Abstract
This study observed social change a community of mosque in Kampung Jogokariyan special region of Yogyakarta. With
the management capabilities and the leadership who respect to their figures when pioneered since 1960 maked a
significant of social change. This study use a historical-sociology approach with Max Weber’s classic theory framework.
From this research indicate the revival of religious solidarity factor has encouraged the movement political-economy.
This subject is a characteristic of the collective on contemporary Islamic movement in urban Java.
Studi ini mengamati perubahan sosial (social change) suatu komunitas masjid di Kampung Jogokariyan Yogyakarta.
Melalui kemampuan manajemen dan kepemimpinan para tokoh yang disegani maka komunitas masjid kampung yang
dirintis sejak tahun 1960an ini telah mengalami perubahan sosial yang cukup signifikan. Studi ini menggunakan
pendekatan sosiologi-sejarah dengan kerangka teori klasik Max Weber. Dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa
faktor solidaritas kebangunan agama telah mendorong gerakan ekonomi-politik. Perihal ini menjadi karakteristik yang
kolektif pada gerakan Islam secara kontemporer pada perkotaan Jawa.
__________
1Korespondensi: Amin Farih (amin.farih@walisongo.ac.id), Kampus 3 UIN Walisongo, Jl. Prof Hamka Km 3 Ngaliyan
Semarang 50185.
Revolusi Iran antara tahun 1977 hingga 1979 landasan teoritis Max Weber adalah usaha
pada ranah global membuat Komunitas memahami dan mengerti (verstehen) dengan
Jogokariyan menjadi meyakinkan makna narasi interpretasi yang empatik. Maka dari
pemurniannya (Islamic Revivalism). Gelombang eksplanasi teoritis diatas, terdapat hubungan
Islamic revivalism membuat dua tokoh sentral di agama dan kapitalisme dengan pokok-pokok
komunitas ini yaitu Jazir ASP dengan Fanni sebagai berikut : kapitalisme adalah suatu
Rahman melakukan pengembangan komunitas rasionalitas dari spirit keagamaan (irrational
masjid yang lebih tertata dengan melakukan callings) sehingga setiap individu bekerja keras
manajemen ekonomi pemberdayaan dan untuk mencapai pahala Tuhan, pengamatan atas
konsolidasi politik Islam. Jazir ASP lebih condong spirit agama untuk melakukan mobilitas sosial
pada pengaruh Haji Rakanda Toto Tasmara yang yang berdasarkan kekuatan ekonomi sebagai
merupakan mentor dalam Badan Komunikasi ekspresi hubungan manusia dengan Tuhan, studi
Pemuda Islam (BKPMI) tahun 1977, sedangkan atas agama dengan melakukan kritik terhadap
Fanni Rahman lebih terpengaruh pada kehidupan agama sebagai subyek analisa
tumbuhnya isu dan peristiwa Palestina yang sosiologis, dan ethos kerja berada pada pusaran
selalu dijajah oleh Israel dari informasi ilmiah semangat kapitalisme dan etika agama.
kampus Fisipol Bulaksumur. Menjadi menarik Berdasarkan kerangka Weberian diatas, maka
perhatian dewasa kini bahwa Masjid Jogokariyan susunan pendekatan dalam memahami aspek
semakin makmur dengan dukungan ekonomi politik komunitas Masjid Jogokaryan ini akan
yang ditata oleh komunitas masjid ini kemudian dilandasi pada perwujudan tipe ideal,
pada tahap kedua komunitas ini menjadi suatu interpretasi sosiologis, konsep rasionalisasi,
gerakan politik yang representatif bagi otoritas, komunitas sebagai agen sosialisasi
gelombang Islam revivalis era kontemporer. politik beserta hubungan aspiratif dengan partai
Maka yang menjadi rumusan penting bagi politik (Kolip 2013).
penelitian ini adalah bagaimana perubahan sosial Masjid Jogokariyan beserta lapisan komunitas
komunitas Masjid Jogokariyan Yogyakarta dalam kemasyarakatannya merupakan model dari
aspek ekonomi-politik. corak masyarakat Islam perkotaan yang
Sosiolog Max Weber dalam teorinya selalu berdekatan dengan komplek Keraton Kasultanan
menekankan bahwa landasan asumsi dari studi Yogyakarta Hadiningrat. Oleh karena itu, telah
masyarakat adalah memusatkan perhatian pada banyak sekali penelitian sosial mengenai
kepercayaan dan pandangan hidup (beliefs komunitas masjid Jogokariyan. Pertama yakni
concerning). Lalu beranjak pada perilaku rela hati skripsi yang berjudul “Peranan Remaja Masjid
(voluntarism) yang menimbulkan tipe ideal. Dalam Pendidikan Karakter : Studi Masjid
Kemudian menimbulkan kesan individual (the Jogokariyan Yogyakarta” karya Yayan
image of individual) berupa hal-hal yang positif Asliyansyah. Penelitian ini mengkaji seputar
sehingga tercipta relasi pada kesan peranan remaja masjid dalam mengadakan
masyarakatnya (the image of society). Relasi program masjid. Lain daripada itu, proses ini
tersebut adalah makna dari sekumpulan jaringan merupakan penanaman pendidikan karakter
(a network meaning) yang terbentuk melalui Islam. Seperti faktor pendukung dan
komunitas. Relasionalitas ini berada diantara penghambat pendidikan karakter. Kedua, tulisan
tindakan sosial, struktur sosial, dan institusi- Furqon Widodo tentang “ Implementasi
institusi kapital (Weber 2000). Maka output dari Pelayanan Inklusif Berbasis Masjid : Studi Kasus
Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Masjid negeri terutama Timur Tengah. Akibatnya masa
Jogokariyan”. Studi ini menggunakan istilah menjelang reformasi diumpamakan sebagai kran
Takmir Masjid Jogokariyan ( TMJ ) sebagai air yang dibuka lebar-lebar. Para generasi
komunitas. Studi ini berusaha memahami peran muslim muda selanjutnya menuntut eksistensi
dan fungsi masjid dalam pendekatan metodologi Islam (Ali 2009). Meminjam diktum dari Karl
dakwah. Kemudian tentang manajemen dakwah Mannheim bahwa salah satu sikap demokratis
Islam yang mengedepankan asas pelayanan yang kreatif dalam menilai perbedaan sosial-
publik. Ketiga merujuk pada tulisan Hafifudn kemasyarakatan. Pengetahuan seseorang,
Badruzzaman tentang “Strategi Pendidikan Islam kelompok sosial atau komunitas dengan
Dalam Meningkatkan Relijiusitas Bagi Para mengetahui latar sosiologisnya baik melalui
Jamaah Masjid Jogokariyan. Sintesa ini pendidikan, lingkungan, kepentingan, dan lain
mengangkat tentang strategi pendidikan Islam sebagainya (Mannheim 1954). Mengenali
dan keberhasilannya dalam meningkatkan komposisi latar belakang tersebut akan sangat
relijiusitas jamaah Masjid Jogokariyan. Maka membantu dalam memahami alam pikiran
apabila pengkajian sosial-humaniora diatas komunitas ini. Kelompok yang berkepentingan
berkaitan dengan studi dakwah dan pendidikan dalam mempertahankan kondisi sosial yang
Islam maka perbedaan mendasar pada mapan cenderung memiliki pemikiran yang
penelitian ini adalah merupakan riset komunitas ideologis. Sedangkan kelompok utopia adalah
Masjid Jogokariyan pada lingkup perubahan wujud pemikiran dari kelompok atau komunitas
sosial (social change) dan analisa gerakan sosial yang menghendaki “perubahan sosial” dengan
pada ranah ekonomi-politik yang berdasarkan melakukan dekonstruksi tatanan sosial yang ada
kerangka teori sosiologi kapitalisme. sehingga pada tataran publisitas komunitas ini
Kajian ini menjadi penting dilakukan karena dianggap sebagai kelompok fundamentalis.
untuk mengetahui pola gerakan sosial yang Penelitian ini dilakukan di komplek Masjid
berbasis keagamaan maupun ideologi politik. Jogokariyan, Kampung Jogokariyan, Kecamatan
Lalu seperti apa idealnya gerakan sosial yang Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Penelitian ini
solid dan independen. Bagaimana melestarikan menggunakan jenis riset kualitatif dengan
regenerasi dan pendidikan agama informal pendekatan sosiologi-sejarah (historical-sociology
dengan dukungan ekonomi dan keutuhan rumah approach). Didasarkan asas sosiologi-sejarah
ibadah sebagai basis sosial, kemudian pada maka metode yang digunakan adalah metode life
langkah selanjutnya melalui gerakan konsolidasi history dan pengumpulan data melalui sejarah
politik. Perihal ini merupakan metamorfosa lisan (oral history ) dengan melakukan
gerakan sosial-keagamaan pada ranah penelusuran sejarah. Konsepsi kerangka
kontemporer. Sistem politik Orde Baru menekan sosiologis dijelaskan oleh Phillip Abrams dalam
kalangan Islam perkotaan menjadi satu fusi studi ini berkaitan dengan pola kegiatan
dibawah naungan Partai Persatuan komunitas dan hambatan sejarah individuasi
Pembangunan (PPP) dan beberapa birokrat dalam konteks sosial(Abercrombie et al. 2010).
muslim melakukan orientasi kepada Golkar. Sosiologi memusatkan perhatian pada interaksi
Proses penekanan sosial ini menimbulkan dinamis antara agensi manusia dengan struktur
banyak dari santri dan anak-anak tokoh muslim sosial dan sebagai isu empirik dalam sejarah
di Indonesia menimba ilmu Islam secara praktis masyarakat ( the history of society ). Dalam
dan beberapa dari mereka disekolahkan di luar konsepsi ini maka semua sosiologi adalah
sosiologi-sejarah karena melakukan pengkajian komposisi ajaran nilai kerja cukup tinggi
terhadap perubahan, proses, dan perkembangan dengan melihatnya sebagai ibadah. Ibadah
(Abercrombie et al. 2010).Maka dari itu, ruang dalam pengertian sosial adalah muamalah
lingkup temporal-historis pada riset ini adalah sesama manusia yaitu ibadah tidak
masa-masa tahun 1966 hingga 2015 langsung dalam rangka bertujuan untuk
mendapatkan nafkah bagi diri dan keluarga
(Salim 2002). Walaupun Weber memang
Komunitas Masjid Jogokaryan
tidak mempunyai kesempatan studi tentang
Pada area sosiologis yang lebih luas Islam tetapi ia mempertimbangkan Islam
mengenai perubahan sosial di Yogyakarta sebagai salah satu agama ‘universal-
bahwa telah terjadi revolusi fisik. Studi yang monoteistik’ yang sangat keras atau
dilakukan Selo Soemadjan menyimpulkan monoteisme-universal. Maka dari itu secara
bahwa revolusi fisik yang melibatkan historis, Islam yang berkembang dalam
prajurit dari sipil, keraton, maupun dinas masyarakat Jogokariyan kemudian
militer pemerintah memberikan pengaruh membentuk suatu komunitas masjid yang
yang lebih besar pada masyarakat merupakan ‘agama kelas prajurit’ dan
Yogyakarta. Tentu ini dialami oleh mengabdi pada kepentingan feodalisme
masyarakat Jogokariyan yang akhirnya kerajaan Yogyakarta kemudian
membentuk komunitas dalam mendeklarasikansebagai Islam Jawa (Salim
memakmurkan masjid. Apalagi secara 2002). Maka Weber sangat memperhatikan
historis, Kampung Jogokariyan dibentuk tahapan pertama dari hasil penelitian
oleh Keraton Yogyakarta sebagai area adalah bermula dari afiliasi agama.
permukiman para prajurit Kasultanan Keutamaan Keyakinan Islam Sebagai Sumber
Yogyakarta.Perkembangan infrastruktur afiliasi Komunitas Masjid dan replikasi kultur
pendidikan formal di Yogyakarta pasca keagamaan Komunitas Masjid Jogokariyan
kemerdekaan telah mengalami percepatan secara teologis apabila mengamati pernyataan
tingkat menengah menuju perguruan tinggi. dari tokoh takmir muda masjid Jogokariyan
Tahun 1946 hingga 1962 keberadaan sekaligus pemilik usaha Penerbitan Pro-U Media
Perguruan Tinggi Gadjah Mada (UGM)
dan Omah Dakwah yaitu Fanni Rahman adalah
sebagai universitas riset dan Institut
Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) sebagai sebagai berikut.
pencetak sumber daya guru menjadikan “Allah SWT sang Maha Pemurah, telah
Yogyakarta sebagai kota yang kaya akan berikan cahaya yang mensinari kampung ini
wacana pendidikan sosial-politik. Maka dari sehingga dengan dakwah Islam mulai mekar,
itu, pintu-pintu istana Yogyakarta tumbuh berkembang, menjelma sebuah
menjadikan Kasultanan sebagai pusat bangunan peradaban. Tak mengira apabila
keterbukaan sehingga revolusi hanya para perintis dakwah di Jogokariyan memulai
menjadi konsepsi teoritik belaka yang
membangun masjid ini tahun 1966. Masjid
dikalahkan oleh nilai kultural Jawa
(Soemardjan 1986). Jogokariyan telah didengar, dirasakan,
Perubahan sosial di Indonesia baik pra dinikmati dan menginspirasi umat Islam di
ataupun pasca kemerdekaan mempunyai seluruh Nusantara bahkan di berbagai dunia.
hubungan kemiripan antara Kolonial Kepengurusan takmir yang baru ini, yakni
Belanda yang menganut Etika Protestan periode 2015-2019 berikhtiar untuk
dengan masyarakat pribumi yang pada meningkatkan sistem kinerja dakwah. Selain
umumnya menganut Islam dan mempunyai meningkatkan kuantitas jamaah juga selalu
fokus untuk meningkatkan kualitas ke- kerasan anak-anak di Masjid. Tidak hanya
Islaman jamaahnya. Dan tak lupa kaderisasi shalat tetapi mengaji dan bermain ya. Dari
dakwah dan jamaah menjadi perhatian situ anak mempunyai keterikatan dan
penting yang terus dilakukan” (Bulletin kepemilikan kepada masjid. Masjid tidak
Masjid Jogokariyan, 1436 H : Edisi 20). hanya sebagai ruang ibadah shalat tetapi
menjadi pusat peradaban Islam, unit
Tentu saja aspek pertama teologi Islam
ekonomi, pengatur strategi, tempat zakat,
yaitu keyakinan kuat kepada Allah SWT
merupakan sumber dari gerak komunitas
dan lain-lain” ( Rekaman Jazir ASP, 8-1-
masjid ini. Kedua adalah sejarah rintisan 2016 ).
dakwah komunitas masjid Jogokariyan yang Komunitas masjid ini mulai melakukan
dimulai tahun 1966 dimana pada situasi perubahan dalam tatanan masyarakat
politik masih bergejolaknya antara Islam, Islam. Maka dari itu muncul bentuk
Nasionalitas, dengan Komunisme. Ketiga reformasi yang tidak berarti peniadaan
aspek kekinian dimana komunitas kontrol keagamaan melainkan suatu
membentuk kepengurusan takmir yang penggantian suatu bentuk kontrol lama
baru antara periode 2015-2019 untuk dengan kontrol baru yang lebih baik (Weber
meningkatkan kinerja, kaderisasi, dan 2000). Dalam hal ini “Ideologi Kemasjidan”
pembinaan jamaah masjid. Kemudian Rizal menjadi suatu bentuk konsepsi
sebagai salah satu ustadz di Jogokariyan fenomenologis atau struktur ideologis
juga menambahkan akan pentingnya dasar dimana mampu mengatur aktivitas
gerakan memakmurkan masjid yang keagamaan dari mulai usia dini hingga
terorganisasi dalam komunitas yang kalangan tua. Makna dari ideologi tersebut
memberdayakan masyarakat kampung hanya kesederhanaan untuk selalu ada rasa
dalam memakmurkan masjid. Rizal memiliki masjid sehingga dapat
menyatakan sebagai berikut, “masjid itu memakmurkannya. Kemudian disertai
rumah Allah. Kalau kita bekerja sesama perluasan-perluasan aktivitas non-
manusia masih terbatas. Kita ini mengurusi keagamaan seperti penggalangan unit
rumah Allah, tidak mungkin Allah tidak ekonomi dan tempat bermain bagi anak-
memberi imbalan. Mungkin saat ini tidak, anak muslim. Keutamaan ideologi
tetapi ini bekal bagi akhirat” (Rekaman Kemasjidan yang berdasarkan Islam ini
Rizal, 10-1-2016). membuat pengajian keagamaan dikemas
Tokoh kedua adalah Rizal yang menyatakan sesuai usia-usia para jamaah sebagai
pesan akan pentingnya menjaga dan mengelola audien. Pengajian, majelis, atau acara
masjid sebagai rumah Allah. Dengan janji dakwah tersebut antara lain sebagai berikut
eskatologis dan esoterik bahwa Tuhan akan (Asliyansyah 2016): Forum Kajian Malam
menggantinya di akhirat kelak. Pada kesempatan Selasa (FKMS); Pengajian Malam Rabu
terakhir, adalah tokoh tertua dari komunitas (PEMARA); Tadarus Al-Quran Keliling
Masjid Jogokariyan yaitu Jazir ASP. Pada (TAK); Majelis Jejak Nabi (MJN) Oleh Salim
kesempatannya Jazir menuturkan tentang misi Afillah; Majelis Dhuha; dan Majelis Jamah
komunitas terutama yang bergerak dalam Subuh.
Pada umumnya pelapisan dari
bidang pembangunan masjid ( takmir ) dengan
masyarakat komunitas Masjid Jogokaryan
sebagai berikut :
merupakan profesional, pengusaha, dan
“Misi dari takmir Jogokariyan itu kelas pekerja kota. Kelas profesional
menanamkan sejak dini kepada anak-anak “ merupakan akademisi di universitas
Ideologi Kemasjidan “ yang membuat sekaligus para dokter dan tenaga medis.
Kelas profesional seperti Kuncoro yang ekonomi dimana dewan dan pengurus
merupakan profesor psikologi di universitas takmir menjadi suatu kepemimpinan
bulaksumur. Kemudian dokter Rudiatin karismatik yang disegani dan dihormati
Kusparwi dan Ana Patriani yang mengelola dalam hal penguasaan ilmu agama dan
poliklinik kesehatan di Masjid Jogokariyan manajemen kelembagaan yang bersifat
dan beberapa lulusan magister, mahasiswa, ekonomis. Maka dengan manajemen
para guru ilmu agama maupun guru ilmu kelembagaan yang transparan melalui
pengetahuan umum di sekolah perkotaan, laporan keuangan yang dilampirkan dalam
dan sarjana ekonomi yang bekerja di buletin Jogokariyan. Maka telah termaktub
perusahaan dan menjadi relawan masjid. beberapa unit ekonomi masjid seperti
Kelas pekerja merupakan kelas teknisi yang sebagai berikut: Warung angkringan masjid;
membuat produk souvernir Jogokariyan Hotel Masjid Jogokariyan; Yayasan Baitul
seperti Atok yang mempunyai usaha cetak Mal; Persaudaraan Haji Masjid Jogokariyan;
sablon kaos. Dan para ibu-ibu di Infaq parkir; Sewa komplek Masjid untuk
Jogokariyan yang berperan sebagai juru resepsi pernikahan; Sewa auditorium
masak dalam acara kegiatan masjid komplek Masjid Jogokariyan; dan Poliklinik
Jogokariyan. Selain itu sebagian besar para Masjid Jogokariyan. Pendapatan dan
karyawan dan mekanik instalasi listrik yang pengeluaran usaha ekonomi tersebut
dapat dikategorikan pada kelas pekerja ini. dilaporkan secara gradual pada pasca hari
Pola kerja antara ketiga pelapisan sosial raya Idul Fitri. Laporan keuangan yang
tersebut mencakup paruh waktu yakni berupa pendapatan dan pengeluaran
bekerja di kantor rata-rata pergi pukul merupakan suatu bentuk manajemen yang
07.30 dengan mengantarkan anaknya terukur dalam merencanakan kegiatan
bersekolah kemudian pulang dari kantor masjid sehingga komplek masjid semakin
pukul 03.40 sehingga rata-rata ketika makmur. Sebagai contoh saldo laporan
menjelang maghrib, para jamaah berduyun- keuangan hotel masjid berkisar Rp
duyun mendatangi masjid dan 23.101.459 dengan pendataan pemasukan
mengamalkan ibadah shalat maghrib dan pengeluaran per bulan. Total
kemudian bertadarus hingga dilanjutkan pemasukan tahun 2015 dari usaha ini
ibadah shalat isya’. Malam hari setelah mencapai Rp 86.470.000 sedangkan
pelaksanaan ibadah shalat isyak, para pengeluaran untuk kegiatan, pemeliharaan
jamaah pria bertemu bersama di masjid dan kepengurusan mencapai Rp
angkringan depan kantor takmir masjid. 91.919.612. Keterangan informasi tamu-
Namun di pagi hari setelah pengajian subuh, tamu yang menginap di hotel tersebut
maka para jamaah melaksanakan pekerjaan dilaporkan tentang status pernikahan,
masing-masing secara tepat waktu. Waktu pekerjaan dan asal daerah.
disini menjadi ukuran bersama dalam Semua pengelolaan dana masjid melalui
menggapai usaha dunia maupun keridhaan lembaga keuangan berkonsep Baitul Mal Wat
Tuhan supaya selamat di hari akhir Tamwil (BMT) Ihsanul Fikri (BIF). Maka dari itu,
(akhirat). komunitas masjid ini mampu mengelola Yayasan
Pada proses terjadi perpaduan Baitul Mal dan Keuangan Takmir Masjid. Yayasan
peningkatan potensi individuasi dalam Baitul Mal berguna sebagai institusi pengelola
komunitas ini mampu melakukan misi zakat, infaq, dan shadaqah ( ZIS ). Pada tahun
memakmurkan masjid melalui ranah 2014 Yayasan Baitul Mal menerima dana ZIZ
ekonomi. Masjid Jogokariyan sebagai suatu sebesar Rp 165.954.150 sedangkan pengeluaran
bentuk komunitas memiliki hirarki struktur untuk kegiatan dan pemeliharaan masjid sebesar
Jogokariyan begitu telah terjadi perseteruan Transisi dari tahun 1980 menuju era 1990
antara Komunisme dengan Islam. Jogokariyan ini sebetulnya menurut Rizal banyak pegiat
menjadi salah satu basis Komunisme di komunitas masjid yang dangkal secara
Yogyakarta. Akan tetapi setelah peristiwa pengetahuan agama. Perihal ini dikarenakan
revolusi. Maka terjadi perubahan sosial-politik umumnya hanya lulusan sekolah menengah atas,
yang menyangkut aspek-aspek kekuasaan sehingga tidak dalam mengetahui soal-soal
daerah. Kaum Islam di Jogokariyan menjadi agama. Hal ini sangat lazim dikarenakan
terpecah dua antara para santri yang mengelola masyarakat Jogokariyan merupakan masyarakat
masjid dan beberapa pada tahun 1970an islam perkotaan yang asimilatif antara kultur
menjadi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri priyayi, pengusaha kota, atlet pencak silat,
(IAIN) dengan kaum Islam birokrat yang masih preman, dan lingkungan santri yang berdekatan
percaya kepercayaan Jawa. dengan Pondok Krapyak. Menjelang tahun
Islam birokrat ini secara tidak langsung 1990an, kepemimpinan komunitas dengan
menjadikan suatu segmentasi priyayi yang takmir masjid dipegang oleh Jazir. Dengan
merupakan para sarjana dari universitas kepemimpinan karismatik ala militer. Jazir
ternama seperti Universitas Gadjah Mada dan membuat komunitas ini begitu disiplin dalam
Universitas Indonesia. Mereka kebanyakan manajemennya. Meski kondisi eksternal begitu
sarjana hukum, dokter, dan lulusan jurusan tersayup-sayup atas wacana reformasi bagi
Teknik yang menjadi insinyur atau arsitek. Ada pemerintah. Dengan dukungan sekembalinya
juga sebagian dari mereka menjadi pegawai alumni Timur Tengah dan jaringan Islam
negeri sipil (PNS) karena lulusan sekolah revivalis dari Jawa Barat terutama Bandung
administrasi negara. Semenjak Orde Baru maka komunitas semakin menjadi pusat
berkuasa terutama tahun-tahun 1970an maka gelombang kebangkitan Islam puritan. Isu-isu
sebagian besar dari mereka merupakan politik selain reformasi yang ditunggu adalah
simpatisan dari Golkar. Perihal itu dikenakan arogansi pemerintah Orba yang menolak
kewajiban dari pemerintah yang didominasi dari pemakaian jilbab di sekolah dan perguruan tinggi
birokrat militer bahwa PNS dan Korps Pegawai beserta penistaan Islam yang dilakukan
Negeri Sipil (Korpri) harus setia kepada Golkar. Arswendo Atmowiloto. Dari ketiga isu ini
Akan tetapi tahun 1975 hingga 1980 telah membuat arus Islam revivalis di Masjid
banyak kaum santri perkotaan di Jogokariyan Jogokariyan semakin meluap.
dan Kampung Kauman mengalami pertukaran Tahun 1995 hingga 2000 membuat basis
pengetahuan keislaman sehingga mendapat gerakan Tarbiyah dengan tiga elemen yaitu
ajaran baru dan informasi dari berbagai koneksi. Partai Keadilan dan Kesatuan Aksi Mahasiswa
Bahkan terdapat beberapa dari mereka naik haji Muslim Indonesia ( KAMMI ) menjadikan masjid
atau harus kuliah di Timur Tengah untuk ini sebagai basis ideologi Al-Ikhwanul Muslimin
mendalami agama Islam secara utuh. Tahun- (IM). KAMMI yang pada saat itu menyatakan
tahun 1980 hingga 1990 merupakan dekade dukungan eksistensi Negara Palestina atas invasi
yang pelik karena pemerintah Orde Baru telah Israel beserta sekutunya membuat Fanni
menetapkan kebijakan Asas Tunggal (Astung). Rahman selalu melakukan sosialisasi atas
Perihal ini telah membuat implikasi bahwa para pentingnya kemerdekaan Palestina. Maka pada
pegiat komunitas masjid ini semakin mengerti pasca tahun 2000 hingga tahun 2004 ketika
tentang persoalan politik Islam di Indonesia. Fanni Rahman dilantik salah satu pengurus
takmir, semua lembaga kader komunitas masjid strategis dalam kualitas generasi masjid
telah diganti secara organisasional oleh Fanni. selanjutnya. Maka kegiatan UMMIDA yang
PAJ telah diganti Himpunan Mahasiswa Anak- tercatat adalah seperti pelatihan manajemen diri,
Anak Masjid (HAMAS) Jogokariyan. Kemudian penerapan ilmu pengasuhan anak dan keluarga
dibawah gerakan inisiatifnya yaitu Omah (parenting), komunikasi antara suami dengan
Dakwah telah membentuk Sahabat Al-Aqsha. istri, pendidikan anak tahap dewasa (aqil baligh).
Dengan menyuarakan kemerdekaan Palestina Pengurus harian UMMIDA diketuai oleh Dini
maka secara tidak langsung komunitas masjid Istiana dengan pengasuh Rochma Yulika.
Jogokariyan telah bersinggungan dengan Perkumpulan ibu-ibu disini sebenarnya
mempunyai gerakan yang berbeda dalam
lembaga-lembaga penyalur dana bantuan seperti
cakupan politik bagi komunitas ini. Perkumpulan
Dompet Peduli Umat (DPU), Aksi Cepat Tanggap
ini secara tidak langsung dalam membagi
(ACT), dan berbagai lembaga penyalur dana yang
informasi sangat tidak akurat dan sensitif dalam
mempunyai akses ke luar negeri.
menilai jamaah-jamaah, orang asing maupun
Tahun 1976 merupakan tahun penting bagi pendatang baru. Meski lain daripada itu,
komunitas masjid ini untuk merintis dalam perkumpulan ibu-ibu sangat masif dalam
bidang kaderisasi dan pendidikan Islam. Dimulai membagi informasi yang terjadi dalam komplek
dari beranjaknya generasi anak-anak 1960an masjid maupun jaringan para suami-suami
akhir menuju tahun 70an dengan mulai mereka.
menapaki menjadi remaja. Maka pada tahun
Pada cakupan terakhir adalah Himpunan
1976 mulai merintis Remaja Masjid Jogokariyan
Anak-Anak Masjid Jogokariyan (HAMAS) yang
(RMJ) dalam memakmurkan masjid dengan
dibentuk Fanni Rahman. Tentu HAMAS
penyelenggaraan kegiatan pengajian yang selalu
mewadahi semua kegiatan anak-anak masjid
melibatkan anak-anak, remaja, dan orang tua.
terutama dalam menyuarakan kecaman Israel
Kegiatan belajar mengajar seperti Taman dalam penyerangan terhadap Palestina. Para
Pendidikan Al-Quran sore hari hingga shalat
anggota HAMAS secara tidak langsung tergabung
tarawih berjamaah pada bulan puasa bagi anak-
dalam FSRMY dan Laskar Hizbullah milik barisan
anak dan remaja. Seusai menapaki usia remaja Partai PPP. Dari beberapa segmen organisasi
maka para anggota RMJ yang merupakan basis
diatas maka konsepsi ini merupakan komposisi
jamaah ini mulai beranjak pada mahasiswa dan
dari komunitas masjid Jogokariyan. Ditambah
pemuda. Ketika memasuki masa kerja dan dengan dewan dan pengurus takmir yang
jenjang pernikahan maka dibentuklah Keluarga
merupakan pimpinan utama dari semua
Alumni Remaja Masjid (KURMA). KURMA ini
organisasi tersebut. Maka dari itu, pemilihan
sangat menentukan bagi komunitas ini karena takmir sangat bergantung dari aspirasi
pada proses sosialnya KURMA menjunjung tinggi
organisasi tersebut. Kemudian komposisi
gotong royong dengan solidaritas tinggi dalam
pengurus takmir berasal dari perwakilan
memakmurkan masjid. Oleh karena itu, KURMA organisasi kader tersebut. Kelembagaan yang
mempunyai pertemuan rutin seperti Kongres
berdasarkan segmentasi usia diatas secara
untuk pengurus utama.
sosiologis dapat disebut sebagai agen sosialisasi
Pada cakupan perkumpulan istri-istri dari politik. Perihal ini dikategorikan sebagai
suami-suami yang bergiat di KURMA maka sosialisasi partisipatif seperti keluarga, sekolah,
dibentuklah Ummi-Ummi Muda Masjid kelompok teman sebaya, dan media massa
Jogokariyan (UMMIDA). Kegiatan UMMIDA (Damsar 2010).
sangatlah banyak dan dianggap memiliki peran
Sedangkan kader diartikan sebagai orang Khamid yaitu pengusaha pengolahan dan
yang diharapkan akan memegang tampuk distributor kayu Mekar Jati di Jogokariyan.
kepemimpinan pada generasi selanjutnya untuk Kekuatan kepemimpinan Jazir juga memberi
suatu institusi sosial. Fakta diatas merupakan karisma tersendiri bagi umat Islam di Surakarta
proses, cara, media atau perbuatan kolektif untuk terutama di Kampung Laweyan. Jaringan
mendidik seseorang menjadi kader. Kaderisasi tersebut diperantarai oleh Heru Tatok yang
kepemimpinan merupakan proses mengemban sebagai koordinator Forum
mempersiapkan seseorang untuk menjadi Silaturahim Antar Masjid (FOSKAM) Solo Raya
pemimpin pengganti di masa depan dan beserta tokoh-tokoh dari Majelis Tafsir Al-Quran
memikul tanggung jawab atas keberadaan suatu
(MTA). Sedangkan Fanni Rahman mempunyai
komunitas (Rivai 2003). Hal tersebut berkaitan
pertemanan yang sangat akrab dengan Akhid
dengan manajemen jaringan sosial (a network
Subiyanto yaitu pemilik Teras Dakwah di
meaning) yang dimiliki oleh komunitas Masjid
Kampung Sorosutan dan Puji Hartono yang
Jogokariyan. Setiap individu tentu mempunyai
jaringan sosial (social network) yang secara mempunyai Pesantren Masyarakat Jogja (PMJ).
sengaja atau terbentuk dengan sendirinya. Pada Tiga orang ini mempunyai visi yang sangat teguh
ulasan berikut adalah mengenai para tokoh tentang kemerdekaan Palestina sehingga mereka
komunitas masjid yang mempunyai jaringan juga mempunyai jaringan diluar negeri seperti
diluar komplek masjid Jogokariyan. Tentu tokoh Syaikh Yusuf Asy-Syalabi yang berasal dari
yang pertama diulas adalah Jazir ASP dimana negara tersebut. Fanni Rahman dengan Swasta
mempunyai jaringan sosial yang strategis Gustami menjadi manajer dalam mengelola
diantara para pemangku kepentingan. Dua tokoh jaringan Islam revivalis. Atas dasar tersebut
Jogokariyan yaitu Jazir ASP dan Fanni Rahman maka jaringan diperluas dan dikelola oleh
diketahui mempunyai jaringan antara lain : komunitas masjid ini untuk konsolidasi Islam
ulama, birokrat, aparat militer, pengusaha, politik. Beberapa jaringan kelembagaan tersebut,
akademis hingga tokoh muslim dari luar negeri. antara lain sebagai berikut (Arrozy 2016) :
Perihal ini berkaitan dengan pengalaman 1. Majelis Intelektual Ulama Indonesia
Jazir yang pernah menjabat sebagai fungsionaris (MIUMI).
PKS. Jazir ASP sebagai dewan syuro takmir 2. Forum Umat Islam (FUI).
Masjid Jogokariyan telah mempunyai berbagai 3. Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI).
banyak jaringan PKS diantara lain: Abu Ridho, 4. Angkatan Muda Forum Ukhuwah
Cholid Mahmud, Zuhrif Hudaya, Sukamta, Asra Islamiyah (AM FUI).
Citra dan mantan pejabat Badan Koordinasi
5. Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK).
Intelijen Negara (BAKIN) yang kagum pada Islam
6. Gerakan Anti-Maksiat (GAM).
tarbiyah yaitu Soeripto. Maka dari itu, ketika Jazir
7. Forum Silaturrahim Remaja Masjid
telah mengenal mantan pejabat BAKIN tersebut,
Yogyakarta (FSRMY).
secara tidak langsung ia mempunyai pertemanan
dengan berbagai mantan personil Kopassus TNI 8. Badan Koordinasi Masjid Ar-Rasul
Angkatan Darat. Sedangkan pada jaringan (Badko Ar-Rasul).
akademisi mempunyai pertemanan dengan 9. Forum Jihad Islam (FJI).
Profesor Kuncoro dan Doktor Bagus Riyono yang 10. Majelis Ulama dan Diploma Mujahidin
merupakan guru besar Psikologi UGM. Pada An-Nabawy.
bidang ekonomi Jazir sangat akrab dengan 11. Syakka EO Islamic Book Fair.
Jazir ASP dan Fanni Rahman merupakan pedoman ( guidance ) dan ketentuan
dua tokoh yang berbeda secara generasi. (rules).
Walaupun Fanni Rahman juga merupakan 5. Menggerakkan para pelaksana dakwah
penerus dari tonggak kepemimpinan agama
untuk segera melaksanakan keputusan
(elite) dari komunitas yang telah dibesarkan
oleh kepemimpinan karismatiknya Jazir yang telah disekapati.
ASP. Oleh karena kewibawaan dan
penguasaan manajemen dakwah Islam Komunitas ini secara tidak langsung
maka kedua tokoh tersebut dapat mampu (indirectly) telah melakukan serangkaian
menggerakkan perubahan sosial yang modernisasi dalam manajemen dakwah
signifikan bagi masyarakat Islam di Islam. Sebagaimana diutarakan oleh G.R.
Kampung Jogokariyan. Lebih dari itu, Terry dalam urutan pokok-pokok seperti
kepiawaian Jazir ASP jika meminjam perencanaan (planning), pengorganisasian
perspektif sosiologi Suzanne Keller dapat (Organizing), penggerakan (Actuating),
membentuk jaringan elit strategis yang pengendalian (Controlling) (Shaleh 1977).
mencakup elit militer, elit ilmu Dengan kemampuan manajerial diatas maka
pengetahuan, elit birokrasi, dan elit dagang menjadi salah satu faktor yang signifikan
yang tersusun dalam masyarakat dalam suatu perubahan sosial dalam
(Kartodirdjo 1981). komunitas ini.
Kewibawaan dan kepemimpinan dakwah Sejalan dengan konsep networking,
(penyampaian) ini berdasarkan konsep interpretasi dan orientasi juga
kemampuan manajemen (managerial menjadi unsur penting dalam
ability) atas pengelolaan suatu komunitas. perkembangan komunitas masjid
Pimpinan dakwah sebagaimana telah Jogokariyan. Keberadaan teks mampu
dikemukakan diatas memiliki serangkaian memberikan penggambaran yang ideal
kecakapan, perhitungan, ketrampilan dan kemudian berasal dari sumber rujukan yang
keahlian menggerakkan orang-orang yang dianggap kebenarannya sehingga teks
berada dibawah kepemimpinannya untuk keagamaan dijadikan pedoman dalam
melaksanakan aktivitas dan kegiatan dalam setiap melakukan perubahan sosial, baik
pencapaian tujuan dakwah yang telah secara individu maupun komunitas. Berikut
ditentukan (Shaleh 1977). Kemampuan merupakan narasi interpretatif (verstehen)
manajemen dakwah dapat diklasifikasikan yang berdasarkan kesimpulan wawancara
melalui sebagai berikut : dengan tiga tokoh dari komunitas ini yaitu
1. Merumuskan kebijakan komunitas dan Jazir ASP, Rizal, dan Fanni Rahman yakni
munculnya problem kebangsaan yang kini
menetapkan tindakan dakwah secara
menjadi bagian dari kehidupan seluruh
kolektif. masyarakat di tanah air kita. Tidak dapat
2. Melakukan penempatan para pelaksana dilepaskan dari implikasi nyata atas
yang kompeten pada sub-komunitas gagalnya peran kelompok masyarakat
melalui suatu organisasi. madani yang melupakan tentang
3. Menjaga solidaritas didalam komunitas keberadaan masjid. Padahal dalam setiap
perubahan sosial yang termaktub dalam
setiap waktu secara luwes. ‘
sejarah Nabi Muhammad (Shirah
4. Mengusahakan tindakan kolektif supaya Nabawiyah) bahwa masjid sebagai pusat
sesuai perencanaan yang ditetapkan peradaban Islam. Maka dari itu, turunan
secara bersama. Dengan melakukan dari ideologi Kemasjidan diatas adalah
instruksi dan petunjuk sesuai dengan sebagai berikut :
ranah pendidikan lingkungan keluarga hingga kepemimpinan agama dua tokoh yaitu Jazir ASP
institusi formal beserta konsolidasi politik pada dan Fanni Rahman dan penguasaan manajemen
pusaran Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dari dakwah yang baik maka unit ekonomi tersebut
keberadaan Masjid Jogokariyan tersebut mampu mampu menunjang keberadaan masjid beserta
memberikan penanaman pendidikan Islam bagi komunitasnya. Perihal ini menjadi ciri khas
jamaah semua usia sehingga dengan gerakan Islam perkotaan kontemporer di
konsekuensi logis tersebut mampu perkampungan Jawa. Dengan eksistensi
menimbulkan unit-unit ekonomi. Unit ekonomi komunitas masjid kampung ini pada setiap
dikelola dengan kemampuan manajemen dan dekade sejarah maka dapat diambil suatu sintesa
pemasaran ke jaringan yang dimiliki tokoh-tokoh bahwa faktor kebangunan agama mampu
komunitas Jogokariyan tersebut. Dengan menciptakan gerakan ekonomi-politik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin. 2000. Metodologi Studi Agama. Kata Penga. ed. Norma Permata. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Abercrombie, Nicholas, Stephen Hill, and Bryan Turner. 2010. Kamus Sosiologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ali, Asad Said. 2009. Negara Pancasila : Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: LP3ES.
Arrozy, Ahmad. 2016. Working Paper. “ Catatan. Yogyakarta: Forum Kominda Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Asliyansyah, Yayan. 2016. “Peranan Remaja Masjid Dalam Pendidikan Karakter: Studi Masjid
Jogokariyan Yogyakarta.” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Berger, Peter. 1982. Piramida Pengorbanan Manusia. ed. Prasetyo. Bandung: Penerbit Iqra.
Damsar, Aziz. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Group.
Kartodirdjo, Sartono. 1981. Elite Dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: LP3ES.
Kolip, Usman & Elly Setiadi. 2013. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Group.
Mannheim, Karl. 1954. Ideology and Utopia. London: Routledge & Kegan Paul Ltd.
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial : Sketsa Teori Dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Shaleh, Rosyad. 1977. Management Da’wah Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Soemardjan, Selo. 1986. Perubahan Sosial Di Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Titi, Handayani, Dharma Gupta, and Ignatius Hadiyanta. 2007. Toponim Kota Yogyakarta.
Yogyakarta: Dinas Kebudayaan DIY.
Weber, Max. 2000. Etika Protestan Dan Semangat Kapitalisme. ed. Yusup Priyasudiarja. Surabaya:
Promethea.