Anda di halaman 1dari 12

“INTENSIONALITA

S”
Dalam Metode Fenomenologi
Edmund Gustav Aibercht Husserl

Dosen Pengampu:
AL-Ustadz. Muhammad Hudaya, L.c, M.A

Oleh: Joko Kurniawan


Mahasiswa Aqidah Dan Filsafat Islam
• Fenomenologi merupakan pokok pembahasan yang mengacu kepada analisis kehidupan seahari-
hari dari sudut pandang orang yang terlibat didalamnya. Bagi seorang fenomenolog, kisah sesorang
individu adalah lebih penting dan bermakna dari pada hipotesis ataupun aksioma.

• Edmund Husserl merupakan tokoh yang banyak membas tentang intensionalitas dalam kajian
fenomenologi, metode ini dianggap penting didalam pembahasan filsafat dan juga didalam
penelitan ilmu-ilmu sosial.

• Didalam pemikiran Edmund Husserl, fenomenologi tidak hanya behenti menjadi metode, tetapi
juga menjadi ontologi dalam proses kajian pembahasannya. Husserl yang kemudian membuat
fenomenologi menjadi bagian dari ilmu, yakni ilmu tentang kesadaran (science of consciousness).
Fenomenologi Edmund Husserl
• Nama lengkap Husserl:
Edmund Gustav Aibercht Husserl, lahir di kota kecil Prosznits di daerah Moravia dan ketika itu
merupakan bagain wilayah kekaisaran Austria-Hongoria. Akan tetepi, sejak akhir perang dunia I (tahun
1918) masuk wilayah Cekoslowakia.

• Kehidupan Husserl:
Husserl belajar di Universitas di Leipzig, Berlin dan Wina dalam bidang matematika, fisika,
astronomi dan filsafat. Ia juga pernah menjadi asisten dari weierstrass yang merupakan ahli matematika
yang terkenal di Berlin.

• Filsafat Husserl:
Husserl merupakan seorang filusuf Jerman yang sangat terkenal, bentuk-bentuk pemikiran yang
banyak dipengaruhi oleh pemikiran idealisme Jerman.
Secara umum pandangan fenomenologi ini dapat dilihat dari dua sudut pandang:

Pertama, ia merupakan reaksi terhadap dominasi positivisme

Kedua, ia juga sebenarnya merupakan kritik terhadap pemikiran kritisisme Immanual Kant didalam
konsep tentang fenomenon-numenon.

• Kajian pokok fenomenologi:


menekankan kepada perlunya melepaskan diri dari ikatan historis apapun, baik itu tradisi metafisika,
epistimologi atau bahkan sains.
• Fenomenologi yang di tawarkan oleh Edmund Husserl ini dapat di sebut sebagai ilmu tanpa presuposisi

• Menurut Husserl tugas utama dalam kajian fenomenologi adalah menjalin keterkaitan antara manusia dengan
realitas.

• Bagi husserl, realitas bukan sesuatu yang berbeda pada dirinya terlepas dari manusia yang mengamati,
sehingga realitas tersebut mewujudkan dirinya sendiri.

• Ungkapan Heideger yang juga seorang fenomenolog:


“Sifat realitas itu membutuhkan keberadaan manusia”

Karena Neoumena membutuhkan tempat tinggal (unterkunft) ruang untuk berada dan ruang tersebut adalah
manusia.
• Husserl menggunakan istilah fenomenologi untuk menunjukan atas apa yang tampak dalam kesadaran diri kita
dengan membiarkannya termanifestasi apa adanya tanpa memasukkan kategori pikiran kita pada fenomena.

• Ungkapan Husserl:
“Zuruck den sachen selbt”
kembalilah pada realitas itu sendiri

Yang disebut dengan fenomena merupakan realitas yang tampak setelah kesadaran kita cair dengan realitas yang
bertujuan untuk mencari esensial atau eidos (esensi) dari fenomena yang terjadi, malalui sebuah metode yang
dapat digunakan untuk mencari kata bentuk esensial dari fenomena yang terjadi dengan membiarkan fenomena
tersebut birbicara sendiri tanpa dibarengi dengan prasangka (Presuppositionlessness)

• Elliston menjelaskan bahwasanya:

“Fenomenologi dapat bereri membiarkan apa yang menunjukkan dirinya sendiri, dilihat melalui dirinya dan
dari dirinya sendiri”
Intensionalitas
Husserl menggunakan istilah “intensionalitas”, yakni realitas yang menampakkan diri dalam kesadaran individu
atau kesadaran intensional dalam menangkap fenomena secara apa adanya.
atau
Merupakan konsep kunci berupa kesadaran yang selalu mengarah pada sesuatu (Consciousness on something),
seperti halnya kesadaran akan waktu, kesadaran akan tempat dan kesadaran akan eksistensi diri sendiri.

• Menurut Husselr intensionalitas adalah:


Ontologis yang menyatakan bahwa esensi realitas dengan dirinya menampakkan dirinya pada kesadaran
intutif subjek. Begitu pula sebaliknya, kesadaran subjek merupakan keinsyafan mendalam di tengah
penampakan (kehadiran) esensi realitas, sehingga kesadaran subjek dan esendi realitas menyatu secara
intensional dalam kesadaran subjek.
Sebagai contoh:

Ketika kita berpikir tentang makanan, kita akan membentuk gambaran tentang makanan didalam pikiran
kita.

Atau ketika kita melihat sebuah mobil, kita membentuk gambaran tentang mobil didalam pikiran kita
sendiri.

Inilah yang disebut Husserl sebagai Intensionalitas (Intentionality), yakni bahwa kesadaran selalu merupakan
kesadaran akan sesuatu.
• Didalam filsafat Husserl, konsep intensionalitas memiliki makna yang lebih dalam, ia tidak hanya terkait
dengan tujuan dari tindakan manusia, tapi juga merupakan karakter dasar dari pikiran itu sendiri. Akan tetapi
pikiran yang selalu memiliki objek dan hal yang sama berlalu untuk kesadaran.

• Intensionalitas adalah keterahan kesadaran (directedness of consciousness). Dan intensionalitas juga


merupakan keterarahan tindakan, yakni tindakan yang bertujuan pada satu objek.

• Husserl juga melihat beberapa pengalaman kongkret manusia yang tidak mengadaikan intensionalitas,
seperti ketika seseorang merasa mual ataupun pusing. Kedua pengalaman tersebut bukanlah pengalaman
tentang suatu objek yang kongkret. Namun, pengalaman itu sangatlah jarang, kecuali seseorang yang
menderita penyakit tertentu.

• Mayoritas pengalaman manusia memiliki struktur dan mayoritas pengalaman manusia melibatkan kesadaran
dan kesadaran selalu merupakan kesadaran atas sesuatu.

• Husserl menyebut setiap proses kesadaran yang terarah pada sesuatu di sebuat sebagai tindakan (act). Dan
setiap tindakan manusia selalu berada didalam kerangka kebiasaan (habits), termasuk didalamnya gerak
tubuh dan cara berpikir.
Fenomenologi merupakan analisis atas esensi kesadaran sebagaimana dihayati dan dialami oleh kehidupan
manusia, dan dilihat dengan menggunakan sudut pandang orang pertama.

Fenomenologi menganalisis struktur dari persepsi, imajinasi, penilaian, emosi, evaluasi dan pengalaman orang
lain yang terarah pada suatu objek di luar. Dengan demikian menurut Smith, fenomenologi Husserl adalah suatu
penyelidikan terhadap relasi antara kesadaran dengan objek di dunia luar, serta apa makna dari relasi itu sendiri.

Konsep bahwa kesadaran selalu terarah pada sesuatu merupakan konsep sentral di dalam fenomenologi Husserl
Kesimpulan
• Fenomenologi adalah suatu refleksi atas kesadaran dari sudut pandang yang hendak menggambarkan
berdasarkan pengalaman manusia, sebagaimana ia mengalaminya melalui pemikiran, imajinasi, emosi, hasrat
dan lain sebagainya.

• Didalam pemikiran Husserl, fenomenologi menjadi suatu bentuk disiplin yang memiliki status otonom.
Husserl juga merumuskan ilmu tentang esensi kesadaran, menurutnya kesadaran manusia tidak pernah berdisi
secara mandiri. Karena, kesadaran merupakan kesadaran atas sesuatu hal yang lain.

Inilah yang maksudkan dengan intensionalitas menurtu Husserl, suatu konsep yang sangat sentral didalam
fenomenologi.

• Husserl kemudian mencoba mengembangkan teori intensionlaitas ini dalam setiap tindakan manusia yang
selalu melibatkan kesadaran. Karena menurutnya kesadaran selalu membutuhkan berupa kesadaran atas suatu
objek yang nyata di dunia. Sama seperti manusia yang menjadi subjek dan subjek selalu terarah pada suatu
objek yang nyata di dunia.

Objek dari kesadaran dan tindakan manusia tidak pernah berada didalam ruang kosong, melainkan selalu berada
didalam makna tertentu.
SELESAI
WASSALAMUALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai