Bab 1-3 Revisi 4
Bab 1-3 Revisi 4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah aset masa depan suatu bangsa, sehingga masa depan
bangsa akan ditentukan oleh remaja saat ini. Masa remaja merupakan masa
perubahan fisik umum serta perkembangan kogitif dan sosial (Syamsoedin dkk,
yang disebabkan pada remaja memiliki pola yang berbeda dibandingkan usia
lainnya. Hal ini akibat dari pada masa akhir pubertas, remaja mengalami
sering tidur waktu malam dan bangun lebih cepat karena tuntutan sekolah,
sehingga remaja sering kali mengantuk berlebihan pada siang hari (Keswara,
kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Fungsi tidur sangat penting
Apabila kualitas tidur tidak terpenuhi akan mengalami gangguan yang dapat
tidur siswa berkurang di hari-hari sekolah menjadi sekitar tujuh jam karena
kecenderungan siswa untuk menunda tidur sambil mempertahankan waktu
bangun yang sama untuk mematuhi jadwal sekolah. Tidur yang baik ikut
remaja. Para remaja cenderung memiliki jam yang tidak teratur terutama jam
untuk
istirahat yakni jam untuk tidur. Remaja terkenal dengan kebiasaan tidur di
ruang kelas atau jadwal istirahat yang tidak teratur. Remaja biasanya
tidur yang cukup. Remaja membutuhkan jumlah rata-rata tidur harian sekitar
tidur remaja Amerika sekitar 68,8%. Dari Herdiman dkk, (2015) menyatakan
Persentase prevalensi tidak cukup tidur pada kelas 12 (76,6%) lebih tinggi
2017). Penelitian yang dilakukan oleh Adelina Haryono (2010) terhadap 140
dengan gangguan transisi bangun tidur sebagai jenis gangguan yang paling
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dilaporkan bahwa sekitar 43,7%
penduduk yang berusia 12-18 tahun mengalami gangguan pola tidur. Pola tidur
bayi, anak, hingga remaja ke arah pola tidur dewasa, yaitu durasi tidur yang
berkurang, siklus tidur yang lebih panjang, dan berkurangnya waktu tidur siang
stres. Dimana stres sering dianggap sebagai pemicu utama timbulnya gangguan
sering diartikan sebagai suatu kondisi yang negatif, suatu keadaan yang
perilaku yang tak wajar. Stres dapat membuat seseorang mengalami gangguan
tidur, ketika stress terjadi peningkatan hormon kortisol, ini dapat menjadi
penyebab utama dari gangguan tidur. Hormon stres akan tetap diproduksi
(sistem jam biologis tubuh yang berperan untuk mengatur saat tidur dan
kualitas dan kuantitas tidur tidak tercukupi dengan baik. Dampak ketika
kualitas tidur tidak terpenuhi dengan baik bisa menyebabkan antara lain mudah
lelah, daya tahan tubuh menurun, kurang bisa berkonsentrasi, merasa kantuk
saat beraktifitas (Potter & Perry, 2009). Dari hasil penelitian sebelumnya
disebutkan bahwa tidur yang buruk terkait erat dengan performa sekolah yang
buruk pada remaja, hal tersebut memberi akan pengaruh terhadap proses
belajar dan akhirnya terjadi penurunan kepada prestasi belajar seseorang siswa
(Keswara, 2019).
Pola tidur yang tidak teratur tak hanya mengganggu konsentrasi
sama dengan baik. Hal ini juga berpengaruh terhadap otak dengan dua cara,
istirahat dalam waktu yang lama. Pola tidur yang terganggu ini erat kaitannya
dengan stres. Sementara itu stres yang dialami oleh remaja dikarenakan stres
belajar, stres aktivitas sekolah maupun stres peraturan sekolah. Semakin besar
tekanan yang diterima oleh tubuh terutama otak, maka akan semakin besar
menimbulkan tekanan. Salah satu jenis pola aktivitas keseharian yang memiliki
peran penting sebagai salah satu benteng pertahanan terbaik untuk menghindari
stres adalah dengan melakukan pola tidur yang baik dan teratur (Saifudin,
2012).
Kabupaten Nganjuk.”
B. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu: “Apakah ada hubungan stres dengan kualitas tidur remaja
Nganjuk?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Nganjuk.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Remaja
Nganjuk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Konsep Stres
a. Definisi
pertahanan diri yang dapat memproteksi diri kita (Nasir & Munith 2011).
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena
selanjutnya berakibat pada penyakit fisik yang bisa muncul akibat lemah
dan rendahnya daya tahan tubuh dalam kondisi stress (Mumpuni, Y, &
Wulandari, A, 2010).
Stres diakibatkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
1) Faktor internal
a) Pola pikir
6
kendali yang ia pikir dapat ia lakukan, semakin kecil kemungkinan
b) Kepribadian
c) Keyakinan
secara psikologis.
2) Faktor eksternal
meningkat pula.
b) Tekanan untuk berprestasi tinggi
mereka. Tekanan ini terutama datang dari orang tua, keluarga guru,
program tambahan, kelas seni rupa, musik, balet, dan drama yang
bisa.
c. Tahapan Stres
1) Sres Tingkat I
Tahapan ini merupakan tingkat stres paling ringan dan disertai dengan
a) Semangat besar.
biasanya.
2) Stres Tingkat II
Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin Nampak. Pada tahapan ini
4) Stres Tingkat IV
Pada tahapan ini sudah menunjukkan gejala yang lebih buruk yang
sangat sulit.
5) Stres Tingkat V
6) Stres Tingkat VI
peredaran darah.
d) Tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak bisa lagi, pingsan
atau collap
d. Tingkat Stres
Mungkin tidak ada manusia biasa yang belum pernah merasakan stres.
1) Stres ringan
Pada tingkat stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek
2) Stres sedang
Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa
hari. Respon dari tingkat stres ini didapat gangguan pada lambung dan
usus misalnya maag, buang air besar tidak teratur, ketegangan pada
3) Stres berat
Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai
panik. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah
konsentrasi.
4) Peningkatan tekanan darah, denyut jantung dan gula darah
(Depkes, 2009).
g. Pengukuran Stres
yang terdapat tiga skala keadaan diri untuk di rancang untuk mengukur
emosi negatif yang terdiri dari depresi, kecemasan dan stress. (Lovibond
terdapat 14 item dengan isi yang serupa dalam kuisioner DASS. Skala
murah marah dan gelisah. Kepekaan maupun ekspresi yang lebih dan
1) Saya merasa bahwa diri saya menjadi pemarah karena hal- hal
sepele
menunggu).
10) Saya merasa sulit untuk tenang jika ada yang membuat saya kesal.
11) Saya sulit untuk sabra dalam menghadapi gangguan terhadap hal
13) Saya tidak perduli pada apapun yang menghalangi saya melakukan
pertanyaaan yaitu :
lumayan sering
1) Ringan : 0-21
2) Sedang : 22-42
3) Berat : > 42
a. Definisi
sederhana. Dalam keadaan tidur, sedikit sekali yang dapat diingat secara
normal dapat dikatakan bahwa dalam tidur semua system dalam tubuh
dan akan tetap dalam batas ini sapai kita bangun kembali keesokan
harinya. Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia,
bisa bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan
faktor jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh kedalaman tidur (kualitas
b. Jenis Tidur
dua jenis tidur yang berbeda dan saling bergantian yaitu: tidur REM
a) Tidur REM
tidur REM kira-kira dua puluh menit dan terjadi selama empat
b) Tidur Non-REM
non-REM.
c. Fisiologi Tidur
seseorang sedang tidur bukan berarti bahwa susunan saraf pusatnya tidak
batang otak (Potter & Perry, 2009). RAS merupakan sistem yang
kewaspadaan dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian
pergerakan mata yang cepat atau Rapid Eye Movement (REM) dan
pergerakan mata yang tidak cepat atau Non Rapid Eye Movement
(NREM). Tidur diawali dengan fase NREM yang terdiri dari empat
stadium, yaitu tidur stadium satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga
dan tidur stadium empat; lalu diikuti oleh fase REM. Fase NREM dan
Pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang dangkal dan
dan sering merasa bingung selama beberapa menit (Smith & Segal,
2010).
otak sangat lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan
2010).
Tahap tiga dan empat dianggap sebagai tidur dalam atau deep sleep,
fase REM. Pada waktu REM jam pertama berlangsung lebih cepat dan
lebih panjang saat menjelang pagi atau bangun. Selama tidur REM,
jantung dan nadi meningkat. Selama tidur NREM dan REM dapat
terjadi mimpi, tetapi mimpi tidur REM lebih nyata dan diyakini
2009).
2) Lingkungan
3) Stres
4) Kelelahan
tidur yang baik. Namun seseorang yang terlalu lelah karena latihan
5) Asupan makanan
seseorang.
f. Gangguan Tidur
1) Insomnia
2) Hipersomnia
berlebihan dari waktu yang normal. Gangguan tidur ini kebalikan dari
3) Parasomnia
4) Apnea
5) Sleep Paralysis
keterlibatan aktif klien dalam rencana terapi. Pada kasus insomnia, perlu
apakah sedang dalam kondisi kehamilan. Salah satu obat yang paling
efektif yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur
individu dengan kualitas tidur yang baik dan kualitas tidur yang buruk.
tersebut antara lain kualitas tidur subjektif, sleep latensi, durasi tidur,
3. Konsep Remaja
a. Definisi
yaitu remaja merupakan individu yang berusia 11-12 tahun sampai 20-21
ini merupakan jembatan antara masa kanak- kanak yang bebas menuju
b. Karakteristik Remaja
dalam mencapai identitas diri antara lain menilai diri secara objektif dan
c. Ciri-ciri Remaja
mereka alami.
orang lain.
kehidupan remaja.
Semakin bertambah usia remaja dan melalui usia belasan maka remaja
1) Perubahan Fisik
telur.
bulu mata.
2) Perubahan Emosional
marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih,dan kasih
sebagai berikut :
b) Bersikap rasional
c) Bersikap objektif
1) Perkembangan awal
2) Perkembangan Tengah
Remaja pertengahan terjadi pada usia 15-16 tahun. Pada tahap ini
tidak berfokus pada sendiri lagi, membangun nilai atau norma dan
3) Remaja Akhir
Pada saat ini remaja memasuki era yang lebih ideal periode ini terjadi
B. Kerangka Konseptual
Remaja
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
C. Hipotesis
atas dalam usulan skripsi ini akan di kemukakan sebagai hipotesa sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa
melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada
dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel satu kali saja
32
C. Kerangka Kerja
mulai dari penatapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak
Sampling
Total Sampling
Sampel
Seluruh remaja di Dusun Gempol Cablek Desa Kedungsuko Kecamatan Sukomoro
Kabupaten Nganjuk berjumlah 35 orang.
Pengumpulan Data
Variabel stres : Kuesioner
Variabel kualitas tidur remaja : Kuesioner
.
Pengolahan Data
Editing, coding, scoring, tabulating, analyzing dengan uji Spearman Rank
pada α (0,05)
Hasil
Disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan gambar
ρ-value ≤ α (0,05) Ha diterima, ρ-value > α (0,05) H0 diterima
.
Kesimpulan
Ada atau tidak ada hubungan stres dengan kualitas tidur remaja di Dusun Gempol
Cablek Desa Kedungsuko Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Stres dengan Kualitas Tidur Remaja
di Dusun Gempol Cablek Desa Kedungsuko Kecamatan
Sukomoro Kabupaten Nganjuk.
D. Populasi, Sampel, dan Sampling
1. Populasi
2. Sampel
3. Sampling
ini adalah total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dimana jumlah
E. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
2. Variabel Dependen
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini
F. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Stres dengan Kualitas Tidur Remaja
di Dusun Gempol Cablek Desa Kedungsuko Kecamatan Sukomoro
Kabupaten Nganjuk.
Variabel Definisi
Parameter Alat Ukur Skala Kategori
Penelitian Operasional
Variabel Suatu kondisi 1. Kesulitan untuk Kuesioner Ordinal 1. Ringan :
Independen: ketegangan tenang Depressio 0-21
pada seseorang 2. Kegugupan n Anxiety 2. Sedang :
Stres yang 3. Mudah marah Sress 22-42
mempengaruhi 4. Gelisah Scale/ 3. Berat : >
emosi, proses
DASS-42) 42
berpikir, dan
kondisinya. (sumber :
Depression
Anxiety Sress
Scale/ DASS-42)
Variabel Tercapainya 1. Kualitas tidur Kuesioner Ordinal Bila jawaban
dependen: kuantitas dan subjektif Pittsburgh 0 = sangat baik
kualitas tidur 2. Latensi tidur Sleep 1 = cukup baik
Kualitas yang adekuat 3. Durasi tidur Quality 2 = agak buruk
Tidur pada pada lansia 4. Efisiensi tidur Index 3 = sangat buruk
Lansia tanpa adanya 5. Gangguan tidur (PSQI)
gangguan atau 6. Penggunaan obat 1.Baik = ≤ 5
penyulit. 7. Disfungsi di 2.Buruk = > 5
siang hari
(sumber:
Pittsburgh Sleep
Quality Indexd
PSQI)
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
lebih baik, lebih cepat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
Nganjuk.
b. Mengurus surat permohonan ijin kepada Kepala Kesbangpolinmas
Kabupaten Nganjuk.
Kabupaten Nganjuk.
3. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
bentuk angka, proses penyusunan secara sistematis dan mentah (yang ada
dalam lembar observasi) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin
1) Data Umum ‘
a) Jenis kelamin
1 = laki laki
2 = perempuan
b) Usia
1 = 10-14 Tahun
2 = 15-16 Tahun
3 = 17-19 Tahun
c) Pendidikan
1 = SD
2 = SMP
3 = SMA
4 = Perguruan Tinggi
2) Data Khusus
a) Stres
1 = Ringan
2 = Sedang
3 = Berat
1 = Baik
2 = Buruk
c. Scoring
1) Data Umum
∑F
berikut: P= 100 %
N
Keterangan :
P = Prosentase
skala kuantitatif:
100% : seluruhnya
50% : setengah
2) Data Khusus
a) Variabel independen
Tidak pernah :0
Kadang-kadang :1
Sering :2
Sp
N= ×100 %
Sm
Keterangan:
b) Variabel dependen
Sangat baik :0
Cukup baik :1
Agak buruk :2
Sangat buruk :3
Sp
N= ×100 %
Sm
Keterangan:
a) Baik = ≤ 5
b) Buruk = > 5
4. Tabulating
5. Analyzing
Analisa data statistik dilakukan dengan uji korelasi Spearman Rank dengan
(0,05), maka Ha diterima atau Ho ditolak, yang artinya ada hubungan stres
Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan stres dengan kualitas tidur
H. Etika Penelitian
(Hidayat, 2009):
menjadi responden.
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
3. Confidentility (Kerahasiaan)
riset.
DAFTAR PUSTAKA
Haryono, Adelina. 2010. Prevalensi Gangguan Tidur Pada Usia Remaja 12-15
Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jurnal Publikasi
Louzada ML, Teixeira da Silva AG, Peixoto CAT & Menna-Barreto L. 2008. The
Adolescent Sleep Phase Delay: Causes, Consequences and Possible
Interventions Sleep Science. Brazil: Federal Parana University.
Nasir, Abdul & Munith. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Mumpuni & Wulandari. 2010. Cara Jitu Mengatasi Stres. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
41
Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: Elex
Media Komputindo
Yosep, I & Sutini T. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama
Lampiran 1
Oleh:
ARI PRABOWO
NIM. 201814201004
Peneliti
Ari Prabowo
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
(…………...…...)
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER DATA DEMOGRAFI
STRES DENGAN KUALITAS TIDUR REMAJA DI DUSUN GEMPOL
CABLEK DESA KEDUNGSUKO KECAMATAN SUKOMORO KABUPATEN
NGANJUK
Beri tanda ( √ ) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan jawaban Anda.
No. Responden
1. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
2. Usia
10-14 Tahun
15-16 Tahun
17-19 Tahun
3. Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Lampiran 4
KUESIONER
Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42)
Keterangan:
0 : tidak ada atau tidak pernah
1 : sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang
2 : sering
3 : sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat
No Aspek Penilaian 0 1 2 3
1 Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele
2 Cenderung bereaksi berlebihan
3 Kesulitan untuk relaksasi/bersantai
4 Mudah merasa kesal
5 Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas
6 Tidak sabaran
7 Mudah tersinggung
8 Sulit untuk beristirahat
9 Mudah marah
10 Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang
mengganggu
11 Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal
yang sedang dilakukan
12 Berada pada keadaan tegang
13 Tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi
anda untuk menyelesaikan hal yang sedang anda lakukan
14 Mudah gelisah
45
Lampiran 5
KISI-KISI KUESIONER PSQI
No Komponen No. Item Sistem Penilaian
Jawaban Nilai Skor
1. Kualitas tidur subjektif 9 Sangat baik 0
Baik 1
Kurang 2
Sangat Kurang 3
2. Latensi tidur 2 ≤15 menit 0
16-30 menit 1
31-60 menit 2
>60 menit 3
5a Tidak pernah 0
1x seminggu 1
2x seminggu 2
>3x seminggu 3
Skor latensi tidur 2+5a 0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3
3. Durasi tidur 4 >7 jam 0
6-7 jam 1
5-6 jam 2
<5 jam 3
4. Efisiensi tidur 1,3,4 >85% 0
Rumus: 75-84% 1
(Durasi tidur : lama di tempat 65-74% 2
tidur) x 100% <65% 3