Anda di halaman 1dari 2

PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN SAAT PANDEMI

Dampak pandemi Covid 19 terhadap situasi makro Indonesia dapat dilihat dalam
beberapa peristiwa, antara lain yaitu peningkatan jumlah karyawan yang diberhentikan
(pensiun), dan jumlah maskapai yang kehilangan pendapatan. Hal ini disebabkan karena
menurunnya wisatawan asing maupun wisatawan domestik, berkurangnya minat dan
permintaan layanan Hotel, lebih sedikit pengunjung restoran, harga pangan yang
melonjak jauh lebih tinggi, dan pendapatan pajak yang lebih rendah dari sektor
perdagangan.

Perubahan inventaris adalah faktor negatif terbesar untuk pertumbuhan selama


pandemi saat ini. Sektor paling berpengaruh berikutnya adalah ekspor jasa dan
konsumsi oleh organisasi nirlaba yang melayani keluarga. Dilihat dari situasi saat ini, kita
melihat bahwa pandemi telah menekan kegiatan produksi di industri jasa dan
manufaktur. Di masa pandemi ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif
disebabkan oleh pertumbuhan beberapa sektor usaha, di antaranya sektor jasa
keuangan dan asuransi yang tumbuh cukup pesat, diikuti oleh sektor jasa kesehatan dan
kegiatan sosial, serta sektor komunikasi dan informasi.

Perekonomian Indonesia mengalami penurunan tajam pertumbuhan ekonomi pada


triwulan I-2020. Pada kuartal I tahun ini, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat
sebesar 2,97%, lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia sebelumnya. Penyebab
perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut tidak terlepas dari dampak penyebaran
virus new crown. Virus new crown sudah mulai mempengaruhi produksi, distribusi dan
konsumsi, investasi, dan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor). Bank Indonesia
memprediksi dampak penanganan pandemi Covid-19 akan terasa antara April hingga
Juni 2020, namun dampaknya sudah mulai terlihat.

Sebagian masyarakat ketahuai Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I


merupakan salah satu yang tertinggi, lebih baik dari kebanyakan negara lain. Hampir 60
persen - pertumbuhan kegiatan ekonomi yang biasanya didorong oleh konsumsi swasta
- juga mengalami penurunan. Penjualan eceran juga mengalami penurunan baik di pasar
tradisional maupun pasar modern. Bahkan kemerosotan di sektor riil terjadi sebelum
pandemi Covid di Indonesia.

Perjalanan wisata, baik asing maupun domestik, juga menurun tajam sehingga
menyebabkan konsumsi pribadi turun. Jumlah kunjungan wisman pada Januari 2020
turun 7,6 persen dibandingkan Desember 2019, menurut BPS. Sementara itu, pada
periode yang sama, wisatawan domestik juga mengalami penurunan sebesar 3,1 persen.
Virus corona berdampak pada semua sektor, terutama pariwisata dan sektor lainnya.

Menurut saya, kebijakan pemerintah yang harus ditempuh untuk mengatasi


permasalahan makroekonomi di masa wabah Covid-19 adalah jaring pengaman sosial
yang selain mendukung penyaluran kredit APBN dan jaring pengaman ekonomi dengan
menyediakan pembiayaan, dapat dibagi menjadi dua jaring pengaman. Insentif non-
finansial. Langkah stimulus lain yang juga dilakukan untuk meningkatkan perekonomian
adalah, pertama, penerbitan Perppu 1 tahun 2020, kedua, penerbitan kebijakan
perpajakan, dan ketiga, penerbitan kebijakan di bidang keuangan. Dengan harapan
mampu menstabilkan perekonomian Indonesia kembali.

Anda mungkin juga menyukai