Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU

NEGARA

NAMA : SAID FERY ARFIZA


NIM : 20210213010
KELAS : 1C NON REGULER
MATA KULIAH : ILMU NEGARA
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMAD AZIM (IAIMA)
TAHUN AJARAN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Ilmu tidak dapat dipisah-pisahkan dalam kotak- kotak yang terpaku


mati(compartmentization). Oleh karena itu tidak mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri
terpisah satu samalainnya tanpa adanya pengaruh dan hubungan. Dan dalam hal ini
ilmu negarasebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial sebagaimana
halnya denganilmu politik, hukum, kebudayaan, ekonomi, psikologis, dan lain
sebagainyamerupakan cabang dari ilmu pengetahuan sosial yang khusus.Semua
ilmu-ilmu sosial khusus ini secara bersama-sama akan membentuk suatuilmu sosial
ilmu umum yang akan tersalur ke dalam ilmu induknya atau mater scientarium.

Oleh karena itu ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan
sosial umumnya harus bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan
sosial lainnya karena dapat memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan
jasanyasatu sama lain yang saling memerlukan sehingga dapat saling mengisi dan
lengkap melengkapi, sehingga terwujud hubungan komplementer. Karenanya akan
lebih bermanfaat bila memahami objek yang diselidikinyapun terdapat hubungan
secara interdependen di antara cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial itu dengan
yang lainnya, dikarenakan mempergunakan metodedan teknik yang sama.

Metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dipergunakan pula
oleh hampir semua cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial pada khususnya,
seperti ilmu negara, ilmu hukum, ilmu politik dan lainsebagainya.Dalam hubungan
secara khusus antara ilmu negara dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial
tertentu, dimaksudkan adanya hubungan yang pada pokoknya dititik beratkan dan
digolongkan kepada objek penyelidikan yang sama yaitu;negara. Hal ini terutama
nampak dengan jelas hubungan khusus antara ilmu negaradengan ilmu politik, ilmu
hukum tata negara dalam arti luas dan ilmu perbandingan hukum tata negara.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan pada latar belakang di
atas timbul pertanyaan yaitu:
1. Apa Pengertian Dari Ilmu Negara.?
2.  Bagaimana sifat-sifat dan unsur-unsur suatu negara ?
3. Apakah tujuan dan fungsi negara ?
4. Hubungan ilmu negara dengan ilmu lain?

C.  Tujuan Pembahasan
Untuk menjelaskan tentang pengertian dari ilmu negara dan bagaimana
hubungan antara ilmu negara dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, baik hubungannya
dengan ilmu politik dan ilmu hukum tanda negara juga ilmu perbandingan hukum
tanda negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Pengertian Ilmu Negara

Ilmu Negara adalah Georg Jellinek sebagaimana dituangkan dalam bukunya


yang berjudul Allgemeine Staatslehre (Ilmu Negara Umum). Istilah Ilmu Negara
sepadan dengan Die Staatslehre (Jerman), Staatsleer (Belanda), Theory of
State atau The General Theory of State, Political Science atau Political
Theory (Inggris), dan Theorie d’Etat (Prancis).

Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian-pengertian pokok dan


sendi pokok negara pada umumnya. Kajiannya mencakup hal-hal yang sama atau
serupa dalam negara-negara yang ada atau pernah ada didunia ini, misalnya
tentang terjadinya negara, lenyapnya negara, tujuan dan fungsi negara,
perkembangan negara, bentuk negara dan sebagainya. Ilmu Negara menekankan
hal-hal yang bersifat umum dengan menganggap negara sebagai genus (bentuk
umum) dan mengesampingkan sifat-sifat khusus dari negara-negara. Ilmu Negara
tidak membahas bagaimana pelaksanaan hal-hal umum tersebut dalam suatu
negara tertentu. Maka Ilmu Negara bernilai teoritis.
M. Solly Lubis, SH, dalam bukunya Ilmu Negara menyatakan bahwa Ilmu
Negara adalah ilmu yang mempelajari negara secara umum mengenai asal-usul,
wujud, lenyapnya, perkembangan dan jenis-jenisnya. Obyek ilmu negara bersifat
abstrak dan umum, bahkan tidak terikat ruang, tempat, waktu. disadari bahwa
paksaan hendaknya dipakai seminimal mungkin dan sedapat-dapatnya
dipakai persuasi (meyakinkan). Lagi pula pemakaian pemaksaan secara ketat ,
selain memerlukanorganisasi yan ketat, juga memerlukan biaya yang tinggi.Unsur
paksa dapat dilihat misalnya pada ketentuan tentang pajak. Setiap warga negara
harusmembayar pajak dan orang yang menghindari kewajiban ini dapat dikenakan
denda, atau disitamiliknya, atau di beberapa negara malahan dapat dikenakan
hukuman kurungan. 

Pengertian Negara
  

Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, negara adalah organisasi


pokok darikekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaanuntuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat dan menertibkan gejala-gejalakekuasaan dalam masyarakat. Manusia
hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasanaantagonis dan penuh
pertentangan.
Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapatmemaksakan
kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan
yangdapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidpan bersama itu. Negara
menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai di mana kekuasaan dapat digunakan
dalam kehidupan bersama, baik olehindividu, golongan atau asosiasi, maupu oleh
negara sendiri. Dengan demikian negara dapatmengintegrasikan dan membimbing
kegiatan-kegiatan sosial dari penduduknya ke arah tujuan bersama. Dalam rangka
ini boleh dikatakan bahwa negara mempunyai dua tugas :

1.      Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni


yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonis yang
membahayakan ;
2.      Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan ke
arahtercapainya tujuan-tujuan dari masyrakat seluruhnya. Negara menentukan
bagaimanakegiatan-kegiatan asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu
sama lain dandiarahkan kepada tujuan nasional.Pengendalian ini dilakukan
berdasarkan sistem hukum dan dengan perantaraan pemerintah beserta segala alat
perlengkapannya. Kekuasaan negara mempunyai organisasi yang paling kuatdan
teratur, maka dari itu, semua golongan atau asosiasi yang memperjuangkan
kekuasaan harusdapat menempatkan diri dalam rangka ini.

B. Sifat-Sifat dan Unsur-Unsur Suatu Negara

Sifat-sifat Negara

Negara mempunyai sifat khusus yang merupaka manifesti dari kedaulatan


yang dimilikinyadan yang hanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada
asosiasi atau organisasilainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap negara
mempunyai sifat memaksa, sifat monopoli,dan sifat mencakup semua. Sifat
memaksa Agar peraturan perundangan-undangan ditaati dan dengan demikian
dandengan demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki
dicegah,maka negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai
kekuasaan untuk memakaikekerasan fisik secara legal. Sarana untuk itu adalah
polisi, tentara, dan sebagainya.Organisasi dan asosiasi yang lain dari negara juga
mempunyai aturan, akan tetapi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara lebih
mengikat. Di dalam masyarakat yang bersifat homogen dan ada konsensus
nasional yang kuat mengenaitujuan-tujuan bersama, biasanya sifat paksaanini
tidak begitu menonjol; akan tetapi di negara-negara baru yang kebanyakan belum
homogen dan konsensus nasionalnya kurang kuat, seringkali sifat paksaaan ini
akan lebih tampak. Dalam hal demikian di negara demokratis tetap disadari bahwa
paksaan hendaknya dipakai seminimal mungkin dan sedapat-dapatnya
dipakai persuasi (meyakinkan). Lagi pula pemakaian pemaksaan secara ketat ,
selain memerlukanorganisasi yan ketat, juga memerlukan biaya yang tinggi.Unsur
paksa dapat dilihat misalnya pada ketentuan tentang pajak. Setiap warga negara
harusmembayar pajak dan orang yang menghindari kewajiban ini dapat dikenakan
denda, atau disitamiliknya, atau di beberapa negara malahan dapat dikenakan
hukuman kurungan.

1. Sifat monopoli.
Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dalammasyarakat.
Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaanatau
aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh karena
dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat.

2. Sifat mencakup semua ( all-encompassing, all-embracing  ).


Semua peraturan perundang-undangan (misalnya keharusan membayar pajak)
berlaku untuk semua orang tanpakecuali. Keadaan demikian memang perlu, sebab
kalau seseorang dibiarkan berada diluar ruang lingkup aktivitas negara, maka
usaha negara ke arah tercapainya masyarakatyang dicita-citakan akan gagal. Lagi
pula, menjadi warga negara tidak berdasarkankemauan sendiri ( involuntary
membership) dan hal ini berbeda dengan asosiasi lain dimana keanggotaan bersifat
sukarela.

  Unsur-unsur Negara

Negara terdiri atas beberapa unsur yang dapat diperinci


sebagai Wilayah Setiap negara menduduki tempat tertentu di muka bumi dan
mempunyai perbatasan tertentu. Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah,
tidak hanya tanah,tetapi juga laut disekelilingnya dan angkasa diatasnya. Karena
kemajuan teknologidewasa ini masalah wilayah lebih rumit daripada di masa
lampau. Sebagai contoh, jika pada masa lampau laut sejauh 3 mil dari pantai
(sesuai dengan jarak tembak meriam)dianggap sebagai perairan teritorial yang
dikuasai sepenuhnya oleh negara itu

1. Penduduk.
Setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara menjangkausemua
penduduk di dalam wilayahnya. Dalam mempelajari soal penduduk ini,
perludiperhatikan faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, tingkat pembangunan,
tingkatkecerdasan, homogenitas, dan masalah nasionalisme. Dalam hubungan
antara dua negarayang kira-kira sama tingkat industrinya, negara yang sedikit
penduduknya sering lebihlemah kedudukannya daripada negara yang banyak
penduduknya. (Prancis terhadapJerman dalam Perang Dunia II). Sebaliknya,
negara yang padat penduduknya (India,China) menghadapi persoalan bagaimana
menyediakan fasilitas yang cukup sehinggarakyatnya dapat hidup secara layak. Di
masa lampau ada negara yang mempunyaikecerendungan untuk memperluas
negaranya melalui ekspansi. Dewasa ini cara yangdianggap lebih layak adalah
meningkatkan produksi atau menyelenggarakan programkeluarga berencana untuk
membatasi pertambahan penduduk. Dalam memecahkan persoalan semacam ini
faktor-faktor seperti tinggi-rendahnya tingkat pendidikan,kebudayaan, dan teknologi
dengan sendirinya memainkan peran yang sangat penting.

2. Pemerintah.
Setiap negara mempunyai organisasi yang berwenang untuk merumuskandan
melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di
dalamwilayahnya. Keputusan-keputusan ini antara lain berbentuk undang-undang
dan peraturan-peraturan lain. Dalam hal ini pemerintah bertindak atas nama
negara danmenyelenggarakan kekuasaan dari negara. Bermacam-macam
kebijaksanaan ke arahtercapainya tujuan-tujuan lasyarakat dilaksanakannya sambil
menertibkan hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat. Negara mencakup
semua penduduk, sedangkan pemerintah hanya mencakup sebagian kecil
daripadanya. Pemerintah sering berubah,sedangkan negara terus bertahan
(kecuali kalau ada pengaruh dari negara lain).Kekuasaan pemerintah biasanya
dibagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

3. Kedaulatan.
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undangdan
melaksanakannya dengan semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia.
Negaramempunyai kekuasaan yang tertinggi ini untuk memaksa semua
penduduknya agarmenaati undang-undang serta peraturan-peraturannya
(kedaulatan ke dalam- internal sovereignty ). Di samping itu negara
mempertahankan kemerdekaannya terhadapserangan-serangan dari negara lain
dan mempertahankan kedaulatan ke luar ( external sovereignty ). Untuk itu negara
menuntut loyalitas yang mutlak dari warga negaranya.Kedaulatan merupakan
suatu konsep yuridis, dan konsep kedaulatan ini tidak terlalu samadengan
komposisi dan letak dari kekuasaan politik. Kedaulatan yang bersifat mutlak
sebenarnyatidak ada, sebab pemimpin kenegaraan (raja atau diktator) selalu
terpengaruh oleh tekanan-tekanan dan faktor-faktor yang membatasi
penyelenggaraan kekuasaan secara mutlak. Apalagikalau menghadapi masalah
dalam hubungan internasional ; perjanjian-perjanjian internasional pada dasarnya
membatasi kedaulatan suatu negara. Kedaulatan umumnya tidak dapat
dibagi- bagi, tetapi dalam negara federal sebenarnya kekuasaan dibagi antara
negara dan negara-negara bagian.

C. Apakah tujuan dan fungsi negara

Negara dapat dipandang sebagai asosiasi manusia yang hidup dan bekerja
sama untuk mengejar beberapa tujuan bersama. Dapat dikatakan bahwa tujuan
terakhir setiap negara ialah menciptakankebahagiaan bagi rakyatnya (bonum
publicum, common good, common wealth)
Menurut Roger H. Soltau tujuan negara ialah : Memungkinkan rakyatnya
berkembang sertamenyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin ( The freest
possible development andcreative self-expression of its members ). Dan menurut
Harold J. Laski : Menciptakan keadaandi mana rakyat dapat mencapai keinginan-
keinginan mereka secara maksimal ( Creation of thoseconditions under wich the
members of the state may attain the maximum satisfaction of theirdesires ) Tujuan
negara Republik Indonesia sebagai tercantum sebagai di dalam Undang-Undang
Dasar1945 ialah : « Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraanumum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial dengan berdasarkan kepada :Ketuhanan yang Mahaesa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dankerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
sertamewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Pancasila)
Negara yang berhaluan Marxisme-Leninisme bertujuan untuk membangun
masyarakat komunis,sehingga bonul publicum selalu ditafsirkan dalam rangka
tercapainya masyarakat komunis.Tafsiran itu memengaruhi fungsi-fungsi negara di
bidang kesejahteraan dan keadilan. Negaradianggap sebagai alat untuk mencapai
komunisme dalam arti segala alat kekuasaannya harusdikerahkan untuk mencapai
tujuan itu. Begitu pula fungsi negara di bidang kesejahteraan dankeadilan (termasuk
hak-hak asasi warga negara) terutama ditekankan pada aspek kolektifnya,dan
sering mengorbankan aspek perseorangannya.Akan tetapi setiap negara, terlepas
dari ideologinya, menyelenggarakan beberapa minimumfungsi yang mutlak, yaitu :1.
Ø  Melaksanakan penertiban (law and order)
Untuk mencapai tujuan bersama danmencegah bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat, negara harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa
negara bertindak sebagai stabilisator.
Ø  Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
Dewasa ini fungsi ini sangat pentng, terutama bagi negara-negara baru. Pandangan
di Indonesia tercermin dalam usaha pemerintah untuk membangun suatu rentetan
Repelita.
Ø  Pertahanan
Hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untukini negara
dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
Ø  Menegakkan keadilan
Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan peradilan.Sarjana lain, Charles E.
Merriam, menyebutkan lima fungsi Negara.
1.      Keamanan ektern
2.      Ketertiba intern
3.      Keadilan
4.      Kesejahteraan umum
KebebasanKeseluruhan fungsi negara di atas diselenggarakan oleh
pemerintah untuk mencapai tujuan yangtelah ditetapkan bersama.

D. Hubungan ilmu negara dengan ilmu lain

Suatu ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dengan ilmu pengetahuan lainnya.
Tidak mungkin suatu ilmu pengetahuan berdiri sendiri tanpa berhubungan atau
dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu Negara merupakan salah satu cabang
dari Ilmu Pengetahuan Sosial seperti halnya Politik, Hukum, Kebudayaan dll. Semua Ilmu
Pengetahuan pada akhirnya akan berinduk pada ilmu pengetahuan induk (mater
scientarium) yaitu filsafat. Oleh karena itu Ilmu Negara juga tidak dapat berdiri sendiri dan
harus bekerja sama dengan ilmu pengetahuan lainnya.
Selain memiliki hubungan yang bersifat umum dengan ilmu pengetahuan lainnya,
maka Ilmu Negara juga memiliki hubungan yang bersifat khusus dengan ilmu
pengetahuan sosial tertentu yang memiliki obyek penelitian yang sama, yaitu negara.
Dalam hal ini maka Ilmu Negara memiliki hubungan yang khusus dengan Ilmu Politik,
Ilmu Hukum Tata Negara, Ilmu Perbandingan Hukum Tata Negara

Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum


Hubungan antara ilmu negara dengan hukum sebenarnya agak sederhana dalam
Teori Kedaulatan Negara. Hukum merupakan kemauan negara yang telah dinyatakan.
Negara memiliki wewenang untuk memerintah, yaitu memaksakan kemauannya kepada
orang lain secara tidak terbatas, seperti yang dikemukakan oleh Jellineck bahwa negara
mempunyai kekuasaan untuk memerintah. Hanya negara yang mempunyai kekuasaan
untuk memaksakan dengan tiada bersyarat kemauannya kepada yang lain. Negara adalah
bentuk ikatan manusia-manusia yang tinggal di dalamnya yang dilengkapi dengan
kekuasaan untuk memerintah.

Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik


Politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu polis. Polis adalah kota
yang dianggap negara yang terdapat dalam kebudayaan Yunani kuno. Jean Bodin adalah
orang pertama yang menggunakan istilah ilmu politik.
Ilmu Negara merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat teoritis dan seluruh
hasil penyelidikan yang telah dilakukan oleh Ilmu Negara dipraktekkan oleh Ilmu Politik yang
merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat praktis.
Ilmu Negara lebih menitikberatkan pada kepada hal-hal yang bersifat teoritis oleh
karena itu kurang dinamis. Ilmu Negara lebih memperhatikan unsur-unsur statis dari
negara yang mempunyai tugas utama untuk melengkapi dan memberikan pengertian-
pengertian pokok yang jelas tentang negara.
Sebaliknya, Ilmu Politik menitikberatkan pada faktor-faktor yang konkret yang
terutama terpusat pada gejala kekuasaan, baik yang mengenai organisasi negara maupun
yang mempengaruhi tugas-tugas negara. Oleh karena itu Ilmu Politik bersifat lebih dinamis
dibandingkan Ilmu Negara.

Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara


Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah peraturan-peraturan yang mengatur
organisasi negara dari tingkat atas sampai bawah, stsruktur, tugas dan wewenang alat
perlengkapan negara,hubungan antar alat perlengkapan tersebut secara hirarki maupun
horizontal, wilayah negara, kedudukan warga negara serta hak asasinya.
BAB III
PENUTUP

A.            Kesimpulan
Maka jelas meskipun terdapat hubungan berangkai yang sangat erat antara
ilmu negara, ilmupolitik, ilmu hukum tata negara, dan ilmu perbandingan hukum tata
negara, dan digolongkanbahwa objeknya yang sama, namun terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapi oleh ilmu-ilmu tersebut berlainan.

B.            Saran
Penulis sadar bahwa isi dari makalah ini belum sempurna seperti apa yang
diharapkan, makadari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen
pembimbing atasketidaksempurnaan penulisan makalah ini agar kedepannya bisa
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6473504/Makalah_Ilmu_Negara
Prof. DR. Sjachran Basah, SH.,CN.
ILMU NEGARA: Pengantar Metode dan SejarahPerkembangan.
PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. 1994.M. Nasroen.
Ilmu Perbandingan Pemerintahan.Penerbit Beringin, Jakarta. 1957.Mohammad
Hatta.
Pengantar Ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan.PT. Pembangunan Jakarta.Cetakan
ketiga.

Anda mungkin juga menyukai