Makalah Enzim Lala
Makalah Enzim Lala
ENZIM
DISUSUN OLEH :
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
a. Suhu
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih tetap
mempuyai sifat protein yang kerjanyas dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat
bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 400 C. Pada suhu
00 C, enzim tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika
suhunya dinaikkan lebih tinggi lagi sampai batas sekitar 40 – 500 C, enzim akan
bekerja lebih aktif lagi. Namun, pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan
terurai atau terdenaturasi seperti halnya protein lainnya. Pada keadaan ini enzim
tidak dapat bekerja.
• Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0oC.
• Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali ganda bagi setiap kenaikan suhu
10oC.
• Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37 oC. Enzim ternyahasli
pada suhu tinggi iaitu lebih dari 50oC.
b. Derajat keasaman (pH)
Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral, kecuali beberapa jenis
enjim yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim yang bekerja
optimum pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa ataupun asam,
enzim tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya, jila
suatu enzim bekerja optimal pada suasana basa atau asam tetapi ditempatkan pada
keadaan asam atau bas, enzimtersebut akan rusak.
Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdpat di dalam lambung, efektif bekerja
pada pH rendah.
• Setiap enzim bertindak paling cekap pada nilai pH tertentu yang disebut
sebagai pH optimum.
• pH optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.
• Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut
bertindak balas paling cekap pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus
kecil bertindak paling cekap pada pH 8.
c. Inhibitor
Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feed back inhibitor. Feed back
inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim yang
terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat kerja enzim yang
bersangkutan.
1. Inhibitor Kompetisi
Pada inhibitor kompetisi terjadi penambahan substrat dapat mengurangi daya
hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan substrat untuk mengikta bagian
aktif enzim. Misalnya enzim suksinat dehidrogenase yang berfungsi
mengkatalisis reaksi oksidasi asam uksinat menjadi fumarat, jika dalam proses ini
dutambahkan asam malonat, maka enzim suksinat dehidrogenase akan menurun
aktivitasnya.
Tetapi jika diberikan lagi asam suksinat sebagai substrat reaksi akan normal
kembali. Sehingga aktivitas inhibitor ini sangat bergantung pada konsentrasi
inhibitor, konsentrasi substrat, dan aktivitas relatif inhibitor dan substrat.
2. Inhibitor Nonkompetisi
Inhibitor nonkompetisi pengauhnya tdak dapat dihilangkan dengan adanya
penambahan substrat lain, dimana inhibitor ini akan berikatan dengan permukaan
enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat. Sehingga daya
kerja inhibitor sangat tergantung dari konsentrasi inhibitor dan aktivitas inhibitor
terhadap enzim.
d. Konsentrasi subtrat
Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi substrat
yang tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah.
Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak, kerja enzim juga cepat.
Pada keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak sampai menurun tetapi konstan.
• Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi bilangan
molekul substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil molekul enzim bertindak balas
dengan molekul substrat.
• Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat bertindak
balas dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar maksimum.
• Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan menambahkan kadar
tindak balas kerana kepekatan enzim menjadi faktor pengehad.
4. Kimchi
Kimchi adalah makanan yang difermentasi yang biasanya berbahan dasar kubis
atau sawi putih. Fermentasi tersebut memperkenalkan banyak bakteri sehat ke
makanan tradisional Korea ini dan bakteri tersebut menghasilkan enzim
pencernaan yang baik untuk saluran pencernaan Anda dan tubuh Anda secara
keseluruhan.
Kimchi kaya akan enzim protease, lipase, dan amilase. Penelitian menunjukkan
kimchi baik untuk beberapa kondisi kesehatan lainnya, termasuk kolesterol tinggi.
Satu studi menemukan bahwa makanan kol yang difermentasi menurunkan
kolesterol LDL (jenis yang buruk).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kami dapat mengambil kesimpulan yaitu :
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam
protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan
protein yang memiliki 2 fungsi pokok, yakni mempercepat atau memperlambat reaksi
kimia. Sebagian besar dari enzim komponennya penyusunnya terdiri dari protein
(apoenzim) dan non-protein (gugus prostetik).
Terdapat 2 cara kerja Enzim yakni :
Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)
Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang
masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi
aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta
membebaskan enzim.
Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang
fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi
melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari
kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga, substrat yang lain
kembali bereaksi dengan enzim tersebut.
Faktor yang mempengaruhi cara kerja enzim yakni, suhu, Derajat keasaman (pH),
Inhibitor, konsentrasi
substrat.
3.2 saran
Semoga dengan adanya makalah ini membuat kita sadar bahwa harus belajar jauh
lebih banyak dan memahami melihat banyak nya fungsi dari enzim itu sendiri dalam
tubuh kita, kita bisa mengkaji atau mencari reverensi lebih banyak lagi untuk mengisi
makalah ini agar data di dalamnya lebih lengkap dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA