Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KIMIA ORGANIK

ENZIM

DISUSUN OLEH :

Nama kelompok : Zahrah Meilani Asy Syam/09220210081


Qatrun Salsabila/09220210082
Fiqri Ali/09220210083
A.Muh.Taofiqurahman.S/09220210086
Kelas : C2 Reguler

PRODI STUDI S1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 15 Maret 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apa itu Enzim? Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme
hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang
berikatan dengan protein. Ada 2 fungsi pokok enzim, yakni mempercepat atau
memperlambat reaksi kimia; dan mengatur sejumlah reaksi yang beda-beda dalam
waktu yang sama.
Dalam proses industri enzim memiliki peranan penting, seperti enzim selulase
yang berperan dalam proses pembuatan zat kimia, pulp dan kertas, dan farmasi.
Amilase yang berperan dalam industri makanan, lipase yang berperan dalam industri
obat-obatan, pereaksi klinis, bahan tambahan makanan, sintesan biopolimer,
kosmetik dan berperan dalam produksi bioetanol dan protease yang berperan dalam
pengolahan pangan (Pastor et. al, 2001). Pada tahun 2000, penjualan enzim
merupakan peringkat yang tinggi dalam bidang bioteknologi dan diperkirakan
mencapai US$ 1,6 milyar (Pawiroharsono, 2008; Sharma, 2001; Moon dan Parulekur,
1993).
Enzim dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya enzim dari
mikroorganisme. Mikroorganisme merupakan sumber untuk menghasilkan enzim
yang potensial karena mampu berkembang dengan cepat, mempunyai berbagai jenis
aktivitas enzim dan hidup pada kondisi-kondisi ekstrim seperti pada sedimen dan
perairan laut (Gray dan Elliott, 2009).
Sedimen laut diketahui memiliki peranan yang besar sebagai sumber bahan
organik bagi berbagai kehidupan vegetasi laut, seperti, rumput laut, dan padang
lamun. Rochelle et al. (1994) menyatakan bahwa sedimen laut memiliki peranan
penting dalam siklus karbon dan nutrien bagi kehidupan di laut. Berdasarkan
penelitian Hong et al. (2009), sedimen laut mengandung berbagai macam unsur
bahan organik yang tinggi dan kompleks dengan kandungan mencapai 0,5–20 %.
Ruyitno (2004) melaporkan bahwa berbagai organisme dapat hidup pada sedimen
dan air laut, organisme tersebut antara lain diatom, khamir, dan berbagai jenis
bakteri.
Isolat bakteri dari sedimen dan perairan laut kota Pariaman ditemukan sebanyak
85 isolat bakteri (Febria dan Zakaria, 2015) namun belum diketahui kemampuan
isolat tersebut dalam menghasilkan enzim ekstraseluler hidrolase, sehingga perlu
dilakukan penelitian untuk menyeleksi bakteri yang mampu menghasilkan enzim
ekstraseluler hidrolase (Selulase, Amilase, Lipase dan Protease).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Pengertian dan komponen dari enzim ?
2. Sifat dari enzim ?
3. Fungsi dari enzim ?
4. Jenis-jenis enzim ?
5. Contoh pada bahan makanan!
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian, sifat, fungsi, dan
jenis-jenis dari enzim.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami karateristik dari bakteri yang
mampu menghasilkan enzim.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Dan Komponen Enzim


Dalam ilmu biologi, enzim didefinisikan sebagai biokatalisator yang berfungsi
mempercepat reaksi biologis di dalam tubuh. Dengan adanya enzim, proses reaksi
biologis di dalam tubuh bisa terjadi tanpa ikut bereaksi dengan subtrat (komponen
yang akan dipecah oleh enzim). Enzim juga termasuk bagian penting di tubuh
manusia. Dikutip dari livescience, enzim merupakan katalis yang sangat selektif.
Artinya setiap enzim hanya mempercepat reaksi tertentu. Beberapa enzim
membantu memecah molekul besar menjadi potongan-potongan kecil yang lebih
mudah diserap tubuh. Namun ada juga enzim yang membantu mengikat dua
molekul menjadi satu untuk menghasilkan molekul baru.
Sebagian besar enzim, terdiri atas dua komponen penyusun, yakni protein
(apoenzim) dan non-protein (gugus prostetik). Apoenzim adalah komponen paling
dominan dalam struktur enzim. Selain itu, apoenzim ini bersifat labil karena
mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pH, serta tidak tahan panas. Adapun
gugus prostetik terdiri dari ion anorganik dan ion organik kompleks. Ion anorganik
dalam gugus prostetik disebut sebagai kofaktor. Fungsi kofaktor ialah katalis yang
mampu meningkatkan kerja enzim. Sedangkan ion organik dalam gugus prostetik
disebut koenzim, yang berfungsi untuk memindahkan zat kimia dari satu enzim ke
enzim lain.

2.2 Sifat Enzim


Secara umum, Enzim memiliki setidaknya enam sifat yang khas :
1. enzim hanya mengubah kecepatan reaksi. Jadi, enzim tidak mengubah produk
akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya
meningkatkan laju suatu reaksi.
2. Kedua, enzim bekerja secara spesifik. Maka itu, enzim hanya mempengaruhi
substrat tertentu.
3. Ketiga, enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat
seperti protein, antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya suhu kamar.
Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa
kuat, dan pelarut organik. Panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim
terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Keempat, enzim diperlukan dalam jumlah sedikit, sesuai dengan fungsinya
sebagai katalisator.
5. Kelima, enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan
enzim dapat berbalik. Ini berarti enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi
hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat
menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain, dan juga
sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
6. Keenam, enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan
inhibitor (penghambat), serta konsentrasi substrat.

2.3 Fungsi Dan Cara Kerja Enzim


Enzim bertindak sebagai katalis dalam organisme hidup. Enzim mengatur laju
reaksi kimia tanpa dirinya sendiri berubah dalam proses tersebut. Molekul yang
bekerja dengan enzim disebut dengan istilah substrat. Substrat berikatan dengan
suatu daerah pada enzim yang disebut tapak aktif.
Ada dua model cara kerja enzim. Pada model gembok dan kunci (Lock and
key), situs aktif enzim dibentuk secara tepat untuk menampung substrat tertentu.
Sementara di model induced-fit atau kecocokan yang terinduksi, situs aktif dan
media tidak cocok satu sama lain, tetapi keduanya mengubah bentuknya agar
terhubung.
Dikutip dari Britannica, enzim mengkatalisasi banyak aspek dari metabolisme
sel yang mempunyai fungsi berikut:
• Pencernaan makanan di mana molekul nutrisi yang besar (seperti
protein, karbohidrat, dan lemak) dipecah menjadi molekul yang lebih
kecil.
• Konservasi dan transformasi energi kimia.
• Konstruksi makromolekul seluler dari prekursor yang lebih kecil.
• Setiap sel di tubuh mengandung DNA. Setiap sel membelah, DNA
perlu disalin. Enzim membantu dalam proses ini dengan melepaskan
gulungan DNA dan menyalin informasi.
Enzim juga dibutuhkan di industri makanan dan medis. Fermentasi anggur,
ragi roti, pengentalan keju, dan pembuatan bir telah dipraktekkan sejak awal,
tetapi baru pada abad ke-19 reaksi ini dipahami sebagai hasil dari aktivitas
katalitik enzim.
Sejak itu, enzim menjadi semakin penting dalam proses industri yang
melibatkan reaksi kimia organik. Di dunia medis, penggunaan enzim untuk
membunuh mikroorganisme penyebab penyakit, mempercepat penyembuhan luka,
hingga mendiagnosis penyakit tertentu.

2.4 Jenis-jenis Enzim


Berikut ini beberapa contoh jenis enzim di tubuh manusia :
• Lipase: sekelompok enzim yang membantu mencerna lemak di usus.
• Amilase: membantu mengubah pati menjadi gula, ditemukan dalam
air liur.
• Maltase: juga ditemukan dalam air liur, memecah gula maltosa
menjadi glukosa. Maltosa ditemukan dalam makanan seperti kentang,
pasta, dan bir.
• Tripsin: ditemukan di usus kecil, memecah protein menjadi asam
amino.
• Laktase: juga ditemukan di usus kecil, memecah laktosa, gula dalam
susu, menjadi glukosa dan galaktosa.
• Asetilkolinesterase: memecah neurotransmitter asetilkolin di saraf dan
otot.
• Helikase: mengungkap DNA.
• DNA polimerase: mensintesis DNA dari deoksiribonukleotida.
• Enzim hati: memecah racun dalam tubuh.

2.5 Enzim di Dalam Sel


Sel hidup ibarat pabrik kimia yang bergantung pada energi yang harus
mengikuti berbagai kaidah kimia. Reaksi kimia yang memungkinkan adanya
kehidupan disebut metabolisme. Terdapat ribuan reaksi berkesinambungan yang
teijadi di dalam setiap sel, sehingga metabolisme merupakan reaksi yang
menakjubkan. Agar sel berfungsi dan berkembang dengan sebagaimana mestinya,
lintasan metaboliknya harus diatur dengan seksama.
Sel dapat mengatur lintasan metabolik yang mana yang beijalan, dan seberapa
cepat, dengan cara memproduksi katalis yang tepat yang dinamakan ENZIM,
dalamjumlah yang sesuaidan pada saat diperlukan. Hampir semua reaksi kimia
kehidupan berlangsung sangat lambat tanpa katalis, dan enzim merupakan katalis
yang lebih khas dan lebih kuat dibandingkan dengan ion logam atau senyawa
anorganik lainnya yang dapat diserap tumbuhan dari tanah. Jadi, enzim umumnya
meningkatkan kecepatan reaksi dengan faktor antara 18Y'' sampai 1020• Di
banding dengan katalis buatan manusia, enzim biasanya biasanya 10K'' sampai
10¢" kali lebih efektif. Enzimjugajauh lebih spesifik dari pada katalis anorganik
atau bahkan katalis organik sintetik dalam hal ragam reaksi yang dapat dikatalisis,
sehingga reaksi dapat dikenda:Iikan dengan terbentuknya senyawa tertentu yang
yang dibutuhkan untuk kebutuhan senyawa tertentu yang dibutuhkan untuk
kehidupan. Katalisator bersifat umum, hanya berfungsi untuk mempercepat reaksi
yang dapat digunakan berulang-ulang (satu katalisator mampu mereaksikan 2 atau
3 bahkan lebih reaksi) Enzim bersifat lebih spesifik hanya digunakan untuk satu
reaksi saja (satu enzim hanya untuk satu reaksi).
Di dalam sel enzim tidak terdistribusi merata di seluruh plasma, namun
terkonsentrasi pada organela-organela tempat terjadinya reaksi. Misalnya enzim
yang berkaitan dengan reaksi Calvin dan Krebs berkumpul di mitokondria dan
kloropas. Enzim yang dibutuhkan dalam sitesis DNA dan RNA serta untuk proses
mitosis terdalam didalam inti sel. Enzim-enzim di dalam sel akan beberja secara
berkesinambungan. Artinya produk suatu tahap reaksi akan dibebaskan pada
tempat dimana produk ini dapat segera dikonversi oleh enzim lain berikutnya. Ada
beberapa enzim yang dijumpai di luar organela, namun juga tidak terse bar karena
adanya reticulum endoplasma yang bercabang-cabang.

2.6 Cara kerja Enzim


a. Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)
Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang
masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi
aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk
serta membebaskan enzim.
b. Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk
yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif
termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah
terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga,
substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Suhu
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih tetap
mempuyai sifat protein yang kerjanyas dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat
bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 400 C. Pada suhu
00 C, enzim tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika
suhunya dinaikkan lebih tinggi lagi sampai batas sekitar 40 – 500 C, enzim akan
bekerja lebih aktif lagi. Namun, pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan
terurai atau terdenaturasi seperti halnya protein lainnya. Pada keadaan ini enzim
tidak dapat bekerja.
• Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0oC.
• Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali ganda bagi setiap kenaikan suhu
10oC.
• Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37 oC. Enzim ternyahasli
pada suhu tinggi iaitu lebih dari 50oC.
b. Derajat keasaman (pH)
Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral, kecuali beberapa jenis
enjim yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim yang bekerja
optimum pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa ataupun asam,
enzim tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya, jila
suatu enzim bekerja optimal pada suasana basa atau asam tetapi ditempatkan pada
keadaan asam atau bas, enzimtersebut akan rusak.
Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdpat di dalam lambung, efektif bekerja
pada pH rendah.
• Setiap enzim bertindak paling cekap pada nilai pH tertentu yang disebut
sebagai pH optimum.
• pH optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.
• Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut
bertindak balas paling cekap pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus
kecil bertindak paling cekap pada pH 8.

c. Inhibitor
Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feed back inhibitor. Feed back
inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim yang
terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat kerja enzim yang
bersangkutan.
1. Inhibitor Kompetisi
Pada inhibitor kompetisi terjadi penambahan substrat dapat mengurangi daya
hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan substrat untuk mengikta bagian
aktif enzim. Misalnya enzim suksinat dehidrogenase yang berfungsi
mengkatalisis reaksi oksidasi asam uksinat menjadi fumarat, jika dalam proses ini
dutambahkan asam malonat, maka enzim suksinat dehidrogenase akan menurun
aktivitasnya.
Tetapi jika diberikan lagi asam suksinat sebagai substrat reaksi akan normal
kembali. Sehingga aktivitas inhibitor ini sangat bergantung pada konsentrasi
inhibitor, konsentrasi substrat, dan aktivitas relatif inhibitor dan substrat.
2. Inhibitor Nonkompetisi
Inhibitor nonkompetisi pengauhnya tdak dapat dihilangkan dengan adanya
penambahan substrat lain, dimana inhibitor ini akan berikatan dengan permukaan
enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat. Sehingga daya
kerja inhibitor sangat tergantung dari konsentrasi inhibitor dan aktivitas inhibitor
terhadap enzim.

d. Konsentrasi subtrat
Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi substrat
yang tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah.
Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak, kerja enzim juga cepat.
Pada keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak sampai menurun tetapi konstan.
• Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi bilangan
molekul substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil molekul enzim bertindak balas
dengan molekul substrat.
• Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat bertindak
balas dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar maksimum.
• Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan menambahkan kadar
tindak balas kerana kepekatan enzim menjadi faktor pengehad.

2.7 Contoh enzim pada bahan makanan


1. Madu
"Madu adalah makanan super ketika berbicara tentang enzim karena
mengandung amilase, protease, diastase, dan invertase," kata Miriam Amselem,
ahli gizi holistik. Diastase memecah pati menjadi maltosa yang dapat dicerna.
Invertase memecah sukrosa menjadi sumber energi dan glukosa yang mudah
fruktosa.
"Pastikan untuk memakannya mentah," tambah Amselem. Madu yang
dipanaskan tidak memiliki manfaat apa pun untuk Anda yang memiliki lebih
sedikit enzim utuh. Ingatlah bahwa madu mentah dapat berbahaya bagi anak-
anak di bawah usia satu tahun dan wanita hamil.

2. Jahe dan mangga


Jahe terkenal dengan efek anti-mualnya, tetapi akarnya juga mengandung enzim
pencernaan yang disebut zingibain. Enzim ini adalah jenis protease dan memecah
protein dalam makanan yang Anda makan.
Jahe sangat baik untuk merangsang saluran pencernaan yang terhenti. Makan atau
minum makanan dengan jahe akan meningkatkan kontraksi pada otot yang
melapisi organ pencernaan.
3. Mangga
"Mangga membantu memecah karbohidrat menjadi glukosa dan maltosa dengan
enzim amilase pencernaan," kata Amselem. Aktivitas enzim mangga sebenarnya
meningkat ketika mangga matang. Ini juga menjelaskan mengapa buah menjadi
lebih manis seiring bertambahnya usia: Enzim memecah pati buah menjadi gula.

4. Kimchi
Kimchi adalah makanan yang difermentasi yang biasanya berbahan dasar kubis
atau sawi putih. Fermentasi tersebut memperkenalkan banyak bakteri sehat ke
makanan tradisional Korea ini dan bakteri tersebut menghasilkan enzim
pencernaan yang baik untuk saluran pencernaan Anda dan tubuh Anda secara
keseluruhan.
Kimchi kaya akan enzim protease, lipase, dan amilase. Penelitian menunjukkan
kimchi baik untuk beberapa kondisi kesehatan lainnya, termasuk kolesterol tinggi.
Satu studi menemukan bahwa makanan kol yang difermentasi menurunkan
kolesterol LDL (jenis yang buruk).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kami dapat mengambil kesimpulan yaitu :
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam
protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan
protein yang memiliki 2 fungsi pokok, yakni mempercepat atau memperlambat reaksi
kimia. Sebagian besar dari enzim komponennya penyusunnya terdiri dari protein
(apoenzim) dan non-protein (gugus prostetik).
Terdapat 2 cara kerja Enzim yakni :
Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)
Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang
masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi
aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta
membebaskan enzim.
Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang
fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi
melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari
kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga, substrat yang lain
kembali bereaksi dengan enzim tersebut.
Faktor yang mempengaruhi cara kerja enzim yakni, suhu, Derajat keasaman (pH),
Inhibitor, konsentrasi
substrat.
3.2 saran
Semoga dengan adanya makalah ini membuat kita sadar bahwa harus belajar jauh
lebih banyak dan memahami melihat banyak nya fungsi dari enzim itu sendiri dalam
tubuh kita, kita bisa mengkaji atau mencari reverensi lebih banyak lagi untuk mengisi
makalah ini agar data di dalamnya lebih lengkap dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap H . 2012 . Bab VI Enzim. Makalah


Karya birayang . 2016 . Makalah Enzim
Luqman mania bgt luroh . 2016. Makalah Sifat-sifat Enzim.
Satria Herpratama . 2017. Sifat dan Peranan Enzim Bagi Makhluk Hidup.

Anda mungkin juga menyukai