Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JURNAL REVIEW (CJR)

“PROTEIN DAN ASAM AMINO”

Dosen pengampu : Nila Zusmita Wasni,S.Pd, M.Pd

OLEH:

OFY ASYMA MATONDANG 4182220004


CANDRA SYAHKIRANA GAJAH MANIK 4181220001
NORMA YUNITA 4181220021
NIEL YIKWA 41832540054
ROZA ULFA YANTI 4282220034

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta kesehatan dan kesempatan, sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan
makalah Critical Jurnal Review ini .

           Adapun tujuan kami menulis Critical Jurnal ini tidak lain untuk meningkatkan
kemampuan kita dalam menilai sebuah buku. Dan kami juga tidak bermaksud untuk
menyudutkan beberapa pihak tertentu.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu kami selaku
mahasiswa yang menyusun makalah ini ingin mengucapkan maaf untuk kesalahan dalam
penempatan bahasa dan kekurangan dalam setiap materi atau bab yang kami tuliskan. Atas
segalanya kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap bahwa makalah ini bisa
memberikan manfaat.

Medan, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................


1.2 Tujuan.....................................................................................................................................
1.3 Manfaat...................................................................................................................................

BAB II RINGKASAN MATERI.................................................................................................

2.1. Protein...................................................................................................................................

2.2. Asam Amino.........................................................................................................................

BAB III REVIEW JURNAL........................................................................................................

3.1. Identitas Jurnal......................................................................................................................

3.2. Pendahuluan..........................................................................................................................

3.2. Metode Penelitian..................................................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................

4.1. Hasil Penelitian.....................................................................................................................

4.2. Kelebihan..............................................................................................................................

4.3. Kekurangan...........................................................................................................................

BAB V PENUTUP.......................................................................................................................

5.1. Kesimpulan............................................................................................................................

5.2. Saran......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Critical Jurnal Review ( CJR) secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi
terhadap suatu jurnal yang akan direview. Latar belakang kami membuat critical jurnal
ini yaitu untuk mengevaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterprestasi serta
menganalisis isi sebuah jurnal, yang menitik beratkan pada evaluasi ( penjelasan,
interprestasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan jurnal, apa yang menarik
dari buku tersebut, bagaimana isi jurnal tersebut bisa mempengaruhi cara berfikir
pembaca dan menambah pemahaman pembaca terhadap suatu bidang kajian tertentu.
Dengan kata lain, melalui CJR ini pembaca (reviewer) menguji pikiran pengarang atau
penulis berdasarkan sudut pandang pembaca berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengulas isi sebuah jurnal
2. Untuk mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal
3. Untuk membandingkan isi jurnal pertama, kedua dan ketiga

1.3 Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan tentang protein dan asam amino.
2. Untuk menambah wawasan tentang mengerti meriview sebuah jurnal.
BAB II

RINGKASAN MATERI

 Pengertian Protein

Protein berasal dari kata Yunani “proteios” yang berarti pertama atau kepentingan
utama. Sesuai namanya, protein sangat penting sebagai penyusun dari semua kehidupan sel
dan merupakan kelompok kimia terbesar didalam tubuh setelah air. Daging rata-rata
mengandung 75% air, 16% protein, 65% lemak , dan 3% abu. Protein merupakan komponen
esensial dari inti sel dan protoplasma sel. Oleh sebab itu protein jumlahnya besar dalam
jaringan otot karkas, organ -organ dalam, syaraf, dan kulit.

 Komposisi dan Struktur Protein

Protein adalah senyawa organik yang sangat komplek dengan berat molekul tinggi.
Seperti halnya karbohidrat dan lemak, protein tersusun dari unsur-unsur C, H, dan O.
Umumnya protein mengandung 16% unsur N dan kadang-kadang mengandung unsur fosfor
atau sulfur. Protein mempunyai struktur dasar yang berbeda dari makromolekul biologi
penting lainnya seperti karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dan lemak mempunyai struktur
dasar yang disusun oleh unit-unit yang sama atau pengulangan unit yang sama (misalnya
pengulangan unit glukosa dalam pati, glikogen dalam selulosa). Sedangkan protein
mempunyai lebih dari 100 unit dasar penyusun yang berbeda. Unit dasar penyusun protein
adalah asam-amino. Dengan demikian protein dapat tersusun oleh rangkaian asam-amino
yang bervariasi dan berderet, tidak hanya dalam komposisi protein tetapi juga dalam bentuk
protein.

 Klasifikasi Protein

Berdasarkan bentuk, kelarutan dan komposisi kimianya, protein dapat

diklasifikasternak kedalam tiga kelompok :

a. Protein Serat/Fibrosa

Protein fibrosa adalah protein hewani yang tidak larut yang pada umumnya tidak
dapat dihancurkan oleh enzim penghancur. Protein fibrosa rantai-rantai peptidanya seperti
filamen yang memanjang. Contoh yang termasuk protein fibrosa adalah kolagen (protein
yang berperan dalam hubungan jaringan), elastin (terdapat dalam jaringan yang elastis seperti
arteri dan tendon) dan keratin (yang terdapat dalam rambut, kuku, wool dan kuku mamalia).

b. Protein Globular

Protein globular adalah proyein yang berbentuk bulat. Protein globular rantai
peptidanya melilit padat, contohnya adalah enzim, antigen dan hormon. Protein globular
dapat dipecah lebih lanjut menjadi albumin (larut dalam air, dapat terkuagulasi oleh panas,
terdapat pada telur, susu, darah dan tanaman), globulin (tidak larut dalam air atau larut sedikit
demi sedikit, terdapat dalam telur, susu dan darah, dan gunanya sebagai cadangan protein
yang terdapat dalam biji tanaman), dan histon (protein dasar yang berberat molekul rendah,
larut dalam air, terdapat dalam inti sel yang bergabung dengan deoxyribonucleic acid -
DNA).

c. Protein Konjugasi

Protein konjugasi adalah gabungan antara protein dan non protein. Contoh yang
termasuk dalam kelompok ini adalah fosfoprotein (kasein dalam susu, fosfitin dalam kuning
telur), glikoprotein (sekresi lendir), lipoprotein (memberan sel), kromoprotein (hemoglobin,
hemosianin, sitokrom, flavoprotein) dan nukleoprotein (gabungan protein dengan asam
nucleic yang terdapat dalam inti sel).

 Sifat Kimia Protein

Protein di alam ditemukan dalam bentuk koloid, kelarutan protein di dalam air
berbeda-beda, dari yang tidak larut (keratin) sampai yang mempunyai kelarutan tinggi
(albumin). Protein dapat didenaturasi oleh panas, asam kuat, alkali, alkohol, aseton, urea dan
garam dari logam berat. Denaturasi adalah proses yang mengubah struktur molekul tanpa
memutuskan ikatan kovalen. Denaturasi dapat pula didefinisternak sebagai perubahan yang
besar dalam struktur alami yang tidak melibatkan perubahan dalam urutan asam-amino.
Denaturasi biasanya diiringi dengan hilangnya aktivitas biologi dan perubahan yang berarti
pada beberapa sifat fisika dan fungsi. Jika protein didenaturasi, protein akan kehilangan
struktur uniknya dan karena itu sifat-sifat kimia, fisik dan bilogi yang dimilikinya akan
berubah. Contoh dalam kasus ini adalah enzim yang diinaktifkan oleh panas. Denaturasi dan
koagulasi protein merupakan aspek kestabilan yang dapat berkaitan dengan susunan dan
urutan asam-amino dalam protein.

 Sumber Protein
Kebutuhan protein pada setiap orang berbeda-beda. Tergantung pada berat badan,
usia, jenis kelamin, serta jumlah jaringan tubuh yang aktif.
Sumber protein dapat berasal dari hewani maupun nabati. hewani antara lain daging, ayam,
telur, ikan, dan susu sedangkan sumber protein nabati antara lain kacang-kacangan, tempe,
tahu, dan brokoli. Beberapa jenis makanan yang mengandung protein tinggi yaitu kacang
kedelai, kacang almond, keju, tempe, bayam dan susu.
 
 Sintesis Protein
Sintesis protein, yaitu proses penyusunan senyawa protein dengan membentuk
rangkaian rantai polipeptida. Sintesis protein ini terjadi di dalam ribosom dan pengaturan
sintesis protein dilakukan oleh gen (DNA) di dalam inti.
Secara garis besar, tahapan proses sintesis protein antara lain seperti berikut :
1. Transkripsi
DNA membuka menjadi 2 rantai terpisah. Karena mRNA berantai tunggal, maka
salah satu rantai DNA ditranskripsi (dicopy). Rantai yang ditranskripsi dinamakan DNA
sense atau template dan kode genetik yang dikode disebut kodogen. Sedangkan yang tidak
ditranskripsi disebut DNA antisense/komplementer. RNA Polimerase membuka pilinan rantai
DNA dan memasukkan nukleotida-nukleotida untuk berpasangan dengan DNA sense
sehingga terbentuklah rantai mRNA. Contoh transkripsi:

2. Translasi
mRNA / RNAd yang sudah terbentuk keluar dari anak inti sel menuju rRNA. Disana
mRNA masuk ke rRNA / RNAr diikuti oleh tRNA / RNAt. Ketika antikodon pada tRNA
cocok dengan kodon mRNA kemudian rantai bergeser ke tengah. Kodon mRNA berikutnya
dicocokkan dengan tRNA kemudian asam amino yang pertama berikatan dengan asam amino
kedua. tRNA pertama keluar dari rRNA. Proses ini berlangsung hingga kodon stop, ribosom
subunit besar dan kecil terpisah, mRNA dan tRNA keluar dari ribosom. Kodon stop :
UAA,UAG, UGA

 Fungsi Protein

Fungsi protein pada unggas adalah sebagai berikut :

 Sebagai zat pembangun, protein berfungsi untuk memperbaiki kerusakan atau

penyusutan jaringan (perbaternak dan pemeliharaan jaringan) dan untuk

membangun jaringan baru (pertumbuhan dan pembentukan protein).

 Protein dapat dikatabolisasi menjadi sumber energi atau sebagai substrat penyusun

jaringan karbohidrat dan lemak.

 Protein diperlukan dalam tubuh untuk penyusun hormon, enzim dan substansi

biologis penting lainnya seperti antibodi dan hemoglobin.

 Struktur dan Sifat Asam Amino

Asam amino adalah unit dasar dari struktur protein. Semua asam amino sekurang-
kurangnya mempunyai satu gugus asam karboksil ( -COOH) satu gugus amino (-NH2) pada
posisi alfa dari rantai karbon yang asimetris, sehingga dapat terjadi beberapa isomer.
Walaupun lebih dari 100 jenis asam amino yang berbeda yang telah diisolasi dari bahan-
bahan biologi, tapi hanya ada 25 jenis yang sering dijumpai dalam protein. Dengan adanya
dua gugusan tersebut, asam amino dapa t bertindak sebagai buffer yang berfungsi menahan
perubahan pH. Seperti halnya karbohidrat sederhana, asam amino mempunyai sifat optik
aktif dengan adanya isomerisasi. Asam amino dalam larutan bersifat amfoter yaitu dapat
bereaksi dengan asam basa tergantung dari lingkungannya.
 Klasifikasi Asam Amino

Berdasarkan struktur kimia, asam amino digolongkan menjadi :

 Kelompok asam amino Monoamino-monokarboksilat : glisin, alanin, serin, treonin,


valin, leusin, dan isoleusin.
 Kelompok asam amino yang mengandung sulfur : metionin, sistin, dan sistein.
 Kelompok asam amino monoamino -dikarboksilat : asam aspartat dan asam glutamat.
 Kelompok asam amino dasar : lisin, arginin, hidroksiprolin, dan histidin.
 Kelompok asam amino aromatik : fenilalanin dan treonin
 Kelompok asam amino heterosiklik : triptofan, prolin, dan hidroksiprolin.

 Jenis Asam Amino


Secara garis besar asam amino di kelompokan menjadi 3, macam, yaitu:
1. Asam amino esensial
Asam amino esensial terdiri dari 8 macam yaitu triptofan, treonin, metionin,
lisin, leusin, isoleusin, fenilalanin, valin.
2. Asam amino non esensial
Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat di produksi oleh
tubuh.
Asam amino esensial ada 10 jenis yaitu tirosin, sistein, serin, prolin, glisin dan asam
glutamat, aspartat, alanin, glutamin, asparagin.

3. Asam amino setengah esensial


Asam amino setengah esensial adalah asam amino yang dapat di produksi oleh
tubuh setelah memenuhi syarat-syarat tertentu. Artinya asam amino tersebut tidak
dapat di produksi oleh tubuh jika syaratnya tidak terpenuhi. Yang termasuk asam
amino setengah esensial adalah histidina dan arginina. Histidin dan arginin disebut
sebagai setengah esensial karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi
kebutuhannya.

 Fungsi Asam Amino


 Asam amino menduduki posisi penting dalam metabolisme sel. Hampir semua reaksi
biokimia dikatalis oleh enzim yang terdiri dari residu asam amino. Asam amino
sangat essensial untuk metabolisme karbohidrat dan lipid, untuk sintesis jaringan
protein.
 Penyusun senyawa penting seperti adrenalin, tyrosin, melanin, hiistamin, pofirin,
hemoglobin, pirimidin, purin, asam nukleat, choline, asam folic, asam nikotin,
vitamin, taurine, garam empedu dan sebagai sumber energi metabolis.
 Karakteristik Asam Amino

Asam amino memiliki karakteristik yang khas yaitu :

1. Sifat amfoter (amfiprotik)

 Asam amino dengan gugus karboksil menyebabkan sifat asam karena gugus [-COOH]
dapat melepas ion H+ membentuk COO.
 Asam amino dengan gugus amino menyebabkan sifat basa karena gugus [-NH2] dapat
melepas ion H+ membentuk – NH3+.
 Sifat senyawa demikian disebut amfoter (bereaksi baik dengan asam maupun basa)
 Pembentukan ion tersebut disebut dengan ion zwitter.

Asam amino bersifat amfoter, maka :

1. jika direaksikan dengan asam, maka asam amino akan menjadi suatu kation.

2. jika direaksikan dengan basa, maka asam amino akan menjadi suatu anion.

2. Sifat optis aktif

Semua senyawa asam amino mempunyai atom C asimetris (spiral) sehingga bersifat optis
aktif, artinya dapat memutar bidang polarisasi kecuali glisin.
Glisin adalah satu-satunya asam amino yang tidak bersifat optis aktif.
BAB III

REVIEW JURNAL

I. IDENTITAS JURNAL

No. Identitas Jurnal Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3

1. Judul Kadar Protein Dan Fermentasi Substrat Kualitas Protein


Profil Asam Amino Padat Pada Onggok dan Komposisi
Daging Kambing Dengan Aspergillus Asam Amino
Peranakan Etawah oryzae : Evaluasi Ampas Sagu
(PE) Jantan Dan Kandungan Protein Hasil Fermentasi
Peranakan Boer (PB) Dan Asam Amino , Aspergillus niger
Kastrasi Kecernaan Dan dengan
Ketersediaan Energi Penambahan Urea
Pada Ayam Broiler dan Zeolit

2. Jenis Jurnal Jurnal Ilmu dan Buletin Peternakan Jurnal Ilmu


Teknologi Hasil Pertanian
Ternak Indonesia (JIPI)

3. Volume, Nomor Volume. 7 (1) : Volume. 29 (2) : Volume. 20 (2) :


dan Halaman Halaman 1-5 Halaman 71-78 Halaman 124-130

4. Tahun 2012 2005 2015

5. Penulis Hari Purnomo, Djalal Ali MursyidW.M LaOde


Rosyidi dan Sayoga dan Zupirzal Muhsafaat, Heri
Kristian Pantoro Ahmad
Sukria,dan
Suryahadi

6. ISSN 1978 – 0303 0126-4400 0853-4217


II. PENDAHULUAN
1. TUJUAN PENELITIAN
 Jurnal 1
Untuk mengetahui kandungan protein dan profil asam amino etial filial dan daging
kambing boer kastrasi.
 Jurnal 2
Penelitian bertujuan untuk mempelajari kandungan protein, asam amino, kecernaan,
dan ketersediaan energi pada onggok-fermentasi.
 Jurnal 3
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kualitas protein dan komposisi asam
amino ampas sagu hasil fermentasi Aspergillus niger dengan penambahan urea dan
zeolit pada level yang berbeda.

2. SUBJEK PENELITIAN
 Jurnal 1
Kadar Protein Dan Profil Asam Amino Daging Kambing Peranakan Etawah (PE)
Jantan Dan Peranakan Boer (PB) Kastrasi.
 Jurnal 2
Fermentasi Substrat Padat Pada Onggok Dengan Aspergillus oryzae : Evaluasi
Kandungan Protein Dan Asam Amino , Kecernaan Dan Ketersediaan Energi Pada
Ayam Broiler.
 Jurnal 3
Kualitas Protein dan Komposisi Asam Amino Ampas Sagu Hasil Fermentasi
Aspergillus niger dengan Penambahan Urea dan Zeolit.

3. ASSEMENT DATA
 Jurnal 1
Data dianalisis dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daging kambing
filial boer yang dikebiri memiliki kandungan protein yang lebih tinggi secara
signifikan dan 7 asam amino esensial yaitu lisin, leusin, arginin, fenilalanin, isolusin,
valin dan histidin dibandingkan dengan daging kambing etawah filial.
 Jurnal 2
Onggok difermentasi denganAspergillus oryzae secara aerobik menggunakan metode
fermentasi substrat padat selama 72 (OF-72) dan 144 jam (OF-144), dan dilanjutkan
inkubasi anaerobik selama 48 jam.
 JURNAL 3
Data dianalisis dengan Uji Ragam dan deskriptif. Data berbeda nyata pada Uji Ragam
dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.

4. KATA KUNCI
 Jurnal 1
Protein, profil asam amino dan daging kambing.
 Jurnal 2
Onggok, Fermentasi, Aspergillus oryzae, Kecemaan, Ketersediaan energi, Broiler).
 Jurnal 3
A. niger, ampas sagu, asam amino, urea, zeolit

III. METODE
1. METODE PENELITIAN
 Jurnal 1
Penelitian ini menggunakan metode penelitian percobaan, dengan menggunakan uji t
(t test) untuk membandingkan antara 2 macam perlakuan.
 Jurnal 2
Onggok difermentasi dengan Aspergillus oryzae secara aerobik menggunakan metode
fermentasi substrat padat selama 72 (OF-72) dan 144 jam (OF-144), dan dilanjutkan
inkubasi anaerobik selama 48 jam.
 Jurnal 3
Metode penelitian dilakukan dengan cara menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan, yaitu
penambahan urea dan zeolit, masing-masing dengan tiga level (0, 2,5, dan 5).

2. LANGKAH PENELITIAN
 Jurnal 1
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging bagian loin, paha depan
dan paha belakang dari kambing Peranakan Etawah (PE) jantan dan Peranakan Boer
(PB) kastrasi, umur sekitar 8 bulan. Sampel dipersiapkan menurut metode yang
diuraikan dalam Anonymous (1998) dan peralatan yang digunakan dalam pengujian
ini adalah High Speed Amino Acid Analyzer
Hitachi model 835 dengan metode HPLC khusus untuk deteksi ninhydrin
postcolumnreaction. Kolom: resin penukar kation (cation exchanger) 4,6 x 150 nm,
suhu 53oC, resin filter amonia 4 x 5,0 nm. Kecepatan alir: 0,225 ml/menit (bufer) dan
0,3 ml/menit (ninhidrin). Eluasi gradien dengan 4 macam buffer dan 1 macam cairan
untuk regnerasi kolom. Deteksi: pereaksi warna ninhidrin (suhu 96oC)(post coloum
reaction) untuk semua asam amino berwarna keunguan kuali prolin pada 440 m
(channel 2) berwarna kekuningan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
percobaan, dengan menggunakan uji t (t test) untuk membandingkan antara 2
macam perlakuan.
 Jurnal 2
Onggok kering giling dicampur dengan air dengan perbandingan 1 : 1, dikukus
selama 60 menit, kemudian didinginkan sampai mencapai suhu kamar. Selanjutnya
onggok dicampur secara merata dengan 1% (wlw) wea dan 0,lo/o (v/w) medium
Czapek's yang dimodifikasi (5 g NaNOr, 1 g KrHPOo, 1 g KHrPOu, 0,5 g KCl, 0,019
FeSOo.7HrO,0,5 g MgSOo.THrO dalam 1000 ml akuades) berdasarkan bahan kering
onggok.
 Jurnal 3
Bahan yang diperlukan untuk penelitian adalah ampas sagu, kapang A. niger, urea,
dan zeolit. Ampas sagu yang diambil dari pengolahan tepung sagu dikeringkan dan
digiling. Zeolit dalam bentuk tepungdigunakan sebanyak 0, 2,5, dan 5% dari bahan
keringampas sagu. Kedua bahan tersebut dicampur hinggahomogen kemudian
ditambahkan aquades untukmencapai kadar air sekitar 75%. Selanjutnya disterili-
sasi dengan menggunakan autoclave dengan suhu 120 ºC dan tekanan 250 psi
selama 15 menit. Setelah dingin dicampur dengan urea sebanyak 0, 2,5, dan 5% dari
bahan kering ampas sagu.ditambahkan starter A.niger ampas sagu.Campuran
kemudian dalam ruang fermentasi dan enam hari pada suhu 28-32 ºC. Setelah
inkubasi selesai dilakukan pemanenan dengan meng-hentikan aktivitas kapang dengan
cara dikeringkan dioven pada suhu 60 ºC selama 48 jam. Ampas sagu Hasil
fermentasi digiling dengan disk saringan 0,6 mm.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. HASIL PENELITIAN


I. JURNAL 1
Kadar protein daging kambing Peranakan Boer (PB) kastrasi (17,82 ± 0,81)
lebih tinggi dibandingkan kambing Peranakan Etawah (PE) jantan (16,21 ± 0,06).
Daging kambing Peranakan Boer (PB) kastrasi mempunyai komposisi asam amino
esensial yang tinggi pada lisin, leusin, arginin, fenilalanin, isoleusin, valin dan
histidin, dibandingkan daging kambing Peranakan Etawah (PE) jantan yaitu hanya
pada treonin dan metionin.
II. JURNAL 2
Fermentasi onggok menggunakan A. oryzae selama 72 jam mengakibatkan
kandungan protein kasar, protein terlarut dan jumlah 14 asam amino mengalami
peningkatan berturut-turut sebesar 191, 112 dan 246 % . Penambahan inkubasi
menjadi 144 jam tidak mengubah kandungan protein kasar, kecuali protein terlarut
dan beberapa asam amino yang masih menunjukkan peningkatan yang tinggi. TDDM
dan AME tidak berubah dengan fermentasi 72 jam, sedangkan TDSP meningkat.
TDDM dan AME menurun setelah intu-basi ditambah menjadi 144 jam, sedangkan
msp berubah.
III. JURNAL 3
Protein adalah zat organik yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen,
oksigen, sulfur, dan fosfor. Protein sangat dibutuhkan oleh setiap organisme dan
mikroorganisme dalam kelangsungan hidupnya. Protein berguna untuk metabolisme
sel, pembentukan jaringan, dan lain-lain. Hasil perhitungan statistik kadar protein
kasar ampas sagu hasil fermentasi A. niger pada level urea dan zeolit yang berbeda.
Asam amino merupakan komponen utama pe-nyusun protein, yang dibagi dalam dua
kelompok, yaitu asam amino-esensial dan non-esensial. Asam amino esensial tidak
dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus ditambahkan dalam bentuk
makanan, sedangkan asam amino non-esensial dapat diproduksi dalam tubuh Asam
amino esensial terdiri dari lysin, methionin, valin, histidin, fenilalanin, arginin,
isoleusin, threonin, leusin, dan triptofan. Asam amino non-esensial terdiri dari asam
aspartat, asam glutamat, alanin, tirosin, sistin, glisin, serin, prolin, hidroksilin,
glutamin, dan hidroksiprolin Rataan nilai kandungan asam amino ampas sagu hasil
fermentasi A. niger pada level urea dan zeolit yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Muhsafaat, dkk. 2015. Kualitas Protein dan Komposisi Asam Amino Ampas Sagu
Hasil Fermentasi Aspergillus niger dengan Penambahan Urea dan Zeolit. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia (JIPI). Vol.20 (2) : 124-130, ISSN : 0853-4217.

Mursyid, dkk. 2005. Fermentasi Substrat Padat Pada Onggok Dengan Aspergillus
oryzae : Evaluasi Kandungan Protein Dan Asam Amino , Kecernaan Dan
Ketersediaan Energi Pada Ayam Broiler. Jurnal Buletin Peternakan. Vol. 29 (2): 71-
78, ISSN : 0126-4400.

Purnomo, dkk. 2012. Kadar Protein Dan Profil Asam Amino Daging Kambing
Peranakan Etawah (PE) Jantan Dan Peranakan Boer (PB) Kastrasi. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Hasil Ternak. Vol.7 (1) : 1-5, ISSN : 1978 – 0303.

Anda mungkin juga menyukai