Anda di halaman 1dari 2

KUALIFIKASI STANDAR REPORTER

Agar dapat bekerja secara profesional, maka ada beberapa kualifikasi standar yang harus dimiliki
reporter. Standar kualiikasi ini sebagai berikut:

• Menguasai kompetensi standar jurnalisme. Kecakapan atau kompetensi ini meliputi


kecakapan meliput peristiwa , melakukan wawancara dan menuliskannya menjadi berita, serta
melaporkan berita tersebut.

• Memiliki penguasaan yang berkaitan dengan bidang liput an (beat). Sebagai ilustrasi:
seorang reporter yang ditugaskan ke lokasi bencana harus menguasai istilah-istilah kebencanaan
yang diliputnya. Pengalaman menarik ter jadi ketika erupsi Gunung Merapi (2010), di mana ada
reporter stasiun televisi yang menguasai istilah wedus gembel, sehingga salah memberitakan
padahal berita ini disiarkan secara langsung. Kesalahan ini me nye babkan kepanikan massal bagi
korban bencana.

• Memiliki penguasaan terhadap kode etik jurnalistik, yaitu paham dan patuh pada kode etik
jurnalistik wartawan. Ini tidak lepas dari posisi reporter yang menjadi bagian dari profesi jurnalis.
Penguasaan terhadap kode etik jurnalistik ini sebenarnya banyak berkaitan dengan ranah moral.

• Memiliki kemampuan dalam kepekaan sosial. Yang di maksudkan reporter memiliki


kemampuan dalam ke pekaan sosial adalah kemampuan reporter untuk menganalisis apakah
peristiwa yang akan diliput dan di laporkannya memiliki makna bagi masyarakat. Sebagai contoh:
pada suatu hari ada dua aksi unjuk rasa yang berbeda di lokasi yang berjauhan. Unjuk rasa bersama
dilakukan oleh korban bencana alam yang memprotes korupsi bantuan dalam penanganan bencana

alam oleh menteri yang berwenang. Unjuk rasa kedua juga dilakukan oleh kelompok mahasiswa
yang berbeda memprotes pemilihan ketua senat mahasiswa di sebuah kampus. Reporter tidak
mungkin meliput keduanya, sehingga harus memilih salah satu dari aksi unjuk rasa yang memiliki
makna bagi masyarakat. Makna bagi masyarakat di sini adalah implikasi dari berita tersebut bagi
masyarakat. Dari dua peristiwa di atas, mana yang lebih memiliki makna bagi masyarakat?
Jawabannya tentu saja adalah aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh korban bencana alam untuk
memprotes korupsi menteri dalam bantuan untuk korban bencana alam.

PEDOMAN DASAR SEORANG REPORTER

Sebagaimana yang telah disinggung di bagian sebelumnya, reporter adalah bagian dari kerja
profesional jurnalistik. Sebagai wartawan, ada beberapa pedoman dasar yang harus dimiliki reporter
saat melakukan profesinya. Pedoman ini adalah sebagai berikut:

▶ Reporter harus memiliki sikap objektif.

Dalam melakukan peliputan dan pelaporan berita, reporter harus menyampaikan informasi apa
adanya dengan tidak melebih-lebihkan informasi. Sebagai contoh: dalam peliputan berita cuaca
ekstrem dan bencana sering kali ditemui reporter yang melebih-lebihkan infor masi, seperti dengan
mengatakan “Ya Tuhan, suara petir yang menggelegar menyebabkan penduduk panik dan mulai
mengungsi!” Ketidakmampuan reporter dalam ber sikap obyektif dapat menyebabkan pemberitaan
men jadi tidak akurat.

▶ Reporter harus bersikap imparsial.

Dalam peliputan dan pelaporan berita, reporter tidak boleh berpihak pada siapa pun kecuali
kebenaran. Sikap tidak berpihak pada siapa pun kecuali kebenaran inilah yang dinamakan sebagai
imparsial. Ini melekat pada reporter saat melakukan peliputan dan pelaporan berita. Sebagai contoh:
reporter harus menanggalkan identitas etnis, agama, suku, dan sebagainya saat melakukan
peliputan dan pelaporan berita yang berkaitan dengan konflik bernuansa identitas seperti ini.

▶ Reporter harus akurat.

Akurasi atau ketepatan dalam peliputan dan pelaporan berita adalah pedoman dasar bagi reporter
dalam menyajikan informasi kepada pemirsa. Akurasi ini mencakup akurasi peristiwa, kronologis,
waktu, lokasi, pihak yang terlibat, dan sebagainya. Informasi yang tidak akurat akan menyebabkan
efek yang fatal, apalagi jika berita yang dilaporkan disampaikan dalam bentuk on camera. Sebuah
contoh nyata: reporter sebuah stasiun te levisi swasta yang tidak bisa membedakan antara Jalan
Kaliurang dan Kaliurang saat terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi (2010). Ketidaktahuan ini
menye babkan reporter menyiarkan informasi yang tidak akurat dan menyebabkan kepanikan warga
yang menjadi korban gunung api ini.

▶ Reporter harus cover both side.

Pedoman dasar terakhir yang harus dimiliki reporter adalah sikap yang berimbang pada semua sisi
hal yang di liput dan dilaporkan pada khalayak. Jika reporter melakukan peliputan tentang konlik
antara dua kelompok, maka reporter harus menyajikan informasi yang berimbang dari kedua belah
pihak.

▶ Reporter harus bersikap jujur.

Reporter harus memiliki keberanian dalam menyampaikan informasinya secara jujur kepada publik
yang berdasarkan pada kode etik jurnalistik yang menjadi amanatnya. Sikap jujur ini juga ditandai
dengan tidak memasukkan opini reporter dalam berita.

Anda mungkin juga menyukai