Anda di halaman 1dari 17

Mini riset

IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA TUMBUHAN DAUN JAMBU BIJI


(Psidium guajava L)

OLEH :
KELOMPOK V

DORA HALIMATUSSAKDYAH 4181220001


EDMY FEBRIANI BR BANGUN 4181220021
CRISTIN DESICA LUBIS 4183520004
UMMU ALAWIYAH 4182220010
SONIA FITRIANI 4182220006

JURUSAN BIOLOGI NON KEPENDIDIKAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................3

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................4
1.3 Batasan Masalah...................................................................................................4
1.4 Tujuan ..................................................................................................................4
1.5 Manfaat penelitian ...............................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................5


2.1 Metabolit sekunder .............................................................................................5
2.2.1 Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder...............................................6
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Metabolit Sekunder................ 6
2.2.3 Alkaloid ...............................................................................................6
2.2.4 Saponin ................................................................................................6
2.2.5 Flavonoid .............................................................................................7

2.2 Daun jambu biji (Psidium guajava).....................................................................8


2.2.1 Klasifikasi Daun Jmabu Biji( Psidium guajava)..................................8
2.2.2 Klasifikasi Jambu Biji (Psidium guajava)...........................................9
2.2.3 Manfaat Daun Jambu Biji (Psidium guajava)....................................10
2.2.4 Ekstrak............................................................................................... 10

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................11

3.1 Waktu dan Tempat .........................................................................................11


3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................11
3.3 Prosedur Kerja...............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan modern saat ini menuntut seseorang bergerak cepat untuk memenuhi
berbagai kebutuhan hidup dan membuat tubuhnya berada dalam kondisi kelelahan,
kurang tidur, stress dan depresi yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga
tubuh rentan terserang penyakit.
Di alam Indonesia terdapat kurang lebih 30.000 jenis tanaman dari sekitar 40.000
jenis tanaman di dunia, baru ditemukan 940 jenis di antaranya yang merupakan tanaman
tanaman berkhasiat obat yang diyakini oleh masyarakat dapat menyembuhkan penyakit.
Masyarakat telah lama menggunakan tanaman berkhasiat obat untuk menyembuhka
penyakit. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasarkan pada pengalaman
dan keterampilan yang secara turun-temurun telah diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Tanaman jambu biji (Psidium guajava L) merupakan salah satu
tanaman berkhasiat obat yang diyakini oleh masyarakat. (Sastrohamidjojo, 1996).
Daun jambu biji biasanya digunakan untuk mengobati sariawan,luka,haid tidak
lancar, sembelit, maag,masuk angin,kanker, batuk, flu dan demam berdarah, bunganya
berkhasiat untuk obat sakit kulit, buahnya biasanya digunakan untuk mengobati kencing
manis, ranting mudanya biasanya digunakan untuk mengobati keputihan pada wanita,
sedangkan akarnya digunakan untuk pengobatan disentri. Selain itu daun jambu biji
biasanya dipakai untuk mengobati diare dengan dikunyah daunnya yang sebelumnya telah
dibersihkan. (Djamil et al, 1998).
Kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh tidak normal dan tidak
terkendali. Sel kanker bersifat ganas, tumbuh cepat dan dapat menyebar melalui
pembuluh darah dan pembuluh getah bening, sehingga dapat tumbuh dan bermetastatis di
tempat lain
Kanker payudara adalah kanker ganas yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar
dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Setiap tahunnya
penderita kanker payudara mencapai 1,1 juta perempuan dan jumlah ini merupakan 10%
dari kasus baru dari seluruh kanker.
Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita.
Kanker jenis ini merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat kanker
Peningkatan angka kejadian kanker payudara serta belum adanya terapi yang
dianggap tepat untuk mengatasinya memicu peneliti untuk mengeksplorasi bahan-bahan
alam yang dianggap potensial sebagai alternatif agen antikanker, salah satunya daun
jambu biji. Berdasarkan penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa daun jambu biji
mengandung kuersetin dalam kadar yang tinggi yaitu sebesar 61,71%. (Abraham, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ekstrak daun jamu biji (Psidium Guajava L) dapat berguna sebagai antikanker
payudara?

1.3 Batasan Masalah


Penelitian ini dibatasi pada alkanoid,flavonoid,safonin

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui efek dari ekstrak daun jambu biji terhadap antikanker payudara
2. Untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat di dalam ekstrak daun jambu biji
3. Untuk mengetahui setiap proses dari pembuatan ekstrak daun jambu biji apar
didapatkan hasil yang maksimal

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini agar dapat lebih memudahkan masyarakat untuk menggunakan
daun jambu biji sebagai tanaman yang memiliki banyak manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metabolit Sekunder


Metabolit sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan atau disintesa pada sel dan
group taksonomi tertentu pada tingkat pertumbuhan atau stress tertentu. Senyawa ini
diproduksi hanya  dalam jumlah sedikit tidak terus-menerus untuk mempertahankan diri  dari
habitatnya dan tidak berperan penting dalam proses metabolism utama (primer). Pada
tanaman, senyawa metabolit sekunder memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai atraktan
(menarik serangga penyerbuk), melindungi dari stress lingkungan, pelindung dari serangan
hama/penyakit (phytoaleksin), pelindung terhadap sinar ultra violet, sebagai zat pengatur
tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman lain (alelopati). Senyawa metabolit sekunder
memiliki struktur yang lebih komplek dan sulit disintesa, jarang dijumpai di pasaran karena
masih sedikit (15%) yang telah berhasil diisolasi sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi
(mahal harganya). (Sastrohamidjojo, 1996).

2.1.1 Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder 


Senyawa metabolit sekunder diproduksi melalui jalur di luar biosinthesa karbohidrat dan
protein. Ada tiga jalur utama untuk pembentukan metabolit sekunder, yaitu
1. Jalur Asam Malonat Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan melalui jalur asam
malonat diantaranya: asam lemak (laurat, miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat,
linolenic), gliserida, poliasetilen, fosfolipida, dan glikolipida. Tanaman yang
menghasilkan senyawa ini antara lain:  Jarak pagar, kelapa sawit, kelapa, jagung,
kacang tanah, zaitun, bunga matahari, kedelai, wijen, kapas, coklat, dan alpukat. 
2.  Jalur Asam Mevalonat Senyawa metabolit sekunder dari jalur ini diantaranya
adalah Essential oil, Squalent,  Monoterpenoid, Menthol, Korosinoid, Streoid,
Terpenoid, Sapogenin, Geraniol, ABA, dan GA3.
3. Jalur Asam Sikhimat Metabolit sekunder yang disintesis melalui jalur asam shikimat
diantaranya adalah Asam Sinamat, Fenol, Asam benzoic, Lignin, Koumarin, dan Tanin.
(Hart, 2003).
.
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi produksi metabolit sekunder
1. Formulasi/komposisi media kultur
2. Faktor fisik (suhu, cahaya,kelembaban dll).
3. Faktor genetik (genotipa sel).
4. Faktor Stress lingkungan (logam berat, elicitor, sinar UV). (Fessenden, 1982).
2.1.3 Alkanoid
Sebuah golongan senyawan basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan
terdapat di tumbuhan. Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal
molekulnya (precursors),didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang
dipakai untuk membentuk molekul itu. Alkaloid bersifat detoksifikasi, bekerja menetralkan
racun dalam tubuh. (Fessenden, 1982).
2.1.4 Saponin
Jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin memiliki
karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan
terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut
dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput
lendir. Jika digunakan dengan benar saponin dapat bermanfaat sebagai sumber anti bakteri
dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi
kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah. (Abraham, 2010).
2.1.5 Flavonoid
Suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-
senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru. Dan sebagai zat warna kuning yang
ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid berfungsi untuk melancarkan peredaran
darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh
darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding
pembuluh darah, mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner, mengandung
antiinflamasi (antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit
jika terjadi pendarahan atau pembengkakan.
Pada tanaman kedelai terkandung suatu senyawa yang merupakan senyawa metabolit
sekunder, yaitu senyawa isoflavon atau flavonoid. Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar
2–4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau
konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini
terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai
aktivitas fisiologis kecil.
Senyawa ini terdistribusi secara luas pada bagian-bagian tanaman, baik pada akar,
batang, daun, maupun buah, sehingga senyawa ini secara tidak disadari juga terikut dalam
menu makanan sehari-hari. Bahkan, karena sedemikian luas distribusinya dalam tanaman
maka dikatakan bahwa hampir tidak normal apabila suatu menu makanan tanpa mengandung
senyawa flavonoida/isoflavon ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa senyawa flavonoida
tidak membahayakan bagi tubuh dan bahkan sebaliknya dapat memberikan manfaat pada
kesehatan.
Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-
fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses
hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon yang lebih
tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein, dan daidzein.
Bentuk-bentuk produk olahan makanan tersebut sekaligus merupakan sumber isoflavon
potensial untuk menunjang kesehatan tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut maka
mengkonsumsi kedelai dalam bentuk produk olahan terfermentasi lebih dianjurkan.
(Maharani et al, 2006).
2.2 Daun Jambu Biji
Daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) dapat digunakan sebagai sitotoksik.
Penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa daun jambu biji mengandung kuersetin dengan
kadar 61,71% dan berpotensi sebagai sitotoksik.
Jambu biji atau nama ilmiahnya (psidium guajava) memiliki banyak khasiat untuk
kesehatan dan bagian daun nya juga bisa di gunakan sebagai obat karena memiliki kandungan
zat saponin, flavonoid, alkaoid, karoten, steroid, kuinon, antiokisdan, minyak atsiri, tannin,
senyawa anti mutagenic. (Sabarwati, 2006)
2.2.1 Klasifikasi Daun Jambu Biji
Jambu biji merupakan tanaman
buah yang populer dan dikenal banyak
masyarakat, tanaman jambu biji ini berasal
dari daerah tropis Amerika. Jambu biji ini
termasuk dalam famili Myrtaceae dengan
ordo Myrtales dengan bentuk batang keras,
panjang sekitar 10-20 meter bahkan lebih,
buah berwarna hijau muda dan kekuningan
berbentuk bulat.

Secara umum, tanaman jambu biji ini memiliki 150 spesies yang menyebar
diberbagai daerah tropis, banyak jenis jambu biji sehingga banya ditemukan di berbagai
daerah manapun. Berdasarkan penelitian jambu biji ini dapat diklasifikasi dan morfologi
berdasarkan tingkatan diantaranya sebagai berikut. (Sastrohamidjojo, 1996).

2.2.2 Klasifikasi jambu biji

Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )

Sub kingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembulu )

Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )

Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )

Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua/dikotil )

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae ( suku jambu – jambuan )

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L. (Sastrohamidjojo, 1996).

2.2.3 Manfaat Daun Jambu Biji

1. Mencegah diare
Manfaat daun jambu biji yang pertama bisa digunakan sebagai obat herbal untuk
mencegah diare. Pasalnya, ekstrak daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Jenis bakteri ini ialah penyebab umum terjadinya diare. Cara menggunakannya mudah.
Tambahkan daun dan akar jambu biji ke dalam secangkir air mendidih, kemudian saring
airnya. Minumlah dengan keadaan perut kosong.
2. Menurunkan kolesterol
Banyak orang yang memiliki kolesterol tinggi, tidak peduli umur mereka. Tenang saja,
daun jambu biji dapat menurunkan kadar kolestrol Anda. Sebuah artikel yang dipublikasikan
Nutrition and Metabolism menjelaskan sebuah penelitian di mana para koresponden yang
meminum air saringan daun jambu biji. Hasilnya kadar kolestrol mereka menurun setelah 8
minggu.
3. Mencegah obesitas
Masalah berat badan memang paling sensitif bagi kebanyakan orang. Berbagai cara
dilakukan untuk menurunkan berat badan. Salah satu penyebab obesitas ialah karbohidrat
berlebih yang bisa berubah menjadi gula. Daun buah ini dapat mencegah karbohidrat
kompleks berubah menjadi gula.
4. Melawan berbagai macam kanker
Tentunya, kanker menjadi musuh paling berbahaya bagi kesehatan setiap orang.
Kandungan lycopene antioksidan dalam jumlah tinggi pada daun jambu biji dapat membantu
melawan kanker. Terutama kanker payudara, prostat, dan mulut.
5. Menghilangkan jerawat
Jerawat sangat mengganggu penampilan siapapun. Nah, dengan daun jambu biji Anda
juga bisa menghilangkan jerawat. Tumbuk daun jambu biji dan oleskan pada jerawat.
6. Meningkatkan tekstur kulit
Selain mengatasi jerawat, manfaat daun jambu biji untuk kecantikan bisa meningkatkan
tekstur kulit. Jadi, meskipun tidak memiliki jerawat tidak ada salahnya mengoleskan ramuan
daun jambu biji pada wajah Anda. Baik jambu biji maupun daunnya dapat mengencangkan
otot-otot wajah
7. Mengatasi rambut rontok
Sering memiliki rambut rontok? Tidak perlu pergi ke salon. Cukup merebus daun jambu
biji dan pijatkan di kulit kepala. Jangan lupa pastikan airnya sudah dingin sebelum digunakan
untuk kulit kepala Anda.
8. Mengatasi diabetes
Penyakit lain yang paling ditakuti setiap orang ialah diabetes. Serat tinggi pada daun
jambu biji dapat melawan diabetes dengan meperlambat penyerapan gula dalam darah.
Ekstrak daun jambu biji juga bisa mencegah diabetes tipe 2 berkembang.
9. Mengobati sariawan dan sakit gigi
Manfaat daun jambu biji juga baik untuk kesehatan gigi dan mulut Anda, lho. Seperti
untuk mengobati sariawan dan sakit gigi. Caranya cukup mudah dengan hanya mengunyah
daun jambu biji saja Anda sudah bisa mengobati sariawan dan sakit gigi Anda. Jangan lupa,
tidak perlu ditelannya.
10. Mengobati masalah gastrointestinal
Gastrointestinal ialah hal yang berkaitan dengan sistem pencernaan seperti pada
lambung dan usus. Daun jambu biji bisa mengobati masalah gastrointestinal karena
mengurangi produksi lendir ekstra yang bisa mengiritasi sistem pencernaan. Juga mencegah
pertumbuhan mikroba lebih lanjut dalam usus dengan adanya sifat anti bakteri.
11. Meningkatkan penglihatan
Tidak selalu wortel yang memiliki kandungan untuk kesehatan mata. Daun jambu biji
juga mengandung vitamin A tinggi yang dapat meningkatkan penglihatan Anda. Manfaat
daun jambu biji juga dapat membantu menurunkan kehadiran katarak dan degenerasi makula.
12. Bagus untuk otak
Daun jambu biji mengandung vitamin B3 (niasin) dan vitamin B6 (Piridoksin) yang
membantu meningkatkan sirkulasi darah ke otak. Kandungan tersebut juga bisa merangsang
fungsi kognitif dan menenangkan saraf.
13. Mengatasi sembelit
Kadar serat pada daun jambu biji amat tinggi. Tidak heran jika daun jambu biji dapat
membantu Anda yang susah buang air besar.
14. Menigkatkan sistem kekebalan tubuh
Agar tidak mudah terserang penyakit, hal terpenting adalah memiliki sistem kekebalan
tubuh yang kuat. Daun jambu biji dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga
mengurangi risiko berbagai macam penyakit.
15. Kesehatan jantung
Manfaat daun jambu biji yag terakhir baik untuk kesehatan jantung Anda. Penyakit
jantung tidak bisa disepelekan. Untuk itu daun jambu biji juga bermanfaat bagi jantung dan
sistem peredaran darah. (Sabarwati, 2006).

2.2.4 Ekstrak

Ekstrak adalah zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah secara kimiawi.


Senyawa kimia yang diekstrak meliputi senyawa aromatik, minyak atsiri, ester, dan
sebagainya yang kemudian menjadi bahan baku proses industri atau digunakan secara
langsung oleh masyarakat. Contoh bahan baku yang umumnya diekstrak yaitu daun
mint,batang kayu pinus (ekstraksi renis), kayu manis, jahe, lemon, vanilla, dan cengkeh.

Metode ekstraksi yang umum dilakukan yaitu:

 Distilasi, yaitu ekstraksi berdasarkan beda titik didih antara ekstrak dengan senyawa
lainnya
 Pemisahan berdasarkan beda massa jenis bahan yang tidak dapat bercampur
 Penyaringan, yaitu ekstraksi berdasarkan beda jenis dan/atau ukuran partikel
 Absorpsi, yaitu penyerapan senyawa ekstrak dari bahan baku dengan bahan yang
memiliki keterikatan atau kelarutan tinggi dengan senyawa ekstrak, misal menggunakan
alkohol
 Termal, yaitu pengambilan senyawa ekstrak dari bahan baku dengan menggunakan
perubahan temperatur, seperti ekstraksi secara fluida super kritis
 Penumbukan, yaitu menghancurkan bahan hingga menjadi ukuran yang sangat kecil.
(Hart, 2003).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Penelitian ini dilakukan selama 3 minggu
Tempat : Laboratorium Biokimia

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan untuk pembuatan ekstrak etanol daun jambu biji adalah toples
kaca,mesin penggiling, timbangan analitik, gelas ukur, batang pengaduk, rotary evaporator,
corong pisah, cawan porselen, lemari es, dan oven.
3.2.2 Bahan
Daun jambu biji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun jambu biji yang
berwarna hijau dan dipetik dari ranting pohon jambu biji di desa Batukarang,kecamatan
payung,kabupaten karo.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Persiapan Sampel
1 kg daun jambu biji di cuci bersih dengan air kemudian dikeringkan dengan
menggunakan oven selama 6 jam menggunakan aluminium foil. setelah kering
daun jambu biji dihaluskan dengan menggunakan blender tanpa air. (Qalbi, 2017)
3.3.2 Persiapan Pembuatan Ekstrak
Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol.
Sebanyak 1 kg daun jambu biji yang sudah di blender lalu direndam dengan 1 liter
etanol di aduk, kemudian di tutup lalu di simpan selama 3x24 jam. Ekstrak yang
diperoleh dipekatkan menggunakan evavorator sampai kira-kira tinggal seperempat
dari volume awal (ekstrak kental) (Qalbi, 2017)
3.2.2 Persiapan Uji
Identifikasi kandungan metabolic sekunder pada ekstrak dilakukan dengan uji
sebagai berikut :
a. Uji flavonoid
Sebanyak 0,1 g ekstrak ditambhakan 0,2 g serbuk Mg, lalu ditambahkan 5 mL asam
klorida pekat. Apabila terbentuk warna jingga, merah atau kuning menunjukkan
adanya flavonoid (Harbone, 1997)
b. Uji Alkaloid
Larutan 50 mg ekstrak dengan beberapa mL HCl dan saring. Kemudian filtrate diuji
dengan menambahkan satu atau dua tetes pereaksi dragendroff. Reaksi positif
ditandai dengan adanya endapan orange. (Raaman, 2006)
c. Uji Saponin
Saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas. Busa yang stabil akan terus
terlihat selama 5 menit dan tidak hilang pada penambahan 1 tetes HCl 2 N
menunjukkan adanya saponin.(Harbone, 1997)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

No Bahan Jenis uji


Alkaloid Flavonoid Saponin
1 Daun jarak + ++ +
2 Daun salam +++ +++ +++
3 Daun pandan + + +
4 Daun bayam berduri + + -
5 Daun jambu biji - - +
6 Daun sidaguri +++ +++ +

Keterangan :
+ : sedikit

++ : sedang

+++ : banyak

- : tidak ada

4.2 PEMBAHASAN
a. Daun jarak

Hasil ekstraksi 1 Kg jarak pagar dengan cara maserasi menggunakan etanol


didapatkan ekstrak kering etanol yang berwarna coklat kehitaman. Ekstrak etanol selanjutnya
dilarutkan dengan 100 mL akuades panas dengan perbandingan 7:3 dan dipartisi dengan
pelarut n-heksana dan etil asetat lalu fraksi hasil partisi yaitu fraksi n-heksana, etil asetat dan
air diuji aktifitas larvasidanya. Hasil uji penapisan fitokimia pada serbuk daun, ekstrak etanol,
fraksi n-heksana, etil asetat dan air daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) Hasil uji masing-
masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi etil asetat adalah fraksi yang bersifatpaling aktif
terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dengan nilai LC50 0,11%. Fraksi etil asetat diuji
fitokimia untuk identifikasi awal kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat di
dalamnya. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa terdapat senyawa golongan steroid,
alkaloid,flavonoid, dan tanin.
Diduga, senyawa-senyawa tersebut yang berpotensi sebagai larvasida. Komponen
tanin berperan sebagai pertahanan tanaman terhadap serangga dengan cara menghalangi
serangga dalam mencerna makanan. Tanin dapat mengganggu serangga dalam mencerna
makanan karena tanin akan mengikat protein dalam sistem pencernaan yang diperlukan
serangga untuk pertumbuhan sehingga proses penyerapan protein dalam sistem pencernaan
menjadi terganggu, akibatnya akan terjadi penurunan pertumbuhan. Sementara itu, alkaloid,
terpenoid, dan flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat
menghambat makan serangga dan juga bersifat toksik.(Ika P, 2013).

b. Daun salam
Uji alkaloid: 0,1 gram ekstrak daun salam ditambahkan dengan 5 mL etanol absolut,
kemudian ditambahkan dengan Reagen Mayer setetes demi setetes. Terbentuknya endapan
yang berwarna merah sebagai indikator reaksi positif adanya alkaloid.
Uji flavonoid: 0,1 gram ekstrak daun salam ditambahkan dengan 5 mL etanol absolut
kemudian ditambahkan lagi dengan 0,1 gram logam Mg. Jika terbentuk warna kuning jingga
menunjukkan reaksi positif adanya flavonoid.
Uji saponin: 0,1 gram ekstrak daun salam ditambahkan dengan 5 mL aquades panas
lalu didinginkan. Setelah itu campuran dikocok sampai muncul buih dan didiamkan selama
2 menit. Selanjutnya campuran ditambahkan dengan 2 tetes HCl 2 N dan dikocok lagi sampai
terbentuk buih yang mantap selama 10 menit. Terbentuknya buih tersebut sebagai indikator
reaksi positif adanya saponin.(Bahriul,P,2014).
c. Daun pandan
Kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid yang terdapat dalam
daun pandan wangi membuat ekstrak dari tanaman ini didua memiliki mekanisme kerja yang
hampir sama dengan salah satu obat antidepresan golongan trisiklik yaitu amitriptilin. Saat ini
amitriptilin menjadi salah satu pilihan terapi yang banyak digunakan dalam pengobatan
depresi. Ekstrak etanol daun pandan wangi dalam penelitian ini diharapkan mampu
membuktikan kebenaran khasiat yang dimiliki sebagai antidepresan.( Lia Puspitasari,2017)
d. Daun bayam berduri
Ekstrak daun bayam duri (A.spinosus L.) adalah sari dari daun bayam duri yang
diperoleh dengan menggunakan pelarut metanol, kemudian dipekatkan menggunakan rotary
evaporator, difraksinasi dengan etil asetat dan n-hexana. Pertumbuhan bakteri S.aureus pada
penelitian ini adalah pertambahan jumlah koloni bakteri pada media agar yang telah diberikan
beberapa fraksi dari ekstrak daun bayam duri (A.spinosus L.) dengan menggunakan kertas
cakram.
Daun bayam duri (A.spinosus L.) merupakan salah satu bagian dari bayam duri yang
digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti dysentri, bisul, keputihan, gangguan
pernafasan, bronchitis, serta memperlancar dan memperbanyak produksi ASI.
Menghilangkan panas (anti piretik), peluruh kemih (diuretik), menghilangkan racun (anti-
toksin) menghilangkan bengkak dan membersihkan darah.

e. Daun jambu biji


Pada praktikum yang telah kami lakukan dari sampel daun jambu biji didapatkan
hasil bahwa kandungan alkaloid tidak ada serta juga tidak terdapat kandungan flavonoid dan
hanya terdapat sedikit kandungan saponin.

f. Daun sidaguri
Pada praktikum yang telah kami lakukan dari sampel daun sidaguri didapatkan hasil bahwa
terdapat banyak kandungan alkaloid serta kandungan falvonoid ddan hanya terdapat sedikit
kandungan saponin.
BAB V

KESIIMPULAN

Adapun esimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu identifikasi metaboli tsekunder yang
ada pada daun jambu, daun jarak, daun salam, daun pandan, daun bayam berduri, dan daun
sidaguri dapat berbagai macam nama metabolit sekundernya seperti flavonoid, alkaloid dan
saponin
DAFTAR PUSTAKA

Harbone, J. 2006. Metode Fitokimia (Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan).


Bandung : ITB

Qalbi, dkk. 2017. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform
Daun Tumbuhan Iler (Coleus Scutellarioides, Linn, Benth). Jurnal Chemica. 8 (1) : 48-
55.(4671-11122-)

Raaman, N. 2006. Phytochecical Teachniques. New Delhi : New India Publishing

Abraham. 2010.Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Kendari : Universitas Haluoleo.

Djamil, R., Iwang S., dan Komar R., 1998, Telaah Fitokimia dan Uji Hayati Pendahuluan
Ulva Fasciata Delile. ITB:BANDUNG

Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ke 3 Jilid 2. Erlangga:Jakarta.

Hart, Harold. 2003. Kimia Organik Suatu kuliah Singkat. Erlangga:Jakarta.

Sabarwati, S. H., 2006, Petunjuk Praktikum Kimia Organik II, Jurusan Kimia FMIPA Unhalu,
Kendari.

Sastrohamdjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alam. UGM: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai