Mengembangkan portofolio berarti menawarkan kepada anak didiknya sebuah kesempatan untuk belajar bagaimana caranya belajar. Oleh karena itu hasil akhirnya harusla berisi informasi yang menunjukan bahwa seorang itu harus terlibat dalam refleksi diri, yaitu perenungan diri terhadap kinerja, proses dan hasil belajarnya. Portofolio adalah sesuatu yang dilakukan oleh anak didik dengan karya- karyanya sendiri dan untuk menilai dirinya sendiri sebagai pembelajar. Itulah hakikat pentingnya portofolio dimana aktor utamanya adalah anak didik sendiri, guru hanyalah membantu menta, menganalisis dan menilainya. Portofolio secara eksplisit atau implisit harus berisi alasan anak membuatnya , tujuan dan sasaran, kegiatan atau karya dan standard tolok untuk penilaian portofolio tersebut yang dapat menceritakan bagaimana gambaran perkembangan dan belajar anak didik. Portofolio dapat digunakan sepanjang tahun dan dilakukan evaluasi formatif, dan pada akhir tahun diseleksi mana yang dapat dan pantas dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan misalnya orangtua. Portofolio bisa bertujuan ganda, asal tidak saling bertentangan. Maksud dan tujuan serta minat anak didik akan nampak tercermin dalam seleksi bahan-bahannya, meskipun bisa juga menjadi minat perhatian. Namun satu maksud tujuan yang pasti, yang universal, ialah apakah portofolio itu menunjukan kemajuan ke arah tujuan program pembelajarannya. 2. Prosedur menggunakan teknik portofolio 1. Mengapa menggunakan portofolio Teknik portofolio digunakan dalam asesmen karena portofolio bisa mengungkapkan dan mendokumenkan hasil belajar anak didik dalam kegiatan yang berbeda- beda dan dalam kurun waktu yang ditentukan. Cara ini banyak memberikan masukan dalam asesmen anak didik, dan mudah dimengerti orang tuanya, serta mendorong evaluasi diri pada anak didik itu sendiri. 2. Apa saja yang dimasukan ke dalam portofolio Portofolio anak didik hendaknya tidak di isi dengan segala hal yang dihasilkan anak didik selama tahun belajarnya, melainkan beberapa produk yang ditata sesuai dengan tujuan belajarnya. Misalnya tujuan mengenai seni berbahasa dengan kegiatan akan membaca dan menanggapi beraneka gambar dalam buku gambar.maka data informasi yang dimasukan antara lain daftar buku gambar yang dibacanya dan cerita atau karya seni yang diilhami dari buku gambar, stelah ia melihat-lihat buku gambar itu sambil mengomentari atau mengekspresikan dengan gerak dan suarnya. 3. Bagaimana cara menata infoemasi dalam portofolio Ada model map yang baik untuk sebuah portofolio, yaitu seperti akordian berlipat- lipat dan dapat direntangkan. Masing – masing lipatan dberi warna atau kode untuk tiap tujuan program kegiatan belajar dan pembelajaran tertentu, yang keseluruhannya sesuai dengan isi kurukulum. Dengan model map lipatan untuk setiap anak didik maka informasi mengenai upaya, kemajuan dan pencapaian karya- kerja aktual anak, dapat ditata sesuai dengan programnya. 4. 3. 5 karakteristik assmen kelas 1. fokus asesmen kelas adalah pada belajar, bukan pengajaran. Asesmen kelas memusatkan pada perhatian guru dan anak untuk mengamati dan memperbaiki cara belajar, bukan untuk mengamati dan memperbaiki pengajaran. Jadi asesmen kelas berguna untuk guru dan anak dalam memberikan informasi tentang hal- hal yang harus mereka perbaiki. 2. asesmen kelas memberikan kewenangan pada guru untuk secara individual melakukannya sebgai bagian dari tugas profesional yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Guru dapat menentukan apa saja yang akan diakses, bagaimana caranya dan bagaimana responnya terhadap informasi yang ia dapatkan dari asesmen tersebut. 3. karena fokusnya pada belajar maka asesmen kelas selain menuntutu keaktifan guru juga mengharapkan partisipasa aktif anak didik. Melalui kerja sama dengan guru, biasanya motivasi anak untuk belajar juga bertambah setelah diadakan asesmen kelas karena mereka menyadari belajar menjadi semakin mudah dan menyenangkan. 4. asesmen kelas menggunakan prosedur formatif, bukan prosedur sumatif. Jadi asesmen kelas lebih berorientasi pada proses dari pada hasil. 5, dengan adanya asesmen kelas, setiap kelas berkembang dalam budayanya sendiri berdasarkan tugas profesional guru yang terus berkembang. 4. Prosedur dalam menuliskan laporan naratif anak pada buku laporan anak Terbuka dengan beberapa pernyataan yang menjelaskan kemajuan anak- anak dalam area perkembangan secara luas sejak pertama masuk Taman Kanak- Kanak sampai pertemuan dengan orangtua dilakukan. Misalnya : “kemampuan ananda dalam menyanyikan lagu anak- anak mengalami peningkatan yang cukup pesat, ananda sudh dapat mengucapkan syair dalam lagu dengan jelas dan tepat” Berikan penjelasan spesifik terhadap perilaku dengan memberikan fakta- fakta yang menjelaskan perbuatan secara luas sehingga membantu oranga tua memahami apa yang anda jelaskan. Misalnya : “ kemampuan sosialisasi ananda berkembang dengan baik, ananda dapat bekerja sama dalam kegiatan kelompok, membantu teman yang membutuhkan pertolongan dan mau berbagi mainan dengan teman- temannya” Kemukakan rencana anda terhadap kemajuan perkembangan anak selanjutnya, Misalnya : “ ananda membutuhkan perhatian dan motivasi yang lebih banyak untuk dapat berkonsentrasi dengan baik. Oleh karena itu Bapak dan Ibu diharapkan dapat terus mendorong dan memberi semangat pada ananda melakukan kegiatannya dengan lebih baik” Jika memungkinkan, catat apa yang dapat dilakukan orang tua dirumah untuk memfasilitasi perkembangan anak mereka. Misalnya : “ ananda belum hafal doa sebelum makan, Ibu dan Bapak dapat membantunya di rumah dengan membimbing dan mengajaknya berdoa setiap kali hendak makan”. 5. Format pencatatan anekdot Nma anak didik : Divo Usia : 5 tahun Semester/ tahun pembelajaran : 2021/2022
tanggal peristiwa komentar
Jumat 10 – 12-2021 Ananda divo saat kegiatan Divo sudah terbiasa makan tidak sengaja meminta maaf apabila menjatuhkan botol minum melakukan kesalahan, temanya rina sehingga rina terlihat dengan kejadian pun menangis, divo pun hari ini saat divo tiak minta maaf dan sengaja menjatuhkan membantu menaikan botol minum rina, dan rina botol minum ke meja rina. belum bisa mengontrol emosi secara wajar saat temannya melakukan kesalahan.