG PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL


Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas memimpin dan
melaksanakan koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan perlindungan
dan jaminan sosial, serta melakukan pengawasan dan evaluasi atas terlaksananya jaminan
sosial, perlindungan fakirmiskin,dan perlindungan korban tindak kekerasan sesuai
ketentuan. . Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan
Sosial melaksanakan fungsi:
1. Pengkoordinasian penyusunan rencana kerja bidang;
2. Pengkoordinasian penyusunan kebijakan di bidang perlindungan dan jaminan sosial;
3. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan seksi;
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap staf dan seksi;
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas

15. KEPALA SEKSI JAMINAN SOSIAL


Kepala Seksi Jaminan Sosial mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dalam
perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan jaminan social serta melakukan pengawasan dan
evaluasi atas terlaksananya kegiatan yang mendukung tercapainya jaminan sosial dan
kegiatan pendukung sesuai dengan ketentuan. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala
Seksi Jaminan Sosial melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja Seksi Jaminan Sosial;
2. Penyusunan kebijakan seksi jaminan sosial;
3. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 31


16. KEPALA SEKSI PERLINDUNGAN FAKIR MISKIN
Kepala Seksi Perlindungan Fakir Miskin mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan jaminan sosial serta
melakukan pengawasan dan evaluasi atas terlaksananya kegiatan yang mendukung
tercapainya perlindungan fakir miskin dan kegiatan pendukung sesuai dengan ketentuan.
Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Perlindungan Fakir Miskin melaksanakan
fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja Seksi Perlindungan Fakir Miskin;
2. Penyusunan kebijakan Seksi Perlindungan Fakir Miskin;
3. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

17. KEPALA SEKSI PERLINDUNGAN KORBAN TINDAK KEKERASAN


Kepala Seksi Perlindungan Korban Tindak Kekerasan mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan perlindungan
korban tindak kekerasan serta melakukan pengawasan dan evaluasi atas terlaksananya
kegiatan yang mendukung tercapainya perlindungan korban tindak kekerasan dan kegiatan
pendukung sesuai dengan ketentuan. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi
Perlindungan Korban Tindak Kekerasan melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja Seksi Perlindungan Korban Tindak Kekerasan;
2. Penyusunan kebijakan Seksi Perlindungan Korban Tindak Kekerasan;
3. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

18. KEPALA BIDANG PELAYANAN SOSIAL


Kepala Bidang Pelayanan Sosial mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan
koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, pengendalian dan pelaksanaan pelayanan
sosial, meliputi bantuan sosial, pelayanan sosial anak, serta kepahlawanan, keperintisan,
dan kesetiakawanan sosial. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Pelayanan
Sosial melaksanakan fungsi:

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 32


1. Pengkoordinasian penyusunan rencana kerja bidang;
2. Pengkoordinasian penyusunan kebijakan di bidang pelayanan sosial;
3. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan seksi;
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap staf dan seksi;
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas

19. KEPALA SEKSI BANTUAN SOSIAL


Kepala Seksi Bantuan Sosial mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dalam
perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan bantuan sosial serta melakukan pengawasan dan
evaluasi atas terlaksananya kegiatan yang mendukung tercapainya bantuan sosial meliputi
penanganan kebencanaan, pemulihan trauma, penyediaan dan pendistribusian bantuan,
penanganan warga migran, dan penyaluran bantuan sosial lainnya sesuai dengan ketentuan.
Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Bantuan Sosial melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja Seksi Bantuan Sosial;
2. Penyusunan kebijakan seksi bantuan sosial;
3. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

20. KEPALA SEKSI PELAYANAN SOSIAL ANAK


Kepala Seksi Pelayanan Sosial Anak mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan pelayanan sosial anak serta melakukan
pengawasan dan evaluasi atas terlaksananya kegiatan yang mendukung tercapainya
pelayanan sosial anak sesuai dengan ketentuan. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala
Seksi Pelayanan Sosial Anak melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja Seksi Pelayanan Sosial Anak;
2. Penyusunan kebijakan seksi pelayanan sosial anak;
3. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 33


21. KEPALA SEKSI KEPAHLAWANAN, KEPERINTISAN, DAN
KESETIAKAWANAN SOSIAL
Kepala Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial mempunyai
tugas melaksanakan koordinasi dalam perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan
kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial serta melakukan pengawasan dan
evaluasi atas terlaksananya kegiatan yang mendukung tercapainya kepahlawanan,
keperintisan, dan kesetiakawanan sosial sesuai dengan ketentuan. Untuk menyelenggarakan
tugas, Kepala Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial
melaksanakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan
Sosial;
2. Penyusunan kebijakan Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan
Sosial;
3. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan program dan
kegiatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang dan kepala dinas.

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 34


BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Selama lima bulan penulis bekerja di Dinas Sosial Kabupaten Alor, penulis menemukan
isu-isu yang ingin penulis angkat dalam kegiatan aktualisasi ini, isu-isu tersebut yaitu:
1. Belum optimalnya peran dan fungsi pendamping PKH
2. Belum optimalnya penanganan anak korban pelecehan seksual di Seksi Rehabilitasi
Anak dan Lansia
3. Belum optimalnya pmbinaan terhadap Panti Asuhan
B. Analisis Isu
A. KRITERIA TOTAL RANKING
ISU
A P K L
Belum optimalnya peran dan fungsi
1 4 3 3 3 13 2
pendamping PKH
Belum optimalnya penanganan
anak korban pelecehan seksual di
2 5 5 4 4 18 1
Seksi Rehabilitasi Sosial Anak
dan Lansia
Belum optimalnya pembinaan
3 4 3 2 3 12 3
Terhadap Panti Asuhan

Berdasarkan identifikasi isu menggunakan metode APKL di atas dapat


disimpulkan bahwa isu terpilih adalah “Belum Optimalnya Penanganan Anak Korban
Pelecehan Seksual di Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lansia”.
Alasan penulis mengangkat isu:
1. Kasus pelecehan seksual terhadap anak sedang meningkat di Kabupaten Alor
2. Anak korban pelecehan seksual tidak mendapatkan layanan pendampingan secara
psikis karena keterbatasan fasilitas dan biaya.
3. Penanganan kasus pelecehan seksual tidak didampingi psikolog

C. Gagasan Pemecahan Isu


Mengoptimalkan penanganan anak korban pelecehan seksual di Seksi Rehabilitasi Anak
dan Lansia

Optimalisasi Penanganan Anak Korban Pelecehan Seksua 35


Tabel 2.4
Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output
Mata Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 Melakukan 1.1 Menemui mentor untuk Adanya dukungan Akuntabilitas : Kejelasan Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
konsultasi dengan menyampaikan dan persetujuan dari target, tanggung jawab organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
mentor rancangan aktualisasi mentor "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
1.2 Menyampaikan Etika Publik: Sopan Santun, Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
rancangan aktualisasi bersikap hormat dan yang Layak dalam organisasi yaitu
yang telah diseminarkan Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
1.3 Memohon dukungan dan Sosial Kemasyarakatan"
arahan
Sesuai dengan Misi
Organisasi, yaitu:
"Meningkatkan Taraf Hidup
tentang Masalah
Kesejahteraan Sosial Melalui
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
2 Melakukan 2.1 Mengatur jadwal Adanya tim kerja Akuntabilitas : Kejelasan Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
koordinasi dengan pertemuan dengan teman interna target, tanggung jawab organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
teman sejawat sejawat "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 40


2.2 Menyampaikan ide atau Nasionalisme: kerja sama Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
gagasan yang telah Komitmen mutu: Efektif dan yang Layak dalam organisasi yaitu
disetujui oleh mentor dan efisien Mendukung Kehidupan kesetiakawanan
2.3 Memohon dukukngan Sosial Kemasyarakatan" Sosial
dan kerja sama
Sesuai dengan Misi
Organisasi, yaitu:
"Meningkatkan Taraf Hidup
tentang Masalah
Kesejahteraan Sosial Melalui
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
3 Koordinasi dengan 3.1 Menghubungi Pekerja Terbentuknya tim Akuntabilitas : Kejelasan Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
Pekerja Sosial Sosial untuk membuat kerja target, tanggung jawab organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
janji bertemu "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
3.2 Berdiskusi dengan Nasionalisme: Kerja sama Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
pekerja sosial mengenai dan yang Layak dalam organisasi yaitu
rancangan aktualisasi Etika Publik: Sopan Santun, Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
juga berdiskusi tentang bersikap hormat Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
kondisi korban kegiatan ini dapat
Komitmen Mutu: Efisien, Sesuai dengan Misi memberikan
efektif serta berorientasi Organisasi, yaitu: penguatan nilai
pada mutu

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 40


"Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
tentang Masalah kesetiakawanan
Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
4 Membuat jadwal 4.1 Menentukan jadwal Tersusunnya jadwal Akuntabilitas: disiplin, Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
home visit dan kunjungan pendampingan kejelasan target, tanggung organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
pendampingan 4.2 Menyampaikan jawab "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
psikososial informasi kepada Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
keluarga korban dalam Etika Publik: Sopan Santun, dan yang Layak dalam organisasi yaitu
rangka home visit dan bersikap hormat Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
pendampingan Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
Komitmen Mutu: Efisien, kegiatan ini dapat
efektif serta berorientasi Sesuai dengan Misi memberikan
pada mutu Organisasi, yaitu: penguatan nilai
"Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
tentang Masalah kesetiakawanan
Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
5 Menyiapkan kartu 5.1 Mendownload gambar Adanya kartu emosi Akuntabilitas: Kejelasan Sesuai dengan Visi Dengan melakukan

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 40


emosi dan kuisioner emosi dari internet dan kuisioner target, tanggung jawab organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
untuk orang tua 5.2 Mencetak gambar "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
korban 5.3 Menggunting gambar Komitmen Mutu: Efisien, Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
sesuai bentuknya efektif serta berorientasi dan yang Layak dalam organisasi yaitu
5.4 Membuat daftar pada mutu Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
pertanyaan untuk orang Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
tua korban kegiatan ini dapat
5.5 Mengajukan kepada Sesuai dengan Misi memberikan
mentor untuk Organisasi, yaitu: penguatan nilai
mendapatkan masukan "Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
tentang Masalah kesetiakawanan
Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
6 Melaksanakan home 6.1 Menyiapkan bahan- Terlaksananya Akuntabilitas: Disiplin, Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
visit dan bahan kegiatan home visit transparan, kejelasan target, organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
pendampingan 6.2 Melaporkan ke pimpinan dan pendampingan tanggung jawab "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
psikososial 6.3 Menyampaikan psikososial Nasionalisme: Kerja sama, Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
informasi kepada pekerja Non diskriminatif dan yang Layak dalam organisasi yaitu
sosial Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
6.4 Berangkat ke rumah Komitmen Mutu: Efisien, Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
korban efektif serta berorientasi kegiatan ini dapat

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 40


6.5 Membangun hubungan pada mutu Sesuai dengan Misi memberikan
dengan korban dengan Organisasi, yaitu: penguatan nilai
berkenalan Etika Publik: Sopan Santun, "Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
6.6 Konseling dengan orang ramah, hormat, Menjaga tentang Masalah kesetiakawanan
tua korban dan meminta rahasia korban Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
mengisi kuisioner Bimbingan dan Keterampilan
6.8 Bermain kartu emosi Anti Korupsi: Peduli agar dapat melaksanakan
sambil melakukan fungsi sosialnya"
konseling
6.9 Membuat catatan proses
pendampingan
psikososial
7 Melakukan Evaluasi 7.1 Meminta testimoni dari Adanya laporan hasil Akuntabilitas: Tanggung Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
korban dan orangtua evaluasi jawab, transparan organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
korban "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
7.2 Menyimpulkan hasil Nasionalisme: Kerja sama Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
pendampingan dan yang Layak dalam organisasi yaitu
Etika Publik: Sopan santun, Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
ramah, menghormati Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
kegiatan ini dapat
Anti Korupsi: Peduli Sesuai dengan Misi memberikan
Organisasi, yaitu: penguatan nilai
"Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 40


tentang Masalah kesetiakawanan
Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
8 Menyusun laporan 8.1 Mengumpulkan seluruh Tersedianya dokumen Akuntabilitas: Disiplin, Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
aktualisasi bukti-bukti kegiatan laporan aktualisasi transparan, tanggung jawab organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
8.2 Menyusun konsep "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
laporan aktualisasi Komitmen Mutu: Efisien, Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
8.3 Mengajukan konsep efektif serta berorientasi dan yang Layak dalam organisasi yaitu
laporan aktualisasi pada mutu Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
kepada mentor guna Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
mendapatkan masukan Anti Korupsi: Peduli kegiatan ini dapat
untuk penyempurnaan Sesuai dengan Misi memberikan
laporan Organisasi, yaitu: penguatan nilai
8.4 Finalisasi laporan "Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
tentang Masalah kesetiakawanan
Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 40


I

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 40


H. Kendala dan Antisipasi
1. Berbenturan dengan tugas mengajar dan tugas pengkaryaan,
antisipasinya:
a. Jika berkaitan dengan tugas dosen, maka mesti dicarikan jadwal
yang lebih tepat, sehingga tidak mengganggu tugas mengajar di
kelas
b. Jika berkaitan dengan tugas pengkaryaan, dibutuhkan diskusi dan
memberikan pemahaman kepada pimpinan langsung di lembaga
penempatan.
2. Tidak tersedianya alat yang memadai karena rusak atau karena alasan
lainnya, antisipasinya dengan menggunakan alat pribadi atau alat lain
yang bisa dimaksimalkan untuk pengukuran.
3. Tidak kooperatifnya pengurus masjid, diantisipasi dengan mencari
alternatif masjid lain yang lebih relevan.
4. Lambatnya proses koordinasi dengan pihak eksternal, dalam hal ini
KEMENAG, antisipasinya dengan mendatangi langsung kantor
KEMENAG kota Jambi dan langsung menemui pihak bersangkutan.
5. Kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM), solusinya dengan
melibatkan peran serta dari mahasiswa, hal ini juga dimaksudkan agar
menambah pemahaman dan keterampilan mahasiswa itu sendiri dalam
pengukuran arah kiblat.
6. Cuaca Buruk, diantisipasi dengan mencari waktu lain.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 43


BAB IV
HASIL AKTUALISASI

A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output
Mata Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 Melakukan 1.1 Menemui mentor untuk Adanya dukungan Akuntabilitas : Kejelasan Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
konsultasi dengan menyampaikan dan persetujuan dari target, tanggung jawab organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
mentor rancangan aktualisasi mentor "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
1.2 Menyampaikan Etika Publik: Sopan Santun, Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
rancangan aktualisasi bersikap hormat dan yang Layak dalam organisasi yaitu
yang telah diseminarkan Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
1.3 Memohon dukungan dan Sosial Kemasyarakatan"
arahan
Sesuai dengan Misi
Organisasi, yaitu:
"Meningkatkan Taraf Hidup
tentang Masalah
Kesejahteraan Sosial Melalui
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
2 Melakukan 2.1 Mengatur jadwal Adanya tim kerja Akuntabilitas : Kejelasan Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
koordinasi dengan pertemuan dengan teman interna target, tanggung jawab organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
teman sejawat sejawat "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
2.2 Menyampaikan ide atau Nasionalisme: kerja sama Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
gagasan yang telah Komitmen mutu: Efektif dan yang Layak dalam organisasi yaitu
disetujui oleh mentor dan efisien Mendukung Kehidupan kesetiakawanan
2.3 Memohon dukukngan Sosial Kemasyarakatan" Sosial
dan kerja sama
Sesuai dengan Misi
Organisasi, yaitu:
"Meningkatkan Taraf Hidup
tentang Masalah
Kesejahteraan Sosial Melalui
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
3 Koordinasi dengan 3.1 Menghubungi Pekerja Terbentuknya tim Akuntabilitas : Kejelasan Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
Pekerja Sosial Sosial untuk membuat kerja target, tanggung jawab organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
janji bertemu "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
3.2 Berdiskusi dengan Nasionalisme: Kerja sama Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
pekerja sosial mengenai dan yang Layak dalam organisasi yaitu
rancangan aktualisasi Etika Publik: Sopan Santun, Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
juga berdiskusi tentang bersikap hormat Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
kondisi korban kegiatan ini dapat
Komitmen Mutu: Efisien, Sesuai dengan Misi memberikan
efektif serta berorientasi Organisasi, yaitu: penguatan nilai
pada mutu "Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
tentang Masalah kesetiakawanan
Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
4 Membuat jadwal 4.1 Menentukan jadwal Tersusunnya jadwal Akuntabilitas: disiplin, Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
home visit dan kunjungan pendampingan kejelasan target, tanggung organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
pendampingan 4.2 Menyampaikan jawab "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
psikososial informasi kepada Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
keluarga korban dalam Etika Publik: Sopan Santun, dan yang Layak dalam organisasi yaitu
rangka home visit dan bersikap hormat Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
pendampingan Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
Komitmen Mutu: Efisien, kegiatan ini dapat
efektif serta berorientasi Sesuai dengan Misi memberikan
pada mutu Organisasi, yaitu: penguatan nilai
"Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
tentang Masalah kesetiakawanan
Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
5 Menyiapkan kartu 5.1 Mendownload gambar Adanya kartu emosi Akuntabilitas: Kejelasan Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
emosi dan kuisioner emosi dari internet dan kuisioner target, tanggung jawab organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
untuk orang tua 5.2 Mencetak gambar "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
korban 5.3 Menggunting gambar Komitmen Mutu: Efisien, Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
sesuai bentuknya efektif serta berorientasi dan yang Layak dalam organisasi yaitu
5.4 Membuat daftar pada mutu Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
pertanyaan untuk orang Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
tua korban kegiatan ini dapat
5.5 Mengajukan kepada Sesuai dengan Misi memberikan
mentor untuk Organisasi, yaitu: penguatan nilai
mendapatkan masukan "Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
tentang Masalah kesetiakawanan
Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
6 Melaksanakan home 6.1 Menyiapkan bahan- Terlaksananya Akuntabilitas: Disiplin, Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
visit dan bahan kegiatan home visit transparan, kejelasan target, organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
pendampingan 6.2 Melaporkan ke pimpinan dan pendampingan tanggung jawab "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
psikososial 6.3 Menyampaikan psikososial Nasionalisme: Kerja sama, Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
informasi kepada pekerja Non diskriminatif dan yang Layak dalam organisasi yaitu
sosial Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
6.4 Berangkat ke rumah Komitmen Mutu: Efisien, Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
korban efektif serta berorientasi kegiatan ini dapat
6.5 Membangun hubungan pada mutu Sesuai dengan Misi memberikan
dengan korban dengan Organisasi, yaitu: penguatan nilai
berkenalan Etika Publik: Sopan Santun, "Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
6.6 Konseling dengan orang ramah, hormat, Menjaga tentang Masalah kesetiakawanan
tua korban dan meminta rahasia korban Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
mengisi kuisioner Bimbingan dan Keterampilan
Anti Korupsi: Peduli agar dapat melaksanakan
6.7 Menyepakati waktu
kunjungan selanjutnya fungsi sosialnya"

6.8 Datang kembali ke


rumah korban sesuai
jadwal yang telah
disepakati bersama
6.9 Bermain kartu emosi
sambil melakukan
konseling
7 Turut serta dalam 7.1 Membuat SK kegiatan Terlaksananya Akuntabilitas: Disiplin, Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
kegiatan sosialisasi sosialisasi kegiatan sosialisasi transparan, kejelasan target, organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
“Stop Kekerasan 7.2 Membuat konsep tanggung jawab "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
Terhadap Anak” di undangan sosialisasi Nasionalisme: Kerja sama, Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
Desa Likuwatang, 7.3 Mengajukan kepada Non diskriminatif dan yang Layak dalam organisasi yaitu
Desa Wolwal, SD atasan untuk Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
Negeri Ilawe, SMP mendapatkan masukan Komitmen Mutu: Efisien, Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
Negeri Ampera dan 7.3 Memperbaiki konsep efektif serta berorientasi kegiatan ini dapat
SMA Negeri Pulau undangan sesuai pada mutu Sesuai dengan Misi memberikan
Pura masukan dari atasan Organisasi, yaitu: penguatan nilai
7.4 Etika Publik: Sopan Santun, "Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
7.4 Menjadi MC dan ramah, hormat, Menjaga tentang Masalah kesetiakawanan
moderator pada kegiatan rahasia korban Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial dan Restorasi
sosialisasi Bimbingan dan Keterampilan Sosial
Anti Korupsi: Peduli agar dapat melaksanakan
Mengajarkan kepada
anak-anak tentang upaya fungsi sosialnya"

pencegahan pelecehan
seksual melalui lagu
8 Melakukan Evaluasi 7.1 Meminta testimoni dari Adanya laporan hasil Akuntabilitas: Tanggung Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
korban dan orangtua evaluasi jawab, transparan organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
korban "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
7.2 Menyimpulkan hasil Nasionalisme: Kerja sama Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
pendampingan dan yang Layak dalam organisasi yaitu
Etika Publik: Sopan santun, Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
ramah, menghormati Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
kegiatan ini dapat
Anti Korupsi: Peduli Sesuai dengan Misi memberikan
Organisasi, yaitu: penguatan nilai
"Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
tentang Masalah kesetiakawanan
Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
9 Menyusun laporan 8.1 Mengumpulkan seluruh Tersedianya dokumen Akuntabilitas: Disiplin, Sesuai dengan Visi Dengan melakukan
aktualisasi bukti-bukti kegiatan laporan aktualisasi transparan, tanggung jawab organisasi, yaitu: kegiatan ini dapat
8.2 Menyusun konsep "Mewujudkan Kesejahteraan memberikan
laporan aktualisasi Komitmen Mutu: Efisien, Sosial yang Adil dan Merata penguatan nilai
8.3 Mengajukan konsep efektif serta berorientasi dan yang Layak dalam organisasi yaitu
laporan aktualisasi pada mutu Mendukung Kehidupan Pembinaan Sosial
kepada mentor guna Sosial Kemasyarakatan" Dengan melakukan
mendapatkan masukan Anti Korupsi: Peduli kegiatan ini dapat
untuk penyempurnaan Sesuai dengan Misi memberikan
laporan Organisasi, yaitu: penguatan nilai
8.4 Finalisasi laporan "Meningkatkan Taraf Hidup organisasi yaitu
tentang Masalah kesetiakawanan
Kesejahteraan Sosial Melalui Sosial
Bimbingan dan Keterampilan
agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya"
B. Deskripsi Kegiatan Aktualisasi

1. Melakukan konsultasi dengan mentor

a. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Deskripsi kegiatan melakukan konsultasi dengan mentor adalah sebagai berikut:

Kegiatan I : Melakukan konsultasi dengan mentor

Waktu Pelaksanaan : 22 Juli 2021

Tempat Pelaksanaan : Ruang Kepala Dinas Sosial Kabupaten Alor

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini telah dirancang sebelumnya

b.

2.

C. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Waktu Pelaksanaan
(Bulan Juli - Agustus 2021)
No Kegiatan Juli Agustus
III IV I II III

1 Melakukan konsultasi dengan mentor


Melakukan koordinasi dengan teman
2
sejawat
Melakukan koordinasi dengan pekerja
3
sosial
Membuat jadwal pendampingan dan
4
home visit
5 Menyiapkan kartu emosi
Melaksanakan home visit dan
6
pendampingan psikososial
Turut serta dalam kegiatan sosialisasi
“Stop Kekerasan Terhadap Anak” di
7 Desa Likuwatang, Desa Wolwal, SD
Negeri Ilawe, SMP Negeri Ampera dan
SMA Negeri Pulau Pura
8 Melakukan evaluasi

8 Menyusun laporan aktualisasi

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 51


D. Analisis Dampak

1. Analisa Aktualisasi Kegiatan Pertama

Tabel 4.1

Nama Kegiatan Melakukan konsultasi dengan


mentor
Tanggal Pelaksanaan 22 Juli 2021
Daftar Lampiran Foto dan dokumentasi
konsultasi dengan mentor
(Lihat Lampiran kegiatan 1)
Uraian Laporan
1. Tahapan Pertama : Menemui mentor
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mendiskusikan secara
langsung dengan mentor mengenai aktualisasi yang akan dilakukan. Tanpa
kegiatan ini pertemuan tidak akan terlaksana dan tidak ada proses diskusi
dengan mentor.
2. Tahapan Kedua : Menyampaikan rancangan aktualisasi yang telah
diseminarkan. Yaitu konsultasi dan diskusi dengan mentor dalam hal ini
yang menjadi mentor adalah Kepala Dinas Sosial Kabupaten Alor, Daing
Duru, S.Sos,MT. Kegiatan ini terkait dengan nilai-nilai Akuntabilitas, yaitu
adanya kejelasan target yang ingin dicapai dan tanggung jawab, juga etika
publik berkaitan dengan etika dan penghargaan kepada orang lain dalam hal
ini Kepala Dinas juga etika sebagai bawahan untuk melaporkan kepada
atasan mengenai apa yang akan dilakukannya.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan persetujuan
sekaligus masukan dari mentor terkait kegiatan yang akan dilakukan, dengan
adanya persetujuan dari mentor maka terbukalah akses-akses dalam pelaksanaan
aktualisasi ini. Melalui konsultasi ini penulis mendapatkan gambaran umum
tentang langkah- langkah yang harus ditempuh dan deskripsi singkat
mengenai keadaan di lapangan serta pengetahuan terkait dengan akses-
akses informasi yang bisa penulis dapatkan. Tanpa kegiatan ini pelaksanaan
aktualisasi ini tidak akan berjalan karena tidak ada persetujuan dari mentor.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 52


2. Analisa Aktualisasi Kegiatan Ke Dua

Tabel 4.2

Nama Kegiatan Diskusi dan koordinasi


dengan teman sejawat
Tanggal Pelaksanaan
Daftar Lampiran Foto dan dokumentasi koordinasi
dengan teman sejawat
(lihat lampiran kegiatan 2)

Uraian Laporan
1. Tahapan Pertama: Mengatur jadwal pertemuan dengan teman sejawat.
Analisis Dampak: Kegiatan ini bertujuan untuk mencari dan mencocokkan
waktu pertemuan dengan teman sejawat sekaligus berdiskusi tentang
rancangan aktualisasi yang telah disetujui oleh mentor. Tanpa Kegiatan ini
pertemuan tidak akan terlaksana karena tiadak adanya janji bertemu.
2. Tahap ke Dua: Menyampaikan ide atau gagasan yang telah disetujui oleh
mentor. Kegiatan ini terkait dengan nilai-nilai ANEKA yaitu
Akuntabilitas, yaitu adanya kejelasan terget yang akan dicapai,
Nasionalisme, yaitu adanya kerja sama antara penulis dengan teman
sejawat, Etika Publik, yaitu dalam kegiatan ini kami bersikap sopan santun
dan saling menghormati terhadap sesama, dan Komitmen Mutu yaitu
dengan adanya diskusi ini banyak hal dapat terpecahkan sehingga kegiatan
selanjutnya dapat dirancang secara efektif dan efisien serta berorientasi
pada mutu.
Analisis Dampak: Kegiatan ini bertujuan untuk untuk mencari format
terbaik terkait dengan rencana kegiatan yang telah dibuat sebelumnya,
melalui koordinasi ini penulis mendapatkan gambaran umum tentang
langkah- langkah yang harus ditempuh serta pengetahuan terkait dengan
akses-akses informasi yang bisa penulis dapatkan. Selain itu, kegiatan ini
menghasilkan kolaborasi antar pihak dalam memberikan panduan
terhadap aktualisasi yang penulis lakukan, sehingga penulis mendapatkan
informasi yang luas mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Tanpa
kegiatan ini proses pendampingan psikososial tidak dapat berjalan
maksimal.
3. Kegiatan ke Tiga: Memohon dukungan dan kerja sama.
Analisis Dampak: kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari
teman sejawat sehingga dengan adanya dukungan ini proses pelaksanaan
aktualisasi dapat berjalan maksimal. Tanpa kegiatan ini penulis tidak
mendapatkan dukungan dari teman sejawat sehingga
Laporan Aktualisasiproses
Tasnimpelaksanaan
Raman Fitra 53
aktualisasi tidak dapat berjalan maksimal.

3. Analisa Aktualisasi Kegiatan Ke Tiga

Tabel 4.3

Nama Kegiatan Diskusi dan koordinasi dengan


Pekerja Sosial
Tanggal Pelaksanaan 23 Juli 2021
Daftar Lampiran Foto dan dokumentasi koordinasi
dengan Pekerja Sosial

(Lihat Lampiran kegiatan 3)


Uraian Laporan
1. Tahapan Pertama : Menghubungi Pekerja Sosial untuk membuat janji
bertemu.
Kegiatan ini terkait dengan nilai-nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas yaitu
adanya kejelasan target dalam hal ini adanya kejelasan waktu pertemuan
dan kedisiplinan dalam menepati janji sesuai jadwal yang telah disepakati,
juga Komitmen Mutu yaitu dengan tersusunnya jadwal pertemuan maka
kegiatan selanjutnya yang telah direncanakan akan berjalan secara efektif
dan efisien.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mencari dan mencocokkan
waktu pertemuan dengan Pekerja Sosial sekaligus berdiskusi tentang korban
pelecehan seksual yang sedang ditangani.. Tanpa Kegiatan ini pertemuan
tidak akan terlaksana karena tiadak adanya jadwal janji pertemuan.
2. Tahapan Kedua : Berdiskusi mengenai rancangan aktualisasi dan kondisi
korban yang akan didampingi. Kegiatan ini terkait dengan nilai-nilai ANEKA
yaitu Akuntabilitas, yaitu adanya kejelasan terget yang akan dicapai,
Nasionalisme, yaitu adanya kerja sama antara penulis dengan Pekerja Sosial
untuk tujuan yang sama yaitu pendampingan psikososial terhadap anak
korban pelecehan seksual, Etika Publik, yaitu dalam kegiatan ini kami
bersikap sopan santun dan saling menghormati terhadap sesama, dan
Komitmen Mutu yaitu dengan adanya diskusi ini banyak hal dapat
terpecahkan sehingga kegiatan selanjutnya dapat dirancang secara efektif dan
efisien serta berorientasi pada mutu.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk untuk mencari format terbaik
terkait dengan rencana kegiatan yang telah dibuat sebelumnya, melalui
koordinasi ini penulis mendapatkan gambaran umum tentang langkah-
langkah yang harus ditempuh dan deskripsi singkat mengenai keadaan di
lapangan serta pengetahuan terkait dengan akses-akses informasi yang bisa
penulis dapatkan. Selain itu, kegiatan ini menghasilkan kolaborasi antar pihak
dalam memberikan panduan terhadap Laporan Aktualisasi
aktualisasi yangTasnim Raman
penulis Fitra
lakukan, 54
sehingga penulis mendapatkan informasi yang luas mengenai kegiatan yang
akan dilakukan. Tanpa kegiatan ini proses pendampingan psikososial tidak
akan terlaksana karena penulis tidak mendapatkan data tentang korban dan
tidak dapat melakukan pertemuan dengan korban.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 55


4. Analisa Kegiatan Ke Empat
Tabel 4.4

Nama Kegiatan Membuat jadwal Home Visit dan


Pendampingan Psikososial
Tanggal Pelaksanaan
Daftar Lampiran Foto dan dokumentasi

(Lihat Lampiran kegiatan 4)


Uraian Laporan
1. Tahapan Pertama : Menyusun jadwal kunjungan dan pendampingan.
Kegiatan ini terkait dengan nilai-nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas yaitu
adanya kejelasan target dalam hal ini adanya kejelasan waktu kunjungan
dan kedisiplinan dalam melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah
dibuat, juga Komitmen Mutu karena dengan tersusunnya jadwal kegiatan
aktualisasi ini akan berjalan secara efektif dan efisien.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mencari dan mencocokkan
waktu pertemuan dengan korban dan keluarga korban untuk melakukan
proses kunjungan dan pendampingan terhadap anak korban. Tanpa Kegiatan
ini pertemuan tidak akan terlaksana karena tiadak adanya jadwal pertemuan.
2. Tahapan Kedua : Melaporkan kepada pimpinan tentang jadwal yang telah
dibuat. Kegiatan ini terkait dengan nilai-nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas
yaitu sebagai tanggung jawab penulis untuk melaporkan secara jujur dan
transparan mengenai rencana kegiatan yang akan penulis lakukan, Etika
Publik, yaitu bersikap hormat kepada atasan,etika sebagai bawahan untuk
melaporkan kegiatan yang akan dilakukan kepada atasan.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari
mentor terkait pelaksanaan Home Visit dan Pendampingan Psikososial. Tanpa
kegiatan ini proses Home Visit dan Pendampingan Psikososial terkesan tidak
resmi karena tidak adanya persetujuan dari mentor.
3. Tahapan ke tiga : Menyampaikan informasi kepada keluarga korban dalam
rangka Kunjungan dan pendampingan. Kegiatan ini berkaitan dengan nilai-
nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas yaitu adanya kejelasan mengenai waktu
kunjungan serta tanggung jawab penulis untuk menyampaikan maksud dan
tujuan pelaksanaan kunjungan dan pendampingan secara transparan dan jujur,
juga Etika Publik yaitu pemberitahuan mengenai jadwal ini merupakan
sebuah “permisi” yang dilakukan dengan sopan santun dan saling
menghargai, Komitmen Mutu, yaitu dengan adanya pemberitahuan kepada
pihak keluarga ini maka jadwal yang dibuat sudah disepakati oleh kedua belah
pihak sehingga kegiatan selanjutnya dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk menyepakati waktu
pertemuan dengan korban dan orang tua korban. Dengan adanya kegiatan ini
penulis mendapatkan jadwal yang pasti mengenai kunjungan dan

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 56


pendampingan yang akan dilakukan sehingga. Dengan adanya kegiatan ini
mencari format terbaik terkait dengan rencana kegiatan yang telah dibuat
sebelumnya, melalui
5. Analisa Kegiatan Ke Lima
Tabel 4.5

Nama Kegiatan Membuat kartu emosi dan kuisioner


Tanggal Pelaksanaan
Daftar Lampiran Foto dan dokumentasi

(Lihat Lampiran kegiatan 5)


Uraian Laporan
1. Tahapan Pertama : Mendownload gambar-gambar emosi dari internet
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan alat-alat
peraga berupa gambar-gambar emosi yang akurat sehingga mudah dikenali
oleh anak. Tanpa kegiatan ini proses konseling dengan anak tidak dapat
dilakukan secara maksimal.
2. Tahapan Kedua : Mencetak gambar. Kegiatan ini berkaitan dengan nilai-
nilai ANEKA yaitu akuntabilitas yaitu adanya tanggung jawab mengenai
kualitas alat peraga yang dibuat, Komitmen Mutu yaitu alat peraga ini dibuat
secara professional dan berorientasi pada mutu.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan alat-alat
peraga berupa gambar-gambar emosi yang akurat sehingga mudah dikenali
oleh anak. Tanpa kegiatan ini proses konseling dengan anak tidak dapat
dilakukan secara maksimal.
3. Tahapan ke tiga : Menggunting gambar sesuai bentuknya.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan alat-alat
peraga berupa gambar-gambar emosi yang akurat sehingga mudah dikenali
oleh anak. Tanpa kegiatan ini proses konseling dengan anak tidak dapat
dilakukan secara maksimal.
4. Tahapan ke empat : Membuat kuisioner untuk orang tua korban. Kegiatan
ini berkaitan dengan nilai-nilai ANEKA yaitu akuntabilitas yaitu adanya
tanggung jawab mengenai kualitas daftar pertanyaan yang disajikan,
Komitmen Mutu yaitu kuisioner ini dibuat secara professional dan
berorientasi pada mutu.

6. Analisa Kegiatan Ke Enam


Tabel 4.6

Nama Kegiatan Melaksanakan Home Visit dan

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 57


Pendampingan Psikososial
Tanggal Pelaksanaan
Daftar Lampiran Foto dan dokumentasi

(Lihat Lampiran kegiatan 6)


Uraian Laporan
3. Tahapan Pertama : Menyiapkan bahan-bahan.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan bahan-bahan
yang dibutuhkan dalam proses pendampingan sehingga proses pendampingan
dapat berjalan dengan baik. Tanpa kegiatan ini proses pandampingan tidak
akan berjalan sesuai rencana.
4. Tahapan Kedua : Menyampaikan informasi kepada Pekerja Sosial. Kegiatan
ini mencerminkan nilai-nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas yaitu adanya
tanggung jawab penulis untuk menepati janji mengenai jadwal yang telah
dibuat, Etika Publik yaitu bersikap sopan santun dan saling menhargai
terhadap sesama.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk
5. Tahapan ke tiga : Berangkat ke rumah korban. Kegiatan ini berkaitan dengan
nilai-nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, yaitu disiplin dalam melaksanakan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk menemui korban di
kediamannya. Dengan adanya kegiatan ini penulis dapat bertemu dengan
korban dan membangun hubungan yang baik agar korban merasa nyaman dan
percaya kepada penulis, ini merupakan modal bagi penulis utama agar
pelaksanaan konseling dengan korban dapat berjalan maksimal. Tanpa
kegiatan ini penulis tidak dapat bertemu dan membangun hubungan dengan
korban sehingga korban tidak mendapatkan pendampingan psikososial.
6. Tahapan ke Empat: Membangun hubungan dengan korban. Kegiatan ini
berkaitan dengan nilai-nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, yaitu adanya
transparansi dan kejujuran Ketika berkomunikasi dengan korban,
Nasionalisme, yaitu kegiatan yang dilakukan didasari oleh rasa ketulusan dari
hati penulis untuk membantu korban tanpa memandang suku, agama, dan ras
korban, Etika Publik, yaitu dalam kegiatan ini penulis berusaha menjaga dan
menghormati perasaan korban dan setiap keputusan korban meneruskan
kegiatan ini atau tidak, dalam artian penulis bisa menunda kegiatan ini sampai
korban benar-benar merasa nyaman dan mau bercerita, setiap kegiatan ini
dilakukan dengan sopan santun dan tanpa paksaan dari penulis, Komitmen
Mutu, dimana kegiatan ini dilakukan secara professional dan berorientasi
pada mutu.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk membangun rasa nyaman
dan kepercayaan dari korban kepada penulis sehingga korban dapat bercerita
mengenai permasalahannya secara jujur, juga mengenai emosi yang sedang ia
rasakan. Dengan begitu kegiatan selanjutnya yaitu konseling dapat berjalan

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 58


dengan baik dan maksimal.
7. Tahapan ke Lima: Konseling dengan orang tua korban dan mengisi kuisioner.
Kegiatan ini berkaitan dengan nilai-nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, yaitu
adanya transparansi dan kejujuran Ketika berkomunikasi dengan orang tua
atau keluarga korban, Nasionalisme, yaitu kegiatan yang dilakukan didasari
oleh rasa ketulusan dari hati penulis untuk membantu korban tanpa
memandang suku, agama, dan ras korban, Etika Publik, yaitu dalam kegiatan
ini penulis berusaha menjaga dan menghormati perasaan orang tua korban,
setiap kegiatan ini dilakukan dengan sopan santun dan tanpa paksaan dari
penulis, Komitmen Mutu, dimana kegiatan ini dilakukan secara professional
dan berorientasi pada mutu.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi
dan mendalami permasalahan korban sehingga penulis dapat mengambil
langkah seperti apa yang harus ditempuh dalam menangani permasalahan
korban dengan begitu proses pendampingan psikososial ini dapat berjalan
secara baik dan maksimal sehingga korban dapat keluar dari permasalahan
yang menghimpinya, mendapatkan kembali hak-haknya dan tumbuh
kembangnya tidak terganggu. Tanpa kegiatan ini proses pendampingan tidak
akan berjalan maksimal
8. Tahap ke Enam: Menyepakati waktu kunjungan selanjutnya. Kegiatan ini
terkait dengan nilai-nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas yaitu adanya
kejelasan target dalam hal ini adanya kejelasan waktu kunjungan dan
kedisiplinan dalam melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat,
juga Komitmen Mutu karena dengan tersusunnya jadwal kegiatan
aktualisasi ini akan berjalan secara efektif dan efisien.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mencari dan mencocokkan
waktu pertemuan dengan korban dan keluarga korban untuk melakukan
proses kunjungan dan pendampingan selanjutnya. Tanpa Kegiatan ini
pertemuan ke dua tidak akan terlaksana karena tiadak adanya jadwal
pertemuan.
9. Tahap ke Sembilan: Berangkat ke rumah korban untuk kunjungan dan
pendampingan ke dua. . Kegiatan ini berkaitan dengan nilai-nilai ANEKA
yaitu Akuntabilitas, yaitu disiplin dalam melaksanakan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati.
Analisis Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk menemui korban di
kediamannya untuk bertemu Kembali dengan korban sesuai dengan
kesepakatan pada pertemuan sebelumnya bahwa pada kunjungan ke dua ini
penulis akan bermain kartu emosi dengan korban. Tanpa kegiatan ini penulis
tidak dapat bertemu dan melakukan konseling dengan bermain kartu emodi
Bersama korban sehingga korban tidak mendapatkan pendampingan
psikososial.
10.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 59


11.

7.

D. Analisa Aktualisasi Kegiatan Keempat


Tabel 4.4
Nama Kegiatan Membuat jadwal Home Visit dan
Pendampingan Psikososial

Tanggal Pelaksanaan
Daftar Lampiran Foto Dokumentasi

(Lihat Lampiran kegiatan 4)


Uraian Laporan
1. Tahapan Pertama : Menyusun jadwal kunjungan yang telah dibuat.
Analisa Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mencari dan
mencocokkan waktu pertemuan dengan pengurus masjid untuk
berkoordinasi dalam hal kegiatan aktualisasi yang penulis laksanakan.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 60


Selain itu, kegiatan ini menghasilkan kolaborasi antar pihak dalam
memberikan panduan terhadap aktualisasi yang penulis lakukan,
sehingga penulis mendapatkan informasi yang luas mengenai
kegiatan yang akan dilakukan dan adanya berbagai sudut pandang
dalam penyelesaian masalah yang mungkin saja akan ditemui di
lapangan.
2. Tahapan Kedua : Menyampaikan informasi kepada keluarga
korban dalam rangka Home Visit dan Pendampingan Psikososial.
Melaksanakan Koordinasi, yaitu konsultasi dan diskusi dengan
pengurus masjid yang telah ditentukan dalam tahapan sebelumnya.
Kegiatan ini terkait dengan nilai-nilai etika publik karena berkaitan
dengan etika dalam menjaga standar nilai etika luhur berkaitan
dengan penghargaan kepada orang lain dalam hal ini terhadap
pengurus masjid bersangkutan. Selain itu juga berkaitan dengan
komitmen mutu terkait dengan alur kerja yang diperoleh. Konsep
Whole of Government (WoG) juga tergambar dari upaya- upaya
kolaboratif antara UIN STS Jambi dengan masyarakat (berhubungan
dengan kegiatan sebelumnya).
Analisa Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk membuka akses
kepada pihak terkait dengan rencana kegiatan yang telah dibuat
sebelumnya, melalui koordinasi ini penulis mendapatkan gambaran
umum tentang lokasi kalibrasi arah kiblat yang dituju. Selain itu,
kegiatan ini menghasilkan kolaborasi antar pihak dalam memberikan
panduan terhadap aktualisasi yang penulis lakukan, sehingga penulis
mendapatkan informasi yang luas mengenai kegiatan yang akan
dilakukan dan adanya berbagai sudut pandang dalam penyelesaian
masalah yang mungkin saja akan ditemui di lapangan. Tanpa kegiatan
ini, akses di lapangan tidak akan terbuka dan kegiatan sulit untuk
dilaksanakan.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 61


E. Analisa Aktualisasi Kegiatan Kelima
Tabel 4.5
Nama Kegiatan Survei Lapangan
Tanggal Pelaksanaan 30 Agustus – 4 September 2018
Daftar Lampiran  Foto alat yang digunakan
 Koordinat tempat menggunakan
citra satelit
 Gambar Citra Satelit dari Google
Earth
 Hasil perhitungan arah kiblat
dari program excel yang telah
dibuat sebelumnya
 Panduan/Prosedur singkat
Kalibrasi Arah Kiblat

(Lihat Lampiran kegiatan 5)

Uraian Laporan
1. Tahapan Pertama : Penentuan koordinat masjid/musholla.
Analisa Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan
koordinat
5 masjid/musholla yang akan dikalibrasi arah kiblatnya. Sesuai
dengan nilai komitmen mutu dan akuntabilitas dalam proses awal
pengabdian masyarakat. Juga berkaitan dengan akuntabilitas, seperti
dalam hal integrasi dan berdasarkan tujuannya untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas dalam pengabdian yang akan dilakukan.
Kegiatan ini juga akan mendukung kemaksimalan pelayanan publik
saat pengabdian masyarakat dilakukan. Artinya, penentuan koordinat
tempat dilakukan sebagai pondasi yang tidak bisa ditinggalkan,
mengingat bahwa perhitungan arah kiblat tidak akan bisa dilakukan
tanpa mengetahui koordinat tempat yang dimaksud sehingga

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 62


masyarakat ini dapat dicapai dengan baik. Tanpa kegiatan ini,
perhitungan arah kiblat tidak bisa dilakukan.

2. Tahapan Ke d u a : Mencari data-data astronomis yang


dibutuhkan dalam pengkalibrasian yang akan dilakukan. Tahapan ini
diakukan menggunakan program stellarium sesuai dengan waktu
pengukuran. Terkait dengan waktu, digunakan program clock sync.
Analisa Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui data-data
astronomis berkaitan dengan pengukuran arah kiblat yang akan
dilakukan. Data-data astronomis tersebut di antaranya adalah data
azimut matahari pada saat pengukuran, prediksi arah bayangan
matahari saat pengukuran dilakukan, dan lain-lain. Ini dilakukan untuk
mendukung kalibrasi yang akan dilakukan, data-data tersebut akan
memudahkan pengukuran yang akan dilakukan di lapangan.
Kegiatan ini berkaitan dengan nilai-nilai akuntabilitas karena memang
bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi dalam pengukuran. Kegiatan
ini juga akan menunjang ketercapaian pelayanan publik yang baik,
selain juga nantinya akan bermanfaat dalam kaitannya dengan
komitmen mutu pengabdian. Tanpa kegiatan ini pengukuran dan
perhitungan tidak bisa dilaksanakan.

3. Tahapan Ketiga : Menyiapkan alat dan software yang sesuai. Alat-


alat yang dimaksud adalah alat bantu pengukuran dan alat
penunjang pengukuran. Alat-alat itu antara lain: Istiwa` `Aini sebagai
alat utama, kompas magnetik, laptop, busur, mistar, Android,
Scientific Calculator, water pass, spidol, software Stellarium, program
arah kiblat microsoft excel yang telah dibuat sebelumnya, google
earth, dan clock sync. Analisa Dampak : Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengetahui alat- alat, software dan bahan-bahan lain yang
akan digunakan untuk melakukan kalibrasi arah kiblat di lapangan.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 63


Tidak tersedianya alat, software ataupun bahan yang diperlukan
akan berdampak pada tidak

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 64


maksimalnya pelaksanaan kalibrasi arah kiblat, bahkan ketidak
tersediaan alat-alat tertentu akan berakibat kegiatan kalibrasi tidak
bisa dilaksanakan. Nilai akuntabilitas sangat tergambar dari beberapa
tahapan dalam survei lapangan ini, khususnya dalam tahap
persiapan alat dan bahan, hal ini disebabkan karena efektifitas dan
efisiensi sangat ditekankan dalam proses ini untuk meminimalisir
munculnya permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan. Komitmen
mutu juga menjadi nilai penting yang ditunjukkan dalam kegiatan
survei lapangan, hal ini dapat dilihat dari usaha pencapaian mutu
secara maksimal dengan persiapan yang dikondisikan sebaik
mungkin. Konsep WoG juga tergambar dari integrasi antara
beberapa disiplin keilmuan, yaitu ilmu falak, sains dan teknologi.
Selain itu, tujuan dari tahapan ini adalah pelayanan publik yang
maksimal. Tanpa kegiatan
ini Kalibrasi Arah Kiblat tidak akan terlaksana dengan baik.

F. Analisa Aktualisasi Kegiatan Keenam


Tabel 4.6
Nama Kegiatan Kalibrasi Arah Kiblat dan
Sosialisasi Hasil
Tanggal Pelaksanaan 30 Agustus – 4 September 2018
Daftar Lampiran  Foto dokumentasi
 Hasil isian data kalibrasi arah
kiblat

(Lihat Lampiran kegiatan 6)

Uraian Laporan
1. Tahapan Pertama : Mempersiapkan dan mengkondisikan alat dan
software yang dibutuhkan. Dalam tahapan ini alat-alat dan software
yang sudah disiapkan dan ditentukan sebelumnya dikondisikan

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 65


sehingga siap untuk digunakan, pada waktu ini pula dilakukan

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 66


pengecekan terhadap semua alat-alat dan software tersebut dan
memastikan semuanya dalam kondisi yang baik.
Analisa Dampak : Kegiatan ini dilakukan untuk optimalisasi
pengukuran yang akan dilakukan, artinya persiapan maksimal sudah
harus dilakukan sebelum turun ke lapangan, sehingga masalah yang
kemudian timbul bisa diminimalisir. Kegiatan ini berkaitan dengan
nilai- nilai akuntabilitas karena memang bertujuan untuk efektifitas
dan efisiensi dalam pengukuran. Kegiatan ini juga akan menunjang
ketercapaian pelayanan publik yang baik, selain juga nantinya akan
bermanfaat dalam kaitannya dengan komitmen mutu pengabdian.
Tanpa tahap ini kegiatan di lapangan tidak akan berjalan dengan
baik.

2. Tahapan Kedua : Penghitungan Arah Kiblat. Perhitungan dilakukan


menggunakan program Microsoft Excel yang sudah dirancang
sebelumnya. Dalam tahapan ini dibutuhkan koordinat tempat yang
sudah didapatkan pada kegiatan sebelumnya. Pengabdian kepada
masyarakat ini dilakukan 5 kali di 5 tempat yang berbeda, sehingga
juga memerlukan koordinat kelima tempat tersebut dan perhitungan
dilakukan terhadap masing-masing tempat.
Analisa Dampak : Pada tahap ini, rumus-rumus perhitungan arah
kiblat ditransformasikan ke dalam formula microseft excel sehingga
menghasilkan sebuah progran yang bisa menentukan arah kiblat
dengan otomatis dengan cara hanya menginput koordinat lokasi.
Hasil perhitungan ini kemudian digunakan untuk pengukuran arah
kiblat. . Kegiatan ini berkaitan dengan nilai-nilai akuntabilitas karena
memang bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi dalam pengukuran.
Kegiatan ini juga akan menunjang ketercapaian pelayanan publik
yang baik, selain juga nantinya akan bermanfaat dalam kaitannya
dengan komitmen mutu pengabdian. Konsep WoG juga
tergambar dalam kolaborasi beberapa media yang digunakan untuk

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 67


perhitungan, ini menunjukkan sebuah sistem satu pintu maya yang
dihasilkan dalam

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 68


hal perhitungan arah kiblat. Tanpa tahap ini, kalibrasi arah kiblat tidak
akan terlaksana, karena hasil perhitungan adalah data utama yang
akan digunakan dalam Kalibrasi Arah Kiblat.

3. Tahapan Ketiga : Pengukuran Arah Kiblat. Pengukuran dilakukan


langsung ke lapangan dengan memperhitungkan waktu yang tepat.
Hal ini dilakukan karena pengukuran arah kiblat dilakukan dengan
menggunakan istiwa`aini. Pengukuran dengan alat ini sangan
bergantung pada cahaya Matahari sehingga arah cahaya Matahari
harus benar-benar dipertimbangkan agar pengukuran bisa
dilaksanakan dengan optimal. Pengukuran diakukan dengan
memadukan antara hasil perhitungan arah kiblat tempat dengan
azimut matahari real time, dalam hal ini penulis menggunakan
software stellarium untuk data azimut Matahari dan clock sync untuk
standar waktu yang digunakan. Detail pengukuran dapat dilihat pada
lampiran pedoman pengukuran arah kiblat.
Analisa Dampak : Pada tahap ini, hasil perhitungan arah kiblat
(azimut kiblat) yang telah diperoleh sebelumnya digunakan sebagai
data dalam pengukuran menggunakan alat bernama istiwa` aini.
Kegiatan ini merupakan tahapan inti dari pengabdian masyarakat
bertema Kalibrasi arah kiblat ini, pada kegiatan inilah kemudian
diperoleh hasil berupa arah kiblat dari tempat-tempat yang dikalibrasi,
bisa jadi hasilnya sudah tepat, bisa jadi pula terjadi penyimpangan
arah kiblat yang telah ditentukan oleh masing-masing masjid.
Kegiatan ini berkaitan dengan nilai-nilai akuntabilitas karena memang
bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi dalam pengabdian
masyarakat. Kegiatan ini juga akan menunjang ketercapaian
pelayanan publik yang baik, selain juga nantinya akan bermanfaat
dalam kaitannya dengan komitmen mutu pengabdian. Konsep
WoG juga tergambar dalam kolaborasi beberapapihak, seperti

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 69


dosen yang merupakan tenaga ahli dari kampus dengan pengurus
masjid yang merupakan perpanjangan

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 70


tangan masyarakat di lingkungan masjid. Tanpa tahap ini, kegiatan
Pengabdian Masyarakat dianggap gagal terlaksana karena tahap ini
merupakan tahap inti.

4. Tahapan Keempat : Sosialisasi kepada Arah Kiblat kepada Pengurus


Masjid. Setelah pengukuran dilaksanakan, hasil pengukuran
disosialisasikan kepada pengurus masjid. Sosialisasi yang dimaksud
adalah penjelasan tentang kesalahan arah kiblat dan menunjukkkan
gambaran citra satelit jika ditemukan kesalahan, penjelasan secara
umum tentang konsep fikih arah kiblat dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang muncul kemudian.
Analisa Dampak : Hasil pengukuran arah kiblat, apa pun hasilnya
harus disampaikan kepada pengurus masjid, sekaligus penjelasan
terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pengukuran
dan penerapan pengukuran. Kegiatan ini terkait dengan nilai-nilai
etika publik karena berkaitan dengan etika dalam menjaga standar
nilai etika luhur berkaitan dengan pertanggungjawaban secara
keilmuan dan agama, bahwa kebenaran harus disampaikan, namun
penyampaian hasil pengukuran tidak serta merta bisa langsung
disampaikan begitu saja kepada masyarakat . Selain itu juga
berkaitan dengan komitmen mutu terkait dengan alur kerja yang
diperoleh. Konsep Whole of Government (WoG) juga tergambar dari
upaya- upaya kolaboratif antara UIN STS Jambi dengan masyarakat
(berhubungan dengan kegiatan sebelumnya). Tanpa tahap ini, hasil
kalibrasi arah kiblat tidak akan memiliki manfaat karena tidak
disosialisasikan.

5. Tahapan Kelima : Pengambilan dokumentasi, Foto hasil pengukuran,


catatan perhitungan data-data kiblat di lapangan (lokasi kalibrasi),

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 71


foto dengan pengurus masjid/mushalla, pembenaran tanda kiblat
dengan spidol dan lain-lain.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 72


Analisa Dampak : Tahap ini digunakan sebagai bukti untuk bahan
laporan dan pertanggungjawaban kepada berbagai pihak. Kegiatan
ini terkait dengan nilai-nilai etika publik karena berkaitan dengan etika
dalam menjaga standar nilai etika luhur berkaitan dengan bukti
pertanggungjawaban secara keilmuan, bahwa kebenaran harus
dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang valid. Selain itu juga
berkaitan dengan komitmen mutu terkait dengan alur kerja yang
diperoleh. Konsep Whole of Government (WoG) juga tergambar dari
upaya-upaya kolaboratif antara dosen sebagai tenaga ahli dalam
pengabdian masyarakat dengan Pengurus masjid dan UIN STS
Jambi. Tanpa kegiatan ini, kegiatan tidak akan terdokumentasi.
6. Tahapan Keenam : Penyerahan rekomendasi hasil pengukuran
Analisa Dampak : Selain melaksanakan sosialisasi hasil pengukuran,
rekomendasi hasil pengukuran juga diserahkan kepada pihak
bersangkutan, dalam hal ini pengurus mesjid. Hal ini diperlukan
sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus masjid, khususnya bagi
masjid/ musholla yang diketahui memiliki arah kiblat menyimpang dari
seharusnya. Kegiatan ini terkait dengan nilai-nilai etika publik karena
berkaitan dengan etika dalam menjaga standar nilai etika luhur
berkaitan dengan pertanggungjawaban secara keilmuan dan agama,
bahwa kebenaran harus disampaikan, namun penyampaian hasil
pengukuran tidak serta merta bisa langsung disampaikan begitu saja
kepada masyarakat. Selain itu juga berkaitan dengan komitmen mutu
terkait dengan alur kerja yang diperoleh. Konsep Whole of
Government (WoG) juga tergambar dari upaya-upaya kolaboratif
antara UIN STS Jambi dengan masyarakat (berhubungan dengan
kegiatan sebelumnya). Tanpa kegiatan ini, pengurus masjid tidak
memiliki hasil pengukuran sebagai bahan pertimbangan.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 73


G. Analisa Aktualisasi Kegiatan Ketujuh
Tabel 4.7
Nama Kegiatan Pelaporan hasil kepada KEMENAG
Jambi
Tanggal Pelaksanaan September 2018
Daftar Lampiran Foto Dokumentasi

(Lihat Lampiran kegiatan 7)

Uraian Laporan
1. Tahapan Pertama : Menghubungi pihak KEMENAG untuk mencari
waktu pertemuan
Analisa Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mencari dan
mencocokkan waktu pertemuan dengan pihak KEMENAG untuk
mencari waktu pertemuan pelaporan. Kegiatan ini terkait dengan nilai-
nilai etika publik karena berkaitan dengan etika dalam menjaga
standar nilai etika luhur berkaitan dengan pelaporan hasil pengabdian
terhadap Tim Hisab Rukyat KEMENAG. Selain itu juga berkaitan
dengan komitmen mutu terkait dengan alur kerja yang diperoleh dan
mutu pelaksanaan kegiatan inti berupa evaluasi terhadap hasil
pengabdian masyarakat. Konsep Whole of Government (WoG) juga
tergambar dari upaya-upaya kolaboratif antara UIN STS Jambi
dengan Kemenag Jambi. Tanpa kegiatan ini, pelaporan tidak bisa
terlaksana karena jadwal pertemuan tidak didapatkan.

2. Tahapan Kedua : Melaksanakan Pelaporan, yaitu penyerahan


hasil kalibrasi arah kiblat dan evaluasi.
Analisa D a mp a k : Kegiatan ini bertujuana sebagai bentuk
pertanggungjawaban dan evaluasi kegiatan, sehingga diperoleh
kekurangan-kekurangan dalam kegiatan yang telah dilaksanakan,
sehingga menjadi bahan perbaikan untuk kegiatan serupa yang akan
dilaksanakan selanjutnya. Selain itu, kegiatan ini menghasilkan

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 74


kolaborasi antar pihak dalam memberikan pandangan terhadap
pengabdian masyarakat yang penulis lakukan, sehingga penulis
mendapatkan informasi yang luas mengenai ketercapaian tujuan dari
kegiatan kalibrasi arah kiblat ini secara menyeluruh. Kegiatan ini
terkait dengan nilai-nilai etika publik karena berkaitan dengan etika
dalam menjaga standar nilai etika luhur berkaitan dengan pelaporan
hasil kalibrasi arah kiblat dan masalah serta kendala yang ditemui di
lapangan. Selain itu juga berkaitan dengan komitmen mutu terkait
dengan alur kerja yang diperoleh dan mutu pelaksanaan kegiatan inti
berupa konsolidasi penggunaan alat-alat yang standar untuk
pengukuran arah kiblat. Konsep Whole of Government (WoG) juga
tergambar dari upaya-upaya kolaboratif antara UIN STS Jambi dengan
Kemenag Jambi. Tanpa kegiatan ini, tidak akan diketahui kekurangan
dan rekomendasi untuk kegiatan selanjutnya tidak akan didapatkan.

H. Analisa Aktualisasi Kegiatan Kedelapan


Tabel 4.8
Nama Kegiatan Pelaporan hasil kepada LP2M dan
Fakultas
Tanggal Pelaksanaan September 2018
Daftar Lampiran  Foto Dokumentasi
 Permohonan Surat Keterangan
Pengabdian Masyarakat
 Surat Keterangan Pengabdian
Masyarakat dari LP2M

(Lihat Lampiran kegiatan 8)

Uraian Laporan
3. Tahapan Pertama : Menghubungi pihak LP2M dan Fakultas untuk
mencari waktu pertemuan

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 75


Analisa Dampak : Kegiatan ini bertujuan untuk mencari dan
mencocokkan waktu pertemuan dengan pihak LP2M dan Fakultas
untuk mencari waktu pertemuan pelaporan. Kegiatan ini terkait dengan
nilai-nilai etika publik karena berkaitan dengan etika dalam menjaga
standar nilai etika luhur berkaitan dengan pelaporan hasil pengabdian
terhadap Tim Hisab Rukyat KEMENAG. Selain itu juga berkaitan
dengan komitmen mutu terkait dengan alur kerja yang diperoleh dan
mutu pelaksanaan kegiatan inti berupa evaluasi terhadap hasil
pengabdian masyarakat. Konsep Whole of Government (WoG) juga
tergambar dari upaya-upaya kolaboratif antara UIN STS Jambi
dengan Kemenag Jambi. Tanpa kegiatan ini, pelaporan tidak bisa
terlaksana karena jadwal pertemuan tidak didapatkan.

4. Tahapan Kedua : Melaksanakan Pelaporan, yaitu penyerahan hasil


kalibrasi arah kiblat dan evaluasi.
Analisa D a mp a k : Kegiatan ini bertujuan sebagai bentuk
pertanggungjawaban dan evaluasi kegiatan, sehingga diperoleh
kekurangan-kekurangan dalam kegiatan yang telah dilaksanakan,
sehingga menjadi bahan perbaikan untuk kegiatan serupa yang akan
dilaksanakan selanjutnya. Selain itu, kegiatan ini menghasilkan
kolaborasi antar pihak dalam memberikan pandangan terhadap
pengabdian masyarakat yang penulis lakukan, sehingga penulis
mendapatkan informasi yang luas mengenai ketercapaian tujuan dari
kegiatan kalibrasi arah kiblat ini secara menyeluruh. Kegiatan ini
terkait dengan nilai-nilai etika publik karena berkaitan dengan etika
dalam menjaga standar nilai etika luhur berkaitan dengan pelaporan
hasil kalibrasi arah kiblat dan masalah serta kendala yang ditemui di
lapangan. Selain itu juga berkaitan dengan komitmen mutu terkait
dengan alur kerja yang diperoleh dan mutu pelaksanaan kegiatan inti
berupa konsolidasi penggunaan alat-alat yang standar untuk
pengukuran arah kiblat. Konsep Whole of Government (WoG) juga

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 76


tergambar dari upaya-upaya kolaboratif antara dosen sebagai tenaga
ahli kalibrasi arah kiblat dengan LP2M dan Fakultas. Tanpa tahap ini
pelaporan dan pertanggungjawaban kegiatan dianggap tidak
terlaksana.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 77


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Laporan Aktualisasi ini merupakan deskripsi dari bentuk aktualisasi
nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi), Whole of Government
(WoG), Pelayanan Publik, Manajemen ASN yang telah dilaksanakan
selama 80 hari kerja mulai dari 8 Juni sampai dengan 8 Oktober 2018 di
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Kegiatan aktualisasi yang penulis
laksanakan merupakan kegiatan yang tergolong kepada pengabdian
masyarakat, nama kegiatannya sendiri adalah Kalibrasi Arah Kiblat.
Kegiatan ini sendiri telah penulis laksanakan sebanyak 5 kali di 5 tempat
yang berbeda.
Setiap kegiatan kalibrasi yang dilaksanakan terdiri dari beberapa
tahapan kegiatan, yaitu koordinasi, survei lapangan, kalibrasi arah kiblat
dan sosialisasi serta pelaporan. Seluruh tahapan kegiatan ini merupakan
hasil kerjasama dari beberapa pihak, yaitu dosen yang melakukan
pengabdian masyarakat, UIN STS Jambi (LP2M dan Fakultas Syari`ah)
dan Pengurus masjid sebagai perpanjangan tangan dari masyarakat.
Kegiatan-kegiatan yang telah dirancang sebelumnya pada saat
aktualisasi diusahakan secara maksimal untuk dilaksanakan, namun
beberapa hal-hal yang ditemui di lapangan juga mempengaruhi realisasi
dari kegiatan tersebut, seperti masalah ketepatan waktu yang dibeberapa
kegiatan terlihat sedikit berubah, namun perubahan ini tidak memiliki
dampak terhadap jalannya kegiatan secara umum.

B. SARAN
Pelaksanaan aktualisasi dalam bentuk kegiatan Kalibrasi Arah Kiblat
ini sebisa mungkin dilaksanakan sebagai bentuk internalisasi nilai-nilai
dasar profesi PNS. Dalam tataran pelaksanaan ini penulis menemukan
Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 78
berbagai hal yang bisa dijadikan saran bagi berbagai pihak, tentunya
sebagai bahan pertimbangan juga pagi penulis sendiri.
Aparatur Sipil Negara yang telah bekerja menjalankan tugas dan
fungsinya masing-masing, diharapkan untuk terus mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar profesi PNS, yaitu ANEKA, dan mengetahui kedudukan
dan peran ASN ini sehingga apa yang menjadi tugas dan fungsi ASN
seperti yang diamanahkan dalam Undang-undang ASN dapat
dilaksanakan dengan baik.
UIN STS Jambi sendiri diharapkan lebih memperkuat hubungan
timbal-balik dengan masyarakat, sehingga keberadaan UIN STS sebagai
sebuah instansi pendidikan tinggi memang memberikan kemanfaatan
maksimal bagi masyarakat. Selain itu, UIN juga diharapkan memberikan
dukungan terbaik bagi civitas akademikanya yang aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.
Selain itu, berdasarkan hasil pengabdian masyarakat yang penulis
laksanakan ini, penulis memandang perlu dibuat suatu pedoman tentang
penentuan arah kiblat baik pedoman mengenai peraturan perundang-
undangan yang mengatur instansi-instansi yang berwenang menangani
persoalan pengukuran arah kiblat, prosedur pengukuran dan sebagainya;
maupun pedoman teknis tentang pelaksanaan yang mengatur secara jelas
cara-cara menentukan arah kiblat agar sesuai dengan kaidah agama dan
ilmu pengetahuan.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 79


DAFTAR BACAAN

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole Of Government. Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN. Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS

Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Undang-Undang No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 80


LAMPIRAN
Kegiatan 1
Diskusi dan koordinasi dengan pihak Fakultas dan dosen ilmu Falak Senior

Bersama Dr. Hermanto Harun Lc., M.HI


Wakil Dekan I Fakultas Syari`ah

Bersama Dr. Rahmi Hidayati, S. Ag., M.HI


Wakil Dekan II Fakultas Syari`ah

Bersama Drs. Rahmadi, M.HI Dosen


Ilmu Falak Senior UIN STS Jambi

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 81


Kegiatan 2
Diskusi dan koordinasi dengan pihak LP2M UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi

Permohonan Surat Pengantar Pengabdian Masyarakat Surat Pengantar Pengabdian Masyarakat dari
LP2M

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 82


Kegiatan 3
Diskusi dan koordinasi dengan KEMENAG Kota Jambi

Koordinasi dengan Kemenag Kota Jambi Terkait dengan rencana Aktualisasi Kalibrasi
Arah Kiblat sekaligus sosialisasi Pengukuran arah kiblat menggunakan Teodolit dan
Positioning Teleskop

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 83


Kegiatan 4
Diskusi dan koordinasi dengan Pengurus Masjid/ Mushollah bersangkutan

Diskusi dan Koordinasi dengan Pengurus Masjid Istiqomah (Salah satu masjid
yang dikalibrasi arah kiblatnya)

Sosialisasi kepada pengurus masjid/musholla mengenai


metode yang akan digunakan dalam pengukuran

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 84


Kegiatan 5
Survei Lapangan
Alat dan Software yang
Digunakan

Istiwa` `aini sebagai alat utama


pengukuran

Penggaris Kiblat (Kompas Magnetik) Mistar

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 85


Scientific Calculator Busur Derajat

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 86


Clock Sync App Google earth

Stellarium Microsoft Excel


2013

Masjid Hidayatul
Islam

Koordinat Masjid Arah Kiblat Masjid melalui citra


Satelit

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 87


Perhitungan Arah Kiblat dengan Microsoft Excel

Masjid/Musholla Nurul
Umi

Koordinat Masjid Arah Kiblat Masjid melalui citra


Satelit

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 88


Perhitungan Arah Kiblat dengan Microsoft
Excel

Langgar
Istoqomah

Koordinat Masjid Arah Kiblat Masjid melalui citra Satelit

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 89


Perhitungan Arah Kiblat
Masjid

Langgar al-
Ikhlas

Koordinat Masjid Arah Kiblat Masjid melalui citra Satelit

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 90


Perhitungan Arah Kiblat dengan Microsoft
Excel

Masjid UIN
Telanai

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 91


Koordinat Masjid Arah Kiblat Masjid melalui citra Satelit

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 92


Perhitungan Arah Kiblat dengan Microsoft Excel

PROSEDUR KALIBRASI ARAH KIBLAT

A. Prosedur Pengukuran Arah Dengan Metode Bayang Matahari


1. Sebelum Pengukuran Arah dilaksanakan,pengukur harus menyiapkan alat–alat
yang dibutuhkan seperti :
a. Instrumen pengukur arah kiblat berbasis bayang Matahari. Tidak dibatasi
jenisnya, bisa menggunakan Busur Kiblat, Mizwala, Istiwa’ain, Teodolit
ataupun instrumen lainnya sepanjang berpatokan pada metode bayang
Matahari.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 93


b. Pengukur waktu/jam. Misalnya jam analog atau jam digital, maupun jam
yang ada di dalam komputer / laptop / smartphone.
c. Perangkat lunak perhitungan (software/aplikasi) yang mendukung
instrumen pengukur arah kiblat beserta dengan laptop atau smartphone-nya.
Software / aplikasi yang digunakan tidak dibatasi dan diserahkan kepada
kebijakanpengukur di lapangan, sepanjang tetap berpedoman pada asas
Bumi bulat dan trigonometri segitiga bola.
d. Kelengkapan lain yang diperlukan seperti spidol, benang/tali, plester dan
sebagainya.
e. LDP yang belum diisi.
f. Perlengkapan lain yang relevan dan dibutuhkan di lapangan.
2. Sebelum Pengukuran Arah dilaksanakan,pengukur harus mengkalibrasi waktu
yang digunakan dengan membandingkan atau menyinkronkan terhadap jam
standar Indonesia pada http://jam.bmkg.go.id atau menggunakan program
android clock sync.
3. Tim pengukur menentukan koordinat lokasi Pengukuran Arah dengan
instrumen navigasi. Nama instrumen navigasi tidak diatur secara spesifik, bisa
menggunakan GPS receiver, melalui website mylocation.com, GPS dalam
smartphone dan yang sejenis.
4. Tim pengukur melaksanakan Pengukuran Arah dengan instrumen yang telah
dipersiapkannya.
5. Khusus untuk instrumen seperti Busur Kiblat, Mizwala, Istiwa’ain maupun
instrumen yang mirip, nilai azimuth kiblat yang digunakan adalah nilai yang
telah.
6. Setelah Pengukuran Arah dilaksanakan,pengukur memberikan tanda di lantai
bangunan.

B. Prosedur Pengukuran Arah Dengan Metode Kompas Magnetik


1. Sebelum Pengukuran Arah dilaksanakan, pengukur harus menyadari bahwa
Pengukuran arah kiblat dengan metode kompas magnetik hanya bisa dilakukan
jika kedua syarat berikut terpenuhi :
Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 94
a. Pengukuran arah kiblat dengan metode bayang Matahari tidak bisa
terlaksana karena faktor cuaca.
b. Pengukuran arah kiblat di lokasi tersebut tidak bisa ditunda dengan alasan
yang kuat.
2. Jika kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka pengukur tidak
diperkenankan menjalankan Prosedur Pengukuran Arah dengan Metode
Kompas Magnetik ini dan harus kembali menjalankan Prosedur Pengukuran
arah kiblat dengan Metode Bayang Matahari di lain kesempatan pada lokasi
tersebut.
3. Sebelum Pengukuran Arah dilaksanakan, pengukur harus menyiapkan alat–
alat yang dibutuhkan seperti :
a. Kompas magnetik.
b. Instrumen busur (misalnya Busur Kiblat, Busur Derajat ukuran besar,
Rubuk dan sebagainya).
c. Kelengkapan lain yang diperlukan seperti spidol, benang/tali, plester dan
sebagainya.
d. LDP yang belum diisi.
e. Perlengkapan lain yang relevan dan dibutuhkan di lapangan.
4. Sebelum Pengukuran Arah dilaksanakan,pengukur harus mengkalibrasi Arah
kompas magnetik yang digunakan dengan cara :
a. Siapkan bidang datar di ruang terbuka (bukan di dalam bangunan). Ruang
terbuka tersebut harus telah dilengkapi dengan garis–garis arah mata angin
yang diukur sebelumnya berdasarkan metode bayang Matahari. Ruang
terbuka tersebut juga harus dipastikan tidak berada di atas timbunan
material logam, maupun di bawah lintasan kabel listrik.
b. Sebelum mengkalibrasi Arah kompas magnetik,pengukur harus membentuk
sebuah Garis Utara–Selatan Magnetik sesuai dengan deklinasi magnetik
setempat. Misalnya deklinasi magnetik bernilai 1º T, maka Titik Utara
Magnetik ditera pada 1º di sebelah timur Titik Utara (sebaliknya Titik
Selatan Magnetik ditera pada 1º di sebelah barat Titik Selatan). Garis
Utara–
Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 95
Selatan Magnetik adalah garis yang menghubungkan Titik Utara Magnetik
dengan Titik Selatan Magnetik.
c. Sebelum mengkalibrasi Arah kompas magnetik,pengukur harus memastikan
bahwa pada saat itu tidak sedang terjadi peristiwa badai Matahari.
d. Letakkan kompas magnetik pada bidang datar di atas Garis Utara–Selatan
Magnetik. Tunggu hingga tenang lalu pastikan apakah masing–masing
ujung jarum kompas menghadap ke Titik Utara Magnetik dan Titik Selatan
Magnetik.
e. Putar kompas magnetik berulang kali (bisa searah jarum jam, bisa
berlawanan arah jarum jam), lantas perhatikan kembali posisi ujung jarum
kompas magnetik. Tunggu hingga tenang lalu pastikan apakah masing-
masing ujung jarum kompas menghadap ke Titik Utara Magnetik dan Titik
Selatan Magnetik.
f. Bila ujung jarum kompas magnetik tidak persis menghadap menghadap ke
Titik Utara Magnetik dan Titik Selatan Magnetik, maka kompas tersebut
tidak bisa digunakan.
g. Kompas magnetik yang telah terkalibrasi harus disimpan di penyimpanan
yang tak berdekatan dengan logam besi maupun magnet lainnya (baik
magnet speaker, televisi, laptop maupun ponsel) agar tetap terbebas dari
gangguan magnetik.
5. Sebelum melaksanakan Pengukuran Arah, pengukur harus memperhatikan
apakah sedang terjadi peristiwa Badai Matahari ataukah tidak berdasarkan
informasi yang akan di–update secara rutin. Jika terjadi peristiwa Badai
Matahari, maka Pengukuran Arah dengan metode kompas magnetik harus
dibatalkan.
6. Sebelum melaksanakan Pengukuran Arah,pengukur juga harus mengetahui
nilai deklinasi magnetik di ibukota kabupaten/kota tersebut. Informasi
mengenai nilai deklinasi magnetik kabupaten / kota di Indonesia dapat dilihat
pada Magnetic Declination Indonesia (http://www.magneticdeclination. com/
locations.php?cc=ID)

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 96


7. Tim pengukur menentukan koordinat lokasi Pengukuran Arah dengan
instrumen navigasi. Nama instrumen navigasi tidak diatur secara spesifik,
bisa menggunakan GPS receiver, GPS dalam smartphone dan yang sejenis.
8. Di lokasi Pengukuran Arah,pengukurmempersiapkan Pengukuran Arah
dengan memilih lokasi yang tidak berdekatan dengan konsentrasi logam besi
(misalnya pilar bangunan), magnet lain (misalnya speaker) maupun kabel
listrik.
9. Nilai azimuth kiblat yang digunakan adalah nilai yang telah dibulatkan dan
dikoreksi dengan deklinasi magnetik.
10. Tim pengukur melaksanakan Pengukuran arah kiblat dan memberikan tanda
sementara atas garis arah kiblat dengan benang sepanjang kurang lebih 3
meter.
11. Setelah benang terpasang,pengukur harus melakukan langkah eliminasi
kemungkinan gangguan magnetik bawah tanah dengan cara mengulang
kembali Pengukuran Arah dengan titik di bagian tengah benang tersebut
sebagai Pengukuran Arah kedua. Selanjutnyapengukur kembali melakukan
Pengukuran Arah, kali ini di bagian ujung benang tersebut sebagai
Pengukuran Arah ketiga.
12. Tim pengukur harus membandingkan ketiga hasil Pengukuran Arah. Jika
ketiga–tiganya menyajikan hasil yang sama maka Pengukuran Arah dapat
diterima. Namun jika salah satu saja dari ketiga Pengukuran Arah tersebut
menyajikan hasil berbeda, maka lokasi tersebut telah mengalami gangguan
magnetik bawah tanah. Sehingga Pengukuran Arah dengan metode kompas
magnetik tidak bisa dilaksanakan. Danpengukur harus kembali kepada
Prosedur Pengukuran arah kiblat dengan Metode Bayang Matahari di lain
kesempatan pada lokasi tersebut.
13. Setelah Pengukuran Arah dilaksanakan,pengukur memasang stiker Tanda
14. Arah Kiblat di lantai terdepan (di pengimaman).pengukur juga harus
memasang stiker Tanda Saf di kedua dinding yang berhadapan tepat di setiap
ujung saf garis pertama.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 97


C. Prosedur Pengisian Lembar Data Pengukuran
1. Lembar Data Pengukuran (LDP) adalah lembaran yang harus diisi oleh
pengukur, yang memuat memuat data teknis Pengukuran Arah dan disimpan
sebagai arsip bagi pengukur.
2. LDP diisi dengan tulisan tangan saat masih berada di lokasi Pengukuran Arah
kiblat.
3. LDP terdiri dari dua lembar. Lembar pertama memuat data teknis. Sedangkan
lembar kedua memuat identitas pengukur dan saksi–saksi.
4. Tata cara pengisian lembar pertama pada LDP (untuk instrumen selain
teodolit): a. Baris Hari dan Tanggal Pengukuran, diisi dengan nama hari
dan tanggal saat Pengukuran Arah berlangsung. Tanggal yang diisikan
dalam bentuk
tanggal Miladiyah selanjutnya diikuti dengan tanggal Hijriyah.
b. Baris Nama Lokasi Pengukuran, diisi dengan nama Masjid/ Musholla
tempat Pengukuran Arah dilaksanakan. Jika yang diukur adalah non–
Masjid/ Musholla maka diisi dengan nama kantor/ sekolah/ perguruan
tinggi/ lainnya dari bangunan tersebut.
c. Baris Alamat Lokasi Pengukuran, diisi dengan alamat lengkap tempat
pengukuran Arah dilaksanakan (tanpa kode pos).
d. Baris Sifat Lokasi Pengukuran, cukup dilingkari pada bagian yang
mencerminkan lokasi tersebut dan coret bagian lainnya. Misalnya jika
lokasi yang diukur adalah sebuah masjid, maka nomor 1 dilingkari.
Sebaliknya nomor 2 dan nomor 3 beserta isinya dicoret penuh.
e. Baris Metode Pengukuran, cukup dilingkari pada bagian yang
mencerminkan metode Pengukuran Arah di lokasi tersebut dan coret bagian
lainnya. Misalnya jika metode yang digunakan adalah metode bayang
Matahari, maka nomor 1 dilingkari. Sebaliknya nomor 2 beserta isinya
dicoret penuh.
f. Baris Instrumen Pengukuran, diisi dengan nama instrumen pengukur arah
kiblat yang digunakan.

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 98


g. Baris Lintang Tempat, diisi dengan koordinat garis lintang tempat
Pengukuran Arah dalam format dms (derajatº menit’ detik”), bukan
desimal. Bagi Lintang Selatan maka lingkari LS dan coret LU, demikian
sebaliknya.
h. Baris Bujur Tempat, diisi dengan koordinat garis bujur tempat Pengukuran
Arah dalam format dms (derajatº menit’ detik”), bukan desimal.
i. Baris Zona Waktu, diisi dengan zona waktu (WIB, WITA atau WIT) tempat
Pengukuran Arah.
j. Baris Arah Kiblat Setempat, diisi dengan nilai arah kiblat relatif dari titik
Barat ke titik Utara (yang lebih familiar bagi publik) yang menyesuaikan
dengan nilai azimuth kiblatnya. Misalnya jika azimuth kiblat diisi dengan
295º 0’, maka baris ini diisi dengan nilai 25º 0’ (B -> U). Angka 25º diperoleh
dari 295º 0’ dikurangi 270º 0’ (titik Barat).
k. Baris Azimuth Kiblat Setempat, diisi dengan nilai azimuth kiblat di lokasi
Pengukuran Arah. Atau nilai azimuth kiblat pada kabupaten / kota dimana
lokasi Pengukuran Arah berada. Tulis angka azimuth hasil pembulatan ke
dalam satuan derajat, sementara satuan menit busurnya diberi angka nol (0).
l. Baris Waktu Pengukuran, diisi dengan jam saat metode bayang Matahari
tepat diterapkan. Baris ini ditulis dalam format jam (jam dan menit), jadi
hanya memasukkan angka dalam satuan jam dan satuan menit saja (tanpa
satuan detik).
m. Baris Azimuth Matahari / Bayangan, diisi dengan nilai azimuth Matahari
atau bayangan Matahari pada saat kalibrasi dilakukan. Nilai azimuth
Matahari didapatkan dari software / aplikasi yang digunakanpengukur.
Sementara nilai azimuth Bayangan adalah azimuth Matahari dikurangi 180.
Tulis angka azimuth Matahari / Bayangan hasil pembulatan ke dalam
satuan derajat, sementara satuan menit busurnya diberi angka nol (0).
n. Baris Azimuth Bangunan, diisi dengan nilai azimuth bangunan tersebut
berdasarkan hasil Pengukuran Arah. Tulis angka azimuth bangunan hasil
pembulatan ke dalam satuan derajat, sementara satuan menit busurnya
diberi angka nol (0).

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 99


o. Baris Selisih Azimuth Matahari & Kiblat, diisi dengan selisih nilai antara
azimuth Matahari / Bayangan dengan azimuth kiblat di lokasi Pengukuran
Arah. Tulis angka selisih azimuth hasil pembulatan ke dalam satuan
derajat, sementara satuan menit busurnya diberi angka nol (0).
p. Baris Selisih Arah Bangunan & Kiblat, diisi dengan selisih antara nilai
azimuth bangunan setempat dengan nilai azimuth bangunan tersebut.Tulis
angka selisih azimuth hasil pembulatan ke dalam satuan derajat,
sementara satuan menit busurnya diberi angka nol (0).
q. Baris Gambar Situasi, diisi dengan gambar sederhana berupa dua anak
panah yang pangkalnya menyatu. Anak panah pertama berupa garis
putus– putus, sebagai lambang dari azimuth bangunan. Sementara anak
panah kedua
berupa garis tak terputus, merupakan lambang dari azimuth kiblat setempat.

Kegiatan 6
Kalibrasi Arah Kiblat dan Sosialisasi Hasil
Masjid Hidayatul
Islam

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 100


Proses dan Hasil Pengukuran

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 101


Data Matahari dan Proses pengisian
Lembar Kalibrasi Arah Kiblat

Lembar Data Pengukuran Kiblat Keterangan dari Pengurus Masjid

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 102


Masjid/Mushollah Nurul Umi

Proses Pengukuran dan data


Matahari

Lembar Data Pengukuran Kiblat Keterangan dari Pengurus Masjid

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 103


Masjid/Langgar Istiqomah

Proses Pengukuran dan Data


Matahari

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 104


Lembar Data Pengukuran Kiblat Keterangan dari Pengurus Masjid

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 105


Musholla/ Langgar al-Ikhlas

Proses Pengukuran dan Data


Matahari

Lembar Data Pengukuran Kiblat Keterangan dari Pengurus Masjid

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 106


Masjid UIN Telanai

Proses Pengukuran dan Data


Matahari

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 107


Lembar Data Pengukuran Kiblat

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 108


Kegiatan 7
Pelaporan hasil kepada KEMENAG Jambi

Pelaporan dilakukan saat sosialisasi penggunaan theodolit dan positioning


teleskop tahap 2 bersama Kemenag

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 109


Kegiatan 8
Pelaporan hasil kepada LP2M dan Fakultas Syari`ah UIN STS Jambi

Bersama WD I Fakultas Syari`ah (atas) dan


Staff
LP2M
(samping)

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 110


Surat Permohonan Keterangan Keterangan Pengabdian
Pengabdian Masyarakat Masyarakat dari
LP2M

Laporan Aktualisasi Tasnim Raman Fitra 111

Anda mungkin juga menyukai