Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia merupakan tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia
dimulai dari usia 60 tahun keatas yang sangat rentan terhadap kesehatan fisik dan
mental (Muhammadiyah et al., no date).
Menurut data (Kemenkes 2018), saat ini indonesia memasuki periode aging
population, dimana adanya peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan
mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada
tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan
akan terus meningkat ditahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%). Lansia tahap
akhir mengalami perkembangan dan perubahan mulai dari fisik, psikis maupun
sosial, serta turunnya fungsi tubuh yang memepengaruhi kehidupannya (Rosnadia,
(BSR) and 2021, 2021).
Menua ialah proses yang akan terjadi oleh semua lanjut usia, proses ini
mengakibatkan penurunana fungsi fisik, biologi maupun psikologis, akibat
penurunan ini lansia akan terjadi depresi, ansietas, stress dan perasaan tidak
berguna, namun tidak semua lansia mengalami kemunduran diwaktu yang sama.
Berkurangnya kemampuan dalam beradaptasi secara psikologis, menimbulkan
permasalahan psikososial lansia, sehingga menyebabkan tidak percaya diri, tidak
berguna, dan depresi (Rosnadia, (BSR) and 2021, 2021).
Depresi merupakan gangguan kesehatan jiwa yang paling sering didapatkan
pada orang dengan usia lanjut. Gangguan ini sekaligus merupakan salah satu
contoh penyakit yang paling umum ditemui dengan tampilan gejala yang tidak
spesifik/tidak khas pada populasi geriatri. Depresi muncul sebagai salah satu
dampak psikologis yang terjadi pada seseorang yang berusia diatas 60 tahun.
(Asniati and Nursiah, 2013)
Berbeda dengan populasi yang lain, depresi pada populasi lansia terjadi
bersamaan dengan terjadinya penurunan fungsi fisik, mental, karena adanya
proses penuaan yang tidak bisa dihindari oleh para lansia. Depresi merupakan
salah satu dampak yang muncul akibat perubahan karena penuaan, perubahan
status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial.

1
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Adanya perubahan-perubahan alamiah yang terjadi pada lansia akan
mengakibatkan perubahan perilaku pada dirinya dan dapat mengganggu fungsi
kehidupannya mulai dari kognitif, motivasi, emosi dan perasan, tingkah laku,
sampai pada penurunan kondisi fisik seseorang. Perubahan ini merupakan
indikator terdapatnya masalah psikososial pada lansia yaitu depresi. Gangguan
mood seperti depresi ini akan menyebabkan penderitaan pada lansia dan
keluarganya, memperberat penyakit medis yang dialami di usia tua,
mengakibatkan disabilitas, dan membutuhkan sistem pendukung yang luas. Hal
ini akan berdampak pada kesehatan jiwa dan kualitas hidup lansia (Asniati and
Nursiah, 2013).
Semakin meningkatnya umur maka permasalahan yang dihadapi seseorang
sebagai lansia semakin tinggi pula terutama dalam mengalami tingkat depresi atau
kecemasan dan seiring mengalami tingkat depresi atau kecemasan yang tinggi
maka akan berdampak pada pola tidur dan kualitas tidurnya, sehingga hal ini
dapat mengakibatkan berbagai macam kemungkinan lansia mengalami penurunan
kesehatan serta mengalami penurunan fungsi organ secara fisik maupun psikis.
Depresi yang dialami lansia dapat menyebabkan kesulitan untuk tidur dan
dapat mempengaruhi konsentrasi serta kesiagaan, sehingga hal ini sangat
berpengaruh terhadap perubahan sistem imun tubuhnya dan dapat meningkatkan
resiko atau masalah kesehatannya. (Muhammadiyah et al., no date)
Kualitas tidur merupakan kemampuan individu dalam mempertahankan tidur
pada tahap REM (Rapid Eye Movement) dan NREM (Non Rapid Eye
Movement). Penilaiaan kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif seperti durasi
tidur, latensi tidur dan aspek subjektif seperti tidur dan istirahat. Waktu tidur yang
efektif pada lansia akan semakin berkurang karena pada usia lanjut terjadi proses
degenerasi, sehingga hal ini dapat menyebabkan kualitas tidur lansia tidak adekuat
dan akan menimbulkan berbagai macam keluhan tidur seperti sering terbangun
pada malam hari, rasa lelah yang amat sangat pada siang hari dan sulit untuk tidur.
(Muhammadiyah et al., no date)
Gangguan Tidur pada lansia dipengaruhi beberapa faktor seperti usia, kondisi
medis (hipertiroid, penyakit neurologi, penyakit paru, hipertensi, penyakit
jantung, diabetes mellitus, obesitas), psikiatri (depresi, stress, gangguan anxietas),

2
Universitas Muhammadiyah Jakarta
konsumsi obat-obatan, lingkungan, cahaya, suhu, pola makan, konsumsi alkohol,
dan konsumsi kafein (Hasibuan and Hasna, 2021).
Menurunnya kualitas tidur pada lansia tentunya dapat berdampak negatif
terhadap kesehatan dan faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada lansia
seperti faktor mood yang lebih buruk, stress, kebingungan, kondisi fisik dan
aktifitas, kemarahan, status kesehatan, lingkungan, jenis kelamin, gaya hidup,
obat-obatan dan depresi.
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 adalah panti werdha atau panti
jompo khusus lansia yang terlantar dan di naungi oleh dinas social. Panti ini
terletak di Jl. Margaguna Raya No.1, RT.11/RW.1, Gandaria Sel., Kec. Cilandak,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12420, sekitar 7 km dari
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Berdasarkan latar belakang tersebut saya tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan depresi dan kualitas tidur pada orang tua di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang
menjadi topik pada penelitian ini ialah :
1. Bagaimana hubungan antara depresi dan kualitas tidur pada orang tua atau
lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3?
2. Bagaimana gambaran karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan) lansia
yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3?
3. Bagaimana tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Mulia 3?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dan kaitan antara
depresi dan kualitas tidur dengan orang tua yang ada di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia 3
2. Tujuan Khusus
 Diketahuinya tingkat depresi pada orang tua atau lansia
 Diketahuinya kualitas tidur pada orang tua atau lansia

3
Universitas Muhammadiyah Jakarta
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
Peneltian diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Kedokteran dan manfaat bagi
peneliti adalah menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti
terutama tentang hubungan tingkat depresi dengan kualitas tidur pada
lansia.
2. Aspek Praktis dan Daya Guna
Adanya penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan mampu
mengetahui hubungan depresi dan kualitas tidur pada orang tua atau lansia
di sebuah komunitas.
Selain sebagai subjek penelitian, pasien juga akan mengetahui
bagaimana kondisi psikologisnya dan mengetahui bagaimana rencana
selanjutnya ketika pasien mengalami gangguan psikologis. Dan dapat
digunakan sebagai sumber informasi untuk mengetahui kualitas tidur pada
lansia dipanti dan dapat mengupayakan usaha-usaha untuk mengatasi
gangguan tidur pada lansia.
E. Ruang Lingkup Peneltian
Penelitian ini ditujukan untuk membahas tentang hubungan depresi
dan kualitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3.
Variabel independennya tingkat depresi sedangkan variabel dependennya
kualitas tidur pada lansia. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3
merupakan fasilitas bagi lansia-lansia yang terlantar dan bertugas
menampung serta merawat lansia dari yang normal atau tanpa gangguan
psikotik sampai dengan gangguan psikotik. Kegiatan penelitian dilakukan
dari bulan November sampai Desember tahun 2022. Jenis penelitian ini
adalah analitik korelasi dengan pendekatan penelitian kuantitatif dan
desain penelitian dengan metode cross sectional. Teknik pengumpulan
sampel pada penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yaitu
sampel yang kebetulan ada saat dilakukan penelitian. Data di kumpulkan
menggunakan kuesioner tingkat depresi Geriatric Depression Scale (GDS),
dan kuesioner kualitas tidur Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

4
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Sementara itu, untuk melihat hubungan variabel independen dengan
kecemasan sebagai variabel dependen dilakukan analisis bivariat dengan
uji chi square.

5
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai