Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia pasti membutuhkan perlindungan untuk menciptakan rasa
aman dan nyaman agar dapat menjalani aktivitas dengan normal tanpa ada rasa
takut dan khawatir yang membebani pikiran. Ada banyak permasalahan yang
berhubungan dengan kebutuhan rasa aman dan nyaman dimulai dari bayi hingga
lansia Rohayati, E. (2019).
Kebutuhan rasa aman yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan
psikologis merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi,
serta dipengaruhi dengan faktor lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan
secara otomatis kebetuhan dasar manusia terpenuhi.
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan akan ketentraman (suatu
kepuasaan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan
telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi
masalah). (Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) dalam Rohayati, E.
(2019).

1.2 Tujuan
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen stase keperawatan dasar
profesi ( KDP ) serta memberikan informasi dan ilmu pengetahuan tentang
Kebutuhan dasar rasa nyaman

1
.
BAB II
KONSEP TEORITIS

2.1 Konsep Kebutuhan rasa aman dan nyaman


2.1.1 Definisi
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis
atau bisa juga keadaan aman dan tentram Perubahan kenyamanan adalah
keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan
dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya. Keamanan
adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram Patrisia, I., jhudeliena, & dkk. (2020) .
Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan untuk melindungi diri
dari bahaya fisik. Ancaman terhadap rasa aman seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan
bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks
fisiologis dan hubungan interpersonal.
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman, kelegaan, dan transenden. Secara umum dalam aplikasinya
kebutuhan rasa nyaman adalah bebas dari rasa nyeri.

2.1.2 Fisiologi Sistem/fungsi normal sistem aman dan nyaman


Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat
dasar bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostasis
tubuh. Kebutuhan fisiologis ini mutlak harus terpenuhi, jika tidak dapat
berpengaruh terhadap kebutuhan lainnya (Abraham Maslow, 1908-
1970).
Kebutuhan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh
dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi
(mis, penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Kebutuhan Fisiologi terdiri
dari :

2
1) Oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi
manusia demi kelangsungan hidup.
2) Cairan tubuh manusia sebanyak 50-60 (. Oleh karena itu tubuh
membutuhkan keseimbangan antara pemasukkan dan
pengeluaran cairan.
3) Nutrisi merupakan kebutuhan esensial pada tubuh manusia yang
apabila tidak mendapat pasukan makanan dalam waktu cukup
lama akan mengalami kerusakkan pada sel dan jaringan tubuh
yang berakibat fatal bagi fungsi tubuh itu sendiri.
4) Temperatur berfungsi secara optimal bila suhu jika tubuh berada
diluar rentang itu maka dapat menimbulkan kerusakkan bagi sel
tubuh.
5) Eliminasi merupakan suatu proses untuk mengeluarkan sampah
metabolisme ke luar tubuh melalui paru-paru, ginjal, kulit, dan
pencernaan.
6) Istirahat-tidur dibutuhkan oleh manusia untuk memberikan
kesempatan bagi tubuh untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang
terganggung atau rusak.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi


Menurut Hidayat, A. A., & Uliyah, m. (2015) faktor yang mempengarui
gangguan rasa nyaman antara lain:

1 Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
2 Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury
3 Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang
berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan
4 Keadaan Imunits

3
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit
5 Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
6 Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca
dapat menimbulkan kecelakaan.
7 Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan
dapat diprediksi sebelumnya.
8 Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9 Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan
mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat
beresiko terhadap penyakit tertentu.
10 Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok
usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11 Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12 Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara
individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan istirahat dan tidur
2.2.1 Pengkajian
a. Keamanan
Memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-
hal yang memberi kontribusi keadaan rumah, komunitas, atau

4
lingkungan pelayanan kesehatan dan kemudian mengkaji berbagai
ancaman terhadap keamanan klien dan lingkungan

1) Komunitas Ancaman keamanan dalam komunitas


dipengaruhi oleh terhadap perkembangan, gaya hidup, status
mobilisasi, perubahan sensorik, dan kesadaran klien terhadap
keamanan.
2) Lembaga pelayanan kesehatan Jenis dasar resiko terhadap
keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan kesehatan
adalah terjadi kecelakaan yang disebabkan klien, kecelakaan
yang disebabkan prosedur, dan kecelakaan yang
menyebabkan penggunaan alat.
b. Kenyamanan
Menurut Hidayat, A. A., & Uliyah, m. (2015) Nyeri merupakan perasaan
yang tidak menyenangkan yang bersifat subyektif dan hanya yang
menerimanya yang dapat menjelaskannya. Tanda-tanda yang
menunjukan seseorang mengalami sensasi nyeri:
1) Posisi yang memperlihatkan pasien Pasien tampak takut
bergerak, dan berusaha merusak posisi yang memberikan rasa
nyaman
2) Ekspresi umum
- Tampak meringis, merintih
- Cemas, wajah pucat
- Ketakutan bila nyeri timbul mendadak
- Keluar keringat dingin
- Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak
dalam posisi menggenggam
- Pasien tampak mengeliat karena kesakitan
3) Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah
- Lokasi nyeri
- Waktu timbulnya nyeri
- Reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri ·
- Karakteristik nyeri

5
- Faktor pencetus timbulnya nyeri
- Cara-cara yang pernah dilakukan untuk mengatasi nyeri
4) Skala nyeri

Skala Nyeri
0 Tidak Nyeri
1 Seperti gatal, tersetrum/nyut-nyut
2 Seperti melilit atau terpukul
3 Seprti perih
4 Seperti keram
5 Seperti tertekan dan tergesek
6 Seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
Sangat nyeri tetapi dapat terkontrol oleh klien
7-10
dengan aktivitas yang biasa dilakukan
10 Sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol oleh klien
1 – 3 (Nyeri ringan)
4 – 6 (Nyeri sedang)
Ket:
7 – 9 (Nyeri berat)
10 (Sangat Berat)

5) Tindakan mandiri perawat (Distraksi) Sesuai tahapan nyeri


1. Skala nyeri ringan (0-3) dan skala nyeri sedang (4-6)
dilakukan:
- Teknik distraksi audio visual
- Teknik distraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televisi, membaca koran, melihat
pemandangan, dan gambar)
- Teknik distraksi intelektual (mengisi teka-teki silang,
bermain kartu, melakukan kegemaran di tempat tidur
seperti mengumpulkan perangko dan menulis cerita)
2. Skala nyeri berat (7-10) dapat dilakukan

6
- Teknik distraksi pendenganaran ( mendengarkan
musik yang disukai,suara burung, atau gemercik air)
- Teknik distraksi imajinasi atau membuat suatu
bayangan yang menyenangkan dan
mengkonsentrasikan diri pada bayangan tersebut.
6) Jenis obat-obatan yang mengatasi nyeri
a) Nonstreroid (OAINS/NSAID/Analgesik)
Beberapa contoh obat penghilang rasa nyeri/sakit adalah:
- Ibuprofen
- Aspirin
- Asam mefenamat
- Diklofenak
- naproxen
b) Paracetamol
c) Opoid
Beberapa contoh obat jenis Opoid:
- Fentanyl
- Oxycodone
- Hydrocodone
- Codeine
- Meperidine
- Morfin

2.2.2 Diagnosa keperawatan


a. Diagnosa 1 : Gangguan Rasa Nyaman
1) Definisi : Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam
dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan soaial (PPNI, 2019)
2) Batasan karakteristik :
Data Subjektif :

- Mengeluh tidak nyaman


- Tidak mampu rileks
- Mengeluh kedinginan/kepanasan

7
- Merasa gatal
- Mengeluh mual
- Mengeluh lelah

Data objektif :

- Pasien tampak gelisa


- Menunjukan gejala distress
- Tampak merintih atau menangis
- Pola eliminasi berubah
- Postur tubuh berubah
- iritabilitas

3) Faktor yang berhubungan/faktor resiko :

- Gejala penyakit
- Kurang pengendalian situasional/lingkungan
- Ketidak adekuatan sumber daya (Mis, dukungan finansial,
sosial dan pengetahuan)
- Kurangnya prifasi
- Gangguan stimulus lingkungan
- Efek samping terapi (Mis, medikasi, radiasi, kemoterapi)
- Gangguan adaptasi kehamilan

b. Diagnosa 2 : Nausea
1) Definisi : Perasaan tidak nyaman pada bahian belakang
tenggorokan atau lambung yang dapat mengakibatkan mual
dan muntah (PPNI, 2019).
2) Batasan karakteristik :
Subjektif:
- Mengeluh mual
- Merasa ingin muntah
- Tidak berminat makan
- Merasa asam dimulut

8
- Sensasi panas atau dingin
- Sering menelan
Objektif:
- Saliva meningkat
- Pucat
- Diaforesis
- Takikardia
- Pupil dilatasi
3) Faktor yang berhubungan/faktor resiko :

- Gangguan biokimiawi (mis, Uremia, katoasidosis


diabetik)
- Gangguan pada esofagus
- Distensi lambung
- Iritasi lambung
- Penekanan intrakranial
- Faktor psikologis (Mis: Kecemasan, ketakutan, stres)
- Efek agen farmakologi
- Efek toksin

c. Diagnosa 3 : Nyeri Akut


1) Definisi : Pengalam sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual dan fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (PPNI, 2019).
2) Batasan karakteristik :
Subjektif: mengeluh nyeri
Objektif :
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (Mis: Waspada, posisi menghindari
nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat

9
- Sulit tidur tekanan darah meningkat
- Pola nafas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berpikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri

3) Faktor yang berhubungan/faktor resiko :


- Agen pencendera fisiologis (mis; inflamasi, iskemia,
neoplasma
- Agen pencedera kimia (mis; terbakar, bahan kimia
iritan)
- Agen pencedera fisik (Mis; abses, amputasi, terbakar,
terpotong)

2.3 Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan


a. Diagnosa 1 : Gangguan rasa nyama
1) Tujuan dan kriteria hasil:
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jma maka
diharapakan status rasa nyaman pada klien meningkat.
Kriteria Hasil PPNI, T. P. (2019):

- Kesejhateraan fisik meningkat


- Kesejhateraan psikologis meningkat
- Adanya dukungan sosial dari keluarga
- Adanya dukungan sosialdari teman
- Keluhan tidak nyaman menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Pola eliminasi membaik
- Pola tidur membaik

10
2) Intervensi keperawatan PPNI, T. P. (2018)
Observasi
- Identifikasi penurunan tingakat energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
- Identifikasi kesedihan, kemampuan dan penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darahm dan suhu
sebelum dan sesuadh latian
- Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Terapeutik:
- Ciptakan lingkunga tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan
dan suhu ruangan nyaman, jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis mengenaik teknik relaksasi yang akan
diberikan
- Gunakan pakain longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain.
Edukasi:
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia
(Mis; musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif)
- Jelaskan secara rinci intervensi rileksasi yang dipilih
- Anjurkan pengambilan posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih teknik rlaksasi (Mis; napas dalam,
peregangan, atau imajinasi terbimbing.

11
b. Diagnosa 2 : Nausea

1) Tujuan dan kriteria hasil :


Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam maka diharapkan
tingkat Nausea pada klien mengalami penurunan.
Kriteria Hasil PPNI, T. P. (2019):
- Nafsu makan meningkat
- Keluhan mual menurun
- Perasaan ingin muntah menurun
- Perasaan asam dimulut menurun
- Frekuensi menelan menurun
- Pucat membaik
- Takikardi membaik
- Dilatasi pupil membaik

2) Intervensi keperawatan PPNI, T. P. (2018)


Observasi:
- Identifikasi faktor penyebab mual
- Monitor mual (Mis; frekuensi, durasi, dan tingkat
keparahan)
- Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup(Mis;
Nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran dan
tidur.
- Monitor asupan kalori dan nutrisi
Terapeutik:
- Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual dan muntah
(Mis; bauk tak sedap, suara dan rangsangan visual yang
tidak menyenangkan)
- Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual ( mis;
kecemasan, ketakutan, kelelahan)

12
- Bekikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
Edukasi:
- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
- Anjurkan sering membersikan mulut, kecuali juka
merangsang mual.
- Anjurkan makan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(Mis;relaksasi/ mendengarkan musik)

c. Diagnosa 3 : Nyeri Akut

1) Tujuan dan kriteria hasil


Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam maka
diharapkan tingkat nyeri yang di alami klien menurun.
Kriteria hasil PPNI, T. P. (2019):
- Kemampuan menuntaskan aktifitas meningkat
- Keluahan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Gelisa menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Perasaan dpresi atau tertekan menurun
- Frekuensi nadi membaik
- Polanafas membaik
- Tekanan darah membaik
- Proses berpikir membaik
- Fungsi berkemih membaik
- Nafsu makan membaik
- Polatidur membaik

2) Intervensi keperawatan PPNI, T. P. (2018)


Observasi:

13
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Idntifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor efek samping penggunaan analgetik.
Terapeutik:
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(Mis: terapi musik, terapi pijat, aromaterapi, komres
hangat/dingin)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (Misal suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri.
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

14
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A., & Uliyah, m. (2015). Buku Ajar Kebutuahn Dasar Manusia. Surabaya:
Health Books.

Patrisia, I., jhudeliena, & dkk. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Kebutuhan Dasar
Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Yogyakarta: Yayasan Kita Menulis.

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Defenisi dan Indikator


Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Defenisi dan Tindakan


Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Defenisi dan Kriteria


Hasil. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

Rohayati, E. (2019). Keperawatan Dasar 1. Ciribon Jawa Barat: LovRinz .

15

Anda mungkin juga menyukai